JURNAL KEPERAWATAN JURUSAN KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU

Download Jurnal Keperawatan. JURUSAN KEPERAWATAN. FAKULTAS ... Jurnal Keperawatan. JURUSAN ..... Keperawatan Kesehatan Komunitas. Jakarta : Salemb...

0 downloads 478 Views 705KB Size
Jurnal Keperawatan JURUSAN KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN DAN KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

2015

Jurnal Keperawatan JURUSAN KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN DAN KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

2015

Jurnal Keperawatan

2015

JURUSAN KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN DAN KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO SUMMARY

TERAPI AKTIFITAS KELOMPOK DENGAN MEDIA MUSIK TERHADAP TINGKAT DEPRESI PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BERINGIN KABUPATEN GORONTALO Sofyan Lagia, Dr. Hj. Herlina Jusuf, Dra.,M.Kes, Rhein Djunaid S.Kep.,Ns.,M.Kes. Jurusan Ilmu Keperawatan FIKK UNG Email. [email protected]

ABSTRAK SofyanLagia. 2015. Terapi Aktifitas Kelompok Dengan Media Musik Terhadap Tingkat depresi Pada Lansia di Panti Sosial Tresna Werdha Beringin Kabupaten Gorontalo. Skripsi, Jurusan Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan dan Keolahragaan, Universitas Negeri Gorontalo. Pembimbing I Dr. Hj. Herlina Jusuf, Dra., M.Kes dan Pembimbing II Rhein Djunaid S.Kep.,Ns., M.Kes. Lansia mengalami proses menua dalam hidupnya ditandai dengan kemunduran kemampuan fisik, kesehatan, dan kedudukan sosial, yang dapat menjadi stressor terjadinya depresi pada lansia. Salah satu penatalaksanaan depresi adalah terapi aktifitas kelompok dengan media musik. Tujuan penelitian mengetahui pengaruh terapi aktifitas kelompok dengan media musik terhadap tingkat depresi pada lansia di Panti Sosial Tresna Werdha Desain penelitian menggunakan Pre-Experimental rancangan one group pretes-posttest. Populasi berjumlah 15 lansia dan sampel sebanyak 12 lansia dengan teknik Purposive sampling. Data dikumpulkan melalui wawancara menggunakan kuisioner Geriatric Depression Scale. Tehnik analisa dengan uji t berpasangan. Hasil penelitian didapatkan sebelum perlakuan sebagian besar lansia mengalami depresi sedang (58.3%) dan setelah perlakuan menunjukan tingkat depresi ringan (75.0%). Hasil statistic didapatkan p=0,002 <∝=0,05, berarti HO ditolak. Sehingga kesimpulanya terdapat pengaruh terapi aktifitas kelompok dengan media musik terhadap tingkat depresi pada lansia di Panti Sosial Tresna Werdha Kabupaten Gorontalo. Disarankan kepada perawat atau petugas panti memberikan terapi aktifitas kelompok dengan media musik secara berkala agar menurunkan dan mencegah depresi pada lansia. Kata kunci : TAK, Musik, Depresi, Lansia. Daftarpustaka : 35 referensi (2001-2015 )

Sofyan Lagia1, 841411115 Jurusan Ilmu Keperawatan FIKK UNG, Dr. Hj. Herlina Jusuf, Dra.,M.Kes, Rhein Djunaid S.Kep.,Ns.,M.Kes.

Jurnal Keperawatan

2015

JURUSAN KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN DAN KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO SUMMARY

THERAPY OF GROUP ACTIVITY WITH MUSIC TOWARD LEVEL OF DEPRESSIONAT ELDERLY IN SOCIAL HOMES OF TRESNA WERDHA BERINGIN,DISTRICT OF GORONTALO Sofyan Lagia, Dr. Hj. Herlina Jusuf, Dra.,M.Kes, Rhein Djunaid S.Kep.,Ns.,M.Kes. Departement Of Nursing FIKK UNG Email. [email protected]

Sofyan Lagia1, 841411115 Departement Of Nursing FIKK UNG, Dr. Hj. Herlina Jusuf, Dra.,M.Kes, Rhein Djunaid S.Kep.,Ns.,M.Kes.

