JESTT VOL. 2 NO. 11 NOVEMBER 2015 954 TINJAUAN MEKANISME

Download 11 Nov 2015 ... Mahasiswa Program Studi S1 Ekonomi Islam-Fakultas Ekonomi dan Bisnis- Universitas Airlangga ... Lahan pertanian yang diwaris...

0 downloads 482 Views 224KB Size
JESTT Vol. 2 No. 11 November 2015

TINJAUAN MEKANISME KONTRAK PENGELOLAAN LAHAN PERTANIAN BERBASIS ADAT ISTIADAT DALAM KAJIAN FIQH MUAMALAH (DESA TEMU, KECAMATAN KANOR, KABUPATEN BOJONEGORO) 1)

Beny Septyliyan Primada Mahasiswa Program Studi S1 Ekonomi Islam-Fakultas Ekonomi dan Bisnis-Universitas Airlangga Email : [email protected]

Irham Zaki Departemen Ekonomi Syariah-Fakultas Ekonomi dan Bisnis-Universitas Airlangga Email : [email protected] ABSTRACT: This study aims to identify and explain the suitability of the system or how cooperation cultivation of agricultural land undertaken Muslim farmers in the village of Temu, Kanor, Bojonegoro which has been run for generations by way of cooperation cultivation of agricultural land in Islam or fiqh kaedah muamalah. Results of this study indicate that there are conformity system or way of cooperation cultivation of agricultural land that the farmers in the village Temu (anvil) with kaedah muamalah Islamic fiqh, because it has met the conditions prevailing in harmony and with both sides to contain the principle that there is an element of mutual muamalah willing and mutually their benefits, as well as a custom ('urf) that do not conflict with the texts of the Qur'an and the Hadith, and also does not contain madharat. Keywords: Fiqh Muamalah, Agriculture, Muslim Farmers, ‘Urf I. PENDAHULUAN

tanam

Latar Belakang

semua itu sebab akibat oleh tangan-

Kekayaan

hayati

dan

yang

Industri

31.705.337

tahun

jiwa.

2013

Tetapi

panen

sebagai

yang

kemiskinan

petani

yang

kurang

berlebihan

kesuburan

justru

tanah

menyebabkan

masih

memuaskan

hasil

menyebabkan

terganggu panen

dan

menjadi

menurun.

sangat tinggi. Ada banyak faktor yang menyebabkan masyarakat petani masih terus terbelenggu dengan

lingkungan

menyebabkan pemakaian pupuk kimia

sebesar

masyarakat desa yang mayoritas bermata pencaharian

dampak

tanpa

tidak puas oleh masyarakat dengan hasil

Jumlah petani di Indonesia

pada

berlebihan

mengakibatkan global warming. Sikap

menurut Badan Pusat Statistik atau BPS (2014)

yang

menghiraukan

tidak

banyak dimiliki oleh Negara lain. (Sukino, 2013: 6).

Tentunya

keseimbangan alam menjadi terganggu.

Negara Indonesia cocok dalam bidang pertanian

terganggu.

tangan manusia sendiri yang membuat

Sumber

Daya Manusia di Indonesia membuat

pembangunan

menjadi

Selain itu dukungan dan perhatian

kemiskinan.

pemerintah yang kurang masih membuat

Faktor alam yang tidak menentu seperti

masyarakat mengolah lahan pertanian

cuaca dan iklim menyebabkan proses 1)Jurnal

ini merupakan bagian dari skripsi yang ditulis oleh Beny Septyliyan Primada, NIM : 041014024, yang diuji pada 07 Agustus 2015.

954

JESTT Vol. 2 No. 11 November 2015

dengan cara tradisional dan penggunaan

masyarakat Indonesia. Padahal Indonesia

teknologi masih rendah sehingga juga

merupakan

menyebabkan

kemiskinan

penduduk beragama Islam terbesar di

masyarakat petani masih relatif tinggi. Hal

dunia. Dan Allah SWT pun telah berfirman

ini juga diperparah dengan

untuk

tingkat

semakin

negara

saling

yang

memiliki

tolong-menolong

dalam

bertambahnya penduduk Indonesia yang

kebaikan. Firman Allah SWT dalam QS. Al-

menyebabkan lahan pertanian menjadi

berubah menjadi tempat pemukiman.

maidah ayat 2: ‫وﺗ ﺎوﻧو ْا ﻰ ۡ ﺑر و ﺗ ۡ و ۖى وﻻ ﺗ ﺎوﻧو ْا ﻰ ۡﻹ ۡﺛم و ۡ ۡدو ۚن و ﺗ و ْا‬ ‫͉م‬ ٢  Ϙόϟِ Ω ΩηͿ͉  ͉ϥ·Ϳ

Lahan pertanian yang diwariskan ke anak

Wata’awanu ‘alalbirri waattaqwa wala

cucu terbagi-bagi menjadi kecil sehingga

ta’awanu

lahan yang di garap oleh setiap petani

wattaqu Allaha inna Allaha shadiidul’iqabi

menjadi sempit dan hasilnya tidak bisa

Artinya :Dan tolong-menolonglah kamu

mencukupi

terlihat

dalam

(mengerjakan)

bahwa petani gurem atau petani dengan

takwa,

dan

luas lahan kurang dari 0,5 hektar memiliki

dalam berbuat dosa dan pelanggaran.

prosentase 54 % dan petani yang tidak

Dan bertakwalah kamu kepada Allah,

memiliki lahan atau hanya sebagai buruh

sesungguhnya Allah amat berat siksa-

tani memiliki prosentase 27 % (data BPS

Nya.(QS. Al-maidah:2)

berkurang

2013).

karena

lahan

pertanian

kebutuhannya.

Belum

lagi

Ini

dengan

‘alal

ithmi

jangan

waal’udwani

kebajikan

dan

tolong-menolong

kurangnya Salah satu filosofi dasar ajaran Islam

proteksi dari pemerintah terhadap petani sehingga para tengkulak dengan mudah

dalam

dapat

yang

(pertanian), yaitu larangan untuk berbuat

kembali

curang dan dzalim. Semua transaksi yang

mempermainkan

menyebabkan

para

harga

petani

kegiatan

ekonomi

dan

bisnis

dilakukan oleh seorang muslim haruslah

menjadi korban. Di sisi lain sistem kapitalis sejak

berdasarkan prinsip rela sama rela (an

Belanda mulai menjajah Indonesia hingga

taradin minkum), dan tidak boleh ada

sekarang memberikan pengaruh besar

pihak yang menzalimi atau dizalimi.

