TINGKAT PENGENDALIAN LOGISTIK KAPAL PADA KAPAL KM BUKIT RAYA
NASKAH PUBLIKASI
Oleh JULIA LESTARI SURADJI EDISON
JURUSAN ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI TANJUNGPINANG 2015
TINGKAT PENGENDALIAN LOGISTIK KAPAL PADA KAPAL KM BUKIT RAYA JULIA LESTARI Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Program Studi Ilmu Administrasi Negara Universitas Maritim Raja Ali Haji Tanjungpinang ABSTRAK Latar belakang masalah dalam penelitian ini terdapat keluhan penumpang tentang minimnya kebersihan seperti barang-barang keperluan di dalam kapal yang berserakan tidak pada tempatnya dan toilet ekonomi yang tidak layak, begitu juga dengan banyaknya uang pungutan liar (pungli), seperti jual beli kasur yang seharusnya jadi fasilitas dari kapal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengendalian logistik kapal pada kapal KM Bukit Raya. Pengendalian logistik meliputi dimensi Struktur Fasilitas, Transportasi, Persediaan, Komunikasi dan Pengelolaan/penyimpanan. Populasi rata-rata penumpang pada kapal KM Bukit Raya sebanyak 1200 orang dan sampel dalam penelitian ini sebanyak 92 orang, teknik penarikan sampel dengan menggunakan teknik Slovin, dan pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan Simpel Random Sampling. Pengumpulan data melalui kuisioner, dan uji validitas dalam penelitian ini menggunakan perhitungan komputerisasi Program Statistical Product and Service Solution (SPSS). Hasil penelitian adalah satu pertiga responden yang menyatakan setuju dari setiap dimensi-dimensi pengendalian logistik. Maka tingkat pengendalian logistik kapal pada kapal KM Bukit Raya sudah dinyatakan baik oleh para penumpang. Saran yang akan peneliti berikan kepada pengelola kapal KM Bukit raya khususnya pada bidang logistik agar lebih meningkatkan sarana dan prasarana yang memadai sehingga penumpang merasa aman dan nyaman saat berlayar sampai ke tujuan.
Kata Kunci : Pengendalian, Logistik
ABSTRACT
Background problem in this study there were complaints of passengers about the lack of cleanliness as objects to use in ships scattered out of place and toilet economic worth, so does the amount of money extortion (extortion), such as buying and selling mattress should be facilities of the ship. This study aims to determine the level of logistics control vessel at the vessel KM Bukit Raya. Logistics control includes dimensional structure of Facilities, Transportation, Inventory, Communication and Management / storage. The average population of a passenger on the ship KM Bukit Raya as many as 1,200 people and the sample in this study as many as 92 people, sampling techniques using techniques Slovin, and sampling in this study using Simple Random Sampling. Collecting data through questionnaires, and test the validity of this research using computerized calculation program Statistical Product and Service Solutions (SPSS). The research result is one-third of respondents who agree on every dimension of logistics control. Then the level of logistics control vessel at the vessel KM Bukit Raya has been expressed either by the passengers. Suggestions will be given to the managers of the vessel researcher KM Bukit highway, especially in the field of logistics in order to further improve the facilities and infrastructure so that passengers feel safe and comfortable while sailing to its destination.
Keywords: Control, Logistics
diakses hari Selasa pada tanggal 25
PENDAHULUAN Sistem logistik yang efektif
November 2014).
dan efisien pada pelabuhan maupun kapal
sangat
berpengaruh
pada
Sedangkan pada kapal Bukit raya,
ada
seorang
penumpang
kepuasan penumpang. Dalam hal ini,
bernama Ari yang mengadukan soal
diperlukan
dikamar ekonomi yakni minimnya
pengendalian
seperti
pengelolaan
yang
meliputi
logistik
perlengkapan
seperti
barang-barang
untuk
keperluan di dalam kapal yang
mengamankan
berserakan tidak pada tempatnya dan
keseluruhan logistik pada kapal dan
toilet ekonomi yang tak layak. Dia
pelabuhan.
dengan
juga menceritakan soal banyaknya
yang
harus
uang pungli, seperti jual beli kasur
kapasitas
perlu
yang seharusnya jadi fasilitas dari
diperhatikan agar penumpang tidak
kapal dan begitu juga dengan jadwal
berdesak-desakan di dalam kapal.
kapal yang sering molor tanpa
Tersedianya fasilitas-fasilitas yang
pemberitahuan kepada penumpang.
