kerangka acuan - Manajemen Files Narotama

Dilihat dari h. P serta Masyarakat. Pada peran serta masyarakat proses yang di teliti meliputi penggerakan dan pemberdayaan masyarakat, pengorganisasi...

5 downloads 606 Views 438KB Size
Working Paper Series No. Bulan 20..

Kajian Manajemen Pelaksanaan Pengembangan Kelurahan  Siaga Di Kelurahan Eka Jaya Wilayah Puskesmas Talang  Bakung Kecamatan Jambi Selatan Kota Jambi Tahun 2009  Yosi Rulianto, Hari Kusnanto, Lutfan Lazuardi  Abstract Background: High maternal and infant mortality rate, the re-emergence of diseases such as malaria, DHF, diarrhea and lung tuberculosis, emerging pandemic diseases such as HIV/AIDS, SARS and avian flu are major health problem in Indonesia. To solve the problem, the government through the Ministry of Health issues a decree No. 564/MENKES/SK/VIII/2006 on Implementation Guideline of Alert Village Development of the Province of Jambi through the Governor of Jambi 2007 by establishing a program of alert village at the provincial level. Head of Jambi municipal government positively supports the development of alert village and since 2006 Eka Jaya at the area of Jambi Municipality has been determined as an alert village by Jambi Municipal Health Office. Objective: To get an overview of the development of alert village at Eka Jaya, Subdistrict of Jambi Selatan, Jambi Municipality 2009. Method: This was a case study that used qualitative data obtained through indepth interview and document studies. Result: The policy of municipal government in the implementation of alert village was relatively good but there was always delay in the provision of operational budget for alert village. Midwives at village health posts needed additional staff because of too much workload. Participation of the community in the program was relatively good; there were 2 cadres in each village health post available daily. Conclusion: Prerequisite of human resources for village health post had been fulfilled. Cost per visit at village health post was Rp 1,500 and budget for village health post in 2009 from the municipal government was available. Community participation in the program was relatively good with active cadres in the implementation of village health post. Municipal government and policy makers participated in the development of alert village at Jambi municipal government. Keywords: alert village, Eka Jaya, Jambi Municipality

PENDAHULUAN Tingginya angka kematian terutama kematian ibu sebesar 307/100.000 (SKRT 2001) dan angka kematian bayi sebesar 35/1000 kelahiran hidup (SDKI 2002-2003), menunjukkan masih rendahnya kualitas pelayanan kesehatan kita yang ada. Demikian juga dengan tingginya angka kesakitan yang akhir-akhir ini ditandai dengan munculnya kembali berbagai penyakit lama seperti malaria dan TBC paru, merebaknya berbagai penyakit baru yang bersifat pandemik seperti HIV/AIDS, SARS dan flu burung, serta masih endemisnya penyakit-penyakit diare dan demam berdarah (1) Untuk menyelesaikan masalah tersebut pemerintah menetapkan SK Menkes Nomor: 564/MENKES/SK/VIII/2006 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Desa Siaga dengan mengambil kebijakan bahwa ”Seluruh desa di Indonesia menjadi Desa Siaga pada akhir 2008”. Propinsi Jambi melalui Gubernur Jambi dalam tahun 2007 telah mencanangkan program desa siaga tingkat Provinsi Jambi di kabupaten Sarolangun, yang dihadiri oleh Bupati dan Walikota dalam Propinsi Jambi dan menandatangani komitmen untuk mendukung sepenuhnya program 1

Working Paper Series No. Bulan 20..

desa siaga. Selain itu juga, menerima pataka yang berarti bahwa pengembangan desa siaga sudah menjadi bagian dari program Kabupaten/Kota di Propinsi Jambi khususnya Dinas Kesehatan. Kota Jambi tidak mempunyai desa maka dikatakan Kelurahan Siaga, sangat mendukung untuk pengembangan desa siaga, dalam hal ini dapat dilihat dengan pencanangan tingkat kota Jambi dan menyiapkan kelurahan yang ada untuk menjadi kelurahan siaga. Seluruh Camat dan Lurah berkumpul dan menyatakan kesiapan untuk mendukung sepenuhnya dalam pengembangan kelurahan siaga di Kota Jambi. (2) Kelurahan di Kota Jambi berbeda karakteristik dengan desa ataupun kelurahan yang berada di Propinsi Jambi misalnya di Kota Jambi pelayanan kesehatan, diantaranya dokter praktek, bidan, Pustu, Puskesmas, dan Rumah Sakit mudah dijangkau oleh masyarakat, tingkat pendidikan masyarakat yang cukup tinggi, dan penduduk yang heterogen dalam hal ini kota Jambi tentunya dalam pelaksanaan pengembangan Desa Siaga mempunyai pola tersendiri dalam pelaksanaan pengembangan desa siaga dan tidak akan sama dengan yang dilaksanakan di pedesaan. untuk mempersiapkan hal ini kota Jambi telah melatih kader dan tokoh masyarakat pada kelurahan siaga. Penyiapan tenaga bidan sudah dilatih oleh dinas kesehatan Provinsi Jambi, serta membangun Pos Kesehatan Desa dan memberikan peralatan medis,dan obat–obatan yang diperlukan. Kelurahan Eka Jaya sejak tahun 2006 yang lalu sudah di tetapkan sebagai kelurahan siaga oleh Dinas Kesehatan Kota Jambi. Selain itu di Kelurahan Eka Jaya sudah memenuhi persyaratan untuk Program Pengembangan Kelurahan Siaga seperti halnya dengan Desa Siaga. Diantaranya adalah adanya pos kesehatan Desa dengan peralatan dan obat–obatan, tenaga bidan, serta adanya beberapa jenis UKBM berjalan dengan baik dan juga akses kepelayanan kesehatan cukup jauh. Mengingat pentingnya pengembangan Kelurahan Siaga di Kota Jambi dimasa yang akan datang, perlu mempelajari lebih cermat dan mendalam bagaimana upaya-upaya pengembangan dan model Kelurahan Siaga yang di ciptakan di kelurahan Eka Jaya kecamatan Jambi Selatan Kota Jambi sehingga dapat diketahui perbedaan- perbedaan upaya dan karakteristik pengembangannya bila dibandingkan dengan Desa siaga METODE PENELITIAN Jenis dan rancangan penelitian ini merupakan studi kasus dengan mengunakan data kualitatif. Analisis data bertujuan untuk melihat gambaran Manajemen Pengembangan Kelurahan Siaga di Kelurahan Eka Jaya Kecamatan Jambi Selatan Kota Jambi Tahun 2009 data didapat menggunakan wawancara mendalam, diskusi kelompok terfokus dan telaah Dokumen. Subyek penelitian ini adalah pemangku kebijakan desa siaga, peran serta masyarakat terhadap kelurahan siaga, tenaga kesehatan terhadap kelurahan siaga di Kota Jambi secara purposive sampling atau sampel bertujuan terdiri dari Kepala Dinas Kesehatan Kota Jambi, Kepala Seksi Promkes, Kepala Puskesmas, Bidan Poskesdes, Lurah Eka Jaya, Kader dan Tokoh Masyarakat. Variabel Penelitian ini antara lain : 1. Variabel bebas adalah : • Pemangku Kebijakan • Peran serta masyarakat • Tenaga Kesehatan • Sumber dana 2. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah : • Pengembangan Kelurahan Siaga

