BAB II - USU Institutional Repository - Universitas Sumatera Utara

Sehingga yang biasanya kita menggunakan tempat tidur dari bahan tilam kapuk dengan rangka ... PT. Bintang Toba Lestari ini sudah dipasarkan ke seluruh...

35 downloads 535 Views 403KB Size
BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1.

Gambaran Umum Perusahaan Sesuai dengan kebutuhan kehidupan manusia sehari-hari, tempat tidur

merupakan salah satu kebutuhan primer. Karena semakin berkembangnya zaman dan teknologi, maka kebutuhan primer ini semakin berkembang dalam produknya. Sehingga yang biasanya kita menggunakan tempat tidur dari bahan tilam kapuk dengan rangka tempat tidur dari kayu, kini hal tersebut sudah mulai ditinggalkan oleh kebanyakan masyarakat, dan masyarakat mulai memakai produk yang beda yang kita kenal dengan nama spring bed. Jenis-jenis dari produk ini beragam dan mempunyai kelasnya masing-masing sesuai dengan kualitas, dan mutu produk tersebut. Adapun sejarah berdirinya pabrik PT. Bintang Toba Lestari ini berawal dari usaha keluarga. PT. Bintang Toba Lestari dibangun dengan modal keluarga yaitu pada tanggal 5 Mei 1996 yang berlokasi di Jl. Pulau Button

No.

98/99 Medan. Seiring dengan bertambahnya kebutuhan pangsa pasar, ide-ide yang muncul dan keinginan untuk lebih mengembangkan usaha ini PT. Bintang Toba Lestari. Didorong semakin berkembangnya pangsa pasar usaha ini, perusahaan mengembangkan beberapa jenis macam produk ke dalam rangkaian produksi spring bed ini. PT. Bintang Toba Lestari merupakan produsen spring bed yang culup dikenal oleh masyarakat di Sumatera khususnya di Sumatera Utara.

Universitas Sumatera Utara

2.1.2. Ruang Lingkup Bidang Usaha Ruang lingkup usaha PT. Bintang Toba Lestari sudah meluas sampai keluas kota Medan seiring semakin digemari oleh masyarakat (konsumen). PT. Bintang Toba Lestari memproduksi 2 (dua) jenis produk yaitu spring bed dan busa. PT. Bintang Toba Lestari ini sudah dipasarkan ke seluruh Sumatera. Lokasi kantor pemasaran produk spring bed dan lokasi sama. PT. Bintang Toba Lestari memproduksi produk-produk spring bed dan busa. Selain produksi-produksi diatas, PT. Bintang Toba Lestari juga menyediakan dan melayani pesanan tersendiri bagi para konsumen. Apabila konsumen ingin membeli satu buah spring bed atau membeli banyak (misalnya grosir) harganya tetap sama. Tidak ada perbedaan harga untuk konsumen yang ingin menjual lagi atau konsumen yang langsung menggunakan spring bed tersebut, hanya saja bagi konsumen yang yang membeli banyak (misalnya grosir) mendapatkan bonus dari pihak industri. Strategi promosi yang dilakukan oleh PT. Bintang Toba Lestari ini adalah mempromosikan lewat pemasangan iklan di koran.

2.1.3. Lokasi Perusahaan Lokasi dan layout pabrik termasuk hal yang penting yang dapat mempengaruhi usaha dan tujuan perusahaan. Penentuan lokasi dan layout pabrik yang tepat akan dapat mereduksi biaya distribusi bahan baku maupun produk jadi, sehingga efisiensi dan aktivitas perusahaan dapat tercapai dengan baik. Pabrik perakitan spring bed PT. Bintang Toba Lestari terletak di Jl. Pulau Button

Universitas Sumatera Utara

No. 98/99 Medan Belawan dan dibangun diatas areal tanah seluas 6.200 m2. Dalam areal ini terdapat bangunan seperti head office, pabrik, toilet dan

pos

satpam. Faktor-faktor yang harus diperhatikan dari lokasi suatu pabrik adalah sebagai berikut : − Berada dekat dengan pemukiman tenaga kerja. − Dekat dengan pasar yang ditinjau. − Fasilitas dan sarana transportasi yang memadai.

2.1.4. Struktur Organisasi Perusahaan Perusahaan yang terdiri dari berbagai dari aktivitas yang berbeda-beda yang saling terkait harus dikoordinasikan sedemikian rupa sehingga dapat mencapai sasaran dan tujuan perusahaaan dengan efisien. Adanya berbagai aktivitas ini maka perlu dilakukan pengorganisasian sebagai salah satu fungsi dari manajemen. Dalam sistem pengorganisasian pada unit yang berbeda-beda diperlukan struktur organisasi yang dapat mempersatukan seluruh sumber daya dengan cara yang teratur. Dengan struktur organisasi tersebut diharapkan setiap personil yang berada didalam organisasi dapat diarahkan sehingga mendorong mereka melaksanakan aktivitas masing-masing dengan baik dan mendorong tercapainya sasaran perusahaan. PT. Bintang Toba Lestari menggunakan struktur organisasi berbentuk garis dengan seorang manager sebagai pelaksana operasional program kerja

