ISSN 2302-0172 pp. 39- 48
Jurnal Ilmu Ekonomi
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
10 Pages
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERIMAAN DAERAH SEKTOR PARIWISATA KOTA BANDA ACEH 1)
Zelvian Shella1, Said Muhammad2, Muhammad Nasir3 Magister Ilmu Ekonomi Pascasarjana Universyitas Syiah Kuala Banda Aceh 2,3) Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala
Abstract: This study aimed to analyze the influence of the variable number of tourist arrivals, tourist attraction, hotels, and length of stay against local revenue of tourism sector in Banda Aceh. The data of this study is secondary data in the from of chronological order in 1997-2012. Analysis method that used in this study is multiple linear regression with local revenue of tourism sector as dependent variable and four independent variables are the number of tourists, the number of attractions, the number of hotels, and length of stay. The result suggest that simultaneously the number of tourist, number of attraction, number of hotels, and length of stay has a significant affect on local revenue of tourism sector at Banda Aceh with a value of R2 and R respectively 0,984 and 0,992. Partially, the number of tourist, number of hotels, and length of stay has a significant affect on local revenue of tourism sector at Banda Aceh, while the number of attraction did not affect against local revenue of tourism sector at Banda Aceh. And from the fourth variable is the most dominant influence on local revenue of tourism sector in Banda Aceh is the number of tourist arrivals with probability of significance of 0,000. Keywords: Local revenue of tourism sector, the number of tourists, the number of attractions, the number of hotels, length of stay Abstrak: Penelitian ini betujuan untuk mengetahui pengaruh dari variabel jumlah wisatawan, jumlah objek wisata, jumlah hotel, dan lama tinggal wisatawan terhadap penerimaan daerah sektor pariwisata di Kota Banda Aceh. Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data sekunder yang diperoleh dalam bentuk data berkala tahun 1997-2012. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi linier berganda dengan penerimaan daerah sektor pariwisata sebagai variabel dependen dan empat variabel independen yaitu jumlah wisatawan, jumlah objek wisata, jumlah hotel, dan lama tinggal wisatawan. Hasil penelitian mengungkapkan secara simultan variabel jumlah wisatawan, objek wisata, jumlah hotel, dan lama tinggal wisatawan berpengaruh signifikan terhadap penerimaan daerah sektor pariwisata Kota Banda Aceh dengan nilai R2 dan R masing-masing sebesar 0,984 dan 0,992. Secara parsial jumlah wisatawan, jumlah hotel, dan lama tinggal wisatawan berpengaruh signifikan terhadap penerimaan daerah sektor pariwisata Kota Banda Aceh, sedangkan variabel objek wisata berpengaruh tidak signifikan terhadap penerimaan daerah sektor pariwisata Kota Banda Aceh. dan dari keempat variabel tersebut yang paling dominan pengaruhnya terhadap penerimaan daerah sektor pariwisata di Kota Banda Aceh adalah variabel jumlah wisatawan dengan nilai signifikasi sebesar 0,000. Kata kunci: PAD Sektor Pariwisata, Jumlah Wisatawan, Objek Wisata, Jumlah Hotel, Lama Tinggal Wisatawan
PENDAHULUAN Industri
pariwisata merupakan jenis
industri yang mempunyai mata rantai kegiatan yang sangat panjang yang tujuannya adalah mengarahkan dan mengembangkan nilai-nilai ekonomi yang disebabkan adanya lalu lintas 39 -
Volume 2, No. 3, Agustus 2014
orang-orang yang mengadakan perjalanan untuk tujuan pariwisata. Pada dasarnya tujuan negara mengembangkan
industri
pariwisata
negaranya
adalah
untuk
penerimaan
negara.
