JESTT Vol. 2 No. 9 September 2015
PENGARUH PRODUK, HARGA, TEMPAT, PROMOSI RITEL MODERN TERHADAP KEBERLANGSUNGAN USAHA RITEL TRADISIONAL DI GRESIK1) Ongky Martha Dwiyananda Mahasiswa Program Studi S1Ekonomi Islam – Fakultas Ekonomi dan Bisnis-Universitas Airlangga Email:
[email protected] Imron Mawardi Departemen Ekonomi Syariah – Fakultas Ekonomi dan Bisnis - Universitas Airlangga Email:
[email protected] ABSTRACT: This research was aimed to examine the effect of product, price, place and promotion modern retail to the business continuity of traditional retail business in Gresik. This study used questionnaires in making primary data and quantitative approaches. Tests carried out using multiple linear regression, where the dependent variable (Y) is the business continuity of traditional retail business and the independent variable (X) is the product, price, place, promotion of modern retail. This research sample selected using purposive technique. The sample was 50 traditional retailers radius of two kilometers of modern retail in Gresik. Based on F test results showed that the product, price, place and promotion of modern retail simultaneously significant effect on the sustainability of traditional retail businesses. While the t test results showed that it was only on the variable product, place and promotion that has a significant influence on the sustainability of traditional retail business while at variable rates have no significant effect on the sustainability of traditional retail businesses. As we know that modern retail has the advantage of varied products, strategic location and attractive promotion of the suggestions from researchers that the traditional retailers are more creative and innovative in marketing their products and provide better service to the consumer so that the business can continue to compete with modern retail and avoid bakruptcy. Keywords: Product, Price, Place, Promotion Retail Modern, Traditional Retail, Business continuity. I. PENDAHULUAN
sederhana
tanpa
Latar Belakang
teknologi
modern
golongan
pedagang
Di
era
globalisasi
sekarang
ini
adanya
perangkat
yang
mewakili
menengah
ke
kegiatan bisnis khususnya pemasaran dari
bawah (Tambunan dkk., 2004:17). ritel
waktu
modern
ke
waktu
semakin
meningkat.
dalam
pengertian
Sampai saat ini, kehidupan nyaris tidak
diantaranya
swalayan,
pernah
supermarket,
dan
terlepas
dari
pasar,
sebagai
ini,
minimarket, hypermarket.
tempat dan sarana jual-beli berbagai
Permasalahan mulai muncul ketika ritel
komoditas.
dengan
modern bergerak secara bebas berdiri,
perkembangannya, dikenal adanya ritel
tidak hanya di daerah perkotaan, tetapi
tradisional dan ritel modern. ritel tradisional
juga
biasanya menampung banyak penjual
tanpa adanya pengendalian yang jelas
yang dilaksanakan dengan manajemen
dan tegas dari berbagai pihak yang
1)
Sesuai
menerobos
ke
pelosok-pelosok,
jurnal ini merupakan bagian dari skripsi yang ditulis oleh Ongky Martha Dwiyananda, NIM:040914093 yang diuji pada tanggal 07 Agustus 2015
759
JESTT Vol. 2 No. 9 September 2015
berkepentingan berpindahnya
dan
menyebabkan
para
orang
mulai
beralih
ke
ritel
ritel
modern seperti pusat belanja ini untuk
tradisional ke ritel modern tersebut. Melalui
berbelanja, Mukbar (2007:4) mengatakan
berbagai keunggulan yang dimiliki, ritel
bahwa
modern
keberadaan swalayan antara lain karena
telah
pembeli
Banyak
mampu
“menggusur”
keberadaan ritel tradisional.
bisnis
ancaman
mematikan
yang
ritel-ritel
muncul
tradisional
dari
karena
Sebenarnya, jika dilihat dari sisi
adanya pergeseran kebiasaan konsumen
dan
dan terkait permasalahan perekonomian
profesionalisme,
bukanlah
sesuatu yang bermasalah. Jika diukur dari
lokal.
kemampuan dana yang dimilliki, bukanlah
awalnya sebagian besar perputaran uang
merupakan sesuatu yang salah, wajar dan
tersebut merupakan konstribusi dari UKM
boleh-boleh saja. Akan tetapi, jika dilihat
namun seiring dengan berkurangnya UKM
dari dampak kemunculannya di tengah-
dan ritel tradisonal akibat kalah bersaing
tengah tempat perbelanjaan masyarakat
dengan
kecil,
yang
otomatis mengecilkan konstribusi mereka.
akan
Implementasi nilai-nilai moralitas dalam
terdapat beberapa pedagang kecil yang
pasar merupakan tugas personal bagi
gulung tikar. Jika sumber penghasilan di
setiap pelaku pasar. Bagi seorang muslim
tutup, berapa jumlah keluarga yang akan
ini merupakan wujud keimanan kepada
mengalami kelaparan, berapa anak yang
Allah SWT. Karena penghargaan ajaran
akan terbengkalai pendidikannya karena
Islam terhadap mekanisme pasar dari
tidak adanya biaya, dan bagaimana
ketentuan Allah bahwa perniagaan harus
dengan kelangsungan hidup selanjutnya.
