PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK HERBA MENIRAN (Phyllanthus niruri) TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI Bacillus cereus DAN Escherichia coli
SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Biologi
Oleh : Maria Endah Hapsari NIM : 101434008
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
2015 i
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
SKRIPSI
UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK HERBA MENIRAN (Phyllanthus niruri) TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI Bacillus cereus DAN Escherichia coli
Oleh:
Maria Endah Hapsari NIM : 101434008
Telah disetujui oleh :
Pembimbing
Ika Yuli Listyarini, M.Pd.
Tanggal 6 April 2015
ii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
SKRIPSI
UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK HERBA MENIRAN (Phyllanthus niruri) TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI Bacillus cereus DAN Escherichia coli Dipersiapkan dan ditulis oleh: Maria Endah Hapsari NIM : 101434008 Telah dipertahankan di depan panitia penguji Pada tanggal 16 April 2015 Dan dinyatakan memenuhi syarat Susunan Penitia Penguji
Nama lengkap
Tanda tangan
Ketua
: Dr. Marcellinus Andy Rudhito, S.Pd
......................
Sekretaris
: Drs. Antonius Tri Priantoro M.For.Sc
......................
Anggota
: Ika Yuli Listyarini, M.Pd
......................
Anggota
: Retno Herrani Setyati Catarina, S.Si, M.Biotech ......................
Anggota
: Luisa Diana Handoyo, M.Si
......................
Yogyakarta, 16 April 2015 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Dekan,
Rohandi, Ph.D.
iii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 16 April 2015 Penulis,
Maria Endah Hapsari
iv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma Yogyakarta: Nama
: Maria Endah Hapsari
Nomor mahasiswa
: 101434008
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul : UJI AKTIFITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK HERBA MENIRAN (Phyllanthus niruri) TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI Bacillus cereus dan Escherichia coli beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian, saya memberikan kepada perpustakaan Sanata Dharma Yogyakarta hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengolah di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya. Dibuat di
: Yogyakarta
Pada tanggal : 16 April 2015
Yang menyatakan,
Maria Endah Hapsari
v
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PERSEMBAHAN
Karyaku ini kupersembahkan kepada : Tuhan Yesus Kristus Bapak Markus Waljiman Ibu Yuliana Sri Astuti Mbak Yustina Eksi Hastarini Adik Titus Setyo Pinurbo Adik Rossa Septiti Caturasri Mas Devi Aku dan sahabat-sahabatku tercinta
vi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
MOTTO
Jika tidak ada hal yang diperjuangkan, maka tidak akan ada hal yang dicapai. (Game Tebak Gambar)
Everybody's searching for a hero People need someone to look up to I never found anyone who fulfilled my needs A lonely place to be And so I learned to depend on me. (The Greatest Love - Whitney Houston)
vii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
KATA PENGANTAR
Puji syukur bagi Tuhan Yang Maha Esa yang telah mengkaruniakan berkat dan kasih-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Uji Aktifitas Antibakteri Ekstrak Herba Meniran (Phyllanthus niruri)
terhadap
Pertumbuhan Bakteri Bacillus cereus dan Escherichia coli. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat mencapai gelar sarjana pada Program Studi Pendidikan Biologi, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Dalam proses penyusunan skripsi ini, penulis memperoleh banyak bantuan dan dukungan yang sangat membantu penulis dalam penyelesaian skripsi ini. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin mempersembahkan ucapan terima kasih kepada: 1.
Bapak Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.
2.
Bapak Dr. Marcellinus Andy Rudhito, S.Pd. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam.
3.
Bapak Drs. Antonius Tri Priantoro, M.For.Sc. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Biologi yang turut memberikan semangat dan dukungan kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.
4.
Ibu Ika Yuli Listyarini, M.Pd. selaku dosen pembimbing yang bersedia meluangkan waktu untuk membimbing, mendorong dan memberikan masukan-masukan yang bermanfaat dalam penyusunan skripsi ini.
viii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
5.
Segenap Dosen dan staf karyawan program studi Pendidikan Biologi Universitas Sanata Dharma yang telah mendukung, memotivasi dan memberikan bantuan kepada penulis.
6.
Bapak, ibu, kakak dan adik-adik yang selalu menjadi motivasi penulis untuk menyelesaikan tugas akhir ini.
7.
Mas Devi, dan sahabat-sahabatku: Ivana, Bona, Vika, Nesya, Hadi Sutejo, Kirun, Dhita, yang telah banyak membantu dalam proses penyelesaian tugas akhir ini.
8.
Teman peneliti, mbak Ulli; teman-teman prodi pendidikan biologi angkatan 2010, saudara-saudari Keluarga Mahasiswa/i dan Pelajar Katolik Sumbagsel (KMPKS) dan semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa dalam menyusun skripsi ini masih jauh dari sempurna, untuk itu penulis sangat berharap kritik dan saran yang sifatnya membangun untuk menyempurnakan skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis dan bagi pembaca pada umumnya.
Penulis
ix
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
ABSTRAK
UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK HERBA MENIRAN (Phyllanthus niruri) TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI Bacillus cereus DAN Escherichia coli Maria Endah Hapsari Universitas Sanata Dharma 2015 Penyakit infeksi merupakan penyakit dengan jumlah kejadian tinggi di negara-negara berkembang termasuk Indonesia. Pengobatan untuk infeksi bakteri dengan senyawa kimia seringkali menimbulkan resistensi. Maka perlu dilakukan eksplorasi senyawa alam yang memiliki aktivitas antibakteri, salah satunya yaitu tanaman meniran (Phyllanthus niruri). Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorium menggunakan desain Rancangan Acak Lengkap dengan perlakuan variasi sampel dan variasi konsentrasi ekstrak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ekstrak meniran (Phyllanthus niruri) terhadap pertumbuhan bakteri E. coli dan B. cereus secara in vitro, mengetahui perbedaan pengaruh ekstrak rebus dan tumbuk terhadap bakteri uji dan mengetahui nilai Kadar Hambat Minimum (KBM) dan Kadar Bunuh Minimum (KBM). Pengujian aktivitas antibakteri menggunakan metode difusi cara Kirby Bauer dan metode dilusi padat untuk mencari nilai Kadar Hambat Minimum. Hasil analisis anova dua arah menunjukkan adanya perbedaan bermakna antara ekstrak rebus dan ekstrak tumbuk terhadap pertumbuhan bakteri Bacillus cereus dan Escherichia coli. Kesimpulan pada penelitian ini yaitu ekstrak tanaman meniran baik yang ditumbuk maupun yang direbus memiliki aktivitas antibakteri terhadap pertumbuhan bakteri Bacillus cereus dan Escherichia coli. Ekstrak tumbuk memiliki daya antibakteri yang lebih kuat dibanding ekstrak rebus. Nilai KHM dan KBM ekstrak rebus untuk bakteri Bacillus cereus adalah 38% dan untuk bakteri Escherichia coli adalah 39%, sedangkan nilai KHM dan KBM ekstrak tumbuk untuk bakteri Bacillus cereus adalah 37% dan untuk bakteri Escherichia coli adalah 38%. Kata kunci: meniran, Bacillus cereus, Escherichia coli, antibakteri, KHM, KBM
x
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
ABSTRACT
THE TEST OF MENIRAN (Phyllanthus niruri) HERB EXTRACT ANTIBACTERIAL ACTIVITY TOWARD THE GROWTH OF Bacillus cereus AND Escherichia coli Maria Endah Hapsari Sanata Dharma University 2015 The number of infection disease in developed countries is high, including Indonesia. A remedy for bacterial infection with chemical compound often causes resistance. Therefore natural compound exploration wich has antibacterial activity is needed. One of them is meniran (Phyllanthus niruri). This study is a laboratory experimental research uses Completely Randomized Desaign (CRD) method with sample variation treatment and concentration variation. The first aim of this study is to understand the effect of meniran herb extract toward the growth of Bacillus cereus and Escherichia coli through in-vitro. Second this study is aim to understand the difference between two types of extract towards Bacillus cereus and Escherichia coli. The next aim is to know Minimum Inhibitory Concentration (MIC) and Minimum Bactericidal Concentration (MBC). The test of antibacteria activity uses Kirby Bauer difusion method, and solid difusion method to find out the value of MIC. The result of Two Way Anova analisis showed that there were significant difference between the treatment of boiled and pounded extract toward the growth of Bacillus cereus and Escherichia coli. In conclusion both of boiled and pounded meniran extract has antibacterial activity towards the growth of Bacillus cereus and Escherichia coli. Pounded extract has stronger antibacterial activity power than boiled extract. The Minimum Inhibitory Concentration (MIC) and Minimum Bactericidal Concentration (MBC) of boiled extract for Bacillus cereus is 38% and for Escherichia coli is 39%. On the other hand the MIC and MBC of boiled extract for Bacillus cereus is 37% and 38% for Escherichia coli. Keywords: meniran herb, Bacillus cereus, Escherichia coli, antibacteria, MIC, MBC