Adapun
di
meningkatkan keuntungan-
keuntungan yang diharapkan sebagai akibat
Jurnal Ilmu Ekonomi
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala adanya pembangunan sarana dan prasarana
daerah,
kepariwisataan dalam suatu wilayah atau suatu
komponen utamanya dengan memperhatikan
daerah antara lain beberapa industri meningkat,
juga faktor-faktor yang mempengaruhinya,
terutama yang berhubungan dengan pelayanan
seperti jumlah objek wisata yang ditawarkan,
wisatawan
jumlah
seperti
transportasi,
perhotelan,
dimana
kepariwisataan merupakan
wisatawan
yang
berkunjung
baik
restoran, kesenian dan budaya daerah, kerajinan
domestik maupun internasional, jumlah hotel
rakyat, serta membantu terciptanya saling
dan akomodasi lainnya, dan juga lamanya
pengertian
wisatawan berkunjung ke daerah tersebut.
antara
penduduk
yang
datang
dengan negara yang dikunjungi. Menurut
peranan
wisata Islami dan pusat pertumbuhan ekonomi.
pariwisata dalam pembangunan negara pada
Sebagai Ibukota Provinsi Aceh yaitu Banda
garis besarnya berintikan tiga segi, yaitu segi
Aceh
ekonomis (sumber devisa, pajak-pajak), segi
dikembangkan menjadi daerah tujuan wisata.
sosial (penciptaan lapangan kerja), dan segi
Dengan diterapkannya Qanun Syariat Islam di
kebudayaan (memperkenalkan kebudayan kita
Provinsi Aceh, maka konsep wisata yang
kepada wisatawan-wisatawan asing). Para pakar
dikembangkan juga wisata Islami. Banda Aceh
ekonomi memperkirakan sektor pariwisata akan
selama ini dikenal sebagai pusat kota dan bisnis,
menjadi salah satu kegiatan ekonomi yang
tapi bukan berarti Banda Aceh tidak memiliki
penting pada abad ke-21. Dalam perekonomian
tempat-tempat yang menarik untuk dikunjungi.
suatu
secara
Ada bangunan bersejarah seperti Museum Aceh,
berencana dan terpadu, peran sektor pariwisata
Makam Raja Aceh yang disebut dengan
akan melebihi sektor migas (minyak bumi dan
Kandang
gas alam) serta industri lainnya.
Gunongan,
negara,
Spillane
Kawasan Banda Aceh merupakan kawasan
bila
(1987),
dikembangkan
merupakan
Dua
kota
Belas,
Taman
yang
berpotensi
Pendopo Gubernur,
Putro
Phang,
Kerkof,
Indonesia terus berupaya meningkatkan
Museum Tsunami, dan kawasan pantai Banda
pariwisata,
terus
Aceh yang menjadi salah satu daya tarik tujuan
kerja,
wisatawan ke Banda Aceh. Dengan adanya
pendapatan masyarakat serta berkontribusi pada
berbagai macam objek wisata yang sudah
produk domestik bruto, hal ini sesuai dengan
dijelaskan sebelumnya, maka para wisatawan
kajian bahwa jika mesin penggerak penyerapan
mempunyai banyak pilihan yang ingin mereka
tenaga kerja pada abad ke-19 adalah pertanian,
kunjungi. Selain Banda Aceh merupakan
pada abad ke-20 adalah industri manufaktur dan
Ibukota Provinsi Aceh yang terletak pada
pada
pariwisata
sumbu daerah tujuan wisata yang ada di
pengembangan
Provinsi Aceh, tidak menutup kemungkinan
sektor mampu
meningkatkan
abad
(Wahab,2003). sektor
yang
ke-21
diharapkan kesempatan
adalah
Keberhasilan
kepariwisataan,
berarti
akan
untuk para wisatawan untuk transit di Banda
meningkatkan perannya dalam penerimaan
Aceh. Hal ini dapat bermanfaat sebagai Volume 2, No. 3, Agustus 2014
- 40
Jurnal Ilmu Ekonomi
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala pengenalan sektor pariwisata di Banda Aceh
terhadap Penerimaan Daerah Sektor Pariwisata
dan akan meningkatkan penerimaan daerah
di Kota Banda Aceh. Sehingga diharapkan
dalam sektor pariwisata.