dilakukan secara baik dengan rasa suka
terdapat
mungkin
banyak
terdzalimi.
pihak
Mungkin
Kebebasan dalam ekonomi Islam
Perputaran
ritel
uang
modern,
di
maka
daerah,
secara
sama suka.
tersebut dibatasi dengan kemaslahatan
Namun
pada
dasarnya
setiap
dan kesejahteraan orang lain. Kebebasan
kegiatan ekonomi yang dilakukan selama
itu masih tetap berlaku sepanjang tidak
tidak bertentangan dengan hukum syara’
menimbulkan kedzaliman dan eksploitasi
adalah boleh, begitu juga dengan proses
terhadap kepentingan orang lain. Pada
jual beli dan pemasaran yang dilakukan
dasarnya manusia diperintahkan untuk
oleh ritel-ritel modern. Islam masa kini
mencintai
muslim,
sangat
sendiri.
ekonomi yang jernih tentang apa yang
Sesama muslim selayaknya satu tubuh
diharapkan dan bagaimana sesuatu itu
yang akan merasakan kesakitan seluruh
dilakukan.
tubuhnya, jika terdapat bagian tubuhnya
merealisasikan bauran pemasaran sesuai
yang
2003:78). Begitu
dengan ajaran islam, sehingga kemiskinan
indah nilai-nilai ini jika diterapkan dalam
bisa dientaskan dan kesejahteraan bisa
kehidupan ekonomi.
dinikmati
saudara
sebagaimana
terluka
sesama
mencintai
(Djazuli,
diri
760
membutuhkan
Sistem
semua
ekonomi
pandangan
yang
penduduk.
bisa
Alasan
JESTT Vol. 2 No. 9 September 2015
peneliti mengambil objek ritel modern
keberlangsungan
adalah
didasarkan
tradisional di Gresik?”
peneliti
terkait
atas
keprihatinan
fenomena
mulai
sepinya pembeli, berkurangnya
dari
usaha
ritel
5. “Apakah produk, harga, tempat,
omset
promosi
ritel
penjualan sampai gulung tikarnya ritel-ritel
simultan
berpengaruh
tradisional
yang
berada
di
Gresik.
keberlangsungan
Seharusnya
perlu
diberlakukan
aturan
tradisional di Gresik?”
aturan terkait pendirian ritel modern saat
modern
secara terhadap
usaha
ritel
Tujuan Penelitian
bauran
Berdasarkan latar belakang dan
pemasaran islami, sehingga tidak terjadi
rumusan masalah yang dipaparkan dan
kezaliman seperti matinya usaha orang
dijelaskan
lain
penelitian tersebut adalah untuk menguji
ini
sesuai
dengan
dan
prinsip
supaya
terciptanya
dan
kemashlahatan ummat. Berdasarkan peneliti
tertarik
penelitian Produk, Modern
untuk
dengan
Harga,
paparan
Terhadap
tempat,
tujuan
pengaruh promosi
dari
produk,
ritel
modern
melakukan
secara parsial dan simultan terhadap
“Pengaruh
keberlangsungan usaha ritel tradisional di
judul
Tempat,
maka
menganalisis
harga,
diatas
diatas,
Promosi
Gresik.
Ritel
Keberlangsungan
II. LANDASAN TEORI
Usaha Ritel Tradisional di Gresik”.
Definisi Ritel Berbagai
Rumusan Masalah
dikemukakan
Berdasar latar belakang yang telah
definisi
oleh
para
ritel
telah
ahli, dimana
dipaparkan, maka rumusan masalah yang
semuanya memiliki maksud dan tujuan
diajukan pada penelitian ini adalah
yang
1. “Apakah
produk
ritel
berpengaruh
usaha
harga
komoditas
ritel
adalah
ritel
berpengaruh keberlangsungan
tempat
promosi
berpengaruh
konsumen.
usaha
bisnis
secara
Ritel yang
langsung
pemasarannya
untuk
memuaskan konsumen akhir berdasarkan
ritel
ritel
modern
sebagai inti dari distribusi (Gilbert, 2003:6).
terhadap usaha
Definisi Ritel Modern
ritel
Regulasi
pemerintah
mengenai
bisnis ritel diberlakukan (Perpres RI No. 112,
tradisional di Gresik?” 4. “Apakah
merumuskan
organisasi penjualan barang dan jasa
berpengaruh keberlangsungan
semua
kemampuan
terhadap
tradisional di Gresik?” 3. “Apakah
kepada
mengarahkan
modern
usaha
untuk
Ritel adalah suatu penjualan dari sejumlah
tradisional di Gresik?” 2. “Apakah
yaitu
pengertian ritel.
modern terhadap
keberlangsungan
sama
ritel
modern
2007) tentang Penataan dan Pembinaan
terhadap
Pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan dan Ritel Modern. Ritel modern merupakan ritel
761
JESTT Vol. 2 No. 9 September 2015
dengan
sistem
mandiri,
resmi diakui oleh pemerintah. Menurut
menjual berbagai jenis barang secara
pengertiannya, pasar merupakan suatu
eceran
tempat bagi manusia dalam mencari
yang
berbentuk
Supermarket,
Minimarket,
Department
Hypermarket berbentuk
pelayanan
ataupun
grosir
Perkulakan.
