A GIDELINE FOR CAMERA-READY PAPERS OF

Download Jurnal Ilmu Ekonomi. ISSN 2302-0172. Pascasarjana Universitas Syiah Kuala. 9 Pages pp. 77- 85. 77 - Volume 1, No. 1, Februari 2013. PERAN U...

0 downloads 314 Views 549KB Size
Jurnal Ilmu Ekonomi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

ISSN 2302-0172 pp. 77- 85

9 Pages

PERAN USAHA INDUSTRI MIKRO DAN KECIL DALAM PENYERAPAN TENAGA KERJA DI PROVINSI ACEH Yassir Amri1, Abubakar Hamzah2, Sofyan Syahnur2 1)

Magister Ilmu Ekonomi Pascasarjana Universyitas Syiah Kuala Banda Aceh 2) Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala

Abstract:The presence ofmicroand smallindustriesare veryimportant ineconomic activity, because this industryhas aconsiderablecontributionin the creation ofemployment opportunities. In addition,theindustryis also actingas a driving forcefor economic development. In this studyanalyzedemploymentinmicroand smallindustriesin the province ofAcehby usingmultiple regression analysis. The data was usedin this study iscross-sectionaldata,the datain the form ofemployment,outputand wagesin thesector ofmicroand smallindustriesin 2011. Based on calculationsshow thatthe outputvariable(X1) andwages(X2) either partially orjointlyagainstthe employmentvariable(Y). This can be determinedbyttest resultstodetermine ofpartial effectand F test(simultaneously) to determine the effecttogether. Influence of outputvariable(X1) andwages(X2) on the employmentvariable(Y) equal to 44.7%,while the remaining55.3%byother factors.From this research,the Aceh Provincial Governmentis expected topay more attention tomicroand smallindustriesdevelopment policydue to its abilityinemployment absorption. Keywords : Employment, wages,output, elasticity

micro and small industries, demand of labor,

Abstrak: Keberadaan industri mikro dan kecil sangat penting dalam kegiatan ekonomi, karena industri ini memiliki konstribusi yang cukup besar dalam penciptaan kesempatan kerja. Selain itu, kelompok industri ini juga berperan sebagai motor penggerak bagi pembangunan ekonomi. Dalam penelitian ini menganalisis tentang penyerapan tenaga kerja pada industri mikro dan kecil di Provinsi Aceh dengan menggunakan metode analisis regresi berganda. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah cross section data, berupa data tenaga kerja, output dan upah pada sektor industri mikro dan kecil pada tahun 2011. Berdasarkan hasil perhitungan menunjukan bahwa variabel output (X1) dan upah (X2) baik secara parsial maupun secara bersama-sama terhadap variabel terikat penyerapan tenaga kerja (Y). Hal ini dapat ditentukan dengan hasil uji t untuk mengetahui pengaruh secara parsial dan uji F (simultan) untuk mengetahui pengaruh secara bersama-sama. Besar pengaruh variabel output (X1) dan upah (X2) terhadap variabel terikat penyerapan tenaga kerja (Y) sebesar 44,7% sedangkan sisanya 55,3% oleh faktor yang lain.Dari penelitian ini diharapkan Pemerintah Provinsi Aceh lebih memperhatikan industri mikro dan kecil dalam kebijakan pembangunan karena kemampuannya dalam penyerapan tenaga kerja. Kata Kunci : Tenaga kerja, upah, output,industri mikro dan kecil, permintaan tenaga kerja dan elastisitas

PENDAHULUAN

Perekonomian Indonesia yang dikelom-

pertumbuhan angkatan kerja untuk mengatasi masalah ketenagakerjaan di masa mendatang.

pokan ke dalam “Labour surplus economy”

Pemerintah Provinsi Aceh juga meng-

memiliki permasalahan pokok secara global

hadapi masalah penyediaan kesempatan kerja

yang ditandai oleh lebih rendahnya kesempatan

bagi

kerja dibandingkan dengan angkatan kerja yang

salah satu faktor terpenting karena peranannya

tersedia.Dalam situasi seperti ini kesempatan

dalam proses produksi dan kesejahteraan

kerja perlu ditumbuhkan dengan laju melebihi

masyarakat. Untuk menciptakan hasil produksi

77 -

Volume 1, No. 1, Februari 2013

penduduknya, tenaga kerja merupakan

Jurnal Ilmu Ekonomi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala harus ada keterpaduan antar tenaga kerja dan

tenaga kerja sektor industri, khususnya IMK

kesempatan kerja (Ritonga et al, 2007:2).

