TEMPLAT TUGAS AKHIR S1

Download oleh IMAN RAHAYU HIDAYATI SOESANTO dan SRI DARWATI. Telur omega-3 dikenal masyarakat sebagai telur yang rendah lemak dan rendah kolesterol ...

0 downloads 275 Views 811KB Size
PRODUKTIVITAS AYAM RAS DAN ARAB MENGHASILKAN TELUR OMEGA-3 YANG DIPELIHARA PADA KANDANG KOLONI DAN INDIVIDU

HAFIDZ ILMAN ALBANA

DEPARTEMEN ILMU PRODUKSI DAN TEKNOLOGI PETERNAKAN FAKULTAS PETERNAKAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Produktivitas Ayam Ras dan Arab Menghasilkan Telur Omega-3 yang Dipelihara pada Kandang Koloni dan Individu adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor. Bogor, November 2014 Hafidz Ilman Albana NIM D14100035

ABSTRAK HAFIDZ ILMAN ALBANA. Produktivitas Ayam Ras dan Arab Menghasilkan Telur Omega-3 yang Diperlihara pada Kandang Koloni dan Individu. Dibimbing oleh IMAN RAHAYU HIDAYATI SOESANTO dan SRI DARWATI. Telur omega-3 dikenal masyarakat sebagai telur yang rendah lemak dan rendah kolesterol serta menyehatkan bagi tubuh. Pemenuhan kebutuhan telur omega-3 bisa diperoleh dari ayam ras dan ayam arab yang dipelihara pada kandang individu dan belum ada penelitian mengenai respon ayam ras dan arab yang dipelihara pada kandang yang berbeda (individu dan koloni) terhadap produktivitas dan kualitas eksterior telur omega-3 yang dihasilkan. Kualitas eksterior berperan penting bagi konsumen dalam memilih telur konsumsi. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji produktivitas dan kualitas eksterior telur omega-3 ayam ras dan arab yang dipelihara pada kandang koloni dan individu. Ternak yang digunakan adalah ayam ras strain Lohman dan ayam arab sebanyak 32 ekor untuk masing-masing jenis ayam dengan umur 21 minggu untuk ayam arab dan 45 minggu untuk ayam ras. Ayam ras dan arab sebanyak 16 ekor dipelihara pada kandang individu dengan ukuran 35 x 30 x 35 cm. Kemudian sebanyak 16 ekor ayam arab dan ayam ras dipelihara pada kandang koloni dengan ukuran 50 x 60 x 35 cm. Setiap kandang koloni diisi dengan 4 ekor ayam. Pakan yang digunakan adalah suplemen omega-3 yang dicampur dengan pakan komersial. Hasil penelitian ini yaitu produktivitas ayam ras yang dipelihara dalam kandang individu lebih baik dari pada kandang koloni. Produksi telur yang tinggi pada ayam arab dengan pemeliharaan pada kandang koloni. Jumlah telur omega3 yang retak, pecah dan abnormal pada kadang individu adalah 1.89% untuk ayam arab dan 1.33% untuk ayam ras dan pada kandang koloni 0.19% untuk ayam arab dan 0.18% untuk ayam ras. Kata kunci: ayam, kandang koloni, kandang individu, telur omega-3

ABSTRACT HAFIDZ ILMAN ALBANA. Productivity on Layer and Arabic Chicken to Produce of Omega-3 Egss on Colony and Individual Cage. Supervised by IMAN RAHAYU HIDAYATI SOESANTO and SRI DARWATI. Omega-3 eggs are known to the public as a low fat and low cholesterol and healthy for the body. Omega-3 eggs are an innovative product that is derived from omega-3 supplementation in the feed of laying hens. Fulfillment of omega-3 eggs are commonly obtained from laying hen and arabic (local chicken) that have a high productivity with maintenance in individual cages. However, there has been no research on the responses of laying hen and arabic are maintained in different cages (individual and colony) on productivity and exterior quality of omega-3 eggs. This study aimed to determine the productivity and exterior quality the omega-3 eggs from layer and arabic chickens. The chicken used Arabic breeds and layer with the age 21 and 45 weeks. Arabic and layer chicken were 16 birds kept in individual cages with size 35 x 30 x 35 cm. And 16 of arabic chickens and

layer kept in cages with colony size of 50 x 60 x 35 cm were filled with four birds each cage. The feed was commercial laying hens added omega-3 supplements. Results of this study were laying hens productivity levels maintained in individual cages better than the colony. While the arabic chicken, egg productivity in obtaining a high omega-3 was the maintenance of colony. The number of eggs were cracked, broken and abnormal on individual cage were 1.89% on arabic chicken and 1.33% on layer. Whereas on colony that cracked, broken and abnormal were 0.19% on arabic chicken and 0.18% on layer. Key words : chickens, colony cage, individual cage, omega-3 egg

PRODUKTIVITAS AYAM RAS DAN ARAB MENGHASILKAN TELUR OMEGA-3 YANG DIPELIHARA PADA KANDANG KOLONI DAN INDIVIDU

HAFIDZ ILMAN ALBANA

Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Peternakan pada Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan

DEPARTEMEN ILMU PRODUKSI DAN TEKNOLOGI PETERNAKAN FAKULTAS PETERNAKAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014

Judul Skripsi : Produktivitas Ayam Ras dan Arab Menghasilkan Telur Omega-3 yang Dipelihara pada Kandang Koloni dan Individu Nama : Hafidz Ilman Albana NIM : D14100035

Disetujui oleh

Prof Dr Ir Iman Rahayu HS, MS Pembimbing I

Dr Ir Sri Darwati, MSi Pembimbing II

Diketahui oleh

Prof Dr Ir Muladno, MSA Ketua Departemen

Tanggal Lulus:

PRAKATA Tiada yang pantas diucapkan kecuali melantunkan puji dan syukur dipanjatkan kepada Allah SWT atas segala karunia yang telah diberikan-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Agustus 2013 ini ialah telur omega-3, dengan judul Produktivitas Ayam Ras dan Arab Menghasilkan Telur Omega-3 yang Dipelihara pada Kandang Koloni dan Individu. Terima kasih penulis ucapkan kepada Prof Dr Ir Iman Rahayu Hidayati Soesanto, MS sebagai komisi pembimbing skripsi pertama, Dr Ir Sri Darwati, MSi selaku komisi pembimbing kedua yang juga sebagai dosen pembimbing akademik, dan Dr Ir Niken Ulupi, MS sebagai dosen penguji skripsi, serta Bapak Hamzah yang telah banyak membantu jalannya penelitian. Di samping itu, penghargaan penulis sampaikan kepada kedua orang tua, Bapak Wahyudin dan Ibu Zahrah serta kedua adik-adik penulis Riri Octiana Fajri dan Angga Yuzha Saputra yang selalu mendoakan dan memberikan semangat serta kasih sayangnya. Ungkapan terimakasih juga disampaikan kepada Annisa Kumala Suwandasari, Ega Jaka Utama, Risha Andriani, Asnidar Reni, Bayu Rizki Faoji, Veski Zunius, Siti Khoiri Inayah dan teman-teman BEM Fapet IPB “Kabinet D’AERION”, BEM KM IPB “Kabinet Berani Beda”, wisma Elfata, mahasiswa IPTP 47 serta seluruh mahasiswa Fapet dan IPB atas doa dan dukungannya selama penelitian. Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, November 2014 Hafidz Ilman Albana

DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN PENDAHULUAN Latar Belakang Tujuan Penelitian Ruang Lingkup Penelitian METODE Waktu dan Tempat Penelitian Bahan Alat Prosedur Pemeliharaan Ternak Analisis Data Peubah HASIL DAN PEMBAHASAN Produktivitas Ayam Ras Ayam Arab Retak, Pecah, dan Abnormal Analisis Efisiensi Produksi SIMPULAN DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN RIWAYAT HIDUP

vi vi vi 1 1 1 1 2 2 2 3 3 3 3 4 5 5 5 6 7 8 10 10 12 14

DAFTAR TABEL 1 2 3 4 5 6 7

Komposisi pakan komersial 105M Rataan produktivitas pada ayam ras Rataan produktivitas pada ayam arab Jumlah telur retak, pecah, dan abnormal pada ayam ras Jumlah telur retak, pecah, dan abnormal pada ayam arab Efisiensi produksi selama 6 minggu Jumlah dan harga telur selama 6 minggu

2 5 6 7 8 9 9

DAFTAR LAMPIRAN 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Analisis data konsumsi pakan ayam ras selama 6 minggu Analisis data berat telur ayam ras selama 6 minggu Analisis data hen day ayam ras selama 6 minggu Analisis data konversi pakan ayam ras selama 6 minggu Analisis data indeks telur ayam ras selama 6 minggu Analisis data kebersihan telur ayam ras selama 6 minggu Analisis data konsumsi pakan ayam arab selama 6 minggu Analisis data berat telur ayam arab selama 6 minggu Analisis data hen day ayam arab selama 6 minggu Analisis data konversi pakan ayam arab selama 6 minggu Analisis data indeks telur ayam arab selama 6 minggu Analisis data kebersihan telur ayam arab selama 6 minggu

12 12 12 12 12 12 13 13 13 13 13 13

PENDAHULUAN Latar Belakang Telur omega-3 dikenal masyarakat sebagai telur yang rendah lemak dan rendah kolesterol serta menyehatkan bagi tubuh. Telur omega-3 merupakan produk inovasi yang diperoleh dari pemberian suplemen omega-3 pada pakan ayam petelur, sehingga ayam menghasilkan telur yang mengandung suplemen omega-3. Iman Rahayu (2003) menjelaskan, telur bersuplemen omega-3 mampu menurunkan kandungan lemak, total kolesterol, dan meningkatkan kadar asam lemak omega-3 serta β karoten yang cukup signifikan dalam telur. Pemenuhan telur omega-3 umumnya diperoleh dari ayam ras (kerabang coklat) dan ayam arab (kerabang putih) yang dipelihara pada kandang individu. Pemeliharaan ayam petelur untuk meningkatkan produksi telur tidak hanya dipelihara pada kandang individu, melainkan dapat menggunakan kandang koloni. Belum ada penelitian yang mengkaji mengenai respon ayam ras dan arab yang diperlihara pada kandang yang berbeda (individu dan koloni) terhadap produktivitas dan kualitas eksterior telur omega-3 yang dihasilkan. Telah diketahui bahwa jenis kandang akan berpengaruh terhadap produktivitas (Santoso 2002). Berdasarkan hal tersebut, diduga bahwa produktivitas ayam ras dan arab dalam menghasilkan telur omega-3 akan berbeda jika dipelihara pada jenis kandang yang berbeda. Oleh karena itu, perlu adanya penelitian mengenai produktivitas ayam ras dan arab dalam menghasilkan telur omega-3 dan kualitas eksterior telur yang dipelihara pada kandang koloni dan individu. Selanjutnya hasil yang diperoleh dari penelitian tersebut dapat menjadi masukan bagi pelaku usaha sebagai referensi pemilihan manajemen yang baik dan efisien dalam memproduksi telur omega-3.

Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji produktivitas ayam ras dan arab dalam menghasilkan telur omega-3 serta membandingkan tingkat efisiensi pakan terhadap telur yang dipelihara pada kandang koloni dan individu. Selain itu, mengkaji pula kualitas eksterior pada telur omega-3 yang dihasilkan.

Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menghitung produktivitas yang meliputi konsumsi pakan, bobot telur, hen day, dan FCR, selain itu mengamati kualitas eksterior telur yang meliputi indeks, kebersihan, dan tingkat pecah, retak, serta abnormalitas telur omega-3 pada ayam ras maupun arab yang dipelihara pada kandang koloni dan individu selama 6 minggu. Data yang diperoleh disajikan

2 secara deskriptif dan dianalisis menggunakan T-test. Perlakuan yang digunakan adalah tipe kandang (koloni dan individu).