Jurnal Keperawatan

2015

JURUSAN KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN DAN KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO PENDAHULUAN Jumlah lansia didunia berdasarkan data World Health Organization (WHO) diketahui bahwa dalam jangka beberapa tahun terakhir ini jumlah penduduk dunia yang sudah lanjut usia mengalami peningkatan yakni pada tahun 2010 penduduk lansia mencapai 350 juta jiwa (Firdawaty, 2014)1. Sedangkan pada tahun 2011 jumlah penduduk dunia yang sudah lanjut usia hanya sekitar 450 juta jiwa Sementara pada tahun 2012 penduduk lansia mencapai 680 juta jiwa. Perkembangan lansia sangat dirasakan oleh negara negara berkembang dibanding dengan negara negara maju di dunia (Ishak, 2013)2. Menurut Badan Pusat Statistik penduduk lansia Indonesia pada tahun 2010 lanjut usia mencapai 9,77% dan diprediksikan menjadi 11,34% pada tahun 2020 (Badan Pusat Statistik, 2013). menurut Dinas Sosial Propinsi Gorontalo lansia yang berada di Propinsi Gorontalo setiap tahunnya mengalami peningkatan. Pada tahun 2013 jumlah lansia yang berada di Propinsi Gorontalo mencapai 72.200, tahun 2014 mencapai 76.000, dan tahun 2015 jumlah lansia mencapai 79.900 (Dinas Sosial Propinsi Gorontalo periode 20142015)3. Di Indonesia, batasan mengenai lanjut usia adalah 60 tahun keatas yang terdapat dalam Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1998 Tentang Kesejahteraan Lanjut Usia Pada Bab Pasal 1 Ayat 2. Lansia mengalami proses menua dalam hidupnya yang ditandai dengan kemunduran kemampuan atau kekuatan fisik, kemunduran kesehatan, kedudukan sosisal, dan rumah tempat tinggal serta penyakit fisik dapat memicu stressor pada lansia menyebabkan lansia mengalami depresi (kushariyadi, 2010)4. Depresi merupakan keadaan sakit jiwa ringan, bukan hanya sedih biasa yang setiap orang mungkin merasakan, bila seseorang menderita depresi, penderita tidak dapat sembuh sendiri (Nugroho, 2010). Depresi dapat mengenai seluruh lapisan masyarakat tanpa membedakan status social ekonomi dan pendidikan.Menurut World Health Organization (WHO) depresi adalah masalah yang serius karena merupakan urutan keempat penyakit dunia.Sekitar 20% wanita dan 12% pria, pada suatu waktu dalam kehidupannya pernah mengalami depresi (Keliat, dkk, 2011)5. Pada tahun 2011 jumlah penduduk dunia yang sudah lanjut usia yang mengalami depresi sekitar 19%. Sementara pada tahun 2012 penduduk lansia yang mengalami depresi mencapai 32% (Ishak, 2013).Lansia yang mengalami depresi, baik tingkat ringan, sedang maupun berat, memiliki beberapa tanda dan gejala, salah satunya yakni suka menyendiri.Ketika seorang lansia mengalami tanda gejala depresi dan tidak tertangani dengan baik, lansia tersebut dapat mengalami gangguan depresi (Davison, 2011)6. Depresi pada lanjut usia terus menjadi masalah kesehatan mental yang serius meskipun pemahaman kita tentang penyebab depresi dan perkembangan pengobatan farmakologis dan psikoterapeutik sudah sedemikian maju. Gejala-gejala ini sering berhubungan dengan penyesuaian yang terhambat terhadap kehilangan dalam hidup dan stressor. Stresor pencetus seperti pensiun yang terpaksa, kematian pasangan, kemunduran kemampuan atau kekuatan fisik dan kemunduran kesehatan serta penyakit fisik, kedudukan sosial, keuangan, penghasilan dan rumah tinggal sehingga mempengaruhi rasa aman lansia dan menyebabkan depresi (Azizah, L.M. 2011). Penatalaksanaan depresi pada lansia yaitu terapi biologik dan psikososial.Terapi biologik seperti pemberian obat antidepresan, sedangkan terapi psikososial yang tujuannya 1

Firdawaty, f. 2014. Hubungan Terapi Musik Keroncong Dengan Tingkat Depresi PadaLansia. Di Panti Werdha Budhi Dharma Yogyakarta 2014. Jurnal Kesehatan “Samudra Ilmu” Vol. 05. No.02 Ishak.(2013) Gambaran Tingkat Depresi Pada Lansia. (internet) http://wordpress.com (Accessed 08 Desember 2015). 3 Dinas Sosial. 2015. Dinas Sosial Propinsi Gorontalo Periode 2014-2015. Gorontalo Dinas Sosial 4 Kurshariyadi. 2010. Asuhan Keperawatan Pada Lanjut Usia. Jakarta: Salemba Medika 5 Keliat, B.A dan Akemat. 2011. Keperawatan Jiwa Terapi Aktifitas Kelompok. Jakarata: EGC 6 Azizah, L.M. (2011) Keperawatan Lanjut Usia. Graha Ilmu.Yogyakarta. 2