dapat membantu dalam mengambil solusi maupun
kebijakan
untuk
meningkatkan
penerimaan daerah dari sektor pariwisata di Kota Banda Aceh pada masa yang akan datang. Gambar kerangka pemikiran dari penelitian ini sebagai berikut : Gambar 1 Jumlah Objek Wisata Jumlah Wisatawan
Penerimaan Daerah Sektor Pariwisata
Jumlah Hotel
Dari Tabel 1 dapat dilihat bahwa dalam sepuluh tahun terakhir sumbangan sektor
Lama Tinggal Wisatawan
pariwisata Kota Banda Aceh terhadap Pendapan Asli
Daerah
masih
mengalami
fluktuasi.
Perumusan Hipotesis
Kontribusi terendah terjadi pada tahun 2005
Hipotesis adalah pendapat sementara
sebesar 7,78 persen, sedangkan kontribusi
dan pedoman serta arah dalam penelitian yang
tertinggi yang pernah dicapai pada tahun 2006
disusun berdasarkan pada teori terkait, dimana
sebesar 32,70 persen, dan nilainya terus
suatu hipotesis selalu dirumuskan dalam bentuk
menurun
ini
pernyataan yang menghubungkan dua variabel
sektor
atau lebih (J. Supranto, 1997). Setelah adanya
pariwisata Banda Aceh belum memberikan
kerangka pemikiran diatas, maka hipotesis
kontribusi secara maksimal terhadap PAD.
dalam penelitian ini adalah :
hingga
menggambarkan
tahun
2012.
penerimaan
Hal
dari
1. Jumlah wisatawan memiliki hubungan KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS Kerangka Pemikiran
positif dan pengaruh signifikan terhadap penerimaan daerah sektor pariwisata Kota Banda Aceh.
Berdasarkan latar belakang yang telah
2. Jumlah objek wisata memiliki hubungan
diuraikan tersebut di atas, maka penelitian ini
positif dan pengaruh signifikan terhadap
bertujuan untuk menganalisis pengaruh Jumlah
penerimaan daerah sektor pariwisata
Kunjungan Wisatawan, Jumlah Objek Wisata,
Kota Banda Aceh.
Jumlah Hotel, dan Lama Tinggal Wisatawan 41 -
Volume 2, No. 3, Agustus 2014
Jurnal Ilmu Ekonomi
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala 3. Jumlah hotel memiliki hubungan positif dan
pengaruh
signifikan
terhadap
1. Jumlah Wisatawan Merupakan
besarnya
jumlah
penerimaan daerah sektor pariwisata
wisatawan baik mancanegara maupun
Kota Banda Aceh.
nusantara yang berkunjung ke Banda
4. Lama
tinggal
wisatawan
memiliki
hubungan positif dan pengaruh signifikan terhadap
penerimaan
daerah
sektor
pariwisata Kota Banda Aceh.
Aceh. Data Jumlah Wisatawan diukur dalam satuan orang. 2. Jumlah Objek Wisata Merupakan banyaknya objek wisata yang ada di Banda Aceh tahun. Data Jumlah Objek Wisata diukur dalam
METODOLOGI PENELITIAN Metode
yang
digunakan
dalam
satuan unit.
pengumpulan data pada penelitian ini adalah
3. Jumlah Hotel
metode studi pustaka, yang diperoleh dari
Banyaknya
hotel
dan
akomodasi
instansi-instansi terkait, buku referensi, maupun
lainnya termasuk hotel berbintang, melati,
jurnal-jurnal ekonomi. Data yang digunakan
penginapan, dan pondok wisata yang
adalah data runtut waktu (time series), yang
tersedia di Kota Banda Aceh. Data
merupakan data yang dikumpulkan, dicatat atau
Jumlah Hotel diukur dalam satuan unit.
diobservasi sepanjang waktu secara beruntutan (Kuncoro, 2001), dengan jenis data yang digunakan adalah data sekunder.