METODE Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian berlangsung pada bulan Agustus sampai Oktober 2013. Pengambilan data dilakukan selama 6 minggu. Lokasi penelitian di kandang penelitian Laboratorium Lapang Blok B Fakultas Peternakan IPB. Bahan Ternak Ternak yang digunakan adalah ayam ras strain Lohman dan ayam arab sebanyak 32 ekor untuk masing-masing jenis ayam dengan umur 21 minggu untuk ayam arab dan 45 minggu untuk ayam ras. Masing-masing ayam ras dan arab sebanyak 16 ekor dipelihara pada kandang individu. Sebanyak 16 ekor ayam arab dan ayam ras dipelihara pada kandang koloni yang diisi masing-masing 4 ekor setiap kandangnya. Masa adaptasi dilakukan selama 7 hari. Ayam yang digunakan berasal dari Laboratorium Lapang Kandang B, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor. Pakan Bahan pakan yang digunakan adalah campuran dari suplemen pakan paten omega-3 (Paten ID P0023652) yaitu terdiri dari ampas tahu dan minyak ikan sebanyak 5% dengan pakan komersial ayam petelur 105-M. Kandungan nutrisi paten suplemen omega-3 terdiri dari 2.6% asam lemak linoleat, 2.4% asam eikosapentanoat (EPA) dan 1.9% asam dokosahexanoat (DHA) (Iman Rahayu 2003). Kandungan nutrisi pakan komersial disajikan pada Tabel 1. Tabel 1 Komposisi pakan komersial 105-M Komposisi Pakan Energi Metabolis (Kkal/Kg) Air (%) Protein Kasar (%) Serat Kasar (%) Lemak Kasar (%) Abu (%) Calsium (%) Phosphor (%)

Jumlah 2 900 Maks 13 Min 17 Maks 6 Min 3 Maks 14 0.6 – 1.0 3.0 – 4.2

Keterangan : PT Gold Coin Indonesia (2013)

3 Alat Kandang Ayam dipelihara dalam kandang koloni yang berukuran 50 x 60 x 35 cm sebanyak 8 unit, dan kandang individu berukuran 35 x 30 x 35 cm sebanyak 32 unit. Setiap kandang koloni diisi dengan 4 ekor ayam, sedangkan pada kandang individu diisi 1 ekor setiap kandangnya. Peralatan Kandang Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah rak telur, ember pakan, pengaduk pakan, timbangan digital, terpal, jangka sorong, dan lampu Prosedur Pemeliharaan Ternak Sebelum diisi ayam, kandang dibersihkan dengan sabun dan air kemudian diberi desinfektan agar bersih dari bibit penyakit. Sebelum pemeliharaan, ayam ditimbang untuk mengetahui bobot awal, kemudian dimasukkan ke dalam kandang. Setiap kandang individu diisi dengan ayam ras 16 ekor dan ayam arab 16 ekor, sedangkan kandang koloni diisi dengan ayam ras sebanyak 4 ekor dan ayam arab 4 ekor untuk setiap kandangnya. Kandang koloni yang digunakan sebanyak 8 unit. Pemberian pakan dilakukan setiap hari sebanyak 120 g ekor-1hari-1 untuk ayam ras dan 80-85 g ekor-1 hari-1 untuk ayam arab. Ayam diberi air minum ad libitum. Pakan diberikan setiap pagi dan sore. Untuk meningkatkan performa ayam, diberikan pula egg stimulant agar produktivitas tetap terjaga. Pemberian egg stimulant diberikan ketika produktivitas ayam menurun. Koleksi telur dilakukan setiap hari dengan mengukur panjang serta lebar telur dengan menggunakan jangka sorong untuk mengetahui indeks telur. Penimbangan telur untuk mengetahui bobot telur dengan menggunakan timbangan digital. Pengamatan kualitas eksterior pada telur dilihat dari tingkat kebersihan dan keutuhan telur. Analisis Data Data yang diperoleh diuji secara deskriptif dengan membandingkan antara penelitian pertama yaitu ayam ras yang dipelihara menggunakan kandang koloni dan individu dengan penelitian kedua ayam arab yang dipelihara menggunakan kandang koloni dan individu. Data yang diperoleh dianalisi menggunakan T-test. Model matematika yang digunakan menurut Walpole (1995), yaitu: 𝑡=

(𝑥𝑎 − 𝑥𝑏 ) − (𝜇𝑎 − 𝜇𝑏 ) 𝑠𝑏𝑎2

√ t

=

xa xb 𝜇𝑎

= = =

𝑛𝑎

+

𝑠𝑏𝑏2 𝑛𝑏

Uji banding variabel yang diamati produktivitas pada ayam ras dan arab pada variabel kandang koloni dengan kandang individu. rataan variabel yang diamati pada kandang koloni rataan variabel yang diamati pada kandang individu nilai tengah rata-rata pada kandang koloni

4 𝜇𝑏 na nb sba sbb

= = = = =

nilai tengah rata-rata pada kandang individu jumlah sampel a jumlah sampel b simpangan baku a simpangan baku b

Peubah Metode perlakuan yang dilakukan pada penelitian ini adalah perbedaan pemeliharaan dalam kandang koloni dan individu dengan menggunakan ayam ras dan arab. Dalam penelitian ini peubah yang diamati meliputi konsumsi pakan, indeks telur, hen day, konversi pakan, dan kualitas eksterior yang terdiri dari retak, pecah, abnormal serta kebersihan telur. 1. Konsumsi pakan (g ekor-1 hari-1) Pengukuran konsumsi pakan dilakukan setiap minggu. Konsumsi pakan diperoleh dari selisih pemberian dengan sisa pakan yang ditimbang. Konsumsi pakan dihitung setiap minggu. 2. Berat telur (g butir-1) Penimbangan telur dilakukan setiap hari untuk memperoleh berat telur. Penimbangan menggunakan timbangan digital. 3. Produksi Telur/hen day (%) Produksi telur dihitung setiap hari selama penelitian setelah mencapai 5% produksi telur. Rumus yang digunakan untuk menghitung produksi telur sebagai berikut : Hen Day (%) = Jumlah produksi telur yang diperoleh x 100% Jumlah ayam yang dipelihara 4.