sesuai dengan kebutuhan penumpang
Pengaduan Ari tersebut ditambah
dan
oleh
memonitor
usaha
kebersihan
dan
Begitu
muatan
penumpang
sesuai
dengan
lain-lain
yang
juga
berhubungan
penumpang
lainnya
yang
dengan logistik pada sebuah kapal.
bernama Darfit yng mengeluhkan
Pengendalian
tersebut
kondisi kapal Bukit Raya berupa
penting agar penumpang merasa
“Pelayanan di kapal Bukit Raya
aman dan nyaman saat berlayar.
harus dibenahi, masalah kebersihan,
(http://cakrawalalogistics.com,
selama ini sangat jorok dan banyak
logistik
sampah
apalagi
di
ekonomi”
khususnya mengenai pengendalian
(www.detik.com, diakses hari pada
logistik kapal yang kurang efektif.
tanggal 11 Januari 2015).
TUJUAN PENELITIAN
Observasi awal yang penulis
Berdasarkan
perumusan
temukan pada kapal KM Bukit Raya
masalah
diatas,
hari Rabu tanggal 24 Januari 2015
mempunyai
diperoleh informasi berupa keluhan
dicapai dalam penelitian ini yaitu
penumpang yang penulis wawancarai
untuk
bernama Artasih yang ikut berlayar
pengendalian logistik kapal pada
bersama penulis dengan tujuan ingin
kapal KM Bukit Raya.
berangkat dari Tarempa menuju ke
METODE PENELITIAN
Letung kehilangan barang akibat
1. Jenis Penelitian
mengetahui
Pada
yang
menggunakan
barang-barang
yang
penulis
tujuan yang hendak
tidak adanya pengendalian logistik jelas,
maka
penelitian
tingkat
ini,
peneliti
jenis
penelitian
dengan
metode
dibawa tidak ditata dengan rapi pada
kuantitatif
tempat yang telah disediakan kapal
deskriptif sebagaimana dijelaskan
atau
oleh
bagasi
kapal,
sehingga
sugiyono
(2013:06),
mengakibatkan seorang ibu tersebut
“penelitian
deskriptif
kecewa akibat kelalaian petugas
penelitian
yang
kapal. Dalam kasus ini menunjukkan
terhadap variabel mandiri, yaitu
bahwa
ketidakpuasan
tanpa membuat perbandingan atau
penumpang pada kapal Bukit Raya
menggabungkan dengan variabel
terjadi
lain”.
adalah dilakukan
berupa
2. Lokasi Penelitian
buku,
catatan
atau
Lokasi dalam kajian penelitian ini
laporan historis yang telah
dilakukan di kapal KM Bukit
tersusun dalam arsip (data
Raya. Hal ini dapat peneliti lihat
dokumenter)
dari observasi awal yaitu adanya
dipublikasikan dan yang tidak
keluhan
dipublikasikan.
para
penumpang
mengenai pengendalian logistik yang kurang efektif seperti yang telah peneliti paparkan pada latar belakang penelitian ini.
yang
4. Populasi dan Sampel a. Populasi Sugiyono
(2011:90)
mendefinisikan bahwa:
3. Sumber dan Jenis Data a. Data Primer Yaitu data yang peneliti dapat secara langsung dari sampel yaitu para penumpang yang
“Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk mempelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.”
berangka dengan menggunakan Pada penelitian ini, KM Bukit Raya, data yang diperoleh
yaitu
hasil
b. Data Skunder data
secara
tidak
yang
Bukit Raya dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
angket/kuesioner.
Yaitu
populasi bagian kapal KM
diperoleh
langsung dari
sumbernya, data sekunder yang
Tabel I.1 Populasi Rata-rata Penumpang pada Kapal KM Bukit Raya NO
Trayek
1
Tanjung pinangLetung Letung-Tarempa Tarempa-Natuna Natuna-Midai Midai-Serasan SerasanPontianak PontianakSurabaya
2 3 4 5 6 7
Rata-rata penumpan g 310 orang
beberapa minimal sampel yang dibutuhkan, populasi
jika
ukuran
diketahui.