2

Working Paper Series No. Bulan 20..

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian tentang pengembangan kelurahan siaga di Kelurahan Ekajaya tahun 2009. Sebagian besar hasil penelitian ini disajikan dalam bentuk narasi dari hasil wawancara mendalam yang dilakukan terhadap 7 orang informan dan hasil Diskusi Kelompok Terfokus yang dilakukan terhadap 6 orang informan. Penelitian disajikan hasil analisis yang meliputi komponen pemangku kebijakan, peran serta masyarakat, tenaga kesehatan, sumber dana yang mengambarkan Pengembangan Kelurahan Siaga di kelurahan Eka jaya Kota Jambi, Data diperoleh dari hasil wawancara mendalam, telaah dokumen, observasi dan Diskusi Kelompok Terfokus. Informan penelitian ini berjumlah tiga belas orang yang terdiri dari,Kepala Dinas Kesehatan Kota Jambi adalah penanggung jawab program Desa Siaga di Kota Jambi yang berpendidikan S1, Kepala Seksi Promosi Kesehatan adalah pelaksana Kegiatan Desa siaga Kota Jambi dan sudah mengikuti pelatihan fasilitator Desa siaga Tingkat Propinsi Jambi yang berpendidikan S1, Kepala Puskesmas berpendidikan S1, Lurah Kelurahan Eka Jaya, Ketua Poskesdes Eka Jaya SLTA, Bidan Poskesdes bidan yang sudah dilatih untuk bidan Poskesdes berpendidikan D1 Kebidanan, Serta kader Pendidikannya cukup berfariasi, SD, SLTP dan SLTA sederajat. Dari hasil wawancara mendalam terhadap tiga belas orang Informan yang terlibat dalam penelitian ini maka di peroleh gambaran pelaksanaan kegiatan Kelurahan siaga di kelurahan EkaJaya mencakup pemangku kebijakan, peran serta masyarakat, tenaga kesehatan, sumber dana. Pemangku Kebijakan Pada pemangku kebijakan hasilnya dapat tergambar: berdasarkan wawancara mendalam yang dilakukan terhadap beberapa informan kebijakan di kelurahan siaga kebijakan Kota Jambi adalah dengan memasukkan anggaran desa siaga pada tahun 2009. Kemudian dalam pelaksaksanaannya kelurahan siaga di mulai dari kader posyandu berikut pernyataan Kepala Dinas Kesehatan Kota Jambi • Kebijakan kelurahan siaga dimulai dengan mengaktifkan posyandu. • Karena memiliki kesamaan dalam tujuan, maka Kegiatan Gema Sehati digunakan sebagai dasar bagi kegiatan untuk membantu pelaksanaan kelurahan siaga. • Tarif sama dengan puskesmas, 1500 • Advokasi lintas sektor di hotel abadi tahun 2007 • Menurut Ka. Seksi Promosi Kesehatan : • Pada tahun 2009 ini kami sudah mengalokasikan anggaran untuk kelurahan siaga tetapi masih di level kecamatan. • Tarif berobat diposkesdes Rp.1500 disetor ke Pemda • Posyandu dan PKK diaktifkan dahulu agar kader-kadernya bisa membantu dalam pelaksanaan kelurahan siaga. Selanjutnya kepala Puskesmas Talang Bakung menyatakan Upaya Kesehatan Bersumber daya Masyarakat yang ada hanya posyandu yang aktif kader posyandu sangat berperan dalam hal ini berikut petikan wawancaranya : • Mengaktifkan kader posyandu yang ada

3

Working Paper Series No. Bulan 20.. • •

Puskesmas merupakan UPT Dinas Kesehatan dan sebagai perpanjangan Dinas Kesehatan Kota Jambi tentunya akan melaksanakan kebijakan yang di tentukan oleh Dinas Kesehatan Kota Jambi dalam pengembangan kelurahan siaga. Diharapkan tahun ini sudah dimasukkan kedalam anggaran Dinas Kesehatan Kota Jambi untuk kegiatan kelurahan siaga.