4. Lama Tinggal Wisatawan Rata-rata dihabiskan
Variabel Penelitian Variabel dependen dalam penelitian ini
adalah:
Penerimaan
oleh
hari
yang
wisatawan
baik
mancanegara
maupun
Sektor
wisatawan dalam negeri di Kota Banda
Pariwisata Kota Banda Aceh. Pendapatan dari
Aceh. Data Lama Tinggal Wisatawan
sektor
diukur dalam satuan hari.
pariwisata
yang
Daerah
wisatawan
banyaknya
termasuk
dalam
penerimaan daerah, di antaranya adalah pajak hotel, pajak restoran, pajak hiburan, retribusi pemakaian kekayaan daerah, retribusi tempat penginapan,
retribusi
tempat
Metode Analisis Data Untuk mengetahui besarnya pengaruh
rekreasi,
dari suatu variabel bebas (independent variable)
pendapatan lain yang sah. Data Penerimaan
terhadap variabel terikat (dependent variable),
Daerah Sektor Pariwisata diukur dalam satuan
maka penelitian ini menggunakan model regresi
rupiah.
linier berganda (Multiplier Linier Regression Variabel independen dalam penelitian
ini adalah :
Method) dengan metode kuadrat terkecil atau Ordinary Least Square (OLS). Metode ini Volume 2, No. 3, Agustus 2014
- 42
Jurnal Ilmu Ekonomi
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala diyakini mempunyai sifat-sifat yang ideal dan
versi 20 diperoleh hasil perhitungan koefisien
dapat diunggulkan, yaitu secara teknis sangat
regresi sebagaimana Tabel 2.
kuat, mudah dalam perhitungan dan penarikan interpretasinya (Gujarati, 2003).
Dari Tabel 2 maka dapat disusun persamaan regresi sebagai berikut ini:
Persamaan regresi dinyatakan sebagai
Y = β0+ β 1 X1 + β 2 X2 + β 3 X3 + β 4 X4 + ei Y = – 1951,891+ 7,694 X1 + 12,209X2 +
berikut : 𝑌𝑖 = 𝛽0 + 𝛽1 𝑋1 + 𝛽2 𝑋2 + 𝛽3 𝑋3 + 𝛽4 𝑋4 + 𝑒𝑖
46,040X3 + 106,964X4 Sedangkan
:
hasil
koefisien
korelasi dan koefisien determinasi tersaji pada
Di mana : Yi
untuk
Penerimaan
Sektor
Pariwisata
Tabel 3.
(dalam rupiah) β0
: Intersep/Konstanta
X1
: Jumlah Wisatawan (dalam orang)
X2: Jumlah Objek Wisata (dalam unit)
Tabel 3 Koefisien Korelasi dan Koefisien Determinasi Multiple R (R) 0,992
X3: Jumlah Hotel (dalam unit)
R Square (R2)
0,984
X4
Adjusted R Square
0,979
: Lama Tinggal Wisatawan (dalam
hari)
Standard Error
114,06090
β1
: Koefisien Regresi Jumlah Wisatawan
Observation
β2
: Koefisien Regresi Jumlah Objek
(Sumber : Data diolah)
16
Wisata β3
: Koefisien Regresi Jumlah Hotel
β4
: Koefisien Regresi Lama Tinggal
Wisatawan ei
: Kesalahan yang disebabkan faktor
acak
Berdasarkan pada Tabel 3 didapatkan nilai R2 (Koefisien Determinasi) = 0,984, nilai ini menunjukkan kemampuan bahwa variabel dependen
Penerimaan
Sektor
Pariwisata
mampu dijelaskan oleh variabel independen Jumlah Wisatawan (X1), Jumlah Objek Wisata
HASIL PENELITIAN Berdasarkan dari hasil analisis dengan
(X2), Jumlah Hotel (X3), dan Lama Tinggal Wisatawan (X4) hingga sebesar 98,4 persen.