Batasan
Store,
keperluan sehari-harinya (Anwar, 2001:4).
yang
Bauran
ritel
Pemasaran
Pemasaran
hal luas lantai penjualan sebagai berikut:
Dalam
b) Supermarket, 400 m2 (empat ratus
mencapai
keberhasilan
pemasaran, setiap pelaku usaha perlu
meter per segi) sampai dengan
menyusun
5.000 m2 (lima ribu meter per segi)
efektif
c) Hypermarket, diatas 5.000 m2 (lima
strategi
pemasaran
dengan
yanag
mengkombinasikan
elemen-elemen
ribu meter per segi)
dalam
bauran
pemasaran. Bauran pemasaran menurut
d) Department Store, diatas 400 m2
Kotler
(empat ratus meter per segi)
(2008:62)
“bauran
pemasaran
adalah kumpulan alat pemasaran taktis
e) Perkulakan, diatas 5.000 m2 (lima
terkendali – produk, harga, tempat, dan
ribu meter per segi).
promosi – yang diperlukan perusahaan untuk
Definisi Ritel Tradisional Ritel tradisional atau juga bisa
menghasilkan
diinginkannya
di
disebut pasar tradisional adalah pasar
empat
yang
pemasaran, yaitu:
Daerah,
fungsi
keberhasilan dan keberlangsungan usaha.
(empat ratus meter per segi)
Pemerintah.
mempunyai
yang sangat penting dalam mencapai
a) Minimarket, kurang dari 400 m2
dan
Berbagai
Perspektif
modern ini dipertegas di pasal 3, dalam
dibangun
dalam
dikelola
pasar
variabel
yang
sasaran.
dalam
Ada
bauran
Badan
1. Produk/Product adalah kombinasi
Usaha Milik Negara dan Badan Usaha Milik
barang dan jasa yang ditawarkan
Daerah,
perusahaan
termasuk
Swasta,
oleh
respon
kerjasama
swasta
dengan tempat usaha berupa toko, kios,
kepada
pasar
sasaran.
los dan tenda yang dimiliki/ dikelola oleh
2. Harga/Price adalah jumlah uang
pedagang kecil, menengah, swadaya
yang harus dibayar pelanggan
masyarakat atau koperasi dengan usaha
untuk memperoleh produk.
skala kecil, modal kecil dan dengan
3. Tempat/Place
meliputi
kegiatan
proses jual beli barang dagangan melalui
perusahaan
tawar-menawar (Pepres RI No. 112, 2007).
produk tersedia bagi pelanggan
Pasar umum
yang
tradisional menjual
adalah
pasar
yang
membuat
sasaran.
barang-barang
4. Promosi/Promotion berarti aktivitas
kebutuhan sehari-hari. Tegasnya, pasar
yang
tradisional berarti pasar yang menjual
produk dan membujuk pelanggan
barang kebutuhan sehari-hari, dan secara
membelinya.
762
menyampaikan
manfaat
JESTT Vol. 2 No. 9 September 2015
2) Produk
Bauran Pemasaran Perspektif Islam Yusanto
dan
widjajakusuma
bisnis
memperhatikan
Islami
2.
haruslah
implementasi
diperjual-belikan
adalah produk yang halal.
(2002:170) mengatakan bahwa dalam menggagas
yang
Harga Islam dalam menentukan harga tidak
syariat
boleh
membanting
harga
guna
pada marketing mix. Marketing mix atau
menjatuhkan pebisnis lainnya. Islam tentu
Bauran Pemasaran adalah seperangkat
memperbolehkan
alat
digunakan
mengambil keuntungan. Karena hakekat
terus-menerus
dari berdagang adalah untuk mencari
mencapai tujuan pemasarannya pada
keuntungan. Namun, untuk mengambil
pasar
sasaran.
keuntungan tersebut janganlah berlebih-
Implementasi syariat dapat diterapkan
lebihan (Ghazali, 2001:308). Karena, jika
dalam variabel-variabel marketing mix
harga yang ditetapkan adalah harga
yakni
wajar, maka pedagang tersebut pasti
pemasaran
perusahaan
yang
product,
yang
untuk
menjadi
price,
place,
dan
pemasaran
untuk
akan unggul dalam kuantitas. Dengan
promotion. Berkaitan
pedagang
dengan konvensional,
bauran
kata lain, mendapat banyak keuntungan
maka
dari
banyaknya
jumlah
barang
yang
penerapan dalam syariah akan merujuk
terjual, dan tampak nyatalah keberkahan
pada konsep dasar kaidah fiqih yakni ”Al-
rizkinya (Ghazali, 2001:309). Dalam proses
ashlu fil-muamalah al-ibahah illa ayyadulla
penentuan
harga,
dalilun ’ala tahrimiha” yang berarti bahwa
memandang
bahwa
pada dasarnya semua bentuk muamalah
disesuaikan dengan kondisi barang yang
boleh dilakukan kecuali ada dalil yang
dijual.
mengharamkannya (Kartajaya dan Sula,
3.