Sementara itu Lurah Kelurahan Ekajaya menyatakan sebagaimana kutipannya berikut : • Kebijakan kota rasanya baik sekali dengan menggalakkan desa siaga di setiap kelurahan buktinya Ekajaya sudah dibangun poskesedes. • Pencanangan kelurahan siaga telah dilakukan Walikota dihotel abadi Jambi. • Ada anggaran desa siaga tahun 2009 namun sampai saat ini belum ada pelaksanaannya. • Posyandu membantu dalam pengembangan kelurahan siaga. • Tarif berobat diposkesdes sebesar 1500 dengan menggunakan karcis Pada kesempatan lain Bidan poskesdes mengungkapkan sebagaimana petikan wawancara : • Poskesdes membantu masyarakat dan dinkes kota untuk mengatasi masalah kesehatan. • Walikota memberi bantuan untuk poskesdes • Anggaran untuk poskesdes tahun 2009 tapi sampai sekarang dananya belum ada. • Posyandu disini kader- kadernya aktif sebagai perpanjangan tangan kami. • Kader di poskesdes ada 2 orang sementara untuk di RT-RT kader Posyandulah kami gunakan sebagaimana mitra sekaligus kader Desa siaga • Biaya berobat menggunakan karcis Rp. 1500, sama dengan pustu. Pernyataan tersebut di dukung oleh ketua poskesdes berikut pernyataannya : • Membantu apa yang menjadi kegiatan di poskesdes • Biaya pengobatan perpasien 1.500 kesepakatan musyawarah dihadiri oleh kepala puskesmas talang bakung dan dinas kesehatan kota. • Ibu kader–kader posyandu aktif yang sekaligus dan membantu kader desa siaga. Dari hasil wawancara diatas dapat disimpulkan kebijakan Kota Jambi yaitu dengan mengadvokasi jajaran pemerintah Kota Jambi dengan pencanangan yang dihadiri oleh camat dan lurah, memasukan anggaran untuk desa siaga tahun 2009 tetapi masih di level Kecamatan belum pada tahap operasional Kelurahan Siaga, kemudian hasil dari biaya pengobatan poskesdes yang menggunakan karcis di setor ke Pemda sebagai pendapatan daerah. Dalam pengembangan kader di Kelurahan siaga Eka jaya dimulai dari kader posyandu jadi kader–kader posyandu dulu diaktifkan dalam upaya menggerakan pelaksanaan kegiatan kelurahan siaga Ekajaya. Tenaga Kesehatan Berdasarkan hasil wawancara mendalam dan Diskusi Kelompok Terfokus maka tenaga kesehatan yang ada cukup untuk melakukan pelayanan kesehatan di poskesdes Ekajaya, menurut Kepala Dinas Kesehatan Kota Jambi • Bidan ada 1 orang sudah dilatih di Propinsi Berikut ini adalah pernyataan Ka. Seksi Promosi kesehatan tentang hal ini : • Tenaga kesehatan sudah ada yaitu seorang bidan kemaren sudah dilatih di Propinsi 4

Working Paper Series No. Bulan 20..

Pernyataan Kepala Puskesmas mengenai hal ini mengungkapkan : • Tenaga kesehatan ada yang kami tempatkan di poskesdes seorang bidan dan sudah dilatih sebagai pengelola poskesdes Lurah kelurahan Eka Jaya pada wawancara mendalam menyatakan hal ini berikut petikannya : • ada bidan 1 orang bidan Bidan Poskesdes agak berbeda dalam masalah tenaga, dalam pernyataan ia membutuhkan tenaga karena beratnya beban kerja di poskesdes berikut pernyataan : • Tenaga kesehatan disini ada 1 orang bidan. • Bidan sebaiknya 2 orang sehingga kalau keluar ada yang menunggu di poskesdes. Tapi saat ini cukup lah .kerjanya banyak pak buat laporan, menangani pasien, belum lagi kalau ada pertemuan di posyandu kami dak tekejar.” menurut Ketua Poskesdes Eka jaya : •

Ada satu orang bidan yang membantu masyarakat

Dari hasil Diskusi Kelompok Terfokus diketahui bahwa tenaga yang ada di poskesdes sudah cukup. Dilihat dari hasil wawancara mendalam bahwa tenaga kesehatan sudah cukup di Poskesdes Eka Jaya. Peran serta Masyarakat Pada peran serta masyarakat proses yang di teliti meliputi penggerakan dan pemberdayaan masyarakat, pengorganisasian masyarakat, dan pembiayaan masyarakat di Kelurahan Ekajaya Kota Jambi. Untuk kegiatan penggerakan dan pemberdayaan Masyarakat dilakukan masih belum terlihat dengan jelas hal ini dapat tergambar pada kegiatan yang dilakukan di poskesdes. Kegiatan masih terfokus pada pengobatan di poskesdes untuk kegiatan yang melibatkan masyarakat dalam upaya mengatasi masalah–masalah kesehatan secara mandiri belum menampakkan kegiatan yang nyata hal ini dapat kita lihat dari hasil wawancara berikut ini. Dengan Kepala Dinas Kesehatan Kota Jambi • Kader cukup aktif bila ada masalah adanya pertemuan-pertemuan dalam pembahasan saya turun langsung ketika pembentukan pengurus poskesdes Ka. Seksi Promosi Kesehatan Kota Jambi : • Kelurahan Siaga bukan program baru tetapi program lama tinggal penguatan– penguatan sehingga kita ada keluaranya • Gema sehati konsep gema sehati itu justru mempercepat operasioanal dalam pengembanagan desa siaga. • Indikator di desa siaga yang diharapkan mungkin cuma bagaimana MMD melakukan tapi outputnya jangka panjang menurunkan angka kematian, kesakitan konsep desa siaga secara jangka pendek penilai masyarakat kita inginkan. • Dasa wisma akan tercatat indikator atau tolak ukur yang ditunjuk pada Kelurahan siaga maupun gema sehati dengan mengarap kelompok dasa wisma otomatis secara secara akumulasi kelurahan RT akan siaga dan kader kader RT, seperti konsep bola salju karena dasa wisma mandiri, akan kesiapsiagaan, kelompok yang terkecil di bawah

5

Working Paper Series No. Bulan 20..

