1 I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH MULUT

Download “Pengaruh Konsentrasi Infusa Daun Kersen (Muntingia Calabura L.) Terhadap. Jumlah Koloni Candida albicans” belum pernah dilakukan. Peneliti...

0 downloads 393 Views 113KB Size
I.

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah Mulut merupakan lingkungan yang tidak homogen karena permukaan mukosa dan gigi dalam mulut yang tidak sama. Sifat alami seperti di atas mendukung pertumbuhan mikroba termasuk Candida albicans (Hendriques, 2007). Infeksi Candida albicans pada rongga mulut tampak sebagai bercak putih pada gingiva, lidah, dan membran mukosa mulut yang jika dikerok meninggalkan permukaan yang merah dan berdarah (Carranza dkk., 2012). Candida albicans adalah spesies jamur yang ditemukan pada beberapa bagian tubuh orang yang sehat, seperti di dalam mulut, kerongkongan, usus, saluran genital, feses, di bawah kuku, dan kulit (Bahari, 2012). Candida albicans adalah mikroorganisme normal dalam rongga mulut yang bersifat oportunistis patogen, yaitu tidak patogen pada individu sehat tetapi akan menjadi patogen pada individu yang mengalami gangguan sistem imun. Candida albicans akan berpoliferasi menyebabkan virulensinya meningkat dan berubah menjadi patogen, sehingga dapat menimbulkan infeksi (Handayani dkk, 2010). Prevalensi Candida pada rongga mulut orang sehat berkisar antara 2-71% (Meurman dkk., 2007; Henriques dkk., 2006). Temperatur hangat, kelembaban, dan lingkungan yang kaya akan nutrisi dapat meningkatkan pertumbuhan Candida albicans (Hendriques, 2007). Pengobatan untuk infeksi yang disebabkan oleh Candida albicans ini dapat dilakukan dengan pemberian obat antijamur dari golongan azol, namun seiring dengan meluasnya penggunaan azol sudah mulai terjadi resistensi. Obat 1

2

antijamur lain yang dapat digunakan yaitu chlorhexidine gluconate. Penggunaan chlorhexidine gluconate memiliki efek samping yaitu menimbulkan perubahan warna gigi, dan menyebabkan hilangnya rasa pada indera pengecapan (Septianoor dkk., 2013). Oleh karena itu, dibutuhkan obat antijamur dari bahan yang alami untuk mengurangi efek samping yang dapat terjadi. Salah satu tanaman yang dapat dijadikan sebagai alternatif adalah tanaman kersen (Muntingia calabura L.). Tanaman kersen adalah tanaman yang mempunyai manfaat kesehatan yang sangat berguna. Berdasarkan penelitian Rajesh dan Jaivel pada tahun 2014, ekstrak metanol akar kersen (Muntingia calabura L.) efektif terhadap S. aureus, P. aeruginosa, E.coli, Streptococcus faecalis, Klebsiella pneumonia, Candida albicans dan Cryptococcus neoformans. Kandungan kimia yang terdapat dalam tanaman kersen (Muntingia calabura L.) yaitu saponin, flavonoid, dan tanin. Senyawa saponin, flavonoid, dan tanin mempunyai aktivitas sebagai antijamur (Khafidhoh dkk., 2015). Saponin dapat menurunkan tegangan permukaan membran sterol dinding sel jamur Candida albicans, akibatnya permeabilitas membran dapat terganggu sehingga sel jamur akan membengkak dan lisis (Luning dkk., 2008). Flavonoid dan tanin merupakan senyawa golongan fenol. Senyawa-senyawa tersebut mampu bereaksi dengan dinding sel jamur lalu masuk ke dalam inti sel jamur, dan membuat seluruh protein pada jamur mengalami denaturasi sehingga sel jamur menjadi rusak dan mati (Mauseth, 2013). Berdasarkan uraian di atas, diduga terdapat pengaruh konsentrasi infusa

3

daun kersen (Muntingia calabura L.) terhadap jumlah koloni Candida albicans.

B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dirumuskan permasalahan: 1.

Apakah terdapat pengaruh konsentrasi infusa daun kersen (Muntingia calabura L.) terhadap jumlah koloni Candida albicans.

2.

Konsentrasi berapakah yang terbaik dalam menurunkan jumlah koloni Candida albicans.

C. Keaslian Penelitian Sebelumnya telah dilakukan penelitian dengan judul “Antimicrobial Activity of Muntingia calabura Root Extracts Against Human Pathogens” yang ditulis oleh Rajesh dan Jaivel (2014). Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa ekstrak metanol akar kersen (Muntingia calabura L.) dengan konsentrasi 10 mg/ml, 1 mg/ml, 0,1 mg/ml, 0,01 mg/ml efektif terhadap S. aureus, P. aeruginosa, E.coli, Streptococcus faecalis, Klebsiella pneumonia, Candida albicans dan Cryptococcus neoformans dengan zona hambat masing-masing 1,7, 1,8, 1,5, 1,3, 1,6, 1,4, dan 1,5 cm dan Konsentrasi Hambat Minimum (KHM) adalah 10 mg/ml. Berdasarkan pengetahuan penulis, penelitian dengan judul “Pengaruh Konsentrasi Infusa Daun Kersen (Muntingia Calabura L.) Terhadap Jumlah Koloni Candida albicans” belum pernah dilakukan. Penelitian sejenis sudah pernah dilakukan oleh Khafidhoh dkk., (2014) tentang Efektivitas Infusa Kulit Jeruk Purut (Citrus hystrix DC.) Terhadap Pertumbuhan Candida albicans

4

yang menyimpulkan bahwa infusa kulit jeruk purut dapat menghambat pertumbuhan koloni Candida albicans yang disebabkan karena adanya zat-zat aktif seperti saponin, tanin, flavonoid, dan kumarin.

D. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh konsentrasi infusa daun kersen (Muntingia calabura L.) terhadap jumlah koloni Candida albicans.

E. Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah: 1.

Mengembangkan pengetahuan khususnya di bidang Ilmu Kedokteran Gigi Pencegahan mengenai pengaruh konsentrasi infusa daun kersen (Muntingia calabura L.) terhadap jumlah koloni Candida albicans.

2.

Memberikan

alternatif

antijamur

alami

kepada

masyarakat

menghambat pertumbuhan koloni jamur Candida albicans.

dalam