2008:27). Berikut adalah marketing mix
Islam
juga
harga
haruslah
Promosi Pemasaran dalam tinjauan syariah
dalam perspektif syariah, yakni:
menyandarkan pedoman etikanya pada
1. Produk
nilai-nilai Islami yang terdapat dalam Al-
Islam memiliki batasan tertentu yang
Quran dan Hadits. Promosi dalam tinjauan
lebih spesifik mengenai definisi produk.
syariah
ada tiga hal yang perlu dipenuhi dalam
compliance
yang
menawarkan sebuah produk :
kebenaran,
keadilan
1) Produk yang ditawarkan memiliki kejelasan
barang,
ukuran/ takaran,
harus
kepada
sesuai
masyarakat.
kejelasan
yang
kejelasan
diberitahukan
terkait
dengan
merefleksikan dan
kejujuran
Segala
informasi
dengan secara
sharia
produk
harus
transparan
dan
komposisi, tidak rusak/ kadaluarsa
terbuka sehingga tidak ada potensi unsur
dan menggunakan bahan yang
penipuan
baik.
melakukan promosi. Promosi yang tidak
dan
kecurangan
dalam
sesuai dengan kualitas atau kompetensi,
763
JESTT Vol. 2 No. 9 September 2015
contohnya promosi yang menampilkan
modern
imajinasi
memiliki
yang
terlalu
tinggi
bagi
secara
parsial
dan
pengaruh
simultan terhadap
konsumennya, adalah termasuk dalam
keberlangsungan usaha ritel tradisional.
praktik penipuan dan kebohongan. Untuk
III. METODE PENELITIAN
itu
tersebut
Pendekatan penelitian yang digunakan
sangat dilarang dalam Islam (Kartajaya
dalam penelitian ini adalah pendekatan
dan Sula, 2008:178).
kuantitatif, yang bertujuan untuk menguji
4.
hipotesis, dengan data yang terukur dan
promosi
yang
semacam
Tempat/Distribusi Dalam
menentukan
atau
menghasilkan
kesimpulan
saluran distribusi, perusahaan Islami harus
digeneralisir.
Langkah
mengutamakan
yang
melakukan penelitian kuantitatif dimulai
sesuai dengan target market, sehingga
dengan menentukan hipotesis, langkah
dapat efektif dan efisien. Sehingga pada
selanjutnya
intinya, dalam menentukan marketing-mix
indentifikasi variabel, definisi operasional,
harus
pengumpulan
tempat-tempat
didasari
keadilan
place
pada
dan
kejujuran.
Widjajakusuma
(2002:21)
prinsip-prinsip Yusanto
dan
sekunder)
berpendapat
sampel
dalam
model
data
dapat
awal
membuat
(primer
berdasarkan penelitian,
yang
analisis,
maupun
populasi
serta
dan
melakukan
perbedaan antara bisnis Islami dan non-
analisis. Variabel yang digunakan dalam
Islami terletak pada aturan halal dan
penelitian
haram, sehingga harus terdapat kehati-
menjadi 2 (dua) variabel, yaitu:
hatian dalam menjalankan strategi.
a. Variabel independen (X), yaitu produk,
Keberlangsungan Usaha
harga, tempat dan promosi ritel modern.
Keberlangsungan
usaha
adalah
b.
ini
dapat
Variabel
diidentifikasikan
dependen
(Y),
yaitu
kemampuan suatu badan usaha untuk
keberlangsungan usaha ritel tradisional.
dapat
Definisi Operasional Variabel
bersaing
dengan
usaha
lain
sehingga usahanya terus berlangsung,
Definisi
operasional
merupakan
dapat berkembang dengan baik dan
ketentuan yang didasarkan pada hal
terhindar dari kebangkrutan atau biasa
yang
disebut pailit. Dalam penulisan ini, peneliti
dimungkinkan untuk dibuat aplikasi khusus
menghubungkan keberlangsungan usaha
dalam merancang alat penelitian atau
dengan teori kebangkrutan.
kuesioner.
dapat
diamati,
sehingga
Uraian masing-masing variabel akan
Hipotesis Berdasarkan permasalahan yang telah
dijelaskan sebagai berikut :
dirumuskan,
Pengaruh Produk, Harga, tempat, Promosi
tujuan
penelitian
serta
landasan teori yang telah disebutkan
Ritel Modern
sebelumnya, maka hipotesis yang dapat
Variabel
ini
menggambarkan
dirumuskan dalam penelitian ini adalah
pengaruh produk, harga, tempat dan
produk, harga, tempat dan promosi ritel
promosi
764
ritel
modern
terhadap
JESTT Vol. 2 No. 9 September 2015
keberlangsungan usaha ritel tradisional. Penjelasan
mengenai
produk,
5. Tersedianya keranjang belanja di
harga,
tempat
tempat dan promosi ritel modern tersebut
pembeli
akan dijelaskan sebagai berikut:
disana..
a.
Produk ritel modern meliputi :
d.
1. Produk yang ditawarkan di ritel
ditawarkan
ritel
4. Promosi
harga modern
langsung
yang
lebih
modern
jika
nominal harga
khusus
ditawarkan belanja
ritel
dengan menarik
konsumen
untuk
berbelanja disana.
membuat harga jadi lebih rendah.
