BAB IV PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil asuhan yang dilakukan penulis kepada Ny. X sejak tanggal 10 Oktober 2015 sampai 07 Desember 2015 atau sejak masa kehamilan Ny. X berusia 36 minggu (masa hamil), bersalin sampai 6 minggu post partum dan asuhan bayi baru lahir 0 sampai dengan 6 minggu didapatkan hasil sebagai berikut : 4.1 Masa Kehamilan Asuhan kebidanan yang telah diberikan kapada Ny. X pada kehamilan 36 minggu sampai 39 minggu adalah pengkajian data dari mulai anamnesa tentang biodata, status pernikahan, keluhan utama, riwayat kesehatan ibu dan keluarga, pla kehidupan sehari-hari. Selanjutnya penulis melakukan pemeriksaan sesuai dengan standar pelayanan minimal 14 T yaitu menimbang berat badan, mengukur tekanan darah, menilai status gizi, mengukur tinggi fundus uteri, melakukan pemeriksaan presentasi kepala dan DJJ, pemberian imunisasi TT sebanyak 2 kali, pemberian tablet zat besi, test penyakit menular seksual tidak dilakukan karena sarana dan failitas tidak tersedia, melakukan tata laksana kasus, dan temu wicara dalam rangka persiapan rujukan. Pemberian imunisasi Tetanus toxoid tidak diberikan pada sat pengkajian karena ibu telah mendapatkan imunisasi TT lengap yaitu TT1 pad umur kehamilan 10 minggu yaitu tanggal 10 Oktober 2015, dan TT2 pada umur 18 minggu yaitu tanggal 07 Desember 2015, tapi penulis sudah memberikan konseling tentang pentingnya imunisasi TT untuk dappatmenurunkan angka kemtian bayi karena infeksi tetanus, dilakukan 2 kali selama hamil. Pemberian tablet zat besi (tablet tambah darah), Ny. X sudah mengonsumsi sejak usia kehamilan 21 minggu, walau setiap bulanya kadagkadang masih ada 4 atau 5 tablet karena Ny. X lupa meminumnya, dan Ny. X sudah merasakan manfaatnya selama ini. Ny. X tidak merasa keluhan yang berarti atau mengarah pada tanda bahaya.
95
Penulis dalam melaksanakan asuhan kebidanan Ny. X menemukan beberapa masalah atau keluhan yang diraskan oleh Ny. X yaitu mengeluh sering kencing dan cepat merasa lelah. Hal ini merupakan keadaan fisiologis pada kehamilan trimester III karena bayi sudah masuk pintu atas panggul. Ny. X melakukan kunjungan antenatal care (ANC) sebanyak 6 kali kunjungan selama hamil dan berdasarkan program pemerintah ANC dilakukan minimal 4 kali kunjungan selama hamil. Sedangkan pada pemeriksaan laboratorium dilakukan pemeriksaan Hb an hasilnya 11 gram %, menunjukan masih batas normal, ini sesuai dengan teori bahwa Hb normal pada ibu hamil adalah 11 gr%. Protein urine hasilnya (-), glukosa (-), pemeriksaan Tes sipilis dan HIV/AIDS tidak dilakukan karena tidak ada indikasi kearah penyakit menular seksual ditandai dengan tidak adda keluhan keputihan berbau dan gatl serta tiak adanya sarana dan fasilitas yang tersedia. Selama melaksanakan asuhan antenatal, semua asuhan yang diberikan pada Ny. X dpat terlaksana dengan baik, keadaan normal. Ny. X suami dan keluarga bersifat kooperatif sehingga tidak terjadi kesulitan dalam memberikan asuhan.
