LAPORAN TAHUNAN DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT TAHUN 2015
KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas petunjuk dan ridho-Nyamaka penyusunan Laporan Tahunan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2015 dapat diselesaikandenganbaik. Laporan Tahunan pada prinsipnya merupakan gambaran pelaksanaan kegiatan selama satu tahun anggaranterakhir. Penyusunan laporan tahunan pada Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi
NTB merupakan bentuk
pertanggungjawaban terhadap
pelaksanaan kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan baik yang bersumberdaridanaAPBD maupun APBN yang bersifat DekonsentrasimaupunTugasPembantuan (Bansos). Adapun kegiatan yang dilaksanakan merupakan kegiatan rutin dan pembangunan bagi subsektor peternakan di daerah yang meliputipengawasan budidaya dan pengembangan ternak, pembinaan dan pengamatan kesehatan hewan, peningkatanSDM pelaku pembangunan peternakan, penataan dan fasilitasi sarana prasarana pendukung, pengembangan sistem agribisnis peternakan dan penguatan keamanan produk yang ASUH. DenganadanyaLaporanTahunaninidiharapkanadanya kerjasama yang baik antara semua pihak selaku pemegang kebijakan pembangunan peternakan di daerah agar dapat menyatukan gerak dan langkah dalam mewujudkan Nusa Tenggara Barat sebagai salah satu daerah yang maju dan terdepan dalam penyediaan ternak potong, menjadi lokomotif bagi kebangkitan perekonomian di daerah maupun sumber ternak bibit bagi daerah lain, bahkan menjadi daerah penyedia ternak di Indonesia. Kepada semua pihak yang terlibat dalam penyusunan laporan tahunan ini kami sampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginyaataskerjasamanya semoga senantiasa mendapat balasan yang setimpal dari Tuhan Yang Maha Esa. DalampenyusunanLaporanTahunaniniapabilaadakekurangan,
diharapkan
masukan,
kritik dan saran yang sifatnya membangun guna perbaikan penyusunan laporan serupa dimasa mendatang. Akhirnya, semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Aamiin.
Mataram, Maret2016 KepalaDinasPeternakandanKesehatanHewan Provinsi Nusa Tenggara Barat,
Ir. Hj. Budi Septiani Pembina UtamaMuda (IV/c) NIP. 19610930 199103 2 002
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
i
DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR.....................................................................................
i
DAFTAR ISI.................................................................................................
ii
DAFTAR TABEL...........................................................................................
iii
BAB I.
PENDAHULUAN ....................................................................
1
A. LatarBelakang ...................................................................
1
B. Tujuan................................................................................
2
C. RuangLingkup ...................................................................
2
BAB II.
BAB III.
PROGRAM / KEGIATAN DAN REALISASI ANGGARAN A. Program/KegiatandanAnggaranTahun 2015 .....................
4
1. Program/Kegiatan APBD..............................................
4
2. Program/Kegiatan APBN..............................................
7
B. RealisasiAnggaranTahun 2015 .........................................
12
PELAKSANAAN DAN CAPAIAN PROGRAM/KEGIATAN 1. Sekretariat .........................................................................
13
2. BidangBudidayadanPengembanganTernak ......................
51
3. BidangKesehatanHewan ................................................... 100 4. BidangKesehatanMasyarakatVeteriner ............................. 172 5. Bidang Usaha Peternakan................................................. 230 6. BalaiRumahSakitHewandanLaboratoriumVeteriner .......... 278 7. BalaiInseminasi Buatan ..................................................... 304 8. BalaiPembibitanTernakdanHijauanMakananTernak Serading ............................................................................ 332 9. BalaiPengembangandanPengolahanPakan TernakRuminansia (BP3TR).............................................. 342 BAB IV.
PERMASALAHAN DAN UPAYA PEMECAHAN MASALAH ... 361 A. Permasalahan.................................................................... 361 B. PemecahanMasalah .......................................................... 371
BAB V.
KESIMPULAN DAN SARAN ................................................... 381 A. Kesimpulan........................................................................ 381 B. Saran-Saran ...................................................................... 388
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
ii
DAFTAR TABEL
Tabel
Uraian
1 2
Rincian Kegiatan Dan Anggaran APBD Tahun 2015 Rincian Dana Dekonsentrasi (DK) Satker – 06 Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi NTB Rincian Dana Tugas Pembantuan (TP) Satker – 06 Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi NTB Rincian Dana Dekonsentrasi (DK) Satker – 07 Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi NTB Rincian Dana Tugas Pembantuan (TP) Satker – 07 Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi NTB Rincian Dana Dekonsentrasi (DK) Satker – 08 Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi NTB Realisasi Anggaran Tahun 2015 Daftar Kenaikan Gaji Berkala Pegawai Negeri Sipil Pada Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi NTB Tahun 2015 Daftar Pengelolaan Aset Barang Milik Daerah Populasi Ternak Di Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2014 – 2015 Populasi Ternak Besar Masing – Masing Kabupaten/Kota Tahun 2015 Pemotongan Ternak Tercatat Di Provinsi NTB Tahun 2014 - 2015 Produksi dan Konsumsi Daging Di Provinsi NTB Tahun 2015 Produksi dan Konsumsi Telur Di Provinsi NTB Tahun 2015 Program dan Kegiatan Dekonsentrasi Tahun Anggaran 2015 Program dan Kegiatan Tugas Pembantuan Tahun Anggaran 2015 Hasil Pengkartuan Ternak Di Kabupaten Sumbawa Barat Realisasi Pelaksanaan Program Kegiatan Sumber Dana APBD Pada Bidang Budidaya dan Pengembangan Ternak Tahun 2015 Realisasi Pelaksanaan Program Kegiatan Sumber Dana APBN (Dekonsentrasi) Pada Bidang Budidaya dan Pengembangan Ternak Tahun 2015 Realisasi Pelaksanaan Program Kegiatan Sumber Dana APBN (Tugas Pembantuan) Pada Bidang Budidaya dan Pengembangan Ternak Tahun 2015 Realisasi Program / Kegiatan Seksi Perbibitan Ternak Tahun 2015 Kelompok Ternak Penerima Bansos Kegiatan Perbibitan Tahun 2015 Realisasi Program / Kegiatan Perbibitan Ternak Sumber Dana APBN Tahun 2015 Realisasi Program / Kegiatan Pakan Ternak Sumber Dana APBN Tahun 2015
3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
20
21 22 23 24
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
Halaman 4 7 9 10 10 11 12 16 17 26 27 28 28 29 34 36 50 56 57
58
64 65 69 77
iii
Tabel
Uraian
25
Rekapitulasi Jumlah Ternak Dan Alat Yang Sudah Diserahkan Ke Kelompok/Masyarakat Sumber Dana APBN Tahun 2015 Realisasi Program/Kegiatan Sumber Dana APBD Tahun 2015 Rekapitulasi Jumlah Ternak Dan Alat Yang Sudah Diserahkan Ke Kelompok / Masyarakat Sumber Dana APBD Realisasi Anggaran Sumber Dana APBD Pada Bidang Kesehatan Hewan Realisasi Anggaran Sumber Dana APBN Pada Bidang Kesehatan Hewan Jenis Penanganan Cacing Tahun 2015 Biaya Alat Dan Bahan Obat – Obatan Pencegahan Rabies Tahun 2015 Biaya Alat Dan Bahan Obat – Obatan Pencegahan AI Tahun 2015 Biaya Alat Dan Bahan Obat – Obatan/Vaksin AT Tahun 2015 Biaya Alat Dan Bahan Obat – Obatan/Vaksin SE Tahun 2015 Target Dan Realisasi Pemeriksaan Penanganan Cacing Tahun 2015 Target Dan Realisasi Pencegahan Dan Penolakan Rabies Tahun 2015 Target Dan Realisasi Vaksinasi AI Tahun 2015 Target Dan Realisasi Vaksinasi SE Tahun 2015 Target Dan Realisasi Vaksinasi Anthrax Tahun 2015 Target Dan Realisasi Penyemprotan Desinfektan Tahun 2015 Realisasi Keuangan Kegiatan Penanggulangan Ternak Yang Mengalami Gangguan Reproduksi Pada Sapi/Kerbau Realisasi Fisik Penanganan Ternak Yang Mengalami Gangguan Reproduksi Pada 10 Kabupaten/Kota se – NTB Realisasi Jenis dan Jumlah Penyakit Gangguan Reproduksi Tahun 2015 Pada 10 Kabupaten/Kota se – NTB Distribusi Alat dan Bahan Gangguan Reproduksi Ke Kabupaten/Kota se – NTB Tahun 2015 Distribusi Vitamin dan Hormon Gangguan Reproduksi Pada Sapi/Kerbau di Kabupaten/Kota se – NTB Tahun 2015 Distribusi Alat dan Bahan Pengambilan Sampel Penyakit Parasiter Distribusi Obat Parasit Internal, Antibiotik dan Vitamin Ke Kabupaten/Kota se – NTB Tahun 2015 Target dan Realisasi Vaksinasi SE Kabupaten/Kota se – NTB Tahun 2015 Target dan Realisasi Pengambilan Sampel Pre Vaksinasi dan Post Vaksinasi SE Kabupaten/Kota Se – NTB Tahun 2015 Target Dan Realisasi Pengendalian Penyakit Brucellosis Kabupaten/Kota se – NTB Tahun 2015
26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
Halaman 82 83 88 108 108 112 112 113 113 114 115 116 117 117 118 119 128 133 134 137 138 142 143 153 154 156
iv
Tabel
Uraian
51
Distribusi Obat – Obatan Kesehatan Hewan Ke Kabupaten/Kota se – NTB Jumlah Dana dan Realisasi Pelaksanaan Kegiatan Sumber Dana APBD Tahun 2015 Pada Bidang Kesehatan Masyarakat Veteriner Jumlah Dana dan Realisasi Pelaksanaan Kegiatan Sumber Dana APBN (DK) Tahun 2015 Pada Bidang Kesehatan Masyarakat Veteriner Jumlah Dana dan Realisasi Pelaksanaan Kegiatan Sumber Dana APBN (TP) Tahun 2015 Pada Bidang Kesehatan Masyarakat Veteriner Pemotongan Ternak Sapi Dan Kerbau Di Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2015 Pemotongan Ternak Lain – Lain Di Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2015 Pengeluaran Bahan Asal Hewan Dari Provinsi Nusa Tenggara Barat Pemasukan Produk Pangan Asal Hewan Tahun 2015 Jumlah Surat Rekomendasi Izin Pengeluaran / Pemasukan Per Bulan Yang Dikeluarkan Oleh Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi NTB Tahun 2015 Pemotongan Hewan Qurban dan Idul Fitri Di Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2015 Data Penyakit Zoonosis Di RPH/TPH Di Provinsi NTB Tahun 2015 Realisasi Keuangan Dan Fisik Pada Satker Dinas Peternakan Dan Kesehatan Hewan Provinsi NTB (07) Sumber Dana Dekonsentrasi Tahun 2015 Realisasi Keuangan Dan Fisik Pada Satker Dinas Peternakan Dan Kesehatan Hewan Provinsi NTB (07) Sumber Dana Tugas Pembantuan Tahun 2015 Realisasi Anggaran Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi NTB Sumber Dana APBD Tahun 2015 Besarnya Anggaran Kegiatan Fasilitasi Sarana Pemasaran Hasil Peternakan di Provinsi NTB Sumber Dana APBN Tahun 2015 Nama –Nama Perusahaan Pelaksana Pembangunan/ Pengembangan Pasar Ternak Di Provinsi NTB Tahun 2015 Nama – Nama Konsultan Perencana Pada Kegiatan Pembangunan Pasar Ternak Di Provinsi NTB Tahun 2015 Nama – Nama Konsultan Pengawas Pada Kegiatan Pembangunan Pasar Ternak Di Provinsi NTB Tahun 2015 Jenis – Jenis Pekerjaan Yang Dilaksanakan Di Masing – Masing Kabupaten/Kota Tahun 2015 Fasilitasi Sarana Pendukung Pasar Ternak Di Kabupaten/Kota Se – P. Lombok Tahun 2015
52 53
54
55 56 57 58 59
60 61 62
63
64 65 66 67 68 69 70
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
Halaman 175 186 187
188
208 208 209 209 210
211 212 246
248
248 250 251 251 252 252 257
v
Tabel
Uraian
71
Nama – Nama Kelompok Penerima Bantuan Barang/Peralatan Untuk Pengolahan Hasil Peternakan (APBD) Tahun 2015 Kegiatan Eksposisi/Promosi/Pameran – Pameran Yang Diikuti Oleh Bidang Usaha Peternakan Tahun 2015 Hasil Perhitungan Supply – Demand Ternak Potong Tahun 2016 Jumlah Penerbitan SP3 Tahun 2013 - 2015 Nama Perusahaan Pengirim Ternak Yang Memanfaatkan Holding Ground Lembar Dan Jumlah Ternak Yang Dikirim Keluar Daerah Tahun 2015 Data Pengeluaran Ternak Sapi Dan Kerbau Tahun 2015 Program/Kegiatan Dan Anggaran Sumber Dana APBD Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi NTB Tahun 2015 Pada Balai Inseminasi Buatan Capaian Realisasi Fisik dan Keuangan Sumber Dana APBD Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi NTB Tahun 2015 Pada Balai Inseminasi Buatan Capaian Realisasi Fisik dan Keuangan Program Peningkatan Reproduksi Hasil Peternakan Sumber Dana APBD Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi NTB Tahun 2015 Pada Balai Inseminasi Buatan Perkembangan Sapi Perah Yang Ada Di Balai Inseminasi Buatan Tahun 2015 Keadaan Dan Produksi Sapi Brangus di TPT Amor – Amor Tahun 2015 Capaian Realisasi Fisik dan Keuangan Kegiatan Pada BPT HMT Serading Sumber Dana APBD Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi NTB Tahun 2015 Jumlah Pegawai/Karyawan Pada BPT HMT Serading Lokasi, Luas Lahan dan Status Lahan Pada BPT HMT Serading Realisasi Pendapatan Asli Daerah Tahun 2015 Pada BPT HMT Serading Target Dan Realisasi Pelaksanaan Program Kegiatan Pada BP3TR Sumber Dana APBD Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi NTB Tahun 2015 Realisasi Pelaksanaan Program Kegiatan Sumber Dana APBN Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi NTB Tahun 2015
72 73 74 75
76 77
78
79
80 81 82
83 84 85 86
87
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
Halaman 263 267 279 286 287
290 327
328
338
343 346 362
365 365 368 379
380
vi
DAFTAR GRAFIK
Tabel
Uraian
1.
Persentase Penyerapan Anggaran Sumber Dana APBN dan APBD Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi NTB Tahun 2015 Pada Bidang Budidaya dan Pengembangan Ternak Persentase Realisasi Penyerapan Anggaran APBD Tahun 2015 Pada Bidang Budidaya dan Pengembangan Ternak Persentase Penyerapan Dana Per Direktorat Sumber Dana APBN TP Tahun 2015 Persentase Penyerapan Dana Per Direktorat Sumber Dana APBN DK Tahun 2015 Penerimaan Asli Daerah Dari Pemanfaatan Holding Ground Untuk Ternak Potong Tahun 2013 - 2015 Perkembangan Pengeluaran Ternak Potong Tahun 2013 - 2015 Hasil Sero – Positif Pemeriksaan Elisa Anthrax Tahun 2015 Hasil Sero – Positif Pemeriksaan Elisa SE Tahun 2015 Hasil Pemeriksaan Hi – Test Avian Influenza Tahun 2015 Tingkat Cemaran Mikroba Daging Di Pasar dan RPH Se – NTB Tahun 2015
2. 3. 4 5. 6. 7. 8. 9. 10.
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
Halaman 59
60 60 60 288 291 314 315 316 317
vii
BAB I PENDAHULUAN A.
LatarBelakang Pembangunan Peternakan merupakan bagian integral dari pembangunan pertanian, sejalan dengan hal tersebut maka program dan kegiatan yang dilaksanakan mengacup ada kebijakan Nasional. Provinsi Nusa Tenggara Barat sebagai salah satu Provinsi penopang pangan Nasional hal ini sangat tepat dikarenakan potensi sumber daya alam NTB mampu menyediakan kebutuhan pangan Nasional salah satunya berupa daging sapi/kerbau melalui Program Swasembada Daging Sapi/Kerbau. Konsumsi daging terutama daging sapi untuk masyarakat Indonesia belum dapat dipenuhi dari produksi dalam negeri. Dalam upaya meminimumkan jumlah impor daging sapi, Pemerintah telah menyusun Program Swasembada Daging Sapi/Kerbau (PSDS/K) tahun 2014 sebagai lanjutan dari program PSDS 2010. Dengan demikian program ini diharapkan dapat mendukung program peningkatan ketahanan pangan Nasional. Tidak hanya itu Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat juga melaksanakan kegiatan yang sifatnya membangun peternakan melalui program NTB Sejuta Sapi atau lebih dikenal dengan NTB BSS. Berikut ini kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan pada tahun 2015 adalah kegiatan yang bersifat rutin dan pembangunan serta program pemberdayaan masyarakat peternak. Program pembangunan peternakan di daerah NTB dimulai dengan kegiatan-kegiatan pembinaan dan pengawasan budidaya ternak, pelayanan kesehatan hewan, pelaksanaan inseminasi buatan, pengembangan hijauan makanan ternak, pengendalian pemotongan ternak betina produktif, pengembangan padang penggembalaan, pemurnian sapi bali dan penguatan usaha agribisnis peternakan dan beberapa kegiatan-kegiatan dalam menjamin keamanan dan ketentraman bantuan masyarakat konsumen produk pangan asal hewan (daging, telur dan susu) melalui penyediaan produk ASUH.
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
1
B.
Tujuan Secara umum laporan tahunan ini disusun dengan tujuan sebagai bahan untuk mengevaluasi program dan kegiatan Pembangunan Peternakan dan Kesehatan Hewan di Nusa Tenggara Barat yang dilaksanakan pada tahun 2015 sebagaimana diamanatkan dalam Peraturan Menteri Pertanian Nomor 31 Tahun 2010.
C.
RuangLingkup Ruang Lingkup Laporan Tahunan 2015 pada Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Nusa Tenggara Barat mencakup : 1. Analisis capaian Output Fisik dan Out come sumber dana APBD Tahun Anggaran 2015. Adapun program yang bersumber pada dana APBD mencakup : 1) Program Pelayanan Administrasi Perkantoran; 2) Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur; 3) Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur; 4) Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan 5) Program Peningkatan Kapasitas Pengelolaan Keuangan Daerah; 6) Program Peningkatan Ketahanan Pangan (Pertanian/Perkebunan); 7) Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Ternak; 8) Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan; 9) Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi Peternakan; 10) Program Peningkatan Penerapan Teknologi Peternakan; dan 11) Program Peningkatan Kapasitas UPTD 2. Analisis capaian Output Fisik dan Outcome sumber dana APBN Tahun Anggaran 2015 pada Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian RI. Adapun lingkup kegiatan yang bersumber dari Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan dalam mendukung Program Pencapaian Swasembada Daging Sapi dan Peningkatan Penyediaan Pangan Hewani yang Aman, Sehat, Utuh dan Halal, antara lain:
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
2
1) Peningkatan Produksi Ternak Dengan Pendayagunaan Sumberdaya Lokal; 2) Peningkatan Produksi Pakan Ternak Dengan Pendayagunaan Sumberdaya Lokal;
3) Pengendalian dan Penanggulangan Penyakit Hewan Menular Strategis dan Penyakit Zoonosis; 4) Peningkatan
Kuantitas
dan
Kualitas
Benih
dan
Bibit
Dengan
Mengoptimalkan Sumberdaya Lokal; 5) Penjaminan Pangan Asal Hewan yang Aman dan Halal serta Pemenuhan Persyaratan Produk Hewan Non Pangandan 6) Dukungan Manejemen dan Dukungan Teknis Lainnya. 3. Analisiscapaian Output Fisik dan Outcome sumberdana APBN Tahun Anggaran 2015 pada Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian Kementerian Pertanian RI. Adapun lingkup kegiatan yang bersumber dari Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian dalam mendukung Program Peningkatan Nilai Tambah, Daya Saing, Industri Hilir, Pemasaran dan Ekspor Hasil Pertanian, antara lain: 1) Pengembangan Mutu dan Standarisasi ; 2) Pengembangan Pemasaran Domestik; 3) Pengembangan Pengolahan Hasil Pertanian 4. Analisis capaian Output Fisik dan Outcome sumber dana APBN Tahun Anggaran 2015 pada Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian Kementerian Pertanian RI. Adapun lingkup kegiatan yang bersumber dari Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian dalam mendukung Program Program Penyediaan dan Pengembangan Prasarana dan Sarana Pertanian, antara lain: 1) Pengelolaan Air Irigasi Untuk Pertanian; 2) Perluasan Areal dan Pengelolaan Lahan Pertanian; 3) Pengelolaan Sistem Penyediaan dan Pengawasan Alat Mesin Pertanian; 4) Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian; 5) Fasilitas Pupuk dan Pestisida; dan 6) Pelayanan Pembiayaan Pertanian dan Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP) LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
3
BAB II PROGRAM/KEGIATAN DAN REALISASI ANGGARAN A. Program/Kegiatan dan Anggaran Tahun 2015 1. Program/Kegiatan APBD Anggaran pembiayaan APBD tahun 2015 sebesar Rp. 33.690.572.100,(tiga puluh milyar enam ratus sembilan puluh juta lima ratus tujuh puluh dua ribu seratus rupiah), dengan rinciannya sebagai berikut: Tabel 1. Rincian Kegiatan dan Anggaran APBD Tahun 2015 NO.
KEGIATAN
Total Belanja Tidak Langsung dan Belanja Langsung
PAGU ANGGARAN (Rp.) 33.690.572.100
A.
Belanja Tidak Langsung
13.543.502.200
B.
Belanja Langsung
20.147.069.900
1.
Dinas (Induk)
16.607.070.650
-
Program Pelayanan Administrasi Perkantoran Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan Program Peningkatan Kapasitas Pengelolaan Keuangan Daerah Program Peningkatan Ketahanan Pangan (Pertanian/Perkebunan) Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Ternak Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi Peternakan Program Peningkatan Penerapan Teknologi Peternakan
2.
Balai Inseminasi Buatan (BIB) Banyumulek
3.
- Program Pelayanan Administrasi Perkantoran - Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur - Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan - Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan - Program Peningkatan Kapasitas UPTD Balai Rumah Sakit Hewan dan Laboratorium Veteriner (BRSHLV) Banyumulek - Program Pelayanan Administrasi Perkantoran - Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur - Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Ikhtisar Realisasi Kinerja SKPD - Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan - Program Peningkatan Kapasitas UPTD
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
444.020.750 3.249.060.500 156.520.000 1.986.787.900 76.300.000 735.999.500 709.752.000 7.588.158.000 1.274.560.000 385.912.000 1.576.259.500 110.575.000 177.078.000 154.300.000 343.596.500 790.710.000 837.889.750 128.750.000 155.949.250 50.850.000 338.846.000 163.494.500
4
NO. 4.
KEGIATAN Balai Pembibitan Ternak dan Hijauan Makanan Ternak (BPT-HMT) Serading - Program Pelayanan Administrasi Perkantoran - Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur - Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan - Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan - Program Peningkatan Kapasitas UPTD
PAGU ANGGARAN (Rp.) 1.125.850.000 69.250.000 94.550.000 150.850.000 587.450.000 223.750.000
Selain dari program/kegiatan tersebut di atas, juga terdapat target Pendapatan Asli Daerah sebesar Rp. 1.114.640.000,- (satu milyar seratus empat belas juta enam ratus empat puluh ribu rupiah). PAD bersumber dari : a. Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah - Penerimaan Holding Ground Lembar sebesar Rp. 722.500.000,- Uji Laboratorium Kesehatan Hewan sebesar Rp. 40.000.000,- Poskeswan Swadaya dan RSH Banyumulek sebesar Rp. 23.000.000,b. Retribusi Penjualan Produksi Usaha Daerah - Penjualan HMT di BPT HMT Serading sebesar Rp. 19.000.000,- Penjualan sapi tidak layak bibit di BPT HMT Serading sebesar Rp. 125.000.000,- Penjualan semen beku hasil produksi Balai Inseminasi Buatan (BIB) sebesar Rp.75.000.000,- Penjualan susu dan sapi perah non produktif di BIB Banyumulek sebesar Rp. 26.000.000,Dari target PAD tersebut diatas telah terealisasi sebesar Rp. 606.682.945,- (enam ratus enam juta enam ratus delapan puluh dua ribu sembilan ratus empat puluh lima rupiah) atau 54,43%dengan rincian sebagai berikut : - Uji Laboratorium Keswan sebesar Rp. 33.574.000,- Poskeswan Swadaya dan RSH Banyumulek sebesar Rp. 28.202.500,- Holding Ground Lembar sebesar Rp. 113.655.000,- RPH Banyumulek sebesar Rp. 6.825.000,- Penjualan Inseminasi Buatan sebesar Rp. 244.937.250,- Penjualan HMT pada BPT HMT Serading sebesar Rp. 105.463.655,LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
5
- Penjualan Ternak tidak layak bibit BPT Serading sebesar Rp. 4.500.000,- Penjualan susu dan sapi perah non produktif BIB sebesar Rp. 9.500.000,- Lain – lain PAD yang syah sebesar Rp. 27.453.200,- LHP sebesar Rp.16.602.500,2. Program/Kegiatan APBN Adapun program/kegiatan yang dibiayai dari APBN dapat dilihat pada rincian sebagai berikut : 1) APBN Satker-06 (Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan) Total anggaran kegiatan pada Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Nusa Tenggara Barat yang bersumber dari Direktorat Jenderal
Peternakan
dan
Kesehatan
Hewan
yaitu
sebesar
Rp.
46.490.047.000 (empat puluh enam milyar empat ratus sembilan puluh juta empatpuluh tujuh ribu rupiah)yang terdiri dari sumber Dana Dekonsentrasi sebesar Rp. 11.603.877.000 (sebelas milyar enam ratus tiga juta delapan ratus tujuh puluh tujuh ribu rupiah) dan Sumber Dana Tugas Pembantuan sebesar Rp. 34.886.170.000 (tiga puluh empat milyar delapan ratus delapan puluh enam juta seratus tujuh ribu rupiah).
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
6
a. Dana Dekonsentrasi Tabel 2. Rincian Dana Dekonsentrasi (DK) Satker-06 KODE 018.06.09 1782
KEGIATAN Program Pemenuhan Pangan Asal Ternak dan Agribisnis Peternakan Peningkatan Produksi Ternak
PAGU ANGGARAN (Rp) 11.603.877.000 2.560.034.000
1782.103
Bimbingan Teknis Budidaya Ternak Potong
40.500.000
1782.111
Distribusi Semen Beku dan Operasional IB
890.064.000
1782.112
Pengadaan N2 Cair
456.920.000
1782.112
Pengadaan N2 Cair (Penambahan Target – Penambahan Anggaran)
1782.114
Penguatan Manajemen Inseminasi Buatan
1782.122
Perbaikan Manajemen INKA
12.150.000
1782.136
Bimbingan Teknis Budidaya Unggas dan Aneka Ternak
26.850.000
1782.140
Penguatan Kelembagaan Peternak
70.250.000
1782.141
Penilaian Manajemen Usaha Kelompok Peternak dan Pelayanan Petugas Teknis
40.950.000
1782.143
Pembinaan SMD
49.350.000
1782.144
Supply Demand Ternak Potong
51.350.000
1782.145
Koordinasi dan Pembinaan Budidaya Ternak
151.650.000
1782.145
Koordinasi dan Pembinaan Budidaya Ternak (Penambahan Target – Penambahan Anggaran)
400.000.000
Peningkatan Produksi Pakan Ternak
178.150.000
1783
14.000.000 356.000.000
1783.152
Pengembangan Kualitas SDM Bidang Pakan
10,000,000
1783.160
Pengawasan Mutu dan Peredaran Pakan / Bahan Pakan
66.850,000
1783.161
Pengawasan Peredaran Imbuhan /Pelengkap Pakan
28,700,000
1783.162
Koordinasi dan Bimbingan Teknis Pakan
72.600,000
1784
Pengendalian dan Penanggulangan Penyakit Hewan Menular Strategis dan Penyakit Zoonosis
4.489.369.000
1784.104
Biosekuriti Perunggasan
1784.106
Pengendalian dan Penanggulangan Anthrax
990.000.000
1784.109
Penanggulangan Gangguan Reproduksi pada Sapi/Kerbau
641.454.000
1784.110
Pengendalian dan Penanggulangan Penyakit Parasiter
397.850.000
1784.112
Pengendalian dan Penanggulangan Penyakit Bakterial Lainnya
1784.155
Perlindungan Hewan dan Kewaspadaan Penyakit Eksotik
30.000.000
1784.161
Pembinaan dan Koordinasi Kesehatan Hewan
27.900.000
1784.162
Unit Respon Cepat PHMS
275.950.000
1784.169
Operasional Pelayanan Kesehatan Hewan di Puskeswan
578.150.000
1784.174
Operasional Pengujian Veteriner di Lab. Veteriner Daerah
1785.048
Pengawasan Mutu Benih dan Bibit Ternak
1785.049
Supply Demand Bibit Ternak
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
99.000.000
1.224.915.000
25.000.000 175.000.000 50.000.000
7
KODE 1785
KEGIATAN Peningkatan Kuantitas dan Kualitas Benih dan Bibit
PAGU ANGGARAN (Rp) 1.043.743.000
1785.146
Pembinaan Penguatan Sapi/Kerbau Betina Bunting
87.400.000
1785.167
Peningkatan Penerapan Teknologi Perbibitan
100.300.000
1785.168
Pengawalan dan Koordinasi Perbibitan Di Daerah
278.343.000
1785.170
Pengawasan Mutu Benih dan Bibit Ternak
152.750.000
1785.171
Supply Demand Bibit Ternak
43.900.000
1785.172
Pewilayahan Sumber Bibit Ternak
78.850.000
1785.173
Pengembangan Usaha Perbibitan Ternak
137.450.000
1785.174
Pengembangan Kelembagaan Perbibitan Ternak
128.700.000
1785.175
Koordinasi Teknis
36.050.000
1786
Penjaminan Pangan Asal Hewan yang Aman dan Halal Serta Pemenuhan Persyaratan Produk Hewan Non Pangan
2.558.310.000
1786.027
Pembentukan dan Pelaksanaan Tim Koordinasi Pengawasan (Penambahan Target – Penambahan Anggaran)
441.460.000
1786.111
Penerapan Penjaminan PH ASUH di RPH
1786.111
Penerapan Penjaminan PH ASUH di RPH (Penambahan Target – Penambahan Anggaran)
1786.112
Fasilitasi Unit Usaha Dalam Proses Sertifikasi ASUH
42.200.000
1786.118
Monitoring dan Surveilans Residu dan Cemaran Mikroba
69.200.000
1786.120
Pengembangan Kapasitas SDM Bidang Kesmavet
59.000.000
1786.121
Penguatan Manajemen Lab. Kesmavet
40.750.000
1786.128
Unit Respon Cepat Pengawas Kesmavet
1786.129
Peningkatan Kapasitas SDM Pengawas Kesmavet
1786.130
Koordinasi Teknis Pengawasan Kesmavet
1786.131
Pemutakhiran Data Pemotongan
1786.135
Peningkatan Kesadaran Masyarakat Dalam Pencegahan Penularan Zoonosis
180.000.000
1786.136
Pembinaan Penerapan Kesejahteraan Hewan Pada Ternak Dan Non Ternak
125.000.000
Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen Peternakan
774.271.000
1787.020
Perumusan Kebijakan Perencanaan Pembangunan Peternakan dan Kesehatan Hewan
335.000.000
1787.021
Evaluasi Pelaksanaan Kebijakan Pembangunan Peternakan dan Kesehatan Hewan
269.251.000
1787.021
Evaluasi Pelaksanaan Kebijakan Pembangunan Peternakan dan Kesehatan Hewan (Penambahan Target – Penambahan Anggaran)
33.700.000
1787.022
Pengelolaan dan Pelaporan Keuangan serta Penatausahaan Barang Milik Negara
1787
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
62.000.000 450.000.000
840.950.000 76.950.000 105.800.000 65.000.000
136.320.000
8
b. Dana Tugas Pembantuan Tabel 3. Rincian Dana Tugas Pembantuan (TP) Satker-06 Kode
Kegiatan
Pagu Anggaran (Rp)
Program Pemenuhan Pangan Asal Ternak dan Agribisnis Peternakan Rakyat
34.886.170.000 16.535.670.000
1782.020
Peningkatan Produksi Ternak Pengembangan Budidaya Sapi Potong Pengembangan Budidaya Kerbau (Penambahan Target – Penambahan Anggaran) Penyebaran Pejantan Sapi Potong (INKA)
1782.021
Penyebaran Pejantan Kerbau (INKA)
1782.124 1783
Pengembangan Budidaya Kambing
1783.043
Penguatan Sumber Bibit /Benih Hijauan Pakan Ternak di UPTD (Penambahan Target – Penambahan Anggaran)
1783.103
Penguatan Sumber Bibit /Benih HPT di UPTD (Penambahan Target – Penambahan Anggaran)
778.500.000
1783.109
Pengembangan Padang Penggembalaan (Penambahan Target – Penambahan Anggaran)
4.886.650.000
1783.111
Pemeliharaan Padang Penggembalaan
1783.120
Pengembangan Integrasi Ternak – Tanaman Pangan
1783.124
Penanaman dan Pengembangan Tanaman Pakan Ternak Berkualitas
862.050.000
1783.132
Pengembangan Lumbung Pakan (LP) Ruminansia
580.900.000
1783.133
Revitalisasi UPP/PPSK
200.000.000
1783.137
Penguatan Pakan Induk Sapi Potong
917.350.000
018.06.09 1782 1782.101 1782.102
1785
Peningkatan Produksi Pakan Ternak
Peningkatan Kuantitas dan Kualitas Benih dan Bibit
7.522.500.000 4.166.370.000 3.326.000.000 773.300.000 162.500.000 15.460.750.000 5.000.000.000
146.100.000 2.045.850.000
1.574.000.000
1785.101
Pembibitan Sapi Potong
319.000.000
1785.145
Penguatan Sapi/Kerbau Betina Bunting
840.000.000
1785.165
Fasilitasi Operasional Perbibitan di UPTD
368.500.000
1785.166
Penyediaan Bibit Ternak di UPTD
1786 Penjaminan Produk Hewan yang ASUH dan Berdaya Saing
46.500.000 1.219.250.000
1786.102
Fasilitasi Peralatan RPH Ruminansia
320.000.000
1786.122
Pengadaan Sarana dan Prasarana Lab. Kesmavet
500.000.000
1786.995
Kendaraan Bermotor
399.250.000
1787 Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen. Peternakan 1787.020
Perumusan Kebijakan Perencanaan Pembangunan Peternakan dan Kesehatan Hewan (Penambahan Target – Penambahan Anggaran)
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
96.500.000 96.500.000
9
2) APBN Satker-07 (Direktorat JenderalPengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian) Dana yang bersumber dari Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian sebesar Rp. 4.880.925.000 (empat milyar delapanratus delapanpuluh juta sembilanratus dua puluh lima ribu rupiah) dengan rincian Dana Dekonsentrasi sebesar Rp. 730.925.000 (tujuh ratus tiga puluh juta sembilan ratus dua puluh lima ribu rupiah) dan Dana Tugas Pembantuan sebesar Rp. 4.150.000.000 (empat milyar seratus lima puluhjuta rupiah). a. Dana Dekonsentrasi Tabel 4. Rincian Dana Dekonsentrasi (DK) Satker-07 Kode 018.07.10 1788 1788.002 1789 1789.004 1791 1791.005 1792 1792.006 1793 1793.004
Kegiatan Program Peningkatan Nilai Tambah, Daya Saing, Mutu, Pemasaran Hasil dan Investasi Pertanian Pengembangan Mutu dan Standarisasi Penerapan sistem Jaminan Mutu Hasil Pertanian Pengembangan Pemasaran Domestik Pengembangan Informasi Pasar Pengembangan Usaha dan Investasi Laporan Kegiatan dan Pembinaan Pengembangan Pengolahan Hasil Pertanian Laporan Kegiatan dan Pembinaan Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen. Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian Laporan Kegiatan dan Pembinaan
Pagu Anggaran (Rp) 694..692.000 75.000.000 75.000.000 101.770.000 101.770.000 118.325.000 118.325.000 206.250.000 206.250.000 229.580.000 229.580.000
b. Dana Tugas Pembantuan Tabel 5. Rincian Dana Tugas Pembantuan (TP) Satker-07 Kode
Kegiatan
018.07.10
Program Peningkatan Nilai Tambah, Daya Saing, Mutu, Pemasaran Hasil dan Investasi Pertanian Pengembangan Pemasaran Domestik Optimalisasi Sarana dan Kelembagaan Pasar Domestik Pengembangan Pengolahan Hasil Pertanian Unit Usaha Pengolahan Hasil Peternakan Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen. Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian Laporan Kegiatan dan Pembinaan Laporan Kegiatan dan Pembinaan
1789 1789.001 1792 1792.004 1793 1792.004
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
Pagu Anggaran (Rp) 3.575.000.000 3.100.000.000 3.100.000.000 950.000.000 950.000.000 100.000.000 100.000.000
10
3) APBN Satker-08 (Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian) Dana yang bersumber dari Dirjen Prasana dan Sarana Pertanian sebesar Rp. 300.000.000 (tiga ratus juta rupiah) dengan rincian Dana Dekonsentrasi sebesar Rp. 300.000.000 (tigaratus juta rupiah). a. Dana Dekonsentrasi Tabel 6. Rincian Dana Dekonsentrasi (DK) Satker-08 Kode 018.08.11 1794 994 1795 994 1796 994 1797 002 3993 994
Kegiatan Program Penyediaan dan Pengembangan Prasarana dan Sarana Pertanian
Pagu Anggaran (Rp) 300.000.000
Pengelolaan Air Irigasi Untuk Pertanian
45.700.000
Layanan Perkantoran
60.200.000
Perluasan Areal dan Pengelolaan Lahan Pertanian
39.000.000
Layanan Perkantoran
39.000.000
Pengelolaan Sistem Penyediaan dan Pengawasan Alsintan
21.000.000
Layanan Perkantoran
21.000.000
Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian
181.600.000
LayananPerkantoran
181.600.000
Fasilitasi Pupuk dan Pestisida
6.000.000
LayananPerkantoran
6.000.000
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
11
B. Realisasi Anggaran Tahun 2015 Tabel 7. Realisasi Anggaran Tahun 2015 No. I 1. 2.
Sumber Dana/Satker
APBD Belanja Tidak Langsung Belanja Langsung - Dinas (Induk) - BIB Banyumulek - BRSHLV Banyumulek - BPT-HMT Serading II APBN 1. Satker-06 (Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan) - Dekonsentrasi - Tugas Pembantuan 2. Satker-07 (Ditjen P2HP) - Dekonsentrasi - Tugas Pembantuan 3. Satker-08 (Ditjen PSP) - Dekonsentrasi - Tugas Pembantuan Jumlah Dana Dekonsentrasi Jumlah Dana Tugas Pembantuan Total Anggaran (APBD + APBN)
33.690.572.100 13.543.502.200 20.147.069.900 16.607.070.650 1.576.259.500 837.889.750 1.125.850.000 54.397.362.000 48.427.870.000
Realisasi Keuangan Rp. % 29.549.545.539 87,71 12.875.884.881 95,07 16.673.660.658 82,76 13.631.006.567 82,08 1.426.104.940 90,47 807.295.713 96,35 809.253.438 71,88 43.671.728.650 80,3 38.341.766.525 79,2
11.373.870.000 37.054.000.000 4.269.692.000 694.692.000 3.575.000.000 1.699.000.000 400.000.000 1.299.800.000 12.468.562.000 41.928.800.000 92.736.493.900
10.241.681.210 28.100.085.315 3.648.274.050 650.430.000 2.997.844.050 1.681.688.075 387.138.075 1.294.550.000 11.279.249.285 32.392.479.365 76.590.279.499
Pagu(Rp)
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
90,0 75,8 85,4 93,6 83,9 98,9 96,8 99,6 90,5 77,3 82,6
Fisik( %) 98,93 100 97,86 96,16 100 99,64 95,65 88,3 88,1
92,8 83,4 99,3 98,8 99,7 98,2 96,8 99,6 99,5 85,0 90,8
12
BAB III PELAKSANAAN DAN CAPAIAN SASARAN PROGRAM/KEGIATAN Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Nusa Tenggara Barat didukung oleh 9(sembilan) unit kerja yaitu : 1. Sekretariat; 2. Bidang Budidaya dan Pengembangan Ternak; 3. Bidang Kesehatan Hewan; 4. Bidang Kesehatan Masyarakat Veteriner; 5. Bidang Usaha Peternakan; 6. Balai Inseminasi Buatan (BIB); 7. Balai Rumah Sakit Hewan dan Laboratorium Veteriner (BRSHLV); 8. Balai Pembibitan Ternak dan Hijauan Makanan Ternak (BPTHMT); dan 9. Balai Pengembangan dan Pengolahan Pakan Ternak Ruminansia(BP3TR). Adapun pelaksanaan kegiatan tahun 2015 yang dibiayai dari dana APBD dan APBN (Dana Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan) diuraikan sebagai berikut :
1. SEKRETARIAT Sebagaimana tugas dan fungsinya dalam melaksanakan kegiatan untuk menunjang kelancaran pembangunan peternakan Sekretariat dibantu oleh 3 (tiga) Sub Bagian: 1) Sub Bagian Umum dan Kepegawaian, 2) Sub Bagian Keuangan dan 3) Sub Bagian Progran dan Pelaporan. 1.1. SUB BAGIAN UMUM DAN KEPEGAWAIAN Sebagaimana
tugas
dan
fungsinya
Sub
Bagian
Umum
dan
Kepegawaian telah melaksanakan kegiatan untuk menunjang kelancaran pembangunan peternakan yang meliputi: a.
Menganalisa surat-surat masuk maupun surat keluar;
b.
Membuat data kepegawaian sebagai bahan untuk mengajukan usul kenaikan pangkat, kenaikan gaji berkala, pensiun, cuti, tanda penghargaan, membuat Daftar Urut Kepangkatan (DUK), Sasaran Kinerja Pegawai (SKP) dan Penilaian Capaian SKP sebagai bahan
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
13
untuk syarat promosi jabatan bagi Pegawai Negeri Sipil yang telah memenuhi syarat; c.
Mencatat setiap penerimaan, pengeluaran dan persediaan barang bergerak atau barang tidak bergerak dan pengelolaan aset/inventaris, buku barang habis pakai, buku hasil pengadaan dan kartu persediaan barang.
Selengkapnya capaian kinerja Sub Bagian Umum dan Kepegawaian diuraikan sebagai berikut. a. Pengadministrasian surat-menyurat 1. Surat Masuk Surat masuk merupakan surat yang ditujukan kepada Kepala Dinas baik secara perorangan, organisasi pemerintah maupun organisasi swasta. Adapun jumlah surat masuk yang diterima pada tahun 2015 sebanyak 3.877 (tiga ribu delapan ratus tujuh puluh tujuh) surat. 2. Surat Keluar Surat keluar merupakan surat kedinasan yang ditujukan kepada Instansi lain baik yang bersifat perorangan, organisasi pemerintah maupun organisasi swasta. Adapun jumlah surat keluar yang ditangani pada tahun 2015 sebanyak 6.670 (enam ribu enam ratus tujuh puluh) surat. b. Pembinaan Sumber Daya Manusia Jumlah Sumber Daya Manusia pada Lingkup Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Nusa Tenggara Barat tahun 2015 berjumlah 281 (dua ratus delapanpuluhsatu) orang dengan rincian sebagai berikut: -
Pegawai Negeri Sipil (PNS)
: 194 orang
-
Pegawai Tidak Tetap (PTT)
: 6orang
-
Honorer/Kontrak/THL
: 81orang
Jumlah keseluruhan
: 281orang
Kualifikasi Pegawai Negeri Sipil lingkup Dinas Peternakan dan Kesehatan
Hewan
Provinsi
Nusa
Tenggara
Barat
tahun
2015berdasarkan pendidikan sebagai berikut:
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
14
-
S2
:
15 orang
-
S1
:
62 orang
-
Diploma
:
5 orang
-
SMA / Sederajat
:
69 orang
-
SMP / Sederajat
:
18 orang
-
SD / Sederajat
:
25 orang
Jumlah keseluruhan
: 195 orang
c. Pembinaan Sumber Daya Manusia Upaya meningkatkan dan menumbuhkembangkan rasa disiplin kerja serta peningkatan pengetahuan pegawai/karyawan lingkup Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Nusa Tenggara Barat maka dilaksanakan kegiatan sebagai berikut: -
Pembinaan budaya kerja secara rutin melalui apel setiap pagi dan sore serta apel bersama setiap hari Senin.
-
Pembentukan jiwa Korsa melalui Upacara Bendera pada tanggal 17 Agustus 2015.
-
Peningkatan keimanan melalui kegiatan Imtaq (Iman dan Taqwa) yang dilaksanakan setiap hari Jum’at pukul 07.30 – 08.30 wita.
-
Pendidikan dan Latihan (Diklat) Penjenjangan dan Teknis.
d. Kenaikan Pangkat Dalam satu tahun kenaikan pangkat dibagi dalam 2 (dua) periode dengan rincian yaitu : 1. Periode 1 April 2015 sebanyak 36 orang 2. Periode 1 Oktober 2015 sebanyak 7 orang e. Penyelesaian Kenaikan Gaji Berkala Penyelesaian kenaikan gaji berkala Pegawai Negeri Sipil yang telah memenuhi persyaratan pada lingkup Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2015 sebanyak 90 (sembilan puluh) orang dengan rincian seperti pada tabel 8berikut :
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
15
Tabel 8.Daftar Kenaikan Gaji Berkala Pegawai Negeri Sipil Pada Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi NTB Tahun 2015
No
Kenaikan Gaji Berkala
Jumlah (orang)
1.
Januari
46
2.
Februari
5
3.
Maret
13
4.
April
15
5.
Mei
3
6.
Juni
1
7.
Juli
4
8.
Agustus
4
9.
September
1
10. Oktober
2
11. November
1
12. Desember
0
Jumlah
Keterangan
95
f. Penyelesaian Daftar Urutan Kepangkatan (DUK) Penyelesaian DUK dilakukan pada bulan DesemberTahun 2015 dan dikirimke Gubernur Nusa Tenggara Barat Cq. Kepala Badan Kepegawaian Daerah dan Pendidikan Pelatihan Provinsi Nusa Tenggara Barat. g. Penyelesaian Pensiun Pegawai Negeri Sipil Penyelesaian kelengkapan bahan pensiun dilaksanakan 1 (satu) tahun sebelum PNS yang bersangkutan memasuki masa usia pensiun. Pada tahun 2015 tidak ada PNS yang memasuki masa usia pensiun karena adanya perpanjangan usia pensiun dari 56 tahun menjadi 58 tahun sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2013
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
16
h. Penyelesaian DP3 Penyelesaian DP3/SKPdan penilaian SKP bagi PNS lingkup Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Nusa Tenggara Barat untuk Eselon IV dan staf dinilai oleh atasan langsung dan diselesaikan di kantor Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Nusa Tenggara Barat, Pejabat Eselon III dinilai oleh Kepala Dinas serta ditandatangani oleh Sekretaris Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat. Sedangkan bagi Pejabat Eselon II dinilai oleh Gubernur Nusa Tenggara Barat. i. Pengelolaan Aset APBD Tugas pokok dan fungsi dari bagian perlengkapan adalah membantu Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Nusa Tenggara Barat dalam koordinasi dengan dinas Kabupaten/Kota maupun Satuan Kerja/UPT yang berkaitan dengan bidang pemeliharaan dan perawatan barang bergerak, barang tidak bergerak dan pengelolaan Aset/inventaris milik Pemerintah Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat. Adapun aset yang dikelola pada tahun 2015sebagaimana rincian pada tabel9berikut : Tabel 9. Daftar Pengelolaan Aset Barang Milik Daerah Nilai BMD No.
Akun Neraca
Saldo Awal (Rp.)
Mutasi Tambah (Rp.) Kurang (Rp)
Saldo Akhir (Rp)
A.
ASET LANCAR
1
Barang Persediaan
7.500.750
9.429.548.323
9.382.398.573
54.650.500
Jumlah
7.500.750
9.429.548.323
9.382.398.573
54.650.500
27.038.418.410
0
0
27.038.418.410
5.456.591.300
232.143.800
98.470.000
5.590.265.100
13.420.370.187
3.307.614.000
1.011.663.000
15.716.321.187
472.715.000
965.753.000
0
1.438.468.000
1.383.029.411,76
391.500.000
678.050.000
1.096.479.411,76
0
0
0
0
47.771.124.308,76
4.897.010.800
B
ASET TETAP
1
Tanah
2
Peralatan dan Mesin
3
Gedung dan Bangunan
4
Jalan, Irigasi dan Jaringan
5
Aset Tetap Lainnya
6
Konstruksi Dalam Pengerjaan Jumlah
1.788.183.000 50.879.952.108,76
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
17
C
ASET LAIN-LAIN
1
Aset Tidak Berwujud
0
0
0
0
2
Aset Lain-lain (RB)
0
0
0
0
2.026.412.000
50.969.000
0
2.077.381.000
97.454.000
45.910.000
0
143.364.000
0
0
0
0
23.570.588,24
275.650.000
0
299.220.588,24
- Konstruksi Dalam Pengerjaan
0
0
0
0
3
Hibah ke Masyarakat
0
0
0
0
4
Kemitraan dengan Pihak Ketiga
0
0
0
0
2.147.436.588,24
372.529.000
0
2.519.965.588,24
- Peralatan dan Mesin - Gedung dan Bangunan - Jalan, Irigasi dan Jaringan - Aset Tetap Lainnya
Jumlah D
Jumlah (A+B+C)
49.926.061.647,00 14.699.088.123 11.170.581.573
53.454.568.197
Untuk asset bergerak yang berupa ternak hilang / tidak ditemukan, telah diinventarisir dan telah dilakukan penghapusan berdasarkan surat Keputusan Gubernur Nusa Tenggara Barat Nomor : 030 – 663 Tahun 2014 tentang Penghapusan Hewan/Ternak Sapi dari Inventaris Milik Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat. Rincian sapi yang dihapus dari daftar data aset sebagai berikut : - UPTD BPT HMT Serading sebanyak 110 (seratus sepuluh) ekor - UPTD BIB Banyumulek sebanyak 10 (sepuluh) ekor j.
Sensus Barang Milik Daerah (BMD) Untuk mempertahankan Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) ke IV pada tahun 2014 Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat telah melaksanakan pelaksanaannya
sensus dimulai
Barang tanggal
Milik 1
Daerah Oktober
(BMD) 2014
yang dimana
pendataannya disesuaikan dengan KIR barang yang ada pada masing – masing ruangan. Adapun tahapan sensus BMD sebagai berikut : - Pencacahan BMD - Membuat Kertas Kerja - Pendataan barang dan ruangan - Pendataan barang hasil sensus
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
18
k. Pembiayaan Untuk menunjang kelancaran kegiatan Tahun Anggaran 2014 pada Sub Bagian Umum dan Kepegawaian didukung dari anggaran APBD sebesar Rp.3.592.308.000,- (tiga milyar lima ratus sembilan puluh dua juta tiga ratus delapan ribu rupiah). Realisasi keuangan sebesar Rp. 3.437.132.000,- (tiga milyar empat ratus tiga puluh tujuh juta seratus tiga puluh dua ribu rupiah) atau sebesar 95,68% dan realisasi fisik mencapai 100%. Adapun pembangunan fisik yang telah selesai dilaksanakan meliputi: - Pembangunan Stasiun Uji Performance (SUP) - Rehab Kantor Laboratorium - Pembangunan Drainase dan Jalan - Pembangunan Sanitasi Holding Ground - Rehab Kandang Stasiun Uji Performance - Pembangunan Show Room - Pembangunan Kandang Pembibitan Serading - Pemagaran Paddock Pasture 1.2. SUB BAGIAN KEUANGAN Proses perencanaan dan penyusunan DPA yang panjang tidak akan bermakna baik jika tidak diringi dengan proses realisasi yang memadai serta pertanggungjawaban yang memadai. Pelaksanaan program/kegiatan sebagai sarana dalam proses realisasi serta pertanggungjawabannya menjadi
penting
untuk
pengukuran
keberhasilan
pelaksanaan
program/kegiatan dimaksud. Pelaksanaan kegiatan harus mengacu pada dokumen yang telah ditetapkan dengan menekankan pada prinsip pengelolaan yang sesuai dengan prosedur pengelolaan keuangan yang telaah ditetapkan.Selain itu bentuk pertanggungjawaban juga harus memenuhi kesesuaian antara belanja dan kode rekening serta model pertanggungjawaban yang memenuhi standar pelaporan keuangan sehingga tidak menimbulkan kesalahan dalam pelaporannya.
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
19
Pelaporan pertanggungjawaban kegiatan Sub Bagian Keuangan pada Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Nusa Tenggara barat salah satunya adalah untuk memenuhi aturan serta kebutuhan organisasi
dalam
proses
pertanggungjawaban
Dinas
secara
menyeluruh.Pelaporan setiap belanja haruslah dilaporkan agar didapatkan diketahui kinerja yang dilakukan oleh satuan kerja sehingga dapat diukur kinerja serta keberhasilannya dalam kemampuan menyerap anggaran dan kesesuaian antara perencanaan dengan eksekusinya. Berkaitan dengan tugas pokok dan fungsinya Sub Bagian Keuangan sebagai pendukung dalam pelaksanaan tugas-tugas bidang peternakan memberikan dukungan pada sektor administrasi yang berkaitan dengan pengelolaan administrasi keuangan sehingga seluruh kegiatan dapat terlaksana sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan. Selain itu memberikan dukungan dalam bentuk penyelesaian penerimaan Pendapatan Asli Daerah (PAD). Adapun ringkasan kegiatan Sub Bagian Keuangan pada tahun anggaran 2015 adalah penyediaan jasa administrasi keuangan yang terdiri dari : a.
Honorarium pengelola keuangan
b.
Penyusunan laporan pertanggungjawaban keuangan
c.
Perjalanan dinas
d.
Belanja Kursus, Pelatihan dan Bintek PNS Seluruh kegiatan yang dilakukan bertujuan untuk memberikan kontribusi
bagi terlaksananya seluruh program dan kegiatan yang ada pada Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi NTB melalui proses penyelesaian administrasi keuangan dalam rangka peningkatan pelaksanaan urusan pemerintahan daerah. Hal tersebut diharapkan dapat memberikan : 1) Informasi
mengenai
penerimaan
selama
periode
berjalan
untuk
membiayai seluruh pengeluaran. 2) Informasi mengenai posisi keuangan yang berkaitan dengan sumbersumber penerimaan termasuk yang berasal dari pungutan pajak dan retribusi daerah. 3) Penyediaan informasi mengenai perubahan posisi keuangan, apakah mengalami kenaikan atau sebaliknya.
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
20
Jumlah alokasi anggaran untuk program/kegiatan pada Sub Bagian Keuangan pada Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan yang bersumber dari Dana APBD adalah sebesar Rp. 522.329.250,-(lima ratus dua puluh dua juta tiga ratus dua puluh sembilan ribu dua ratus lima puluh rupiah)dengan realisasi sebesar Rp. 435.944.902,-(empat ratus tiga puluh lima juta sembilan ratus empat puluh empat ribu sembilan ratus dua rupiah) atau sebesar 83,50% dengan sisa anggaran sebesar Rp. 86.384.348,- (delapan puluh enam juta tiga ratus delapan puluh empat ribu tiga ratus empat puluh delapan rupiah)atau sebesar 16,75% dengan perincian sebagai berikut : a. Honorarium Panitia Pelaksana Kegiatan dengan alokasi anggaran Rp. 18.000.000,- dengan realisasi sebesar Rp. 12.600.000,- atau sebesar 70%, terdapat sisa anggaran Rp. 5.400.000,- atau sebesar 30% b. Honorarium
Pengelola
Administrasi
Keuangan
dengan
alokasi
anggaran sebesar Rp.66.456.000,- dengan realisasi sebesar Rp. 64.664.000,- atau sebesar 97% sehingga terdapat sisa anggaran sebesar Rp.1.792.000,- atau sebesar 3% c. Belanja Perangko, Materi Dan Benda Pos Lainnya dengan alokasi anggaran
sebesar
Rp.
4.888.000,-
dengan
realisasi
sebesar
Rp.4.840.000,- atau sebesar 99% sehingga terdapat sisa anggaran sebesar Rp. 48.000,- atau sebesar 1% d. Belanja Telepon dengan alokasi anggaran sebesar Rp.27.839.000,dengan realisasi sebesar Rp. 13.073.861,- atau sebesar 47% sehingga terdapat sisa anggaran sebesar Rp.14.765.139,- atau sebesar 53% e. Belanja Listrik dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 154.928.750,dengan realisasi sebesar Rp. 100.584.087,- atau sebesar 65% sehingga terdapat sisa anggaran sebesar Rp. 54.344.663,- atau sebesar 35% f.
Belanja surat kabar/majalah dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 10.000.000,- dengan realisasi sebesar Rp.9.980.000,- atau sebesar 99,80% sehingga terdapat sisa anggaran sebesar Rp.20.000,- atau sebesar 0,2%
g. Belanja
Kawat/Faximile/Internet
dengan
alokasi
anggaran
sebesar
Rp.1.750.000,- dengan realisasi sebesar Rp.1.750.000,- atau sebesar 100%.
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
21
h. Belanja
paket/pengiriman
dengan
alokasi
anggaran
sebesar
Rp.
1.795.000,- dengan realisasi sebesar Rp.1.770.000,- atau sebesar 98,60% sehingga terdapat sisa anggaran sebesar Rp.25.000,- atau sebesar 1,40% i.
Belanja Perawatan Kendaraan Bermotor dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 138.008.500,- dengan realisasi sebesar Rp.129.308.954,atau sebesar 93,70% sehingga terdapat sisa anggaran sebesar Rp.8.699.546,- atau sebesar 6,3%
j.
Belanja
Perjalanan
Dinas
dengan
alokasi
anggaran
sebesar
Rp.98.664.000,- dengan realisasi sebesar Rp. 97.374.000,- atau sebesar 98,70% sehingga terdapat sisa anggaran sebesar Rp. 1.290.000,- atau sebesar 1,3% 1.3. SUB BAGIAN PROGRAM DAN PELAPORAN Mengacu pada Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2006 tentang Sistem Perencanaan Nasional, maka Subbag Program dan Pelaporan memegang
peranan
penting
dalam
mengumpulkan,
merumuskan,
mengonsepkan dan memutuskan data perencanaan, penyusunan data dan informasi serta pelaporan kegiatan dinas. Pembangunan peternakan yang terintengrasi dan berhasil dengan baik harus dimulai dari perencanaan yang baik pula, penyajian data potensi dan dayadukung sumberdaya, peluang pengembangan dan proporsional budjetting merupakan kunci utama dalam mencapai keberhasilan. Seiring dengan perencanaan tersebut, terutama dalam rangka memenuhi tuntutan peningkatan kinerja, kualitas layanan dan efisiensi pemanfaatan sumber daya, maka ditetapkan sistem penganggaran terpadu berbasis kinerja yang telah dilaksanakan sejak tahun 2005, hal ini dapat merupakan acuan dalam penerapan anggaran secara efisien, efektif dan menjunjung tinggi transparansi.
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
22
a. Tujuan Dan Sasaran Adapun tujuan dan sasaran pelaksanaan kegiatan subbagian program dan pelaporan sebagai berikut : 1.
Tujuan Adapun tujuan kegiatanpada Sub Bagian Program dan Pelaporan adalah : 1) Merencanakan
dan
merumuskan
program
kerja
serta
penyusunan anggaran terpadu berbasis kinerja secara fokus berdasarkan skala prioritas pada Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Nusa Tenggara Barat 2) Menentukan perencanaan program berdasarkan road map dan Rencana Strategis Daerah Nusa Tenggara Barat 3) Meningkatkan
koordinasi
dan
keterpaduan
perencanaan
anggaran kinerja lintas instansi teknis dalam mendukung pembangunan peternakan 4) Meningkatkan efisiensi, efektivitas dan tertib administrasi serta transparansi serta bertanggungjawab sehingga memudahkan sistem pengendalian dan evaluasi. 2.
Sasaran Sasaran utama kegiatan pada Sub Bagian Program dan Pelaporan adalah : 1) Tersusunnya perencanaan program dan penyusunan anggaran kinerja pembangunan sebagai implementasi kebijakan dan target pembangunan peternakan di daerah 2) Terbinanya koordinasi dan keterpaduan perencanaan anggaran kinerja pembangunan peternakan secara menyeluruh 3) Meningkatkan efisiensi dan efektivitas pelaksanaan kegiatan pembangunan peternakan di daerah 4) Tercapainya
evaluasi
kinerja
yang
tepat
dan
memenuhi
akuntabilitas dalam pelaksanaan kegiatan 5) Tersusunnya dan tersedianya data dan informasi peternakan sebagai bahan acuan dalam pengambilan kebijakan program pembangunan peternakan kedepan. LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
23
b.
Kegiatan-Kegiatan Yang Dilaksanakan Secara garis besar program dan kegiatan pada Sub Bagian Program dan Pelaporan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Nusa Tenggara Barat yang sangat substansial terselenggara melalui dukungan dana APBD dan APBN tahun anggaran 2015 yaitu : 1. Kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan dari sumber dana APBD antara lain : - Penyusunan laporan capaian kinerja dan ikhtisar realisasi kinerja SKPD - Penyusunan laporan bulanan, triwulan dan tahunan - Penyusunan RKA dan DPA SKPD - Penyusunan statistik peternakan 2. Kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan dari sumber dana APBN antara lain : - Penyusunan Program dan Anggaran APBN (RKAKL) - Sosialisasi E-Proposal 2016 - Penyusunan RoadMap Kawasan Peternakan Sapi Potong - Penyusunan Laporan dan Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan (TLHP) - Penyusunan Pelaporan Keuangan SAK dan SIMAK BMN - Registrasi Pengkartuan ternak di Kabupaten Sumbawa Barat
c. Capaian Kinerja 1. Kegiatan Bersumber Dari Dana APBD a) Penyusunan Laporan Capaian Kinerja dan Ikhtisar Realisasi Kinerja SKPD Kegiatan ini dilaksanakan setiap akhir tahun sebagai bentuk pertanggungjawaban
pelaksanaan
kegiatan
pembangunan
peternakan sumber dana APBD selama 1 tahun. Penyusunan laporan capaian kinerja pada dasarnya merupakan bentuk kontrak kerja institusi Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi NTB
dengan
Pemerintah
Daerah
Provinsi
NTB
sebagai
pertanggungjawaban pelaksanaan dan realisasi anggaran APBD tahun 2015, hal ini mengacu sesuai dengan sistim pemerintahan yang bersih dan transparan “Good Goverment Action”.
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
24
b) Penyusunan Laporan Bulanan, Triwulan, dan Tahunan Penyusunan laporan bulanan, triwulan dan tahunan pada prinsipnya mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 39 tahun 2006 tentang Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan. Kegiatan ini telah dilaksanakan setiap bulan, triwulan dan penyusunan laporan akhir tahun. Laporan bulanan, triwulan dan tahunan disampaikan kepada Gubernur Nusa Tenggara Barat melalui Bappeda Provinsi NTB dan Biro Keuangan Setda. Provinsi NTB untuk pelaksanaan anggaran APBD dan APBN sedangkan untuk pelaksanaan anggaran APBN laporan
disampaikan
pula
tembusannyadisampaikan
kepada
kepada
Menteri Eselon
Pertanian
I
pada
dan
lingkup
Kementerian Pertanian dan Bappeda Provinsi NTB. c) Penyusunan RKA dan DPA SKPD Kegiatan ini dilaksanakan pada setiap akhir tahun (bulan Juli sampai Desember). Pelaksanaan kegiatan ini pada prinsipnya melibatkan instansi lain seperti Bappeda Provinsi NTB, Biro Keuangan Setda. Provinsi NTB dan Dinas Pendapatan Provinsi NTB sebagai fungsi koordinatif dan konsultatif dalam penyusunan kegiatan dan anggaran. Dalam pelaksanaannya, penyusunan RKA
SKPD
berdasarkan
Prioritas
dan
Plafon
Anggaran
Sementara (PPAS) Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi NTB yang telah disampaikan kepada Bappeda Provinsi NTB, penyusunan PPAS itu sendiri harus mengacu pada Renstra Daerah Provinsi NTB dan Road Map Pembangunan Peternakan NTB selama 5 tahun terakhir. d) Penyusunan Statistik Peternakan Kegiatan penyusunan statistik peternakan memiliki arti yang strategis
bagi
daerah
maupun
secara
nasional
karena
ketersediaan data mutakhir yang tersusun secara akurat, obyektif dan tepat waktu akan sangat menentukan arah kebijakan pembangunan peternakan pada tahun mendatang.
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
25
Kegiatan ini tidak hanya dibayai dari APBD akan tetapi juga didukung dari anggaran APBN. Hasil penyusunan statistik secara lengkap dilaporkan dalam bentuk buku khusus untuk dapat dimanfaatkan oleh para pemerhati atau yang membutuhkan informasi peternakan sedangkan secara garis besar dapat diuraikan sebagai berikut : 1. Perkembangan Populasi Ternak Perkembangan populasi ternak dari tahun ke tahun mengalami peningkatan yang sangat siginifikan, hal ini selain adanya pembinaan dan pengawasan terhadap pemotongan dan lalulintas ternak yang dilakukan secara teratur juga adanya program pemberdayaan petani peternak melalui penguatan permodalan, pemberian bibit ternak dan peningkatan SDM bidang peternakan secara menyeluruh. Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 10. Populasi Ternak Di Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2014 - 2015 Populasi Ternak (ekor) No
Ternak 2014
1
Sapi
2
Kerbau
3
Kuda
4
Kambing
5
2015
1.013.793
1.055.013
129.141
124.808
65.708
62.451
576.125
613.548
Domba
24.738
30.460
6
Babi
46.127
49.016
7
Ayam Ras Petelur
105.292
350.025
8
Ayam Ras Pedaging
9.440.867
9.103.809
8
Ayam Buras
6.420.731
6.660.868
9
Itik
1.042.257
1.100.228
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
26
2. Perkembangan Populasi Ternak Masing- Masing Daerah Perkembangan populasi ternak sapi di daerah Nusa Tenggara Barat pada tahun 2015 dengan rata-rata sebesar 4,1% pada dasarnya merupakan perkembangan dari populasi ternak pada masing-masing daerah dan dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 11. Populasi Ternak Besar Masing-Masing Kabupaten/
Kota Tahun 2015
No
Kabupaten/ Kota
1
Mataram
2
Jenis Ternak (Ekor) Sapi
Kerbau
Kuda
Kambing
Domba
Babi
1.921
21
568
1.885
22
1.296
Lobar
90.704
5.566
2.964
37.795
1.745
26.154
3
KLU
86.241
477
502
28.558
-
5.488
4
Loteng
162.520
19.499
1.825
102.315
377
1.256
5
Lotim
123.332
4.787
5.350
94.788
9.896
3
6
KSB
61.813
12.174
5.301
12.349
223
106
7
Sumbawa
228.826
45.595
32.452
34.570
1.412
8.794
8
Dompu
112.503
21.286
7.069
82.672
289
5.919
9
Bima
170.118
14.934
5.464
200.580
16.400
-
10
Kota Bima
17.035
469
956
18.036
96
-
Jumlah
1.055.013
124.808
62.451
613.548
30.460
49.016
3. Pemotongan Ternak Tercatat Peningkatan populasi ternak pada tahun 2015 di daerah Nusa Tenggara Barat, selain mensuplai kebutuhan ternak bagi daerah lain, juga mempengaruhi pemotongan ternak dalam memenuhi kebutuhan daging di daerah NTB dan daerah lainnya. Pemotongan ternak tercatat dapat dilihat pada tabel berikut.
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
27
Tabel 12.Pemotongan Ternak Tercatat Di Provinsi NTB Tahun 2014 - 2015 No
Pemotongan ternak (ekor)
Ternak
r (%)
2014 50.604
2015 60.083
18,7
1
Sapi
2
Kerbau
7.237
7.559
4,4
3
Kuda
1.178
1.070
(9,2)
4
Kambing
16.640
14.125
(15,1)
5
Domba
30
96
220,0
6
Babi
2.102
2.190
4,2
4. Produksi Daging dan Telur Peningkatan populasi ternak di daerah NTB membawa dampak positif dalam penyediaan daging bagi konsumen lokal maupun regional. Hal ini ditandai dengan meningkatnya pemotongan ternak dalam daerah sebesar 37% khususnya pada ternak sapi atau meningkat sebesar 18,7%. Tabel 13. Produksi dan Konsumsi Daging Di Provinsi NTB Tahun 2015 Produksi Daging (Ton/Thn) 1 Sapi 15.645,9 2 Kerbau 2.037,7 3 Kuda 253,9 4 Kambing 5.183,6 5 Domba 183,6 6 Babi 2.542,6 7 Ayam Ras 8.253,2 8 Ayam Buras 7.180,4 9 Itik 1.069,4 10 Jeroan 8.412,9 *Data Sementara Tahun 2015 No
Ternak
Konsumsi Daging (Kg/Thn) 2,42 0,30 0,04 0,77 0,03 0,40 0,95 0,99 0,13 1,63
Untuk produksi telur, selain diperuntukkan bagi kebutuhan daerah
juga
telah
diantarpulaukan
dalam
memenuhi
kebutuhan daerah lain seperti pada tabel berikut.
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
28
Tabel 14. Produksi dan Konsumsi Telur Di Provinsi NTB Tahun 2015 No
Ternak
Produksi Telur (Ton) 3.696,26
Konsumsi Telur (Kg/Thn) 1,44
1
Ayam Ras
2
Ayam Buras
15.969,43
2,17
3
Itik
15.897,74
2,53
5. Necara Bahan Makanan Keberhasilan dalam meningkatkan populasi ternak tahun 2015 (ternak
sapi
sebesar
4,1%),
hal
ini
berdampak
pada
peningkatan produksi daging yang sangat signifikan. Seiring dengan peningkatan produksi daging, peningkatan pendapatan dan kesadaran masyarakat akan produk pangan asal hewan menjadi penyebab utama meningkatnya konsumsi daging dalam daerah. Hal ini disertai dengan meningkatnya supply dan demand akan daging di daerah. Selain
kegiatan
diatas,
berikut
diuraikan
kegiatan-kegiatan
pertemuan. a. Pendataan Populasi Ternak Pendataan ternak diperlukan sebagai salah satu upaya penyajian data/informasi yang baik dengan kriteria sebagai berikut: 1) Up to date (terkini); 2) Tersaji secara cepat dan komprehensif (secara lengkap dan menyeluruh); 3) Akurat ( mempunyai ketepatan dan ketelitian yang tinggi); 4) Relevan (sesuai dengan tuntutan dan perkembangan). Mengingat pentingnya ketersediaan data populasi ternak secara lengkap, akurat dan tepat waktu maka pelaksanaan pendataan ternak tahun 2015 diarahkan pada pengumpulan data populasi ternak di seluruh desa/kelurahan se-Provinsi Nusa Tenggara Barat yang dilakukan oleh petugas enumerator pada masing-masing kecamatan
antara
lain
:
Kota
Mataram
pada
6
Kecamatan/50Kelurahan; Kabupaten Lombok Barat pada 10
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
29
Kecamatan/122
Desa;
Kecamatan/33 Desa;
Kabupaten Kabupaten
Lombok Lombok
Utara
pada
Tengah pada
Kecamatan/139
Desa;
Kabupaten
Lombok
Kecamatan/254
Desa;
Kabupaten
Sumbawa
Timur Barat
5 12
pada
20
pada
8
Kecamatan/63 Desa; Kabupaten Sumbawa pada 24 Kecamatan/165 Desa; Kabupaten Dompu pada 8 Kecamatan/81 Desa;Kabupaten Bima pada 18 Kecamatan/191 Desa dan Kota Bima pada 5 Kecamatan/38 kelurahan. Ruang lingkup dan sasaran pengumpulan data ternak diarahkan untuk mendata dan mengetahui jumlah populasi ternak di daerah Nusa Tenggara Barat pada Tahun 2015, yang meliputi : (1) Ternak Besar, terdiri dari : Sapi, Kerbau, Kuda (2) Ternak Kecil, terdiri dari : Kambing, Domba, Babi (3) Ternak Unggas, terdiri dari : Ayam Bukan Ras (Buras), Ayam Ras Petelur (Layer), Ayam Ras Pedaging (Broiler), Itik. (4) Aneka Ternak, terdiri dari : Kelinci, Puyuh, Merpati b. Pertemuan Verifikasi dan Validasi Data Tahun 2014 Pertemuan Verifikasi dan Validasi Data Tahun 2014koordinasi langsung oleh Sekretaris drh. Erwin Kusbianto, M.Si, yang didampingi oleh Muhammad Nur, SPt, M.Si (Kasubbag Program dan Pelaporan) menjelaskan tentang Mekanisme Pengumpulan dan Pengolahan Data Peternakan. Hal ini pula yang banyak direspon langsung dari peserta kabupaten/kota. Respon pertama dari drh. Rini Handayani, M.Si (Kasubbag Program Dinas Peternakan Sumbawa) terkait di dalam perhitungan statistik terutama produksi dan konsumsi daging, perlu ada persepsi yang sama atau parameter yang sama, selanjutnya Adi Wibawa, S.Pt (Kepala Bidang Peternakan DPPKKP KLU) terkait sharing cost pelaksanaan registrasi ternak tahun 2014. Berdasarkan pada diskusi yang berkembang dalam pertemuan tersebut dapat dirumuskan beberapa hal sebagai berikut :
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
30
1. Para peserta sepakat terhadap pertumbuhan populasi ternak pada masing-masing daerah yang telah disampaikan secara resmi; 2. Dukungan data pemotongan, pengeluaran dan perhitungan produksi daging pada masing-masing daerah akan segera disampaikan
dengan
mengacu
paramater
hasil
reguler
sampling 2009. 3. Pada tahun 2015 sebagai tahun perwujudan, dukungan data yang akurat dan relevan akan ditingkatkan oleh karena itu, masing-masing Kabupaten/kota akan melaksanakan kegiatan Pendataan Ternak/Registrasi/Pengkartuan dengan dukungan dana yang sangat variatif sebagai dana Sharing Cost. 4. Pertumbuhan populasi ternak sapi (1,1%). 5. Pada Tahun 2015, dalam rangka menyiapkan parameter teknis yang lebih valid dan representatif, Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi NTB akan bekerjasama dengan lembaga penelitian dalam rangka menyusun parameter teknis peternakan dan kesehatan hewan tahun 2014. Oleh karena itu, diharapkan kerjasama dinas peternakan kabupaten/kota dalam menyiapkan data-data/pendampingan dan keterangan yang terkait program/kegiatan pada masing-masing instansi. 6. Output dari pertemuan Verifikasi dan Validasi Data Tahun 2014 terutama salah satunya data pertumbuhan populasi ternak sapi untuk sementara akan dipublikasikan di tingkat Nasional, dimana agenda pertemuan verifikasi data nasional dijadwalkan pada tanggal 27-30 April 2015di Yogyakarta.
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
31
c. Sosialisasi Updating Data Tahun 2015 Pertemuan
Sosialisasi
Updating Data Tahun 2015 dilaksanakan
tanggal
November 2015 di Dinas
Peternakan
12 Aula dan
Kesehatan Hewan Provinsi NTB dibuka
oleh Kepala
Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi NTB. Kegiatan updating data di Kabupaten/Kota di Provinsi NTB dilaksanakan pada
bulan
November
-
Desember
melibatkan
Petugas
Kabupaten/Kota sebagai Koordinator, Petugas Kecamatan dan Desa sebagai pencacah data ternak.Pada kesempatan tersebut juga mengundang narasumber dari BPS Provinsi NTB dan Fakultas Peternakan
UNRAM.Kebijakan
pemerintah
daerah
dalam
pelaksanaan Pendataan dan Updating Data Tahun 2015 sangat diperlukan sehingga dapat membantu pimpinan dalam penyelesaian program dan kegiatan sesuai aturan yang berkalu.
Pendataan
dan
Updating Data Tahun 2015 perlu
diterapkan
pada
semua kegiatan termasuk pada kegiatan-kegiatan pemberdayaan masyarakat melalui paket penerima bantuan sosial/hibah.
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
32
d. Sosialisasi Peraturan DaerahNomor 1 Tahun 2015 Tentang Pengendalian Pemotongan Ternak Ruminansia Besar Betina Produktif di Provinsi NTB Sosialisasi Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2015 tentang Pengendalian Pemotongan ternak ruminansia besar betina produktif di Provinsi NTB dilaksanakan di masing-masing Kabupaten/Kota Provinsi NTB.Regulasi yang sedang disosialisasikan mengarah pada pengendalian populasi hewan ternak yang kerap dipotong oleh masyarakat yakni ternak betina produktif yang terdiri dari sapi dan kerbau.Sebagai daerah gudang ternak yang sudah mandiri daging sejak Tahun 2011, NTB mampu menyediakan supply kebutuhan sapi bibit dan sapi potong secara nasional.Pada tanggal 13 November 2015 di Kementerian Pertanian, Gubernur NTB, DKI, Lampung, NTT dan Jambi sebagai daerah produksi menandatangani MoU
terkait
pemenuhan
daging secara
nasional.Diharapkan
Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2015 dapat dijadikan pegangan demi menjaga keberlangsungan bibit ternak sehingga NTB bisa mempertahankan diri sebagai daerah gudang ternak nasional. 2. Kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan dari sumber dana APBN antara lain : a. Penyusunan Program dan Anggaran APBN (RKAKL) Selain dari anggaran yang dialokasikan dari sumber dana APBD Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Nusa Tenggara Barat juga mendapatkan alokasi anggaran dari Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian melalui dana Dekonsentrasi dan tugas Pembantuan. Adapun alokasi anggaran Tahun Anggaran 2015 Dekonsentrasi sebesar Rp.11.603.877.000,- (sebelas milyar enam ratus tiga juta delapan ratus tujuh puluh tujuh ribu rupiah) dan Tugas Pembantuan sebesar Rp.34.886.170.000,- (tiga puluh empat milyar delapan ratus delapan puluh enam juta seratus tujuh puluh ribu rupiah).
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
33
Tabel15.Program dan Kegiatan Dekonsentrasi Tahun Anggaran 2015 Kode
Nama Output / Sub Output
Pagu (Rp.)
1782 103 111 112 114 122 136 140
PENINGKATAN PRODUKSI TERNAK Bimbingan Teknis Budidaya Ternak Potong Distribusi Semen Beku dan Operasional IB Pengadaan N2 Cair + Pengadaan N2 Cair APBN-P Penguatan Manajemen Inseminasi Buatan Perbaikan Manajemen INKA Bimbingan Teknis Budidaya Unggas dan Aneka Ternak Penguatan Kelembagaan Peternak Penilaian Manajemen Usaha Kelompok Peternak dan Pelayanan Petugas Teknis Pembinaan SMD Supplay Deman Ternak Potong Koordinasi dan Pembinaan Budidaya Ternak + Koordinasi Budidaya Ternak APBN-P PENINGKATAN PRODUKSI PAKAN TERNAK Pengembangan Kapasitas SDM Bidang Pakan Pengawasan Mutu dan Keamanan Pakan/Bahan Pakan Pengawasan Peredaran Imbuhan/Pelengkap Pakan Koordinasi dan Bimbingan Teknis Pakan (BP3TR) PENGENDALIAN DAN PENANGGULANGAN PENYAKIT HEWAN MENULAR STRATEGIS DAN PENYAKIT ZOONOSIS
2.560.034.000 40.500.000 890.064.000 470.920.000 356.000.000 12.150.000 26.850.000 70.250.000
99.000.000 990.000.000 641.454.000 397.850.000 1.224.915.000 30.000.000 199.150.000 27.900.000 275.950.000 578.150.000 25.000.000 1.043.743.000
146 167 168
Biosekuriti Perunggasan Pengendalian dan Penanggulangan Anthrax Penanggulangan Gangguan Reproduksi pada Sapi/Kerbau Pengendalian dan Penanggulangan Penyakit Parasiter Pengendalian dan Penanggulangan Penyakit Bakterial Lainnya Perlindungan Hewan dan Kewaspadaan Penyakit Eksotik Pengamatan Penyakit Hewan (APBN-P) Pembinaan dan Koordinasi Kesehatan Hewan Unit Respon Cepat PHMS Operasional Pelayanan Kesehatan Hewan di Puskeswan Operasional Pengujian Veteriner di Lab.Veteriner Daerah PENINGKATAN KUANTITAS DAN KUALITAS BENIH DAN BIBIT Pembinaan Penguatan Sapi/Kerbau Betina Bunting Peningkatan Penerapan Teknologi Perbibitan Pengawalan dan Koordinasi Perbibitan di Daerah
170
Pengawasan Mutu Benih dan Bibit Ternak
171
Supply Demand Ternak Bibit
43.900.000
172
Pewilayahan Sumber Bibit Ternak
78.850.000
173
Pengembangan Usaha Perbibitan Ternak
37.450.000
141 143 144 145 1783 152 160 161 162 1784 104 106 109 110 112 155 156 161 162 169 174 1785
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
40.950.000 49.350.000 51.350.000 551.650.000 178.150.000 10.000.000 66.850.000 28.700.000 72.600.000 4.489.369.000
87.400.000 100.300.000 278.343.000 152.750.000
34
Kode
Nama Output / Sub Output
Pagu (Rp.)
174
Pengembangan Kelembagaan Perbibitan Ternak
175 1786 027
Koordinasi Teknis PENJAMINAN PRODUK HEWAN YANG ASUH DAN BERDAYA SAING Pembentukan dan Pelaksanaan Tim Koordinasi Pengawasan
111
Penerapan Penjaminan PH ASUH di RPH + APBN-P
112
42.200.000
118
Fasilitasi Unit Usaha Dalam Proses Sertifikasi ASUH Monitoring dan Surveilans Residu dan Cemaran Mikroba / RSHLV
120
Pengembangan Kapasitas SDM Bidang Kesmavet
59.000.000
121
Penguatan Manajemen Lab.Kesmavet
40.750.000
128
Unit Respon Cepat Pengawas Kesmavet
129
Peningkatan Kapasitas SDM Pengawas Kesmavet
130
Koordinasi Teknis Pengawasan Kesmavet
131
Pemutakhiran Data Pemotongan
135
Peningkatan Kesadaran Masyarakat dalam Pencegahan Penularan Zoonosis Pembinaan Penerapan Kesejahteraan Hewan pada Ternak dan Non Ternak
136
1787 DUKUNGAN MANAJEMEN DAN DUKUNGAN TEKNIS LAINNYA DITJEN PETERNAKAN DAN KESWAN
128.700.000 36.050.000 2.558.310.000 441.460.000 512.000.000 69.200.000
840.950.000 76.950.000 105.800.000 65.000.000 180.000.000 125.000.000 774.271.000
020
Perumusan Kebijakan Perencanaan Pembangunan Peternakan dan Keswan
335.000.000
021
Evaluasi Pelaksanaan Kebijakan Pembangunan Peternakan dan Keswan + APBN-P
302.951.000
022
Pengelolaan dan Pelaporan Keuangan serta Penatausahaan Barang Milik Negara
136.320.000
TOTAL
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
11.603.877.000
35
Tabel. 16. Program dan Kegiatan Tugas Pembantuan Tahun Anggaran 2015 Kode 1782 101 102 5 120 121 124
Nama Output / Sub Output PENINGKATAN PRODUKSI TERNAK Pengembangan Budidaya Sapi Potong Pengembangan Budidaya Kerbau Penyediaan Sarana dan Peralatan IB Penyebaran Pejantan Sapi Potong (INKA) Penyebaran Pejantan Kerbau (INKA) Pengembangan Budidaya Kambing (Domba) Revisi jadi Kambing 1783 PENINGKATAN PRODUKSI PAKAN TERNAK
Pagu(Rp.) 16.535.670.000 7.522.500.000 4.166.370.000 585.000.000 3.326.000.000 773.300.000 162.500.000
043 Penguatan Sumber Bibit/Benih HPT di UPTD (APBN-P)
5.000.000.000
103 109 111 120 124
778.500.000 4.886.650.000 146.100.000 2.045.850.000 862.050.000
132 133 137 141 1785 101 145 165 166 1786 102 122 995 1787 020
Penguatan Sumber Bibit/Benih HPT di UPTD Pengembangan Padang Penggembalaan (APBN-P) Pemeliharaan Padang Penggembalaan Pengembangan Integrasi Ternam - Tanaman Pangan Penanaman dan Pengembangan Tanaman Pakan Ternak Berkualitas Pengembangan Lumbung Pakan (LP) Ruminansia Revitalisasi UPP dan PPSK Penguatan Pakan Induk Sapi Potong Penguatan Pakan Sapi Potong Penggemukan PENINGKATAN KUANTITAS DAN KUALITAS BENIH DAN BIBIT Pembibitan Sapi Potong Penguatan Sapi/Kerbau Betina Bunting Fasiliasi Opersional Perbibitan di UPTD Penyediaan Bibit Ternak di UPTD PENJAMINAN PRODUK HEWAN YANG ASUH DAN BERDAYA SAING Fasilitasi Peralatan RPH Ruminansia (APBN-P) Pengadaan Sarana dan Prasarana Lab.Kesmavet Kendaraan Bermotor DUKUNGAN MANAJEMEN DAN DUKUNGAN TEKNIS LAINNYA DITJEN PETERNAKAN DAN KESWAN Perumusan Kebijakan Perencanaan Pembangunan Peternakan dan Keswan TOTAL
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
15.460.750.000
580.900.000 200.000.000 917.350.000 43.350.000 1.574.000.000 319.000.000 840.000.000 368.500.000 46.500.000 1.219.250.000 320.000.000 500.000.000 399.250.000 96.500.000 96,500,000 34.886.170.000
36
b. Sosialisasi E -Proposal 2016 Sistem penganggaran terpadu berbasis kinerja memerlukan pengaturan sistem dan mekanisme perencanaan pembangunan nasional dan daerah serta mengakomodasi peranan daerah yang lebih besar terhadap perencanaan pembangunan. Peran daerah yang lebih besar dalam proses perencanaan akan menghadirkan rasa memiliki serta tanggung jawabyang kemudian diharapkan akan dapat meningkatkan efisiensi serta efektivitas pelaksanaan kegiatan. Salah satu upaya untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi pelaksanaan kegiatan adalah dengan dibangunnya sistem e-proposal. e-proposal merupakan salah satu bagian penting dalam e-planning yang dikembangkan oleh Kementerian Pertanian. E-Proposal
adalah
aplikasi
yang
dibangun
untuk
mendukung sistem bottom-up planning yang efektif dan efisien di Kementerian Pertanian. Dengan adanya e-proposal akan mampu menjelaskan
kebutuhan
anggaran
yang
diperlukan
untuk
mencapai sasaran yang ditargetkan lengkap dengan daya dukung yang akurat dan legalitas dari dinas terkait. Sistem e-Proposal memiliki beberapa tujuan antara lain: 1. Menjaring sebanyak mungkin usulan-usulan dari daerah yang potensial untuk dikembangkan, mempercepat pengiriman data proposal dari seluruh Kabupaten/Kota dan provinsi. 2. Memperkuat
peran
SKPD
provinsi
sebagai
koordinator
mekanisme perencanaan satu pintu. 3. Mempercepat proses penilaian proposal oleh tim pusat. 4. Meningkatkan efisiensi dan efektivitas pengalokasian anggaran pemerintah Kabupaten/Kota dan provinsi di seluruh Indonesia. 5. Mendukung upaya hemat barang persediaan (paperless) dan pengelolaan database lebih baik. 6. Mendukung percepatan Reformasi Birokrasi dimana usulanusulan dari daerah akan diproses di pusat dengan transparan dan akuntabel.
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
37
Sosialisasi e-proposal dihadiri oleh Kasubbag Program dan Pelaporan dan Petugas e-proposal yang ada di kabupaten/kota serta
petugas
e-proposal
provinsi.
Sosialisasi
e-proposal
dilaksanakan untuk pengajuan kegiatan tahun 2016. c. Penyusunan RoadMap Kawasan Peternakan Sapi Potong Dalam
upaya
mengejar
target
NTB-BSS
tersebut,
Pemerintah Daerah NTB sudah memiliki Masterplan Kawasan Peternakan Provinsi NTB. Masterplan ini selain menjadi pedoman dalam
merencanakan,
melaksanakan
dan
mengevaluasi
pembangunan peternakan sapi potong di NTB juga sekaligus merevisi Blue Print yang disusun pada tahun 2009. Untuk dapat melengkapi Masterplan yang ada maka diperlukan action plan dan road map Pengembangan Ternak Sapi Potong 2015-2019 di beberapa kabupaten/kota terpilih. Untuk itu perlu dilakukan kajian dan analisis yang mendalam terhadap variabel -variabel yang berpengaruh pada pengembangan peternakan sapi potong di NTB. Penyusunan Road Map Kawasan Peternakan Sapi Potong di Provinsi Nusa Tenggara Barat dikerjasamakan dengan Fakultas Peternakan Universitas Mataram sesuai dengan MoU antara Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi NTB dengan Fakultas Peternakan Nomor : 524/2282/Disnakwan/2015 dan Nomor: 1105/UN18.3/DT/2015 Adapun tujuan dari penyusunan RoadMap Kawasan Sapi Potong di Nusa Tenggara Barat yakni: 1) Sebagai pedoman bagi pelaksanaan kegiatan pengembangan ternak sapi potong di Kabupaten Lombok Tengah, Kabupaten Lombok Timur, Kabupaten Sumbawa Barat, Kabupaten Sumbawa, Kabupaten Dompu dan Kota Bima Provinsi Nusa Tenggara Baratselama kurun waktu 2015-2019.
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
38
2) Sebagai
pedoman
bagi
perumusan
kebijakan
dalam
penyusunan program dan proyek-proyek prioritas terkait dengan pengembangan sapi potong di Kabupaten Lombok Tengah, Kabupaten Lombok Timur, Kabupaten Sumbawa Barat, Kabupaten Sumbawa, Kabupaten Dompu dan Kota Bima Provinsi Nusa Tenggara Barat. 3) Sebagai pedoman bagi proses pengambilan keputusan dalam perencanaan,
pelaksanaan,
dan
evaluasi
kegiatan
pembangunan peternakan di Kabupaten Lombok Tengah, Kabupaten Lombok Timur, Kabupaten Sumbawa Barat, Kabupaten Sumbawa, Kabupaten Dompu dan Kota Bima Provinsi Nusa Tenggara Barat.
