BAB I PEMERIKSAAN TEMPERATUR TUBUH
A. PENDAHULUAN Hewan-hewan
tinggi
(burung
dan
mamalia)
bersifat
homeotermal
yakni
mempertahankan temperatur tubuh internalnya tidak tergantung kepada lingkungan pada batasan tertentu yang relatif sempit dengan menggunakan mekanisme termoregulasi pusat yang berada di area hipotalamus anterior. Mekanisme ini terdiri dari komponen neural dan hormonal. Temperatur tubuh yang subnormal akan memacu pelepasan adrenalin dan tiroksin, sedang temperatur tubuh yang tinggi akan menimbulkan efek yang sebaliknya. Panas dalam tubuh diproduksi oleh proses oksidasi intraselular dan proses-proses yang lain, tetapi juga dapat memperoleh tambahan dari luar tubuh seperti melalui proses radiasi, konduksi dan konveksi. Pada hewan yang sehat temperatur tubuh dipertahankan pada level tertentu melalui mekanisme penyesuaian antara produksi panas dan pembuangan panas. Panas merupakan produk sampingan dari proses metabolisme. Produksi panas dapat meningkat bilamana terjadi peningkatan aktivitas otot dan metabolisme dibawah pengaruh hormon seperti hormon tiroid dan katekolamin. Pelepasan panas dapat terjadi pemancaran, konduksi dan penguapan. Penurunan pelepasan panas dapat terjadi melalui mekanisme vasokonstriksi kulit, rambut berdiri, mencari tempat yang hangat, dan mempersempit permukaan tubuh melalui perubahan sikap tubuh. Regulasi temperatur tubuh terdapat di hypothalamus melalui reseptor yang ada di pusat maupun perifer. Perubahan temperatur tubuh sering terjadi pada berbagai penyakit Pada
bab
I
ini
akan
dibicarakan
tentang
temperatur
tubuh
dan
cara
pemeriksaannya pada hewan kecil dan besar. Bahan kuliah ini akan disajikan selama 2 jam tatap muka. Tujuan instruksional bab ini adalah bahwa setelah mengikuti kuliah ini mahasiswa dapat melakukan pemeriksaan terhadap temperatur tubuh pada pasien.
Universitas Gadjah Mada
1
B. PENYAJIAN
Temperatur tubuh internal Temperatur tubuh yang diukur dengan termometer bukanlah menjadi indikasi jumlah panas yang diproduksi oleh tubuh tetapi suhu tersebut hanyalah merupakan cerminan keseimbangan antara produksi dan pelepasan panas yang terjadi. Temperatur permukaan tubuh biasanya lebih rendah dari temperatur bagian tubuh yang lebih dalam. Adanya gradien temperatur tubuh ini sangat besar artinay bagi pelepasan panas tubuh. Meskipun temperatur rektal sering tidak selalu tepat menunjukkan temperatur tubuh, tetapi pada hewan rektum merupakan lokasi pengukuran temperatur tubuh yang cukup baik untuk memperoleh data temperatur tubuh. Pengukuran dapat dilakukan dengan menggunakan termometer air raksa. Sebelum dimasukkan hendaknya ujung termometer diberi pelicin. Termometer dimasukkan melalui spinkter ani dengan memutar termometer sampai ke dalam rektum. Di dalam rektum hendaknya ujung termometer selalu dijaga tetap menempel pada dinding rektum selama 2 menit agar mempeoreh hasil pengukuran temperatur yang optimal. Bilamana pengukuran suhu di rektum tidak dimungkinkan seperti pada kasus atoni spinkter ani dan adanya feses yang menumpuk di dalam rektum, maka pada hewan betina pengukuran dapat dilakukan di dalam vagina dengan catatan bahwa temperatur yang diperoleh di dalam vagina 0,5°C lebih tinggi dibanding di rektum. Temperatur tubuh normal beberapa spesies termaktub di dalam Tabel 1 berikut. Temperatur tubuh tersebut hanya berlaku pada individu dalam kondisi istirahat. Suhu dan kelmbaban lingkungan serta ventilasi sangat mempengaruhi suhu tubuh. Semakin kecil spesies hewan semakin tinggi suhu tubuhnya. Hewan benita, bunting dan anak hewan memiliki suhu tubuh yang lebih tinggi dibanding hewan jantan, tidak bunting dan hewan tua.
