PENGARUH PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE

Download Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Pengaruh Penerapan. Good Corporate Governance Terhadap Rasio Profitabilitas Perusahaan di...

0 downloads 558 Views 10MB Size
1

PENGARUH PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP RASIO PROFITABILITAS PERUSAHAAN DI BEI

DESI KRISTIANI SIMBOLON

DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014

2

3

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Pengaruh Penerapan Good Corporate Governance Terhadap Rasio Profitabilitas Perusahaan di BEI adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

Bogor, Mei 2014

Desi Kristiani Simbolon NIM H24100099

4

ABSTRAK DESI KRISTIANI SIMBOLON. Pengaruh Penerapan Good Corporate Governance terhadap Rasio Profitabilitas Perusahaan di BEI. Dibimbing oleh ABDUL KOHAR IRWANTO. Good Corporate Governance (GCG) merupakan salah satu hal yang sangat penting bagi sebuah perusahaan. GCG merupakan sebuah tata kelola yang telah diatur oleh pemerintah yang di tuliskan dalam undang-undang. Penerapan GCG pada setiap perusahaan pasti berbeda-beda, tetapi tetap mengikuti standar yang telah berlaku dalam pemerintah. Rasio profitabilitas perusahaan setidaknya dapat menggambarkan kinerja keuangan sebuah perusahaan tersebut walaupun harus ditunjang dengan rasio lainnya. Nilai Return On Asset (ROA) dan Return On Equity (ROE) merupakan aspek yang terkandung dalam rasio profitabilitas. Penelitiani ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh penerapan GCG terhadap rasio profitabilitas perusahaan. Berdasarkan uji yang dilakukan pada EViews 6.0, penerapan GCG menunjukan pengaruh terhadap rasio profitabilitas perusahaan. Skor penerapan GCG (CGPI) sebagai variabel independen serta nilai ROA dan ROE perusahaan sebagai variabel dependen. Kata kunci: corporate governance perception index (CGPI), good corporate governance (GCG), return on asset (ROA), return on equity (ROE)

ABSTRACT DESI KRISTIANI SIMBOLON. The Influence of Application Good Corporate Governance on Company Profitability Ratio in BEI. Supervised by ABDUL KOHAR IRWANTO. Good corporate Governance (GCG) is one important thing to notice in a company. GCG is a rule that is arranged by government that has been legally confirmed. The implementation of GCG in every company is surely different but it has to follow the standard that has been made by the government. Company profitability ratio can visualize the finance performance of the company it self eventhough it has to be also supported by another ratio measurement. The value of Return on Asset (ROA) and Return on Equity (ROE) is two aspects on profitability. The purpose of the research to knowing how the influence implementation of GCG on company profitability ratio. According to the value that was measured by the E-Views 6.0 application, the implementation of GCG shows the impact of company profitability ratio. CGPI score is remarked as the independent variable and the range of ROA and ROE of the company remarked as dependent variable. Keywords: corporate governance perception index (CGPI), good corporate governance (GCG), return on asset (ROA), return on equity (ROE)

5

PENGARUH PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP RASIO PROFITABILITAS PERUSAHAAN DI BEI

DESI KRISTIANI SIMBOLON Skripsi Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Manajemen

DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMIMANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014

6

7

Judul Skripsi : Pengaruh Penerapan Good Corporate Governance Terhadap Rasio Profitabilitas Perusahaan di BEI Nama : Desi Kristiani Simbolon NIM : H24100099

Disetujui oleh

Dr Ir Abdul Kohar Irwanto. M.Sc Dosen Pembimbing

Diketahui oleh

Dr Ir Muhamad Najib. S.TP M.Si Ketua Departemen

Tanggal Lulus:

8

PRAKATA Puji dan Syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat karunia-Nya yang melimpah sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Desember 2013 ini ialah Pengaruh Penerapan Good Corporate Governance terhadap Rasio Profitabilitas Perusahaan di BEI. Terima kasih penulis ucapkan kepada Dr Ir Abdul Kohar Irwanto, M.Sc selaku pembimbing, evaluator seminar dan penguji siding hasil penelitian ini. Terima kasih juga saya ucapkan kepada Drs. Edward H Siregar, SE MM dan Dra. Siti Rahmawati M.Pd selaku dosen penguji siding hasil penelitian saya. Terimakasih juga saya ucapkan kepada pihak lembaga riset IICG yang telah membantu peneliti dalam perolehan data dan informasi dalam penelitian ini. Terimakasih penulis sampaikan kepada keluarga besar; J.Simbolon, K.Manik, Richie F Sianturi, Jeanny Fransisca.Simbolon, Nofaria Simbolon, Jhon Peter. Simbolon atas dukungan dana, doa, dan semangat yang diberikan. Terimakasih atas dukungan teman-teman satu bimbingan, Icha, Viana, Mirza, Tomy, Heru, Alvinda, Eka Pratiwi, Lenggogeni, Nurjaelani, dan seluruh keluarga Manajemen 47. Terimakasih atas dukungan teman-teman; Tuty, Kartini,Ellisa, Efita, Dian, Revi, Revina, Putri Rodua, Hellena, Andreas, Yunita, Desi Wulan, Laura P, Puti P, Advent, Rio Andreas,Lerfi, Dita, Meta, Marlina, Angga Febriawan, Tim Imam Musik GBP, Tim Sekretaris PMK 2012 dan 2014, BPH Komlit 2012, BPH Kopral 2014, TPB A12, Tim Basket Putri FEM, Komunitas CeweQuat sisterhood Batch 2, Komunitas Teens Go Green Jakarta, dan teman-teman yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan karya ilmiah ini. Semoga karya ilmiah ini bermanfaat. Bogor, Mei 2014 Desi Kristiani Simbolon

9

DAFTAR ISI DAFTAR TABEL

vi

DAFTAR GAMBAR

vi

DAFTAR LAMPIRAN

vi

PENDAHULUAN

1

Latar Belakang

1

Perumusan Masalah

2

Tujuan Penelitian

2

Manfaat Penelitian

3

Ruang Lingkup Penelitian

3

TINJAUAN PUSTAKA

3

METODE

5

Kerangka Penelitian

5

Jenis Sumber Data dan Metodologi Pengumpulan Data

6

Populasi dan Sampel Penelitian

6

Prosedur Analisis Data

6

HASIL DAN PEMBAHASAN Penerapan GCG pada Perusahaan Sampel Penelitian

9 9

Rasio profitabilitas Perusahaan Sampel Penelitian

15

Pengaruh Penerapan GCG terhadap Rasio Profitabilitas

16

Implikasi Manajerial

20

SIMPULAN DAN SARAN

21

DAFTAR PUSTAKA

21

LAMPIRAN

24

10

DAFTAR TABEL 1 2 3 4 5 6 7 8 9

Perusahaan sampel penelitian Selang nilai statistik nilai Durbin Watson dan kesimpulannya Skor CGPI perusahaan sampel penelitian periode 2008-2012 Hasil pengukuran rasio profitabilitas Statistik deskriptif Hasil uji normalitas heterokedastisitas Hasil uji autokorelasi Durbin Watson Hasil uji regresi antara penerapan GCG dan ROA Hasil uji regresi antara penerapan GCG dan ROE

6 8 15 16 16 18 18 19 19

DAFTAR GAMBAR 1 2 3 4 5

Jumlah Instansi yang melakukan konfirmasi keikutsertaan Peserta CGPI 2007 – 2012 Kerangka Pemikiran Penelitian Hasil uji normalitas CGPI terhadap ROA Hasil uji normalitas CGPI terhadap ROE Hasil uji heterokedastisitas

2 5 17 17 18

DAFTAR LAMPIRAN 1 2 3 4 5

Penelitian terdahulu Data kepesertaan CGPI tahun 2008 hingga 2012 Pemilihan model terbaik untuk data panel Hasil analisa model FEM Hasil analisa model PLS

24 24 25 26 27

1

PENDAHULUAN Latar Belakang Pada krisis ekonomi tahun 1997 hingga 2008 pelaksanaan tata kelola perusahaan yang baik, atau lebih dikenal dengan Good Corporate Governance, menjadi isu yang mengemuka di Indonesia. Akibat buruknya tata kelola pemerintahan dan perusahaan Indonesia pada tahun 1997 hingga 1999 menyebabkan perekonomian Indonesia menjadi terpuruk (Zarkaysi 2008). Penegakan demokrasi dan Good Governance menjadi wacana dan agenda nasional termasuk Good Corporate Governance (GCG). GCG diperkenalkan, didiskusikan, dan dijadikan arahan strategis dalam mengelola sebuah entitas korporasi sebagai upaya yang diyakini dapat mendorong solusi bagi perekonomian Indonesia. Pada tahun 1999 yang ditandai dengan hadirnya Komite Nasional Kebijakan Corporate Governance (KNKCG), telah lahir banyak peraturan perundangundangan dan inisiatif kebijakan yang dikeluarkan dengan tujuan untuk mendorong penegakan GCG di Indonesia. Upaya penegakan GCG juga didukung oleh Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam LK), Bursa Efek Indonesia (BEI) dan Bank Indonesia yang mengeluarkan berbagai implementasi GCG terhadap perusahaanperusahaan yang berada dalam pengawasan dan pembinaan masing- masing lembaga sejak tahun 2000 (Suprayitno et al. 2012). Penerapan GCG pada perusahaan dinilai penting, karena dapat memberikan nilai tambah dan mendorong terciptanya pasar efisien bagi perusahaan baik dimata pemerintah, investor, dan masyarakat. Hal ini mendorong terbentuknya lembaga riset yang menekuni pada penilaian penerapan GCG pada perusahaan yaitu Indonesia Institute Corporate Governance (IICG) sejak tahun 2001. Sejak dimulainya Undang-Undang Perseroan Terbatas (PT) No 40 tahun 2007 yang menuntut perusahaan untuk menerapkan Good Corporate Governance sebagai bagian dari kewajiban. Ferdiana (2012) mengemukakan bahwa GCG merupakan suatu prinsip atau peraturan yang mengarahkan dan mengendalikan perusahaan serta memberikan perlindungan bagi pihak-pihak minoritas dan juga sebagai alat pemantau kinerja perusahaan. Setiap tahunnya instansi atau perusahaan yang menyetujui mengikuti rekapitulasi konfirmasi keikut pesertaan cenderung meningkat. Hal ini dapat memberikan sedikit pernyataan bahwa kesadaran perusahaan terhadap penerapan GCG sudah mulai meningkat. Hal ini dapat di lihat pada Gambar 1. Perusahaan yang menerapkan GCG berdasarkan ketentuan undang-undang dalam menjalankan kegiatan operasional, umumnya memberikan pengaruh positif di seluruh bidang pada perusahaan. Hal ini memberikan suatu fenomena baru sehingga semakin banyak perusahaan yang menerapakan konsep GCG dengan sangat menarik dan terus mengalami inovasi di perusahaan masing-masing. Penerapan GCG dapat mempengaruhi beberapa hal, diantaranya adalah nilai Return On Asset (ROA) dan Return On Equity (ROE) yang diperoleh perusahaan atas laba bersih dalam jangka waktu tertentu. Nilai ROA menunjukan seberapa cepat perputaran aktiva pada perusahaan diukur dari volume penjualan pada periode tertentu. Menurut Sugiono (2009) nilai ROA memberikan gambaran pada