Adapun
rumus yang digunakan sebagai berikut:
140 orang 190 orang 120 orang 120 0rang 140 orang 180 orang
Total
1200 orang Sumber Data : Bagian Administrasi kapal KM Bukit raya, Mei 2015
N n = ————— 1 + N.e² n = Ukuran Sampel N = Ukuran Populasi e
=
Kelonggaran
telitian
karena
ketidak kesalahan
b. Sampel pengambilan Sugiyono
(2011:91)
mendefinisikan
bahwa
sampel
yang
dapat ditolelir, 1%, 5%, 10%. Untuk
mencari
sampel
“Sampel adalah sebagian dari dalam
penelitian
ini
tingkat
kesalahan
10%
dengan
jumlah dan karakteristik yang dimiliki
oleh
maka
populasi diperoleh sampel sebagai berikut :
tersebut”. Dikarenakan sampel terlalu banyak, maka penulis
N n = ———— 1 + N.e²
menggunakan rumus Slovin yang dikemukakan oleh Umar
1200 n = ———— 1+1200.10%²
(2011:78) yaitu rumus yang digunakan untuk menentukan
1200 n = ———— 13
n = 92 sampel
yang dibahas. Jenis angket
Sampel yang diambil adalah
yang disebar adalah angket
sebanyak 92 orang dari 1200
tertutup, yaitu angket yang
populasi.
berisi pertanyaan yang disertai
sampel
Teknik dalam
penelitian
menggunakan Random
Pengambilan
teknik
Sampling.
ini
Simple Sugiyono
dengan alternatif jawaban yang telah desediakan. b. Studi
Kepustakaan,
yaitu
(2011:92) mendefinisikan bahwa :
pengumpulan data dengan cara
“Simple
memperoleh/mengumpulkan
(sederhana
karena
pengambilan anggota sampel dari
data dari berbagai referensi
populasi dilakukan secara acak
yang relevan berdasarkan buku
tanpa memperhatikan strata yang
maupun tulisan-tulisan ilmiah
ada dalam populasi itu).”
lainnya.
5. Teknik dan Pengumpulan Data
c. Dokumentasi,
yaitu
Untuk mengumpulkan data
pengambilan data pendukung
yang diperlukan dalam penelitian
berupa gambar, tabel, dan lain-
ini, penulis menggunakan :
lain.
a. Angket (Questionnaire), yaitu pengumpulan
data
6. Teknik Pengukuran Data
dengan
Untuk
pengukuran
data
mengajukan pertanyaan tertulis
dalam penelitian ini digunakan
dan
kepada
skala linkert. Menurut (Sugiyono,
menggali
2000:86) Skala Linkert adalah
terstruktur
responden
untuk
informasi mengenai masalah
skala
untuk
mengukur
sikap,
pendapat dan persepsi seseorang
dijelaskan sebagai salah satu
atau kelompok orang tentang
derajat ketetapan pengukuran
fenomena sosial. Adapun bentuk
tentang isi dari pertanyaan
instrument
dengan
yang penulis buat. Teknik uji
sebagai
yang digunakan adalah teknik
Skala
penelitian
Linkert
adalah
berikut: Tabel I.2 Skor Jawaban Tingkat Pengendalian Logistik Kapal pada Kapal KM Bukit Raya Jawaban Pertanyaan Sangat Setuju (ST) Setuju (S) Ragu-Ragu (RR) Tidak Setuju (TS) Sangat Tidak Setuju (STS)
Skor untuk Jawaban Pertanyaan 5
korelasi
melalui
koefisien
Korelasi
Pearson
Moment.
Skor ordinal dari setiap item pertanyaan
yang
kevalidannya
diuji
dikorelasikan
dengan
skor
keseluruhan
interval
item.
Jika
4 3
koefisien
2
positif, maka item tersebut
1
valid, jika negatif maka item
korelasi
tersebut
yang bersangkutan tidak valid 7. Metode Pengolahan Data
dan
1. Uji Validitas
akan
kuesioner
Adalah sebagai suatu
dikeluarkan atau
KONSEP TEORITIS
penelitian tentang isi atau arti
1. Pengendalian
Validitas
yang dalam
diukur. penelitian
digantikan
dengan pertanyaan perbaikan.
derajat ketetapan alat ukur
sebenarnya
dari
Menurut Siagian
dalam
Sondang buku
P.