cukup besar

Untuk

melihat

perkembangan

dibandingkan

dengan sektor

jumlah

lainnya. IMK merupakan sektor yang memiliki

angkatan kerja dan pencari kerja di Provinsi

efek kesempatan kerja (employment effect) jauh

Aceh tahun 1995 – 2010 dapat dilihat pada

lebih besar dibandingkan dengan efek serupa

Gambar 1.berikut ini :

yang ditimbulkan oleh industri skala besar dan

sifat padat karya yang melekat pada IMK yang

2000

menggunakan teknologi sederhana serta tidak

1500

tergantung pada bahan baku impor menjadikan

1000

perkembangan industri mikro kecil tersebut

500

sebagai pilihan karena memiliki daya tahan

0

yang terbukti tidak rentan terhadap krisis 1995 1997 1999 2001 2003 2005 2007 2009

ribu orang

menengah (Supratikno, dkk,1994:62). Selain itu 2500

ekonomi. Dari hasil Survey Industri Mikro dan Kecil

Pencari Kerja

Angkatan Kerja

Gambar 1. Angkatan Kerja dan Pencari Kerja di Provinsi Aceh Tahun 1995 – 2010

tahun 2011 (VIMK 2011) yang dilakukan Badan Pusat Statistik tercatat jumlah usaha IMK di Aceh sebanyak 56.118 usaha.Umumnya

terihat bahwa jumlah

kegiatan yang diusahakan adalah industri

angkatan kerja di Provinsi Aceh cenderung

makanan, minuman, industri kayu dan bahan

bertambah seiring dengan bertambahnya jumlah

dari kayu, industri anyamandan rotan, bambu

penduduk yaitu dari 1.623.293 angkatan kerja

dan sejenisnya. Jika dibandingkan dengan

pada tahun 1995 menjadi 1.938.519 pada tahun

jumlah usaha secara nasional, jumlah usaha

2010. Kenaikan jumlah angkatan kerja yang

IMK di Aceh hanya sebesar 2,05% dari jumlah

terbesar terjadi pada tahun 1999 dengan jumlah

usaha IMK nasional, dimana jumah seluruh

2.024.639 angkatan kerja. Sedangkan jumlah

IMK di Indonesia mencapai 2,73 juta usaha.

pengangguran semakin berkurang sejak tahun

Bila dilihat dari respon tenaga kerja, IMK di

2005 yaitu dari 238.495 jumlah angkatan kerja

Aceh menyerap jumlah Tenaga kerja sebanyak

yang menganggur menjadi 162.265 pada tahun

102.301 ribu orang, sedangkan secara nasional

2010, hal ini disebabkan oleh meningkatnya

mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 6,44

jumlah angkatan kerja yang bekerja.

juta tenaga kerja.

Dari Gambar 1.

Usaha Industri Mikro dan Kecil (IMK)

Bertitik tolak dari peran IMK dalam

merupakan usaha yang banyak menyerap

menyerap tenaga kerja, maka dalam penelitian

tenaga kerja tanpa harus mensyaratkan jenjang

ini yang ingin diketahui lebih mendalam adalah

pendidikan

bagaimana peran dari masing-masing jenis atau

formal

yang

tinggi.Penyerapan

Volume 1, No. 1, Februari 2013

- 78

Jurnal Ilmu Ekonomi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala subsektor industri kecil dalam menyerap tenaga kerja,

dan

faktor-faktor

apa

saja

Menurut

Sukirno

(2000:69)

bahwa

yang

permintaan keatas tenaga kerja merupakan

mempengaruhi penyerapan tenaga kerja pada

permintaan tidak langsung, maksudnya tenaga

industri tersebut dan bagaimana elastisitas

kerja dipekerjakan oleh perusahaan dengan

permintaan tenaga kerja pada subsektor industri

tujuan untuk digunakan dalam menghasilkan

mikro dan kecil.

barang-barang yang mereka jual. Perusahaan akan terus menambah jumlah pekerja selama