2

efisiensi dana yang digunakan persahaan. Sedangkan nilai ROE menunjukan tingkat pengembalian laba yang diberikan bagi pemegang saham. Nilai ROE dapat digunakan menjadi salah satu alat ukur keberhasilan bisnis yang sedang dijalani. Menurut Dani dalam Wati (2012) faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja keuangan antara lain GCG.

Gambar 1 Jumlah instansi yang melakukan konfirmasi keikutsertaan peserta CGPI 2007-2012 Dalam penelitian ini, peneliti mencoba membuktikan pengaruh antara penerapan GCG terhadap rasio profitabilitas pada perusahaan yang masuk dalam sampel perusahaan yang dilakukan oleh lembaga riset. Jika penerapan yang dilakukan perusahaan memiliki pengaruh yang positif terhadap rasio profitabilitas, maka perlu diadakan perbaikan demi meningkatkan penerapan GCG, serta mengharapkan memberikan pengaruh yang sama pada rasio profitabilitas perusahaan. Perumusan Masalah Penelitian ini menguji pengaruh penerapan GCG terhadap rasio profitabilitas yaitu nilai ROA dan ROE pada perusahaan yang terdaftar di Corporate Governance Perception Index (CGPI) dan BEI periode 2008-2012. Skor penerapan GCG pada penelitian ini sebagai variabel independen, sedangkan nilai ROA dan ROE sebagai variabel dependen. Berdasarkan pemaparan tersebut maka dapat dirumuskan permasalahan dalam penelitian ini yaitu: 1. Bagaimana penerapan GCG pada setiap perusahaan ? 2. Bagaimana rasio profitabilitas perusahaan dengan menghitung Return On Asset (ROA ) dan Return On Equity (ROE) ? 3. Bagaimana pengaruh penerapan GCG terhadap rasio profitabilitas perusahaan ? Tujuan Penelitian Sejalan dengan permasalahan yang telah di rumuskan diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Menguraikan penerapan GCG pada perusahaan.

3

2. 3.

Mengukur rasio profitabilitas perusahaan sampel penelitian dengan menghitung Return On Asset (ROA ) dan Return On Equity (ROE). Menguji pengaruh GCG terhadap rasio profitabilitas perusahaan. Manfaat Penelitian

1.

2. 3.

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah: Dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dan masukan dalam pengambilan kebijakan dan keputusan investasi pada perusahaan yang menerapkan GCG guna meningkatkan nilai profitabilitas perusahaan. Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Manajemen. Memberikan referensi dalam melakukan penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan tema GCG serta dapat menambah pengetahuan dan wawasan bagi masyarakat. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini menguji pengaruh penerapan GCG (CGPI) terhadap rasio profitabilitas yang mencakup nilai ROA dan ROE pada perusahaan yang memenuhi kriteria sebagai sampel penelitian dan tidak membahas semua perusahaan yang telah menerapkan GCG yang terdaftar di BEI. Perusahaan yang terpilih sebagai sampel penelitian adalah perusahaan non-bank yang mengikuti keikutsertaan menjadi perusahaan yang diriset oleh IICG selama lima tahun berturut-turut mulai tahun 2008-2012. Hasil penelitian ini belum dapat mempresentasikan penerapan GCG pada seluruh perusahaan di Indonesia secara menyeluruh.

TINJAUAN PUSTAKA Good Corporate Governance (GCG) Good Corporate Governance (GCG) didefinisikan sebagai struktur, sistem dan proses yang digunakan oleh Dewan Komisaris dan Direksi guna memberikan nilai tambah perusahaan yang berkesinambungan dalam jangka panjang dengan tetap memperhatikan kepentingan stakeholders lainnya, berlandaskan peraturan perundangan dan norma yang berlaku. Zarkaysi (2008) menjelaskan asas yang berlaku dalam GCG diantaranya: 1. Transparansi; untuk menjaga obyektivitas dalam menjalankan bisnis sehingga perusahaan harus menyediakan informasi yang jelas dan relevan dengan cara yang mudah dan dipahami oleh pemangku kepentingan. 2. Akuntabilitas; perusahaan harus dapat mempertanggungjawabkan kinerjanya secara transparan dan wajar. Maka dari itu organisasi harus dikelola dengan benar, terukur dan sesuai dengan kepentingan organisasi dengan tetap memperhitungkan kepentingan pemegang saham dan pemangku kepentingan lain. 3. Responsibilitas; perusahaan harus mematuhi peraturan perundang-undangan serta melaksanakan tanggung jawab terhadap masyarakat dan lingkungan

4

sehingga dapat terpelihara kesinambungan usaha dalam jangka panjang dan mendapat pengakuan sebagai good corporate citizen. 4. Independensi; melancarkan asas GCG, perusahaan harus dikelola secara independen sehingga masing-masing organ perusahaan tidak saling mendominasi dan tidak diintervensi oleh pihak lain. 5. Kesetaraan dan kewajaran; perusahaan harus senantiasa memperhatikan kepentingan pemegang saham dan pemangku kepentingan lainnya. Corporate Governance Perception Index (CGPI) Corporate Governance Perception Index (CGPI) adalah program riset dan pemeringkatan penerapan tata kelola perusahaan yang baik pada perusahaan publik dan BUMN di Indonesia. Program CGPI diselenggarakan oleh Indonesian IICG yang sejak tahun 2001 bekerja sama dengan majalah SWA sebagai mitra dalam mempublikasikan hasil yang diperoleh. Pelaksanaan CGPI dirancang untuk memberikan arahan kepada perusahaan yang diteliti untuk meningkatkan kualitas penerapan GCG melalui perbaikan yang terus menerus dengan selalu mengevaluasi dan melakukan patok banding. Pelaksanaan CGPI mengangkat tema yang berbeda-beda setiap tahunnya. Penilaian CGPI menyangkut empat elemen utama yaitu self assessment, kelengkapan dokumen, penyusunan makalah, dan obeservasi. Setiap elemen penilaian memiliki bobot yang berbeda-beda. Pemberian skor pada CGPI terbagi kedalam tiga pemeringkatan yaitu “sangat terpercaya”, “terpercaya”, dan “cukup terpercaya”. Hasil skor CGPI menunjukan kesungguhan Dewan Komisaris dan Direksi dalam menciptakan suasana kondusif agar para anggota perusahaan bertindak jujur, menepati janji, serta menjunjung tinggi tata nilai dan norma yang selaras dengan prinsip GCG dalam upaya mewujudkan bisnis yang beretika dan bermartabat (SWA dalam Caesari 2013). Rasio Profitabilitas Laporan Keuangan merupakan sebuah data yang penting bagi perusahaan, terlebih perusahaan yang sudah go public. Berdasarkan laporan keuangan diketahui keadaan finansial dan hasil yang telah dicapai perusahaan. Semakin tinggi nilai profitabilitas sebuah perusahaan, maka dapat diindikasikan bahwa perusahaan tersebut memiliki kinerja yang baik. Rasio profitabilitas yaitu rasio yang menunjukan hasil akhir sejumlah kebijaksanaan dan keputusan-keputusan (Riyanto 2010). Penelitian Terdahulu Penelitian yang dilakukan oleh Retno dan Priantinah (2012) dengan judul Pengaruh GCG dan Pengungkapan CSR terhadap nilai perusahaan. Periode yang digunakan lima tahun, kesimpulan yang diperoleh bahwa GCG berpengaruh terhadap nilai perusahaan dengan variabel ukuran perusahaan dan laverage. Penelitian yang dilakukan oleh Wati (2012) dengan judul Pengaruh GCG terhadap kinerja keuangan perusahaan di BEI. Kesimpulan yang diperoleh adalah praktik GCG berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan yang di

5

proksikan dengan menghitung nilai ROE, serta perusahaan yang terdaftar dalam BEI. Penelitian yang dilakukan oleh Putra (2012) dengan judul Analisis Data Panel untuk menguji pengaruh mekanisme GCG Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Asuransi. Peneliti menyimpulkan bahwa mekanisme GCG memiliki pengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan asuransi yang terdaftar di BEI.