Nanang
Fattah (2007:176) Menjelaskan
peralatan untuk menjamin bahwa
bahwa : “Pengendalian adalah
rencana telah dilaksanakan sesuai
proses
dengan yang telah ditetapkan”.
pengamatan
pelaksanaan
dari
seluruh
pada
kegiatan
Pengendalian
memiliki
organisasi untuk menjamin agar
fungsi untuk mencapai tujuan,
semua pekerjaan yang sedang
Menurut Supriyono (2000 : 25)
dilakukan berjalan sesuai dengan
fungsi
rencana yang telah ditetapkan”.
sebagai berikut :
Sedangkan
menurut
Harold
buku
Nanang
Mencegah terjadinya penyimpangan pencapaian tujuan yang telah direncanakan. 2. Agar proses kerja sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan 3. Mencegah dan menghilangkan hambatan dan kesulitan yang akan, sedang, atau mungkin terjadi dalam pelaksanaan kegiatan. 4. Mencegah penyimpangan penggunaan sumber daya.”
Fattah
(2007:175) menjelaskan bahwa pengendalian adalah berhubungan dengan
pembanding
kejadian-
kejadian dengan rencana-rencana dan melakukan tindakan-tindakan koreksi
yang
perlu
adalah
“1.
Koontz and cyrill O’donell masih dalam
pengendalian
terhadap 2. Logistik
kejadian-kejadian
yang Menurut
menyimpang
dari
Gunawan
rencana(2014:7) logistik merupakan seni
rencana”. Sedangkan Menurut “T. dan Hani
Handoko
ilmu
mengatur
dan
(2003:359) mengontrol arus barang, energy,
pengendalian
adalah
proses informasi,
dan
sumber
daya
penerapan dan penemuan cara dan lainnya, seperti produk, jasa, dan
manusia, dari sumber produksi ke pasar
dengan
mengoptimalkan
tujuan penggunaan
modal.
Sedangkan
logistik
menurut
Bowersox
dalam
(2003:1)
Logistik
tanggungjawab
pengertian Donal
J.
Mustafa adalah manajerial
mendesain dan mengurus suatu system untuk mengawasi arus dan penyimpanan yang strategis bagi material, suku cadang dan barang jadi agar dapat diperoleh manfaat maksimum bagi perusahaan. Dalam sistem logistik yang efektif terdapat kegiatan logistik. Kegiatan logistik tersebut menurut Gitosudarmo
dan
Mulyono
(2000:7) adalah sebagai berikut : “1.
Pemilihan lokasi, penempatan bahan baku, suku cadang, barang jadi. 3. Penggunaan fasilitas yang tersedia dari organisasi yang bersangkutan.
4. Penyiapan transportasi serta alat pengangkutan barang-barangnya. 5. Masalah pengukuran dan pencatatan. 6. Pelaksanaan komunikasi yang persuasive sebagai penyampaian ide, konsep, gagasan, informasi dari individu satu atau bagian-bagian lain dalam organisasi perusahaan. 7. Kegiatan pengurusan sebagai kegiatan untuk mengelola bahan baku, suku cadang, barang jadi yang disesuaikan dengan jenis dan spesifikasinya. Jenis dan spesifikasi barang yang berada akan memerlukan pengelolaan yang berbeda. 8. Kegiatan penyimpanan sebagai kegiatan untuk menahan bahan baku, suku cadang, serta barang jadi sampai pada batas waktu tertentu tanpa harus mengurangi kualitas barang yang bersangkutan“. Menurut Dwiantara dan Sumarto (2004:135) pengendalian
logistik
merupakan
serangkaian
kegiatan,
suatu dan
kegiatan tersebut dimulai dari penetapan standar dalam setiap kegiatan
pengelolaan
logistik,
baik menyangkut hasil dan proses, maupun
dalam
pemakaian/penggunaan
logistik.