4) Sebagai bahan evaluasi pelaksanaan kegiatan pembangunan peternakan sapi potong sesuai dengan visi, misi dan tujuan pembangunan peternakan di NTB. Adapun hasil dari penyusanan Roadmap Kawasan Sapi Potong di Kabupaten Lombok Tengah, Kabupaten Lombok Timur, Kabupaten Sumbawa Barat, Kabupaten Sumbawa, Kabupaten Dompu dan Kota Bima Provinsi Nusa Tenggara Barat secara rinci dapat dilihat pada laporan yang terpisah dari laporan tahunan ini. d. Penyusunan Pelaporan Keuangan SAK dan SIMAK BMN Sebagaimana diamanatkan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara bahwa Menteri/Pimpinan Lembaga sebagai Pengguna Anggaran/Barang mempunyai tugas antara lain menyusun dan menyampaikan Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga yang dipimpinnya. Dinas Peternakan Dan Kesehatan Hewan Provinsi NTB adalah salah satu entitas akuntansi di bawah Kementerian Pertanian yang berkewajiban menyelenggarakan akuntansi dan laporan
pertanggungjawaban
atas
pelaksanaan
Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara. Salah satu pelaksanaannya adalah dengan menyusun laporan keuangan berupa Laporan LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
39
Realisasi
Anggaran,
Neraca,
Laporan
Operasi,
Laporan
Perubahan Ekuitas dan Catatan atas Laporan Keuangan. Penyusunan Laporan Keuangan Dinas Peternakan Dan Kesehatan Hewan
Provinsi
NTB
mengacu
pada Peraturan
Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan dan kaidah-kaidah pengelolaan keuangan yang sehat dalam pemerintahan. Laporan Keuangan ini telah disusun dan disajikan dengan basis akrual sehingga akan mampu menyajikan informasi keuangan yang lebih transparan, akurat dan akuntabel. Laporan Keuangan ini diharapkan dapat informasi
yang
khususnya
berguna
sebagai
kepada sarana
para
memberikan
pengguna
untuk
laporan
meningkatkan
akuntabilitas/pertanggungjawaban dan transparansi pengelolaan keuangan negara pada Dinas Peternakan Dan Kesehatan Hewan Provinsi
NTB.Disamping
itu,
laporan
keuangan
ini
juga
dimaksudkan untuk memberikan informasi kepada manajemen dalam pengambilan keputusan dalam usaha untuk mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik (good governance). Laporan Keuangan DINAS Peternakan Dan Kesehatan Hewan Provinsi NTB Tahun 2015 ini telah disusun dan disajikan sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) dan berdasarkan kaidah-kaidah pengelolaan keuangan yang sehat di lingkungan pemerintahan. Laporan Keuangan ini meliputi: 1. Laporan Realisasi Anggaran Laporan Realisasi Anggaran menggambarkan perbandingan antara anggaran dengan realisasinya, yang mencakup unsurunsur Pendapatan-LRA dan Belanja selama periode 1 Januari sampai dengan 31 Desember 2015.
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
40
a. Dekonsentrasi Realisasi Pendapatan Negara pada TA 2015 adalah berupa Pendapatan Negara Bukan Pajak sebesar Rp.3.398.293,atau mencapai 0,00% dari estimasi Pendapatan-LRA sebesar Rp.0,Realisasi Belanja Negara pada TA 2015 adalah sebesar Rp.9.776.634.606,- atau mencapai 84,25% dari alokasi anggaran sebesar Rp.11.603.877.000,b. Tugas Pembantuan Realisasi Pendapatan Negara pada TA 2015 adalah berupa Pendapatan Negara Bukan Pajak sebesar Rp.110.445.226,atau mencapai 0,00% dari estimasi Pendapatan-LRA sebesar Rp.0,Realisasi Belanja Negara pada TA 2015 adalah sebesar Rp.25.963.512.200,- atau mencapai 74,42% dari alokasi anggaran sebesar Rp.34.886.170.000,2. Neraca Neraca menggambarkan posisi keuangan entitas mengenai aset, kewajiban, dan ekuitas pada 31 Desember 2015. a. Dekonsentrasi Nilai Aset per 31 Desember 2015 dicatat dan disajikan sebesar Rp.3.707.994.469,- yang terdiri dari: Aset Lancar sebesar
Rp.0,-
Rp.3.707.994.469,-
Aset Piutang
Tetap Jangka
(netto) Panjang
sebesar (netto)
sebesar Rp.0,00,- dan Aset Lainnya (netto) sebesar Rp.0,-. Nilai Kewajiban dan Ekuitas masing-masing sebesar Rp.0,dan Rp.3.707.994.469.00. b. Tugas Pembantuan Nilai Aset per 31 Desember 2015 dicatat dan disajikan sebesar Rp.22.603.588.352,- yang terdiri dari: Aset Lancar sebesar Rp.18.879.116.820,-; Aset Tetap (netto) sebesar Rp.3.521.977.324,-;
Piutang
Jangka
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
Panjang
(netto)
41
sebesar Rp.202.494.208,-; dan Aset Lainnya (netto) sebesar Rp.0,-. Nilai Kewajiban dan Ekuitas masing-masing sebesar Rp.0,dan Rp.22.603.588.352,-. 3. Laporan Operasional a. Dekonsentrasi Laporan
Operasional
pendapatan-LO,
beban,
menyajikan
berbagai
surplus/defisit
unsur
dari
operasi,
surplus/defisit dari kegiatan non operasional, surplus/defisit sebelum pos luar biasa, pos luar biasa, dan surplus/defisitLO,
yang
diperlukan
Pendapatan-LO Desember
untuk
2015
sedangkan
untuk
periode
adalah
jumlah
penyajian
yang
sampai
sebesar
beban
wajar.
dengan
31
Rp.3.398.293,-,
adalah
sebesar
Rp.10.365.767.448,- sehingga terdapat Defisit Kegiatan Operasional senilai –Rp.10.362.373.368,-. Kegiatan Non Operasional dan Pos-Pos Luar Biasa masing-masing sebesar Defisit Rp.0,- dan Defisit Rp.0,- sehingga entitas mengalami Defisit-LO sebesar – Rp.10.362.373.368,-. b. Tugas Pembantuan Laporan
Operasional
pendapatan-LO,
beban,
menyajikan
berbagai
surplus/defisit
unsur
dari
operasi,
surplus/defisit dari kegiatan non operasional, surplus/defisit sebelum pos luar biasa, pos luar biasa, dan surplus/defisitLO,
yang
diperlukan
untuk
penyajian
yang
wajar.
Pendapatan-LO untuk periode sampai dengan 31 Desember 2015 adalah sebesar Rp.209.904.930,-, sedangkan jumlah beban terdapat
adalah Defisit
sebesar
Rp.26.960.712.659,-
Kegiatan
Operasional
sehingga senilai
-
Rp26.750.807.729,-. Kegiatan Non Operasional dan Pos-Pos Luar Biasa masing-masing sebesar Surplus Rp.1.787.400,dan Defisit Rp.0,- sehingga entitas mengalami Defisit-LO sebesar – Rp.26.749.020.329,LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
42
4. Laporan Perubahan Ekuitas a. Dekonsentrasi Laporan Perubahan Ekuitas menyajikan informasi kenaikan atau penurunan ekuitas tahun pelaporan dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Ekuitas pada tanggal 01 Januari 2015 adalah sebesar Rp.4.295.152.311,- ditambah Defisit-LO
sebesar
ditambah/dikurangi
–Rp.10.362.373.368,dengan
kemudian
koreksi-koreksi
senilai
Rp.1.975.000,- dan ditambah Transaksi Antar Entitas sebesar Rp.9.773.240.526,- sehingga Ekuitas entitas pada tanggal
31
Desember
2015
adalah
senilai
Rp.3.707.994.469,-. b. Tugas Pembantuan Laporan Perubahan Ekuitas menyajikan informasi kenaikan atau penurunan ekuitas tahun pelaporan dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Ekuitas pada tanggal 01 Januari
2015
adalah
sebesar
ditambah
Defisit-LO
sebesar
kemudian
ditambah/dikurangi
–
Rp.23.982.991.707,Rp.26.749.020.329,-
dengan
koreksi-koreksi
senilai Rp.0,- dan ditambah Transaksi Antar Entitas sebesar Rp.25.369.616.974,- sehingga Ekuitas entitas pada
tanggal
31
Desember
2015
adalah
senilai
Rp.22.603.588.352,-. 5. Catatan atas Laporan Keuangan Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK) menyajikan informasi tentang penjelasan atau daftar terinci atau analisis atas nilai suatu pos yang disajikan dalam Laporan Realisasi Anggaran, Neraca,
Laporan Operasional,
Ekuitas.Termasuk
pula
dalam
dan Laporan CaLK
adalah
Perubahan penyajian
informasi yang diharuskan dan dianjurkan oleh Standar Akuntansi Pemerintahan serta pengungkapan-pengungkapan
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
43
lainnya yang diperlukan untuk penyajian yang wajar atas laporan keuangan. Dalam penyajian Laporan Realisasi Anggaran untuk periode yang berakhir sampai dengan tanggal 31 Desember 2015 disusun dan disajikan berdasarkan basis kas. Sedangkan Neraca, Laporan Operasional dan Laporan Perubahan Ekuitas untuk Tahun 2015 disusun dan disajikan dengan menggunakan basis akrual.
Laporan Realisasi Anggaran Dekonsentrasi Untuk Periode Yang Berakhir 31 Desember 2015 Dan 31 Desember 2014 31 Desember 2015 Uraian
31 Desember 2014
Catatan Anggaran (Rp.)
Realisasi (Rp.)
%
Realisasi (Rp.)
0
3.398.293
0.00
3.007.086
0
3.398.293
0.00
3.007.086
11.603.877.000
9.776.634.606
84.25
10.241.681.210
11.603.877.000
9.776.634.606
84.25
10.241.681.210
0
0
0.00
0
11.603.877.000
9.776.634.606
84.25
10.241.681.210
PENDAPATAN Penerimaan Negara Bukan Pajak
B.1
Jumlah Pendapatan BELANJA
B.2
Belanja Operasi Belanja Barang
B.2.1
Jumlah Belanja Operasi Belanja Modal Jumlah Belanja Modal Jumlah Belanja
Laporan Realisasi Anggaran Tugas Pembantuan Untuk Periode Yang Berkahir 31 Desember 2015 Dan 31 Desember 2014 31 Desember 2015 Uraian
31 Desember 2014
Catatan Anggaran (Rp.)
Realisasi (Rp.)
%
Realisasi (Rp.)
PENDAPATAN Penerimaan Negara Bukan Pajak
B.1
Jumlah Pendapatan BELANJA
0
110.445.226
0.00
1.598.509.285
0
110.445.226.00
0.00
1.598.509.285
33.797.690.000
24.904.607.200
73.69
25.391.222.812
B.2
Belanja Operasi Belanja Barang
B.2.1
Belanja Sosial
B.2.2
Jumlah Belanja Operasi
700.000.000
700.000.000 100.00
2.340.000.000
34.497.690.000
25.604.607.200
74.22
27.731.222.812
388.480.000
358.905.000
92.39
368.862.500
Belanja Modal Belanja Modal Peralatan dan Mesin
B.2.3
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
44
Uraian
Catatan
31 Desember 2015
Jumlah Belanja Modal Jumlah Belanja
31 Desember 2014
388.480.000
358.905.000
34.886.170.000
25.963.512.200
92.39 74.42
368.862.500 28.100.085.312
Neraca Dekonsentrasi Per 31 Desember 2015 Dan 31 Desember 2014 Uraian
Catatan
31 Desember 2015
31 Desember 2014
Aset Aset Tetap Peralatan Dan Mesin
C.1.1
5.775.968.394
5.775.968.394
Gedung Dan Bangunan
C.1.2
1.807.193.861
1.807.193.861
Jalan, Irigasi Dan Jaringan
C.1.3
1.248.480.611
1.248.480.611
Akumulasi Penyusutan Peralatan Dan Mesin
-4.643.252.322
-4.144.622.562
Akumulasi Penyusutan Gedung Dan Bangunan
-195.269.753
-159.125.876
Akumulasi Penyusutan Jalan, Irigasi Dan Jaringan
-285.126.322
-232.742.117
Jumlah Aset Tetap
3.707.994.469
4.295.152.311
Jumlah Aset
3.707.994.469
4.295.152.311
3.707.994.469
4.295.152.311
Jumlah Ekuitas
3.707.994.469
4.295.152.311
Jumlah Kewajiban Dan Ekuitas
3.707.994.469
4.295.152.311
Ekuitas Ekuitas
C.2.1
Neraca Tugas Pembantuan Per 31 Desember 2015 Dan 31 Desember 2014 Uraian
Catatan
31 Desember 2015 (Rp.)
31 Desember 2014
ASET Aset Tetap Peralatan dan Mesin
C.1.1
5.775.968.394
5.775.968.394
Gedung dan Bangunan
C.1.2
1.807.193.861
1.807.193.861
Jalan, Irigasi dan Jaringan
C.1.3
Akumulasi Penyusutan Peralatan dan Mesin Akumulasi Penyusutan Gedung dan Bangunan Akumulasi Penyusutan Jalan, Irigasi dan Jaringan
1.248.480.611
1.248.480.611
-4.643.252.322
-4.144.622.562
-195.269.753
-159.125.876
-285.126.322
-232.742.117
Jumlah Aset Tetap
3.707.994.469
4.295.152.311
Jumlah Aset
3.707.994.469
4.295.152.311
3.707.994.469
4.295.152.311
Jumlah Ekuitas
3.707.994.469
4.295.152.311
Jumlah Kewajiban dan Ekuitas
3.707.994.469
4.295.152.311
Ekuitas Ekuitas
C.2.1
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
45
e. Registrasi Pengkartuan Ternak di Kabupaten Sumbawa Barat Peraturan Menteri Pertanian Nomor 16 Tahun 2010 tentang pedoman Identifikasi dan Pengawasan Ternak Ruminansia Besar mengamanatkan bahwa identifikasi ternak merupakan suatu sistem untuk mengefektifkan penelusuran faktor-faktor yang terkait dengan penyakit hewan dan keamanan pangan dengan memberikan tanda atau identitas terhadap ternak maupun pemilik/penggaduh. Permasalahan yang dihadapi selama ini sulitnya mendapatkan data keberadaan ternak yang akurat berdasarkan kepemilikan ternak sehingga sulit diketahui antara lain : pendataan ternak, jumlah rumah tangga peternak, mutasi ternak, stock ternak yang adadan melakukan kegiatan pelayanan standar minimal berupa kesehatan hewan. Salah satu upaya pemerintah dalam mengatasi permasalahan tersebut di atas dan berdasarkan tindak lanjut rekomendasi KPK atas kajian kebijakan tata niaga sapi dan daging sapi, diperlukan adanya penerapan kartu ternak di daerah sentra produsen. Penerapan kartu ternak ini akan dikelola dan dilakukan oleh Dinas peternakan dan kesehatan hewan Provinsi Nusa Tenggara yang pelaksanaan difokuskan di Kabuapten Sumbawa Barat. Pelaksanaan dilakukan dengan menerapkan kriteria lokasi, kriteria peternak, sistem dan mekanisme penerapan kartu ternak yang akan ditentukan dalam petunjuk pelaksanaan ini. Selain itu juklak ini memuat mekanisme pengendalian beserta tata cara penyaluran dana, pembinaan, pengorganisasian dan pengawasan serta indikator keberhasilan. 1. Tujuan Tujuan kegiatan ini adalah : a. Memperoleh data ternak sapi dan kerbau yang akurat. b. Mengetahui jumlah Rumah Tangga Peternak (RTP). c. Menertibkan
administrasi
kepemilikan
ternakmelalui
pemberian kartu ternak. LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
46
d. Meningkatkan pengawasan mutasi ternak.
2. Manfaat Manfaat dari kartu ternak adalah : a. Sebagai bukti sah kepemilikan ternak b. Sebagai dokumen penting untuk mutasi ternak antara lain jual beli, pemotongan dan pengiriman ternak antar daerah. c. Memudahkan pelayanan kesehatan hewan, vaksinasi, dan pelayanan reproduksi/IB. d. Mengefektifkan penelusuran jaminan keamanan pangan dari aspek zoonosis dan residu. e. Memudahkan dalam mengakses asuransi ternak. 3. Sasaran Sasaran dari kegiatan penerapan kartu ternak adalah : a. Tersedianya database populasi ternak. b. Tersedianya database Rumah Tangga Peternak (RTP) pemelihara ternak Sapi dan Kerbau di Kabupaten Sumbawa Barat. 4. Pelaksanaan Kegiatan Kegiatan penerapan kartu ternak dilaksanakan oleh Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Povinsi NTB dan Dinas Kelautan, Perikanan dan Peternakan Kabupaten Sumbawa Barat yang meliputi : c. Pencetakan Buku Registrasi / Buku Induk Buku registrasi / buku induk dipergunakan untuk mencatat semua aktivitas yang termuat dalam kartu ternak mulai dari Jenis Ternak (Sapi dan Kerbau) Warna Bulu, Umur Ternak, Rupa Tanduk/Bulu Genang, Pusar-Pusar dan Tanda Istimewa. Adapun jumlah Buku Induk yang dicetak sebanyak 144 (Seratus Empat Puluh Empat) buah yang diperuntukkan
untuk
petugas
pencatat
di
tingkat
Kelurahan/Desa dan Keamatan LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
47
d. Pencetakan Kartu Ternak Kartu ternak yang dicetak sebanyak 60.000 (Enam Puluh Ribut) lembar yang dianggarkan melalui APBD II (DPA Dinas Kelautan, Perikanan dan Peternakan Kabupaten Sumbawa Barat) Tahun Anggaran 2015. e. Sosialisasi Pengkartuan Ternak Sosialisasi kebijakan dan kegiatan penerapan kartu ternak diberikan kepada pelaksana ditingkat kecamatan dan desa/kelurahan. Sosialisasi secara langsung dilaksanakan di 8 Kecamatan yang bertempat aula/ruang rapat Kantor Camat masing-masing. f. Registrasi Ternak Registrasi ternak dilaksanakan secara langsung dilapangan sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan. Adapun tatacara registrasi dilaksanakan sebagai berikut : 1) Ternak yang akan diberikan kartu ternak didata oleh petugas pelaksana pendataan ternak di tingkat lapangan untuk kemudian diidentifikasi tanda-tandanya mulai dari jenis ternak, jenis kelamin, umur, dan sesuai dengan data dan informasi yang tercantum pada kartu ternak. 2) Ternak yang telah diidentifikasi diberi tanda oleh petugas dengan kode wilayah Kecamatan. 3) Data dan informasi yang tercantum dalam kartu ternak dicatat pada buku induk, selanjutnya kartu ternak diberikan kepada peternak. 4) Buku induk disimpan di Kecamatan dan Desa. g. Mutasi Ternak 1) Pengeluaran ternak dari Kabupaten harus dapat menunjukkan : - Kartu ternak atas nama si pemilik/penjual; LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
48
- Surat Keterangan Pengeluaran Ternak dari Kepala Desa/Kelurahan asal ternak dan diketahui oleh Petugas Kecamatan setempat; - Surat izin pengeluaran yang diterbitkan oleh Dinas Kelautan, Perikanan dan Peternakan Kabupaten Sumbawa Barat. 2) Pengeluaran ternak antar Kecamatan dalam wilayah Kabupaten
antar
Kecamatan dalam
Desa/Kelurahan
dalam
satu
bentuk jual beli harus dapat
menunjukkan : - Kartu ternak atas nama si pemilik/penjual; - Surat Keterangan Pengeluaran Ternak dari Kepala Desa/Kelurahan asal ternak dan diketahui oleh Petugas Kecamatan setempat. 3) Jual beli ternak yang dilakukan di pasar hewan harus disertai dengan surat keterangan jual beli ternak yang diterbitkan oleh kepala unit pasar. 4) Peternak wajib melaporkan kepada petugas lapangan apabila terjadi kematian dan/atau kasus potong paksa ternak paling lambat 6 jam dengan menyerahkan kartu ternak untuk dihapus dari buku induk. 5) Peternak wajib melaporkan kepada kepolisian setempat apabila terjadi kasus kehilangan ternak selambatlambatnya 24 jam, selanjutnya melaporkan kepada petugas lapangan dengan menyerahkan kartu ternak untuk dihapus dari buku induk. 6) Peternak wajib melaporkan kelahiran atau pemasukan ternak kepada petugas lapangan untuk selanjutnya dicatat pada buku induk dan diterbitkan kartu ternaknya.
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
49
5. Hasil Pelaksanaan Registrasi Dari hasil pelaksaan kegiatan pengkartuan ternak didapat bahwa Rumah Tangga Peternak (RTP) pemelihara ternak Sapi sebanyak 7.900 Kepala Keluarga dengan jumlah populasi 53.126 ekor dan pemelihara ternak Kerbau sebanyak 1.917 Kepala Keluarga dengan jumlah populasi 6.794 ekor. Total populasi sapi dan kerbau sebanyak 59.919 ekor dari target 60.000 ekor atau sebesar 99,87% adapun rincian per Kecamatan sebagai berikut. Tabel 17. Hasil Pengkartuan Ternak di Kabupaten Sumbawa Barat No.
Kecamatan
Jumlah RTP (KK)
Jumlah Ternak Sapi(Ekor) Jantan
Betina
Jumlah
Jumlah RTP (KK)
Jumlah Ternak Kerbau(Ekor) Jantan Betina
Total
Jumlah
1
Jereweh
2.136
2.389
4.024
6.413
114
147
540
687
7.100
2
Seteluk
1.435
3.097
7.658
10.755
266
598
1.547
2.145
12.900
3
Brang Rea
948
1.135
2.404
3.539
184
495
785
1.280
4.819
4
Taliwang
1.215
3.839
8.700
12.539
1.215
590
871
1.461
14.000
5
Sekongkang
266
806
2.161
2.967
4
24
209
233
3.200
6
Maluk
199
636
1.860
2.496
5
41
113
154
2.650
7
Brang Ene
735
1.081
2.389
3.470
53
80
250
330
3.800
8
Poto Tano
966
3.168
7.779
10.946
76
152
352
504
11.450
7.900
16.151
36.975
53.126
1.917
2.127
4.667
6.794
59.919
Jumlah
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
50
2.
BIDANG BUDIDAYA DAN PENGEMBANGAN TERNAK A.
PENDAHULUAN 1.
Latar Belakang Sebagai implementasi dari Peraturan Daerah Nomor 07 Tahun 2008 tentang Struktur Organisasi dan Tata Kerja Dinas - Dinas Daerah Provinsi NTB, tugas pokok dan fungsi Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Nusa Tenggara Barat sebagaimana tertuang dalam pasal 36 (ayat 1 dan 2) Perda Nomor 7 tahun 2008 adalah
membantu
Gubernur
dalam
melaksanakan
urusan
pemerintahan daerah bidang peternakan berdasarkan asas otonomi, tugas pembantuan dan dekonsentrasi. Dalam pelaksanaan tugas pokok
tersebut
Dinas
Peternakan
dan
Kesehatan
Hewan
menyelenggarakan fungsi : 1) Perumusan kebijakan teknis pembangunan peternakan secara berkelanjutan baik dalam rangka pengembangan aspek hulu, onfarm maupun hilir sebagai satu kesatuan yang terintegrasi; 2) Peningkatan produksi dan produktifitas ternak secara optimal melalui pemanfaatan genetik sumberdaya lokal, pengembangan hijauan
makanan
ternak
dan
pakan
olahan,
pelayanan
kesehatan hewan terpadu, penerapan teknologi inseminasi buatan dan peningkatan sarana prasarana pendukung; 3) Peningkatan sumber daya manusia sebagai pelaku utama pembangunan
peternakan
melalui
penguatan
kapasitas
peternak/kelompok tani ternak, penyuluh, medis/paramedis dan pelaku usaha agribisnis peternakan; 4) Penyediaan
fasilitas
pelayanan
pembangunan
peternakan
melalui pembangunan poskeswan, pos inseminasi buatan, pasar hewan, rumah sakit hewan, rumah potong hewan, dan pasar daging higienis;
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
51
5) Peningkatan produksi pakan melalui perbibitan pakan hijauan makanan
ternak
unggul,
pengolahan
limbah
jerami
dan
penggembalaan
dan
penerapan teknologi pengolahan pakan; 6) Peningkatan
kapasitas
lahan/padang
kandang kolektif sebagai basis budidaya ternak; 7) Perbaikan mutu lingkungan melalui pemanfaatan kotoran ternak sebagai bahan pembuatan kompos, pembangunan instalasi biogas sebagai alternatif energi terbaharukan (kompos, biogas, dan lain lain); 8) Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang peternakan (Mitra Praja Utama Bidang Peternakan); 9) Pengkoordinasian dan pembinaan teknis dibidang peternakan; 10) Pengendalian
dan
evaluasi
pelaksanaan
tugas
bidang
peternakan; 11) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Gubernur sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya. Sesuai
dengan
Peraturan
Gubernur Nusa Tenggara Barat Nomor 21 Tahun 2008 tentang Rincian Tugas, Fungsi dan Tata Kerja
Dinas
-
Dinas
Daerah
Provinsi
NTB,
sebagaimana
tertuang
dalam
Pasal
315
disebutkan bahwa Bidang Budidaya dan Pengembangan Peternakan mempunyai
tugas
melaksanakan
perumusan,
merencanakan,
pembinaan, pengawasan dan pelaksanaan di bidang pembinaan ternak, ternak ruminansia dan ternak non ruminansia.
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
52
Sebagai salah satu struktural eselon III, Bidang Budidaya dan Pengembangan Ternak dipimpin oleh Kepala Bidang yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Dinas. Tugas pokok dan fungsi
bidang Budidaya
dan Pengembangan
Ternak
adalah
melaksanakan kegiatan budidaya dan ternak serta mengembangkan peternakan
dalam
upaya
meningkatkan
kesejahteraan
petani
peternak. Di dalam menjalankan tugas dan fungsinya dibantu oleh 3 (tiga) seksi yakni Seksi Perbibitan Ternak, Seksi Ternak Ruminansia dan Seksi Ternak Non Ruminansia. Ketiga seksi pada bidang tersebut mempunyai tugas dan tanggung jawab dalam mendukung dan mensukseskan program yang menjadi tugas pokok dan fungsi sebagaimana diamanatkan dalam Perda Nomor 7 tahun 2008, disamping untuk mensukseskan program unggulan
Nasional
PSDS/K.
Upaya
pencapaian dari program nasional dan daerah
berbagai
kegiatan
telah
dilaksanakan pada masing – masing seksi. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud di atas, bidang budidaya dan Pengembangan Ternak menyelenggarakan fungsi sebagai berikut : a. Penetapan dan pengawasan kawasan peternakan wilayah provinsi; b. Penetapan peta potensi peternakan wilayah provinsi; c. Penetapan padang penggembalaan; d. Penerapan kebijakan pakan ternak wilayah provinsi; e. Penerapan standar mutu pakan ternak wilayah provinsi; f. Pembinaan dan pengawasan labelisasi dan sertifikasi pakan ternak wilayah provinsi; g. Pengawasan mutu pakan dan bahan baku pakan wilayah provinsi; h. Penerapan dan pengawasan pelaksanaan kebijakan perbibitan ternak wilayah provinsi; LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
53
i. Penerapan dan pengawasan standar perbibitan ternak wilayah provinsi; j. Pembinaan dan pengawasan produksi ternak bibit wilayah provinsi; k. Penetapan dan pengawasan pedoman perbibitan (standar mutu) wilayah provinsi; l. Pengawasan peredaran lalu lintas bibit/benih ternak wilayah provinsi; m.Penetapan kabupaten/kota sebagai lokasi penyebaran ternak bibit wilayah provinsi; n. Penerapan kebijakan konservasi (pelestarian) ternak bibit murni dan unggul/plasma nutfah peternakan wilayah provinsi; o. Pemantauan dan pengawasan penerapan standar teknis mutu bibit Day Old Chick Final Stock wilayah provinsi; p. Pemantauan dan pengawasan penerapan standar teknis mutu bibit ternak wilayah provinsi; q. Pengaturan kawasan sumber-sumber bibit dan plasma nutfah wilayah provinsi; r. Pembinaan dan pengawasan sertifikasi produksi bibit ternak wilayah provinsi; s. Pembinaan dan pengadaan bibit ternak wilayah provinsi; t. Pembinaan dan pengawasan breeding replacement melalui rearing cool (mempercepat penyediaan bibit) wilayah provinsi; u. Pembinaan dan pengawasan penyaringan bibit di kawasan produksi peternakan wilayah provinsi; v. Penerapan dan pengawasan pelaksanaan kebijakan dan pedoman penyebaran dan pengembangan peternakan wilayah provinsi; w. Pemantauan lalu lintas ternak wilayah provinsi; x. Pembinaan penetapan pedoman lalulintas ternak bibit wilayah provinsi. Pelaksanan program dan Kegiatan pada Bidang Budidaya dan Pengembangan Ternak yang bersumber dari dana APBD, fokus pada program Peningkatan produksi Hasil Peternakan, dengan 3 kegiatan yaitu 1) Peningkatan sarana prasarana perbibitan, 2) Peningkatan produksi dan Produktifitas ternak, 3) Penguatan kapasitas kelembagaan kelompok. Sedangkan pelaksanaan program LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
54
dan kegiatan yang didanai oleh APBN, fokus pada pencapaian swasembada daging sapi dan kerbau (PSDS/K), dimana kegiatan pendukungnya tersebar pada 3 direktorat, yaitu 1). Kegiatan Budidaya Ternak dibawah naungan Direktur Budidaya, 2). Kegiatan Perbibitan Ternak dibawah naungan Direktur Bibit dan 3). Kegiatan Pakan dibawah naungan Direktur Pakan. Untuk melaksanakan program
dan
kegiatan
tersebut,
Bidang
Budidaya
dan
Pengembangan Ternak dibantu oleh 3 Kepala Seksi yaitu Seksi Perbibitan Ternak, Seksi Ruminansia dan Seksi Non Ruminansia. Untuk mengawal kegiatan ini masing - masing Kepala Seksi memiliki tugas dan tanggung jawab sebagaimana tupoksi masing - masing. Sumber dana pelaksanaan kegiatan - kegiatan yang dilakukan di Bidang Budidaya dan Pengembangan Ternak adalah dana APBN melalui Ditjen. Peternakan dan Kesehatan Hewan dan Ditjen. Prasarana dan Sarana Pertanian serta sumber dana APBD sebagaimana tertuang dalam DPA - SKPD Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan NTB Tahun Anggaran 2015. 2.
Maksud dan Tujuan Adapun maksud dan tujuan pelaksanaan kegiatan di Bidang Budidaya dan Pengembangan Ternak adalah untuk : 1. Meningkatkan produksi dan produktifitas ternak, 2. Mengoptimalisasi pemanfaatan pengelolaan sumberdaya peternakan secara efektif dan efisien dalam menyediakan ternak bibit yang berkualitas 3. Meningkatkan kapasitas dan kapabilitas SDM aparatur teknis, pelaku usaha perbibitan dan penggemukan secara berkelanjutan 4. Meningkatan peran sarjana/tenaga pendamping usaha perbibitan maupun pendampingan kelompok - kelompok perunggasan dalam meningkatkan produksi 5. Meningkatkan peran serta dan partisipasi masyarakat baik melalui wadah kelompok maupun peternak mandiri untuk meningkatkan produksi dan produktifitas ternak 6. Meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan para peternak
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
55
3.
Sasaran Adapun sasaran pelaksanaan program dan kegiatan bidang budidaya dan pengembangan ternak disamping petugas teknis dan aparatur ditingkat lapangan adalah masyarakat kelompok tani ternak, mitra kerja, akademisi, dan asosiasi - asosiasi bidang peternakan.
B.
PROGRAM DAN PELAKSANAAN KEGIATAN I.
Pelaksanaan Program Kegiatan dan Penyerapan Anggaran Untuk mendukung kegiatan - kegiatan yang dilaksanakan baik untuk kegiatan budidaya ternak, perbibitan ternak dan pakan ternak didukung oleh dana yang bersumber baik dari APBD dan APBN untuk Tahun Anggaran 2015. Untuk pelaksanaan program kegiatan sumber dana APBD, fokus pada program Peningkatan Hasil produksi Peternakan sebagaimana tertuang dalam tabel dibawah ini.
Tabel 18. Realisasi Pelaksanaan Program Kegiatan Sumber Dana APBD Pada Bidang Budidaya dan Pengembangan Ternak Tahun 2015 No 1
2
3
Program/Kegiatan
Volume Kegiatan
Pagu (Rp.)
Realisasi (Rp)
Sisa (Rp.)
Peningkatan Sarana Prasarana Perbibitan -
Pekerjaan Rutin
1 tahun
350.544.000
285.885.000
64.659.000
-
Pekerjaan Bansos/ Hibah
1 paket
1.500.000.000
1.192.054.000
307.946.000
Peningkatan Produksi dan Produksi Ternak -
Pekerjaan Rutin
1 tahun
372.144.000
311.911.500
60.232.500
-
Pekerjaan Bansos/ Hibah
1 paket
2.250.000.000
1.530.875.000
719.125.000
Peningkatan Penguatan Kelembagaan Kelompok -
Pekerjaan Rutin
1 tahun
313.470.000
284.151.620
29.318.380
-
Pekerjaan Bansos/ Hibah
1 tahun
2.802.000.000
2.607.896.000
194.104.000
Pelaksanaan
program
kegiatan
pada
Bidang
Budidaya
dan
Pengembangan Ternak untuk sumber dana APBD tidak dapat dilaksanakan 100%, salah satu kegiatan peningkatan produksi dan produktifitas ternak pada program peningkatan hasil produksi peternakan untuk pekerjaan pengadaan ternak unggas untuk Pulau Sumbawa tidak LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
56
terealisasi, karena rekanan yang ditunjuk tidak mampu melaksanakan pengadaan ternak unggas. Sedangkan untuk pelaksanaan program kegiatan sumber dana APBN (Satker Ditjen. Peternakan dan Kesehatan Hewan dan Satker Ditjen. Prasarana dan Sarana Pertanian) baik melalui Tugas Pembantuan maupun Dekonsentrasi khususnya pada Satker - 06 dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 19. Realisasi Pelaksanaan Program Kegiatan Sumber Dana APBN (Dekonsentrasi) Pada Bidang Budidaya Dan Pengembangan Ternak Tahun 2015 No 1
Program/Kegiatan
-
1 Tahun 1 Paket 1 Paket
40.500.000 12.150.000 26.850.000
38.150.000 12.142.000 20.932.500
2.350.000 7.100 5.917.500
1 Paket
70.250.000
43.350.000
26.900.000
1 Paket
40.950.000
37.195.000
3.755.000
1 Paket 1 Paket 1 Tahun
49.350.000 51.350.000 551.650.000
35.600.000 50.550.000 496.792.400
13.750.000 800.000 54.857.600
10.000.000
9.995.000
5.000
66.850.000
22.082.000
44.768.000
28.700.000
28.620.000
80.000
72.600.000
64.430.000
8.170.000
Sisa (Rp.)
Bimtek Budidaya Ternak Potong Perbaikan Manajemen INKA Bimtek Buddaya Unggas Penguatan Kelembagaan Peternak Penilaian Manajemen Usaha Kelompok Pembinaan SMD Supply Demand Ternak Potong Koordinasi Budidaya Ternak
Kegiatan Pengembangan Pakan Direktorat Pakan -
3
Realisasi (Rp)
Kegiatan Budidaya ternak Direktorat Budidaya -
2
Pagu (Rp.)
Volume
Pengembangan Kapasitas SDM 1 Tahun Pakan Pengawasan Mutu dan 1 Paket Keamanan Pakan Pengawasan Peredaran 1 Tahun Imbuhan Pakan 1 Tahun Koordinasi Bimtek Pakan
Kegiatan Pembibitan Ternak Direktorat Perbibitan - Pembibitan, Penguatan Sapi / Kerbau Betina Bunting - Penerapan Teknologi Perbibitan - Pengawalan, Koordinasi Perbibitan di Daerah - Pengawasan Mutu Benih dan Bibit Ternak - Supply Demand Ternak Bibit - Pewilayahan Sumber Bibit - Pengembangan Usaha Perbibitan Ternak - Pengembangan Kelembagaan Perbibitan - Koordinasi Terknis
1 Tahun
87.400.000
43.410.620
29.318.380
1 Tahun
100.300.000
59.500.000
40.800.000
1 Tahun
278.343.000
246.013.875
32.329.125
1 Tahun
152.750.000
144.240.000
8.510.000
1 Tahun 1 Tahun
43.900.000 78.850.000
42.500.000 73.250.000
1.400.000 5.600.000
1 Paket
137.450.000
88.190.000
49.260.000
1 Tahun
128.700.000
75.532.500
53.167.500
1 Tahun
36.050.000
29.995.000
6.055.000
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
57
Capaian fisik pekerjaan dana dekonsentrasi mencapai 100%, walaupun realiasi keuangan mencapai 81% hal ini disebabkan pelaksanaan kegiatan sebagian besar masih mengikuti himbauan dari Kementerian Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (KemenPANRB) terkait pelarangan pertemuan di hotel sehingga diperoleh efisiensi yang sangat besar. Untuk pelaksanaan kegiatan Tugas Pembantuan Satker - 06 dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 20. Realisasi Pelaksanaan Program Kegiatan Sumber Dana APBN (Tugas Pembantuan) Pada Bidang Budidaya dan Pengembangan Ternak Tahun 2015 No 1
2
Program/Kegiatan
Volume
Pagu (Rp.)
Realisasi (Rp)
Kegiatan Budidaya ternak Direktorat Budidaya
Sisa (Rp.) 5.247.045.350
-
Pengembangan Budidaya ternak Potong
1 tahun
7.522.500.000
5.357.225.150
2.165.274.000
-
Pengembangan Budidaya Kerbau
1 paket
4.166.370.000
2.418.918.000
1.747.452.000
-
Penyebaran Pejantan Sapi Potong
1 paket
3.326.000.000
2.258.763.500
1.067.236.500
-
Penyebaran Pejantan Kerbau
1 paket
773.300.000
520.337.000
252.963.000
-
Pengembangan Budidaya Kambing di KLU
1 paket
162.500.000
148.381.000
14.119.000
Kegiatan Pengembangan Pakan Direktorat Pakan
3.477.976.550
-
Penguatan Sumber Bibit / HPT di UPT
1 tahun
5.000.000.000
4.318.871.800
681.128.200
-
Penguatan Sumber Bibit di UPTD Serading
1 paket
778.500.000
767.719.900
10.780.100
-
Pengembangan Padang Penggembalaan Dompu
1 tahun
4.886.650.000
4.064.224.350
822.425.650
-
Pemeliharaan Padang Penggembalaan
1 tahun
146.100.000
94.934.450
51.165.550
-
Pengembangan Integrasi Ternak – Tanaman
1 tahun
2.045.850.000
1.173.375.700
872.474.300
-
Penanaman HPT Berkualitas
1 tahun
862.050.000
375.692.250
486.357.750
-
Pengembangan Lumbung Pakan
2 lokasi
580.900.000
366.020.000
214.880.000
-
Revitalisasi UPP PPSK Lotim
1 tahun
200.000.000
182.760.000
17.240.000
-
Bantuan Penguatan Pakan Indukan
1 tahun
917.350.000
595.825.000
321.525.000
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
58
3
Kegiatan Pembibitan Ternak Direktorat Perbibitan -
Pembibitan Sapi Potong
1 Tahun
-
Penguatan Sapi/Kerbau Bunting Penyediaan Bibit Ternak di UPT Kerbau Sumbawa
1 Tahun 1 Tahun
-
55.874.000
319.000.000
305.440.000
13.560.000
840.000.000
804.025.000
35.975.000
46.500.000
40.161.000
6.339.000
Capaian fisik pekerjaan dana tugas pembantuan mencapai 100% walaupun realiasi keuangan mencapai 79% hal ini disebabkan pelaksanaan kegiatan pengadaan barang / jasa terutama yang melalui tender, memberikan efisiensi yang sangat besar tanpa mengurangi volume pekerjaan, asas manfaat dan dayaguna serta hasil guna barang tersebut.
Grafik 1. Persentase Penyerapan Anggaran Sumber dana APBN dan APBD 2015 Pada Bidang Budidaya dan Pengembangan Ternak
100 80 60
Alokasi
40
Realisasi
20 0
APBN
APBD
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
59
Grafik 2. Persentase Realisasi Penyerapan Anggaran APBD 2015 Pada Bidang Budidaya dan Pengembangan Ternak
Grafik 3. Persentase Penyerapan Dana Per Direktorat Sumber Dana APBN TP Tahun 2015 4%
27% Tidak Terealisasi
36%
Direktorat Budidaya Direktorat pakan Direktorat Perbibitan 33%
Grafik 4. Persentase Penyerapan Dana Per Direktorat Sumber Dana APBN DK Tahun 2015
19% Tidak Terealisasi
39%
Direktorat Budidaya Direktorat Pakan 6%
36%
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
Direktorat Perbibitan
60
II. Hasil Pelaksanaan Program Kegiatan Pelaksanaan Kegiatan APBD yaitu : (1) Peningkatan sarana prasaran perbibitan. a. Telah terfasilitasi pengembangan ternak sapi bali sebanyak 117 ekor masing - masing kelompok mendapatkan 13 ekor, yang diperuntukkan untuk 9 kelompok. b. Terdistribusi pengembangan sapi bibit berbasis IB sebanyak 52 ekor untuk 4 kelompok di Kabupaten Lombok Timur (2) Peningkatan Produksi dan Produktifitas Ternak. a. Telah terfasilitasi penyebaran ternak sapi sebanyak 55 ekor untuk 5 kelompok, kelompok kambing sebanyak 300 ekor untuk 10 kelompok, kelompok unggas sebanyak 10 kelompok di Pulau Lombok. (3) Penguatan Kelembagaan Kelompok Tani Ternak a. Telah terfasilitasi penyebaran ternak sapi sebanyak
107
ekor untuk 7 kelompok di P. Lombok dan sebanyak 147 ekor untuk 8 kelompok di P. Sumbawa. b. Telah terfasilitasi penyebaran ternak kambing sebanyak 95 ekor untuk 9 kelompok di P.Lombok dan 23 ekor di 2 kelompok kambing di P.Sumbawa, kelompok unggas sebanyak 2 kelompok, penyebaran kerbau bibit sebanyak 1 kelompok dan pembangunan kandang indukan sebanyak 1 unit. c. Terdistribusi sarana pengolahan pakan untuk 2 kelompok Pelaksanaan Kegiatan APBN yaitu : (1) Pengembangan
budidaya
ternak
telah
terfasilitasi
pengembangan budidaya sapi potong sebanyak 736 ekor untuk 23 kelompok, pengembangan budidaya kerbau sebanyak 200 ekor untuk 10 kelompok, penyebaran pejantan sapi potong sebanyak 100 ekor untuk 72 kelompok, penyebaran pejantan kerbau 20 ekor untuk 10 kelompok dan pengembangan budidaya kambing sebanyak 52 ekor untuk 1 kelompok.
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
61
(2) Pengembangan pakan ternak, telah terfasilitasi penyediaan pakan
konsentrat
sapi
indukan
sebanyak
6
kelompok,
pengembangan HPT sebanyak 6 lokasi, revitalisasi UPP PPSK sebanyak 2 kelompok dan Pengembangan Lumbung Pakan sebanyak 3 kelompok (3) Pengembangan
perbibitan
ternak,
telah
terfasilitasi
pengembangan ternak sapi bibit sebanyak 200 ekor di UPTD BP3TR, pengembangan padang penggembalaan DoroNcanga, perbibitan di UPTD Serading dan pembibitan sapi potong sebanyak 39 ekor di 1 kelompok di Kabupaten Bima. Berikut ini beberapa hasil capaian kinerja pencapaian Swasembada Daging Sapi dan Kerbau Tahun 2015, yaitu : a) Hasil Capaian Kinerja Perbibitan Ternak Dalam rangka pelaksanaan sistem perbibitan ternak nasional maka perlu dilakukan kegiatan pengembangan pembibitan kawasan sapi potong. Kegiatan ini mempunyai tujuan untuk meningkatkan populasi, produksi dan produktivitas sapi potong dalam rangka merealisasikan Pencapaian Swasembada Daging Sapi. Pada tahun anggaran 2015 telah dialokasikan Dana Dekonsentrasi di Provinsi dan dana Tugas Pembantuan di Kabupaten/Kota untuk kegiatan pengembangan pembibitan kawasan sapi potong dalam rangka memperkuat usaha kelompok pembibitan dan meningkatkan populasi sapi potong di Indonesia. Dalam
rangka
mengoptimalkan
pengembangan
pembibitan
kawasan sapi potong ini diperlukan keterpaduan antara pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten dalam pelaksanaan bimbingan dan pengawasan terhadap kelompok peternak penerima. Tujuan perbibitan ternak adalah : 1. Meningkatkan mutu bibit sapi potong 2. Menciptakan sentra /kawasan sumber bibit sapi potong 3. Meningkatkan populasi dan produktivitas sapi potong
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
62
4. Mempertahankan, mendorong dan memotivasi peternak baik secara individu maupun kelompok untuk mengembangbiakan sapi/kerbau betina produktif dan melakukan usaha pembibitan Sasaran pengembangan perbibitan yaitu : a. Meningkatnya mutu bibit sapi potong b. Terciptanya sentra/kawasan sumber bibit sapi potong c. Termotivasinya peternak dan kelompok dalam mengembangbiakan sapi/kerbau betina produktif dan melakukan usaha pembibitan d. Terlaksananya seleksi dan penjaringan sapi / kerbau betina produktif yang layak bibit Kegiatan - Kegiatan 1. Sumber Dana APBN – TP kegiatannya antara lain : No
Kegiatan
Dana (Rp).
1
Pembibitan Sapi Potong
319.000.000
2
Penguatan Sapi/Kerbau Betina Bunting
840.000.000
3
Penyediaan Bibit Ternak di UPTD Kerbau Sumbawa Jumlah
46.500.000 1.205.500.000
2. Sumber Dana APBN – DK Kegiatannya antara lain : No
Kegiatan
Dana (Rp).
1
Pembinaan Penguatan Sapi/Kerbau Betina Bunting
87.400.000
2
Peningkatan Penerapan Tekhnologi Perbibitan
100.300.000
3
Pengawasan dan koordinasi Perbibitan di daerah
278.343.000
4
Pengawasan Mutu Benih dan Bibit Ternak
152.750.000
5
Supply Demand Bibit Ternak
43.900.000
6
Perwilayahan Sumber Bibit Ternak
78.850.000
7
Pengembangan usaha Perbibitan Ternak
137.450.000
8
Pengembangan Kelembagaan Perbibitan Ternak
128.700.000
9
Koordinasi Teknis
36.050.000 Jumlah
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
1.043.743.000
63
Pelaksanaan Kegiatan Realisasi Program/Kegiatan sebagaimana tabel 21 Berikut ini : Tabel 21. Realisasi Program/Kegiatan Seksi Perbibitan Ternak Tahun 2015 Target No
Program/Kegiatan
A
APBN – TP
1
Pembibitan Sapi Potong Penguatan Sapi / Kerbau Betina Bunting Penyediaan Bibit Ternak di UPTD Kerbau Sumbawa
2
3
Anggaran (Rp)
Fisik (%)
1 klp
319.000.000
95,75
95,75
305.440.000
7 klp
840.000.000
95,72
95,72
804.025.000
5 ekor
46.500.000
86,37
86,37
40.161.000
1.205.500.000
92,61
92,61
1.149.626.000
1 lap
87.400.000
49,67
49,67
43.990.000
1 lap
100.300.000
59,32
59,32
59.500.000
4 lap
278.343.000
88,39
88,39
246.013.875
2 lap
152.750.000
94,43
94,43
144.240.000
1 lap
43.900.000
96,81
96,81
42.500.000
1 lap
78.850.000
92,90
92,90
73.250.000
3 lap
137.450.000
64,16
64,16
88.190.000
2 lap
128.700.000
58,69
58,69
75.532.500
36.050.000
83,20
83,20
29.995.000
1.043.743.000
76,39
76,39
802.631.375
Volume
Jumlah TP B
APBN – DK
1
Pembinaan Penguatan Sapi/Kerbau Betina Bunting Peningkatan Penerapan Teknologi Perbibitan Pengawalan dan Koordinasi Perbibitan Daerah Pengawasan Mutu Benih dan Bibit Ternak Supply Demand Bibit Ternak Pewilayahan Sumber Bibit Ternak Pengembangan Usaha Perbibitan Ternak Pengembangan Kelembagaan Perbibitan Ternak Koordinasi Teknis
2
3
4
5 6
7
8
9
Jumlah DK
Realisasi
1 lap
Keuangan (%)
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
Anggaran (Rp)
64
Kegiatan yang berasal dari sumber dana APBN-TP Sampai dengan Desember 2015 untuk kegiatan yang berasal dari Direktorat Perbibitan yang berasal dari dana APBN – TP dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 1.205.500.000,- telah terealisasi secara fisik sebesar 93% dan keuangan sebesar 93% atau sebesar Rp. 1.149.626.000,Kegiatan yang berasal dari Sumber dana APBN – DK Untuk kegiatan dari Direktorat Perbibitan yang berasal dari sumber dana APBN – DK sampai dengan Desember 2015 dengan total dana sebesar Rp. 1.043.743.000,- telah terealisasi fisik sebesar 76% dan keuangan sebesar 76% atau sebesar Rp. 802.631.375,Rincian kelompok – kelompok ternak yang mendapatkan Bansos dari kegiatan Bidang Perbibitan Ternak sebagaimana tabel 22 di bawah ini : Tabel 22. Kelompok Ternak Penerima Bansos Kegiatan Perbibitan Ternak Tahun 2015 No A. 1 B. 1 2 3 4 5 6 7
Kabupaten/Kota Nama Kelompok Kegiatan Pembibitan Sapi Potong dengan SK Kadisnakwan Nomor : KU.110/6290/Satker-06/2015 tanggal 4 Mei 2015 Bima
KTT. Mekar Baru Ds. Kamunti Kec. Donggo
Kegiatan Penguatan Sapi/Kerbau Betina Bunting dengan SK Kadisnakwan Nomor : KU.110/5910/Satker-06/2015 tanggal 27 April 2015 KTT. Sila Karya, Dusun Sewar Desa Lombok Tengah Teruwai Kec. Pujut KTT. Anjani Subur, Desa Mertak Tombok Lombok Tengah Kecamatan Praya KTT. Saling Kangen, Desa Pringgasela Lombok Timur Timur Kecamatan Pringgasela KTT. Maju Jaya, Desa Karang Baru Timur Lombok Timur Kecamatan Wanasaba KTT. Uma Teba Desa Lantung Kecamatan Sumbawa Lantung KTT. Tani Makmur, Kelurahan Rontu Kota Bima Kecamatan Raba KTT. Sandaka Supu Kel SambinaE Kota Bima Kecamatan Mpunda
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
65
Dukungan program/kegiatan sumber dana APBN selain untuk bantuan barang yang diserahkan kepada masyarakat juga dilengkapi dengan operasional kegiatan mulai persiapan sampai monitoring dan evaluasi. b) Hasil Capaian Kinerja Budidaya Ternak Pengembangan ternak ruminansia perlu lebih dipacu karena kesenjangan antara ketersediaan dan kebutuhan akan daging ternak potong
sangat
besar.
Permintaan
daging ternak potong diperkirakan akan terus meningkat seiring dengan perbaikan ekonomi dan pertambahan penduduk,
sementara
peningkatan
populasi, produksi dan produktivitas ternak potong belum mampu mengimbangi laju permintaan sehingga impor dalam bentuk ternak sapi bakalan maupun daging sapi terpaksa harus dilakukan. Oleh karena itu budidaya ternak ruminansia merupakan
yang
pada
suatu
memanfaatkan
hakekatnya
kegiatan dan
untuk
mengelola
sumberdaya alam yang berupa lahan, ternak
dan
pakan
dengan
faktor
produksi lainnya yang berupa tenaga kerja, teknologi dan modal mutlak
dilakukan
mengoptimalisasi
untuk
dapat
pemanfaatan
pengelolaan sumberdaya peternakan secara efektif dan efisien agar dapat meningkatkan populasi, produksi dan produktivitas ternak ruminansia serta meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan para peternak.
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
66
Pada
tahun
dekonsentrasi
di
anggaran provinsi
2015
dan
telah
dana
dialokasikan
tugas
dana
pembantuan
di
kabupaten/kota untuk kegiatan pengembangan kawasan sapi, kerbau dan kambing dalam rangka memperkuat usaha kelompok budidaya dan meningkatkan populasi ternak di Indonesia. Dalam rangka mengoptimalkan pengembangan kawasan sapi, kerbau dan kambing ini diperlukan keterpaduan antara pemerintah Provinsi dan pemerintah kabupaten dalam pelaksanaan bimbingan dan pengawasan terhadap kelompok peternak penerima. Tujuan pelaksanaan kegiatan budidaya : 1. Meningkatkan pendapatan pendapatan dan kesejahteraan peternak 2. Menciptakan sentra/kawasan pengembangan sapi, kerbau dan kambing 3. Meningkatkan populasi dan produktivitas ternak 4. Mendorong tumbuhkembangnya usaha peternakan yang berwawasan agribisnis Sasaran kegiatan : 1. Terwujudnya kawasan agribisnis khususnya komoditas unggulan sapi 2. Termotivasinya peternak dan kelompok dalam mengembangbiakan ternaknya Kegiatan – Kegiatan : Sumber Dana APBN – TP kegiatannya antara lain : No
Kegiatan
Dana (Rp).
1
Pengembangan Budidaya Sapi Potong
7.522.500.000
2
Pengembangan Indukan Kerbau
4.166.370.000
3
Penyebaran Pejantan Sapi Potong INKA
3.326.000.000
4
Penyebaran Pejantan Kerbau
773.300.000
5
Pengembangan Budidaya Kambing
162.500.000
Jumlah
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
15.950.670.000
67
Sumber Dana APBN – DK Kegiatannya antara lain : No
Kegiatan
Dana (Rp.)
1
Bimtek Budidaya Ternak Potong
40.500.000
2
Perbaikan Manajemen INKA
12.150.000
3
Bimtek Budidaya Unggas dan Aneka Ternak
26.850.000
4
Penguatan Kelembagaan Peternak
70.250.000
5
Penilaian Manajemen Usaha Kelompok Peternak dan Pelayanan Petugas Teknis
40.950.000
6
Pembinaan Sarjana Membangun Desa
49.350.000
7
Supply Demand Ternak Potong
51.350.000
8
Koordinasi dan Pembinaan Budidaya Ternak Jumlah
551.650.000 843.050.000
Pelaksanaan Kegiatan Realisasi Program/Kegiatan sebagaimana pada tabel 23 berikut: Tabel 23. Realisasi Program / Kegiatan Perbibitan Ternak Sumber Dana APBN Tahun 2015 Target No
Program/Kegiatan
A 1
APBN – TP Pengembangan Budidaya Sapot Pengembangan Budidaya Kerbau Penyebaran Pejantan Sapot INKA Penyebaran Pejantan Kerbau INKA Pengembangan Budidaya Kambing Jumlah TP
2
4 5
B 1 2 3
4
APBN – DK Bimtek Budidaya Ternak Potong Perbaikan Manajemen INKA Bintek Budidaya Unggas dan Ternak Aneka Ternak Penguatan Kelembagaan Peternak
Volume
Anggaran (Rp)
Fisik (%)
Realisasi Keuangan Anggaran (Rp) (%)
24 klp
7.522.500.000
71,22
71,22
5.357.225.150
10 klp
4.166.370.000
58,06
58,06
2.418.918.000
3.326.000.000
67,91
67,91
2.258.763.500
773.300.000
67,29
67,29
520.337.000
162.500.000
91,31
91,31
148.381.000
15.950.670.000
71,12
71,12
10.703.624.650
1 lap
40.500.000
94,20
94,20
38.150.000
1 lap
12.150.000
99,94
99,94
12.142.900
2 lap
26.850.000
77,96
77,96
20.932.500
1 lap
70.250.000
61,71
61,71
43.350.000
130 ekor 20 ekor 1 klp
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
68
Target No 5
Program/Kegiatan
Volume
Anggaran (Rp)
Fisik (%)
Realisasi Keuangan Anggaran (Rp) (%)
Penilaian Manajemen Usaha Kelompok Peternak & Petugas Teknis
1 lap
40.950.000
90,83
90,83
37.195.000
6
Pembinaan SMD
1 lap
49.350.000
72,14
72.14
35.600.000
7
Supply Demand Ternak Potong
1 lap
51.350.000
98,44
98,44
50.550.000
8
Koordinasi & Pembinaan Budidaya Ternak
6 lap
551.650.000
90,10
90,06
496.792.400
843.050.000
85,66
85,66
734.712.800
Jumlah DK
Kegiatan Yang Berasal Dari Sumber Dana APBN-TP Sampai 2015 berasal
dengan
untuk
Desember
kegiatan
dari
yang
Direktorat
Budidaya yang berasal dari dana APBN – TP dengan alokasi
anggaran
sebesar
Rp.15.950.670.000,-
telah
terealisasi dengan capaian fisik sebesar 71% dan keuangan sebesar 71% atau Rp. 10.703.624.650-, dan sisa dana yang tidak terealisasi sebesar Rp. 5.247.045.350,- atau sebesar 29%, sementara sisa anggaran yang belum terealisasi berasal dari : - Pada kegiatan Pengembangan Budidaya Sapi Potong untuk pengadaan ternak di Kabupaten Dompu (160 ekor untuk 5 kelompok) dan hanya terealisasi 4 kelompok dengan jumlah ternak sebanyak 128 ekor - Kegiatan Penyebaran Pejantan sapi potong INKA untuk pengadaan ternak di Kabupaten Bima (30 ekor) tidak realisasi ini disebabkan karena rekanan tidak mampu untuk menyediakan ternak (putus kontrak)
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
69
Kegiatan yang berasal dari Sumber Dana APBN – DK Sementara untuk kegiatan dari Direktorat Budidaya yang berasal dari sumber dana APBN – DK sampai dengan Desember 2015 dengan total dana sebesar Rp.843.050.000,- secara fisik telah terealisasi sebesar 86% dan realisasi keuangan sebesar 86% atau sekitar Rp. 734.712.800,A. Rincian kelompok – kelompok ternak yang mendapatkan bansos/hibah dari kegiatan Bidang Budidaya Ternak antara lain : No
Kabupaten/Kota
Nama Kelompok
A.
Kegiatan Pengembangan Budidaya Sapi Potong dengan SK. Kadisnakwan Nomor : KU.110/6291/Satker-06/2015 tanggal 4 Mei 2015
1
Lombok Barat
KTT. Aman Sejahtera Dusun Banjar Desa Mareje Kecamatan Lembar
2
Lombok Barat
KTT. Sinar Terang Dusun Rerot Desa Bagekpolak Kecamatan Labuapi
3
Lombok Barat
KTT. Ranjung Sejahtera Dusun Panarukan Lauk Desa Kebon Ayu Kec Gerung
4
Lombok Utara
KTT. Lenggara Baru Desa Pemenang Barat Kecamatan Pemenang
5
Lombok Utara
KTT. Murmas Desa Gondang Kecamatan Gangga
6
Lombok Timur
KTT. Tunjung Biru Pringgasela Timur Kecamatan Pringgasela
7
Lombok Timur
KTT. Pade Giat Desa Sukarema Kecamatan Aikmel
8
Lombok Timur
KTT. Bermi Jaya Desa Aikmel Utara Kecamatan Aikmel
9
Lombok Timur
KTT. Tembere Kokoh Desa Lenek Baru Kecamatan Aikmel
10
Lombok Timur
KTT. Saling Kangen Desa Gapuk Kecamatan Suralaga
11
Sumbawa Barat
KTT. Ai Erat Reng Desa Aik Suning Kecamatan Seteluk
12
Sumbawa Barat
KTT. Ai Payung Desa Lampok Kecamatan Brang Ene
13
Sumbawa Barat
KTT. Sai Ate Kelurahan Menala Kecamatan Taliwang
14
Dompu
KTT. Mandiri Kelurahan Karijawa Kecamatan Dompu
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
70
No
Kabupaten/Kota
Nama Kelompok
15
Dompu
KTT. Dorompana Kelurahan Kandai I Kecamatan Dompu
16
Dompu
KTT. Cipta Mandiri Desa Kwango Kecamatan Manggelewa
17
Dompu
KTT. Berkah Sejati Desa Nusa Jaya Kecamatan Manggelewa
18
Dompu
KTT. Doroluba Kelurahan Kandai II Kecamatan Woja
19
Bima
KTT. Mada Mila Desa Mbawa Kecamatan Donggo
20
Bima
KTT. Usaha Barokah Desa Sangia Kecamatan Sape
21
Bima
KTT. Karya Abadi Desa Doro O’o Kecamatan Langgudu
22
Bima
KTT. Mori Sama Desa Riamau Kecamatan Wawo
23
Bima
KTT. Doro Wila Desa Oi Saro Kecamatan Sanggar
24
Bima
KTT. Usaha Sama Desa Lambu Kecamatan Lambu
B.
Kegiatan Penyebaran Pejantan Sapi Potong dengan SK. Kadisnakwan Nomor : KU.110/Satker-06/2015 tanggal 25 Mei 2015
1
Lombok Barat
18 kelompok (35 ekor) pejantan---- terlampir
2
Lombok Utara
19 kelompok (30 ekor) pejantan---- terlampir
3
Lombok Timur
17 kelompok (35 ekor) pejantan--- terlampir
4
Bima
15 kelompok (30 ekor) pejantan---- terlampir
C.
Kegiatan Penyebaran Pejantan Kerbau INKA dengan SK. Kadisnakwan Nomor : KU.110/7594/Satker-06/2015 tanggal 19 Mei 2015
1
Sumbawa Barat
KTT. Ai Rantok Desa Tebo Kecamatan Pototano
2
Sumbawa Barat
KTT. Batu Putih Desa Tebo Kecamatan Pototano
3
Sumbawa Barat
KTT. Gali Kele, Kelurahan Bugis Kecamatan Taliwang
4
Sumbawa Barat
KTT. Lingkungan Gor Kelurahan Bugis Kecamatan Taliwang
5
Sumbawa Barat
KTT. Kapuri Belo Desa Lalar Liang Kecamatan Taliwang
6
Sumbawa Barat
KTT. Tari Rungan Desa Lalar Liang Kecamatan Taliwang
7
Sumbawa Barat
KTT. Saling Satotang Desa Banjar Kecamatan Taliwang
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
71
No
Kabupaten/Kota
Nama Kelompok
8
Sumbawa Barat
KTT. Unter Gilae Desa Seteluk Atas Kecamatan Seteluk
9
Sumbawa Barat
KTT. Mega Bintang Desa Lalar Liang Kecamatan Taliwang
10
Sumbawa Barat
KTT. Bangun Mandiri Desa Dasan Kecamatan Jereweh
D.
Kegiatan Pengembangan Budidaya Kambing dengan SK. Kadisnakwan Nomor : KU.110/8753/Satker-06/2015 tanggal 4 Juni 2015
1
Lombok Utara
KTT. Sinar Rinjani Desa Montong Kemuning Desa Loloan Kecamatan Bayan
Dukungan program/kegiatan sumber dana APBN selain untuk bantuan barang yang diserahkan kepada masyarakat juga dilengkapi dengan operasional kegiatan mulai persiapan sampai monitoring dan evaluasi. c).
Hasil Capaian Kinerja Pakan Ternak Pakan mempunyai peranan penting dalam usaha peternakan khususnya dalam
peningkatan
produksi
dan
produktivitas ternak. Dari aspek ekonomi biaya pakan memberikan konstribusi hingga 70% - 80% dari seluruh biaya produksi. Sedangkan dari aspek teknis, kualitas pakan akan sangat berpengaruh kepada tingkat produksi ternak (daging, telur, susu) dan produktivitas ternak (misal calving interval, tingkat kematian). Fungsi pakan juga diarahkan pada upaya pemeliharaan daya tahan tubuh dan kesehatan sehingga ternak tumbuh sehat dan kuat. Upaya – upaya peningkatan produksi ternak tidak akan terlepas dari perencanaan sistem manajemen ternak yang akan diterapkan termasuk perencanaan penyediaan pakan yang memadai dalam kuantitas dan kualitas untuk sepanjang tahun yang akan dapat dicapai efektivitas dan efisiensi biaya produksi usaha peternakan. Adapun tujuan penyediaan pakan yaitu :
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
72
a. Meningkatkan penyediaan pakan hijauan, limbah pertanian, perkebunan dan hasil samping agro industri melalui teknologi pengolahan dan pengawetan b. Meningkatnya penyediaan pakan yang berkualitas pada ternak induk sapi potong c. Meningkatkan keterampilan peternak dalam pembuatan pakan olahan secara mandiri d. Menyediakan gudang/tempat penyimpanan agar pakan tetap terjaga kualitasnya dan tersedia sepanjang tahun. e. Meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan peternak f. Mendorong
tumbuh
kembangnya
usaha
peternakan
yang
berwawasan agribisnis Sedangkan sasaran kegiatan adalah : a. Meningkatnya ketersediaan pakan di kelompok dan kelompok sekitarnya b. Meningkatnya aplikasi teknologi pengolahan dan pengawetan pakan c. Meningkatnya kemampuan peternak dalam menyusun formulasi pakan d. Meningkatnya produktivitas ternak melalui penyediaan penguatan pakan sesuai dengan standar kebutuhan ternak Kegiatan – Kegiatan Kegiatan Bidang Pakan berasal dari sumber dana APBN-TP yang meliputi :
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
73
A. Sumber Dana APBN – TP kegiatannya antara lain : No.
Kegiatan
Dana (Rp)
1
Pengembangan Integrasi Ternak Tanaman Pangan
2
Penanaman & Pengembangan Tanaman Pakan Ternak Berkualitas
862.050.000
3
Pengembangan Lumbung Pakan (LP) Ruminansia
580.900.000
4
Revitalisasi UPP dan PPSK
200.000.000
5
Penguatan Pakan Induk Sapi Potong
917.350.000
6
Penguatan Sumber Benih/Bibit Hijauan Pakan Ternak di UPTD
5.000.000.000
7
Penguatan Sumber Bibit / Benih HPT di UPTD
778.500.000
8
Pengembangan Padang Penggembalaan di Kabupaten
9
Pemeliharaan Padang Pengembalaan Jumlah
2.045.850.000
4.886.650.000 146.100.000 15.417.400.000
B. Sumber Dana APBN – DK kegiatannya antara lain : No.
Kegiatan
1
Pengawasan Mutu dan Keamanan Pakan/Bahan Pakan
66.850.000
2
Koordinasi dan Bimbingan Teknis
72.600.000
3
Pengembangan Kapasitas SDM Pakan (dilaksanakan oleh BP3TR)
10.000.000
4
Pengawasan Peredaran Imbuhan/Pelengkap Pakan (dilaksanakan oleh BP3TR)
28.700.000
Jumlah
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
Dana (Rp)
178.150.000
74
Pelaksanaan Kegiatan A. Realisasi Program/Kegiatan sebagaimana pada tabel 24 berikut: Tabel 24. Realisasi Program/Kegiatan Pakan Ternak Sumber Dana APBN Tahun 2015 No
Program/Kegiatan
A 1
APBN – TP Penguatan Sumber Bibit / Benih Hijauan Pakan Ternak di UPTD Penguatan Sumber Bibit/Benih di HPT di UPTD Pengembangan Padang Penggembalaan di Kabupaten Dompu Pemeliharaan Padang Pengembalaan Pengembangan Integrasi Ternak Tanaman Pangan Penanaman dan Pengembangan Tanaman Pakan Ternak Berkualitas Pengembangan Lumbung Pakan (LP) Ruminansia Revitalisasi UPP dan PPSK Penguatan Pakan Induk Sapi Potong Jumlah TP
2
3
4 5 6
7
8 9
B 1
2 3 4
APBN – DK Pengawasan Mutu dan Keamanan Pakan/Bahan Pakan Koordinasi Tekhnis dan Bimbingan Teknis Pengembangan kapasitas SDM Pakan Pengawasan Peredaran imbuhan/Pelengkap Pakan Jumlah DK
Target Anggaran Volume (Rp)
Realisasi Fisik Keuangan Anggaran (%) (%) (Rp)
5.000.000.000
86,38
86,38
4.318.871.800
778.500.000
98,62
98,62
767.719.900
4.886.650.000
83,17
83,17
4.064.224.350
146.100.000
64,98
64,98
94.934.450
6 klp
2.045.850.000
60
49
989.944.700
6Klp
862.050.000
65
53
442.050.000
3 Klp
580.900.000
75
58
331.326.000
2 klp
200.000.000
75
65
128.700.000
6 klp
917.350.000
65
39
350.497.000
15.417.400.000
76,66
66,35 11.939.423.450
1 Lap
66.850.000
33,03
33,03
22.082.000
1 Lap
72.600.000
88,75
88,75
64.430.000
1 Lap
10.000.000
99,95
99,95
9.995.000
1 Lap
28.700,000
99,72
99,72
28.620.000
98.700.000
80,36
80,36
125.127.000
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
75
B. Kegiatan yang berasal dari sumber dana APBN -TP Sampai dengan Desember 2015 untuk kegiatan yang berasal dari Direktorat pakan yang berasal dari dana APBN – TP dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 15.417.400.000,- untuk capaian fisik telah terealisasi sebesar 73% dan keuangan sebesar 73% atau sebesar Rp.11.939.423.450-, dengan sisa dana yang tidak terealisasi sebesar Rp. 3.477.976.550,- atau sebesar 27%, sementara sisa anggaran yang tidak terealisasi berasal dari kegiatan antara lain : Dari kegiatan Integrasi ternak dan tanaman pangan antara lain : Pengadaan peralatan seperti chopper, alat pengolah pupuk organik, pengadaan HPT di 6 kelompok Untuk pengadaan alsin dan pembangunan gudang pakan hijauan kegiatan Penanaman dan Pengembangan Tanaman Pakan Ternak berkualitas tidak dilaksanakan Kegiatan Pengembangan Lumbung Pakan Ruminansia untuk pengadaan peralatan dan mesin (chopper, pengangkut pakan roda 3) Kegiatan
penguatan
pakan
induk
sapi
potong,
untuk
pengadaan peralatan dan mesin (chopper dan sarana penunjang dan pompa air – pipanisasi) C. Kegiatan yang berasal dari Sumber dana APBN – DK : Sementara untuk kegiatan dari Direktorat Pakan yang berasal dari sumber dana APBN – DK sampai dengan Desember 2015 dengan total dana sebesar Rp.178.150.000,- telah terealisasi baik fisik 80% maupun keuangan sebesar 80% atau sebesar Rp. 125.127.000,-
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
76
D. Rincian kelompok – kelompok ternak yang mendapatkan bansos/hibah dari kegiatan Bidang Pakan antara lain : No A.
1 2 3 4 5 6 B.
1 2 3 C.
1 2 3 4 5 6 D.
1 2
Kabupaten/Kota Nama Kelompok Kegiatan Pengembangan Integrasi Ternak Tanaman Pangan dengan SK. Kadisnakwan Nomor : KU.110/6100/Satker06/2015 tanggal 29 April 2015 Lombok Barat KTT. Selen Aik Dusun Selen Aik Desa Sedau Kecamatan Narmada Lombok Timur KTT. Sejati Dusun Lingkungan Daye Desa Tetebatu Kecamatan Sikur Lombok Utara KTT. Gumi Daya Lestari Dusun Kapu Desa Jenggale Kecamatan Tanjung Dompu KTT. Nafas Baru Dusun Dorebara Kecamatan Dompu Bima KTT. Mekar Jaya Desa Bala Kecamatan Wera Bima KTT. So Rade Desa Lewintana Kecamatan Soromandi Kegiatan Pengembangan Lumbung Pakan Ruminansia dengan SK. Kadisnakwan Nomor : KU.110/6104/Satker-06/ 2015 tanggal 29 April 2015 Sumbawa Barat KTT. Orong Panusak Desa Sapugara Bree Kecamatan Brang Rea Bima KTT. Wadu Sahe Desa Keli Kecamatan Woha Bima KTT. Usaha Bersama Desa Tolotangga Kecamatan Monta Kegiatan Penanaman dan Pengembangan Tanaman Pakan Ternak Berkualitas dengan SK. Kadisnakwan Nomor : KU.110/6101/Satker-06/2015 tanggal 29 April 2015 Lombok Barat KTT. Beriuk Giat Dusun Medas Bedugul Desa Taman Sari Kecamatan Gunung Sari Lombok Timur KTT. Kokok Balas Desa Pancor Kecamatan Wanasaba Lauk Lombok Utara KTT. Duta Tani Dusun Kebalon Desa Senaru Kecamatan Bayan Sumbawa Barat KTT. Lajandre Desa Seteluk Tengah Kecamatan Seteluk Dompu KTT. Ni’U Monca Desa Dorebara Kecamatan Dompu Bima KTT. So Oi Mbai Desa Simpasai Kecamatan Monta Kegiatan Revitalisasi Unit Pengolah Pakan/Pengolah Pakan Skala Kecil (UPPPPSK) dengan SK Kadisnakwan Nomor : KU.110/7021/Satker-06/2015 Tanggal 11 Mei 2015 Lombok Timur KTT. Minari Dusun Jorong Lauk Desa Wanasaba Kecamatan Wanasaba Lombok Timur KTT. Bareng Mele Dusun Tinggang Kelayu Jorong Kecamatan Selong
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
77
E.
1 2 3
4
5 6
Kegiatan Penguatan Pakan Induk Sapi Potong dengan SK Kadisnakwan Nomor : KU.110/6103/Satker-06/2015 tanggal 27 April 2015 Lombok Barat KTT. Mule Jati Dusun Karang Bangket Desa Kuranji Kecamatan Labuapi Lombok Timur KTT. Sabilal Muhtadin Dusun Lendang Bunga Desa Kalijaga Kecamatan Aikmel Lombok Timur KTT. Luang Tune Dusun Montong Pace Desa Kembang Kerang Kecamatan Aikmel Lombok Timur KTT. Sinar Berlian Dusun Kayu Lian Desa Pringgajurang Kecamatan Montong Gading Lombok Utara KTT. Beriuk Tangi Dusun Telaga Maluku Desa Rempek Kecamatan Gangga Lombok Utara KTT. Pade Kompak Dusun Lokok Senggol Desa Pendua Kecamatan Kayangan
Dukungan program/kegiatan sumber dana APBN selain untuk bantuan barang yang diserahkan kepada masyarakat juga dilengkapi dengan operasional kegiatan mulai persiapan sampai monitoring dan evaluasi.
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
78
Tabel 25. Rekapitulasi Jumlah Ternak dan Alat Yang Sudah Diserahkan Ke Kelompok/Masyarakat Sumber Dana APBN Tahun 2015 Jenis Ternak/Barang No
Jenis Kegiatan
Jumlah Sapi/ Gudang Chopper Kelompok Kambing Pakan (buah) (ekor) (unit) Penerima
1
Pengembangan Budidaya Sapi Potong
23
736
-
-
2
Penyebaran Pejantan Pemacek (INKA)
54
100
-
-
3
Penyebaran Pejantan Kerbau (INKA)
10
20
-
-
4
Pengembangan Budidaya Kerbau
10
200
-
-
5
Pengembangan Budidaya kambing
1
52
-
-
6
Integrasi Ternak Tanaman Pangan
6
150
-
6
7
Pengembangan Lumbung Pakan
3
-
-
3
2
-
4
-
6
-
-
6
1
39
116
1.297
4
15
8 Revitalisasi UPP/PPSK 9
Penguatan Pakan Indukan Sapi Potong
10 Pembibitan Sapi Potong TOTAL
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
79
E. Hasil Capaian Kinerja Program kegiatan Sumber Dana APBD Alokasi dana yang bersumber dari APBD diperuntukkan untuk kegiatan - kegiatan pembangunan sarana dan prasarana pembibitan ternak, peningkatan produksi dan produktifitas ternak dan penguatan kelembagaan kelompok tani ternak.Realisasi Program/Kegiatan Sumber Dana APBD sebagaimana pada tabel 26 berikut : Tabel 26. Realisasi Program/Kegiatan Sumber Dana APBD Tahun 2015
No Program/Kegiatan A
Pembangunan Sarana dan Prasarana Pembibitan Ternak
Realisasi
Jumlah Anggaran (Rp)
Fisik (%)
Keuangan (%)
1.850.544.000
79,87
79,87
372.605.000
350.544.000
82
81,55
285.885.000
Anggaran (Rp)
1
Kegiatan Rutin
2
Kegiatan Bansos
1.500.000.000
79,47
79,47 1.192.054.000
B
Peningkatan Produksi dan Produktifitas Ternak
2.622.144.000
70,28
70,28 1.842.786.500
372.144.000
84
1
Kegiatan Rutin
2
Kegiatan Bansos
2.250.000.000
68
68 1.530.875.000
C
Penguatan Kelembagaan Kelompok Tani Ternak
3.115.470.000
92,83
92,83 2.892.047.620
1
Kegiatan Rutin
313.470.000
91
2
Kegiatan Bansos
2.802.000.000
93
93 2.607.896.000
Jumlah 7.588.158.000
82
81,87 6.212.737.120
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
83,81
90,65
311.911.500
284.151.620
80
Rincian kelompok – kelompok ternak yang mendapatkan hibah bantuan sumber dana APBD antara lain : No I.A
1 2
3
4 5 6 7 B.
1
II.A
1
Kabupaten/ Nama Kelompok Kota Kegiatan Pembangunan Sarana Dan Prasarana Pembibitan Ternak (Pemberdayaan Hibah Pengembangan Sapi Bali) Masing - Masing Kelompok Mendapat 13 Ekor Sapi Dengan 1 Ekor Jantan Dan 12 Ekor Betina Lombok KTT Harapan Desa Rambitan Kecamatan Tengah Pujut Lombok KTT Pade Angen Desa Selengan Kecamatan Utara Kayangan KTT Tugu Sari Desa Rempek Kecamatan Gangga Lombok KTT Jemur Jukut Desa Jeruk Manis Timur Kecamatan Sikur KTT Pade Angen Desa Lando Kecamatan Terara Sumbawa KTT. Saling Pariri Desa Kalimantong Barat Kecamatan Brangrea Sumbawa KTT Sakiki Rara Desa Sampe Kecamatan Rhee Dompu KTT Sinar Embun Desa Tempat Kecamatan Pajo Bima KTT Doro Mbeli Desa Pesa Kecamatan Wawo Pembangunan Sarana Dan Prasarana Pembibitan Ternak (Budidaya Pengembangan Sapi Bali Berbasis IB) Masing -Masing Kelompok Mendapatkan 13 Ekor Yang Terdiri Dari 1 Ekor Jantan Dan 12 Ekor Betina Lombok KTT Bukit Permai Dusun Sesager Desa Timur Puncak Jeringo Kecamatan Suela KTT Fajar Harapan Dusun Kuang Renga Trans Desa Puncak Jeringo Kecamatan Suela KTT Mule Jati Dusun Senggalang Alang Desa Puncak Jeringo Kecamatan Suela KTT Kusuma Jaya Dusun Limbung Desa Perigi Kecamatan Suela Peningkatan Produksi Dan Produktifitas Ternak (Pengembangan Perbibitan Sapi Bali) Masing - Masing Kelompok Menerima 11 Ekor Yang Terdiri Dari 1 Ekor Jantan Dan 10 Ekor Betina Lombok KTT Raudhatul Azhar Dusun Penakak Desa Timur Masbagik Timur Kecamatan Masbagik KTT Doe Amanah Desa Aikmel Utara Kecamatan Masbagik KTT Matiq Bejari Desa Aikperare Kecamatan Aikmel
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
81
No
B
1
2
3
C.
1
2
3 4
Kabupaten/ Kota
Nama Kelompok
KTT LM3 Raudhatul Mujahidin Desa Kumbang Kecamatan Masbagik KTT Nyiur Ijo Desa Serumut Kecamatan Pringgabaya Peningkatan Produksi Dan Produktifitas Ternak (Pengembangan Budidaya Kambing) Masing - Masing Kelompok Menerima 30 Ekor Yang Terdiri Dari 3 Ekor Jantan Dan 27 Ekor Betina Lombok KTT Kibas Desa Karang Bongkot Kecamatan Barat Labuapi KTT Tunas Makmur Desa Dasan Geres Kecamatan Gerung Lombok KTT Pade Geger Desa Loang Maka Tengah Kecamatan Praya Barat KTT Ngiring Simpang Desa Labulia Kecamatan Jonggat KTT Karya Sejahtera Dusun Tanggak Kelurahan Gerunung Kecamatan Praya Lombok KTT Embrur Jaya Dusun Lendang Embrur Timur Desa Kalijaga Baru Kecamatan Aikmel KTT Beru Jari Kelurahan Kelayu Selatan Kecamatan Selong KTT Mule Jati II Dusun Pengonong Desa Sakra Kecamatan Sakra Timur KTT Mekar Jaya Desa Sikur Kecamatan Sikur KTT Mule Pacu Dusun Permas Desa Pare Mas Kecamatan Jerowaru Peningkatan Produksi Dan Produktifitas Ternak (Pengembangan Kawasan Unggas Pedesaan). Untuk Kelompok Yang Menerima DOD Memperoleh 330 Ekor DOD, Pakan Dan Alat Penunjang Sedangkan Kelompok Yang Menerima DOC Memperoleh 350 Ekor DOC, Pakan Dan Alat Penunjang Kota KTT Barokah Lingkungan Jempong Wareng Mataram Kecamatan Ampenan Utara (DOD) KTT Istiqomah Lingkungan Dasan Cermen Timur Kecamatan Sandubaya (DOC) Lombok KTT Bulan Sabit Dusun Muhajirin Desa Barat Terong Tawah Kecamatan Labuapi (DOD) KTT Karya Muda Desa Gapuk Kecamatan Gerung (DOC) Lombok KTT Jeruju Girang Desa Kelebuh Kecamatan Tengah Praya Tengah (DOD) Lombok KTT Bareng Maju Kelurahan Tanjung Timur Kecamatan Labuhan Haji (DOC) KTT Tunas Sederhana Desa Bagik Nyaka Santri Kecamatan Aikmel (DOD) KTT Jaya Lengka Dusun Gelogor Desa Lendang Nangka Kecamatan Masbagik (DOC)
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
82
No 5
III.
A
1
2
3 4 5
6 B.
1
2
Kabupaten/ Nama Kelompok Kota Lombok KTT Ireng Sitar Dusun Terengan Desa Utara Pemenang Timur (DOD) KTT Melet Maju Dusun Sanggar Sari Desa Sigar Penjalin Kecamatan Tanjung (DOC) Penguatan Kelembagaan Kelompok (Pemberdayaan Kelompok Sapi) Jumlah Ternak Yang Diterima Kelompok Bervariasi Lombok KTT. Siap Maju Dusun Gagutu Telaga Desa Barat Midang Kecamatan Gunungsari (18 ekor betina) KTT. Banteng Mandala Desa Giri Tembesi Kecamatan Gerung (21 ekor betina) KTT. Guna Artha Desa Banyu Urip Kecamatan Gerung (21 ekor betina) Ponpes. Selaparang Kediri Selapang Kecamatan Kediri (10 ekor betina) Lombok KTT. Saling Imbuh Dusun Imbo Montong Tengah Teker Desa Dasan Baru Kecamatan Kopang (14 ekor betina) Lombok KTT. Bina Sejahtera Desa Dames Damai Timur Kecamatan Suralaga (9 ekor betina) Lombok KTT. Sari Tunak Dusun Pansor Tengak Desa Utara Sesait Kecamatan Kayangan (9 ekor betina) Sumbawa KTT. Omal Kele Desa Pamanto Kecamatan Empang (14 ekor betina) KTT. Sampar Reh Desa Lamenta Kecamatan Empang (14 ekor betina) Dompu KTT. Tolo Jawa Satu Desa Kempo Kecamatan Kempo (21 ekor betina) Penguatan Kelembagaan Kelompok (Pemberdayaan Kelompok Kambing). Jumlah Ternak Yang Diterima Kelompok Bervariasi Lombok KTT. Suka Reda Desa Lepak Timur Timur Kecamatan Sakra Timur (26 ekor yang terdiri dari 1 ekor jantan dan 25 ekor betina) KTT. Maju Bersama Dusun Bilesundung Utara Desa Paokmotong (6 ekor betina) KTT. Tunas Berkah Kuang Wai Desa Menceh Kecamatan Sakra Timur (6 ekor betina) KTT. Sinar Mandiri Desa Pohgading Kecamatan Pringgabaya (6 ekor betina) Lombok KTT. Ngaret Balungadang Kelurahan Praya Tengah Kecamatan Praya (21 ekor yang terdiri dari 1 ekor jantan dan 20 ekor betina) KTT. Perintis Dusun Pipi Desa Pendem Kecamatan Janapria (6 ekor betina)
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
83
No
Kabupaten/ Kota
Nama Kelompok KTT. Ripus Sepakat Desa Ganti Kecamatan Praya Timur (10 ekor yang terdiri dari 1 ekor jantan dan 9 ekor betina) KTT. Kamri Bun Base Desa Perina Kecamatan Jonggat (8 ekor yang terdiri dari 1 ekor jantan dan 7 ekor betina) KTT. Ijo Balit Desa Penujak Kecamatan Praya Barat (6 ekor betina)
3
Sumbawa Barat
KTT. Jorok Batu Air Kelurahan Bugis Kecamatan Taliwang (9 ekor yang terdiri dari 1 ekor jantan dan 8 ekor betina)
4
Bima
KTT. Oi Late Desa Ngali Kecamatan Belo (14 ekor yang terdiri dari 1 ekor jantan dan 13 ekor betina)
C.
Penguatan Kelembagaan Kelompok (Pembangunan/Rehab Kandang). Kelompok Memperoleh 1 Unit 1
D.
Lombok Timur
KTT. Sukadamai Desa Kecamatan Labuhan Haji
Korleko
Selatan
Penguatan Kelembagaan Kelompok (Alat Pengolahan Pakan). Kelompok Menerima Chopper Dan Hammer Mill 1
Lombok Timur
KTT.Mandiri Sejahtera Desa Lilir Dusun Lenek Daye Kecamatan Aikmel KTT. Beriuk Pacu Desa Kecamatan Sakra Timur
E.
Lepak
Timur
Penguatan Kelembagaan Kelompok (Pengadaan Bibit Kerbau), Kelompok Menerima 5 Ekor Betina 1
F.
Lombok Timur
KTT. Timbul Madu Dusun Esoh Desa Batu Putik Kecamatan Keruak
Penguatan Kelembagaan Kelompok (Budidaya Unggas) 1
Lombok Barat
KTT. Marginal Sesela Kecamatan Gunungsari ( 220 ekor ayam kampung super dan pakan)
2
Lombok Timur
KTT. FM Center Dusun Lekong (180 ekor ayam petelur dan pakan)
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
84
Tabel 27. Rekapitulasi Jumlah Ternak Dan Alat Yang Sudah Diserahkan Ke Kelompok/Masyarakat Sumber Dana APBD Jenis Ternak/Barang
No
Jenis Kegiatan
Jumlah Sapi Kerbau Kambing DOD DOC Klp. Bali (ekor) (ekor) (ekor) (ekor) Penerima (ekor)
A
1.
2.
2
3
Pemberdayaan Hibah Pengembangan Sapi bali Budidaya Pengembangan Sapi Bali Berbasis IB
9
117
-
-
-
-
-
-
-
-
4
52
-
-
-
-
-
-
-
-
Peningkatan Produksi dan Produktifitas Ternak Pengembangan Perbibitan Sapi Bali Pengembangan Budidaya Kambing Pengembangan Kawasan Unggas Pedesaan
5
55
-
-
-
-
-
-
-
-
10
300
-
-
-
-
-
-
-
-
10
-
-
-
1650
1750
-
-
-
-
C 1 2 3 4 5 6
Rehab Kndg. (unit)
Pembangunan Sarana Prasarana Pembibitan Ternak
B 1
Alat Choper Ayam dan Petelur Hammer (ekor) Mill (bh)
Ayam Kmpg Super (ekor)
Penguatan Kelembagaan Kelompok Pemberdayaan Kelompok Sapi Pemberdayaan Kelompok kambing Pembangunan Rehab Kandang Alat Pengolahan Pakan Pengadaan Bibit Kerbau Budidaya Unggas Total
15
254
-
-
-
-
-
-
-
-
11
-
-
118
-
-
-
-
-
-
1
-
-
-
-
-
-
-
-
1
2
-
-
-
-
-
-
-
4
-
1
-
5
-
-
-
-
-
-
-
2
-
-
-
-
-
220
180
-
-
70
778
5
118
1.650
1.750
220
180
4
1
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
85
Untuk menunjang kegiatan - kegiatan yang berupa hibah ternak / barang kepada kelompok maka dilakukan juga beberapa kegiatan untuk memperkuat kelembagaan kelompok tani ternak. Beberapa kegiatan yang dimaksud adalah : a. Pertemuan Koordinasi dan Sinkronisasi Kelompok Perbibitan Ruminansia b. Pertemuan Kegiatan Uji Performance c. Workshop Kelompok Tani Ternak Penerima Hibah d. Pertemuan Komisi Bibit e. Pelatihan Kelompok Perbibitan f.
Pertemuan Sarjana Pendamping Kelompok Perbibitan
g. Pertemuan Koordinasi Penguatan Kelompok Perbibitan h. Pertemuan Koordinasi Investasi Pembibitan Ternak Tahun 2015 i.