Jurnal Keperawatan

2015

JURUSAN KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN DAN KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO mengatasi masalah psikoedukatif, yaitu mengatasi kepribadian maladaptif, distorsi pola berpikir, mekanisme koping yang tidak efektif, hambatan relasi interpersonal. Terapi yang lain yang termasuk terapi psikologis ialah terapi musik (Nita, 2008)7. Berbagai macam pengobatan yang mampu mengurangi depresi, walaupun obat-obatan dapat meningkatkan fungsi otak dan mungkin dapat meningkatkan fungsi neurotransmiter, namun obat-obatan anti depresan mempunyai efek samping berupa hipotensi orto statik, tremor, mengantuk, lelah, mulut kering, takikardi, sukar kencing, kontipasi. Selain itu juga biayanya terlalu mahal (Markam, 2006)8.Musik yang diterima oleh telinga disalurkan ke otak sebagai data digital sehingga otak merespon sesuai dengan makna lagu tersebut.Otak adalah pengendali dan mempengaruhi kinerja seluruh organ di tubuh anda, artinya, ketika otak distimulasi, organ-organ di tubuh anda juga ikut terpengaruh, sehingga gelombang otak dapat dipengaruhi oleh musik (Djohan, 2006)9. Terapi Aktivitas Kelompok ( TAK ) sangat efektif mengubah perilaku, karena didalam kelompok terjadi interaksi antara satu dengan yang lain, saling pengaruhmempengaruhi, saling tergantung dan terjalin satu persetujuan norma kelompok yang dialami bersama. Dalam kelompok akan terbentuk suatu sistem sosial yang khas yang selain terjadi interaksi, juga interelasi, interdependensi dan saling membagi tujuan dan norma yang sama (Stuart & Lararia, 2001)10.Terapi ini dapat menghubungkan antara pikiran dan hati para penderita depresi sehingga mereka dapat membuka diri. (Kartinah, 2011)11. Berdasarkan data jumlah Lansia yang tinggal di PSTW Beringin berjumlah 15 lansia yang semuanya berasal dari Wilayah Gorontalo.Yang menjadi alasan Lansia tinggal di PSTW Beringin Kabupaten Gorontalo lansia terlantar karena tidak mempunyai sanak keluarga dan karena faktor ekonomi berasal dari keluarga miskin (PSTW Beringin Kabupaten Gorontalo 2015)12. Hasil studi awal yang dilakukan oleh penelitian menggunakan kuesioner Geriatric Depression Scale di panti werda, pada 15 lansia terdapat 13 lansia yang mengalami depresi, dimana 1 lansia mengalami depresi berat, 3 lansia mengalami depresi sedang, dan 9 lansia mengalami depresi ringan, dikarenakan berbagai alasan diantaranya masalah kesehatan, masalah keluarga, hingga masalah ekonomi. Di panti tresna werda sendiri belum memilki program atau terapi yang rutin untuk mengatasi masalah depresi lansia seperti terapi aktivitas kelompok, terapi aktifitas kelompok hanya dilakukan ketika ada mahasiswa yang melakukan praktek di Panti Sosial Tresna Werda Beringin Kabupaten Gorontalo. Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai Terapi Aktifitas Kelompok dengan Media Musik Terhadap Tingkat Depresi Pada Lansia Di Panti Werda Beringin Kabupaten Gorontalo.

7

Nita. 2008. Penatalaksanaan Depresi. Yogyakarta: Graha Ilmu.

8

Markam, S.S. 2006. Pengantar Psikologi Klinis. Jakarta: UI-Press

9

Djohan. 2006. Terapi Musik teori dan aplikasi.Yogyakarta Galangpress.

10 11

12

Stuart, G.W., dan Laria, M.T. (2001). Principle and practice of paychiatric nursing (7th ed).St Louis: Mosby Year Book Kartinah. 2011. Pengaruh Terapi Musik Keroncong Terhadap Penurunan Tingkat Depresi Pada Lansia. (internet). Yogyakrta. http://publikasiilmiah.ums.ac.id (Accessed 09 Februari 2015) Panti sosial tresna werda 2015. Data profil panti.

Jurnal Keperawatan

2015

JURUSAN KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN DAN KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO BAHAN DAN METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan di Panti Sosial Tresna Werda Beringin Kabupaten Gorontalo.Penelitian ini dilakukan selama 3 minggu yakni mulai pada 16 Mei sampai dengan 4 Juni 2015 Desain penelitian pra-eksperimendengan pendekatan “one group pra-post test”. Sampel diambil dengan caraPurposive sampling. Estimasi sampel berjumlah 12 responden, Data dikumpulkan melalui wawancara menggunakan kuesioner Geriatric depression scale. Adapun jumlah responden yang sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi sebanyak 12 lansiaTeknik analisa yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisa univariat dan analisa bivariat untuk mengetahui pengaruh antara variabel independen dengan variabel dependen menggunakan uji statistik Paired Sampel t-test. HASIL PENELITIAN 1.Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Tabel 1.Distribusi Jenis Kelamin Lansia di PSTW Beringin Kabupaten Gorontalo Jenis Kelamin Jumlah Persentase (%) Laki-laki 4 33.3% Perempuan 8 66.7% Total 12 100% Sumber : Data primer 2015 menunjukan lansia yang berjenis kelamin laki-laki sebanyak 4 lansia (33.3%) dan jenis kelamin perempuan sebanyak 8 lansia (66.7%). 2. Karakteristik Responden Berdasarkan Umur Tabel 2. Distribusi Umur Lansia di PSTW Beringin Kabupaten Gorontalo Umur Jumlah (n) Persentase (%) 60-74 tahun (ederly) 9 75% 75-90 tahun (old) 2 16.7% >90 tahun (very old) 1 8.3% Total 12 100 Sumber : Data primer 2015 Berdasarkan hasil penelitian pada tabel Tabel 2 menunjukan lansia terbanyak berumur 60-74 tahun (ederly/lansia) sebanyak 9 lansia (75.0%), rentang umur 75-90 tahun atau lansia tua (old) sebanyak 2 lansia (16.7%), dan lansia yang sangat tua (very old) diatas 90 tahun sebanyak 1 lansia (8.3%). A. Analisis Univariat 1. Tingkat depresi lansia sebelum diberikan terapi aktifitas kelompok dengan media musik Tabel 3 Distribusi Depresi Sebelum diberikan terapi aktifitas kelompok dengan media musik Tingkat Depresi Jumlah Persentase (%) Normal 0 0% Depresi Ringan 3 25% Depresi Sedang 7 58.3% Depresi Berat 2 16.7% Total 12 100%