menggunakan program SPSS versi 20 maka
Sedangkan
diperoleh hasil regresi sebagai berikut :
dijelaskan oleh variabel lain.
sisanya
sebesar
1,6
persen
Sedangkan besarnya koefisien korelasi (R) = 0,992, ini berarti hubungan keeratan antara
variabel
independen
dan
variabel
dependen sangat kuat. Dari hasil perhitungan dengan program SPSS 43 -
Volume 2, No. 3, Agustus 2014
Berdasarkan pada Tabel 2, diperoleh
Jurnal Ilmu Ekonomi
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala pengujian hipotesis secara parsial sebagai berikut :
Variabel lama tinggal wisatawan (X4) memiliki
pengaruh positif
dan signifikan
Jumlah Wisatawan
terhadap variabel penerimaan daerah sektor
Variabel jumlah wisatawan (X1) memiliki
pariwisata Kota Banda Aceh (Y). Hal ini dapat
terhadap
dilihat dari nilai thitung sebesar 2,205, dengan
variabel penerimaan daerah sektor pariwisata
probabilitas sebesar 0,047 lebih kecil dari α =
Kota Banda Aceh (Y). Hal ini dapat dilihat dari
0,05. Sedangkan nilai koefisien regresi β4
nilai thitung sebesar 5,069, dengan probabilitas
menunjukkan angka 106.964 yang berarti
sebesar 0,000 lebih kecil dari α = 0,05.
bahwa
pengaruh
positif
Sedangkan
nilai
dan
signifikan
koefisien
regresi
β1
setiap
wisatawan
pertambahan
(X4)
lama
sebanyak
1
hari,
tinggal maka
menunjukkan angka 7,694 yang berarti bahwa
penerimaan sektor pariwisata Kota Banda Aceh
setiap pertambahan
(Y) akan meningkat sebesar 106,96 persen.
jumlah wisatawan (X1)
sebanyak 1 orang, maka penerimaan sektor pariwisata
Kota
Banda
Aceh
(Y)
akan
Variabel jumlah objek wisata (X2) tidak signifikan
terhadap
terhadap
variabel
0,787,
dengan
Tabel 4 ANOVA
Variabel jumlah hotel (X3) berpengaruh dan
signifikan
terhadap
variabel
penerimaan daerah sektor pariwisata Kota Banda Aceh (Y). Hal ini dapat dilihat dari nilai thitung
sebesar
3,513,
dengan
probabilitas
sebesar 0,005 lebih kecil dari α = 0,05. Sedangkan
nilai
koefisien
ANOVAa Model
Jumlah Hotel
positif
sektor
probabilitas
sebesar 0,448 lebih besar dari α = 0,05.
Penerimaan
tersaji pada Tabel 4 berikut ini:
Banda Aceh (Y). Hal ini dapat dilihat dari nilai sebesar
pengujian
Sedangkan hasil perhitungan nilai F
penerimaan daerah sektor pariwisata Kota
thitung
hasil
pariwisata adalah variabel Jumlah Wisatawan.
Jumlah Objek Wisata
berpengaruh
pada
hipotesis di atas variabel bebas yang paling berpengaruh
meningkat sebesar 7,69 persen.
Berdasarkan
regresi
β3
menunjukkan angka 46,040 yang berarti bahwa
Regres sion Residu 1 al Total
Sum of Squares 90586 78.575 14310 8.779 92017 87.354
d f 4 1 1 1 5
Mean Square 22646 69.644 13009 .889
F
Si g.