terhadap

sistem

Seharusnya

pertanian

di

perekonomian

Indonesia

yang

dan

yang

telah

jika

masyarakat

mayoritas

Indonesia

beragama

menggusur nilai-nilai budaya, sosial dan

menerapkan

keagamaan dalam kehidupan. Sikap jujur

terkandung dalam prinsip-prinsip syariah di

dan tolong menolong yang terkandung

sistem pertanian dan perekonomiannya

dalam

bukan hal mustahil

nilai-nilai

budaya,

sosial

dan

nilai-nilai

yang

suatu kesejahteraan

keagamaan telah terkikis oleh alasan

akan

ekonomi. Sifat individualis saat ini mulai

pertanian. Karena Allah SWT telah berkali-

tertanam

kali berfirman didalam Al-Quran untuk

kuat

di

dalam

pola

pikir

955

tercapai

spiritual

Islam

termasuk

dalam

hal

JESTT Vol. 2 No. 11 November 2015

menjauhi

laranganNya

melaksanakan

dan

perintahNya.

melakukan penelitian tentang mekanisme

Seperti

kontrak

kerjasama

pengelolaan

lahan

dalam firman Allah SWT QS. Al-A’raf ayat

pertanian pada masyarakat petani di

96 :

lingkungan pedesaan dan bagaimana

‫و ﻮْ أ ﱠن أ ْھ ا ْ ﺮى آ ﻨﻮ ْا وا ﱠﻘﻮ ْا ْ ﺎ ﻋ ْﮭ ﺮ ﺎت ﱢ ا ﱠ ﺎء‬ ْ ‫ﻮا ﺄﺧ ْﺬ ﺎھ ﺎ ﺎ‬ ْ ‫ﱠﺬ‬ ‫ﻮا ْ ﻮن‬ ‫واﻷرْ ض و‬

tinjauan prinsip-prinsip syariah terhadap mekanisme

tersebut.

Apakah

sistem

Walauanna ahlaqura amanuu wattaqwa

kerjasama penggarapan lahan pertanian

lafatakhnaa

tersebut sudah sesuai dengan prinsip-

minassamaa kadzabuu

‘alaihim a

wal

barakatim

ardho

faakhodznaa

walakina

bimaa

prinsip syariah atau belum.

kanuu

Disini

penulis

memilih

objek

yaksibuuna

penelitian

Artinya : “Jika sekiranya penduduk negeri-

Bojonegoro. Desa Temu berjarak 25km

negeri beriman dan bertakwa, pastilah

dari kota Bojonegoro. Wilayah Desa Temu

Kami akan melimpahkan kepada mereka

ini

berkah dari langit dan bumi. (Tetapi)

Bengawan Solo. Jika musim kemarau

mereka mendustakan (ayat-ayat Kami)

wilayah

itu, maka Kami siksa mereka disebabkan

terbesar di Kabupaten Bojonegoro dan

perbuatannya.” (QS al-A’râf [7]: 96)

jika musim hujan justru banjir akibat luapan

berada

sungai Sebagai balasan

Allah SWT telah

di

ini

desa

didekat

Temu,

bantaran

termasuk

Bengawan

membayangi

dan

Kanor,

sungai

penghasil

Solo

padi

selalu

berdampak

pada

menjanjikan surga dan kehidupan layak di

gagalnya panen. Masyarakat didesa ini

dunia

taat

masih memegang teguh prinsip adat

telah

istiadat padahal secara umum mayoritas

dicontohkan dalam kehidupan Rasulullah

masyarakat di desa ini beragama Islam.

SAW

Baik

bagi

kepadaNya.

yang

orang-orang Selain

itu,

menerapkan

yang juga

prinsip-prinsip

itu

dalam

kehidupan

sehari-hari

syariah dalam kehidupan bertani dan

sampai sistem bercocok tanam masih

berekonomi.

kesejahteraan

menggunakan cara-cara tradisional. Dan

penerapan

secara garis umum masyarakat didesa ini

dapat

Dimana

dirasakan

akibat

prinsip-prinsip syariah.

masih banyak yang berada dibawah garis

Hal ini menjadi tinjauan penulis

kemiskinan. Untuk itu penulis ingin meneliti

dalam masyarakat petani di Indonesia

apakah

khususnya dilingkungan pedesaan. Yaitu

tentang kerjasama penggelolaan lahan

adanya

tersebut

pertanian

sistem dengan

pengelolaan cara

lahan

bekerjasama

prinsip-prinsip

tidak

adat

berbenturan

istiadat

dengan

prinsip-prinsip syariah? Dan bagaimana

antar petani yang tergolong unik dan

dampak

berlangsung secara turun temurun. Hal ini

kerjasama pengelolaan lahan pertanian

yang menjadi alasan bagi penulis untuk

956

prinsip-prinsip

adat

tentang

JESTT Vol. 2 No. 11 November 2015

tersebut

dengan

kesejahteraan

para

arti luas). Dimana zat – zat atau bahan – bahan

petani di Desa Temu?

anorganis

tumbuhan Rumusan Masalah

Pertanian

yang

bersifat

di

sistem fisis yaitu tanah, iklim, hidrologi,

angkat

topografi

dalam penelitian ini adalah bagaimana

lahan

dengan

proses

alamiahnya.

Sedangkan yang termasuk pada sub

pandangan Islam terhadap mekanisme pengelolaan

sistem

manusia. Yang termasuk kedalam sub

menentukan batasan dan merumuskan akan

suatu

antara sub sistem fisis dan subsistem

terjadi kerancuan, maka peneliti akan

yang

sebagai

keruangan yang merupakan perpaduan

diatas dan agar dalam penelitian ini tidak

kontrak

hewan

bantuan

reproduktif dan usaha pelestariannya.

Dari latar belakang yang tertulis

permasalahan

dan

dengan

sistem manusia antara lain tenaga kerja,

pertanian

kemampuan ekonomi, serta kondisi politik

(sawah) di desa Temu, kecamatan Kanor,

daerah setempat.

kabupaten Bojonegoro?

(Suhartono 2002: 21)Pertanian di Indonesia II. LANDASAN TEORI Petani

memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

menurut

Besar

1. Hak milik lahan pertanian para

Bahasa Indonesia (1991: 1008) adalah

petani umumnya sempit kurang

orang

dari 0,5 Ha.

yang

tanam.

Kamus

pekerjaannya

Menurut

bercocok

Sukino

(2013:8),

2. Pengolahan tanah di daerah yang

pengertian petani adalah seseorang yang

padat

bergerak

secara

utamanya

di

bidang

dengan

bisnis

pertanian

cara

melakukan

sedangkan

di

dilakukan secara ekstensif.

memelihara

3. Merupakan pertanian sub sisten

tanaman seperti padi, bunga, buah dan

dengan modal yang kecil serta

lain

alat dan sistem pertanian yang

lain,

dan

intensif

dilakukan

daerah yang jarang penduduknya

pengelolaan tanah dengan tujuan untuk menumbuhkan

penduduknya

dengan

harapan

untuk

memperoleh hasil dari tanaman tersebut untuk

di

gunakan

sendiri

masih sederhana.

ataupun Menurut

menjualnya kepada orang lain.