Jurnal Keperawatan

2015

JURUSAN KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN DAN KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO Sumber : Data primer 2015 Dari tabel 3 diatas tingkat depresi responden rata-rata sebelum perlakuan adalah depresi berat sebanyak 2 responden (16.7%), selanjutnya depresi sedang sebanyak 7 responden (58.3%), dan depresi ringan sebanyak 3 responden (25.0%). 2. Depresi lansia sesudah diberikan terapi aktifitas kelompok dengan media musik. Tabel 4 Distribusi Depresi Sesudah terapi aktifitas kelompok dengan media musik. Tingkat Depresi Jumlah Persentase (%) Normal 2 16.7% Depresi ringan 8 66.7% Depresi sedang 2 16.7% Depresi berat 0 0% Total 80 100 Sumber : Data primer 2015 Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 4 diatas tingkat depresi responden ratarata sesudah perlakuan adalah tidak depresi (normal) sebanyak 2 responden (16.7%), selanjutnya depresi ringan sebanyak 8 responden (66.7%), dan depresi sedang sebanyak 2 responden (16.7%). B. Analisis Bivariat Analisis pengaruh terapi aktifitas kelompok dengan media musik terhadap tingkat depresi pada lansia di PSTW Beringin Kabupaten Gorontalo. Tingkat Depresi Pada Lansia p Value N Mean Sebelum perlakuan TAK musik 12 9.67 0.002 Sesudah perlakuan TAK musik 12 7.00 Sumber : Data primer 2015 Berdasarkan hasil uji statistik dengan menggunakan uji Paired Sampel t-test untuk pemberian terapi aktifitas kelompok dengan media musik terhadap tingkat depresi pada lansia didapatkan bahwa nilai pValue = 0.002 (α<0.05) berarti H0 ditolak maka terdapat pengaruh terapi aktifitas kelompok dengan media musik terhadap tingkat depresi pada lansia di Panti Sosial Trena Werdha Beringin Kabupaten Gorontalo, sehingga hipotesis diterima. PEMBAHASAN 1. Tingkat Depresi Pada Lansia Sebelum Diberikan Perlakuan Terapi Aktifitas Kelompok dengan Media Musik. Berdasarkan hasil penelitian tingkat depresi lansia yang tinggal di Panti Tresna Werdha Beringin Kabupaten Gorontalo rata-rata sebelum perlakuan adalah depresi sedang sebanyak 7 responden (58.3%). Menurut asumsi peneliti hal tersebut dikarenakan kurangnya kunjungan keluarga, ditambah lagi dengan tempat tersebut ditutup pintu gerbangnya sehingga lansia yang berada di PSTW Beringin Kabupaten Gorontalo tidak ada interaksi antara masyarakat setempat dengan mereka, hal ini yang dapat memperburuk tingkat stress lansia. Hasil penelitian tersebut didukung dengan hasil observasi tanda-tanda depresi didapatkan 3 responden tampak sering menangis, 12