KAJIAN KEPUSTAKAAN

Pengertian dan Mikro Kecil

pekerjaan

Karakteristik

Industri

Stanley dan Morse (Suryana, 2001:84) mengklasifikasikan

industri

berdasarkan

penyerapan tenaga kerja bahwa industri yang menyerap tenaga kerja kurang dari 10 orang termasuk industri rumah tangga, industri yang menyerap tenaga kerja 10 sampai dengan 49 orang termasuk industri kecil dan industri yang menyerap tenaga kerja lebih dari 100 orang

tambahan

menghasilkan

penjualan

tersebut

akan

tambahan

yang

melebihi upah yang dibayarkan kepadanya. Perusahaan

akan

berhenti

menambah

pekerjaannya apabila tambahan pekerja yang terakhir hanya dapat menghasilkan tambahan produksi yang sama nilainya.

Sedangkan

penawaran tenaga kerja terdapat hubungan yang erat

diantara

tingkat

upah

yang

akan

diperolehnya dan jumlah tenaga kerja yang akan ditawarkannya. Pada tingkat upah yang

termasuk industri besar.

rendah

penawaran

tenaga

kerja

dalah

rendah.semakin tinggi upah maka semakin

Pengertian Tenaga Kerja Sukirno (2005:6) dilihat dari segi keahlian

tinggi masa kerja yang ditawarkannya.

dan pendidikannya, tenaga kerja dibedakan atas tiga golongan yaitu: pertama, tenaga kerja kasar adalah tenaga kerja yang tidak berpendidikan atau rendahnya pendidikan dan tidak memiliki keahlian dalam suatu pekerjaan. Kedua, tenaga kerja terampil adalah tenaga kerja yang memiliki

keahlian

dari

pelatihan

atau

pengalaman kerja. Ketiga, tenaga kerja terdidik adalah tenaga kerja yang memiliki pendidikan cukup tinggi dan ahli dalam bidang ilmu

Teori Upah Kuantitas tenaga kerja yang diminta akan menurun sebagai akibat dari kenaikan upah. Apabila tingkat upah naik sedangkan harga input lain tetap, berarti harga tenaga kerja relatif lebih mahal dari input lain. Situasi ini mendorong

pengusaha

untuk

mengurangi

penggunaan tenaga kerja yang relatif mahal dengan input-input lain yang harga relatifnya lebih murah guna mempertahankan keuntungan

tertentu.

yang maksimum. Haryo Kuncoro (2001). Teori Permintaan Tenaga Kerja

79 -

Volume 1, No. 1, Februari 2013

Teori produksi

Jurnal Ilmu Ekonomi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Kegiatan produksi dalam suatu industri selalu

berdasarkan

produksi

kerja. Elastisitas dari upah, nilai total output

mempengaruhi

dan teknologi (produktivitas) bersifat inelastis

output. Teori produksi adalah teori yang

terhadap permintaan tenaga kerja. Upah lebih

membahas hubungan antara input dan output

sensitif

atau hubungan antara kuantitas produksi dengan

berorientasi ekspor. Nilai total output sedikit

faktor-faktor produksi yang digunakan untuk

lebih sensitive pada industri pengolahan yang

memproduksinya, (Wijaya, 1999:210-211).

berorientasi

tertentu.Artinya

pada

fungsi

berpengaruh positif terhadap permintaan tenaga

input-input

pada

industri

ekspor,

pengolahan

sedangkan

yang

teknologi

(produktivitas) sedikit lebih sensitif pada Elastisitas Permintaan Tenaga Kerja

industri pengolahan yang tidak berorientasi

Sumarsono (2003:42) menyatakan bahwa elastisitas merupakan ukuran derajat kepekaan jumlah permintaan akan sesuatu berupa barang, tenaga kerja, produksi dan lain-lain, terhadap salah satu faktor yang mempengaruhinya misalnya harga, produksi, modal dan lain-lain. Angka koefisien elastisitas didapat dengan membagi suatu persentase dengan persentase, maka koefisien ini adalah suatu angka yang tidak mempunyai unit atau angka murni. Bentuk umum dari rumus elastisitas yang merupakan koefisien daya serap tenaga kerja dari lapangan kerja adalah sebagai berikut: eij =

%∆E j

..........................