Pertanian Pengertian

pertanian

menurut

yang

Tohir(2006:3) adalah suatu usaha yang

proses

tanam (pertanian dalam arti sempit), perikanan,

peternakan,

merupakan

didasarkan

tanaman

meliputi bidang-bidang seperti bercocok

dan tersebut

pengembangan

perkebunan,

Hanafie

(2010: proses

83-84), produksi

atas

pertumbuhan

hewan.

Terlaksananya

dalam pertanian

mencapai sangat

tergantung pada peranan sumber daya

kehutanan, pengelolaan hasil bumi dan

manusia sebagai pelaksananya. Dalam

pemasaran hasil bumi (pertanian dalam

957

JESTT Vol. 2 No. 11 November 2015

bidang

pertanian,

usaha

Peranan lain petani adalah

pertanian

sebagai pemimpin atau pengelola

peranan

usaha tani. Dalam peranan ini,

sumber daya manusia sebagai produsen

sangat diutamakan keterampilan,

dapat ditinjau dalam 3 aspek, yaitu:

termasuk

pertanian rakyat.

bentuk

didominasi Dengan

oleh

demikian,

mengambil

1. Petani sebagai pekerja usaha tani (cultivator) Peranan

keterampilan

dalam

keputusan

berbagai

alternatif

Keputusan

yang

dari

yang

ada.

diambil

oleh

utama

petani

petani selaku pengelola, antara

taninya

adalah

lain menentukan pilihan tanaman

sebagai pekerja, yaitu petani itu

apa yang mungkin dapat ditanam,

sendiri yang mengusahakan usaha

kapan mulai menanam, kapan

taninya. Dalam pelaksanaannya,

pemupukan

petani itu tidak bekerja seorang diri,

dimana membeli pupuk, berapa

tetapi dibantu oleh tenaga kerja

dosis pupuk yang harus diberikan,

lainnya – istri dan anak-anaknya.

dan

Anak-anak yang berumur di atas

kemajuan pertanian, petani harus

10 tahun sudah dapat dianggap

lebih

sebagai

mengembangkan kecakapannya

dalam

usaha

tenaga

produktif.

kerja

yang

Mereka

dapat

pada

harus

lain-lain.

Sejalan

dilakukan,

dengan

banyak

proses

jual-beli,

lagi

misalnya

membantu mengatur pengairan,

menentukan membeli bibit unggul,

menuai padi, mengangkut bibit,

pupuk, atau alat pertanian baru.

dan

Dengan beralihnya pertanian dari

sebagainya.

Tenaga

kerja

yang berasal dari keluarga petani

sifat

itu

sumbangan

komersial, tugas petani sebagai

keluarga pada produksi pertanian

pemimpin usaha tani menjadi lebih

secara

keseluruhan

sulit.

dinilai

dalam

merupakan

Seringkali

dan

bentuk

petani

tidak uang.

juga

subsisten

harus Petani

ketika pekerjaan di usaha tani

merupakan

membutuhkan

keluarga

kerja,

sementara

lebih

3. Petani sebagai diri pribadi (person)

menyewa tenaga kerja dari luar

banyak

menjadi

tenaga

tenaga

sebagai anggota

dan

ia

pun

pribadi sebuah menjadi

anggota masyarakat suatu desa

kerja

atau

keluarga tidak mencukupi.

rukun

tetangga.

Sebagai

manusia, peranan petani sama

2. Petani sebagai pemimpin usaha

saja dengan peranan anggota

tani (manager)

masyarakat lainnya, karena pada

958

JESTT Vol. 2 No. 11 November 2015

dasarnya petani itu sama dengan

dari

semua manusia pada umumnya

(penggarap/amil).

yang memiliki 4 kapasitas penting

Dasar hukum Muzara’ah terdapat dalam

dalam hidupnya, yaitu bekerja,

Al-Qur’an dan Hadist, dalam Al-Qur’an

belajar,

terdapat dalam :

berpikir

bercita-cita.

kreatif,

Petani

dan

memiliki

yang

mereka

digerakkan

‫يأﯾﮭﺎ ذﯾن ءاﻣﻧو ْا أﻧ و ْا ﻣن طﯾﺑت ﻣﺎ‬ ۖ ‫ﻛﺳ ۡﺑﺗمۡ وﻣﻣﺎ أ ۡﺧر ۡﺟﻧﺎ ﻛم ﻣن ۡﻷ ۡر‬ ‫ض‬ ‫وﻻ ﺗﯾﻣﻣو ْا ۡ ﺧﺑﯾث ۡﻣﻧﮫ ﺗﻧ ون و ۡﺳﺗم‬

a.

oleh

dorongan pribadi dan pengaruh masyarakat yang sama pula. (Antonio,2004:82) muzara’ah pengolahan

‫ﺑﺎﺧذﯾﮫ إﻻ أن ﺗ ۡﻐﻣﺿو ْا ۚﯾﮫ و ۡ ﻣو ْا أن‬ ٢ ٧ ‫ ͇ ﺣﻣﯾد‬ϧϏͿ͉

mendefinisikan

adalah

kerja

pertanian

antara

sama pemilik

Ya ayyuha alladzina amanuu anfiquu min

tanah dan penggarap, dimana pemilik lahan

memberikan

lahan

pertanian

kepada si penggarap untuk ditanami dan dipelihara

dengan

imbalan

terdapat

sedikit

kasabtum

lakum

minal

wamimma ardi

wala

anna

Allaha

ghaniyyun

khamiidun (267) Hai

sebagai

orang-orang

yang

beriman,

nafkahkanlah (di jalan allah) sebagian

berikut: muzara’ah; benih dari pemilik

dari hasil usahamu yang baik-baik dan

lahan, sedang mukhabarah benih dari

sebagian dari apa yang Kami keluarkan

penggarap.

dari bumi untuk kamu. Dan janganlah

(Sudarsono,2005:43)mengemukakan

kamu memilih yang buruk-buruk lalu kamu

muzara’ah adalah kerja sama antara

menafkahkan

pemilik tanah dengan pemilik benih untuk

terhadapnya.

petani kemudian diadakan persetujuan

seseorang

Dan

ketahuilah,

bahwa

Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji(QS. Al-

bersama yang diatur dalam bagi hasil.

memperkerjakan

padahal

melainkan dengan memincingkan mata

atau sawah, sedangkan benihnya dari

mukhabarah

daripadanya,

kamu sendiri tidak mau mengambilnya

mengolah tanah pertanian atau lading

Sedang

akhrajna

wa’lamu

keduanya

perbedaan

ma

walastum biakhidzihi illa an tughmidhu fiihi

muzara’ah sering diidentifikasikan dengan .diantara

tayyibati

tayammamu alkhabitsa minhu tunfiquuna

bagian

tertentu (presentase) dari hasil panen .Al-

mukhabarah

tanah

Surat al-Baqarah ayat 267 :

kesanggupan dasar yang sama, serta

mengerjakan

Baqarah : 267).