Unsur sistem manajemen logistik menurut
Gitosudarmo
dan
Mulyono (1998:21) yaitu: “1. Struktur fasilitas Kebutuhan dasar fisik pengorganisasian sistem struktur yang diperlukan untuk jaminan ekonomi sektor publik dan sektor privat sebagai layanan dan fasilitas yang diperlukan agar perekonomian dapat berfungsi dengan baik. 2. Transportasi Dalam kegiatan jaringan fasilitas, kegiatan transportasi merupakan suatu kegiatan penghubungnya. Perusahaan biasanya menerapkan manajemen
transportasi guna pelaksanaan tugas logistik yang harus dilaksanakan tiap harinya. Sistem logistik memandang kegiatan transportasi dengan 4 faktor yang memegang peran cukup penting, yaitu: (a) Biaya (b) Kecepatan (c) Pelayanan (d) Konsistensi. 3. Persediaan Kebutuhan akan transportasi diantara berbagai fasilitas didasarkan atas kebijakan jumlah persediaan yang ditetapkan perusahaan. Secara teoritis dapat mengadakan jumlah persediaan yang sama dalam setiap kurun waktu tertentu, akan tetapi bisa menerapkan jumlah persediaan yang berlainan disetiap kurun waktunya. Program persediaan harus diusahakan yang sehat dengan sedikit mungkin persediaan aktiva yang digunakan, sehingga akan lebih modal perusahaan. 1. Komunikasi Komunikasi yang harus dilakukan adalah komunikasi
melingkar atau sering disebut komunikasi menyeluruh yaitu suatu komunikasi yang berjalan diantara semua bagian perusahaan. Kelemahan dalam pelaksaan komunikasi ini akan menimbulkan banyak permasalahan yang timbul, hal ini bisa dimaklumi karena komunikasi merupakan suatu sumber infomasi, ide, konsep, gagasan dari pihak satu kepada pihak lain untuk menerimanya. Kecepatan arus informasi juga berkaitan langsung dengan integrasi dari keberadaan struktur fasilitas, kegiatan tranportasi, kebijakan jumlah persediaan, pengelolaan dan penyimpanan. 2. Pengelolaan/penyim panan Pengelolaan dan penyimpanan berhubungan dengan kebijakan jumlah persediaan selektif, melalui jumlah persediaan serta diantara lokasi fasilitas, kegiatan transportasi, alokasi
persediaan dan jaringan komunikasi yang digunakan maka akan membuat kegiatan pengelolaan dan penyimpanan merupakan suatu struktur sistem bagi arus barang yang terpadu.” 3. Kateristik pengendalian logistik yang efektif Efektivitas
dan
efisiensi
pengendalian logistik sangat di tentukan
oleh
sisitem
pengendalian logistik itu sendiri (Dwiantara 2004:137). efisiensi
dan
Sumarto,
Efektivitas pengandalian
dan harus
memenuhi keteria sebagai berikut: “1) Akurat Informasi berkaitan dengan pelaksanaan kegiatan harus akurat. Keakuratan informasi yang diperoleh akan mendukung dan menjamin ketetapan tindakan yang diambil. 2) Tepat waktu Informasi harus di kumpulkan, di sampaikan, dan
3)
4)
5)
6)
evaluasi secepatnya agar segera dapat diambil tindakan yang korektif apabila diperlukan. Objektif dan menyeluruh Informasi harus bersifat apa adanya dan lengkap. Terpusat pada titiktitik pengawasan strategik Sistem pengawasan harus memusatkan perhatian pada bidang-bidang di mana penyimpanganpenyimpangan dari standar paling sering terjadi atau yang akan mengakibatkan kerusakan paling fatal. Realistik secara ekonomis Biaya pelaksanaan sistem pengawasan harus lebih rendah,atau paling tidak sama dengan kegunaan yang diperoleh dari sistem tersebut. Realistik secara organisasional Sistem pengawasan harus cocok atau harmonis dengan kenyataankenyataan organisasi, termasuk dalam lingkup hubungan antarpersonal
maupun antarunit kerja. 7) Terkoordinasi dengan aliran kerja Informasi pengawasan harus terkoordinasi dengan aliran kerja organisasi karena (1) setiap tahap dari proses pekerjaan dapat mempengaruhi proses pekerjaandapat mempengaruhi sukses atau kegagalan keseluruhan operasi dan (2) informasi pengawasan harus sampai pada seluruh personalia yang memerlukannya. 8) Fleksibel Pengawasan harus mempunyai fleksibilitas untuk memberikan tanggapan atau reaksi terhadap ancaman ataupun kesempatan dari lingkungan. 9) Bersifat sebagai penunjuk dan operasional Sistem pengawasan efektif harus menunjukkan, baik deteksi atau deviasi dari standar, tindakan koreksi apa yang seharusnya diambil.
10) Diterima para anggota organisasi Sistem pengawasan harus mampu mengarahkan pelaksanaan kerja para anggota organisasi dengan mendorong perasaan otonomi, tanggungjawab dan berprestasi.”
setuju, pada dimensi Transportasi dengan
persentase
41,03%,
sedangkan pada dimensi Persediaan dengan persentase 38,86%, pada dimensi
Komunikasi
dengan
persentase 27,99% dan yang terakhir pada
dimensi
pengelolaan/penyimpanan
dengan
HASIL PENELITIAN Secara
umum
tingkat
pengendalian logistik kapal pada kapal
KM
Bukit
Raya
sudah
dinyatakan
baik
oleh
para
penumpang.