Sosialisasi Pengembangan Usaha Melalui Asuransi
Beberapa rumusan dari hasil pertemuan/workshop yang telah dilakukan antara lain ; 1. Pertemuan
Koordinasi
dan
Sinkronisasi
Kelompok
Perbibitan Ruminansia : Pengembangan
kelompok-
kelompok perbibitan harus disertai
dengan
dukungan
sarana prasarana pendukung dan regulasi yang jelas terkait harga dan pemasaran; Untuk menjamin kepastian usaha dan pemasaran, perlu ada pasar ternak bibit secara khusus, pola pemasaran seperti apa, apakah dalam bentuk pelelangan ternak bibit; Untuk mencegah pemotongan ternak betina produktif, perlu ada upaya secara nyata untuk mencegah ternak betina produktif dipotong di pasar, pemberdayaan RPH atau melalui badan usaha secara khusus; LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
86
Pemurnian sapi bali harus betul-betul menjadi komitmet pemerintah daerah, penerapan IB dengan straw atau semen eksotik harus segera dibatasi bahkan dihentikan. Karena potensi sapi bali sangat cocok untuk dikembangkan di daerah ini; Pembentukan wadah Asosiasi Kelompok Perbibitan harus disertai dengan sistem pola kerja dan fungsi yang jelas dan ada upaya yang jelas terutama dalam menyelamatkan ternak betina produktif sebagai pabrik dalam meningkatkan produksi dan produktifitas ternak dan harus segera ada pertemuan antara pelaku usaha sektor hilir 2. Pertemuan kegiatan Uji Performance : Pengembangan kelompok - kelompok perbibitan yang telah dilaksanakan selama ini selain telah memperkuat terbentuknya kawasan perbibitan di daerah NTB juga mendukung program perbaikan kualitas ternak sapi di daerah ini; Kelompok perbibitan
yang
kelompok telah
ada
termasuk kelompok perbibitan binaan sarjana pendamping perlu
ditetapkan
sebagai
kelompok kegiatan penerapan uji performance, sehingga ada pola dan mekanisme yang tepat dalam menyiapkan ternak bibit yang berkualitas melalui recording; Selama ini tercatat sebanyak 24 kelompok perbibitan yang sudah
ditetapkan
sebagai
kelompok
penerapan
Uji
Performance berada di Kabupaten Lombok Tengah, dimana segala hal yang dilaksanakan dan terjadi dalam kelompok-kelompok tersebut dilakukan recording secara teratur oleh 8 (delapan) petugas recording;
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
87
Pada tahun 2016, kelompok-kelompok perbibitan sebagai penerapan kegiatan uji performance akan diperbanyak di Pulau Lombok, adapun target sebanyak 100 kelompok; Ternak hasil kegiatan uji performance sudah diambil oleh pemerintah daerah untuk dikembangbiakkan dalam rangka memperbaiki dan meningkatkan kualitas ternak di daerah. Pada tahun 2015 ternak bibit hasil uji performance sebanyak 30 ekor sudah dikembangkan di stasiun uji performance di UPTD Lingkup Banyumulek; 3. Workshop Kelompok Tani Ternak Penerima Hibah : Dengan dilaksanakannya Workshop Kelompok Tani Ternak Paket Bantuan Ternak/Barang Yang Diserahkan Kepada Masyarakat TA. 2015 beberapa hal yang bisa disimpulkan adalah sebagai berikut : - diharapkan kegiatan paket hibah ternak sapi, kerbau, kambing
dan
unggas
tahun 2015 tepat sasaran, terjalinnya koordinasi yang optimal antara Pemerintah Provinsi,
Pemerintah
Kabupaten
/
Kota
dan
kelompok
ternak
sehingga
permasalahan/kendala yang muncul di lapangan bisa diatasi secara bersama - sama. Segala permasalahan yang ada bisa dikonsultasikan kepada Dinas karena secara teknis lebih paham dalam mengatasi permasalahan yang ada sehingga bantuan yang diterima oleh kelompok tani ternak bisa lebih bermanfaat. - Regulasi
hibah
dan
bansos
sudah
tertuang
dalam
peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 39 Tahun 2012 tentang perubahan aturan Menteri Dalam Negeri Nomor 32 tahun 2011 sehingga jelas kriteria penerima hibah dan bansos
yaitu
peruntukkannya
secara
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
spesifik
telah 88
ditetapkan, tidak wajib, tidak mengikat dan tidak terus menerus setiap tahun anggaran kecuali ditentukan oleh peraturan perundang-undangan, memenuhi persyaratan penerima hibah. Pemberian hibah harus tetap mengacu kepada SOP (Standart Operasional Prosedure), sesuai dengan perencanaan yang ada. Dari sisi perencanaan dan pengganggaran harus sama, tidak boleh ada perbedaan. Hal yang sangat penting yang perlu diperhatikan adalah pada saat menuangkan naskah perjanjian harus diikat dari sisi aturan main dan aspek hukum. - Pertangungjawaban barang / ternak yang diserahkan kepada masyarakat / kelompok harus dilaporkan kepada Gubernur melalui SKPD terkait karena banyak hal -hal yang tidak diinginkan sering terjadi di lapangan seperti bantuan yang tidak tepat sasaran, barang yang tidak sesuai spesifikasi dan kurang volume. - Masalah
administrasi
menjadi hal yang sangat penting untuk diperhatikan sehingga bansos
administrasi harus
dilakukan
secara tertib. Beberapa hal yang harus terpenuhi untuk kelengkapan administrasi yaitu Berita Acara penyerahan yang dilengkapi dengan bukti - bukti dokumentasi. Hal ini untuk memudahkan dalam menghadapi pemeriksaan yang dilakukan oleh pihak yang berwenang. - Kegiatan bansos rawan penyimpangan terutama untuk Kuasa Pengguna Anggaran, Pejabat Pembuat Komitmen, Panitia/Pejabat Panitia
Pengadaan/Unit
Penerima
Hasil
Layanan
Pekerjaan,
pengadaan,
Bendahara,
Tim
teknis/Tim Verifikasi, Penyedia Barang/Jasa, Penerima bantuan dan pihak lain yang ikut mengawal proposal LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
89
- Upaya untuk mengurangi, menghilangkan atau mencegah terjadinya tindak pidana korupsi dengan meningkatkan keimanan sesuai agama masing - masing, melaksanakan tugas/amanah sesuai peraturan yang berlaku, jangan bersikap konsumtif (diri sendiri dan keluarga), jangan takut berkata tidak/loyalitas (positif), melaporkan segala penyimpangan yang diketahui dan menjaga amanah yang dipercayakan. 4. Pertemuan Komisi Bibit - Pengembangan kelompok -
kelompok
perbibitan
yang telah dilaksanakan selama ini, selain telah memperkuat terbentuknya kawasan
perbibitan
di
daerah NTB juga mendukung program perbaikan kualitas ternak sapi di daerah ini; - Kelompok - kelompok perbibitan yang telah ada baik melalui kegiatan uji performan mapun kelompok binaan sarjana pendamping program, perlu ditetapkan standar dan kriteria ternak bibit yang akan dikembangkan dalam daerah dan memenuhi kebutuhan luar daerah; - Untuk kelanjutan pengembangan kelompok perbibitan, perlu dilakukan evaluasi secara menyeluruh terhadap pelaksanaan pengembangan usaha perbibitan, penerapan recording (pencatatan), kualitas ternak bibit dan harga yang diperoleh oleh para peternak; - Untuk mewujudkan peran dan tugas Komisi bibit secara menyeluruh
terutama
rekomendasi
kepada
dalam
membantu
pemerintah
daerah
memberikan khususnya
kepada Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi NTB terkait kriteria dan standar harga bibit, perlu segera dibuat petunjuk pelaksanan dan rencana kerja komisi bibit; LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
90
- Komisi bibit agar dapat melakukan pembinaan dan monev terhadap perkembangan kelompok-kelompok perbibitan sehingga kelompok tersebut mempunyai rencana kerja yang fokus dan terukur; 5. Pelatihan Kelompok Perbibitan -
Pengembangan kelompokkelompok perbibitan yang telah dilaksanakan selama ini,
diperlukan
pelatihan-
pelatihan secara langsung dipraktekkan
dan
bisa
diterapkan oleh kelompok; -
Kelompok-kelompok perbibitan dalam menyiapkan ternak bibit yang berkualitas melalui recording secara teratur, penentuan harga dan jaminan pemasaran bagi ternak bibit harus jelas;
-
Pelatihan dan sangat
pendamping bagi kelompok perbibitan
diperlukan
secara
berkelanjutan
dan
akan
diupayakan studi banding di daerah - daerah yang sudah maju usaha perbibitan dalam skala besar; -
Penanganan kesehatan hewan secara maksimal akan dapat mencegah terjadinya kasus kejadian penyakit hewan menular termasuk gangguan reproduksi pada induk
dan
segera
melaporkan
kepada
petugas
puskeswan terdekat agar segera dapat ditangani; -
Pelatihan pengolahan pakan hasil samping pertanian, selain dapat menyediakan cadangan pakan pada musim kemarau, juga melatih pelaku usaha untuk memanfaatkan limbah pertanian yang ada di sekitar lokasi seperti jerami padi, jagung, dll dalam bentuk silase, wafer jerami, dll.
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
91
6. Pertemuan Sarjana Pendamping Kelompok Perbibitan - Program
sarjana
pendamping
perbibitan
yang
telah
dilaksanakan mulai tahun 2007 sampai tahun 2015, telah memperkuat terbentuknya kawasan perbibitan di daerah NTB; - Program sarjana pendamping perbibitan selain membina kelompok juga mempunyai peran yang sangat strategis dalam membantu menyeleksi dan menetapkan calon kelompok-kelompok perbibitan; - Untuk kelanjutan program sarjana
pendamping
perbibitan, agar dilakukan evaluasi menyeluruh pelaksanaan
secara terhadap tugas,
koordinasi dan pelaporan. Untuk selanjutnya terus dipertahankan dan diusulkan menjadi bagian yang tak terpisahkan dari program perbibitan itu sendiri; - Untuk mewujudkan program keberlanjutan tersebut, diminta kepada masing - masing sarjana pendamping program perbibitan untuk segera mengiri format laporan yang akan disiapkan tim monev provinsi, untuk selanjutnya dibuatkan dalam bentuk buku “Pencapaian program perbibitan di daerah NTB” melalui pembentukan kawasan - kawasan perbibitan oleh Sarjana Pendamping -
Penempatan dan pemberian tugas dan tanggungjawab bagi sarjana pendamping perbibitan di masing - masing daerah agar disesuaiakan dengan pedoman teknis yang telah disusun oleh Direktorat Budidaya Ditjen. Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian RI;
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
92
7. Pertemuan Koordinasi Penguatan Kelompok Perbibitan - Pengembangan
dan
penguatan kelembagaan kelompok
-
kelompok
perbibitan menjadi suatu keharusan, selain untuk meningkatkan daya saing usaha juga dimaksudkan untuk
mendorong
agar
produk
-
produk
kelompok
perbibitan memiliki standar yang baik; - Kelompok - kelompok perbibitan dalam menyiapkan ternak bibit yang berkualitas selain untuk memperbaiki kualitas ternak juga meningkatkan pendapatan peternak melalui pembentukan koperasi berbasis kelompok; - Pengajuan akses permodalan melalui perbankan khususnya BRI, relatif sangat mudah, seperti KKPE dan KUR, syarat dan agunan tidak menjadi hal yang utama, asalkan usulan kelompok
betul-betul
dibahas
secara
bersama
(BA
pembahasan) dan disertai RTDKK serta rekomendasi dari dinas terkait, agunan bisa disesuaikan dengan nominal usulan; - Syarat terbentuknya sebuah organisasi Koperasi hanya dengan minimal anggota sebanyak 20 orang, saling percaya dan saling mengawasi melalui Rapat Anggota, Kepengurusan dan badan pengawas. Kooperasi berbasis Kelompok akan sangat membantu anggota baik dalam meningkatkan usaha, pendapatan keluarga dll; - Kelembagaan kelompok untuk sementara bisa dilaksanakan dengan mengajukan permohonan registrasi di tingkat desa, kemudian dilanjutkan di tingkat kecamatan, yang ditandai dengan surat keterangan pendaftaran pada semua tingkatan.
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
93
8. Pertemuan Koordinasi Investasi Pembibitan Ternak Tahun 2015 - Investasi perbibitan ternak di Wilayah Provinsi NTB ke depan diwacanakan
bahwa
setiap
Provinsi
yang
memenuhi
kebutuhan ternak sapi yang berasal dari NTB dilakukan kerjasama dalam bentuk investasi sapi dapat dijelaskan sebagai berikut : Provinsi tersebut berinvestasi pemeliharaan ternak dengan membina kelompok - kelompok peternak yang ada di Wilayah Provinsi NTB (10 Kabupaten/Kota se - NTB) dengan masa pemeliharaan tertentu untuk siap dipanen yang akan dikirim ke Provinsi tujuan, jadi Provinsi tersebut untuk memenuhi kebutuhannya tidak tergantung pada quota yang telah ditetapkan oleh Provinsi NTB. Selain investasi ternak sapi juga dianjurkan untuk mengambil straw semen beku produksi UPTD, BIB Banyumulek termasuk juga bibit legume dari UPTD HMT Serading Sumbawa. - Kurangnya minat pelaku usaha untuk menanamkan investasi perbibitan ternak dan penggemukan ternak disebabkan karena permodalan yang dibutuhkan cukup besar, resiko yang dihadapi cukup tinggi seperti kematian ternak dan pencurian ternak, serta minimnya informasi tentang peluang dan potensi pengembangan perbibitan ternak sehingga pengembangan investasi peternakan berjalan sangat lamban. - Upaya penyelesaian permasalahan permodalan di Bidang Peternakan melalui pendekatan Investasi permodalan pada kelompok - kelompok peternak dengan berbasis industrialisasi yaitu ke depan NTB akan mengurangi pengiriman ternak hidup
keluar
NTB,
mengoptimalkan
pemotongan
dan
pengolahan ternak di wilayah NTB misalnya pengiriman daging beku, pengiriman hasil olahan bahan hasil hewan.
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
94
- Harapan ke depan kelompok di NTB berbadan hukum sehingga dapat mengakses permodalan melalui Perbankan maupun lembaga pembiayaan/perkreditan. 9. Sosialisasi Pengembangan Usaha Melalui Asuransi Ternak a. Dasar Hukum Asuransi Ternak (ATS) yaitu : -
Undang
Undang
Nomor
19
tahun
2013
tentang
Perlindungan dan Pemberdayaan Petani -
Keputusan OJK (Otoritas Jasa Keuangan) No.S-578/ NB.11/2013 tanggal 27 Februari 2013 tentang Pencacatan ijin produk asuransi ternak sapi (ATS) oleh Konsorsium Asuransi Ternak Sapi (PT. Jasindo, PT. Asuransi Raya, PT. Asuransi Bumida dan PT Asuransi Tri Pakarta)
-
Permentan No. 40/Permentan/SR.230/7/2015 tanggal 13 Juli 2015 tentang Fasilitas Asuransi Pertanian
-
Pedoman Pelaksanaan Asuransi Ternak Sapi (ATS) dalam proses penandatanganan Direktur Jendral PSP, Kementerian Pertanian RI.
-
Skema Asuransi Ternak Sapi (ATS) memberikan jaminan pengganti kepada pemilik, jika ternak sapi mengalami resiko
kematian
karena
penyakit,
kecelakaan
dan
melahirkan maupun resiko kehilangan atau lainnya sebagaimana
diatur
didalam
polis.
Asuransi
ini
memberikan perlindungan terhadap resiko kerugian baik bagi peternak maupun perbankan. -
Asuransi ternak sapi yang mendapatkan ijin resmi dari OJK dengan menunjuk Konsorsium Asuransi Ternak Sapi (KATS) untuk memasarkan produk khusus ATS di Indonesia. KATS diketuai oleh PT. Asuransi Jasa Indonesia (AJI), dengan anggota PT. Asuransi Umum Bumiputra Muda 1967, PT. Asuransi Tri Pakrata dan PT. Asuransi Raya.
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
95
C.
PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN PENINGKATAN SARANA PRASARANA TAHUN 2015
Peningkatan Pengelolaan Air Irigasi Pada tahun 2015, kegiatan pengelolaan air irigasi untuk pertanian khususnya pembangunan sektor peternakan di basis - basis kelompok dan padang penggembalaan dilaksanakan melalui pembinaan, monitoring dan evaluasi. Perluasan Areal dan Pengelolaan Lahan Pada tahun 2015, kegiatan perluasan areal dan pengelolaan lahan untuk pertanian khususnya pembangunan sektor peternakan di basis - basis kelompok dan padang penggembalaan dilaksanakan melalui koordinasi dan konsultasi, pembinaan, monitoring dan evaluasi. Pengelolaan Sistem Penyediaan dan Pengawasan Alat Mesin Pertanian Pada tahun 2015, kegiatan pengelolaan sistem penyediaan dan pengawasan alat mesin untuk pertanian khususnya pembangunan sektor peternakan di basis - basis kelompok dan padang penggembalaan dilaksanakan melalui koordinasi dan konsultasi pembinaan, monitoring dan evaluasi. Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya. Pada tahun 2015, kegiatan dukungan manajemen dan dukungan teknis lainnya untuk pertanian khususnya pembangunan sektor peternakan di basis - basis kelompok dan padang penggembalaan dilaksanakan melalui koordinasi dan konsultasi pembinaan, monitoring dan evaluasi. Disamping hal tersebut, dilaksanakan pertemuan evaluasi terkait pelaksanaan pengembangan sarana prasarana pertanian tahun 2014. Fasilitasi Pupuk dan Pestisida Pada tahun 2015, kegiatan fasilitasi pupuk dan pestisida untuk pertanian khususnya pembangunan sektor peternakan di basis-basis kelompok dan padang penggembalaan dilaksanakan melalui koordinasi dan konsultasi pembinaan, monitoring dan evaluasi.
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
96
Pelayanan Pembiayaan Pertanian dan Pengembangan Usaha Agribisnis perdesaan (PUAP) Pada
tahun
2015,
kegiatan
ini
khususnya
pembangunan
sektor
peternakan di basis - basis kelompok dan padang penggembalaan dilaksanakan melalui koordinasi dan konsultasi pembinaan, monitoring dan evaluasi.
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
97
D.
PELAKSANAAN TUGAS PELAYANAN PADA BIDANG BUDIDAYA DAN PENGEMBANGAN TERNAK
1. Pelayanan Izin Pemasukan/Pengeluaran Ternak Bibit Pada tahun 2015, sebanyak 250 surat pengajuan ijin permohonan pemasukan ternak bibit dari beberapa daerah luar NTB ke daerah kabupaten/kota se NTB, dan sebanyak 100 surat permohonan pengeluaran ternak bibit dari daerah kabupaten/kota se NTB ke daerah konsumtif ternak bibit di Indonesia. 2. Realisasi Pemasukan dan Pengeluaran Ternak Bibit Realisasi dan pengeluaran ternak bibit pada tahun 2015 adalah sebagai berikut : - Pengeluaran sapi bibit dari alokasi pengeluaran sebanyak 10.000 (sepuluh ribu) ekor adalah sebanyak 7.049 (tujuh ribu empat puluh sembilan) ekor dengan daerah tujuan Kalimantan Barat (1.436 ekor), Kalimantan Tengah (262 ekor), Kalimantan Selatan (120 ekor), Kalimantan Timur, Jambi (75 ekor), Riau (2.236), Kepulauan Riau (231 ekor) dan Sulawesi Tenggara (284 ekor) Realisasi pemasukan ternak bibit pada tahun 2015 adalah sebagai berikut : - Pemasukan kambing bibit sebanyak 5.405 (lima ribu empat ratus lima) ekor dengan tujuan ke Kabupaten Lombok Tengah, Lombok Utara dan Lombok Barat - Pemasukan DOC sebanyak 35.443.884 (tiga puluh lima juta empat ratus empat puluh tiga ribu delapan ratus delapan puluh empat) ekor yang terdiri atas 21.429.884 (dua puluh satu juta empat ratus dua puluh sembilan ribu delapan ratus delapan puluh empat) ekor dialokasikan ke P. Lombok dan 14.014.000 (empat belas juta empat belas ribu) ekor dialokasikan ke P. Sumbawa
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
98
E.
MONITORING DAN EVALUASI Kegiatan Monitoring dan Evaluasi (Monev) merupakan unsur
penting
yang memberi input balik bagi perencanaan, karena evaluasi dapat menilai kinerja sebuah organisasi dalam satu kurun waktu tertentu. Berdasarkan hasil evaluasi tersebut diharapkan arah program dan kebijakan yang dituangkan kedalam kegiatan akan mampu memenuhi tujuan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan dan keinginan pemangku kepentingan. Sehingga untuk memperoleh hasil yang diinginkan maka evaluasi dan monitoring harus dilakukan
secara
terintegrasi
sejak
perencanaan,
penggorganisasian,
pelaksanaan serta evaluasi dan monitoring. Monitoring
dan
Evaluasi
yang
sifatnya
terintegrasi
akan
dapat
menyimpulkan secara utuh, berhasil tidaknya suatu kegiatan yang dilakukan oleh masing - masing fungsi yang berperan, konsistensi dan komitmen sejak dari
perencanaan,
pengganggaran,
pengorganisasian
dan
pelaksanaan
program / kegiatan penting untuk dipahami oleh para evaluator. Adapun tujuan dilaksanakan Monitoring dan Evaluasi adalah : a. Memastikan kelompok - kelompok penerima bansos/hibah (barang/uang) sudah menerima barang/jasa sesuai dengan yang ditetapkan disertai dengan dokumen - dokumen penyerahan dan kelengkapan lainnya serta dokumentasi kegiatan. b. Memastikan kelompok - kelompok penerima Bansos dalam bentuk uang sudah membelanjakan uangnya sesuai dengan RAB yang diusulkan oleh kelompok c.
Kelompok
penerima
hibah/bansos
bisa
memberikan
laporan
terkait
penggunaan bansos/hibah, manfaat dan rencana pengembangan oleh kelompok Monitoring dan Evaluasi yang dilakukan nantinya bisa dijadikan sebagai acuan untuk perbaikan kegiatan tahun berikutnya sehingga target, output dan outcome bisa tercapai.
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
99
3.
BIDANG KESEHATAN HEWAN A.
PENDAHULUAN 1.
Latar Belakang Kesuksesan dan keberhasilan Program NTB Bumi Sejuta Sapi (NTB
BSS)
dalam
peningkatan
populasi
berdampak
pada
permintaan provinsi lain untuk memenuhi ternak bibitnya semakin meningkat. Mengingat Nusa Tenggara Barat bebas terhadap beberapa penyakit hewan menular strategis (bebas Brucellosis dan bebas Anthrax untuk P. Lombok). Hal ini merupakan peran dari Bidang Kesehatan Hewan dalam melaksanakan kebijakan dan program pembangunan kesehatan Hewan pada Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Nusa Tenggara Barat. Program Pengendalian dan Penanggulangan Penyakit Hewan Menular Strategis dan Penyakit Zoonosis merupakan program strategis yang harus dikawal secara berkesinambungan. Kebijakan pembangunan kesehatan hewan didasarkan atas Visi Kesehatan Hewan yaitu Terwujudnya Kesehatan Hewan yang Ideal melalui Pembangunan Kesehatan hewan yang Maju, Efektif dan Efisien. Untuk mencapai visi tersebut dilaksanakan 4 (empat) Misi Kesehatan hewan yaitu : 1) Melindungi Hewan : melindungi hewan dari penyakit yang mengancam kelestarian sumberdaya hewan dan lingkungan dengan memanfaatkan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. 2) Melindungi Masyarakat: melindungi manusia/masyarakat dari resiko yang berkaitan dengan hewan dan produknya dan memberikan sumbangan baru bagi ilmu pengetahuan biologik dan medik. 3) Melindungi
Lingkungan
:
melindungi
lingkungan
serta
mempertahankan sumberdaya genetik.
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
100
4) Menfasilitasi perdagangan : memfasilitasi perdagangan dengan pelayanan kesehatan hewan yang professional untuk mencapai kesehatan hewan yang kondusif untuk menjamin kestabilan usaha yang lestari dan berdaya saing. Untuk tercapainya Visi dan Misi Kesehatan Hewan di Provinsi NTB, Bidang kesehatan Hewan melaksanakan tugas pokok : Meningkatkan kewaspadaan terhadap kejadian penyakit hewan menular strategis (PHMS) secara dini dengan fungsi yang meliputi : Pengamatan Penyakit Hewan (P2H); Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Hewan (P3H); dan Pengawasan Obat Hewan dan Pelayanan Kesehatan Hewan (POH dan PKH). B.
Tujuan Tujuan Pembangunan Kesehatan Hewan di Provinsi NTB untuk menjamin masyarakat terbebas dari penyakt zoonosis, menjaga dan mengamankan potensi NTB sebagai sentra ternak sapi bali nasional dengan melindungi ternak dari ancaman penyakit untuk terciptanya lingkungan budidaya yang aman, ternak yang sehat dan produktif sehingga tercapainya Program NTB Bumi Sejuta Sapi dan mendukung Program Pencapaian Swasembada Daging Sapi dan Peningkatan Penyediaan Pangan Hewani yang Aman, Sehat, Utuh dan Halal. Sasaran kegiatan Bidang Kesehatan Hewan meliputi : 1. Pengendalian, Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Hewan Menular Strategis (PHMS) selama 1 tahun ( Sumber Dana APBD) 2. Biosekuriti Perunggasan
sebanyak 900 liter
3. Pengendalian dan Penanggulangan Anthrax dengan output kegiatan sebanyak 234.000 dosis 4. Penanggulangan Gangguan Reproduksi pada Sapi/Kerbau dengan output kegiatan sebanyak 6.500 dosis 5. Penanggulangan dan Pengendalian Penyakit Parasiter dengan output kegiatan sebanyak 6.100 dosis 6. Penanggulangan dan Pengendalian Penyakit Bakterial Lainnya dengan output kegiatan sebanyak 185.000 dosis LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
101
7. Perlindungan Hewan dan Kewaspadaan Penyakit Eksotik dengan output kegiatan sebanyak 1 laporan 8. Pembinaan dan Koordinasi Keswan dengan output kegiatan sebanyak 1 laporan 9. Pengamatan Penyakit Hewan dengan output kegiatan sebanyak 5 laporan 10. Unit Respon Cepat PHMS dengan output kegiatan sebanyak 5 laporan 11. Operasional Puskeswan dengan output kegiatan sebanyak 64 unit
C. Ruang Lingkup Ruang lingkup kegiatan Bidang Kesehatan Hewan adalah seluruh stakeholders di 10 (sepuluh) Kabupaten/Kota se - NTB terdiri dari Pejabat Stuktural pada instansi vertikal dan pada Dinas yang menjalankan fungsi Peternakan dan Kesehatan Hewan di Kabupaten/Kota, tenaga fungsional pada Dinas dan Puskeswan serta masyarakat lainnya.
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
102
B.
PROGRAM/KEGIATAN DAN ANGGARAN 1.
Sumber Dana APBD Pemerintah Provinsi NTB melalui APBD memberikan dukungan Program Pengendalian, Pencegahan dan Pemberantasan PHMS. Untuk mensukseskan Program yang dicanangkan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi NTB pelaksanaannya didukung kegiatan sebagai berikut : 1. Pertemuan koordinasi pencegahan dan pemberantasan PHMS 2. Belanja ATK 3. Belanja obat - obatan pelayanan keswan 4. Jasa pemeriksaan kesehatan hewan 5. Belanja Cetak dan penggandaan 6. Pembinaan/supervisi/sosialisasi PHMS (AI/RABIES) 7. Koordinasi/konsultasi/asistensi Pelayanan Kesehatan Hewan 8. Koordinasi dan Konsultasi Penanganan PHMS
2.
Anggaran APBD Anggaran yang tersedia dari sumber dana APBD dalam menunjang program yang dilaksanakan Bidang Kesehatan Hewan adalah sebesar Rp. 709.752.000,-.(tujuh ratus sembilan juta tujuh ratus lima puluh dua ribu rupiah), dengan realisasi keuangan sebesar Rp. 699.596.400 (enam ratus sembilan puluh sembilan juta lima ratus sembilan puluh enam ribu empat ratus rupiah) atau 98,57%. Rincian dapat disampaikan sebagai berikut :
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
103
Tabel 28. Realisasi Anggaran Sumber Dana APBD Pada Bidang Kesehatan Hewan Tahun 2015 No
Kegiatan
1
Pertemuan Koordinasi Pencegahan Pengendalian dan Pemberantasan PHMS Belanja ATK Belanja Obat-obatan Pelayanan Keswan Jasa Pemeriksaan Keswan Belanja Cetak Pembinaan/Supervisi/Surveilans/MonevPelayanan Keswan/ Sosialisasi dan Pengendalian PHMS (AI/RABIES) Koordinasi/Konsultasi/Asistensi Pelayanan Kesehatan Hewan Koordinasi dan Konsultasi Penanganan PHMS
2 3 4 5 6 7 8
Target
JUMLAH DANA
Realisasi
40.502.000
37.377.000
6.000.000 325.000.000 150.000.000 750.000 122.500.000
5.675.000 324.495.400 150.000.000 750.000 122.480.000
35.000.000 30.000.000
35.000.000 23.819.000
709.752.000
699.596.400
3. Sumber Dana APBN Pemerintah Pusat melalui APBN memberikan dukungan dana Program Pencapaian Swasembada Daging Sapi dan Peningkatan Penyediaan Pangan Hewani yang Aman, Sehat, Utuh dan Halal. Anggaran yang tersedia dari sumber dana APBN dalam menunjang program yang dilaksanakan
Bidang
Kesehatan
Hewan
adalah
sebesar
Rp.
4.108.845.000,- (empat milyar seratus delapan juta delapan ratus empat puluh lima ribu rupiah) atau sebesar 94,34% dengan rincian sebagai berikut :
Tabel 29. Realisasi Anggaran Sumber Dana APBN Pada Bidang Kesehatan Hewan Tahun 2015 No
Kegiatan
1 2 3 4
Biosekuriti Perunggasan Pengendalian dan Penanggulangan AT Penanggulangan Gangguan Reproduksi pada Sapi Pengendalian dan Penanggulangan Penyakit Parasiter
5 6 7 8 9 10
Target
Realisasi
99.000.000 990.000.000 641.454.000 397.850.000
99.000.000 976.386.000 588.189.399 384.840.000
Pengendalian dan Penanggulangan Penyakit Bakterial Lainnya Perlindungan Hewan dan Kewaspadaan Penyakit Eksotik Pengamatan Penyakit Hewan Pembinaan dan koordinasi kesehatan hewan Unit Respon Cepat PHMS Operasional Pelayanan Kesehatan Hewan di Puskeswan
1.224.915.000
1.162.526.500
30.000.000 199.150.000 27.900.000 275.950.000 578.150.000
29.230.000 172.632.000 27.900.000 231.362.000 560.095.000
JUMLAH DANA
4.108.845.000
3.876.636.899
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
104
C. PELAKSANAAN DAN CAPAIAN SASARAN PROGRAM KEGIATAN 1.
APBD Pelaksanaan dan capaian sasaran program kegiatan dengan sumber dana APBD yang ada di Bidang Kesehatan Hewan dapat dilaporkan sebagai berikut : Pertemuan
Koordinasi
Pencegahan
Pengendalian
dan
Pemberantasan PHMS Pelaksanaan Pertemuan Koordinasi Pencegahan Pengendalian dan Pemberantasan PHMS merupakan kegiatan seksi P3H. Kegiatan ini dilaksanakan selama 2 (dua) hari pada tanggal 11 – 13 Maret 2015 di Aula Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi NTB. Peserta pertemuan sebanyak 40 (empat puluh) orang yang terdiri dari Kepala Bidang Keswan Kabupaten/Kota, staf yang membidangi kesehatan hewan, petugas medis/paramedis kecamatan serta kepala bidang/kasi/staf lingkup Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi NTB. Tujuan pertemuan tersebut adalah untuk meningkatkan koordinasi atau akselerasi kegiatan antara provinsi dengan kabupaten/kota dalam rangka menciptakan keselarasan program dan kegiatan penanggulangan penyakit hewan menular strategis di Provinsi Nusa Tenggara Barat. Hasil petermuan dapat dirumuskan sebagai berikut : 1. Penyakit Hewan Menular Strategis (PHMS) di NTB relatif terkendali sehingga NTB sebagai sumber ternak bibit dan salah satu potensi dalam mendukung program nasional PSDS/K dimana peran NTB melalui Bumi sejuta sapi mempunyai kontribusi yang tidak dapat diabaikan; 2. Populasi yang diinginkan dalam program BSS telah dicapai dan terus dipertahankan bahkan ditingkatkan lagi melalui “BSS” berkelanjutan dengan mengontrol pengeluaran ternak bibit dan potong serta pemotongan dalam daerah;
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
105
3. Ada 25 PHMS yang perlu kita waspadai sesuai dengan SK Menteri Pertanian Nomor : 4026/kpts/OT.140/4/2013 Tanggal 1 April 2013 karena Provinsi NTB sebagai sumber bibit ternak sapi bali nasional sangat memiliki nilai kompetitif yakni bebas dari berbagai jenis PHMS seperti brucellosis, jembrana, SE (ngorok) dan Anthrax di Pulau Lombok. Selain itu juga NTB telah berhasil mempertahankan status bebas historis penyakit rabies. 4. Sebagai
aparat/petugas
mempertahankan
NTB
brucellosis,
cholera
hog
peternakan
bebas dan
harus
beberapa SE
P.
mampu
PHMS
(rabies,
Lombok)
dengan
memperkuat jejaring keswan kabupaten/kota dalam pengawasan PHMS dan mewaspadai lalu lintas ternak ilegal yang mempunyai potensi dalam penularan PHMS. 5. Setiap ada kegiatan terkait droping ternak pemerintah agar bidang kesehatan hewan kabupaten/kota dilibatkan sehingga bisa memberikan masukan sesuai teknis kesehatan hewan 6. Vaksin SE agar disediakan/ditargetkan dengan dosis yang lebih untuk daerah - daerah kasus dan terancam kasus penyakit SE walaupun tanpa biaya operasional vaksinasi 7. Untuk mencegah penularan virus AI, droping rapid test ke kabupaten/kota agar diperbanyak jika memungkinkan sebagai skrening test kasus penyakit AI 8. Dalam rangka NTB bebas AI 2016 syaratnya 2 tahun berturut turut tidak ada kasus, artinya tidak ada kasus selama 1 tahun dari kasus terakhir dan 1 tahun berikutnya dilakukan surveillans oleh BBV regional tidak juga ditemukan kasus maka melalui pemerintah daerah membuat surat usulan ke menteri pertanian yang didukung data dari dinas, kajian dari tim ahli dan dukungan hasil surveillans dari BBV Denpasar 9. Kesehatan kabupaten/kota bersedia melakukan vaksinasi SE bulanan untuk meningkatkan pengendalian penyakit SE
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
106
10. Untuk kasus penyakit AI dalam road map Indonesia bebas AI tahun 2020 dan NTB bebas AI maka NTB termasuk wilayah resiko sedang, untuk itu lakukan strategi yaitu deteksi dan respon cepat, biosekuriti, vaksinasi (+/-), surveillans, penataan rantai
pasar
unggas,
kompartementalisasi
dan
zona,
pengendalian lalu lintas dan strategi penunjang lainnya (regulasi dan lain-lain). 11. Perkembangan AI terkini di NTB, terdapat kasus di kabupaten Bima bulan Maret 2015 lakukan respon cepat, penelusuran faktor resiko penularan, KIE, kewaspadaan terhadap itik, kirim sampel ke BBV, surveillans pasif 2015 dan 2016 serta lakukan langkah pembebasan NTB tahun 2016 dari penyakit AI jika memungkinkan 12. Anggaran yang diperlukan NTB adalah untuk kegiatan deteksi, lapor dan respon cepat, biosekurity, surveillans dan monev. 13. Dalam mendukung nasional veteriner services (NVS) maka petugas
pelayanan
di
bidang
keswan
disebut
petugas
pelayanan veteriner 14. Kapasitas SDM perlu ditingkatkan sesuai dengan prioritas pengendalian PHMS 15. Jika kapasitas SDM memadai sangat diperlukan dukungan sarana dan operasional agar dapat diaplikasikan di lapangan Belanja ATK Ketersediaan dana ATK untuk membiayai kegiatan Bidang Kesehatan Hewan adalah sebesar Rp. 6.000.000,- (enam juta rupiah) dengan realisasi sebesar Rp. 5.675.000,- (lima juta enam ratus tujuh puluh lima ribu rupiah) atau sebesar 94,6%.
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
107
Belanja Obat – obatan Kesehatan Hewan Belanja obat-obatan - Biaya obat – obatan penanganan cacing pada pedet Jumlah dana yang tersedia sebesar Rp. 75.000.000,- (tujuh puluh lima juta rupiah) dengan realisasi anggaran sebesar Rp. 74.846.000,- (tujuh puluh empat juta delapan ratus empat puluh enam ribu rupiah) atau sebesar 99,79%. Jenis obat penanganan cacing yang diadakan sebagaimana tabel 29 berikut : Tabel 30. Jenis Obat Penanganan Cacing Tahun 2015 No.
Uraian Pekerjaan
1.
Albenol-300 Bolus
2.
B-Sanplex Inj 50 ml
3.
Limoxin 25 Spray 200 ml
4.
Sulfa Strong 20 ml
Volume Satuan
Harga satuan (Rp.)
Total (Rp.)
1.352
Blister
30.000
40.560.000
600
Botol
25.250
15.150.000
60
Botol
173.000
10.380.000
398
Botol
22.000
8.756.000
Jumlah
74.846.000
- Biaya alat dan bahan obat - obatan pencegahan Rabies Jumlah dana yang tersedia sebesar Rp. 75.000.000,- (tujuh puluh lima juta rupiah) dengan realisasi sebesar Rp. 74.975.000,- (tujuh puluh empat juta sembilan ratus tujuh puluh lima ribu rupiah) atau sebesar 99,97% dengan jenis pengadaan sebagaimana tabel 30 berikut : Tabel 31. Biaya Alat dan Bahan Obat – Obatan Pencegahan Rabies Tahun 2015 No.
Uraian Pekerjaan
Satuan
Harga Satuan (Rp.)
3
Kg
16.300.000
48.900.000
Volume
Total (Rp.)
1.
Strichnin
2.
Sarung tangan
193
Box
75.000
14.475.000
3.
Masker
200
Box
58.000
11.600.000
Jumlah
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
74.975.000
108
- Biaya alat dan bahan obat - obatan pencegahan AI Jumlah dana yang tersedia sebesar Rp. 75.000.000,- (tujuh puluh lima juta rupiah) dengan realisasi anggaran sebesar Rp. 74.846.800,- (tujuh puluh empat juta delapan ratus empat puluh enam ribu delapan ratus) atau sebesar 99,79% dengan rincian pengadaan sebagaimana tabel 31 berikut : Tabel 32. Biaya Alat dan Bahan Obat – Obatan Pencegahan AI Tahun 2015 No
Obat – Obatan
Volume
Satuan
Harga (Rp.)
Jumlah (Rp.)
1
Rapid Test Kid AI, Anigen (isi 30 Test Kit)
2
Box isi @ 30 Test)
4.997.000
9.994.000
2
Disposible Syringe 3 ml 100/pk
30
Box @ 100 bh
190.000
5.700.000
3
Vita Strong 5 Gr (Medion)
204
isi 40 sachet/Box
45.000
9.180.000
4
Caprivac ND-AI-K 500 dosis
184
Botol @ 150ml
259.200
47.692.800
5
Microtube 1,5 ml (500/pak)
10
Pak
228.000
2.280.000
Jumlah
74.846.800
- Biaya alat dan bahan obat - obatan/vaksin AT Jumlah dana yang tersedia Rp. 50.000.000,- (lima puluh juta rupiah) dengan realisasi anggaran sebesar Rp. 49.978.400,(empat puluh sembilan juta sembilan ratus tujuh puluh delapan ribu empat ratus rupiah) atau sebesar 99,96% dengan rincian pengadaan sebagaimana tabel 32 berikut : Tabel 33. Biaya Alat, Bahan Obat – Obatan/Vaksin AT No.
Uraian Alat/Bahan
Volume
Satuan
Harga (Rp)
Jumlah (Rp.)
1
Vet-Oxy SB 50 ml
500
Botol
33.300
16.650.000
2
Glucortin-20 50 ml
150
Botol
160.000
24.000.000
3
Pilocarpin Inj 5 ml
268
Botol
26.300
7.048.400
4
Microtube 1,5 ml (500/pak)
10
Pak
228.000
2.280.000
Jumlah
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
49.978.400
109
- Biaya alat dan bahan obat - obatan/vaksin SE Jumlah dana yang tersedia sebesar Rp. 50.000.000,- (lima puluh juta rupiah) dengan realisasi anggaran sebesar Rp. 49.978.400,(empat puluh sembilan juta sembilan ratus tujuh puluh delapan ribu empat ratus rupiah) atau sebesar 99,95% dengan rincian pengadaan sebagaimana tabel 33 berikut : Tabel 34. Biaya Alat dan Bahan Obat – Obatan/Vaksin SE No.
Uraian Alat/Bahan
Volume
Satuan
Harga (Rp)
Jumlah (Rp.)
1
Vet-Oxy SB 50 ml
500
Botol
33.300
16.650.000
2
Glucortin-20 50 ml
150
Botol
160.000
24.000.000
3
Pilocarpin Inj 5 ml
268
Botol
26.300
7.048.400
4
Microtube 1,5 ml (500/pak)
10
Pak
228.000
2.280.000
JUMLAH
49.978.400
Jasa Pemeriksaan Keswan - Biaya Jasa Pemeriksaan Penanganan Cacing Dana yang tersedia sebesar Rp. 35.000.000,- (tiga puluh lima juta rupiah) dengan realisasi 100%. Jasa pemeriksaan penanganan cacing ini merupakan dana untuk mendukung program penanganan cacing pada pedet. Penanganan cacing pada pedet dilakukan melalui pengambilan sampel faeces sejumlah 2.535 sampel dengan jasa pengambilan sampel,
pengobatan
dan
pemeriksaan
Rp.
4.600,-/sampel,
pemeriksaan sampel faeces sejumlah 2.535 sampel. Kegiatan ini dilaksanakan di 2 kabupaten. Rincian target untuk masing-masing kabupaten/kota sebagaimana tabel 34 berikut :
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
110
Tabel 35. Target dan Realisasi Pemeriksaan Cacing Tahun 2015 Target
No
Realisasi
Kabupaten/ Pengambilan Pengobatan Pemeriksaan Pengambilan Pengobatan Pemeriksaan Kota sampel sampel sampel sampel
1
Lombok Utara
835
858
835
858
835
858
2
Lombok Timur
1.700
1.739
1.700
1.739
1.700
1.739
Jumlah
2.535
2.597
2.535
2.597
2.535
2.597
- Biaya Jasa Pencegahan dan Penolakan Rabies Pada kegiatan jasa pencegahan dan penolakan rabies tersedia dana sebesar Rp. 35.000.000,- (tiga puluh lima juta rupiah) dengan realisasi sebesar Rp. 35.000.000,- (tiga puluh lima juta rupiah) 100% digunakan untuk jasa eliminasi anjing sebanyak 3.500 ekor dengan jasa Rp. 10.000,-/ekor. Jasa pengambilan dan biaya pemeriksaan sampel otak yang dikirim ke BBV Denpasar untuk dilakukan pengujian FAT dibiayai dari APBN. Kegiatan eliminasi dilaksanakan di 4 kabupaten dan 1 kota sedangkan pangambilan sampel otak anjing dilaksanakan di 10 kabupaten/kota. Kegiatan harus tetap dilaksanakan secara berkesinambungan dalam upaya mempertahankan wilayah provinsi NTB “ Bebas Histori Rabies”. Untuk lebih jelasnya rincian target sebagaimana tabel 35 berikut :
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
111
Tabel 36. Target dan Realisasi Pencegahan dan Penolakan Rabies Tahun 2015 No
Kabupaten/
Target
Realisasi
Kota
Eliminasi Pengambilan Pemeriksaan Anjing sampel sampel
Eliminasi Pengambilan Pemeriksaan Anjing sampel sampel
1
Mataram
-
20
20
-
20
20
2
Lombok Barat
-
40
40
-
40
40
3
Lombok Utara
-
40
40
-
40
40
4
Lombok Tengah
-
50
50
-
50
50
5
Lombok Timur
-
70
70
-
70
70
6
Sumbawa Barat
600
30
30
600
30
30
7
Sumbawa
750
40
40
750
40
40
8
Dompu
750
40
40
811
40
40
9
Bima
750
40
40
750
40
40
10
Kota Bima
650
30
30
717
30
30
3.500
400
400
3.628
400
400
Jumlah
-
Biaya Jasa Vaksinasi AI Ketersediaan dana pada kegiatan jasa vaksinasi AI sejumlah Rp. 30.000.000,- (tiga puluh juta rupiah) dengan realisasi sebesar Rp. 30.000.000,- (tiga puluh juta rupiah) atau sebesar 100%. Target vaksinasi sejumlah 20.000 dosis, jasa yang diberikan Rp. 1.500,-/ dosis. Target per kabupaten/kota sebagaimana tabel 35 berikut :
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
112
Tabel 37. Target dan Realisasi Vaksinasi AI Tahun 2015 No.
Kabupaten/Kota
Realisasi (Dosis)
1.
Kota Mataram
2.000
2.026
2.
Lombok Barat
2.500
2.587
3.
Lombok Utara
2.000
2.085
4.
Lombok Tengah
4.000
7.536
5.
Lombok Timur
4.000
4.732
6.
Sumbawa Barat
-
-
7.
Sumbawa
-
-
8.
Dompu
1.500
1.725
9.
Bima
2.500
2.500
10.
Kota Bima
1.500
2.571
20.000
25.762
Jumlah
-
Target (Dosis)
Biaya Jasa Vaksinasi SE Ketersediaan dana kegiatan jasa vaksinasi SE sebesar Rp. 30.000.000,- (tiga puluh juta rupiah) dengan realisasi sebesar Rp. 30.000.000,- (tiga puluh juta rupiah) atau sebesar 100% dengan target vaksinasi sejumlah 12.000 dosis, jasa yang diberikan Rp. 2.500,/dosis.Target Per Kabupaten/Kota sebagaimana tabel 36 berikut : Tabel 38. Target dan Realisasi Vaksinasi SE No.
Kabupaten/Kota
Target (Dosis)
Realisasi (Dosis)
1.
Kota Mataram
-
-
2.
Lombok Barat
-
-
3.
Lombok Utara
-
-
4.
Lombok Tengah
-
-
5.
Lombok Timur
-
-
6.
Sumbawa Barat
-
-
7.
Sumbawa
-
-
8.
Dompu
-
-
9.
Bima
-
-
10.
Kota Bima
12.000
12.100
Jumlah
12.000
12.100
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
113
-
Biaya Jasa Vaksinasi Anthrax Ketersediaan dana untuk membiayai kegiatan vaksinasi Anthrax sejumlah Rp. 20.000.000,- (dua puluh juta rupiah) dengan realisasi sebesar Rp. 20.000.000,- (dua puluh juta rupiah) atau sebesar 100% dengan target vaksinasi 8.000 dosis, jasa yang diberikan Rp. 2.500,-/dosis. Tabel 39. Target dan Realisasi Vaksinasi Anthrax Tahun 2015 No.
Kabupaten/Kota
Target (Dosis)
Realisasi (Dosis)
1.
Kota Mataram
-
-
2.
Lombok Barat
2.000
3.167
3.
Lombok Utara
-
-
4.
Lombok Tengah
6.000
7.095
5.
Lombok Timur
-
-
6.
Sumbawa Barat
-
-
7.
Sumbawa
-
-
8.
Dompu
-
-
9.
Bima
-
-
10.
Kota Bima
-
-
8.000
10.262
Jumlah
Belanja Perjalanan Dinas Dalam Daerah Belanja perjalanan dinas dalam daerah digunakan untuk membiayai kegiatan pembinaan, supervisi, surveilance, monev pelayanan Bidang Keswan dan Sosialisasi Pencegahan dan Pengendalian PHMS di 10 kabupaten/kota se - Nusa Tenggara Barat dengan ketersediaan dana sebesar Rp. 122.500.000,- (seratus dua puluh dua juta lima ratus ribu rupiah) dengan realisasi sebesar Rp. 122.480.000,- (seratus dua puluh dua juta empat ratus delapan puluh ribu rupiah) atau sebesar 99,98%.
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
114
Belanja Perjalanan Dinas Luar Daerah Belanja perjalanan dinas luar daerah digunakan untuk mendukung kegiatan yang dilaksanakan oleh pusat di luar Nusa Tenggara Barat dengan ketersediaan dana sebesar Rp. 65.000.000,- (enam puluh lima juta rupiah) dengan realisasi sebesar Rp. 58.819.000,- (lima puluh delapan juta delapan ratus sembilan belas ribu rupiah) atau sebesar 90,5%.
2. APBN Pelaksanaan dan capaian sasaran program kegiatan dengan sumber dana APBN yang ada di Bidang Kesehatan Hewan dapat dilaporkan sebagai berikut : BIOSEKURITI PERUNGGASAN Baseline
Biosekuriti
Perunggasan
dengan
output
900
liter
penyemprotan dengan menggunakan desinfektan yang dilakukan pada sektor 4 (backyard) unggas pekarangan. Tabel 40. Target dan Realisasi Penyemprotan Desinfektan Tahun 2015 No
Kecamatan
Target
Jumlah Desinfektan
Populasi (Ekor) Ayam
Itik
Burung
Jumlah
1
Mataram
100
100
2.111
328
-
3.439
2
Lombok Barat
100
130
638
127
209
974
3
Lombok Utara
50
50
6.493
-
1.116
7.609
4
Lombok Tengah
125
125
2.396
5
-
2.411
5
Lombok Timur
125
125
1.024
70
60
1.354
6
Sumbawa Barat
50
50
22.755
2,181
424
25.360
7
Sumbawa
100
118
35.409
-
-
5.409
8
Dompu
100
100
91.534
3.716
-
105.250
9
Bima
100
100
22.169
841
-
3.010
10
Kota Bima
50
50
3.760
665
-
5.230
900
948
88.289
9.143
1.809
210.046
NTB
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
115
- Pengadaan pakaian lapangan
1.
Pakaian Lapangan
50 Buah
Harga Satuan (Rp.) 284.000
2.
Sepatu Boot Panjang
50 Buah
132.000
6.600.000
3.
Jas Hujan
50 Buah
101.000
5.050.000
4.
Masker
50 Box
58.000
2.900.000
5.
Sarung Tangan
50 Box
75.000
No.
Uraian
Volume
Jumlah
Harga Total (Rp.) 14.200.000
3.750.000 32.500.000
Terbilang : Tiga Puluh Dua Juta Lima Ratus Ribu Rupiah
PENGENDALIAN DAN PENANGGULANGAN ANTHRAX Untuk mendukung kegiatan ini ada beberapa sub kegiatan yaitu honor PPK, belanja bahan, kegiatan pertemuan, belanja bahan non operasional, belanja perjalanan dinas biasa. Kegiatan
Volume
Pengendalian dan Penanggulangan Anthrax
Anggaran (Rp.)
Realisasi (Rp.)
Sisa Dana (Rp.)
234.000 Dosis
Koordinasi Pemberantasan AT Koordinasi pemberantasan Anthrax Honor Operasional Satuan Kerja - Honor Pejabat Pembuat Komitmen Bidang Keswan [1 ORG x 12 BLN]
12 OB
10.200.000
10.200.000
-
1 Tahun
3.326.000
3.325.000
1.000
1 Kegiatan
3.030.000
2.997.000
33.000
50.000 Dosis
50.000.000
47.500.000
2.500.000
- Alat Penanggulangan AT
1 Paket
30.000.000
17.985.300
14.700
- Bahan Pemeriksaan Lab
1 Paket
21.950.000
21.785.000
165.000
1 Paket
1.350.000
-
1.350.000
2 Paket
660.000
-
660.000
Belanja Bahan - ATK - ATK Rakor AT - Vaksin AT
Honor Output Kegiatan - Honor Panitia Penerima Hasil Pekerjaan - Honor Pejabat Pengadaan Barang/Jasa
RAPAT KOORDINASI AT SE - NTB - Pengarah
1 OK
500.000
500.000
-
- Ketua
1 OK
450.000
450.000
-
- Sekretaris
1 OK
400.000
400.000
-
- Anggota
4 OK
1.400.000
1.400.000
-
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
116
Belanja Barang Non Operasional Lainnya - Imbalan Operasional Petugas Administrasi Pelaksana Kegiatan 24 OB 36.000.000 Pemberantasan AT [2 ORG x 12 BLN] - Imbalan Operasional Tim Pengendalian dan Pemberantasan Anthrax 150 OB 52.500.000 Provinsi [15 ORG x 10 OB] - Imbalan Operasional Tim Pengendalian dan Pemberantasan Anthrax 180 OB 45.000.000 Kab/Kota se - NTB [18 ORG x 10 OB] - Operasional Pemusnahan 1 Tahun 9.800.000 Disposal Belanja Jasa Profesi - Honor Narasumber Rakor/Bimtek/ 12 OJ 6.000.000 Pertemuan - Honor Narasumber 2 OJ 1.700.000 Tenaga Ahli Belanja Perjalanan Dinas Paket Meeting Dalam Kota
36.000.000
-
52.500.000
-
45.000.000
-
1.380.000
8.420.000
6.000.000
-
1.700.000
-
RAPAT KOORDINASI AT SE – NTB - Paket Meeting
1 Paket
21.300.000
21.275.000
25.000
- Bantuan Transport
1 Paket
8.960.000
8.515.000
445.000
- Uang Saku
37 OK
9.250.000
9.250.000
-
Pengendalian dan Penanggulangan Anthrax di Kawasan Kota Bima Koordinasi Pemberantasan Anthrax Belanja Barang Non Operasional Lainnya - Operasional Vaksinasi 9.500 Dosis 23.750.000 23.750.000 - Operasional Petugas Pengambilan Sampel 200 Dosis 1.000.000 1.000.000 (Pra Vaksinasi) - Operasional Petugas Pengambil Sampel 200 Dosis 1.000.000 1.000.000 (Post Vaksinasi) - Operasional Tim Pengendalian dan 1 Tahun 12.000.000 12.000.000 Penanggulangan Anthrax Belanja Perjalanan Biasa - Monitoring dan Evaluasi 1 OP 2.000.000 2.000.000 ke Kab/Kota Bima PENGENDALIAN DAN PENANGGULANGAN ANTHRAX DI KAWASAN DI KAB. SUMBAWA Koordinasi Pemberantasan Anthrax
-
-
-
-
Belanja Barang Non Operasional Lainnya - Operasional Vaksinasi - Operasional Petugas Pengambilan Sampel (Pra Vaksinasi)
61.000 Dosis 500 Dosis
152.500.000 152.500.000 2.500.000
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
2.500.000
-
117
- Operasional Petugas Pengambil Sampel (Post Vaksinasi) - Operasional Tim Pengendalian dan Penanggulangan Anthrax
500 Dosis
2.500.000
2.500.000
-
1 Tahun
14.800.000
14.800.000
-
1 OP
1.850.000
1.850.000
-
Belanja Perjalanan Biasa - Monitoring dan Evaluasi ke Kab Sumbawa
PENGENDALIAN DAN PENANGGULANGAN ANTHRAX DI KAWASAN DI KAB. DOMPU Koordinasi Pemberantasan Anthrax Belanja Barang Non Operasional Lainnya - Operasional Vaksinasi
35.000 Dosis
87.500.000
87.500.000
-
- Operasional Petugas Pengambilan Sampel (Pra Vaksinasi)
300 Dosis
1.500.000
1.500.000
-
- Operasional Petugas Pengambil Sampel (Post Vaksinasi)
300 Dosis
1.500.000
1.500.000
-
1 Tahun
11.700.000
11.700.000
-
1 OP
1.950.000
1.950.000
-
- Operasional Tim Pengendalian dan Penanggulangan Anthrax Belanja Perjalanan Biasa - Monitoring dan Evaluasi ke Kab Dompu
PENGENDALIAN DAN PENANGGULANGAN ANTHRAX DI KAWASAN DI SUMBAWA BARAT Koordinasi Pemberantasan Anthrax Belanja Bahan - ATK
1 Kegiatan
250.000
250.000
-
Belanja Barang Non Operasional Lainnya - Operasional Vaksinasi
15.000 Dosis
37.500.000
37.500.000
-
- Operasional Petugas Pengambilan Sampel (Pra Vaksinasi)
225 Sampel
1.125.000
1.125.000
-
- Operasional Petugas Pengambil Sampel (Post Vaksinasi)
225 Sampel
1.125.000
1.125.000
-
- Operasional Tim Pengendalian dan Penanggulangan Anthrax
1 Tahun
10.500.000
10.500.000
-
1 OP
1.750.000
1.750.000
-
Belanja Perjalanan Biasa - Monitoring dan Evaluasi ke Kab Sumbawa Barat
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
118
PENGENDALIAN DAN PENANGGULANGAN ANTRAX DI KAWASAN KAB. LOMBOK TENGAH Koordinasi Pemberantasan Anthrax Belanja Bahan - ATK
1 Kegiatan
250.000
250.000
-
1.250.000
1.250.000
-
Belanja Barang Non Operasional Lainnya - Operasional Vaksinasi
500 Dosis
- Operasional Petugas Pengambilan Sampel (Pra Vaksinasi)
100 Sampel
500.000
500.000
-
- Operasional Petugas Pengambil Sampel (Post Vaksinasi)
100 Sampel
500.000
500.000
-
2.800.000
2.800.000
-
Belanja Perjalanan Biasa - Monitoring dan Evaluasi Ke Kab. Loteng
8 OH
PENGENDALIAN DAN PENANGGULANGAN ANTHRAX DI KAWASAN KAB. LOMBOK TIMUR Koordinasi Pemberantasan Anthrax Belanja Bahan - ATK
1 Kegiatan
250.000
250.000
-
2.000 Dosis
5.000.000
5.000.000
-
100 Sampel
500.000
500.000
-
100 Sampel
500.000
500.000
-
1.750.000
1.400.000
350.000
Belanja Barang Non Operasional Lainnya - Operasional Vaksinasi - Operasional Petugas Pengambilan Sampel (Pra Vaksinasi) - Operasional Petugas Pengambil Sampel (Post Vaksinasi) Belanja Perjalanan Biasa - Monitoring dan Evaluasi ke Kab Lotim
5 OH
PENGENDALIAN DAN PENANGGULANGAN ANTHRAX DI KAWASAN KAB. BIMA Koordinasi Pemberantasan Anthrax Belanja Bahan - ATK
1 Kegiatan
250.000
250.000
-
60.000 Dosis
150.000.000
150.000.00 0
-
500 Sampel
2.500.000
2.500.000
-
500 Sampel
2.500.000
2.500.000
-
1 Tahun
12.000.000
12.000.000
-
Belanja Barang Non Operasional Lainnya - Operasional Vaksinasi - Operasional Petugas Pengambilan Sampel (Pra Vaksinasi) - Operasional Petugas Pengambil Sampel (Post Vaksinasi) - Operasional Tim Pengendalian dan Penanggulangan Anthrax
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
119
PENGENDALIAN DAN PENANGGULANGAN ANTHRAX DI KAWASAN KAB. LOMBOK BARAT Koordinasi Pemberantasan Anthrax Belanja Bahan - ATK
1 Kegiatan
250.000
250.000
-
500 Dosis
1.250.000
1.250.000
-
50 Sampel
250.000
250.000
-
50 Sampel
250.000
250.000
-
2.100.000
2.100.000
-
Belanja Barang Non Operasional Lainnya - Operasional Vaksinasi - Operasional Petugas Pengambilan Sampel (Pra Vaksinasi) - Operasional Petugas Pengambil Sampel (Post Vaksinasi) - Operasional Tim Pengendalian dan Penanggulangan Anthrax
1 Tahun
PENGENDALIAN DAN PENANGGULANGAN ANTHRAX DI KAWASAN KAB. LOMBOK UTARA Koordinasi Pemberantasan Anthrax Belanja Bahan - ATK
1 Kegiatan
250.000
250.000
-
Belanja Barang Non Operasional Lainnya - Operasional Vaksinasi
500 Dosis
1.250.000
1.250.000
-
- Operasional Petugas Pengambilan Sampel (Pra Vaksinasi)
25 Sampel
125.000
125.000
-
- Operasional Petugas Pengambil Sampel (Post Vaksinasi)
25 Sampel
125.000
125.000
-
1.400.000
1.400.000
-
- Operasional Tim Pengendalian dan Penanggulangan Anthrax
1 Tahun
- Pengadaan - Pengadaan Pada Kegiatan Anthrax 1. Pengadaan Vaksin Anthrax No. 1.
Uraian Vaksin Anthrax
Volume 50.000 dosis Jumlah
Harga Satuan (Rp.) 950
Harga Total (Rp.) 47.500.000 47.500.000
Terbilang : Empat Puluh Tujuh Juta Lima Ratus Ribu Rupiah
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
120
2. Pengadaan Alat Anthrax No.
Uraian
Volume
1. 2. 3.
Mikrotube 1,5 ml (500/pak) Spuit Mika 10 ml europlex Needle 18 x 11/12 Ex. Europlex
20 pak 100 buah 43 buah
Harga Satuan (Rp.)
Harga Total (Rp.)
228.000 96.800 87.100
Jumlah
4.560.000 9.680.000 3.745.300
17.985.300
Terbilang : Tujuh Belas Juta Sembilan Ratus Delapan Puluh Lima Ribu Tiga Ratus Rupiah
3. Pengadaan Bahan Pemeriksaan Laboratorium No.
Uraian
Volume
Harga Satuan (Rp.)
Harga Total (Rp.)
1.
Antigen Anthrax 1 ml
8 Botol
1.720.000
8.600.000
2.
Konjugat merk Silenus
1 Botol
5.130.000
5.130.000
3.
ABTS merk Sigma
2 buah
2.700.000
5.400.000
4.
Botol scoot 1000 ml
10 Botol
93.500
1.215.500
Jumlah
21.785.000
Terbilang : Dua Puluh Satu Juta Tujuh Ratus Delapan Puluh Lima Ribu Rupiah
4. Operasional Vaksinasi Anthrax No
Kabupaten/Kota
1
Mataram
2
Target
Realisasi -
-
Lombok Utara
500
507
3
Lombok Timur
2.000
2.285
4
Sumbawa Barat
15.000
29.078
5
Sumbawa
61.000
83.189
8
Dompu
35.000
47.343
9
Bima
60.000
60.546
10
Kota Bima
9.500
13.902
183.000
236.868
Jumlah
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
121
-
Pertemuan Rapat Koordinasi Anthrax Rapat Koordinasi Anthrax merupakan rapat tahunan yang rutin digelar guna menselaraskan baik itu tujuan maupun proses dalam memberantas penyakit Anthrax khususnya di pulau Sumbawa yang hingga saat ini masih merupakan daerah endemis. Dalam rapat yang dilaksanakan pada tanggal 17-18 Desember 2015 bertempat di hotel Puri Indah Mataram ini dihadiri oleh 30 orang peserta baik itu kepala bidang, kepala seksi maupun petugas lapangan se - NTB
-
Operasional Pengambilan Sampel Pre dan Post Vaksinasi Ketersediaan Operasional Pengambilan Pre dan Post Vaksinasi sebesar Rp. 30.000.000,- (tiga puluh juta rupiah) dengan realisasi sebesar Rp. 30.000.000,- (tiga puluh juta rupiah) atau 100%. Operasional ini digunakan untuk membiayai petugas di lapangan dalam pengambilan sampel pre dan post vaksinasi dengan target sebagai berikut : Target No
Kabupaten/Kota
1
Mataram
2 3 4
Pre Vaksinasi
Realisasi
Post Pre Vaksinasi Vaksinasi
Post Vaksinasi
-
-
-
-
Lombok Barat
50
50
50
50
Lombok Utara
25
25
25
25
Lombok Tengah
175
175
175
175
5
Lombok Timur
150
150
150
150
6
Sumbawa Barat
500
500
500
500
7
Sumbawa
600
600
600
600
8
Dompu
500
500
500
500
9
Bima
800
800
802
802
10
Kota Bima Jumlah
200
200
200
200
3.000
3.000
3.002
3.002
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
122
PENANGGULANGAN GANGGUAN REPRODUKSI PADA SAPI/ KERBAU Program
Pencapaian
Swasembada
Daging
Sapi/Kerbau
dapat
terlaksana bila terjadi peningkatan populasi dengan meningkatkan angka kelahiran dan menurunkan angka kematian ternak. Peningkatan angka kelahiran dan penurunan angka kematian dapat terjadi jika tercapai Status Kesehatan Hewan yang Optimal. Status Kesehatan hewan terkait dengan Penyakit Hewan Menular (PHM), Penyakit Non Infeksius Berdampak Ekonomi Tinggi dan
Penyakit Gangguan
Reproduksi. Penyakit Gangguan reproduksi berpengaruh terhadap rendahnya Service per Conception (S/C), panjangnya Calving Interval (CI), rendahnya angka kelahiran dan terjadinya kemajiran. Penjaminan terhadap kesehatan reproduksi (medik reproduksi) dilakukan
melalui
penanganan
gangguan
reproduksi
berupa
pemeriksaan status reproduksi, pengobatan dan terapi hormonal serta pelayanan kebidanan seperti distokia, retensi plasenta dan prolapsus uteri. Kegiatan Penanggulangan Gangguan Reproduksi ditargetkan untuk meningkatkan kelahiran dengan ditandai interval beranak (Calving Interval) yang mendekati
normal. Kegagalan reproduksi
pada ternak sapi dan kerbau ditandai dengan kawin berulang (repeat breader), anestrus untuk jangka lama maupun yang menunjukkan gejala klinis gangguan reproduksi pasca melahirkan. Hasil penelitian drh. Agus Prihatno, MP. Menyebutkan bahwa rata rata 20% dari total populasi ternak adalah mengalami gangguan reproduksi yang meliputi : hipofungsi, silent heat, endometritis, kista, CLP dan lain - lain. Kegiatan Penanggulangan Gangguan Reproduksi pada Sapi/Kerbau merupakan kegiatan prioritas sehinga dalam perencanaanya disusun mulai dari pengadaan peralatan, pengadaan hormone dan vitamin, operasional pencatatan, pengadaan kandang knock down crush, operasional pemeriksaan, operasional pengobatan, monitoring/ evaluasi serta pertemuan atau bimtek gangguan reproduksi yang pesertanya terdiri dari 10 Kabupaten Kota se-NTB. LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
123
Hasil Kegiatan Penanganan Ternak yang Mengalamin Reproduksi di 10 (sepuluh) Kabupaten/Kota se - Provinsi NTB yang dibiayai dari anggaran APBN pada tahun 2015 adalah dalam tabel berikut : Realisasi Keuangan Penanggulangan Gangguan Reproduksi pada Sapi/kerbau dapat ditunjukan pada tabel berikut : Tabel 41. Realisasi Keuangan Kegiatan Penanggulangan Ternak Yang Mengalami Gangguan Reproduksi pada Sapi/Kerbau Uraian Penanggulangan Gangguan Reproduksi Pada Sapi/Kerbau
Volume
Jumlah Anggaran (Rp.)
Realisasi (Rp.)
Sisa Dana (Rp.)
6.500 Dosis
Penanganan Ternak Yang Mengalami Gangguan Reproduksi Belanja Bahan - Peralatan dan Bahan Gangguan Reproduksi - ATK - Hormon, Vitamin Gangguan Reproduksi Honor Output Kegiatan
1 Paket
46.000.000
44.625.400
1 Tahun
5.500.000
5.500.000
1 Paket
96.000.000
95.949.000
RAPAT RAPAT KOORDINASI GANGGUAN REPRODUKSI - Pengarah
1 OK
500.000
450.000
- Ketua
1 OK
450.000
400.000
50.000
- Sekretaris
1 OK
400.000
300.000
100.000
- Anggota
4 OK
1.400.000
1.200.000
200.000
4.500.000
1.500.000
3.000.000
5.200.000
5.125.000
75.000
42.404.000
12.590.000
29.184.000
6.000.000
-
3.400.000
-
17.241.399
12.758.601
Belanja Barang Non Operasional Lainnya - Administrasi dan 1 Tahun Pelaporan - Analisa Tabulasi Data 1 Kegiatan - Paket Meeting
1 Paket
Belanja Jasa Profesi - Honor Narasumber Rakor/Bimtek/ 12 OJ 6.000.000 Pertemuan - Honor Narasumber 4 OJ 3.400.000 Tenaga Ahli Belanja Perjalanan Dinas Biasa - Pertemuan, Koordinasi, Konsultasi ke Jakarta/ 5 OP 30.000.000 Daerah lainnya Belanja Perjalanan Dinas Paket Meeting Dalam Kota
50.000
RAPAT KOORDINASI GANGGUAN REPRODUKSI - Bantuan Transport
1 Paket
10.000.000
6.930.000
- Uang Saku
30 OK
7.500.000
7.500.000
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
124
PENANGANAN TERNAK YANG MENGALAMI GANGGUAN REPRODUKSI DI KAWASAN KOTA BIMA Penanganan Ternak Yang Mengalami Gangguan Reproduksi Belanja Bahan - ATK
1 Tahun
2.450.000
2.450.000
Belanja Barang Non Operasional Lainnya - Operasional Petugas Pencatatan Gangguan 400 Ekor 1.200.000 1.200.000 Reproduksi - Operasional Pemeriksaan/ 400 Ekor 3.600.000 3.600.000 Penanganan Gangguan Reproduksi - Operasional Pengobatan/ 400 Dosis 4.400.000 4.400.000 Penanganan Gangguan Reproduksi - Kandang Knock Down 1 Unit 2.000.000 2.000.000 Crush Belanja Perjalanan Biasa - Monitoring dan 1 OP 2.000.000 2.000.000 Evaluasi ke Kab. Bima PENANGANAN TERNAK YANG MENGALAMI GANGGUAN REPRODUKSI DI KAWASAN KAB SUMBAWA Penanganan Ternak Yang Mengalami Gangguan Reproduksi Belanja Bahan - ATK
1 Tahun
2.000.000
1.995.000
Belanja Barang Non Operasional Lainnya - Operasional Petugas Pencatatan Gangguan 500 Ekor 1.500.000 1.500.000 Reproduksi - Operasional Pemeriksaan/ 500 Ekor 4.500.000 4.500.000 Penanganan Gangguan Reproduksi - Operasional Pengobatan/ 500 Dosis 5.500.000 5.500.000 Penanganan Gangguan Reproduksi - Kandang Knock Down 1 Unit 2.000.000 2.000.000 Crush Belanja Perjalanan Biasa - Monitoring dan Evaluasi ke Kabupaten 1 OP 1.850.000 1.850.000 Sumbawa PENANGANAN TERNAK YANG MENGALAMI GANGGUAN REPRODUKSI DI KAWASAN KAB DOMPU Penanganan Ternak Yang Mengalami Gangguan Reproduksi Belanja Bahan - ATK
1 Tahun
2.000.000
2.000.000
Belanja Barang Non Operasional Lainnya
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
125
- Operasional Petugas Pencatatan Gangguan 600 Ekor 1.800.000 1.800.000 Reproduksi - Operasional Pemeriksaan/ 600 Ekor 5.400.000 5.400.000 Penanganan Gangguan Reproduksi - Operasional Pengobatan/ 600 Dosis 6.600.000 6.600.000 Penanganan Gangguan Reproduksi - Kandang Knock Down 1 Unit 2.000.000 2.000.000 Crush Belanja Perjalanan Biasa - Monitoring dan Evaluasi 1 OP 1.950.000 1.950.000 ke Kab. Dompu PENANGANAN TERNAK YANG MENGALAMI GANGGUAN REPRODUKSI DI KAB KAWASAN SUMBAWA BARAT Penanganan Ternak Yang Mengalami Gangguan Reproduksi Belanja Bahan - ATK - Belanja Barang Non Operasional Lainnya - Operasional Petugas Pencatatan Gangguan Reproduksi - Operasional Pemeriksaan/ Penanganan Gangguan Reproduksi - Operasional Pengobatan/ Penanganan Gangguan Reproduksi - Kandang Knock Down Crush
1 Tahun
2.500.000
2.500.000
400 Ekor
1.200.000
1.200.000
400 Ekor
1.200.000
1.200.000
400 Ekor
3.600.000
3.600.000
400 Dosis
4.400.000
4.400.000
1 Unit
2.000.000
2.000.000
Belanja Perjalanan Biasa - Monitoring dan evaluasi 1 OP 1.750.000 1.750.000 ke Kab. Sumbawa Barat PENANGANAN TERNAK YANG MENGALAMI GANGGUAN REPRODUKSI DI KAB KAWASAN LOMBOK TENGAH Penanganan Ternak Yang Mengalami Gangguan Reproduksi Belanja Bahan - ATK
1 Tahun
Belanja Barang Non Operasional Lainnya - Operasional Petugas Pencatatan Gangguan 1.000 Ekor Reproduksi
3.000.000
3.000.000
3.000.000
3.000.000
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
126
- Operasional Pemeriksaan/ 1.000 Ekor 9.000.000 9.000.000 Penanganan Gangguan Reproduksi - Operasional Pengobatan/ 1.000 Dosis 11.000.000 11.000.000 Penanganan Gangguan Reproduksi - Kandang Knock Down 1 Unit 2.000.000 2.000.000 Crush Belanja Perjalanan Biasa - Monitoring dan Evaluasi 5 OH 1.750.000 1.750.000 Ke Kab. Loteng PENANGANAN TERNAK YANG MENGALAMI GANGGUAN REPRODUKSI DI KAWASAN KAB LOMBOK TIMUR Penanganan Ternak Yang Mengalami Gangguan Reproduksi Belanja Bahan - ATK
1 Tahun
3.000.000
3.000.000
Belanja Barang Non Operasional Lainnya - Operasional Petugas Pencatatan Gangguan Reproduksi
1.000 Ekor
3.000.000
3.000.000
- Operasional Pemeriksaan/ Penanganan Gangguan Reproduksi
1.000 Ekor
9.000.000
9.000.000
- Operasional Pengobatan/ Penanganan Gangguan Reproduksi
1.000 Dosis
11.000.000
11.000.000
1 Unit
2.000.000
2.000.000
5 OH
1.750.000
1.750.000
- Kandang Knock Down Crush Belanja Perjalanan Biasa - Monitoring dan Evaluasi ke Kab. Lotim
PENANGANAN TERNAK YANG MENGALAMI GANGGUAN REPRODUKSI DI KAWASAN KOTA MATARAM Penanganan Ternak Yang Mengalami Gangguan Reproduksi Belanja Bahan - ATK
1 Tahun
1.000.000
1.000.000
600.000
300.000
Belanja Barang Non Operasional Lainnya - Operasional Petugas Pencatatan Gangguan Reproduksi
200 Ekor
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
127
- Operasional Pemeriksaan/ Penanganan Gangguan Reproduksi
200 Ekor
1.800.000
900.000
- Operasional Pengobatan/ Penanganan Gangguan Reproduksi
200 Dosis
2.200.000
1.100.000
1 Unit
2.000.000
2.000.000
- Kandang Knock Down Crush
PENANGANAN TERNAK YANG MENGALAMI GANGGUAN REPRODUKSI DI KAWASAN KAB. LOMBOK BARAT Penanganan Ternak Yang Mengalami Gangguan Reproduksi Belanja Bahan - ATK
1 Tahun
3.000.000
3.000.000
Belanja Barang Non Operasional Lainnya - Operasional Petugas 1.000 Ekor 3.000.000 3.000.000 Pencatatan Gangguan Reproduksi - Operasional Pemeriksaan/ 1.000 Ekor 9.000.000 9.000.000 Penanganan Gangguan Reproduksi - Operasional Pengobatan/ 1.000 Dosis 11.000.000 11.000.000 Penanganan Gangguan Reproduksi - Kandang Knock Down 1 Unit 2.000.000 2.000.000 Crush PENANGANAN TERNAK YANG MENGALAMI GANGGUAN REPRODUKSI DI KAWASAN KAB. LOMBOK UTARA Penanganan Ternak Yang Mengalami Gangguan Reproduksi Belanja Bahan - ATK
1 Tahun
Belanja Barang Non Operasional Lainnya - Operasional Petugas Pencatatan Gangguan 600 Ekor Reproduksi - Operasional Pemeriksaan/ 600 Ekor Penanganan Gangguan Reproduksi - Operasional Pengobatan/ 600 Dosis Penanganan Gangguan Reproduksi - Kandang Knock Down 1 Unit Crush
3.000.000
3.000.000
1.800.000
1.800.000
5.400.000
5.400.000
6.600.000
6.600.000
2.000.000
2.000.000
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
128
PENANGANAN TERNAK YANG MENGALAMI GANGGUAN REPRODUKSI DI KAWASAN KAB. BIMA Penanganan Ternak Yang Mengalami Gangguan Reproduksi Belanja Bahan - ATK
1 Tahun
Belanja Barang Non Operasional Lainnya - Operasional Petugas Pencatatan Gangguan 800 Ekor Reproduksi - Operasional Pemeriksaan/ 800 Ekor Penanganan Gangguan Reproduksi - Operasional Pengobatan/ 800 Dosis Penanganan Gangguan Reproduksi - Kandang Knock Down 1 Unit Crush
3.000.000
2.998.000
2.400.000
2.400.000
7.200.000
7.200.000
8.800.000
8.800.000
2.000.000
2.000.000
Hasil Kegiatan Realisasi Fisik Penanganan Ternak yang Mengalami Reproduksi di 10 (sepuluh) Kabupaten/Kota se - Provinsi NTB yang dibiayai dari anggaran APBN pada tahun 2015 adalah sebagai berikut : Tabel 42. Realisasi Fisik Penanganan Ternak yang Mengalami Gangguan Reproduksi pada 10 Kabupaten/Kota se - NTB No
Kabupaten/ Kota
1
Mataram
2 3 4 5 6
Lombok Barat Lombok Utara Lombok Tengah Lombok Timur Sumbawa Barat
Target Pencatatan
Realisasi
Pemeriksaan Pengobatan Pencatatan Pemeriksaan Pengobatan
%
200
200
200
100
100
100
50
1.000
1.000
1.000
1.096
1.192
1.192
119
600
600
600
707
625
625
104
1.000
1.000
1.000
1.216
1.027
1.027
103
1.000
1.000
1.000
2.229
1.001
1.001
100
400
400
400
559
340
340
85
7
Sumbawa
500
500
500
367
500
500
100
8
Dompu
600
600
600
1.767
664
664
111
9
Bima
800
800
800
2.314
800
800
100
10
Kota Bima
400
400
400
1.036
379
379
107
6.500
6.500
6.500
11.391
6.675
6.675
103
Jumlah
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
129
Dari data tersebut dapat dilihat bahwa realisasi fisik kegiatan penanganan ternak yang mengalami gangguan reproduksi adalah 6.675 ekor (103%) dari targer 6.500 ekor. Akan tetapi realisasi keuangan sebesar Rp.145.820.000,- (seratus empat puluh lima juta delapan ratus dua puluh ribu rupiah) atau 97,87% dari anggaran yang tersedia yaitu Rp.149.000.000,- (seratus empat puluh sembilan juta rupiah). Hal ini disebabkan karena pada Kota Mataram realisasi hanya 100 ekor (50%) dari target 200 ekor dan Kabupaten Sumbawa Barat realisasi 340 ekor (85%) dari target 400 ekor. Sebaliknya untuk Kabupaten Lombok Tengah, Kabupaten Lombok Utara, Kabupaten Lombok Timur, Kabupaten Dompu dan Kota Bima realisasi fisik lebih dari 100%. Adapun jenis dan jumlah penyakit gangguan reproduksi yang terjadi adalah sebagai berikut: Tabel 43. Realisasi Jenis dan Jumlah Penyakit Gangguan Reproduksi Tahun 2015 Pada 10 Kabupaten/Kota se-NTB No
JENIS PENYAKIT
KABUPATEN / KOTA KOTA LOMBOK LOMBOK LOMBOK LOMBOK SUMBAWA SUMBAWA DOMPU BIMA MATARAM BARAT UTARA TENGAH TIMUR BARAT
KOTA BIMA
JUMLAH
1
Distocia
3
204
28
70
84
21
64
106
87
32
699
2
Prolapsus
5
20
12
28
90
20
17
14
27
15
248
3
Cystic Ovari
-
-
4
2
19
4
3
20
63
14
129
4
Endometritis
10
37
37
-
39
21
35
27
33
48
287
5
9
Vulvo Vaginitis Hypofungsi Ovary Hypoplasia Ovary Retensi Plasenta Abortus
-
33
3
39
26
15
17
10
89
16
248
10
Vaginitis
1
48
21
6
11
18
15
21
29
17
187
11
An Estrus
6
-
-
57
54
49
10
20
55
-
251
12
Pyometra
2
11
3
7
21
3
18
2
3
6
76
13
Nympomani
-
-
-
-
1
2
-
-
3
-
6
14
PPS
5
45
131
568
41
3
133
-
-
-
926
15
5
16
10
-
14
5
-
2
5
24
81
16
259
99
85
231
37
40
53
4
22
846
17
CLP Repeat Breeder Metritis
1
-
16
-
4
-
10
-
40
-
71
18
Lain-lain Kasus
40
151
141
55
122
28
34
110
9
38
728
JUMLAH
100
1.192
625
1.027
1.001
340
500
664
800
426
6.675
6 7 8
16
-
-
1
-
32
6
2
12
93
-
146
4
240
85
9
92
48
3
164
170
194
1009
-
-
-
-
-
6
5
-
18
-
29
2
128
34
101
120
54
94
103
72
-
708
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
130
Dari data tersebut menunjukan bahwa terdapat perbedaan distribusi penyakit pada masing - masing Kabupaten/Kota di Provinsi Nusa Tenggara Barat. Kasus gangguan reproduksi yang tertinggi adalah
Hipofungi Ovary sebanyak 1.009 kasus kemudian dikuti
dengan Post Partus Syndrom (PPS) 926 kasus, Retensi Plasenta 708 kasus, Distocia 699 kasus. Sedangkan kasus yang paling rendah adalah Nympomani hanya 6 kasus, Hipolpasi Ovary 29 kasus dan Metritis 71 kasus. Terdapat beberapa kasus yang secara tidak langsung menyebabkan gangguan reproduksi seperti adanya Prolapsus Rectum, Myasis pada vulva dan lain - lain yang secara total jumlahnya cukup signifikan yaitu 728 kasus. Adapun
penanganan
pengobatan yang dilakukan adalah dengan pemberian hormon, antibiotik, vitamin, flushing dengan antiseptik maupun
reposisi
secara
manual, hal ini disesuaikan dengan jenis kasus, tingkat keparahan dan petugas yang menangani. Hasil pengobatan menunjukan bahwa 6.425 kasus (97%) dinyatakan sembuh dan birahi kembali sedangkan 160 kasus (3%) tidak sembuh. Untuk yang tidak sembuh dilakukan rekomendasi untuk di -culing (pemotongan) yaitu kasus - kasus yang permanen seperti Hypofungsi Ovary permanen atau atropi uteri dan lain - lain. Rapat Koordinasi Gangguan Reproduksi Rapat
koordinasi
gangguan
reproduksi
dimaksudkan
untuk
menyampaikan informasi serta menyamakan persepsi tentang kegiatan penanganan ternak sapi / kerbau yang mengalami gangguan reproduksi. Rapat ini telah dilaksanakan pada tanggal 2122 April 2015 dengan jumlah peserta sebanyak 30 orang yang berasal dari 10 Kabupaten/Kota se-NTB.
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
131
Hasil Rumusan Rapat Koordinasi Gangguan Reproduksi adalah : a. Untuk tercapainya NTB-BSS berkelanjutan pemerintah provinsi NTB mengembangkan Agroeduwisata Peternakan di Lokasi Banyumulek - Lombok Barat, pola ini agar dikembangkan di wilayah Kabupaten Kota se-NTB agar NTB BSS dilihat di seluruh wilayah NTB b. Salah satu dukungan bidang kesehatan hewan dalam upaya meningkatkan populasi sapi di NTB adalah melalui penanganan gangguan reproduksi c. Pelaksanaan penanganan gangguan reproduksi untuk tahun 2015 agar dilaksanakan pada triwulan kedua untuk mengantisipasi pelaksanaan PGR dan Gertak Birahi dari Kementerian Pertanian RI d. Perlu adanya sosialisasi penanganan gangguan reproduksi pada masyarakat di Kabupaten Kota se-NTB e. Perlu kesiapan sumber daya manusia penanganan gangguan reproduksi antara lain medic reproduksi dan petugas reproduksi (Inseminator, PKB dan ATR) melalui pelatihan dan rapat koordinasi f. Strategi penanganan gangguan reproduksi selain berdasarkan teori dan pedoman yang ada diharapkan Kabupaten/Kota mampu mengembangkan inovasi sesuai situasi dan kondisi di daerah masing - masing g. Strategi penanganan gangguan reproduksi dilaksanakan secara komprehensif dan partisipatif h. Dengan adanya Rapat Koordinasi PGR diharapkan teridentifikasinya data penyakit gangguan reproduksi dan tersedianya data hasil analisis dan pemetaan hasil penanganan gangguan reproduksi Pengadaan Kandang Knock Down Crush Pengadaan kandang sebanyak 10 unit dengan nilai sebesar Rp 2.000.000,- / unit dimaksudkan untuk mempermudah dalam pelaksanaan penanganan gangguan reproduksi di tingkat lapangan. Realisasi kegiatan tersebut mencapai 100% dan kandang didistribusikan ke masing - masing kabupaten/kota se - NTB
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
132
Pengadaan Alat dan Bahan Gangguan Reproduksi Pengadaan alat dan bahan dimaksudkan sebagai fasilitas pendukung dalam melaksanakan penanganan gangguan reproduksi di lapangan. Adapun jenis alat dan bahan yang diadakan adalah sebagai berikut : No
Uraian
Volume
Harga Satuan (Rp.)
Harga Total (Rp.)
1. 2. 3.
Insemination Gun Ex. IMV Plastic Sheet Ex. IMV Sarung Tangan Plastik 5 jari Ember 4 galon Alcohol 70 % 1 liter Tali tambang 8 mm/kg Kapas 1 kg
30 PC 170 Pack 100 Box
484.000 65.000 70.000
14.520.000 11.050.000 7.000.000
64 Buah 50 Liter 100 Kg 50 Kg
42.350 37.000 54.450 41.000
2.710.400 1.850.000 5.445.000 2.050.000
4. 5. 6. 7.
Jumlah
44.625.400
Terbilang : Empat Puluh Empat Juta Enam Ratus Dua Puluh Lima Ribu Empat Ratus Rupiah
Adapun distribusi dari alat dan bahan gangguan reproduksi tersebut adalah sebagai berikut : Tabel 44. Distribusi Alat dan Bahan Gangguan Reproduksi Ke Kabupaten/Kota Se – NTB Tahun 2015 Jumlah No
Nama Barang
Jumlah Distribusi
Volume Satuan
Jml
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
2
3
3
3
3
3
3
3
4
3
0
30
1
Insemination Gun Ex. IMV
30
2
Plastik Sheat Ex. IMV
170
Pak
10
20
10
20
20
10
20
20
20
10
10
170
3
Sarung Tangan Plastik 5 Jari
100
Box
5
12
5
12
12
5
12
10
12
10
5
100
4
Ember 4 Galon
64
Buah
4
6
6
7
7
4
7
6
7
5
5
64
5
Alkohol 70 % 1 Liter
50
Liter
4
5
4
6
6
4
6
5
6
4
0
50
6
Tali Tambang 8 mm/kg
100
Kg
6
12
12
12
12
6
12
12
12
6
6
100
7
Kapas 1 kg
50
Kg
4
5
4
6
6
4
6
5
6
4
0
50
Keterangan : 1. Kota Mataram 2. Kab. Lobar 3. Kab. Lombok Utara 4. Kab. Lombok Tengah 5. Kab. Lombok Timur
PC
6. Kab. Sumbawa Barat 7. Kab. Sumbawa 8. Kab. Dompu 9. Kab. Bima 10. Kota Bima
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
11. Provinsi
133
Pengadaan Hormon dan Vitamin Gangguan Reproduksi Pengadaan hormon dan vitamin dimaksudkan sebagai pendukung pelaksanaan penanganan gangguan reproduksi pada sapi/kerbau di lapangan. Adapun realisasi obat hormon dan vitamin adalah sebagai berikut : No
Uraian Pekerjaan
Volume
Satuan
Harga Satuan (Rp.)
Total (Rp.)
1.
Oxytocin-10 uk.50 ml
450
Botol
86.500
38.925.000
2.
Biasan TP Inj. 20 ml
992
Botol
47.000
46.624.000
3.
Provestin Ijn. 6 ml
100
Botol
104.000
10.400.000
Jumlah
95.949.000
Adapun distribusi dari vitamin dan hormon gangguan reproduksi adalah sebagai berikut : Tabel 45. Distribusi Vitamin dan Hormon Gangguan Reproduksi Pada Sapi/Kerbau Di Kabupaten/Kota Se – NTB Tahun 2015 No
Nama Barang
Jumlah
Jumlah Distribusi
Vol
Satuan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
Jml
1
Oxytoxin-10 50 Ml (Tmc)
450
Botol
40
50
40
50
50
30
50
40
50
40
10
450
2
Biosan Tp Inj.20 Ml (Sanbe)
992
Botol
80
100
90
110
100
75
125
100
125
75
12
992
3
Provestin Inj. 6 Ml (Wonder)
100
Botol
10
10
5
10
10
5
10
10
10
10
10
100
Keterangan : 1. Kota Mataram 2. Kab. Lombok Barat 3. Kab. Lombok Utara 4. Kab. Lombok Tengah
5. 6. 7. 8.
Kab. Lombok Timur Kab. Sumbawa Barat Kab. Sumbawa Kab. Dompu
9. Kab. Bima 10. Kota Bima 11. Provinsi
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
134
PENGENDALIAN DAN PENANGGULANGAN PENYAKIT PARASITER Pengendalian dan penanggulangan penyakit parasiter didukung dengan pengadaan bahan, rapat koordinasi, sosialisasi parasit, biaya operasional lainnya dan belanja perjalanan dinas. Alokasi anggaran untuk kegiatan ini sebesar Rp.340.000.000,- (tiga ratus empat puluh juta rupiah) dengan realisasi keuangan sebesar Rp. 326.990.000,(tiga ratus dua puluh enam juta sembilan ratus sembilan puluh ribu rupiah) atau sebesar 96,17%. Kegiatan Pengendalian dan Penanggulangan Penyakit Parasiter Operasional Kesehatan Hewan
Volume
Jumlah Dana (Rp.)
Realisasi (Rp.)
Sisa Dana (Rp.)