adalah

QS. Al-maidah ayat 2:

pada

‫ﻰ ۡﻹ ۡﺛم‬

tanahnya dengan diberi upah tertentu (setengah, sepertiga, seperempat) dari penghasilah pertanian kelak, serta bibit

959

‫وﺗ ﺎوﻧو ْا ﻰ ۡ ﺑر و ﺗ ۡ و ۖى وﻻ ﺗ ﺎوﻧو ْا‬ ِ ϟِ ϭ ‫ ˸ ͉ م‬ϭϘΗ͉ ϭϥ‫ ى‬ϭΩό ٢  Ϙόϟِ Ω ΩηͿ͉  ͉ϥ·Ϳ

JESTT Vol. 2 No. 11 November 2015

Wata’awanu ‘alalbirri waattaqwa wala

yaitu Ibnu Abbas, bahwa Nabi saw. Tidak

ta’awanu

melarang

‘alal

ithmi

waal’udwani

mukhabarah,

hanya

Beliau

wattaqu Allaha inna Allaha shadiidul’iqabi

berkata, bila seseorang memberi manfaat

Artinya :Dan tolong-menolonglah kamu

kepada saudaranya, hal itu lebih baik

dalam

(mengerjakan)

daripada

takwa,

dan

kebajikan

jangan

dan

tolong-menolong

saudaranya

Dan bertakwalah kamu kepada Allah,

Adapun

sesungguhnya Allah amat berat siksa-

‫ْت ﮫ ﯾﺎ ﺑْدا رﺣْ ﻣن ْوﺗر ْﻛت ھده‬

transaksi

yukhobiru

qala

hadihilmujaabarata

ya’niybna

khairulahu

min

ayyakkhuda

‘alaihaa

juga

disyaratkan

diketahui

c) Hendaknya

agar

tidak

bagian

untuk

pekerjanya jelas dari yang akan dihasilkan, seperti 1/3, ¼.

d) Tidak mensyaratkan adanya batas

‘abbasi

akhahu

transaksi

menimbulkan perselisihan.

an

ahadukum

melakukan

tanahnya

waktu dalam muzara’ah.

annanabiyya lam yanha ‘anhaa immama yamna’u

juga

akad, maksudnya tanaman dan

naha

akhbirniy

Jadi,

b) Tidak ada kebodohan di tempat

fainnahum

faqala

sebuah

dalam jual-beli.

‘amara

annannabiyya

adalah

sebagaimana

faqultulahu ya’abdarrahmani lautarakta

qala

muzara’ah

(akad).

yang

‫ا ﻣﺧﺎﺑرة ﺎل أﺟْ ﺑرﻧﻲ أنْ أ ْ ﻣﮭ ْم ﺑد ك ﯾ ْ ﻧﻲ اﺑْن ﺑﺎس‬ ‫أن ا ﻧﺑﻲ ص م ْم ﯾ ْﻧﮫ ْﻧﮭﺎاﻧﻣﺎ ﺎل ﯾﻣْﻧ أﺣدﻛ ْم أﺧﺎه‬ (‫ﺧﯾْر ﮫ ﻣنْ أنْ ﯾﺄْﺧد ﯾْﮭﺎﺧر ﺟﺎﻣ ْ ْوﻣﺎ )ر واه ﻣﺳ م‬

bidzalika

telah

disyaratkan adanya dua orang

‫أﻧﮫ ﯾﺧﺎ ﺑر ﺎل ﻣر‬

ْ ‫ا ْﻣﺟﺎﺑرة ﺎﻧﮭ ْم ﯾ ْز‬ ‫ﻣؤن ان ا ﻧﺑﻲ ص م ﻧﮭﻲ‬

a’mahum

syarat-syarat

a) Muzara’ah

Muslim dari Thawus ra.

‘anilmukhabarari

yang

adalah :

Sedang dalam hadits Diriwayatkan oleh

yaz’umuuna

dengan

dari

menurut sahabat Umar bin Khattab r.a.

Nya.(QS. Al-maidah:2)

Annahu

manfaat

dimaklumi.(HR. Muslim)

dalam berbuat dosa dan pelanggaran.

‫ن‬

mengambil

e) Boleh diadakan syarat bahwa bijinya

dari

si

pekerja,

sebagaimana boleh disyaratkan

kharajan ma’luuman

bijinya dari pemilik tanah. Sesungguhnya Thawus ra. Bermukhabarah, Umar

ra.

berkata;

kepadanya;

ya

dan

aku

Abdurrahman,

Rukun

berkata

sebagaimana

muzara’ah

dalam

syarat-syarat

Islam

muzara’ah

kalau

yang telah dijelaskan, didalamnya juga

engkau tinggalkan, mukhabarah ini, nanti

terdapat perbedaan antara Ahli Fiqh.

mereka mengatakan bahwa Nabi saw

Jumhur Ulama yang membolehkan akad

melarangnya. Kemudian Thawus berkata;

muzara’ah, mengemukakan rukun-rukun

telah

muzara’ah adalah sebagai berikut :

menceritakan

kepadaku

orang

yang sungguh-sungguh mengetahui hal ini,

960

JESTT Vol. 2 No. 11 November 2015

a. Pemilik lahan

kehidupan

b. Petani penggarap

perbuatan atau perkataan. (Efendi :2005)

c. Obyek muzara’ah, yaitu antara penggarap

(hasil

baik

berupa

Dasar Hukum ‘Urf adalah Surat al-

manfaat lahan dan hasil kerja petani

mereka

a’raf ayat 199:

yang

Jadilah engakau pemaaf dan suruhlah

diperoleh sebagai keuntungan).

orang mengerjakan yang ma’ruf (al-‘urfi),

d. Ijab (ungkapan penyerahan lahan

serta berpalinglah dari orang-orang yang

dari

pemilik

tanah

(pernyataan

dan

qabul

menerima

bodoh. (QS. Al-A’raf :199)

lahan Kata al-‘Urf dalam ayat tersebut, dimana

untuk diolah dari petani).

umat manusia disuruh mengerjakannya,

Adat menurut arti bahasa adalah cara

oleh Ulama Ushul fiqih dipahami sebagai

(kelakuan dan sebagainya) yang sudah menjadi

kebiasaan.

