BAB I PENDAHULUAN

Download BAB I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Organisasi sangat penting bagi ... Organisasi nirlaba atau organisasi non profit merupakan suatu le...

0 downloads 343 Views 221KB Size
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Organisasi

sangat

penting

bagi

kehidupan

manusia

dalam

bermasyarakat sehari-hari. Organisasi didirikan karena adanya kesamaan kepentingan, baik dalam rangka untuk mewujudkan hakekat kemanusiaannya maupun secara berkelanjutan untuk memenuhi kebutuhannya. Berdasarkan tujuannya organisasi dapat dibedakan menjadi dua yaitu organisasi yang tujuannya mencari keuntungan atau berorientasi pada profit dan organisasi sosial atau organisasi non profit. Organisasi profit adalah suatu organisasi yang bertujuan untuk mencari keuntungan atau laba. Organisasi profit memiliki sumber pendanaan yang jelas, yakni dari keuntungan usahanya. Contoh organisasi profit seperti perusahaan besar atau kecil, perusahaan manufaktur, bank umum, perusahaan asuransi dan koperasi. Organisasi nirlaba atau organisasi non profit merupakan suatu lembaga atau kumpulan dari beberapa individu yang memiliki tujuan tertentu dan bekerja sama untuk mencapai tujuannya, dalam pelaksanaan kegiatan yang mereka lakukan tidak berorientasi pada pemupukan laba atau kekayaan semata (Nainggolan, 2005). Organisasi nirlaba meliputi gereja, yayasan sosial, sekolah negeri, derma publik, rumah sakit dan klinik publik, organisasi politis, bantuan masyarakat dalam hal perundang-undangan, organisasi jasa sukarelawan, serikat buruh, asosiasi profesional, institut riset,

1

2

museum, dan beberapa para petugas pemerintah. Karakteristik organisasi nirlaba berbeda dengan organisasi profit. Perbedaan utama terletak pada cara organisasi nirlaba memperoleh sumber dana yang dibutuhkan untuk melakukan

berbagai

kegiatan

operasionalnya.

Sebagai

akibat

dari

karakteristik tersebut, dalam organisasi nirlaba timbul transaksi tertentu yang jarang atau bahkan tidak pernah terjadi dalam organisasi bisnis, misalnya penerimaan sumbangan. Pada umumnya, organisasi nirlaba memperoleh sumber dananya melalui sumbangan dari para anggota dan para penyumbang lain yang tidak mengharapkan imbalan apapun dari organisasi (Hoesada, 2007). Meskipun organisasi nirlaba mempunyai karakteristik dan tujuan organisasional yang berbeda dengan organisasi profit, namun bukan berarti pencatatan akuntansi keduanya berbeda. Persamaan antara akuntansi organisasi nirlaba dengan organisasi profit meliputi keseluruhan proses akuntansi mulai dari pengakuan transaksi, pencatatan ke buku kas umum dan pencatatan ke buku pembantu sampai pelaporan laporan keuangannya. Laporan Keuangan adalah hasil akhir dari proses akuntansi. Laporan keuangan inilah yang menjadi bahan informasi bagi para pemakainya sabagai salah satu bahan dalam proses pengambilan keputusan. Disamping sebagai informasi, laporan keuangan juga sebagai pertanggung jawaban atau accountability.

Sekaligus

mengambarkan

indicator

kesuksesan

suatu

organisai dalam mencapai tujuannya (Syafri, 2008). Laporan keuangan sangat diperlukan untuk memenuhi kepentingan dari berbagai pihak terkait, oleh karena itu laporan keuangan harus disusun

3

berdasarkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 45 tentang Pelaporan Keuangan Organisasi Nirlaba. Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2009) dalam PSAK No. 45 tentang Pelaporan Keuangan Organisasi Nirlaba, laporan keuangan untuk organisasi nirlaba terdiri dari laporan posisi keuangan, laporan aktivitas, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan. Tujuan utama laporan keuangan organisasi nirlaba pada dasarnya memiliki kesamaan dengan tujuan laporan keuangan organisasi komersial, yaitu menyajikan informasi yang relevan atas kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh organisasi tersebut. Namun, karena adanya perbedaan tujuan organisasi, menyebabkan adanya perbedaan pada kalangan pemakai laporan keuangan dan isi dari laporan keuangan tersebut. Tujuan laporan keuangan organisasi nirlaba adalah untuk menyediakan informasi yang relevan untuk memenuhi kepentingan para penyumbang, anggota organisasi, kreditur, dan pihak lain yang menyediakan sumber daya bagi organisasi nirlaba (PSAK 45). Yayasan sosial adalah suatu badan hukum yang mempunyai maksud dan tujuan bersifat sosial, keagamaan dan kemanusiaan. Lembaga atau yayasan sosial, meliputi lembaga sosial formal dan nonformal, panti asuhan, panti jompo, rumah sakit, poliklinik, laboratorium, penelitian di bidang ilmu pengetahuan dan lain-lain. Panti asuhan merupakan sarana pelayanan sosial guna membantu orang lain, secara langsung maupun tidak langsung untuk meningkatkan taraf hidup mereka. Panti asuhan memiliki fungsi untuk menampung, mengasuh, membina dan mendidik anak - anak yang kurang beruntung nasibnya, baik