Universitas Sumatera Utara

perusahaan. Bentuk ini ditunjukan dengan adanya spesialisasi tugas pada setiap unit organisasi sehingga pelimpahan wewenang dari pimpinan dalam bidang pekerjaan tertentu dapat langsung dilimpahkan kepada unit organisasi yang menangani pekerjaan tersebut. Struktur organisasi dan manajemen adalah alat untuk mempermudah pelaksanaan tugas, pendelegasian wewenang dan tanggung jawab dari atasan ke bawahan, juga berfungsi sebagai pengawasan item terhadap hasil kerja bawahan. Tanpa adanya struktur organisasi yang jelas dan baik, maka tidak akan tercipta suatu kesatuan pelaksanaan tugas yang efisien dan efektif. Semakin jelas dan baik struktur organisasi perusahaan, maka sistem operasional akan dapat terlaksana secara terintegrasi. Untuk membagi tugas dan tanggung jawab terhadap kegiatan-kegiatan didalam perusahaan, PT. Bintang Toba Lestari membentuk suatu struktur organisasi perusahaan. Sturktur organisasi perusahaan pada PT. Bintang Toba Lestari adalah berbentuk struktur organisasi garis, disini wewenang diturunkan mulai dari manajemen puncak yaitu manager menuju kepala-kepala bagian (Head Section). Sedangkan pertanggung jawaban dimulai dari manajemen tingkat rendah yaitu kepala bagian (Head Section) menuju pimpinan tertinggi perusahaan yaitu manager. Struktur organisasi juga ditentukan dan dipengaruhi oleh badan usaha, jenis usaha, besarnya usaha, dan sistem produksi perusahaan tersebut. Ada beberapa sturktur organisasi yang umum yaitu :

Universitas Sumatera Utara

1. Organisasi Garis (Line Organizations) Organisasi garis adalah suatu bentuk struktur organisasi dimana kekuasaan dan tanggung jawab diturnkan secara garis dari tingkat pimpinan atas kepada tingkat bawahannya. Dalam bentuk organisasi seperti ini, tidak seorang bawahan pun yang mempunyai atasan lebih dari satu orang, jadi kesimpang siuran perintah yang diterima oleh bawahan sangat kecil kemungkinannya untuk terjadi. Pada struktur organisasi garis, prinsip Unity of Command atau kesatuan dalam komando akan terpelihara dengan baik. Atasan hanya memerintah bawahan tertentu dan bawahan akan memberikan laporan kepada atasan yang memberi perintah. Kebaikan dari struktur organisasi ini adalah : − Organisasi ini sederhana sehingga sesuai dipakai untuk perusahaan kecil. − Adanya Unity of Command (kekuasaan komando). − Setiap pengambilan keputusan dapat dilaksanakan dengan cepat sebab jumlah orang yang diajak berkonsultasi masih sedikit. Kekurangan dari struktur organisasi ini adalah : − Seluruh organisasi tergantung pada satu orang, sehingga kalau orang itu tidak mampu, seluruh organisasi akan terancam hancur. − Adanya kecenderungan seorang pemimpin bertindak otoriter. − Kesempatan karyawan untuk berkembang menjadi terbatas.

Universitas Sumatera Utara

2. Organisasi Fungsional Dalam struktur organisasi ini, setiap petugas memiliki fungsi yang telah ditentukan oleh pemimpin perusahaan. Jadi tugas dan tanggung jawab dalam organisasi ini dinagi menurut fungsi masing-masing. Pimpinan tiap bidang berhak memerintah kepada senua pelaksana yang menyangkut bidang kerjanya. Petugas-petugas yang setingkat mempunyai wewenang dan tanggung jawab yang sama. Kebaikan dari struktur organisasi adalah : − Terdapat spesialisasi pekerjaan, sehingga menjamin keahlian setiap pejabat pada bagian masing-masing. − Daya kreasi bawahan dapat lebih berkembang karena bawahan tersebut memiliki wewenang tertentu untuk mengambil keputusan yang berhubungan dengan pekerjaan menurut fungsi masing masing. − Kekuasaan seorang atasan tidak terlalu mutlak, seperti halnya pada organisasi garis. − Adanya peraturan - peraturan kerja yang lebih baik. Kekurangan dari struktur organisasi ini adalah : − Koordinasi sulit diterapkan karena bawahan memiliki beberapa atasan. − Proses pengambilan keputusan sering kali terlambat karena ditentukan oleh top manajemen.