METODE PENELITIAN Kerangka Penelitian Berdasarkan landasan teori dan permasalahan yang dikemukakan, berikut kerangka pemikiran teoritis yang dituangkan dalam Gambar 2. Perusahaan yang terdaftar dalam CGPI dan BEI

Penerapan GCG

Laporan Keuangan

Skor Penerapan GCG pada perusahaan (X)

Nilai ROA dan ROE pada perusahaan (Y1 , Y2)

Implikasi Manajerial

Rekomendasi

Gambar 2 Kerangka pemikiran penelitian Berdasarkan Gambar 2 dijelaskan bahwa perusahaan membutuhkan sejumlah dana demi kegiatan operasional perusahaan. Penerapan GCG dan laporan keuangan perusahaan menjadi senjata bagi investor untuk menganalisis keberlangsungan suatu perusahaan dan menjadi pertimbangan dalam melakukan investasi. Penerapan GCG pada setiap perusahaan berbeda-beda, tetapi seluruh pelaksanaannya tetap berlandaskan asas TARIF. Selain itu penerapan GCG pada perusahaan diindikasikan dapat mempengaruhi rasio profitabilitas perusahaan. Penelitian ini mulanya didasarkan karena sudah meluasnya penerapan GCG pada perusahaan-perusahaan yang telah beroperasi di Indonesia. Penerapan GCG pada perusahaan, dapat mempengaruhi banyak hal yang dalam organisasi atau perusahaan. Salah satu hal yang di pengaruhi atas penerapan GCG adalah rasio profitabilitas perusahaan.

6

Jenis Sumber Data dan Metodologi pengumpulan Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder diperoleh dari: Studi kepustakaan; dengan cara mengumpulkan data, literatur dan dokumentasi yang berkaitan. Data literatur yaitu mengambil data historis berupa catatan yang mendukung dari pihak terkait tentang penerapan GCG pada perusahaan. Sedangkan dokumentasi yaitu data skor penerapan GCG (CGPI) dari laporan IICG yang diterbitkan setiap tahun dan laporan keuangan baik dari BEI maupun laporan tahunan perusahaan. Populasi dan Sampel Penelitian Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan yang beroperasi di Indonesia dan telah menerapkan GCG. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik non probability sampling dengan metode purposive sampling yaitu teknik penentuan sampel penelitian berdasarkan suatu kinerja tertentu. Kriteria yang digunakan adalah perusahaan non-bank yang terdaftar pada keikutsertaan peserta CGPI dan terdaftar pada BEI selama lima tahun berturut-turut, sejak 2008-2012, berdasarkan kriteria diatas maka diperoleh delapan perusahaan. Tabel 1 No 1 2 3 4 5 6 7 8

Perusahaan sampel penelitian Nama Perusahaan PT Aneka Tambang Tbk PT Bakrieland Development Tbk PT Bukit Asam Tbk PT Garuda Indonesia Tbk PT Jasa Marga Tbk PT Panorama Transportasi Tbk PT Telekomunikasi Tbk PT United Tractors Tbk

Kode Saham ANTM ELTY PTBA GIAA JSMR WEHA TLKM UNTR

Prosedur Analisis Data Pengolahan data dalam penelitian ini dilakukan dengan metode analisis statistik regresi linier untuk menguji pengaruh antarvariabel. 1. Analisis Kuantitatif Analisis kuantitatif yang dilakukan yaitu mengukur rasio profitabilitas perusahaan. ……………………………………………………(1)

….……………………………………………….(2) Rasio profitabilitas adalah rasio yang dapat menggambarkan kemampuan perusahaan mendapatkan laba melalui semua kemampuan, dan sumber yang ada seperti kegiatan penjualan, kas, modal, jumlah karyawan, jumlah cabang, dan sebagainya.

7

2. Analisis Deskriptif Ananlisis deskriptif merupakan analisis yang menggambarkan fenomena atau karakteristik dari data. Analisis deskriptif yang digunakan dalam penelitian ini berupa nilai rata-rata, maksimum, minimum dan standar deviasi. 3. Analisis Data Panel Data panel adalah data yang merupakan penggabungan data time series dan cross section. Dengan kata lain, data yang diperoleh dari data cross section yang diobservasi berulang pada unit individu (objek) yang sama pada waktu yang berbeda (Juanda 2009). Menurut Baltagi dalam Juanda 2009 mengemukakan keuntungan menggunakan data panel adalah: kombinasi data deret waktu dan cross section, data panel memberikan data yang lebih informatif, lebih bervariasi, mengurangi kolinearitas antarpeubah, memperbesar derajat kebebasan dan lebih efisien; cross section yang berulangulang dari tahun ke tahun, maka dapat dipelajari suatu bentuk perubahan yang dinamis; data panel dapat digunakan untuk memelajari model perilaku yang lebih kompleks; dapat mengurangi bias yang mungkin terjadi bila kita mengagresi individu atau perusahaan kedalam agregasi yang luas. Langkah analisis data panel yang dilakukan dengan memilih metode terbaik dari tiga pilihan yang disediakan yaitu Pooled Ordinary Least Square (PLS), Random Effect Model (REM) dan Fixed Effect Model (FEM). Pemilihan metode didasarkan atas uji yang dilakukan, yaitu; uji Chow dilakukan untuk menguji metode PLS dan FEM, uji Lagrange Multiplier (LM) dilakukan untuk menguji metode PLS dan FEM, sedangkan uji Hausmann dilakukan untuk menguji metode FEM dan REM. 4. Uji Asumsi Klasik Dalam analisis regresi untuk menghasilkan suatu model yang baik, maka harus dilakukan asumsi klasik terlebih dahulu yang, dalam penelitian ini uji asumsi klasik yang dilakukan mencakup: a. Uji Normalitas Uji ini dilakukan untuk mengidentifikasi error term apakah sudah terdistribusi secara normal atau tidak. Hal ini dapat dilihat dari nilai probability yang dihasilkan. Jika lebih dari taraf nyata α = 5%, maka data dapat dikatakan menyebar normal. b. Uji Heterokedastisitas Uji heterokedastisitas memberi asumsi dalam regresi dimana varians dari residual tidak sama untuk satu pengamatan ke pengamatan yang lain. “Data dikatakan tidak terjadi heterokedastisitas atau homokedastisitas apabila nilai sum square residual Weighted statistics lebih kecil dari sum square residual Unweighted statistics” (Dita 2013:23). c. Uji Autokolerasi Autokolerasi dapat dilihat dengan cara membandingkan nilai Durbin Watson (DW) hasil estimasi dengan nilai Durbin Watson (DW) pada tabel. Jika nilai DW berada pada selang dU
8

Tabel 2 Selang nilai statistik Durbin Watson dan kesimpulannya Nilai Durbin-Watson 0 < DW < < DW < < DW < 44< DW< 44- < DW< 4

Kesimpulan Ada autokorelasi positif Tidak ada kesimpulan Bebas autokorelasi Tidak ada kesimpulan Ada autokorelasi negative

5. Analisis regresi Analisis regresi merupakan analisis yang bertujuan untuk menentukan model yang paling sesuai untuk pasangan data serta dapat digunakan untuk membuat model dan menyelidiki hubungan antara dua variabel. Model yang diperoleh memang belum merupakan jaminan utama terhadap kebenaran dan masih harus ditentukan oleh uji hipotesis keberartian model. Menurut Juanda (2009), model yang digunakan adalah sebagai berikut: Y1 = ROA = β0 + β1X it + µit Y2 = ROE = α0 + α1Xit + µit Keterangan: β0 = intersept atau konstanta. β1 = Koefisien penerapan GCG α0 = Intersept atau konstanta α1 = Koefisien penerapan GCG Xi-t = Skor penerapan GCG µit = Error term 6. Uji Hipotesis Uji Hipotesis yang dilakukan dalam penelitian ini terdiri dalam dua jenis yaitu: a. Uji t Uji t disebut juga uji signifikansi individual.Pengujian ini dilakukan untuk melihat ada tidaknya pengaruh signifikan antara variabel independen dan dependen. Bentuk hipotesisnya yaitu: H0 : b1 = 0, artinya suatu variabel independen secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. H1 : b1 ≠ 0, artinya suatu variabel independen secara parsial berpengaruh terhadap variabel dependen. Kriteria pengambilan keputusan: Jika probabilitas < 0.05, maka H1 diterima dan H0 ditolak. Jika probabilitas > 0.05, maka H1 ditolak dan H0 diterima. b. Koefisien determinasi (R2) Setelah dilakukan uji t, dilanjutkan dengan mengukur proporsi pengaruh variabel independen terhadap variasi perubahan variabel dependen. Nilai R2 memiliki nilai antara 0 sampai dengan 1. Semakin mendekati 1 maka pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen semakin kuat.

.

