A GIDELINE FOR CAMERA-READY PAPERS OF

Download Jurnal Ilmu Ekonomi. ISSN 2302-0172. Pascasarjana Universitas Syiah Kuala. 10 Pages pp. 70- 79. Volume 2, No. 1,Februari 2014 - 70. ANALISI...

0 downloads 675 Views 482KB Size
ISSN 2302-0172 pp. 70- 79

Jurnal Ilmu Ekonomi

Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

10 Pages

ANALISIS PAJAK KENDARAAN BERMOTOR (PKB) DAN BEA BALIK NAMA KENDARAAN BERMOTOR (BBNKB) SEBAGAI SALAH SATU SUMBER PENERIMAAN PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) KABUPATEN PIDIE Rakhmad Rinaldi Wahfar1, Abubakar Hamzah I2, Mohd. Nur Syechalad II3 1) Student of Economic Science Magister Program Syiah Kuala University 2,3) Lecture of Economic Science Magister Program Syiah Kuala University Abstract : This study aims to determine the effect of vehicle tax (PKB) and the Customs of Vehicle (BBNKB) to local own source revenue (PAD) Pidie district. The scope of the study is limited to the motor vehicle tax (PKB) and the customs of vehicle (BBNKB). In this study conducted using Multiple Linear Regression Analysis. The results showed that the variables of PKB and BBNKB positive and significant impact on the PAD in Pidie district, with a correlation coefficient (R) of 0.881 and a coefficient of determination (R2) of 0.776. The government needs to socialize about tax policy organized by the Regional Regulation No. 1 Year 2011 on charges of PKB and BBNKB optimally, and by conducting strict law enforcement for the taxpayer is delinquent in paying taxes. Keywords : Vehicle Tax, Customs of Vehicle, local own source revenue Abstrak : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) dan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB) terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Pidie. Ruang lingkup penelitian dibatasi pada Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) dan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB). Dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode Analisis Regresi Linier Berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel PKB dan BBNKB berpengaruh positif dan signifikan terhadap PAD di Kabupaten Pidie, dengan koefisien korelasi (R) sebesar 0,881 dan koefisien determinasi (R 2) sebesar 0,776. Pemerintah perlu melakukan sosialisasi tentang kebijakan pajak yang diatur berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2011 tentang pungutan PKB dan BBNKB secara optimal, serta melakukan upaya penegakan hukum yang tegas bagi wajib pajak yang menunggak dalam membayar pajaknya. Kata Kunci : Pajak Kendaraan Bermotor (PKB), Bea Balik Nama Kendaraan (BBNKB), Pendapatan Asli Daerah (PAD)

Bermotor

c.

Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor;

Pajak Daerah dan Retribusi Daerah

d.

Pajak Air Permukaan; dan

merupakan salah satu sumber pendapatan yang

e.

Pajak Rokok.

PENDAHULUAN

sangat

penting

guna

membiayai

Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) dan

penyelenggaraan pemerin-tahan daerah dan

Bea

pembangunan

memantapkan

(BBNKB) dipungut berdasarkan Qanun Aceh

nyata

Nomor 2 Tahun 2012 tentang Pajak Aceh.

otonomi

daerah

daerah

yang

untuk luas,

dan

Balik

Nama

Kendaraan

pelaksanaannya

Bermotor

bertanggung jawab. Dalam Undang-undang

Sedangkan

dilakukan

Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah

Dinas Pendapatan dan Kekayaan Aceh (DPKA),

dan Retribusi Daerah sebagai berikut:

melalui Kantor Sistem Administrasi Manunggal

a.

Pajak Kendaraan Bermotor;

Satu Atap (SAMSAT) Kabupaten Pidie yang

b.

Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor;

dalam pelayanan pembayaran PKB dan BBNKB Volume 2, No. 1,Februari 2014

oleh

- 70

Jurnal Ilmu Ekonomi

Pascasarjana Universitas Syiah Kuala tersebut dilakukan dengan sistem terpadu

terutang oleh orang pribadi atau badan yang

bersama untuk pengeluaran Surat Tanda Nomor

bersifat memaksa berdasarkan Undang-undang,

Kendaraan (STNK), pembayaran Sumbangan

dengan tidak mendapatkan imbalan secara

Wajib

langsung dan digunakan untuk keperluan negara

Dana

Kecelakaan

Lalu

Lintas

(SWDKLLJ) dan pembayaran BBNKB. Jadi

bagi

sebesar-besarnya

dalam Kantor SAMSAT terdiri dari 3 (tiga)

Contoh pajak adalah: Pajak Penghasilan, Pajak

Instansi yaitu DPKA, Kepolisian dan Asuransi

Kendaraan Bermotor, dll”.

Kecelakaan Jasa Raharja. Depdagri, (2000: 4):

Sehingga

kemakmuran

dapat

rakyat.

dijelaskan

bahwa

Sistem pelayanan terpadu tersebut dituangkan

pengertian pajak adalah suatu iuran yang

dengan

Mendagri;

dikenakan dan wajib dibayarkan oleh wajib

Menhankam dan Menkeu, dimana maksud dan

pajak, yang mengandung unsur-unsur sebagai

tujuan Keputusan Bersama tersebut di atas

berikut:

adalah sebagai berikut :

a.

Masyarakat

1. Maksud Petunjuk Lapangan tentang tata cara

b.

Undang-undang

pemberian Surat Tanda Nomor Kendaraan

c.

Pemungut pajak atau penguasa masyarakat

(STNK) tersebut adalah untuk dijadikan

d.

Subyek pajak-wajib pajak

pedoman praktis bagi setiap pelaksana fungsi

e.

Obyek pajak

teknis

f.

Ketetapan pajak

Instruksi

Bersama

Registrasi

pengeluaran

Identifikasi

STNK;

dibidang

pembayaran

PKB,

BBNKB dan SDWKLLJ. 2. Sedangkan

Tujuannya

Fungsi Pajak adalah

untuk

1.

Fungsi anggaran (budgeter)

keseragaman persepsi dan tindakkan petugas

Maksudnya adalah pajak mempunyai fungsi

pelaksana dalam prosedur dan tata cara

sebagai

pemberian

digunakan untuk memasukkan dana yang

STNK,

Pembayaran

PKB,

BBNKB dan SWDKLLJ di setiap Kantor UP3AD/Samsat.

alat

atau

instrument

yang

sebesar-besarnya ke dalam kas negara. 2.

Fungsi mengatur (regulerend) Dalam hal ini pajak digunakan untuk

STUDI KEPUSTAKAAN

mengatur dan mengarahkan masyarakat

Pengertian Pajak

kearah yang dikehendaki pemerintah.

Pengertian pajak menurut Undangundang Nomor 16 Tahun 2009 yang merupakan

Jenis-jenis pajak

perubahan keempat Undang-undang Nomor 6

1. Dari

Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan atau dikenal dengan istilah UU KUP. Menurut Undang-undang tersebut, “Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang 71 -

Volume 2, No. 1,Februari 2014

segi

administrative

yuridis,

penggolongan pajak dari sisi ini adalah : a. Pajak

langsung,

Penghasilan (PPh)

contoh

:

Pajak

Jurnal Ilmu Ekonomi

Pascasarjana Universitas Syiah Kuala b. Pajak tidak langsung, contoh : Pajak

Landasan Teori Penyelenggaraan Pajak

Pertambahan Nilai (PPN)

Pemungutan pajak yang dilakukan

2. Berdasarkan titik tolak pungutannya : a. Pajak

subyektif,

contoh

:

oleh Pajak

Penghasilan

negara

pemikiran landasan

b. Pajak Obyektif, contoh : Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)

didasarkan

teoritik. teoritik

pada

beberapa

Ada

setidaknya

lima

yang

dijadikan

dasar

penyelenggaraan pemungutan pajak. Kelima landasasan teoritik tersebut antara lain:

3. Berdasarkan sifatnya :

1.

Teori Asuransi

a. Pajak yang bersifat pribadi, contohnya

2.

Teori Kepentingan

dapat dilihat dalam penerapan Pajak

3.