Indeks telur Pengukuran indeks telur dilakukan setiap hari pada telur yang dihasilkan. Nilai indeks telur diperoleh dari nilai lebar telur dibagi panjang telur. Pengukuran menggunakan jangka sorong. 5. Konversi Pakan Konversi pakan dihitung dari pembagian antara jumlah pakan yang dikonsumsi (g) dengan bobot telur (g) yang diperoleh selama penelitian (g ekor-1). 6. Kualitas Eksterior Penilaian kualitas eksterior telur ditentukan melalui tingkat kepecahan telur, keretakan telur, dan abnormalitas telur. Penilaian lainnya yaitu tingkat kebersihan telur. Persentase kategori bersih yang diklasifikasikan pada penelitian ini yaitu 85%-100% memiliki kualitas Aa, sedangkan 75%-84% memiliki kualitas A, nilai persentase antara 60%-74% memiliki kualitas B, kualitas C pada kisaran 50%-59%, dan kualitas D dibawah 50%. Penilaian dilakukan setiap hari selama penelitian. 7. Efesiensi Produksi Biaya produksi diperoleh dari penjumlahan total ransum, suplemen omega-3, dan vitamin. Jumlah keuntungan diperoleh dari selisih harga jumlah telur dengan biaya produksi.

5

HASIL DAN PEMBAHASAN Produktivitas Ayam Ras Ayam ras petelur memiliki produktivitas yang tinggi dalam menghasilkan telur. Rataan produktivitas ayam ras yang dipelihara pada kandang koloni dan inidividu disajikan pada Tabel 2. Tabel 2 Rataan produktivitas pada ayam ras. Tipe Kandang Peubah Koloni Individu -1 -1 Konsumsi Pakan (g ekor hari ) 100.00 ± 00 97.88 ± 2.04 Berat Telur (g butir-1) 61.07 ± 1.05 60.70 ± 0.50 Hen day (%) 81.25 ± 14.54 a 89.43 ± 7.86 b Konversi Pakan 1.99 ± 0.26 1.76 ± 0.09 Indeks Telur 0.76 ± 0.07 a 0.78 ± 0.07 b Kebersihan Telur 88.69 ± 3.33 88.62 ± 2.78 Keterangan : Huruf yang berbeda pada angka-angka di baris yang sama menunjukkan perbedaan yang nyata (P<0.05)

Secara biologis, ayam yang dipelihara pada kandang koloni mengkonsumsi pakan lebih banyak dibandingkan kandang individu. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 2. Faktor yang mempengaruhi yaitu tingkat persaingan pakan di kandang koloni cukup tinggi. Ayam ras yang memiliki kebutuhan nutrisi yang lebih tinggi akan mendominasi untuk mengkonsumsi pakan lebih banyak, sehingga pakan yang diberikan selalu habis. Keleluasaan bergerak menjadi faktor lainnya dalam mengukur tingkat konsumsi pakan. Ayam ras pada kandang koloni lebih leluasa bergerak sehingga membutuhkan energi yang lebih banyak. Sugino (2002) menjelaskan bahwa semakin sering ayam bergerak, akan semakin banyak energi yang terbuang dan akan semakin banyak pula pakan yang dibutuhkan. Secara statistik, konsumsi pakan ayam pada kandang koloni dan individu tidak berbeda. Ayam ras yang dipelihara pada kandang koloni memiliki berat telur lebih besar dibandingkan kandang individu karena disebabkan oleh faktor konsumsi pakan. Semakin banyak konsumsi pakan, maka dapat berpengaruh terhadap berat telur yang dihasilkan (Sugino 2002). Rataan hen day yang besar diperoleh pada kandang individu. Rataan hen day yang besar dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya konsumsi pakan dan genetik. Pada kandang individu, pakan yang diberikan dimakan sesuai dengan kebutuhan dan tidak adanya persaingan pakan sehingga produksi telur dapat optimal. Keunggulan kandang individu menurut Rasyaf (1994) yaitu mempermudah dalam pengontrolan produksi telur, kesehatan ayam, dan konsumsi ransum. Jumlah produksi telur tahunan pada ayam ras mencapai 300-310 butir ekor-1 (Iman Rahayu 2011). Produksi telur yang tinggi pada kandang individu akan berbanding terbalik dengan konversi pakan. Rataan hen day yang tinggi memiliki nilai konversi pakan rendah. Ayam ras yang dipelihara pada kandang individu memiliki nilai konversi pakan yang lebih kecil dibandingkan pada kandang koloni. Konversi pakan yang

6 rendah menunjukan ayam lebih efisien dalam mengubah pakan menjadi telur. Semakin rendah nilai konversi pakan maka akan semakin efisien mengubah pakan menjadi telur (Sugino 2002). Faktor yang mempengaruhi konversi pakan diantaranya produksi telur, energi dan nutrisi ransum, suhu lingkungan, bobot ayam, dan kesehatan ayam (Usman 2002). Rataan indeks telur masih dalam kondisi normal. Menurut Hermawan (2000) menilai indeks telur yang normal adalah kisaran 0.7 hingga 0.79 atau 70% - 79%. Tingkat kebersihan telur pada ayam ras yang dipelihara pada kandang koloni dan individu masih dalam kondisi normal. Kebersihan telur menjadi indikator konsumen dalam membeli telur. Pada umumnya konsumen lebih memilih untuk membeli telur yang bersih. Kebersihan telur omega-3 pada ayam arab dan ras lebih dari 85%. Berdasarkan mekanisme penilaian pada penelitian ini, telur tersebut tergolong sebagai telur yang bersih dengan kualitas Aa. Tingkat kebersihan telur berdasarkan USDA (1964) bahwa kerabang telur yang memiliki kualitas Aa adalah telur bersih, tidak retak, dan berbentuk normal. Ayam Arab Ayam arab merupakan ayam buras tipe petelur karena memiliki produksi telur yang tinggi. Rataan produktivitas ayam arab yang dipelihara pada kandang koloni dan individu disajikan pada Tabel 3. Tabel 3 Rataan produktivitas pada ayam arab Tipe Kandang Peubah Koloni Individu Konsumsi Pakan (g ekor-1 hari-1) 80.00 ± 00 78.19 ± 2.21 Berat Telur (g butir-1) 40.61 ± 0.92 a 42.14 ± 0.89 b Hen day (%) 74.85 ± 13.60 70.98 ± 12.63 Konversi Pakan 2.56 ± 0.20 2.57 ± 0.16 Indeks Telur 0.77 ± 0.01 0.75 ± 0.07 Kebersihan Telur 86.48 ± 3.01 86.45 ± 3.52 Keterangan : Huruf yang berbeda pada angka-angka di baris yang sama menunjukkan perbedaan yang nyata (P<0.05)