9

HASIL DAN PEMBAHASAN Penerapan GCG pada Perusahaan Sampel Penelitian Penerapan GCG pada PT Aneka Tambang Tbk Berdasarkan laporan tahunan PT Aneka Tambang Tbk, Dewan Komisaris melaksanakan tugasnya dalam pengawasan dan pemberian nasihat yang berpedoman pada prinsip-prinsip GCG dan selalu mendorong agar implementasi GCG benar-benar diterapkan sebagai landasan operasional perusahaan. Praktek GCG yang diterapkan secara konsisten dan berkesinambungan merupakan komitmen yang akan di penuhi oleh PT ANTAM dalam pengelolaan organisasinya dan menjaga kepentingan keseimbangan pihak luar. PT ANTAM bersungguh-sungguh menerapkan peraturan GCG dengan memperhatikan prinsip– prinsip GCG yaitu Transparency, Accountability, Responsibility, Independency, dan Fairness. Beberapa upaya telah dilakukan perusahaan demi meningkatkan kualitas organisasi, diantaranya melakukan restrukturisasi organisasi yang direncakan lebih efisien serta berkala, dengan merekrut dan mengembangkan kualitas sumberdaya manusia yang sejalan dengan terus meningkatnya perkembangan usaha organisasi. Sepanjang tahun 2012, penyempurnaan sistem manajemen kinerja dan sistem manajemen unjuk kerja, dilakukan oleh PT ANTAM melalui penyusunan Standard Operating Procedure (SOP) yang digunakan sebagai sebagai pedoman dalam pelaksanaan aktivitas baru di perusahaan, melakuan penyempurnaan atas sistem pengendalian internal, memberlakukan penerapan manajemen risiko diseluruh lini kegiatan usaha perusahaan dan melakukan sosialisasi dan internalisasi penerapan GCG di perusahaan. Komitmen perusahaan dalam membudayakan praktik-praktik terbaik GCG diaktualisasikan dengan senantiasa menindaklanjuti rekomendasi penerapan GCG yang dianjurkan oleh penilai independen dan secara berkala melakukan pengkajian dan pengkinian atas kebijakan GCG yang berlaku di perusahaan untuk disesuaikan dengan kondisi terkini dan peraturan perundang–undangan yang berlaku, serta memublikasikan kebijakan GCG tersebut di portal internal PT ANTAM agar dalam melakukan aktivitas pekerjaan selalu memperhatikan nilai dan norma etika yang berlaku di ANTAM ANTAM berkomitmen menerapkan prinsip–prinsip GCG secara konsisten dengan tujuan: 1. Meningkatkan kinerja ANTAM dengan proses pengambilan keputusan yang lebih baik dan berhati-hati dengan selalu memperhatikan kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku dan mengendalikan risiko yang timbul, serta menghindari benturan kepentingan. 2. Meningkatkan profesionalisme dan pengembangan sumber daya manusia ANTAM dengan melakukan penilaian kinerja yang lebih obyektif, transparan dan wajar, serta membangun struktur organisasi yang efisien dengan fungsi, sistem dan pertanggungjawaban yang jelas. 3. Mengoptimalkan potensi dan nilai tambah sumber daya alam secara ekonomis dengan pengelolaan risiko yang lebih efektif.

10

Memastikan bahwa pengelolaan keuangan dilakukan secara hati-hati dan terkendali, dan menyusun laporan keuangan ANTAM secara akurat dan dapat dipertanggungjawabkan dengan suatu sistem pengendalian internal yang handal dan manajemen risiko yang sehat. 5. Meningkatkan kepercayaan investor, kreditur dan pemegang saham dengan selalu melakukan meng-update data atau informasi yang materiil dan relevan secara transparan, akurat, berkualitas dan dapat dipertanggungjawabkan. 6. Memperhatikan kepentingan stakeholders ANTAM dengan memperjelas hak dan kewajiban masing-masing pihak, serta melaksanakan hubungan usaha yang sehat dan bertanggung jawab. 7. Melaksanakan pemberdayaan masyarakat dan ikut berperan aktif melestarikan lingkungan, khususnya di sekitar kegiatan operasi ANTAM. 4.

Penerapan GCG pada PT Bakrieland Development Tbk Berdasarkan laporan tahunan PT Bakrieland Development Tbk, tata kelola perusahaan merupakan proses dan struktur yang mengatur pengelolaan perusahaan dengan tujuan mewujudkan pengelolaan perusahaan secara profesional, menciptakan proses pengambilan keputusan yang didasari nilai moral yang tinggi, dan kepatuhan terhadap peraturan perundang–undangan yang berlaku serta membangun kesadaran tiap organ perusahaan dalam menjalankan fungsi dan peran. Perusahaan yang ingin memberikan nilai tambah bagi pemangku kepentingan dan memepertahankan keunggulan dalam menghadapi persaingan harus menerapkan GCG secara konsisten dan konsekuen serta menjadikannya sebagai budaya kerja yang berlaku di dalam perusahaan. Peran aktif dan dukungan penuh Dewan Komisaris dan direksi sangat penting dalam memastikan penerapan prinsip GCG pada setiap aspek, seperti: 1. Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris dan Direksi. 2. Kelengkapan dan pelaksanaan tugas komite–komite dan satuan kerja yang menjalankan fungsi pengendalian internal perusahaan. 3. Penerapan fungsi kepatuhan dan manajemen resiko. Rencana strategis perusahaan berdasarkan rencana kerja dan anggaran perusahaan 4. Transparansi informasi termasuk diantaranya kondisi keuangan perusahaan. Penerapan Prinsip GCG pada Bakrieland dilakukan dengan memperhatikan Pedoman Umum GCG Indonesia yang disusun oleh KNKG terkait penerapan prinsip keterbukaan, akuntabilitas, pertanggungjawaban, independensi, serta kesetaraan dan kewajaran. 1. Keterbukaan Prinsip keterbukaan dan upaya menjaga obyektivitas selalu diterapkan oleh Bakrieland dalam menjalankan bisnisnya melalui penyediaan informasi yang material dan relevan serta dengan cara yang mudah diakses dan dipahami oleh pemangku kepentingan. Informasi diberikan kepada publik dan pemegang saham dengan memperthatikan peraturan Bapepam-LK maupun atas inisiatif sendiri. Laporan yang diterbitkan secara berkala dan tepat waktu. Informasi diberikan melalui beberapa media. 2. Akuntabilitas Perusahaan memiliki sistem pengelolaan perusahaan yang mendukung terciptanya kejelasan fungsi, pelaksanaan dan pertanggungjawaban organ

11

perusahaan. Beberapa langkah yang dilakukan yaitu pelaporan Direksi kepada Dewan Komisaris mengenai rencana anggaran tahunan dan evaluasi bersama atas kinerja keuangan perseroan, penyampaian laporan keuangan RUPS Tahunan, pembentukan Audit Internal dan penunjukan auditor eksternal, serta pemberlakuan etika bisnis dan pedoman perilaku perusahaan 3. Pertanggungjawaban Perusahaan berusaha mengutamakan kepatuhan terhadap peraturan perundangundangan serta melaksanakan tanggung jawab terhadap masyarakat dan lingkungan sehingga dapat terpelihara kesinambungan usaha dalam jangka panjang dan mendapat pengakuan sebagai warga korporasi yang baik. Perusahaan melakukan kegiatan CSR dan terlibat langsung dalam berbagai kegiatan sosial. 4. Independensi Perusahaan memastikan bahwa pengelolaan perusahaan dilakukan secara independen sehingga masing-masing organ perusahaan tidak saling mendominasi dan tidak dapat diintervensi oleh pihak lain 5. Kesetaraan dan kewajaran Perusahaan menerapkan perlakuan yang setara baik kepada publik, otoritas pasar modal, komunitas pasar modal, maupun para pemangku kepentingan. Hubungan antar pihak direksi dengan karyawan dijaga dengan memperhatikan hak dan kewajiban secara adil dan wajar. Penerapan GCG pada PT Bukit Asam Tbk Berdasarkan laporan tahunan PT Bukit Asam Tbk, perseroan senantiasa berusaha menerapkan prinsip-prinsip tata kelola yang baik, mencakup asas transparency, accountability, responsibility, independency dan fairness, secara seimbang dengan pembangunan nilai-nilai dan budaya perusahaan yang tertuang dalam rumusan kode etik serta budaya perusahaan. Pada tahun 2010 Perseroan melaksanakan beberapa upaya perbaikan tata laksana dan peningkatan kualitas penerapan GCG, diantaranya: 1. Perusahaan dibantu konsultan untuk mengembangkan soft structure GCG yang baru, yaitu: Panduan Kerja Bagi Dewan Komisaris dan Direksi (Board Manual), GCG Code, Code of Conduct. 2. Salah satu Soft Structure GCG adalah Code of Conduct yaitu suatu pedoman perilaku bagi seluruh jajaran perseroan. Code of Conduct ini telah disosialisasikan kepada seluruh jajaran. 3. Kebijakan tentang benturan kepentingan. 4. Kebijakan tentang larangan pemberian dan penerimaan hadiah, suap dan sejenisnya. 5. Kebijakan tentang pengadaan barang dan jasa. 6. Tata laksana sistem pelaporan pelanggaran. Pelaksanaan lembar kepatuhan terhadap pedoman perilaku yang harus ditandatangani oleh setiap pegawai. Tujuan penerapan GCG di perseroan adalah: 1. Mengendalikan dan mengarahkan hubungan antara Pemegang Saham, Dewan Komisaris, Direksi, karyawan, pelanggan, mitra kerja, serta masyarakat dan lingkungan. 2. Mendorong dan mendukung pengembangan perseroan.

12

Mengelola sumber daya secara lebih amanah. Mengelola risiko secara lebih baik. Meningkatkan pertanggungjawaban kepada stakeholders. Mencegah terjadinya penyimpangan dalam pengelolaan perseroan. Memperbaiki budaya kerja perseroan. Meningkatkan citra perseroan menjadi semakin baik. Komitmen, konsistensi serta keberhasilan perseroan dalam menerapkan tata kelola yang baik telah membuahkan berbagai bentuk penghargaan dari lembaga independen.

3. 4. 5. 6. 7. 8.