4

yang berstatus yatim piatu, anak terlantar maupun dari keluarga yang kurang mampu. Yayasan Panti Asuhan Kristen Tanah Putih yang berlokasi di Jl. Dr. Wahidin No. 14 Semarang merupakan organisasi berbadan hukum yang bergerak dalam bidang pelayanan kesejahteraan sosial bagi para anak – anak yang membutuhkan agar dapat terpenuhi kebutuhan hidup baik jasmani, rohani dan sosial. Yayasan Panti Asuhan Kristen Tanah Putih merupakan salah satu organisasi nirlaba yang dipercaya oleh yayasan, pemerintah dan masyarakat untuk mengelola sejumlah dana yang digunakan untuk membiayai kehidupan anak asuh yang berada dibawah naungan panti. Adanya tuntutan akuntabilitas terhadap organisasi nirlaba membuat organisasi terpacu untuk memiliki manajemen keuangan yang baik sesuai dengan standar yang telah ditetapkan untuk organisasi nirlaba khususnya pada Yayasan Panti Asuhan Kristen Tanah Putih sehingga akuntabilitas dan transparansi lebih mudah dilakukan. Sesuai dengan PSAK No.45 Panti Asuhan merupakan organisasi nirlaba sehingga dalam pencatatan laporan keuangan harus menerapkannya. Laporan keuangan di Panti Asuhan Kristen Tanah Putih hanya terdiri dari catatan pemasukan dan pengeluaran kas. Laporan keuangan semacam ini baik dalam Panti Asuhan akan tetapi seringkali terjadi ketegangan yang disebabkan oleh pelaporan keuangan ini. Oleh karena itu Yayasan Panti Asuhan Kristen Tanah Putih perlu menerapkan standar akuntansi organisasi nirlaba berdasarkan PSAK 45 dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangannya. Jika laporan keuangan disajikan sesuai dengan PSAK No. 45 secara langsung akan

5

membuat para donatur merasa puas dan percaya dengan pengalokasian dana dan pertanggungjawaban dana telah dikelola dengan baik. Replika dari Tinungki (2014) dalam jurnalnya yang berkaitan dengan penerapan laporan keuangan organisasi nirlaba berdasarkan dengan PSAK No. 45. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Tinungki (2014), pelaporan keuangan organisasi nirlaba Panti Sosial Tresna Werdha HANA belum sepenuhnya sesuai dengan PSAK No. 45. Pada laporan posisi keuangan menyediakan informasi mengenai aset, liabilitas serta aset neto dan informasi mengenai hubungan diantara unsur-unsur tersebut. Namun pada penyajiannya tampilan laporan keuangan Panti Sosial Tresna Werdha HANA tidak sesuai dengan format PSAK No. 45. Pada

laporan arus kas yang menyajikan

informasi mengenai penerimaan dan pengeluaran kas yang dicatat berdasarkan penerimaan dan pengeluaran yang terjadi selama satu tahun namun belum sesuai dengan PSAK No. 45. Demikian juga pada laporan aktivitas yang belum sesuai dengan PSAK No. 45 serta catatan atas laporan keuangan Panti Sosial Tresna Werdha HANA yang belum disajikan ke dalam laporan keuangan Panti Sosial. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Repi (2015) dengan judul “ Analisis Penerapan PSAK No. 45 Tentang Pelaporan Keuangan Entitas Nirlaba Pada STIKES Muhammadiyah Manado” yang bertujuan untuk mengetahui bagaimana penerapan laporan keuangan STIKES Muhammadiyah Manado apakah sudah menerapkan PSAK No. 45 pada penyanjian keuangannya. Dalam penelitian ini diketahui bahwa STIKES Muhammadiyah Manado belum menerapkan penyusunan laporan keuangan sesuai dengan format PSAK No. 45. Hal ini terjadi karena STIKES