5. Penyebaran
brosur
ke
rumah-
back
atau
rumah warga yang dilakukan ritel
sejumlah
uang
modern
Cash
berbelanja
dengan
Yang
rendah.
usaha
Tempat ritel modern meliputi : ritel
pelanggan
Keberlangsungan Usaha Ritel Tradisional
menjadikan harga semakin lebih
berdirinya
membuat
beralih berbelanja disana.
nominal tertentu di ritel modern
dimaksud
disini
keberlangsungan
Keberlangsungan
usaha
adalah kemampuan suatu badan usaha
modern
untuk dapat bersaing dengan usaha lain
lebih strategis.
sehingga usahanya terus berlangsung,
2. Lahan parkir yang disediakan ritel
dapat berkembang dengan baik dan
modern lebih luas. 3. Tersedianya
hadiah
tertentu
perhatian
anggota member di ritel modern
1. Tempat
pemberian
yang
banyak.
c.
lebih
pelanggan.
modern lebih murah.
apabila
modern
modern menarik perhatian banyak
ditawarkan
ritel
ritel
3. Promosi undian berhadiah di ritel
Harga ritel modern meliputi :
pengembalian
yang
menarik.
bermacam-macam.
4. Pemberian
spaduk
2. Iklan promosi beli 1 gratis 1 yang
4. Variasi untuk produk sejenis lebih
3. Pemberlakuan
belanja
untuk berbelanja disana.
modern lebih menarik.
diberlakukan
nyaman
jalan menarik perhatian konsumen
3. Kemasan produk yang ada di ritel
2. Potongan
membuat
dilakukan ritel modern di pinggir
modern lebih baik.
yang
lebih
1. Pemasangan
2. Kualitas produk yang ada di ritel
1. Harga
modern
Promosi ritel modern meliputi :
modern lebih lengkap.
b.
ritel
ruangan
terhindar dari kebangkrutan atau likuidasi ber
AC
perusahaan atau penutupan perusahaan
membuat konsumen lebih betah
atau insolvabilitas (Hadi, 2008:57). Target
belanja di ritel modern.
yang telah dicapai dengan pertumbuhan
4. Ritel modern memiliki tempat yang
setiap
lebih rapi dan bersih.
tahunnya
keberlangsungannya
765
harus agar
dijaga
perusahaan
JESTT Vol. 2 No. 9 September 2015
dapat eksis dalam kurun waktu yang
berganda. Model analisis ini digunakan
lama. Upaya keberlangsungan usaha ini
untuk
tentu
independen
harus
memperhatikan
koridor
mengetahui
pengaruh
variabel
terhadap
variabel
syariah. Faktor-faktor yang mempengaruhi
dependen.
keberlangsungan usaha ritel tradisional
menggunakan metode kuantitatif regresi
setelah disesuaikan adalah :
linier
Analisis
berganda,
dilakukan
pengujian hipotesis. Untuk membuktikan
2. Penurunan penjualan barang.
hipotesis
3. Kesulitan mengembangkan usaha.
dengan uji t dan uji F.
4. Kesulitan
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
mendapatkan
penelitian,
Koefisien
kadaluarsa. 7. Menumpuknya
hutang
jumlah
pemesanan
Prosedur Pengumpulan Data Pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan dua
Studi Lapangan Peneliti terlibat secara langsung ke lokasi yang menjadi objek penelitian
0.639
2.205
0.033
Produk
0.266
2.631
0.012
Harga
0.013
0.146
0.884
Tempat
0.265
2.389
0.021
Promosi
0.350
2.575
0.013
hasil regresi pada penelitian ini adalah
kuisioner
0,720 yang berarti bahwa produk, harga,
kepada responden, dimana dalam
tempat,
hal ini adalah pemilik usaha ritel
dari
referensi
berpengaruh
secara
terhadap
internet
sebesar 0,280 atau 28 % dipengaruhi oleh
yang
variabel lain diluar variabel bebas yang
untuk
digunakan dalam penelitian.
mendapat landasan teoritis dalam
Uji Hipotesis
pemecahan masalah.
Uji F
Teknik Analisa Data Model
modern
sebesar 0.720 atau 72% sedangkan sisanya
Mempelajari data berupa jurnal dan serta
ritel
keberlangsungan usaha ritel tradisional (Y)
Studi Kepustakaan
relevan
promosi
bersama-sama
tradisional.
book
kansi
F hitung = 32,547 Signifikansi = 0,000 Korelasi berganda (R) = 0,862 Koefisien determinasi (R2) = 0,720 N = 50 Nilai dari koefisien determinasi dari
cara, yaitu :
text
Signifi
t hit
Konstanta
barang.
menyebarkan
Regresi
Variabel
kepada
pemberi pinjaman modal.
untuk
dilakukan
Tabel 1. Hasil Uji Regresi Linier Berganda
6. Bertambah banyak barang yang
8. Penurunan
dapat
Hasil Analisis Regresi Linear Berganda
5. Berkurangnya dana untuk kulakan.
2.
kemudian
dengan
1. Berkurangnya jumlah pelanggan.
keuntungan/laba
1.