garapan posyandu pendataan akan terakumulasi, nah oromatis maksud pemberdayaan, dan kualitas posyandu akan bagus / dasa wisma akan mandiri, pkk akan jalan baik sehingga posyandu yang membawahi dasa wisma di masing-masing RT akan mempunyai posyandu kalau posyandu akan bagus purnama atau mandiri. • Posyandu purnama atau mandiri, pada kelurahan akan berjalan dengan bagus tinggal kita mensinergikan lagi dengan kader, kader-kader yang sudah ditunjuk dengan sebagai pengurus tim desa siaga dikeluarkan masing-masing tercipta suatu hasil yang dikeluarkan bagus. Ini perhatian pemerintah Kota Jambi pada level–level bawah atau terendah bila ini bagus otomatis kecamatan sehat kota sehat, Provinsi sehat akan tercapai. Sehubungan dengan hal tersebut kepala Puskesmas Talang Bakung menyatakan : • Yang diharapakan di poskedes adalah peran serta masyarakat tentunya ini sudah ada di poskeses eka jaya. Disana organisasinya sudah ada dan kader–kader desa siaga sudah ini sudah memperlihatkan bahwa peran serta masyarakat sangat baik, kalau saya lihat pasien di poskesdes cukup banyak, bila dibandingkan dengan pustu saya kira poskesdes lebih ramai yang berobat ” Sementara itu lurah Kelurahan Ekajaya menanggapi hal ini sebagaimana kutipan wawancara berikut : • Di Kelurahan eka jaya ada arisan bulanan jadi permasalahan kesehatan yang timbul diungkapakan disana. Diarisan juga dikumpulkan sumbangan sukarela untuk poskesdes Senada dengan bidan yang ada di poskesdes dalam wawancaranya ia menyatakan kegiatan pengerakan dan pemberdayaan sebagai berikut : • posyandu diaktifkan jadi kader- kader posyandu yang digerakkan dan untuk posyandu ada 8 sedangkan posyandu usila ada 2 senam sekali seminggu atau ada apa dengan masalah kesehatan selain itu ya pengobatan disini ada suntik KB periksa kehamilan dan lain – lain Jika kita lihat proses penggerakan dan pemberdayaan tidak rutin dilakukan hal ini dapat kita lihat dari wawancara dengan Ketua poskesdes dan masih bertumpu pada kegiatan kuratif berikut kutipan wawancaranya : • Pernah dilakukan survey SMD dan MMD di Kelurahan dengan Dinas Kesehatan kami sama-sama ya mencoba melaksanakan tahapan proses itu kegiatan yang dilakukan yaitu melaksanakan gotong- royong. • Gotong-royong dan arisan diadakan satu bulan sekali pada saat itu juga dibahas masalah-masalah kesehatan yg di hadiri oleh lurah dan camat. menurut pendapat kader menyatakan hal ini : •

Ada pertemuan bulanan untuk membahas masalah kesehatan

Bila kita melihat tanggapan–tanggapan informan yang ada kegiatan-kegiatan yang dilakukan dengan menumbuh kembangkan Upaya kesehatan bersumber daya masyarakat (UKBM) Posyandu, poksila dasa wisma dan mengadvokasi pemerintah setempat untuk bersama–sama melaksanakan kegiatan yang berwawasan kesehatan

6

Working Paper Series No. Bulan 20..

Pembiayaan Kesehatan Masyarakat Pembiayaan yang bersumber dari masyarakat diKelurahan Ekajaya dapat digambarkan dari wawancara berikut tanggapan Kepala Dinas Kesehatan Kota Jambi • Sumbangan sukarela menurut laporan ada Ka. Seksi promosi kesehatan : • Biaya mungkin kalau secara rill yang diharapkan dari kelurahan, sangat kecil karena kita menggali peran serta masyarakat. Pembiayaan masih masih mengandalkan mekanisme top down jadi Walikota Pemkot Jambi dalam hal ini memberikan pendanaan melalaui Dinkes Kota Jambi melalui Dinkes kemudian di beberapa kecamatan harus ada yang namanya pengembangan desa siaga

Sementara itu kepala puskesmas dalam wawancaranya menyatakan bahwa : • Masih belum kalau dari masyarakat memang yang diharapkan dari masyarakat Senada dengan itu Lurah Kelurahan Talang Bakung mengungkapkan sebagai berikut : • Adanya sumbangan sukarela dari masyarakat yang berobat untuk Poskesdes Bidan poskesdes dalam wawancaranya juga mengungkapkan hal yang sama berikut petikan wawancaranya : • Pembiayaan masyarakat belum ada di sini. Cuma sumbangan sebulan Rp. 1.000,- dari kader dan masyarakat yang berobat Pada kesempatan lain ketua poskesdes menyatakan dalam wawancaranya sebagai berikut : • Dana dari masyarakat kayaknya belum ada akan tetapi kalo sumbangan sukarela ada Hal ini diperkuat dengan pernyataan kader desa siaga berikut kutipan wawancaranya : • Sumbangan sukarela ada dan biasanya dikumpulkan pada arisan sebesar Rp.1.000,dan yang berobat memberikan sumbangan sukarela Pembiayaan masyarakat bila kita simpulkan dari wawancara diatas di ketahui bahwa masih di tatanan posyandu berupa biaya makan dan sumbangan–sumbangan pengunjung posyandu dan dana jimpitan yang di laksanakan di poskeseds yaitu berupa sumbangan sukarela dari pengunjung poskesdes kemudian dari kader sebanyak seribu perbulan setiap pertemuan untuk biaya di poskesdes. Dari segi dana di Poskesdes Kelurahan Ekajaya tidak mempunyai dana khusus operasional, tetapi untuk tahun ini dana hanya pada level kecamatan yang dialokasikan oleh pihak Dinas Kesehatan Kota Jambi sehingga akan menghambat Pengembangan kelurahan siaga di Kelurahan Ekajaya. Menurut Kepala Dinas Kesehatan Kota Jambi: • Untuk dana secara keselurhan dalam tahun ini kita anggarkan lewat APBD“ Berikut petikan wawancara dengan Ka. Seksi Promosi Kesehatan :