Universitas Sumatera Utara

− Dituntut adanya karyawan yang benar-benar terampil dan menguasai bidangnya, yang kadang-kadang sulit untuk diperoleh. 3. Organisasi Garis dan Staff Organisasi garis dan staff paling banyak diterapkan karena dianggap paling dapat memenuhi kebutuhan terutama perusahaan-perusahaan besar. Hal ini disebabkan karena penggabungan dari kebaikan organisasi garis dan fungsional, dimana terdapat fungsi Unity of Command dan spesialisasi bidang pekerjaan. Dengan adanya seorang pemimpin yang bertanggung jawab atas suatu aktiva dimana para bawahannya memberikan pertanggung jawaban kepadanya, maka tercapailah prinsip Unity of Command, selanjutnya spesialisasi tidak diabaikan, dengan adanya spesialisasi yang terdiri dari beberapa ahli di bidangnya masing-masing. Dalam

pelaksanaan

sehari-hari,

prinsip-prinsip

organisasi

seperti

pembagian tugas, pendelegasian wewenang, tingkat-tingkat pengawasan, kesatuan perintah, dan koordinasi dapat berjalan dengan baik dan luwes. Tidak sampai terjadi tumpang tindih pekerjaan. Struktur organisasi PT. Bintang Toba Lestari dapat dilihat pada Gambar 2.1.

Universitas Sumatera Utara

2.1.5. Pembagian Tugas dan Tanggung Jawab Manajemen suatu organisasi dibutuhkan orang-orang yang memegang jabatan tertentu dalam organisasi, dimana masing-masing melaksanakan tugas. Wewenang dan tanggung jawab untuk masing-masing bagian sesuai dengan struktur organisasi perusahaan, yaitu : 1. Factory Manager Factory Manager adalah merupakan pimpinan puncak dari PT. Bintang Toba Lestari. Tugas dari Factory Manager adalah sebagai berikut : − Mengkoordinir dan mengawasi pelaksanaan tugas para kepala bagian. − Mengarahkan dan meneliti kegiatan perusahaan. − Menyebarkan dan menerapkan kebijakan yang berhubungan dengan kegiatan produksi serta mengawasi pelaksanaannya. 2. Kepala Produksi Bertanggung

jawab

langsung

kepada

Factory

Manager

dalam

melaksanakan tugasnya. Kepala Produksi membawahi bagian produksi. Tugas dari Kepala. Produksi adalah sebagai berikut : − Bertanggung jawab atas pelaksanaan kegiatan dalam bagian produksi. − Merencanakan dan mengatur produksi perusahaan agar sesuai dengan spesifikasi dan standard mutu yang telah di tentukan. − Membuat laporan produksi secara periodik mengenai pemakaian bahan dan jumlah produksi. − Merencanakan dan meneliti metoda kerja dalam usaha meningkatkan produktivitas kerja.

Universitas Sumatera Utara

− Mengawasi dan mengevaluasi kegiatan produksi untuk mengetahui kekurangan dan penyimpangan, sehingga dapat dilakukan perbaikan. 3. Kepala Accounting Kepala Accounting bertanggung jawab langsung kepada Factory Manager. Dalam melaksanakan tugasnya Kepala Accounting membawahi staff accounting dan kasir. Tugas dari Kepala Accounting adalah sebagai berikut : − Merencanakan dan mengawasi perencanaan dan kegiatan akuntansi dari keuangan perusahaan. − Membantu

Factory

Manager

dalam

melaksanakan

anggaran

perusahaan. − Memastikan bahwa transaksi keuangan dilakukan dengan benar. − Memeriksa dan menganalisa data dan laporan aliran dana dan biaya perusahaan. − Bertanggung jawab atas dana diokumen-dokumen penting yang disimpan dalam perusahaan. 4. Kepala Personalia Kepala Personalia bertanggung jawab langsung kepada Factory Manager. Adapun tugas dari Kepala. Personalia adalah sebagai berikut : − Merencanakan dan menerapkan sistem penerimaan pegawai yang dibutuhkan oleh perusahaan. − Bertanggung jawab atas pelaksanaan training pegawai.

Universitas Sumatera Utara

− Mengadakan penelitian kepegawaian seperti masalah pengembangan organisasi perusahaan, evaluasi kerja, gaji dan upah karyawan. − Menetapkan kebijakan-kebijakan dan prosedur mengenai persediaan dan pemanfaatan fasilitas seperti komunikasi, perumahan dan transportasi perusahaan. 5. Kepala Gudang Barang Jadi Kepala gudang barang jadi bertanggung jawab penuh kepada manager pembelian. Adapun tugas dari Kepala. Gudang Barang Jadi adalah sebagai berikut : − Mengawasi gudang bahan produksi. − Dapat mengetahui jumlah bahan produksi yang dipergunakan perhari, perbulan, dan pertahun untuk semua bahan produksi. 6. Kepala Marketing Kepala Marketing bertanggung jawab kepada Factory Manager. Adapun tugas dari Kepala Marketing adalah sebagai berikut : − Merencanakan, mengkoordinir dan mengawasi kegiatan dibidang pemasaran. − Merencanakan kegiatan penelitian pasar guna mendapatkan data tentang tingkat kebutuhan konsumen dan tingkat persaingan, sehingga dapat ditentukan rencana volume penjualan kepada target market. − Menentukan kebijaksanaan serta strategi pemasaran perusahaan yang mencakup jenis produk yang akan dipasarkan, harga, pendistribusian dan promosi.