dilakukan
Hasil pengujian menunjukkan nilai F hitung
analisis yang digunakan
sebesar 32,547 dengan tingkat signifikansi
dalam penelitian ini berbentuk regresi linier
766
JESTT Vol. 2 No. 9 September 2015
uji F hitung adalah sebesar 0,000 ( p < 0.05)
serta
berarti produk (X1), harga (X2), tempat (X3),
pandangan
promosi (X4) ritel modern secara bersama-
pemasaran yang dijalankan oleh ritel
sama berpengaruh signifikan terhadap
modern. Peneliti menggunakan 4 variabel
keberlangsungan usaha ritel tradisional,
yang terdiri dari variabel produk, harga,
sehingga dapat dikatakan Ha diterima
tempat dan promosi untuk mengetahui
kebenarannya.
apakah
keempat
variabel
tersebut
Uji t
memiliki
pengaruh
signifikan
terhadap
Pengujian hipotesis koefisien regresi
secara
pengaruh
parsial
variabel
terhadap
bebas
signifikansi nilai t
sudah
diketahui
Sebagaimana bersama
yang
dalam
uji
dari 4 variabel pemasaran ritel modern terhadap
signifikan
ritel
Gresik. Uji yang dilakukan
apakah variabel-variabel tersebut memiliki pengaruh yang signifikan. Hasil pengujian F
atau
pengujian
menunjukkan
secara
bahwa
simultan
produk,
harga,
tempat dan promosi ritel modern secara bersama sama berpengaruh signifikan terhadap terancamnya keberlangsungan usaha
terhadap
ritel
tradisional
hal
tersebut
ditunjukkan dari nilai F hitung sebesar
keberlangsungan usaha ritel tradisional
32,547 dengan tingkat signifikansi dibawah
sedangkan variabel harga (X2) tidak ada signifikan
usaha
yaitu uji F dan uji t. untuk mengetahui
dengan 0,05 ternyata
pengaruh
keberlangsungan
tradisional di
(X1), tempat (X3), promosi (X4) ritel modern
0,05 yaitu 0,000. Sementara dari hasil
terhadap
pengujian t hitung hanya pada variabel
keberlangsungan usaha ritel tradisional.
produk,
Pembahasan
tempat
dan
promosi
yang
menunjukkan tingkat signifikan < 0,05, berfokus
untuk
mencari
yaitu 0,012 pada variabel produk, 0,021
pengaruh dari produk, harga, tempat dan ritel
dilakukan.
untuk membuktikan adanya pengaruh
dapat disimpulkan bahwa variabel produk
promosi
sudah
kebenaran hipotesis, telah dilakukan uji
Tabel 2. Pengambilan Keputusan dari Hasil Pengujian thitung Variabel Signifikansi Keterangan Produk Ada pengaruh 0.012 < 0,05 signifikan Harga Tidak ada 0.884 > 0,05 pengaruh signifikan Tempat Ada pengaruh 0.021 < 0,05 signifikan Promosi Ada pengaruh 0.013 < 0,05 signifikan Berdasarkan perbandingan nilai
ini
terkait
pembahasan atas hasil penelitian yang
Tabel berikut:
Penelitian
islami
Pada bagian ini akan dilakukan
variabel
parsial dipaparkan selengkapnya pada
pengaruh
pemasaran
bagaimana
tradisional di kota Gresik.
tergantung dalam satu model. Hasil uji
memiliki
tahu
terancamnya keberlangsungan usaha ritel
secara parsial (uji t) ditunjukkan untuk mengetahui
mencari
modern
pada variabel tempat dan 0,013 pada
terhadap
variabel
keberlangsungan usaha ritel tradisional
767
promosi.
Hasil
tersebut
JESTT Vol. 2 No. 9 September 2015
menunjukan bahwa secara parsial atau
juga mengeluhkan turunnya pendapatan
secara individu variabel produk, tempat
setelah berdirinya ritel modern disekitar
dan
memiliki
usahanya. Hal tersebut dikarenakan ritel
terhadap
tradisional kalah bersaing dengan ritel
terancamnya keberlangsungan usaha ritel
modern dari segi produk, tempat serta
tradisional.
promosi. Dari penjelasan tersebut dapat
promosi
ritel
pengaruh
modern
signifikan
Sedangkan
pada
variabel
harga menunjukkan tingkat signifikansi >
disimpulkan
0,05
modern memberikan pengaruh negatif
yaitu
0,884.
Hasil
tersebut
bahwa
keberadaan
menunjukkan bahwa pada variabel harga
terhadap
ternyata tidak memiliki pengaruh yang
tradisional di kota Gresik.
signifikan
Saran
terhadap
terancamnya
keberlangsungan usaha ritel tradisional.
keberlangsungan
Saran
yang
setelah
Simpulan
Harga, Tempat, Promosi
Produk,
penelitian
Harga,
Modern
Tempat,
Terhadap
Pengaruh
Promosi
keempat
Ritel
Produk,
Ritel Modern
1.