7

Working Paper Series No. Bulan 20.. • Pembiayaan masih mengandalkan mekanisme top down jadi Walikota Pemkot Jambi dalam hal ini memberikan pendanaan melalui Dinkes Kota Jambi melalui Dinkes kemudian di beberapa Kecamatan harus ada yang namanya pengembanagan desa siaga. Selama ini yang diberikan terutama dalam hal evaluasi. evaluasi dikerjalan untuk operasional rapat –rapat kemudian beberapa hal yang sifatnya terbatas. untuk APBN dalam hal dan pembantuan dekonsentrasi kemaren yang jelas diberi pembiayaan sebesar satu juta limaratus rupiah untuk penyelenggaraan kelurahan siaga dan untuk operasional pertemuan RP. 300.000 itu untuk tahun 2008 untuk tahun 2009 Pemkot Kota Jambi memberikan bantuan dana tetapi operasional pada level kecamatan nanti kita bisa lihat dokumen yang jelas ini ada pertemuan evaluasi pengembangan desa siaga, untuk itu semuanya berkisar 27 sampai 30 jutaan , anggaran ini untuk dana pertemuan dan atk juga disediakan disini yang jelas pemkot masih adanya komitmen dalam pengembangan kelurahan siaga.” Pernyataan laian diungkapkan oleh kepala puskesmas dalam hal ini ia menyatakan : • Untuk dana sampai saat ini belum ada operasionalnya masih ya seperti itulah pak berjalan apa adanya dulu karena ini baru berproses diharapkan proses nantinya kan semakin baik. Kalau tahun 2008 ada satu juta setengah untuk beberapa kelurahan yang dikembangkan untuk kelurahan siaga Begitu pula dengan lurah Kelurahan Ekajaya ia menyatakan Bahwa : • Dana pada tahun 2008 ada satu juta lima ratus ribu rupiah untuk semua kelurahan dan pada tahun 2009 ini belum ada informasi untuk mendapatkan dana Hal senada di ungkapkan oleh bidan poskesdes, berikut petikan wawancara : • Dana belum ada, hanya ada bantuan dari walikota tapi untuk bangun di depan poskesdes. • Operasional poskesdes seperti foto kopi menggunakan dana pribadi. Demikian pula ketua Poskesdes Ekajaya menyatakan hal tersebut berikut hasil wawancaranya : • Dana operasional poskesdes belum ada Menurut kader hal ini dapat terungkap berikut pernyataan kader : • Dana belum ada baik untuk gaji maupun operasional kader bekerja sukarela Hal senada juga di katakan oleh kader berikut pernyataannya : • Dana operasional kegiatan menggunakan dana sendiri seperti untuk ongkos. Kalau dana khusus untuk di sini belum ada Di lihat dari wawancara mendalam yang dilakukan diketahui bahwa Dana operasional Kelurahan Siaga Sudah alokasikan secara khusus oleh dinas Kota Jambi melalui dana APBD Pemerintah Kota Jambi tetapi pengurus Desa siaga Eka jaya belum mendapat dana tersebut.

8

Working Paper Series No. Bulan 20..

PEMBAHASAN Kebijakan Dari hasil wawancara dengan informan yang ada di ketahui bahwa Kota Jambi dalam pengembangan Kelurahan Siaga salah satu kebijakan yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kota Jambi demgan mengadvokasi Pemerintah Kota Jambi, dengan mengumpukan Camat dan Lurah serta instansi terkait dalam upaya mensinergikan pelaksanaan desa siaga dengan program lain yang ada di kelurahan, selain itu kebijakan yang sudah dilaksanakan adalah dengan mengalokasikan anggaran kegiatan desa siaga pada tahun 2009. Pola tarif yang diberlakukan di poskesdes adalah sama dengan Puskesmas dan Pustu sebesar Rp.1500, dari uang tersebut disetor ke Kas Pemerintah Kota Jambi. Pada pelaksanaan kegiatan Desa siaga di mulai dengan meningkatkan peran dan fungsi Posyandu yang di kemas dalam Gerakan Masyarakat Sehat dan Mandiri yang di singkat dengan GEMA SEHATI dari gerakan ini yang secara konseptualnya hampir sama dengan Desa siaga yaitu dengan beberapa indikator salah satunya kesiapsiagaan masyarakat dan kemampuan masyarakat dalam mengatasi masalah kesehatan secara mandiri. Lingkungan kondisi sosial dan ekonomi dikota dapat berpengaruh terhadap kesehatan manusia (3) Kemampuan organisasi pelaksana kebijakan yang meliputi kemampuan kelembagaan, kemampuan adminitratif dan lingkungan kebijakan yang meliputi lingkungan politik, ekonomi, social dan budaya berpengaruh terhadap efektifitas (4) Tenaga Kesehatan Tenaga Kesehatan di poskesdes minimal seorang bidan dan sudah mendapat pelatihan khusus. faktor enabling/pemungkin mencakup berbagai ketrampilan dan sumber daya yang perlu untuk melakukan perilaku kesehatan. Sumber daya itu meliputi fasilitas pelayanan kesehatan, personalia, tenaga yang terlatih akan dapat meningkatkan pelayanan yang baik dan berkualitas (5). Secara ketentuan dan kriteria yang ada Kelurahan Eka jaya di tinjau dari Sumber daya Kesehatan sudah memenuhi persyaratan. Namun dalam hal ini, karena Kelurahan Ekajaya lokasi luas, dan pada prinsipnya yang terpenting adalah bagaimana mengedvokasi pihak terkait dan penentu kebijakan setempat untuk mengerakan masyarakat maka dianggap perlu untuk menambah tenaga kesehatan lainya seperti tenaga penyuluh kesehatan sehingga akan mempercepat pengembangan kelurahan siaga di Ekajaya Kota Jambi. Tenaga kader di Desa Siaga sebanyak tiga puluh orang orang yang terdapat dimasing masing Rukun Tetangga di bagi menjadi empat kelompok Koordinator, hal ini mengingat luasnya wilayah kelurahan. kemudian yang bertugas secara rutin, sebanyak dua orang . Kegiatan kader setiap harinya di mulai pagi jam 7.00 WIB sampai dengan Jam 14.00 WIB sama dengan kegiatan bidan diposkesdes. Kegiatannya yang dilakukan adalah, membantu bidan dalam pelayanana diposkesdes dan mengadakan penyuluhan di posyandu. Kader yang yang lain memberikan laporan secara lisan sewaktu–waktu ada masalah dilingkunganya. Dan pada waktu pertemuan bulanan kader akan memberikan informasinya kepada pengurus Poskesdes namun tenaga kader yang ada belum di latih secara khusus tentang fungsi dan tugas kader Desa Siaga. Kamampuan kader dengan tugas dan fungsinya adalah hal yang utama, dalam pengembangan kelurahan Siaga Di Ekajaya Kota Jambi, jika hal ini tidak dilakukan maka kader, tidak akan mampu untuk mengidentifikasi masalah-masalah kesehatan yang terjadi dilingkungannya. Hal ini disebabkan kurangnya pengetahuan kader terhadap permasalahan tersebut. Bila kita lihat Kader yang berjumlah tiga puluh orang tersebut jika di organisir dengan baik, maka ini akan menimbulkan daya ungkit yang besar dalam pengembangan Kelurahan Siaga, di kelurahan Eka jaya. Dengan Jumlah kader yang begitu banyak akan lebih mudah