Universitas Sumatera Utara

− Menentukan rencana anggaran biaya pemasaran. − Mengkoordinir tenaga ahli yang memberikan pelayanan teknis kepada masyarakat. 7. Foreman Rangka Dipan. Tugasnya adalah sebagai berikut : − Mempersiapkan dipersiapkan

rangka

yang

sudah

dikeringkan

untuk

ke proses produksi dan diberi

− Membuat lubang memasang drat baut sakura. − Membuat sandaran spring bed. − Memasang Per yang telah dijadikan satu diatas rangka spring bed kemudian diikat /ditembak dengan staples CL 73. − Memasang Cutter Sheet diatas Per kemudian meletakan busa diatas Cutter Sheet. 8. Foreman Matras. Tugasnya adalah sebagai berikut : − Menyarungi rangka yang sudah diolah didevisi rangka dengan kain spring bed kemudian dijahit. 9. Foreman Rakit Per. Tugasnya adalah sebagai berikut : − Membuat Per ulir dari besi baja lurus. − Merangkai Per ulir yang telah diolah menjadi satu.

Universitas Sumatera Utara

10.

Foreman Jahit. Tugasnya adalah sebagai berikut : − Memotong kain yang telah diproses dimesin gunting sesuai dengan jenis dan ukuran spring bed. − Menjahit kain yang telah dipotong menjadi sarung spring bed.

11.

Foreman Quilting. Tugasnya adalah sebagai berikut : − Menjahit kain dengan memberi lapisan busa PP nonwaven pada kain sesuai dengan motif /corak bunga pada spring bed.

12.

Foreman Cutting. Tugasnya adalah sebagai berikut : − Memotong busa sesuai dengan ukuran spring bed yang akan diproduksi.

13.

Foreman Foaming Tugasnya adalah sebagai berikut : − Membalutkan busa pada spring bed yang akan diproduksi sesuai dengan ukurannya.

14.

Foreman Gudang Bahan Baku. Tugasnya adalah sebagai berikut : − Mempersiapkan bahan baku spring bed yang akan diproduksi.

15.

Staff Pajak. Tugasnya adalah sebagai berikut : − Membuat laporan pajak.

Universitas Sumatera Utara

− Melaporkan segala pajak yang terjadi diperusahaan kepada pajak pemerintah. − Membayar segala pajak yang terjadi diperusahaan kepada pajak pemerintah. 16.

Staff Administrasi Gudang Barang jadi. Tugasnya adalah sebagai berikut : − Mencatat barang jadi yang masuk melalui kontainer atau dari luar/pusat ke stok. − Mencatat hasil produksi yang sudah menjadi barang jadi ke stok. − Mencatat pengeluaran barang ke dalam stok.

17.

Staff Central Stock. Tugasnya adalah sebagai berikut : − Mencatat semua barang masuk dan keluar didevisi gudang barang jadi. − Mencatat semua bahan baku yang masuk dan keluar didevisi gudang bahan baku.

18. Penagihan Tugasnya adalah sebagai berikut : − Membuat daftar tagihan (umur piutang). − Menagih piutang yang telah jatuh tempo. − Memasukan data piutang yang sudah tertagih dan belum.

Universitas Sumatera Utara

19. Kasir. Tugasnya adalah sebagai berikut : − Mencatat penerimaan dan pengeluaran kas. − Membayar transaksi pengeluaran kas. − Membuat laporan kas masuk dan keluar. 20. Human Resource Bertanggung jawab kepada Kepala Personalia. Adapun tugas dari Human Resource adalah sebagai berikut : − Menangani

masalah-masalah

yang

behubungan

dengan

perburuhan. − Mengkoordinir kegiatan surat menyurat baik keluar maupun ke dalam perusahaan. 21. Purchasing Staff ini bertanggung jawab penuh kepada Kepala Personalia. Adapun tugas dari Purchasing adalah sebagai berikut : − Melakukan pemilihan dan evaluasi atas supplier. − Melaporkan setiap kegiatan pembelian kepada Kepala Personalia. − Mengeluarkan Purchasing Order (PO). − Pembinaan sumber daya manusia dijajarannya. 22. Foreman Delivery Tugasnya adalah sebagai berikut : − Mengatur schedule pengiriman ke konsumen. − Mengatur sistem pesanan dan pengantaran produk ke konsumen.

Universitas Sumatera Utara

23. Foreman Kasur busa Dan Spring Bed. Tugasnya adalah sebagai berikut : − Mencatat dan menerima barang yang telah diproduksi baik itu berupa kasur busa dan spring bed. − Mengeluarkan barang yang telah diproduksi ke bagian delivery kemudian dicatat dalam pengeluaran barang. 24. Foreman Panel, Umum dan Office. Tugasnya adalah sebagai berikut : − Mencatat dan menerima barang masuk melalui kontainer. − Mengeluarkan barang (panel, umum dan office) untuk dikirim ke konsumen melalui bagian delivery lalu mencatat pengeluarannya. 25. Sales Tugasnya adalah sebagai berikut : − Menjual produk. − Membuat nota pesanan. 26. Sales Counter Tugasnya adalah sebagai berikut : − Menerima dan mencatat pengeluaran Via telepon. − Membuat surat jalan barang ke konsumen.