174. 073
.0 00b
a. Dependent Variable: PAD PARIWISATA (Y) b. Predictors: (Constant), LAMA TINGGAL WISATAWAN (X4), JUMLAH OBJEK WISATA (X2), JUMLAH WISATAWAN (X1), JUMLAH HOTEL (X3) (Sumber : Output Regresi Utama) Dari Tabel 4 di atas , diperoleh nilai
setiap pertambahan hotel (X3) sebanyak 1 unit,
signifikan
maka penerimaan sektor pariwisata Kota Banda
signifikansi lebih kecil dari 0,05 maka dapat
Aceh (Y) akan meningkat sebesar 46,04 persen.
disimpulkan bahwa secara simultan Jumlah
Lama Tinggal Wisatawan
sebesar
0,000,
karena
nilai
Wisatawan (X1), Objek Wisata (X2), Jumlah Volume 2, No. 3, Agustus 2014
- 44
Jurnal Ilmu Ekonomi
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Hotel (X3), dan Lama Tinggal Wisatawan (X4)
atraksi wisata yang masih asli, oleh sebab itu
berpengaruh signifikan terhadap Penerimaan
keasliannya/kelestariannya harus tetap dijaga
Sektor Pariwisata Kota Banda Aceh (Y).
jangan sampai rusak. Bila kelestariannya kurang
terjaga
maka
daya
tarik
yang
ditimbulkan oleh objek wisata itu sendiri akan
PEMBAHASAN Menurut Spillane (1997), kunjungan
berkurang sehingga minat wisatawan yang
wisatawan secara langsung dapat mendatangkan
ingin mengunjungi objek wisata tersebut akan
sekaligus meningkatkan jumlah pendapatan
berkurang pula. Kota Banda Aceh sebenarnya
yang merupakan penerimaan daerah. Oleh
memiliki potensi yang cukup bagus dalam
sebab itu, banyaknya program pengembangan
pemanfaatan
kepariwisataan
dimilikinya untuk meningkatkan Pendapatan
wisatawan
untuk
lebih
menarik
yang
Asli Daerahnya sebab Kota Banda Aceh juga
wisatawan yang datang semakin banyak uang
memiliki banyak objek-objek wisata yang
yang
cukup menarik untuk dikunjungi, namun pada
dan
lebih
wisata
banyak
datang
banyak,
kedatangan
objek-objek
semakin
banyak
pula
pendapatan yang diperoleh. Oleh karena itu,
kenyataannya
diharapkan
disebutkan bahwa jumlah objek wisata memang
Kota
Banda
Aceh
berusaha
dari
hasil
berpengaruh
ke daerah-daerah tujuan wisatanya. Variabel
signifikan untuk mendukung peningkatan PAD
Jumlah Wisatawan memiliki nilai thitung sebesar
khususnya
5,069 dengan probabilitas sebesar 0,000 dan
pariwisata di Kota Banda Aceh. Hal ini
berpengaruh signifikan terhadap penerimaan
tentunya dipengaruhi oleh sarana dan prasarana
sektor pariwisata, ini menunjukkan bahwa
yang belum cukup, terutama akses di berbagai
meningkatnya jumlah wisatawan bergantung
objek
pada peningkatan kualitas pelayanan yang lebih
wisatawan seperti halnya yang dikemukakan
baik terhadap para wisatawan, sikap masyarakat
oleh Yoeti (2008) yang menganggap bahwa
di daerah tujuan wisata yang memberikan rasa
perjalanan pariwisata yang dilakukan tersebut
aman dan nyaman terhadap wisatawan, dan
adalah
juga kemudahan dalam komunikasi dan akses
lembaga-lembaga
transportasi.
bergerak
merupakan
wisata tarik
diperlihatkan
utama
wisata
untuk
penerimaan
yang
dalam
sektor
menarik
layanan
perusahaan
bidang
cukup
dari
berpotensi
memperoleh atau
belum
dari yang
kepariwisataan.
Pengembangan sarana dan fasilitas serta akses
mengapa
yang memadai memang sangat penting untuk
seseorang berkunjung ke suatu tempat, oleh
dikembangkan di berbagai objek wisata yang
karena itu keaslian dari objek pariwisata harus
ada, karena hal tersebut dapat berpengaruh
dijaga karena wisatawan khususnya wisatawan
terhadap
asing lebih suka dengan objek wisata atau
berkunjung.