9

Working Paper Series No. Bulan 20..

dalam memberikan informasi kepada masyarakat dan masalah kegawatdaruratan yang terjadi dapat lebih cepat ditanggulangi. Sumber Dana Dana operasional di Kelurahan Siaga Eka jaya khususnya poskesdes sangat diperlukan dalam mengembangkan sekaligus melangsungkan kegiatan poskesdes, dimana segala aktifitas pengembangan kelurahan siaga terletak di poskesdes. Pada saat ini belum ada dana operasional untuk poskesdes Eka jaya biaya untuk operasional sehari hari misalnya untuk fotocopy dan membayar listrik di bayar oleh sumbangan para kader, kemudian biaya untuk kader yang bekerja setiap hari juga belum ada di alokasikan oleh Dinas kesehatan kota. Untuk itu kader harus mendapat perhatian khusus, dengan memberikan insentif agar motivasi kader tidak melemah, hal ini akan mengakibatkan turunya kinerja kader karena kader, sebagai ujung tombak dalam pelaksanaan desa siaga. Selain itu organisasi tidak akan berjalan dengan semestinya, begitu pula dengan kegiatan–kegiatan akan terjadi kemunduran, oleh sebab itu sangat lah perlu diberikan alokasi pendanaan Poskesdes Ekajaya sehingga pengembangan desa siaga tidak terganggu. Pola tarif yang di berlakukan di Poskesdes sebaiknya tidak di setor ke Pemda guna mendukung operasional Pokesdes, hal ini dilakukan untuk percepatan kemandirian poskesdes sebagai UKBM maka poskesdes adalah dari masyarakat dan untuk masyarakat dan ini bertentangan dengan asas tersebut dan untuk itu UKBM harus dikembangkan dan tidak menjadi aset pendapatan bagi Pemerintah Kota Jambi. Peran serta masyarakat Komponen proses ini meliputi penggerakan dan pemberdayaan masyarakat. Pengorganisasian masyarakat, dan pembiayaan masyarakat - Penggerakan dan Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan Ekajaya dalam penggerakan masyarakat dengan menumbuh kembangka upaya kesehatan bersumber daya masyarakat (UKBM), misalnya Posyandu sebanyak delapan posyandu dengan nama anggrek 1(satu) sampai dengan anggrek 8 (delapan) dengan adanya posyandu ini, sebagai tempat untuk melakukan penyuluhan-penyuluhan kesehatan kemudian adanya posyandu usila dengan kegiatan melaksanakan senam usila setiap minggu pemeriksaan kesehatan. Kader yang ada belum dilakukan sosialisasi ataupun pelatihan khusus, untuk Kader kelurahan siaga yang mempunyai tugas spesifik, dalam melakukan Survey Mawas Diri, kader harus dibekali pengetahuan yang cukup untuk memahami apa yang harus mereka lakukan dalam survey mawas diri (SMD) sehingga apa yang sebenarnya merupakan masalah kesehatan mereka dapat memahami hal tersebut. - Pembiayaan Kesehatan Masyarakat Pembiayaan Masyarakat yang dalam bidang kesehatan di kelurahan Eka jaya yaitu, pengunjung poskesdes secara sukarela memberikan sumbangan untuk kegiatan diposkesdes. Untuk itu pengelola poskesdes menyiapkan kotak yang terletak di ruangan periksa sehingga masyarakat yang datang dengan mudah untuk memberikan sumbangan. kemudian adanya partisipasi kader untuk iuran setiap bulanya sebesar seribu rupiah. Dana masyarakat ini di gunakan oleh pengelola untuk operasional misalnya untuk foto kopi, bayar listrik dan segala keperluan di poskesdes . Pembiayaan Masyarakat dapat digerakkan melalui, Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM), dimana penggalangan dana serta memberikan informasi yang ada di

10

Working Paper Series No. Bulan 20..