2.1.6. Jumlah Tenaga Kerja dan jam kerja Tenaga kerja pada PT. Bintang Toba Lestari adalah tenaga kerja tetap yang terdiri dari tenaga kerja langsung dan tenaga kerja yang tidak langsung.

Universitas Sumatera Utara

Tenaga kerja langsung adalah pekerja pada bagian produksi/pengolahan di pabrik, sedangkan tenaga kerja langsung adalah pekerja yang kerjanya tidak berhubungan langsung dengan proses produksi. Jumlah tenaga kerja yang mencakup pada perusahaan PT. Bintang Toba Lestari adalah sebanyak 71 orang, dengan perincian seperti yang terdapat pada Tabel 2.1. Tabel 2.1. Jumlah tenaga kerja No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26

Jabatan Factory Manager Kepala Produksi Kepala Accounting Kepala Personalia Kepala Gudang Bahan Jadi Kepala Marketing Foreman Rangka/ Dipan Foreman Matras Foreman Rakti Per Foreman potong Jahit Foreman Quilting Foreman Cutting Foreman Foaming Foreman Gudang Bahan Jadi Staff Pajak Staff Admin Gudang Barang Jadi Staff Central Stock Staff Penagihan Staff Kasir HRD Purchasing Foreman Delivery Foreman Kasur Busa Foreman Panel, Umum dan Office Sales Sales Counter TOTAL

Jumlah (Orang) 1 1 1 1 1 1 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 4 2 5 2 3 5 6 5 3 71

Sumber : Data Personalia Bagian Kepegawaian

Universitas Sumatera Utara

Ketentuan jam kerja di PT. Bintang Toba Lestari hanya mempunyai satu shift dimana waktu kerja pegawai kantoran sama dengan waktu kerja karyawan bagian proses produksi. Pengaturan jam kerja di PT. Bintang Toba Lestari sebagai berikut : Karyawan bagian kantor dan karyawan bagian produksi. 1. Untuk hari Senin - Kamis. Pukul 08.00 – 12.00 Wib Kerja aktif. Pukul 12.00 – 13.00 Wib Istirahat. Pukul 13.00 – 16.00 Wib Kerja aktif. 2. Untuk hari Jumat. Pukul 08.00 – 12.00 Wib Kerja aktif. Pukul 12.00 – 14.00 Wib Istirahat. Pukul 14.00 – 16.00 Wib Kerja aktif. 3. Untuk hari Sabtu. Pukul 08.00 – 13.00 Wib Kerja aktif. Hari minggu dan hari besar lainnya merupakan hari libur. Namun pada hari libur terkadang pabrik juga beroperasi untuk tujan tertentu. Pelaksanaan kerja pada hari libur dan diluar ketentuan diatas dikategorikan kedalam jam kerja lembur. Kerja lembur dilakukan bila order dari konsumen cukup besar dan harus di kirim dalam jangka waktu yang relatif singkat.

Universitas Sumatera Utara

2.1.7. Sistem Pengupahan dan Fasilitas Lainnya Kesejahteraan merupakan salah satu faktor dalam usaha untuk meningkatkan produktivitas tenaga kerja. Untuk mencapai hal itu pemenuhan kebutuhan hidup merupakan sarana yang paling terpenting. Pemberian upah yang memadai adalah upah yang dilakukan untuk meningkatkan kesejahteraan karyawan. Karena setiap pekerja pada PT. Bintang Toba Lestari adalah merupakn karyawan tetap, maka setiap karyawan menerima gaji pada setiap bulannya yang dihitung dari awal bulan sampai dengan akhir bulan. Gaji pekerja pada PT. Bintang Toba Lestari berdasarkan pada ketentuan UMR (Upah Minimum Regional), pada karyawan buruh produksi. Selain upah resmi diatas, perusahaan juga memberikan upah lainnya yaitu berupa : 1. Upah lembur. Yaitu upah yang diberikan apabila karyawan melebihi jam kerja yang telah ditetapkan yang pembayarannya bersamaan dengan pembayaran gaji pada tiap bulannya. 2. Tunjangan jabatan. Yaitu

sebagai

pelengkap

gaji

pokok,

mengingat

adanya

pekerjaan-pekerjaan yang memegang peranan dan tanggung jawab serta tuntunan khusus. Tunjangan jabatan ini bisa diberikan untuk tingkat jabatan manajerial.