xi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................. ii HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. iii PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .............................................................. iv PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI.................................................v HALAMAN PERSEMBAHAN .......................................................................... vi MOTTO ............................................................................................................... vii KATA PENGANTAR ........................................................................................ viii ABSTRAK ..............................................................................................................x ABSTRACT .......................................................................................................... xi DAFTAR ISI ........................................................................................................ xii DAFTAR TABEL ................................................................................................xv DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xvi DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xvii
BAB I. PENDAHULUAN ......................................................................................1 A. Latar Belakang Masalah ..................................................................................1 B. Rumusan Masalah ............................................................................................5 C. Batasan Masalah ..............................................................................................5 D. Tujuan Penelitian .............................................................................................6 E. Manfaat Penelitian ...........................................................................................6 F. Hipotesis ...........................................................................................................7
xii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB II. DASAR TEORI .......................................................................................8 A. Antibakteri .......................................................................................................8 B. Tanaman Meniran (Phyllanthus niruri) .........................................................11 1. Klasifikasi Tanaman Meniran (Phyllanthus niruri) ...................................11 2. Nama Lain Meniran ....................................................................................12 3. Morfologi Tanaman Meniran (Phyllanthus niruri) ....................................12 4. Habitat Tanaman Meniran (Phyllanthus niruri) .........................................12 5. Manfaat Tanaman Meniran (Phyllanthus niruri) .......................................13 6. Kandungan Metabolit Skunder yang Terkandung dalam Tanaman Meniran (Phyllanthus niruri) ........................................................................................14 C. Deskripsi Bakteri ...........................................................................................15 1. Bakteri Escherichia coli ............................................................................15 2. Bakteri Bacillus cereus ..............................................................................18 D. Penelitian Lain yang Relevan ........................................................................20 E. Kerangka Pemikiran .......................................................................................22
BAB III. METODE PENELITIAN ...................................................................23 A. Jenis Penelitian ..............................................................................................23 B. Variabel Penelitian .........................................................................................23 C. Populasi dan Sample ......................................................................................24 D. Tempat dan Waktu Penelitian........................................................................24 E. Desain Penelitian............................................................................................24 F. Teknik Pengumpulan Data .............................................................................25 G. Instrumen Penelitian .....................................................................................39 H. Analisis Data..................................................................................................39
xiii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................40 A. Identifikasi Tanaman Meniran (Phyllanthus niruri) .....................................40 B. Pengamatan Morfologi Sel Bakteri................................................................41 C. Uji Aktivitas Antibakteri ...............................................................................43 D. Kadar Hambat Minimum (KHM) ..................................................................53 E. Kadar Bunuh Minimum (KBM) ....................................................................55 F. Hambatan dalam Penelitian ............................................................................57 G. Kaitan Antara Hasil Penelitian dengan Pendidikan .......................................58
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................59 A. Kesimpulan ....................................................................................................59 B. Saran ..............................................................................................................59
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................61
xiv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR TABEL Halaman Tabel 3.1. Daftar Alat yang Digunakan............................................................ 26 Tabel 3.2. Daftar Bahan yang Digunakan......................................................... 27 Tabel 3.3. Komposisi Ekstrak dan Aquades Dalam Pengenceran Ekstrak...... 29 Tabel 3.4. Perbandingan Konsentrasi Larutan dalam Pembutan Standar Mcfarland....................................................................................... 31 Tabel 4.1. Hasil Uji Aktivitas Antibakteri........................................................ 44 Tabel 4.2. Hasil Pengujian Kadar Hambat Minimun (KHM)........................... 53 Tabel 4.3. Hasil Pengujian Kadar Bunuh Minimum (KBM)............................ 56
xv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 2.1. Tanaman Meniran..................................................................... 11 Gambar 2.2. Bakteri Escherichia coli............................................................ 15 Gambar 2.3. Bakteri Bacillus cereus............................................................. 18 Gambar 2.4. Bagan Kerangka Berpikir.......................................................... 22 Gambar 3.1. Bagan Alir Pelaksanaan Penelitian........................................... 38 Gambar 4.1. Grafik Panjang Zona Hambat Ekstrak Meniran terhadap Pertumbuhan Bakteri Bacillus cereus...................................... 45 Gambar 4.2. Grafik Panjang Zona Hambat Ekstrak Meniran terhadap Pertumbuhan Bakteri Escherichia coli..................................... 46
xvi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman Lampiran 1.
Hasil Pengukuran Daerah Hambat Antibakteri......................... 64
Lampiran 2.
Output Analisis SPSS Versi 16 pada Aktivitas Antibakteri terhadap Pertumbuhan Bakteri Bacillus cereus........................ 65
Lampiran 3.
Output Analisis SPSS Versi 16 pada Aktivitas Antibakteri terhadap Pertumbuhan Bakteri Escherichia coli....................... 70
Lampiran 4
Gambar Pembuatan Ekstrak Meniran....................................... 75
Lampiran 5.
Gambar Hasil Pengamatan Morfologi Koloni dan Morfologi Sel Bakteri Bacillus cereus....................................................... 77
Lampiran 6.
Gambar Hasil Pengamatan Morfologi Koloni dan Morfologi Sel Bakteri Escherichia coli...................................................... 78
Lampiran 7.
Gambar Pengukuran Zona Hambat........................................... 79
Lampiran 8.
Gambar Hasil Uji Evektivitas Antibakteri terhadap Pertumbuhan Bakteri Bacillus cereus....................................... 80
Lampiran 9.