%∆Y j

(1)

Dimana: Ej = Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan (orang) Yj = Jumlah output (unit) Rinaldi

(2005)

Muhammd

Ali

(2004)

dalam

penelitiannya mengenai penyerapan tenga kerja pada industry kecil di Lombok menyimpulkan bahwa dalam rangka meningkatkan pendapatan tenaga kerja pada sektor industri kecil, maka perlu ditingkatkan, akan tetapi peningkatan upah akan menyebabkan permintaan terhadap tenaga kerja turun, sehingga kebijakan yang harus dilakukan adalah peningkatan upah harus diikuti oleh peningkatan kapasitas produksi dalam

kombinasi

yang

optimal

sehingga

produktivitas tenaga kerja juga meningkat dan tetap ada penyerapan. METODE PENELITIAN

Ruang lingkup penelitian ini adalah industri mikro dan kecil yang ada di provinsi Aceh, sedangkan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dan data

penelitiannya

primer. Data sekunder berupa data yang berasal

“Analisis permintaan tenaga kerja pada sektor

dari BPS, Dinas Perindustrian, Perdagangan

industri

Utara”

dan Koperasi Aceh, Dinas Tenaga Kerja Aceh,

menyimpulkan bahwa upah dan teknologi

literatur kepustakaan. Sedangkan data Primer

(beroengaruh

berupa

pengolahan

negatif

dalam

ekspor.

di

Sumatera

terhadap

permintaan

tenaga kerja, sedangkan nilai total output

data

mentah

(raw

data)

sampel

perusahaan IMK di Provinsi Aceh berdasarkan Volume 1, No. 1, Februari 2013

- 80

Jurnal Ilmu Ekonomi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala survey usaha Industri Mikro Kecil (IMK) tahun

Bila disubstitusikan maka fungsi maksimasi

2011 yang dilakukan oleh BPS Aceh. Adapun

keuntungan menjadi:

data tersebut adalah jumlah unit usaha, jumlah

π = P. Q − (wL − rK)………......... (5)

tenaga kerja, nilai produksi dan upah. Data

Output (Q) merupakan fungsi dari tenaga kerja

yang didapatkan berupa data Cross Section

dan modal atau dikenal dengan fungsi produksi,

IMK di Provinsi Aceh tahun 2011 yang terdiri

di mana dalam kontek ini fungsi produksi

dari

tersebut berbentuk fungsi produksi Cobb-

523 perusahaan IMK. Model

yang

digunakan untuk mengetahui pengaruh upah

Dougglas (Nicholson, 1998:307) yaitu:

dan output terhadap penyerapan tenaga kerja

Q = A. K α . Lβ ...................................... (6)

pada IMK adalah: Untuk mengetahui faktor-faktor yang

Bila

fungsi

produksi

pada

persamaan

mempengaruhi penyerapan tenaga kerja pada

disubstitusikan,

IMK, maka dalam penelitian ini digunakan

keuntungan menjadi:

fungsi

π = P. AK α Lβ − wL − rK..................

permintaan

tenaga

kerja.

Fungsi

permintaan tenaga kerja diperoleh dari proses “derivasi” pendekatan maksimasi keuntungan, di

mana

persamaan

fungsi

maksimisasi

keuntungan adalah (Nicholson, 1998:325): π = TR – TC ..................................

(2)

π adalah keuntungan yang diperoleh suatu

maka

fungsi

maksimisasi

(7)

Untuk memperoleh fungsi permintaan tenaga kerja dapat dilakukan dengan menderivasi fungsi maksimasi keuntungan pada persamaan diatas terhadap tenaga kerja (L) yaitu: ∂π ∂L

∂Q ∂L

=P

∂Q ∂L

−w

∂L ∂L

−r

∂K ∂L

= 0 ................... (8)

∂(A.K α L β K

dan TC merupakan total biaya yang dikeluarkan

= ∂ ∂L = A. K α Lβ−1 K……… (9) Kemudian persamaan (8) dan persamaan (9)

dalam proses produksi.

disubstitusikan menjadi:

perusahaan, TR adalah total jumlah penerimaan

Penerimaan diperoleh dari perkalian kuantitas output(Q)

yang

dihasilkan

dengan

harga

output(P) itu sendiri atau: TR = ( P.Q )

= P. A. K α Lβ−1 − w = 0

.................................. ( 3)

Sementara itu total biaya (TC) merupakan penjumlahan dari nilai tenaga kerja (W) dan nilai modal (K) atau: TC = ( wL + rK ) ..............................