Universitas Sumatera Utara

3. Tunjangan hari raya (THR) Yaitu tunjangan yang diberikan kepada karyawan yang telah bekerja lebih dari 3 bulan, dengan besar tunjangan sebagai berikut : − Karyawan dengan masa kerja 3-6 bulan memperoleh tunjangan sebesar ¼ kali gaji pokok sebulan. − Karyawan dengan masa kerja 6-9 bulan memperoleh tunjangan ½ kali gaji pokok sebulan. − Karyawan dengan masa kerja 9-12 bulan memperoleh tunjangan sebesar ¾ kali gaji pokok sebulan. − Karyawan dengan masa kerja 1-3 tahun memperoleh tunjangan sebesar 1 kali gaji pokok sebulan. − Karyawan dengan masa kerja 3-5 tahun memperoleh tunjangan sebesar 1,5 kali gaji pokok sebulan. − Karyawan dengan masa kerja 5 tahun memperoleh tunjangan sebesar 2 kali gaji pokok sebulan. 4. Cuti. Untuk menghilangkan rasa jenuh dan bosan selama bekerja, perusahaan memberikan cuti bagi karyawan. Lama cuti yang diberikan perusahaan adalah 12 hari kerja setiap tahunnya dengan rincian 6 hari cuti massal dan 6 hari cuti individual. Cuti massal adalah dimana pabrik dan kantor ditutup dan seluruh karyawan diliburkan, kecuali satuan pengamanan tidak diliburkan tetapi diberi imbalan sebagai pengganti cuti. Sedangkan cuti

Universitas Sumatera Utara

individual adalah cuti yang diberlakukan kepada masing - masing karyawan.

2.2.

Proses Produksi

2.2.1. Bahan Baku Bahan baku adalah bahan utama yang digunakan dalam pembuatan produk, ikut dalam proses produksi dan memiliki persentase yang besar dibandingkan bahan-bahan lainnya. Jadi, bahan baku ini dapat disebut sebagai bahan utama. Adapun bahan baku yang digunakan adalah sebagai berikut : − Busa, yaitu merupakan bahan baku utama dalam proses produksi perakitan spring bed, busa digunakan sebagai alas spring coil. Adapun bahan dasar dalam pembentukan busa ini merupakan dari bahan-bahan kimia. Dimana bahan-bahan dasar kimia tersebut diperoleh dari dalam dan luar negeri. Sehingga persentase dari standard mutu yang ditetapkan dapat dipenuhi dengan baik. − Per, juga merupakan salah satu dasar dari bahan baku. Sebelum Per ini dibentuk, Per ini awalnya merupakan berupa gulungan kawat. Bahan baku ini didapat dari dalam negeri berupa gulungan kawat, dimana gulungan kawat ini diolah kembali menjadi spring coil (kawat Per).

2.2.2. Bahan Tambahan Bahan tambahan adalah bahan yang digunakan dalam proses produksi dan ditambahkan kedalam proses pembuatan produk dalam rangka meningkatkan

Universitas Sumatera Utara

mutu produk yang mana komponennya merupakan bagian dari produk akhir. Bahan tambahan yang digunakan adalah sebagai berikut : − Kain, yaitu bahan yang digunakan untuk dijahit dengan busa yang menjadi kain busa, dimana kain busa ini pada proses berikutnya akan dipasang pada rangka kawat Per. − Cotton Sheet, bahan ini dipasang pada tiap sudut-sudut kawat Per, agar kain busa tidak mudah robek karena bertimpa langsung dengan rangka Per. − Stapless, berfungsi untuk meletakkan klem pada matras dan melekatkan triplek pada busa dan kain quilting untuk sandaran. − Kain Divan, bahan ini berfungsi sebagai rangka bawah tempat tidur spring bed. Yang awalnya bahan ini merupakan kayu yang kemudian dibentuk menjadi ukuran rangka spring bed. − Benang, bahan ini juga berguna bagi proses produksi. Dimana benang berfungsi sebagai bahan dasar untuk menjahit cotton cheep dengan kain. − Tripleks, digunakan sebagai salah satu bahan tambahan yang berfungsi sebagai kepala/ sandaran spring bed. Dimana sebelum sandaran tersebut dipasang pada spring bed, awalnya dibentuk dulu berdasarkan ukuran sandaran spring bed yang ditentukan. − Kawat, selain digunakan sebagai bahan baku dalam pembentukan Per, kawat juga digunakan sebagai pengikat Per yang satu dengan Per yang lainnya. − Kaki spring bed, ini digunakan sebagai penopang produk, dan sebagai alas dari rangka bawah produk jadi.

Universitas Sumatera Utara

2.2.3. Bahan Penolong Bahan penolong adalah bahan-bahan yang dibutuhkan guna menyelesaikan suatu produk atau suatu bahan yang ditambahkan pada produk dimana bahan ini bagian dari produk akhir. Bahan penolong yang digunakan adalah : − Label produksi, biasanya dapat kita lihat pada produk jadi. Label ini dapat dilihat pada produk spring bed itu sendiri yang di tempel pada cotton cheep, dan pada matras bawah. − Plastik, berfungsi untuk membungkus produk jadi agar tidak terkena noda. Besarnya kebutuhan masing-masing bahan baku, bahan penolong dan bahan tambahan dalam kondisi proses produksi yang berjalan normal disesuaikan dengan jenis dan banyaknya pesanan. Produksi rata-rata yang dapat dikerjakan oleh PT. Bintang Toba Lestari sangat normal dengan jumlah hari kerja 26 hari/bulan. Dalam hal mutu/kualitas produk, perusahaan sangat mengutamakannya, seperti seluruh jenis bahan baku dan hasil produksi yang sangat dijaga ukuran serta takarannya, dimana setiap waktu petugas bagian quality control selalu mengadakan pemeriksaan pada produk.