Gambar Hasil Uji Evektivitas Antibakteri terhadap Pertumbuhan Bakteri Escherichia coli...................................... 81
Lampiran 10. Gambar Hasil Pengujian Kadar Hambat Minimum (KHM) terhadap Bacillus cereus dan Escherichia coli.......................... 82 Lampiran 11. Gambar Hasil Uji Kadar Bunuh Minimum pada Bakteri Bacillus cereus dan Escherichia coli........................................ 84 Lampiran 12. Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran...................... 85
xvii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Penyakit infeksi merupakan penyakit yang mempunyai insidensi tinggi di negara-negara berkembang, termasuk Indonesia. Menurut Dirjen Bina Upaya Kesehatan, Kementrian Kesehatan RI, penyakit infeksi menduduki peringkat atas dalam 10 besar penyakit terbanyak yang diderita oleh pasien rawat inap dan rawat jalan di rumah sakit seluruh Indonesia pada tahun 2009 dan 2010. Penyakit infeksi ini meliputi infeksi saluran pernafasan, diare dan penyakit kulit. Gibron (1991) dalam Simanjuntak (2014) menjalaskan bahwa infeksi karena bakteri masih mendominasi potensi terjadinya infeksi barat, sepsis, syok septic dan disfungsi organ. Kematian pasien karena infeksi bakteri di ruang perawatan intensif di Amerika sebanyak 40% disebabkan oleh bakteri gram positif dan 60% oleh bakteri gram negatif (Nasronuddin, 2007). Pada penelitian ini akan digunakan Escherichia coli yang merupakan bakteri gram negatif dan Bacillus cereus yang merupakan bakteri gram positif. Diare merupakan salah satu penyakit infeksi yang sering menjadi permasalahan di negara kita. Gurrant (2001) dalam Zein dkk (2004) mendefinisikan diare sebagai buang air besar (defekasi) dengan tinja berbentuk cair atau setengah cair (setengah padat), kandungan air tinja lebih banyak dari biasanya lebih dari 200 g atau 200 ml/24 jam. Definisi lain memakai kriteria frekuensi, yaitu buang air besar encer lebih dari 3 kali per hari. Buang air besar encer tersebut dapat/tanpa disertai lendir dan darah.
1
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2
Kasus diare banyak ditemukan sebagai akibat infeksi mikrobia. Ada banyak mikrobia
yang dapat
menyebabkan
diare,
antara
lain
Escherichia
coli,Staphylococcus aureus, Salmonela typhi, Shigella dysentriae, Vibrio cholerae,
Vibrio
fulnificus,
Vibrio
parahaemolyticus,
Clostridium
perfringens, Helicobacter pylori, Bacillus cereus, dan lain-lain (Radji, 2010). Pengobatan penyakit infeksi bakteri dapat diatasi dengan penggunaan antibiotik. Antibiotik diharapkan mampu menghambat maupun membunuh bakteri penyebab infeksi tersebut. namun seiring meningkatnya penggunaan antibiotik yang salah di kalangan masyarakat, kemampuan bakteri untuk bertahan hidup menjadi lebih kuat sehingga menyebabkan resistensi terhadap antibiotik tertentu. Hal ini akan menjadi masalah kesehatan bagi dunia (Simanjutak, 2014). Oleh karena itu penelitian-penelitian terkait eksplorasi senyawa-senyawa baru yang bersifat antibakteri terus dilakukan, terutama yang berasal dari alam. Senyawa antibakteri banyak diisolasi dari tanaman atau ganggang. Siswoyo (2004) dalam Paribasa (2007) mengungkapkan bahwa Indonesia mempunyai kurang lebih 30.000 spesies tanaman obat dengan 1000 spesies yang sudah diketahui memiliki zat aktif dan 800 spesies sudah menjadi ramuan dan telah menunjukkan khasiatnya sebagai obat suatu penyakit.
Pengetahuan tentang khasiat dan keamanan tanaman obat di
Indonesia biasanya hanya berdasarkan pengalaman empiris yang biasanya diwariskan secara turun temurun dan belum teruji secara ilmiah. Meniran merupakan salah satu tanaman yang dikenal mempunyai banyak khasiat dan telah digunakan sebagai obat tradisional. Penggunaan meniran sebagai obat tradisional antara lain untuk menurunkan demam, melindungi hati dari racun, antidiare, pereda batuk, antiradang, antivirus, peluruh batu
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
3
saluran kemih, peluruh dahak, serta menurunkan kadar glukosa darah (Noorhamdani, 2006). Penggunaan meniran sebagai obat diare dipaparkan oleh Latief (2012), yaitu dengan cara merebus 17 herba meniran (seluruh bagian tanaman meniran digunakan, mulai dari akar, batang, daun dan buah atau bunga) menggunakan 3 gelas air (600 ml) hingga tersisa separuhnya saja. Air rebusan ini kemudian disaring dan diminum. Formula inilah yang kemudian dijadikan acuan banyaknya herba meniran yang akan digunakan dalam penelitian ini. Dalam penelitian ini akan digunakan dua metode ekstraksi herba, yaitu dengan cara merebus dan menumbuk tanaman meniran. Pelarut yang digunakan merupakan aquades. Pelarut air merupakan pelarut universal yang dapat melarutkan hampir sebagian besar komponen senyawa yang terkandung dalam tanaman. Hal ini dikarenakan aquades (air) bersifat polar, sehingga diharap mampu menyari senyawa metabolit skunder terutama flavonoid dan tanin yang juga bersifat polar. Khasiat tanaman meniran diduga berasal dari kandungan berbagai senyawa kimia hasil metabolit sekunder tanaman meniran. Senyawa metabolit skunder yang sudah berhasil diidentifikasi antara lain alkaloid (sekurinin), flavonoid (kuersetin, kuersitrin, isokuersitrin, astragalin, nirurin, niruside, rutin, leukodelfinidin, dan galokatekin), lignan (filantin dan hipofilantin) dan tanin (Mangunwardoyo, 2009). Pengobatan penyakit infeksi menggunakan obat tradisional telah banyak dilakukan oleh masyarkat, begitu juga dengan penyakit diare. Salah satu tanaman yang telah banyak dikenal oleh masyarakat Indonesia sebagai obat diare yaitu tanaman jambu biji (Psidium guajava). Telah banyak pula penelitian yang dilakukan mengenai kemampuan jambi biji sebagai antidiare.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
4
Bagian tanaman jambu biji yang dapat digunakan sebagai obat diare antara lain buah, daun, ranting muda dan akar, namun yang paling banyak dikenal dalam pengobatan diare secara tradisional adalah daun jambu biji. Salah satu cara pengguanaan jambu biji yaitu merebus seganggam daun jambu muda dalam tiga gelas air sampai tersisa separuhnya. Air rebusan ini di minum selagi hangat sebagai obat diare (Arianingrum, 2004). Daun jambu biji banyak mengandung kuersetin (salah satu jenis flavonoid) yang merupakan antidiare, selain itu tanin, minyak atsiri (eugenol), minyak lemak, damar, zat samak, tanin, triterpenoid, asam malat dan asam apfel (Arianingrum, 2004). Jambu biji dan meniran sama-sama memiliki kandungan metabolit sekunder yang diduga sebagai agen antibakteri penyebab diare, yaitu tanin dan flavonoid. Maka dapat diperkirakan meniran juga dapat digunakan sebagai antibakteri terutama bakteri penyebab diare, khususnya bakteri Bacillus cereus dan Escherichia coli. Dalam upaya untuk mendapat bukti secara ilmiah mengenai kemampuan herba meniran dalam menghambat atau bahkan membunuh bakteri patogen penyebab diare, maka dilakukan penelitian dengan judul ‘Uji Aktivitas Antibakteri
Ekstrak
Herba
Meniran
(Phyllanthus
niruri)
terhadap
Pertumbuhan Bakteri Bacillus cereus dan Escherichia coli’. Sejauh pengamatan penulis, penelitian dengan judul ini belum pernah dilakukan sebelumnya. Penelitian mengenai aktivitas antibakteri tanaman meniran memang sudah banyak dilakukan, namun tidak ada yang menggunakan metode ekstraksi dan bakteri uji yang sama dengan yang dilakukan penulis pada penelitian ini.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
5
B. Rumusan Masalah Dalam pengujian ekstrak tanaman meniran terhadap pertumbuhan bakteri Escherichia coli dan Bacillus cereus, permasalahan yang perlu dikaji antara lain: 1.