81 -

∂π ∂L ∂K = P. A. K α Lβ−1 − w − r =0 ∂L ∂L ∂L

P. A. K α Lβ−1 = w (P. A. K α Lβ )/L = w P. A. K α L = w. L L

(4)

Volume 1, No. 1, Februari 2013

L =

P. A. K α Lβ w

L =

P. Q w

Jurnal Ilmu Ekonomi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala 1997). Untuk melakukan analisis dengan

L = P.Q.w-1

regresi berganda, maka harus dilakukan uji

Diasumsikan P = 1 karena harga dan jumlah

asumsi klasik terhadap data yang diperoleh. Uji

barang yang di hasilkan tiap unit usaha terdiri

asumsi klasik meliputi uji normalitas data, uji

dari berbagai macam dan jenis dan mempunya

heteroskedastisitas, uji autokolineritas dan uji

harga yang berbeda-beda, sedang data yang

multikolinearitas. Hasil uji asumsi klasik

tersedia adalah nilai total produksi. sehingga

menunjukan bahwa tidak terjadi penyimpangan

persamaan diatas menjadi:

asumsi klasik terhadap data yang diperoleh.

L = Q.w-1

...................

(10)

Setelah di transformasi menggunakan logaritma natural, selanjutnya persamaan diatas diubah kedalam bentuk persamaan regresi linear sehingga bentuk persamaannya menjadi sebagai berikut:

Analisis Regresi Berdasarkan hasil analisis regresi, secara bersama-sama variabel upah dan output pada industri mikro dan kecil di provinsi aceh berpengaruh

secara

signifikan

terhadap

penyerapan tenaga kerja. Besarnya pengaruh

Ln L = β0 + β1Ln Q − β2 Ln w + e ..... (11)

dari kedua variabel tersebut secara bersama

Dimana :

sama sebesar 44,7% terhadap penyerapan

Ln L =

jumlah

permintaan

tenaga

kerja

subsektor industri mikro dan kecil,

tenaga kerja. Lebih jelas dapat dilihat pada Tabel berikut : Tabel 1. Model summary dan R2

satuan ukurannya dalam orang. Ln Q = jumlah output subsektor industri mikro Model

R

dan kecil, satuan ukurannya dalam .669a

1

rupiah. Ln w = upah dari tenaga kerja subsektor industri mikro dan kecil, satuan ukurannya dalam rupiah.

R Square

Adjusted R Square

.447

.445

Std. Error of the Estimate

DurbinWatson

.41050

1.509

a. Predictors: (Constant), Ln_w, Ln_Q b. Dependent Variable: Ln_L

Sedangkan pengaruh dari masing-masing variabel upah dan output terhadap penyerapan

β0

= Konstanta

tenaga kerja di provinsi aceh pada tahun 2011

β

= Koefisien

dapat dilihat pada Tabel 2 berikut :

e

= error term Tabel 2. Koeffisien regress variabel

HASIL PEMBAHASAN Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi berganda

yaitu

persamaan

regresi

yang

melibatkan 2 (dua) variabel atau lebih (Gujarati,

Model (Constant) Ln_Q Ln_w

Unstandardized Coefficients Std. B Error -3.845 .243 .195 .020 .132 .02 3

Collinearity Statistics t -15.798 9.633 5.744

Sig. Tol .000 .000 .487 .000 .487

Volume 1, No. 1, Februari 2013

VIF 2.052 2.052

- 82

Jurnal Ilmu Ekonomi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Dari Tabel di atas dapat di tuliskan persamaan

Aceh hanya sebesar Rp. 775.627,- jauh dibawah

sebagai berikut :

UMR yang ditetapkan.,-.