Penerapan GCG pada PT Garuda Indonesia Tbk Berdasarkan laporan tahunan PT Garuda Indonesia Tbk, pedoman kebijakan perusahaan menjadi salah satu mekanisme sistem corporate governance yang telah digunakan sebagai acuan dalam penetapan kebijakan-kebijakan operasional perusahaan. Pendekatan perusahaan dalam mengembangkan dan menerapkan tata kelola perusahaan adalah dengan melakukan penyelarasan antara programprogram tata kelola perusahaan dengan rencana strategis perusahaan. Garuda Indonesia menyebutnya dengan Good Corporate Citizen (GCC) tujuannya adalah mewujudkan praktik bisnis yang bersih, beretika dan bermartabat disemua lapisan manajemen dan perusahaan. Upaya mewujudkan perusahaan yang bersih dan beretika merupakan suatu perjalanan yang panjang. Sasaran yang dicapai adalah membangun kesadaran mengenal etika perusahaan, pengendalian grafitasi dan whistleblowing system ke seluruh pegawai perusahaan melalui promosi dan sosialisasi secara intensif. Penerapan GCG pada PT Jasa Marga Tbk Berdasarkan laporan tahunan PT Jasa Marga Tbk, perusahaan menyadari bahwa penerapan GCG secara sistematis dan konsisten merupakan kebutuhan yang harus dilaksanakan. Untuk menerapkan kinerja dan kepatuhan terhadap implementasi prinsip-prinsip GCG perusahaan menyusun Pedoman Tata Kelola Perusahaan. Jasa Marga menjadikan GCG sebagai budaya antara lain: 1. Untuk Pertumbuhan Perseroan yang konsisten dan berkesinambungan yang direfleksikan dari rasio marjin yang semakin membaik, yaitu peningkatan aset (antara lain panjang jalan), pendapatan usaha, pangsa pasar dan ekuitas. 2. Meningkatnya kepercayaan stakeholders yang direfleksikan dari: a. Naiknya nilai saham Perseroan dan jumlah kapitalisasi pasar. b. Meningkatnya nilai rating Perseroan yang dikeluarkan oleh lembaga rating. c. Mendapatkan tingkat bunga yang kompetitif dari kreditur. d. Kemudahan mencari mitra dalam setiap kegiatan usaha Perseroan. e. Meningkatnya tingkat kepuasan pelanggan, dalam hal ini pengguna jalan tol. 3. Memiliki Insan Jasa Marga yang berkualitas baik dari aspek hard skills maupun soft skills. 4. Menjadi perusahaan yang dapat dijadikan tolok ukur baik di industrinya maupun secara umum. Dengan penerapan GCG sebagai budaya pada perusahaan, membuat perusahaan menerima banyak manfaat yaitu pencapaian visi dan misi perseroan yang dituangkan dalam rencana jangka panjang perusahaan. Serta rencana kerja anggaran perusahaan lebih mudah karena karena seluruh manajemen dan

13

karyawan memiliki komitmen dan paradigma yang sama dalam pencapaiannya. Selain itu pelaksanaan program kerja dapat lebih efektif dan efisien karena sistem dan prosedur kerja yang telah disusun berdasarkan kaidah GCG. Tujuan penerapan GCG pada perusahaan adalah: 1. Mengendalikan dan mengerahkan hubungan antara Pemegang Saham, Dewan Komisaris, Direksi, Karyawan, Pengguna Jalan Tol, Mitra Usaha, Kreditur, serta masyarakat dan Lingkungan. 2. Mendorong dan mendukung pengembangan, pengelolaan risiko Perusahaan secara lebih hati-hati, akuntabel, dan bertanggungjawab sejalan dengan prinsip-prinsip GCG. 3. Memaksimalkan nilai Perusahaan agar memiliki daya saing yang kuat, baik secara nasional maupun internasional. 4. Memberdayakan fungsi dan kemandirian masing-masing organ perusahaan 5. Mendorong pengelolaan Perusahaan secara professional, efektif dan efisien dan tercapai Visi dan Misi Perusahaan. 6. Mendorong agar pengelola Perusahaan dalam membuat keputusan dan menjalankan tindakan dilandasi nilai moral yang tinggi dan kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan. 7. Meningkatkan pertanggungjawaban kepada stakeholders. 8. Memperbaiki budaya kerja Perusahaan. 9. Meningkatkan pencitraan Perusahaan yang semakin baik. 10. Meningkatkan kontribusi dalam perekonomian nasional. Penerapan GCG pada PT Panorama Transportasi Tbk Berdasarkan laporan tahunan PT Panorama Transportasi Tbk, menjelaskan bahwa perusahaan telah menerapkan GCG sejak tahun 2008 hingga saat ini. Panorama transportasi menjalankan usaha bisnis perusahaan yang baik dan benar sesuai dengan aturan yang telah di tetapkan oleh pemerintah baik dari peraturan yang menyangkut perseroan maupun terkait dengan ketentuan pasar modal. Panorama juga menerapkan GCG sebagai budaya yang berarti menjadi sebuah ritual yang dimiliki dan dijalankan oleh karyawan perusahaan sejak level bawah sampai dengan level atas yang mencerminkan pelaksanaan kegiatan perusahaan dalam memecahkan persoalan manajemen baik secara internal perusahaan maupun yang terkait dengan pemangku kepentingan dan terkait juga dengan lingkungan bisnis. Perusahaan mengharapkan terciptanya pelaksanaan kegiatan usaha perseroan berlandaskan pada etika bisnis, sehat, bermartabat serta berkelanjutan guna mendorong kesejahteraan ekonomi dan berkeadilan. Penerapan GCG pada Panorama mengalami perkembangan dari waktu ke waktu dimana pada tahun 2010 panorama menciptakan dan menerapkan nilai- nilai yang berakar dari prinsip GCG. Nilai-nilai tersebut terdiri dari delapan landasan yang diterapkan secara berkesinambungan dan konsisten oleh karyawan baik dari level bawah sampai level atas, delapan nilai tersebut telah menggambarkan asas “TARIF”. Delapan landasan nilai yang wajib dijalankan oleh karyawan, adalah: customer foccus, innovation, capable, social responsibility, continual improvement, ethical, safety, dan integrity.

14

Penerapan GCG pada PT Telekomunikasi Tbk Berdasarkan laporan tahunan PT Telekomunikasi Tbk, menyatakan bahwa perusahaan senantiasa memperbaiki struktur maupun prosedur pelaksanaanya dan memastikan penerapan prinsip transparansi, akuntabilitas, tanggung jawab, indepedensi dan kewajaran di setiap lini perusahaan. Tujuan pelaksanaannya untuk memitigasi potensi risiko benturan kepentingan dalam pelaksanaan tugas, fungsi serta tanggung jawab baik di tingkat Dewan Komisaris, Direksi, manajemen maupun karyawan perusahaan. Komitmen penerapan GCG dalam organisasi Telkom mencerminkan keyakinan bahwa GCG merupakan kunci sukses pencapaian kinerja usaha yang efektif, efisien dan berkelanjutan yang sangat diperlukan dalam memenangkan persaingan. Secara internal, struktur maupun prosedur pelaksanaaan GCG diatur dalam keputusan Direksi tentang Pedoman Pengelolaan GCG No.29/2007 yang memuat kerangka kerja operasional terpadu untuk memastikan agar setiap transaksi yang dilakukan baik internal maupun eksternal, telah sesuai dengan etika maupun praktik tata kelola yang baik dan benar. Kecenderungan digital saat ini memberikan konsekuensi semakin cepatnya perubahan. Hal ini menuntut organisasi mengembangkan kapabilitas yang diperlukan agar mampu mengelola risiko perubahan dengan baik yang berujung pada dimilikinya kemampuan “berpikir cepat dan bertindak cepat” serta “mengetahui apa yang tidak diketahui”. Perusahaan terus memberdayakan dan memperkuat manajemen pengetahuan sebagai sarana pembelajaran organisasi dan karyawan. Seiring dengan berjalannya waktu maka penerapan GCG dipertegas dan dikembangkan dalam sebuah kerangka tata kelola grup usaha yang mencakup seluruh entitas dibawah Telkom Group. Perusahaan mengenalkan transformasi portofolio bisnis dengan istilah TIMES yaitu Telecommunication, Information, Media, Edutainment dan Services. Tahun 2012 merupakan tahun penguatan GCG di seluruh grup usaha perusahaan Telekomunikasi Indonesia. Penguatan ini dimaksudkan agar penerapan GCG senantiasa melekat dan selaras dengan tuntutan bisnis dan perubahan industri. Penerapan GCG pada PT United Tractors Tbk Berdasarkan laporan tahunan PT United Tractors Tbk , menjelaskan bahwa sektor pertambangan di Indonesia berkembang pesat berkat tingginya harga komoditas tambang. Selain itu konsumsi tambang di negeri sendiri juga tinggi karena pesatnya pembangunan pembangkit listik kian mendorong pertumbuhan kontraktor pertambangan. Penerapan GCG pada PT United Tractors Tbk sudah dilakukan dengan baik, hal ini ditunjukan dari hasil skor yang dilakukan oleh lembaga riset tentang penilaian GCG. Hasil yang diperoleh setiap tahunnya PT United Tractors rata-rata memiliki skor yang cukup tinggi. Peningkatan kualitas penerapan GCG sesuai dengan program yang diutamakan. Melalui wawasan jangka panjang tersebut maka PT United Tractors senantiasa memahami pentingnya kesinambungan setiap kegiatan yang dijalankan yang diyakini akan memberikan pengaruh pada nilai perusahaan.