Apakah ekstrak tanaman meniran memiliki aktivitas antibakteri terhadap pertumbuhan bakteri Escherichia coli dan Bacillus cereus?
2.
Apakah terdapat perbedaan aktivitas antibakteri antara ekstrak rebus dan ekstrak tumbuk terhadap pertumbuhan bakteri Escherichia coli dan Bacillus cereus?
3.
Berapa konsentrasi minimum ekstrak yang mampu menghambat dan membunuh bakteri Escherichia coli dan Bacillus cereus?
C. Batasan Masalah Batasan masalah dalam penelitian ini adalah: 1.
Bagian tanaman yang digunakan dalam ekstraksi terdiri dari seluruh bagian tanaman meniran, mulai dari akar, batang, daun dan buah atau bunganya, yang diperlakukan dengan dua perlakuan yaitu direbus dan ditumbuk.
2.
Parameter dalam penelitian ini adalah diameter daerah hambat di sekitar kertas cakram pada media kultur dengan satuan milimeter (mm).
3.
Metode yang digunakan dalam uji aktivitas antibakteri adalah metode difusi Kirby-Bauer dengan menggunakan cakram kertas (dari kertas saring).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
4.
6
Media kultur yang digunakan dalam uji aktivitas antibakteri merupakan media NA padat dalam cawan petri sebanyak 25 ml.
5.
Metode yang digunakan dalam uji kadar hambat minimal dan kadar bunuh minimal adalah metode dilusi padat dengan parameter media kultur yang digunakan tidak ditumbuhi bakteri setelah diinkubasi.
D. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan sebagai berikut: 1.
Mengetahui aktivitas antibakteri dari ekstrak tanaman meniran terhadap pertumbuhan bakteri Escherichia coli dan Bacillus cereus.
2.
Mengetahui perbedaan aktivitas antibakteri antara ekstrak rebus dan ekstrak tumbuk terhadap pertumbuhan bakteri Escherichia coli dan Bacillus cereus?
3.
Mengetahui konsentrasi minimum ekstrak tanaman meniran yang mampu menghambat dan membunuh Escherichia coli dan Bacillus cereus.
E. Manfaat Penelitian 1. Bagi Peneliti Manfaat penelitian ini bagi peneliti yaitu untuk menambah pengetahuan dan wawasan peneliti mengenai pengaruh pemberian ekstrak tanaman tertentu terhadap aktivitas mikroba, membantu peneliti untuk memahami prosedur yang dilakukan dalam uji aktivitas antibakteri dari suatu tanaman terhadap mikroba tertentu dan membantu peneliti
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
7
memahami banyaknya potensi antibakteri yang dimiliki oleh berbagai tanaman.
2. Bagi Masyarakat Manfaat penelitian ini bagi masyarakat yaitu meningkatkan pengatahuan masyarakat mengenai manfaat tanaman meniran, sehingga masyarakat dapat menggunakan tanaman meniran sebagai obat alternatif untukpenyakit diare atau penyakit lain yang disebabkan oleh infeksi bakteri Bacillus cereus atau Escherichia coli. Beberapa bagian dari hasil penelitian ini juga dapat digunakan sebagai sarana belajar bagi siswa menengah atas maupun mahasiswa.
F. Hipotesis 1.
Tanaman meniran (Phyllanthus niruri) yang telah diekstraksi dengan cara direbus dan ditumbuk memiliki aktivitas antibakteri terhadap Escherichia coli dan Bacillus cereus, karena adanya kandungan senyawa antibakteri dalam tanaman meniran, dan
2.
Terdapat perbedaan pengaruh aktivitas antibakteri yang signifikan dari ekstrak rebus dan ekstrak tumbuk tanaman meniran.
3.
Konsentrasi minimal yang mampu menghambat pertumbuhan bakteri (KHM) Bacillus cereus untuk ekstrak tumbuk diperkirakan pada rentang 35-40 % dan untuk ektrak rebus diperkirakan pada rentang 40-45%. Sedangkan konsentrasi minimal yang mampu membunuh Escherichia coli untuk kedua ekstrak diperkirakan lebih tinggi dari nilai KHM.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Antibakteri Antibakteri adalah metabolit sekunder atau substansi kimia yang diperoleh dari mikroorganisme maupun produk sintesis, dimana pada dosis atau konsentrasi rendah dapat menghambat pertumbuhan dan ketahanan dari mikroorganisme tanpa efek toksik yang serius pada inang. Selain itu telah ditemukan antibakteri yang berasal dari kandungan senyawa tanaman. Tanaman merupakan sumber yang sangat penting untuk menemukan antibakteri (Astuti, 2012). Sedangkan Madigan (2009) dalam Kosasih (2011) menjelaskan bahwa senyawa antibakteri merupakan senyawa alami maupun kimia sintetik yang dapat membunuh atau menghambat pertumbuhan mikroorganisme. Senyawa yang dapat membunuh organisme (bakteri) disebut bakterisidal. Senyawa yang tidak membunuh namun dapat menghambat pertumbuhan organisme (bakteri) disebut bakteriostatik. Antibakteri dapat diklasifikasikan menjadi bakteriostatik, bakteriosidal, dan bakteriolisis. Bakteriostatik secara berkala sebagai penghambat sintesis protein dan berfungsi sebagai pengikat ribosom. Bakteriosidal mengikat kuat pada sel target dan tidak hilang melalui pengenceran yang tetap akan membunuh sel. Sel yang mati tidak hancur dan tetap memiliki jumlah sel yang konstan. Beberapa bakteriosidal merupakan bakteriolisis, yakni membunuh sel dengan terjadi lisis pada sel dan mengeluarkan komponen sitoplasmanya. Lisis dapat menurunkan jumlah sel dan juga kepadatan kultur. Senyawa bakteriolisis termasuk dalam senyawa antibiotik yang menghambat 8
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
9
sintesis dinding sel, seperti penicillin, dan senyawa kimia seperti detergen yang dapat menghancurkan membran sitoplasma (Kosasih, 2011). 1.