2.3.

Uraian Proses Produksi Proses produksi adalah metode atau teknik untuk membuat suatu barang

atau jasa bertambah nilainya dengan menggunakan sumber tenaga kerja, mesin, bahan baku, bahan tambahan dan dana yang ada.Sedangkan proses adalah suatu cara, metode dan teknik bagaimana mengubah sumber daya (material, tenaga

Universitas Sumatera Utara

kerja, mesin, dana dan metode) yang ada untuk memperoleh hasil. Sedangkan untuk produksi adalah kegiatan untuk menciptakan atau menambah kegunaan suatu barang atau jasa. Dari definisi diatas maka dapat dibuat kesimpulan bahwa proses produksi adalah cara, metode, dan teknik untuk menciptakan atau menambah kegunaan suatu barang atau jasa dengan menggunakan sumber daya material, tenaga kerja, mesin, dana, dan metode yang ada. Jenis-jenis produksi sangat banyak, tergantung dari metode, dan cara yang digunakan untuk menghasilkan produk. Namun secara garis besar dapat dibedakan atas 2 jenis, yaitu : 1. Proses produksi yang terus menerus (Continue) 2. Proses produksi yang terputus-putus (Intermittent) Dalam aktivitas produksinya sehari-hari PT. Bintang Toba Lestari menggunakan jenis proses produksi yang terputus-putus Intermittent. Hal ini dikarenakan kegiatan produksi dari perusahaan tersebut berlangsung untuk memenuhi permintaan atau pesanan disamping juga sebagai persediaan atau stock. Untuk memperoleh produk dengan kualitas yang baik, diperlukan pedoman kerja dan tahapan yang harus dilaksanakan oleh semua operator. Secara umum proses pembuatan spring bed dapat diklarifikasikan sebagai berikut : 1. Busa dibuat terlebih dahulu didevisi Foaming kemudian busa yang telah dibuat dipotong sesuai dengan ukuran spring bed. 2. Kain diproses dengan menambahkan busa setebal 1 cm dan ditambah PP. nonwaven kemudian dijahit dimesin quilting.

Universitas Sumatera Utara

3. Selanjutnya kain yang telah diproses dimesin quilting dipotong sesuai dengan ukuran spring bed, dan dijahit dibagian menjahit biasa menjadi sarung sprig bed. 4. Kawat baja yang masih harus dipress menjadi per ulir (bulat) kenudian dirangkai menjadi satu melalui ram per (rakit Per) dengan meletakan per 5. Proses berikutnya rangka dipersiapkan untuk disolari dan diberi oli. 6. Selanjutnya rangka diberi per yang telah dipress dimesin rakit Per diatasnya lalu ditembak dengan CL 73 agar menyatu dengan rangka. 7. Rangka yang sudah menyatu dengan per selanjutnya diberi Cotton Sheet diatas per Coil tersebut lalu diatas Cotton Sheet diberi busa setebal 3 cm. 8. Kemudian rangka tersebut disarungi kain yang telah dipersiapkan dan di jahit pinggirnya dengan mesin jahit lis pinggir. 9. Spring bed yang telah disarungi dibungkus dengan plastik dan mika dan diberi plat sudut dan kartu garansi. 10. Spring bed yang telah siap diproses lalu ditransfer ke gudang barang jadi.

2.4.

Mesin dan Peralatan PT. Bintang Toba Lestari dalam melaksanakan kegiatan produksinya

menggunakan teknologi, yaitu selain menggunakan tenaga mesin juga menggunakan tenaga manusia.

Universitas Sumatera Utara

2.4.1. Mesin Produksi Beberapa jenis mesin yang digunakan dalam proses produksi dimana prinsip kerja dari setiap mesin masing-masing berbeda dalam sistem kerja dan hasil dari mesin produksi yang digunakan. Adapun mesin dan peralatan yang digunakan PT. Bintang Tiba Lestari dalam kegiatan produksi pengolahan spring bed-nya adalah sebagai berikut : 1. Mesin Press Kawat Baja Power

= 4 Hp

Tegangan

= 220 Volt

Faktor Kerja

= cos φ 0,81

Kuat Arus

=6A

Jumlah Mesin

= 4 unit

Fungsi

= Mencetak kawat menjadi Per.