15

Hal ini sesuai dengan keyakinan United Traktor bahwa penerapan prinsip GCG yang disertai landasan moral dan etika para pelaksana akan semakin mempercepat diperolehnya berbagai manfaat diantaranya yaitu: 1. Memperkokoh hubungan perusahaan dengan mitra bisnis utama berkat reputasi perusahaan yang terjaga dengan baik. 2. Menjadikan perusahaan yang terjaga dengan baik, menjadikan perusahaan sebagai pilihan pelanggan, membantu mencapai keberhasilan dengan prinsip win–win solution 3. Kinerja perusahaan maksimum, sebagai hasil dari pencapaian operational excellence dan innovative solution. 4. Meningkatkan motivasi dan kepuasan karyawan 5. Meningkatkan kapitalisasi perusahaan di pasar modal sebagai cerminan kepercayaan para pemegang saham. 6. Keberlanjutan perusahaan lebih terjamin sehingga dapat meningkakan stakeholder value. Selain dari pemaparan penerapan GCG pada perusahaan terdapat pula nilai penerapan GCG berdasarkan riset CGPI. Nilai tersebut terdiri dari empat element yaitu self assessment, dokumen, makalah, dan observasi yang telah di bobotkan dan menghasilkan nilai sebagai berikut: Tabel 3 Skor CGPI perusahaan sampel tahun 2008–2012 Tahun N Nama Perusahaan No 2008 2009 2010 1 PT Aneka Tambang Tbk 73.67 85.99 86.15 2 PT Bakrie Development 76.93 76.96 77.36 Tbk 3 PT Bukit Asam Tbk 82.27 84.11 84.33 4 PT Garuda Indonesia Tbk 81.58 85.35 82.82 5 PT Jasa Marga Tbk 81.62 82.65 83.42 6 PT Panorama Transportasi 68.71 69.97 70.1 Tbk 7 PT Telekomunikasi Tbk 88.67 89.04 89.01 8 PT United Tractors Tbk 85.44 86.89 87.36

2011 86.55

2012 88.71

77.37

67.4

82.55 85.84 83.65

83.88 85.93 84.52

68.9

70.11

89.57 87.77

90.58 85,02

Sumber: Suprayitno et al. (2008-2012)

Rasio Profitabilitas Perusahaan Sampel Penelitian Hasil pengukuran rasio profitabilitas yang mencakup Return on Asset (ROA) dan Return On Equity (ROE) pada perusahaan yang menjadi sampel penelitian dapat dilihat pada Tabel 4. Rasio profitabilitas perusahaan sampel penelitian periode 2008–2012, berfluktuasi setiap tahunnya. Tahun 2008–2009 ketika terjadi krisis ekonomi menjadikan nilai keuangan perusahaan tidak stabil sehingga nilai profitabilitasnya cenderung mengalami perubahan di tahun 2010 dan seterusnya. Nilai ROA dan ROE yang ditunjukan merupakan hasil pengolahan dari laporan keuangan tahunan perusahaan. Neraca konsolidasi dan laporan laba rugi menjadi bahan utama dalam pengambilan data. Nilai ROA dan ROE yang memiliki rata–rata tertinggi dalam lima tahun adalah PT Bukit Asam dengan nilai ROA sebesar 26.89 dan ROE

16

sebesar 28.89. Sedangkan posisi nilai ROA dan ROE terendah adalah PT Bakrie Development dengan nilai ROA sebesar -0.34 dan ROE sebesar – 0.16. Tabel 4 Hasil pengukuran rasio profitabilitas Nama Perusahaan PT Aneka Tambang Tbk PT Bakrie Development Tbk PT Bukit Asam Tbk PT Garuda Indonesia Tbk PT Jasa Marga Tbk PT Panorama Transportasi Tbk PT Telekomunikasi Tbk PT United Tractors Tbk

2008 ROA ROE

2009 ROA ROE

2010 ROA ROE

2011 ROA ROE

2012 ROA ROE

13.35

16.97

6.08

7.42

8.99

10.76

8.54

12.05

15.19

23.32

3.26

6.04

1.14

2.85

1.05

2.23

0.08

0.13

-7.23

12.03

27.96

42.71

33.77

47.84

23.03

31.55

26.84

37.82

22.86

34.21

6.37

71.35

6.88

31.69

0.38

1.49

4.49

10.71

3.02

6.64

4.83

10.77

6.14

13.82

6.46

15.66

5.64

14.11

6.20

15.69

3.54

6.94

3.23

7.01

0.12

0.37

1.70

5.66

1.54

6.99

11.64

30.95

11.62

29.06

15.91

35.73

15.02

25.39

16.49

27.41

11.65

23.90

15.64

27.58

13.04

24.00

11.44

17.81

12.70

21.45

Pengaruh penerapan GCG terhadap Rasio Profitabilitas pada Perusahaan Sampel Penelitian Statistik deskriptif Tabel 5 Statistik deskriptif Statistics N

Valid Missing

Mean Std. Deviation Minimum Maximum

ROA

ROE

CGPI

40 0 9.51

40 0 18.65

40 0 82.04

8.66 -7.23 33.77

15.79 -12.03 71.35

6.63 67.40 90.58

Berdasarkan hasil yang diperoleh dalam Tabel 5, dapat dideskripsikan bahwa rata-rata nilai variabel skor penerepan GCG perusahaan sampel penelitian periode 2008-2012 adalah 82.04 dengan nilai maksimum sebesar 90.58, nilai minimum sebesar 67.40 dan nilai standar deviasi adalah sebesar 6.63. Nilai standar deviasi menunjukan bahwa mungkin akan terjadinya peningkatan dan penurunan secara maksimum skor penerapan GCG, sehingga selang kepercayaan nilai GCG antara 75.41 (82.04-6.63) hingga 88.67 (82.04+6.63). Variabel nilai ROA di perusahaan sampel penelitian periode 2008-2012 dapat dideskripsikan bahwa rata-rata ROA seluruh perusahaan sebesar 9.51 dengan nilai maksimum sebesar 33.77, minimum sebesar -7.23, nilai standar deviasi sebesar 8.66. Nilai standar deviasi menunjukan, mungkin akan terjadinya peningkatan dan penurunan secara maksimum nilai ROA, sehingga selang kepercayaan nilai ROA antara 0.85 (9.51-8.66) hingga 18.77 (9.51+8.66). Variabel nilai ROE di perusahaan sampel penelitian periode 2008-2012 dapat dijelaskan bahwa rata-rata sebesar 18.65 dengan nilai maksimum sebesar

17

71.35, nilai minimum -12.03 dan nilai standar deviasi adalah 15.79. Nilai standar deviasi menunjukan bahwa, mungkin akan terjadinya peningkatan dan penurunan maksimum secara nilai ROE, sehingga selang kepercayaan nilai ROE antara 2.86 (18.65-15.79) hingga 34.44 (18.65+15.79). Hasil Uji Asumsi Klasik a. Hasil uji normalitas Uji normalitas pada penelitian ini menggunakan uji Jarque-Bera test. Jarque-Bera test mempunyai distribusi chi square dengan derajat bebas dua. Jika hasil probabilitas lebih besar dari α=5% maka data terdistribusi dengan normal (UNDIP 2011). 6

Series: Standardized Residuals Sample 2008 2012 Observations 40

5

4

3

2

1

Mean Median Maximum Minimum Std. Dev. Skewness Kurtosis

1.64e-16 -0.022219 4.566426 -4.214258 2.587380 0.022935 1.832743

Jarque-Bera Probability

2.274321 0.320728

0 -4

-3

-2

-1

0

1

2

3

4

5

Gambar 3 Hasil uji normalitas CGPI terhadap ROA Gambar 3 menunjukan hasil pengujian normalitas, diketahui bahwa nilai probabilitas data antara variabel penerapan GCG dan nilai ROA adalah 0.320. Nilai probabilitas pada model ini lebih besar dari α=5%, sehingga disimpulkan bahwa data telah terdistribusi secara normal. 10

Series: Standardized Residuals Sample 2009 2012 Observations 32

8

6

4

2

Mean Median Maximum Minimum Std. Dev. Skewness Kurtosis

0.057103 0.157546 2.125817 -2.105503 1.006857 -0.174792 2.848626

Jarque-Bera Probability

0.193497 0.907785

0 -2

-1

0

1

2

Gambar 4 Hasil uji normalitas CGPI terhadap ROE Gambar 4 menunjukan hasil pengujian normalitas, diketahui bahwa nilai probabilitas antara variabel penerapan GCG dan nilai ROE adalah 0.907. Nilai probabilitas pada model ini lebih besar dari α=5%, sehingga disimpulkan bahwa data telah terdistribusi secara normal.

18

b. Hasil uji heterokedastisitas Tabel 6 Hasil uji heterokedastisitas Variabel Sum squared resid Weighted CGPI dan ROA 261.0868 CGPI dan ROE 31.53094

Sum squared Unweighted 406.8800 2032.077

Berdasarkan hasil pengujian heterokedastisitas yang diperoleh pada Tabel 6, diketahui bahwa nilai sum squared resid Weighted lebih kecil dari nilai sum squared resid Unweigheted. Hasil yang diperoleh berlaku pada pengujian antara CGPI dan ROA serta pengujian antara CGPI dan ROE. Hal ini menjelaskan bahwa tidak terjadi masalah heterokedastisitas dalam data. Kesimpulan juga diperkuat dengan hasil gambar yang diperoleh. 3

1.6 1.2

2

0.8 1

0.4 0

0.0 -0.4

-1

-0.8 -2

-1.2

39

37

34

32

29

27

24

Standardized Residuals

Standardized Residuals

CGPI dan ROA

22

40

19

35

17

30

14

25

9

20

12

15

7

10

4

5

2

-3

-1.6

CGPI dan ROE

Gambar 5 Hasil uji heterokedastisitas Gambar 5 menjelaskan tidak terjadi masalah heterokedastisitas baik antara CGPI dan ROA maupun antara CGPI dan ROE, karena titik-titik telah menyebar pada grafik secara acak, baik di atas maupun di bawah angka 0, serta tidak membentuk suatu pola tertentu. c. Hasil uji autokorelasi Tabel 7 Hasil uji autokorelasi Durbin Watson Variabel dU DW 4-dU CGPI dan ROA 1.5444 2.167 2.4556 CGPI dan ROE 1.5019 1.867 2.4981

Kesimpulan Bebas Autokorelasi Bebas Autokorelasi

Berdasarkan hasil diketahui pada Tabel 7, pengujian autokorelasi antara CGPI dan ROA menunjukan besarnya nilai Durbin Watson sebesar 2.167. Nilai DW menurut tabel dengan n = 40 dan k =1 didapat angka dl = 1.4421 dan du = 1.5444. Nilai DW yang diperoleh berada diantara nilai du dan 4-du, maka disimpulkan bahwa tidak terdapat autokorelasi. Pengujian autokorelasi antara CGPI dan ROE menunjukan nilai Durbin Watson sebesar 1.867. Nilai DW menurut tabel dengan n = 32 dan k = 1 didapat angka dl = 1.3734 dan du = 1.5019. Nilai DW yang diperoleh berada diantara nilai du dan 4-du, maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat autokorelasi.