6.100 Dosis
340.000.000
326.987.000
13.013.000
Pemeriksaan, Identifikasi dan Pemetaan Parasit Internal dan Kematian Pada Pedet Belanja Bahan - ATK
1 Tahun
4.500.000
4.500.000
0
- ATK Peserta Rakor dan Panitia - ATK Peserta dan Panitia Sosialisasi Parasit - Pembuatan Leaftlet dan Brosur - Alat dan Bahan Pengambilan Sampel Parasit - Obat Parasit Internal, Antibiotik dan Vitamin Honor Output Kegiatan
1 Paket
5.400.000
5.400.000
0
1 Paket
2.000.000
2.000.000
0
2.500 Paket
7.500.000
7.500.000
0
1 Paket
6.000.000
5.997.000
3.000
1 Paket
94.250.000
94.232.000
18.000
Honor Panitia Rapat Koordinasi - Pengarah
1 OK
500.000
500.000
0
- Ketua
1 OK
450.000
450.000
0
- Sekretaris
1 OK
400.000
400.000
0
- Anggota
3 OK
1.050.000
1.050.000
0
- Pengarah
1 OK
500.000
450.000
50.000
- Ketua
1 OK
450.000
400.000
50.000
- Sekretaris
1 OK
400.000
300.000
100.000
- Anggota (Provinsi)
6 OK
2.100.000
1.800.000
300.000
- Anggota (Kabupaten)
8 OK
2.800.000
2.400.000
400.000
80 OK
3.200.000
3.200.000
0
1 Kegiatan
5.000.000
5.000.000
0
1 Kegiatan
10.000.000
10.000.000
0
Honor Panitia Rapat Sosialisasi Parasit
Belanja Barang Non Operasional Lainnya - Paket Meeting Sosialisasi Parasiter (4 Kab) - Operasional Tabulasi dan Analisis Data - Pemetaan Kasus Parasit Internal - Administrasi dan Pelaporan
1 Paket
5.000.000
5.000.000
0
- Paket Meeting Rapat Koordinasi
1 Paket
22.500.000
10.900.000
11.600.000
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
135
Belanja Jasa Profesi - Honor Narasumber Rapat Koordinasi - Honor Narasumber Sosialisasi Parasit Belanja Perjalanan Jasa
14 OJ
7.000.000
7.000.000
0
8 OJ
4.000.000
4.000.000
0
- Perjalanan Pakar/ Perguruan Tinggi
1 OP
6.000.000
6.000.000
0
Belanja Perjalanan Dinas Paket Meeting Dalam Kota Rapat Koordinasi - Bantuan Transport
1 Paket
7.000.000
6.740.000
260.000
- Uang Saku
30 OK
7.500.000
7.250.000
250.000
80 OK
12.000.000
12.000.000
0
Sosialisasi Parasit - Uang Saku
OPERASIONAL KESEHATAN HEWAN DI KAWASAN KOTA BIMA Pemeriksaan, Identifikasi dan Pemetaan Parasit Internal dan Kematian Pada Pedet Belanja Barang Non Operasional Lainnya - Ops. Petugas Pengambil Sampel 500 Sampel 2.500.000 Parasit Internal - Ops. Petugas Pengobatan Sampel 500 Dosis 2.500.000 Parasit Internal Belanja Perjalanan Biasa - Perjalanan Monitoring dan Evaluasi 8 OP 16.000.000 ke Kab/Kota Bima OPERASIONAL KESEHATAN HEWAN DI KAWASAN KAB SUMBAWA
2.500.000
0
2.500.000
0
16.000.000
0
Pemeriksaan, Identifikasi dan Pemetaan Parasit InternaI dan Kematian Pada Pedet Belanja Barang Non Operasional Lainnya - Ops. Petugas Pengambil Sampel 500 Sampel 2.500.000 Parasit Internal - Ops. Petugas Pengobatan Sampel 500 Dosis 2.500.000 Parasit Internal Belanja Perjalanan Biasa - Perjalanan Monitoring dan Evaluasi 6 OP 11.100.000 ke Kab Sumbawa OPERASIONAL KESEHATAN HEWAN DI KAWASAN KAB DOMPU
2.500.000
0
2.500.000
0
11.100.000
0
Pemeriksaan, Identifikasi dan Pemetaan Parasit Internal dan Kematian Pada Pedet Belanja Barang Non Operasional Lainnya - Ops. Pengawasan Penyakit Parasit 1 Tahun ke Kab. Dompu - Ops. Petugas Pengambil Sampel 600 Sampel Parasit Internal - Ops. Petugas Pengobatan Sampel 600 Dosis Parasit Internal Belanja Perjalanan Biasa - Perjalanan Monitoring dan Evaluasi 1 OP ke Kab Dompu
9.750.000
9.750.000
0
3.000.000
3.000.000
0
3.000.000
3.000.000
0
1.950.000
1.950.000
0
OPERASIONAL KESEHATAN HEWAN DI KAWASAN KAB SUMBAWA BARAT Pemeriksaan, Identifikasi dan Pemetaan Parasit Internal dan Kematian Pada Pedet Belanja Barang Non Operasional Lainnya - Ops. Pengawasan Penyakit Parasit ke Kab. Sumbawa Barat - Ops. Petugas Pengambil Sampel Parasit Internal
1 Tahun
8.750.000
8.750.000
0
500 Sampel
2.500.000
2.500.000
0
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
136
- Ops. Petugas Pengobatan Sampel Parasit Internal Belanja Perjalanan Biasa - Perjalanan Monitoring dan Evaluasi ke Kab Sumbawa Barat
500 Dosis
2.500.000
2.500.000
0
1 OP
1.750.000
1.750.000
0
OPERASIONAL KESEHATAN HEWAN DI KAWASAN KAB BIMA Pemeriksaan, Identifikasi dan Pemetaan Parasit Internal dan Kematian Pada Pedet Belanja Barang Non Operasional Lainnya - Ops. Pengawasan Penyakit Parasit 1Tahun 8.000.000 ke Bima - Ops. Petugas Pengambil Sampel 700 Sampel 3.500.000 Parasit Internal - Ops. Petugas Pengobatan Sampel 700 Dosis 3.500.000 Parasit Internal OPERASIONAL KESEHATAN HEWAN DI KAWASAN KOTA MATARAM
8.000.000
0
3.500.000
0
3.500.000
0
Pemeriksaan, Identifikasi dan Pemetaan Parasit Internal dan Kematian pada Pedet Belanja Barang Non Operasional Lainnya - Ops. Petugas Pengambil Sampel 300 Sampel 1.500.000 1.500.000 Parasit Internal - Ops. Petugas Pengobatan Sampel 300 Dosis 1.500.000 1.500.000 Parasit Internal OPERASIONAL KESEHATAN HEWAN DI KAWASAN KAB. LOMBOK BARAT
0 0
Pemeriksaan, Identifikasi dan Pemetaan Parasit Internal dan Kematian Pada Pedet Belanja Barang Non Operasional Lainnya - Ops. Pengawasan Penyakit Parasit 1 Tahun 2.100.000 2.100.000 - Ops. Petugas Pengambil Sampel 1.300 6.500.000 6.500.000 Parasit Internal Sampel - Ops. Petugas Pengobatan Sampel 1.300 Dosis 6.500.000 6.500.000 Parasit Internal OPERASIONAL KESEHATAN HEWAN DI KAWASAN KAB. LOMBOK TENGAH
0 0 0
Pemeriksaan, Identifikasi dan Pemetaan Parasit Internal dan Kematian pada Pedet Belanja Barang Non Operasional Lainnya - Ops. Pengawasan Penyakit Parasit - Ops. Petugas Pengambil Sampel Parasit Internal - Ops. Petugas Pengobatan Sampel Parasit Internal
1 Tahun 1.700 Sampel
2.100.000
2.100.000
0
8.500.000
8.500.000
0
1.700 Dosis
8.500.000
8.500.000
0
Kegiatan pemeriksaan, identifikasi dan pemetaan parasit internal dan kematian pada pedet ditunjang juga dengan pengadaan alat dan bahan pengambilan sampel parasit dengan realisasi sebesar Rp. 5.997.000,- (lima juta sembilan ratus sembilan puluh tujuh ribu rupiah) dengan rincian sebagai berikut :
Sarung tangan 20 kotak (100 bh/ktk) @ Rp. 75.000,-
Rp. 1.500.000,-
Masker 15 kotak (50/ktk) @ Rp. 58.000,-
Rp.
Plastik es batu uk. 1 kg 203 bungkus @ Rp. 9.000,-
Rp. 1.827.000,-
Formalin 20 liter @ Rp. 90.000,-
Rp. 1.800.000,-
Total………………………………………………….……..
Rp. 5.997.000,-
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
870.000,-
137
Tabel 46. Distribusi Alat dan Bahan Pengambilan Sampel Penyakit Parasiter. No
Nama Barang
Jumlah Vol Sat.
1
2
3
4
Jumlah Distribusi 5 6 7 8
9
10
11
Jml
1
Plastik Es Batu 1 Kg
203
Bks
15
20
15
25
25
15
25
20
25
15
3
203
2
Masker Isi 50 / Kotak
15
Kotak
1
2
1
2
2
1
2
1
2
1
0
15
3
Sarung Tangan (@100 / box)
20
Kotak
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
0
20
4
Formalin 1 Liter
20
Liter
2
2
2
3
3
1
2
2
2
1
0
20
a) Obat parasit internal, antibiotik dan vitamin dengan ketersediaan dana sebesar Rp. 94.250.000,- (sembilan puluh empat juta dua ratus lima puluh ribu rupiah) dengan realisasi sebesar Rp. 94.232.000,- (sembilan puluh empat juta dua ratus tiga puluh dua ribu rupiah) atau 99,98%. Rincian pengadaan sebagai berikut : No.
Uraian Pekerjaan
Volume
Satuan
Harga Satuan (Rp.)
Total (Rp.)
1.
Limoxin-25 Spray 200 ml
200
Botol
173.000
34.600.000
2.
Injectamin Inj 20 ml
962
Botol
36.000
34.632.000
3.
Ivomec Super Inj 50 ml
50
Botol
500.000
25.000.000
Jumlah
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
94.232.000
138
Distribusi obat parasit internal, antibiotik dan vitamin sebagaimana tabel 45 berikut : Tabel 47. Distribusi Obat Parasit Internal, Antobiotik dan Vitamin Ke Kabupaten/Kota Se – NTB Tahun 2015 No
Nama Barang
Jumlah
Jumlah Distribusi
Jml
Vol.
Sat.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
1
Limoxin – 25 Spray 200 Ml
200
Botol
15
20
15
20
25
20
20
20
20
10
15
200
2
Injectamin Inj. 20 Ml
962
Botol
60
100
80
100
100
70
120
100
120
70
42
962
3
Ivomec Super Inj. 50 Ml
50
Botol
3
5
4
6
6
3
6
4
6
2
5
50
Keterangan : 1. Kota Mataram 2. Kab. Lombok Barat 3. Kab. Lombok Utara 4. Kab. Lombok Tengah 5. Kab. Lombok Timur
6. Kab. Sumbawa Barat 7. Kab. Sumbawa 8. Kab. Dompu 9. Kab. Bima 10. Kota Bima
11. Provinsi
b) Rapat Koordinasi Pengendalian dan Penanggulangan Penyakit Parasit Penyelenggaraan
Rapat
Koordinasi
Pengendalian
dan
Penanggulangan Penyakit Parasit se - NTB Tahun 2015 ini diarahkan kepada Kepala Bidang Kesehatan Hewan/yang
menangani
fungsi Kesehatan Hewan Kabupaten/Kota se - NTB, Staf Bidang Kesehatan Hewan/yang menangani fungsi Kesehatan Hewan Kabupaten/Kota se - NTB dan Staf pada Bidang Kesehatan Hewan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Nusa Tenggara Barat dengan peserta 30 orang. Rapat Koordinasi ini telah dilaksanakan pada tanggal 17 - 18 November 2015 di aula Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi NTB.
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
139
Dari hasil pelaksanaan diperoleh hasil rumusan sebagai berikut : 1. Provinsi Nusa Tenggara Barat sebagai salah satu sumber bibit sapi potong nasional merupakan wilayah bebas dari beberapa PHMS Nasional. 2. Kegiatan Pengendalian dan Penanggulangan Penyakit Parasit di 10 kabupaten/kota harus tetap diprogramkan secara berkesinambungan setiap tahun untuk tetap mempertahankan/ meningkatkan
populasi
ternak
sapi
khususnya
serta
menurunkan angka kematian pedet. 3. Teknis pengambilan sampel masih perlu ditingkatkan lagi mengingat masih banyak sampel yang diambil masih belum memenuhi standar operasional pengambilan sampel. 4. Target pengambilan sampel ditingkatkan. 5. Memberikan kewenangan Laboratorium Type C memeriksa sampel faeses untuk menggerakkan kegiatan Laboratorium Type C di kabupaten/kota sesuai rekomendasi dari Laboratorium Type B. 6. Koordinasi bawah
dari
tingkat
(kabupaten/kota)
sampai tingkat provinsi serta pusat harus tetap dilakukan guna pencapaian program yang telah dituangkan pada RPJM dapat terealisasi sesuai target yang telah ditentukan dan tepat sasaran. 7. Sharing dana dari kabupaten agar digali di masa mendatang mengingat porsi dana dari APBN masih belum mewakili untuk kebutuhan masing - masing kabupaten/kota. 8. Administrasi Keuangan Kegiatan Bidang Kesehatan Hewan yang lain agar dipacu mengingat masih banyak Kabupaten/ Kota yang belum menyelesaikan administrasi keuangan antara lain : Kegiatan operasional palayanan kesehatan hewan di Puskeswan, operasional Vaksinasi SE, Operasional Vaksinasi Anthrax, Operasional Penanggulangan Gangguan Reproduksi. LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
140
c) Sosialisasi Parasit Tujuan : - Meningkatkan pengetahuan peternak pentingnya penyakit parasit internal pada ternak sapi khususnya pedet. - Meningkatkan kerjasama masyarakat dengan petugas lapangan dalam melaksanakan pengendalian dan penanggulangan penyakit parasit. - Menyamakan persepsi tentang kegiatan pengendalian parasit internal Sasaran Penyelenggaraan sosialisasi parasit internal ini difokuskan pada peternak/kelompok peternak di 4 kabupaten/Kota. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Sosialisasi parasit yang dilaksanakan di kelompok masyarakat telah dilakukan di 2 kabupaten dan 2 kota yang dihadiri masing masing 20 orang peserta yaitu : 1. Kota Mataram
: tanggal 27 April 2015
2. Kab. Lombok Utara
: tanggal 27 April 2015
3. Kab. Sumbawa
: tanggal 29 April 2015
4. Kota Bima
: tanggal 29 April 2015
Hasil Pelaksanaan Hasil pelaksanaan kegiatan adalah sebagai berikut : 1. Provinsi salah
NTB satu
sebagai provinsi
sumber bibit sapi potong Nasional
diharapkan
penyakit parasit internal terkendali. 2. Peternak memahami tentang penyakit parasit internal (khususnya helminthiasis) sehingga saat pelaksanaan program pengendalian dan penanggulangan penyakit internal yang akan datang peternak lebih aktif ikut mensukseskan program dimaksud.
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
141
3. Peternak yang mengikuti sosialisasi menyampaikan kembali
informasi
-
informasi yang diperoleh kepada
peternak
–
peternak yang berada di lingkungannya baik dalam kelompoknya maupun di luar kelompoknya. 4. Sebagian besar peserta sudah mengetahui beberapa obat cacing yang dibuat oleh pabrik obat hewan (menggunakan bahan kimia) dan berpengalaman dalam pemberian obat cacing tradisional yang berasal dari lingkungan tempat beternak seperti buah pinang, buah lamtoro dsb. 5. Kegiatan sosialisasi parasit ini perlu dilakukan secara berkesinambungan, karena masyarakat/peternak merupakan target yang harus memahami arti penyakit parasit yang secara ekonomi sangat merugikan. 6. Sinergisitas antara provinsi, kabupaten/kota dan petugas puskeswan/kecamatan terus ditingkatkan. 7. Peternak agar mempunyai kepedulian yang tinggi dan segera melaporkan kepada petugas terdekat apabila ternaknya sakit. d) Biaya Operasional Lainnya Biaya operasional lainnya digunakan untuk membiayai kegiatan : - Operasional Tabulasi dan Analisa Data - Pemetaan Kasus Parasit Internal - Operasional Petugas Pengambilan Sampel Operasional petugas pengambilan sampel faeces Rp.5.000,-/ sampel dengan target 6.100 sampel, total ketersediaan dana adalah sebesar Rp. 30.500.000,- (tiga puluh juta lima ratus ribu rupiah).
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
142
Rincian Target kabupaten/kota sebagai berikut : No.
Target (Sampel)
Kabupaten/Kota
Realisasi (Sampel)
1.
Kota Mataram
300
304
2.
Lombok Barat
1.300
1.322
3.
Lombok Utara
4.
Lombok Tengah
1.700
1.703
5.
Lombok Timur
-
-
6.
Sumbawa Barat
500
500
7.
Sumbawa
500
500
8.
Dompu
600
609
9.
Bima
700
700
10.
Kota Bima
500
502
6.100
6.126
Jumlah
Operasional Petugas Pemeriksa Sampel Dana
yang
tersedia
untuk
petugas
pemeriksa
sampel
adalah sebesar Rp.30.500.000,- (tiga puluh juta lima ratus ribu rupiah) sesuai dengan target sampel yang diperiksa yaitu 6.100 sampel (Rp. 5.000,-/sampel). Operasional Petugas Pengobatan No.
Kabupaten/Kota
Target (sampel)
Realisasi (Sampel)
1.
Kota Mataram
300
304
2.
Lombok Barat
1.300
1.322
3.
Lombok Utara
4.
Lombok Tengah
1.700
1.703
5.
Lombok Timur
-
-
6.
Sumbawa Barat
500
500
7.
Sumbawa
500
500
8.
Dompu
600
609
9.
Bima
700
700
10.
Kota Bima
500
502
6.100
6.126
Jumlah
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
143
PENGENDALIAN DAN PENANGGULANGAN PENYAKIT BAKTERIAL Pada kegiatan pengendalian dan penanggulangan penyakit bakterial yang
pelaksanaannya
digunakan
untuk
pengendalian
dan
penanggulangan SE di Pulau Sumbawa. Kegiatan tersebut didukung dengan belanja bahan yaitu pengadaan vaksin SE dan ATK sedangkan belanja barang non operasional membiayai operasional vaksinasi SE, pengambilan sampel serum darah pre vaksinasi dan post vaksinasi, biaya pemeriksaan sampel. Kegiatan Pengendalian dan Penanggulangan Penyakit Bakterial Lainnya
Volume
Jumlah Dana (Rp.)
Realisasi (Rp.)
Sisa Dana (Rp.)
185.000 Dosis
Pengendalian dan Penanggulangan SE Belanja Bahan - ATK Pertemuan Medis Veteriner
1 Tahun
4.500.000
4.500.000
- ATK
1 Tahun
4.400.000
4.400.000
172.150.000
172.125.750
- Obat – Obatan - Alat dan Bahan - Vaksin SE
1 Kegiatan 1 Kegiatan
33.115.000
33.042.500
85.000 Dosis
161.500.000
161.500.000
Honor Output Kegiatan HONOR PANITIA PERTEMUAN PARAMEDIS VETERINER - Pengarah
1 OK
500.000
500.000
- Ketua
1 OK
450.000
450.000
- Sekretaris
1 OK
400.000
400.000
- Anggota
4 OK
1.400.000
1.400.000
- Analisa dan Tabulasi Data
1 Kegiatan
5.000.000
5.000.000
- Adminsitrasi dan Pelaporan
1 Tahun
5.000.000
5.000.000
- Paket Meeting
1 Paket
25.000.000
11.400.000
- Imbalan Operasional Tim Pengendalian dan Pemberantasan SE Provinsi [15 ORG x 10 BLN]
150 OB
52.500.000
52.350.000
- Honor Narasumber Pertemuan Medis
12 OJ
6.000.000
6.000.000
- Honor Narasumber Pertemuan Paramedis (Pusat/Akademis/ Luar Daerah)
2 OJ
1.700.000
1.700.000
Belanja Barang Non Operasional Lainnya
Belanja Jasa Profesi
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
144
Belanja Perjalanan Dinas Paket Meeting Dalam Kota RAPAT KOORDINASI - Bantuan Transport
1 Paket
8.000.000
6.570.000
- Uang Saku
30 OK
7.500.000
7.250.000
40 Botol
14.400.000
4 Ekor
4.100.000
-
1 Tahun
1.500.000
-
- Ops. Pemeriksaan Brucellosis
5.000 Ekor
25.000.000
25.000.000
- Ops. Pengambilan Sampel Brucellosis
5.000 Ekor
30.000.000
30.000.000
- Pengawasan, Kewaspadaan dan Monev Terhadap Penyakit Brucellosis ke P. Lombok
10 OH
3.500.000
3.500.000
- Pengawasan, Kewaspadaan dan Monev Terhadap Penyakit Brucellosis ke Kab. Sumbawa Barat
1 OP
1.750.000
1.750.000
- Pengawasan, Kewaspadaan dan Monev Terhadap Penyakit Brucellosis ke Kab.Sumbawa
1 OP
1.850.000
1.850.000
- Pengawasan, Kewaspadaan dan Monev Terhadap Penyakit Brucellosis ke Kab.Dompu
1 OP
1.950.000
1.950.000
- Pengawasan, Kewaspadaan dan Monev Terhadap Penyakit Brucellosis ke Kab/Kota Bima
1 OP
2.000.000
2.000.000
- ATK Peserta Pertemuan
1 Kegiatan
3.250.000
3.250.000
- ATK
1 Kegiatan
2.150.000
2.149.500
2 Kg
38.000.000
38.000.000
1 Kegiatan
13.000.000
13.000.000
Pengendalian Penyakit Brucellosis Belanja Bahan - Antigen Brucella - Biaya Kompensasi
Belanja Barang Non Operasional Lainnya - Administrasi dan Pelaporan
Belanja Perjalanan Biasa
Kewasapadaan Penyakit Rabies Belanja Bahan
- Pembelian Strichnin - Pembelian Umpan Honor Output Kegiatan
HONOR RAPAT KOORDINASI PENYAKIT RABIES - Pengarah
1 OK
500.000
500.000
- Ketua
1 OK
450.000
450.000
- Sekretaris
1 OK
400.000
400.000
- Anggota
4 OK
1.400.000
1.400.000
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
145
HONOR SOSIALISASI RABIES - Pengarah
1 OK
500.000
500.000
- Ketua
1 OK
450.000
450.000
- Sekretaris
1 OK
400.000
400.000
- Anggota Provinsi
6 OK
2.100.000
2.100.000
- Anggota Kabupaten
6 OK
2.100.000
2.100.000
- Paket Meeting [3 KAB x 45 ORG]
135 Orang
5.400.000
5.400.000
- Ops. Eliminasi Pemusnahan Bangkai
4.000 Ekor
60.000.000
60.000.000
1 Paket
20.000.000
19.730.000
- Ops. Pengambilan Sampel Otak
400 Sampel
4.000.000
4.000.000
- Ops. Pemeriksaan Sampel Otak
400 Sampel
14.000.000
11.550.000
- Honor Narasumber Rakor Rabies
8 OJ
4.000.000
4.000.000
- Honor Narasumber Sosialisasi Rabies
9 OJ
4.500.000
4.500.000
- Pengawasan, Kewaspadaan dan Monev P. Lombok
5 OH
1.750.000
1.400.000
- Pengawasan, Kewaspadaan dan Monev ke Kab Sumbawa Barat
1 OP
1.750.000
1.750.000
- Pengawasan, Kewaspadaan dan Monev ke Kab Sumbawa
1 OP
1.850.000
1.850.000
- Pengawasan, Kewaspadaan dan Monev ke Kab Dompu
1 OP
1.950.000
1.950.000
- Pengawasan, Kewaspadaan dan Monev ke Kab/Kota Bima
1 OP
2.000.000
2.000.000
Belanja Barang Non Operasional Lainnya
- Paket Meeting
Belanja Jasa Profesi
Belanja Perjalanan Biasa
Belanja Perjalanan Dinas Paket Meeting Dalam Kota RAPAT KOORDINASI - Bantuan Transport
1 Paket
8.500.000
5.410.000
- Uang Saku
25 OK
6.250.000
6.250.000
135 Orang
20.250.000
SOSIALISASI RABIES - Uang Saku
Integrated Sistem Informasi Keswan Nasional Belanja Bahan - ATK Peserta/Kit Peserta - ATK - Spanduk
1 Kegiatan
5.100.000
1.292.000
1 Tahun
1.400.000
1.400.000
200.000
200.000
1 Kegiatan
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
3.808.000
146
Honor Output Kegiatan HONOR BINTEK ISIKHNAS - Pengarah
1 OK
500.000
450.000
- Ketua
1 OK
450.000
400.000
- Sekretaris
1 OK
400.000
350.000
- Anggota
6 OK
2.100.000
1.800.000
1 Paket
25.000.000
10.000.000
14 OJ
7.000.000
2.600.000
20 OJ
5.000.000
-
Belanja Barang Non Operasional Lainnya - Paket Meeting Belanja Jasa Profesi - Honor Narasumber Provinsi dan Kabupaten - Honor Narasumber Pelatih
Belanja Perjalanan Dinas Paket Meeting Dalam Kota RAPAT KOORDINASI - Bantuan Transport
1 Paket
3.400.000
2.110.000
- Uang Saku
34 OK
8.500.000
7.250.000
PENGENDALIAN DAN PENANGGULANGAN SE DI KAWASAN KOTA BIMA Pengendalian dan Penanggulangan SE Belanja Barang Non Operasional Lainnya - Pengambilan Sampel 200 Sampel (Pra Vaksinasi) - Pengambilan Sampel 200 Sampel (Post Vaksinasi) - Ops. Pemeriksaan Sampel Pra 400 Sampel dan Post Vaksinasi - Ops. Tim Pengendali dan 1 Tahun Penanggulangan SE Kota Bima Belanja Perjalanan Biasa - Monitoring dan Evaluasi ke Kota 1 OP Bima
1.000.000
1.000.000
1.000.000
1.000.000
5.000.000
5.000.000
16.000.000
16.000.000
2.000.000
2.000.000
PENGENDALIAN DAN PENANGGULANGAN SE DI KAWASAN KAB SUMBAWA Pengendalian dan Penanggulangan SE Belanja Barang Non Operasional Lainnya - Ops. Vaksinasi SE
37.000 Dosis
92.500.000
92.500.000
- Pengambilan Sampel (Pra Vaksinasi)
400 Sampel
2.000.000
2.000.000
- Pengambilan Sampel (Post Vaksinasi)
400 Sampel
2.000.000
2.000.000
- Ops. Pemeriksaan Sampel Pra dan Post Vaksinasi
800 Sampel
10.000.000
10.000.000
1 Tahun
9.250.000
9.250.000
- Ops. Tim Pengendali dan Penanggulangan SE Kab.Sumbawa Belanja Perjalanan Biasa
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
147
- Monitoring dan Evaluasi ke Kab. Sumbawa
1 OP
1.850.000
1.850.000
PENGENDALIAN DAN PENANGGULANGAN SE DI KAWASAN KAB DOMPU Pengendalian dan Penanggulangan SE Belanja Barang Non Operasional Lainnya - Ops. Vaksinasi SE
15.000 Dosis
37.500.000
37.500.000
- Pengambilan Sampel (Pra Vaksinasi)
300 Sampel
1.500.000
1.500.000
- Pengambilan Sampel (Post Vaksinasi)
300 Sampel
1.500.000
1.500.000
- Ops. Pemeriksaan Sampel Pra dan Post Vaksinasi
600 Sampel
7.500.000
7.500.000
1 Tahun
9.750.000
9.750.000
1 OP
1.950.000
1.950.000
- Ops. Tim Pengendali dan Penanggulangan SE Kab. Dompu Belanja Perjalanan Biasa - Monitoring dan Evaluasi ke Kab. Dompu
PENGENDALIAN DAN PENANGGULANGAN SE DI KAWASAN KAB SUMBAWA BARAT Pengendalian dan Penanggulangan SE Belanja Barang Non Operasional Lainnya - Ops. Vaksinasi SE
12.000 Dosis
30.000.000
30.000.000
- Pengambilan Sampel (Pra Vaksinasi)
200 Sampel
1.000.000
1.000.000
- Pengambilan Sampel (Post Vaksinasi)
200 Sampel
1.000.000
1.000.000
- Ops. Pemeriksaan Sampel Pra dan Post Vaksinasi
400 Sampel
5.000.000
5.000.000
1 Tahun
8.750.000
8.750.000
1 OP
1.750.000
1.750.000
- Ops. Tim Pengendali dan Penanggulangan SE Kab. Sumbawa Barat Belanja Perjalanan Biasa - Monitoring dan Evaluasi ke Kab. Sumbawa Barat
PENGENDALIAN DAN PENANGGULANGAN SE DI KAWASAN KAB BIMA Pengendalian dan Penanggulangan SE Belanja Barang Non Operasional Lainnya - Ops. Vaksinasi SE - Pengambilan Sampel (Pra Vaksinasi ) - Pengambilan Sampel (Post Vaksinasi)
36.000 Dosis
90.000.000
90.000.000
400 Sampel
2.000.000
2.000.000
400 Sampel
2.000.000
2.000.000
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
148
- Ops. Pemeriksaan Sampel Pra dan Post Vaksinasi - Ops. Tim Pengendali dan Penanggulangan SE Kab. Bima
800 Sampel
10.000.000
10.000.000
1 Tahun
10.000.000
10.000.000
1 OP
2.000.000
2.000.000
Belanja Perjalanan Biasa - Monitoring dan Evaluasi ke Kab. Bima
Kegiatan
-
kegiatan
yang
ada
pada
pengendalian
dan
penanggulangan penyakit bakterial antara lain Realisasi vaksinasi SE sebagaimana tabel 46 berikut : Tabel 48. Target dan Realisasi Vaksinasi SE Kabupaten/Kota Se – NTB Tahun 2015 No.
Kabupaten/Kota
Target (Ekor)
Realisasi (Ekor)
1.
Kota Mataram
-
-
2.
Lombok Barat
-
-
3.
Lombok Utara
-
-
4.
Lombok Tengah
-
-
5.
Lombok Timur
-
-
6.
Sumbawa Barat
12.000
30.000
7.
Sumbawa
37.000
122.136
8.
Dompu
15.000
26.469
9.
Bima
36.000
47.600
10.
Kota Bima Jumlah
100.000
226.905
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
149
Sedangkan target pengambilan sampel pre vaksinasi dan post vaksinasi SE sebagaimana tabel 47 berikut : Tabel 49. Target dan Realisasi Pengambilan Sampel Pre Vaksinasi dan Post Vaksinasi SE Kabupaten/Kota Se – NTB Tahun 2015 Target
Realisasi
No
Kabupaten/Kota
1
Mataram
-
-
-
-
2
Lombok Barat
-
-
-
-
3
Lombok Utara
-
-
-
-
4
Lombok Tengah
-
-
-
-
5
Lombok Timur
-
-
-
-
6
Sumbawa Barat
75
75
75
75
7
Sumbawa
150
150
150
150
8
Dompu
150
150
150
150
9
Bima
175
175
175
175
10
Kota Bima
Pre vaksinasi
Jumlah
Post vaksinasi
Pre vaksinasi
Post vaksinasi
75
75
75
75
625
625
625
625
Sedangkan target pengambilan sampel pre vaksinasi dan post vaksinasi SE sebagai berikut : Target No
Kabupaten/Kota
1
Realisasi
Pre Vaksinasi
Post Vaksinasi
Mataram
-
-
-
-
2
Lombok Barat
-
-
-
-
3
Lombok Utara
-
-
-
-
4
Lombok Tengah
-
-
-
-
5
Lombok Timur
-
-
-
-
6
Sumbawa Barat
75
75
75
75
7
Sumbawa
150
150
150
150
8
Dompu
150
150
150
150
9
Bima
175
175
175
175
10
Kota Bima
75
75
75
75
625
625
625
625
Jumlah
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
Pre Vaksinasi
Post Vaksinasi
150
Target vaksinasi dan operasional vaksinasi SE sebagai berikut : No.
Target Operasional (Dosis)
Target (Dosis)
Kabupaten/Kota
Realisasi (Dosis)
1.
Kota Mataram
-
-
-
2.
Lombok Barat
-
-
-
3.
Lombok Utara
-
-
-
4.
Lombok Tengah
-
-
-
5.
Lombok Timur
-
-
-
6.
Sumbawa Barat
25.000
4.000
24.741
7.
Sumbawa
90.000
9.000
118.565
8.
Dompu
25.000
6.000
20.000
9.
Bima
-
-
-
10.
Kota Bima
-
-
-
140.000
19.000
163.306
Jumlah
Sedangkan target pengambilan sampel pre vaksinasi dan post vaksinasi SE sebagai berikut : Target No
Kabupaten/Kota
1
Realisasi
Pre vaksinasi
Post vaksinasi
Pre vaksinasi
Post vaksinasi
Mataram
-
-
-
-
2
Lombok Barat
-
-
-
-
3
Lombok Utara
-
-
-
-
4
Lombok Tengah
-
-
-
-
5
Lombok Timur
-
-
-
-
6
Sumbawa Barat
75
75
75
75
7
Sumbawa
150
150
150
150
8
Dompu
150
150
150
150
9
Bima
175
175
175
175
10
Kota Bima Jumlah
75
75
75
75
625
625
625
625
Pengendalian Penyakit Brucellosis Belanja operasional untuk membiayai kegiatan pengambilan dan pemeriksaan
spesimen
terhadap
pengamatan
dini
penyakit
Brucellosis. Adapun target dan realisasi kegiatan sebagai berikut :
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
151
Tabel 50. Target dan Realisasi Pengendalian Penyakit Brucellosis Kabupaten/Kota Se – NTB Tahun 2015 Target
Realisasi
Pengambilan Pemeriksaan Spesimen Spesimen
Pengambilan Pemeriksaan Spesimen Spesimen
No
Kabupaten/Kota
1
Mataram
100
100
100
103
2
Lombok Barat
600
600
653
654
3
Lombok Utara
400
400
423
434
4
Lombok Tengah
800
800
800
800
5
Lombok Timur
900
900
908
992
6
Sumbawa Barat
300
300
300
300
7
Sumbawa
300
300
300
300
8
Dompu
600
600
600
600
9
Bima
700
700
700
711
10
Kota Bima
300
300
300
300
5.000
5.000
5.084
5.194
Jumlah
Kewaspadaan Penyakit Rabies No
Kecamatan
Target Eliminasi
Realisasi Hewan Penular Rabies (Ekor) Anjing
Kucing
Kera
Jumlah
1
Kota Mataram
350
353
-
-
353
2
Lombok Barat
850
853
-
-
853
3
Lombok Utara
850
859
-
-
859
4
Lombok Tengah
950
987
-
-
987
5
Lombok Timur
1.000
1.006
-
-
1.006
4.000
4.058
-
-
4.058
Jumlah
Sosialisasi Hewan Penular Rabies Kegiatan Sosialisasi HPR pada masyarakat dilaksanakan di Kabupaten di Pulau Lombok yaitu Kabupaten Lombok Barat dan Kabupaten Lombok Utara masing masing 1 lokasi terutama wilayah yang banyak HPR tidak berpemilik dan masyarakat/peserta yang hadir pada masing – masing lokasi sosialisasi sebanyak 40 orang. Rapat Koordinasi Rabies Penyakit Rabies merupakan penyakit Zoonosis (menular dari hewan ke manusia) yang disebabkan oleh virus (Rhabdovirus) dan menyerang semua hewan berdarah panas terutama anjing, kucing dan kera yang biasa disebut Hewan Penular Rabies (HPR) dan juga manusia. LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
152
Provinsi Nusa Tenggara Timur telah terjadi wabah penyakit Rabies sejak tahun 1997 dan Provinsi Bali tertular Rabies pada bulan November
2008
dengan
Peraturan
Menteri
Pertanian
Nomor : 1637/2008, tanggal 1 Desember
2008
telah
dinyatakan
sebagai
wilayah
wabah penyakit Rabies dan ditindaklanjuti dengan Peraturan Gubernur Provinsi Bali tentang peraturan keluar masuknya HPR dari dan ke Provinsi Bali. Provinsi Nusa Tenggara Barat merupakan wilayah yang sejak dahulu bebas secara historis dari penyakit rabies (bukan dibebaskan dengan vaksinasi) harus tetap dipertahankan bebas dari penyakit tersebut. Dengan posisi Provinsi NTB diantara kedua Provinsi tertular tersebut di atas sangat terancam terjangkit penyakit Rabies. Oleh sebab itu diperlukan langkah - langkah kewaspadaan yang tinggi untuk mencegah masuknya penyakit tersebut. Karena apabila terjadi penyakit Rabies dalam suatu wilayah akan menimbulkan tingkat kepanikan yang tinggi pada masyarakat, untuk itu diperlukan Rapat Koordinasi Rabies. Peserta Rapat Koordinasi dihadiri 45 peserta yang terdiri dari Kepala Bidang/kepala seksi kabupaten/kota se- NTB, Petugas Puskeswan, Karantina Pertanian Kelas I Mataram dan Sumbawa, dan Petugas Dinas Peternakan Provinsi NTB. Pertemuan Medis Veteriner Puskeswan adalah merupakan ujung tombak dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan hewan di lapangan. Pertemuan Medis Veteriner se - Provinsi Nusa Tenggara Barat dimaksudkan untuk meningkatkan kapasitas medik veteriner dalam melaksanakan pelayanan kesehatan hewan secara optimal terutama dalam menyikapi terhadap penyakit hewan menular strategis (PHMS) secara dini dengan tujuan :
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
153
- Memantapkan pelayanan secara optimal - Menyamakan persepsi tentang program dan kegiatan prioritas - Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan serta penyegaran
bagi petugas Jumlah
peserta
dalam
pertemuan tersebut sebanyak 30 orang dokter hewan dari Kabupaten/Kota
se
Nusa
Tenggara
Dari
hasil
Barat.
pertemuan tersebut diperoleh kesimpulan sebagai berikut : 1. Kegiatan pertemuan medis masih sangat diperlukan 2. Perlu adanya persamaan persepsi pada Kabupaten/Kota tentang jabatan fungsional medik veteriner di Puskeswan Perlu adanya peningkatan sarana dan prasarana dalam upaya pelayanan kesehatan hewan di Puskeswan lebih optimal Integrated Sistem Informasi Keswan Nasional Kegiatan Integrated Sistem Informasi Keswan Nasional merupakan kegiatan Bimtek ISIKHNAS ISIKHNAS informasi
adalah kesehatan
Indonesia Sistem
yang ini
sistem hewan mutakhir.
menggunakan
teknologi sehari - hari dalam cara yang sederhana namun cerdas
untuk
mengumpulkan
data dari lapangan dan dengan segera menyediakannya bagi para pemangku kepentingan dalam bentuk yang bermakna dan dapat segera dimanfaatkan. ISIKHNAS menggunakan pesan SMS dari telepon genggam di lapangan dan lembar-lembar kerja yang lebih sederhana dari kantor, guna mengambil data dengan cepat
sedekat mungkin dari
sumbernya dan membuat data dapat dilihat dan dianalisis dengan LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
154
cara-cara yang mudah bagi pengguna untuk siapa pun yang memerlukannya. Sistem yang cerdas dan otomatis akan memastikan bahwa data dimasukkan secara akurat, laporan dikirimkan secara otomatis dan terdapat akses yang mudah kepada data, analisis rutin yang terprogram dan yang sangat penting sistem peringatan bagi staf yang perlu merespon laporan penyakit. ISIKHNAS akan memadukan beberapa sistem pengelolaan informasi guna membuat berbagai sistem tersebut lebih efisien dan terjangkau bagi lebih banyak pengguna. Secara garis besar ISIKHNAS akan memadukan beberapa sistem pengelolaan informasi yang
lebih
efisien
dan
terjangkau bagi lebih banyak pengguna.
Dengan
menggunakan ISIKHNAS, kita akan dapat menghubungkan data laboratorium dengan laporan penyakit, peta dengan data lalu – lintas hewan atau laporan wabah, data rumah potong dengan data produksi dan populasi dan semua ini dilakukan secara otomatis. Hal ini sangat membantu para pengambil kebijakan di berbagai tingkat, juga baik bagi semua orang yang bekerja dalam bidang kesehatan hewan. Tujuan dari Bimtek ISIKHNAS adalah : 1. Meningkatkan pelayanan petugas kepada peternak 2. Petugas dapat melakukan pelaporan melalui sms 3. Pelaporan penyakit hewan menjadi lebih cepat dan mudah 4. Menghilangkan beban pelaporan rutin Sasaran dari pada Bimtek ini adalah Petugas Medis/Paramedis yang ada di wilayah Kota Mataram sebanyak 13 orang, Kabupaten Lombok Utara sebanyak 15 orang dan Provinsi 1 orang dan dilaksanakan di Aula Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi NTB pada tanggal 12 – 13 Oktober 2015. LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
155
Hasil Kegiatan Bimtek Sintem Informasi Kesehatan Hewan Nasional Terpadu (ISIKHNAS) bagi petugas Medis/Paramedis Kota Mataram dan Kabupaten Lombok Utara secara umum adalah sebagai berikut: 1. Pelaksanaan Bimtek berlangsung lancar tanpa adanya kendala yang berarti dan dilaksanakan tepat waktu. 2. Materi
yang
disampaikan
oleh
narasumber/pelatih
dapat
teradopsi oleh peserta. 3. Para peserta menjadi sangat penuh perhatian/antusias mengikuti Bimtek tersebut, hal ini terbukti dengan adanya banyak pertanyaan dan tanggapan yang dilontarkan kepada Pelatih. 4. Para peserta mengharapkan agar petugas dibantu dalam melaksanakan pelaporan sistem ini seperti dengan pemberian bantauan dana untuk pulsa. 5. Petugas yang menangani pelayanan kesehatan hewan diluar wilayahnya diharapkan dapat berkoordinasi dengan petugas wilayah yang bersangkutan. Pengadaan - pengadaan pada kegiatan penyakit bakterial lainnya antara lain : 1. Pengadaan Obat - Obatan Harga Satuan (Rp. )
No.
Uraian Pekerjaan
Kuantitas
Satuan Ukuran
1.
Colibact Inj. 20 ml (Sanbe) Ketamine Inj. 10 ml (Pantex) Xylazine 20 Inj. 25 ml (Pantex) Permethyl 5% 25 ml (TMC) Vitastress 5 G (Medion) Sulpidon Inj. 20 ml (Sanbe)
1279
Botol
28.750
36.771.250
110
Botol
329.200
36.212.000
110
Botol
403.000
44.330.000
610
Botol
33.250
20.282.000
600
Box
37.750
22.650.000
600
Botol
19.800
11.880.000
2. 3. 4. 5. 6.
Jumlah
Total (Rp.)
172.125.750
Terbilang : Seratus Tujuh Puluh Dua Juta Seratus Dua Puluh Lima Ribu Tujuh Ratus Lima Puluh Rupiah
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
156
2. Pengadaan Alat dan Bahan No
Uraian
1. 2. 3. 4. 5.
Antigen SE Konjugat Merk Silenus Stock ABTS Merk Sigma Botol Scoot 1000 ml Serum Kontrol Positif SE 1 ml Becker Glass 1000 ml Mikropippette 0,5-10µl
6. 7.
Volume
Harga Satuan (Rp.)
5 Botol 1 Botol 2 Botol 13 Botol 4 Botol
1.720.000 5.130.000 2.700.000 93.500 1.620.000
8.600.000 5.130.000 5.400.000 1.215.500 6.480.000
10 Botol 1 Buah
79.000 5.427.000
790.000 5.427.000
Jumlah
Harga Total (Rp.)
33.042.500
Terbilang : Tiga Puluh Tiga Juta Empat Puluh Dua Ribu Lima Ratus Rupiah
3. Pengadaan Vaksin SE No.
1.
Uraian Pekerjaan
Kuantitas
Satuan Ukuran
85.000
Dosis
Vaksin SE
Harga Satuan (Rp. ) 1.900
Total (Rp.)
161.500.000
(100 dosis) Jumlah
161.500.000
4. Pengadaan Antigen Brucella No.
1
Nama Obat/Jenis Obat
Volume
Satuan
Antigen Brucela
36
Vial
Harga (Rp.) 379.500
Total
Jumlah (Rp.) 13.666.000 13.662.000
5. Pengadaan Strichnine No. 1.
Uraian Strichnine
Volume 2 Kg
Harga Satuan (Rp.)
Harga Total (Rp.)
19.000.000
Jumlah
38.000.000 38.000.000
Terbilang : Tiga Puluh Delapan Juta Rupiah
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
157
PERLINDUNGAN
HEWAN
DAN
KEWASPADAAN
PENYAKIT
EKSOTIK Kegiatan
Jumlah Anggaran (Rp.)
Realisasi (Rp.)
Sisa Dana (Rp.)
Perlindungan Hewan Dan Kewaspadaan Penyakit Eksotik Kewaspadaan Penyakit Eksotik Lintas Perbatasan Belanja Bahan - ATK Peserta
3.550.000
3.480.000
70.000
- Pengarah
500.000
450.000
50.000
- Ketua
450.000
400.000
50.000
- Sekretaris
400.000
300.000
100.000
- Anggota (Provinsi)
1.400.000
1,200.000
200.000
- Anggota (Kabupaten)
2.100.000
1.800.000
300.000
3.600.000
3.600.000
-
18.000.000
-
Honor Output Kegiatan Honor Panitia
Belanja Barang Non Operasional Lainnya - Paket Meeting (3 Kab X 40 Org)
Belanja Perjalanan Dinas Paket Meeting Dalam Kota Sosialisasi Eksotik - Uang Saku
18.000.000
Sosialisasi Penyakit Eksotik Penyakit Eksotik adalah penyakit yang berasal dari luar negeri dan kejadiannya sampai sekarang belum ditemukan atau sudah tidak terjadi lagi kasus tersebut di Indonesia. Kasus penyakit eksotik menimbulkan dampak yang sangat besar bagi keadaan sosial, ekonomi bahkan politik Indonesia oleh karena itu deteksi dini dan keakuratan diagnosis adalah kunci dalam usaha pencegahan masuknya penyakit eksotik ke Indonesia. Dari beberapa penyakit eksotik yang harus terus diwaspadai agar tidak masuk ke Indonesia antara lain adalah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK), Penyakit Bovine Spongiform Encephalopathy (BSE) atau Sapi Gila, Rindepest, African Swine Fever, Nipah dan Hendra. Sasaran dari pada sosialisasi ini adalah kelompok masyarakat yang ada di 3 Lokasi (1 Kabupaten di P. Lombok dan 2 Kabupaten di P. Sumbawa) dengan LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
158
jumlah peserta masing-masing sebanyak 40 orang. Hasil kegiatan Sosialisasi penyakit eksotik pada petugas lapangan dan kelompok masyarakat yang dilaksanakan di Kabupaten Lombok Barat, Sumbawa Barat dan Bima secara umum adalah sebagai berikut: - Pelaksanaan sosialisasi berlangsung lancar tanpa adanya kendala
yang berarti dan dilaksanakan tepat waktu. - Materi yang disampaikan oleh narasumber dapat dipahami oleh
petugas dan kelompok masyarakat yang menghadiri kegiatan sosialisasi penyakit eksotik ini. - Para petugas dan kelompok masyarakat yang menjadi peserta
sangat penuh perhatian/antusias mengikuti sosialisasi tersebut, hal ini terbukti dengan adanya banyak pertanyaan dan tanggapan yang dilontarkan kepada narasumber - Beberapa perwakilan dari kelompok masyarakat (Kepala Desa,
tokoh masyarakat dll) menyatakan bahwa kegiatan ini perlu dilanjutkan dan sangat antusias karena materi yang disampaikan tidak hanya seputar eksotik aja tetapi juga berkembang pada penyakit hewan lainnya seperti Anthrax dan juga penyakit yang hangat diperbincangkan saat ini yaitu Ebola. - Menurut peserta bahwa sosialisasi semacam ini sangat baik
karena dapat menambah wawasan serta kewaspadaan terhadap penyakit yang dapat menular dari hewan ke manusia. PENGAMATAN PENYAKIT HEWAN Dana yang tersedia pada Kegiatan Pengamatan Penyakit ini sebesar Rp. 199.150.000,- (seratus sembilan puluh sembilan juta seratus lima puluh ribu rupiah). Komponen pokok pada kegiatan Pengamatan Penyakit Hewan digunakan untuk Penerapan ISIKHNAS yang merupakan Bimbingan Teknis Penerapan ISIKHNAS di lapangan. Peserta Bimtek berasal dari Kabupaten Lombok Barat, Lombok Timur, Kabupaten Sumbawa Barat, Kabupaten Dompu, Kabupaten Bima dan Kota Bima. Pertemuan ini dihadiri oleh 122 orang.
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
159
Pertemuan ini dilakukan 5 kali tahapan yaitu tanggal 22 - 23 September 2015 peserta Bimtek dari Kabupaten Lotim, tanggal 12 13 Oktober 2015 peserta dari Kota Mataram, Kabupaten Lombok Utara dan Provinsi, tanggal 15 - 16 Oktober 2015 peserta dari Kabupaten Sumbawa Barat dan Kota Bima, Kabupaten Dompu tanggal 22 - 23 Oktober 2015, Kabupaten Bima tanggal 29 - 30 Oktober 2015. Hasil dari Bimtek Penerapan ISIKHNAS adalah sebagai berikut : 1. Pelaksanaan Bimtek berlangsung lancar tanpa adanya kendala yang berarti dan dilaksanakan tepat waktu. 2. Materi
yang
disampaikan
oleh
narasumber/pelatih
dapat
teradopsi oleh peserta. 3. Para peserta menjadi sangat penuh perhatian/antusias mengikuti Bimtek tersebut, hal ini terbukti dengan adanya banyak pertanyaan dan tanggapan yang disampaikan kepada pelatih. 4. Para peserta mengharapkan agar petugas dibantu dalam melaksanakan pelaporan sistem ini seperti dengan pemberian bantauan dana untuk pulsa. 5. Petugas yang menangani pelayanan kesehatan hewan di luar wilayahnya diharapkan dapat berkoordinasi dengan petugas wilayah yang bersangkutan. Realisasi Keuangan kegiatan pengamatan penyakit secara rinci dapat ditunjukan pada tabel berikut :
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
160
Tabel Realisasi Keuangan Kegiatan Pengamatan Penyakit : Kegiatan
Jumlah Anggaran (Rp.)
Realisasi (Rp.)
Sisa Dana (Rp.)
Penerapan ISIKHNAS APBNP 2015 Pelatihan Petugas Belanja Bahan - Konsumsi Peserta dan Panitia Kab. Lobar
7.440.000
4.800.000
2.640.000
- ATK Peserta dan Panitia
4.750.000
4.750.000
-
- Pengarah
2.250.000
2.250.000
-
- Ketua
2.000.000
2000.000
-
- Sekertaris
1.750.000
1.750.000
-
- Anggota (3 org x 5 Kegiatan)
4.500.000
1.500.000
3.000.000
1.500.000
1.476.000
24.000
- Paket Meeting Kab. Dompu
18.000.000
18.000.000
-
- Paket Meeting KSB dan Kota Bima
18.000.000
17.900.000
100.000
- Paket Meeting Kab. Lotim
9.720.000
9,070.000
650.000
- Paket Meeting Kab. Bima
15.240.000
15.136.000
104.000
- Honor Narasumber
5.750.000
5.750.000
-
- Honor Pelatih
8.000.000
8.000.000
-
25.000.000
5.000.000
20.000.000
Honor Output Kegiatan HONOR PANITIA
Belanja Non Operasional lainnya - Operasional Pengiriman SMS
Belanja Jasa Profesi
Belanja perjalanan Biasa - Perjalanan Tim Pusat/ Pertemuan/ Konsultasi keJakarta/ daerah Lainnya
Belanja Perjalanan Dinas Paket Meeting Dalam Kota BIMTEK ISIKHNAS ( 5 kali) - Bantuan Transport Peserta Bimtek Kab. Lobar
2.500.000
2.500.000
-
- Bantuan Transport Peserta Bimtek Kab. Lotim
2.500.000
2.500.000
-
- Bantuan Transport Peserta Bimtek Kab. Dompu
12.500.000
12.500.000
-
- Bantuan Transport Peserta Bimtek KSB
2.500.000
2.500.000
-
- Bantuan Transport Peserta Bimtek Kota Bima
9.000.000
9.000.000
-
- Bantuan Transport Peserta Bimtek Kab. Bima
15.000.000
15.000.000
-
- Bantuan Uang Saku Peserta
31.250.000
31.250.000
-
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
161
PEMBINAAN DAN KOORDINASI KESWAN Jumlah Anggaran (Rp.)
Kegiatan
Realisasi (Rp.)
Sisa Dana (Rp.)
Pembinaan dan Koordinasi Kesehatan Hewan Monitoring, Evaluasi, Pelaporan, Survailans dan Pelayanan Keswan Monitoring, Evaluasi, Pelaporan, Surveilans dan Pelayanan Keswan pada Bidang Keswan Belanja Bahan - ATK
2.000.000
2.000.000
-
1.000.000
1.000.000
-
- Perjalanan Monitoring, Evaluasi, Pelaporan, Surveilans dan Pelayanan Keswan P. Lombok
7.000.000
7.000.000
-
- Perjalanan Monitoring, Evaluasi, Pelaporan, Surveilans dan Pelayanan Keswan ke Kab. Sumbawa Barat
1.750.000
1.750.000
-
- Perjalanan Monitoring, Evaluasi, Pelaporan, Surveilans dan Pelayanan Keswan ke Kab Sumbawa
1.850.000
1.850.000
-
- Perjalanan Monitoring, Evaluasi, Pelaporan, Surveilans dan Pelayanan Keswan ke Kab Dompu
1.950.000
1.950.000
-
- Perjalanan Monitoring, Evaluasi, Pelaporan, surveilans dan Pelayanan Keswan ke Kab/Kota Bima
2.000.000
2.000.000
-
Belanja Barang Non Operasional Lainnya - Administrasi dan Pelaporan Belanja perjalanan biasa
UNIT RESPON CEPAT Kegiatan yang dilaksanakan pada Unit Respon Cepat antara lain : 1.
Belanja Bahan Pengendalian dan Penanggulangan AI
No
Obat - Obatan
Volume
Satuan
Harga (Rp.)
Jumlah (Rp.)
1
Rapid Test
40
Buah
129.600
5.184.000
2
Hand Sprayer 15 liter
10
Buah
506.000
5.060.000
3
Biosekurity (Destan 100 Ml)
3.409
Botol
8.800
29.999.200
TOTAL
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
40.243.200
162
2. Pertemuan Rapat Koordinasi AI Flu
burung
(Avian
Influenza) mulai muncul di indonesia sekitar 5 tahun yang lalu. Penyakit ini disebabkan Influenza
oleh tipe
A
Virus dan
ditularkan oleh unggas. Penyakit flu burung secara awal dikonfirmasikan telah terjadi di Republik Korea, Vietnam, Jepang, Thailand, Kamboja, Taiwan, Laos, China, Indonesia dan Pakistan. Sumber virus diduga berasal dari migrasi burung dan transportasi unggas yang terinfeksi. Di NTB dari tahun 2009 sampai dengan bulan September 2011 tidak ditemukan/dilaporkan adanya kasus positif penyakit AI. Namun pada awal bulan Oktober 2011 sampai dengan tahun 2013 kembali ditemukan adanya kasus positif AI di NTB. Bahkan berapa waktu yang lalu kabupaten lotim, loteng melaporkan telah terjadinya
kasus.
Merebaknya penyakit AI telah
menimbulkan
dampak sosial ekonomi yang
besar
baik
terhadap
peternak
maupun
pada
masyarakat umum. Salah satu dampak penyakit ini adalah berkurangnya konsumsi produk runggas sehingga menyebabkan kerugian ekonomi yang besar dikalangan peternak lokal maupun industri peternakan. Jika tidak ditangani dengan baik, dampak ini bisa berakibat pada menurunnya konsumsi protein hewani sebagai salah satu nutrisi yang dibutuhkan untuk mencegah kekurangan gizi (mall nutrition). Karena sebagaimana yang kita ketahui bersama daging unggas khususnya ayam merupakan panganan yang termasuk mudah diakses oleh masyarakat bawah. LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
163
Pertemuan ini dilaksanakan di aula Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi NTB pada tanggal 28 - 29 Mei 2015. Adapun tujuan pertemuan Rapat
Koordinasi
Tahun
2015
menyamakan baik
itu
AI
adalah persepsi
di
tingkat
kabupaten/kota se - NTB akan pemberantasan AI sehingga pada akhirnya rencana NTB bebas AI 2017 dapat terwujud dengan jumlah peserta 35 orang. 3. Pertemuan Bimbingan Teknis URC Penyakit hewan menular strategis adalah penyakit yang sangat merugikan karena sangat cepat penularannya, angka kesakitan dan angka kematiannya yang juga sangat tinggi. Maka
dari
dilakukan pada
itu
perlu
pengawasan ternak
menekan mengurangi
untuk atau cepatnya
penularan penyakit dari satu daerah kedaerah lain dan mencegah kerugian ekonomi yang dapat ditimbulkan oleh penyakit tersebut. Pertemuan yang dilaksanakan pada tanggal 26 - 27 Mei Tahun 2015 ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan petugas baik di lapangan maupun di Dinas Kabupaten / Kota dan Provinsi diharapkan aplikasi 3 cepat yang didapatkan akan membantu dalam pencegahan dan pemberantasan penyakit hewan menular Strategis (PHMS). Kegiatan ini diikuti oleh Kepala Seksi yang ada di Dinas Peternakan Kabupaten/Kota dan petugas lapangan (kecamatan) yang menangani fungsi - fungsi peternakan dan kesehatan hewan dan staf provinsi berjumlah 63 orang.
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
164
OPERASIONAL PELAYANAN KESEHATAN HEWAN DI PUSKESWAN Kegiatan ini meliputi pemberian bantuan operasional bagi petugas medis dan paramedis Puskeswan di 10 Kabupaten/Kota se-Nusa Tenggara Barat. Hal ini dimaksudkan untuk meningkatkan kinerja Puskeswan dalam melaksanakan pelayanan kesehatan hewan milik masyarakat. Di samping itu, dengan adanya laporan kegiatan pelayanan Puskeswan akan memudahkan dalam mengetahui distribusi/kejadian penyakit hewan di 10 Kabupaten/Kota se-NTB. Output yang ditargetkan dalam kegiatan ini adalah minimal 64 Puskeswan se - NTB. Adapun rincian kegiatan beserta realisasinya sebagai berikut : Kegiatan
Volume
Jumlah Dana (Rp.)
Realisasi (Rp.)
Sisa Dana (Rp.)
Operasional Pelayanan Kesehatan Hewan di Puskeswan Operasional Puskeswan Belanja Bahan
-
Antibiotik
254
Botol
23.876.000
23.876.000
Vitamin
585
Botol
27.495.000
27.495.000
Rouboransia
254
Botol
23.876.000
23.876.000
Antiseptik
176
Botol
1.408.000
1.408.000
Antiemetika
334
Botol
3.340.000
3.340.000
900.000
900.000
4.755.000
4.755.000
1 Paket ATK Pertemuan Administrasi dan 1 Kegiatan Pelaporan Belanja Barang Non Operasional Lainnya
Honor Output Kegiatan Honor Panita Pertemuan 1 OK 500.000 - Pengarah 1 OK 450.000 - Ketua 1 OK 400.000 - Sekretaris 4 OK 1.400.000 - Anggota Belanja Barang Non Operasional Lainnya Operasional 1 Tahun 6.000.000 Pengawasan Puskeswan Belanja Jasa Profesi OJ 500.000 - Honor Narasumber 12 - Honor Narasumber 2 OJ 850.000 Ahli Belanja Perjalanan Dinas Paket Meeting Dalam Kota
500.000 450.000 400.000 1.400.000
6.000.000
6.000.000 1.700.000
Pertemuan Petugas Puskeswan
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
165
1 Paket 20.000.000 11.600.000 - Paket Meeting - Bantuan 1 Paket 10.000.000 7.895.000 Transport - Bantuan Uang 30 OK 7.500.000 7.500.000 Saku OPERASIONAL PUSKESWAN DI KAWASAN KOTA BIMA
8.400.000 2.105.000 -
Komponen Utama Belanja Barang Non Operasional Lainnya - Operasional 1 Paket 9.000.000 9.000.000 Petugas Medis Puskeswan - Operasional Petugas 1 Paket 10.000.000 10.000.000 Paramedis Puskeswan - Operasional Pengiriman & 130 Sampel 650.000 0 Pengujian Sampel ke Laboratorium Belanja Perjalanan Biasa Perjalanan Monitoring 1 OP 2.000.000 2.000.000 dan Evaluasi ke Kab/Kota Bima OPERASIONAL PUSKESWAN DI KAWASAN KAB SUMBAWA
650.000
Komponen Utama Belanja Barang Non Operasional Lainnya - Operasional 1 Paket 45.000.000 45.000.000 Petugas Medis Puskeswan - Operasional Petugas 1 Paket 48.000.000 48.000.000 Paramedis Puskeswan - Operasional Pengiriman & 130 Sampel 650.000 0 Pengujian Sampel ke Laboratorium Belanja Perjalanan Biasa Perjalanan Monitoring 1 OP 1.850.000 1.850.000 dan Evaluasi ke Kab Sumbawa OPERASIONAL PUSKESWAN KAWASAN KAB DOMPU
650.000
Komponen Utama Belanja Barang Non Operasional Lainnya - Operasional 1 Paket 15.000.000 Petugas Medis Puskeswan
15.000.000
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
166
-
Operasional Petugas 1 Paket 16.000.000 16.000.000 Paramedis Puskeswan - Operasional Pengiriman & 130 Sampel 650.000 0 Pengujian Sampel ke Laboratorium Belanja Perjalanan Biasa - Perjalanan Monitoring dan 1 OP 1.950.000 1.950.000 Evaluasi ke Kab/Kota Bima OPERASIONAL PUSKESWAN KAWASAN KAB SUMBAWA BARAT Komponen Utama Belanja Barang Non Operasional Lainnya - Operasional 1 Paket 6.000.000 6.000.000 Petugas Medis Puskeswan - Operasional 1 Paket 16.000.000 16.000.000 Petugas Paramedis Puskeswan - Operasional Pengiriman & 130 Sampel 650.000 0 Pengujian Sampel ke Laboratorium Belanja Perjalanan Biasa - Perjalanan Monitoring dan 1 OP 1.750.000 1.450.000 Evaluasi ke Kab Sumbawa Barat OPERASIONAL PUSKESWAN KAWASAN KAB LOMBOK TENGAH Komponen Utama Belanja Barang Non Operasional Lainnya - Operasional 1 Paket 18.000.000 18.000.000 Petugas Medis Puskeswan - Operasional 1 Paket 24.000.000 24.000.000 Petugas Paramedis Puskeswan - Operasional Pengiriman & 130 Sampel 650.000 0 Pengujian Sampel ke Laboratorium Belanja Perjalanan Biasa - Perjalanan Monitoring dan 5 OH 1.750.000 1.400.000 Evaluasi ke Kab Lombok tengah
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
650.000
650.000
350.000
650.000
350.000
167
OPERASIONAL PUSKESWAN KAWASAN KAB LOMBOK TIMUR Komponen Utama Belanja Barang Non Operasional Lainnya - Operasional 1 Paket 39.000.000 39.000.000 Petugas Medis Puskeswan - Operasional Petugas 1 Paket 40.000.00 40.000.00 Paramedis Puskeswan - Ops. Pengiriman & 650.000 0 Pengujian Sampel 130 Sampel ke Lab Belanja Perjalanan Biasa - Perjalanan Monitoring dan 5 OH 1.750.000 1.400.000 Evaluasi ke Kab Lombok Timur OPERASIONAL PUSKESWAN KAWASAN KOTA MATARAM Komponen Utama Belanja Barang Non Operasional Lainnya - Operasional 1 Paket 6.000.000 6.000.000 Petugas Medis Puskeswan - Operasional Petugas 1 Paket 12.000.000 12.000.000 Paramedis Puskeswan - Operasional Pengiriman & 130 Sampel 650.000 0 Pengujian Sampel ke Lab OPERASIONAL PUSKESWAN KAWASAN KAB. LOMBOK BARAT Komponen Utama Belanja Barang Non Operasional Lainnya - Operasional 1 Paket 12.000.000 12.000.000 Petugas Medis Puskeswan - Operasional Petugas 1 Paket 20.000.000 20.000.000 Paramedis Puskeswan - Ops. Pengiriman & 130 Sampel 650.000 0 Pengujian Sampel ke Laboratorium
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
650.000
350.000
650.000
650.000
168
OPERASIONAL PUSKESWAN KAWASAN KAB. LOMBOK UTARA Komponen Utama Belanja Barang Non Operasional Lainnya - Operasional 1 Paket 12.000.000 12.000.000 Petugas Medis Puskeswan - Operasional Petugas 1 Paket 10.000.000 10.000.000 Paramedis Puskeswan - Operasional Pengiriman & 130 Sampel 650.000 0 Pengujian Sampel ke Laboratorium OPERASIONAL PUSKESWAN KAWASAN KAB. BIMA Komponen Utama Belanja Barang Non Operasional Lainnya - Operasional 1 Paket 12.000.000 12.000.000 Petugas Medis Puskeswan - Operasional Petugas 1 Paket 10.000.000 10.000.000 Paramedis Puskeswan - Ops. Pengiriman & 130 Sampel 650.000 0 Pengujian Sampel ke Laboratorium Jumlah
578.150.000
650.000
650.000
554.695.000
Jumlah tenaga medis veteriner yang mendapatkan operasional adalah 63 orang dan paramedis veteriner 116 orang yang bertugas pada 97 Puskeswan se - Provinsi NTB. Besar operasional yang diterima oleh tenaga medis veteriner yaitu Rp.300.000,- / bulan selama 10 bulan dan operasional paramedis veteriner Rp.200.000,- / bulan selama 10 bulan. Total anggaran yang tersedia untuk kegiatan operasional medis dan paramedis adalah sebesar Rp.421.000.000,- (empat ratus dua puluh satu juta rupiah) dengan realisasi 100%. Jumlah laporan puskeswan yang masuk adalah sebanyak 97 laporan.
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
169
a) Pertemuan Petugas Puskeswan se - NTB Pertemuan petugas Puskeswan dimaksudkan adalah untuk meningkatkan
kapasitas
petugas
Puskeswan
dalam
melaksanakan pelayanan kesehatan hewan terutama dalam menyikapi terhadap kejadian penyakit hewan menular strategis secara dini. Dana yang tersedia untuk kegiatan tersebut sebesar Rp. 48.850.000,- (empat puluh delapan juta delapan ratus lima puluh ribu rupiah) dengan realisasi fisik 100%. Kegiatan tersebut dilaksanakan di Aula Dinas Peternakan dan kesehatan Hewan Provinsi NTB pada tanggal 20 - 21 Oktober tahun 2015 dengan jumlah peserta yang hadir sebanyak 30 orang. b) Pengadaan Obat - Obatan Puskeswan Dalam upaya mendukung kegiatan pelayanan kesehatan hewan di Puskeswan dilakukan pengadaan obat - obatan untuk pelayanan. Adapun rincian obat yang diadakan adalah sebagai berikut : Harga (Rp.)
Jumlah (Rp.)
No
Obat – Obatan
Volume
Satuan
1
Vet-Oxy LA Inj 50 ml
254
Botol
94.000
23.876.000
2
Vitamin B12 Inj 50 ml
585
Botol
47.000
27.495.000
3
Biosan TP Inj 50 ml
254
Botol
94.000
23.876.000
4
Zaldes 100 ml
176
Botol
8.000
1.408.000
5
Verm - O 12 Bolus
334
Bolus
10.000
3.340.000
Total
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
79.995.000
170
Dari jumlah obat - obatan tersebut telah didistribusikan ke seluruh Kabupaten/Kota se-NTB dengan rincian sebagai berikut : Tabel 51. Distribusi Obat – Obatan Kesehatan Hewan Ke Kabupaten/Kota se - NTB JUMLAH NO
NAMA BARANG
1
JUMLAH DISTRIBUSI Jml
VOL
Satuan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
Vet-Oxy LA Inj. 50 ml
254
Botol
20
24
20
24
24
20
30
20
30
18
24
254
2
Vitamin B12 Inj. 50 ml
585
Botol
50
60
50
60
60
50
60
60
70
50
15
585
3
Biosan TP Inj. 50 ml
254
Botol
20
30
20
25
30
20
30
20
30
20
9
254
4
Zaldes 1 L
38
Botol
3
4
3
4
4
3
5
4
5
3
0
38
5
Verm – O 12 Bolus
334
Bolus
24
36
24
36
36
24
36
36
48
24
10
334
Keterangan : 1. Kt. Mataram 2. Kab. Lobar 3. Kab. Lombok Utara 4. Kab. Loteng 5. Kab. Lombok Timur
6. Kab. Sumbawa Barat 7. Kab. Sumbawa 8. Kab. Dompu 9. Kab. Bima 10. Kt. Bima
11. Provinsi
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
171
4.
BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT VETERINER A.
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Bidang Kesehatan Masyarakat Veteriner dewasa ini memegang peranan penting dalam menyediakan produk pangan asal hewan yang Aman, Sehat, Utuh dan Halal (ASUH). Sebagai pintu keberhasilan pembangunan peternakan khususnya sektor hilir, bidang kesmavet selain dapat menyediakan protein hewani (daging, telur dan susu)
serta
produk
hewan
non
pangan
mengamankan konsumen dari penyakit
dan
juga
zoonosis yang
mampu dapat
ditularkan dari produk asal hewan ke manusia. Terwujudnya
keamanan
dan
ketentraman
batin
masyarakat
konsumen terhadap produk pangan asal hewan (daging, telur dan susu) melalui pengawasan dan pembinaan yang kontinyu dan ramah lingkungan merupakan salah satu visi dan misi pembangunan sektor peternakan Provinsi Nusa Tenggara Barat dalam menyiapkan produk pangan asal hewan yang cukup dan memenuhi persyaratan, terutama dari berbagai aspek ASUH. Hal ini dapat terjadi apabila segenap lapisan masyarakat memiliki kesadaran yang tinggi akan bahaya zoonosis akibat pengelolaan produk pangan asal hewan yang tidak sesuai dengan standar. 2. Tujuan Sasaran Tujuan : a. Pemeriksaan status reproduksi sapi betina produktif b. Pengawasan pemotongan sapi dan kerbau betina produktif baik di RPH, TPH maupun di masyarakat c. Menyiapkan produk pangan asal hewan yang ASUH dan tersedia dalam jumlah yang cukup dan terjaga keamanannya d. Menjaga keamanan dan ketenteraman batin masyarakat terhadap produk pangan asal hewan
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
172
e. Menjaga keamanan bahan pangan asal hewan dari cemaran mikroba, residu obat - obatan dan mikroorganisme serta bahan pengawet lainnya f. Mempersiapkan segala perangkat kesmavet yang memenuhi hygienis sanitasi dan standar SNI terutama pada RPH, tempattempat penjualan produk pangan asal hewan g. Melakukan pengawasan terhadap lalu lintas dan tataniaga produk pangan asal hewani (Daging, susu dan telur) dari dan ke NTB. Sasaran : a. Masyarakat petani peternak sebagai pelaksana di tingkat bawah b. Petugas RPH, jagal, petugas kesmavet c. Tokoh masyarakat/instansi terkait di 10 Kabupaten/Kota se - NTB d. Produk Pangan asal hewan yang beredar di 10 Kabupaten/Kota se - NTB e. RPH/TPH dan tempat - tempat penjualan ataupun tempat yang rawan terhadap pemotongan ternak betina produktif
3. Ruang Lingkup Sumber Dana APBD a. Pertemuan Pengendalian Pemotongan Betina Produktif di RPH/TPH b. Pertemuan Higienis Sanitasi Usaha c. Pertemuan Pengawasan Lalulintas Produk Pangan d. Bulan Bhakti Peternakan e. Kegiatan Hari Pangan Sedunia (HPS) f. Leaflet/brosur kekesmavetan/Sasambo Beef g. Kampanye makan daging sapi dan telur pada sekolah dasar h. Pengumpul data pemotongan ternak i. Perjalanan dalam dan luar daerah dalam rangka pengawasan hewan qurban, pengawasan pengendalian pemot betina produktif, sosialisasi HS RPH, penerapan NKV dan konsultasi. j. Peningkatan sinergitas RPH dan MBC
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
173
Sumber Dana APBN DK dan TP a. Pencegahan Pemotongan Betina Produktif b. Fasilitasi pembentukan Asosiasi Jagal RPH Kota Bima c. Restrukturisasi Manajemen RPH di Kota Mataram, Kabupaten Lombok Timur, Kabupaten Sumbawa dan Kab. Bima d. Fasilitasi
Unit
Usaha
dalam
proses
Sertifikasi
ASUH.
Pembinaan pada unit usaha tentang sertifikasi halal, pra NKV dan NKV dan Sertifikasi Produk e. Pengembangan Kapasitas SDM yaitu Peningkatan Kompetensi Juru Sembelih Halal. f. Unit Respon Cepat Pengawas Kesmavet, yaitu pengadaan Kit Uji Cepat 4 unit untuk Provinsi, Kota Mataram, Kabupaten Sumbawa dan Kota Bima. g. Peningkatan kapasitas SDM Pengawas Kesmavet h. Koordinasi Teknis pengawas kesmavet i. Pemutakhiran data pemotongan j. Peningkatan
kesadaran
masyarakat
dalam
pencegahan
penularan zoonosis pada hewan qurban, pemeriksaan AM/PM k. Penerapan kesrawan pada ternak dan non ternak l. Kegiatan di Luar dan Dalam daerah dalam rangka pembinaan RPH/RPU,
monitoring
pasca
panen
produk,
kesrawan,
ketrampilan juru sembelih. m.Fasilitasi Peralatan RPH R yaitu pengadaan mobil pengangkut daging berpendingin dan pengadaan genset (Dana Tugas Pembantuan).
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
174
B.
PROGRAM KEGIATAN DAN REALISASI ANGGARAN Kegiatan - kegiatan yang telah dilaksanakan oleh Bidang Kesehatan Masyarakat Veteriner Tahun 2015 berasal dari dana APBD dan APBN adalah sebagai berikut :
Tabel 52. Jumlah Dana dan Realisasi Pelaksanaan Kegiatan Sumber Dana APBD Tahun 2015 Pada Bidang Kesehatan Masyarakat Veteriner Realisasi No
Sumber Dana / Satker / Alokasi Anggaran Program Kegiatan
Pagu (Rp.)
1
2
3
I
Keuangan (Rp.)
(%)
Fisik (%)
4
5
6
Sisa Anggaran (Rp) 7
Program Peningkatan Ketahanan Pangan Kegiatan Peningkatan Kualitas Produk Pangan Asal Hewan 1.
Pertemuan Pengawasan lalu Lintas Produk
39.612.000
-
-
-
39.612.000
2.
Pertemuan Higiene dan Sanitasi Usaha
32.112.000
15.907.000
49,53
100
16.205.000
3.
Pertemuan Pengendalian Pemotongan Betina Produktif
39.612.000
-
-
-
39.612.000
4.
Bulan Bhakti Peternakan
108.008.000
83.000.000
76,84
100
25.008.000
5.
HPS Nasional
35.705.500
-
-
-
35.705.500
6.
Leaflet/Brosur Kekesmavetan / Sasambo Beef
3.750.000
-
-
-
3.750.000
7.
Kampanye Produk Pangan ASUH pada Sekolah Dasar
60.000.000
42.000.000
70
-
18.000.000
8.
Petugas Pengumpul Data Pemotongan Ternak
100.500.000
100.500.000
100
100
-
9.
ATK
6.000.000
5.593.000
93,21
100
406.500
10.
Perjalanan Dinas ke Pusat/ Daerah Lainnya dan Perjalanan Dinas Dalam Daerah Dalam Rangka Pengawasan Hewan Qurban, Binwas Kualitas Produk Pangan, Sosialisasi Daging ASUH dan HPS Nasional
195.000.000
145.736.350
74,74
100
49.263.650
a. 11.
Peningkatan Sinergitas RPH dan MBC
115.700.000
108.030.000
93,37
97,37
7.670.000
735.999.500
500.766.350
68,04
80
235.233.150
JUMLAH
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
175
Tabel 53. Jumlah Dana dan Realisasi Pelaksanaan Kegiatan Sumber Dana APBN (DK) Tahun 2015 Pada Bidang Kesehatan Masyarakat Veteriner Realisasi No
Sumber Dana / Satker / Alokasi Anggaran Program Kegiatan
Pagu (Rp.)
1
2
3
Keuangan (Rp.) 4
(%) 5
Fisik (%)
Sisa Anggaran (Rp)
6
7
Penjaminan Pangan Asal Hewan Yang Asuh Dan Berdaya Saing 1
2
3
4
5
6
7
8
9
Pencegahan Pemotongan Betina Produktif
441.460.000
-
Sosialisasi Tingkat Provinsi
92.000.000
8.015.000
8,71
8,71
83.985.000
-
Sosialisasi Terhadap Pelaku Usaha (Jagal)
225.760.000
198.810.000
88,06
100
26.950.000
-
Operasional Pencegahan Pemotongan
123.700.000
50.400.000
40,74
100
73.300.000
14.775.000
Penerapan Penjaminan Produk Hewan ASUH di RPH
512.000.000
-
Fasilitasi Pembentukan Asosiasi Jagal RPH di Kota Bima
33.000.000
18.225.000
55,23
100
-
Restrukturisasi Manajemen RPH – R * Kota Bima
29.000.000
26.191.600
90,32
100
2.808.400
* Kota Mataram
96.400.000
35.013.000
36,32
100
61.387.000
* Kabupaten Sumbawa
127.525.000
44.005.000
34,51
100
83.520.000
* Kabupaten Lombok Timur
106.150.000
50.130.000
47,23
100
56.020.000
* Kabupaten Bima
119.925.000
58.436.680
48,73
100
61.488.320
6.450.000
57,33
57,3
4.800.000
Fasilitasi Unit Usaha Dalam Proses Sertifikasi ASUH
42.200.000
-
Pembinaan Unit Usaha Dalam Proses Sertifikasi Halal
-
Fasilitasi Sertifikasi Halal Pada Unit Usaha
5.000.000
-
-
-
5.000.000
-
Fasilitasi Sertifikasi Pra NKV dan NKV
12.750.000
9.050.000
70,98
70,98
3.700.000
-
Fasilitasi Sertifikasi Produk
13.200.000
9.350.000
70,83
70,83
3.850.000
11.250.000
Pengembangan Kapasitas SDM Bidang Kesmavet
59.000.000
-
Peningkatan Kompetensi Juru Sembelih Halal
52.000.000
43.898.000
84,42
100
8.102.000
-
Fasilitasi Sertifikasi Juru Sembelih Halal
7.000.000
-
-
-
7.000.000
Unit Respon Cepat Pengawas Kesmavet
840.950.000
-
Kit Uji Cepat 4 unit
800.000.000
780.000.000
97,5
100
20.000.000
-
Pertemuan
32.000.000
700.000
2,18
2,18
31.300.000
-
Perjalanan Dalam Daerah
8.950.000
8.950.000
100
100
-
Peningkatan Kapasitas SDM Pengawas Kesmavet
76.950.000
-
Bimtek 25 orang
67.650.000
-
-
-
67.650.000
-
Perjalanan Dalam Daerah
9.300.000
4.650.000
50
100
4.650.000
Koordinasi Teknis Pengawasan Kesmavet
105.800.000
-
Penguatan Jejaring Pengawas Kesmavet
50.300.000
-
-
-
50.300.000
-
Pembentukan dan Pelaksanaan Tim Koordinasi Pengawasan
55.500.000
-
-
-
55.500.000
Pemutakhiran Data Pemotongan
65.000.000
-
Pertemuan
45.850.000
41.696.500
90,94
100
4.153.500
-
Hari Pangan Sedunia (HPS) dan HKP
19.150.000
12.150.000
63,45
100
7.000.000
Peningkatan Kesadaran Masyarakat Dalam Pencegahan Zoonosis
180.000.000
-
Pengawasan Zoonosis Hewan Qurban
90.000.000
31.705.900
35,23
50
58.294.100
-
Revitalisasi Pemeriksaan AM PM
90.000.000
40.110.000
44,56
100
48.890.000
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
176
10
Pembinaan Penerapan Kesrawan di Unit Usaha Ternak dan Non Ternak -
Pertemuan
-
Perlengkapan Pembinaan Untuk Trainer dan Petugas Kerja
-
125.000.000 58.245.000
-
-
-
58.245.000
3.055.000
-
-
-
3.055.000 27.000.000
Quesioner, ATK, Brosur dan Bahan Sosialisasi
28.750.000
1.750.000
6,09
100
Perjalanan Biasa
34.950.000
34.950.000
100
100
-
2.448.360.000
1.514.636.680
61,86
81,10
933.723.320
JUMLAH DK
Tabel 54. Jumlah Dana dan Realisasi Pelaksanaan Kegiatan Sumber Dana APBN (TP) Tahun 2015 Pada Bidang Kesehatan Masyarakat Veteriner Sumber Dana / Satker / Alokasi Anggaran Program Kegiatam 2
No 1
Pagu (Rp.) 3
Realisasi Keuangan (Rp.) (%) 4 5
Fisik (%) 6
Sisa Anggaran (Rp) 7
100 100
1.600.000 3.500.000 7.200.000
Fasilitasi Peralatan RPH – R A
Pembangunan dan Peralatan RPH-R 1. 2.
Fasilitasi RPH-R Kota Bima ATK Operasional Tim Teknis Honor Panitia Pemeriksa dan Tim Pokja Perjalanan Koordinasi Monitoring dan Evaluasi Genset ( 1 unit) Fasilitasi Mobil Pengawas Kesmavet Kendaraan Pengangkut Daging Berpendingin ATK Pengadaan Lelang Honor Tim Pokja (ULP) Honor Panitia Penerima Operasional Pengadaan/ Lelang Alat Transpot Daging JUMLAH TP
320.000.000 2.500.000 3.500.000 10.000.000
900.000 36,00 2.800.000 28,00
4.000.000 300.000.000 287.000.000
95,7
- 4.000.000 100 13.000.000
100 100 100 100
100 100 100 100
399.250.000 500.000 1.000.000 750.000 1.000.000
500.000 1.000.000 750.000 1.000.000
-
396.000.000 358.905.000 90,63
100 37.095.000
719.250.000 652.855.000 90,77
100 66.395.000
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
177
C.
PELAKSANAAN DAN CAPAIAN PROGRAM DAN KEGIATAN Dari tabel 1, 2 dan 3 di atas diketahui bahwa seluruh kegiatan umumnya telah dilaksanakan dengan realisasi keuangan sebesar 68% dan fisik 80%. dengan uraian sebagai berikut : 1. Sumber dana APBD terdiri dari 2 Program kegiatan yaitu Peningkatan kualitas produk pangan asal hewan dan Peningkatan sinergitas RPH dan MBC dengan total jumlah anggaran kegiatan sebesar Rp. 735.999.500,- (tujuh ratus tiga puluh lima juta sembilan ratus sembilan puluh sembilan ribu lima ratus rupiah). Realisasi fisik sebesar 80% dan realisasi keuangan sebesar Rp. 500.766.850,- atau sebesar 68% dimana terdapat efisiensi anggaran sebesar Rp. 235.232.650,- atau sebesar 31,9%. Dana tersebut merupakan dana sisa anggaran dari beberapa kegiatan yang sudah dilaksanakan dan adanya himbauan pemerintah untuk tidak melaksanakan kegiatan pertemuan/rapat di hotel. 2. Sumber dana Dekonsentrasi (APBN - DK) dengan anggaran sebesar Rp. 2.448.360.000,- (dua milyar empat ratus empat puluh delapan juta tiga ratus enam puluh ribu rupiah). Realisasi fisik kegiatan sebesar 81,1% dan keuangan sebesar Rp.1.529.950.680,- atau sebesar 62,5%. Terdapat efisiensi anggaran sebesar Rp. 918.409.320,atau sebesar 37,5%. Anggaran yang tidak terealisasi tersebut merupakan sisa dana kegiatan yang telah dilaksanakan. 3. Sumber dana Tugas Pembantuan (APBN-TP) dengan anggaran sebesar Rp. 719.250.000,- (tujuh ratus sembilan belas juta dua ratus lima puluh ribu rupiah). Realisasi fisik kegiatan mencapai 100% sementara realisasi keuangan sebesar Rp. 652.855.000,- atau sebesar 90,8%, terdapat efisiensi anggaran sebesar Rp. 66.395.000,- atau sebesar 9,2%. Dana tersebut merupakan dana sisa anggaran hasil penawaran/tender yang dilaksanakan di Unit Layanan Pengadaan (ULP). Dana - dana tersebut tidak dapat dipergunakan untuk kegiatan lain.
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
178
1.
PERTEMUAN HYGIENIS SANITASI USAHA Salah satu dampak liberalisasi perdagangan memungkinkan terjadinya perubahan pasar daging dunia yang berakibat berubahnya preferensi konsumen. Konsumen daging sapi dunia saat ini dan yang akan datang telah menuntut kualitas bahan makanan yang dikonsumsi
aman
menyebabkan tuntutan
akan
dan
menyehatkan.
Secara
keseluruhan
peningkatan keberagaman,
tuntutan akan atribut gizi yang lengkap tuntutan
dan
peningkatan
kenyamanan
dalam
mengkonsumsi daging sapi dan produknya. Jaminan mutu juga merupakan isu global yang dilakukan oleh negara - negara maju sebagai tuntutan dalam pemasaran hasil - hasil pertanian termasuk hasil
peternakan.
Untuk
mengantisipasi
hal
tersebut
perlu
diberlakukan kesetaraan sistem jaminan mutu dengan menerapkan sistem Hazard Analysis Critical Control Point (HACCP) yaitu suatu manajemen mutu yang khusus diterapkan untuk keamanan pangan sebagai sistem manajemen keamanan pangan. Persyaratan teknis penerapan HACCP adalah penerapan Nomor Kontrol Veteriner (NKV). NKV merupakan registrasi atau sertifikasi kelayakan
usaha
dengan
dasar
penilaian
atas
terpenuhinya
persyaratan tehnis yang meliputi Good Manufacturing Practices (GMP) dan Sanitation Standart Operating Procedures (SSOP). GMP dan SSOP merupakan persyaratan minimum sanitasi dan pengolahan yang diperlukan untuk memastikan diproduksinya pangan yang aman dan sehat, GMP meliputi : 1) personil, 2) bangunan dan fasilitas, 3) perlatan dan mesin, dan 4) pengendalian produksi dan proses. Peningkatan sumber daya manusia khusus untuk petugas RPH Kabupaten/Kota se - NTB secara kontinyu harus dilakukan, hal ini diharapkan agar ada pemahaman terhadap penerapan standar hygiene sanitasi. Di setiap RPH sudah menjadi keharusan dalam LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
179
rangka persyaratan untuk mendapatkan Nomor Kontrol Veterniner (NKV), Sertifikat Halal dan penjaminan pangan ASUH. Pertemuan Hygiene dan Sanitasi bertujuan untuk meningkatkan pemahaman dan pengetahuan kepada para petugas RPH tentang penyediaan daging ASUH dengan membuka dialog kepada petugas petugas Kabupaten/Kota se - NTB dengan tujuan untuk mengatasi masalah - masalah yang ada di lingkungan RPH dalam upaya meningkatkan produk daging ASUH. Sasaran dari kegiatan pertemuan Hygiene dan Sanitasi untuk memotivasi kepada para Petugas di RPH/TPH Kabupaten/Kota se - NTB untuk menerapkan standar hygienis dalam penyediaan pangan untuk konsumen/ masyarakat. Pertemuan tersebut telah dilaksanakan pada tanggal 9 Juni 2015 bertempat di Aula Kantor Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi NTB Jalan Airlangga Nomor 56 Mataram yang dihadiri oleh peserta sebayak 20 orang yang terdiri dari petugas, RPH/TPH dan Jagal di Kabupaten/Kota se NTB. Materi yang disampaikan oleh narasumber pada pertemuan tersebut adalah : 1. Kebijakan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi NTB dalam Penyediaan Produk Pangan Asal Hewan yang ASUH oleh Ir. Hj. Budi Septiani (Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi NTB). 2. Pelayanan Veteriner Yang Prima Dalam Menjamin Kesehatan dan Ketenteraman Batin Masyarakat oleh drh. H. Aminurrahman, M.Si (Kepala Bidang Kesmavet) 3. Penerapan Hygiene Sanitasi Usaha di RPH Bangkong (Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Sumbawa) 4. Penerapan Hygiene Sanitasi Usaha di RPU Jagaraga (Dinas Pertanian, Peternakan dan Perkebunan Kabupaten Lombok Barat) Setelah pemaparan dari para narasumber dan berdasarkan diskusi yang berkembang diperoleh kesimpulan sebagai berikut :
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
180
1. Sebagai upaya untuk melindungi kesehatan dan ketentraman batin masyarakat (konsumen), Pemerintah Provinsi harus menjaga agar outbreak (wabah) yang ada di P. Sumbawa masuk ke P. Lombok yaitu dengan menganalisa resiko dengan cara meninjau kembali ijin rekomendasi pemasukan sapi potong dari Sumbawa. 2. Mengoptimalkan fungsi pengawasan dan identifikasi quota karena banyak
jagal
yang
menyalahgunakan
ijin
rekomendasi
pemasukan sapi dari Sumbawa, oleh karena diperlukan validasi data jumlah populasi dengan ijin pengeluaran untuk menjamin ketersediaan stok dan Pemberian ijin pemasukan harus rasional terhadap quota kemampuan jagal. 3. Bimbingan teknis dan fasilitasi unit usaha pangan asal hewan perlu ditingkatkan secara menyeluruh (teknis budidaya, keswan, kesmavet dan pemasaran 4. Dalam rangka meningkatkan kepercayaan konsumen, registrasi dan sertifikasi veteriner unit usaha PAH sangat dibutuhkan. 5. Perlunya meningkatkan kewaspadaan secara menyeluruh oleh institusi yang berwenang (BPOM) perlu untuk menindak tegas para pelaku usaha yang terbukti menggunakan bahan berbahaya (formalin, borax dll) dalam pengolahan PAH. 6. RPU di Kabupaten Lombok Barat masih belum memenuhi syarat hygiene dan sanitasi walaupun jumlah pemotongan per hari cukup besar. 7. Fasilitasi bangunan dan peralatan sangat dibutuhkan oleh RPU di Kabupaten Lombok Barat dalam rangka memperoleh daging yang ASUH dan sedang mengupayakan dana bantuan melalui dana TP dan DK. 8. Untuk RPH Bangkong, bangunan dan peralatan yang ada sudah cukup baik. Penanganan dalam hal hygiene dan sanitasi juga baik. 9. Persyaratan dalam rangka memperoleh daging yang ASUH telah dilaksanakan baik oleh petugas dan jagal yang ada di RPH tersebut. 10. Perlu tindak lanjut untuk mendapatkan NKV. LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
181
2.
BULAN BAKTI PETERNAKAN Pembangunan subsektor peternakan merupakan bagian dari pembangunan sektor pertanian yang memiliki nilai strategis antara lain dalam memenuhi kebutuhan pangan yang terus meningkat akibat bertambahnya jumlah penduduk, peningkatan rata - rata pendapatan penduduk dan penyediaan lapangan pekerjaan. Untuk itu
diperlukan
kebijakan
sebuah
strategis
serta
langkah
konkrit
dari
pemerintah
dalam
rangka
peningkatan populasi ternak Nusa Tenggara Barat yang berkesinambungan. Peringatan hari lahir dan bulan bakti peternakan dan kesehatan hewan merupakan event yang sangat tepat bagi pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat untuk melaksanakan berbagai macam kegiatan yang dapat mempertahankan kejayaan peternakan di Provinsi
Nusa
Tenggara
Barat.