Jurnal Keperawatan

2015

JURUSAN KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN DAN KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO responden ekspresi wajah yang murung, 5 responden mudah tersinggung, dan 12 responden mengalami kurang nafsu makan. Hal tersebut sesuai dengan teori Darmojo dan Martono (2004)13, menjelaskan bahwadepresi pada lansia dapat terjadi salah satunya karena kurangnya kunjungan keluarga, Berkurangnya interaksi sosial dan dukungan sosial yang kurang baik dapat mengakibatkan penyesuaian diri yang negatif pada lansia.Menurunnya kapasitas hubungan keakraban dengan keluarga, berkurangnya interaksi dengan keluarga yang dicintai dapat menimbulkan perasaan tidak berguna, merasa disingkirkan, tidak dibutuhkan lagi dan kondisi ini dapat berperan dalam terjadinya depresi. Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Marzuki (2013)14, lansia yang tinggal di Pani Sosial Tresna Werdha disebabkan karena perpisahan dengan keluarga, kurangnya kunjungan dari keluarga sehingga merasa kesepian, dan berbagai masalah fisik yang dialami lansia tersebut sehingga dapat menyebabkan depresi. Berdasarkan hasil wawancara peneliti bahwa lansia yang tinggal di PSTW Beringin Kabupaten Gorontalo memiliki depresi dikarenakan keluarganya yang tidak peduli lagi dengan mereka dan lansia yang memiliki anak dan keluarga sehingga sering merasa kesepian, merasa bosan, murung takut sesuatu yang buruk akan terjadi terjadi pada dirinya, merasa lemah dan tidak berguna, kehilangan jabatan dan pekerjaan yang menyebabkan lansia merasa rendah diri, tidak dihargai. Sehingga sebagian besar lansia di PSTW Beringin Kabupaten Gorontalo memiliki tingkat depresi berat sebanyak 2 responden (16.7%), dan depresi ringan sebanyak 3 responden (25.0%). Ada beberapa faktor lain yang dapat mempengaruhi tingkat depresi lansia berupa, masalah kesehatan adanya penyakit yang diderita yang tidak kunjung sembuh. Hal ini didukung dengan teori di kemukan oleh Darmojo dan Martono (2004), terjadinya depresi dengan mudah disebabkan karena kehilangan dan kerusakan sel-sel saraf maupun zat neurotransmitter, resiko genetik maupun adanya penyakit misalnya: kanker, diabetes militus, post stroke. Hal tersebut didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Chang-Quan dkk (2009)15, terdapat beberapa penyakit kronik yang menjadi faktor resiko meningkatnya depresi yaitu stroke, hilangnya fungsi pendengaran, hilangnya fungsi penglihatan, penyakit jantung, dan penyakit kronik paru. Lansia yang berada di PSTW Beringin Kabupaten Gorontalo jarang dan hampir tidak pernah mengikuti kegiatan yang berada di luar panti seperti pengajian sehingga lansia tersebut dapat dengan mudah megalami depresi. hal ini didukung dengan teori yang di kemukakan oleh Padila (2013)16, penuaan yang sukses tergantung dari bagaimana seseorang usia lanjut merasakan kepuasan dalam beraktifitas dan mempertahankan aktifitas tersebut selama mungkin. Selain itu juga dikarenakan kondisi panti tidak sama dengan situasi rumahnya. Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Darmojo dan Martono (2004), sulit bagi lansia meninggalkan rumah lamanya yang selama ini di tempati bersama orangorang yang dicintainya, yang tentu saja mempunyai kenagan manis selain itu sikap konservatif menambah sulit untuk menyesusaikan diri pada lingkungan baru. Kondisi inidapat menyebabkan perasaan tertekan, kesedihan dan keputusasaan. 13 14

15 16

Darmojo dan Martono. 2004. Buku Ajar: Geriatrik (Ilmu Kesehatan Usia Lanjut). Jakarta : FKUI Marzuki, M. B. 2013. Pengaruh Terapi Musik Klasik Terhadap Tingkat Depresi Pada Lansia Di Unit Rehabilitasi Sosial Wening Wardoyo Kecamatan Ungaran Kabupaten Semarang . (internet) http://wordpress.com (Accessed 08 Juni 2015) Chang-Quan, H., et al. (2009). Cronic diseases and risk for depression in old age: A meta-analysis of published literature. Ageing research reviews, 9, 131-141. Padila. 2013. Buku Ajar Keperawatan Gerontik.Yogyakarta : Nuha Medika Satiadarma, M.P., Zahra, R.P. (2004). Cerdas Dengan Musik. Jakarta: Puspa Swara.