Tabel 3 menyajikan data produktivitas ayam arab yang dipelihara pada kandang koloni dan individu. Secara biologis, konsumsi pakan pada kandang koloni lebih besar. Pada kandang koloni terjadi tingkat persaingan pakan yang tinggi sehingga ayam yang membutuhkan pakan yang banyak akan mendominasi sehingga pakan yang diberikan selalu habis. Selain itu pada kandang koloni, ayam lebih leluasa dalam bergerak. Ayam arab yang lebih banyak bergerak akan mengeluarkan banyak energi sehingga ayam akan memakan pakan lebih banyak untuk memenuhi kebutuhan hidup (Santoso 2002). Hal ini juga terjadi pada ayam ras tipe petelur. Berat telur ayam arab pada kandang koloni lebih rendah dibandingkan kandang individu meskipun konsumsi pakan pada kandang koloni lebih banyak. Hal ini terjadi karena ayam arab memiliki sifat agresivitas yang tinggi sehingga pada kandang koloni, sifat agonistik untuk mematuk ayam lainnya cukup tinggi dan menyebabkan ayam stres dan menghasilkan bobot telur yang rendah. Widodo

7 (2009) menjelaskan ayam yang stres akan menurunkan produktivitas dalam memproduksi daging dan telur. Kandang koloni menghasilkan hen day yang lebih besar dibandingkan kandang individu. Faktor yang mempengaruhi tingginya rataan hen day yaitu konsumsi pakan pada kandang koloni yang lebih banyak. Sugino (2002) menjelaskan, faktor yang mempengaruhi produksi telur yaitu konsumsi pakan kondisi kandang, nutrisi pakan, umur ayam, dan kesehatan ayam. Ayam arab mampu memproduksi telur tahunan mencapai 250-260 butir ekor-1 (Iman Rahayu 2011). Adanya keterkaitan antara berat telur, hen day, dan konversi pakan. Berat telur yang kecil akan menghasilkan nilai hen day yang tinggi dan memiliki konversi pakan yang rendah. Sedangkan berat telur yang besar akan menghasilkan nilai hen day yang rendah dan memiliki konversi pakan yang besar. Suwandasari (2014) menjelaskan Semakin kecil berat telur, maka akan semakin besar nilai hen day dan konversi pakan yang rendah. Konversi pakan ayam arab pada kandang koloni lebih rendah, namun tidak berbeda dengan pemeliharaan pada kandang individu. Rataan indeks telur ayam arab pada kandang koloni dan individu masih dalam kondisi normal yaitu pada kisaran 0.75-0.77. Hermawan (2000) menjelaskan bahwa indeks telur yang normal berada pada kisaran 0.70 hingga 0.79. Rataan kebersihan telur pada ayam arab diatas 85% yang artinya berdasarkan mekanisme penilaian pada penelitian ini, telur tersebut dikategorikan sebagai telur bersih yang memiliki kualitas Aa. Kerabang telur yang memiliki kualitas Aa adalah telur bersih, tidak retak, dan berbentuk normal (USDA 1964). Retak, Pecah, dan Abnormal Kondisi telur omega-3 pada penelitian tidak banyak yang retak, pecah, dan abnormal. Jumlah telur ayam ras yang retak, pecah dan abnormal disajikan pada Tabel 4 dan ayam arab pada Tabel 5. Tabel 4 Jumlah telur retak, pecah, dan abnormal pada ayam ras Parameter

Retak Pecah Abnormal Total

Tipe Kandang Koloni Individu % 0.18 1.33 0 0 0 0 0.18 1.33

Keterangan: Data yang diperoleh adalah total dari seluruh telur yang dihasilkan dan diuji secara deskriptif

Tingkat keretakan telur hingga menimbulkan pecah dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya tingkat konsumsi pakan dan lingkungan. Oguntunji dan Alabi (2010) menjelaskan bahwa daya tahan kerabang telur dipengaruhi oleh sifat nutrisi dalam pakan, dan lingkungan. Telur ayam ras dan arab yang retak dan pecah pada kandang individu maupun koloni diduga karena tingkat stres ayam yang diakibatkan suhu lingkungan yang tinggi. Penelitian ini tidak mencatat

8 tingkat pengaruh suhu, namun saat penelitian ini berlangsung cuaca di Bogor dalam kondisi musim panas. Suhu lingkungan tinggi mengakibatkan tingkat konsumsi pakan menurun, sehingga menyebabkan kualitas telur menurun karena tidak ada asupan nutrisi yang cukup untuk proses pembentukan telur. Selain itu, pada suhu yang tinggi ayam akan mengeluarkan panas yang ada di dalam tubuh dengan cara panting. Saat terjadi panting, ayam akan mengeluarkan CO2 dalam tubuh dan terjadi peningkatan pH darah yang menyebabkan penurunan pengikatan kalsium dalam darah yang digunakan untuk pembentukan kerabang telur, akibatnya kerabang telur yang dihasilkan menjadi tipis dan resiko terjadinya telur yang retak tinggi (Talukder et al. 2010). Tabel 5 Jumlah telur retak, pecah, dan abnormal pada ayam arab Parameter

Retak Pecah Abnormal Total

Tipe Kandang Koloni Individu % 0.19 0.63 0 0.84 0 0.42 0.19 1.89

Keterangan: Data yang diperoleh adalah total dari seluruh telur yang dihasilkan dan diuji secara deskriptif