Universitas Gadjah Mada
2
Temperatur rektal normal (°C)
Tabel 1
Hewan
Temperatur rektal
(°C)
Rentang
Rerata
Kuda
37,2 - 38,0
37,6
Anak kuda
37,5 - 38,6
38,0
Sapi
37,8- 39,2
38,5
Anak sapi
38,6 - 39,8
39,2
Domba
38,9 - 40,0
39,5
Kambing
38,6 - 40,2
39,4
Babi dewasa
37,8 - 38,9
38,3
Babi muda
38,9 - 40,0
39,4
Anjing besar
37,5 - 38,6
38,0
Anjing kecil
38,6 - 39,2
38,9
Kucing
37,8 - 39,2
38,5
Kelinci
38,9 - 40,5
39,8
Pada semua hewan temperatur tubuh akan sangat bervariasi sepanjang hari. Temperatur tubuh terendah terendah ditemukan pada waktu pagi, sedikit meningkat pada tengah hari dan suhu tertinggi ditemukan pada sore hari (sampai 0,8°C lebih tinggi dibanding suhu pagi hari). Perbedaan suhu ini tidak memiliki keterkaitan dengan musim dan lamanya siang dan malam. Pada beberapa kasus penyakit seperti tubuerkulosis pada kuda temperatur pagi hari lebih tinggi dibanding suhu sore hari. Peningkatan temperatur tubuh secara fisiologis (sampai 1,5°C) dapat terjadi setelah makan, setelah kerja keras, pada hari melahirkan (kecuali anjing, biasanya temperatur tubuhnya subnormal), pada temperatur atmosfer yang tinggi dan bilamana hewan mengalami eksitasi. Pada hewan sehat yang menjalani latihan berat suhu yang meningkat akan segera kembali lagi ke batasan normal dalam waktu 10-20 menit, sedang pada hewan yang sakit latihan akan mengakibatkan peningkatan suhu tubuh yang lebih besar dan dikuti penurunan temperatur yang lambat (30-120 menit). Pada peristiwa proktitis (radang rektum) temperatur rektal akan terukur lebih tinggi dari temperatur tubuh sebenarnya. Keadaan yang sama juga ditemukan bilamana feses di dalam rektum mengalami fermentasi (aktivitas bakterial) akibat tertahan dalam rektum lebih lama. Pada kasus enteritis dengan diare, setelah defekasi, pemberian enema dingin, bila spinkter ani lumpuh maka temperatur rektal akan terukur lebih rendah dari suhu tubuh sebenarnya. Temperatur tubuh yang sub normal juga sering ditemukan pada individu yang telah tua, hewan yang mengalami emasiasi karena malnutrisi, shok, Universitas Gadjah Mada
3
hipokalsemia pasca kelahiran, impaksio rumen, penyakit jantung, hipotiroidismus dan menjelang kematian (meskipun banyak kecualiannya seperti tetanus). Rangkuman Temperatur tubuh intrnal diukur
dengan mengukur suhu rektal dengan
menggunakan termometer. Suhu tubuh menunjukkan adanya variasi sepanjang hari dan dapat dipengaruhi oleh berbagai hal seperti penyakit, status hormonal dan aktifitas hewan.
C. PENUTUP Latihan 1.
Terangkan secara singkat cara mengukur temperatur tubuh internal!
2.
Sebutkan hal-hal yang dapat menyebabkan temperatur tubuh meningkat!
3.
Sebutkan hal-hal yang dapat menyebabkan temperatur tubuh menurun!
Universitas Gadjah Mada
4