Penyelenggaraan Peringatan
Bulan
kegiatan Bakti
Peternakan dan Kesehatan Hewan Tingkat Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) adalah merupakan
salah
satu
momen yang penting untuk wahana
mempromosikan
keberhasilan Pemerintah Provinsi NTB di dalam rangka peningkatan populasi dan penyediaan hijauan pakan ternak. Pelaksanaan kegiatan Peringatan Bulan Bakti Peternakan dan Kesehatan Hewan Tingkat Provinsi Nusa Tenggara Barat ditetapkan Bulan September - Oktober 2015 dan Puncak Peringatan dilaksanakan di halaman Kantor Balai Pengolahan dan Pengembangan Pakan Ternak Ruminansia (BP3TR) Banyumulek. Kegiatan ini bekerjasama antara Disnakkeswan Provinsi NTB dengan LIPI Peternakan, Dinas LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
182
Peternakan Lombok
Kabupaten Barat,
Fakultas
Peternakan UNRAM, Fakultas Kedokteran Hewan Universitas NTB,
Fakultas
Peternakan
Universitas NW Mataram dan SKPD terkait. Tema yang diangkat dalam kegiatan ini yaitu “Melalui Bulan Bakti Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi NTB September -Oktober 2015, Kita Tingkatkan Produktifitas, Efisiensi dan Daya Saing Produk Unggulan Daerah Menuju Kedaulatan dan Kemandirian Pangan". Oleh karena itu diperlukan peran aktif dari seluruh stake holder dan seluruh komponen peternakan untuk bersama sama melakukan revitalisasi peternakan dalam upaya peningkatan populasi ternak nasional untuk mengurangi ketergantungan impor produk - produk pangan asal hewani khususnya daging. Tujuan adalah menumbuhkan dan meningkatkan kesadaran seluruh masyarakat yang berusaha di bidang peternakan dan kesehatan hewan, meningkatkan populasi dan produktivitas ternak untuk
mewujudkan
kesejahteraan
peternak,
menggerakkan
kesadaran bersama untuk memenuhi konsumsi dan penganeka ragaman pangan asal hewan dan sosialisasi untuk menggerakkan kesadaran bersama pentingnya Pangan Asal Hewan yang ASUH. Sasaran diselenggarakan Peringatan Bulan Bakti Peternakan dan Kesehatan Hewan Tingkat Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) Tahun 2015 adalah seluruh komponen masyarakat yang terlibat dalam pembangunan ketahanan pangan di Provinsi Nusa Tenggara Barat; Pemerintah, Swasta, Lembaga Sosial, Akademisi dan masyarakat di Tingkat Provinsi maupun Kabupaten/Kota. Adapun keluaran yang diharapkan dengan terselenggaranya kegiatan Bulan Bakti Peternakan dan Kesehatan Hewan Tingkat Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) Tahun 2015 yaitu tersebar luasnya informasi tentang adanya Kawasan Agro Eduwisata pada LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
183
lokasi Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan di Banyumulek, tersebar luasnya tentang informasi produk - produk peternakan, potensi dan peluang investasi peternakan yang ada di NTB. Kegiatan Bulan
Bakti
Hari
Lahir
dan
Peternakan
dan
Kesehatan Hewan Tahun 2015 berlangsung dari Bulan September – Oktober 2015 dan puncak peringatan tanggal 3 Oktober 2015 yang dilaksanakan di halaman Kantor Balai Pengolahan dan Pengembangan Pakan Ternak Ruminansia (BP3TR) Banyumulek Kecamatan Kediri Kabupaten Lombok Barat dengan hasil sebagai sebagai berikut : 1. Acara puncak kegiatan Bulan Bakti Peternakan dan Kesehatan
Hewan Tingkat Provinsi NTB Tahun 2015 dilaksanakan di halaman Kantor BP3TR Banyumulek Kabupaten Lombok Barat pada hari Sabtu 3 Oktober 2015. Acara ini dihadiri oleh Bapak Wakil Gubernur Nusa Tenggara Barat beserta jajaran dan undangan lainnya. 2. Bakti
Sosial / pengabdian masyarakat merupakan kegiatan
kepedulian sosial dari seluruh komponen peternakan terhadap masyarakat. Kegiatan dilaksanakan oleh Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi NTB adalah berupa : -
Pelayanan kesehatan hewan gratis kepada masyarakat yang dilaksanakan bersama dengan Dinas Kelautan, Perikanan, Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Lombok Utara hari Kamis tanggal 1 Oktober 2015 dengan memberikan Vitamin (Injectamin), obat cacing dan Biosan terhadap 158 ekor sapi (48 ekor jantan dan 110 ekor betina). Dilaksanakan di 3 lokasi yaitu Kampung Senumpeng (23 ekor jantan, 43 ekor betina), Kampung Amor Amor (19 ekor jantan dan 40 ekor betina) dan tempat pemeliharaan sapi Brangus (6 ekor jantan dan 27 ekor betina), Dusun Amor - Amor, Desa Gumantap Kecamatan Kayangan.
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
184
-
Pemberian/makan bakso dan telur kepada murid Sekolah Dasar sejumlah 500 orang. Kegiatan ini dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 3 Oktober 2015 setelah selesai acara puncak dan sekaligus merupakan kegiatan Kampanye Makan Daging yang Aman, Sehat, Utuh dan Halal (ASUH) untuk murid - murid Sekolah Dasar.
3. Pelatihan
Kelembagaan
dan
Penguatan
SDM
Pelaksana
Technopark sebanyak 6 klaster yang dilaksanakan dari tanggal 28 September s/d 3 Oktober 2015 dengan jumlah peserta 400 orang dengan materi sebagai berikut : - Pengolahan Pakan dan Aplikasinya untuk Penggemukan Sapi Potong - Pembibitan Sapi Bali dan Produksi Sperma Sexing - Pertanian Organik Terintegrasi - Pengolahan Pasca Panen Olahan Daging Sapi Bali - Pengolahan Hasil Samping Peternakan Menjadi Biogas - Sosial Ekonomi Masyarakat dan Marketing Produk Technopark 4. Pameran, merupakan ajang untuk menampilkan hasil/ produk
peternakan dan media penyampaian informasi pembangunan peternakan. Dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 3 Oktober 2015. Jenis yang dipamerkan adalah produk - produk hasil olahan peternakan, hasil produk BP3TR dan kegiatan LIPI. 5. Peletakan Batu Pertama pembangunan kawasan Agroeduwsata
oleh Bapak Wakil Gubernur Nusa Tenggara Barat yang telah dilaksanakan pada tanggal 3 Oktober 2015. 6. Masyarakat di Wilayah Banyumulek sangat antusias dan menaruh
perhatian
cukup
besar
terhadap
seluruh
kegiatan
yang
dilaksanakan dan juga terhadap produk - produk dan visualisasi hasil
pembangunan
rangkaian
acara
peternakan
peringatan
yang
Bulan
dipamerkan
Bakti
Peternakan
dalam dan
Kesehatan Hewan Tingkat Provinsi NTB Tahun 2015.
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
185
7. Diharapkan di masa yang akan datang, Dinas Peternakan dan
Kesehatan Hewan Provinsi Nusa Tenggara Barat akan dapat lebih meningkatkan dan mengoptimalkan kegiatan yang dilaksanakan dalam rangka peringatan Bulan Bakti Peternakan dan Kesehatan Hewan dengan melibatkan petani peternak, pelaku usaha bahan asal hewan (daging, susu, telur) dan hasil pengolahan produkproduk peternakan lainnya.
3. KEGIATAN HARI PANGAN SEDUNIA (HPS) PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT Penyelenggaraan Pangan
Sedunia
Hari
(HPS)
XXXV
Tingkat Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) Tahun 2015 telah dilaksanakan
di
Kabupaten
Lombok Tengah pada Tanggal 29 – 31 Oktober 2015. Hari Pangan Sedunia
merupakan
momen
yang
penting
untuk
wahana
mempromosikan keberhasilan Pemerintah Provinsi NTB di dalam penyediaan pangan yang cukup dan bergizi, khususnya produk pangan lokal Provinsi NTB. Menyadari arti pentingnya pembangunan pertanian dalam arti luas, maka Pemerintah Republik Indonesia telah mencanangkan program yang dikenal dengan Revitalisasi Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (RPPK). Pencanangan ini untuk melihat kembali peran sektor pertanian sebagai
sektor
andalan
dalam
pembangunan
ekonomi
serta
menekankan kembali arti pentingnya sektor pertanian dalam rangka ketahanan pangan, mengurangi kemiskinan dan penggangguran serta meningkatkan daya saing ekonomi secara nasional.
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
186
Untuk menindaklanjuti program tersebut di atas dan dengan melihat potensi yang ada, Pemerintah Provinsi NTB menetapkan pengembangan 3 (tiga) komoditi unggulan antara lain, yaitu : Sapi, Jagung, dan Rumput Laut yang disingkat PIJAR. Ke - 3 komoditi tersebut telah menjadi komoditi unggulan Provinsi Nusa Tenggara Barat yang memiliki kemampuan daya saing/berkompetisi di pasar nasional. Sehubungan tersebut,
dengan
untuk
hal lebih
memperkenalkan produk pangan dan
pasca
pertanian NTB,
panen
maupun
maka
perlu
produksi peternakan dilakukan
kegiatan promosi produk pangan baik di dalam dan ke luar daerah. Dan dalam rangka Hari Pangan Sedunia (HPS) XXXV Tingkat Provinsi NTB Tahun 2015 ini diharapkan dapat lebih menarik perhatian konsumen dan menumbuhkan minat investor, pelaku usaha agribisnis dan semakin luasnya pangsa pasar serta berdampak positif terhadap perkembangan iklim usaha, daya saing harga dan kapasitas produksi pertanian maupun peternakan di Nusa Tenggara Barat. Kerjasama dan sinergitas diantara berbagai stakeholder sangat diperlukan dalam peningkatan pangan yang bergizi dan berkelanjutan, untuk memenuhi pangan secara provinsi yang pada akhirnya juga dapat berkontribusi terhadap pemenuhan pangan nasional. Komoditi peternakan yang menjadi unggulan Provinsi Nusa Tenggara Barat yang memiliki kemampuan daya saing/berkompetisi di pasar nasional adalah sapi dan kerbau serta beberapa produk bahan asal hewan seperti dendeng, abon, kerupuk paru, telur asin, kerupuk ceker dan kerupuk kulit cukup digemari konsumen.
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
187
Tujuan Umum : Menggerakkan dan mendorong usaha penyelenggaraan pangan yang berkelanjutan dengan memaksimalkan peran masing - masing pemangku kepentingan dalam rangka mewujudkan Kedaulatan Pangan Nasional di samping sebagai sarana promosi dan interaksi bisnis yang efektif bagi pengembangan produk - produk pangan dan teknologi pangan unggulan Indonesia beserta segenap sektor pendukung terkait lainnya. Tujuan Khusus : 1. Meningkatkan pemahaman dan kepedulian masyarakat dan para stakeholder terhadap pentingnya penyediaan pangan yang cukup dan bergizi baik bagi masyarakat NTB maupun Indonesia. 2. Memperkuat kerjasama dan membangun koordinasi fungsional yang efektif dengan melibatkan seluruh komponen pemerintahan dan masyarakat dalam rangka mempertahankan Ketahanan Pangan Provinsi NTB dan Nasional 3. Menstimulasi dan memotivasi para stakeholder untuk berpartisipasi aktif dalam pembangunan ketahanan pangan dan penyebaran teknologi yang efektif dan efisien untuk peningkatan produksi pangan 4. Penyebaran informasi kepada masyarakat tentang pentingnya optimalisasi sumber daya lokal untuk kemandirian pangan. 5. Sebagai ajang promosi dan edukasi dalam rangka kemandirian pangan. Sasaran diselenggarakan Peringatan Hari Pangan Sedunia (HPS) XXXV Tingkat Provinsi NTB Tahun 2015 antara lain adalah seluruh komponen masyarakat yang terlibat dalam pembangunan ketahanan pangan di Provinsi Nusa Tenggara Barat, Pemerintah, Swasta, Lembaga
Sosial,
dan
masyarakat
di
tingkat
provinsi
maupun
Kabupaten/Kota. Waktu dan tempat pelaksanaan kegiatan Hari Pangan Sedunia (HPS) XXXV Tingkat Provinsi NTB Tahun 2015 berlangsung selama 3 hari yaitu tanggal 29 - 31 Oktober 2015 di lapangan Muhajirin Praya Kabupaten Lombok Tengah.
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
188
Selaras dengan tema nasional, maka tema Peringatan Hari Pangan Sedunia (HPS) XXXV Tingkat Provinsi NTB Tahun 2015 ditetapkan sama dengan Nasional yakni “Pemberdayaan Petani Sebagai Penggerak Ekonomi Menuju Kedaulatan Pangan“. Hasil yang dicapai pada kegiatan Hari Pangan Sedunia (HPS) ke XXXV Tingkat Provinsi NTB Tahun 2015 di Kabupaten Lombok Tengah adalah sebagai sebagai berikut : 1.
Acara puncak kegiatan Hari Pangan Sedunia (HPS) ke XXXV Tingkat Provinsi NTB Tahun 2015 bertempat di Lapangan Muhajirin Praya Kabupaten Lombok Tengah yang dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 29 Oktober 2015, dihadiri oleh Bapak Wakil Gubernur Nusa Tenggara Barat beserta jajarannya beserta undangan lainnya.
2.
Bakti
sosial/pengabdian
masyarakat
merupakan
kegiatan
kepedulian sosial dari seluruh komponen pertanian terhadap masyarakat. Adapun kegiatan yang dilaksanakan oleh Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan provinsi NTB adalah berupa : a. Pelayanan kesehatan hewan gratis kepada masyarakat yang dilaksanakan pada tanggal 27 Oktober 2015 dengan jumlah pelayanan 422 ekor sapi dan 16 ekor kambing di beberapa desa antara lain : - Desa Bunut Baok (Dusun Gelogor Mapong, Gerepek, Paok Tawah, Sekunyit) sebanyak 170 ekor sapi. - Desa Leneng (Dusun Bare Bokong) sebanyak 74 ekor sapi. - Desa Montong Terep (Dusun Karang Timbang Karang Siluman, Are Jongkor, Bukbuk) sebanyak 127 ekor sapi - Desa Gonjak (Dusun Karang Bejelo) sebanyak 10 ekor sapi - Desa Jago (Dusun Aikja) sebanyak 5 ekor sapi - Desa Mertak Tombok (Dusun Mertak Umbak dan Tombok) sebanyak 31 ekor sapi. - Desa Gerunung (Dusun Lendang Gendis) sebanyak 5 ekor sapi - Desa Semayan sebanyak 16 ekor kambing.
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
189
b. Makan bakso dan telur rebus kepada
murid Sekolah Dasar
sekitar
lokasi
peringatan
pelaksanaan
HPS
sekaligus
merupakan kegiatan kampanye produk
pangan
ASUH
(Aman,Sehat,Utuh dan Halal) untuk 500 siswa. Kegiatan ini telah dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 29 Oktober 2015 bersamaan dengan acara puncak. c. Pembagian telur rebus sebanyak 400 butir kepada siswa/siswi dan masyarakat yang mengunjungi lokasi pameran yang dilaksanakan pada hari Jum’at, 30 Oktober 2015. 3.
Pameran
dan
menampilkan
Lomba
Cipta
hasil/produk
Menu
merupakan
ajang
untuk
pertanian
(unggulan)
dan
media
penyampaian informasi pembangunan pertanian. Dilaksanakan selama 3 hari yaitu pada tanggal 29-31Oktober 2015. Pameran tersebut diikuti oleh dinas peternakan tingkat provinsi dan kabupaten/kota se - NTB sedangkan Lomba Cipta Menu diikuti oleh Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan dari kabupaten/kota se - NTB dengan lomba Memasak Bahan Pangan lokal Hasil Pertanian, Peternakan dan Kelautan/Perikanan. 4.
Terjalinnya
tukar
menukar
informasi
dan
pengalaman
pengembangan bidang pertanian antara masyarakat sekitar dengan aparat dari berbagai SKPD yang mengikuti acara. 5.
Dalam rangkaian acara peringatan Hari Pangan Sedunia (HPS) ke XXXV Tingkat Provinsi NTB Tahun 2015, Dinas Peternakan dan kesehatan Hewan Provinsi NTB di masa mendatang berupaya untuk lebih melibatkan pelaku usaha bahan asal hewan (daging, susu, telur) dan pengolahan produk-produk peternakan lainnya (kerupuk, abon dll).
6.
Masyarakat di Wilayah Kabupaten Lombok Tengah menaruh perhatian yang cukup besar terhadap seluruh kegiatan yang dilaksanakan dan juga terhadap produk - produk dan visualisasi hasil pembangunan peternakan yang dipamerkan.
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
190
4. KAMPANYE MAKAN DAGING SAPI DAN TELUR PADA SEKOLAH DASAR Seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk yang diikuti dengan kenaikan pertumbuhan ekonomi,
maka
diperkirakan
kebutuhan konsumsi akan protein hewani,
khususnya
yang
bersumber dari daging sapi juga akan meningkat. Khusus permintaan daging sapi setiap tahun meningkat, sejalan dengan peningkatan populasi penduduk dan perbaikan pendapatan yang akan juga mempengaruhi elastisitas permintaan daging sapi. Tujuan kegiatan ini adalah menggerakkan kesadaran bersama untuk memenuhi konsumsi dan penganekaragaman pangan asal hewan dan sosialisasi sejak dini Pangan Asal Hewan yang ASUH kepada siswa - siswa SD/MI/SMP/Mts/SMA/MA. Dalam rangka Kampanye makan daging sapi (Bakso) dan Telur untuk anak sekolah dasar dan sekaligus menjadi kegiatan pemberian makanan tambahan anak sekolah (PMT - AS), Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi NTB telah melakukan kegiatan tersebut yang bersumber dari dana APBD. Kegiatan ini dilaksanakan selain untuk murid sekolah dasar juga untuk murid - murid pondok pesantren dan panti asuhan, dilaksanakan juga bersamaan dengan kegiatan hari bersejarah dan kegiatan lain misalnya pada saat Safari Ramadhan dan lain - lain. Kegiatan Kampanye Makan Daging Sapi tahun 2015 yang telah dilaksanakan antara lain : 1. Dilaksanakan tanggal 25 - 30 Juni 2015. Pelaksanaannya bersamaan dengan adanya kegiatan Safari Ramadhan Gubernur/Wakil Gubernur di beberapa lokasi se - Pulau Lombok yaitu : a. Pemberian bakso di Kota Mataram pada tanggal 25 Juni 2015 dilaksanakan di Madrasah Ibtida’iyah Dasan Agung Mataram, Yayasan Al Iman Pesantren Hidayatullah dan Panti Asuhan Al Hidayah Baturinggit LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
191
b. Pemberian bakso di Kabupaten Lombok Barat pada tanggal 26 Juni 2015 dilaksanakan di Ponpes. Nurul Hakim Kediri, Ponpes. Islahuddin dan Yayasan Selaparang. c. Pemberian bakso di Kabupaten Lombok Utara pada tanggal 27 Juni 2015 dilaksanakan di Ponpes. Al Istiqomah Kapu Jenggala Tanjung, Yayasan Al Ishlahul Ittihad Sigar Penjalin Tanjung dan Yayasan Pendidikan Al Jariyah NW Sanbaro Bentek Gangga. d. Pemberian bakso di Kabupaten Lombok Tengah pada tanggal 29 Juni 2015 dilaksanakan di Yayasan Asuhan Keluarga Ingin Makmur Tenganan Gonjak, Ponpes. Nurul Haq Karang Bejelo Kel. Gonjak dan Ponpes Nurul Amini Desa Aikmual. e. Pemberian bakso di Kabupaten Lombok Timur pada tanggal 30 Juni 2015 dilaksanakan di Panti Asuhan Ar - Rahman Lingkungan
Jorong
Kelurahan
Kelayu
Jorong,
Ponpes.
Perguruan Nahdlatul Wathan dan Panti Asuhan Muhammadiyah Selong Kelurahan Sandubaya Kecamatan Selong. 2. Pemberian makan bakso kepada 500 murid Sekolah Dasar (SDN Nomor 1 Lelede dan Madrasah Lelede) juga telah dilaksanakan pada tanggal 3 Oktober 2015 di UPT Banyumulek tepatnya di halaman kantor BP3TR dalam rangka Bulan Bakti Peternakan dan Kesehatan Hewan 2015. Kegiatan ini dihadiri oleh Bapak Wakil Gubernur NTB. 3. Pemberian makan bakso kepada 500 murid Sekolah Dasar (SDN Praya) telah dilaksanakan pada tanggal 29 Oktober 2015 di Lapangan Umum Kota Praya dalam rangka Peringatan Hari Pangan Sedunia (HPS) Provinsi NTB Tahun 2015.
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
192
5. PERJALANAN DINAS DALAM DAN LUAR DAERAH, PENGAWASAN HEWAN QURBAN, SOSIALISASI DAGING ASUH, PENGENDALIAN PEMOTONGAN
BETINA
PRODUKTIF
DAN
PENGAWASAN
PEMOTONGAN HEWAN QURBAN Merupakan kegiatan yang sifatnya koordinasi dan konsultasi terhadap pelaksanaan kegiatan di pusat atau dengan daerah lainnya. Hal ini dimaksudkan untuk mengoptimalkan pelaksanaan kegiatan di lapangan dalam upaya meningkatkan dan menjamin keamanan produk pangan asal hewan yang ASUH. Di samping itu dalam upaya mengefektifkan sumberdaya yang potensial terutama penyediaan sarana prasarana pendukung kegiatan. Perjalanan dalam daerah dilaksanakan dalam rangka koordinasi dengan pelaksana kesmavet di Kabupaten/Kota se - Nusa Tenggara Barat, pengawasan kualitas produk pangan, pengendalian pemotongan betina penyakit
produktif, zoonosis
pembinaan pengendalian dan penanggulangan dan
kesrawan.
Hal
tersebut
dimaksudkan
meningkatkan pengetahuan, pemahaman dan kesadaran petugas RPH dan jagal menangani penanganan hasil peternakan mulai dari pra produksi, proses produksi dan pasca produksi untuk menjamin produk pangan asal hewan yang Aman, Sehat, Utuh dan Halal (ASUH). Penyediaan Pangan Asal Hewan (daging, telur dan susu) yang ASUH dan berdaya saing masih terbatas karena terbatasnya mata rantai produksi PAH yang sudah memenuhi persyaratan higine sanitasi dan masih rendahnya kesadaran dan komitmen pelaku usaha dalam menghasilkan PAH ASUH, rendahnya kesadaran konsumen untuk memperoleh PAH ASUH.
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
193
Untuk hal tersebut Direktorat Jenderal
Kesmavet
dan
Pasca
Panen yang bekerja sama dengan Televisi Republik Indonesia (TVRI) melaksanakan
kegiatan
Awareness
NTB,
di
Public
merupakan
siaran langsung TVRI dan sudah dilaksanakan sejak Tahun 2012 di beberapa lokasi antara lain pada tahun 2012 dilaksanakan di halaman kantor TVRI Mataram pada tahun 2013 di RPH Banyumulek dan pada tahun 2014 di TVRI Mataram. Untuk Tahun 2015 ini pelaksanaannya di halaman kantor Dinas Peternakan Kabupaten Lombok Barat pada Tanggal 24 April 2015. Sebagai narasumber kegiatan ini adalah Direktur Kesmavet dan Pasca Panen, Dosen Institut Pertanian Bogor, Plt. Bupati Lombok Barat dan Kepala Dinas Peternakan Kabupaten Lombok Barat. Dalam rangka memenuhi kebutuhan daging sapi di Jakarta, RPH Asakota Kota Bima bekerjasama dengan PT. Rajawali melaksanakan launching pengiriman daging sapi beku ke Jakarta pada tanggal 12 Maret 2015. Kegiatan ini dihadiri oleh Direktur Jenderal Peternakan Kementerian Pertanian Republik Indonesia. Direktur
Kesmavet
dan
Pascapanen bersama Asisten Deputi Kelautan, perikanan dan Peternakan Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan
Sumber
Kementerian
Daya
Koordinator
Hayati Bidang
Perekonomian RI melaksanakan Rapat koordinasi Monev Ketersediaan dan Pasokan Sapi di Provinsi NTB, dilaksanakan di Aula Kantor Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi NTB Jalan Airlangga Nomor 56 Mataram pada tanggal 6 Mei 2015 dengan tujuan untuk melakukan verifikasi pasokan sapi siap potong dan siap jual di daerah sentra produsen untuk HBKN dengan pelaksananya terdiri dari :
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
194
1. Asisten Deputi Kelautan, Perikanan dan Peternakan, Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan Sumber Daya Hayati, Kementerian Koordinator Perekonomian 2. Sekretaris Ditjen. Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian RI 3. Direktur Budidaya Ternak, Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian 4. Direktur Jenderal Kesmavet dan Pasca Panen, Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian RI 5. Direktorat Bahan Pokok dan Barang Strategis, Direktorat Jenderal PDN, Kementerian Perdagangan dan Perindustrian RI. Berdasarkan Surat dari Kementerian Pertanian RI, Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Nomor : 04115/PD.660/F/09/2014 tanggal 4 September 2014, perihal Peningkatan Kewaspadaan Zoonosis terhadap Hewan/Ternak dalam Rangka Idul Adha 1434 H. Guna mengamankan masyarakat dari kemungkinan resiko penularan zoonosis, diperlukan optimalisasi pembinaan dan pengawasan teknis Kesehatan Masyarakat Veteriner terutama pada daerah endemis yang dimulai sejak pemberangkatan ternak dari daerah asal, pengangkutan, penampungan hewan, saat penyembelihan hewan Qurban hingga distribusi daging Qurban kepada masyarakat. Dari aspek Kesehatan Hewan harus ada upaya pengamanan ternak terhadap penyakit Anthrax di Kabupaten/Kota endemis dengan cara meningkatkan kewaspadaan dini terhadap kemungkinan munculnya kasus ulang anthrax dan pengawasan jadwal vaksinasi Anthrax oleh pengawas teknis Qurban karena ternak yang divaksinasi Anthrax tidak boleh dipotong dalam jangka waktu 2 bulan setelah vaksinasi. Pengawasan tempat - tempat penjualan hewan - hewan qurban sesuai persyaratan teknis, kesejahteraan hewan, hygiene sanitasi dan pengawasan lalu lintas hewan, serta upaya - upaya lain dalam pencegahan penyakit zoonosis guna mengamankan masyarakat dari kemungkinan resiko penularan penyakit.
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
195
Dari aspek Kesehatan Masyarakat Veteriner yang harus diperhatikan adalah: 1. Dalam rangka pengawasan pemotongan hewan pada Hari Raya Idul Adha diperlukan peningkatan kewaspadaan dini secara intensif terhadap kemungkinan munculnya penyakit Anthrax khususnya di daerah endemis seperti NTB apalagi secara klimatologi bertepatan dengan masuknya musim penghujan sehingga berpotensi terhadap munculnya wabah penyakit Anthrax. 2. Menginventarisir tempat - tempat yang akan digunakan untuk lokasi pemotongan hewan dan mensosialisasikan persyaratan teknis / tata cara pemotongan hewan dan penanganan daging yang higienis sehingga daging qurban yang dibagikan ke masyarakat memenuhi persyaratan Aman,Sehat, Utuh dan Halal (ASUH). 3. Memperketat pemeriksaan dokumen kesehatan dan pemeriksaan hewan qurban di tempat - tempat penjualan dan penampungan hewan qurban serta pemeriksaan ante-mortem dan post-mortem di tempat pemotongan hewan. Kegiatan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi NTB sebagai berikut : 1. Melakukan sosialisasi dan bimbingan teknis kepada petugas Kabupaten / Kota dan panitia pelaksana Qurban. 2. Melakukan pengawasan dan pemeriksaan pada tempat - tempat penampungan/penjualan/pemasaran hewan Qurban. 3. Melakukan pemeriksaan kesehatan hewan Qurban dan atau pemeriksaan
teknis
Ante-mortem
dan
Post-mortem
saat
pelaksanaan pemotongan hewan Qurban.
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
196
Tabel 55 . Pemotongan Ternak Sapi Dan Kerbau di Provinsi NTB Tahun 2015 JUMLAH PEMOTONGAN NO
NAMA KAB/ KOTA
SAPI JTN EK
1
MATARAM
2
KERBAU
BTN EK
JLH EK
JTN EK
BTN EK
BETINA PRODUKTIF DIPOTONG
JUMLAH SAPI DAN KERBAU (EKOR)
JLH EK
SAPI EKOR
% BETINA PRODUKTIF TERHADAP
KERBAU EKOR
JUMLAH EKOR
Yang Btn Yang Dipotong Dipotong % %
166
-
166
-
-
-
166
-
-
-
-
-
KOTA MATARAM
9.397
38
9.436
12
-
12
9.448
11
-
11
0.11
28.13
3
LOMBOK BARAT
5.735
10
5.744
695
1
696
6.440
-
-
4
LOMBOK UTARA
3.317
88
3.404
4
-
4
3.408
-
-
-
-
-
5
LOMBOK TENGAH
10.272
98
10.370
1.192
-
1.192
11.562
12
-
12
0,10
12,20
6
LOMBOK TIMUR
10.870
53
10.922
638
-
638
11.561
-
-
-
-
-
P. Lombok
39.756
287
40.043
2.540
1
2.542
42.584
23
-
23
0,05
7,92
7
SUMBAWA
3.833
2.628
6.461
613 2.311
2.924
9.385
323
266
589
6.28
11.93
8
SUMBAWA BARAT
2.701
2.558
5.260
299
848
1.147
6.407
46
16
61
0.96
1.80
9
DOMPU
1.648
302
1.950
386
146
532
2.482
97
50
148
5.95
32.92
10
KOTA BIMA
1.696
101
1.796
1
-
1
1.798
-
-
-
-
-
11
KABUPATEN BIMA
4.204
338
4.542
350
92
443
4.985
68
25
94
1.88
21.73
P. Sumbawa
14.081
5.928
20.009
1.650 3.398
5.048
25.057
534
358
892
3.56
9.56
JUMLAH NTB
53.837
6.215 60.052 4.190 3.399 7.590
67.641
557
358
914
1.35
9.51
-
Tabel 56. Pemotongan Ternak Lain – Lain di Provinsi NTB Tahun 2015 JENIS TERNAK YANG DIPOTONG NO
KABUPATEN/ KOTA
KUDA JTN Ek
BTN Ek
KAMBING JLH Ek
JTN Ek
BTN Ek
DOMBA JLH Ek
JTN Ek
BTN Ek
BABI JLH Ek
JTN Ek
BTN Ek
UNGGAS JLH Ek
JTN Ek
BTN Ek
2.177
19.150
JLH Ek
1
Mataram
-
-
-
-
-
-
-
-
-
1.266
991
2
Lombok Barat
-
-
-
466
-
466
-
-
-
-
-
135.200
3
Lombok Utara
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
4
Lombok Tengah
24
-
24
1.601
282
1.883
-
-
-
-
-
-
-
-
5
Lombok Timur
223
-
223
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Lombok
247
-
247
2.067
282
2.349
-
-
-
1.266
911
2.177 154.350
6
Sumbawa
291
32
323
190
-
190
-
-
-
-
-
-
-
-
7
Sumbawa Barat
-
-
-
976
107
1.083
-
-
-
-
-
420
6.880
7.300
8
Dompu
36
10
46
111
35
146
-
-
-
-
-
-
-
-
9
Kota Bima
-
-
-
1.295
-
1.295
-
-
-
-
-
-
-
-
10
Kabupaten Bima
469
3
472
2
-
2
-
-
-
-
-
-
-
-
Sumbawa
796
45
841
2.574
142
2.716
-
-
-
-
-
420
6.880
7.300
45 1.088 4.641
424
5.065
-
-
- 1.266
Jumlah NTB
1.043
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
8.990
28.140
30.980 166.180
39.970 194.320
911 2.177 154.770 46.850 201.620
197
Tabel 57. Pengeluaran Bahan Asal Hewan dari Provinsi NTB ke Provinsi Lain Tahun 2015 No
Nama Perusahaan
Jenis Produk PAH
1.
Sami’an
Kulit Kambing ( lembar )
2.
UD. Hadi Karya Utama
- Otak (Kg)
3.
PT. Berdikari
Daging Sapi Beku (Kg)
4.
PT. Dharma Raya
- Paru-paru (Kg)
Hutama Jaya
Daerah Tujuan Jawa Timur
Lombok
Jakarta
Kota Bima
Jawa Barat
300
KSB
Jakarta
- Hati (Kg)
400
“
“
- Kikil (Kg)
700
“
“
- Usus (Kg)
500
“
“
1.100
“
“
300
“
“
- Jantung (Kg) - Limpa (Kg) - Daging sapi beku (Kg) - Kulit Sapi (Kg) - Kepala (Kg) Putu Arga Sujarwadi
4.300
Daerah Pengirim Lombok Tengah
400
- Babat (Kg)
5.
Jumlah
87.500
300
“
“
72.500
“
“
2.500
“
“
500
- Kulit Kerbau (Lembar) - Tanduk Kerbau (Pasang)
“
“
1
Mataram
Jakarta
20
“
“
Tabel 58. Pemasukan Produk Pangan Asal Hewan Tahun 2015 No
Nama Perusahaan
Jenis Produk PAH
1.
CV. Dwi Jaya
Daging Ayam Frozen (Kg)
2.
CV. Peternakan Ariasa
Telur Ayam Ras(butir)
3.
PT. Sukanda Jaya
Jumlah 168.000 21.000.000
4.
Daging Sapi Beku(Kg) Daging Kambing (Kg) Daging Sapi Olahan (Kg) Daging Ayam Olahan(Kg) Butter Cheese (Kg) Susu/Milk (Kg) PT. Prima Food INT Daging Ayam Olahan(Kg)
16.000 3.500 12.000 8.000 40.000 80.000 83.500
5.
PO.Star Jaya
Telur Ayam Ras(butir)
7.710.000
6.
CV. Batu Beranteng
Telur Ayam Ras(butir)
3.400.000
7.
PT.So Good Food
Daging Ayam Olahan(Kg)
44.000
Alamat Asal Jl.Bajataki IV No.4 Denpasar –Bali Jl.Raya Kayu Ambua Ds.Tiga Susut BangliBali Jakarta Jakarta Jakarta Jakarta Jakarta Jakarta Jl. Gatot Subroto No.330 X Denpasar Bali Jl. Pelabuhan No.47 Banjar Dinas Segara Padang Bai Karang Asem – Bali Kabupaten Bangli – Bali Jl. Raya serang Km.20,2 desa Cibadak Kec. Cikupa Tangerang Banten
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
Alamat Penerima KFC Mataram Jl.Hoscokroaminoto No.38 Mataram Jl.Bung Karno No.33 Pagesangan- Mataram Sda Sda Sda Sda Jl. TGH.Ibrahim Halidi No.168 Kediri Lobar Jl.Baladewa Kompleks Pertokoan Karang Blumbang - Cakranegara Jl. Dende Siti Fatimah Sesela Gunung sari Lombok Barat Jl.Prabu Rangkasari No.5 Dasan Cermen Mataram
198
8.
PT. Soejasch Bali
Daging Sapi Olahan(Kg) Daging Ayam Olahan (Kg) Daging Babi Olahan (Kg)
2.300 2.100 1.800
Jl. Gunung Patas 1 Padang Sambian Klod Denpasar - Bali
Kabupaten Lombok Utara
9.
PT. Agro Boga Utama
Daging Sapi Beku (Kg) Daging Kambing (Kg) Daging Bebek Beku (Kg) Keju (Kg) Sosis (Kg) Keju (Kg) Susu (Kg)
2.500 2.000 1.000 3.000 1.000 12.000 2.400
Jl. Kavling DPR 181 RT.003/004 Depok Jawa Barat
Jl. Hasanudin Geria Mendara RT.003/113 Cakranegara
10. PT.Wahana Boga Nusantara
Jl. ByPass Ngurah Rai Kabupaten Lombok No.18 Jimbaran Kuta Barat Selatan Badung- Bali
Tabel 59. Jumlah Surat Rekomendasi Izin Pengeluaran/Pemasukan Per Bulan Yang Dikeluarkan oleh Dinas Peternakan Kesehatan Hewan Provinsi NTB Tahun 2015
No
Bulan
Pengeluaran Jenis Komoditi
Pemasukan Jumlah
Jenis Komoditi
Jumlah
1.
Januari
Kulit Kambing
1
Daging Ayam Beku Telur ayam ras Daging sapi,Kambing,olahan sapi,olahan ayam, butter/chese/keju
1 3 2
2.
Februari
Otak Sapi
1
Daging Ayam Beku Telur ayam ras Daging sapi,Kambing,olahan sapi,olahan ayam, butter/chese/keju
1 2 2
3.
Maret
Daging sapi Beku Kulit Kambing
1 1
Daging Ayam Beku Telur ayam ras Daging sapi,Kambing,olahan sapi,olahan ayam, butter/chese/keju
1 3 2
4.
April
Kulit kambing
1
Daging Ayam Beku Telur ayam ras Daging sapi,Kambing,olahan sapi,olahan ayam, butter/chese/keju
1 1 1
5.
Mei
Daging sapi dan Otak sapi
2
Daging Ayam Beku Telur ayam ras Daging sapi,Kambing,olahan sapi,olahan ayam, butter/chese/keju
1 1 1
6.
Juni
Daging Sapi dan Jeroan Sapi Otak dan Kikil
1 1
Daging Ayam Beku Telur ayam ras Daging olahan ayam
2 1 1
7.
Juli
Kulit dan Tanduk Kerbau
1
Daging Ayam Beku Telur ayam ras Olahan ayam
1 1 1
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
199
8.
Agustus
Daging sapi beku dan Jeroan Kulit Kambing
1 1
Daging Ayam Beku Telur Ayam Ras Olahan ayam
1 2 1
9.
September
Daging Sapi Beku Kulit Kambing
1 1
Daging Ayam Beku Telur Ayam Ras Daging sapi,Kambing,olahan sapi,olahan ayam, butter/chese/keju
2 1 2
10.
Oktober
Kulit Kambing
1
Daging Ayam Beku Telur Ayam Ras Daging Sapi, Kambing, Olahan Sapi, Olahan Ayam, Butter/Cheese/Keju
2 1 2
11.
November
Daging Sapi Beku
1
Daging Ayam Beku Telur Ayam Ras Daging Sapi, Kambing, Olahan Sapi, Olahan Ayam, Butter/Cheese/Keju
1 1 4
12.
Desember
-
-
Daging Ayam Beku Telur Ayam Ras Daging Sapi, Kambing, Olahan Sapi, Olahan Ayam, Butter/Chesse/Keju
1 1 4
Tabel 60. Pemotongan Hewan Qurban dan Idul Fitri di Provinsi NTB Tahun 2015 JENIS TERNAK NO
KABUPATEN/KOTA
SAPI ekor
KERBAU ekor
KAMBING ekor
DOMBA Ekor
JUMLAH Ekor
1
KOTA MATARAM
594
-
1.306
-
1.900
2
KABUPATEN LOMBOK BARAT
459
10
3.014
10
3.539
3
KABUPATEN LOMBOK UTARA
196
-
382
-
578
4
KABUPATEN LOMBOK TENGAH
426
23
1.699
-
2.148
5
KABUPATEN LOMBOK TIMUR
867
2
1.653
-
2.522
2.542
35
8.053
10
10.687
1.812
89
487
-
2.388
PULAU LOMBOK 6
KABUPATEN SUMBAWA
7
KABUPATEN SUMBAWA BARAT
368
17
187
-
487
8
KABUPATEN DOMPU
248
19
155
3
425
9
KOTA BIMA
452
1
494
4
951
10
KABUPATEN BIMA
775
20
926
37
1.758
PULAU SUMBAWA
3.655
146
2.249
44
6.094
JUMLAH QURBAN PROVINSI NTB
6.197
181
10.302
54
16.781
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
200
Tabel 61. Data Penyakit Zoonosis di RPH/TPH di Provinsi NTB Tahun 2015 POST MORTEM NO
SAPI
NAMA KAB/ KOTA JTN EK
1
RPH BANYUMULEK
-
BTN EK
KERBAU JLH EK
-
JTN EK -
BTN EK -
ORGAN
-
Fasciolasis,Pnemo, Empisema
Hepar,Pulmo
-
Fasciolasis,Pneumonia, Empisema
Hepar,Pulmo
10.450
JLH EK -
JLH AFKIR (gram)
DIAGNOSA
2
KOTA MATARAM
155
2
157
4
-
4
3
LOMBOK BARAT
229
-
229
83
1
84
Fasciolasis,Pnemo,Empisema
Hepar,Pulmo
3.515
4
LOMBOK UTARA
-
-
-
-
-
-
Fasciolasis,Pnemo,Empisema
Hepar,Pulmo
-
5
LOMBOK TENGAH
-
-
-
-
-
-
Fasciolasis,Pnemo,Empisema
Hepar,Pulmo
-
6
LOMBOK TIMUR
837
19
856
41
-
41
Fasciolasis,Pnemo,Empisema
Hepar,Pulmo
92.110
Jumlah P.Lombok
1.221
21
1.243
128
1
129
108.075
7
SUMBAWA
-
-
-
-
-
-
Fasciolasis,Pnemo,Empisema
Hepar,Pulmo
8
SUMBAWA BARAT
-
-
-
-
-
-
Fasciolasis,Pnemo,Empisema
Hepar,Pulmo
9
DOMPU
-
-
-
-
-
-
Fasciolasis,Pnemo,Empisema
Hepar,Pulmo
10
KOTA BIMA
-
-
-
-
-
-
Fasciolasis,Pnemo,Empisema
Hepar,Pulmo
11
KABUPATEN BIMA
-
-
Fasciolasis,Pnemo,Empisema
Hepar,Pulmo
Jumlah P. Sumbawa
-
-
-
-
-
-
1.221
21
1.243
128
1
129
JUMLAH NTB
NO
KAB/KOTA/KEC.
-
-
-
NAMA RPH/TPH
106.075
NAMA KOORDINATOR
ALAMAT
1
PROVINSI NTB
Mataram
Daldiri, S.Pt
2
KOTA MATARAM
1. RPH-R Majeluk a. RPH Majeluk b. TPH Sekarbela c. RPH-R Banyumulek
Kec. Mataram
Drh.Vidia
3
KAB.LOMBOK UTARA
1. RPH-R Tanjung a. RPH Tanjung b. TPH-R Kayangan/Santong c. TPH-R Bayan
Kec. Tanjung
Saiful Rahim
1. RPH-R Lingsar/Narmada a. RPH Lingsar/Narmada b. RPH-R Gunungsari c. RPH-R Lembar/Jakem d. RPH-R Kediri e. TPH-R KUD Petak Gerung f. RPH Banyumulek
Kec. Lingsar
1. RPH-R Praya Tengah a. RPH Praya Tengah b. TPH Praya c. Praya Barat d. Praya Barat Daya e. TPH"Eka Putri" Praya Timur f. TPH"Bon Jeruk" Jonggat g. TPH"Mulya Kuwur" Pujut/ Kawo 2. RPH-R Kopang a. RPH Kopang b. Janapria
Kec. Praya Tengah
4
5
KAB. LOMBOK BARAT
KAB.LOMBOK TENGAH
KOORDINATOR PROVINSI
-
Kec. Kayangan Kec. Bayan Tri A.R
Kec. Gunungsari Kec. Lembar Kec. Kediri Kec. Gerung Kec. Kediri Sri Ratna
Kec. Kopang
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
201
6
KAB. LOMBOK TIMUR
NO
KAB/KOTA/KEC.
6
KAB. SUMBAWA BARAT
3.RPH-R “Mantang” Batukliang a. TPH “Bon Jeruk” Jonggat b. Batukliang Utara c. Pringgarata
Kec. Batukliang
1. RPH Pancor a. RPH Pancor b. RPH Masbagik c. RPH Anjani d. TPH Paok Motong 2. RPH Aikmel: a. RPH Aikmel b. RPH Apitaik c. TPH Sambelia d. TPH Korleko 3. RPH Kotaraja a. RPH Kotaraja b. TPH Rarang c. TPH Sikur d. TPH Montong Baan 4. RPH Rumbuk: a. RPH Rumbuk b. TPH Gunung Rajak
Kec. Selong
NAMA RPH/TPH
L.M.Zainudin,A.Md
Kec. Aikmel
Kec. Sikur
Kec. Sakra
ALAMAT
1. RPH-R Taliwang a. RPH Taliwang b. RPH Seteluk c. Sekongkang d. Jereweh 2. RPH-R Poto Tano a. RPH Poto Tano b. RPH-R Maluk
Kec. Taliwang
NAMA KOORDINATOR Satria Utama, SPt
D806245
D677717
Kec. Seteluk
Kec. Poto Tano Kec. Maluk
7
KAB. SUMBAWA
1. RPH Bangkong 2. RPH Sabang/Moyo Utara (Hilir) 3. RPH Alas 4. RPH Utan 5. RPH Lagam/Lopok 6. RPH Plampang 7. RPH Empang 8.TPH Lunyuk 9. TPH Buer 10. TPH Moyo Hulu 11.TPH Ropang 12. TPH Maronge
Kec. Sumbawa Kec. Moyo Utara Kec. Alas Kec. Utan Kec. Lopok Kec. Plampang Kec. Empang Kec. :Lunyuk Kec. Ber Kec. Moyo Kec. Ropang Kec. Maronge
Drh.Agus S
8
KAB. DOMPU
1. RPH Dompu(Karijawa/Larema) 2. RPH Manggalewa (Anamina) 3. TPH Hu'u 4. TPH Kempo 5. TPH Pekat
Kec. Dompu Kec. Manggalewa
Drh. Hettyk S
1. RPH-R Asakota
Kota Bima
9
KOTA BIMA
KODE
Kec. Kempo Kec. Pekat Drh. Rahmani
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
D426481
202
10
KAB. BIMA
1. RPH-R Tente/Woha a. RPH Woha/Tente b. RPH Sape 2. RPH-R Bolo a. RPH Bolo b. TPH Dena/Bolo c. TPH Sanggar d. Roi e. Lambu
Kec. Woha
Tasrif,S.Pt
D86225
Kec. Bolo
6. PENCEGAHAN PEMOTONGAN BETINA PRODUKTIF, SOSIALISASI PERDA NOMOR 1 TAHUN 2015 Ketersediaan ternak sapi dan kerbau betina produktif sangat strategis sebagai penghasil ternak bakalan (sapi dan kerbau). Ternak bakalan selanjutnya melalui proses penggemukan akan menghasilkan stok potong sebagai sumber produksi
daging
sapi
dan
kerbau. Semakin besar populasi sapi dan kerbau betina produktif akan berkorelasi positif terhadap peningkatan
produksi
daging
sapi dan kerbau. Hal ini sejalan dengan program Direktorat Jenderal Peternakan Kesehatan Hewan yaitu Pemenuhan Pangan Asal Hewan. Kondisi di lapangan dengan adanya berbagai persoalan dan kepentingan yang dialami oleh peternak, maka masih banyak betina produktif yang diperdagangkan menjadi stok potong. Karenanya pada dasarnya sebagian besar kegiatan Peternakan Rakyat merupakan kegiatan sambilan dari usaha pertanian pada umumnya
dan
menjadi
tabungan
yang
akan
dijual
apabila
membutuhkan uang meskipun ternaknya merupakan ternak betina produktif.
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
203
Sedangkan untuk tercapainya program pemerintah memerlukan ketersediaan ternak betina produktif dalam jumlah yang terus meningkat.
Oleh
karenanya
pemerintah berupaya mencegah berlanjutnya
kejadian
pemotongan
ternak
produktif
dan
semakin
meningkat
kegiatan
betina
bunting
yang melalui
pengendalian
pemotongan betina produktif dengan kegiatan yaitu penyelamatan sapi dan kerbau betina produktif yang bekerjasama dengan kepolisian. Pengaturan Rumah Potong Hewan Ruminansia Pasal 61 ayat (1) dan (2) UU No. 18/2009 : pemotongan hewan yang dagingnya diedarkan harus : a) Dilakukan di Rumah Potong Hewan (RPH); b) Mengikuti cara penyembelihan yang memenuhi kaidah kesejahteraan hewan dan kesehatan masyarakat veteriner serta memperhatikan kaidah agama dan unsur kepercayaan yang dianut masyarakat. Pasal 8 ayat (1) PP No. 95/2012 : 1) Pemotongan hewan potong yang dagingnya diedarkan harus dilakukan di RPH yang memenuhi persyaratan teknis yang diatur oleh Menteri dan menerapkan cara yang baik. 2) Pasal 25 PP Nomor 95/2012 unit usaha produk hewan termasuk RPH-R wajib memiliki Sertifikat Nomor Kontrol Veteriner (NKV) Definisi Betina Produktif Berdasarkan UU Nomor 41/2014 1. Ternak Ruminansia Betina Produktif adalah Ternak ruminansia betina yang organ reproduksinya masih berfungsi secara normal dan dapat beranak. 2. Ternak Ruminansia Indukan adalah ternak betina bukan bibit yang memiliki organ reproduksi normal dan sehat digunakan untuk pengembangbiakan.
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
204
Dasar Hukum 1. Undang Undang Nomor 8/1999 tentang Perlindungan Konsumen 2. Undang Undang Nomor 18/2012 tentang Pangan 3. Undang Undang Nomor 33/2014 tentang Jaminan Produk Halal 4. Undang Undang Nomor 23/2014 tentang Pemerintah Daerah 5. Undang Undang Nomor 41/2014 jo. UU Nomor 18/2009 tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan 6. Peraturan
Pemerintah
Nomor
95/2012
tentang
Kesehatan
Masyarakat Veteriner dan Kesehatan Hewan 7. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 13/2010 tentang Persyaratan RPH - R dan Unit Penanganan daging (meat cutting plant) 8. Keputusan Menteri Pertanian Nomor 413/1992 tentang Pemotongan Hewan Potong dan Penanganan Daging serta Hasil Ikutannya 9. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 381/2005 tentang Pedoman Sertifikasi Kontrol Veteriner Pada Unit Usaha Pangan Asal Hewan 10. Peraturan Daerah Nomor 1 tahun 2015 Provinsi Nusa Tenggara Barat tentang Pengendalian Pemotongan Betina Produktif. Ketentuan Pidana (Pasal 86) Undang Undang Nomor 41/2014 Jo. Undang Undang Nomor 18/2009 Setiap orang yang menyembelih : 1. Ternak ruminansia kecil betina produktif dipidana dengan pidana kurungan paling singkat 1 (satu) bulan dan paling lama 6 (enam) bulan dan denda paling sedikit Rp.1.000.000,00 (Satu Juta Rupiah) dan paling banyak Rp.5.000.000,00 (Lima Juta Rupiah); atau 2. Ternak ruminansia besar betina produktif dipidana dengan pidana penjara paling singkat 1 (satu) tahun dan paling lama 3 (tiga) tahun dan denda paling sedikit Rp.100.000.000,- (Seratus Juta Rupiah) dan paling banyak Rp.300.000.000,- (Tiga Ratus Juta Rupiah).”
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
205
Sanksi Administratif Pasal 85 Ayat 2 Undang Undang Nomor 41/2014 Jo. Undang Undang Nomor 18/2009 • Peringatan tertulis • Penghentian sementara kegiatan, produksi dan/atau peredaran • Pencabutan nomor pendaftaran dan penarikan obat hewan, pakan, alat dan mesin atau produk hewan dari peredaran; atau • Pencabutan izin Kondisi saat ini Rumah Potong Hewan belum sesuai yang diharapkan secara kualitas dan kuantitas di samping itu juga masih maraknya pelanggaran - pelanggaran yang dilakukan oleh pelaku usaha. Upaya penegakan hukum oleh yang berwenang juga dirasakan masih tumpul dan tidak adanya sinergitas/koordinasi yang dilakukan oleh masingmasing institusi sebagai stakeholder yang mempunyai kewenangan masih belum berjalan yang disebabkan oleh ego sektoral. Dari permasalahan permasalahan tersebut di atas mengakibatkan hal – hal sebagai berikut : - Banyak dijumpai pemotongan sapi betina produktif - Masih banyak oknum yang bermain - Rendahnya suplai daging dalam negeri - Kurangnya persediaan bibit ruminansia betina produktif Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman dan pengetahuan kepada para petugas RPH tentang pentingnya menyelamatkan aset Nasional yaitu Sapi Bali dari kepunahan dan membuka dialog dalam rangka memperkokoh konsolidasi dan sinergitas antara Kepolisian, Kepala Dinas, petugas RPH, instansi terkait dan pelaku usaha terhadap manajemen lingkungan RPH sehingga penyelamatan betina produktif sudah menjadi hal yang harus dipatuhi dan dilaksanakan. Sasarannya adalah : a) Memotivasi kepada para petugas di RPH Kabupaten/Kota se - NTB untuk secara terus menerus bersama - sama dengan pelaku usaha daging sapi untuk senantiasa menjaga amanah Undang Undang Nomor 41 tahun 2014 dan b) Menggugah kepedulian masyarakat konsumen dan profesional untuk selalu meningkatkan kewaspadaan terhadap kepatuhan dan ketaatan pelaku usaha melalui LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
206
kontrol dan berani untuk melaporkan setiap pelanggaran yang dilakukan oleh oknum. Keluaran yang diharapkan adalah para petugas RPH dapat menerapkan amanah Undang Undang Nomor 41 tahun 2014 tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan. Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 13 - 14 Agustus 2015 bertempat di aula Kantor Dinas Peternakan Kabupaten Sumbawa Barat, aula Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Sumbawa dan aula Dinas Peternakan Kabupaten Bima dengan materi : 1.
Kebijakan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan dan Sosialisasi Perda Nomor 1 Tahun 2015 tentang Pengendalian Pemotongan Ternak Ruminansia Betina Produktif Di Nusa Tenggara Barat oleh Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi NTB
2.
Kebijakan Bidang Kesmavet dalam Penjaminan PAH ASUH oleh Kepala Bidang Kesmavet Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi NTB
3.
Kebijakan Direktorat Jenderal Peternakan Dan Kesehatan Hewan Tentang Pencegahan Pemotongan Betina Produktif Oleh Direktur Kesmavet Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian RI
4.
Peran Polri Dalam Pencegahan Pemotongan Betina Produktif di RPH (Rumah Potong Hewan)
5.
Diskusi
Jumlah peserta dalam Sosialisasi Pencegahan Pemotongan Betina Produktif sebanyak 120 orang dari Polda Provinsi NTB, Polsek, Babinkamtibmas, Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi dan Kabupaten, Biro Hukum Provinsi NTB, Subbag. Hukum Kabupaten, Badan Koordinator Penyuluh Provinsi NTB, Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika Provinsi NTB, Lurah/Kades setempat dan petugas RPH Kabupaten. Alokasi peserta pertemuan adalah sebagai berikut :
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
207
No
Kabupaten/Kota
Jumlah
Kabupaten Sumbawa Barat 1.
Disnak KSB (Petugas RPH, Medik/Paramedik Veteriner)
13
2.
Kepolisian Resort KSB
2
3.
Kepolisian Sektor KSB
3
4.
Satuan Polisi Pamong Praja KSB
3
5.
Bagian Hukum Sekretariat Daerah KSB
2
6.
Jagal/Pengusaha Ternak
17
Jumlah
40
Kabupaten Sumbawa 1.
Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Sumbawa (Petugas RPH, Medik/Paramedik Veteriner)
14
2.
Kepolisian Resort Kabupaten Sumbawa
2
3.
Kepolisian Sektor Kabupaten Sumbawa
2
4.
Pepehani Kabupaten Sumbawa
3
5.
Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Sumbawa
2
6.
Bagian Hukum Sekretariat Daerah Kabupaten Sumbawa
1
7.
Jagal/Pengusaha Ternak
16
Jumlah
40
Kabupaten Bima 1.
Dinas Peternakan Kabupaten Bima (Petugas RPH, Medik/Paramedik Veteriner)
15
2.
Kepolisian Resort Kabupaten Bima
2
3.
Kepolisan Sektor Kabupaten Bima
2
4.
Pepehani Kabupaten Bima
3
5.
Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Bima
2
6.
Kabag.Hukum Setda. Bima
1
7.
Jagal/Pengusaha ternak
15
Jumlah
40
Dari pertemuan tersebut diperoleh kesimpulan sebagai berikut: 1. Ketersediaan ternak sapi dan kerbau betina produktif sangat strategis sebagai penghasil ternak bakalan (sapi dan kerbau). 2. Ternak bakalan melalui proses penggemukan akan menghasilkan stok potong sebagai sumber produksi daging sapi dan kerbau. 3. Semakin besar populasi sapi dan kerbau betina produktif akan berkorelasi positif terhadap peningkatan produksi daging sapi dan
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
208
kerbau. Hal ini sejalan dengan program Direktorat Jenderal Peternakan dan KesehatanHewan yaitu pemenuhan pangan asal ternak 4. Petugas masing - masing kabupaten sangat mengapresiasi pertemuan sosialisasi ini dan dimohon untuk SKPD terkait memberikan SOP terkait dengan pemotongan dan lain - lain. 5. Terus berkoordinasi dan berkomunikasi antar instansi terkait dan terus berusaha dan saling introspeksi diri apakah semua aktifitas yang kita kerjakan “Barokah, Halal Dan Toyyibah” baik dari sejak ternak dipelihara sampai di meja makan. Upaya Tindak Lanjut : 1. Peningkatan pemahaman personal sangat diperlukan tentang pencegahan pemotongan betina produktif 2. Kepedulian para pelaku usaha peternakan dalam hal ini jagal agar tidak
melakukan
pemotongan
betina
produktif
harus
terus
ditingkatkan demi menjaga ketersediaan bibit – bibit sapi potong. 3. Adanya insentif bagi peternak yang tidak menjual/memotong ternak betina produktif. 4. Memberlakukan sanksi hukum bagi pelaku usaha yang melanggar aturan/yang memotong betina produktif sebagai shock therapy. 5. Bidang Kesmavet merespon dari berbagai masukan peserta dalam rangka mengidentifikasi masalah dan menindaklanjuti dengan sebuah
program
untuk
menunjang
kegiatan
perlindungan
masyarakat veteriner di NTB. 7. FASILITASI PEMBENTUKAN ASOSIASI JAGAL RUMAH POTONG HEWAN DI KOTA BIMA Perdagangan Internasional yang berkembang pesat dan menuju ke arah perdagangan bebas menyebabkan persaingan yang sangat ketat terutama antara negara maju dengan negara berkembang. Hal tersebut perlu diantisipasi oleh industri manufaktur maupun jasa untuk dapat bersaing di era pasar bebas. Hanya produk atau jasa memenuhi standar yang ditentukan yang dapat unggul dalam persaingan. Tantangan yang dihadapi oleh agroindustri dalam era perdagangan LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
209
bebas ini antara lain persyaratan bebas internasional serta isu global keamanan pangan antara lain ekuivalensi penerapan jaminan kemanan pangan dan isu lingkungan. Seiring dengan peningkatan pengetahuan, tuntutan
kesadaran
konsumen
dan akan
keamanan, kesehatan, keutuhan dan kehalalan produk asal hewan dipandang perlu meningkatkan Fasilitasi RPH-R karena dalam rangka
penerapan
jaminan
keamanan
pangan
sudah
menjadi
keharusan/persyaratan yaitu dalam rangka untuk mendapatkan Nomor Kontrol Veteriner, Sertifikat Halal dan Penjaminan Pangan yang ASUH. Tujuannya adalah memberikan pemahaman/wawasan kepada para jagal di RPH untuk dapat merubah pola pikir yang tradisional menjadi pengelolaan RPH dengan menerapkan manajemen sesuai dengan prosedur yang berlaku. Manfaat : 1. Meningkatnya kemampuan jagal di RPH/TPH dalam berkontribusi pemenuhan ketersediaan daging dan bahan baku/ternak sapi/ kerbau di NTB 2. Meningkatnya dinamika pasar hewan dengan harga ternak potong yang layak dan berdasarkan atas timbangan berat ternak. Kegiatan ini telah dilaksanakan pada tanggal 4 Desember 2015 bertempat di Aula Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Peternakan Kota Bima dengan Jumlah peserta sebanyak 25 orang yang terdiri dari petugas dan jagal se - Kota Bima dengan hasil kesepakatan sebagai berikut : 1. Pertemuan ini perlu diadakan dan perlu dibentuk dengan tujuan untuk mewadahi para pekerja RPH/TPH (tukang jagal) yang selama ini masih terpisah-pisah bergantung kepada para jagal masingmasing dan diharapkan dengan adanya assosiasi menjadi sarana dalam berkomunikasi dengan pihak lain baik itu pemerintah maupun pihak yang bersinergi dengan para jagal. LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
210
2. Pertemuan Asosiasi Jagal RPH Kota Bima secepatnya diadakan kembali yang difasilitasi oleh Dinas
Pertanian
Tanaman
Pangan dan Peternakan Kota Bima dalam waktu yang tidak terlalu lama dengan harapan assosiasi
jagal
Kota
Bima
secepatnya terbentuk. 3. Anggota jagal diminta segera menyiapkan nama asosiasi yang akan dibentuk dan menyusun kepengurusan yang ada dengan harapan
asosiasi
yang
terbentuk
segera
dioptimalkan
dan
diharapkan juga asosiasi ini dapat berbadan hukum. Sebagai tindak lanjut diharapkan kepada Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan peternakan Kota Bima untuk dapat menfasilitasi kegiatan tersebut dalam rangka pembentukan Asosiasi Jagal.
8. RESTRUKTURISASI MANAJEMEN RPH-R DI KOTA BIMA, MATARAM, SUMBAWA, LOMBOK TIMUR DAN KABUPATEN BIMA Undang - Undang Nomor 18 tahun 2009 (Revisi Nomor 41 tahun 2014) tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan mengamanatkan bhawa setiap Kabupaten / Kota harus mempunyai Rumah Potong Hewan (RPH) Ruminansia yang mempunyai persyaratan teknis yang ditetapkan oleh Menteri Pertanian RI. Pelaksanaan dari UndangUndang tersebut adalah keluarnya Menteri Pertanian Nomor 13 tahun 2010 tentang Persyaratan Rumah Pemotongan Hewan Ruminansia (RPH - R) dan Unit Penanganan Daging (meat cutting palm). Salah satu yang diatur di dalam peraturan di dalam Peraturan Menteri Pertanian adalah pemotongan hewan yang dagingnya akan diedarkan dilaksanakan di Rumah Pemotongan Hewan dan mengikuti kaidah penyembelihan, Kesehatan Masyarakat Veteriner (Kesmavet) dan Kesejahteraan Hewan (Kesrawan). Berkenaan dengan hal tersebut di atas, untuk dapat menghasilkan daging yang Aman Sehat Utuh dan Halal (ASUH) maka proses produksi daging di RPHR harus memenuhi LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
211
persyaratan teknis baik fisik (bangunan dan peralatan) SDM serta prosedur
teknis
pelaksanaannya.
Sementara
berdasarkan
hasil
evaluasi dan pemantauan sebagian besar kondisi RPH di Indonesia saat ini cukup memprihatinkan dan tidak memenuhi persyaratan teknis, oleh karenanya perlu penataan RPH melalui upaya relokasi, renovasi ataupun rehabilitasi RPH. Disadari dalam penataan fisik diperlukan biaya tinggi, untuk itu di samping sumber anggaran Pemerintah Pusat atupun Daerah diharapkan peran aktif masyarakat dan swasta, sedangkan Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Cq Direktorat Kesmavet dan Pasca Panen akan memfasilitasi dalam bentuk bimbingan dan konsultasi teknis. Tujuan kegiatan ini adalah memberikan pemahaman/wawasan kepada
para
petugas
RPH
dengan
kesadaran
sendiri
dapat
memberikan manfaat kepada orang lain (jagal, juru sembelih, pegawai RPH) untuk mendampingi/fasilitasi terhadap perubahan pola pikir yang tradisionil menjadi pengelolaan RPH dengan menerapkan pola manajemen sesuai dengan prosedur yang berlaku (SOP). Sasaran kegiatan yaitu terlaksananya peningkatan kemampuan pengelolaan dalam menerapkan Manajemen di RPH dan meningkatnya pemahaman petugas RPH-R/TPH di Kota Mataram, Kabupaten Lombok Timur dan Kabupaten Sumbawa tentang pengelolaan Tim RMRPHR dalam pemenuhan ketersediaan daging yang ASUH di Nusa Tenggara Barat. Pertemuan Restrukturisasi Manajemen Rumah Potong Hewan Ruminansia di Kota Mataram, Kabupaten Lombok Timur, Kabupaten Sumbawa dan Kabupaten Bima selama 4 (empat) hari tanggal 20 - 24 Oktober 2015, bertempat di Aula pertemuan/RPH masing - masing Kabupaten/Kota dengan metode pelaksanaan penyampaian terdiri dari 50% pemaparan materi, 25% penyampaian laporan Tim RMRPHR Kabupaten/Kota dan 25% pemaparan kondisi di lapangan. Jumlah peserta pertemuan sebanyak 60 (enam puluh) orang masing - masing kabupaten terdiri 15 orang dengan materi sebagai berikut : 1. Peran Kabupaten Bima dalam mendukung RMRPHR Bolo 2. Peran Kabupaten Sumbawa dalam mendukung RMRPHR Bangkong LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
212
3. Peran Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi NTB dalam mendukung RMRPHR 4. Peran dan motivasi Bidang Kesmavet Provinsi terhadap tim RMRPHR Kabupaten/Kota se - NTB. 5. Fasilitasi Tim RMRPHR Provinsi kepada Tim RMRPHR Kota Mataram, Kabupaten Lombok Timur, dan Kabupaten Bima 6. Coaching and Feedback dari tim RMRPHR Pusat 7. Restrukturisasi RPHR tim RMRPHR Pusat 8. Peran Bidang Peternakan dalam Restrukturisasi RPH Kota Mataram 9. Pemaparan Tim Restrukturisasi RPHR Kota Mataram. 10. Pemaparan Tim Restrukturisasi RPHR Kabupaten Lombok Timur 11. Peran Bidang Peternakan dalam Restrukturisasi RPH Kabupaten Sumbawa. 12. Pemaparan Tim Restrukturisasi RPHR Bangkong Kabupaten Sumbawa. 13. Peran Bidang Peternakan dalam Restrukturisasi RPH Kabupaten Bima 14. Pemaparan Tim Restrukturisasi RPHR Bolo Kabupaten Bima Setelah pemaparan materi dari para narasumber dan berdasarkan hasil diskusi
yang
berkembang
pada
pertemuan
tersebut
diperoleh
kesimpulan sebagai berikut : 1. Terhadap beberapa keinginan dari 9 orang jagal di Kabupaten Bima yang ditemui di RPH untuk segera memanfaatkan RPHR Bolo, namun ada kendala keamanan di lingkungan RPH yang masih rawan karena lingkungan RPH belum terpagar, di samping itu belum tersedianya sumur bor dan instalatir sebagian belum tersedia untuk fasilitasi air. 2. Belum terbentuknya asosiasi jagal di RPHR Bolo sehingga mudah terpengaruh oleh kondisi fluktuasi harga bahan baku (sapi potong) oleh para pengusaha hewan (sapi kerbau) luar daerah. Apabila sudah terbentuk akan lebih memudahkan dalam mengakses KUPS. 3. Setelah
memperhatikan
dengan
seksama
apa
yang
telah
disampaikan oleh pakar dari IPB dan Direktur Kesmavet, peserta khususnya para jagal dan juru sembelih akan menerapkan apa yang menjadi keinginan bersama, bagaiman upaya RPHR Bolo LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
213
lebih hygiene dan penerapan sanitasi di semua aspek baik personil, sarana dan prasarana mengikuti SOP RPH. 4. Komitmen dan dedikasi yang tinggi sangat dibutuhkan untuk Tim RMRPHR
Kabupate
Bima
dalam
mengupayakan
perubahan-
perubahan yang harus dilakukan untuk masa-masa yang akan datang. 5. Pemerintah Daerah Kabupaten Bima akan segera memfasilitasi sarana dan prasarana pendukung termasuk pemagaran keliling, akan diupayakan dengan melakukan koordinasi dengan pihak Bappeda. 6. Sinergitas dan kesadaran bersama-sama antara jagal, juru sembelih dengan Tim RMRPHR Bolo dalam mendukung kelangsungan RPHR. 7. Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Sumbawa memberikan stressing kepada Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi, terkait dengan telah beroperasinya RPHR Kategori II di RPHR Pototano Kabupaten Sumbawa Barat dan RPHR Asa Kota Bima, dimohon untuk segera meninjau dalam menyikapi kondisi di lapangan bahwa di RPHR Pototano hampir tidak pernah terkontrol dengan kondisi ternak yang dipotong, terlebih dengan maraknya penyelundupan ternak potong. 8. Bahan baku untuk RPH di Kabupaten Sumbawa mulai terasa adanya kelangkaan akibat persaingan dengan pedagang hewan antar pulau, disamping itu juga adanya musim panen hasil pertanian sehingga peternak enggan menjual sapi/kerbau. 9. Komitmen dari jagal dan juru sembelih untuk menerapkan Hygiene sanitasi, juru sembelih halal dan perlakuan kesrawan terhadap ternak yang akan disembelih. 10. Intervensi terhadap asosiasi jagal di RPHR Bangkong untuk mendapatkan fasilitas KUPS agar tidak lagi terpengaruh terhadap kondisi fluktuasi harga di pasar. 11. Pelan tapi pasti perubahan yang telah dilakukan oleh TIM RMRPHR Bangkong, dalam upaya untuk meningkatkan kondisi menjadi RPHR yang berstandar II (rantai dingin) agar segera direlisasikan dengan mengupayakan kerjasama dengan pihak ketiga dalam pengelolaannya.
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
214
Upaya tindak lanjut : 1. Kinerja
petugas
Kekesmavetan
Kabupaten/Kota
akan
selalu
diusahakan untuk taat dan tunduk terhadap konsekuensi yang ditimbulkan oleh kelengahan dan ketidakpedulian terhadap amanah yang diembannya serta data penyakit zoonosis yang ada di RPH dapat diupdate setiap saat. 2. Komitmen selalu dipegang teguh agar situasi Provinsi NTB bebas PHM/Z tetap dipertahankan. 3. PAH yang beredar membutuhkan pengendalian dan pengawasan yang melibatkan lintas sektor dan lintas koordinasi, agar stakeholder yang berkepentingan mampu mengawasi lalulintas dengan intensitas yang tinggi di pelabuhan. 4. Simulasi daerah-daerah yang bebas rabies untuk meningkatkan kewaspadaan yang tinggi untuk mempertahankan wilayah masingmasing. 5. Kejadian zoonosis dipastikan akibat kurangnya kewaspadaan petugas (ternak tidak divaksin). 6. Kepatuhan jagal terhadap aturan yang berlaku ditunda dipotong tidak boleh dipotong (dilarang dikonsumsi atau material dihanguskan). 7. Kompetensi SDM petugas kekesmavetan Kabupaten/Kota perlu ditingkatkan oleh karena itulah penanganan daging yang berasal dari RPH dikatakan layak atau tidak layak untuk dikonsumsi. 9. PERTEMUAN PENINGKATAN KOMPETENSI JURU SEMBELIH HALAL Berdasarkan
Undang
Undang Nomor 18 Tahun 2009 tentang
Peternakan
Kesehatan
Hewan
Peraturan 22/1983
serta
Pemerintah tentang
Masyarakat
dan
Nomor
Kesehatan Veteriner,
Pemerintah dalam hal ini Provinsi Nusa Tenggara Barat c.q. Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan, Bidang Masyarakat Veteriner LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
215
memiliki tanggung jawab dan kewajiban untuk menjamin kesehatan dan ketentraman bathin masyakarat dalam mengkonsumsi daging melalui penyediaan daging yang ASUH. Meningkatnya kebutuhan masyarakat terhadap protein hewani, khususnya daging, tidak diimbangi dengan ketersediaan sarana produksi yang memenuhi persyaratan dari aspek kehalalan dan hygiene sanitasi. Sebagian besar produksi daging domestik termasuk daging unggas berasal dari Rumah Pemotongan Hewan atau Rumah Pemotongan Unggas (RPU) yang tidak memenuhi persyaratan dari aspek kehalalan dan hygiene sanitasi.
Kondisi
mendorong
ini
tingginya
telah jumlah
penyimpangan peredaran daging di lapangan,
seperti
kasus
ayam
tiren, ayam berformalin, pemalsuan daging
sapi
dan
lain
lain.
Penyimpangan tersebut juga dipengaruhi oleh terbatasnya jumlah sumberdaya profesional di RPH – Ruminansia / Unggas yang bertanggungjawab dalam memproduksi daging yang aman, sehat, utuh dan halal (ASUH), misalnya juru sembelih halal bersertifikat dan petugas berwenang dalam melakukan pemeriksaan ante-mortem dan post-mortem. Salah satu upaya dalam mengefektifkan jaminan kesehatan dan ketentraman batin masyarakat dalam mengkonsumsi daging adalah dengan mengadakan kegiatan Pertemuan Peningkatan Keterampilan Juru Sembelih Halal di RPH Ruminansia/Unggas. Pertemuan ini telah dilaksanakan pada tanggal 10 - 11 Juni 2015 di Aula kantor Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi NTB Jalan Airlangga Nomor 56 Mataram dengan jumlah peserta sebanyak 24 orang yang merupakan perwakilan dari Kabupaten/Kota se - Nusa Tenggara Barat, dengan tujuan untuk meningkatan keterampilan bagi tenaga juru sembelih halal di RPH Ruminansia/Unggas dan untuk mempersiapkan tenaga sembelih halal untuk tiap RPH-Ruminansia/Unggas.
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
216
Keluaran yang diharapkan adalah : - Meningkatkan pengetahuan para petugas/juru sembelih yang bekerja di
RPH
Ruminansia/Unggas
hewan/unggas
yang
sesuai
tentang dengan
proses
penyembelihan
persyaratan
baik
aspek
kehalalan maupun aspek higiene dan sanitasi serta aspek kesrawan. - Para petugas RPH dapat menerapkan pemotongan secara syariat Islam di wilayah kerjanya. Materi yang disampaikan pada pertemuan tersebut adalah sebagai berikut : a. Kebijakan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi NTB dalam Peningkatan Pangan Asal Hewan Yang ASUH (Kepala Dinas Peternakan dan Keswan Provinsi NTB). b. Jaminan Produk Halal Produk Peternakan (MUI Provinsi NTB). c. Penyembelihan Halal ( Fakultas Peternakan UNRAM ). d. Pemeriksaan Sebelum Dipotong (Ante-Mortem) dan Sesudah Dipotong (Post-Mortem) Pada Ternak. e. Optimalisasi Fungsi Rumah Potong Hewan Ruminansia (RPH-R) oleh Kepala Bidang Kesmavet f. Diskusi dan Praktek Pemotongan Halal di RPH (MUI Provinsi NTB) Setelah pemaparan materi dari para narasumber dan berdasarkan hasil diskusi
yang
berkembang
pada
pertemuan
tersebut
diperoleh
kesimpulan sebagai berikut : 1. Label Halal sudah menjadi trend kekinian (kewajiban) yang harus dipenuhi oleh Unit – Unit Usaha sesuai Undang Undang Pangan Nomor 7 Tahun 1996. 2. Hewan yang halal dimakan: Sapi, Kambing, Kerbau, domba dan lainnya yang disembelih dengan syarat : - Juru sembelih muslim (laki-laki) - Menyembelih dengan alat yang tajam (yang tidak boleh dipakai menyembelih antara lain tulang, gigi, kuku) - Menyembelih leher - Waktu menyembelih disunnahkan membaca Basmalah
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
217
- Disunnatkan menidurkan binatang yang akan disembelih pada tulang rusuk sebelah kirinya - Pisahkan hewan yang hendak disembelih dengan hewan yang telah disembelih agar tidak stress - Menguliti hewan yang telah disembelih harus setelah benar-benar sudah mati. 3. Jika setelah dipotong satu kali tidak mati apa boleh dipotong lagi, maka hukumnya halal dan jangan diulangi/jangan dipotong lagi, biarkan saja nanti mati sendiri. 4. Pasca penyembelihan. Dikerjakan dengan waktu yang tertib dan dipastikan hewan sudah benar – benar mati, jangan menguliti ketika hewan belum mati sempurna. 5. Bahan pengemasan digunakan dari bahan yang berkualitas baik (kardus, pelapis plastik yang standar). 6. Labeling. Dengan mencantumkan kode produksi, jumlah (kg) dan item - item daging yang tertib (proporsional dan profesional). 7. Tatacara
untuk
mendapat
Sertifikat
Halal,
adalah
dengan
mengajukan permohonan ke MUI yang berkantor di Jalan Pejanggik Nomor 54 dengan mencantumkan apa kegiatan yang mau di sertifikasi dan mengisi formulir yang disediakan MUI Tindak lanjut yang diperlukan : 1. Perlu sosialisasi dan pembinaan yang terus menerus pada masyarakat agar sesuai dengan Undang Undang Pangan Nomor 7 Tahun 1996 tentang Label halal yang diwajibkan untuk dipenuhi oleh unit - unit usaha pangan. 2. Perlu pembinaan dan pelatihan khusus bagi juru sembelih RPH/TPH yang belum mempunyai sertivikat. 3. Peran petugas dan para Da’i/Tuan Guru setempat sangat diperlukan dalam rangka proses kehalalan. 4. Diwajibkan alat penyembelih/pisaunya harus tajam dan diharapkan dengan peralatan penyembelihan yang tajam dan profesional juru sembelih dengan sekali gores terputus 3 saluran.
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
218
10. UNIT RESPON CEPAT PENGAWAS KESMAVET Berdasarkan Undang Undang Nomor 18 Tahun 2009 tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan, serta Peraturan Pemerintah Nomor 22/1983 tentang Kesehatan Masyarakat Veteriner, Pemerintah, dalam hal ini Kementerian Pertanian c.q. Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Direktorat Masyarakat Veteriner dan Pasca Panen memiliki tanggung jawab dan kewajiban untuk menjamin kesehatan dan ketentraman bathin masyakarat dalam mengkonsumsi daging melalui penyediaan daging yang ASUH. Meningkatnya kebutuhan masyarakat terhadap protein hewani, khususnya daging tidak diimbangi dengan ketersediaan sarana produksi yang memenuhi persyaratan dari aspek kehalalan dan hygiene sanitasi. Sebagian besar produksi daging domestik termasuk daging unggas berasal dari Rumah Pemotongan Hewan atau Rumah Pemotongan Unggas (RPU) yang tidak memenuhi persyaratan dari aspek kehalalan dan hygiene - sanitasi. Kondisi ini telah mendorong tingginya jumlah penyimpangan peredaran daging di lapangan, seperti kasus ayam tiren, ayam berformalin, pemalsuan daging sapi dan lain - lain. Penyimpangan tersebut juga dipengaruhi oleh terbatasnya jumlah sumberdaya profesional di RPH/RPU yang bertanggungjawab dalam memproduksi daging yang aman, sehat, utuh dan halal (ASUH), petugas berwenang dalam melakukan pemeriksaan ante-mortem dan post-mortem. Salah satu upaya dalam mengefektifkan jaminan
kesehatan
dan
ketentraman
batin
masyarakat
dalam
mengkonsumsi daging adalah dengan membangun sistem Unit Respon Cepat
Pengawas
Kesehatan
Masyarakat
Veteriner
dalam
mengamankan produk pangan asal hewan dari bahaya - bahaya (hazards) baik biologis, kimiawi, dan fisik yang menimbulkan dampak buruk terhadap kesehatan manusia dan hewan.
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
219
Tujuan : 1. Fasilitasi sarana uji cepat pengawasan produk hewan bagi petugas kesmavet di lapangan sehingga dapat memberikan pelayanan kepada masyarakat dengan lebih baik. 2. Meningkatnya Pengawasan Peredaran Produk Hewan dari bahayabahaya (hazards) baik biologis, kimiawi dan fisik yang menimbulkan dampak buruk terhadap kesehatan manusia dan hewan di Kabupaten/Kota di NTB. Sasaran : 1. Petugas pengawas kesmavet di Dinas Kabupaten/Kota yang membidangi fungsi Peternakan dan Kesehatan Hewan. 2. Dalam melakukan pengawasan peredaran produk hewan, petugas pengawas kesmavet dapat melakukan pengawasan berbasis pengujian.
Sampel yang diambil dapat
langsung dilakukan
pemeriksaan uji formalin, uji bangkai (kebusukan), screaning anti biotic dan uji pemalsuan. 3. Hasil pemeriksaan yang dilakukan dengan uji cepat tersebut dapat diperoleh langsung dan petugas pengawas kesmavet dapat segera melakukan tindakan sesuai dengan hasil tersebut. 4. Fasilitasi Kit Uji Cepat 4 Unit di NTB, yaitu Laboratorium Kesmavet Provinsi, Kota Mataram, Kabupaten Sumbawa dan Kota Bima Hal tersebut akan memberikan dampak pada meningkatnya kompetensi petugas Unit Respon Cepat Pengawas Kesmavet dalam Peningkatan pencegahan Pangan Hewani yang ASUH dan terjaminnya produk pangan asal hewan bagi konsumen di NTB. Tahun 2015 ini pengadaan Kit Uji Cepat Pengawas Kesmavet terdiri dari : 1. Kit Uji Cepat Formalin 120 test/set 2. Kit Uji Cepat Daging Bangkai 150 test/set 3. Kit Uji Cepat Kandungan Babi 100 test/set 4. Kit Uji Cepat Kandungan Beta Laktam 100 test/set 5. Kit Uji Cepat Kandungan Tetrasiklin 100 test/set 6. Kit Uji Cepat Kandungan Residu Antibiotik Umum 100 test/set LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
220
11. PEMUTAKHIRAN DATA PEMOTONGAN ISIKHNAS adalah sistem informasi kesehatan hewan Indonesia yang mutakhir. Sistem ini menggunakan teknologi sehari - hari dalam cara yang sederhana namun cerdas
untuk
mengumpulkan
data dari lapangan dan dengan segera para
menyediakannya pemangku
bagi
kepentingan
dalam bentuk yang bermakna dan dapat segera dimanfaatkan. Data dan informasi merupakan hal yang mutlak diperlukan sebagai dasar pengambilan kebijakan terkait supply dan demand baik daging sapi maupun ternak hidup. Ke depan setiap RPH yang ada harus terkoneksi (online) sehingga setiap data pemotongan dapat diketahui secara real time. Hal ini merupakan kebutuhan sekaligus tuntutan atas kemajuan teknologi informasi saat ini. Saat ini masih sangat sulit untuk mendapatkan data dan informasi terutama terkait pemotongan di Provinsi dan Kabupaten/Kota sehingga terkendala oleh infrastuktur baik yang ada di Pusat maupun di Daerah. Akan
tetapi,
dengan
memanfaatkan perkembangan teknologi
informasi
diharapkan terbatasnya
saat
ini
kendala infrastruktur
ini
dapat diatasi. Program yang akan
diperkenalkan
pada
kegiatan ini adalah sistem pemutakhiran data pemotongan melalui SMS Gateway
yang
terintegrasi
i-SIKHNAS.
Program
ini
awalnya
dikembangkan untuk pelaporan panyakit hewan dari petugas atau kader di lapangan kepada petugas di Kabupaten dan Provinsi serta Pusat melalui fasilitas yang sederhana yaitu Short Messaging Service (SMS). Dengan memanfaatkan teknologi ini diharapkan data pemotongan di RPH juga dapat dilaporkan melalui SMS kedalam sistem i-SIKHNAS LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
221
setiap hari sehingga didapatkan data yang cepat dan akurat serta dapat diakses setiap saat. Program ini diharapkan dapat memberikan data yang akurat, dan sebenar - benarnya karena hal ini akan berpengaruh pada proses pengambilan keputusan dan juga pembuatan kebijakan secara nasional terlebih lagi untuk perencanaan pembangunan sektor peternakan di Indonesia. Tujuan program pemutakhiran data pemotongan sapi di RPH melalui SMS Gate Way yang terintegrasi dalam sistem i-SIKHNAS adalah untuk memperoleh laporan jumlah pemotongan sapi/kerbau yang cepat dan akurat setiap hari dan menjaga stabilisasi harga daging sapi/kerbau melalui pemutakhiran data jumlah pemotongan sapi baik di RPH-R dan TPH di seluruh kabupaten/kota se-NTB dengan sistem integrasi dengan i - ISHIKNAS. Dengan sasarannya adalah petugas di RPH Kabupaten/Kota se - NTB untuk secara terus menerus bersama sama dengan koordinator Provinsi melaporkan kegiatan pemotongan setiap hari ke pusat Tim
SMS Gateway Direktorat Kesmavet dan
Pascapanen/i-SIKHNAS dan deteksi dini terhadap kemampuan supply demand ketersediaan daging sapi/kerbau di daerah. Hasil yang ingin dicapai adalah tercatatnya data jumlah pemotongan sapi, produksi dan distribusi daging/karkas di RPH-R/TPH yang valid di seluruh kabupaten/kota di Provinsi Nusa Tenggara Barat, terlaksananya jumlah pemotongan sapi, produksi dan distribusi daging/karkas di RPHR/TPH yang valid di seluruh kabupaten/kota se -NTB dan meningkatnya pengumpulan data pemotongan ternak dan distribusi daging/karkas melalui RPH dan TPH di 10 Kabupaten/Kota se -NTB. Kegiatan tersebut telah dilaksanakan pada tanggal 17 - 18 Desember 2015 bertempat di Aula Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi NTB Jalan Airlangga Nomor 56 Mataram dengan peserta sebanyak 24 orang yang berasal dari Kabupaten/Kota se - NTB. Setelah pemaparan materi dari para narasumber dan berdasarkan hasil diskusi yang berkembang pada pertemuan tersebut diperoleh kesimpulan sebagai berikut :
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
222
1. Petugas langsung dapat mengirimkan data pemotongan melalui aplikasi I-Shiknas. 2. Pendaftaran untuk TPH yang ada, agar pelaporan juga dapat dilakukan sehingga adanya pembinaan untuk meningkatkan status dari TPH menjadi RPH nantinya. Hal ini mengacu pada Kementerian Pertanian Nomor 13 tahun 2010 bagaimana pemerintah daerah bertanggungjawab dengan RPH dan TPH dan bisa didaftarkan TPH yang direkomendasikan oleh Tim Provinsi 3. Permohonan agar pelatihan aplikasi pemutahiran data pemotongan melalui I - Shiknas dapat dilakukan untuk petugas yang belum mendapatkan pelatihan tidak hanya koordinatornya saja, mengingat di daerah (Kabupaten/Kota) selalu ada pemutasian petugas/ pegawainya (triwulan II dan III). 4. Pemotongan pada acara HBKN dan lainnya ada pengecualian tidak harus di RPH, namun tetap dalam pengawasan dari SKPD terkait dengan dibentuknya Tim pengawasan hewan qurban. 5. Diharapkan Pemerintah pusat juga harus mempunyai solusi bagaimana dengan upaya penyelamatan betina produktif dengan menyiapkan dana talangan. Hal ini belum dapat dilakukan karena AKUN kegiatan (dana talangan) terdapat pada Direktorat Budidaya dan tidak dapat dipindahkan ke Direktorat Kesmavet namun akan dicarikan solusi yang dapat dilakukan. 6. Perlu dilakukan Bimtek untuk petugas TPH. 7. Koordinasi dan komunikasi dapat dilakukan dengan Kapolsek, Babinkamtibmas setempat dengan semakin merapatkan barisan, karena dari Badan Pertahanan Kemanan (BAHARKAM) RI telah memberikan jaminan terhadap tindakan/sanksi hukum terhadap siapa saja/tidak pandang bulu, barang siapa yang melanggar UU dan Perda terkait dengan Pencegahan Pemotongan Betina Produktif akan dikenakan sanksi/pidana.
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
223
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
224
Tindak Lanjut : 1. Upaya pelatihan untuk petugas pelapor yang lebih luas baik untuk RPH/TPH yang belum terdaftar. 2. Kompetensi untuk Sumber Daya Manusia (SDM) Butcher, Juleha, Keur Master, akan ditingkatkan menjadi keterampilan yang kompetitif dan menjadi profesional sesuai Surat Kompetensi Keahlian Nasional Indonesia (SKKNI). 3. Pemberian reward terhadap petugas dari Kabupaten/Kota yang tinggi frekuensi pengiriman pelaporan dan juga menjadi termotivasi terhadap tingkat partisipatif bagi petugas/pelapor dari Kabupaten/Kota lain.
12. REVITALISASI PEMERIKSAAN ANTE MORTEM DAN POST MORTEM Di era otonomi daerah dan perdagangan bebas saat ini peran Kesmavet perlu terus dikembangkan dan dilakukan penyesuaian dan penyempurnaan baik dari segi perencanaan program dan strategi. Demikian pula dengan kegiatan maupun pengawasan yang dilakukan harus dilakukan dengan beberapa prioritas antara lain : penerapan kebijakan pengamanan maksimum (maximum security) dan analisa risiko dalam pemasukan produk hewan asal luar Kabupaten/Kota dalam Provinsi NTB dan dalam pengawasan peredaran produk asal hewan dan bahan asal hewan, pemeriksaan keamanan pangan yang berasal dari hewan dan bahan asal hewan yang berasal dari luar Kabupaten/Kota, penerapan Standar Nasional Indonesia (SNI) dan penerapan persyaratan teknis kesmavet untuk meningkatkan daya saing produk dalam daerah LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
225
dalam menembus hambatan teknis di pasar global. Dengan demikian untuk melaksanakan fungsi Kesmavet tersebut diperlukan penanganan yang sungguh - sungguh dengan dukungan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas dan profesional serta sistem dan mekanisme kerja yang memadai.