Bagi Pemerintah Kota Gresik Diharapkan kepada pemerintah
produk,
Kota Gresik dan beberapa instansi yang
harga, tempat dan promosi ritel modern
terlibat di dalamnya lebih memperhatikan
berdasarkan hasil uji t ternyata tidak
fenomena
semua
modern
variabel
signifikan usaha
memiliki
terhadap
pengaruh
keberlangsungan
tradisional.
seperti
pendirian
alfamart,
ritel
indomart,
alfamidi yang berdekatan dengan ritel tradisional. Seharusnya pemerintah Kota
variabel produk, tempat dan promosi ritel
Gresik memberikan aturan yang tegas
modern yang memiliki pengaruh signifikan
terhadap ijin pendirian ritel modern dan
terhadap
keberlangsungan usaha ritel
juga memberikan batas jarak minimal
tradisional.
Sementara
letak berdirinya ritel modern terhadap ritel
tidak
signifikan
memiliki
terhadap
Hanya
banyaknya
pada
harga
ritel
yaitu
“Pengaruh
Tradisional di Gresik” adalah:
Keberlangsungan
variabel
penelitian
Terhadap Keberlangsungan Usaha Ritel
Usaha Ritel Tradisional di Gresik adalah dari
ritel
direkomendasikan
V. SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
usaha
ritel
pada
variabel
pengaruh
yang
tradisional
serta
membatasi
jumlah
keberlangsungan
maksimal pendirian ritel modern pada
usaha ritel tradisional. konsep pemasaran
wilayah-wilayah tertentu. Sehingga para
yang dilakukan ritel modern tidak sesuai
pemilik usaha ritel tradisional tidak merasa
dengan konsep pemasaran Islami, hal itu
terancam
terbukti dari produk yang dijual terdapat
Hal ini bertujuan agar kemashlahatan
minuman
umat dapat terwujud.
keras
diharamkan promosi
oleh
yang
atau Islam
khamar
yang
serta
bentuk
mengandung
unsur
2.
keberlangsungan
usahanya.
Bagi Pemilik Usaha Ritel Tradisional Bagi pengusaha ritel tradisional
penipuan. Para pengusaha ritel tradisional
diharapkan
768
lebih
kreatif
dan
inovatif
JESTT Vol. 2 No. 9 September 2015
dalam
produk
Indonesia). Disertasi tidak diterbitkan.
yang dia tawarkan kepada konsumen,
Universitas Islam Indonesia. Yogyakarta.
serta memberikan pelayanan yang lebih
Al-Ghazali, Abdul Hamid. 2001. Meretas
baik
memasarkan
kepada
diharapkan tradisional strategi
berbagai
konsumen
kepada
juga
pengusaha
memahami
pemasaran
dan
konsep
sehingga
Jalan
ritel
Kebangkitan
serta
mampu
Al-Qur'an dan Terjemahanya. 2005. Syamil
saat ini.
Cipta Media.
Qur'an.
Bandung:
Diharapkan penelitian ini dapat
Penelitian
digunakan sebagai bahan acuan untuk
Kuantitatif.
selanjutnya.
memiliki banyak keterbatasan. Penelitian
Departemen
selanjutnya diharapkan dapat meneliti
Perdagangan.
modern
terhadap
keberadaan
Surabaya:
Anwar, M. 2001. Pedoman Pembinaan Pasar
pengaruh
Syaamil
Airlangga University Press.
Peneliti menyadari bahwa penelitian ini
mengenai
PT.
Anshory, M. dan S. Iswati. 2009. Metodologi
Bagi Penelitian Selanjutnya
penelitian
Peta
Intermedia
Al
melakukakan
–
Pemikiran Hasan Al Banna. Solo: Era
bersaing dengan kemunculan ritel modern
3.
Islam
ritel
Jakarta.
Dirjen
Perindustrian
dan
Tradisional.
Assauri, Sofjan. 2007. Manajemen
keberlangsungan
Pemasaran. Jakarta: PT. Raja Grafindo
usaha ritel tradisional dengan perspektif
Persada.
islami yang lebih luas dan responden yang
Djazuli, A. 2003. Fiqh Siyasah: Implementasi
lebih banyak sehingga dapat dihasilkan
Kemaslahatan Umat dalam Rambu-
hasil penelitian yang lebih global dan
rambu
umum. Oleh karena itu, keterbatasan
Media.
penelitian ini akan memberikan peluang bagi
penelitian
selanjutnya
Syari'ah.
Jakarta:
Prenada
Fukuyama, Francis. 1992. The End of History
untuk
and The Last Man. Yogyakarta: Qalam.
melakukan pengembangan penelitian.
Ghozali,
Imam.
2011.
Aplikasi
Analis
MultiVariate dengan Program SPSS IBM SPSS 19. Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
DAFTAR PUSTAKA Abdul,
Hakim.
2001. Statistika Deskriptif
Gilbert,
Pertama.
Yogyakarta:
M.A.
Kesehatan Memprediksi
Retail
Marketing
Prentice Hall.
Ekonisia. Adnan,
2003.
Management. Second Edition. London:
untuk Ekonomi dan Bisnis, Edisi Pertama, Cetakan
David.
Hadi, Syamsul. 2008. Pemilihan Prediktor 2000.