4.2 Persalinan Kala I Pada saat usia kehamilan menginjak 39 minggu, Ny. X dan keluarga datang keklinik bidan, ibu mengeluh mules-mules dan telah mangeluarkan lender bercampur darah. Menurut referensi tanda-tanda awal persalinan adalah his yang datang lebih kuat dan teratur, diikuti dengan keluarnya lender bercampur darah yang menendakan bahwa jalan lahir telah mulai membuka. Kemudian bidan melakukan pemeriksaan dan ditemukan hasilnya Ny, X benar telah mengalami proses persalinan. Kala I dimulai dari pembukaan serviks sampai menjadi lengkap (10 cm) dimana proses ini dibagi dalam 2 fase, yaitu fase laten (7-8 jam) serviks membuka sampai 3 cm dan fase aktif (6-8 cm) serviks membuka dari 4-10 cm, kontraksi lebih kuat dan sering selama fase aktif.
96
Pada saat Ny. X datang kerumah bidan pembukaan serviks sudah 5 cm, portio tipis lunak, ketuban sudah pecah, kepala berada dibidang hodge III dan his kuat. Kurang lebih 2 jam kemudian dilakukan pemeriksaan didapatkan bahwa kemajuan persalinan Ny. X berlangsung normal dengan hasil pembukaan serviks 10 cm dan kepala sudah berada di hodge IV. Kala II Selama kala II ibu dipimpin meneran ketika ada his dan menganjurkan ibu untuk minum di sela-sela his, 25 menit kemudian ibu mengatakan bahwa ia ingin meneran dan sudah ada tanda-tanda persalinan yaitu : adanya dorongan meneran, tekanan pada anus, perineum menonjol, dan vulva membuka. Kala II berlangsung selama 25 menit terdapat robekan derajat 1 pada jalan lahir dengan jumlah darah ± 150 cc. Kala III Kala III dimulai dari setelah pengeluaran janin sampai pengeluaran uri biasanya berlangsung 5-30 menit (mohtar, 2007:97). Segera setelah melakukan asuhan pada bayi baru ahir, maka manajemen aktif kala III segeraa dilakukan untuk meminimalkan kejadian kompikasi. Kala III segera selama 10 menit dengan perdarahan ± 100 cc. Kala IV Kala IV adalah kala pengawasan selama 2 jam setelah bayi dan uri lahir untuk mengamati keadaan ibu terutama terhadap bahaya atau pardarahan. (mochtar, 2007). Setelah proses persalinan selesai maka bidan mamntau kondisi Ny. X selama 2 jam diantaranya yaitu melakukan pemantauan tanda-tanda vital, perdarahan dan menilai kontraksi fundus uteri dari hasil pemantauan tersebut didapatkan keadaan ibu baik secara keseluruhan persalinan Ny. X berlangsung normal tanpa ada penyulit.
97
4.3 Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas Masa nifas (puerperium) didefinisikan sebagai periode 6 minggu segera setelah lahirnya dan mencerminkan periode saat fisiologis ibu, terutama sistem reproduksi kembali mendekati keadaan sebelum hamil. (Dunstall, 2007: 304), dimana pada masa nifas ini perlu mendapat perhatian lebih karena banyak hal yang dapat terjadi pad masa nifas ini, yaitu perdarahan dan infeksi. Pengawasan masa nifas berdasarkan program dan kebijakan teknis Ikatan Bidan Indonesia (IBI) dilakukan untuk menilai keadan ibu dan bayi baru lahir serta untuk mencegah, mendeteksi, dan menagani masalah-masalah yang terjadi, dimana bidan harus melakukan kunjungan dan pengawasan paling sedikti 4 kali yaitu dalam 6-8 jam, 2-6 hari, 2 minggu dan 6 minggu. Dalam hal ini penuis melakukan kunjungan nifas sesuai dengan program yang ada dan hasilnya masa nifas Ny. X belangsung secara normal tanpa ada komplikasi seperti adanya perdarahan, sub involusi, maupun infeksi dan pengeluaran ASI tidak ada masalah. Selama melakukan asuhan penulis melakukanya sesuai dengan tujuan pengawasan masa nifas diantaranya menjaga kesehatan bayinya baik fisik maupun psikologi, melaksanakan skrining yang komprehensif, mendeteksi masalah, memeberikan pendidikan kesehatn tentang perawatan kesehatan diri, nutrisi, KB, menyusui, dan imunisasi pada bayi sesuai dengan teori. Dari hasil pemantauan tersebut didapatkan keadaan ibu baik. Secara keseluruhan persalinan Ny. X berlangsung normal tanpa ada penyulit.