Untuk
itu
diperlukan
peningkatan
kompetensi
dengan
merevitalisasi Pemeriksaan Ante Mortem Dan Post Mortem Pengawas Kesmavet di Provinsi Nusa Tenggara Barat. Berdasarkan Undang Undang Nomor 18 Tahun 2009 tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan serta Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun1983 tentang Kesehatan Masyarakat Veteriner, Pemerintah, dalam hal ini Kementerian Pertanian c.q. Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Direktorat Masyarakat Veteriner dan Pasca Panen memiliki tanggung jawab dan kewajiban untuk menjamin kesehatan dan ketentraman batin masyarakat dalam mengkonsumsi daging melalui penyediaan daging yang ASUH. Meningkatnya kebutuhan masyarakat terhadap protein hewani, khususnya daging, tidak diimbangi dengan ketersediaan sarana produksi yang memenuhi persyaratan dari aspek kehalalan dan hygiene sanitasi. Sebagian besar produksi daging domestik termasuk daging unggas berasal dari Rumah Pemotongan Hewan atau Rumah Pemotongan Unggas (RPU) yang tidak memenuhi persyaratan dari aspek kehalalan dan hygiene-sanitasi. Kondisi ini telah mendorong tingginya jumlah penyimpangan peredaran daging di lapangan, seperti kasus ayam tiren, ayam berformalin, pemalsuan daging sapi dan lain-lain. Penyimpangan tersebut juga dipengaruhi oleh terbatasnya
jumlah
sumberdaya
profesional
di
RPH/RPU
yang
bertanggungjawab dalam memproduksi daging yang aman, sehat, utuh dan halal (ASUH), petugas berwenang dalam melakukan pemeriksaan ante - mortem dan post - mortem. Salah satu upaya dalam mengefektifkan jaminan kesehatan dan ketentraman batin masyarakat dalam mengkonsumsi daging adalah dengan melaksanakan Penguatan Jejaring
Pengawasan
Kesehatan
Masyarakat
Veteriner
dalam
mengamankan produk pangan asal hewan dari bahaya - bahaya
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
226
(hazards) baik biologis, kimiawi, dan fisik yang menimbulkan dampak buruk terhadap kesehatan manusia dan hewan. Pertemuan ini telah dilaksanakan pada tanggal 18-19 Desember 2015 di Aula Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi NTB Jalan Airlangga Nomor 56 Mataram dengan jumlah peserta sebanyak 25 orang yang merupakan perwakilan dari kabupaten/kota se - NTB, yang bertujuan untuk meningkatkan kompetensi pemeriksaan ante mortem dan post mortem dalam peredaran produk hewan dari bahaya(hazards) baik biologis, kimiawi, dan fisik yang menimbulkan dampak buruk terhadap kesehatan manusia dan hewan di kabupaten/kota di NTB. Setelah pemaparan materi dari para narasumber dan berdasarkan hasil diskusi yang berkembang pada pertemuan tersebut diperoleh kesimpulan sebagai berikut : 1. Pemeriksaan hewan sebelum dipotong (ante mortem) dan setelah dipotong (post mortem) merupakan upaya untuk menurunkan risiko penularan penyakit hewan ke manusia. Penularan penyakit hewan ke manusia dapat terjadi melalui rantai pangan dan produk sampingan lainnya dari pemotongan hewan. Selain itu pula pemeriksaan hewan yang akan dijadikan sumber pangan ini dapat berkontribusi terhadap pemantauan status penyakit hewan dan meminimalisir resiko penyakit pada manusia yang bersumber dari hewan. 2. Saat ini pemeriksaan ante mortem dan post mortem menjadi jarang dilakukan karena menurunnya kesadaran dari petugas mengenai pentingnya pemeriksaan ante mortem dan post mortem, di samping kendala operasional dan kendala pelaporan lainnya. Kegiatan ini diharapkan akan menjadi faktor pengungkit untuk terlaksananya kegiatan ante mortem di seluruh Rumah Pemotongan Hewan di Provinsi NTB. 3. Dalam rangka menggerakkan kembali pemeriksaan ante - mortem dan post - mortem di RPH kabupaten/kota se - NTB, diperlukan fasilitas yang memadai dalam menerapkan seluruh rangkaian pemeriksaan yang akan dilakukan oleh petugas. Hal ini akan mengikuti
program
kegiatan
yang
akan
dilakukan
secara
berkesinambungan oleh Direktorat Kesmavet. LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
227
4. Diharapkan kita bersama membangun opini dan disegarkan lagi bahwa kegiatan pemeriksaan ante mortem dan post mortem (AM/PM) yang sudah dilakukan sebelumnya bahwa tugas mulia bentuk kepedulian sosial yang sudah menjadi keharusan agar produk yang dihasilkan menjadi Aman, Sehat, Utuh dan Halalan Toyyibah. 5. Untuk hal yang bersinggungan dengan masalah penegakan undang undang dan peraturan daerah sebaiknya selalu berkoordinasi dengan aparat penegak hukum (Kapolsek, petugas Babinkamtibmas). 6. Upaya untuk mengendalikan lalulintas Produk Asal Hewan (PAH), maka
peran
kabupaten/kota
terhadap
hal
tersebut
adalah
pembinaan oleh instansi terkait selama wilayah asal PAH itu berada dalam teritorial kabupaten/kota yang bersangkutan namun apabila PAH itu berasal dari luar maka bukan menjadi kewenangannya. Contoh PAH yang akan dimasukkan di Hotel Wisata Gili Kabupaten Lombok Utara dari RPH Sekarbela Kota Mataram, hal ini tidak menjadi tanggungjawab pembinaan oleh Kabupaten Lombok Utara tetapi sudah wilayah teritorial Kota Mataram. Tindak Lanjut : - Meningkatkan kesadaran petugas dan pengelola RPH terhadap pentingnya pemeriksaan AM/PM untuk seluruh RPH di NTB. - Mengupayakan
penyegaran
secara
berkesinambungan
terus
dilakukan terhadap kegiatan pemeriksaan ante mortem dan post mortem seluruh RPH di NTB, sehingga predikat Provinsi NTB sebagai Provinsi yang Produk Asal Hewan sudah memenuhi sertifikasi “Halal Food” secara internasional tetap dipertahankan, terlebih status Penyakit Hewan Menular Strategis (PHMS) di NTB tetap terjaga. - Fasilitasi terkait dengan sarana dan prasarana petugas dan operasional pemeriksaan AM/PM di RPH kabupaten/kota (usulan dalam tahun anggaran 2016). - Pemerikasaan ante mortem dan post mortem adalah bentuk tanggungjawab moral petugas dan pengelolaan RPH terhadap setiap produk asal hewan di RPH agar jaminan keamanan Pangan Asal Hewan dapat diwujudkan. LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
228
13. FASILITASI PERALATAN RPH - R Dalam rangka penjaminan pangan asal hewan yang Aman, Sehat, Utuh dan Halal serta pemenuhan persyaratan produk hewan, pada Tahun 2015 ini telah dilaksanakan fasilitasi RPH-R di Kota Bima berupa : 1. Genset ( 1 Unit ) dan 2. Mobil pengangkut daging berpendingin ( 1 Unit) Semua pengadaan tersebut diatas telah selesai dilaksanakan dan diharapkan akan dapat dipergunakan pada tahun 2016 ini oleh Kabupaten/Kota se - optimal mungkin juga pada tahun - tahun yang akan datang.
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
229
5.
BIDANG USAHA PETERNAKAN A.
PENDAHULUAN 1.
Latar Belakang Merujuk pada Peraturan Gubernur Nusa Tenggara Barat Nomor 21 Tahun 2008 tentang Uraian Tugas dan Fungsi Satuan Kerja Perangkat Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat dimana Bidang Usaha Peternakan merupakan salah satu bidang yang mempunyai tugas dan fungsi membantu Kepala Dinas dalam merumuskan melaksanakan,
membina
dan
mengawasi
usaha
peternakan,
pelayanan usaha dan pemasaran maupun pengolahan hasil peternakan. Sedangkan fungsinya adalah menerapkan kebijakan dan memantau pengembangan investasi dan kebijakan permodalan melalui lembaga perbankan dan non perbankan wilayah provinsi, memproses
perijinan
usaha
bidang
peternakan,
memberikan
rekomendasi pemasukan dan pengeluaran dari dan ke luar daerah, membina dan mengawasi mutu produk dan bahan asal hewan wilayah provinsi, membina dan mengawasi kelompok - kelompok pengolahan hasil peternakan, membina dan memfasilitasi pasar hewan, membina dan membimbing usaha dan pengolahan hasil peternakan, memberikan bimbingan teknis pembangunan sarana fisik (bangunan), penyimpanan, pengolahan dan pemasaran hasil peternakan. Bidang Usaha Peternakan dibantu pula oleh 3 (tiga) Kepala Seksi yang masing - masing mempunyai peran dan tanggungjawab
antara
lain
Kepala
Seksi
Pengolahan
Hasil
Peternakan, Kepala Seksi Pelayanan Usaha dan Kepala Seksi Pemasaran. Dalam menjalankan tugas dan fungsi tersebut maka bidang usaha peternakan tahun 2015 mempunyai program dan kegiatan yang didukung dari anggaran APBN Kementerian Pertanian melalui Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian yakni dana Dekonsentrasi sebesar Rp. 730.925.000,- dan Tugas Pembantuan Rp. 4.150.000.000,- sementara dari pemerintah daerah melalui APBD sebesar Rp.1.317.460.000,-. Sehubungan LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
230
dengan hal tersebut maka dapat kami laporkan bahwa program dan kegiatan
di
Bidang
Usaha
Peternakan
tahun
2015
dapat
direalisasikan masing - masing APBN Dekonsentrasi secara fisik tercapai
100%
dan
keuangan
91,50%
sedangkan
Tugas
Pembantuan fisik tercapai 100% dan keuangan 85,33% serta APBD tercapai fisik 85,71% dan keuangan 69,98%. Adapun rincian pelaksanaan program dan kegiatan tahun 2015 seperti terurai pada bab - bab berikutnya. 2.
Tujuan a. Mendorong tumbuh dan berkembangnya usaha pengolahan hasil peternakan yang saling menunjang dari hulu hingga hilir. b. Meningkatkan daya saing produk peternakan di pasar lokal dan nasional. c. Menciptakan kesempatan kerja dan peluang usaha masyarakat.
3.
Ruang Lingkup Ruang lingkup kegiatan yang mendukung bidang usaha peternakan adalah : a. Pengembangan Mutu dan Standarisasi meliputi pertemuan dalam rangka menerapkan sistem jaminan mutu dan keamanan pangan, pengembangan informasi pasar, pengembangan usaha dan investasi, pembinaan dalam rangka pengembangan pengolahan hasil peternakan dan dukungan manajemen teknis lainnya. b. Peningkatan
Nilai
Tambah
dan
Daya
Saing
meliputi
pengembangan pemasaran domestik berupa pembangunan/ pengembangan pasar ternak, pengembangan pengolahan hasil peternakan
berupa
pemberian
bantuan
sarana
peralatan
pengolahan hasil peternakan dan ruang produksi serta dukungan manajemen teknis lainnya c.
Peningkatan Pemasaran Hasil Produk Peternakan meliputi pembinaan dan pengolahan, bimbingan teknis pemasaran hasil pengolahan peternakan termasuk bantuan yang diserahkan
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
231
kepada
masyarakat
berupa
peralatan
pengolahan
hasil
peternakan dan eksposisi hasil peternakan (pameran - pameran). d. Pelayanan
kepada
Pernyataan
masyarakat
Perusahaan
berupa
Peternakan
penerbitan
(SP3)
dan
Surat fasilitasi
pemanfaatan holding ground. 4.
Sasaran Sasaran kegiatan yang dilaksanakan bidang Usaha Peternakan adalah kelompok - kelompok pengolahan hasil peternakan 18 kelompok dan Kabupaten / Kota yang mempunyai potensi untuk pengembangan pasar hewan 5 unit.
B.
PROGRAM KEGIATAN DAN REALISASI ANGGARAN Program/kegiatan yang dikelola pada Bidang Usaha Peternakan tahun 2015 didukung dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN/07) dan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Provinsi Nusa Tenggara Barat yang terealisasi secara terinci sebagaimana tabel berikut. Tabel 62. Realisasi Keuangan dan Fisik pada Satker Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi NTB (07) Sumber Dana Dekonsentrasi Tahun 2015 Kegiatan Pengembangan Mutu dan Standarisasi
Anggaran
Realisasi Keuangan Rp.
%
Fisik (%)
75.000.000
70.793.300
94,99
100
Pengembangan Pemasaran Domestik
101.770..000
94.705.000
93,06
100
Pengembangan Usaha dan Investasi
118.325.000
1006.229.000
89,78
100
Pengembangan Pengolahan Hasil Peternakan
206.250.000
187.392.800
90,86
100
Manajemen Teknis
229.500.000
209.678.650
91,33
100
730.925.000
668.798.750
91,50
100
JUMLAH
Anggaran yang tersedia dari APBN/07 Dekonsentrasi merupakan dana penunjang operasional kegiatan antara lain untuk kegiatan Pengembangan Mutu dan Standardisasi realisasi keuangan 94,99% dan realisasi fisik 100%, kegiatan Pengembangan Pemasaran Domestik realisasi keuangan 93,06% dan realisasi fisik 100%, kegiatan Pengembangan Usaha LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
232
dan Investasi realisasi keuangan 89,78% dan fisik 100%, kegiatan Pengembangan Pengolahan Hasil Peternakan realisasi keuangan 90,86% dan fisik 100% sedangkan manajemen teknis termasuk honor – honor pelaksana kegiatan realisasi keuangan 91,33% dan fisik 100%. Sementara pada anggaran yang didukung dari APBN/07 Tugas Pembantuan tahun 2015 lebih banyak membiayai untuk pembangunan pasar ternak yang secara fisik realisasi 100% dan keuangan tercapai 72,72%, terdapat efisiensi anggaran dari hasil penawaran sebesar Rp. 363.411.000,- sedangkan untuk sarana penunjang pasar ternak terdapat pengadaan peralatan yang mendukung 4 pasar ternak yang secara fisik tercapai 100%, realisasi keuangan 96,65% dan terdapat efisiensi dari pengadaan peralatan sebesar Rp. 7.360.000,-. Selain itu anggaran Tugas Pembantuan mendukung kegiatan Pengembangan Pengolahan Hasil Peternakan berupa pembangunan ruang produksi pengolahan hasil peternakan dari 4 kelompok yang ditargetkan hanya 3 kelompok (75%) yang terealisasi oleh karena 1 kelompok tidak memenuhi syarat, yang terkendala lahan tempat membangun ruang produksi tidak tersedia (KSB) oleh sebab itu maka realisasi keuangan kegiatan pembangunan ruang produksi tercapai 77,80% sedangkan untuk pengadaan peralatan yang merupakan bantuan yang diserahkan langsung kepada masyarakat/kelompok pengolahan hasil peternakan maka realisasi keuangan tercapai 74,32% dan fisik 99,89% terdistribusi kepada 4 (empat) kelompok pengolahan, terdapat efisiensi anggaran dari pengadaan peralatan sebesar Rp. 118.097.530,Besarnya nilai efisiensi dikarenakan pengadaan peralatan pengolahan hasil peternakan disesuaikan dengan kebutuhan kelompok.Selengkapnya realisasi anggaran Tugas Pembantuan seperti pada tabel 60.
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
233
Tabel 63. Realisasi Keuangan dan Fisik pada Satker Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi NTB (07) Sumber Dana Tugas Pembantuan Tahun 2015 Realisasi Keuangan Kegiatan Pengembangan Pemasaran Domestik
Anggaran
Rp.
%
Fisik (%)
3.100.000.000
2.702.947.400
87,19
100,00
950.000.000
739.114.570
77,80
94,74
Manajemen Teknis
100.0005.000
99.175.000
85,33
100,00
JUMLAH
4.150.000.000
3.541.236.970
85,33
98,80
Pengembangan Pengolahan Hasil Pertanian
Sedangkan realisasi keuangan dan fisik kegiatan yang dibiayai dari APBD Tahun 2015 dimana pada kegiatan tersebut merupakan pemberian bantuan peralatan pengolahan hasil peternakan kepada 14 kelompok, secara fisik terealisasi 100% sedangkan realisasi anggaran / keuangan 86% oleh karena ada efisiensi dari penawaran sebesar Rp. 171.217.000,- dari total pagu Rp. 700.000.000,-. Sedangkan untuk kegiatan eksposisi realisasi keuangan tercapai 58,15% dan fisik 71,42% terdapat pengembalian sisa dana untuk biaya sewa stand dan pembelian bahan pameran yang tidak dilaksanakan. Tabel 64. Realisasi Anggaran Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi NTB Sumber Dana APBD Tahun 2015 No
Kegiatan
1
Pembinaan, Pengolahan dan Pemasaran Hasil Peternakan Eksposisi Hasil Peternakan
2
JUMLAH
Realisasi Keuangan Rp.
%
Fisik (%)
865.712.000
684.214.185
79.03
100,00
408.848.000
237.748.260
58,15
71,42
1.317.460.000
921.962.445
69,98
85,71
Anggaran
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
234
C.
HASIL PELAKSANAAN KEGIATAN A.
PENGEMBANGAN PEMASARAN DOMESTIK 1.
Fasilitasi Sarana Pemasaran Hasil Peternakan Pasar
Ternak
merupakan
tempat
peternak,
pembeli,
pedagang pengumpul maupun pedagang antar wilayah dalam melakukan transaksi jual - beli ternak. Pada umumnya transaksi jual - beli berlangsung secara tradisional dengan penetapan harga tidak transparan bagi semua pelaku. Sistem pemasaran ternak (hidup) secara tradisional ini hingga kini masih berlangsung, dimana
margin
tata
niaga
belum
terdistribusikan
secara
proporsional, sehingga pelaku usaha / peternak mendapatkan margin tata niaga yang paling rendah dan bahkan dirugikan. Dalam
upaya
meningkatkan
akses
pasar
serta
mengefisienkan sistem pemasaran ternak, maka diperlukan pengelolaan pasar secara optimal baik dalam hal pengelolaan sarana pemasaran maupun penguatan kelembagaan petani sehingga Pasar Ternak benar - benar memberikan manfaat dan keuntungan yang optimal bagi para pelaku pemasaran serta bagi konsumen sesuai dengan yang diharapkan. Provinsi Nusa Tenggara Barat sebelumnya telah memiliki pasar ternak, namun pasar ternak tersebut kondisinya tidak representatif lagi sehingga Pemerintah Pusat dalam hal ini Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian Kementerian Pertanian menganggap perlu tersedianya fasilitas pasar ternak yang memadai sehingga memudahkan pemerintah daerah dalam hal ini Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi dan Kabupaten / Kota yang menangani fungsi - fungsi Peternakan dapat melakukan kontrol atas transaksi jual beli hewan serta memfasilisasi infrastuktur berupa Pasar Ternak. Keberadaan Pasar Ternak pada gilirannya diharapkan dapat menghasilkan transaksi jual beli ternak yang tertib dan sisi lain keberadaannya tidak merusak lingkungan dan sekaligus dapat LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
235
menjadi salah satu sumber pemasukan pendapatan bagi pemerintah daerah. Dalam upaya melaksanakan kegiatan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Nusa Tenggara Barat telah melakukan langkah - langkah yang diperlukan seperti berkoordinasi dengan Kabupaten / Kota lokasi Pasar Ternak berada. Sehubungan dengan hal tersebut maka tahun 2015 Provinsi NTB mendapat dukungan Fasilitasi Sarana Pemasaran Hasil Peternakan berupa pembangunan/pengembangan pasar ternak di 5 (lima Kabupaten/Kota) se Nusa Tenggara Barat, yaitu Kabupaten Lombok Utara (Pasar Ternak Tanjung), Kabupaten Lombok Tengah (Pasar Ternak Barabali), Kabupaten Lombok Timur (Pasar Ternak Masbagik), Kota Mataram (Pasar Ternak Selagalas), dan Kota Bima (Pasar Ternak Pasar Raya Bima) melalui Anggaran Satuan Kerja Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Nusa Tenggara Barat dari Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian (07) Kementerian Pertanian. Tabel 65.Besarnya Anggaran Kegiatan Fasilitasi Sarana Pemasaran Hasil Peternakan di Provinsi Nusa Tenggara Barat Sumber Dana APBN Tahun 2015 Anggaran (Rp.) No
Kabupaten/Kota
1.
Lombok Utara
500.000.000
55.000.000
555.000.000
2.
Lombok Tengah
500.000.000
55.000.000
555.000.000
3.
Lombok Timur
600.000.000
55.000.000
655.000.000
4.
Kota Mataram
500.000.000
55.000.000
555.000.000
5.
Kota Bima
500.000.000
-
500.000.000
2.600.000.000
220.000.000
2.820.000.000
Jumlah
Fasilitasi Sarana Pasar
Prasarana Pendukung
Jumlah
Kegiatan Fasilitasi Sarana Pemasaran Hasil Peternakan berupa pembangunan pasar/pengembangan pasar ternak dilaksanakan dengan proses lelang/tender melalui Unit Layangan Pengadaan (ULP) Sekretariat Daerah Provinsi NTB yang masing - masing Kabupaten/Kota
dilaksanakan
oleh
perusahaan
sebagaimana
terlihat pada tabel 66.
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
236
Tabel 66. Nama - Nama Perusahaan Pelaksana Pembangunan / Pengembangan Pasar Ternak di Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2015 No
Nama Perusahaan
Lokasi
Nilai Kontrak (Rp)
No. Kontrak
1
CV. LIA ANANDA ANTARIKSAWAN
Lombok Utara
366.012.000
KU.420/457/Satker07/TP/2015
2
CV. BAKTI JAYA
Lombok Tengah
410.410.000
KU.420/617/Satker07-TP/VIII/2015
3
CV.NANAVIA RIZKY
Lombok Timur
418.228.000
KU.420/489a/Satke r-07/TP/2015
4
CV. PUTRA KARYA
Kota Mataram
326.072.000
KU.420/632/Satker07/TP/2015
5
CV. SEPAKAT
Kota Bima
370.000.000
KU.420/613/Satker07/TP/2015
Rata - rata pelaksanaan pembangunan / pengembangan pasar ternak yang dikerjakan selama 90 (sembilan puluh) hari kalender berjalan lancar dan tidak ada perpanjangan waktu, hal ini disebabkan karena adanya peran konsultan perencana dan konsultan pengawas yang membantu mengawasi sejak tahap persiapan sampai fisik bangunan realisasi 100%. Adapun konsultan perencana dan konsultan pengawas yang membantu pembangunan pasar ternak / fasilitasi sarana pemasaran seperti tertera pada tabel 67 dan 68. Tabel 67. Nama - Nama Konsultan Perencana pada Kegiatan Pembangunan Pasar Ternak di Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2015 No 1 2 3 4 5
Nama Perusahaan
Pengawas Kab/Kota
Nilai Kontrak (Rp)
Keterangan
CV. Karya Jasa
Lombok Utara
29.824.000
Dibiayai Kabupaten
CV. Indomulya Consultant
Lombok Tengah
34.870.000
Dibiayai Kabupaten
CV.Karya Jasa
Lombok Timur
34.900.000
Dibiayai Kabupaten
CV. Astrid Bina Utama
Kota Mataram
29.689.000
Dibiayai Provinsi
CV. Andesa
Kota Bima
25.000.000
Dibiayai Provinsi
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
237
Tabel 68. Nama - Nama Perusahaan Konsultan Pengawas Pada Kegiatan Pembangunan Pasar Ternak di Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2015 No
Nama Perusahaan
1
CV. Citra Mandiri Consultant
2
CV. Elium Consultant
3
Pengawas Kab/Kota
Nilai Kontrak (Rp)
Keterangan
Lombok Utara
20.000.000
Dibiayai Kabupaten
Lombok Tengah
29.830.000
Dibiayai Kabupaten
CV.Mega Jaya Mandiri
Lombok Timur
24.950.000
Dibiayai Kabupaten
4
CV.Citra Mandiri Consultant
Kota Mataram
16.600.000
Dibiayai Provinsi
5
CV. Karya Mahardika 97
Kota Bima
15.000.000
Dibiayai Provinsi
Jenis – jenis pekerjaan pembangunan / pengembangan pasar ternak yang dilaksanakan oleh perusahaan / rekanan disesuaikan dengan kebutuhan di masing - masing Kabupaten / Kota, dan berdasarkan perhitungan Rencana Anggaran Biaya (RAB) maupun detail gambar yang diharapkan sebagaimana terlihat pada tabel 66. Tabel 69. Jenis – Jenis Pekerjaan Yang Dilaksanakan di Masing – Masing Kabupaten/Kota Tahun 2015. No
Kabupaten/Kota
Jenis pekerjaan
Jumlah
1
Lombok Utara
Pembangunan Pagar Pembangunan Balai transaksi Portal Pintu Masuk
1 paket 1 Unit 1 Unit
2
Lombok Tengah
Pembangunan Los Pasar
4 unit
3
Lombok Timur
Pembangunan Los Pasar Perataan lokasi
3 unit 129 M3
4
Kota Mataram
Pembangunan Los Pasar Pembangunan Pagar Musholla Pembangunan Pintu Gapura Rehab Loading Dook Pembuatan Loading Dook Saluran dan Paving Block
1 unit 1 paket 1 paket 1 paket 1 paket 1 paket
5
Kota Bima
Rehab Los Ternak Pembangunan Los Ternak Baru
3 Unit 1 Unit
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
238
Visualisasi / dokumentasi pembangunan pasar hewan sebagai berikut : 1. Kabupaten Lombok Utara (Pembangunan Tembok/Pagar)
Pekerjaan 10 %
Pekerjaan 75 %
Pekerjaan 100 %
Pembangunan Balai Transaksi :
Pekerjaan 10 %
Pekerjaan 75 %
Pekerjaan 100 %
Pembangunan Portal/Pintu Masuk/Gerbang :
Pekerjaan 50 %
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
Pekerjaan 100 %
239
2.
Kabupaten Lombok Tengah (Pembangunan Los Pasar)
Pekerjaan 20 %
3.
Pekerjaan 75 %
Pekerjaan 100 %
Kabupaten Lombok Timur (Pembangunan Los Pasar)
Pekerjaan 20 %
Pekerjaan 75 %
Pekerjaan 100 %
4. Kota Mataram (Pembangunan Los Pasar)
Pekerjaan 20 %
Pekerjaan 75 %
Pekerjaan 100 %
Pekerjaan pemasangan paving block
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
240
Pekerjaan 25%
Pekerjaan 100%
Pembangunan/rehab tempat penurunan ternak (loading)
kondisi sebelum diperbaiki
kondisi setelah diperbaiki
Pembangunan gerbang dan portal
Kondisi 50 %
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
Kondisi 100 %
241
5.
Kota Bima (Rehab Los Kambing 1 Unit)
Kondisi sebelum direhab
Kondisi setelah direhab
Pembangunan Los Kambing (1 Unit)
Kondisi 10 %
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
Kondisi 100%
242
2. FASILITASI SARANA PENDUKUNG PASAR TERNAK Selain daripada pembangunan/pengembangan pasar ternak maka pada setiap Kabupaten / kota juga mendapat bantuan sarana pendukung berupa peralatan dan mesin sebagaimana tabel 70 berikut : Tabel 70. Fasilitasi Sarana Pendukung Pasar Ternak di Kabupaten/Kota Se – Pulau Lombok Tahun 2015 No 1
Kabupaten/Kota Lombok Utara
2
Lombok Tengah
3
4
Lombok Timur
Kota Mataram
Jenis Barang Mesin Potong Rumput Gerobak Dorong Artco Power Sprayer Tower Air tinggi 3 M Tandon Air isi 1.100 liter Filling Cabinet, 4 laci Kursi Tamu Jati Meja 1/2 Biro blockwood Lemari Blockwood Kursi Lipat, Chitose Motor Roda – 3 Pekerjaan tanah dan beton Pembuatan tower air Instalasi air Tangki Air (1,1 M3) Instalasi Air Mesin potong rumput Power Sprayer Gerobak dorong Artco Motor Roda – 3 Pekerjaan sumur gali Pekerjaan tanah dan beton Pembuatan tower air Tangki air dan instalasi Tangki Air (1,1 m3) Mesin Pompa Air & Inst Power Sprayer Gerobak dorong Artco Motor Roda – 3 Pekerjaan Beton dan Plesteran Pekerjaan Besi Timbangan Ternak Lengkap Gerobak Dorong Artco Motor Roda – 3
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
Jumlah 1 Unit 2 Buah 1 Unit 1 Paket 1 Unit 1 Buah 1 Set 1 Unit 1 Unit 4 buah 1 Unit 1 Paket
Kondisi Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Selesai/baik
1 Unit 1 Paket 1 buah 1 Paket 1 Unit 1 Unit 1 Unit 1 Unit 1 Unit 1 Paket
Selesai/baik Selesai/baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Selesai/baik Selesai/baik
1 Unit 1,00 BH 1,00 Unit 1 Paket 1,00 Unit 2,00 Unit 1 Unit 1 Paket
Selesai/baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Selesai/baik
2 Paket 1 Unit
Selesai/baik Baik
1 Unit 1 Unit
Baik Baik
243
Dokumentasi pendistribusian sarana pendukung pasar di masing masing Kabupaten/Kota : 1. Kota Mataram
Kandang Timbangan Ternak
Motor Roda Tiga
Timbangan Ternak (Digital)
Kereta Dorong (Arco)
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
244
2. Lombok Timur
Mesin Pompa Air
Tangki Air
Motor Roda Tiga
Kereta Dorong (Arco)
Sumur Galian
Power Sprayer
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
245
B.
PENGEMBANGAN PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN 1. FASILITASI AGROINDUSTRI/PENGOLAHAN LAINNYA Kebutuhan masyarakat terhadap daging dan telur semakin meningkat. Salah satu penyebabnya adalah bertambahnya kesadaran masyarakat akan pentingnya daging dan telur sebagai makanan kesehatan pengolahan
yang mengandung protein tinggi untuk
manusia. daging
Dewasa di
ini
berkembang
masyarakat
kita
yang
teknologi bertujuan
menambah nilai ekonomis daging tersebut dengan tidak mengurangi nilai gizi ataupun tidak menimbulkan bahaya bagi tubuh manusia. Pemerintah dengan beberapa programnya berusaha untuk memenuhi kebutuhan daging masyarakat Indonesia. Salah satu program tersebut adalah Program Swasembada Daging Nasional yang bertujuan untuk berusaha memenuhi kebutuhan daging dalam negeri dengan mengurangi bahkan menghentikan impor daging dari luar negeri. Prospek agroindustri daging di daerah NTB cukup baik karena wilayah NTB sebagai salah satu daerah penghasil ternak potong di Indonesia sehingga ketersediaan daging sebagai bahan baku olahan daging dapat dipenuhi dengan baik Di NTB terdapat beberapa industri rumahan atau kelompok usaha pengolah daging yang cukup berkembang sampai saat ini. Produksi yang dihasilkan tidak hanya memenuhi kebutuhan dalam daerah tetapi sudah ada yang sampai ke luar daerah. Dalam proses pengolahan hasil peternakan yang sangat penting untuk menjadi perhatian adalah tempat pengolahan atau ruang produksi olahan hasil peternakan, karena dalam memproduksi hasil olahan pangan asal peternakan dibutuhkan tempat yang higienis sehingga hasil produksi olahan pangan asal peternakan yang dihasilkan
dapat
terjamin
kualitasnya
dan
aman
untuk
dikonsumsi. Dan tak kalah penting juga dalam mengembangkan LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
246
produk olahan peternakan maka sangat diperlukan bimbingan teknis untuk bekal para pelaku pengolahan hasil peternakan dalam mengembangkan usahanya. Pada
tahun
anggaran
2015
terdapat
kegiatan
fasilitasi
agroindustri daging dan pengolahan hasil pangan yang didukung dari dana APBN dan APBD yang diperuntukkan bagi kelompok pengolahan hasil peternakan sebagaimana yang telah ditetapkan dengan Keputusan Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Nusa Tenggara Barat. Penetapan kelompok penerima telah melalui proses seleksi dan verifikasi sesuai persyaratan yang telah ditentukan. Adapun dukungan APBD Provinsi NTB terhadap kegiatan pengembangan pengolahan hasil pangan peternakan sebesar Rp. 865.712.000,- (delapan ratus enam puluh lima juta tujuh ratus dua belas ribu rupiah) yang dimanfaatkan untuk membiayai kegiatan sesuai perincian sebagai berikut : -
Bantuan Hibah Barang Yang diserahkan kepada Masyarakat : Rp. 700.000.000,-
-
Bimbingan
Teknis
Pengolahan
Hasil
Peternakan
:
Rp.78.292.000,-
Biaya
Perjalanan
Dinas
dalam
rangka
pembinaan
:
Rp.87.420.000,Bantuan / hibah barang yang diserahkan kepada masyarakat dilaksanakan
melalui
proses
pengadaan
Unit
Layanan
Pengadaan (ULP) Setda Provinsi NTB dan telah ditetapkan pemenangnya adalah CV. Manggarai Jaya yang beralamat di Jl. Selamet Riyadi Komplek Citra Griya Blok A-19 RT 022 Kelurahan Karang Asem Ilir, Kecamatan Sungai Kunjung Kota Samarinda Kalimantan Timur. Maka sesuai kontrak antara Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) dengan Direktur CV. Manggarai Jaya Nomor : L.020.1/2737/Disnakwan/2015 telah disepakati lamanya waktu penyelesaian pengadaan barang peralatan pengolahan hasil peternakan selama 60 (enam puluh) LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
247
hari kalender mulai tanggal 7 Agustus 2015 sampai dengan 5 Oktober 2015. Besarnya nilai kontrak untuk pengadaan peralatan olahan hasil peternakan tersebut adalah Rp. 582.573.000,- (Lima Ratus Delapan Puluh Dua Juta Lima Ratus Tujuh Puluh Tiga Ribu Rupiah) terdapat efisiensi dari pagu anggaran sebesar Rp. 117.427.000,-(Seratus Tujuh Belas Juta Empat Ratus Dua Puluh Tujuh Ribu Rupiah). Secara fisik semua barang yang diadakan dapat
direalisasikan
100%
sedangkan
capaian
keuangan
83,22%. Kelompok penerima bantuan berupa barang yang dibiayai APBD tahun 2015 sebanyak 14 kelompok dimana masing-masing Kabupaten mempunyai kelompok pengolahan yang berbeda jenis olahannya seperti pengolahan bakso, pengolahan abon, pengolahan kerupuk kulit, pengolahan susu dan pengolahan telur asin. Bantuan peralatan yang diberikan kepada kelompok disesuaikan dengan kebutuhan masing masing kelompok. Pendistribusian bantuan peralatan untuk pengolahan hasil peternakan dilaksanakan oleh pengusaha / rekanan yang memenangkan pengadaan peralatan tersebut dan dikawal oleh petugas teknis Kabupaten. Adapun nama - nama kelompok penerima bantuan barang pengolahan pangan yang dibiayai dari sumber dana APBD sesuai Keputusan Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Nusa Tenggara Barat Nomor: 183.3/1121/ Disnakwan sebagaimana tertera pada tabel 67 berikut.
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
248
Tabel 71. Nama - Nama Kelompok Penerima Bantuan Barang / Peralatan Untuk Pengolahan Hasil Peternakan (APBD) Tahun 2015 No
Kabupaten/Kota
1.
Mataram
2.
Lombok Barat
3
Lombok Utara
4.
Lombok Timur
Nama Kelompok/Ketua Pejagal Hewan/Pastival Karya Lestari/Agus Hadi Santoso Pade Angen/Sa’im Pager Siwaq/Burhanudin Bunga Teratai/Deni Roy Perempuan Bahari/ Denek Bini Anjasmara Kerta Bangkit/Selamet Riadi Geger Mayang/Erna Astuti Bambu Tulen/L. Abdul Ba’is Side Muncul/Huluiyah Bina Sejahtera/Wiwin Erlidiyanti
Jenis Bantuan Alat Pengolahan Bakso Alat Pengolahan Bakso Alat Pengolah Kerupuk Kulit Alat Pengolah Telur Asin Alat Pengolahan Kerupuk Kulit Alat Pengolahan Kerupuk Paru Alat Pengolahan Susu Alat Pengolahan Bakso Alat Pengolahan Telur Asin Alat Pengolahan Kerupuk Kulit Alat Pengolahan Kerupuk Kulit
5.
Sumbawa
Mitra Abadi/Muksin
Alat Pengolahan Kerupuk Kulit
6.
Dompu
Maju Bersama/Leman Nurul/Ica Siswanti
Alat Pengolahan Bakso Alat Pengolahan Abon
Semua barang yang diterima masing - masing kelompok adalah dalam kondisi baik dan lengkap. Selain dari anggaran yang dibiayai dari APBD maka terdapat pula bantuan yang diserahkan langsung ke masyarakat untuk kelompok pengolahan hasil peternakan yang dibiayai dari APBN berupa peralatan dan bangunan ruang produksi pengolahan hasil peternakan yang pengadaannya melalui proses penunjukan langsung dimana masing - masing Kabupaten/Kota pengusaha/rekanannya ditetapkan berdasarkan hasil penilaian pejabat pengadaan. Jumlah kelompok penerima bantuan dari APBN sebanyak 4 (empat) kelompok yang ditetapkan dengan Keputusan Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Nusa Tenggara Barat LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
249
Nomor: KU.110/0290/SATKER-07.TP/2015 yakni Kelompok Abuya di Kota Mataram yang mengolah daging menjadi sate dan naget, Kelompok Azna Jaya Kabupaten Lombok Timur yang mengolah telur asin, Kelompok Sehati Bolo Bima yang mengolah daging bakso dan Kelompok Batu Tonjo Sumbawa Barat yang mengolah susu kerbau. Ketiga kelompok tersebut menerima bantuan peralatan dan ruang produksi kecuali Kelompok Batu Tonjo Sumbawa Barat tidak menerima ruang produksi yang disebabkan karena lahan untuk membangun tidak tersedia. Adapun nama pengusaha/rekanan yang melaksanakan
pengadaan
peralatan
untuk
diserahkan
ke
masyarakat/kelompok pengolahan hasil peternakan sebagai berikut : No 1 2 3 4
Nama Perusahaan/Rekanan CV. Leo Jaya Amari CV. Luna Makmur Mandiri CV. Tunas Sari CV. Cahaya Arasy
Nilai Kontrak (Rp) 93.873.000
Nomor Kontrak PL.420/512
Sasaran/ Kelompok Sehati
98.257.250
PL.420/523
Azna Jaya
67.853.500 81.918.720
Pl.420/510 PL.420/501.a
Batu Tonjo Abuya
Sedangkan pengusaha/rekanan yang membangun ruang produksi untuk pengolahan hasil peternakan adalah sebagai berikut : No 1
Nama Perusahaan/Rekanan CV. Saga Inti Utama
Nilai Kontrak (Rp) 50.000.000
Nomor Kontrak PL.420/596
Sasaran/ Kelompok Azna Jaya
2
CV. Delta Karya
49.750.000
PL.420/592.a
Sehati
3
CV. Tirta Abadi
49.750.000
PL.420/592
Abuya
Jenis peralatan dan ruang produksi pengolahan hasil peternakan tahun 2015 sebagai berikut : 1. Kelompok Pejagal Hewan/alat pengolah bakso, alat pengolah bakso yang diterima kelompok Pejagal Hewan antara lain berupa
mesin
penggiling
daging, blender bumbu, mesin genset, Waskom, pisau, outlet / lemari kaca, kompor gas lengkap dengan tabung dan selangnya, panci. Barang - barang
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
250
tersebut diterima oleh kelompok sesuai spesifikasi dan dalam keadaan lengkap dan baik, seperti tertera pada gambar berikut :
Alat Genset
Kompor Gas
Tabung Gas
Alat Blender
Selang Gas
Lemari Kaca
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
251
2. Kelompok Mitra Abadi/alat pengolah kerupuk kulit dengan jenis peralatan sebagai berikut :
Spinner
Open kerupuk
Wajan
Ember
Sealer
Kompor
alat pengepres kulit
Panci
Sutil
Waskom Aluminium
Pisau
Meja pengolahan
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
252
2. EKSPOSISI / PROMOSI / PAMERAN - PAMERAN Dalam upaya menarik minat dan investasi produksi hasil peternakan maka bidang usaha peternakan yang mempunyai tugas pokok dan fungsi mempromosikan hasil - hasil produksi peternakan baik dalam produksi ternak hidup dan produksi hasil olahan. Kegiatan ini bertujuan mengajak pelaku usaha maupun kelompok
pengolahan
hasil
peternakan
agar
dapat
bersinggungan dengan para pelaku usaha lainnya sehingga terjalin kemitraan baik dalam penyediaan bahan baku maupun hasil olahan yang diproduksi. Di samping itu pelaku usaha / kelompok pengolahan akan dapat bersaing sehingga mau meningkatkan produksi olahannya dan meningkatkan skala usahanya. Kegiatan promosi dilaksanakan melalui pameran pameran antara lain sebagaimana tabel 72 berikut : Tabel 72. Kegiatan Eksposisi/Promosi/Pameran – Pameran Yang Diikuti Oleh Bidang Usaha Peternakan Tahun 2015 Jenis Pameran
Lokasi Pameran
Waktu Pameran
Sumber Dana
Agrinex
Jakarta
19 – 22 Maret 2015
APBD
Agro & Food
Jakarta
14 – 17 Mei 2015
APBN
NTB Expo
Mataram
10 – 14 Juni 2015
APBD
Bulan Budaya Lombok Sumbawa
Mayura Cakranegara
Agustus 2015
Surabaya Agribusiness Matching Expo
Surabaya
03 – 06 September 2015
Manunggal ABRI
Gerung – Lombok Barat
Oktober 2015
Jambore Penyuluh
Gunung Jae Narmada
November 2015
NTB Bersaing
Mataram
12 – 15 November 2015
APBD
Pasar Rakyat
Jakarta
20 -21 November 2015
APBN
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
APBD APBN APBD APBD
253
VISUALISASI PAMERAN 1. Pasar Rakyat di Halaman Kantor Kementerian Pertanian
2. Agrinex
3. Agro & Food
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
254
1. NTB Bersaing
4. NTB Bersaing
5. Bulan Budaya Lombok Sumbawa
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
255
6. Manunggal ABRI Masuk Desa
3.
PERTEMUAN – PERTEMUAN DAN BIMBINGAN TEKNIS Pertemuan/Rapat Penyusunan Program PPHP Pertemuan/rapat ini bertujuan untuk mensosialisasikan program dan kegiatan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Peternakan
Tahun
2015,
merumuskan
pengembangan
pengolahan dan pemasaran hasil peternakan, menumbuhkan motivasi dan rangsangan penyediaan sarana dan peralatan pengolahan dan pemasaran hasil peternakan serta mendorong berkembangnya usaha peternakan komersil, kemitraan dan kewirausahaan.
Sasaran
pertemuan/rapat ini adalah para Kepala Dinas/Kepala Bidang yang menangani fungsi
pengolahan
pertanian/peternakan
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
hasil dan
256
satuan kerja PPHP Provinsi dengan jumlah peserta sebanyak 15 orang dan dilaksanakan di ruang rapat Kantor Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi NTB tanggal 18 Februari 2015. Pada pertemuan/rapat tersebut materi yang disampaikan adalah kebijakanpembangunan peternakan di Provinsi NTB oleh Kepala Dinas dan Program/Kegiatan Pengolahan
dan
Pemasaran
Hasil
Peternakan tahun 2015 oleh Ir. Sardi (Kepala Seksi Pemasaran pada Bidang Usaha Peternakan Provinsi NTB). Kesimpulan dari pertemuan/rapat sebagai berikut : 1. Kegiatan yang telah dilaksanakan selama ini perlu dievaluasi sejauh mana dampak yang dirasakan manfaatnya baik oleh petugas Kabupaten maupun kelompok penerima bantuan, harus ada pertanggung jawaban serta laporan keuangannya. 2. Kelompok akan
yang diberikan
tahun
2015
diberikan
bantuan
harus benar - benar ada, bukan hanya sekedar nama dan harus
dilakukan
CPCL
dari
petugas
teknis
Kabupaten/Kota dengan baik. 3. Pelaku kegiatan harus professional dan dapat membantu melaksanakan kegiatan sehingga tepat sasaran
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
257
4. Alat/sarana
yang
diusulkan
harus
sesuai
dengan
kebutuhan kelompok sehingga alat yang akan diberikan ke kelompok dapat dimanfaatkan dengan baik dan maksimal. 5. Kegiatan
pengembangan
ruang
pengolahan
hasil
supaya segera melaksanakan ferivikasi kelompok sehingga kegiatan bisa cepat terealisasi/terlaksana. 6. Demikian juga untuk pembangunan / pengembangan pasar ternak harus direncanakan dengan baik sehingga sesuai dengan kebutuhan yang ada di pasar. 7. Pengajuan Proposal untuk kegiatan Tahun 2016 oleh semua Kabupaten / Kota harus melalui Media Internet. Usulan
Kegiatan
harus
sesuai
dengan
petunjuk
PEDUM pengajuan e – proposal. Pertemuan
Apresiasi
Dan
Sosialisasi
Penerapan
Sistem Jaminan Mutu Dan Keamanan Pangan Pertemuan Sosialisasi dan Apresiasi Sistem Jaminan Mutu dan Keamanan Pangan bertujuan memberikan bimbingan penerapan jaminan
mutu
keamanan bagi
sistem
pelaku
dan
pangan usaha
peternakan (poktan/gapoktan). Dan sasaran pada pertemuan ini adalah Para Kepala Bidang yang menangani Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian di
Kabupaten /Kota se Nusa Tenggara Barat
sebanyak 12 orang dan petugas Provinsi sebanyak 3 orang, dan keluaran yang diharapkan pada pertemuan adalah tersosialisasinya penerapan system jaminan mutu dan keamanan pangan di NTB. Dan materi yang disampaikan adalah : Mekanisme Penjaminan Mutu dan Keamanan Pangan oleh Tim Ditjen Mutu dan Standarisasi Direktur Jenderal LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
258
PPHP (Syofia). Peran
Dinas
Peternakan
dalam
Pengembangan
Pengolahan Hasil Peternakan di NTB oleh Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi NTB (Ir. Hj. Budi Septiani). Optimalisasi
Pengembangan
Peternakan di NTB
Pengolahan
Hasil
oleh Kepala Bidang Usaha
Peternakan (Ir. Hj. Baiq Haidar Indiana). Kegiatan Pertemuan Apresiasi dan Sosialisasi Penerapan Sistem Jaminan Mutu dan Kemanan Pangan dibiayai dari Anggaran Satuan Kerja Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi NTB (07) Tahun Anggaran 2015 sebesar Rp.26.730.000,- ( Dua Puluh Enam Juta Tujuh Ratus Tiga Puluh Ribu Rupiah) yang dilaksanakan pada tanggal 5 Juni 2015 bertempat di ruang rapat Kantor Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi NTB. Dengan menghasilkan rumusan sebagai berikut : 1. Misi pembangunan peternakan adalah
penyediaan
Pangan Asal Hewan yang cukup kualitas, kuantitas, daya saing tinggi serta meningkatkan kemampuan dan keterampilan pelaku usaha pengolahan hasil - hasil peternakan dan produk olahannya 2. Arah kebijakan pengamanan mutu dan keamanan produk asal
pangan hewan
:
Kebijakan pengamanan produk
pangan
hewani,
deteksi
dan pencegahan secara dini sejak dari pra, proses sampai dengan pasca produksi dan Pemantapan sistem standarisasi, akreditasi dan sertifikasi. 3. Pembinaan dalam penerapan sistem jaminan keamanan LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
259
dan mutu produk peternakan dalam hal Pemberian Nomor Kontrol Veteriner (NKV); Penerapan labelisasi produk peternakan; Pengembangan dan penerapan sistem HACCP; Pengawasan yang ketat sejak pra produksi (bibit, pakan dan obat), produksi (teknik budidaya) dan pasca produksi (pemotongan, pemerahan, penyimpanan, pengolahan, transportasi / distribusi. 4. Kendala yang sering dihadapi dalam penerapan sistem jaminan mutu dan keamanan produk pangan hewani : Masih
banyak
RPH/RPU,
TPD
maupun
usaha
pengimpor/pengekspor belum mempunyai NKV; Masih rendahnya kesadaran konsumen (kurangnya sumber daya manusia, belum berkembangnya mekanisme standarisasi,
akreditasi
dan
sertifikasi
dan
masih
terbatasnya pemasyarakatan penerapan sistem HACCP 5. Daging yang akan diedarkan bagi konsumsi masyarakat diwajibkan berasal dari pemotongan hewan yang dilakukan di rumah potong dan memenuhi persyaratan ASUH untuk melindungi kesehatan dan ketentraman batin masyarakat konsumen. 6. Untuk Pengembangan Pengolahan Hasil Peternakan, Pemerintah daerah Provinsi NTB khususnya Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi NTB memiliki peran yang sangat penting dalam pengembangan pengolahan hasil peternakan yaitu : sebagai fasilitator ke pemerintah pusat dalam rangka penyediaan sarana dan prasarana khususnya bagi pengembangan pengolahan hasil peternakan; sebagai pembina kelompok pengolah hasil peternakan; sebagai fasilitator untuk pemasaran produk pengolahan hasil peternakan. 7. Tanggung jawab Pemerintah dalam Jaminan Mutu dan Keamanan Pangan diantaranya : Melindungi masyarakat dari
bahaya
keamanan
pangan
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
yang
berdampak 260
terhadap kesehatan; Meningkatkan kesadaran/kepedulian keamanan pangan di tingkat masyarakat; Keterlibatan peran serta Pemerintah, Industri Pangan dan Konsumen. Dari hasil pertemuan maka tindaklanjut yang diharapkan adalah sebagai berikut : 1. Pengawasan terpadu terhadap produk segar yang beredar hasil pertanian secara umum perlu dilakukan oleh Otoritas Kompeten Keamanan Pangan secara rutin setiap tahun bersama dengan instansi terkait. 2. Tim
Teknis
Provinsi
dan
Kabupaten/Kota
agar
meningkatkan fungsi pembinaan dan pengawasan terhadap RPH/RPU agar mutu dan kualitas produksi daging yang menjadi bahan baku pengolahan hasil peternakan terjamin; 3. Petugas/Tim
Teknis
Kabupaten/Kota
mendata/
menginventarisir kelompok - kelompok yang belum bersertifikat halal dan belum mempunyai ijin PIRT; 4. Melaksanakan sosialisasi tentang perlunya jaminan mutu dan kualitas produk olahan hasil peternakan kepada
kelompok-kelompok
pengolahan
dengan
melibatkan instansi terkait. Pertemuan Petugas Informasi Pasar (PIP) Informasi pasar sangat diperlukan sejalan dengan upaya pemerintah dalam pergeseran paradigma dari orientasi produksi
ke
orientasi
pasar. Informasi pasar yang akurat dan up to date khususnya yang terkait dengan harga, permintaan, penawaran, ketersediaan
dan
distribusi produk-produk pertanian sangat diperlukan bagi LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
261
pelaku pasar, petani maupun penentu kebijakan. Hal ini juga diperoleh untuk mendeteksi dan mengantisipasi terjadinya gejolak harga yang sering terjadi yang dapat merugikan para petani dan konsumen. Informasi pasar merupakan sarana penunjang agar signal pasar menjadi dasar bagi penentuan jenis produk yang akan dihasilkan oleh petani/peternak/ nelayan.
Tersedianya
sistem
informasi
pasar
akan
menjembatani supply di sentra produksi dan demand di sentra pasar (konsumen). Oleh karena itu pengembangan informasi pasar secara tidak langsung akan berdampak pada peningkatan peningkatan pendapatan petani yang pada gilirannya mengurangi kemiskinan. Para pelaku agribisnis mempunyai peluang yang cukup besar
dalam
memanfaatkan
internet
sebagai
sarana
informasi, komunikasi dan transaksi. Perubahan - perubahan dalam pasar global yang membutuhkan antisipasi dengan cepat dapat diakses dengan mudah dan cepat misalnya melalui internet, sms dll. Pengembangan sistem informasi pasar agribisnis melalui jaringan internet memerlukan keterlibatan aktif dari semua pihak yang terkait. Sistem informasi yang berjalan saat ini, masih menghadapi hambatan dalam mendapatkan input / informasi terkini (up to date) khususnya di tingkat produsen sebagai akibat dari kemampuan SDM pelayanan Informasi Pasar (PIP) di daerah. Provinsi NTB mempunyai petugas informasi pasar sebanyak 10 orang di setiap Kabupaten / Kota walaupun pasar yang aktif hanya ada di P. Lombok untuk itu perlu dilakukan
pertemuan
koordinasi
yang
bertujuan
mengevaluasi kinerja para petugas pasar, menciptakan Sistem Pelayanan Informasi Pasar yang cepat, tepat, kontinu dan dipercaya agar langsung dapat dimanfaatkan oleh para pengguna informasi.
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
262
Pertemuan koordinasi dilaksanakan pada tanggal 19 Oktober 2015 di Ruang Rapat Kantor Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi NTB dengan materi yang disampaikan
adalah
Penjelasan
Pedoman
Teknis
Pelayanan Informasi Pasar bagi Petugas PIP Tahun Anggaran 2015 dan Penjelasan Operasional Pengiriman Informasi Pasar melalui Internet dan SMS bagi Petugas PIP dengan narasumber Ir. Sardi (Kepala Seksi Pemasaran pada bidang Usaha Peternakan). Kegiatan tersebut didukung dari anggaran Satuan Kerja Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi NTB (APBN/07) tahun 2015. Adapun kesimpulan yang didapatkan dari hasil rapat koordinasi adalah sebagai berikut : a. Informasi harga yang telah dikembangkan selama ini adalah harga harian ditingkat produsen (petani), grosir dan eceran. b. Data harga yang dikumpulkan oleh para Petugas Pelayanan Informasi Pasar dari berbagai daerah dikirimkan dengan
menggunakan
teknologi
informasi
seperti
Blackberry Messanger (BBM), E-mail dan SMS. Sementara media menyebarluaskan informasi yang dipergunakan selama ini adalah media elektronik dan cetak. c.
Perlu dilakukan apresiasi / sosialisasi terhadap petugas yang harus bertanggung jawab terhadap pelaksanaan PIP baik di Provinsi maupun Kabupaten / Kota.
d. Petugas PIP Provinsi harus melaporkan data harian dan data produksi secara bulanan ke Pusat PIP ( Subdit. Analisa dan Informasi Direktorat Pemasaran Domestik Ditjen PPHP). e.
Tantangan
dan
implementasi
ke
depan
dalam
pengembangan PIP adalah bahwa perlu dukungan serius jajaran pimpinan agar sistem informasi pasar ini bisa operasional sedangkan permasalahan utama yan LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
263
betul dihadapi adalah pada saat implementasinya di daerah serta perlu pemikiran melibatkan pengelola pasar terkait dalam pengumpulan data harga. Pertemuan Supply – Demand Ternak Potong Permintaan bahan pangan asal hewani khususnya daging terus meningkat seiring dengan pertambahan jumlah penduduk dan tingkat pendapatan per kapita. Di sisi lain ketersediaan daging sangat tergantung pada tingkat perkembangan produksi ternak terutama ternak
besar
sebagai penghasil daging, pada kenyataannya kemampuan produksi
ternak
belum
mampu
mengimbangi
laju
permintaan dengan tingkat produktivitas dan efesiensi usaha peternakan yang masih rendah sehingga akan mengancam kelestarian sumber daya ternak dan tidak menutup kemungkinan suatu saat pengeluaran ternak khususnya ternak potong terhenti karena kebutuhan dalam daerah sendiri meningkat. Guna terjaminnya kelestarian sumber daya ternak maka perlu diadakan pertemuan Analisis Supply - Demand ternak potong dan bibit untuk membahas kemampuan produksi ternak
potong dan bibit, kebutuhan dalam daerah dan
potensi ternak yang dipasarkan antar Pulau/Provinsi. Kegiatan pertemuan Supply – Demand ini diikuti oleh para Kepala Bidang dan Kepala UPTD lingkup Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi NTB dengan tujuan untuk 1) Merumuskan dan menghitung potensi kemampuan Supply / Demand Ternak Potong dan Ternak Bibit dan 2) Membahas permasalahan – permasalahan yang timbul dan berkaitan erat dengan permintaan ternak potong dan bibit dari luar daerah. Perhitungan sementara Supply – Demand ternak potong untuk tahun 2016 adalah sebagaimana tabel 68 berikut : LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
264
Tabel 73. Hasil Perhitungan Supply – Demand Ternak Potong Tahun 2016 No
Kabupaten/Kota
Populasi Tahun 2015 Sapi
1
Kota Bima
2 3
Alokasi Pengeluaran Tahun 2016 (ekor)
Kerbau
Sapi
Kerbau
17.035
469
1.000
25
Bima
170.118
14.934
11.500
1.250
Dompu
112.503
21.286
8.500
1.250
4
Sumbawa
222.153
45.595
2.500
1.000
5
Sumbawa Barat
61.813
12.174
13.500
500
6
Lombok Timur
120.762
4.685
7
Lombok Tengah
162.520
19.499
8
Lombok Barat
84.008
5.490
2.000
250
9
Lombok Utara
86.241
477
10
Kota Mataram
1.921
21
39.000 4.625 Keterangan : data tersebut menggunakan perhitungan populasi tahun 2014 dan alokasi pengeluaran masih merupakan perkiraan.
Bimbingan Teknis Usaha Ternak Potong Perkembangan usaha peternakan di Nusa Tenggara Barat saat ini menunjukan kemajuan yang cukup pesat, hal ini mengakibatkan semakin semangatnya para petani ternak untuk terus mengembangkan usaha budidaya ternak potong (sapi, kerbau, kuda, kambing, unggas dan lain - lain). Bila memperhatikan perkembangan ternak tahun 2014 dimana
populasi
sapi 1.013.793 ekor meningkat
bila
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
265
dibandingkan
dengan
populasi
tahun
2013
sebesar
1.002.731 ekor, sementara populasi beberapa jenis ternak tahun 2014 seperti kerbau 126.141 ekor, kambing 576.125 ekor, ayam 9.738.308 ekor dan lain - lain terdapat penurunan ternak bila dibandingkan tahun 2013 masing masing kerbau 138.393 ekor, kambing 584.149 ekor, ayam 10.707.632 ekor. Kegiatan pemasaran hasil peternakan merupakan mata rantai kegiatan agribisnis pada sub sistem hilir yang sangat penting dan strategis, kegiatan ini melibatkan berbagai elemen yaitu peternak, produsen, belantik, pedagang pengumpul, eksportir, pedagang di pasar, pelaku usaha pengolahan dan konsumen. Oleh karena itu pengaturan keluar masuk ternak (kuota) yang akan dipasarkan baik di dalam daerah maupun ke luar daerah harus diatur menurut ketentuan dan peraturan yang berlaku selain itu untuk menjaga populasi dalam daerah agar tidak terkuras. Perkembangan pemasaran ternak keluar NTB sangat fluktuatif, pada tahun 2014 pemasaran untuk ternak sapi mencapai 54.966 ekor, terdiri dari sapi potong 45.081 ekor dan sapi bibit 9.885 ekor, kerbau potong 6.105 ekor, kuda potong 7.296 ekor, kambing 2.473 ekor. Sedangkan target pemasaran ternak potong tahun 2015 sapi sebanyak 57,601 ekor terdiri dari sapi potong 47.470 ekor dan sapi bibit 10.131 ekor realisasi sampai dengan November sapi potong mencapai 35.060 ekor dan sapi bibit 5.688 ekor, sedangkan kerbau potong 4.852 ekor. Dalam
pengembangan
usaha
peternakan
persoalan
pemasaran masih merupakan salah satu kendala yang dihadapi hal ini terkait dengan beberapa hal sebagai berikut : -
Produktifitas
ternak
belum
mampu
mengimbangi
permintaan pasar yang tinggi. -
Kebutuhan ternak potong di daerah yang makin meningkat.
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
266
-
Perbedaan harga ternak di Pulau Sumbawa dan Pulau Lombok yang signifikan.
-
Potensi pasar luar daerah yang belum dimanfaatkan secara optimal.
-
Lemahnya peran Asosiasi permodalan dan mutu hasil peternakan
Sementara itu pada pengembangan usaha perunggasan dihadapkan dengan berbagai permasalahan seperti : -
Perusahaan Inti cenderung mempengaruhi perkembangan populasi ayam potong yang ada di masyarakat.
-
Harga sarana produksi ( bibit, pakan, peralatan usaha dan obat-obatan) seringkali lebih tinggi dari harga pasar.
-
Harga pasar ternak unggas sangat ditentukan oleh perusahaan inti, karena memiliki populasi ayam potong yang sangat besar.
-
Kebijakan pelaksanaan kemitraan yang diterapkan Perusahaan inti
sering menimbulkan kerugian pada
peternak dan tidak dikoordinasikan dengan pemerintah. -
Keuntungan yang diterima perusahaan inti jauh lebih besar dari peternak Plasma dan cenderung makin membesar dari tahun ke tahun.
Berkenaan dengan hal tersebut di atas, maka untuk
meningkatkan
wawasan para peternak dan
pelaku
peternakan
usaha serta
menampung persoalanpersoalan yang dihadapi dalam pengembangan usaha peternakan di masyarakat, dipandang perlu melakukan bimbingan teknis usaha ternak potong. Bimbingan teknis usaha ternak potong bertujuan untuk : 1) Meningkatkan pengetahuan dan wawasan peternak di LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
267
bidang manajemen usaha ternak potong, 2)
Mendorong
peningkatan produksi, pemasaran dan pendapatan di bidang usaha peternakan, 3) Mendorong kerjasama saling menguntungkan antara kelompok peternak dan membentuk asosiasi kelompok usaha ternak potong, 4)
Mendorong
terciptanya iklim usaha agribisnis peternakan yang kondusif dan menguntungkan. Jumlah peserta yang mengikuti kegiatan bimbingan teknis usaha ternak potong sebanyak 50 (lima puluh) orang yang terdiri dari para ketua/sekretaris kelompok tani ternak, petugas teknis dan PPL Kabupaten/Kota Adapun
NTB.
keluaran
yang
dari
hasil
teknis
adalah
diharapkan bimbingan
se
meningkatnya pemahaman kelompok ternak, petugas teknis Kabupaten / Kota dan para penyuluh
se
-
P.
Lombok
dalam
teknis
usaha
mengembangkan
ternaknya. Kegiatan
bimbingan
ternak
potong
dilaksanakan pada tanggal 10 Desember 2015 bertempat di hotel Puri Indah Mataram yang dibiayai dari sumber dana APBN (06) tahun 2015. Dan para pembimbing pada kesempatan tersebut selain Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi NTB juga melibatkan dari perguruan tinggi yakni Prof. Dr. Ir. H. Yusuf Akhyar Sutaryono, Ph.D dan Dr. Moh. Taqiuddin, SPt. MSi. Beberapa rumusan yang dihasilkan pada bimbingan teknis sebagai berikut : -
NTB sudah dikenal sebagai penghasil ternak (bibit dan potong) terutama sapi dan kerbau yang dapat mensupply kebutuhan beberapa wilayah provinsi di Indonesia, hal ini merupakan peluang yang sangat menjanjikan bagi
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
268
kelompok tani ternak untuk mengembangkan usaha peternakan. Beberapa persoalan yang terjadi selama ini seperti ketersediaan pakan, bobot ternak potong yang menurun, belum berstandar) oleh karena itu diharapkan kepada kelompok tani ternak meningkatkan mutu dan kualitas ternak potong agar lebih berdaya saing dan berdayaguna. -
Kelompok - kelompok ternak yang sudah ada agar segera membentuk asosiasi / jejaring usaha dan tidak ada ego wilayah, hal ini untuk mempermudah para pelaku usaha dalam menjalankan usaha dimasa yang akan datang dan mempermudah saling bertukar informasi.
-
Peranan penyuluh dari badan ketahanan pangan dan pelaksana penyuluhan (BP3K) dan petugas teknis kabupaten/kota diharapkan secara terkoordinasi dapat meningkatkan sosialisasi kegiatan - kegiatan strategis sehingga para peternak akan cepat mendapatkan informasi perkembangan pembangunan bukan hanya peternakan
tetapi
dalam
arti luas
pembangunan
pertanian secara utuh. -
Dihimbau kepada seluruh anggota kelompok tani ternak agar melakukan pemotongan ternak di rumah potong hewan resmi
(RPH) agar
yang
produksi
dagingnya lebih terjamin sebagaimana
yang
dipersyaratkan
yaitu
menghasilkan
daging
asuh (aman, sehat, utuh dan halal). -
Arah kebijakan pembangunan peternakan Provinsi Nusa Tenggara Barat adalah melalui pemberdayaan kelompok tani ternak, penyebaran / distribusi ternak kepada masyarakat,
pengembangan
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
kawasan
peternakan 269
berbasis sumberdaya lokal, perbaikan iklim usaha peternakan dan pemberian fasilitas kemudahan untuk pemasaran ternak. Perbaikan iklim usaha peternakan diharapkan akan memberi semangat para pelaku usaha untuk siap bersaing bukan hanya untuk memenuhi dalam daerah tetapi juga dan mengahadapi masyarakat ekonomi asean (MEA). Oleh karena itu peningkatkan produksi dan produktivitas harus dibarengi dengan peningkatan kualitas dan mutu disamping peningkatan angka kelahiran ternak dari 66% menjadi 80%, menekan angka
kematian
dari
20%
menjadi
5%
dan
meningkatkan angka pertumbuhan dari 0,2 kg/hari menjadi 0,8 kg/hari. -
Secara nasional daya saing produk NTB masih rendah bahkan menurun dari peringkat 21 (berdasarkan kajian BPS dan Kemenakertrans 2010) menjadi peringkat 25 (hasil
penelitian
NUS
2013)
semntara
indeks
pembangunan manusia menduduki urutan ke-30 dari 34 provinsi (BPS 2015). Upaya – upaya untuk memperbaiki peringkat tersebut tentunya harus kerja keras semua stakeholder agar ketertinggalan tidak berlanjut sebagaimana kebijakan Gubernur NTB. -
Sistem usaha terpadu untuk meningkatkan daya saing melalui penyediaan pejantan sapi terseleksi dan perkawinan yang terkontrol dengan pejantan yang terseleksi, pengaturan penyapihan, pakan tambahan strategis sesuai kondisi pertumbuhan ternak dan peningkatan ketersedian dan kualitas pakan, perbaikan kondisi
kandang
dan
produksi
kompos
serta
peningkatan skala usaha. -
Usaha ternak dapat dikelola melalui perusahaan/ industri yang lebih mengarah pada usaha komersial dan bisa juga dikelola oleh masyarakat melalui usaha
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
270
ternak rakyat yang umumnya dianggap sebagai usaha sampingan. Sedangkan dari sisi usaha ternak dapat digolongkan dalam dua jenis yaitu usaha ternak bibit dan usaha ternak penggemukan, masing-masing jenis usaha tersebut mempunyai perlakukan yang berbeda. -
Peternak / pelaku usaha pengembangbiakan dapat memilih salah satu usaha tersebut sesuai kebutuhan masing - masing.
-
Hal - hal yang perlu diperhatikan dalam sistem usaha terpadu untuk meningkatkan daya saing adalah melalui penyediaan pejantan sapi bibit yang terseleksi, perkawinan alam terkontrol dengan pejantan terseleksi, pengaturan penyapihan, pakan tambahan (suplementasi) sesuai dengan kondisi pertumbuhan, peningkatan ketersediaan dan kualitas pakan, perbaikan kandangsanitasi dan produksi kompos serta peningkatan skala usaha.
-
Pemberian hijauan makanan ternak berupa rumput alam, legume (rendah, temak/pohon) harus berimbang dan ini akan memberikan asupan protein (sebagai pertumbuhan, perkembangan, reproduksi dan laktasi ternak), energi tercerna untuk bekerja, bergerak dan laktasi serta serat, vitamin dan mineral untuk kesehatan, pertumbuhan maupun laktasi.
4. PELAYANAN USAHA PETERNAKAN Pelayanan Masyarakat Dalam rangka memberikan pelayanan kepada masyarakat maka
bidang
Usaha
Peternakan
mempunyai
fungsi
menyelesaikan / menerbitkan surat Sertifikat Pernyataan Perusahaan Peternakan (SP3) yang dapat dijadikan acuan untuk kelancaran usaha para pelaku usaha peternakan. SP3 merupakan syarat mutlak untuk setiap pengusaha atau pelaku usaha baik yang antar pulau antar provinsi maupun LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
271
antar pulau yang dalam daerah sebagai persyaratan diterbitkannya ijin pengeluaran maupun pemasukan ternak dari dan keluar daerah NTB oleh Badan Koordinasi Penanaman Modal dan Perijinan Terpadu (BKPMPT). Provinsi Nusa Tenggara Barat sudah memberlakukan pelayanan
perijinan
satu
pintu
sejak
tahun
2013
sebagaimana Keputusan Gubernur Nusa Tenggara Barat Nomor : ……./2013 tentang Pelimpahan Kewenangan Dalam Pelayanan Perijinan Satu Pintu sehingga fungsi Dinas / SKPD hanya menerbikan SP3 saja. Hal ini sangat membantu SKPD sehingga fungsi pengawasan terhadap pengeluaran maupun pemasukan ternak di Nusa Tenggara Barat akan lebih terkontrol dengan baik. Permintaan untuk penerbitan surat SP3 setiap tahun meningkat sebagaimana terlihat pada tabel 74 berikut. Tabel 74. Jumlah Penerbitan SP3 Tahun 2013 s/d 2015 Daerah/Pelaku Psaha P. Lombok Sumbawa
Jumlah SP3/Sertifikat 2013
2014
2015
-
-
25
19
36
14
Sumbawa Barat
9
8
7
Dompu
6
19
17
14
12
3
-
-
-
48
75
66
Bima Kota Bima Jumlah
Pelayanan lainnya selain penerbitan surat SP3 maka bidang usaha juga memberikan pelayanan pemanfaatan Holding Ground/penampungan sementara ternak yang akan dikeluarkan ke daerah lain baik yang ternak potong maupun ternak bibit sekaligus melakukan penimbangan terhadap ternak - ternak potong yang akan dikeluarkan dan sebagai pengawasan ternak bibit yang akan di antar pulaukan. Holding Ground terletak di Desa Lembar Kecamatan Lembar Kabupaten Lombok Barat tersebut LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
272
merupakan aset daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat yang
dibebankan
untuk memungut
retribusi sebagai
Pendapatan Asli Daerah (PAD) khusus untuk pelayanan ternak yang keluar dari P. Lombok, sementara ternak yang keluar dari P. Sumbawa retribusi yang dibebankan menjadi penerimaan masing - masing kabupaten/kota yang memiliki Holding Ground. Retribusi untuk ternak potong adalah sebesar Rp. 15.000,/ekor/hari dan untuk ternak bibit Rp. 45.000,-/ekor/3hari. Total pengeluaran ternak potong tahun 2015 sebanyak 335 ekor sehingga nilai retribusi yang dapat disetorkan ke daerah adalah sebesar Rp. 5.025.000,-. Sedangkan untuk ternak bibit yang keluar daerah sebanyak 2.414 ekor dengan penerimaan retibusi sebesar Rp. 108.630.00,-. Total PAD yang disetorkan tahun 2015 adalah Rp. 113.655.000,- (seratus tiga belas juta enam ratus lima puluh lima ribu rupiah). Adapun jumlah dan nama-nama perusahaan yang mengantarpulaukan ternaknya seperti pada tabel 75 berikut. Tabel 75. Nama Perusahaan Pengirim Ternak Yang Memanfaatkan Holding Ground Lembar dan Jumlah Ternak Yang Dikirim Keluar Daerah Tahun 2015. Nama Perusahaan Pengirim
Jumlah Ternak Yang Dikirim (ekor)
Retribusi (Rp)
Daerah Tujuan Pengeluaran
A. TERNAK POTONG -
CV. KUM3
200
3.000.000
Sukabumi
-
CV. KUM3
102
1.530.000
Bangka Belitung
-
CV. AMANAH
13
195.000
Pontianak
-
CV. ADI PUTRA
20
300.000
Ketapang
JUMLAH TP
345
5.025.000
B. TERNAK BIBIT -
CV. KUM3
532
23.940.000
Kaltim
-
CV. AMANAH
120
5.400.000
Kalsel
-
CV. KUM3
531
23.895.000
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
Riau
273
-
CV. AMANAH
741
33.347.000
Kalbar
-
CV. ADI PUTRA
390
17.550.000
Kalbar
-
CV. LOMBOK BARAT BERSAUDARA
100
4.500.000
2.414
108.630.000
JUMLAH
Sumbawa
Bila dibandingkan dengan penerimaan Holding Ground Tahun
2015
dengan
(Rp.211.725.000,-)
maka
penerimaan
tahun
penerimaan
2014 retribusi
pemanfaatan aset daerah (holding ground) mengalami penurunan 53,68%, hal ini disebabkan karena permintaan ternak potong maupun ternak bibit yang keluar dari P. Lombok oleh daerah/provinsi lain menurun disamping adanya kendala pada saat pengadaan/gagal tender daerah - daerah di luar NTB sehingga penerimaan holding ground juga berpengaruh. Grafik 5. Penerimaan Asli Daerah Dari Pemanfaatan Holding Ground Untuk Ternak Potong Tahun 2013 – 2015
Pengeluaran Ternak Potong NTB sebagai daerah penghasil ternak potong (sapi dan kerbau) setiap tahun mengeluarkan ternak dalam bentuk LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
274
hidup (ternak bibit maupun ternak potong) untuk memenuhi kebutuhan daerah - daerah lain dan untuk memenuhi kebutuhan dalam daerah.
Pengeluaran ternak tersebut
berdasarkan hasil perhitungan/supply – demand dengan memperhatikan kestabilan populasi dalam daerah dan kemudian ditetapkan dengan keputusan Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi NTB. Tahun 2015
pengeluaran
ternak
sapi
potong
dialokasikan
sebanyak 39.800 ekor dan untuk kerbau potong sebanyak 5.474 ekor, sementara untuk ternak kuda, kambing dan babi tidak ditetapkan karena permintaan yang sedikit dan kalaupun ada permintaan maka direkomendasikan untuk dapat dikeluarkan. Terjadi penambahan jumlah/alokasi pengeluaran sapi potong yang disebabkan karena tingginya permintaan ternak potong antar pulau dalam daerah sehingga target pengeluaran sapi potong meningkat menjadi 43.179 ekor atau sebesar 7,82%. Pengeluaran ternak sapi ke luar provinsi mulai dikurangi oleh karena adanya kebijakan pemerintah daerah yang akan mengembangkan
industri
dalam
daerah
dengan
memanfaatkan fasilitas Rumah Potong Hewan (RPH) yang sudah terbangun berskala Nasional untuk kemudian hasil produksinya berupa daging, karkas dan ikutannya dapat diolah sehingga masyarakat lebih banyak menikmati nilai tambahnya. Kemampuan potong masing - masing RPH berkisar antara 10 – 50 ekor perhari yang apabila dioperasionalkan lebih optimal maka
dapat
menciptakan
lapangan
pekerjaan
baru,
memberikan nilai tambah dari limbah yang diproduksi maupun olahan daging menjadi produk-produk yang tidak kalah bersaing dengan produk-produk olahan lainnya. Realisasi pengeluaran ternak sapi potong sampai dengan bulan Desember 2015 sebanyak 41.159 ekor terdiri dari pengeluaran antar pulau dalam daerah sebanyak 27.639 LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
275
ekor dan pengeluaran ternak sapi ke luar NTB sebanyak 13.520 ekor sementara ternak kerbau potong dari target pengeluaran sebanyak 5.474 ekor terealisasi pengeluaran antar pulau sebanyak 3.075 ekor dan pengeluaran ke luar NTB sebanyak 2.399. Pengeluaran ternak potong tahun 2015 lebih banyak dikirim ke wilayah/pulau Kalimantan (Selatan, Timur, Barat), pulau Jawa (Barat, Tengah, Timur, Banten dan DKI Jakarta), daratan
Sumatera
(Riau,
Jambi,
Bangka
Belitung,
Lampung, Palembang) dan Sulawesi Selatan. Adapun jumlah pengeluaran ternak sapi dan kerbau tahun 2015 sebagaimana tabel 76 dan seperti yang digambarkan pada grafik berikut: Tabel 76. Data Pengeluaran Ternak Sapi dan Kerbau Tahun 2015 No
Daerah Tujuan
Jumlah Ternak (ekor) Kerbau
Jumlah (ekor)
2.648
20
2.668
620
-
620
Sapi
1
Jawa Barat
2
Jawa Tengah
3
DKI Jakarta
1.150
-
1.150
4
Banten
1.015
15
1.030
5
Kalimantan Timur
252
91
343
6
Kalimantan Selatan
6.665
207
6.872
7
Kalimantan Barat
33
-
33
8
Jambi
149
33
182
9
Riau
255
-
255
10
Bangka Belitung
102
-
102
11
Lampung
380
-
380
12
Sulawesi Selatan
20
2.033
2.053
13.520
2.399
Total
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
276
Grafik 6. Perkembangan Pengeluaran Ternak Potong Tahun 2013 – 2015 GRAFIK PENGELUARAN SAPI POTONG 2013 - 2015
30.000
25.706
20.000
24.526
20.793
20.094
20.555
13.590
10.000
P. Lombok Luar Daerah
2013 6.000
2014
2015
GRAFIK PENGELUARAN KERBAU POTONG TAHUN 2013-2015 5.353
5.000 4.000 3.000
3.224 2.881
2.895
3.075 2.399
2.000
P. Lombok Luar Daerah
1.000 2013
2014
2015
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
277
6.
BALAI RUMAH SAKIT HEWAN DAN LABORATORIUM VETERINER A.
PENDAHULUAN 1.
Latar Belakang Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Rumah Sakit Hewan dan Laboratorium Veteriner, Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Nusa Tenggara Barat dibentuk bulan Oktober 2008. Berdasarkan Peraturan Gubernur Nusa Tenggara Barat Nomor 23 Tahun 2008, tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) pada Dinas Daerah
dan
Teknis
Badan
Inspektorat,
Unit
Pelaksana
(UPTB) Bappeda
pada dan
Lembaga Teknis Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat. UPTD Rumah Sakit Hewan dan Laboratorium Veteriner mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas teknis Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Nusa Tenggara Barat di bidang Pelayanan Kesehatan Hewan dan Laboratorium Veteriner. 2.
Tujuan Tujuan disusunnya laporan tahunan ini adalah untuk mengevaluasi kegiatan
yang
telah
dilaksanakan
pada
tahun
2015
dan
permasalahan yang muncul serta solusi yang diambil guna meyelesaikan masalah tersebut. 3.
Ruang Lingkup Kegiatan-kegiatan yang ada pada masing-masing seksi UPTD Rumah Sakit Hewan dan Laboratorium Veteriner antara lain :
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
278
a. Sub Bagian Tata Usaha. Sub Bagian Tata Usaha mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan
pengelolaan
urusan
tata
usaha,
kepegawaian,
perlengkapan, keuangan, rumah tangga dan melaksanakan pembinaan administrasi di lingkungan UPTD Rumah Sakit Hewan dan Laboratorium Veteriner. b. Seksi Pelayanan Medik/Hewan Produksi dan Hewan Kesayangan Seksi
Pelayanan
Medik/Hewan
Produksi
dan
Hewan
Kesayangan mempunyai tugas: melakukan penyiapan bahan penyusunan program, perumusan teknis operasional, koordinasi, fasilitasi serta melaksanakan pelayanan kesehatan pada hewan produksi dan hewan kesayangan. c. Seksi Laboratorium Veteriner. Seksi Laboratorium Veteriner mempunyai tugas: melakukan penyiapan bahan penyusunan program, pengujian, analisis, dan perumusan
teknis
operasional,
koordinasi,
fasilitasi
serta
melaksanakan pelayanan laboratorium veteriner. d. Kelompok Jabatan Fungsional. Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas kepala UPTD Rumah Sakit Hewan dan Laboratorium Veteriner sesuai dengan keahlian dan kebutuhan. Demikian gambaran secara singkat sebagai pendahuluan laporan tahunan
ini,
namun
untuk
dapat
dilihat
secara
lebih
rinci
perkembangan kegiatan yang telah dilaksanakan oleh UPTD Rumah Sakit Hewan dan Laboratorium Veteriner dapat dilihat pada bab-bab dalam lembaran berikut ini.
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
279
B.
PROGRAM/KEGIATAN DAN ANGGARAN
1.
Sumber Dana APBD a.
Sub Bagian Tata Usaha Program Pelayanan Administrasi Perkantoran Dana
yang
tersedia
untuk
program
ini
sebesar
Rp.128.750.000,- yang terbagi menjadi beberapa kegiatan yaitu : penyediaan jasa surat-menyurat, penyediaan jasa komunikasi, sumber daya air dan listrik, penyediaan jasa peralatan dan perlengkapan kantor, penyediaan jasa administrasi keuangan, penyediaan jasa makanan dan minuman, rapat-rapat konsultasi keluar daerah dan rapat koordinasi dan konsultasi ke dalam daerah. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Dana
yang
tersedia
untuk
kegiatan
ini
sebesar
Rp.155.949.250,- yang meliputi pemeliharaan rutin/berkala gedung kantor dan pemeliharaan rutin/berkala kendaraan dinas/operasional.
Kegiatan
ini
berupa
belanja
pembangunan gedung kantor/Pembuatan garasi mobil Rp.100.000,-
Biaya
pembuatan
penerima sampel Rp.13.000.000,-
partisi/sekat
ruang
Belanja pengadaan
UPS, komputer dan alat-alat elektronik Rp.12.199.250,-. Kegiatan
pemeliharaan
dinas/operasional
dana
rutin/berkala yang
tersedia
kendaraan yaitu
Rp.
25.450.000,- dan pemeliharaan rutin/berkala peralatan dan perlengkapan kantor Rp.5.300.000,Program
Peningkatan
Pengembangan
Sistem
Pelaporan Capaian Kinerja Dan Keuangan Program ini meliputi penyusunan laporan capaian kinerja dan ikhtisar realisasi kinerja SKPD serta penyusunan laporan
absensi
dengan
anggaran
yang
tersedia
Rp.50.850.000,LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
280
b.
Seksi
Pelayanan
Medik/Hewan
Produksi
dan
Hewan
Kesayangan Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan
Kegiatan: PeningkatanPelayananRumahSakitHewan Jumlahanggaran
yang
tersediauntukkegiataninisebesarRp. dengan
rincianbelanjabahan
169.050.000,-
habis
pakai
ATK
sebesar Rp.1.050.000,-, belanja bahan obat-obatan sebesar Rp. 100.000.000,- belanja jasa pemeriksaan kesehatan sebesar Rp.25.000.000,-, Belanja jasa uji laboratorium sebesar Rp.25.000.000,- dan belanja perjalanan dinas pelayanan semi aktif sebesar Rp. 18.000.000,-. Program kegiatan di Bidang Pelayanan Medik Veteriner yang telah dilaksanakan antara lain : - Melaksanakan Penyehatan Hewan yang meliputi : Promotif,
Preventif,
Kuratif,
Rehabilitatif
dan
Pelayanan Medik Reproduksi. - Melaksanakan Pelayanan
Pembinaan
Kesehatan
pada
Hewan
unit–unit
yang
ada
di
Kabupaten/Kota se -Nusa Tenggara Barat. - Melakukan Tindakan Medik Veteriner, antara lain: Bedah Mayor, Bedah Minor dan Bedah Kosmetik. - Melakukan Tindak Pengamanan Penyakit Hewan Menular (PHM). - Meningkatan Pengetahuan dan Ketrampilan Staf. - Tempat Pelatihan/Praktek lapangan bagi para Pelajar/Mahasiswa - Tempat magang bagi Dokter Hewan. - Pengawasan
kesehatan
hewan
di
RPH
Banyumulek (oleh tenaga fungsional)
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
281
c.
Seksi Laboratorium Veteriner Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan
Kegiatan:
Peningkatan
Pelayanan
Laboratorium
Kesehatan Hewan Type B. Jumlah anggaran yang tersedia untuk kegiatan ini sebesar Rp.169.796.000,- dengan rincian yaitu :1) honor panitia pertemuan sebesar Rp.996.000,-2) uang saku dan transportasi peserta sebesar Rp. 11.534.000,-3) belanja barang dan jasa sebesar Rp. 157.266.000,- terdiri dari pembelian bahan bakar gas dan minyak tanah, bahan kimia laboratorium, belanja jasa
pemeriksaan
laboratorium,
belanja
jasa
narasumber, moderator dan notulen, pertemuan, sewa penginapan dan konsumsi peserta serta perjalanan dinas sampling uji laboratorium veteriner. Pemeriksaan Laboratorium Veteriner dana APBD berupa : 1. Pemeriksaan LaboratoriumKesehatan Hewan : pemeriksaan
pullorum,
pemeriksaan
PUD,
Pemeriksaan Serum (AI dan RBT Brucellosis), dan pemeriksaan feces 2. Pemeriksaan LaboratoriumKesmavet : TPC daging ayam, residu antibiotika telur dan daging sapi
Program peningkatan kapasitas UPTD
Kegiatan
:
laboratorium
Peningkatan Veteriner
dan
peran RSH
dan
fungsi
dengan
balai
anggaran
sebesar Rp.163.494.500,-
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
282
2.
Sumber Dana APBN (DK) a.
Seksi
Pelayanan
Medik/Hewan
Produksi
dan
Hewan
Kesayangan Program
Penanggulangan
Gangguan
Reproduksi
Pada Sapi/Kerbau Kegiatannya terdiri dari : -
Penanganan Ternak yang Mengalami Gangguan Reproduksi sebesar Rp.72.300.000,-
-
Penanganan Ternak
yang Mengalami Gangguan
Reproduksi di Kabupaten/Kota Bima : Rp.17.400.000,-
Penanganan Ternak yang Mengalami Gangguan Reproduksi di Kabupaten Sumbawa : Rp.17.400.000,-
-
Penanganan Ternak yang Mengalami Gangguan Reproduksi di Kabupaten Dompu : Rp.17.400.000,-
-
Penanganan Ternak yang Mengalami Gangguan Reproduksi
di
Kabupaten
Sumbawa
Barat:
Rp.17.400.000,-
Penanganan Ternak yang Mengalami Gangguan Reproduksi
di
Kabupaten
Lombok
Tengah
:
Rp.17.400.000,-
Penanganan Ternak yang Mengalami Gangguan Reproduksi
di
Kabupaten
Lombok
Timur
:
Rp.17.400.000,b.
Seksi Laboratorium Veteriner Program Pengendalian dan Penanggulangan Anthraks Kegiatannya terdiri dari : a. Koordinasi Pemberantasan AT pada BRSHLV : Rp.56.200.000,b. Koordinasi Pemberantasan AT pada BRSHLV di Kabupaten/Kota Bima : Rp.7.000.000,-
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
283
c.
Koordinasi Pemberantasan AT pada BRSHLV di Kabupaten Sumbawa : Rp.14.650.000,-,-
d. Koordinasi Pemberantasan AT pada BRSHLV di Kabupaten Dompu : Rp.9.450.000,e. Koordinasi Pemberantasan AT pada BRSHLV di KSB: Rp.7.624.000,f.
Koordinasi Pemberantasan AT pada BRSHLV di Kabupaten Loteng : Rp.3.450.000,-
g. Koordinasi Pemberantasan AT pada BRSHLV di Kabupaten Lotim : Rp.4.500.000,h. Koordinasi Pemberantasan AT pada BRSHLV di Kabupaten Bima : Rp.12.750.000,i.
Koordinasi Pemberantasan AT pada BRSHLV di Kabupaten Lombok Barat : Rp.1.500.000,-
j.
Koordinasi Pemberantasan AT pada BRSHLV di KLU : Rp.1.000.000,-
Program Pengendalian dan Penanggulangan Penyakit Parasiter Kegiatannya terdiri dari : a. Monitoring dan Survelans Parasit di Provinsi : Rp.18.000.000,b. Monitoring dan Survelans Parasit di Kota Bima : Rp.5.000.000,c.
Monitoring dan Survelans Parasit di Kab. Sumbawa : Rp.4.850.000,-
d. Monitoring dan Survelans Parasit di Kab. Dompu : Rp.5.750.000,e. Monitoring dan Survelans Parasit di KSB : Rp.4.250.000,f.
Monitoring dan Survelans Parasit di Kab. Bima : Rp.3.500.000,-
g. Monitoring dan Survelans Parasit di Kota Mataram : Rp.1.500.000,LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
284
h. Monitoring dan Survelans Parasit di Kab. Lobar : Rp.6.500.000,i.
Monitoring dan Survelans Parasit di Kab. Loteng : Rp.8.500.000,-
Program Pengendalian dan Penanggulangan Penyakit Bakterial Lainnya Kegiatannya berupa : Pemeriksaan Laboratorium sampel Pre dan Post Vaksinasi SE sebanyak masing-masing 1.500 sampel target, Realisasi Pre vaksinasi SE 1.536 sampel dan Realisasi Post vaksinasi sebesar 1.562 sampel. Program Pengendalian dan Penanggulangan Penyakit Brucellosis Kegiatannya berupa: Pemeriksaan sampel Brucellosis sebanyak 5.000 sampel (Target), Realisasi 5.066 sampel. Program
Pembinaan
dan
Koordinasi
Kesehatan
Hewan Kegiatannya berupa: Monitoring, evaluasi Pelaporan Survelans dan Pelayanan Keswan : Rp.10.350.000,Program
Operasional
Pengujian
Veteriner
di
Laboratorium Veteriner Daerah Kegiatannya berupa : Bantuan Operasional Laboratorium B : Rp.25.000.000,-. Kegiatan ini merupakan survelans AI dengan mengambil dan memeriksa sebanyak 1.700 sampel serum darah ayam. Program
Monitoring
dan
Survelans
Residu
dan
Cemaran Mikroba Kegiatannya berupa : Monitoring dan Survelans Residu dan Cemaran Mikroba di RSHLV : Rp.69.200.000,-.
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
285
3.
Sumber Dana APBN (TP) a.
Seksi Laboratorium Veteriner Program
Pengadaan
Sarana
dan
Prasarana
Laboratorium Kesmavet Kegiatannya
berupa
Fasilitasi
peralatan
Laboratoriumsebesar Rp.500.000.000,-
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
286
C.
PELAKSANAAN DAN CAPAIAN SASARAN PROGRAM/KEGIATAN 1. Sumber Dana APBD a.
Sub Bagian Tata Usaha Program Pelayanan Administrasi Perkantoran Perlengkapan Sub Bagian Perlengkapan sesuai dengan Perda Nomor 13 Tahun 2008, diserahkan tugas membantu kelancaran administrasi pada bagian tata usaha sebagai unit yang melakukan pengelolaan terhadap administrasi perlengkapan. Dalam tahun anggaran 2015, sub bagian perlengkapan telah melakukan kegiatan-kegiatan sebagai berikut :
Bendaharawan Barang - Menerima, menyimpan, dan menyerahkan barang pemerintah
daerah
yang
bersumber
dari
pengadaan anggaran rutin dan pembangunan - Menghimpun seluruh tanda bukti penerimaan dan pengeluaran barang secara tertib dan teratur - Membuat stock opname fisik barang yang masih dalam wewenang dalam membuat semester - Menerima, menyimpan dan mengeluarkan barang dari proyek/bagian proyek/rutin dan menyalurkan ke unit pemakaian lingkup Rumah Sakit Hewan dan Laboratorium Veteriner
Pengurus Barang - Membuat Kartu Inventaris Ruangan (KIR) pada masing-masing unit/ruangan lingkup Rumah Sakit Hewan dan Laboratorium Veteriner - Membuat penomoran/registrasi ulang pada setiap barang inventaris
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
287
- Menata kembali penggunaan kendaraan dinas lingkup Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Nusa Tenggara Barat dengan SK Kepala Dinas Nomor : 024/30/a/Disnak/III/2003. - Membenahi/merapikan
penyimpanan
barang
inventaris kantor yang berada di gudang. - Monitoring keadaan dan kebaradaan barang inventaris di unit pemakai. - Membuat
rekapitulasi
jumlah
barang
yang
mengalami kerusakan. - Mengajukan
usulan
penghapusan/pelelangan
barang inventaris dan kendaraan bermotor. Luas tanah dan bangunan yang dimiliki oleh Pemerintah Daerah Nusa Tenggara Barat sekitar 50.000 m 2 berada di UPTD Rumah Sakit Hewan dan Laboratorium Veteriner di Banyumulek yang terdiri dari: bangunan kantor, bangunan garasi terbuka, bangunan rumah dinas, bangunan pos jaga, bangunan krematorium, bangunan hewan percobaan dan bangunan klinik hewan. Barang inventaris kantor berupa kendaraan roda 2 (dua) sebanyak 3 (tiga) unit dan kendaraan roda 4 (empat) sebanyak 3 (tiga) unit. Administrasi surat menyurat
Surat Masuk Yang dimaksud dalam hal ini adalah surat kedinasan yang masuk ditujukan kepada kepala UPTD Rumah Sakit Hewan dan Laboratorium Veteriner Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Nusa Tenggara Barat.Jumlah surat masuk yang ditangani selama tahun 2015 adalah 284 buah.
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
288
Surat Keluar Yang dimaksud dengan surat keluar adalah setiap surat kedinasan yang ditujukan kepada unit/instansi lain,
baik
yang
ditujukan
kepada
perorangan,
organisasi maupun lembaga pemerintah. Surat tersebut berasal dari unit/bagian yang berada di lingkupUPTD Rumah Sakit Hewan dan Laboratorium Veteriner baik teknis maupun administrasi, misalnya surat keputusan UPTD Rumah Sakit Hewan dan Laboratorium Edaran,
dan
Veteriner,
Naskah
lainnya.Jumlah
Dinas,
surat
Surat
keluaryang
ditangani selama tahun 2015 adalah 805 buah surat. Kepegawaian UPTD Rumah Sakit Hewan dan Laboratorium Veteriner didukung oleh 15 (lima belas) orang Pegawai Negeri Sipil (PNS), 1 (satu) orang Pegawai Tidak Tetap (PTT), 2 (dua) orang TenagaHarianLepas (THL)
serta 3 (tiga) orang
pegawai kontrak. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Dana
yang
tersedia
untuk
kegiatan
ini
sebesar
Rp.155.949.250,- yang meliputi pemeliharaan rutin/berkala gedung kantor dan pemeliharaan rutin/berkala kendaraan dinas/operasional.
Kegiatan
ini
berupa
belanja
pembangunan gedung kantor/Pembuatan garasi mobil Rp.100.000.000,- Biaya pembuatan partisi/sekat ruang penerima sampel Rp. 13.000.000,-
Belanja pengadaan
UPS, komputer dan alat-alat elektronik Rp.12.199.250,-. Kegiatan
pemeliharaan
dinas/operasional
dana
rutin/berkala yang
tersedia
kendaraan yaitu
Rp.