Teori Daya Pikul

Penghasilan

4. Teori Bakti

b. Pajak yang bersifak kebendaan, contoh:

5. Teori Asas Daya Beli

Bea Meterai dan PBB. 4. Berdasarkan kewenangan pemungut-annya :

Peranan Pajak

a. Pajak Pusat, contoh : PPh, PPN dan PPn

Pajak

mempunyai

peranan

penting

BM, Bea Meterai dan Cukai

dalam pembangunan, karena pajak merupakan

b. Pajak Daerah, dibagi menjadi :

sumber pendapatan bagi negara. Artinya bahwa

1) Pajak

Propinsi,

contoh

:

Pajak

pajak menjadi salah satu sumber pembiayaan

Kendaraan Bermotor, Bea Balik Nama

pembangunan.

Kendaraan Bermotor, dll.

pembiayaan dari pajak maka dapat membiayai

2) Pajak Kabupaten/Kota, antara lain : Pajak Hotel, Pajak Parkir, PPJ, dll

Melalui

sumber-sumber

pembangunan daerah sehingga pembangunan dapat

ditingkatkan

begitu

juga

dapat

meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD). Wajib Pajak Wajib Pajak adalah orang pribadi atau badan yang menurut ketentuan perpapajakan ditentukan

untuk

melaksanakan

kewajiban

perpajakan

yakni

penghitungan,

pelaporan,

pembayaran, pemungutan/ pemotongan pajak tertentu. Ada beberapa macam Wajib Pajak, yaitu : 1. Wajib Pajak Orang Pribadi (WP Pribadi) 2. Wajib Pajak Badan (WP Badan) 3. Wajib Pajak Badan Usaha Tetap (WP BUT)

Pengertian Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) dan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB) Pajak Kenderaan Bermotor dan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor merupakan salah satu objek pajak dan mempunyai peranan yang penting dalam pembangunan karena merupakan sumber pendapatan daerah. Berdasarkan Pasal 20 Qanun Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam Nomor 6 Tahun 2003 tentang Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor adalah semua kendaraan roda dua atau Volume 2, No. 1,Februari 2014

- 72

Jurnal Ilmu Ekonomi

Pascasarjana Universitas Syiah Kuala lebih beserta gandengannya yang digunakan di

peranan sektor perpajakan.

semua jenis jalan darat dan digerakkan oleh peralatan teknik berupa motor atau peralatan

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

lainnya yang berfungsi untuk mengubah suatu

Perkembangan Realisasi Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) di Kabupaten Pidie

sumber daya energi tertentu menjadi tenaga gerak kenderaan bermotor yang bersangkutan,

Pajak Kendaraan Bermotor (PKB)

termasuk alat-alat berat dan alat-alat besar yang

merupakan salah satu pajak daerah yang ikut

bergerak.

memberikan kontribusi terhadap PAD. Realisasi penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) di Kabupaten Pidie dari tahun 2004 sampai

Strategi Pemungutan Pajak Dilakukan berbagai strategi penyetoran

2013 dapat dilihat pada tabel berikut :

pajak diharapkan dapat memberikan masukan, pengertian dan pemahaman bagi wajib pajak agar dapat mengindahkan ketentuan-ketentuan atau peraturan sebagai wajib pajak serta menyadari hak dan kewajibannya. Bagi wajib

Tabel 1. Perkembangan Realisasi Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) Kabupaten Pidie Tahun 2004-2013 Tahun

pajak yang tidak mengindahkan ketentuan

PKB (Rp)

pembayaran atau penyetoran pajak Kendaraan

2004

454.663.127

bermotor dan bea balik nama maka dapat

2005

634.751.052

diberikan sanksi, sehingga wajib pajak memiliki

2006

966.351.125

2007

948.556.681

2008

824.060.212

2009

451.200.565

2010

1.311.156.111

2011

1.184.136.482

2012

4.472.124.000

2013

6.678.776.100

kesadaran penuh dalam pembayaran pajak Kendaraan bermotor dan bea balik nama, dengan

demikian

diharapkan

peningkatkan

penerimaan daerah dapat ditingkatkan.