4.4 Bayi Baru Lahir Bayi Ny. X lahir spontan pada tanggal 21 April 2016 pukul 08.10 wib, menangis keras dan warna kulit kemerahan, jenis kelamin laki-laki, tidak ada cacat kongenital, lingkar kepala 34 cm, lingkar dada 33 cm. Asuhan segera yang dilakukan pada bayi baru lahir adalah bebaskan jalan nafas, mengeringkan bayi, memotong tali pusat, menjaga kehangatan bayi, pemberian ASI, pencegahan infeksi, pemberian imunisasi. Asuhan yang diberikan pada bayi segera setelah lahir yaitu penulis melakukan penilaian dengan cepat dan hasilnya adalah normal, maka langsung meletakan bayi di atas perut Ny. X segera mengeringkan, membungkus kepala
98
dan badan bayi, tali pusat kemudian di jepit dengan klem dan memotongnya. Setelah itu mengganti kain yang tadi membungkus bayi dengan kain yang bersih dan kering kemudian dilakukan IMD. Sebagai upaya profilaksis diberikan salep mata tetracyclin 1 % dn vitamin K untuk mencegah terjadinya perdarahan 1 jam setelah IMD. 1 jam kemudian bayi dalam keadaan sehat, bayi dapat menyusu pada ibunya dengan baik dan kebersihan bayinya terjaga dengan baik. Asuhan yang dilakukan penulis dalam setiap kunjungan adalah memberikan konseling tentang menjaga kehangatan dan kebersihan bayi, pemberian ASI, perawatan tali pusat, yaitu dilakukan dengan cara membersihkan dan mengeringkan setelah bayi di mandikan tanpa menggunakan apapun. Setelah melakukan pengkajian sampai evaluasi asuhan bayi baru lahir mulai dari 2 jam, 6 jam, 2 hari, 6 hari, 2 minggu dan 6 minggu, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa bayi dalam keadaan sehat tanpa komplikasi apapun.
99
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan 1. Asuhan Antenatal yang diberikan kepada Ny. X pada umur kehamilan 36-39 minggu sudah sesuai dengan kebijakan Program pelayanan / Asuhan Standar Minimal 14 T. Selama kehamilan tidak ada keluhan yang serius, Ny. X dan janinya dalam keadaan normal. 2. Asuhan Intranatal dari kala I sampai kala IV, dilakukan sesuai dengan asuhan persalinan normal, tidak ada kesenjangan dalam melakukan asuhan Intranatal, ibu dan bayi lahir tanpa ada penyulit maupun komplikasi. 3. Asuhan Kebidanan pada ibu nifas dilakukan kebanyak 6 kali dengan tujuan untuk menilai status ibu dan bayi baru lahir, mencegah dan mendetaksi, serta malayani masalah-msalah yang terjadi. Selama memberikan asuhan kebidanan pada ibu nifas, tidak ditemukan adanya masalah atau komplikasi. 4. Asuhan bayi baru lahir Ny.X yang dilanjutkan dengan asuhan kebidanan 2 jam, 6 jam, 2 hari, 6 hari, 2 minggu, 6 minggu postnatal tidak ditemukan masalah ataupun komplikasi.