Jurnal Keperawatan

2015

JURUSAN KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN DAN KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO 2. Tingkat depresi pada lansia sesudah diberikan perlakuan terapi aktifitas kelompok dengan media musik. Dari hasil penelitian yang didapatkan setelah diberikan perlakuan terapi aktifitas kelompok dengan media musik rata-rata tingkat depresi responden sesudah perlakuan adalah tidak depresi ringan sebanyak 8 responden (66.7%). Menurut asumsi peneliti hasil penelitian tersebut lansia yang banyak mengalami tanda-tanda depresi sudah ada perubahan dalam setelah diberikan terapi aktifitas kelompok dengan media musik dimana lansia dapat tertawa, tersenyum, ikut bernyayi, menari, tepuk tangan, dan lansia yang mudah tersinggung sudah dapat membuka diri. Hal tersebut didukung dengan observasi tanda-tanda depresi didapatkan 0 responden tampak sering menangis, 5 responden ekspresi wajah yang murung, 2 responden mudah tersinggung, dan 8 responden mengalami nafsu makan menurun. Terapi aktifitas kelompok dengan media musik terbukti dapat terbukti bahwa efektif dalam membantu rehabilitasi gangguan fisik dan jiwa khususnya untuk meningkatkan motivasi dalam memberikan dorongan emosional untuk lansia, mengekspresikan perasaan dan membantu dalam proses fisioterapi. Hal ini sesuai dengan teori Djohan (2006)17, dimana musik yang diterima oleh telinga disalurkan ke otak sebagai data digital sehingga otak merespon sesuai dengan makna lagu tersebut.Otak adalah pengendali dan mempengaruhi kinerja seluruh organ di tubuh anda, artinya, ketika otak distimulasi, organ-organ di tubuh anda juga ikut terpengaruh, sehingga gelombang otak dapat dipengaruhi oleh musik.Penggunaan terapi musik ditentukan oleh intervensi musikal dengan maksud memulihkan, menjaga, memperbaiki emosi, fisik, psikologi, dan kesehatan serta kesejahteraan spiritual. Terapi musik sangat penting mengembangkan potensi atau memperbaiki individu, hal ini disebabkan mendengar musik dapat menenangkan pikiran, menghilangkan perasaan bosan dan jenuh, kebebasan dalam mengekspresikan perasaan kedalam musik.Didukung dengan penelitian yang dilakukan oleh Marzuki (2013)18, terapi musik sangat penting dalam mengembangkan atau memperbaiki individu, penataan diri. Dimana hasil yang didapatkan dalam penelitiannya dalam kelompok eksperimen yang diberikan terapi musik adalah sangat signifikan dimana diketahui bahwa dari hasil uji Wilcoxon diperoleh nilai Z hitung sebesar -3,000 dengan p-value sebesar 0,003, ini menunjukkan bahwa ada perbedaan yang signifikan terhadap tingkat depresi lansia sebelum dan sesudah diberikan terapi musik klasik pada kelompok intervensi. Namun setelah diberikan terapi aktifitas kelompok dengan media musik didapatkan tingkat depresi normal sebanyak 2 responden (16.7%), dan depresi sedang sebanyak 2 responden (16.7%).Hal tersebut dikarenakan jumlah kelompok yang terlalu besar sehingga tidak semua responden mengungkapkan perasaan mereka.Ini sejalan dengan teori Keliat (2011)19, jika anggota kelompok terlalu besar akibatnya tidak semua anggota kelompok mendapat kesempatan untuk mengungkapkan perasaan, pendapat, dan pengalamannya, jika terlalu kecil tidak cukup variasi informasi dan interaksi yang terjadi.

.

17 18

19

Djohan.2006. Terapi Musik teori dan aplikasi. Yogyakarta.Galangpress. Marzuki, M. B. 2013. Pengaruh Terapi Musik Klasik Terhadap Tingkat Depresi Pada Lansia Di Unit Rehabilitasi Sosial Wening Wardoyo Kecamatan Ungaran Kabupaten Semarang . (internet) http://wordpress.com (Accessed 08 Juni 2015) Keliat, B.A dan Akemat. 2011. Keperawatan Jiwa Terapi Aktifitas Kelompok Jakarata: EGC

Jurnal Keperawatan

2015

JURUSAN KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN DAN KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO 3. Analisis pengaruh terapi aktifitas kelompok dengan media musik terhadap tingkat depresi pada lansia di PSTW Beringin Kabupaten Gorontalo. Berdasarkan hasil penelitian yang didapatkan Berdasarkan hasil uji statistik dengan menggunakan uji Paired Sampel t-test untuk pemberian terapi aktifitas kelompok dengan media musik terhadap tingkat depresi pada lansia didapatkan bahwa nilai p Value = 0.002 (α<0.05) yang menunjukan bahwa terdapat pengaruh terapi aktifitas kelompok dengan media musik terhadap tingkat depresi pada lansia di PSTW Beringin Kabupaten Gorontalo Terapi aktifitas kelompok dengan media musik tersebut dilakukan oleh peneliti dengan menggunakan fasilitas berupa LCD, laptop dan pengeras suara berupa speaker, fasilitas tersebut digunakan untuk membantu peneliti dalam melakukan terapi aktifitas kelompok, video musik yang di tampilkan melalui layar selama 40 menit.Pada hasil penelitian diatas ada sebagian besar responden dapat berpartisipasi dengan baik dalam terapi aktifitas kelompok dengan media musik tersebut. Dimana observasi yang dilakukan saat terapi pada awal pertemuan adalah terdapat 12 responden (100%) yang dapat mengikuti kegiatan dari awal hingga akhir, 11 responden (91.7%) memberi respon (ikut bernyanyi, menari, berjoget, menggerakan tangan/kaki, dan dagu sesuai irama), 11 responden (91.7%) memberi pendapat tentang musik, dan 12 responden (100%) dapat menjelaskan perasaan setelah mendengar lagu, kemudian pertemuan ke dua sampai pertemuan ke enam semua lansia dapat berpartisipasi dengan dalam mengikuti terapi aktifitas kelompok dengan media musik. Setelah diberikan terapi aktifitas kelompok dengan media musik lansia yang berada di PSTW Beringin Kabupaten Gorontalo menyatakan bahwa mereka merasa lebih tenang dengan hidupnya, hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Natalina (2013)20, terapi musik menekankan pada physical, emotional intellectual, aesthetic or spiritual dari musik itu sendiri sehingga akan merasakan ketenangan atau relaksasi, musik yang digunakan dapat bermacam jenis dan gaya tergantung dengan kondisi yang dihadapi klien. Musik merupakan getaran udara yang harmonis yang ditangkap oleh telinga melalui syaraf di dalam tubuh kita, serta disampaikan ke susunan saraf pusat. Gelombang suara musik yang dihantarkan ke otak berupa energi listrik melalui jaringan syaraf yang akan membangkitkan gelombang otak yang dibedakan atas frekuensi alfa, beta, tetha, dan delta. Gelombang alfa membangakitkan relaksasi, beta terkait dengan aktifitas mental, gelombang tetha dikaitkan dengan situasi mengantuk.Suara musik yang didengar dapat mempengaruhi frekuensi gelombang otak sesuai dengan jenis musik.Otak adalah pengendali dan mempengaruhi kinerja seluruh organ tubuh anda juga ikut terpengaruh, sehingga gelombang otak dapat dipengaruhi (Djohan, 2006)21. Teori tersebut di dukung oleh hasil penelitian yang dilakukan oleh Firdawati (2014)22, tentang terapi musik dimana partisipasi dalam terapi musik di peroleh 33,3% lansia berpartisipasi dalam terapi. Hal ini disebabkan mendengar musik dapat menenangkan pikiran, menghilangkan perasaan bosan dan jenuh, kebebasan dalam mengekspresikan perasaan kedalam musik, baik bernyanyi, ataupun dengan menari.