45 -
daya
yang
dari
namun
ini
semaksimal mungkin mendatangkan wisatawan
Objek
positif
penelitian
Volume 2, No. 3, Agustus 2014
minat
para
wisatawan
untuk
Jurnal Ilmu Ekonomi
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Hotel
adalah
yang
Banda Aceh, secara nyata bahwa semakin lama
menyediakan jasa dalam bentuk penginapan
wisatawan tinggal di Banda Aceh semakin
(akomodasi)
fasilitas
banyak pula objek wisata yang dikunjungi dan
lainnya. Sarana hotel merupakan sarana yang
semakin banyak pula uang yang dibelanjakan,
sangat menunjang industri pariwisata yang
baik untuk keperluan sehari-hari atau juga
nantinya dapat memberikan masukan berupa
banyaknya barang-barang yang di beli untuk
penerimaan daerah. Hotel yang menjadi salah
keluarganya sebagai oleh-oleh dari Banda
satu sarana pemerintah Kota Banda Aceh dalam
Aceh.
serta
perusahaan
menyediakan
mendukung perekonomian. Variabel Jumlah Hotel memiliki nilai thitung sebesar 3,513 dengan probabilitas sebesar 0,005. Ini berarti nilai probabilitas lebih kecil dari 0,05 maka variabel Jumlah Hotel berpengaruh signifikan terhadap penerimaan daerah sektor pariwisata. Ini berarti bahwa jumlah hotel yang ada di Kota Banda Aceh
masih
perlu
adanya
penambahan,
mengingat untuk prospek yang akan datang masih menjanjikan, ini terbukti bahwa jumlah hotel yang ada di Banda Aceh dari tahun ke tahun semakin meningkat. Dari data yang ada banyak bermunculan hotel-hotel baru dari hotel bertaraf Melati 1 sampai Melati 3 dengan penyediaan fasilitas yang baik dan tak kalah dengan fasilitas yang diberikan oleh hotel berbintang. Banyaknya hotel yang beralih kelas juga menunjukkan bahwa peningkatan fasilitas sarana dan prasarana serta pelayanan semakin baik. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Huda (2009) bahwa wisatawan yang menginap di hotel dalam kurun waktu yang lama dikarenakan kualitas pelayanan yang
rata-rata
Kesimpulan Berdasarkan uraian hasil analisis data dan pembahasan maka diperoleh kesimpulan penelitian sebagai berikut : 1. Jumlah wisatawan mempunyai pengaruh yang positif
lama
tinggal
wisatawan berpengaruh signifikan terhadap penerimaan daerah sektor pariwisata di Kota
dan signifikan
terhadap
penerimaan daerah sektor pariwisata di Kota Banda Aceh periode tahun 19972012. Hal ini sesuai dengan hipotesis yang diajukan. 2. Jumlah objek wisata tidak berpengaruh signifikan terhadap penerimaan daerah sektor
pariwisata di Kota Banda Aceh
periode tahun 1997-2012. Hal ini tidak sesuai dengan hipotesis yang diajukan. 3. Jumlah hotel berpengaruh positif dan signifikan terhadap penerimaan daerah sektor
pariwisata di Kota Banda Aceh
periode tahun 1997-2012. Hal ini sesuai dengan hipotesis yang diajukan. 4. Lama
diberikan pihak hotel. Variabel
KESIMPULAN DAN SARAN
tinggal
wisatawan
berpengaruh
positif dan signifikan terhadap penerimaan daerah sektor pariwisata di Kota Banda Aceh periode 1997-2012. Hal ini sesuai dengan hipotesis yang diajukan. Volume 2, No. 3, Agustus 2014
- 46
Jurnal Ilmu Ekonomi
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala wisatawan,
Saran Berdasarkan
penelitian
terhadap
penerimaan daerah sektor pariwisata di Kota
meningkatkan
posisi
tawaran
potensi wisata dan meningkatkan pemasaran wisata melalui promosi wisata.