B. Saran 1. Untuk Institusi Pendidikan Memeberikan kesempatan untuk memperluas area lahan praktek di lapangan sehingga diharapkan mahasiswa dapat mahir dan mengenal banyak kasus di lapangan yang tidak diterangkan dalam bacaan, refrensi atau literatur yang ada, termasuk yang tidak diberikan di dalam kelas. 2. Untuk Puskesmas Peningkatan pelayanan harus terus dilakukan dalam upaya meningkatkan kesehatan masyarakat terutama pada ibu hamil dan bayi untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian. Puskesmas sebaagai pelaksana teknik Dinas Kesehatan perlu melengkapi sarana pemeriksaan kehamilan dan laboratorium untuk menyadari bahwa masalah kesehatan,khususnya ibu hamil adalah
100
tanggung jawab tenaga kesehatan untuk mendeteksi dini kemungkinan kegawat daruratan. 3. Untuk Klien Diharapkan dapat dijadikan sebagai pengalaman dan pembelajaran untuk kehamilan-kehamilan berikutnya.
101
Lampiran 1 LEMBAR PERSETUJUAN INFORMED CONSENT
Dengan ini saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama
: Ny. X
Umur
: 22 Tahun
Pekerjaan
: IRT
Alamat
: Jln.Krakatau
Menyatakan
dengan
sesungguhnya
setuju
menjadi
klien
dalam
penatalaksaan Asuhan Kebidanan yang meliputi Asuhan Kehamilan, Asuhan Persalinan, Asuhan Nifas, Asuhan Bayi Baru Lahir dan Keluarga Berencana yang kemudian akan disusun sebagai Laporan Tugas Akhir dalam rangka menyelesaikan pendidikan pada Program Diploma Kebidanan. Demikian pernyataan ini dibuat untuk dipergunakan seperlunya.
Medan, 17 April 2016
Mahasiswa
Pasien
( FITRIANI)
(Ny. MURNI)
102
Lampiran 2
MATERI PENYULUHAN TANDA BAHAYA PADA KEHAMILAN
Tanda bahaya pada kehamilan meliputi : 1. Perdarahan a. Perdarahan pada ibu hamil muda dapat menyebabkan kegugura. b. Perdarahan pada hamil tua dapat membahayakan keselamatan ibu dan janin. 2. Bengkak di kaki, tangan dan wajah atau sakit kepala disertai kejang. 3. Demam tinggi, biassanya disebabkan infeksi atau malaria yang dapat membahayakan keselamatan ibu dan menyebabkan keguguran atau melahirkan premature. 4. Keluar air ketuban sebelum waktunya, tanda adanya gangguan kehaamilan dan dapat membahayakan bayi dalam kandungan. 5. Gerakan janin berkurang atau tidak bergerak 6. Muntah terus menerus dan tidak nafsu makan.
103
Lampiran 3 SATUAN ACARA PENYULUHAN
Topik
: Asuhan Pelayanan Kebidanan Post Partum
Sub Pokok Bahasan
: Tanda Bahaya Nifas
Waktu
: 16.00 WIB
Sasaran
: Ny. X
Tanggal
: 10 Mei 2016
Tempat
: BPS
A. Tujuan Umum Agar klien dapat mengetahui dan mengerti tentang tanda-tanda bahaya nifas.
B. Tujuan Khusus Setelah melakukan penyuluhan, diharapkan klien dapat : 1. Mengetahui pengertian tanda bahaya nifas. 2. menyebutkan macam-macam tanda bahaya nifas. 3. mengatasi kelluhan bahaya nifas.
C. Metode Ceramah Tanya jawab
D. Materi Terlampir.
104
Lampiran 4 MATERI PENYULUHAN PERAWATAN PAYUDARA
1. Pemeriksaan payudara b. Inspeksi 1. Ukuran payudara dan putting susu 2. Retraksi (penarkan kedalam) atau benjolan 3. Pelebaran vena, warna kulit, radang, luka ulkus 4. Putting terbenam 5. Cairan selain colostrums c.