Pendapatan Asli Daerah (PAD) Pendapatan Asli Daerah (PAD) adalah suatu penerimaan daerah yang bersumber dari berbagai sektor yang dimanfaatkan untuk membiayai kegiatan pembangunan. Salah satu

Sumber : Dinas Pengelolaan Keuangan dan Kekayaan Provinsi Aceh.

sumber PAD adalah berasal dari pajak. Besarnya potensi dan peranan sektor pajak terhadap pembangunan memberikan perekonomian

ekonomi

diharapkan

gambaran dengan

dapat

peningkatan

melihat

besarnya

sumbangan terhadap PAD melalui potensi dan 73 -

Perkembangan Realisasi Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB) di Kabupaten Pidie

Volume 2, No. 1,Februari 2014

Realisasi Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB) di Kabupaten Pidie selama periode

Jurnal Ilmu Ekonomi

Pascasarjana Universitas Syiah Kuala tahun 2004 sampai 2013 dapat dilihat pada

2007

13.594.504.290

Tabel dibawah ini :

2008

12.462.163.202

2009

15.923.900.575

2010

15.202.737.110

BBNKB

2011

22.951.847.682

(Rp)

2012

45.822.026.000

2013

76.878.687.000

Tabel 2. Perkembangan Realisasi Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB) Kabupaten Pidie Tahun 2004-2013 Tahun 2004

444.070.793

2005

633.653.301

2006

823.912.600

2007

8.141.809.645

2008

8.132.426.448

2009

13.407.100.666

2010

13.487.730.110

2011

20.442.212.571

lebih besar dari 10 (VIF > 10) maka diduga ada

2012

34.189.306.600

masalah multikolinearitas. Hasil perhitungan

2013

65.677.604.000

dengan menggunakan SPSS diperoleh nilai

Sumber: Dinas Pengelolaan Keuangan dan Kekayaan Provinsi Aceh Uji Multikolinieritas Pengujian

multikolinearitas

dalam

penelitian ini dilakukan dengan melihat nilai Varian Inflation Factor (VIF). Jika nilai VIF dari masing-masing variabel bebas yang diamati

Sumber: Dinas Pengelolaan Keuangan dan Kekayaan Provinsi Aceh

sebagai berikut: Tabel 4. Hasil Uji Multikolinearitas

Perkembangan Pendapatan (PAD) di Kabupaten Pidie

Asli

Daerah Varia

Tole

bel

ransi

Perkembangan Pendapatan Asli Daerah (PAD)

VIF

di Kabupaten Pidie selama periode 2004 sampai X1

2013 dapat dilihat pada Tabel berikut :

Tabel 3. Perkembangan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Pidie Tahun 2004-2013 Tahun

PAD (Rp)

2004

5.646.774.038

2005

7.535.860.063

2006

10.743.461.036

0,075

X2

0,075

3, 209

3, 209

Ket Tidak Ada Multiko linieritas Tidak Ada Multiko linieritas

Sumber : Data diolah, 2015 Dari

tabel

di

atas

dapat

diambil

suatu

kesimpulan yang menyatakan bahwa antara variabel bebas pada penelitian ini telah terbebas dari

gejala

multiko-linieritas.

Volume 2, No. 1,Februari 2014

Hal - 74

ini

Jurnal Ilmu Ekonomi

Pascasarjana Universitas Syiah Kuala ditunjukkan dengan nilai koefisien korelasi yang

e

of the

Watso

lebih kecil dibandingkan 0,750. Selain itu, nilai

Estima

n

tolerence dan VIF yang lebih kecil dari 1 dan 10

te

juga menunjukkan penelitian telah terbebas dari 1

masalah multikolinieritas.

0,88 1

Square

0,776

0,713

0,4238 6

0,629

Sumber : Data diolah, 2015 Uji Heteroskedastisitas Dalam

penelitian

ini

uji

asumsi

Uji Hipotesis Parsial (Uji t)

heteroskedastisitas dilakukan melalui metode

1.

grafik. Berdasarkan scatterplot pada Gambar 4.1

Dari hasil perhitungan diperoleh nilai thitung =

dapat dilihat titik-titik tidak membentuk pola

5.747 > ttabel = 1,895 dan nilai Sig = 0,001 < α =

tertentu, pola yang terbentuk random (acak)

0,050 dengan demikian Ho ditolak dan Ha

yaitu di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu

diterima. Hal ini berarti bahwa secara parsial

Y. Dengan demikian dapat disimpulkan tidak

konstanta model regresi berpengaruh signifikan

terjadi persoalan heteroke-dastisitas pada model

terhadap PAD di Kabupaten Pidie.

regresi.