Banda Aceh, maka dapat disampaikan saransaran sebagai berikut :
DAFTAR PUSTAKA
1. Berdasarkan dari hasil analisis FaktorFaktor Yang Mempengaruhi Penerimaan
Badan Pusat Statistik Provinsi Aceh, 2012, Data Jumlah Obyek Wisata Kota Banda Aceh 1999-2009, Banda Aceh.
Daerah Sektor Pariwisata Kota Banda Aceh diketahui bahwa variabel Jumlah Wisatawan memiliki pengaruh paling besar dan signifikan terhadap Peneriman Daerah Sektor
Pariwisata Kota Banda
sehingga
menghimbau
Aceh
kepada
Dinas
Kebudayaan dan Pariwisata Kota Banda Aceh hendaknya lebih berupaya untuk meningkatkan
jumlah
kunjungan
wisatawan agar bersedia berkunjung ke Kota Banda Aceh. 2. Agar pengembangan sektor pariwisata dapat
lebih
terarah
diharapkan
agar
pemerintah Kota Banda Aceh melakukan pengkajian
yang
langkah-langkah penyusunan
dapat dan
program
mendukung
kebijakan
serta
pengembangan
kepariwisataan secara terpadu di Kota
Badan Pusat Statistik Kota Banda Aceh 2012, Banda Aceh Dalam Angka 2000-2012, Banda Aceh. Dinas kebudayaan dan pariwisata Provinsi Aceh, tahun 2009. http://www.acehprov.go.id. Gujarati, D. 2003. Basic Econometrics. Mc Graw Hill, New York. Huda, S. 2009. “Analisis Penerimaan Devisa Sektor Pariwisata dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi di Jawa Timur”. Jurnal Aplikasi Manajemen. Vol. 7 No.1. Kuncoro, M. 2001. Metode Kuantitatif : Teori dan Aplikasi untuk Bisnis dan Ekonomi. UPP AMP YKPN, Yogyakarta. Qadarrochman, N. 2010. “Analisis Penerimaan Daerah dari Sektor Pariwisata di Kota Semarang dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya”. Diponegoro University Institutional Repository. http://eprints.undip.ac.id
Banda Aceh. Dalam pengelolaan
rangka potensi
mengoptimalkan pariwisata
menuju
peningkatan pengembangan pariwisata, perlu
Rahma, N., dan Handayani, R. 2013. “Pengaruh Jumlah Kunjungan Wisatawan, Jumlah Objek Wisata dan Pendapatan Perkapita Terhadap Penerimaan Sektor Pariwisata Di Kabupaten Kudus”. Jurnal Ekonomi Pembangunan, Vol. 2 No. 2, hal 1-9.
melibatkan pihak-pihak terkait untuk bersamasama mendorong kebijakan pengembangan
Spillane, dan James J. DR. 1987. Pariwisata Indonesia. Kanisius, Yogyakarta.
pariwisata Kota Banda Aceh. Hal tersebut dapat dimungkinkan apabila pegelolaan pariwisata dilakukan
dengan
mencermati
Supranto, J. 1997. Statistik Teori & Aplikasi. Erlangga, Jakarta.
permintaan Susiana.
47 -
Volume 2, No. 3, Agustus 2014
2003,
“Analisis
Faktor
yang
Jurnal Ilmu Ekonomi
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Mempengaruhi Penerimaan Daerah dari Sektor Pariwisata, Kota Surakarta (1985-2000)”. Diponegoro University Institutional Repository. http://eprints.undip.ac.id Wahab, S. 2003.Manajemen Kepariwisataan. Pradnya Paramita, Jakarta. Yoeti,
O.A. 2008. Ekonomi Kompas, Jakarta.
Pariwisata.
Yoeti, O.A. 1996. Pemasaran Pariwisata Terpadu. Angkasa Bandung, Bandung. ___________. 1997. Perencanaan dan Pengembangan Pariwisata.Pradnya Paramita, Jakarta. ___________. 2002. Perencanaan Strategis Pemasaran Daerah Tujuan Wisata. Pradnya Paramita, Jakarta.
Volume 2, No. 3, Agustus 2014
- 48