Palpasi 1. Konsentrasi 2. Massa 3. Mammary fold 4. Kista 5. Putting susu 6. Koreksi putting 7. Areola
2. Manfaat perawatan payudara a. mengetahui kelainan pada payudara b. mencegah tersumbatnya saluran susu c. memperlancar sirkulasi darah d. koreksi putting 3. Cara massage payudara pada ibu post patum a. Alat 1. 1 buah handuk besar 2. 1 buah baskom untuk air hangat 3. Kapas 4. Minyak 5. Washlap
105
b. Cara kerja 1. Mengompres putting susu dengan minyak untuk melemaskan atau melenturkan putting susu. 2. Memassage payudara dari arah dalam keluar dan melenting untuk mempelancar peredaran darah. 3. Memassage denagn pinggir tangan seluruh payudara. 4. Memasage dengan jari-jari tangan yang dikepal emutari seluruh payudara 5. Memutarkan putting susu untuk menuatkan payudara.
106
Lampiran 5 SATUAN ACARA PENYULUHAN
Topik
: Cara Menyusui yang baik dan benar
Sub Pokok Bahasan
: Tanda Bahaya Nifas
Waktu
: 16.00 WIB
Sasaran
: Ny. X
Tanggal
: 11 Mei 2016
Tempat
: Rumah pasien
A. Tujuan Umum Agar klien dapat mengetahui dan mengerti tentang cara menyusui yang baik dan benar.
B. Tujuan Khusus 1. Menegetahui hal-hal yang harus diperhatikan pada saat menyusui 2. Mampu mempraktekan cara menyusui yang baik dan benar 3. Mengatasi keluhan bahaya nifas.
C. Metode Ceramah Tanya jawab
D. Materi
Terlampir
107
Lampiran 6
MATERI PENYULUHAN CARA MENYUSUI YANG BAIK DAN BENAR
Cara menyusui sangat mempengaruhi kenyamanan bayi yang menghisap air susu. Oleh karena itu usahakan agar ibu dapat menyusui dengan baik dan benar. Hal-hal berikut ini diperhatikan adalah : 1. Usahakan posisi bayi cukup nyaman saat menyusui 2. Peluk dan letakan kepal bayi pada siku tangan ibu sehingga menompang bayi dengan tahap sebagai berikut : a. Posisi bayi menghadap ibu sehingga telinga dan lenganya berada pada satu garis lurus sehingga dagu bay menyentuh payudara. b. Sangga bawah/dasar payudara dengan jari-jari, jangan terlalu dekat dengan putting (diluar areola) dan tidak menjepit putting susu dengan dua jari. c. Bayi akan meraihpayudara jika lapar. Beri rangsangan pada mulut bayi pada bagian areola sehingga timbul refleks bayi untuk mencari puting. d. Pipi bayi akan kelihatan bulat Karena areola barada dalam mulut bayi. e. Terlihat isapan yang lambat dan dalam disertai gerakan menelan yang teratur. f. Bayi tetap melekat pada payudara dengan tenang karena sentuhan ibu yang penuh kasih sayang. g. Jika ASI keluar tampak menetes, susukan bayi selama 10-15 menit atau sesuai kebutuhan pada satu payudara sampai terasa kosong (lunak)
108
Lampiran 7 SATUAN ACARA PENYULUHAN
Topik
: Metode kontrasepsi
Waktu
: 16.00 WIB
Sasaran
: Ny. X
Tanggal
: 05 Juni 2016
Tempat
: Rumah pasien
A. Tujuan Umum Setelah mendapatkan penyuluhan, ibu diharapkan mengetahui dan memahami tentang metode kontrasepsi.
B. Tujuan Khusus Setelah mengikuti penyuluhan ibu diharapkan mampu : 2. mengetahui pengertian kontrasepsi. 3. menegtahui tentang manfaat, kerugian dan kontra indikasi alat kontrasepsi. 4. menyebutkan macam-macam kontrasepsi. 5. dapat memilih metode kontrasepsi yang akan digunakan.