20

21 22

Natalina, D. ( 2013). Terapi Musik Bidang Keperawatan. Jakarta : Mitra Wacana Media Djohan. 2006. Terapi Musik teori dan aplikasi.Yogyakarta.Galangpress. Firdawaty, f. 2014. Hubungan Terapi Musik Keroncong Dengan Tingkat Depresi PadaLansia. Di Panti Werdha Budhi Dharma Yogyakarta 2014. Jurnal Kesehatan “Samudra Ilmu” Vol. 05. No.02

Jurnal Keperawatan

2015

JURUSAN KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN DAN KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO KESIMPULAN 1. Tingkat depresi lansia yang tinggal di PSTW Beringin Kabupaten Gorontalo rata-rata paling banyak ditemukan adalah tingkat depresi sedang sebesar 58.3%,depresi berat 16.7%, depresi ringan 25% dan normal 0%. 2. Setelah diberikan perlakuan maka didapatkan Tingkat depresi lansia yang tinggal di Panti Tresna Werdha Beringin Kabupaten Gorontalo rata-rata paling banyak ditemukan adalah tingkat depresi ringan sebesar 66.7%, depresi sedang 16.7%, normal 16.7% dan depresi berat 0%. 3. Ada pengaruh terapi aktifitas kelompok dengan media musik terhadap tingkat depresi pada lansia di Panti Sosial Trena Werdha Beringin Kabupaten Gorontalo, dengan nilai pValue = 0.002 (α<0.05). SARAN 1. Bagi Kepala Panti Sosial Tresna Wredha Beringin Kabupaten Gorontalo Sebaiknya para petugas mengemas teknis pelaksanaan terapi aktifitas kelompok dengan media musik agar meningkatkan partisipasi aktif dari lansia yang ada di Panti Tresna Werdha. 2. Bagi Lansia di Panti Sosial Tresna Wredha Beringin Kabupaten Gorontalo Sebaiknya lebih mengikut sertakan diri secara aktif dalam terapi aktifitas kelompok dengan media musik yang dilakukan di Panti Sosial Tresna Wredha Beringin Kabupaten Gorontalo. 3. Bagi Profesi Keperawatan Gerontik Sebagai masukan tentang hubungan terapi musik dengan tingkat depresi pada lanjut usia di panti dan dapat digunakan sebagai referensi dan acuan tambahan untuk penelitian lebih lanjut mengenai terapi aktifitas kelompok dengan media musik. 4. Bagi Institusi Terkait (Universitas Negeri Gorontalo) Diharapkan akan lebih mengembangkan penelitian lebih lanjut mengenai terapi aktifitas kelompok dengan media musik dengan tingkat depresi sehingga dapat dijadikan referensi dan bahan bacaan bagi institusi pendidikan. 5. Bagi Peneliti Lainnya Diharapkan lebih mengembangkan penelitian untuk bisa menggali lebih dalam lagi faktor-faktor lain yang berpengaruh terhadap tingkat depresi maupun pengaruh dari terapi musik terhadap responden lain. DAFTAR PUSTAKA Azizah, L.M. (2011) Keperawatan Lanjut Usia. Graha Ilmu.Yogyakarta. Bassano, M. (2009).Terapi Musik dan Warna.Yogyakarta : Rumpun. BPS. 2013. Proyeksi Penduduk Indonesia 2010-2035. Jakarta : Badan Pusat Statistik Chang-Quan, H., et al. (2009). Cronic diseases and risk for depression in old age: A meta-analysis of published literature. Ageing research reviews, 9, 131141. Copel, L.C. (2007). Kesehatan Jiwa & Psikiatri, Pedoman Klinis Perawat (Psychiatric and Mental Health Care : Nurse’s Clinical Guide). Edisi Bahasa Indonesia (Cetakan Kedua).Alihbahasa : Akemat. Jakarta : EGC.