25.450.000,- dan pemeliharaan rutin/berkala peralatan dan perlengkapan kantor Rp.5.300.000,-
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
289
Kegiatan
pemeliharaan
rutin/berkala
kendaraan
dinas/operasional berupa belanja jasa
servis, suku
cadang, bahan bakar minyak/pelumas,STNK dan pajak kendaraan bermotor sebanyak 3 (tiga) unit mobil dengan rincinan B-2375-BQ ; DR-9093; DR-1212 dan kendaraan Roda 2 DR-2253-J ;DR-6502; DR-3211. Program
Peningkatan
Pengembangan
Sistem
Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan Program ini meliputi penyusunan laporan capaian kinerja dan ikhtisar realisasi kinerja SKPD serat penyusunan laporan absensi dengan anggaran yang tersedia sebesar Rp.50.850.000,b.
Seksi
Pelayanan
Medik/Hewan
Produksi
dan
Hewan
Kesayangan
KegiatanPeningkatanPelayananRumahSakitHewan Capaian program yang telah dihasilkan adalah : -
Hasil
penerimaan
Asset
Daerah
(PAD)
sampaibulanDesember 2015 sesuai dengan Perda NTB Nomor: 3/2011 yang telah disetorkan sebanyak Rp.30.065.000,- (158.24%) dari target Rp.19.000.000,-
Hasil Pelayanan Pengobatan Hewan/Ternak sampai bulan Desember 2015 berdasarkan sistem Pelayanan adalah sebesar 2.675 ekor (117.6 % dari target tahun 2015 sebesar 2.275 ekor)
-
HasilPelayanan
Kesehatan
Hewan/Ternak
adalah2.675 ekor yang terdiri dari Jenis Penyakit Hewan
Menular
(PHM)
yang
telah
ditangani
sebanyak129 ekordan Penyakit Hewan Non Menular berhasil ditangani adalah sebanyak 2.546 ekor
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
290
-
Jenis Penyakit Hewan Menular (PHM) terdiri dari penyakit BEF sebanyak 21 ekor, penyakit Scabies sebanyak 86 ekor, Suspec Parvo sebanyak 1 ekor, penyakit Ektoparasit sebanyak 4 ekor, penyakit strangles sebanyak 12 ekor, penyakit Helminthiasis sebanyak 4 ekor dan penyakit Demodekosis sebanyak 1 ekor
-
Penyakit Hewan Non Menular terdiri dari Vaksinasi sebanyak
317
ekor,
Preventif/pencegahan
(obat
cacing dan vitamin) sebanyak 1992 ekor, Kontrol kesehatan sebanyak 28 ekor, Operasi sebanyak 6 ekor dan lain-lain sebanyak 203 ekor -
Pengawasan kesehatan hewan di RPH Banyumulek (oleh tenaga fungsional) Pada tahun 2015 tenaga fungsional yang ada telah melakukan pengawasan terhadap pemotongan yang ada
di
RPH
Banyumulek.
Adapun
tujuan
dari
pengawasan ini adalah untuk mengawasi bahan asal hewan yang dihasilkan guna terciptanya produk pangan yang ASUH. Jumlah pemotongan yang ada selama tahun 2015 sebanyak 73ekor. -
BelanjaObat-obatan/Vitamin/Vaksinpelayanan RSH Sasarandarikegiataniniadalahtersedianyaobatobatan/vitamin/vaksinuntukpelayanankesehatanhewa n.Realisasikeuangandarikegiataniniadalahsebesar Rp.99.583.217,- dengancapaian fisiksebesar 100% dengan anggaran Rp.100.000.000,-
-
BelanjaPerjalananDinasPelayanan Semi Aktif RSH keLokasi
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
291
Sasarandarikegiataniniadalahpetugas RSHLV yang memberikanpelayanankesehatanhewan
semi
aktif.Pelayanankesehatanhewan
semi
aktifadalahpelayanankesehatanhewan
di
lokasitempatternakdipelihara.Biayadimaksudkansebag aibiayaperjalananpetugasdalammelaksanakanpelayan ankesehatanhewan
di
lokasiternak/hewan.Besarnyabiayadisesuaikandengan standar
biayaperjalanan
APBD
Provinsi
NTB.Disampingitupelayanankesehatanhewanjugadilak ukansecarapasifyaitupemilikhewanmembawahewanny ake
RSHLV
untukmendapatkanpelayanankesehatanhewan.Realis asifisikdarikegiatanini
sebesar
100%
danrealisasikeuangan adalah Rp.18.000.000,- (100%) dari total anggaran Rp.18.000.000,-
BelanjaJasaPemeriksaanKesehatan SasarandarikegiataniniadalahpetugasRumahSakitHewa ndanLaboratorumVeteriner.Alokasianggaranberupa honor
ataskegiatanpemeriksaankesehatanhewan
di
RumahSakitHewandanLaboratoriumVeterinerDinasPete rnakandanKesehatanHewanProvinsi anggaran
yang
Rp.50.000.000,-.
NTB.
Total
tersediauntukkegiataninisebesar Realisasifisik
danrealisasikeuangansebesar
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
100% Rp.49.680.000,-
292
(99,36%). Biayatersebutberupa honorarium selama 12 bulandariJanuari –Desember 2015.
d.
Seksi Laboratorium Veteriner Pada tahun 2015 Seksi Laboratorium Veteriner memiliki Program
Peningkatan
Pelayanan
Laboratorium
Veteriner
melalui pemeriksaanlaboratorium dan pengambilan sampel ternak. Capaian program yang telah dihasilkan adalah : -
Retribusi aset PAD untuk Seksi Laboratorium Veteriner Provinsi Nusa Tenggara Barat adalah sebesar Rp. 35.362.500,- (88,40% dari target Rp.40.000.000,).
-
Pemeriksaan yang telah dilakukan LaboratoriumKesehatan Hewan antara lain : pemeriksaan PUD sebanyak 403 sampel dengan hasil Negatif Surra, pemeriksaan Serum dengan rincian : 1.002 sampel serum sapi negatif brucellosis, 230 sampel serum ayam dengan hasil 65 sampel protektif AI dan 165 sampel tidak protektif AI serta pemeriksaan parasit internal sebanyak 590 sampel feces dengan rincian : 409 sampel dari Kabupaten Lombok Barat dengan tingkat prevalensi 47,92%, 142 sampel dari Kabupaten Lombok Tengah dengan tingkat prevalensi 4,23%, dan 39 sampel dari Kabupaten Sumbawa dengan tingkat prevalensi 12,82%.
-
Pemeriksaan yang telah dilakukan LaboratoriumKesmavet antara lain : pemeriksaan residu antibiotika pada daging sapi sebanyak 100 sampel dan telur ayam sebanyak 300 sampel semuanya menunjukkan hasil negatif terhadap golongan antibiotika makrolida, aminoglikosida, tetrasiklin. Selain itu juga dilakukan pemeriksaan TPC sebanyak 250 sampel daging ayam dengan hasil 174 sampel kurang dari BMCM (Batas Maksimum Cemaran Mikroba) dan 76 sampel melebihi BMCM.
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
293
-
Selain pemeriksaan Laboratorium kegiatan APBD juga melakukan pemeriksaan dari : a. Laboratorium Keswan 1. Pemeriksaan Pullorum di PT. Charoen Pokphand di Lombok Timur sebanyak 143.749 ekor ayam 2. Pengujian sampel dari Kabupaten Lombok Barat berupa sampel serum uji HI AI sebanyak 500 sampel, RBT Brucellosis sebanyak 500 sampel 3. Pemeriksaan RBT Brucellosis sapi bibit antar pulau sebanyak 2.665 ekor sapi dan sapi bibit lokal sapi sebanyak 1.071 ekor dan kerbau 85 ekor. 4. Pemeriksaan PUD sebanyak 81 sampel, Feces (parasite internal) 890 sampel, serum sebanyak 82 sampel (HI ND) yang berasal dari BPTP Narmada, UNRAM, UNTB (Penelitian). b. Laboratorium Kesmavet 1. Pemeriksaan TPC dari PT. Berdikari, Kecamatan RasanaEBarat Kota Bima sebanyak 25 sampel. 2. Pemeriksaan TPC hati sapi sebanyak 7 sampel dari PT. Dharmaraya, Pototano, KSB; 3. Penelitian mahasiswa dari UNTB sebanyak 33 sampel daging Sapi dan 10 sampel daging ayam. 4. Pengujian TPC dari kabupaten Lombok Barat sebanyak 80 sampel daging sapi. 5. Dilaksanakannya pertemuan jejaring dan rapat koordinasi yang dilakukan tanggal 10-12 Agustus 2015 dengan jumlah peserta 30 orang perwakilan dari Laboratorium Veteriner se-NTB.
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
294
2.
Sumber Dana APBN a.
SeksiPelayananMedik/HewanProduksidanHewanKesayang an -
Pengadaan ATK Jumlahanggaran
yang
tersediauntukinisebesar
Rp.3,750.000,-
yang
digunakanuntukpembelianalattuliskantor.
Hal
inidimaksudkanuntukterlaksananyatertibadministrasi.Realis asifisikmaupunkeuanganuntukkegiataniniyaitu 100%. -
PengadaanBrosur/Leaflet Sasarandarikegiataniniyaitusebagai
media
informasidansosialisasipenyakithewanmaupuninformasipeng etahuan
yang
berkaitandenganpeternakandankesehatanhewan.Jumlahang garan yang tersedia Rp.17.500.000,-. Realisasifisikmencapai 100% yaitusebanyak 8.100 lembaryangterdiridari 5 macam brosur/leaflet danrealisasikeuangansebesar Rp.17.496.000,-
Pertemuansebanyak2kegiatandenganjumlahdana tersedia
sebesar
Rp.88.950.000,-.
Realisasifisikkegiatanmencapai sedangkanrealisasikeuangan
yang
100% sebesar
Rp.60.114.200,-.
Adapunrincianpelaksanaankegiatansebagaiberikut :
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
295
Pertemuankoordi nasigangguanre produksi Dilaksanakan pada tanggal 27– 28 Mei 2015 dan dihadiri oleh 20 orang
peserta
Sasaranadalah
dari
10
Kabupaten/Kota
Kepalabidang
yang
se–NTB.
membidangi
fungsikesehatanhewan di 10 kabupaten/kota se-NTB danpetugas/tenagakesehatanhewan/dokterhewanpadaD inaspeternakandankesehatanhewanprovinsi NTB. Pertemuanpenin gkatan SDM Dilaksanakan pada tanggal 25 –
26
2016
Agustus yang
dihadiri oleh 20 orang peserta dari 10 kabupaten/kota se - NTB. Sasaranadalahpetugastekniskesehatanhewan/dokterhe wanpadaDinasPeternakandankesehatanhewanprovinsi NTB danPuskeswan di 10 Kabupaten/kota se-NTB yang belumpernahmengikutipertemuan yang sejenis. -
PerjalananDinasDalam Daerah Perjalanandinasdalamrangkaidentifikasi,
monitoring
dan
pembinaan di Kabupaten/Kota se - NTB dengananggaran Rp.11.050.000,-.
Realisasifisik
mencapai
100%
dan
realisasikeuangan sebesar Rp. 11.050.000,- atau 100%.
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
296
-
KegiatanPengadaan obat-obat parasit internal, terapi AB, dan penambah daya tahan. Tahun 2015 Seksi Pelayanan Medik/Hewan Produksi dan Hewan
Kesayangan
mendapatkan
anggaran
sebesar
Rp.49.050.000,- dengan realisasi fisik mencapai 100% danrealisasi keuangan sebesar Rp.48.948.395,-
Pengadaan Map Anggaran dana untuk kegiatan ini sebesar Rp.5.700.000,dengan
realisasi
fisik
mencapai
100%
danrealisasi
keuangan sebesar Rp.5.688.600,b.
Seksi Laboratorium Veteriner Pemeriksaan Akseptor Brucellosis Seksi Laboratorium Veteriner pada Tahun 2015 telah melaksanakan pemeriksaan akseptor brucellosis sebanyak 5.066 ekor sampel sapi dan kerbau
dengan hasil
pemeriksaan RBT Brucellosis negatif. Pemeriksaan Antraks Pemeriksaan ELISA Antraks yang telah dilakukan sebanyak 2.079 sampel serum pre vaksinasi dan 2.027 sampel post vaksin, dengan target masing-masing sebanyak 2.000 sampel. Hasil pemeriksaan ELISA Antraks menunjukkan hasil sero positif post-vaksinasi lebih tinggi dibandingkan pre-vaksinasi, (Kabupaten
meskipun Lombok
beberapa
Timur
dan
kabupaten/kota Sumbawa
Barat)
menunjukkan hasil sebaliknya.
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
297
Grafik 7. Hasil Sero – Positif Pemeriksaan Elisa Antraks Tahun 2015 HASIL SERO-POSITIF PEMERIKSAAN ELISA ANTRAKS TAHUN 2015 100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0
Pre Vaksinasi
Post Vaksinasi
Pemeriksaan SE Pemeriksaan ELISA SE yang telah dilakukan sebanyak 1.536 sampel serum pre vaksinasi dan 1.562 sampel post vaksin, dengan target masing-masing sebanyak 1.500 sampel dari Pulau Sumbawa. Hasil pemeriksaan ELISA SE menunjukkan adanya
peningkatan sero-positif setelah
vaksinasi (post-vaksinasi). Hal ini menunjukkan bahwa kegiatan vaksinasi SE berjalan dengan baik, karena terlihat adanya peningkatan sero-positif pada ternak.
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
298
Grafik 8. Hasil Sero Positif Pemeriksaan Elisa SE Tahun 2015 HASIL SERO-POSITIF PEMERIKSAAN ELISA SE TAHUN 2015 100 80 60 40 20 0 Sumbawa Barat
Sumbawa
Dompu
Pre Vaksinasi
Bima
Kota Bima
Post Vaksinasi
Pemeriksaan Parasit Internal Untuk Bidang Keswan sebanyak 8.635 sampel. Hasil pemeriksaan parasit internal dari 10 kabupaten/kota menunjukkan bahwa infestasi cacing Nematoda (12,48%), Cestoda (8,47%), Eimeria (2,47%), Nematoda + Eimiria (1,05%), Cestoda + Eimiria (0,30%), Nematoda + Cestoda + Eimiria (Helminthiasis 2,94%) dan negative (72,29%). Berdasarkan Tingkat prevalensi tiap kabupaten adalah : Kota Mataram (9,97%), Lombok Barat (40,75%), Lombok Tengah (23,72%), Lombok Timur (29,88%), Lombok Utara (28,17%), Sumbawa Barat (21,80%), Sumbawa (38,10%), Dompu (30,71%), Bima (21,18%), Kota Bima (7,84%). Pemeriksaan Avian Influenza Hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa titer antibody AI rendah, dengan persentase tingkat protektifitas adalah 22,2%.
Jika
data
tersebut
dijadikan
sumber
dalam
mengevaluasi kegiatan vaksinasi AI, hal ini menunjukkan bahwa kegiatan vaksinasi AI belum terlaksana dengan baik.
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
299
Grafik 9. Hasil Pemeriksaan Hi Test Avian Influensa HASIL PEMERIKSAAN HI TEST AVIAN INFLUENSA 350 300 250 200 150 100 50 0 Mataram
Lombok Barat
Lombok Tengah Protektif
Lombok Timur
Lombok Utara
Bima
Kota Bima
Tidak Protektif
Monitoring dan Surveilans Residu dan Cemaran Mikroba Untuk pemeriksaan residu dan cemaran mikroba telah dilakukan pemeriksaan sebanyak 200 sampel daging sapi/kerbau dan 200 sampel telur, dari sampel tersebut diperiksa Cemaran E.- Coli dan Coliform sebanyak 51 sampel. Hasil pemeriksaan TPC menunjukkan bahwa tingkat cemaran mikroba daging sapi dari pasar tradisional adalah 42,5% melebihi BMCM dan 57,5% kurang BMCM. Sedangkan tingkat cemaran mikroba daging sapi dari RPH adalah 32,5% melebihi BMCM dan 67,5% kurang BMCM. Hal ini dapat disimpulkan bahwa tingkat cemaran mikroba
daging
pada
kegiatan
surveilans
cemaran
mikroba tahun 2015 di pasar tradisional lebih tinggi dibandingkan di RPH.
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
300
Grafik 10. Tingkat Cemaran Mikroba Daging Di Pasar dan RPH Se – NTB Tahun 2015 TINGKAT CEMARAN MIKROBA DAGING DI PASAR DAN RPH SE-NTB TAHUN 2015
100% 80% 60% 40% 20% 0% Pasar
≤ BMCM
RPH
Pemeriksaan E. coli dan Coliform dalam kegiatan ini dilakukan pada 9 kabupaten/kota Se-NTB dengan sebanyak 51 sampel daging sapi dari target 50 sampel. Berdasarkan Standar Nasional Indonesia (SNI) 7388:2009 bahwa Batas Maksimum Cemaran Mikroba (BMCM) untuk E. Coli pada daging adalah 1,0x101 cfu/gr, sedangkan untuk Coliform pada daging adalah 1,0x102 cfu/gr. Hasil pemeriksaan terhadap cemaran E.coli dan Coliform sebanyak 51 sampel adalah melebihi BMCM. E.coli dan Coliform merupakan mikroorganisme
indikator
dalam
pengawasan
hygiene
sanitasi dari proses penanganan/pengolahan daging/pangan. Oleh karena itu dapat disarankan perlu adaya peningkatan hygiene sanitasi selama penanganan/pengolahan daging di RPH sampai pemasarannya. Fasilitasi Peralatan Laboratorium. Fasilitasi tersebut yang adalah pengadaan peralatan laboratorium berupa : Arktik Thermal Cycler (Gradient) dan Assesories Thermal Cyclers, microwave, run VIEW gel Documentation hood with camera, Laptop & ID LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
301
Analysis
SoftwarerunVIEW
real–timehorizontalgel
electrophoresis system, Mini Centrifuse, microcentrifuse, Mikropipette, Heating Cooling Drybath, Hotplate Stirer, Vortex M. Kedepannya Laboratorium Veteriner RSHLV berencana akan menambah parameter uji yaitu PCR. Fasilitasi Akreditasi Laboratorium Kesmavet Fasilitasi
akreditasi
LaboratoriumKesmavet
berupa
kegiatan pelatihan validasi metode dengan narasumber dari BLKM Pulau Lombok, Bimbingan Teknis Sistem Manajemen Mutu dari asesor KAN Laboratorium. Pelatihan Petugas Laboratorium Kesehatan Hewan Type B - Workshop Bimbingan Teknis pengujian TPC dan E. Coli dengan teknis isolasi dan identifikasi Tempat
: Balai Pengujian Mutu dan Sertifikasi Produk Hewan
Waktu : 23 s/d 26 Maret 2015 - Pelatihan I-Sikhnas Petugas Laboratorium Tingkat Provinsi
-
Tempat
: PPMKP Ciawi Bogor
Waktu
: 15 s/d 17 April 2015
Pelatihan Pengambilan dan Penanganan Spesimen untuk Diagnosis Penyakit Hewan
-
Tempat
: Bogor
Waktu
: 04 s/d 08 Mei 2015
Monitoring dan Surveilans Residu Antibiotika dan Cemaran Mikroba
-
Tempat
: Aceh
Waktu
: 18 s/d 20 Mei 2015
Workshop Peningkatan Kompetensi Laboratorium Type B dan Puskeswan Wilayah Kerja BBV Denpasar Tempat
: Balai Besar Veteriner Denpasar
Waktu
: 22 s/d 24 Juni 2015
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
302
-
-
-
-
In House Training Medik Veteriner Tempat
: Balai Besar Veteriner Denpasar
Waktu
: 25 s/d 27 Juni 2015
Workshop ISO 9001 : 2008 Tempat
: BBV Denpasar
Waktu
: 27 s/d 29 Juli 2015
Workshop SNI ISO/IEC 17025 : 2008 Tempat
: Balai Besar Veteriner Denpasar
Waktu
: 10 s/d 12 September 2015
Bimbingan Teknis Epidemiologi Tempat
: Semarang
Waktu
: 30 November s/d 04 Desember 2015
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
303
7.
BALAI INSEMINASI BUATAN A.
PENDAHULUAN 1.
Latar Belakang Balai Inseminasi Buatan (BIB) Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Nusa Tenggara Barat,
dibentuk
berdasarkan
Peraturan Gubernur Nomor 23 Tahun 2008, mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas teknis Dinas di bidang Inseminasi Buatan. Cikal bakal Balai Inseminasi Buatan ini dimulai dengan terbentuknya Balai Laboratorium Produksi dan Kesehatan Hewan (BLPKH) yang dibentuk dengan PERDA Nomor 13 tahun 2001, mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas teknis Dinas di Bidang Kesehatan Hewan dan produksi peternakan. Organisasi dan manajemen Balai Inseminasi Buatan (BIB) sebagai berikut : a. SUBBAGIAN TATA USAHA Mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan pengelolaan urusan tata usaha, kepegawaian, perlengkapan, keuangan, rumah tangga dan melaksanakan pembinaan administrasi di lingkungan BIB b. SEKSI PRODUKSI DAN DISTRIBUSI Mempunyai
tugas
penyiapan
bahan
penyusunan
program,
perumusan teknis operasional, koordinasi, fasilitasi serta produksi dan distribusi semen beku yang digunakan dalam pelayanan IB c. SEKSI PENGUJIAN DAN PENGAWASAN MUTU Mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan penyusunan program, perumusan teknis operasional, koordinasi, fasilitasi serta melakukan
pengujian
dan
pengawasan
mutu
pelaksanaan
pelayanan IB LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
304
d. KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL Mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Kepala UPTD Balai Inseminasi Buatan sesuai dengan keahlian dan kebutuhan Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya, BIB diharapkan dapat berperan dalam peningkatan kelahiran ternak sapi sesuai Blue Print BSS dengan cara : 1. Meningkatkan cakupan pelayanan inseminasi buatan melalui peningkatan penyediaan semen beku baik dengan produksi BIB sendiri maupun melalui pengadaan semen bersubsidi produksi BIB Nasional 2. Pembinaan pelayanan IB melalui pendekatan kelompok, pelatihan teknis inseminasi (Inseminator, PKB dan ATR) baik oleh BIBD sendiri maupun BIB Nasional Dari uraian tupoksi diatas maka pada dokumen anggaran pelaksanaan kegiatan tahun 2015 baik APBN maupun APBD tercermin sebagian kegiatan yang mendukung terselenggaranya pelaksanaan tupoksi dari Balai Inseminasi Buatan.
2.
Tujuan Sebagai
gambaran
menyangkut
perkembangan
pengelolaan
ketatausahaan
perkembangan
yang
kepegawaian,
pengelolaan barang / aset dan administrasi kelembagaan. Sebagai gambaran capaian kinerja Balai Inseminasi Buatan dalam penyelenggaraan tugas pokok dan fungsinya sebagai suatu
lembaga
peningkatan
yang
produksi
diharapkan dan
berkontribusi
produktifitas
ternak
terhadap melalui
optimalisasi penerapan teknologi Inseminasi Buatan (IB, TE, Sperma Sexing, Sinkronisasi birahi)
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
305
3.
Ruang Lingkup Ruang lingkup penulisan laporan tahunan ini adalah sebagai berikut : -
Perkembangan seluruh kegiatan yang menjadi tanggung jawab Balai baik kegiatan utama (prosesing semen beku dan kegiatan penunjangnya seperti penyiapan pakan dan pemeliharaan bull) maupun kegiatan penunjang lainnya (pemeliharaan sapi perah, sapi Bali JICA dan pemeliharaan sapi Brangus di instalasi Amor-Amor)
-
Perkembangan distribusi semen beku, pelayanan inseminasi buatan
di
Kabupaten/Kota,
pembinaan
dan
pengawasan
pelaksanaan pelayanan IB
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
306
B.
PROGRAM / KEGIATAN DAN ANGGARAN
1. Sumber Dana APBD Tabel 77. Program/Kegiatan Dan Anggaran Sumber Dana APBD Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi NTB Tahun 2015 Pada Balai Inseminasi Buatan No
Program Dan Kegiatan
Jumlah Anggaran 110.575.000
I
PELAYANAN ADMINISTRASI PERKANTORAN
1
Penyedia Jasa Surat Menyurat
2
Penyediaan Jasa Komunikasi Sumber Daya Air dan Listrik
40.175.000
3
Penyediaan Jasa Peralatan dan Perlengkapan Kantor
27.400.000
4
Penyediaan Jasa Administrasi Keuangan
40.800.000
II
PENINGKATAN SARANA DAN PRASARANA APARATUR
1
Pengadaan Perlengkapan Gedung Kantor
77.116.000
2
Pemeliharan Rutin/Berkala Gedung Kantor
10.000.000
3
Pemeliharaan Rutin/Berkala Kendaraan Dinas/ Operasional
36.150.000
4
Pemeliharaan Rutin/Berkala Peralatan dan Perlengkapan kantor
53.812.000
III
PENINGKATAN PENGEMBANGAN SISTEM PELAPORAN
154.300.000
1
Penyusunan Laporan Capaian Kinerja dan Ikhtisar Realisasi Kinerja SKPD
145.550.000
2.200.000
177.078.000
2
Penyusunan Laporan absensi
IV
PENINGKATAN PRODUKSI HASIL PETERNAKAN
343.596.500
1
Pembuatan Mani Beku
318.414.000
2
Pembibitan dan Perawatan Ternak Sapi Brangus di Instalasi Perbibitan Amor –Amor
V
PENINGKATAN KAPASITAS UPTD
790.710.000
1
Peningkatan Peran dan Fungsi BIB
228.740.000
2
Pengembangan Instalasi Perbibitan Sapi Amor - Amor
561.970.000
TOTAL
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
9.000.000
25.182.500
1.576.259.500
307
C.
PELAKSANAAN DAN CAPAIAN SASARAN PROGRAM/KEGIATAN
Tabel 78. Capaian Realisasi Fisik Dan Keuangan Program/Kegiatan Sumber Dana APBD Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi NTB Tahun 2015 Pada Balai Inseminasi Buatan REALISASI NO
PROGRAM DAN KEGIATAN
TARGET
KEUANGAN Rp.
FISIK %
%
SISA (Rp.)
I
PELAYANAN ADMINITRASI PERKANTORAN
110.575.000
84.968.356
76,84
79,92
25.606.644
1
Penyedia jasa surat menyurat
2.200.000
2.200.000
100
100
0
2
Penyediaan jasa komunikasi sumber daya air dan listrik
40.175.000
24.492.266
60,96
63,40
15.682.734
3
Penyediaan jasa peralatan dan perlengkapan kantor
27.400.000
27.400.000
100
100
0
4
Penyediaan jasa administrasi keuangan
40.800.000
32.278.090
79,11
82,28
8.521.910
II
PENINGKATAN SARANA DAN PRASARANA APARATUR
177.078.000
136.743.545
77,22
80,31
40.334.455
1
Pengadaan Perlengkapan gedung kantor
77.116.000
62.259.545
80,73
100
14.856.455
2
Pemeliharan rutin/berkala gedung kantor
10.000.000
10.000.000
100
100
0
3
Pemeliharaan rutin/berkala kendaraan dinas/operasional
36.150.000
14.127.000
39,08
40,64
22.023.000
4
Pemeliharan rutin/berkala Peralatan dan Perlengkapan kantor
53.812.000
50.357.000
93,58
97,32
3.455.000
PENINGKATAN PENGEMBANGAN SISTEM PELAPORAN
154.300.000
87.799.200
56,90
59,18
66.500.800
Penyusunan laporan capaian kinerja dan ikhtisar realisasi kinerja SKPD
145.550.000
80.799.200
55,61
57,83
64.500.800
2
Penyusunan Laporan absensi
9.000.000
7.000.000
77,78
80,89
2.000.000
IV
PENINGKATAN PRODUKSI HASIL PETERNAKAN
343.596.500
308.480.440
89,78
93,37
35.116.060
1
Pembuatan mani beku
318.414.000
294.481.440
92,48
96,18
23.932.560
2
Pembibitan dan perawatan ternak Sapi brangus di instalasi perbibitan Amor-amor
25.182.500
13.999.000
55,59
57,81
11.183.500
V
PENINGKATAN KAPASITAS UPTD
790.710.000
727.769.000
92,04
95,72
62.941.000
1
Peningkatan peran dan fungsi BIB
228.740.000
187.755.000
82,08
85,37
40.985.000
2
Pengembangan instalasi perbibitan sapi Amor-amor
561.970.000
540.014.000
96,09
99,94
21.956.000
1.576.259.500
1.426.104.940
90,47
94,09
150.154.560
III
1
TOTAL
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
308
Sub Bagian Tata Usaha mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan - bahan yang diperlukan oleh Balai Inseminasi Buatan untuk setahun, pengelolaan urusan ketatausahaan, kepegawaian seperti surat menyurat, baik itu surat - surat kedinasan maupun surat yang terkait langsung dengan setiap personil yang ada di Balai Inseminasi Buatan. Selain itu sub bagian tata usaha ini juga bertugas mengelola barang barang inventaris/bidang perlengkapan, keuangan dan urusan rumah tangga lainnya serta melaksanakan pembinaan administrasi di lingkungan Balai Inseminasi Buatan. Sub bagian ini juga melaksanakan pengelolaan terhadap lahan - lahan yang ada di balai. Lahan yang ada dipergunakan untuk menanam tanaman hijauan makanan ternak guna memenuhi kebutuhan ternak yang dipelihara di Balai Inseminasi Buatan. 1. Urusan Kepegawaian Balai Inseminasi Buatan didukung oleh 31 orang pegawai negeri sipil, 1 orang Pegawai Honorer dan 19 orang pegawai kontrak. 2. Urusan Perlengkapan Sub Bagian Perlengkapan sesuai dengan Perda Nomor 11 tahun 2001, diserahi tugas membantu kelancaran pada Bagian Tata Usaha sebagai unit yang melakukan pengelolaan terhadap Administrasi Perlengkapan. Dalam Tahun Anggaran 2015, Sub Bagian Perlengkapan telah melakukan kegiatan - kegiatan sebagai berikut : a. Pengurus Barang -
Mencatat seluruh barang milik daerah yang berada di masing masing SKPD/UPTD yang berasal dari APBD maupun yang berasal dari perolehan lainnya yang sah ke dalam Kartu Inventaris Barang (KIB), Kartu Inventaris Ruangan (KIR), Buku Inventaris (BI) dan Buku Induk Inventaris (BII) sesuai kodefikasi dan penggelolaan barang milik daerah.
-
Melakukan pencatatan barang milik daerah yang dipelihara / diperbaiki kedalam kartu pemeliharaan.
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
309
-
Menyiapkan laporan barang pengguna sementara (LBPS) dan laporan barang pengguna tahunan (LBPT) serta laporan inventarisasi 5 (lima) tahunan yang berada di SKPD kepada pengelola barang milik daerah.
-
Menyiapkan usulan penghapusan barang milik daerah yang rusak atau tidak dipergunakan lagi.
b. Penyimpan/Pemegang Barang pada SKPD -
Menerima, menyimpan dan menyalurkan barang milik daerah
-
Meneliti dan menghimpun dokumen pengadaan barang yang diterima.
-
Meneliti jumlah dan kualitas barang milik daerah yang diterima sesuai dengan dokumen pengadaan.
-
Mencatat barang milik daerah yang diterima ke dalam buku/kartu barang.
-
Mengamankan barang milik daerah yang ada dalam persediaan
-
Membuat laporan penerimaan, penyaluran, dan stock/persediaan barang milik daerah kepada kepala satuan kerja perangkat daerah (SKPD).
Luas tanah dan bangunan yang dimiliki oleh Pemda NTB sekitar 329.156 m2 berada di Balai Inseminasi Buatan Lelede sedangkan tanah milik Pemda NTB yang berada di Amor - Amor Desa Selengen Kecamatan Bayan dan merupakan unit dari Balai Inseminasi Buatan luasnya sekitar 250.000 m2. Bangunannya terdiri dari Kantor, Guest House, kandang sapi dewasa, kandang anak sapi, kandang melahirkan, gudang pakan, gudang mesin/alat, rumah jaga dan pos jaga yang kondisinya masih baik. Barang inventaris kantor yang berupa kendaraan roda 2 dan roda 4 terdiri dari Toyota Kijang Kf 83 Super Kf-83 1781 cc, Toyota Kijang Kf-50 Beban/Pick – Up 1600 cc, Toyota Kijang Kf-50 Beban/Pick – Up 1600 cc Truk JICA serta kendaraan roda 2 terdiri dari Honda, Astrea Blade, Honda Win, dan Honda Supra X.
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
310
I. PELAYANAN ADMINISTRASI PERKANTORAN A. Input a. Surat Masuk Yang dimaksud dengan surat masuk dalam hal ini adalah setiap surat kedinasan yang masuk dan ditujukan kepada Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Nusa Tenggara Barat. Penanganan Surat Masuk - Setiap surat masuk yang ditujukan kepada Kepala Balai Inseminasi Buatan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Nusa Tenggara Barat terlebih dahulu harus dicatat dalam buku agenda surat masuk dengan mencantumkam antara lain asal surat, tanggal dan nomor surat serta maksud atau perihal surat tersebut. - Setelah surat tersebut diberikan lembar disposisi atau rolling slip, kemudian dilanjutkan kepada Kepala Bagian Tata Usaha untuk diparaf secara hierarki, dan selanjutnya baru dinaikkan ke Kepala Balai Inseminasi Butan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provisi Nusa Tenggara Barat. - Setelah
turun
dari
Kepala
Inseminasi
Buatan
Dinas
Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Nusa Tenggara Barat, surat - surat tersebut diarahkan kepada unit/bagian (sesuai disposisi kepala balai) untuk seterusnya disampaikan kepada unit/bagian yang bersangkutan. b. Surat Keluar Yang dimaksud dengan surat keluar adalah setiap surat kedinasan yang ditujukan kepada unit/instansi lain, baik yang ditujukan kepada perorangan, organisasi maupun lembaga Pemerintahan. Surat tersebut berasal dari unit/bagian yang berada di lingkup Balai Inseminasi Buatan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Nusa Tenggara Barat baik teknis maupun administrasi, misalnya surat Keputusan Kepala Balai LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
311
Inseminasi Buatan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Nusa Tenggara Barat, Naskah Dinas, surat edaran, dan lain-lain. Penanganan Surat Keluar 1) Setiap surat keluar yang akan diajukan untuk ditandatangani oleh Kepala Balai Inseminasi Buatan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Nusa Tenggara Barat yang berasal dari unit/bagian dilingkup Balai Inseminasi Buatan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Nusa Tenggara Barat, terlebih dahulu : - Harus diteliti dan dicek keabsahannya oleh unit/bagian yang bersangkutan - Diparaf oleh pejabat yang ditunjuk, sesuai edaran Gubernur Provinsi Nusa Tenggara Barat. 2) Surat tersebut dinaikkan kepada Kepala Balai Inseminasi Buatan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Nusa Tenggara Barat untuk ditandatangani. Setelah surat tersebut turun kemudian diberikan nomor pada agenda surat keluar dan distempel Balai dan diberi tanggal kemudian disampaikan kembali ke unit/bagian yang menangani surat tersebut dengan meninggalkan 1 (satu) lembar untuk arsip Balai. B. Output Adapun beberapa output yang dihasilkan pada kegiatan pelayanan administrasi perkantoran pada Balai Inseminasi Buatan antara lain terselenggaranya pelayanan surat menyurat, tersedianya komputer, listrik dan air, tersedianya peralatan/perlengkapan yang dibutuhkan pada seksi tata usaha, tercukupinya penerangan ruang kantor, tersedianya peralatan Rumah Tangga kantor dan tersedianya makanan dan minuman untuk keperluan rapat dan koordinasi antara Balai dengan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Nusa Tenggara Barat maupun antara kepala - kepala seksi dan kepala kepala unit yang ada. LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
312
C. Outcomes/Hasil Yang Dicapai Adapun hasil yang dicapai oleh sub bagian tata usaha antara lain jumlah surat masuk pada tahun 2015 tercatat 146 buah surat, sedangkan jumlah surat keluar untuk tahun 2015 adalah sebanyak 313 buah surat. Tercapainya keadaan yang lebih kondusif dengan adanya petugas jaga malam. Renovasi beberapa bagian gedung kantor sehingga keadaan kantor lebih baik dari sebelumnya. Anggaran APBD yang dialokasikan untuk kegiatan pelayanan administrasi perkantoran pada Balai Inseminasi Buatan (BIB) tahun anggaran 2015 sebesar Rp. 110.575.000,- (seratus sepuluh juta lima ratus tujuh puluh lima ribu rupiah) dengan realisasi keuangan sebanyak Rp 84.968.356,- (delapan puluh empat juta sembilan ratus enam puluh delapan ribu tiga ratus lima puluh enam rupiah) atau sebesar 76,84% dan realisasi fisik sebesar 79,92% sehingga ada efisiensi sebesar Rp. 25.606.644,- (dua puluh lima juta enam ratus enam ribu enam ratus empat puluh empat rupiah).
II. PENINGKATAN SARANA DAN PRASARANA APARATUR A. Input Kegiatan
pengadaan
perlengkapan
gedung
kantor
yang
dilaksanakan dalam bentuk belanja modal meliputi : Pengadaan Alat Pengolahan Tanah dan Tanaman, Pengadaan Alat - Alat Peternakan, Pengadaan Alat Rumah Tangga dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 77.116.000,- (tujuh puluh tujuh juta seratus enam belas ribu rupiah). Untuk kegiatan pemeliharaan rutin/berkala gedung kantor dengan menggunakan anggaran belanja modal sebesar
Rp.
10.000.000,-
(sepuluh
juta
rupiah),
kegiatan
pemeliharaan rutin/berkala kendaraan dinas/operasional sebesar Rp. 36.150.000,- (tiga puluh enam juta seratus lima puluh juta rupiah) dan untuk kegiatan pemeliharan rutin/berkala peralatan dan perlengkapan kantor meliputi : pemeliharaan perlengkapan kantor, peralatan pendukung Inseminasi Buatan (IB) dan belanja modal LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
313
pengadaan komputer, printer dan UPS dengan anggaran yang tersedia sebesar Rp. 53.812.000,- (lima puluh tiga juta delapan ratus dua belas ribu rupiah). Pemeliharaan rutin/berkala kendaraan dinas/operasional yang ada di Balai Inseminasi Buatan rutin dilaksanakan tiap tahun sebanyak 9 (sembilan) kendaraan roda 2 dan 4 (empat) kendaraan Roda 4 dengan rincian sebagai berikut : Daftar Kendaraan Operasional di Balai Inseminasi Buatan No
Jenis kendaraan
Nomor Plat
Pemegang
1
Mobil Kijang
DR 336
Kepala BIB
2
Mobil Kijang Pick Up
DR 9024
Pool BIB
3
Mobil Truck
DR 8129
Pool BIB
4
Mobil Kijang Pick Up
DR 9005
Instalasi Amor-Amor
5
Sepeda motor
DR 2576 J
Kasubbag Tata Usaha
6
Sepeda Motor
DR 2872 J
Kasi Produksi dan Distribusi
7
Sepeda Motor
DR 2577 J
Suprapti
8
Sepeda Motor
B 6820 SQF
Taufikurrahman, S.Pt
9
Sepeda Motor
DR 6789
Ir. Lalu Muhsinin
10
Sepeda Motor
DR 2751 J
Drh Dwi Iswanto
11
Sepeda Motor
DR 3081
Nurdin Raifin, S.Sos
12
Sepeda Motor
DR 2578 J
Benun
13
Sepeda Motor
DR 2384 J
Muhammad Yusuf
Ket.
Lelang
B. Output Adapun beberapa output yang dihasilkan pada kegiatan peningkatan sarana dan prasarana aparatur pada Balai Inseminasi Buatan adalah untuk kegiatan pengadaan perlengkapan gedung kantor digunakan pihak ketiga dalam hal ini sebagai pelaksana untuk pengadaan Traktor adalah CV. Beak Ganggas yang beralamatkan di Jalan Dusun Gelogor Selatan RT.02 Desa Gelogor Kecamatan Kediri Kabupaten Lombok Barat dengan Direkturnya Ahmad Munzir, untuk pengadaan alat-alat peternakan juga menggunakan pihak ketiga adalah CV. Harapan Jaya dengan direkturnya RPH Iskandar yang beralamatkan di Batanghari I/13 Kelurahan Tanjung Karang Permai Kota Mataram dan untuk pengadaan alat rumah tangga dalam hal pengadaan Camera Film juga menggunakan Pihak Ketiga. LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
314
C. Outcomes/Hasil Yang Dicapai Adapun hasil yang dicapai pada program peningkatan sarana dan prasarana aparatur dengan kegiatan pengadaan perlengkapan gedung
kantor
adalah
tersedianya
traktor
tangan
dengan
merk/model Quick/G 3000 Zeva dengan motor penggeraknya bermerk/model Kubota sedangkan untuk pengadaan Chopper dengan merk/model TF 85 (MLF-di) dan tersedianya gerobak trailer, gerobak pengakut pakan dengan anggaran yang digunakan sebesar Rp. 63.410.000,- dari anggaran yang tersedia sebesar Rp. 64.500.000,- sehingga ada efisiensi anggaran sebesar Rp. 1.090.000,- dan camera dengan merk/model Canon EOS 700D dengan anggaran yang digunakan sebesar Rp. 9.750.000,- dari anggaran yang tersedia sebesar Rp. 9.966.000,- sehingga ada efisiensi
anggaran
sebesar
Rp.216.000,-.
Pada
kegiatan
pemeliharan rutin/berkala gedung kantor sudah dilaksanakan sesuai dengan peruntukkannya belanja pemeliharaan gedung meliputi perbaikan pagar, daun pintu, genteng, taman dan kandang. Untuk
kegiatan
pemeliharaan
rutin/berkala
kendaraan
dinas/operasional meliputi biaya servis kendaraan, penggantian suku cadang, biaya bahan bakar dan biaya STNK serta biaya pajak kendaraan sehingga kendaraan layak operasi semua dengan anggaran yang digunakan sebesar Rp. 36.512.000,- dari anggaran yang tersedia sebesar Rp. 46.150.000,- sehingga ada efisiensi anggaran sebesar Rp. 9.638.000,-. Kegiatan perlengkapan
pemeliharaan kantor
meliputi
rutin/berkala biaya
peralatan
pemeliharaan
dan
peralatan
Inseminasi Buatan, pemeliharaan komputer dan belanja modal meliputi pengadaan Personal Computer dan pengadaan peralatan Personal Computer. Untuk pengadaan personal dan peralatan komputer telah diadakan oleh pihak ketiga dalam hal ini UD. MEDIA TEKNIK yang beralamat di Jalan Tekukur Nomor 16 Banjar Pande, Cakranegara berupa 2 unit Laptop Acer Aspire E5-473 (core i3LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
315
4005u), 1 unit PC Lenovo idealcentre H30-50 Destop, 2 unit Printer Canon Pixma MP287 dan 1 unit UPS Prolink 1200 va dengan anggaran yang telah digunakan sebesar Rp. 26.000.000,- dari alokasi anggaran sebesar Rp. 26.250.000,- sehingga ada efisiensi anggaran sebesar Rp. 250.000,Anggaran yang tersedia untuk kegiatan peningkatan sarana dan prasarana aparatur pada Balai Inseminasi Buatan (BIB) tahun anggaran 2015 sebesar Rp. 177.078.000,-. Anggaran tersebut bersumber dari APBD dengan realisasi keuangan sebesar Rp. 136.743.545,- atau sebesar 77,22% dan realisasi fisik sebesar 80,31% sehingga ada efisiensi anggaran sebesar Rp. 40.334.455,-.
III. PENINGKATAN PENGEMBANGAN SISTEM PELAPORAN A. Input Tata pemerintah yang baik (good governance) merupakan isu yang paling mengemuka dalam pengelolaan admintrasi publik dewasa ini, pola lama penyelenggaraan pemerintahan tidak sesuai lagi bagi tatanan masyarakat yang telah berubah. Oleh karena itu, tuntutan itu merupakan hal yang wajar dan sudah seharusnya direspon oleh semua
elemen
pemerintah
dengan
melakukan
perubahan
-
perubahan yang terarah salah satunya adalah sistem pelaporan. Pengembangan sistem pelaporan yang baik dan akuntabel merupakan harapan dalam mengelola adminstrasi sehingga mampu menghasilkan capaian kinerja yang sesuai dengan tujuan dari pemerintahan itu sendiri. Balai Inseminasi Buatan merupakan unit pelaksana teknis dimana diharapkan untuk fokus menangani inseminasi buatan yang ada di Provinsi Nusa Tenggara Barat oleh sebab itu pemerintah melalui APBD mengalokasikan untuk peningkatan pengembangan sistem pelaporan
capaian
kinerja
dan
keuangan
sebesar
Rp.
154.300.000,- terdiri atas penyusunan laporan capaian kinerja dan ikhtisar realisasi kinerja SKPD sebesar Rp. 145.300.000,- dan LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
316
penyusunan laporan absensi sebesar Rp. 9.000.000,-. Sistem pelaporan yang baik dan akuntabel juga harus didukung oleh sumber daya manusia dan teknologi yang memadai oleh sebab itu peningkatan kualitas sumber daya manusia melalui pelatihan, kursus, study banding sangat diharapkan. B. Output Kinerja organisasi dipengaruhi oleh perilaku dari anggota organisasi baik secara individual maupun kelompok. Hal tersebut didasarkan pada penilaian bahwa kinerja akan memberikan konstribusi pada kinerja kelompok yang pada akhirnya memberikan konstribusi pada kinerja organisasi. Kinerja seseorang merupakan hasil interaksi antara kemampuan, motivasi dan kesempatan. Perhatian dan pembenahan terhadap situasi dan kondisi lingkungan kerja,kemampuan, pengetahuan dan keterampilan, pengalaman dan kesempatan. C. Outcomes/Hasil Yang Dicapai Dari anggaran yang dialokasi secara kuantitas mungkin sangat kurang
tetapi
harapan
dari
pemerintah
itu
sendiri
adalah
meningkatnya kualitas dan capaian kinerja seseorang sehingga mampu meningkatkan kinerja organisasi. Adapun yang bisa dilaksanakan dari alokasi anggaran tersebut adalah : - Meningkatnya motivasi kerja diakibatkan oleh adanya alokasi untuk jasa lembur bagi pegawai yang bekerja di luar jam kerja yang sesungguhnya - Tersedianya perlengkapan kerja yang memadai - Adanya reward/penghargaan terhadap kegiatan-kegiatan yang menunjang pencapaian kinerja
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
317
PENINGKATAN PRODUKSI HASIL PETERNAKAN 1. Pembuatan Mani Beku Input Kegiatan
Pembuatan
Beku/Produksi merupakan setiap
Mani
Mani
Beku
kegiatan
rutin
tahunnya
yang
dilaksanakan Seksi Produksi dan
Distribusi
Balai
Inseminasi Buatan yang sumber dananya dari dana APBD. Secara rinci besarnya pagu dana yang disiapkan dan dituangkan dalam DPA SKPD Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Nusa Tenggara Barat UPTD Balai Inseminasi Buatan serta Sub Kegiatan yang diadakan untuk Pembuatan Mani Beku sebagaimana tabel 79 berikut : Tabel 79. Realisasi Fisik dan Keuangan Program Peningkatan Reproduksi Hasil Peternakan Sumber Dana APBD Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi NTB Tahun 2015 No
Uraian
Realisasi Keuangan Rp %
Jumlah Anggaran
Fisik %
Sisa (Rp.)
Program Peningkatan Reproduksi Hasil Peternakan Kegiatan Pembuatan Mani Beku
318.414.000
294.481.440
92,48
96,18
23.932.560
24.700.000
23.400.000
94,74
98,53
1.300.000
1.
Belanja Pegawai
2.
Belanja Barang/Jasa
293.714.000
271.081.440
92,29
95,99
22.632.560
- Belanja Bahan/Bibit Tanaman - Belanja Bahan Obat – Obatan - Belanja Bahan Kimia
198.080.000
191.460.000
96,66
96,66
6.620.000
1.384.000
1.384.000
100
100
0
62.250.000
62.738.440
100,78
100
(488.440)
Belanja Jasa Kantor
32.000.000
15.499.000
48,43
50,337
16.501.000
- Belanja Paket/ Pengiriman - Belanja Jasa Uji Laboratorium
10.000.000
2.000.000
20
20,80
8.000.000
22.000.000
13.499.000
61,36
63,81
8.501.000
343.596.500
308.480.440
89,78
93,37
35.116.060
3.
JUMLAH
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
318
-
Berdasarkan
jumlah
dana
di
atas
yaitu
sebesar
Rp.
318.414.000,- yang dilaksanakan oleh Seksi Produksi dan Distribusi, ditargetkan produksi semen beku sebesar 45.000 dosis dari jumlah sapi bull produktif menghasilkan semen yang ada yaitu sebanyak 14 ekor. Bull (Pejantan Unggul) yang diternak diletakkan pada beberapa kandang dengan dengan sekat untuk masingmasing ekor. Jumlah ternak Pejantan Unggul
yang
dimiliki
oleh
BIB
Banyumulek adalah 17 ekor dengan biaya pakan konsentrat Susu - A yang direkomendasikan oleh BBIB Singosari produksi Comfeed Surabaya sebesar Rp. 198.080.000,- dan biaya pengobatan sebesar Rp.1.384.000,Usaha menjaga keamanan kesehatan ternak secara rutin dilakukan sanitasi kandang dan membersihkan lingkungan, pemberian obat dan vitamin secara periodik. pengobatan
dilakukan
ditemukan
ternak
memperlihatkan
gejala
Tindakan
jika yang suatu
penyakit, ternak tersebut dibawa ke kandang isolasi untuk diobati untuk mencegah penularan yang lebih lanjut pada ternak - ternak yang masih sehat. Pemeliharaan ternak Sapi yang ada di BIB Banyumulek adalah: b) Pemberian Hijauan Pakan Ternak Hijauan diberikan dalam keadaan segar setelah dicincang dengan parang, yang diberikan 2 (dua) kali sehari yaitu pagi jam 08.00 dan sore jam 16.00 Wita. c) Pemberian Pakan Konsentrat Pemberian konsentrat Susu A yang diperoleh dari produsen Comfeed Surabaya sebagai pakan tambahan bagi Bull (Sapi LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
319
Pejantan Unggul) diberikan sebanyak 4 kg/hari dengan pengaturan yaitu pagi hari sejumlah 2 kg pada pukul 07.00 dan sore hari 2 kg pada pukul 15.00 Wita d) Pemberian Air Minum Pemberian air minum diberikan pada bak air dalam kandang secara ad libitum (tanpa dibatasi). e) Perawatan, Pencegahan dan Pengobatan Penyakit Untuk
mencegah
dan
mengobati
penyakit
dilakukan
beberapa kegiatan yaitu: - Ternak - ternak sapi dibersihkan dan dimandikan 1 (satu) kali sehari - Pembersihan kandang setiap pagi hari - Ternak yang sakit
dirawat secara intensif
dengan
pengontrolan setiap hari. Output Penyediaan makanan ternak sapi tersedia cukup sepanjang hari. Sumber utama hijauan yang diberikan yaitu Hijauan Pakan Ternak yang diambil dari kebun rumput HPT Banyumulek. Banyaknya pemberian sekitar 40 kg/ekor/hari dengan 2 (dua) kali pemberian yaitu pagi dan sore. Pemberian makanan konsentrat Susu
- A berdasarkan
pengadaan anggaran tahun 2015 berupa makanan tambahan sapi 2 (dua) kali sehari sebanyak 4 kg/ekor/hari. Pengadaan obat - obatan yang dianggarkan untuk sapi pejantan unggul adalah sebesar Rp. 1.384.000,- yang terdiri dari 4 botol Vitamin B Complex 100 ml, 2 botol Dimedril 50 ml, 2 botol Novaldon 50 ml, 1 botol Terramyscine LA 100ml, 4 botol Wormzol (10Bolus/botol), 1 tin Gusanex Spray 1,3 oz dan 5 botol Vigantol 50 ml. Dalam pelaksanaan anggaran dan target Pembuatan Mani Beku yaitu sebesar Rp. 318.414.000,- dengan realisasi keuangan sebesar Rp. 294.481.440,- atau sebesar 92,48%. LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
320
Sementara
untuk
pembuatan/produksi
mani
beku
dapat
terlaksana sebesar 49.280 dosis dari target 45.000 dosis atau tingkat
capaian
sebesar
112,02%
yang
artinya
bahwa
pembuatan/produksi mani beku sudah jauh melampaui target yang ditetapkan karena terdapat kelebihan produksi sebesar 4.280 dosis atau sebesar 12,02% . Outcomes/Hasil Yang Dicapai Tercapainya
target
pembuatan/produksi
mani
beku
mempengaruhi jumlah stock mani beku yang ada di Balai Inseminasi Buatan dan akan mempengaruhi pula banyaknya distribusi semen beku yang diproduksi BIB yang beredar di masyarakat yang pada akhirnya akan mempengaruhi jumlah PAD dari mani beku. Hal ini dapat ditunjukkan dari Pendapatan Asli Daerah (PAD) 2015 dari mani beku melebihi target yang ditetapkan PEMDA Provinsi Nusa Tenggara Barat yaitu sebesar Rp. 75.000.000,jauh
terlampaui
dengan
realisasi yaitu sebesar Rp. 244.937.250,- atau tingkat capaian sebesar 325,09% artinya terdapat kelebihan PAD yang dapat di setorkan dari mani beku Balai Inseminasi Buatan yaitu sebesar Rp. 169.937.250,- atau sekitar 225,09%. Pada kegiatan pencapaian hasil, target produksi semen beku sebanyak 45.000 dosis. Dan dari target tersebut terealisasi sebanyak 49.280 ( 112,02%) dosis, ini berarti bahwa hasilnya jauh dari target yang ditentukan, kelebihan produksi sebanyak 4.280 dosis atau sekitar 12,02%. Hal ini mengindikasikan bahwa terjadi peningkatan produksi semen beku pada tahun 2015. Disamping itu dengan adanya peningkatan produksi semen beku yang dihasilkan maka terjadi peningkatan pelayanan IB di kabupaten/kota, sementara pelayanan IB tahun 2015 sekitar LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
321
24.898 dosis. Dari hasil tersebut maka pelayanan IB sesuai dengan target APBD maka dapat mencapai target sebesar 5.000 dosis. Pada kegiatan processing mani beku ini jumlah anggaran yang diperoleh pada tahun 2015 dari APBD sebesar Rp. 318.414.000,terealisasi fisik sebesar (100%). Pada pencapaian hasil, target produksi semen beku sebanyak 45.000 dosis dan dari target tersebut terealisasi sebanyak 49.280 (112,02%) dosis, ini berarti bahwa hasilnya sudah melebihi target jauh dari yang di tentukan, kelebihan produksi sebanyak 4.280 dosis atau sekitar 12,02%. Penurunan produksi semen beku pada umumnya disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya; 1). Peralatan untuk proses produksi (Filling Sealing Machine). Dari hasil produksi semen beku sebanyak
49.280 dosis yang sudah didistribusikan ke seluruh
Kabupaten/Kota sebanyak 67.750 dosis. Distribusi tersebut terdiri atas produksi semen beku tahun 2015 dan sisa produksi tahun 2014. Penurunan permintaan masyarakat terhadap semen beku sapi bali dikarenakan masyarakat lebih dominan kepada semen beku sapi eksotik sehingga stok yang ada berlebihan. 2. Pemeliharaan Sapi Perah a. Input Adapun ternak sapi perah yang diadakan sebagai titik awal kegiatan adalah berjumlah 10 (sepuluh) ekor jenis Frisien Holland (FH) yang didatangkan dari daerah Lembang Jawa Barat. Ternak yang dibeli berupa ternak yang sedang bunting pertama sekitar 7 9 bulan dengan harapan akan lebih cepat berproduksi. Ternak sapi perah didatangkan sekitar pertengahan Oktober 2003 dan terakhir berproduksi pada bulan agustus 2014 saat sekarang sudah tidak mampu berproduksi lagi (afkir). Sampai dengan Desember 2015 ternak tersebut sudah berjumlah 7 (tujuh) ekor dengan rincian sebagai berikut :
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
322
Tabel 80. Perkembangan Sapi Perah yang ada di Balai Inseminasi Buatan TA. 2015 Keadaan Awal Tahun
No 1
Betina Muda/Dara
2 3
Jumlah
Perkembangan Lahir
Mati
Keadaan Hilang Akhir Tahun
-
-
-
-
Jantan Muda/Dara
-
-
-
-
-
Betina Dewasa
7
-
-
-
7
Jumlah
7
-
-
-
7
b. Output - Pembiayaan Kegiatan sapi perah pada Balai Inseminasi Buatan yang berlokasi di Lelede kecamatan Kediri Lombok Barat dibiayai oleh anggaran APBD sebesar Rp. 51.200.000,- jumlah anggaran tersebut diatas hanya sampai bulan Juli 2015 sedangkan mulai Agustus 2015 pada saat perubahan APBD tidak memperoleh anggaran lagi (nihil) dengan kata lain bahwa kegiatan ini dalam penggunaan anggaran tidak dapat terealisasi secara maksimal. - Pelaksanaan Kegiatan Kegiatan dilaksanakan pada tahun 2015 tidak di alokasikan lagi dalam anggarannya. c. Outcomes/Hasil Yang Dicapai Untuk kegiatan Produksi susu yang dihasilkan oleh sapi perah mulai pertengahan tahun 2015 sudah tidak dianggarkan lagi sehingga sapi perah tidak berproduksi lagi.
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
323
3. Pembibitan Dan Perawatan Ternak Sapi Brangus Di Instalasi Amor – Amor a. Input Keberhasilan
usaha
peternakan ditentukan oleh manejemen
pemeliharaan
yang baik diantaranya yang perlu
diperhatikan
tatalaksana
adalah
perkandangan,
tatalaksana padang pengembalaan, pencegahan penyakit dan tindakan pengobatan secara dini pada ternak yang sakit maupun
yang
bunting
serta
yang
melahirkan.
Sistem
pemeliharaan sapi brangus memakai sistem perkandangan dan penggembalaan secara intensif. Bibit yang diternak diletakkan pada beberapa kandang yaitu kandang beranak, kandang anak dan kandang dewasa jantan dan betina. Usaha menjaga keamanan kesehatan ternak secara rutin dilakukan sanitasi kandang dan membersihkan lingkungan, pemberian pengobatan
obat
dan
dilakukan
vitamin jika
secara
periodik.
ditemukan
Tindakan
ternak
yang
menderita/memperlihatkan gejala suatu penyakit, ternak tersebut dibawa ke kandang isolasi untuk diobati untuk mencegah penularan yang lebih lanjut pada ternak-ternak yang masih sehat. 1). Pemberian Hijauan Makanan Ternak Hijauan diberikan dalam keadaan segar setelah dicincang dengan parang, yang diberikan 2 (dua) kali sehari yaitu pagi jam 11.00 dan sore jam 17.00. 2). Pemberian Pakan Konsentrat Pemberian konsentrat diberikan pagi hari berupa Multi Nutrient Plus (MNP)
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
324
3). Pemberian Air Minum Pemberian air minum diberikan pada bak air dalam kandang dan bak air di padang pengembalaan secara ad libitum (tanpa dibatasi). 4). Perawatan, Pencegahan dan Pengobatan Penyakit Untuk mencegah
dan mengobati
penyakit
dilakukan
beberapa kegiatan yaitu : - Ternak - ternak sapi dibersihkan dan dimandikan 1 (satu) kali sehari - Pembersihan kandang setiap pagi hari - Ternak yang sakit dirawat secara intensif dengan pengontrolan setiap hari. b. Output Penyediaan makanan ternak sapi tersedia cukup sepanjang hari. Sumber utama hijauan yang diberikan yaitu rumput King Grass (Rumput Raja) yang diambil dari kebun rumput. Banyaknya pemberian sekitar 40 kg/ekor/hari dengan 2 (dua) kali pemberian yaitu pagi dan sore. Pemberian makanan konsentrat (MNP) berdasarkan pengadaan anggaran tahun 2015 berupa makanan tambahan sapi 1 (satu) kali sehari sebanyak 4 kg/ekor/hari. c. Outcomes/Hasil Yang Dicapai Jumlah ternak yang ada di TPT. Amor-Amor sampai akhir Desember 2015 seperti pada tabel 72 berikut :
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
325
Tabel 81. Keadaan dan Produksi Sapi Brangus di TPT Amor-Amor Tahun 2015 Keadaan Awal Tahun
No
Jumlah
Keadaan Akhir Tahun
Perkembangan Lahir Mati
Hilang
1
Anak Betina
9
-
-
-
9
2
Anak Jantan
4
-
-
-
4
3
Betina Muda
5
-
-
-
5
4
Jantan Muda
1
-
-
-
1
5
Betina Dewasa
12
-
-
-
12
6
Jantan Dewasa
0
-
-
-
0
Jumlah
31
-
-
-
31
Perkembangan produksi sapi brangus yang dipelihara di TPT Amor - Amor pada tahun 2015 yaitu 31 ekor terdiri dari sapi betina dewasa, jantan dewasa, anak betina, dan anak jantan. PENINGKATAN KAPASITAS UPTD 1. Peningkatan peran dan fungsi BIB a. Input Usaha pemerintah untuk mendatangkan bibit ternak unggul dari luar negeri atau grading–up terhadap ternak lokal, bila tidak diimbangi dengan pemberian pakan yang memadai, maka bibit unggul dan keturunannya yang memiliki sifat genetik baik tentu saja tidak akan mampu tumbuh sesuai dengan sifat pembawaan mereka. Sebagaimana dimaklumi bahwa ternak sapi, makanan pokoknya adalah hijauan sehingga harus diusahakan hijauan jenis unggul. Dengan
demikian
ketersediaan
hijauan tetap ada sepanjang musim secara kontinyu. Hijauan pakan ternak hanya bisa dilakukan secara baik apabila kondisi
lahannya
subur,
berair
dan
iklim
mendukung.Kesuburan tanah sangat penting sekali terhadap LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
326
pertumbuhan hijauan karena dengan demikian produksi hijauan akan lebih baik dan meningkat sehingga kebutuhan ternak akan hijauan terpenuhi. Pengembangan Hijauan Pakan Ternak yang dikelola oleh Balai Inseminasi Buatan (BIB) yang berlokasi
di
Banyumulek
Kecamatan
Kediri
Kabupaten
Lombok Barat pada tahun 2015 seluas + 9 Ha, dengan berbagai jenis Hijauan Pakan Ternak harapan dapat memenuhi kebutuhan ternak akan hijauan sepanjang musim secara kontinyu. Dalam
rangka
peningkatan
peran
dan
fungsi
Balai
Inseminasi Buatan, pemerintah dalam hal ini Provinsi Nusa Tenggara Barat melalui Anggaran Pembangunan Belanja Daerah (APBD) mengalokasi sebesar Rp. 228.740.000,(dua ratus dua puluh delapan juta tujuh ratus empat puluh ribu rupiah) untuk dipergunakan pada kegiatan antara lain : Belanja bahan pakan/jagung musim kering Bahan kimia HPT Belanja Sertifikasi Produksi Belanja Jasa Kebersihan Kandang Belanja Jasa Petugas Keamanan Belanja makan minum kerja bakti Belanja Perjalanan Dinas luar daerah b. Output Pelaksanaan kegiatan dilaksanakan selama satu tahun penuh yang didukung oleh sarana dan prasarana yang mendukung seperti :
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
327
1. Traktor : - Untuk membajak - Untuk mengangkut hijauan dari kebun rumput ke tempat pencacahan (chopper) 2. Mesin penyedot air dan selang (untuk menyiram) 3. Chopper untuk mencacah hijauan 4. Mesin potong rumput 5. Gerobak untuk mengangkut hijauan dari tempat Chopper ke kandang 6. Sumur bor 7. Parang 8. Sabit 9. Cangkul 10. Pupuk Lahan yang digunakan pada pelaksanaan kegiatan adalah + 9 Ha yang berlokasi di Lelede Kecamatan Kediri Kabupaten Lombok Barat. c. Outcomes/Hasil Yang Dicapai Produksi Hijauan Pakan Ternak pada awal tahun 2015 sampai pertengahan tahun mengalami penurunan produksi disebabkan mulai
musim
kemarau,
puncaknya pada bulan Agustus sampai dengan November 2015 dimana produksi Hijauan Pakan Ternak di lahan Kebun HPT Banyumulek seluas 9 Ha mengalami penurunan produksi. sementara kebutuhan HPT untuk ternak yang ada di tahun 2015 dapat mencapai 1,6 ton perhari. Pada pertengahan bulan November produksi kembali normal dengan upaya - upaya yang dilakukan untuk mencukupi kebutuhan hijauan bagi ternak - ternak yang ada melalui LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
328
perbaikan-perbaikan bibit rumput, pemupukan yang teratur drainase dan saluran tersier, sumur bor serta meningkatkan keamanan dalam menjaga HMT. Adapun anggaran yang terserap melalui kegiatan tersebut di atas sebesar Rp. 185.760.000,- (seratus delapan puluh lima juta tujuh ratus enam puluh ribu rupiah) atau sebesar 95,79%. Setelah dilakukan perbaikan perbaikan melalui kegiatankegiatan tersebut diatas lahan yang ada di HPT Lelede mampu memproduksi hijauan sebesar 2 ton/hari sehingga cukup untuk kebutuhan sapi - sapi yang ada dan kelebihan dari produksi tiap hari dibuatkan dalam bentuk silsase untuk membantu stock pakan pada musim kering untuk tahun 2015 2. Pengembangan Instalasi perbibitan Sapi Amor - Amor a. Input Bibit ternak yang dikembangkan di Pusat Pengembangan Sapi Brangus (TPT Amor-Amor) di Dusun Amor-Amor Desa Gumantar Kecamatan Kayangan Kabupaten Lombok Barat adalah sapi brangus yang didatangkan dari Tapos (Tri. S), hasil persilangan antara sapi Brangus dari India dan Angus dari Australia. Secara umum kegiatan pengembangan instalasi pembibitan sapi Amor - Amor dalam tahun anggaran 2015 meliputi : 1. Belanja barang dan jasa 2. Belanja bahan dan peralatan kebersihan 3. Peremajaan Hijauan Makanan Ternak 4. Belanja jasa petugas kebersihan kandang (untuk hari libur) 5. Belanja jasa keamanan kantor 6. Biaya makan minum kebersihan kerja bhakti 7. Belanja pakaian kerja lapangan 8. Belanja perjalanan koordinasi ke induk 9. Belanja modal
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
329
Pengembangan sarana tata kelola air Pembangunan Gudang penyimpanan pakan Perbaikan kandang Pemagaran kebun HMT Untuk menunjang kegiatan yang ada di instalasi perbibitan sapi Amor - Amor pemerintah telah mengalokasikan anggaran dari APBD Provinsi Nusa Tenggara Barat sebesar Rp. 530.400.000,(lima ratus tiga puluh juta empat ratus ribu rupiah) untuk alokasi kegiatan di atas. b. Output Usaha menjaga keamanan kesehatan ternak secara rutin dilakukan sanitasi kandang dan membersihkan lingkungan, pemberian obat dan vitamin secara periodik. pengobatan
dilakukan
jika
ditemukan
Tindakan
ternak
yang
memperlihatkan gejala suatu penyakit, ternak tersebut dibawa ke kandang isolasi untuk diobati untuk mencegah penularan yang lebih lanjut pada ternak - ternak yang masih sehat. Untuk menjaga kesehatan dan keamanan ternak juga di dukung oleh peralatan kerbersihan kandang, pakaian lapangan yang memenuhi standar untuk digunakan serta koordinasi yang baik antara pelaksana di lapangan dengan pimpinan balai maupun kepala dinas. Dalam
menunjang
kegiatan
yang ada di TPT Amor - Amor dalam masalah kebutuhan air telah dikembangkan Sarana Tata Kelola Air yang di pihakketigakan
dalam
hal ini dilaksanakan oleh CV. Nank Rizka yang beralamat di Tanjung begitu pula untuk keamanan pakan hijauan yang ada di areal TPT Amor - Amor sudah dialokasi anggaran untuk pemagaran kebun HMT dalam hal ini dilaksanakan oleh CV.
Anita Citra yang beralamat di Arya
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
330
Banjar Getas Kota Mataram sedangkan untuk pembangunan gudang pakan dilaksanakan oleh CV. Pade Skedi yang beralamat di Sandik Lombok Barat. Perbaikan kandang dilaksanakan oleh CV. Anita Citra dengan tujuan untuk memperluas areal kandang yang ada dan memperbaikan kandang yang telah dimakan usia yang berada di sisi sebelah timur TPT Amor - Amor. c. Outcomes/Hasil Yang Dicapai Penggunaan
anggaran
yang
sangat
minim
diharapkan
memperoleh hasil yang maksimal dalam pencapaiannya. Hal ini merupakan upaya kreatif dari pelaksana tidak
lapangan
mengabaikan
dengan sasaran
pokok yang ingin dicapai oleh pemerintah. Adapun hasil yang mampu dicapai oleh Balai Inseminasi Buatan dalam mengembangkan instalasi perbibitan Amor Amor yang merupakan warisan instalasi pusat meliputi: 1). Belanja Barang dan jasa sebesar Belanja
Bahan
10.000.000,-
dan
peralatan
Rp. 130.400.000,- 2).
kebersihan
sebesar
Rp.
3). Peremajaan hijauan makanan sebesar Rp.
100.000.000,- 4). Belanja petugas kebersihan kandang pada hari libur sebesar Rp. 18.000.000,- 5). Belanja jasa keamanan kantor instalasi sebesar Rp. 24.000.000,- 6) Belanja makan minum kerja bakti sebesar Rp. 2.000.000,- 7). Belanja pakaian lapangan sebesar Rp. 1.920.000,- 8). Belanja perjalanan koordinatif ke induk sebesar 5.000.000,- dan 9). Belanja Modal sebesar Rp. 400.000.000- meliputi 1). Pengembangan Sarana Tata Kelola Air. 2). Pembangunan gudang penyimpanan pakan, 3). Perbaikan Kandang dan 4). Pemagaran kebun HMT.
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
331
8.
BALAI PEMBIBITAN TERNAK DAN HIJAUAN MAKANAN TERNAK SERADING A.
PENDAHULUAN 1. LatarBelakang Dalam upaya mendorong berkembangan sistem dan usaha agribisnis peternakan yang
berdaya
meningkatkan
saing
dan
pendapatan
mampu dan
kesejahteraan masyarakat, pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat telah menetapkan beberapa program unggulan. Salah satu diantaranya adalah Program “PIJAR“ (Sapi, Jagung dan Rumput Laut). Sejalan dengan kebijakan dan penetapan Gubernur Nusa Tenggara Barat untuk menjadikan Provinsi Nusa Tenggara Barat sebagai “Bumi Sejuta Sapi”, maka keberadaan dan
peran
BPTHMT
Serading
sangat strategis dalam mengawal suksesnya program BSS tersebut. Dalam BPTHMT
menjalankan Serading
fungsinya diharapkan
dapat berperan : 1. Sebagai Unit Pelaksana Teknis Daerah yang mampu menghasilkan dan menyediakan bibit ternak dan pejantan unggul sapi potong serta benih pakan makan ternak yang bermutu guna memenuhi kebutuhan peternak di Nusa Tenggara Barat dan daerah lainnya; 2. Sebagai tempat penyuluhan, pelatihan, magang bagi petani ternak maupun petugas peternakan dan penelitian, praktek lapang bagi para mahasiswa/mahasiswi serta pihak-pihak terkait lainnya; 3. Sebagai tempat uji coba teknologi terapan melalui kerjasama dengan lembaga penelitian, Perguruan Tinggi dan pihak-pihak lainnya;
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
332
4. Sebagai unit yang mampu memberikan pembinaan dan bimbingan teknis di bidang pembibitan ternak sapi maupun pembibitan Hijauan Pakan Ternak di Nusa Tenggara Barat dan kerjasama teknis dengan daerah lainnya; 5. Sebagai sumber penerimaan daerah (PAD) yaitu
dengan
mengembangkan unit-unit usaha peternakan yang produktif. Balai Pembibitan Ternak dan Hijauan Makanan Ternak (BPTHMT) merupakan salah satu Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) yang dimiliki oleh Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Nusa Tenggara Barat, dibentuk berdasarkan PERGUBNTB Nomor 23 Tahun 2008. Sesuai Keputusan Gubernur Nusa Tenggara Barat Nomor 23 Tahun 2008 dimaksudkan untuk meningkatkan jangkauan serta mutu pelayanan peternakan bagi masyarakat/peternak dan sekaligus melakukan upaya-upaya peningkatan produksi peternakan,BPTHMT Serading mempunyai tugas pokok yaitu melaksanakan sebagian tugas teknis Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi NTB di bidang Pembibitan Ternak dan Hijauan Makanan Ternak Dalam melakukan tugas pokok tersebut, BPT HMT Serading mempunyai fungsi : 1. Pelaksanaan analisis teknis kegiatan pembibitan ternak dan hijauan makanan ternak 2. Pelaksanaan pengujian dan penerapan kegiatan pembibitan ternak dan hijauan makanan ternak 3. Pelaksanaan kebijakan teknis kegiatan pembibitan ternak dan hijauan makanan ternak 4. Pelaksanaan pengelolaan administrasi umum dan keuangan Pada tahun 2015 Balai Pembibitan Ternak dan Hijauan Makanan Ternak Serading melaksanakan beberapa kegiatan yang dibiayai dari Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) SKPD Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan
Provinsi Nusa Tenggara Barat
dan dana
Dekonsentrasi/Tugas Perbantuan (APBN) melalui DIPA Satker - 06. Dalam
upaya
mengukur
kinerja
sekaligusuntuk
mengetahui
perkembangan dan kemajuan pelaksanaan kegiatan serta identifikasi LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
333
permasalahan dan upaya - upaya pemecahan masalah yang dilakukan dalam pelaksanaan kegiatan oleh unit- unit kerja di Balai Pembibitan Ternak dan Hijauan Makanan Ternak pada tahun 2015 akan diuraikan dalam Laporan Tahunan 2015.
2. Tujuan Tujuan yang ingin dicapai adalah : - Peningkatan produksi dan produktifitas UPTD – BPTHMT Serading sebagai Pusat Pembibitan Ternak dan Hijauan Makanan Ternak yang handal - Menghasilkan dan memenuhi kebutuhan bibit ternak/benih HPT secara nasional pada umumnya dan di provinsi NTB pada khususnya. - Meningkatkan kualitas SDM Penyuluh, Petugas dan Kelompok Tani Ternak melalui TOT, Diklat dan Pendampingan Teknis. - Meningkatkan kapasitas sarana dan prasarana BPTHMT Serading sebagai tempat pelatihan dan magang. 3. RuangLingkup Ruanglingkupkegiatan
BPTHMT
Seradingadalahkegiatanpembibitanternakdanhijauanmakananternakd engan sasaran pelaksanaan kegiatan BPTHMT Serading tahun 2015 adalah : - Tersedianya bibit/benih HPT yang berkualitas sejumlah 1.000 kg dan 700.000 pols/stek - Tercapainya pertumbuhan populasi20% dengan angka kematian ratarata di bawah 5% - Terlaksananya penyelenggaraan administrasi umum dan keuangan sesuai ketentuan dan perundangan yang berlaku - Terpenuhinya PAD sesuaidengan target
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
334
B.
PROGRAM/KEGIATAN DAN ANGGARAN Jumlah dana yang dialokasikan untuk mendukung program/kegiatan BPTHMTpadatahun anggaran 2015adalah sebesar Rp.4.272.850.000,(empatmiliardua ratus tujuh puluh dua juta delapan ratus lima puluh ribu rupiah) yang terdiri dari sumber dana APBD sebesar Rp.1.125.850.000,(satu milyar seratus dua puluh lima juta delapan ratus lima puluh ribu rupiah) dan sumber dana APBNsebesar Rp. 3.147.000.000.-(tiga milyar seratusempat puluh tujuh juta rupiah). Dalam tabel 82berikut disajikan jumlah dana dan sumber pembiayaan pendukung program/kegiatan pada BPTHMT tahun 2015 serta realisasinya sampai dengan bulan Desember 2015.
Tabel 82. Capaian Realisasi Fisik dan Keuangan Kegiatan Pada BPT HMT Serading Sumber Dana APBD Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi NTB Tahun 2015
No.
Program
1.
Pencapaian Swasembada Daging Sapi dan Peningkatan Penyediaan Pangan Hewani yang ASUH
2.
Kegiatan Pembibitan Ternak dan HMT pada BPTHMT Serading
Sumber Pembiayaan APBD APBN (Rp.000) (Rp.000)
Total (Rp.000)
Realisasi Rp. (000)
%
Fisik (%)
SIAP (Rp.000)
-
3.147.000
3.147.000
3.029.726
96,27
100
117.274
1.125.850
-
1.125.850
919.267,638
81,65
95,65
206.582,362
Sumber Dana APBD Sampai dengan bulan Desember 2015 jumlah dana yang telah terserap sebesar Rp. 919.267.638,-(sembilan ratus sembilan belas juta dua ratus enampuluhtujuh ribu enam ratus tiga puluh delapan rupiah)atau sebesar 81,65%dari jumlah dana yang disediakan yaitu Rp. 1.125.850.000,- (satu milyar seratus dua puluh lima juta delapan ratus lima puluh ribu rupiah) sehingga terdapat dana SIAP sejumlah Rp. 206.582.362,-. (dua ratus enam juta lima ratus delapan LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
335
puluh dua ribu tiga ratus enam puluh dua rupiah) Dana SIAP tersebut berasal dari: 1. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran : terdiri dari : - Penyediaan Jasa Komunikasi, Sumber Daya Air dan Listrik - Penyediaan Jasa Peralatan dan Perlengkapan Kantor - Penyediaan Jasa Administrasi Keuangan
Rp. 8.815.894,-
Rp. 3.414.894,Rp. Rp.
1.000,5.400.000,-
2. Program Peningkatan Sarana Prasarana Aparatur terdiri dari: - Pengadaan UPS/Stabilizer, Komputer dan dan Alat- Alat Elektronik - Pemeliharaan Rutin/Berkala Kendaraan Dinas/Operasional
Rp. 10.378.668,-
3. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan terdiri dari:
Rp. 25.485.800,-
- Penyusunan Laporan Capaian Kinerja Dan Ikhtisar Realisasi Kinerja
Rp. 1.000.000,Rp. 9.378.668,-
Rp. 25.485.800,-
4. Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan terdiri dari: - Pembibitan Hijauan Makanan Ternak -Pembibitan Ternak Sapi Bali Serading
Rp. 98.093.000,-
5. Program Peningkatan Kapasitas UPTD terdiri dari: - Peningkatan Peran dan Fungsi BPTHMT Serading - PengembanganInstalasiPembibitanTernak PekatDompu - PengembanganInstalasiPembibitan HMT Pandai – Bima
Rp. 63.809.000,-
Rp. 5.440.000,Rp. 52.653.000,-
Rp. 35.195.000,Rp. 7.075.000,Rp. 21.539.000,-
Dana APBN Sampai dengan bulan Desember 2015 jumlah dana yang telah terserap sebesar Rp. 3.029.726.000,-(tiga milyar duapuluhsembilan juta tujuh ratus duapuluhenamribu rupiah)atau sebesar 96,27%dari jumlah dana yang disediakan yaitusebesar Rp. 3.147.000.000,- (tiga milyar seratus empat puluh tujuh juta rupiah) sehingga terdapat dana SIAP
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
336
sebesarRp. 117.274.000,- (seratus tujuh belas juta dua ratus tujuh puluh empat ribu rupiah). Dana SIAP tersebut berasal dari :
C.
1. Belanja Barang Non Operasional
Rp. 1.087.500,-
2. Perjalanan
Rp. 6.631.500,-
3. Belanja Gedung dan Bangunan
Rp. 25.000,-
4. Belanja Barang Fisik Lainnya
Rp. 109.530.000,-
HASIL PELAKSANAAN KEGIATAN Sesuai dengan tugas pokok dan fungsi serta misi yang diemban oleh Balai Pembibitan Ternak dan Hijauan Makanan Ternak Serading (BPTHMT), maka pada tahun 2015 beberapa kegiatan yang dilaksanakan adalah sebagai berikut : 1. Sub Bagian Tata Usaha Penyelenggaraan Bidang Ketatausahaan Kegiatan bidang ketatausahaan pada dasarnya untuk terciptanya kelancaran penyelenggaraan administrasi umum serta pemeliharaan dan peningkatan sarana/prasarana pendukung yang dibutuhkan untuk kelancaran, keamanan dan kenyamanan kerja. Pada tahun 2015 jumlah surat yang masuk adalah sebanyak 252buah dan surat keluar 875buah. Lalulintas surat masuk dan keluar telah diarsipkan sesuai dengan tata kelola pengarsipan sesuai dengan jenis yaitu Juknis/Juklak, Umum, Keuangan, Aset, Undangan, Laporan. Keputusan dll. Sumber Daya Manusia Pada tahun 2015 jumlah pegawai/karyawan pada BPTHMT untuk mendukung kegiatan yang dilaksanakan adalah sebanyak 76 (Tujuh puluh enam) orang. Secara lengkap jumlah dan tempat penugasan
masing-
masing
pegawai/karyawan pada BPTHMT tahun 2015 yaitu disajikan dalam tabel 83 berikut:
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
337
Tabel 83. Jumlah Pegawai/Karyawan Pada BPT HMT Serading No 1. 2. 3. 4. 5.
Unit Kerja Kepala Balai Sub Bagian Tata Usaha Seksi Pembibitan Ternak Seksi Pembibitan HMT Instalasi : - Instalasi Dompu - Instalasi Bima TOTAL
PNS (Orang) 1 8 10 13
Status PTT (Orang) 3 -
Honor (Orang) 6 4 7
6 13 51
1 4
1 3 21
Jumlah (Orang) 1 15 16 20 8 16 76
Keterangan : PNS = Pegawai Negeri Sipil, PTT = Pegawai Tidak Tetap 2. Lahan Lokasi lahan, luas lahan serta status kepemilikan lahan yang ditempati dan digunakan untuk untuk mendukung pelaksanaan kegiatan Balai Pembibitan Ternak dan Hijauan Makanan Ternak Serading Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Nusa Tenggara Barat tahun 2015sebagaimana tabel 84 berikut : Tabel 84. Lokasi, Luas Lahan dan Status Lahan Pada BPT HMT Serading No.
Lokasi
1
BPTHMT serading
2
Instalasi Dompu
3
Instalasi Bima
Luas Lahan
Keterangan
42,52 Ha
Milik Pemerintah Provinsi NTB
150,00 Ha
Milik Pemerintah Provinsi NTB
32,33 Ha
Milik Pemerintah Provinsi NTB
3. Pelayanan Publik BPTHMT Serading, disamping melaksanakan tugas pokok dan fungsi sebagai pusat perbibitan Ternak dan Hijauan makanan Ternak, pada tahun 2015 juga telah melakukan berbagai kegiatan dibidang pelayanan publik khususnya dibidang peningkatan kualitas sumber daya manusia.
Sasarannya adalah Penyuluh, Petugas Lapangan,
Kelompok Tani Ternak dan berbagai stakeholder dibidang peternakan. Kegiatannya adalah : LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
338
- Penyediaan tenaga pendamping/pembimbing teknis mahasiswa, siswa sekolah kejuruan (SMK), swasta, kelompok tani ternak dan masyarakat yang melakukan diklat dan magang - Menjadi
Tim
PelepasanVarietas
HPT
UnggulDirektoratPakanDirektoratJenderalPeternakandanKesehatan Hewan - Menjadi
narasumber
padapertemuanyang
dilaksanakanolehDirektoratPakanDirektoratJenderalPeternakandanK esehatanHewan
Jakarta
danDiklatlainnyabaikdilaksanakan
di
BPTHMT maupunbekerjasamadenganpihak lain - Menjaditenagateknispendampingkegiatanpembangunan
UPTD
KerbauKabupaten Sumbawa - Menguji kemampuan teknis (uji kompetensi) ditingkat SMK se Pulau Sumbawa - Menyediakan sarana prasarana untuk Study Banding dari dinas/ UPTD, Instansi kabupaten/kota dan provinsi maupun tingkat nasional/internasional. - Bekerjasama dengan berbagai Lembaga Penelitian dan Perguruan Tinggi dalam rangka uji coba teknologi/riset. 4. Kunjungan di BPTHMT Serading Selama tahun 2015 BPTHMT Serading mendapat kunjungan tamu dari berbagai daerah baik dalam negeri maupun luar negeri. Sampai dengan akhir tahun 2015 tamu yang berkunjung kurang lebih 100 orang dan beberapa kelompok tani ternak. Secara
garis
besarnya,
tersebut
berasal
dari
tamu-tamu
Dinas/Instansi,
BPPT, lembaga penelitian, perguruan tinggi, LSM, Swasta, Sekolah Kejuruan, Kelompok Tani Ternak, UPT, Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan – Kementerian Pertanian RI serta berbagai kunjungan tamu dari mancanegara.
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
339
D. SEKSI PEMBIBITAN TERNAK Kegiatan Pembibitan Ternak di BPTHMT Serading dilaksanakan di 2 tempat yaitu Instalasi Dompu dan Serading.Kegiatan pembibitan ternak tahun 2015 diuraikan sebagai berikut : a. PembibitanTernakSerading Populasi
sapidi
Seradingtahun2015(Januari) sejumlah 228 ekordenganrincian188ekor
(aset),
ekorEx. JICAdan sapi hissar Selama
tahun
2015
39
1 ekor.
terjadi
mutasi
yaitulahir62 ekor,mati 17ekor (+ 5 %) dan pengadaan 45 ekor (APBN).
JadiPopulasiakhirper31 Desember
2015adalah319ekor. b. PembibitanTernakInstalasiDompu PopulasiawalInstalasiDomputahun
2015(Januari) sejumlah 105ekor.
Selamatahun 2015 terjadi mutasi yaitu lahir10 ekor, mati 27 ekor dan pengadaan 55 ekor (APBN). Tingginya angka kematian disebabkan oleh mal
nutrisiakibatadanyakemaraupanjang.
PopulasiternakInstalasiDompuper 31 Desember 2015adalah 135 ekor. E. PEMBIBITAN HMT Kegiatan
pembibitan
HPT
Serading dilaksanakan di Bima
dan
Serading.Pada
di
BPTHMT Instalasi
tahun
2015
BPTHMT Serading telah memproduksi benih HPT
sejumlah 1.115 Kg dan 725.250
stek/Pols Rumput dan telah didistribusikan untuk memenuhi permintaan benih hijauan pakan di berbagai daerah.Daerah distribusi penjualan meliputi Kabupaten/Kota se NTBdanluardaerah.
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
340
F. PENERIMAAN ASLI DAERAH (PAD) Pada tahun 2015, target Pendapatan Asli Daerahsebesar Rp.144.000.000,(seratus empat puluh empat juta rupiah) dan sampai akhir tahun telah terealisasi sebesar Rp. 113.280.775,- (seratus tiga belas juta dua ratus delapan
puluh
ribu
tujuh
ratus
tujuh
puluh
lima
rupiah)
atau
sebesar78,67%.Tidak tercapainya realisasi PAD tersebut disebabkan karena pelelangan ternak yang telah dihapus tidak dapat terealisasi. Target dan realisasi Pendapatan Asli Daerahtahun 2015 sebagaimana tabel 85 berikut : Tabel 85. Realisasi Pendapatan Asli Daerah Tahun 2015 Pada BPT HMT Serading Target 1 Tahun (Rp.)
Realisasi Keuangan
Penjualan Ternak Penjualan Bibit / Benih HMT Lain – Lain PAD yang Sah
125.000.000 19.000.000
4.500.000 105.463.255
3,60 555,07
-
3.317.500
-
TOTAL
144.000.000
113.280.755
78,67
No
Sumber PAD
1. 2. 3.
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
Ket
%
341
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
342
9.
BALAI PENGEMBANGAN DAN PENGOLAHAN PAKAN TERNAK RUMINANSIA (BP3TR) A. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Balai Pengembangan dan Pengolahan Pakan Ternak Ruminansia Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Nusa Tenggara Barat dibentuk berdasarkan Peraturan Gubernur Nusa Tenggara Barat Nomor 48 Tahun 2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksanaan Teknis Dinas (UPTD) pada Dinas Daerah. Unit Pelaksanaan Teknis Dinas Balai Pengembangan dan Pengolahan Pakan Ternak Ruminansia (BP3TR) mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas teknis pada Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Nusa Tenggara Barat dibidang Pengembangan dan Pengolahan Pakan Ternak Ruminansia. Dalam melaksanakan tugas UPTD Balai Pengembangan dan Pengolahan Pakan Ternak Ruminansia (BP3TR) menyelengggarakan fungsi : 1. Menyusun rencana kegiatan pengembangan dan pengolahan pakan ternak ruminansia, 2. Menyusun dan menyiapkan bahan pembelajaran peningkatan kualitas sumber daya lokal dalam pengembangan pakan ternak ruminansia, 3. Melaksanakan pelatihan dan pembinaan dibidang pengolahan pakan ternak ruminansia, 4. Melaksanakan pengembangan pakan ternak ruminansia, 5. Melayani
teknis
pengolahan
pakan
ternak
ruminansia
kepada
masyarakat/pelaku usaha bidang peternakan khususnya ternak ruminansia, 6. Melaksanakan monitoring, evaluasi dan pelaporan program/kegiatan 7. Mengelola urusan ketatatusahaan, dan 8. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai bidang tugas.
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
342
Susunan Organisasi dan manajemen UPTD Balai Pengembangan dan Pengolahan Pakan Ternak Ruminansia (BP3TR)sebagai berikut : 1. Kepala UPTD -BP3TR. Mempunyai tugas memimpin, mengkoordinasi pelaksanaan tugas UPTD BP3TR sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan oleh Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Nusa Tenggara Barat serta ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 2. Sub Bagian Tata Usaha Mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan pengelolaan urusan tata usaha, kepegawaian, perlengkapan, keuangan, rumah tangga, pengelolaan
informasi
dan
dokumentasi
serta
melaksanakan
pembinaan administrasi di lingkungan UPTD BP3TR. 3. Seksi Pengembangan dan Pelatihan Pakan Ternak Ruminansia Mempunyai tugas melaksanakan pelatihan, pembinaan dan pengembangan dibidang pakan ternak ruminansia. 4. Seksi Pengolahan Pakan Ternak Ruminansia Mempunyai tugas melaksanakan pembinaan dan pengolahan pakan ternak ruminansia. 5. Kelompok Jabatan Fungsional. Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas kepala UPTD BalaiPengembangan dan Pengolahan Pakan Ternak Ruminansia (BP3TR) sesuai dengan keahlian dan kebutuhan. Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya, UPTD BP3TR diharapkan dapat berperan dalam peningkatan populasi ternak ruminansia (Sapi dan Kerbau) ditingkat petani ternak maupun pengusaha peternakan guna mendukung swasembada daging nasional dengan cara : 1. Memanfaatkan hasil samping produk pertanian, perkebunan dan industri dengan memanfaatkan teknologi pengolahan pakan, 2. Mengembangkan bahan pakan lokal sebagai bahan pakan olahan, 3. Memberikan pelatihan pengolahan pakan kepada kelompok ternak dan pengusaha ternak, 4. Melakukan pengolahan pakan kebutuhan sendiri (BIB) dan sebagai contoh. LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
343
Uraian diatas mencerminkan pelaksanaan anggaran kegiatan APBD tahun 2015 mendukung terselenggaranya pelaksanaan tupoksi dari UPTD Balai Pengembangan dan Pengolaha Pakan Ternak Ruminansia. 2. Tujuan - Sebagai gambaran perkembangan ketatausahaan yang menyangkut pengelolaan perkembangan kepegawaian, pengelolaan barang/aset dan administrasi kelembagaan. - Sebagai gambaran capaian kinerja UPTD Balai Pengembangan dan Pengolahan Pakan Ternak Ruminansia dalam penyelenggraan tugas pokok dan fungsinya sebagai suatu lembaga yang diharapkan berkontribusi terhadap peningkatan produksi dan produktivitas ternak melalui optimalisasi penerapan teknologi pengolahan pakan. 3. Ruang Lingkup Ruang lingkup penulisan laporan tahunan UPTD BP3TR sebagai berikut : - Pelayanan intern seperti penataan administrasi dan pengelolaan rumah tangga yang ada di UPTD BP3TR yang menjadi urusan ketatausahaan. - Pelayanan teknis kepada kelompok ternak, pengusaha ternak, dan petugas
teknis
di
Kabupaten/Kota
melalui
kegiatan
pelatihan
pengolahan pakan ternak ruminansia.