Ayam ras memiliki persentase telur yang retak paling tinggi pada kandang individu dibandingkan dengan ayam arab. Hal ini menunjukan ayam ras lebih rentan terhadap kondisi suhu lingkungan yang tinggi, sedangkan ayam arab lebih tahan terhadap suhu tinggi. Pemenuhan telur Omega-3 dari ayam arab memiliki keuntungan dalam aspek ketahan kerabang telur. Kondisi telur yang pecah pada ayam arab diakibatkan telur yang baru dikeluarkan oleh ayam tidak menggelinding keluar kandang, sehingga mengakibatkan telur tersebut terinjak oleh ayam. Bentuk telur arab yang kecil menyebabkan telur terjepit diantara dinding dan alas kandang sehingga telur terinjak oleh ayam. Kandang ayam yang digunakan dalam penelitian ini umumnya digunakan untuk ayam ras petelur yang memiliki ukuran tubuh dan bentuk telur yang lebih besar dibanding ayam arab. Kandang untuk ayam arab dapat menggunakan alas yang lebih rapat agar telur dapat menggelinding ke tempat pengambilan telur. Jarak antar besi atau kayu pada alas kandang ayam arab yaitu 1.5 - 2 cm yang disesuaikan dengan bentuk telur yang kecil. Telur yang abnormal menurut Sodak (2011) menjelaskan bahwa ciri-ciri abnormal pada telur yaitu terdapat butiran kasar pada permukaan kerabang, tidak licin, tidak rata, kerabang yang bergelombang, tidak proporsional, bintik kapur, dan adanya lubang kecil pada kerabang. Telur omega-3 yang abnormal pada penelitian ini memiliki bentuk yang tidak proporsional, yaitu sisi antar telur berbeda dan kerabang telur yang lunak sehingga bentuknya abnormal atau tidak berbentuk oval, sedangkan pada kandang koloni diperoleh 0.19% telur yang retak pada ayam arab dan 0.18% pada ayam ras. Jumlah telur yang dihasilkan selama penelitian, ayam arab pada kandang individu dihasilkan 476 butir telur dan pada kandang koloni dihasilkan 503 butir telur. Ayam ras pada kandang individu dihasilkan 600 butir telur dan pada kandang koloni dihasilkan 546 butir telur.

9 Analisis Efisiensi Produksi Pemeliharaan ayam ras dan arab yang dipelihara pada tipe kandang yang berbeda dalam memproduksi telur omega-3 akan berpengaruh terhadap tingkat efisiensi produksi. Data pada Tabel 6 menyajikan biaya produksi yang meliputi pakan, suplemen omega-3, dan vitamin. Terdapat 4 model pemeliharaan yang dilakukan pada penelitian ini, yaitu ayam arab yang dipelihara pada kandang individu (Arab-Individu), ayam arab yang dipelihara pada kandang koloni (ArabKoloni), ayam ras yang dipelihara pada kandang individu (Ras-Individu), dan ayam ras yang dipelihara pada kandang koloni (Ras-Koloni). Berdasarkan hasil penelitian Utama (2014), harga pakan ransum Rp 5 500 kg-1, harga suplemen omega-3 Rp 50 000 kg-1 , dan kebutuhan vitamin serta obat Rp 50 000 unit-1. Tabel 6 Efisiensi produksi selama 6 minggu Model Pemeliharaan

Jumlah Pakan (kg)

Arab-Individu Arab-Koloni Ras-Individu Ras-Koloni

52.2 53.7 65.7 67.2

5% Suplemen Omega-3 (kg) 2.63 2.69 3.29 3.36

Kebutuhan Vitamin dan Obat (Rp unit-1) 50 000 50 000 50 000 50 000

Total Biya Produksi (Rp) 470 250 479 850 575 850 587 600

Keterangan : Data yang diperoleh adalah perhitungan jumlah total pakan dan biaya selama 6 minggu dan diuji secara deskripsi

Jumlah pakan pada model pemeliharaan arab-koloni lebih banyak dibandingkan arab-individu. Pada ayam ras terjadi hal yang sama, yaitu pemeliharaan ras-koloni lebih banyak jumlah pakannya dibandingkan ras-individu. Total Biaya produksi diperoleh dari penjumlahan harga pakan, suplemen omega-3, dan vitamin. Berdasarkan Tabel 6, biaya produksi terendah yaitu dipelihara dalam kandang individu pada ayam ras maupun ayam arab. Rendahnya biaya produksi akan lebih efisien jika dibandingkan dengan produksi telur. Jumlah telur omega-3, harga, dan jumlah keuntungan disajikan pada Tabel 7. Menurut Utama (2014), penjualan telur omega-3 dijual dalam bentuk butiran. Harga telur omega-3 ayam ras Rp 2 300 butir-1 dan ayam arab Rp 2 500 butir-1.

Tabel 7 Jumlah dan harga telur selama 6 minggu Model Pemeliharaan Arab-Individu Arab-Koloni Ras-Individu Ras-Koloni

Jumlah Telur (butir) 476 503 600 546

Harga JumlahTelur (Rp) 1 190 000 1 257 500 1 380 000 1 255 800

Jumlah Keuntungan (Rp) 719 750 777 650 801 150 668 200

Keterangan : Data yang diperoleh adalah perhitungan jumlah dan harga telur selama 6 minggu dan diuji secara deskripsi

Model pemeliharaan ras-individu menghasilkan telur yang lebih banyak dibandingkan ras-koloni dan terjadi sebaliknya pada ayam arab. Jumlah telur yang banyak akan memperoleh pendapatan yang besar. Pada ayam ras, pemeliharaan

10 dengan kandang individu memperoleh jumlah pendapatan yang besar, sedangkan pada ayam arab jumlah pendapatan yang besar diperoleh dari pemeliharaan pada kandang koloni. Jumlah keuntungan diperoleh dari selisih harga jumlah telur dengan total biaya produksi. Ayam ras yang dipelihara dalam kandang individu memperoleh jumlah keuntungan paling besar, sedangkan pada ayam arab keuntungan paling besar diperoleh dari pemeliharaan pada kandang koloni. Ayam arab yang dipelihara dalam kandang individu memiliki biaya produksi yang rendah, namun menghasilkan jumlah telur yang sedikit, sedangkan pada kandang koloni, ayam arab memiliki biaya produksi Rp 9 600 lebih besar dari pemeliharaan dengan kandang individu, namun memproduksi telur lebih banyak dengan selisih 27 butir dari pemeliharaan dengan kandang individu. Hal ini juga didukung oleh harga jual telur omega-3 yang dijual dalam satuan butiran, bukan kilogram. Model pemeliharaan ayam ras yang dipelihara pada kandang individu memberikan peluang keuntungan lebih dibandingkan perlakuan yang lain pada penelitian ini.

SIMPULAN Simpulan Produktivitas ayam ras yang dipelihara dalam kandang individu lebih baik dari pada kandang koloni. Produksi telur omega-3 yang tinggi pada ayam arab dengan pemeliharaan di kandang koloni. Keretakan telur paling tinggi terjadi pada ayam ras dalam kandang individu sebesar 1.33%. Telur yang retak pada kandang koloni 0.19% untuk ayam arab dan 0.18% untuk ayam ras. Efisiensi produksi terdapat pada ayam ras yang dipelihara dalam kandang individu dan ayam arab dipelihara pada kandang koloni.