2.

Uji konstanta

Uji koefisien PKB

Gambar 1

Dari hasil perhitungan diperoleh nilai thitung =

Hasil Uji Heteroskedastisitas

5,431 > ttabel = 1,895 dan nilai Sig = 0,001 < α = 0,050 dengan demikian Ho ditolak dan Ha diterima. Hal ini berarti bahwa secara parsial variabel PKB berpengaruh signifikan terhadap PAD di Kabupaten Pidie. 3.

Dari hasil perhitungan diperoleh nilai thitung =

Uji Autokorelasi Untuk

Uji koefisien BBNKB

mendeteksi

ada

tidaknya

7.616 > ttabel = 1,895 dan nilai

Sig =

autokorelasi dalam penelitian ini dilakukan

0,000 < α = 0,050 dengan demikian Ho ditolak

dengan uji Durbin-Watson. Dari Tabel 4.6

dan Ha diterima. Hal ini berarti bahwa secara

diperoleh nilai Durbin-Watson sebesar 0,629

parsial variabel BBNKB berpengaruh signifikan

dan nilai tersebut berada di antara -2 dan +2 (-2

terhadap PAD di Kabupaten Pidie.

≤ DW ≤ +2). Hal ini berarti dalam regresi linear Uji Hipotesis Simultan (Uji F)

tersebut tidak terjadi autokorelasi.

Berdasarkan hasil pengolahan data, hasil uji F

Tabel 5.

menunjukkan nilai

Hasil Uji Autokorelasi Mod el

R

R

Adjust

Std.

Durbi

Squar

ed R

Error

n-

Fhit = 12,153 >

Ftab = 4,74 dan Sig. F = 0,005 sehingga Ho ditolak dan Ha diterima. Dengan demikian secara bersama-sama (keseluruhan) variabel

75 -

Volume 2, No. 1,Februari 2014

Jurnal Ilmu Ekonomi

Pascasarjana Universitas Syiah Kuala PKB

dan

BBNKB

(signifikan)

terhadap

berpengaruh variabel

nyata

PAD

di

Kabupaten Pidie.

X2(BB

0,648

NKB) Koefisien

Korelasi (R) Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien

Nilai koefisien determinasi (R2) sebesar 0,776

Determinasi

menunjukkan

(R2)

bahwa

variabel

PAD

di

0,085

0,0

6

00

= 0,881

= 0,776

Kabupaten Pidie dapat dijelaskan oleh variabel

Durbin-

PKB dan BBNKB sebesar 77,6 persen dan

Watson

selebihnya sebesar 22,4 persen dijelaskan oleh

Fhit

= 12,153

variabel lain di luar model penelitian. Sementara

Sig-F

= 0,005

nilai koefisien korelasi (R) sebesar 0,881

7,61

= 0,629

Sumber : Data diolah, 2015

menggambarkan bahwa variabel PKB dan BBNKB mempunyai hubungan yang sangat

Berdasarkan output regresi linier pada

kuat atau erat dengan variabel PAD di

Tabel 6 maka diperoleh persamaan akhir

Kabupaten Pidie yaitu sebesar 88,1 persen

estimasi

sedangkan

0,648BBNKB

sisanya

sebesar

11,9

persen

:

Y =

3,410 +

0,483PKB

+

berhubungan dengan faktor lain di luar cakupan

Persamaan tersebut mengandung pengertian

penelitian ini.

bahwa nilai konstanta sebesar 3,410 berarti bahwa apabila nilai PKB dan BBNKB sama