lakukan di posyandu sebagai basis UKBM. Pembiayaan masyarakat dapat berupa jaminan pemeliharaan kesehatan misalnya adanya Dosalin (dana sehat, untuk ibu bersalin), Dana sehat, dan Upaya Kesehatan sekolah (UKS) dengan mengerakan dunia pendidikan yang ada di wilayah Kelurahan Ekajaya. Dengan adanya pembiayaan masyarakat maka secara tidak langsung sudah dapat merubah perilaku masyarakat untuk memikirkan upaya pemeliharaan kesehatan. - Pengorganisasian Kesehatan Masyarakat Di Kelurahan Ekajaya penduduknya cukup homogen dengan mayoritas masyarakat suku Jawa. Potensi masyarakat yang ada di kelurahan Ekajaya sangat beragam misalnya pengajian bulanan masyarakat, majelis taklim, taman bacaan masyarakat, adanya madrasah, sekolah dasar, ada kelompok budaya kuda lumping, janengan dan kelompok kompangan, disamping itu terdapat industri rumah tangga. Lembaga lain misalnya LMP dan LKMD yang sangat aktif. Kader Posyandu juga tergabung dalam Forum komunikasi kader posyandu dan Gerakan masyarakat Sehat dan Mandiri (GEMA SEHATI). Kesehatan dibuat dalam pengaturan kehidupan seharihari dan dipengaruhi oleh tindakan dan keputusan dari sebagian besar sektor masyarakat. Partisipasi masyarakat merupakan elemen kunci untuk menetapkan prioritas, membuat dan melaksanakan (6) Di kelurahan Ekajaya upaya pengorganisasian Masyarakat di mulai dari kader–kader posyandu yang ada di kelurahan, masih perlu di kembangkan lagi kegiatan yang dilakukan adalah, dengan pertemuan–pertemuan kader sebanyak 30 orang, setiap bulan mengadakan arisan kemudian di hadiri oleh kepala kelurahan ketua poskesdes bidan tetapi seperti lurah tidak selalu hadir maupun Ketua Rukun Tetanga, yang ada di wilayah kerja Kelurahan eka jaya. Kemudian mengadakan penyuluhan ke posyandu oleh kader. pengamatan terhadap masalah kesehatan dilakukan oleh kader, pada waktu pertemuan ini akan disampaikan permasalahan di wilayahya masing–masing. Di kelurahan Eka jaya terdapat dua posyandu usila. Posyandu ini kegiatanya adalah mengadakan senam Usila seminggu sekali, mengukur tensi darah, dan memeriksakan kesehatan bila mengalami sakit kepada bidan poskesdes. Kemudian melakukan gotong-royong setiap bulan di semua Rukun Tetangga. Struktur organisasi Poskesdes masih belum jelas fungsi seksi–seksi yang ada untuk itu perlu di kaji kembali dalam upaya untuk mengaktifkan dan menambah seksi sehingga jelas tanggung jawab pada seksi tersebut. Dari hal diatas maka Kelurahan Siaga Eka jaya, belum memanfaatkan secara maksimal potensi potensi masyarakat yang ada misalnya, adanya pengajian, dapat dimanfaatkan sebagai penggerak Desa Siaga selain itu, adanya sekolah,misalnya Sekolah Dasar (SD), Taman Kanak pendidikan seperti ini, dapat digunakan untuk menanamkan upaya kesehatan sejak dini. Untuk pengurus poskesdes harus mampu menggerakkan masyarakat dari semua kelompok untuk bersama–sama memecahkan masalah yang dihadapi oleh masyarakat. Pertemuan kader hanya bersifat menemukan masalah namun untuk menyelesaikan masalah tersebut perlunya keterkaitan dengan berbagai unsur yang ada dimasyarakat baik Lembaga swadaya masyarakat maupun dari lintas sektor terkait. Dari hal tersebut diatas dapat dikatakan bahwa pengembangan Desa Siaga harus melibatkan partisipasi masyarakat, dan berbagai elemen masyarakat. Kerjasama lintas sektor sangat dibutuhkan dalam hal ini, untuk itu Kelurahahn siaga Eka jaya harus merangkul organisasi masyarakat yang ada, baik Lembaga swadaya mayarakat maupun Pemerintah. Gerakan Masyarakat Sehat dan Mandiri, sangat Potensial dalam Menggerakan dan Mengembangkan desa siaga, adanya forum Kader Posyandu, kelompok budaya Masyarakat, Kelompok pendidikan, Kelompok agama Tokoh masyarakat. Semua elemen ini harus dilakukan upaya pendekatan dan di ikut sertakan dalam berbagai musyawarah, dalam memecahkan 11

Working Paper Series No. Bulan 20..

masalah–masalah kesehatan yang ada, dengan demikian semua akan berupaya mengatasi masalah kesehatan, Timbulnya dukungan dari elemen–elemen masyarakat diatas akan memperkuat peran Desa Siaga, sehingga menimbulkan Kesadaran, kemauan dan kinginana masyarakat untuk Hidup Sehat Sedangakan prinsip–prinsip Pemberdayaan masyarakat adalah Menumbuh kembangkan potensi masyarakat (7) Pengembangan Kelurahan Siaga Dari hasil penelitian diketahui bahwa pelayanan kesehatan dilakukan setiap hari, dibantu dengan dua orang kader. Untuk mempermudah dalam sistem kesiapiagaan dibagi menjadi, empat pos desa siaga hal ini dilakukan, karena luasnya wilayah kelurahan Eka Jaya. Pertemuan dilakukan sebulan sekali oleh kader untuk memecahkan masalah kesehatan yang dihadapi. Survey mawas diri tidak dilakukan secara khusus sehingga permasalahan tidak teridentifikasi dengan baik. Dalam pengembangan kelurahan siaga kelurahan ekajaya di mulai dengan menggerakkan kader–kader posyandu. Kepengurusan diambil dari berbagai lintas sektor misalnya lembaga pemberdayaan masyarakat, PKK dan kader posyandu sehingga lebih mudah dalam koordinasi berbagai kegiatan. Mitra penting bagi banyak jaringan karena mereka dapat melakukan pendekatan untuk tugas-tugas inti (8). Dari hal tersebut maka kader Desa siaga kelurahan Eka Jaya dalam memberikan penyuluhan, sebaiknya harus diberi pengetahuan yang cukup, sehingga dalam penyampaian tidak mengalami hambatan atau kesalahan dalam memberikan informasi. Pengembangan yang diharapkan adalah bagaimana masyarakat mau dan mampu dalam mengatasi, masalah kesehatan di kelurahan Ekajaya, kemauan masyarakat untuk berbuat hidup sehat sangat baik, namun hal ini sangat perlu mendapat bimbingan dan pengetahuan yang cukup untuk melaksanakan hal tersebut, Pertemuan Tingkat Desa dan Survey Mawas diri di kelurahan siaga Eka jaya tidak dilakukan secara rutinitas. Kedua elemen ini sangat penting guna mengidentifikasi dan memecahkan permasalahan yang ada. Pertemuan tingkat desa merupakan wadah masyarakat dalam membahas permasalahan yang ada. adanya oganisasi masyarakat dan semua elemen di masyarakat sebaiknya di ikutsertakan dalam pertemuan tingkat desa, GEMA SEHATI sebagai gerakan masyarakat yang dibentuk Pemda kota sangat baik untuk dirangkul untuk percepatan pengembangan kelurahan siaga. Poskesdes Eka jaya perlu membuat suatu sistem kesehatan desa sehingga memudahkan dalam pengembangan kelurahan siaga sehingga semua elemen masyarakat dapat berpartisipasi dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan di kelurahan Eka Jaya. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 1. Kebijakan Pemberlakuan tarif yang sama antara Poskesdes dengan Pustu/Puskesmas sebesar Rp. 1.500,- (seribu Lima Ratus Rupiah) untuk sekali berobat dengan pelayanan oleh bidan. Pendapatan dari Poskesdes tersebut disetor ke kas Pemda Kota Jambi Seperti Puskesmas. 2.