DAFTAR PUSTAKA Bell D, Weaver. 2002. Commercial Chicken Meat and Egg. United States of America (US): Kluwer Academic Publishers. Hermawan A. 2000. Pengaruh bobot dan indeks telur terhadap jenis kelamin anak ayam kampung pada saat menetas. [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. Iman Rahayu HS. 2003. Karakteristik fisik, komposisi kimia dan uji organoleptik telur ayam merawang dengan pemberian pakan bersuplemen omega-3. J Teknol Indust Pangan. Vol. 14(3) Th. 2003. Iman Rahayu HS, Sudaryani T, Santosa H. 2011. Panduan Lengkap Ayam. Depok (ID): Penebar Swadaya. Kholis S. Sitanggang M. 2002. Ayam Arab dan Ayam Pocin Petelur Unggul. Jakarta (ID): Agromedia Murtidjo BA. 1992. Mengelola Ayam Buras. Yogyakarta (ID): Penerbit Kanisius.

11 Oguntunji OA, Alabi. 2010. Influence of high enviromental temperature on egg production and shall quality: a review. World’s Poultry Science Journal. 66: 739-750. Rasyaf M. 2009. Beternak Ayam Petelur. Jakarta (ID): Penebar Swadaya. Santoso U. 2002. Pengaruh tipe kandang dan pembatasan pakan di awal pertumbuhan terhadap performans dan penimbunan lemak pada ayam pedaging unsexed. JITV 7(2): 84-89 Saefullah M. Suplementasi tepung jangkrik dalam ransum komersial terhadap performa ayam petelur. [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. Saputra J. 2010. Karakteristik genetik eksternal ayam arab, pelung, dan kampung. [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. Septiawan R. 2007. Respon produktivitas dan reproduktivitas ayam kampung dengan umur induk yang berbeda. [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. Siregar R T. 2003. Pengaruh perubahan waktu pemberian ransum dengan berbagai level protein terhadap performans produksi ayam ras petelur. [skripsi]. Bogor (ID). Institut Pertanian Bogor. Sodak JF. 2011. Karakteristik fisik dan kimia telur ayam arab pada dua peternakan di Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur. [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. Sterling KG, Bell DD, Pesti GM, Aggrey SE. 2003. Relationship among strain, performance, and environmental temperature in commercial laying hens. J App Poult Research. 12: 85-91. Sugino S. 2002. Performans ayam merawang dengan frekuensi pemberian pakan berbeda pada kandang beralas litter dan kawat (cage). [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. Suwandasari AK. 2014. Kadar NH3 dan debu serta produktivitas ayam petelur pada suhu yang berbeda dengan sistem litter dan cage di kandang tertutup. [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. Talukder S, T Islam, S Sarker, MM Islam. 2010. Effects of environment on layer performance. J. Bangladesh Agril. Univ. 8(2): 253–258. [USDA] United State Department of Agriculture. 1964. Egg Grading Manual. Washington DC (US): Federal Crop Insurance Corporation (FCIC). Usman M. 2002. Performa ayam merawang dengan manipulasi pakan mengandung suplemen omega-3 dan frekuensi pemberian yang berbeda. [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor Utama EJ. 2014. Efisiensi biaya produksi telur omega-3 ayam arab dan ras. [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. Walpole RE. 1995. PengantarStatistika. Jakarta (ID) :GramediaPustakaUmum Widodo E. 2009. Nutrisi dan Teknik Pemeliharaan Ayam Organik. Malang (ID): UB Pr Yulrahmen R. 2008. Performa ayam petelur umur 21-27 minggu yang diberi air rebusan daun sirih (Piper betle lin) pada air minum. [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor Yuwanta T. 2004. Dasar Ternak Unggas. Yogyakarta (ID): Penerbit Kanisius.

12

LAMPIRAN Lampiran 1 Analisis data konsumsi pakan ayam ras selama 6 minggu N Variabel Mean St Dev SE Mean Individu Koloni

6 6

10 963 11 200

229 0.00

93.6 0.00

Lampiran 2 Analisis data bobot telur ayam ras selama 6 minggu Variabel N Mean St Dev SE Mean Individu 6 60.701 0.50 0.21 Koloni 6 61.080 1.06 0.43 Difference = mu (Individu) - mu (Koloni) Estimate for difference: -0.376 95% CI for difference: (-1.508, 0.756) T-Test of difference = 0 (vs not =): T-Value = -0.79 P-Value = 0.458 DF = 7

Lampiran 3 Analisis data hen day ayam ras selama 6 minggu Variabel N Mean St Dev SE Mean Individu 6 89.43 7.87 1.2 Koloni 6 81.30 14.5 2.2 Difference = mu (Individu) - mu (Koloni) Estimate for difference: 8.18 95% CI for difference: (-0.78, 17.15) T-Test of difference = 0 (vs not =): T-Value = 2.16 P-Value = 0.058 DF = 7

Lampiran 4 Analisis data konversi pakan ayam ras selama 6 minggu Variabel N Mean St Dev SE Mean Individu 6 1.76 0.09 0.03 Koloni 6 1.99 0.26 0.11 Difference = mu (Individu) - mu (Koloni) Estimate for difference: -0.230 95% CI for difference: (-0.511, 0.050) T-Test of difference = 0 (vs not =): T-Value = -2.01 P-Value = 0.091 DF = 6

Lampiran 5 Analisis data indeks telur ayam ras selama 6 minggu Variabel N Mean St Dev SE Mean Individu 6 0.78 0.07 0.01 Koloni 6 0.76 0.07 0.02 Difference = mu (Individu) - mu (Koloni) Estimate for difference: 0.0725 95% CI for difference: (0.0030, 0.1420) T-Test of difference = 0 (vs not =): T-Value = 2.47 P-Value = 0.043 DF = 7

Lampiran 6 Analisis kebersihan telur ayam ras selama 6 minggu Variabel N Mean St Dev SE Mean Individu 6 88.62 1.67 0.68 Koloni 6 88.69 1.78 0.73 Difference = mu (Individu) - mu (Koloni) Estimate for difference: -0.070 95% CI for difference: (-2.319, 2.178) T-Test of difference = 0 (vs not =): T-Value = -0.07 P-Value = 0.945 DF = 9