Dilihat
rekapitulasi
pada
dari
hasil
setiap dimensi
dalam penelitian ini yaitu pada dimensi struktur fasilitas dengan persentase 36,96% yang menyatakan
persentase 26,36%. Hal ini juga dapat dilihat dari hasil rekapitulasi variabel
pengendalian
logistik
dengan persentase 34,35% yang menyatakan
setuju.
Faktor
yang
paling dominan diantara dimensidimensi tersebut yaitu transportasi.
DAFTAR PUSAKA Buku-buku : Dwiantara, Lukas dan Sumarto, Rumsari Hadi. 2004. Manajemen Logistik. Grasindo. Jakarta. Gitosudarmo, Indriyo dan Mulyono, Agus. 2002. Manajemen Bisnis Logistik. BPFE. Yogyakarta. Gunawan, Herry. 2014. Pengantar Transportasi dan Logistik. RajaGrafindo Persada. Jakarta. Handoko, T. Hani. 2003. Manajemen. BPFE. Yogyakarta. Mustafa, Bachsan. 2002. Pengantar Hukum Administrasi Logistik. Pt Citra Aditya Bakti. Bandung. Nanang, Fatah. 2007. landasan manajemen pendidikan . Remaja Rosdakarya. Bandung. Robbins, Stephen P. dan Coulter, Mary. 2010. Manajemen. Erlangga. Jakarta. Siagian, Sondang P. 2003. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta. Bumi Aksara. Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Administrasi. Alfabeta. Bandung. Sumarsan, Thomas. 2013. Sistem Pengendalian manajemen. Indeks. Jakarta. Supriyono. 2000. Sistem Pengendalian Manajemen. Erlangga. Jakarta. Dokumen, Jurnal/Skripsi : BPS. 2014. Kepulauan Riau dalam Angka. Tanjungpinang Firdaus, Agus Kurniawan. 2012. Tingkat Kepuasan Pengguna Jasa Dalam Pelayanan PT ASDP Indonesia Ferry Di Pelabuhan Merak Banten. Karya Ilmiah Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Banten. Setiono, Benny Agus dan Mudiyanto. 2010. Pengaruh Safety Equipment Terhadap Keselamatan Berlayar. Jurnal Aplikasi Pelayaran dan Kepelabuhanan, Volume 1, Nomor 1, September 2010.
Internet : Amelia,
Dita. 2012. Pengendalian http://cakrawalalogistics.com/?com=post&view=item&id=16 pada tanggal 25 November 2014, pukul 23:10 )
Logistik. (diakses
Mutiara.
2014. Soal Teknologi Pelabuhan Singapura Patut Ditiru. http://www..majalahdermaga.co.id/post/95/soal_teknologi_pelabuhan_si ngapura_patut_ditiru (diakses pada tanggal 24 November 2014, pukul 20:20)
Sicha. 2013. Sistem Transportasi Jepang. http://www.berkuliah.com/2014/09/sistem-transfortasi-Jepang.html. (diakses pada tanggal 14 November 2014, pukul 22:25) Sitorus, Ropesta. 2014. Saat Dirut Pelni Meladeni Curhat Penumpang di KM Bukit Raya. http://m.detik.com/news/read/2014/12/02/103856/2764926/102/saatdirut-pelni-meladeni-curhat-penumpang-di-km-bukit-raya (diakses pada tanggal 02 Januari 2015, pukul 11:30) Temposo, Usman. 2013. Kapal Jepang Dilengkapi Eskalator. http://www.bantenraya.com/metropolis/metro-cilegon/1955-kapaljepang-dilengkapi-eskalator. (diakses pada tanggal 22 November 2014, pukul 16:35) Yusfreyendi, 2013. Fasilitas Pelabuhan Kijang Memprihatinkan. http://www.tanjungpinangpos.co.id/2013/73073//fasilitas-pelabuhankijang-memprihatinkan/. (diakses padatanggal 18 April 2015, pukul 20:05) Zulkifli.
2012. Angkatan Laut Transportasi Andalan http://kepri.travel/angkutan-laut-transfortasi-andalan-di-kepri/ pada tanggal 24 November 2014, pukul 21:13)
Kepri. (diakses