Sedangkan

sesuatu yang baik dan telah menjadi

adat

kebiasaan masyarakat. Berdasarkan itu

istiadat adalah tata kelakuan yang kekal

maka ayat tersebut dipahami sebagai

dan turun-temurun dari generasi satu ke

perintah untuk mengerjakan sesuatu yang

generasi lain sebagai warisan, sehingga

telah

kuat integrasinya dengan pola perilaku

Adapun menurut istilah agama, para berbeda

mendefinisikan

ungkapan

adat.

baik

sehingga

telah

menjadi tradisi dalam suatu masyarakat.

masyarakat.(KBBI:1994)

Ulama

dianggap

Diantara

Hadits riwayat Abu Dâwud (no. 3569) :

dalam ‫ ﻀﻰ ر ﻮل‬،‫ﺄ ْ ﺪ ْﮫ‬

definisi

‫ْﻈﮭﺎ ﺎ ﱠﮭﺎر وﻋ ﻰ أ ْه‬

yang mereka sebutkan adalah, "Perkara

‫ﺎﺋﻂ رﺟ‬

ْ ‫أ ﱠن ﺎ ﺔً ْ ﺮاء ْ ﻋﺎزب دﺧ‬

‫ﱠ‬ ‫ﷲ ﺻ ﱠﻰ ﱠ‬ ‫ﷲ ﻋ ْﮫ و ﱠ ﻋ ﻰ أ ْھ اﻷ ْ ﻮال‬

yang terulang-ulang dan dapat diterima

ْ ‫ْﻈﮭﺎ ﺎ ﱠ‬

‫ل ا ْ ﻮاﺷﻲ‬

oleh akal dan fitrah yang sehat" (mu’jam Maqayisil). Jadi, menurut istilah agama,

Bahwasanya

tidak semua perkara yang terulang-ulang

Radhiyallahu

disebut adat, tapi harus bisa diterima

seseorang

fitrah dan akal sehat.

Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam menetapkan

Kata ‘Urf secara etimologi berarti “ sesuatu

sehat”

sedangkan

menyatu

merusaknya.

hukuman

bahwa

kebun Lalu

pemilik

[Hadits ini dihukumi shahih oleh al-Albâni t

Zaidah, istilah ‘Urf

dalam Shahîh Sunan Ibnu Mâjah no. 2332] Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam

suatu masyarakat karena telah menjadi dan

dan

masuk

'Azib

hari menjadi tanggungan pemilik unta.

berarti :Sesuastu yang tidak asing lagi bagi

kebiasaan

anhu

bin

hari, dan apa yang dirusak unta di malam

secara

terminology, seperti yang dikemukakan oleh Abdul -karim

al-Bara'

kebun wajib menjaga kebunnya di siang

yang di pandang baik dan diterima oleh akal

unta

melandaskan hukum Beliau Shallallahu

dengan

‘alaihi wa sallam ini pada kebiasaan yang

961

JESTT Vol. 2 No. 11 November 2015

umum

berlaku

bahwa

pemilik

ternak

1.

‘Urf itu harus berlaku secara umum

melepaskan ternak mereka di siang hari

dalam

dan tidak melepasnya di waktu malam.

masyarakat

Sedangkan

biasanya

dianut oleh mayoritas masyarakat

berada di kebun pada siang hari saja.

tersebut, baik itu ‘urf dalam bentuk

Maka barangsiapa menyelisihi kebiasaan

praktek,

ini, berarti ia teleh teledor dalam menjaga

khusus.

pemilik

kebun

hak miliknya, sehingga laksana orang

2.

yang menyimpan hartanya di tengah

mayoritas dan

kalangan

keberlakuannya

perkataan,

umum

dan

Urf itu memang telah memasyarakat sebelumnya.

jalan, maka orang yang mencurinya tidak

3.

‘Urf tidak bertentangan dengan apa

dikenai potong tangan. Ini menunjukkan

yang

bahwa

dalam suatu transaksi. Seperti apabila

'urf

diperhitungkan

dalam

diungkapkan

dalam

2/241)

secara jelas bahwa si pembeli akan membayar

Pada dasarnya, syariat Islam dari masa

penjuallah

adat atau tradisi itu tidak bertentangan

ongkos

dengan Al-Qur’an dan Sunnah Rasulullah. 4.

sama sekali tradisi yang telah menyatu

ini

apabila

telah

bahwa

landasan

hukum,

kasus

syara’

karena

bisa

diterima

tidak

ada

nash

yang

yang dihadapi. Para ualama ushul fiqh sepakat bahwa

adat

‘urf

istiadat yang baik secara sah dapat dijadikan

dalam

mengandung hukum permasalahan

Islam. Berdasarkan kenyataan ini, para menyimpulkan

dalil

kehujjahan ‘urf baru

berkembang di bangsa Arab sebelum

Ulama

maka

‘Urf tidak bertentang dengan nash,

dijadikan

sama

dagang dengan cara berbagi untung (alseperti

kirim,

menanggung

diterapkan. ‘Urf seperti ini tidak dapat

ada pula yang dihapuskan. Misal adat

Praktik

yang

dikandung nash tersebut tidak bisa

ada yang diakui dan dilestarikan serta

mudarabah).

barang,

sehingga menyebabkan hukum yang

dengan masyrakat. Tetapi secara selektif

kerja

kirim

seperti ‘urf tidak berlaku.

Kedatangan Islam bukan menghapuskan

diakui,

uang

dikatakan

sementara‘urf yang berlaku adalah si

awal banyak menampung dan mengakui

yang

transaksi

jelas

penetapan hukum ini. (Ma’alim as-sunan

kebiasaan

suatu

secara

al-shahih,

yaitu

‘urf

yang

tidak

bertentangan dengan syara’. Baik yang

bilamana

menyangkut dengan ‘urf al-‘am dan ‘urf

memenuhi beberapa persyaratan.

al-khas, maupun yang berkaitan dengan

Para ulama Ushul menyatakan bahwa

‘urf al-lafzhi dan ‘urf al-‘amali, dapat

sutau ‘urf baru dapat dijadikan sebagai

dijkadikan

salah satu dalil dalam menetapkan hukum

hujjah

dalam

menetapkan

hokum syara’.(Satria Efendi:2005)

Syara’ apabila memenuhi sayarat-syarat

III. METODE PENELITIAN

sebagai berikut:

962

JESTT Vol. 2 No. 11 November 2015

Pendekatan Penelitian Penelitian

peneliti

ini

kesimpulan,

menggunakan

studi

kasus

Analisis model Miles dan Huberman

dengan how atau why.

(Iskandar, 2009:139-142), dapat dilakukan melalui langkah-langkah sebagai berikut:

Ruang lingkup Penelitian

1. Reduksi data

Ruang lingkup penelitian terbatas

2. Display atau penyajian data

memfokuskan pada para petani muslim di Kanor,

Bojonegoro

3. Mengambil kesimpulan lalu diverifikasi

yang

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

selama masih menjalankan prinsip-prinsip

Desa Temu berada di Kecamatan

kehidupan berdasarkan kebiasaan atau adat istiadat.

Kanor, Kabupaten Bojonegoro, Provinsi Jawa Timur. Desa ini berjarak sekitar 30

Jenis dan Sumber Data

Kilometer dari Kota Bojonegoro dan 5

Jenis data yang digunakan dalam

Kilometer dari pusat Kecamatan Kanor.

penelitian ini adalah data primer. Data

Batas

primer merupakan data utama yang

selatan

dan observasi langsung di lapangan.