Ln L = -3,845 + 0,195 (Ln Output) + 0,132 (Ln

Pada subsektor industri makanan dan minuman,

upah)

persamaan yang diperoleh adalah :

Persamaan di atas menjelaskan bahwa pada saat

Ln L = -3,992 + 0.202 (Ln Output)+ 0,134 (Ln upah)

tidak ada output dan upah, penyerapan tenaga

Persamaan regresi untuk sub sektor

kerja di provinsi Aceh pada sektor industri

makanan dan minuman di atas tidak jauh

mikro dan kecil akan sebesar 0,3845%. Dengan

berbeda dengan persamaan pada sektor industri

asumsi ceteris paribus, jika variabel output

mikro dan kecil secara keseluruhan. Pengaruh

tumbuh sebesar 1% maka penyerapan tenaga

masing-masing

kerja pada sektor industri mikro dan kecil

terhadap

sebesar

upah

subsektor makanan dan minuman masih sangat

bertambah sebesar 1% maka penyerapan tenaga

rendah dimana jika terjadi kenaikan output

kerja sebesar 0,132%. Respon perubahan

sebesar 1 %, maka penyerapan tenaga kerja

permintaan IMK terhadap permintaan tenaga

akan bertambah sebesar 0,20%. Demikian juga

kerja sebagai akibat perubahan upah pekerja itu

jika terjadi kenaikan upah sebesar 1% hanya

sendiri adalah positif dan signifikan.Hubungan

akan meningkatkan penyerapan tenaga kerja

yang positif terhadap semua subsektor industri

sebesar 0,13%

0,195%,

sedangkan

jika

variabel

penyerapan

output tenaga

dan

upah

kerja

pada

yang diteliti.Hubungan yang positif ini tidak

Untuk Subsektor Industri Kayu, Barang

sesuai dengan hipotesa yang dikemukakan. Hal

Anyaman dari Rotan, Bambu dan sejenisnya,

ini berkaitan dengan teori upah efisiensi

didapatkan persaman linear sebagai berikut :

(efficiency wage theory) yang dikemukakan oleh

Ress,1973

dan

Katz,

1986

(Nasri

Ln L = -6,068 + 0,044 (Ln output) + 0,439 (Ln upah)

Bachtiar,1998). Mereka mengemukakan bahwa keuntungan

perusahaan

masih

dapat

ditingkatkan walaupun upah dibayarkan kepada pekerja

berada

keseimbangan

diatas

tingkat

pasar.Karena

upah dengan

meningkatnya upah maka dapat meningkatkan motivasi dan sekaligus produktivitas kerja. Bila dibandingkan dengan Upah Minimum Regional (UMR) provinsi Aceh tahun 2011 (Pemprov Aceh 2010) sebesar Rp. 1.350.000, maka ratarata jumlah upah yang diterima pekerja per bulannya diseluruh subsektor IMK di provinsi 83 -

Volume 1, No. 1, Februari 2013

Dari persamaan di atas, nilai konstanta lebih besar dibanding industri mikro dan kecil secara umum, berarti jika variabel lain tidak ada perubahan, maka penyerapan tenaga kerja pada subsektor ini jauh lebih sedikit yaitu sebesar 6,068%. Sedangkan jika terjadi kenaikan sebesar 1 % pada variabel output, maka penyerapan tenaga kerja di subsektor ini hanya naik sebesar 0,04%. Sedangkan variabel upah pengaruh perubahanya terhadap penyerapan tenaga kerja sedikit lebih besar pengaruhnya

Jurnal Ilmu Ekonomi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala dibandingkan sektor industri mikro dan kecil

tingkat elatisitas < 1 yang berarti bersifat

secara umum.

inelastis dan jika tingkat elastsitas > 1 maka

Pada Subsektor Industri Barang Galian

bersifat elastis. Dari hasil regresi diatas terlihat

Bukan Logam, persamaan yang didapatkan dari

nilai keofisien regresi dari masing-masing

hasil regresi adalah sebagai berikut :

variabel (upah dan output) tidak ada yang

Ln L = -2,784 + 0,202 (Ln output) + 0,067 (Ln

bernilai >1, hal ini menyatakan bahwa upah dan

upah)

output inelastis terhadap jumlah permintaan Dari persamaan linier diatas dapat dilihat

bahwa koefisien regres upah tidak signifikan dalam mempengaruhi penyerapan tenaga kerja pada subsektor industri barang galian bukan

tenaga kerja di provinsi Aceh.Elastisitas ditulis dalam angka mutlak sehingga pengaruh tanda positif (+) ataupun negatif (-) bisa diabaikan. KESIMPULAN DAN SARAN

logam. sedangkan koefisien regresi output

Hasil analisis data menunjukkan bahwa

berkorelasi positif terhadap penyerapan tenaga

biaya upah dan output secara bersama-sama

kerja, bahwa setiap kenaikan jumlah produksi

berpengaruh signifikan terhadap permintaan

sebesar 1% akan meningkatkan permintaan

tenaga kerja pada IMK di provinsi Aceh.

tenaga kerja sebesar 0,20%.