Tenaga Kesehatan Pesyaratan ketenagaan Poskesdes sudah di penuhi, yakni 1 bidan penuh waktu di dukung oleh 2 orang kader yang sudah dilatih dan ada 30 kader yang bertugas ditingkat RT belum mendapat pelatihan.

12

Working Paper Series No. Bulan 20..

Sumber Dana Anggaran Operasional Poskesdes tahun 2008 untuk APBN dalam hal dan pembantuan dekonsentrasi kemaren yang jelas diberi pembiayaan sebesar satu juta limaratus rupiah untuk penyelenggaraan kelurahan siaga dan untuk operasional pertemuan RP. 300.000 itu untuk tahun 2008 untuk tahun 2009 Pemkot Kota Jambi memberikan bantuan dana tetapi operasional pada level kecamatan berkisar 27 sampai 30 jutaan, anggaran ini untuk dana pertemuan dan atk akan tetapi dana belum turun. Para kader bekerja sukarela bahkan ikut menyumbang Rp. 1000 perbulan. Anggaran operasional tersebut tidak termasuk obat, alkes dan vaksin yang diperoleh dari puskesmas. Masyarakat secara sukarela menyumbang dana diluar tarif pelayanan sebesar Rp.1.000,-. Gaji untuk bidan ditanggung pemerintah sedangkan kader tidak memperoleh honorarium. 3.

Peran serta masyarakat Desa siaga Eka jaya bila dilihat dari struktur organisasi yang ada sudah menunjukan adanya partisipasi dari berbagai lembaga yang ada dikelurahan tetapi pada Pertemuan Desa yang dilakukan di poskesdes belum banyak melibatkan berbagai elemen masyarakat. Survey Mawas Diri tidak dilakukan secara rutinitas untuk mengetahui permasalah kesehatan yang ada sebagai bahan pembahasan pada Pertemuan Tingkat Desa. 4.

Pengembangan Kelurahan Siaga Ekajaya Proses Pengembangan kelurahan siaga terus berlansung sebagai program pemerintah Kota Jambi khususnya melalui kegiatan Gerakan Masyarakat Sehat dan Mandiri (GEMA SEHATI). 5.

Saran 1. Keberlangsungan pelayanan di poskesdes perlu didukung dengan ketenagaan yang memadai mengingat masyarakat merasa terbantu oleh pelayanan tersebut. 2. Pembinaan Kader secara terus menerus perlu dilakukan melalui sosialisasi dan pelatihan kader secara khusus. 3. Anggaran pembinaan dan operasional poskesdes perlu mendapat perhatian dari Pemda Kota Jambi 4. Peran serta masyarakat diharapkan bisa lebih aktif untuk mendukung program desa siaga. 5. Pengembangan kelurahan siaga perlu lebih melibatkan partisipasi lintas sektor.

DAFTAR PUSTAKA 1. Depkes RI (2007 a)Paket Pelatihan Kader Kesehatan dan Tokoh Masyarakat Dalam Pengembangan Desa Siaga Untuk Fasilitator, Jakarta 2. Depkes RI (2007 b)Paket Pelatihan Kader Kesehatan dan Tokoh Masyarakat Dalam Pengembangan Desa Siaga Untuk Kader dan Toma, Jakarta 3. D Duhl L.J. & Sanchez A.K. (1999) Healthy Cities And The City Planning Process : A Background Document On Links Between Health and Urban Planning, European Health21 Target 13 (14) 4. Makmur, (2008) Pemberdayaan Sumber Daya Manusia dan efektifitas Organisasi. Kajian Penyelengaraan Pemerintahan Desa, Rajagrafindo Persada, Jakarta. 5. Zulhasmi, (2001)Perencanaan Pendidikan kesehatan sebuah pendekatan Diagnostik,UI, Jakarta 6. Wrihatnolo dan Dwijowijoto,(2007) Manajemen Pemberdayaan sebuah pengantar dan panduan untuk pemberdayaan Masyarakat, Gramedia Jakarta

13

Working Paper Series No. Bulan 20..

7. 8.

Depkes RI dan Unicef, (1999)Pemberdayaan Masyaraka di bidang Kesehatan ibu dan anak, Jakarta Goepel (2007) Development Of Healthy Cities Networks in Europe, IUHPE Promotion & Education, 14 (103)

14