Mata

pencaharian

pokok

mayoritas

Jumlah total penduduk di Desa Temu mencapai

bisa diratakan seperti dalam penelitian

mana

berbatasan

penduduk di Desa Temu adalah petani.

menggunakan

triangulasi sumber karena penelitian tidak

dikategorisasikan,

utara

Desa

luas lahan persawahan mencapai 754 ha.

agar penelitian tersebut dapat dipercaya

tetapi

sebelah

dengan

disebutkan bahwa Desa Temu memiliki

dalam meneliti dibutuhkan keabsahan

kuantitatif,

barat

Burno. Dalam Profil Desa Temu (2014),

yang lain. Peneliti menyimpulkan bahwa

Penulis

sebelah

timur berbatasan dengan Kecamatan

pemeriksaan

keabsahan data yang memanfaatkan

kredibilitasnya.

di

dengan Desa Gedongarum, dan sebelah

Triangulasi data menurut Moleong teknik

Temu

berbatasan

Simorejo,

Teknik Keabsahan Data

adalah

Desa

berbatasan dengan Desa Prigi, sebelah

berasal dari hasil wawancara mendalam

(2005:330)

dimintakan

Teknik Analisis Data

pertanyaan suatu penelitian berkenaan

Temu,

selanjutnya

suatu

tersebut.

merupakan

strategi yang lebih cocok bila pokok

Desa

menghasilkan

kesepakatan dengan ketiga sumber data

pendekatan kualitatif Diskriptif. Yin (2009:1) menjelaskan

sehingga

6.088

(total

laki-laki

dan

perempuan), dengan pemeluk agama

dideskripsikan,

mayoritas Islam sebanyak 6.084 (total laki-

pandangan

laki dan perempuan). Dari total Kepala

yang sama, yang berbeda dan mana

Keluarga di Desa Temu 32% masih berada

yang spesifik dari ketiga sumber data

di garis kemiskinan. Karena mayoritas

tersebut. Data yang telah dianalisis oleh

petani di Desa Temu merupakan buruh

963

JESTT Vol. 2 No. 11 November 2015

tani dengan lahan kurang dari 0,5 ha tiap

kepada

Kepala Keluarga.

biaya operasional selama masa tanam

penggarap

untuk

dikerjakan,

ditanggung pihak ketiga. Hasil panen Desa

Temu

terbagi

menjadi

tiga

akan dibagi tiga sama besar antara

perdukuhan yaitu dukuh Manding, dukuh

pemilik

Temu dan dukuh Ndono. Sebagian besar

penggarap setelah sebelumnya dikurangi

lahan pertanian di Desa Temu diairi oleh

lahan,

pihak

ketiga,

dan

1/6 bagian untuk biaya irigasi. Ketika

Arial Irigasi yang berasal dari sungai

terjadi kerugian akan ditanggung oleh

Bengawan Solo. Dikarenakan letak Desa

pihak ketiga dan penggarap.

Temu hanya berjarak 2 Kilometer dari Terdapat beberapa perbedaan terkait

bantaran sungai Bengawan Solo. Hal ini

penanggungan kerugian dalam sistem

juga menyebabkan wilayah Desa Temu

paron dan nelon menurut penjelasan

masuk kedalam Peta Rawan Bencana

ketujuh

Banjir Kabupaten Bojonegoro.

informan.

Aturan

sebenarnya

dalam sistem kerjasama paron jika terjadi sistem

atau

penggarapan

cara

lahan

dijalankan oleh

pertanian

sebagian

kerugian maka akan ditanggung oleh

kerjasama

penggarap. Tetapi jika kerjasama paron

yang

tersebut

besar para

antara

pemilik

lahan

dan

petani di Desa Temu adalah sistem atau

penggarap masih terikat saudara atau

cara

kerabat maka pemilik lahan akan turut

paron

dan

sebagian

kecil

serta menanggung sebagian kerugian

menggunakan sistem atau cara nelon.

yang terjadi.

Sistem atau cara kerjasma penggarapan lahan pertanian paron adalah pemilik

cara kerjasama penggarapan lahan

lahan menyerahkan lahan pertaniannya

pertanian yang dijalankan para petani di

kepada

penggarap

untuk

dikerjakan

Desa Temu merupakan cara kerjasama

dalam

bercocok

tanam

dengan

yang telah turun-temurun dan cara yang

operasional

umum dilingkungan petani Desa Temu

ketentuan

seluruh

biaya

selama masa tanam akan ditanggung

serta

oleh penggarap, hasil panen akan dibagi

dilaksanakan

dua sama besar antara pemilik lahan

pelaksanaannya. Karena telah menjadi

dengan penggarap setelah sebelumnya

kebiasaan sejak lama dilingkungan para

dikurangi 1/6 bagian untuk biaya irigasi,

petani sehingga akan sulit untuk berubah.

dan jika terjadi kerugian akan ditanggung

cara

tersebut baik

mudah

ketentuan

untuk maupun

Kesesuaian cara kerjasama penggarapan

oleh penggarap.

lahan pertanian yang dilakukan para

Sistem atau cara kerjasama penggarapan

petani

lahan pertanian nelon adalah pemilik

kerjasama penggarapan lahan pertanian

lahan

dalam kaedah fiqh muamalah

menyerahkan

lahan

miliknya

964

di

Desa

Temu

dengan

cara

JESTT Vol. 2 No. 11 November 2015

Secara

definisi,

penggarapan

sistem

lahan

atau

cara

pertanian

paron

Terkait ketentuan jika terjadi kerugian dan penggarap

yang

harus

menanggung

yang dilakukan oleh para petani di Desa

kerugian

Temu tergolong dalam akad mukhabarah

penggarapan lahan pertanian di Desa

dalam kaedah Islam fiqh muamalah. Hal

Temu. Dalam akad mukhabarah dimana

ini mengacu pada ketentuan sistem atau

pembagian keuntungan dan kerugian

cara

lahan

harus ditentukan diawal dengan jelas,

pertanian paron yang dilakukan para

dan tidak memberatkan salah satu pihak.

petani di Desa Temu bahwa ketentuan

Melihat hal tersebut dan penjelasan dari

bibit dan biaya operasional saat proses

informan terkait penanggungan kerugian

tanam menjadi tanggungan penggarap.

yang sedikit memberatkan penggarap,

Ketentuan-ketentuan

maka

kerjasama

penggarapan

dalam

proses

dalam

seakan

proses

kerjasama

sistem

kerjasama

kerjasama penggarapan lahan pertanian

penggarapan

yang dilakukan para petani di Desa Temu

dilakukan para petani di Desa Temu

telah sesuai dengan syarat dan rukun

menjadi tidak sah. Tetapi disisi lain hal

akad mukhabarah sehingga suatu akad

tersebut sudah menjadi hal yang umum

proses kerjasama penggarapan lahan

sering

pertanian dinyatakan SAH.

kebiasaan yang dianggap wajar dan

hukum.