Mekanisme Kerja Antibakteri Agen antibakteri yang ideal memperlihatkan sifat toksisitas selektif, yang berarti bahwa obat tersebut berbahaya bagi patogen tanpa membahayakan inangnya. Jawetz dkk (2004) menyatakan bahwa obatobat antimikrobia bekerja dengan mekanisme sebagai berikut: a. menghambat sintesis dinding sel b. menghambat fungsi membran sel c. menghambat sintesisi protein d. menghambat sintesis asam nukleat
2.
Pengukuran Aktivitas Antibakteri Pengukuran aktivitas antibakteri suatu senyawa dapat dilakukan dengan dua metode, yaitu metode dilusi dan metode difusi. Metode dilusi dilakukan dengan memasukkan sejumlah zat antibakteri ke dalam media padat atau cair. Media diinokulasi dengan bakteri uji kemudian diinkubasi. Tujuan akhirnya adalah untuk mengetahui berapa banyak jumlah zat antibakteri yang diperlukan untuk menghambat pertumbuhan atau membunuh bakteri uji (Jawetz dkk, 2004). Metode difusi merupakan metode yang digunakan untuk mengukur potensi antibakteri berdasarkan pengamatan zona jernih yang terbentuk di sekitar tempat penginokulasian obat atau larutan uji. Metode difusi dilakukan dengan cara menempatkan senyawa uji pada media padat yang ditanami dengan biakan bakteri. Dalam metode ini terdapat beberapa teknik, yaitu teknik paper disk plate (cara Kirby Bauer), teknik sumuran
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
10
dan teknik pour plate (Jawetz dkk, 2004).Syarat jumlah bakteri untuk uji kepekaan/sensitivitas pada teknik difusi yaitu 10-8 sampai 10-6 cfu/ml (Maryani, 2013). 3.
Respon mikroba terhadap antibakteri Madigan (2009) dalam Kosasih (2011) menyatakan bahwa respon tiap mikroorganisme terhadap antibakteri berbeda-beda. Bakteri memiliki tingkat sensitivitas yang berbeda. Umumnya bakteri gram positif lebih peka terhadap
senyawa antibakteri dibanding bakteri gram negatif.
Perbedaan sensitivitas bakteri terhadap senyawa antibakteri dipengaruhi oleh struktur dinding sel bakteri. Target penting antibiotik terhadap bakteri yaitu ribosom, dinding sel, membran sitoplasma, enzim biosintesis lemak, serta replikasi dan transkripsi DNA. Suatu zat aktif dikatakan memiliki potensi yang tinggi sebagai antibakteri jika pada konsentrasi rendah mempunyai daya hambat yang besar. Nazri dkk (2011) dalam Kosasih (2011) mengungkapkan bahwa kriteria kekuatan antibakteri adalah sebagai berikut. a. Diameter zona hambat > 20 mm
: daya hambat sangat kuat
b. Diameter zona hambat 10-20 mm
: daya hambat kuat
c. Diameter zona hambat 5-10 mm
: daya hambat sedang
d. Diameter zona hambat 0-5 mm
: daya hambat lemah
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
11
B. Tanaman Meniran (Phyllanthus niruri) 1. Klasifikasi Tanaman Meniran (Phyllanthus niruri)
Gambar 2.1. Tanaman meniran (Phyllanthus niruri) Meniran (Phyllanthus niruri) teridentifikasi sebagai gulma tanaman padi yang keberadaannya tidak dikehendaki, walaupun sebagian masyarakat sudah mengenal dan menggunakan meniran sebagai salah satu tanaman berkhasiat obat. Klasifikasi tanaman meniran menurut Oktaviadiati dkk (2011) yaitu: Kingdom
: plantae
Divisi
: spermatophyta
Subdivisi
: angiospermae
Kelas
: dicotyledonae
Ordo
: euphorbiales
Famili
: euphorbiaceae
Genus
: Phyllanthus
spesies
: Phyllanthus niruri
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
12
2. Nama Lain Meniran Meniran juga dikenal dengan nama-nama daerah lain. Prasetyo (2013) menuliskan beberapa nama lain dari tanaman meniran. Sumatera
: ba’me tano, sidukung anak, dudukung anak, baket sikolop
Jawa
: meniran, meniran ijo, meniran abang, memeniran (Sunda)
Sulawesi
: bolobungo, sidukung anak
Maluku
: belalang babiji, gosau ma dungi, gosau ma dungi roriha (Ternate)
China
: zhen zhu cao, hsieh hsia chu
India
: chanca piedra, quebra pedra, kilanelli
Inggris
: child pick a back
Amerika
: stone breaker, shaterrstone, chamber bitter, leafflower, quinine weed
Brazil
: arrebenta pedira
3. Morfologi Tanaman Meniran (Phyllanthus niruri) Meniran merupakan terna semusim yang tegak, dengan tinggi tanaman mencapai 100 cm, tidak berbulu (berambut), pada pangkal batangnya kadang-kadang agak berkayu. Tumbuhan ini sering ditemukan sangat bercabang dengan tangkai dan cabang-cabang hijau yang siku-siku (Heyne, 1987).
4. Habitat Tanaman Meniran (Phyllanthus niruri) Meniran merupakan tanaman daerah tropis yang tersebar di seluruh Asia termasuk Indonesia, India, Peru, Afrika, Amerika dan Australia
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
13
(Oktaviadiati, 2011). Meniran dapat tumbuh subur di tempat yang lembab pada daerah dataran rendah sampai ketinggian 1000 mdpl. Tanaman ini biasa tumbuh secara liar di hutan, ladang, pematang sawah, kebun dan pekarangan rumah. Meniran umumnya tidak dipelihara karena dianggap sebagai tumbuhan rumput biasa (Latief, 2012).
5. Manfaat Tanaman Meniran (Phyllanthus niruri) Tumbuhan meniran (Phyllanthus niruri) secara umum digunakan untuk
bahan
minuman
sebagai
penambah
daya
tahan
tubuh
(imunomodulator). Tumbuhan meniran juga banyak digunakan sebagai obat tradisional untuk menurunkan demam, melindungi hati dari racun (antihepatotoksik), antidiare, pereda batuk, antiradang, antivirus, peluruh batu saluran kemih, peluruh dahak, serta menurunkan kadar glukosa darah (Noorhamdani dkk, 2006). Dalam Heyne (1987) dijelaskan bahwa meniran merupakan tumbuhan yang memiliki banyak khasiat. Beberapa jenis penyakit yang dapat diobati dengan menggunakan meniran antara lain sakit perut mulas (kolik), penyakit kencing batu, ayan dan kejang, sakit gigi, gonorhoe, pereda demam dan batuk rejan. Selain itu dituliskan pula bahwa tumbuhan meniran dikenal sebagai diureticum (pelancar air seni) yang baik, juga sebagai pelancar haid, dan disalahgunakan sebagai obat untuk menggugurkan kandungan. Telah diungkapkan pula bahwa penggunaan meniran yang berlebihan dapat menyebabkan impotensi pada pria.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
14
6. Kandungan Metabolit Sekunder dalam Tanaman Meniran (Phyllanthus niruri) Herba meniran merupakan tanaman yang mempunyai banyak khasiat dan telah digunakan sebagai obat tradisional. Penelitian mengenai khasiat ekstrak meniran (Phyllanthus niruri) sudah sering dilakukan, dan peneliti melihat khasiat dari setiap bagian herba meniran mempunyai potensi dapat digunakan (Nugrahani, 2012). Khasiat tanaman ini diduga berasal dari kandungan berbagai senyawa kimia. Senyawa-senyawa kimia yang terkandung dalam ekstrak etanol 96% herba meniran di antaranya alkaloid, flavonoid, tanin, dan Saponin (Mangunwardoyo dkk, 2009). Senyawa golongan alkaloid, flavonoid, saponin,dan tanin yang terkandung di dalam ekstrak etanolmeniran memiliki aktivitas sebagai antimikroba. Aktivitas antimikroba dapat diketahui darikemampuan penghambatan pertumbuhan bakteriGram positif, S. aureus dan khamir C.