19

Hasil Analisis Regresi Linier Analisis regresi merupakan fungsi prediksi suatu variabel dengan menggunakan variabel lain. Tabel 8 Hasil uji regresi antara penerapan GCG dan ROA Variabel Koefisien Std. Error t-Statistik CGPI 0.264634 0.122187 2.165805 C -12.19654 10.02620 -1.216466

Probabilitas 0.0381 0.2330

Berdasarkan Tabel 8, dapat diperoleh persamaan ROA sebagai berikut: ROA = -12.19654 + 0.264634 CGPI + µit Persamaan diatas berlaku untuk seluruh perusahaan yang menjadi sampel perusahaan. Model diatas mendeskripsikan bahwa setiap kenaikan satu skor penerapan GCG akan memberikan pengaruh sebesar 0.265 poin terhadap nilai ROA. Diketahui bahwa terdapat nilai individual effect setiap perusahaan yang berbeda-beda. PT Bukit Asam Tbk merupakan perusahaan yang memiliki individual effect paling besar diantara delapan perusahaan yaitu 2.676405. Sedangkan individual effect paling kecil diantara delapan perusahaan yaitu PT Bakrieland Development Tbk senilai -8.044972. Nilai ini memberikan asumsi bahwa, ketika seluruh variabel bebas penelitian tidak berpengaruh, maka PT bukit Asam Tbk memiliki nilai ROA yang paling besar dibandingkan perusahaan lainnya. Sedangkan pada PT Bakrieland Development Tbk, ketika seluruh variabel bebas penelitian tidak berpengaruh, maka PT Bakrieland Development memiliki nilai ROA paling kecil dibandingkan perusahaan lainnya. Nilai individual effect merupakan nilai yang memberikan penambahan bagi setiap nilai konstanta pada model. Pada penelitian ini pembahasan mengenai individual effect tidak dibahas lebih lengkap. Tabel 9 Hasil uji regresi antara penerapan GCG dan ROE Variabel Koefisien Std. Error t-Statistik CGPI 0.616675 0.208749 2.954139 C -44.65510 17.16027 -2.602238 ROE (-1) 0.489410 0.0065292 7.495704

Probabilitas 0.0062 0.0144 0.0000

Berdasarkan Tabel 9, dapat di peroleh persamaan ROE: ROE = -44.65510 + 0.616675 CGPI + 0.489410 ROE(-1) + µit Persamaan diatas berlaku untuk seluruh perusahaan yang menjadi sampel dalam penelitian ini. Model diatas mendeskripsikan bahwa setiap kenaikan satu skor penerapan GCG akan memberikan pengaruh sebesar 0.617 poin terhadap nilai ROE. Sedangkan setiap kenaikan satu nilai ROE yang diperoleh di perusahaan pada tahun sebelumnya, akan memberikan pengaruh sebesar 0.489 poin terhadap ROE. Pada penelitian ini pembahasan mengenai nilai ROE pada tahun sebelumnya tidak dibahas lebih lengkap.

20

Hasil Uji Hipotesis a. Hasil uji t 1). Hasil uji t terhadap ROA Berdasarkan hasil yang diperoleh pada Tabel 8, nilai probabilitas pada variabel penerapan GCG (CGPI) adalah 0.038. Hasil menunjukan bahwa nilai kurang dari α=5%, sehingga dapat disimpulkan bahwa penerapan GCG pada perusahaan terbukti signifikan dan memiliki pengaruh terhadap nilai ROA. 2). Hasil uji t terhadap ROE Berdasarkan hasil yang diperoleh pada Tabel 9, nilai probabilitas pada variabel penerapan GCG (CGPI) adalah 0.006 dan variabel ROE(-1) adalah 0.000. Hasil menunjukan bahwa nilai kurang dari α=5%, sehingga dapat disimpulkan bahwa penerapan GCG pada perusahaan terbukti signifikan dan memiliki pengaruh terhadap nilai ROE. b. Hasil pengujian R2 (R Square) 1). Hasil pengujian R2 terhadap ROA Merujuk pada Lampiran 4, ditunjukan hasil pengujian R2 yang diperoleh adalah 0.910336. Hal ini menunjukan bahwa 91% nilai ROA dapat dijelaskan oleh variabel penerapan GCG (CGPI) dan sisanya dijelaskan oleh faktor lain di luar model. 2). Hasil pengujian R2 terhadap ROE Merujuk pada Lampiran 5, diperoleh hasil pengujian R2 yang diperoleh adalah 0.734758. Hal ini menunjukan bahwa sekitar 73% nilai ROA dapat dijelaskan oleh variabel penerapan GCG (CGPI) dan ROE(-1) sedangkan sisanya dapat di jelaskan oleh faktor lain di luar model. Implikasi Manajerial Penerapan GCG pada perusahaan seharusnya ditegakan dan dilaksanakan dengan baik serta berkelanjutan dengan tetap berlandaskan asas yang telah ditetapkan yaitu; Transparency, Accountability, Responsibility, Independency,dan Fairness. Penerapan GCG pada perusahaan sebaiknya tidak hanya dilakukan karena adanya aturan pemerintah, tetapi juga sebagai suatu budaya perusahaan yang harus selalu di perbaharui agar menjadi lebih baik. Perusahaan yang telah mendapatkan predikat baik harus selalu mempertahankan, bahkan sebisa mungkin meningkatkan predikat tersebut. Predikat tata kelola yang baik memberikan dampak positif bagi perusahaan, mungkin saja akan dijadikan salah satu pertimbangan bagi investor yang akan memberikan dananya. Investor tidak saja hanya memikirkan keuntungan dalam jangka pendek, tetapi ia juga mempertimbangkan keuntungan jangka panjang.

21

SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Seluruh perusahaan yang menjadi sampel penelitian telah menerapkan GCG dengan baik dan sesuai aturan yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Berdasarkan hasil skor dari pemeringkatan CGPI, ke delapan perusahaan yang menjadi sampel pada penelitian ini menempati salah satu predikat dari yang telah di tetapkan yaitu sangat terpercaya, terpercaya dan cukup terpercaya. Rasio profitabilitas yang di hasilkan dari setiap perusahaan terbilang baik, karena tujuh dari delapan perusahaan tidak memiliki nilai negatif, tetapi untuk salah satu sampel perusahaan memiliki nilai profitabilitas negatif. Rasio profitabilitas yang baik menunjukan nilai ROA dan ROE bernilai positif. Penerapan GCG pada perusahaan memberikan pengaruh yang signifikan terhadap nilai rasio profitabilitas perusahaan baik nilai ROA maupun nilai ROE. Penerapan GCG dapat menjelaskan sebesar 91% nilai ROA pada perusahaan sampel, dan sekitar 9% dijelaskan oleh faktor selain GCG. Penerapan GCG dan nilai ROE(-1) dapat menjelaskan 73% nilai ROE pada perusahaan sampel, dan sekitar 27% dijelaskan oleh faktor selain GCG dan nilai ROE(-1). Hal ini menyatakan bahwa penerapan GCG pada perusahaan memengaruhi perputaran aktiva pada perusahaan yang diukur dari volume penjualan pada periode tertentu dan menunjukan tingkat pengembalian laba yang diberikan bagi pemegang saham. Saran Penerapan GCG pada perusahaan sebaiknya dilakukan secara terus menerus dengan memperhatikan perbaikan dan peraturan yang baru. Karena penerapan GCG mampu memberikan nilai positif bagi perusahaan sehingga perusahaan memiliki peluang lebih besar dibandingkan perusahaan lainnya di mata investor. Perusahaan disarankan melakukan cara yang unik untuk menarik hati pelanggan perusahaan, sehingga laba perusahaan akan meningkat serta selalu menjaga aktiva dan ekuitas perusahaan sehingga hasil rasio tetap stabil atau bahkan meningkat. Dengan meningkatnya tingkat ROA dan ROE akan memberikan dampak yang lebih baik. Penelitian selanjutnya diharapkan menggunakan jenis perusahaan yang lebih banyak dan menambah indikator rasio kinerja keuangan sehingga dapat merepresentasikan penerapan GCG di seluruh perusahaan di indonesia.