C. Metode Ceramah Tanya jawab
D. Materi Terlampir.
109
Lampiran 8
MATERI PENYULUHAN KELUARGA BERENCANA
Penjarangan kehamilan dilakukan dengan pemberian obat, pemasangan alat, dan tindakan bedah. Program Keluarga Berencana sangat dianjukan untuk pasangan suamu istri yang mempunyai : a. Keinginan untuk mencegah kehamilan dengan alasan-alasan pribadi b. Keinginan untuk menjarangkan kehamilan c. Keinginan untuk membatasi jumlah anak d. Alasan kesehatan Manfaat Keluarga Berencana dari segi kesehatan bagi keluarga adalah : a. Dengan mengatur jumlah dan jarak kelahiran, ibu dapat meningkatakan kesehatanya, baik fisik, mental, maupun sosial. b. Memberikan kesmpatan pada suami untuk meningkatkan atau memperbaiki ksehatan fisik, mental dan sosial. c. Memberikan kesempatan pada anak-anak untuk tumbuh dengan wajar dan memperoleh pendidikan, perhatian, pemeliharaan, kecukupan, makanan serta memperoleh perkembangan mental dan sosial. Kontrasepsi yang dipilih oleh Ny. X adalah Kb Pil. Metode KB ini dilakukan dengan cara mengkonsumsi lewat oral a. Keuntungan KB ini sangat tepat untuk ibu yang sedang menyusui karena tidak mempengaruhi produksi ASI. b. Kerugian Perdarahan terjadi secara teratur dan tidak mendapat haid dalam waktu yang lama. c. kontra-indikasi d. wanita yang menderita tumor, terutama tumor ganass pada payudara atau kelamin. e. Varises yang luas, lading pembuluh darah atau kelainan perdarahan jantung.
110
f. Penyakit hati (hepar). g. Perdarahan pervaginam yang tidak diketahui penyebabnya. h. Efek saamping 1. Gangguan haid berupa spotting, perdarahan yang tidak teratur, amenorrhea 2. Berat badan bertambah 3. Cenderung ada penigkatan gula darah 4. Keluhan lain berupa mual, muntah, sakit kepala, panas, dingin, pegalpegal dan nyeri perut.
111
DAFTAR PUSTAKA
Depkes RI. 2007. Asuhan Persalinan Normal. Jakarta : JNPK-KR
Dinkes Kabupaten Indramayu, 2009. Laporan Kematian Ibu dan Bayi
Datta, Monika. 2007. Panduan Praktis Kehamilan dan Melahirkan, Jakarta : Pengurus IBI Pusat
Dunstall, Melvyn, 2010. Anatomi Dan fisiologi Untuk Bidan. Jakarta : EGC.
IBI. 2006. Catatan Tentang Perkembangan Dalam Praktek Kebidanan. Jakarta Cetakan Ke VI-APRIL 2006
Manuaba, IBG. 2007. Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta : EGC
Manuaba, IBG. 2010. Penyakit Kandungan Dan KB Untuk Pendidikan Bidan. Jakarta : EGC
Manuaba, IBG. 2010. Penyakit Kandungan Dan KB Untuk Pendidikan Bidan. Jakarta : EGC
Maternal dan Neonatal. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Mira, Dwi. 2009. Buku Ajar Biologi Reproduksi. Jakarta : EGC
Prawirohardjo, Sarwono, 2008. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
112
Prawirohardjo, Sarwono, 2007. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
Whalley, Janet. 2007. Panduan Lengkap Kehamilan, Melahirkan, Dan Bayi. Jakarta : ARCAN
Roesli, Utami. 2008. Inisiasi Menyusu Dini (IMD). Jakarta : Depkes RI
Saleha, Sitti. 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Jakarta : Salemba
Sulistyawati, Ari. 2009. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas. Yogyakarta : Sulistyawati Ari
Saifuddin, AB, 2006. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan
Varney, Helen. 2008. Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Jakarta : EGC . Varney, Helen. 2006. Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Jakarta : EGC
113
114