Hasil Estimasi Model Penelitian

dengan nol maka PAD di Kabupaten Pidie

Setelah model regresi terbebas dari masalah

sebesar 3,410 rupiah. Nilai koefisien PKB untuk

multikolinearitas,

heteros-kedastisitas, dan

variabel X1 sebesar 0,483 menggambarkan

autokorelasi maka dapat dilakukan uji estimasi

bahwa PKB berpengaruh positif terhadap PAD

dan diinterpretasikan sebagai berikut :

di Kabupaten Pidie. Hal ini berarti bahwa setiap

Tabel 6.

kenaikan PKB sebesar 1 rupiah maka akan

Hasil Perhitungan Estimasi Model Penelitian Koefis

rupiah sebaliknya apabila PKB mengalami

Variab

ien

Standa

el

Estima

r Error

thitung

Sig

nta X1(PK B)

3,410

0,483

penurunan

sebesar

1

rupiah

maka

akan

menurunkan PAD di Kabupaten Pidie sebesar

si Konsta

menaikkan PAD di Kabupaten Pidie sebesar 483

483 rupiah dengan asumsi variabel lain di luar 7,241

0,825

5,74

0,0

model

7

01

koefisien BBNKB untuk variabel X2 sebesar

5,43

0,0

0,648

1

01

berpengaruh positif terhadap PAD di Kabupaten

penelitian

dianggap

menggambarkan

konstan.

bahwa

Volume 2, No. 1,Februari 2014

Nilai

BBNKB

- 76

Jurnal Ilmu Ekonomi

Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Pidie. Hal ini berarti bahwa setiap kenaikan

dapat disarankan yaitu:

BBNKB sebesar 1 rupiah maka akan menaikkan

1.

PKB dan BBNKB mempunyai pengaruh

PAD di Kabupaten Pidie sebesar 648 rupiah

secara

sebaliknya

peningkatan PAD Kabupaten Pidie, maka

penurunan

apabila

BBNKB

sebesar

1

rupiah

mengalami maka

akan

parsial

dan

simultan

terhadap

dari itu diharapkan pemerintah daerah perlu

menurunkan PAD di Kabupaten Pidie sebesar

melakukan

sosialisasi

yang

648 rupiah dengan asumsi variabel lain di luar

berkesinambungan

tentang

kesadaran

model penelitian dianggap konstan.

masyarakat agar dapat melaporkan dan membayarkan PKB dan BBNKB tepat waktu.

KESIMPULAN DAN SARAN 2.

Kesimpulan

Kepada peneliti selanjutnya diharapkan

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan maka

dapat melakukan penelitian secara lebih

dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

meluas tentang pajak daerah dalam hal

1. Secara parsial variabel Pajak Kendaraan

peningkatan PAD, karena dalam penelitian

Bermotor (PKB) dan Bea Balik Nama

ini

Kendaraan

variabel yaitu PKB dan BBNKB.

Bermotor

(BBNKB)

peneliti

hanya

menggunakan

dua

berpengaruh positif dan signifikan terhadap Pendapatan

Asli

Daerah

(PAD)

di DAFTAR PUSTAKA

Kabupaten Pidie. 2. Nilai koefisien determinasi (R2) sebesar 0,776 menunjukkan bahwa variabel PAD di Kabupaten Pidie dapat dijelaskan oleh

Andriani, P.J.A. (2010). Ekonomi Pembangunan, Edisi III dan IV, BPPEE Universitas Gajah Mada, Yogyakarta.

variabel PKB dan BBNKB sebesar 77,6% dan selebihnya sebesar 22,4% dijelaskan

Badan Pusat Stastistik. (2010). Pidie Dalam Angka 2009, Pidie.

oleh variabel lain di luar model penelitian. Nilai koefisien korelasi (R) sebesar 0,881

__________________, (2011), Pidie Dalam Angka 2010, Pidie.

menggambarkan bahwa variabel PKB dan BBNKB mempunyai hubungan yang sangat

__________________, (2012), Pidie Dalam Angka 2011, Pidie.

kuat atau erat dengan variabel PAD di Kabupaten Pidie yaitu sebesar 88,1% sedangkan

sisanya

sebesar

11,9%

berhubungan dengan faktor lain di luar cakupan penelitian ini.