6

Muhammadiyah Manado hanya mengacu sesuai dengan arahan dan kebutuhan dari yayasan yang masih berbentuk neraca saldo. Penelitian yang dilakukan oleh Pontoh (2013), berjudul "Penerapan Laporan Keuangan Organisasi Nirlaba Berdasarkan PSAK Nomor 45 Pada Gereja Bukit Zaitun Luwuk" yang bertujuan untuk mengetahui bagaimana penerapan pelaporan keuangan Gereja Bukit Zaitun Luwuk Sulawesi Tengah berdasarkan PSAK No.45. Dalam penelitian ini diketahui bahwa laporan posisi keuangan khususnya pada kelompok aset tidak disajikan nilai dari inveatasi dan surat berharga karena Gereja Bukit Zaitun Luwuk tidak mencatat dan melaporkan nilai investasi dan surat berharga yang dimiliki dalam laporan tahunan gereja sehingga tidak diketahui berapa nilai dari investasi dan surat berharga. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Ibrahim & Handayani (2009) , laporan keuangan yang disajikan oleh Baitul Mal Provinsi NAD telah menerapkan PSAK No. 45 tetapi penyusunan dari penyajian masing-masing laporan tersebut belum sepenuhnya mengikuti standar pelaporan sebagaimana yang telah diatur dalam PSAK No. 45. Dalam pelaporan arus kas masuk dan keluar tidak diklasifikasikan ke dalam golongan aktivitas, tetapi semua aktivitas disajikan kedalam aktivitas operasi. Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik untuk melakukan penelitian pada Yayasan Panti Asuhan Kristen Tanah Putih Semarang dan mengimplementasikannya menjadi penelitian mengenai "REPORTING ORGANISASI NIRLABA BERDASARKAN PSAK NOMOR 45 PADA YAYASAN PANTI ASUHAN KRISTEN TANAH PUTIH SEMARANG". Penelitian ini dilakukan untuk memberikan acuan kepada Yayasan Panti

7

Asuhan Kristen Semarang untuk menyusun dan menyajikan laporan keuangan sesuai dengan format yang ditetapkan oleh PSAK Nomor 45.

1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan pada latar belakang masalah yang diuraikan diatas, maka dirumuskan masalah Bagaimana penyusunan dan penyajian laporan keuangan pada Yayasan Panti Asuhan Kristen Tanah Putih Semarang berdasarkan dengan format PSAK No. 45 ?

1.3 Tujuan Penelitian Tujuan

penelitian ini untuk menyusun dan menyajikan laporan

keuangan Yayasan Panti Asuhan Kristen Tanah Putih Semarang berdasarkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 45.

1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat bagi Penulis a.

Sebagai sarana guna menerapkan teori yang diperoleh pada masa perkuliahan terutama dalam hal penyusunan laporan keuangan pada organisasi nirlaba dan sebagai syarat guna menyelesaikan Studi S-1 di Universitas Dian Nuswantoro Semarang.

8

1.4.2 Manfaat bagi Organisasi Nirlaba ( Yayasan Panti Asuhan Kristen Tanah Putih ) a.

Hasil penelitian yang dilaksanakan oleh mahasiswa diharapkan dapat memberikan masukan kepada Yayasan Panti Asuhan Kristen Tanah Putih Semarang agar penyusunan dan penyajian laporan keuangan

yayasan

dapat sesuai dengan PSAK 45. b.

Sebagai pertanggungjawaban kepada donatur dan pihak pihak yang terkait dalam hal penyediaan dana yang dipergunakan untuk semua kegiatan yang berlangsung di Panti Asuhan Kristen Tanah Putih Semarang.

1.4.3 Manfaat bagi Akademik a.

Sebagai acuan dan tolak ukur atas keberhasilan akademis dalam mendidik dan memberikan ilmu pengetahuan.

b.

Menjadi refrensi bagi para pembaca untuk menyusun dan menyajikan

laporan

keuangan

organisasi

nirlaba

berdasarkan PSAK 45.

1.5 Sistematika Penelitian Agar lebih terarahkan, penulis membagi penelitian yang dilakukan ini menjadi beberapa bagian, yaitu sebagai berikut:

9

Bab I

: PENDAHULUAN Berisi mengenai penjelasan latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian, batasan masalah, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.

Bab II

: TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini berisi pembahasan mengenai teori-teori yang menjadi acuan pada saat penelitian dilaksanakan.

Bab III : METODE PENELITIAN Pada bab ini berisi tentang penjelasan mengenai objek penelitian, jenis dan sumber data yang digunakan, metode pengumpulan data, serta metode analisis yang ditetapkan. Bab IV

: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini merupakan penjabaran tentang hasil penelitian yang dilakukan dan pembahasan permasalahan yang telah dirumuskan oleh penulis. Pada bab ini berisi deskripsi obyek penelitian, analisis data serta pembahasan penyusunan dan penyajian laporan keuangan pada Yayasan Panti Asuhan Kristen Tanah Putih Semarang.

Bab V

: KESIMPULAN DAN SARAN Pada bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran tentang penelitian yang dilakukan oleh penulis.

10

1.6 Batasan Masalah Batasan masalah dalam penelitian ini adalah penyusunan dan penyajian laporan keuangan sesuai dengan format PSAK No. 45 yang terdiri atas laporan posisi keuangan, laporan aktivitas, laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan. Penyusunan dan penyajian laporan keuangan dibuat berdasarkan informasi yang didapatkan dari Yayasan Panti Asuhan Kristen Tanah Putih Semarang berupa catatan atas pemasukan dan pengeluaran panti asuhan selama bulan Agustus 2015.