Besaran pengaruh pada masing-masing sub

Pada

Subsektor

Industri

Lainya,

sektor industri mikro dan kecil bervariasi.

persamaan linearnya adalah :

Pengaruh tertinggi terdapat pada sub sektor

Ln L = -2,788 + 0,184 (Ln output) + 0,069 (Ln

industri kayu, barang anyaman dari rotan,

upah)

bambu dan sejenisnya sedangkan pengaruh Dari

persamaan

linier

diatas

dapat

diartikan bahwa setiap kenaikan 1%

upah

tenaga kerja dalam subsektor industri lainnya (ceteris paribus) akan menaikkan permintaan tenaga kerja sejumlah 0,069%. Sedangkan setiap kenaikan jumlah output akan meningkatkan

sebesar 1%

permintaan tenaga kerja

terendah terdapat pada subsektor industri lainnya. Variabel upah dan

variabel output

berpengaruh positif terhadap jumlah permintaan tenaga kerja pada industri mikro dan kecil di provinsi Aceh. Dilihat dari elastisitas dari masing-masing

variabel

yang

inelastis,

menunjukkan bahwa perubahan tingkat upah dan output tidak banyak berpengaruh terhadap

sebesar 0,184%.

jumlah permintaan tenaga kerja pada industri Elastisitas Variabel Upah Dan Output Terhadap Permintaan Tenaga Kerja

Elastisitas

penyerapan

tenaga

kerja

industri mikro dan kecil di Provinsi Aceh dapat dilihat dari hasil koefisien estimasi yang

mikro dan kecil di Provinsi Aceh. DAFTAR KEPUSTAKAAN Ali, M., 2004. Peran Industri Kecil Dalam Penyerapan Tenaga Kerja di Lombok.Tesis. Universitas Gadjah Mada.

berfungsi sebagai koefisien elastisitas dengan Volume 1, No. 1, Februari 2013

- 84

Jurnal Ilmu Ekonomi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Bachtiar, N., 2008. Permintaan Industri Manufaktur Terhadap Tenaga Kerja Mahir di Indonesia.Tesis. Universitas Andalas. Gujarati, D., 1997.Ekonomitrika Dasar. Jakarta: Erlangga. Kuncoro,H., 2001.Sistem Bagi Hasil dan Stabilitas Penyerapan Tenaga Kerja.Media Ekonomi.Volume 7, Nomor 2 hal 165-168. Rinaldi, 2005.Analisis Permintaan Tenaga Kerja Pada Sektor Industri Pengolahan Sumatera Utara.Tesis.Tidak dipublikasikan. Banda Aceh: Universitas Syiah Kuala. Ritonga dan Firdaus, Y., 2007.Ekonomi dan Akuntansi. Jakarta: PT. Phibeta Aneka Guna. Sukirno, S., 2000. Makro Ekonomi Modern : Perkembangan Pemikiran dari Klasik Hingga

85 -

Volume 1, No. 1, Februari 2013

Keynesian Baru. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Sukirno, S., 2005. Makro Ekonomi : Teori Pengantar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,. Sumarsono, S., 2003. Ekonomi Manajemen Sumberdaya Manusia dan Ketenagakerjaan. Yogyakarta: GrahaIlmu. Supratikno, Hendrawan, dan Hendry Sandred, 1994.Pengembangan Industri Kecil di Indonesia, Pelajaran Dampak Jawa Tengah.Prisma.No.9:62-70. Suryana, 2001, Kewirausahaan.Jakarta: Salemba Empat. Wijaya, F., 1999.Ekonomika Mikro.Edisi Kedua. Yogyakarta: BPFE.