Brotodiharjo, S. (2010). Pengantar Ilmu Hukum Pajak, PT Refika Aditama, 2010 ( Cetakan ke-22 ), Bandung Depdagri. (2000). Program Pembekalan Pejabat dan Aparat Samsat, Jakarta,

Saran Dari hasil penelitian ada beberapa hal yang 77 -

__________________, (2013), Pidie Dalam Angka 2012, Pidie.

Volume 2, No. 1,Februari 2014

Jurnal Ilmu Ekonomi

Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Dewi, N.R. (2013). Kepuasan Pembayar Pajak Atas Kinerja Pelayanan Publik dalam Pembayaran Pajak PKB dan BBNKB pada Kantor Bersama Samsat Kota Denpasar, Tesis. Universitas Udayana, Denpasar.

Sarijan. (2009) . Strategi Dispenda Dalam Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah dari Sektor PKB dan BBKNKB di Propinsi Sumatera Selatan, Tesis. Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

Dinas Keuangan Pemerintah Aceh. (2013). Himbauan Beralihlah ke Nomor Kendaraan Aceh “BL”, http://dka.acehprov.go.id/

Smeets, M.J.H. (1951) . De Economische Betekenis Belastingen (terjemahan)

Hamdan. (2002). Penerimaan Pemerintah Propinsi Kalimantan Timur dari Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) dan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB), Tesis. Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Haula, R. (2009). Menggagas Model Proyeksi Penerimaan PKB dab BBNKB, Bisnis & Birokrasi Journal Kepmendagri Nomor : 29 Tahun 2012 tentang Penghitungan Dasar Pengenaan Pajak Kendaraan Bermotor dan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor. Muhammad, R. (2012). Leaflet PKB dan BBNKB Aceh, Dinas Keuangan Pemerintah Aceh ______________. (2013). Pajak dan Retribusi Daerah untuk Pembangunan Daerah, Dinas Keuangan Pemerintah Aceh Peraturan Pemerintah Nomor : 91 Tahun 2010, tentang Jenis Pajak Daerah yang Dipungut Berdasarkan Penetapan Kepala Daerah atau Dibayar Sendiri oleh Wajib Pajak Qanun Aceh Nomor : 2 Tahun 2012 tentang Pajak Aceh Qanun Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam Nomor : 6 Tahun 2003 tentang Pajak Kendaraan Bermotor Qanun Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam Nomor : 7 Tahun 2003 tentang Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor

Soemahamidjaja, S. (1964). Pajak Berdasarkan Azas Gotong Royong, Universitas Padjadjaran, Bandung Soemitro, R. (1992) . Pengantar Singkat Hukum Pajak, Eresco, Jakarta. Sugiyono. (1999) . Metode Penelitian Bisnis. Alfabeta. Bandung. Sukirno, S. (2005). Pengantar Ekonomi, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta Sukirno, S. (2006). Makro Ekonomi Teori Pengantar, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta Suparmoko, (2001), Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga, Edisi Revisi, Gunung Agung, Jakarta. Swasono. (2003) . Sistem Ekonomi dan Demokrasi Ekonomi, Universitas Indonesia, Press, Jakarta. Undang-undang Nomor : 16 Tahun 2009, tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang Nomor : 5 Tahun 2008, tentang Perubahan Keempat Atas Undang-undang Nomor : 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan Menjadi Undang-Undang Undang-Undang Nomor : 28 Tahun 2007, Perubahan Ketiga atas UndangUndang Nomor : 6 Tahun 1983, tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan Undang-Undang Nomor : 28 Tahun 2007, tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan Volume 2, No. 1,Februari 2014

- 78

Jurnal Ilmu Ekonomi

Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Undang-undang Nomor : 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Distribusi Daerah Undang-undang Nomor : 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah Undang-undang Nomor : 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah Waluyo, Ilyas, dan Wirawan. (2000). Perpajakan Indonesia, Cetakan, Salemba Empat. Jakarta. Zain, M. (2003) . Manajemen Perpajakan, Penerbit Salemba empat, Jakarta.

79 -

Volume 2, No. 1,Februari 2014