B. PROGRAM KEGIATAN DAN REALISASI ANGGARAN 1. Program Kegiatan Tahun Anggaran 2015 Program kegiatan tahun anggaran 2015 yang tertuang dalam Dokumen Pelaksanaan Anggaran Perubahan Satuan Kerja Perangkat Daerah (DPPA SKPD) Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi NTB yang dikelola UPTD Balai Pengembangan dan Pengolahan Pakan Ternak Ruminansia sebanyakRp. 385.912.000,- (tiga ratus delapan puluh lima juta sembilan ratus dua belas ribu rupiah) yang dirinci untuk kegiatan sebagai berikut :
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
344
1) Belanja ATK UPTD BP3TR
Rp.
6.000.000,-
2) Belanja Jasa Kantor
Rp. 10.000.000,-
3) Belanja Cetak dan Penggandaan
Rp.
4) Belanja Makanan dan Minuman Kegiatan
Rp. 10.000.000,-
5) Belanja Pakaian Kerja Lapangan
Rp. 10.000.000,-
9.000.000,-
6) Belanja Perjalanan Dinas Identifiksi Potesi HSP Rp. 75.100.000,7) Belanja Perjalanan Dinas dlm rgk Koordinasi/-
Rp
28.000.000,-
Konsultasi Pengembangan Pakan Olahan Limbah Pertanian di Pusat 8) Belanja Honor Panitia Pelaksana Diklat
Rp.
6.192.000,-
9) Belanja Uang Transport Panitia dan Narasumber Rp. 13.020.000,10) Belanja Uang Saku Peserta Diklat
Rp. 18.000.000,-
11) Belanja Bahan Pakai Habis
Rp. 10.000.000,-
12) Belanja Pembelian Pakan Limbah
Rp. 25.000.000,-
(Jerami/limbah)Pertanian Lainnya 13) Belanja Bahan Kimia untuk Pengolahan Pakan
Rp. 10.000.000,-
14) Belanja Jasa Petugas Keamanan Kantor
Rp. 14.400.000,-
15) Belanja Narasumber
Rp. 13.500.000,-
16) Belanja Jasa Tenaga Pengolahan Pakan HSP
Rp. 15.000.000,-
17) Belanja Jasa Moderator
Rp. 26.700.000,-
18) Belanja Makan Minum Diklat Pengolahan
Rp. 30.000.000,-
Pakan Limbah 19) Belanja Perjalanan Dinas dalam rangka Diklat/
Rp. 35.000.000,-
Pendampingan Pengolahan Pakan Limbah 20) Belanja Perjalanan Dinas dalam rangka Diklat/
Rp. 21.000.000,-
Magang Petugas Pengolahan Pakan di Pusat Dan yang tertuang dalam Rencana Kerja Anggaran Kementerian Lembaga (RKAKL)/DIPA Dana Dekonsentrasi Satker-06 (Revisi-3) Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi NTB sebanyak Rp. 69.450.000,-(enam puluh sembilan juta empat ratus lima puluh ribu rupiah)yang dirinci untuk kegiatan sebagai berikut :
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
345
Kegiatan Pengawasan Peredaran Imbuhan/Pelengkap Pakan : 1) Belanja Bahan
Rp. 3.100.000,-
2) Belanja Barang Non Operasional Lainnya
Rp. 17.200.000,-
3) Belanja Perjalanan Biasa
Rp. 8.400.000,-
Kegiatan Bimtek Manajemen dan Teknologi Pakan : 1) Belanja Bahan
Rp. 5.450.000,-
2) Honor Output Kegiatan
Rp. 3.750.000,-
3) Belanja Jasa Profesi
Rp. 4.000.000,-
4) Belanja Perjalanan Biasa 5) Belanja Perjalanan Dinas Paket Meeting
Rp.14.550.000,Rp. 3.000.000,-
Dalam Kota 2. Realisasi Pelaksanaan Program Kegiatan Tahun Anggaran 2015 Realisasi pelaksanaan program kegiatan APBD tahun anggaran 2015dari masing-masing kegiatan tercapai realisasi fisik rata-rata 100% dan keuangan 87% dengan rincian sebagaimana tabel 86 berikut : Tabel 86. Target Dan Realisasi Pelaksanaan Program Kegiatan Pada BP3TR Sumber Dana APBD Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi NTB Tahun 2015 No. 1.
Program PeningkatanPen erapan Teknologi Peternakan
Kegiatan -
2.
Pengembangan Diklat Pengolahan Pakan Limbah Pertanian
-
-
-
Target (Rp)
Belanja ATK : Belanja ATK UPTD BP3TR Belanja Jasa Kantor Belanja Cetak dan Penggandaan Belanja Makanan dan Minuman Kegiatan Belanja Pakaian Kerja Lapangan
Belanja Perjalanan Dinas Identifikasi Potesi Hasil Samping Pertanian Belanja Perjalanan Dinas Dalam Rangka Koordinasi / Konsultasi Pengembangan Pakan Olahan Limbah Pertanian di Pusat Belanja Honor Panitia Pelaksana Diklat Belanja Uang Transport Panitia dan Narasumber Belanja Uang Saku Peserta Diklat Belanja Bahan Pakai Habis
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
Realisasi (Rp)
6.000.000
6.000.000
10.000.000 9.000.000 10.000.000
10.000.000 9.000.000 10.000.000
10.000.000
9.900.000
75.100.000
74.274.000
28.000.000
26.862.200
6.192.000
1.290.000
13.020.000
1.440.000
18.000.000 10.000.000
18.000.000 8.500.000
346
-
-
Belanja Pembelian Pakan Limbah (Jerami/limbah) Pertanian Lainnya Belanja Bahan Kimia untuk Pengolahan Pakan Belanja Jasa Petugas Keamanan Kantor Belanja Narasumber Belanja Jasa Tenaga Pengolahan Pakan HSP Belanja Jasa Moderator Belanja Makan Minum Diklat Pengolahan Pakan Limbah Belanja Perjalanan Dinas dalam rangka Diklat/Pendampingan Pengolahan Pakan Limbah Belanja Perjalanan Dinas dalam rangka Diklat/Magang Petugas Pengolahan Pakan di Pusat Total
25.000.000
25.000.000
10.000.000
10.000.000
14.400.000
14.400.000
13.500.000 15.000.000
13.500.000 15.000.000
26.700.000 30.000.000
2.700.000 27.300.000
35.000.000
35.000.000
21.000.000
17.900.000
385.912.000
336.066.200
Sedangkan realisasi pelaksanaan program kegiatan APBN tahun anggaran 2015 dari masing-masing kegiatan tercapai realisasi fisik rata-rata 100% dan keuangan 97% dengan rincian sebagaimana tabel 87 berikut : Tabel 87. Realisasi Pelaksanaan Program Kegiatan Sumber Dana APBN Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi NTB Tahun 2015 Pada BP3TR No. 1.
2.
Program
Kegiatan
Pengawasan Peredaran Imbuhan/ Pelengkap Pakan
-
Bimtek Manajemen dan Teknologi Pakan
-
-
Target (Rp)
Realisasi (Rp)
Belanja Bahan Belanja Barang Non Operasional Lainnya Belanja Perjalanan Biasa
3.100.000 17.200.000
3.075.000 17.145.000
8.400.000
8.400.000
Belanja Bahan Honor Output KegiatanBelanja Jasa Profesi Belanja Perjalanan Biasa Belanja Perjalanan Dinas Paket Meeting dalam Kota Total
15.450.000 3.750.000 4.000.000 14.550.000
15.450.000 2.400.000 4.000.000 14.550.000
3.000.000
3.000.000
69.450.000
68.020.000
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
347
C. PELAKSANAAN DAN CAPAIAN PROGRAM KEGIATAN APBD DAN APBN TAHUN 2015 1. KEGIATAN SUB BAGIAN TATA USAHA Umum Sub Bagian Tata Usaha mempunyai tugas menyiapkan bahan-bahan yang diperlukan oleh UPTD Balai Pengembangan dan Pengolahan Pakan Ternak Ruminansia (BP3TR) untuk setahun, pengelolaan ketatausahaan, kepegawaian, seperti surat menyurat, baik itu suratsurat kedinasan maupun surat yang terkait langsung dengan setiap personil yang ada di UPTD Balai Pengembangan dan Pengolahan Pakan Ternak Ruminansia (BP3TR). Selain itu Sub Bagian Tata Usaha juga bertugas untuk mengelola barang-barang inventaris/perlengkapan, keuangan dan urusan rumah tangga lainnya serta melaksanakan pembinaan administrasi dilingkungan UPTD Balai Pengembangan dan Pengolahan Pakan Ternak Ruminansia (BP3TR). Tujuan Kegiatan Tujuan kegiatan yang dilaksanakan oleh Sub Bagian Tata Usaha antara lain : - Pelayanan administrasi perkantoran, - Mengontrol surat-surat yang masuk dan surat-surat yang keluar dari Balai Pengembangan dan Pengolahan Pakan Ternak Ruminansia, - Inventarisasi barang daerah Sasaran Kegiatan Sasaran kegiatan yang dilaksanakan oleh Sub Bagian Tata Usaha antara lain: - Pegawai dan masyarakat umum yang membutuhkan informasi mengenai kegiatan UPTD Balai Pengembangan dan Pengolahan Pakan Ternak Ruminansia (BP3TR), - Perguruan Tinggi Negeri/Swasta dan pihak luar lainnya yang melakukan kerjasama dengan UPTD Balai Pengembangan dan Pengolahan Pakan Ternak Ruminansia (BP3TR).
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
348
1.1. PENCAPAIAN KINERJA PROGRAM KEGIATAN INPUT Surat Masuk Yang dimaksud surat masuk didalam hal ini adalah setiap surat kedinasan
yang
masuk
ditujukan
kepada
Kepala
Balai
Pengembangan dan Pelatihan Pakan Ternak Ruminansia Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Nusa Tenggara Barat. Penanganan Surat Masuk - Setiap
surat
yang
ditujukan
kepada
Kepala
Balai
Pengembangan dan Pengolahan Pakan Ternak Ruminansia Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Nusa Tenggara Barat, terlebih dahulu harus dicatat dalam buku agenda surat masuk dengan mencantumkan antara lain : Asal Surat Tanggal Surat Nomor Surat Maksud atau Perihal Surat tersebut - Setelah surat tersebut diberikan lembar Disposisi atau Rolling Slipkemudian dilanjutkan kepada Kepala Sub Bagian Tata Usaha untuk diparaf secara hirarki dan selanjutnya dinaikan ke Kepala Balai Pengembangan dan Pengolahan Pakan Ternak Ruminansia Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Nusa Tenggara Barat. - Setelah surat turun dari Kepala Balai Pengembangan dan Pengolahan Pakan Ternak Ruminansia Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Nusa Tenggara Barat, surat-surat tersebut
diarahkan
kepada
seksi-seksi
atau
Pengelola
Keuangan (sesuai dengan disposisi Kepala Balai) kemudian untuk ditindaklanjuti sesuai dengan petunjuk Kepala Balai.
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
349
Surat Keluar Yang dimaksud dengan surat keluar adalah setiap surat kedinasan yang ditujukan kepada unit/instansi lain, baik yang ditujukan kepada Perorangan, organisasi maupun lembaga Pemerintah. Surat tersebut berasal dari unit/bagian yang berada dilingkup Balai Pengembangan dan Pengolahan Pakan Ternak Ruminansia Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Nusa Tenggara Barat baik teknis maupun administrasi, misalnya Surat Keputusan Kepala Balai Pengembangan dan Pengolahan Pakan Ternak Ruminansia Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Nusa Tenggara Barat, Naskah Dinas, Surat Edaran dan lain-lain. Penanganan Surat Keluar - Setiap Surat Keluar yang akan diajukan untuk ditandatangani oleh Kepala UPTD BP3TR Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Nusa Tenggara Barat terlebih dahulu : 1. Harus diteliti dan dicek keabsahannya oleh unit/bagian yang bersangkutan. 2. Diparaf oleh pejabat yang ditunjuk sesuai Edaran Gubernur Provinsi Nusa Tenggara Barat. 3. Surat tersebut harus dinaikkan kepada Kepala UPTD BP3TRDinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Nusa Tenggara Barat untuk ditandatangani. Setelah surat tersebut turun kemudian diberi nomor dan tanggal pada agenda surat keluar kemudian distempel. Kemudian disampaikan lagi ke unit/bagian yang menangani surat tersebut dengan meninggalkan 1 (satu) lembar untuk arsip di Sub Bagian Tata Usaha. a. Urusan Kepegawaian Balai
Pengembangan
dan
Pengolahan
Pakan
Ternak
Ruminansia didukung oleh 10 (sembilan) orang Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan 2 (dua) orang Orang Pegawai Kontrak.
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
350
b. Urusan Perlengkapan Urusan perlengkapan sesuai dengan Perda Nomor 13 Tahun 2008, diserahkan tugas membantu kelancaran pada Sub Bagian Tata Usaha sebagai unit yang melakukan pengelolaan terhadap Adminitrasi Perlengkapan. UPTD dalam hal ini BP3TR dalam urusan perlengkapan merupakan bagian dari uraian tugas bagian Tata Usaha. OUTPUT Adapun
beberapa
output
yang
dihasilkan
pada
kegiatan
ketatausahaan pada UPTD Balai Pengembangan dan Pengolahan Pakan Ternak Ruminansia (BP3TR) antara lain terselenggaranya pelayanan surat menyurat, tersedianya Notebook 2 buah, Komputer PC dan Printer masing-masing 2 buah, Meja Setengah Biro 3 buah, Meja Biro 1 buah, 4 unit Kursi Kerja Pejabat tipe JV 5010,10 unit Kursi Kantor Susun tipe ChitoseCaersar N (inventaris ini diperoleh dari sumber dana APBD tahun 2013), sedangkan 1 set peralatan Mesin Pengepresan Jerami, 1 unit Genset 10.000 Watt, 1 Unit Mesin Chopper, 25 buah tong Silase, 1 Unit Mesin Mixer merk Shuang Chai, 2 Unit Mesin Disc Mill merk Shuang Chai/S195 dan JIMO FFC23, 1 paket peralatan pertanian, 1 paket peralatan perbengkelan dan bahan-bahan untuk pengolahan pakan diperoleh dari dana CSR PT. Newmont Nusa Tenggara dan LIPI danterlaksananya Perjalanan Dinas dalam maupun luar daerah. OUTCOMES/HASIL YANG DICAPAI Adapun hasil yang dicapai oleh Sub Bagian Tata Usaha antara lain jumlah surat masuk untuk tahun 2015 tercatat 106 buah surat, sedangkan jumlah surat yang keluar untuk tahun 2015 adalah sebanyak 47 buah surat. Tercapainya keadaan yang lebih kondusif dengan adanya Petugas Penjaga Malam. Pembangunan gedung kantor dan gudang telah selesai sehingga kami dapat menempati gedung yang baru. Tersosialisasinya keberadaan UPTD BP3TR di Kabupaten/Kota se-Nusa Tenggara Barat.
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
351
2. KEGIATAN SEKSI PENGEMBANGAN DAN PELATIHAN PAKAN TERNAK RUMINANSIA Umum Seksi Pengembangan dan Pelatihan Pakan Ternak Ruminansia UPTD Balai Pengembangan dan Pengolahan Pakan Ternak Ruminansia (BP3TR) Kesehatan
Dinas
Peternakan
Hewan
Provinsi
dan Nusa
Tenggara Barat yang terbentuk sesuai dengan Peraturan Gubernur Nusa Tenggara Barat Nomor 48 Tahun 2012 dengan tugas pokok dan fungsi yaitu
:
memberikan/melaksanakan
pelatihan,
pembinaan
dan
pengembangan dibidang pakan ternak ruminansia. Pada Tahun Anggaran 2015 Seksi Pengembangan dan Pelatihan Pakan Ternak Ruminansia UPTD BP3TR telah melaksanakan kegiatan antara lain: - Pertemuan Bimbingan TeknisManajemen dan Teknologi Pakan (Bimtek) dan Pelatihan Pengolahan Pakan Ternak Ruminansia - Pertemuan Bimbingan Teknis Manajemen dan Teknologi Pakan dilaksanakan di 1 (satu) kelompok yaitu Kelompok Tani Ternak Geger Girang Dusun Anjani Barat Desa Anjani Kecamatan Suralaga Kabupaten Lombok Timur pada tanggal 16 April 2015 yang sumber dananya dari DIPA APBN Satker-06 Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi NTB sedangkan Pelatihan Pengolahan Pakan Ternak Ruminansia telah dilaksanakan di 3 (tiga) kelompok yaitu Kelompok Tani Ternak Teras Iring Desa Rempek Kecamatan Gangga Kabupaten Lombok Utara pada tanggal 6-7 Mei 2015, Kelompok Tani Ternak Indonesia Raya Desa Wakan Kecamatan Jerowaru Kabupaten Lombok Timurpada tanggal 20-21 Agustus 2015dan Kelompok Tani Ternak Ranjung Sejahtera Desa Kebon Ayu Kecamatan Gerung Kabupaten Lombok Barat pada tanggal 1-2 Desember 2015 yang dananya bersumber dari DPA Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi NTB. LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
352
- Peningkatan SDM untuk Aparatur Peningkatan Sumber Daya Manusia untuk Aparatur, pegawai UPTD BP3TR sebanyak 4 (empat) orang telah mengikuti Diklat Pembuatan
PakanTernak
Ruminansia
yang
diselenggarakan
olehPT. Karya Anugerah Rumpin (PT. KAR) di Cibodas Bogor Jawa Barat pada tanggal16-18 November 2015yang dibiayai dari sumber dana DPPA SKPD Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi NTB. - Pelatihan Pembuatan Silase dan Pelatihan TechnoPark Pelatihan Pembuatan Pakan Ternak (Silase) yang diikuti oleh kelompok ternak binaan Dinas Kesehatan
Peternakan Hewan
dan Provinsi
NTB, pengusaha di bidang peternakan, perguruan tinggi (UNRAM) karyawan Rumah Potong Hewan Banyumulek yang dilaksanakan di kantor UPTD BP3TR. Kegiatan pelatihan ini adalah kerjasamaLembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI)dengan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi NTB (UPTD BP3TR) yang dilaksanakan pada tanggal 28-30 April 2015 dengansumberdananya berasal dari kegiatanLIPI. Sedangkan Pelatihan
TechnoPark
“Gerakan
Pengembangan
SDM
TP
Banyumulek” berpartisipasi
dalam
Bulan Bakti Peternakan Provinsi Nusa Tenggara Baratyang dilaksanakan pada
tanggal28
September - 3 Oktober 2015
di
Aula
UPTD
BP3TR Banyumulek.
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
353
Tujuan Tujuan kegiatan yang dilaksanakan oleh Seksi Pengembangan dan Pelatihan Pakan Ternak Ruminansia antara lain : - Meningkatkan ketrampilan Aparatur (UPTD BP3TR), petugas teknis dan petani ternak dalam PengolahanPakan Ternak Ruminansia. - Menambah wawasan petani ternak tentang teknik penyediaan pakan hijauan, hasil samping pertanian dan hasil samping agroindustri. - Mengetahui teknik dan cara penyimpanan pakan yang benar. Sasaran Sasaran kegiatan yang dilaksanakan oleh Seksi Pengembangan dan Pelatihan Pakan Ternak Ruminansia antara lain : - Kelompok Tani Ternak - Petugas Teknis Kabupaten/Kota - Aparatur (UPTD BP3TR) 2.1. PENCAPAIAN KINERJA PROGRAM KEGIATAN Input Sumber Pembiayaan Kegiatan ini dibiayai dengan dana Anggaran dan Pendapatan Belanja Daerah (APBD) melalui Dokumen Pengguna Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah (DPA-SKPD) Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi NTBNomor : 034/DPA/TAPD/2015 Tanggal 20 Oktober 2014 pada Program Peningkatan Penerapan Teknologi Peternakan kegiatan Pengembangan Diklat Pengolahan Pakan Limbah Pertanian, melalui Rencana Kerja Anggaran Kementerian
Lembaga
(RKAKL)/DIPA
(Revisi
3)
Dana
Dekonsentrasi Satker-06 Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi NTBNomor : DIPA-018.06.3.239075/2015 Tanggal 14 November 2014dan melalui Dokumen Pelaksanaan Anggaran Perubahan Satuan Kerja Perangkat Daerah (DPPA SKPD) Nomor : 073/DPPA/TAPD/2015 Tanggal 10 September 2015 (yang melekat pada kegiatan Bidang Budidaya dan Pengembangan Peternakan). LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
354
Besarnya Anggaran Dana berasal dari APBD/DPA sebesarRp. 385.912.000,- (Tiga Ratus Delapan Puluh Lima Juta Sembilan Ratus Dua Belas RibuRupiah),- dan dari RKAKL/DIPA Dana DK Satker-06 sebesar Rp. 69.450.000,- (Enam Puluh Sembilan Juta Empat Ratus Lima Puluh Ribu Rupiah)yang melekat pada kegiatan Bidang Budidaya dan Pengembangan Peternakan. Penggunaan Anggaran dan Realisasinya Anggaran APBD/DPA digunakan untuk pelaksanaan kegiatan Diklat Pengolahan Pakan Ternak Ruminansia sebesar Rp. 237.812.000,terealisasi sebesar Rp 190.030.000,- dengan realisasi fisik 100% dan keuangan 79%dan Anggaran APBN/DIPA sebesar
Rp
40.750.000,- terealisasiRp.39.400.000,- dengan realisasi fisik 100% dan keuangan 96%. Anggaran digunakan untuk penyusunan laporan, membayar honor panitia pelaksana diklat, transport peserta diklat, uang saku peserta diklat, jasa tenaga ahli/peneliti/instruktur/narasumber, makanan dan minuman kegiatan diklat, perjalanan dinas dalam daerah dan perjalanan dinas dalam rangka diklat/magang pengolahan pakan. Sumber Daya Manusia Kegiatan Seksi Pengembangan dan Pelatihan Pakan Ternak Ruminansia didukung oleh 1 (satu) orang staf PNS. Output Adapun Output dari Kegiatan Seksi Pengembangan dan Pelatihan Pakan Ternak Ruminansia adalah terlaksananya pelatihan pengolahan pakan ternak ruminansia dikelompok peternak yang mendapat bantuan alat unit pengolah pakan skala kecil di KabupatenLombok Utara, KabupatenLombok Barat dan Kabupaten Lombok Timur. Outcome/Hasil Yang Dicapai Terlatihnya 3 (tiga) kelompok tani ternak sebanyak 120 orang yang terdiri dari 40 anggota dan pengurus Kelompok Tani Ternak Teras Iring Desa Rempek Kecamatan Gangga Kabupaten Lombok Utara, LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
355
40 anggota dan pengurus Kelompok Tani Ternak Indonesia RayaDesa Wakan Kecamatan Jerowaru Kabupaten Lombok Timurdan 40 anggota dan pengurus Kelompok Tani Ternak Ranjung Sejahtera Desa Kebon Ayu Kecamatan GerungKabupaten Lombok Baratditambah 3 (tiga) orang petugas teknis dari masingmasing Dinas Kabupaten Lombok Utara, Dinas Kabupaten Lombok Barat danDinas Kabupaten Lombok Timur.
2.
KEGIATAN SEKSI PENGOLAHAN PAKAN TERNAK RUMINANSIA Umum Seksi Pengolahan Pakan Ternak Ruminansia
UPTD
Balai
Pengembangan dan Pengolahan Pakan
Ternak
Ruminansia
(BP3TR) Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Nusa Tenggara Barat yang terbentuk sesuai dengan Peraturan Gubernur Nusa Tenggara Barat Nomor 48 Tahun 2012 dengan tugas pokok dan fungsi yaitu : melaksanakan pembinaan dan pengolahan pakan ternak ruminansia. Pada tahun anggaran 2015, Seksi Pengolahan Pakan Ternak Ruminansia UPTD BP3TR telah melaksanakan kegiatan Pengolahan Pakan Ternak Ruminansia. Tujuan Tujuan
kegiatan
yang
dilaksanakan
oleh
Seksi
Pengolahan
PakanTernak Ruminansia antara lain : - Memanfaatkan Hasil Samping Pertanian dan Hasil Samping Agroindustri melalui Teknologi Pengolahan - Tersedianya pakan olahan berupa Silase Pakan Komplit, Silase Jagung, Jerami Tape, Jerami Moll, Hay Press nutrisi lengkap dan Konsentrat.
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
356
Sasaran Kegiatan Sasaran kegiatan yang dilaksanakan oleh Seksi PengolahanPakan Ternak Ruminansia antara lain : - Aparatur lapangan - Ketersediaan pakan untuk ternak di BIB - Dinas Peternakan Kabupaten/Kota Se-NTB - TechnoPark LIPI
3.1. PENCAPAIAN KINERJA PROGRAM KEGIATAN INPUT Pembiayaan Sumber Pembiayaan Kegiatan ini dibiayai dengan dana Anggaran dan Pendapatan Belanja Daerah (APBD) melalui Dokumen Pengguna Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah (DPA-SKPD) Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi NTB Nomor : 034/DPA/TAPD/2015 Tanggal 20 Oktober 2014 pada Program Peningkatan Penerapan Teknologi Peternakan Kegiatan Pengembangan Pakan Hijauan Ternak dan Limbah Pertanian dan melalui Rencana Kerja Anggaran Kementerian Lembaga (RKAKL)/DIPA Dana Dekonsentrasi (Satker-06) Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi NTBNomor : DIPA018.06.3.239075/2015 Tanggal 14 November 2014(melekat pada kegiatan Bidang Budidaya dan Pengembangan Peternakan). BesarnyaAnggaran Dana berasal dari APBD/DPA sebesarRp. 148.100.000,- (seratus empatpuluh delapan jutaseratus ribu rupiah),- dan dari RKAKL/DIPA Dana DK Satker-06 sebesar Rp. 28.700.000,- (dua puluh delapan juta tujuh ratus ribu rupiah) yang melekat pada kegiatan Bidang Budidaya dan Pengembangan Peternakan.
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
357
PenggunaanAnggaran Anggaran
APBD/DPA
digunakan
untuk
pelaksanaan
kegiatan
Pengembangan Pakan Hijauan Ternak dan Limbah Pertanian sebesar Rp. 146.036.200,- dengan realisasi fisik 100% dan keuangan 99%., dan Anggaran APBN/DIPA sebesar Rp 28.620.000,- dengan realisasi fisik 100% dan keuangan 99%. Anggaran digunakan untuk penyusunan laporan, membayar jasa untuk pengangkutan pakan hasil samping pertanian, rapat intern, pembelian pakaian kerja lapangan, monev/identifikasi hasil samping pertanian se-pulau lombok dan koordinasi/konsultasi ke pusat dan daerah lainnya. Sumber Daya Manusia Kegiatan Seksi Pengolahan Pakan Ternak Ruminansia didukung oleh 1 (satu) staf PNS. Lokasi Pengolahan Pakan Ternak Ruminansia dilaksanakan di UPTD Balai Pengembangan dan Pengolahan Pakan Ternak Ruminansia di Jalan Pariwisata Dusun Lelede Desa Banyumulek Kecamatan Kediri Kabupaten Lombok Barat. Sarana dan Prasarana - Gudang Pakan - Alat Pengepres Jerami Hidrolik - Tong untuk pembuatan silase - Genset 10.000 watt - Mesin Chopper - Mesin Mixer merk Shuang Chai - Mesin Disc Mill merk Shuang Chai/S195 dan merk JIMO FFC23 - Peralatan pertanian 1 paket - Peralatan perbengkelan 1 paket dan - Bahan-bahanuntukpengolahanpakan
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
358
OUTPUT Kegiatan Seksi Pengolahan Pakan yang berasal dari sumber dana APBD sampai dengan Desember 2015 total dana sebesar Rp. 148.100.000,- dengan realisasi fisik 100% dan keuangan 98%.Dengan rincian sebagai berikut : - Belanja barang dan jasa dengan jumlah anggaran Rp. 6.000.000,dengan realisasi fisik dan keuangan 100% - Jasa pengangkutan pakan hasil samping pertanian dengan anggaran Rp. 10.000.000,- realisasi fisik dan keuangan 100% - Belanja cetak dokumen balai dengan jumlah anggaran sebesar Rp. 6.000.000,- realisasi fisik dan keuangan 100% - Penggandaan dokumen dengan jumlah anggaran Rp. 3.000.000,dengan realisasi fisik dan keuangan 100% - Makanan dan minuman rapat intern dengan jumlah anggaranRp. 10.000.000,- dengan realisasi fisik 100% dan keuangan 57% - Pembelian pakaian kerja lapangan dengan jumlah anggaranRp. 10.000.000,- realisasi fisik 100% dan realisasi keuangan 99% - Monev/Identifikasi hasil samping pertanian se-P. Lombok dengan jumlah anggaran Rp 45.100.000,- dengan realisasi fisik 100% dan realisasi keuangan 99% - Monev/Identifikasi hasil samping pertanian se-P. Sumbawa dengan jumlah anggaran Rp 30.00.000,- dengan realisasi fisik 100% dan realisasi keuangan 97% - Koordinasi/konsultasi pakan olahan dipusat/daerah lainnya dengan jumlah anggaran Rp. 28.000.000,- realisasi fisik 100% dan realisasi keuangan 95%
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
359
OUTCOME/HASIL YANG DICAPAI Kegiatan pengolahan pakan ternak dilaksanakan di Gudang UPTD Balai Pengembangan dan Pengolahan Pakan Ternak Ruminansia yang kegiatannya meliputi Pengolahan Silase Jagung, Pengolahan Jerami MOL, Pengolahan Jerami Tape, Pengolahan Silase Komplit dan pembuatan Konsentrat.Pakan olahan yang diproduksi oleh UPTD BP3TR diserahkan untuk pakan ternak sapi yang ada diBalai Inseminasi Buatan (BIB) – Banyumulek, masyarakat setempat dan kelompok tani ternak.
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
360
BAB IV PERMASALAHAN DAN UPAYA PEMECAHAN MASALAH A. PERMASALAHAN Dalam pelaksanaan kegiatan di tahun 2015beberapa permasalahan yang dapat disampaikanadalah sebagai berikut : SEKRETARIAT 1. Masalah teknis yang dihadapi terbanyak adalah masalah pengumpulan data di lapangan. Petugas di lapangan seringkali mengalami kesulitan dalam pengumpulan data sehingga waktu yang dibutuhkan untuk penyelesaian pekerjaan lebih lama dari waktu yang telah direncanakan. 2. Masalah non teknis yang dialami adalah masalah administrasi baik administrasi keuangan maupun administrasi pelaporan serta jadwal pelaksanaan kegiatan yang mundur dari jadwal yang telah direncanakan. BIDANG BUDIDAYA DAN PENGEMBANGAN TERNAK 1. Lambannya proses ULP dan kadang tidak adanya pihak ke-3 yang mengikuti pelelangan yang menyebabkan dilakukannya proses tender ulang 2. Adanya kegiatan yang gagal proses lelang lewat ULP disebabkan karena HPS dan Spek yang tidak sesuai 3. Adanya beberapa peralatan dan mesin yang diserahkan kepada masyarakat/kelompok
tidak
dapat
terealisasi
disebabkan
karena
pemanfaatan peralatan yang tidak optimal dan ditingkat kelompok terkendala biaya operasional (biaya bensin, solar, dll) sehingga peralatan dimaksud dikhawatirkan akan mangkrak. 4. Sentuhan teknologi untuk pengembangan perbibitan ternak tidak disertai dengan kesiapan sumberdaya manusia petugas pendamping dan anggota kelompok 5. Pelaporan dari kabupaten/kota selalu terlambat penyampaiannya ke provinsi. 6. Pemanfaatan Pabrik Pakan Skala Kecil (PPSK) dan UPPK di kelompok belum maksimal LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
361
BIDANG KESEHATAN HEWAN 1. Laporan kegiatan dari Kabupaten/Bidang yang menangani fungsi kesehatan hewan dan peternakan sering terlambat. 2. Sarana dan Prasarana Kesehatan Hewan khususnya di Puskeswan masih kurang seperti sepeda motor operasional, peralatan dan lain - lain sehingga penanganan kasus penyakit hewan/ternak sering terlambat. 3. Sumber Daya Manusia (SDM) yang ada di Puskeswan khususnya tenaga Medis Veteriner (Dokter Hewan) masih kurang sehingga masih ada puskeswan yang tidak memiliki dokter hewan hal ini menyebabkan pelaksanaan pelayanan kesehatan hewan tidak optimal 4. Beberapa Kabupaten/Kota untuk kegiatan Kesehatan Hewan tidak memperoleh
dukungan
dana
yang
memadai
terutama
untuk
pengadaan obat-obatan dan peralatan medis bahkan disalah satu kabupaten dana untuk pengadaan obat-obatan dan peralatan medis tidak dianggarkan. 5. Pada beberapa kabupaten/kota, kelembagaan puskeswan berubah sehingga menyulitkan dalam koordinasi pelaksanaan pelayanan kesehatan hewan di tingkat lapangan. 6. Keterampilan Medik Veteriner (dokter hewan) dalam penanganan gangguan reproduksi masih kurang. 7. Obat-obatan Gangguan Reproduksi seperti hormon dan lain - lain masih kurang. 8. Kurangnya dana oprasional untuk kegiatan vaksinasi Antraks dan SE/Ngorok. 9. Tingkat kesadaran petani masih rendah untuk membawa ternaknya ke lokasi vaksinasi (di P Sumbawa) 10. Topografi wilayah dengan tingkat kesulitan yang tinggi menyebabkan terhambatnya pelayanan kesehatan hewan terutama di P Sumbawa. 11. Kegiatan
pencegahan
dan
penolakan
penyakit
rabies
masih
terkendala dengan pemahaman masyarakat yang masih kurang (hobby dan peluang jual beli HPR) sehingga masih dijumpai pemasukan HPR ke NTB.
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
362
12. Kurangnya SDM, sarana dan prasarana serta operasional dalam pengawasan masuknya HPR di pelabuhan-pelabuhan tidak resmi. 13. Kurangnya
dana
pada
baseline
pengamatan
penyakit
sehingga
pengamatan penyakit masih menempel pada kegiatan yang lainsehingga peralatan dan dana operasional surveilans penyakit hewan masih minim. 14. Dana pendukung ISIKHNAS belum memadai. 15. Jawaban hasil uji laboratorium terlalu lama sehingga penangan kasus yang memerlukan konfirmasi laboratorium tidak maksimal. 16. Ketersediaan transport media, cotton swab belum ada sehingga pengiriman sample swabbelum dilakukan. 17. Masih terbatasnya alat dan bahan seperti alat suntik (socorex/semi otomatis), alat deteksi dini (rapid test) dan pakaian pelindung (PPE) yang mendukung pelaksanaan kegiatan pencegahan dan pengendalian PHMS Zoonosis di kabupaten/Kota. 18. Lemahnya pengamanan lalu lintas ternak unggas didaerah-daerah tertular dan sekitarnya serta pasar unggas. 19. Pengetahuan dan pemahaman masyarakat (petani peternak) tentang penyakit AI serta bahaya yang ditimbulkan masih rendah. 20. Adanya program unggulan dari pemerintah daerah sehingga anggaran untuk pengendalian AI menjadi program penunjang saja.
BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT VETERINER 1. Pemotongan ternak betina produktif di Nusa Tenggara Barat baik terhadap total pemotongan maupun terhadap total betina yang dipotong pada tahun 2015menurun dibanding dengan pemotongan pada tahun 2014. Pemotongan betina produktif terhadap betina yang dipotong di NTB yaitu sebesar 14,64% pada tahun 2014 dan sebesar 9,51% pada tahun 2015dengan rincian sebagai berikut : a. Pulau Lombok sebesar 10,67% pada Tahun 2014 dan sebesar 7,92% pada tahun 2015 b. Pulau Sumbawa sebesar 14,87% pada tahun 2014 dan sebesar 9,56% pada tahun 2015
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
363
2. Program Penyelamatan Sapi Betina Produktif dan kegiatan lain yang dapat mengurangi angka pemotongan ternak betina produktif di RPH diharapkan akan lebih maksimal dengan telah dikeluarkannya Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2015 tentang Pengendalian Pemotongan Ternak Ruminansia Besar Betina Produktif 3. Tingginya harga pejantan yang siap potong dibandingkan dengan harga ternak betina sangat mempengaruhi jumlah pemotongan betina 4. Kesadaran jagal/masyarakat dan dukungan dari semua pihak terkait sangat dibutuhkan karena nilai ternak betina yang dipotong sangat menentukan kelestarian sumber daya ternak di masa yang akan datang 5. Keberpihakan pasar ternak masih didominasi oleh tengkulak/ pengusaha sehingga keterlibatan petani ternak belum berperan dalam menentukan harga 6. Sebagian besar budaya kerja dan kondisi petugas, jagal dan staf jagal di RPH tidak memenuhi aspek hygienis sanitasi, AM dan PM, penerapan kesrawan sehingga produk yang dihasilkan belum mampu bersaing 7. Sarana, prasarana dan SDM (Juleha, Butcher, Keur Master) yang ada di RPH/TPH belum seluruhnya terpenuhi sesuai yang dipersyaratkan untuk memperoleh NKV sehingga PAH belum mampu bersaing di pasaran BIDANG BINA USAHA PETERNAKAN 1. Jumlah tenaga yang melaksanakan tugas mendukung kelancaran pelaksanaan program dan kegiatan masih kurang hal ini dikarenakan tenaga yang membantu lebih banyak dihadapkan pada penyelesaian tugas yang bersifat administrasi keuangan sehingga pemahaman tekis kurang berjalan sebagaimana yang diharapkan.Seyogyanya setiap Kepala Seksi mempunyai staf dua orang Sarjana Teknis. 2. Kepala Seksi yang membantu di bidang Usaha Peternakan tidak dilengkapi selayaknya
dengan setiap
sarana
pendukung
pemegang
jabatan
seperti
sepeda
mendapatkan
motor, fasilitas
pendukung untuk kelancaran tugas dan fungsinya.
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
364
3. Minimnya
informasi/kurangnya
kreatifitas
masing-masing
Kabupaten/Kota terkait tentang kebutuhan dalam pengembangan usaha atau pengolahan dan pemasaran hasil peternakan. 4. Masih banyak dijumpai kelompok penerima bantuan yang belum memanfaatkan
peralatan
yang
telah
diterima
dengan
alasan
dimanfaatkan sebagian oleh karena keterbatasan ruang produksi. 5. Hasil produksi olahan kelompok belum dilengkapi dengan cara pengemasan yang baik maupun memberikan label ijin (PIRT) atau sertifikasi halal. 6. Pelaksanaan pameran yang teragenda dan tidak teragenda tidak sesuai dengan anggaran yang telah disiapkan. BALAI INSEMINASI BUATAN 1. PELAYANAN ADMINISTRASI PERKANTORAN - Koordinasi antar pelaksana kegiatan/seksi sangat kurang - Kurang tenaga/staf yang terlatih dan terdidik untuk menangani surat menyurat - Membengkaknya pembayaran listrik dan air akibat dari gangguan jaringan yang ada di kantor maupun kandang yang ada di Balai Inseminasi Buatan Lelede - Kurang dipahaminya SOP peralatan dan perlengkapan kantor oleh petugas inventaris barang atau aset - Tidak adanya tenaga/staf yang terlatih dan terdidik dalam mengelola administrasi keuangan - Serapan anggaran untuk rapat koordinasi dan konsultasi keluar daerah tergantung undangan dari pusat
(Direktur Jenderal
Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian) 2. PENINGKATAN SARANA DAN PRASARANA APARATUR - Adanya perbedaan penafsiran dan kesalahan dalam perencanaan anggaran sehingga anggaran tidak maksimal terserap. - Kondisi kendaraan (roda 4) yang sudah seharusnya tidak layak pakai membuat alokasi anggaran rutin untuk perbaikan sangat besar
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
365
3. PENINGKATAN PENGEMBANGAN SISTEM PELAPORAN - Sarana dan prasarana dalam proses pelaporan yang masih kurang sehingga pelaporannya kendala. - Kurang tenaga terlatih dalam mengelola sistem pelaporan sehingga pelaksanaan kegiatan tidak bisa tepat waktu. 4. PENINGKATAN PRODUKSI HASIL PETERNAKAN - Kendala yang dihadapi dalam proses produksi mani beku antara lain: a. Sering terjadi pemadaman listrik di wilayah Balai Inseminasi Buatan, sehingga membuat alat produksinya utamanya (Filling Sealing Machine) tidak bisa dioperasionalkan. b. Sulitnya mengadakan straw kosong dikarenakan barang impor. c. Terjadi kerusakan filling sealing machine yang lama sebelum ada penggantian mesin yang baru pada bulan April 2015 - Pengetahuan dan keterampilan SDM
bagi petugas Amor- Amor
yang masih terbatas baik itu manajemen maupun kemampuannya dalam mengelola peternakan. - Hijauan makanan ternak masih kurang karena terbatasnya biaya untuk pembelian BBM untuk sumur bor 5. PENINGKATAN KAPASITAS UPTD - Produksi HPT tahun 2015 di awal tahun mengalami peningkatan akan tetapi pada bulan Mei sampai dengan Nopember 2015 rumput yang ada di lahan Kebun HPT BIBD Banyumulek tidak ada produksi sama sekali. Hal tersebut disebabkan oleh pencurian rumput secara besar-besaran oleh masyarakat sekitar kantor BIB dan mulai memasuki musim kemarau panjang (musim kering). - Lahan Kebun Hijauan Makanan ternak yang dimiliki oleh BIB Banyumulek belum ada pengamannya (tembok keliling) sehingga memudahkan masyarakat mengambil rumput yang ada di kebun HPT. - Lokasi yang jaraknya sangat jauh sehingga rentang kendali koordinasi Instalasi perbibitan Amor- Amor dengan Balai sangat minim dan tidak tersedianya Dokter Hewan yang langsung menangani bila terjadi gangguan kesehatan pada ternak.
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
366
BALAI RUMAH SAKIT HEWAN DAN LABORATORIUM VETERINER 1. Lokasi Lokasi UPTD Rumah Sakit Hewan dan Laboratorium Veteriner masih menjadi kendala utama di dalam memberikan Pelayanan Kesehatan Hewan. Letak yang jauh dari pusat kota terkadang membuat konsumen enggan membawa hewan kesayangan untuk dilakukan pemeriksaan laboratorium maupun pelayanan kesehatan. 2. Bangunan Hingga saat ini UPTD rumah sakit hewan dan laboratorium veteriner belum memiliki ruangan yang memadai terutama ruangan Rumah Sakit Hewan, dimana masih menempati ruangan yang sebenarnya belum memenuhi standar sebagai tempat pelayanan kesehatan hewan. 3. Sarana Transportasi Sarana transportasi juga masih menjadi kendala dalam memberikan pelayanan. Kendaraan operasional Seksi PMHPHK berupa 1 unit mobil Pick Up Suzuki (tahun 1988) sudahtidak layak pakai. 4. Sumber Daya Manusia (SDM) - Jumlah SDM Jumlah tenaga di UPTD Rumah Sakit Hewan dan Laboratorium Veteriner masih kurang mencukupi baik itu untuk tenaga administrasi perkantoran maupun Medis dan Paramedis Veteriner. - Pengetahuan dan Keterampilan SDM Pengetahuan dan Keterampilan Tenaga Medis Veteriner/Paramedis Veteriner perlu terus ditingkatkan terutama bagi tenaga teknis di Seksi Pelayanan Medik/Hewan Produksi dan Hewan Kesayangan.
BPT HMT SERADING 1. Kesekretariatan : - Pelaksanaan kegiatan belum dapat dilaksanakan sesuai dengan rencana dalam Rencana Kegiatan karena lokasi kegiatan berada di Sumbawa tetapi bendahara satker dan panitia pengadaan berada di Mataram;
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
367
- Pengiriman dana operasional (APBN) belum tepat waktu dan jumlah sesuai RPP yang diminta. - Masalah sosial dan situasi keamanan yang mengganggu aktifitas seperti lahan di Instalasi Dompu sebagian besar dikuasai oleh masyarakat, pagar lokasi padang penggembalaan di Serading dibuka untuk jalan umum. - Keterbatasan sumber daya manusia yang memiliki kompetensi khususnya di bidang administrasi - Belum tersedianya fasilitas telepon kantor karena tidak tersedia jaringan. - Kapasitas dan sarana kantor kurang memadai dan tidak seimbang dengan jumlah pegawai yang ada. 2. Pembibitan Ternak : - Seleksi ternak belum dapat dilaksanakan secara optimal karena populasi ternak melebihi kapasitas tampung/over kapasitas. - Adanya musim kemarau yang panjang sehinggaberpengaruh terhadap penyediaan pakan secara berkelanjutan. - Pelepasan
ternak
di
Instalasi
Dompu
secara
bebas
yang
berdampak terhadap kesulitan melakukan recording sehingga kemungkinan ternak bisa hilang dan mati tanpa diketahui. - Jumlah personil tidak berimbang dengan luas lahan dan ternak - Sarana dan prasarana untuk mendukung kegiatan perbibitan belum memadai. 3. Pembibitan HPT - Produksibenih dan hijauan
pakan ternak menurun drastisakibat
adanya musim kemarau yang panjang dan perubahan iklim yang tidak menentu - Permintaan pasar terhadap benih hijauan pakan ternak tidak dapat ditentukan secara pasti sehingga penanaman bibit untuk produksi hanya berdasarkan estimasi. - Kesulitan memaksimalkan produksi benih karena masa panen secara serempak dan dilakukan secara manual.
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
368
4. Pengelolaan Pakan Ternak/Padang Panggembalaan : - Pengelolaan padang penggembalaan ternak belum ditangani secara maksimal - Drainase padang penggembalaan belum tertata dengan baik - Terbatasnya ketersediaan pakan pada musim kemarau - Teknologi pakan belum terimplementasi secara maksimal sesuai teklogi yang tersedia - Belum berimbangnya antara luas lahan dengan jumlah tenaga kerja yang tersedia. 5. Kesehatan Hewan : - Belum tersedianya tenaga Dokter Hewan - Drainase
kandang
belum
seluruhnya
tersedia
sehingga
mengakibatkan kandang menjadi lembab dan becek - Adanya beberapa penyakit yang muncul pada musim-musim tertentu seperti penyakit mata dan diare 6. Pasca Panen : - Keterbatasan sarana pasca panen sehingga pengelolaan benih hijauan pakan ternak masih dilakukan secara manual - Pelaksanaan sertifikasi benih hijauan pakan ternak belum ada 7. Regulasi : - Proses mendapatkan ijin penghapusan dan penjualan ternak memerlukan waktu sehingga fluktuasi harga ternak di pasar tidak dapat diprediksi secara pasti demikian juga dengan kondisi ternak.
BALAI
PENGEMBANGAN
DAN
PENGOLAHAN
PAKAN
TERNAK
RUMINANSIA (BP3TR) 1. Jumlah staf yang sangat terbatas yakni sebanyak 4 (empat) orang menyebabkan pelayanan belum optimal. 2. Fasilitas kerja berupa Komputer 3 unit, Printer 2 unit, Laptop 2 (dua) unit dan Meja Kerja dibandingkan dengan volume pekerjaan yang harus diselesaikan masih terasa kurang. 3. Fasilitas berupa sarana transportasi UPTD BP3TR sudah ada baik roda 2 maupun roda 4 akan tetapi dana operasionalnya belum ada. LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
369
4.
Sumber daya manusia di UPTD BP3TR terdiri dari Kepala UPTD BP3TR, 2 kepala Seksi, 1 Kasubbag Tata Usaha dan 6 orang Staf serta 2 orang pegawai kontrak. Jumlah staf yang terbatas baik keterampilan teknik pengolahan pakan maupun personil sangat tidak maksimal untuk kegiatan operasional di UPTD BP3TR.
5. Bantuan alat-alat pengolah pakan yang diperoleh kelompok belum dimanfaatkan disebabkan karena modal untuk pembelian bahan baku pakan dan biaya untuk pengoperasian alat belum ada 6. Hasil samping pertanian belum termanfaatkan sebagai pakan ternak ruminansia
karena
kepemilikan
ternak
ditingkat
petani
ternak
maksimal 2 atau 3 ekor per orang sehingga petani masih merasa mampu untuk mencari rumput hijau 7. Sistem pemeliharaan ternak dikelompok masih sistem tradisional dan menganggap usaha sampingan saja sehingga usaha peternakan belum menjadikan usaha bisnis 8. Manajemen kelembagaan di kelompok tani ternak belum berjalan dengan maksimal disebabkan karena faktor kepemilikan ternak dipelihara dan dirawat oleh masing - masing orang dalam kelompok, jadi manfaat kandang bagi kelompok adalah tempat kolektivitas pemeliharaan ternak untuk dijaga keamanan secara bersama dalam kelompok 9. Pembagian tugas dalam kelompok belum terlaksana dengan baik 10. Budaya ngawis dikalangan peternak masih sangat kuat.
11. Peralatan pengolah pakan yang belum memadai. 12. Belum memiliki tenaga teknis untuk memperbaiki alat pengolah pakan ketika terjadi kerusakan mesin. 13. SDM tenaga teknis ataupun petugas pengolah pakan yang masih rendah sehingga perlu mengikuti diklat pengolahan. 14. Ketersediaan bahan - bahan untuk pengolahan pakan tidak tersedia
sepanjang waktu seperti onggok.
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
370
B.
PEMECAHAN MASALAH Adapun pemecahan masalah yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut : SEKRETARIAT 1.
Meningkatkan secara
terus
koordinasi menerus
dengan untuk
petugas-petugas mengingatkan
dilapangan
batas
waktu
penyelesaian kegiatan. 2.
Terus berkoordinasi dengan penanggung jawab kegiatan sehingga bila ada permasalahan dapat diselesaikan secara musyawarah.
3.
Untuk kegiatan - kegiatan yang sifatnya kontrak perlu dilakukan koordinasi yang intensif dengan pihak ketiga.
4.
Jadwal pelaksaaan kegiatan diusahakan tepat waktu.
BIDANG BUDIDAYA DAN PENGEMBANGAN PETERNAKAN 1. Perlunya survey harga dilapangan dikaji kembali untuk menetapkan HPS dan Spek yang sesuai sehingga kegiatan yang gagal proses lelang di ULP bisa dihindari 2. diharapkan kegiatan yang akan dilaksanakan melalui proses ULP dilaksanakan pada awal – awal tahun agar dalam pelaksanaan kegiatan nantinya dapat lebih optimal 3. Diperlukan komitmen bersama yang komprehensif antara stakeholder yang bergerak dibidang pengembangan budidaya ternak agar tercipta iklim yang kondusif dalam pengembangan agribisnis peternakan didaerah. 4. Perlunya pendampingan bagi kelompok yang berupa pembinaan, bimbingan dan penyuluhan maupun pelatihan bagi pendamping kelompok itu sendiri maupun anggota kelompok tani ternak dengan tujuan agar peternak dapat menjalankan usaha budidaya ternak secara lebih baik. 5. Pendampingan pada kelompok akan menjadi lebih efektif jika petugas pendamping masuk dan menjadi bagian dari kelompok yang didampingi dan memiliki peran dalam keberhasilan usaha di bidang peternakan yang dilakukan. 6. Diharapkan kelompok tani ternak harus selalu berkoordinasi dengan Dinas Kabupaten/Kota setidaknya dengan Tim Teknis LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
371
7. Pelaporan adalah bagian yang tidak terpisahkan dalam pelaksanaan setiap kegiatan, maka diharapkan agar Dinas Kabupaten/Kota dapat menunjuk petugas yang khusus menangani pelaporan sehingga tidak terjadi keterlambatan dalam penyampaiannya. 8. Dukungan dana APBD II sangat diharapkan untuk operasional pembinaan dan pengawasan di lapangan oleh karena perlu disediakan dana sharing dari masing-masing tingkatan tersebut. BIDANG KESEHATAN HEWAN 1. Mengingatkan Kabupaten/Kota baik melalui surat maupun telpon agar mengirim laporan rutin bulanan tepat waktu. 2. Mengusulkan pengadaan sarana dan prasarana Puskeswan seperti peralatan dan sepeda motor ke pusat. 3. Bersurat ke Pemerintah Daerah dan Pusat untuk penambahan pengangkatan Medis Veteriner (Dokter Hewan) dan Paramedis Veteriner. 4. Mendistribusikan obat-obatan ke Kabupaten/Kota sesuai dengan alokasi jatah yang diterima. 5. Kedepan perlu diusulkan ke pusat untuk anggaran obat-obatan gangguan reproduksi yang memadai. 6. Menyampaikan panduan pengisian laporan yang benar dan lengkap sesuai data yang diperlukan. 7. Meningkatkanketerampilan
petugas
lapangan
melalui
training
penanganan penyakit gangguan reproduksi dan penanganan sampel. 8. Meningkatkan koordinasiantara dinas dengan Balai Laboratorium Keswan maupun Balai Besar Veteriner. 9. Mengusulkan ke pusat agar dana pengamatan penyakit lebih memadai. 10. Sharing dana kegiatan surveilans di masing- masing Kabupaten/Kota. 11. Meningkatkan sosialisasi dan koordinasi dengan instansi terkait dalam pengawasan pemasukan HPR di pelabuhan resmi maupun tidak resmi. 12. Sosialisasi mengenai pentingnya vaksinasi lebih ditingkatkan untuk peternak.
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
372
13. Perlu adanya kontribusi antar pemerintah Provinsi dan Kab/kota dalam hal pengadaan alat dan bahan yang mendukung pelaksanaan kegiatan pencegahan dan pengendalianPHM serta dana operasionalnya. 14. Untuk peternakan unggas sektor 4 perlu pengembangan dan penerapan sistem biosecurity yang optimal dan pelayanan kesehatan yang partisipatif (melibatkan partisipasi aktif masyarakat). 15. Perlu dilakukan monitoring dan surveilans yang benar dan konsisten, yakni
dengan
cara
melaksanakan
kajian
epidemiologi
dengan
menggunakan strategi sampling (besaran sampling, cara pengambilan sampel), penjaringan faktor resiko melalui kuesioner dan analisis data. 16. Melakukan koordinasi aktif dengan instansi-instansi terkait (Karantina, Kepolisian dll) untuk melakukan pengawasan dipintu keluar masuk ternak unggas baik antar pulau maupun antar Kabupaten/Kota. 17. Penyuluhan/sosialisasi
untuk
memberikan
pemahaman
kepada
masyarakat terus digalakkan baik melalui penyebaran leaflet, penyuluhan di kelompok-kelompok peternak maupun di sekolahsekolah serta sosialisasi melalui media massa. 18. Memanfaatkan tenaga –tenaga
PDSR yang telah dibentuk ditiap
kabupaten/kota untuk terus melaksanakan surveilans, pencegahan dan pengendalian terhadap penyakit AI di wilayah masing-masing.
BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT VETERINER 1. Pemotongan ternak harus melalui prosedur yang sudah disepakati atau SOP Pemotongan yaitu antara lain hewan baru bisa dipotong setelah
dilakukan
pemeriksaan
antemortem
oleh
Dokter
Hewan/Petugas yang berwenang. 2. Intervensi melalui program insentif pemotongan betina produktif kepada Kelompok tani Ternak atau Kelompok Pejagal. 3. Perlu penganggaran dana operasional bagi petugas RPH. 4. Perlu pembentukan asosiasi/paguyuban petugas, jagal dan pengusaha ternak di masing - masing kabupaten/kota untuk memudahkan akses pasar
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
373
5. Perlu
sosialisasi
Peraturan
Daerah,
Public
Awareness
serta
pembinaan dan pengawasan yang kontinyu antara petugas provinsi dan kabupaten/kota serta instansi terkait lain dalam hal pemotongan ternak khususnya ternak betina produktif. 6. Intensitas koordinasi dan komunikasi dengan aparat hukum agar ditingkatkan 7.
Melalui RMRPHR secara berkelanjutan akan merubah profil RPH di NTB sehingga penjaminan PAH ASUH akan mampu berdaya saing.
8. Fasilitasi sarana, prasarana dan SDM petugas dalam rangka optimalisasi RPHR
BIDANG BINA USAHA PETERNAKAN 1. Mengusulkan kepada Kepala Dinas agar penyediaan SDM Peternakan dapat ditambahkan dan menjadi prioritas dalam perekrutan PNS. 2. Mengusulkan agar setiap kepala seksi diberikan fasilitas yang sama dengan kepala seksi lainnya. 3. Bersurat dan berkoordinasi dengan Dinas Kabupaten/Kota agar lebih kreatif
dalam
menyampaikan
informasi
tentang
kebutuhan
–
kebutuhan untuk pengembangan usaha peternakan di NTB. 4. Berkoordinasi dengan Petugas Teknis Kabupaten/Kotaagar meningkatkan pembinaan dan membimbing para kelompok usaha olahan lebih intensif sekaligus mengawasi produksi dan perkembangan usahanya. 5. Memberikan bimbingan kepada kelompok olahan dengan melibatkan instansi terkait dalam pengurusan PIRT dan sertifikasi halal produk olahannya. 6. Mengikuti pameran yang lebih selektif dan benar-benar memberikan dampak positif bagi pelaku usaha di daerah. BALAI INSEMINASI BUATAN 1. PELAYANAN ADMINISTRASI PERKANTORAN - Mengintensifkan koordinasi antar seksi melalui pemahaman tugas pokok yang baik sehingga tidak banyak menimbulkan gesekangesekan dalam melaksanakan kegiatan LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
374
- Diperlukan
pelatihan-pelatihan/magang/study
banding
guna
peningkatan keterampilan pada staf-staf yang ada terutama pada masalah-masalah ketatausahaan seperti pelatihan cara penulisan surat-surat, komputerisasi sehingga kegiatan yang ada di Balai bisa berjalan dengan lancar - Penghematan
daya
listrik
dilakukan
dengan
perbaikan
jaringan/instalasi dan meminimalkan pemakaian daya listrik - Penambahan tenaga keuangan - Penindakan tegas kepada staf yang kegiatannya tidak melalui prosedur yang sudah berlaku 2. PENINGKATAN SARANA DAN PRASARANA APARATUR - Penyusunan perencanaan kegiatan harus disesuaikan dengan peraturan yang berlaku - Pengadaan kendaraan operasional (roda 4) yang baru sebagai pengganti kendaraan operasional yang dihapus. 3. PENINGKATAN PENGEMBANGAN SISTEM PELAPORAN - Pengadaan sarana dan prasarana yang memadai untuk percepatan pelaporan - Penambahan tenaga terlatih untuk ditempatkan di Balai Inseminasi Buatan dalam mendukung kegiatan - kegiatan yang telah direncanakan 4. PENINGKATAN PRODUKSI HASIL PETERNAKAN - Langkah-langkah untuk peningkatan proses produksi mani beku : a. Pengadaan generator dengan kapasitas 10.000 kwh b. Pemesanan straw kosong harus dilakukan lebih awal - Pengusulan penghapusan aset berupa sapi perah sebanyak 7 (tujuh) ekor dikarenakan secara ekonomis dan sudah tidak dialokasikan lagi anggaran untuk operasionalnya - Diperlukan pelatihan, kursus atau studi banding untuk meningkatkan keterampilan yang dibutuhkan oleh petugas sapi brangus Amor - Amor. - Pengadaan mesin sumur bor dengan kapasitas besar dan pembuatan unit baru sumur bor demi mengairi padang penggembalaan.
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
375
5. PENINGKATAN KAPASITAS UPTD - Pemenuhan akan HPT di BIB mengalami penurunan produksi terutama pada musim kering yang disebabkan oleh pencurian rumput. Untuk mengatasi masalah pencurian rumput di lahan kebun HPT BIBD Banyumulek dilakukan berbagai upaya sebagai berikut : a. Mengoptimalkan penjaga malam untuk mengawasi kebun HPT yang ada pada siang hari. b. Melakukan koordinasi dengan satuan keamanan Kepolisian Sektor Kediri untuk ikut memantau kondisi masyarakat yang melakukan pencurian dengan melakukan patroli di lahan kebun rumput BIBD Banyumulek. c. Peremajaan lahan HPT seluas 9 ha yang berada di luar pagar lingkungan kantor perlu dilakukan. d. Pemagaran lahan kebun HPT seluas 9 ha e. Diperlukan pejabat yang menangani khusus Instalasi Amor-Amor sehingga koordinasi dan kebijakan tidak terhambat karena lokasi yang jauh dan kalau terjadi gangguan ternak cepat teratasi BALAI RUMAH SAKIT HEWAN DAN LABORATORIUM VETERINER 1. Upaya Peningkatkan Pelayanan Kesehatan Hewan di lokasi Banyumulek masih diperlukan kerja keras antara lainberupa sosialisasi/penyuluhan bagi pemilik ternak/hewan kesayangan dengan mendatangi lokasi lokasi kandang kelompok, Kantor Desa, Kantor Kecamatan dengan membagikan leaflet/brosur tentang kegiatan UPTD Rumah Sakit Hewan dan Laboratorium Veteriner. Hal ini dikarenakan lokasi UPTD Rumah Sakit Hewan dan Laboratorium Veteriner jauh dari ibukota provinsi selain itu transportasi umum tidak ada kecuali Taxi. 2. Mengusulkan penambahan sarana dan prasarana seperti obat-obatan, transportasi sepeda motor sebanyak 3 (tiga) unit. 3. Mengusulkan penambahan jumlah pegawai yang sesuai dengan kebutuhan UPTD Rumah Sakit Hewan dan Laboratorium Veteriner.
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
376
4. Peningkatan kemampuan personil UPTD Rumah Sakit Hewan dan Laboratorium Veteriner dengan melakukan pelatihan - pelatihan ataupun magang.
BALAI PEMBIBITAN TERNAK DAN HIJAUAN MAKANAN TERNAK SERADING 1.
Kesekretariatan : Berkoordinasi secara intensif dengan PPK dan Panitia/Pejabat Pengadaan barang dan jasa Penyelesaian SPJ dilakukan tepat waktu Melakukan pendekatan secara kekeluargaan kepada masyarakat disekitar lokasi agar tidak memanfaatkan lahan untuk kepentingan pribadi/kelompok Mendorong
peningkatan
kualifikasi
pendidikan
staf
dengan
memberikan kesempatan yang seluas-luasnya untuk melanjutkan pendidikan ke tingkat yang lebih tinggi dan mengajukan formasi pengangkatan pegawai sesuai kompetensi yang dibutuhkan atau dengan diklat - diklat teknis yang berkaitan dengan tupoksi.
Memanfaatkan fasilitas telpon seluler serta berkoordinasi dengan PT.Telkom Sumbawa untuk mengupayakan penyambungan telepon. Pengusulan anggaran penambahan ruangan secara bertahap dan penambahan meubelair Perlu dilakukan penambahan daya untuk menunjang kinerja Balai. 2.
Pembibitan Ternak :
Melakukan rasionalisasi ternak secara bertahap dan penyediaan sarana prasarana secara bertahap melalui pengusulan anggaran baik dari APBD maupun APBN
Melakukan perbaikan manejemen pakan sehingga kekurangan pakan
pada
saat
musim
kemarau
bisa
dikendalikanserta
penyediaan sumber-sumber air.
Mengusulkan pembuatan Paddock Pastura dan melakukan penggembalaan secara intensif melalui pengawalan oleh petugas.
Perbaikan pagar padang penggembalaan dan penanganan secara intensif
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
377
Perlu dilakukan penambahan tenaga teknis untuk penanganan ternak yang lebih intensif.
Penyediaan sumur bor untuk lahan padang pengembalaan dan air minum ternak
3.
Pembibitan Hijauan Pakan Ternak
Melakukan Introdusir jenis HPT unggul dari luar untuk mengganti tanaman yang kurang produktif
Perlu dilakukan lobi-lobi bisnis secara intensif dengan pihak lain sebelum melakukan penanaman untuk memastikan jenis dan jumlah yang dibutuhan sehingga jenis HPT yang ditanam sesuai dengan permintaan pasar.
Melibatkan masyarakat sekitar lokasi untuk ikut melakukan panen dengan pembayaran sistem upah.
4.
Pengelolaan Pakan Ternak/Padang Panggembalaan :
Perlu
dilakukan
penggembalaan
introdusir untuk
jenis
pakan
meningkatkan
unggul
ke
padang
produktivitas
padang
penggembalaan
Melakukan pemetaan lahan serta tata letak tanaman dan perbaikan drainase secara bertahap.
Melakukan pengawetan pakan dengan sistem teknologi tepat guna
Perlu dilakukan perimbangan tenaga kerja dengan luas lahan yang ada.
5.
Kesehatan Hewan :
Mengusulkan penempatan tenaga Dokter Hewan dan paramedis
Melakukan perbaikan sistem drainase kandang dengan baik
Perlu dilakukan antisipasi dan pencegahan secara dini serta penyiapan obat-obatan yang diperlukan
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
378
6.
Pasca Panen :
Mengusulkan pengadaan sarana prasarana secara bertahap melalui anggaran APBD maupun APBN
Berkoordinasi dengan Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan tentang mekanisme dan persyaratan untuk mendapatkan sertifikasi benih hijauan pakan ternak.
7.
Regulasi :
Diharapkan para pengambil kebijakan dan pihak terkait untuk lebih mempercepat proses regulasi penghapusan terhadap ternak-ternak yang diusulkan
BALAI
PENGEMBANGAN
DAN
PENGOLAHAN
PAKAN
TERNAK
RUMINANSIA (BP3TR) 1. Melakukan pembinaan terhadap staf terutama penggunaan fasilitas sarana komputer. 2. Memaksimalkan penggunaan komputer dan laptop yang ada. 3. Fasilitas sarana transportasi kendaraan roda 4 (empat) dipinjamkan dari mobil operasional PSDS/K bidang Budidaya Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi NTB untuk menunjang kegiatan Kepala Balai dan kendaraan roda 2 (dua) sebanyak 6 (enam) unit untuk menunjang kegiatan Kepala Seksi dan staf Sub Bagian Tata Usaha pada tahun ini akan diusahakan dana operasionalnya. 4. Perlu adanya penambahan staf terutama tenaga teknis yang mempunyai kompetensi di bidang pengolahan pakan. 5. Fasilitas berupa meja dan kursi kerja yang kurang masih dipinjamkan dari BIB dan BRSHLV. 6. Pembinaan untuk penguatan kelembagaan pada Kelompok Tani Ternak harus terus ditingkatkan 7. Perlunya tenaga pendamping untuk Kelompok Tani Ternak. 8. Perlunya tenaga penyuluh untuk Kelompok Tani Ternak 9. Meminjam alat pengolah pakan yang ada di BIB seperti Chooper.
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
379
10. Menyiapkan operator mesin/teknisi mesin bila sewaktu - waktu mesin rusak. 11. Memperbanyak pelatihan kepada tenaga lapangan pengolahan pakan. 12. Mencari alternatif bahan pakan lain yang murah dan bergizi tinggi.
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
380
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A.
KESIMPULAN Dari uraian kegiatan yang telah dijelaskan di atas, maka dapat diambil beberapa kesimpulan antara lain adalah : 1.
Pada tahun 2015 populasi sapi di Nusa Tenggara Barat mengalami peningkatan yang signifikan dibanding tahun 2014. Populasi sapi tahun 2015 sebanyak 1.055.013 ekor atau meningkat sebesar 4,1%.
2.
Pada tahun anggaran 2015 dana yang dikelola oleh Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi NTB yang bersumber dari dana APBD Provinsi NTB sebesar Rp.33.690.572.100,-(tiga puluh tiga milyar enam ratus sembilan puluh juta lima ratus tujuh puluh dua ribu seratus rupiah) dan telah realisasi sebesar Rp.29.549.545.539,- (dua puluh sembilan milyar lima ratus empatpuluh sembilan juta lima ratus empat puluh lima ribu
lima
ratus
tiga
puluh
sembilan
rupiah)
atau
sebesar
87,71%sedangkanrealisasi fisik sebesar 98,93%yang terdiri dari : - Belanja Langsung sebesar Rp.16.673.660.658,-(enam belas milyar enam ratus tujuh puluh tiga juta enam ratus enam puluh ribu enam ratus lima puluh delapan rupiah) atau sebesar95,07%dan realisasi fisik mencapai 100% - Belanja Tak Langsung sebesar Rp.16.673.660.668,-(enam belas milyar enam ratus tujuh puluh tiga juta enam ratus enam puluh ribu enam ratus enam puluh delapan rupiah) atau sebesar82,76%dan realisasi fisik sebesar 97,86%. 3.
Dukungan APBN Satker - 06 tahun 2015 untuk pembangunan peternakan rinciannya sebagai berikut : - Sumber Dana Dekonsentrasi dari alokasi anggaran sebesar Rp. 11.603.877.000,- (sebelas milyar enam ratus tiga juta delapan ratus tujuh puluh tujuh ribu rupiah) dan telah terealisasi sebesar Rp.10.241.681.210,(sepuluh milyar dua ratus empat puluh satu juta enam ratus delapan puluh
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
381
satu ribu dua ratus sepuluh rupiah) atau sebesar 90% dengan realisasi fisik sebesar 92,80% - Sumber Dana Tugas Pembantuan dari alokasi anggaran sebesar Rp. 34.886.170.000,- (tiga puluh empat milyar delapan ratus delapan puluh enam juta seratus tujuh puluh ribu rupiah) dan telah terealisasi sebesar Rp. 28.100.085.315,- (dua puluh delapan milyar seratus juta delapan puluh lima ribu tiga ratus lima belas rupiah) atau sebesar 75,8% dengan realisasi fisik sebesar 83,4% 4.
Dukungan APBN Satker – 07 Tahun 2015 untuk pembangunan peternakan dengan rincian sebagai berikut : - Sumber Dana Dekonsentrasi dari alokasi anggaran sebesar Rp. 730.925.000,- (tujuh ratus tiga puluh juta sembilan ratus dua puluh lima ribu rupiah) dengan realisasi sebesar Rp.650.430.000,- (enam ratus lima puluh juta empat ratus tiga puluh ribu rupiah) atau sebesar 93,6% dengan realisasi fisik sebesar 98,8% - Sumber Dana Tugas Pembantuan dari alokasi anggaran sebesar Rp.4.150.000.000,- (empat milyar seratus lima puluh juta rupiah) dengan realisasi sebesar Rp. 2.997.844.050,- (dua milyar sembilan ratus sembilan puluh tujuh juta delapan ratus empat puluh empat ribu lima puluh rupiah) atau sebesar 83,9% dengan realisasi fisik sebesar 99,7%
5.
Dukungan APBN Satker – 08 Tahun 2015 untuk pembangunan peternakan dengan rincian sebagai berikut : - Sumber
Dana
Dekonsentrasi
dari
alokasi
anggaran
sebesar
Rp.300.000.000,- (tiga ratus juta rupiah) dengan realisasi sebesar Rp.264.495.600,- (dua ratus enam puluh empat juta empat ratus sembilan puluh lima ribu enam ratus rupiah) atau sebesar 88,17% dengan realisasi fisik sebesar 95% 6.
Target Pendapatan Asli Daerah (PAD) pada Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi NTB Tahun Anggaran 2015 sebesar Rp.1.114.640.000,-(satu milyar seratus empat belas juta enam ratus empat puluh ribu rupiah) dan telah realisasi sampai dengan akhir bulan Desember 2015 mencapai Rp.606.682.945,-(enam ratus enam juta enam
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
382
ratus delapan puluh dua ribu sembilan ratus empat puluh lima rupiah) atau sebesar 54,43%. 7.
Pelaksanaan Kegiatan Pelayanan Kesehatan Hewan dan Pengawasan Obat Hewan di seluruh Kabupaten/Kota se - Provinsi NTB telah berlangsung dengan baik sesuai dengan program yang telah direncanakan.
8.
Penertiban pelaksanaan peraturan penjualan obat hewan dan distribusi obat hewan (perijinan dan penyimpanan) oleh Depo obat hewan dan toko obat hewan di kabupaten/kota se-NTB terbina dengan baik.
9.
Tingginya kesadaran masyarakat untuk memeriksakan hewan/ternaknya dipuskeswan guna mendapatkan perawatan, pemeriksaan dan pengobatan
10. Program penanggulangan penyakit gangguan reproduksi telah berjalan dengan baik sehingga diharapkan kegiatan tersebut dapat meningkatkan produktivitas dan reproduktivitas ternak 11.
Pengawasan obat hewan dilakukan secara berkala dan berkesinambungan dengan mengambil beberapa sampel obat yang ada di toko-toko, depodan lain - lain yang ada di seluruh kabupaten/kota se NTB untuk dikirim dan dilakukan pemeriksaan oleh BPMSOH Gunung Sindur-Bogor dimana hasil pemeriksaannya 99% obat-obat tersebut masih layak digunakan.
12. Kasus AT/SE terkendali, namun perlu perhatian terhadap BEF dan Surra serta flu burung (AI). 13. Penanggulangan dan pemberantasan Anthrax dan AI pada ternak berarti juga menghilangkan ancaman terhadap manusia 14.
Pemberantasan desa tertular Anthrax harus bersifat massiv dan butuh waktu cukup lama karena sifat spora Anthrax, disamping perilaku dan pemahaman masyarakat sehingga perlu koordinasi intensif antar instansi terkait
15. Tahun 2011 kasus positif penyakit AI pada unggas dan manusia di Provinsi NTB belum ada laporan, hal ini disebabkan karena pengawasan lalu lintas berjalan seperti yang diharapkan dan surveillance secara terintegrasi dengan dinas kesehatan sangat harmonis di Kabupaten/Kota. 16.
Capaian Pelaksanaan kegiatan pada Bidang Kesehatan Hewan dengan rincian sebagai berikut : - Sumber dana APBDcapaian realisasi untuk keuangan sebesar 68% dan fisik sebesar 80%.
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
383
- Sumber dana APBN Dekonsentrasicapaian realisasi keuangan sebesar 62,5% dan fisik sebesar 81,1%. - Sumber
dana APBN
Tugas Pembantuan
capaianrealisasi
fisik
mencapai 100% dan keuangan sebesar 90,8%. 17. Realisasi pelaksanaan kegiatan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian tahun anggaran 2015 melalui dana dekonsentrasidi Provinsi NTB s/d bulan Desember secara fisik telah mencapai 100% dan keuangannya telah mencapai 93,63% atau sebesar Rp.650.430.000,- (enam ratus lima puluh juta rupiah empat ratus tiga puluh ribu rupiah) dari pagu anggaran sebesar Rp 694.692.000,- (enam ratus sembilan puluh empat juta enam ratus sembilan puluh dua ribu rupiah) 18. Realisasi pelaksanaan kegiatan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian tahun anggaran 2015 melalui dana Tugas Pembantuandi Provinsi NTB s/d bulan Desember sebesar Rp.2.997.844.050,- (dua milyar sembilan ratus sembilan juta delapan ratus empat puluh empat ribu lima puluh rupiah) dimana
realisasifisik
telah
mencapai
100%
dan
keuangannya
sebesar83,86% dari pagu anggaran sebesar Rp. 3.575.000.000,- (tiga milyar lima ratus tujuh puluh lima juta rupiah) 19. Realisasi keuangan kegiatan Pada Bidang Usaha Peternakan Sumber Dana APBD sebesar Rp.420.741.763,- (empat ratus dua puluh juta tujuh ratus empat puluh satu ribu tujuh ratus enam puluh tiga rupiah) atau sebesar 39,75% dari total anggaran sebesar Rp.1.058.360.000,- (satu milyar lima puluh delapan juta tiga ratus enam puluh ribu rupiah). 20. Serapan anggaran untuk tahun 2015 Balai Inseminasi Buatan untuk realisasi keuangan sebesar Rp. 1.426.104.940,- (satu milyar empat ratus dua puluh enam juta seratus empat ribu sembilan ratus empat puluh rupiah) atau sebesar 90,47% sedangkan untuk realisasi fisik sebesar 100% dari pagu anggaran sebesar Rp. 1.576.259.500,- (satu milyar lima ratus tujuh puluh enam juta dua ratus lima puluh sembilan ribu lima ratus rupiah) sehingga terdapat efisiensi anggaran sebesar Rp. 150.154.560,-(seratus lima puluh juta seratus lima puluh empat ribu lima ratus enam puluh rupiah)terdiri atas sisa pembayaran listrik, perjalan dinas, kursus singkat, pengadaan komputer, operasional kendaraan dan lain-lain. LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
384
21. Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang dihasilkan oleh Balai Inseminasi Buatan pada tahun 2015 adalah sebesar Rp. 254.437.250,- (dua ratus lima puluh empat juta empat ratus tiga puluh tujuh ribu dua ratus lima puluh rupiah) atau sebesar 325,09% yang terdiri dari penjualan straw sebesar Rp. 244.937.250,- (dua ratus empat puluh empat juta sembilan ratus tiga puluh tujuh ribu dua ratus lima puluh rupiah) dan penjualan sapi dari potong paksa sebesar Rp. 9.500.000,- (sembilan juta lima ratus ribu rupiah). 22. Realisasi Semen Beku tahun 2015 adalah sebesar 24.898 dosis dengan rincian sebagai berikut : - Kota Mataram
:
250 dosis
- Kabupaten Lombok Utara
: 6.859 dosis
- Kabupaten Lombok Barat
: 5.178 dosis
- Kabupaten Lombok Tengah : - Kabupaten Lombok Timur
: 9.144 dosis
- Kabupaten Sumbawa Barat : - Kabupaten Sumbawa
: 1.214 dosis
- Kabupaten Dompu
: 1.036 dosis
- Kabupaten Bima
:
520 dosis
- Kota Bima
:
430 dosis
23. Realisasi Akseptor tahun 2015 adalah sebesar 28.073 akseptor dengan rincian sebagai berikut : - Kota Mataram
:
44 akseptor
- Kabupaten Lombok Utara
: 3.888 akseptor
- Kabupaten Lombok Barat
: 2.883 akseptor
- Kabupaten Lombok Tengah : 1.595 akseptor - Kabupaten Lombok Timur
: 12.807 akseptor
- Kabupaten Sumbawa Barat :
843 akseptor
- Kabupaten Sumbawa
: 1.316 akseptor
- Kabupaten Dompu
: 1.796 akseptor
- Kabupaten Bima
: 2.640 akseptor
- Kota Bima
:
261 akseptor
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
385
24. Realisasi Kelahiran tahun 2015 sebesar 24.142 ekor dengan rincian sebagai berikut : - Kota Mataram
:
140 ekor
- Kabupaten Lombok Utara
:
4.897 ekor
- Kabupaten Lombok Barat
:
2.604 ekor
- Kabupaten Lombok Tengah :
4.251 ekor
- Kabupaten Lombok Timur
:
9.318 ekor
- Kabupaten Sumbawa Barat :
250 ekor
- Kabupaten Sumbawa
:
423 ekor
- Kabupaten Dompu
:
1.459 ekor
- Kabupaten Bima
:
617 ekor
- Kota Bima
:
183 ekor
25. Hasil pelayanan kesehatan hewan Rumah Sakit Hewan sebanyak 2.675 ekor dengan rincian sebagai berikut : - Hewan sembuh sebanyak 434 ekor - Hewan mati 2 sebanyak ekor - Preventif/pencegahan, vaksinasi, operasi sebanyak 2.239 ekor - Penyakit hewan menular (PHM) yang terindentifikasi sebanyak 129 ekor - Penyakit hewan non PHM sebanyak 2.546 ekor 26. Hasil pemeriksaan sampel di Laboratorium Veteriner tahun 2015 sebanyak 119.807 sampel dengan rincian sebagai berikut : - Pemeriksaan serologi : AI sebanyak 2.906 sampel, ND sebanyak 82 sampel, Pullorum sebanyak 89.550 sampel, Antraks sebanyak 4.106 sampel, SE sebanyak 3.215 sampel, Brucellosis sebanyak 10.107 sampel (termasuk sapi bibit), - pemeriksaan feces sebanyak 9.425 sampel, - pemeriksaan PUD sebanyak 412 sampel, - Pemeriksaan ektoparasit dll sebanyak 4 sampel. 27. Realisasi penerimaan PAD/Retribusi Daerah untuk UPTD Rumah Sakit Hewan dan Laboratorium Veteriner sebesar Rp. 65.427.500,- (104,7% dari target Rp. 59.000.000,-)
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
386
28. Kegiatan - kegiatan di Balai Pembibitan Ternak dan Hijauan Makanan Ternak Serading (BPT HMT) tahun 2015 telah berjalan dan diselesaikan dengan baik dengan beberapa indikator sebagai berikut : a. Penggunaan input telah dimanfaatkan secara efektif dan efisien adapun realisasi penyerapan anggaran adalah : - APBD: Keuangan81,65%dan Fisik95,65% - APBN : Keuangan96,27% dan Fisik 100% b. Realisasi Penerimaan PAD tahun 2015 pada BPT HMT Serading sebesar Rp. 113.280.755,-(seratus tiga belasa juta dua ratus delapan puluh ribu tujuh ratus lima puluh lima rupiah) atau sebesar 78,67%. Penyebab tidak tercapainya realisasi PAD karena penjualan sapi tidak dapat dilaksanakan oleh Panitia Lelang. 29. Sebagai Sumber benih HPT Unggul secara nasional BPT HMT Serading telah mendistribusikan benih HPT ke dalam daerah dan berbagai Provinsi di Indonesia. 30. Pelatihan – pelatihan yang dilaksanakan pada BP3TR berjalan lancar baik dari segi pelaksanaannya maupun antusias peserta namun perlu ditingkatkan
kelembagaan
kelompok
melalui
pembinaan
dan
pendampingan secara kontinyu sampai sistem kelembagaan itu dapat berjalan dengan baik. 31. Peruntukan pakan olahan yang diproduksi oleh UPTD BP3TR belum ada rekomendasi kerja sama dengan pihak terkait, masih sebatas uji coba dan dipakai untuk pakan ternak yang ada di BIB dan kelompok tani ternak.
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
387
B.
SARAN – SARAN 1.
Antar
Satker
Kabupaten
dan
Provinsi
perlu
lebih
ditingkatkan
koordinasinya, mulai dari sejak penerimaan DIPA dan POK, penentuan lokasi,
revisi,
usulan
kegiatan
tahun
berikutnya
sampai
kepada
pelaksanaan kegiatan dan pelaporan-pelaporan 2.
Data statistik pada setiap Satker Kabupaten, agar selalu di update dan disampaikan ke Provinsi dan pusat
3.
Koordinasi dengan sub sektor lainnya dalam Rumpun Hijau di Kabupaten agar lebih ditingkatkan. Hal ini dalam rangka mendukung terlaksananya kaidah integrasi baik pada tataran konsepsional sampai kepada tataran operasional.
4.
Dalam merencanakan kegiatan yang akan dilaksanakan di daerah agar memperhatikan potensi dan kondisi serta sosial budaya daerah perlu adanya penyesuaian antara kepentingan nasional dan kebutuhan daerah.
5.
Perlunya dibuat batasan - batasan yang jelas dalam menentukan peruntukan lahan dalam hal komoditas yang akan diusahakan agar tidak terjadi tumpang tindih antara lahan pertanian, perkebunan dan peternakan karena tidak semua daerah mempunyai rencana tata ruang wilayah yang memadai.
6.
Kegiatan yang sifatnya sangat tergantung pada kondisi cuaca/musim seperti penanaman kebun HMT dan pembuatan embung sebaiknya dilaksanakan di kondisi cuaca/musim yang dapat memberikan hasil yang optimal dari kegiatan tersebut.
7.
Perlu dilakukan koordinasi secara intensif dengan Kabupaten/Kota guna kelancaran pelaksanaan tugas-tugas kesehatan hewan
8.
Sesegera mungkin ada dukungan dari Provinsi untuk sosialisasikan kepada Pemerintah
Daerah
kabupaten/kota
sehingga
Pemerintah
Daerah
Kabupaten/Kota dan DPRD memahami tentang pentingnya peran Pengawasan Obat Hewan dan mengalokasikan pembiayaan secara proposional. 9.
Pelatihan Penanganan Penyakit Gangguan Reproduksi Medis Veteriner (Dokter Hewan) ditingkatkan.
10. Penempatan Dokter Hewan Tenaga Harian Lepas (THL) Kementerian Pertanian RI perlu dilaksanakan secara merata di seluruh Kabupaten/Kota se - NTB
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
388
11. Kabupaten/Kota perlu menganggarkan pengadaan obat-obatan dan peralatan untuk Puskeswan 12. Mendukung program penanggulangan dan pemberantasan Antraks dan SE/Ngorok yang telah dicanangkan Gubernur NTB (19 Desember 2005) 13. Meningkatkan tindakan kewaspadaan dini (surveilans, monitoring dan lain - lain) 14. Melakukan vaksinasi lebih awal (Mei-Juli) yang didahului pada lokasi potensial/endemis 15. Pada lokasi endemis, vaksinasi dilakukan pada semua ruminansia rentan dengan coverage tinggi 16. Melakukan vaksinasi ulang (booster) + 4-6 bulan kemudian 17. Kontribusi dalam penyediaan vaksin (AT/SE) dan dana oprasional dan lain - lain. 18. Penempatan
tenaga
Medis
(Dokter
hewan),Paramedis
dan
kelengkapannya diprioritaskan pada lokasi-lokasi endemis Antraks dan SE/Ngorok 19. Meningkatkan penyuluhan kepada masyarakat tentang Penyakit Hewan Menular 20. Membentuk task force Antraks dan SE/Ngorok (lintas instansi) di Kabupaten/Kota 21. Meningkatkan survaillance serta merespon secara cepat bila ada kasus yang diduga AI dengan pengadaan sarana pendukung yang memadai seperti rapid test, transport media untuk virus, spuit disposible, tabung serum, swab dan desinfektan. 22. Pemotongan ternak betina produktif di Nusa Tenggara Barat baik terhadap total pemotongan maupun terhadap total betina yang dipotong diharapkan dapat menurun lagi. 23. Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2015 perlu disosialisasikan secara kontinyu di seluruh Kabupaten/Kota se - NTB. 24. Perubahan karakter SDM di RPH dalam menggerakkan budaya kerja menjadi keharusan dan hal ini tidak bisa dilakukan dalam waktu singkat dan harus bergerak secara berkelanjutan.
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
389
25. Meningkatkan kinerja Tim PDSR di masing-masing Kabupaten/Kota dengan memberikan dana operasional yang memadai sehingga status setiap desa yang ada di Provinsi NTB (sebanyak 910 desa) secara bertahap dapat diketahui. 26.
Arus informasi terus dijalin antara pusat (Direktorat Jenderal Peternakan - UPP AI) dengan Provinsi (Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan-LDCC) juga Kabupaten/kota (Dinas yang membidangi fungsi peternakan dan kesehatan hewan dan tim PDSR) maupun dengan instansi terkait lintas sektoral
27. Perlu ditingkatkan sosialisasi keberadaan UPTD Rumah Sakit Hewan dan Laboratorium Veteriner kepada masyarakat/peternak melaluibrosur, leaflet dan KIE. 28. Perlu adanya peningkatan anggaran untuk memenuhi kebutuhan kegiatan di Balai Inseminasi Buatan. 29. Peningkatan keterampilan melalui pelatihan - pelatihan, kursus/magang dan study banding perlu dilaksanakan secepatnya 30. Sarana dan prasarana yang memadai dalam pelaksanaan kegiatan balai perlu ditingkatkan 31. Dukungan Dana Oprasional UPTD Rumah Sakit Hewan dan Laboratorium Veteriner perlu ditingkatkan melalui sumber dana APBD maupun APBN. 32. Peningkatan Sumber Daya Manusia melalui pelatihan – pelatihan, seminar, workshop, studi banding dan lain – lain 33. Hal - hal yang perlu ditindaklanjuti pada tahun 2015 akan diusahakan untuk diusulkan pada tahun anggaran yang akan datang. 34. Koordinasi dengan instansi terkait dan kabupaten/kota perlu diupayakan secara terus - menerus. 35. Kegiatan monitoring dan evaluasi masih diperlukan dalam menindaklanjuti aspirasi dari petani ternak untuk memperoleh manfaat dari program pemerintah Provinsi NTB. 36. Perlunya peningkatan pembinaan dan monitoring terhadap kegiatan di Kabupaten/Kota 37. Meningkatkan sosialisasi UPTD Rumah Sakit Hewan dan Laboratorium Veteriner melalui Brosur, Leaflet, dan Penyuluhan/Sosialisasi
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
390
38. Dukungan
Dana
Operasional
UPTD
Rumah
Sakit
Hewan
dan
Laboratorium Veteriner 39.
Perlu diupayakan insentif khusus bagi petugas BPT HMT Serading yang telah bekerja dengan baik dan memberikan pemasukan bagi pendapatan daerah
40. Dukungan yang diberikan kepada BPTHMT Serading dari tingkat pusat sampai ke daerah sangat dibutuhkan untuk pengembangan BPT HMT Serading di masa mendatang. 41. Perlu diupayakan penyediaan biaya operasional yang memadai dan berkelanjutan. 42. Penyediaan sarana prasarana pendukung perlu direncanakan dan dialokasikan anggarannya pada tahun anggaran mendatang. 43. Perlu dilakukan kerjasama yang saling menguntungkan antara pihak pihak terkait. 44. Perlu penambahan tenaga administrasi komputer guna mempercepat penyelesaian pekerjaan 45. Perlu adanya fasilitas kendaraan operasional baik roda 2 (dua) maupun roda 4 berupa truck pengangkut 46. Perlu penambahan tenaga teknis yang menguasai bidang pengolahan pakan ternak ruminansia. 47.
Sosialisasi pengembangan pakan hasil samping pertanian dan perkebunan serta pembuatan pakan komplit berupa konsentrat yang berbasis bahan baku lokal masih perlu diperkenalkan pada kelompok tani ternak dalam rangka mengarahkan mereka pada usaha bisnis di bidang peternakan.
48. Perlu penambahan tenaga teknis pengolahan pakan yang punya kompetensi di bidang pakan 49. Perlu penambahan alat pengolah pakan guna memperlancar pekerjaan pengolahan pakan 50. Perlu analisa kandungan gizi bahan pakan olahan yang berasal dari limbah pertanian dan perkebunan sebagai acuan.
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB
391