Analisis
Perusahaan Potensi
Tingkat
Delisting Terbaik (Perbandingan antara
untuk
The
Zmijewski
Model,
The
Altman
Kebangkrutan
Model, dan The Springate Model).
dengan Pendekatan Metode Altman
Yogyakarta: Universitas Islam Indonesia.
(Kasus Pada Sepuluh Perusahaan di
769
JESTT Vol. 2 No. 9 September 2015
Harmawan Kartajaya dan Muhammad
Mukbar, Deni. 2007. Denyut Usaha Kecil di
Syakir Sula. 2008. Syariah marketing.
Pasar
Jakarta: Mizan Pustaka.
Hipermarket.
Indriantoro,
Nur
dalam
Jurnal
Himpitan
Analisis
Sosial,
Bambang
(Online),
Penelitian
http://books.google.co.id/books?id=9je
Bisnis: untuk Akuntansi dan Manajemen.
BKQycgB8C&pg=PA118&dq=ketahana
Yogyakarta: BPFE Yogyakarta.
n+dan+kerentanan+usaha+kecil&hl=id
Supomo.1999.
Islabi.
1997.
dan
Tradisional
Metodologi
Konsepsi
Ekonomi
&sa=X&ei=U65RT46TIYnprQe3jrnWDQ&v
Ibnu
Taimiyah. Surabaya: PT Bina Ilmu Offset.
ed=0CDoQ6AEwAA#v=onepage&q=k
Karim, Adiwarman A. 2001. Ekonomi Islam Suatu
Kajian
etahanan%20dan%20kerentanan%20us
Jakarta:
Kontemporer,
aha%20kecil&f=false
Gema Insani.
diakses
pada
tanggal 28 Juni 2014.
Kotler, Philip dan A. B. Susanto. 2008.
Pandin, M. L. 2009. Potret Bisnis Ritel di (Online),
Manajemen Pemasaran di Indonesia.
Indonesia:
Buku 2. Jakarta: Salemba Empat dan
http://www.bni.co.id/portals/0/docum
Pearson Education Asia Pte.Ltd.
ent/2009Marchritel%20business.pdf
Kusmayadi.
2000.
Kuantitatif,
Metode
Modern,
diakses pada 16 Juni 2014.
Penelitian
Paul,
Jakarta:
Kualitatif.
Pasar
Gramedia Pustaka Utama.
Omerold.
Ekonomi
1997.
(Menuju
Matinya Ekonomi
Ilmu Baru).
Jakarta: KPG Gramedia.
Kusumo, Putro Adhi 2007. Pengaruh
Republik
Efektifitas Bauran Pemasaran
Indonesia.
2007.
Peraturan
(Marketing Mix) Pasar Modern
Presiden No 112 Tahun 2007 tentang
Terhadap Tingkat Transaksi Bisnis di
Penataan
Pasar Tradisional (Studi Kasus di Pasar
Tradisional, Pusat Perbelanjaan dan
Klewer). Surakarta. Universitas
Toko
Muhammadiyah Surakarta.
Perindustrian Republik Indonesia.
Management,
6th
Research:
Application
Contemporary
Issues.
Universitas Negeri Surabaya: Skripsi tidak diterbitkan.
to
Ricardo, D. 1998. The Principles of Political
International
Economy and Taxation. London: J. M.
Edition. New Jersey: Prentice Hall, Inc. &
Frederick
Engels.
Dent and Son.
1995.
Smith, Adam. 2000. The Wealth of Nation.
Manifesto of the Communist Party,
London: Modern Library.
dalam Karl Marx and Frederick Engels Selected
Works.
Kementrian
Tradisional di Surabaya. Surabaya.
Malhotra, Naresh. K. 2002. Basic Marketing
Karl
Jakarta:
Pasar
Modern Terhadap Kesejahteraan Pasar
Edition.
New York: McGraw-Hill .
Marx,
Modern.
Pembinaan
Reza, Safitri Ahmad. 2010. Pengaruh Ritel
Levy, Michael & Barton A Weitz. 2007. Retailing
dan
Moscow:
Solimun. 2000. Kaidah dan Metode Analisis
Progress
Data. Malang: Gramedia.
Publishers.
770
JESTT Vol. 2 No. 9 September 2015
Sopiah
dan
Manajemen
Syihabudhin. Bisnis
2008. Edisi
Ritel.
I.
Yogyakarta: ANDI. Sugiyono.
2010.
Metodologi
Penelitian
Kombinasi (Mixed Methods). Bandung: CV Alfabeta. Suprapto, J. 2002. Pengukuran Tingkat Kepuasan Pelanggan untuk Menaikkan Pangsa Pasar. Jakarta: Rineka Cipta. Suryani, Desi. 2010. Analisis Dampak Kehadiran Minimarket Terhadap Kinerja Pedagang Pasar Tradisional Peterongan Kabupaten Jombang. Malang. Universitas Brawijaya : Skripsi tidak diterbitkan. Tambunan, Tulus TH, dkk. 2004. Kajian Persaingan
dalam
Industri
Retail.
Jakarta: Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU). www.gresikkab.go.id diakses pada tanggal 22 April 2015 pukul 09.30 Yusanto M dan M. K. Widjajakusuma. 2002. Menggagas
Bisnis
Islami.
Jakarta:
Gema Insani.
771