13 Lampiran 7 Analisis data konsumsi pakan ayam arab selama 6 minggu N Variabel Mean St Dev SE Mean Individu Koloni

6 6

8 758 8 969

248 0.00

101 0.00

Lampiran 8 Analisis data bobot telur ayam arab selama 6 minggu Variabel N Mean St Dev SE Mean Individu 6 42.14 0.89 0.36 Koloni 6 40.61 0.93 0.38 Difference = mu (Individu) - mu (Koloni) Estimate for difference: 1.527 95% CI for difference: (0.337, 2.717) T-Test of difference = 0 (vs not =): T-Value = 2.90 P-Value = 0.018 DF = 9

Lampiran 9 Analisis data hen day ayam arab selama 6 minggu Variabel N Mean St Dev SE Mean Individu 6 70.98 5.50 2.2 Koloni 6 74.85 4.50 1.8 Difference = mu (Individu) - mu (Koloni) Estimate for difference: -3.87 95% CI for difference: (-10.43, 2.69) T-Test of difference = 0 (vs not =): T-Value = -1.33 P-Value = 0.215 DF = 9

Lampiran 10 Analisis data konversi pakan ayam arab selama 6 minggu Variabel N Mean St Dev SE Mean Individu 6 2.57 0.16 0.06 Koloni 6 2.56 0.20 0.08 Difference = mu (Individu) - mu (Koloni) Estimate for difference: 0.004 95% CI for difference: (-0.240, 0.247) T-Test of difference = 0 (vs not =): T-Value = 0.03 P-Value = 0.974 DF = 9

Lampiran 11 Analisis data indeks telur ayam arab selama 6 minggu Variabel N Mean St Dev SE Mean Individu 6 0.75 0.07 0.01 Koloni 6 0.77 0.01 0.01 Difference = mu (Individu) - mu (Koloni) Estimate for difference: -0.0435 95% CI for difference: (-0.0987, 0.0117) T-Test of difference = 0 (vs not =): T-Value = -1.78 P-Value = 0.108 DF = 9

Lampiran 12 Analisis kebersihan telur ayam arab selama 6 minggu Variabel N Mean St Dev SE Mean Individu 6 86.45 1.27 0.52 Koloni 6 86.49 0.75 0.31 Difference = mu (Individu) - mu (Koloni) Estimate for difference: -0.037 95% CI for difference: (-1.424, 1.351) T-Test of difference = 0 (vs not =): T-Value = -0.06 P-Value = 0.953 DF = 8

14

RIWAYAT HIDUP Penulis lahir di Karawang pada tanggal 17 Februari 1992. Putra dari Ibu Zahrah dan Bapak Wahyudin yang merupakan putra pertama dari 3 bersaudara. Awal pendidikan penulis diawali dari TK Pembina di Karawang, kemudian dilanjutkan ke SDN Adiarsa II Karawang pada tahun 1998-2004, SMPN 1 Karawang pada tahun 2004-2006, dan SMAN 1 Karawang pada tahun 2007-2010. Penulis diterima di Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan, Fakultas Peternakan IPB pada tahun 2010 melalui jalur USMI. Selama menjalani pendidikan di IPB, penulis aktif diberbagai kegiatan. Penulis aktif di organisasi sejak tingkat pertama, yaitu di IPB Political School (IPS) dan BEM TPB IPB sebagai staf Departemen Kajian Strategi. Tingkat 2 penulis aktif di BEM Fakultas Peternakan IPB sebagai kepala Departemen Politik Kajian Strategi dan Advokasi, kemudian pada tingkat 3 penulis menjadi ketua BEM Fakultas Peternakan IPB Kabinet “D’Aerion”. Hingga tingkat 4 penulis aktif di BEM KM IPB Kabinet “Berani Beda” pada Kementrian Kebijakan Daerah sebagai menteri. Selain itu, penulis aktif dalam organisasi eksternal kampus, diantaranya Ikatan Mahasiswa Peternakan Indonesia (ISMAPETI) sebagai koordinator wilayah II, penasihat OMDA Karawang, dan aliansi BEM se-Bogor. Prestasi yang pernah diraih oleh penulis diantarnaya juara 1 menulis esay tingkat nasional di Bogor pada tahun 2012, juara 1 tim Aerobik selama 3 tahun berturut-turut dalam acara Dekan Cup pada tahun 2012, 2013, dan 2014. Kemudian pernah mengikuti pelatihan ESQ Leadership (2010), Pelatihan Kepemimpinan Putra Sunda (PKPS) ke 10 (2012), pernah menjadi delegasi IPB dalam kegiatan SEAASS-Net di Malaysia pada tahun 2013, penyaji makalah dalam kegiatan Hokkaido Indonesian Student Association Scientific 11th di Hokkaido Jepang pada tahun 2014, delegasi IPB dalam kegiatan International Course on Beef Industry di Australia (2014), peserta dalam kegiatan Intercollegiate Meat Judging Competition di Australia (2014), dan sebagai penulis aktif di majalah peternakan nasional. Penulis juga pernah lolos 3 proposal Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) yang didanai Dikti tahun 2012 dan 2013. Penulis juga aktif dalam forum diskusi dan seminar tingkat regional, nasional, serta international, diantaranya seminar nasional Gebyar Inovasi Pemuda Indonesia (2011), sosialisasi Bayer Young Enviromental Envoy (2012), forum Indonesia Lawyers Club (ILC) TV ONE Jakarta (2013), juga seminar IDEA (2014). Penulis aktif dalam dialog dengan para tokoh, diantaranya Rektor IPB, Wakil Bupati Karawang, Walikota Bogor, Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan, Menteri Pertanian, Gubernur Jawa Barat, serta Ketua DPR RI. Penulis juga aktif dalam kegiatan sosial seperti IPB Goes to Field (IGTF), Bina Desa BEM Fakultas Peternakan, aksi sosial Hari Susu Nusantara, dan Sekolah Peternakan Rakyat. Penulis merupakan pencetus lahirnya Klub-Sekolah Peternakan Rakyat yang merupakan organisasi mahasiswa yang bergerak dalam bidang pengabdian pada masyarakat.