Jurnal Keperawatan

2015

JURUSAN KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN DAN KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO Darmojo dan Martono. 2004. Buku Ajar: Geriatrik (Ilmu Kesehatan Usia Lanjut). Jakarta : FKUI Dinas Sosial. 2015. Dinas Sosial Propinsi Gorontalo Periode 2014-2015. Gorontalo : Dinas Sosial Djohan. 2006. Terapi Musik teori dan aplikasi. Yogyakarta. Galangpress. Effendi. 2009. Keperawatan

Kesehatan Komunitas. Jakarta : Salemba Medika

Firdawaty, f. 2014. Hubungan Terapi Musik Keroncong Dengan Tingkat Depresi Pada Lansia DI Panti Werdha Budhi Dharma Yogyakarta 2014. Jurnal Kesehatan “Samudra Ilmu” Vol. 05. No.02 Hidayat, A.Aziz. 2011. Metodologi Penelitian Keperawatan dan Tehnik Analisis Data. JakartaSelatan : Salemba Medika Ishak.(2013) Gambaran Tingkat Depresi Pada Lansia. (internet) http://wordpress.com (Accessed 08 Desember 2015). Isaacs, A. (2001). Panduan Belajar : Keperawatan Kesehatan Jiwa & Psikiatrik (Mental Health and Psychiatric nursing). Edisi Bahasa Indonesia (Cetakan1). Alibahasa : Rahayuningsih, D.P. Jakarta : ECG. Kartinah. 2011. Pengaruh Terapi Musik Keroncong Terhadap Penurunan Tingkat Depresi Pada Lansia. (internet). Yogyakrta. http://publikasiilmiah.ums.ac.id (Accessed 09 Februari 2015) Keliat, B.A dan Akemat. 2011. Keperawatan Jiwa Terapi Aktifitas Kelompok. Jakarata: EGC Kurlowicz, L. and Greenberg, S.A (2007). The Geriatric Depression Scale (GDS). American Journal Of Nursing, 107 (10) 67-68. Kurshariyadi. 2010. Asuhan Keperawatan Pada Lanjut Usia. Jakarta: Salemba Medika Markam, S.S. 2006. Pengantar Psikologi Klinis. Jakarta: UI-Press Maryam, S, dkk. 2009. Mengenal Usia Lanjut dan Perawatannya. Jakarta : Salemba Medika Marzuki, M. B. 2013. Pengaruh Terapi Musik Klasik Terhadap Tingkat Depresi Pada Lansia Di Unit Rehabilitasi Sosial Wening Wardoyo Kecamatan Ungaran Kabupaten Semarang . (internet) http://wordpress.com (Accessed 08 Juni 2015) Natalina, D. ( 2013). Terapi Musik Bidang Keperawatan. Jakarta : Mitra Wacana Media. Nita. 2008. Penatalaksanaan Depresi.

Yogyakarta: Graha Ilmu.

Nugroho, W. 2009. Komunikasi dalam Keperawatan Gerontik. Jakarta : EGC Nursalam. 2011. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan Pedoman Skripsi,Tesis, dan Instrumen Penelitian Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika Padila. 2013. Buku Ajar Keperawatan Gerontik.Yogyakarta : Nuha Medika Satiadarma, M.P., Zahra, R.P. (2004). Cerdas Dengan Musik. Jakarta : Puspa Swara. Panti sosial tresna werda 2015. Data profil panti. Setiadi. 2013. Konsep dan Praktik Penulisan Riset Keperawatan Edisi 2. Yogyakarta: Graha Medika

Jurnal Keperawatan

2015

JURUSAN KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN DAN KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO Sheppard, P. (2007). Music Makes Your Child Smarter. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Umum. Notoatmojo . S . 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta Stuart, G.W., dan Laria, M.T. (2001). Principles and practice of paychiatric nursing (7th ed).St Louis: Mosby Year Book Suryo, H. (2011). Gambaran depresi pada lansia dipanti werdha dharma bakti Surakarta. Skripsi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhamadiyah Surakarta. Oktober 9, 2011. http://etd.eprints.ums.ac.id. (Accessed 09Februari 2015). Susilowati, K. 2009. Pengaruh Terapi Aktivitas Kelompok Sosialisasi Terhadap Tingkat Depresi Di Rumah Sakit Jiwa. Surakarta: Universitas Muhamidiyah Surakarta Veer-Tazelaar, P., et al. (2007). Depresi in old age (75+), the PIKO study.Journal of affective disorders, 106, 295-299. Young, C., Koopsen. C. (2007).Spritualitas, Kesehatan dan Penyembuhan. Medan: Bina Media Perintis. Yosep, I. 2011. Keperawatan Jiwa. Bandung : Refika Aditama