Cara kerja

= Gumpalan kawat dimasukkan kedalam mesin press agar menjadi per

Gambar 2.2. Mesin Press 2. Mesin Rakit Per Power

= 6 Hp

Tegangan

= 380 Volt

Universitas Sumatera Utara

Faktor Kerja

= cos φ 0,7

Kuat Arus

=7A

Jumlah Mesin

= 4 Unit

Fungsi

= Merakit kawat Per

3. Mesin Jahit Biasa Power

= 3 Hp

Tegangan

= 220 Volt

Faktor Kerja

= cos φ 0,69

Kuat Arus

=6A

Jumlah Mesin

= 10 Unit

Fungsi

= Menjahit kain penutup matras

4. Mesin Jahit Quilting Power

= 6 Hp

Tegangan

= 380 Volt

Faktor Kerja

= cos φ 0,61

Kuat Arus

=8A

Jumlah Mesin

= 1 Unit

Fungsi

= Menjahit kain untuk lapisan busa

5. Mesin Corner Machine Power

= 4 Hp

Tegangan

= 380 Volt

Faktor Kerja

= cos φ 0,69

Kuat Arus

=6A

Jumlah Mesin

= 4 Unit

Fungsi

= Menjahit lis pinggir matras spring bed

6. Mesin Foaming Power

= 6 Hp

Tegangan

= 380 Volt

Universitas Sumatera Utara

Faktor Kerja

= cos φ 0,69

Kuat Arus

=7A

Jumlah Mesin

= 1 Unit

Fungsi

= Membuat busa balutan pada spring bed

7. Mesin Potong Busa Power

= 4 Hp

Tegangan

= 380 Volt

Faktor Kerja

= cos φ 0,69

Kuat Arus

=5A

Jumlah Mesin

= 3 Unit

Fungsi

= Memotong busa balutan sesuai dengan spring bed

2.4.2. Peralatan Pada umunya di PT. Bintang Toba Lestari semua lintasan produksi menggunakan alat angkut manual agar dapat membantu kelancaran seluruh produksi. Disamping itu alat material handling yang digunakan adalah sebagai berikut : 1. Gun Ar Cl 73 Fungsi : Sebagai pengikat kawat Per dengan besi spring coil. 2. Gun Ar 22 Fungsi : Sebagai pengikat besi spring coil dengan kawat Per. 3. Martil Fungsi : Menokok paku kedalam kayu.

Universitas Sumatera Utara

4. Gergaji kayu Fungsi : Memotong kayu. 5. Gergaji tripleks Fungsi : Memotong tripleks.

2.5. Utilitas Untuk kelancaran kegiatan produksi, diperlukan unit pendukung seperti : 1. Genset Fungsi : Pembantu power listrik atau pembangkit listrik bagi mesin dan peralatan jika arus listrik PLN terputus. 2. Forklift Fungsi : Memindahkan bahan-bahan yang mempunyai volume besar dan berat seperti gulungan kawat dan bahan lainnya yang baru tiba atau yang akan dipindahkan dari truk ke gudang bahan baku.

2.6. Safety and Fire Protection Pada umunya pabrik mempunyai risiko besar dalam kecelakaan kerja, seharusnya pihak perusahaan harus memperhatikan masalah keselamatan pekerjanya. Keselamatan kerja merupakan sarana utama untuk pencegahan kecelakaan kerja, cacat dan kematian yang diakibatkan oleh kecelakaan kerja. Kecelakaan kerja yang terjadi dapat mengakibatkan hambatan-hambatan yang sekaligus juga merupakan kerugian yang secara tidak langsung dapat merusak

Universitas Sumatera Utara

mesin-mesin dan peralatan kerja, dengan berhentinya proses produksi untuk sesaat maka hal tersebut dapat menyebabkan biaya produksi yang semakin tinggi. Salah satu usaha yang dapata dilakukan oleh pihak perusahaan untuk memperkecil biaya produksi adalah menggunakan mesin-mesin yang dilengkapi dengan alat pelindung yang aman guna memperkecil kecelakaan kerja yang ditimbulkan dari mesin-mesin dan peralatan tersebut. Masalah keselamatan kerja sudah harus diperhatikan pada saat perancangan awal pabrik didirikan. Walaupun pabrik sudah beroperasi, perencanaan tetap penting untuk mencapai standard keselamatan yang tinggi. Cara untuk mencegah terjadinya kecelakaan dengan menggunakan peralatan pelindung diri yang tergantung pada jenis pekerjaan di lapangan. Mengingat kondisi pabrik PT. Bintang Toba Lestari tidak terlalu berisiko kecelakaaan kerjanya pada karyawan, maka sistem keselamatan dan kesejahteraan kerja pada karyawan tidak terlalu menjadi prioritas dalam perakitan spring bed di pabrik. Lain halnya pada divisi pembuatan busa, setiap karyawan harus memakai alat pelindung diri seperti masker. Karena dalam proses pembuatan busa ini, bahan utamanya adalah berupa bahan - bahan kimia. Agar proses produksi dapat berjalan dengan baik maka pihak perusahaan harus mengutamakan pengamanan pada arus listrik. Maka saklar-saklar harus ditempatkan pada posisi yang mudah dijangkau dan tertutup. Sekring-sekring harus pada panel tertutup, kabel listrik harus terpasang baik agar tidak terjadi korslet.

Universitas Sumatera Utara

II-26

pada tempat tempat tertentu untuk penanganan selanjutnya. Limbah padat yang terdapat pada PT. Bintang Toba Lestari berupa potongan-potongan busa dari bahan baku. Dimana sisa dari busa ini dikumpulkan dan disatukan kembali untuk dijual kepada penampung.

Universitas Sumatera Utara