Karena

Secara terminology urf adalah sesuatu

ketentuan 1/6 bagian dari seluruh hasil panen

tersebut

merupakan

yang telah dikenal oleh orang banyak

sebuah

dan

kesepakatan bersama seluruh petani di Desa

Temu.

Berikut

dalil

suatu

atau ‘Urf yang menjadi sebuah dasar

Irigasi yaitu 1/6 bagian dari seluruh hasil SAH.

menjadi

melihat dari sudut pandang kebiasaan

lahan pertanian yang diairi Induk Arial

termasuk

dan

yang

petani di Desa Temu. Dalam hal ini peneliti

wajib dan harus dibayarkan oleh setiap

juga

dilakukan

pertanian

tidak dipermasalahkan dilingkungan para

Untuk ketentuan biaya irigasi yang bersifat

panen

lahan

telah

sehingga

tentang

dilakukan

menjadi

berulang-ulang

tradisi

(kebiasaan)

mereka, baik berupa perkataan atau

bermusyawarah:

perbuatan.( Khalaf:1994) ‫وﺷﺎو ْرھ ْ ﻓﻲ ْاﻷ ْ ﺮ ﻓﺈذا ﻋﺰ ْ ﻓ ﻮ ﱠﻛ ْﻞ ﻋﻠﻰ ﱠ‬ ‫ﷲ‬ Wasaawirhum

Urf

fil amri faidza ‘azamta

tersebut

terbentuk

dari

pengertian orang banyak,

fatawakal ‘alallah

mereka

saling

sekalipun

berlainan stratifikasi

(kalangan

Dan bermusyawarahlah dengan mereka

awam dan elite) sosial mereka.

dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu

Urf berbeda dengan ijma’, karena ijma’

telah

terbentuk dari kesepakatan para mujtahid.

membulatkan

tekad,

maka

bertawakalah kepada Allah. (QS. Ali Imran

Apabila

[3]: 159)

kelompok maka tidaklah hal tersebut

965

urf

ditentang

oleh

sebagian

JESTT Vol. 2 No. 11 November 2015

membatalkan kedudukan dari urf, tetapi

lahan pertanian di Desa Temu tidak

jika ijma’ tidak disepakati oleh salah satu

bertentangan

mujtahid maka hal tersebut membatalkan

muamalah.

kedudukan ijma.(Djazuli:2010)

Terkait

Jumantoro (2000) Para ulama, ushul fiqih

sebagai

salah

satu

dalil

tugas

pemilik

itu berlaku dalam mayoritas kasus

masyarakat

di dan

Urf

telah

pelan

keberlakuannya

persoalan

memasyarakat yang

akan

pihak

ini

dalam

kerugian penggarap

maka

menjadi dalam

penggarapan

lahan

mengajak

atau

seluruh

kebiasaan

penggarap

bersama-sama

yang

telah

akan

yang

menjadi

dengan

terlibat

dalam

proses

didukung petani

dengan

telah

adanya

menggunakan

ditanggung

bersama

sesuai

persentase kesepakatannya atau adanya ketentuan yang dilakukan para pemilik

‘Urf

atau

lahan jika terjadi kerugian maka akan

ketentuan

turut serta menanggung sebagian biaya

tanggungan proses

dan

para

ketentuan bahwa jika terjadi kerugian

yang harus dilakukan.

tersebut

adat

sebagian

telah menentukan secara jelas hal-hal

kebiasaan

lahan

kepada

tersebut demi kemaslahatan bersama. Hal

transaksi apabila kedua belah pihak

tentang

pengertian

untuk

kerjasama penggarapan lahan pertanian

suatu transaksi. Artinya, dalam suatu

penjelasan

setempat

ketentuan yang telah di sepakati antara

Urf tidak bertentangan dengan yang jelas

agama

ditanggung

yang akan ditetapkan hukumnya.

secara

proses

ketentuan jika terjadinya kerugian akan

ditetapkan

itu lebih dahulu ada sebelum kasus

Dari

tokoh

ditanggung

ketika

yang akan dijadikan sandaran hukum

diungkapkan

dalam

menentukan jika terjadinya kerugian akan

hukumnya itu muncul. Artinya, urf

3.

yang

petani untuk mengubah secara pelan-

tengah-tengah

dianut oleh mayoritas masyarakat. 2.

penggarap

memberikan

Urf berlaku secara umum, artinya „urf

terjadi

kerugian

fiqh

yang memberatkan penggarap. Menjadi

syarat sebagai berikut:

yang

kaedah

kerjasama penggarapan lahan pertanian

dalam

menerapkan hukum syara’, jika memenuhi

1.

terjadinya

ditanggung

menyatakan bahwa urf dapat dijadikan

dengan

operasional

kerjasama

pertanian

pada

proses

tanam

informan

dalam

berikutnya.

yang Keterbatasan Penelitian

dilakukan para petani di Desa Temu tersebut tidak menjadi persoalan untuk

Keterbatasan

sahnya proses kerjasama pengarapan

penelitian

lahan pertanian yang dilakukan para

ini

pengumpulan

petani di Desa Temu. Dengan begitu

merujuk data

pada informan

proses yang

mengalami kesulitan karena data dari

maka proses kerjasama penggarapan

informan sangat terbatas, serta informan

966

JESTT Vol. 2 No. 11 November 2015

memiliki

keterbatasan

belakang

dengan kaedah Islam fiqh muamalah,

pendidikan, sehingga data yang digali

bahwasannya sistem atau cara kerjasama

belum

penggarapan

cukup

latar

memberikan

informasi

lengkap terkait dengan penelitian ini.

atau

penggarapan

lahan

dilakukan

para

cara

fiqh muamalah yang mengatur tentang

petani

kerjasama penggarapan lahan pertanian.

kerjasama

pertanian

Proses

yang

penggarapan

cara

lahan

dan syarat yang berlaku serta kedua belah pihak saling mengandung prinsip

terkait

muamalah yaitu adanya unsur saling rela

praktek cara kerjasama penggarapan

dan

lahan pertanian yang dilakukan oleh para petani

di

dampak

Desa

Temu

positif

dan

peneliti

tersebut

terkendala

tidak

merupakan

mengandung

dilakukannya

dikarenakan

untuk

serta

manfaat

yang adat

dengan nash Al-Qur’an dan Hadits serta

kerjasama penggarapan lahan pertanian Hal

adanya

kebiasaan (‘urf) yang tidak bertentangan

yang

dirasakan setiap pelaku dalam praktek

tersebut.