albicans.Penghambatan
pertumbuhan
mikroba
terjadi
karenapenghambatan sintesis dinding sel, pengubahanpermeabilitas membran sel atau transpor aktifmelalui membran sel, penghambatan sintesis
protein
dan
penghambatan
sintesis
asam
nukleat(Mangunwardoyo dkk, 2009). Senyawa fenolik dan flavonoid termasuk dalam metabolit sekunder dari tanaman yang mempunyai aktifitas biologi dan terdiri dari 8000 macam senyawa. Senyawa ini dapat berperan langsung sebagai antibiotika dengan mekanisme kerja mendenaturasi protein sel bakteri dan menghancurkan sel dinding bakteri (Astuti, 2012). Hal serupa juga diungkapkan oleh Nuria dkk (2009), yang menyatakan flavanoid terdapat
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
15
pada seluruh bagian tanaman, termasuk pada buah, tepung sari, dan akar. Mekanisme kerja flavonoid sebagai antibakteri adalah membentuk senyawa kompleks dengan protein ekstraseluler dan terlarut sehingga dapat merusak membran sel bakteri dan diikuti dengan keluarnya senyawa intraseluler. Tanin
tersebar
luas
dalam
tumbuhan
berpembuluh,
dalam
angiospermae terdapat khusus dalam jaringan kayu Nuria dkk, 2009). Tanin adalahsalah satu senyawakimiawi yang termasuk dalam golongan polifenol yang diduga dapat mengikat protein adhesin pada sel bakteri. Apbila hal ini terjadi maka dapat merusak ketersediaan reseptor pada permukaan sel bakteri. Tanin dibuktikan dapat membentuk kompleks senyawa yang irreversibel dengan prolin, suatu protein lengkap, dimana ikatan ini mempunyai efek penghambatan sisntesisi protein untuk pembentukan dinding sel (Noorhamdani dkk, 2006)
C. Deskripsi bakteri 1. Bakteri Escherichia coli a. Klasifikasi Bakteri Escherichia coli
Gambar 2.2. Bakteri Escherichia coli
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
16
Sumber: http://www2.canyons.edu/Faculty/takedad/PublishingImages/Plates/E. coli_na_6-03_640x587.jpg
Escherichia coli termasuk dalam kelas Gamma Proteobacteria, ordo Enterobacteriales, famili Enterobacteriaceae, genus Escherichia. (Radji, 2010). b. Morfologi dan Fisiologi Bakteri Escherichia coli Escherichia coli merupakan bakteri gram negatif dengan bentuk batang pendek (kokobasil) hingga membentuk sepanjang ukuran filamentous. Escherichia coli tidak menghasilkan spora. Selnya dapat berupa sel tunggal, berpasangan dan dalam rantai pendek, biasanya tidak berkapsul. Koloni bakteri Escherichia coli berbentuk bulat konveks, halus, dengan pinggiran nyatapada biakan. Bakteri ini bersifat aerob dan dapat juga anaerob fakultatif. ini merupakan organisme koliform, yaitu organisme nonspora yang motil (dengan flagela) atau nonmotil dan mampu memfermentasikan laktosa untuk menghasilkan asam dan gas pada temperatur 37oC dalam waktu 48 jam (Anggraeni, 2014). c. Habitat Bakteri Escherichia coli Escherichia coli merupakan anggota mikroba usus normal, artinya Escherichia coli secara normal terdapat pada saluran pencernaan manusia dan hewan (Jawetz dkk, 1996). Escherichia coli juga sering ditemukan hidup dan mengontaminasi air, makanan yang belum dimasak, daging, maupun susu yang belum dipasteurisasi (Kosasih, 2011).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
17
d. Penyakit-penyakit yang Ditimbulkan oleh Bakteri Escherichia coli Beberapa penyakit yang disebabkan infeksi bakteri Escherichia coli, seperti diungkapkan Jawetz dkk (1996) diantaranya yaitu infeksi saluran kemih yang disebut sistitis (peradangan pada selaput lendir), diare pada anak maupun orang dewasa, sepsis, meningitis dan HUS (Hemolytic Uremic Syndrom atau diare berdarah akut). Diare yang disebabkan oleh bakteri Escherichia coli yang terdiri dari beragam tipe, yang diklasifikasikan berdasarkan ciri khas sifat virulensinya
dan
setiap
tipe
menimbulkan
penyakit
dengan
mekanisme yang berbeda-beda. Tipe-tipe Escherichia coli yaitu enteropathogenic
Escherichia
coli
(EPEC),
enterotoxigenic
Escherichia coli (ETEC), enterohemorrhagic Escherichia coli (EHEC),
enteroinvasive
Escherichia
coli
(EIEC)
dan
enteroaggregative Escherichia coli (EAEC). EPEC adalah penyebab penting diare pada bayi, khususnya di negara berkembang. Akibat dari infeksi yaitu diare cair yang biasanya dapat sembuh sendiri, tetapi dapat juga menjadi kronik. ETEC sering ditemukan sebagai penyebab ‘diare wisatawan’ dan menyebabkan banyak kasus diare pada bayi di negara berkembang. EHEC menghasilkan toksik yang disebut verotoksik yang menyebabkan berbagai penyakit seperti diare berat, dan dengan sindroma uremia hemolitik, suatu penyakit karena gangguan ginjal akut, anemia hemolitikmikroangiopatik dan trombositopenia. EIEC menimbulkan penyakit yang sangat mirip dengan shigelosis yang banyak ditemukan menyerang anak-anak di negara berkembang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
18
dan wisatawan yang datang ke daerah tersebut. EAEC menyebabkan penyakit diare akut dan kronik. Penyakit akibat EAEC ini umumnya terjadi pada negara berkembang (Jawetz dkk, 1996).