22

DAFTAR PUSTAKA Caesari AP. 2013. Analisis Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Kinerja Keuangan dan Harga Saham Perusahaan yang Masuk ke Dalam Pemeringkatan CGPI [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. Dita AS.2013. Analisis Daya Saing dan Permintaan Pariwisata Indonesia di Pasar Asean[skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. Ferdiana N. 2012. Pengaruh GCG terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Pertambangan di BEI. Jurnal Mahasiswa Akuntansi Fakultas Bisnis UNIKA Wiyata Mandala. [internet]. [diunduh 2014 Februari 10]: 01(02);11-15. Tersedia pada: jurnal.wima.ac.id/index.php/JIMA/article/viewFile/131/131. Juanda B, Junaedi. 20012. Ekonometrika Deret Waktu. Bogor(ID): IPB Press PT Aneka Tambang Tbk. 2013. Laporan Tahunan 2008-2012. Jakarta(ID): PT Aneka Tambang Tbk. PT Bakrieland Development Tbk. 2013. Laporan Tahunan 2008-2012. Jakarta(ID): PT Bakrieland Development Tbk. PT Bukit Asam Tbk 2013. Laporan Tahunan 2008-2012. Jakarta(ID): PT Bukit Asam Tbk. PT Garuda Indonesia Tbk. 2013. Laporan Tahunan 2008-2012. Jakarta(ID): PT Garuda Indonesia Tbk. PT Jasa Marga Tbk. 2013. Laporan Tahunan 2008-2012. Jakarta(ID): PT Jasa Marga Tbk PT Panorama Transportasi Tbk. 2013. Laporan Tahunan 2008-2012. Jakarta(ID): PT Panorama Transportasi Tbk. PT Telekomunikasi Tbk. 2013. Laporan Tahunan 2008-2012. Jakarta(ID): Jakarta PT Telekomunikasi Tbk. PT United Tractors Tbk. 2013. Laporan Tahunan 2008-2012. Jakarta(ID): PT United Tractors Tbk. Putra HSG. 2012. Analisis DATA Panel untuk Menguji Pengaruh Mekanisme Good Corporate Governance terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Asuransi [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. Retno RD. Priantinah D. 2012. Pengaruh GCG dan pengungkapan CSR terhadap nilai Perusahaan. Jurnal Nominal. [internet]. [diunduh 2014 Februari 12]; 1(1); 1-20. Tersedia pada: eprints.uny.ac.id/7985/. Riyanto B. 2010. Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan Edisi 4. Yogyakarta (ID): BPFE Yogyakarta Sugiono A.2009. Manajemen Keuangan untuk Praktisi Keuangan. Jakarta (ID): Grasindo Suprayitno G, Yasni S, Susanty A, Arsjah RG, Kusumah LH, Wicaksono A, Abidin Z, Susandy M, Tito SO, Riyadi A. 2008. Laporan hasil Riset dan Pemeringkatan CGPI 2007 Aktualisasi GCG sebagai Sebuah Sistem. Jakarta (ID): IICG Suprayitno G, Yasni S, Susanty A, Susandy M, Arsjah RG, Kusumah LH, Wicaksono A, Abidin Z, Tito SO, Riyadi A. 2009. Laporan hasil Riset dan Pemeringkatan CGPI 2008 GCG dalam Perspektif Manajemen Stratejik. Jakarta (ID): IICG

23

Suprayitno G, Yasni S, Susanty A, Arsjah RG, Kusumah LH, Wicaksono A, Abidin Z, Susandy M, Tito SO, Riyadi A et al. 2010. Laporan hasil Riset dan Pemeringkatan CGPI 2009 GCG sebagai Budaya. Jakarta (ID): IICG Suprayitno G, Yasni S, Susanty A, Arsjah RG, Kusumah LH, Kusnawijaya E, Abidin Z, Susandy M, Tito SO, Riyadi A et al. 2011. Laporan hasil Riset dan Pemeringkatan CGPI 2010 GCG dalam Perspektif Etika. Jakarta (ID): IICG Suprayitno G, Yasni S, Susanty A, Arsjah RG, Kusumah LH, Wicaksono A, Abidin Z, Susandy M, Tito SO, Riyadi A et al. 2012. Laporan hasil Riset dan Pemeringkatan CGPI 2011 GCG dalam Perspektif Risiko. Jakarta (ID): IICG Suprayitno G, Yasni S, Susanty A, Arsjah RG, Kusumah LH, Wicaksono A, Abidin Z, Susandy M, Tito SO, Riyadi A. 2013. Laporan hasil Riset dan Pemeringkatan CGPI 2012 GCG dalam Perspektif Pengetahuan. Jakarta (ID): IICG. [UNDIP] Universitas Diponogoro. 2011. Modul Eviews 6. Semarang (ID): Fakultas Ekonomika. Wati LM. 2012. Pengaruh Praktek Good Corporate Governance terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Manajemen Fakultas Ekonomi. [internet]. [diunduh 2014 Februari 14]; 01(01); 1-7. Tersedia pada: http://ejournal.unp.ac.id/students/index.php/mnj/article/download/43/31 Zarkaysi MW. 2008. Good Corporate Governance. Bandung (ID): Alfabetha.

24

LAMPIRAN Lampiran 1 Penelitian terdahulu Judul Penelitian Kelebihan Terdahulu Pengaruh GCG dan  Menggunakan variabel Pengungkapan CSR CSR sebagai salah satu terhadap nilai variabel independen. Perusahaan oleh Retno  Nilai perusahaan yang dan Priantinah (2012) di liat berdasarkan control size dan laverage Analisis Data Panel  Menggunakan Regresi untuk menguji pengaruh dengan data Panel. Penerapan Good  Menggunakan periode Corporate Governance selama lima tahun yaitu terhadap Kinerja sejak 2008-2012 Keuangan Perusahaan Asuransi oleh Hadi Septian Guna Putra (2012) Pengaruh Good  Memakai sampel Corporate Governance perusahaan sebanyak 13 terhadap kinerja perusahaan. keuangan perusahaan di  Hanya menggunakan Bursa Efek Indonesia analisis regresi saja. oleh Wati 2012)

Kekurangan  Menggunakan periode waktu empat tahun  CSR di nilai berdasarkan unsur subyektivitas.  Hanya menggunakan satu asumsi yaitu ROA.

 Hanya menggunakan laporan keuang perusahaan selama tiha tahun

Lampiran 2 Data kepesertaan CGPI tahun 2008 hingga 2012

25

26

Lampiran 3 Pemilihan model terbaik untuk data panel Pemilihan Model Estimasi Uji Chow

Uji LM

Pooled Least Square

Uji Hausmann

Random Effect

Fixed Effect

Lampiran 4 Hasil analisa model FEM Dependent Variable: ROA Method: Panel EGLS (Cross-section weights) Date: 04/28/14 Time: 13:54 Sample: 2008 2012 Periods included: 5 Cross-sections included: 8 Total panel (balanced) observations: 40 Linear estimation after one-step weighting matrix Cross-section SUR (PCSE) standard errors & covariance (d.f. corrected) Variable

Coefficient CGPI C

Std. Error

0.264634 0.122187 -12.19654 10.02620

t-Statistic 2.165805 -1.216466

Prob. 0.0381 0.2330

Effects Specification Cross-section fixed (dummy variables) Weighted Statistics R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression F-statistic Prob(F-statistic)

0.910366 0.887235 2.902095 39.35649 0.000000

Mean dependent var S.D. dependent var Sum squared resid Durbin-Watson stat

12.98084 10.52633 261.0868 2.167216

Unweighted Statistics R-squared Sum squared resid

0.907871 269.1438

Mean dependent var Durbin-Watson stat

9.515000 2.219912

27

Lampiran 5 Hasil analisa model PLS Dependent Variable: ROE Method: Panel EGLS (Period SUR) Date: 04/29/14 Time: 16:04 Sample (adjusted): 2009 2012 Periods included: 4 Cross-sections included: 8 Total panel (balanced) observations: 32 Linear estimation after one-step weighting matrix Period weights (PCSE) standard errors & covariance (d.f. corrected) Variable CGPI C ROE(-1)

Coefficient

Std. Error

t-Statistic

Prob.

0.616675 -44.65510 0.489410

0.208749 17.16027 0.065292

2.954139 -2.602238 7.495704

0.0062 0.0144 0.0000

Weighted Statistics R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression F-statistic Prob(F-statistic)

0.734758 0.716465 1.042724 40.16698 0.000000

Mean dependent var S.D. dependent var Sum squared resid Durbin-Watson stat

1.432796 2.085834 31.53094 1.867513

Unweighted Statistics R-squared Sum squared resid

0.644638 2032.077

Mean dependent var Durbin-Watson stat

16.76312 1.361940

28

RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Pangandaran tanggal 4 Desember 1992 dari ayah J.Simbolon dan Ibu K. Manik. Tahun 2010 penulis lulus dari SMA Negeri 1 Pangandaran dan pada tahun yang sama penulis juga lulus pada Ujian Seleksi Masuk IPB (USMI) dengan Mayor Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Selama masa perkuliahan, penulis aktif di beberapa organisasi dan berbagai kepanitian, baik didalam dan diluar kampus. Pada Tahun 2012 pernah menjabat sebagai Sekretaris Komisi Literatur PMK IPB. Dan sekarang masih menjabat sebagai Sekretaris Kelompok Pra Alumni PMK-IPB. Pada Tahun 2013 menjadi finalis Lomba “National Marketing Competition “ yang diadakan oleh beberapa universitas seperti Universitas Kristen Maranatha –Bandung dan Universitas Indonesia- Depok. Selain Prestasi Akademik, Penulis juga aktif dalam perlombaan non akademik seperti Basket dan Voley. Penulis berhasil meraih beberapa medali emas di ajang OMI, mewakili Fakultas, dan meraih medali perak dalam perlombaan tingkat Nasional FE UI-Cup cabang olahraga Basket Putri. Selain itu penulis juga aktif dalam komunitas intra kampus yaitu CeweQuat (basis: pengembangan diri) dan Teens Go Green (basis: volunteer) yang berlokasi di Jakarta.