saling

diperoleh,

tersebut, serta negatif

lahan

yang sah, karena telah memenuhi rukun

kerjasama

pertanian

penggarapan

dapat dikategorikan sebagai kerjasama

sejak lama dan tinjauan kaedah Islam mengatur

kerjasama

yang dilakukan para petani di Desa Temu

berdasarkan

dengan kebiasaan yang telah mengakar

dalam

yang

bertentangan dan sesuai dengan kaedah

secara umum dan garis besarnya saja sistem

pertanian

dilakukan para petani di Desa Temu tidak

Penelitian ini hanya dapat menyimpulkan

terkait

lahan

atas

madharat. dasar

Dan

kesepakatan

dan kerelaan dari pemilik tanah dan

menggali

penggarap sedangkan mereka sendiri

informasi lebih mendalam sebab kondisi

(‘aqid) menerima dengan lapang dada,

sabagian besar para informan memiliki

maka muamalah itu sah dan dibolehkan.

keterbatasan pendidikan dan cenderung tidak mau menjelaskan jawaban secara

Saran yang dapat penulis sampaikan

rinci.

dalam penelitian ini adalah:

1. Bagi petani muslim

V. SIMPULAN

Bagi petani muslim, setelah melihat Sitem atau cara kerjasama penggarapan

fenomena sebagian besar petani muslim

lahan pertanian yang dilaksanakan para

belum

petani di Desa Temu, Kecamatan Kanor,

bagaimana

Bojonegoro

proses kerjasama penggarapan lahan

adalah

sistem

atau

cara

maron dan sebagian kecil nelon. Dalam

kesesuaian

sistem

atau

mengetahui agama

dan Islam

memahami mengatur

pertanian yang diatur dalam kaedah fiqh muamalah,

cara

kerjasama penggarapan lahan pertanian

mempelajari

yang dilakukan para petani di Desa Temu

khususnya

agar

senantiasa

kaedah-kaedah dibidang

terus Islam

bermuamalah,

dimana kaedah fiqh muamalah telah

967

JESTT Vol. 2 No. 11 November 2015

terbukti

membawa

manfaat

serta

kemaslahatan

keadilan

bagi

banyaknya

setiap

memberi

penelitian-penelitian dampak

positif

baru

terhadap

pelakunya.

Untuk pemilik lahan agar

kemajuan dan kemaslahatan masyarakat

senantiasa

lebih

petani di pedesaan.

peka

terhadap

pengorbanan para penggarap dalam mencapai hasil panen yang maksimal. Untuk penggarap agar

DAFTAR PUSTAKA

jangan terlalu

berkecil hati hanya karena status sosial,

Abdillah bin Ismail, Imam, 1992.

jika ada masalah atau sesuatu yang kurung

berkenan

segera

Bukhari, Juz III, Beirut Lebanon: Darul

utarakan

Kutub,

dengan baik kepada pemilik lahan selaku

Antonio, syafei, 2004.

partner dalam bekerjasama.

Arikunto,

adanya

termasuk

perhatian

pendampingan

pengawasan

terhadap

lebih

proses

pertanian

sehingga

mekanisme

Azwar,

Badan

lahan

Cet

1998. ke-1,,

Metodologi Yogyakarta

:

Pusat

Statistik

(BPS).

2014.

www.bps.go.id/ Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin di Indonesia 2013.

dan adil terkain pembagian hak dan dalam

Prosedur

Pustaka Pelajar,

pertanian dapat berjalan lancar,maksimal,

kewajiban

Saefudin,

Penelitian,

lahan

pelaksanaan

penggarapan

1998.

Ed Revisi IV, Jakarta : Rineka Cipta,

masyarakat

penggarapan

Suharsimi,

Penelitian Suatu Pendekatan Praktek,

dan

petani di pedesaan terkait mekanisme serta

Fiqh Muamalah,

Bandung : CV Pustaka Setia,

2. Bagi pemerintah Diharapkan

Shoheh

Depag

mekanisme

RI,

2010

Terjemahnya,

penggarapan lahan pertanian. Sehingga

Al-Qur’an Bandung:

dan CV

Diponegoro,

tidak ada salah satu pihak yang dirugikan.

Dewi, Gemala dkk, 2005. Hukum Perikatan

3. Bagi peneliti selanjutnya

Islam di Indonesia, Jakarta: Prenada

Diharapkan dapat meneliti topik yang

Media, Djazuli, 2010, Ilmu Fiqih, Jakarta: Fajar

lebih mendalam lagi mengenai ekonomi pertanian

di

pedesaan,

Interpratama Offset, hal. 88.

kajian-kajian

Efendi, Satria, 2005. ‘Urf Sebagai Dasar

syariah terhadap pola pertanian dan

Hukum, Bandung: PT Jayakarta

pola perilaku para petani di pedasaan mulai

dari

pemasaran,

proses

bertanam

manajemen

Hadikusuma,

sampai

Hilman,

1990.

Hukum

Perjanjian Adat, Bandung: PT Citra

keuangan

Aditya Bakti,

keluarga petani dan lain-lain yang secara pendidikan dan ilmu pengetahuan masih

Hanafie, 1993. Ushul Fiqh, Jakarta: Wijaya,

memiliki keterbatasan. Sehingga dengan

Hanafie, Rita. 2010. Pengantar Ekonomi Pertanian. Yogyakarta: Penerbit Andi

968

JESTT Vol. 2 No. 11 November 2015

Haroen, Nasrun, 2007. Fiqh Muamalah, cet. Ke-2, Jakarta: PT. Gaya Media Pratama, Hasby

Ash-Syieddieqy,

Hasby,

1974.

Pengantar Fiqih Muamalah, Jakarta: PT Bulan Bintang, Khallaf,Abdul Wahab. 1994 Ilmu Ushul Fiqih, Semarang: Dina Utama Semarang, Moleong,

Lexy

Penelitian

J,

2010.

Kualitatif.

Metodologi

Bandung:

PT

Remaja Rosdakarya, Nasrun, Haroen. 2007. Fiqh Muamalah. Jakarta: Gaya Media Pratama Rahman, Afzalur, 1995. Doktrin Ekonomi Islam, Jilid II, Jogjakarta : PT Dana Bhakti Wakaf, Rasjid, Sulaiman, 1994. Fiqh Islam, Bandung: Sinar Baru Algensindo, Sudarsono,

2005.

Pokok-pokok

Hukum

Islam, Jakarta: PT. Rineka Cipta, Suhartono,

2002.

Model

Pertanian

Indonesia. Jakarta : PT Bakti Mutiara Suhendi, Hendi, 2002. Fiqh Muamalah, Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, Sukino, 2013. Pertanian Indonesia, Jakarta: CV Abadi Jaya Sumantoro, Totok, 2000, Kamus Ilmu Uhsul Fiqih, hlm. 335-336. Syarifuddin, Amir, 2003. Garis-Garis Besar Fiqh, Bogor: Kencana, Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 1991. Kamus Besar Bahasa Indonesia ed.2 cet.3. Jakarta: Balai Pustaka Tohir, 2006. Perkembangan Pertanian Adat, Jakarta: Penerbit Wira Jaya Yin, 2009. Metodologi Penelitian Kualitatif, Jakarta : PT Pustaka

969