2. Bakteri Bacilus cereus a. Klasifikasi Bakteri Bacilus cereus
Gambar 2.3. Bakteri Bacillus cereus Sumber: http://www2.canyons.edu/Faculty/takedad/PublishingImages/Plates/B. cereus_na_6-03_640x587.jpg Bakteri Bacillus cereus termasuk dalam kelas Bacilli, Ordo Bacillales, Famili Bacillaceae dan genus Bacillus (Radji, 2010).
b. Morfologi dan Fisiologi Bakteri Bacillus cereus Bacillus cereus merupakan bakteri Gram-positif yang bersifat anerob fakultatif, motil atau dapat bergerak, dan dapat membentuk endospora (Botone, 2010). Selnya berbentuk batang pendek dan sporanya tidak membengkakkan sporangiumnya. Gordon dkk (1973) dalam Salaki (2012) menyatakan bahwa spora bakteri Bacillus cereus terdapat pada bagian parasentral, berbentuk elips dan berwarna
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
19
keputihan. Spora-spora ini mengalami perkembangan yang nyata pada umur 48 sampai 168 jam setelah inokuasi. c. Habitat Bakteri Bacillus cereus Bacillus cereus merupakan organisme saprofit yang lazim terdapat dalam tanah, air, udara dan tumbuh-tumbuhan, yang dapat mengontaminasi nasi atau makanan lain. Selain itu, bakteri ini bisa juga berada dalam tinja orang normal (Jawetz dkk, 1996). d. Penyakit-penyakit yang Ditimbulkan oleh Bakteri Bacillus cereus Bacillus cereus adalah bakteri penyebab infeksi mata, keratitis berat,
enoftalmitis
dan
panoftalmitis.
Bacillus
cereus
juga
berhubungan dengan infeksi lokal dan infeksi sistemik termasuk endokarditis, meningitis, osteomielitis dan pneumonia. Bacillus cereus menghasilkan enterotoksin penyebab keracunan yang ditandai dua bentuk keluhan yaitu dengan muntah (emetic form) atau diare (diarrheal form). Emetic form ditandai dengan mual, muntah dan sakit perut dengan masa inkubasi 1-6 jam. Sedangkan diarrheal form berlangsung lebih lambat dengan masa inkubasi 8-16 jam. Bentuk ini ditandai dengan keluhan sakit perut dan diare (Radji, 2010).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
20
D. Penelitian Lain yang Relevan Beberapa penelitian mengenai antibakteri yang relevan dengan penelitian ini antara lain: 1.
Iskandar dkk (2005) dalam penelitian yang berjudul “Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Rumput Laut (Eucheuma cottonii) terhadap Bakteri Escherichia coli dan Bacillus cereus”, menemukan bahwa rumput laut yang diekstraksi secara sinambung dengan alat soxhlet memiliki aktivitas antibakteri. Pengujian dilakukan menggunakan metode difusi agar dengan berbagai konsentrasi larutan ekstrak. Dari penelitian ini diketahuai bahwa ekstrak rumput laut memiliki daya antibakteri lebih kuat terhadap Bacillus cereus dibandingkan terhadap Escherichia coli.
2.
Sarjno dkk (2007) melakukan penelitian mengenai aktivitas antibakteri rimpang temu putih (Curcuma manga Vall), dengan
variasi jenis
ekstraksi sampel. Rimpang temu putih diambil filtratnya kemudian dibagi tiga. Bagian pertama langsung diuji aktivitasnya, bagian kedua kedua diotoklaf kemudian diuji aktivitasnya dan bagian ketiga dikeringkan (bubuk). Ketiga filtrat tersebut diuji terhadap pertumbuhan bakteri E.coli dengan metode kertas cakram.Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa filtrat rimpang temu putih dapat dipakai sebagai antibiotik terhadap penyakit yang disebabkan oleh Escherichia coli. 3. Chodidjah dkk (2007) dalam penelitian yang berjudul “Pengaruh Pemberian Air Rebusan Meniran (Phyllanthus niruri) Terhadap Gambaran Histopatologi Hepar Tikus Wistar yang Terinduksi (CCl4)”, melakukan penelitian terhadap 40 ekor tikus wistar yang dikelompokkan dalam lima kelompok, dimana setiap kelompok mendapat perlakukan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
21
yang berbeda. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa air rebusan meniran dapat memperbaiki kerusakan sel hati tikus galur Wistar yang terinduksi CCl4 (karbon tetraklorida) 10%. 4.
Melki dkk (2011) dalam penelitiannya yang berjudul “Uji Antibakteri Ekstrak Gracilaria sp. (Rumput Laut) terhadap Bakteri Escherichia coli dan Staphylococcus aureus” mendapat hasil penelitian berupa adanya aktifitas antibakteri ekstrak 100% Gracilaria sp., yang diekstraksi dengan metode maserasi (perendaman dalam metanol) terhadap bakteri E. coli dan S. aureus. Dari penelitian tersebut disimpulkan bahwa ekstrak Gracilaria sp. menghambat pertumbuhan bakteri E. coli dan S. aureus, dengan konsentrasi hambat minimum ekstrak terhadap kedua bakteri yaitu pada konsentrasi 0,05%.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
E. Kerangka Pemikiran Berdasarkan latar belakang yang disajikan dapat disusun kerangka berpikir yang disajikan dalam bagan berikut ini: Herba meniran
Bakteri Escherichia
(Phyllanthus niruri)
colidan Bacillus cereus
Ekstraksi
Rebus
Tumbuk
Uji aktifitas antibakteri masingmasing ekstrak
Uji Kadar Hambat Minimal
Uji Kadar Bunuh Minimal
Gambar 2.4. Bagan Kerangka Berpikir
22
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian
ini
merupakan
penelitian
eksperimental
laboratorium.Penelitian eksperimental merupakan penelitian yang dilakukan dengan memberikan perlakuan (treatment) terhadap variabel perlakuan. Penelitian eksperimental dapat memberikan penjelasan tentang hubungan sebab akibat yang dapat diketahui oleh peneliti, yang dimungkinkan untuk melakukan perlakuan terhadap objek penelitian (Kontour, 2003). Maka penelitian eksperimental laboratorium dapat diartikan sebagai penelitian yang dilakukan dengan memberikan perlakuan pada variabel penelitian, dimana penelitian ini dilakukan dalam lingkup laboratorium.
B. Variabel Penelitian 1. Variabel bebas
: metode ektraksi herba meniran (Phyllanthus niruri) dan konsentrasi ekstrak.
2. Variabel terikat
: daya hambat dan daya bunuh terhadap pertumbuhan bakteri Bacilluscereusdan Escherichia coli
3. Variabel kendali
: suhu inkubasi, waktu inkubasi, media inkubasidan volume bakteri
23
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
24
C. Populasi dan Sampel Populasi dari penelitian ini adalah bakteri Bacillus cereus
dan
Escherichia coliyang diperoleh dari biakan di laboratorium Bioteknologi Universitas Gajah Mada Yogyakarta. Bakteri diidentifikasi terlebih dahulu dengan pengamatan morfologi koloni, pengamatan morfologi sel dan pengecatan gram. Sampel yang digunakan adalah herbaPhyllanthus niruri (meniran) yang diambil secara acak di kebun dan halaman laboratorium biologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Herbadiekstraksi untuk mengeluarkan kompenan metabolit sekunder. Ekstraksi dilakukanmelalui dua cara, yaitu mengambil sari tanaman dengan cara menumbuk herba meniran tanpa diberi air dan dengan merebus herba dalam aquades.
D. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari hingga Mei 2014 di Laboratorium
Biologi,
Program
Studi
Pendidikan
Biologi,
Jurusan
Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
E. Desain Penelitian Penelitian
dilakukan menggunakan
metode
penelitian rancangan
acaklengkap (Completely Randomized Design) faktorial. Rancangan acak lengkap merupakan jenis rancangan percobaan yang paling sederhana. Satuan percobaan yang digunakan homogen atau tidak ada faktor lain yang mempengaruhi respon di luar faktor yang diuji atau diteliti. Faktor luar yang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
25
dapat mempengaruhi percobaan dapat dikontrol, misalnya percobaan dilakukan di rumah kaca atau laboratorium. Rancangan ini disebut rancangan acak lengkap, karena pengacakan perlakuan dilakukan pada seluruh unit percobaan. Rancangan acak lengkap digunakan bila faktor yang akan diteliti satu faktor atau lebih dari satu faktor (Setiawan, 2009). Penelitian ini dilakukan dengan perlakuan variasi sampel dan konsentrasi ekstrak, dengan tiga kali ulangan pada setiap perlakuan. Sebagai kontrol positif digunakan larutan formaldehida, sedangkan kontrol negatif menggunakan aquades steril.
F. Teknik Pengumpulan Data Penelitian ini terdiri dari beberapa tahapan yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan dan tahap perlakuan. Tahap persiapan merupakan tahap penyiapan alat dan bahan yang akan digunakan dalam penelitian. Tahap pelaksanaan terdiri dari pembuatan media uji Nutrient Agar (NA), sterilisasi alat dan media, pembuatan ekstrak sampel, pembuatan standar McFarland, penyiapan mikroorganisme uji dan uji kemurnian mikroorganisme uji. Sedangkan tahap perlakuan terdiri atas uji aktivitas antibakteri,uji Kadar Hambat Minimal(KHM) dan uji Kadar Bunuh Minimal (KBM). 1. Tahap Persiapan Pada tahap ini peneliti melakukan inventarisasi alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian. Alat-alat yang digunakan dalam penelitian dipinjam
dari
laboratorium
biologi
Universitas
Sanata
Dharma
Yogyakarta. Daftar alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat ada tabel 3.1 dan tabel 3.2.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Tabel 3.1. Daftar Alat yang Digunakan No Nama alat Jumlah 1 Inkubator 1 unit 2 Autoklaf 1 unit 3 Pendingin (kulkas) 1 unit 4 Neraca analitik 1 buah 5 Rak tabung 2 buah 6 Tabung reaksi 20 buah 7 Gelas ukur 100 ml 1 buah 8 Gelas ukur 10 ml 1 buah 9 Pipet ukur 10 ml 2 buah 10 Pipet ukur 1 ml 2 buah 11 Gelas arloji 1 buah 12 Sendok tanduk 1 buah 13 Cawan petri 40 set 14 Jarum ose 2 buah 15 Erlenmeyer 250 ml 4 buah 16 Gelas beker 500 ml 2 buah 17 Vortex mixer 1 unit 18 Bunsen 2 buah 19 Sprayer alkohol 1 buah 20 Hot plate stirrer 1 unit 21 Pinset 2 buah 22 Magnetic stirrer 1 buah 23 Corong kaca 2 buah 24 Batang bengkok (spreader) 1 buah 25 Gelas beker 1 L 1 buah 26 Mortar dan stemper 1 pasang 27 Jangka sorong 1 buah 28 Pinset 2 buah 29 Penjepit tabung reaksi 2 buah 30 Batang pengaduk 2 buah 31 Kertas saring Secukupnya 32 Mikroskop 1 unit 33 Gelas benda 3 buah 34 Gelas penutup 3 buah 35 Microcam 1 unit 36 Kertas payung Secukupnya
26
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48
Kapas Kasa Karet gelang Plastik pembungkus Cotton bud Alumunium foil Gelas beker 25 ml Marker Kertas label Masker Sarung tangan latex Microbacterial safety cabinet
Secukupnya Secukupnya Secukupnya Secukupnya Secukupnya Secukupnya 8 buah 1 buah Secukupnya Secukupnya Secukupnya 1 unit
Tabel 3.2. Daftar Bahan yang Digunakan No Nama bahan Banyaknya 1
Biakan Bacillus cereus
1 tabung
2
Biakan Escherichia coli
1 tabung
3
Nutrient agar oxoid
200 gram
4
Aquades
5 liter
5
Alkohol 90%
3 liter
6
Tinta China
Secukupnya
7
Cat gram (A,B,C,D)
Secukupnya
8
Minyak immersi
Secukupnya
9
Barium klorida (BaCl) 1%
10 ml
10
Asam belerang (H2S) 1%
100 ml
11
Spiritus
1 liter
12
Herba meniran
Secukupnya
13
Formalin
Secukupnya
14
Natrium hipoklorit (NaClO)
secukupnya
27
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
28
Sampel herba meniran(Phylantus niruri)diambil dari kebun tanaman obat Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma dan di beberapa tempat lain di sekitar laboratorium biologi Universitas Sanata Dharma. Tanaman meniran yang digunakan merupakan meniran hijau dengan tinggi sampel tanaman berkisar antara 20-50 cm. Seluruh bagian tumbuhan meniran digunakan dalam penelitian ini, mulai dari akar, batang, daun dan buah atau bunganya. Bakteri uji yang sudah didapat diperbanyak dengan cara melakukan teknik cawan gores pada media agar miring.
2. Tahap Pelaksanaan a. Pembuatan Ekstrak Terdapat dua perlakuan sampel untuk mendapatkan ekstrak. Perlakuan pertama ekstrak diperoleh melalui metode dekoksi.Metode dekoksi merupakan salah satu metode ekstraksi mengunakan pelarut air pada temperatur penangas air mendidih selama waktu tertentu (minimal 30 menit) dan temperatur sampai titik didih air (BPOM, 2000). Penggunaan meniran sebagai obat diare dipaparkan oleh Latief (2012), yaitu dengan cara merebus 17 herba meniran (seluruh bagian tanaman meniran, mulai dari akar, batang, daun dan buah atau bunga). Formula inilah yang kemudian dijadikan acuan banyaknya herba meniran yang akan digunakan dalam penelitian ini. Sebanyak 17 herba Phylantus niruridicuci menggunakan air mengalir hingga bersih, disterilkan dengan merendam herba dalam aquades yang diberi natrium hipoklorit (NaClO) selama 15 menit (10 ml natrium hipoklorit dimasukkan ke dalam 3 liter aquades), kemudian
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
29
dibilas menggunakan aquades. Herba meniran dipotong-potong kemudian direbus dengan aquades sebanyak 3 gelas (±600 ml). Perebusan dilakukan selama minimal 30 menit, terhitung sejak pelarut (aquades) mulai mendidih. Hasil rebusan setelah mendidih disaring dan dapat digunakan dalam uji aktivitas antibakteri. Hasil saringan yang diperoleh merupakan ekstrak dengan konsentrasi 100%. Perlakuan kedua herbaPhylantus nirurisegar ditumbuk dan diambil sarinya. Pencucian dan sterilisasi herba dilakukan dengan cara yang sama dengan perlakuan pertama. Kemudian herba dipotong-potong untuk mendapatkan ukuran yang lebih kecil sehingga memudahkan penumbukan.
Selanjutnya
herba
menggunakan
mortar
stempar
dan
ditumbuk steril,
atau
dilumatkan
kemudian
disaring
menggunakan kertas saring. Sari tanaman yang diperoleh merupakan ekstrak dengan konsentrasi 100%. Setelah didapat stok ekstrak 100% dilakukan pengenceran ekstrak, masing-masing ekstrak diencerkan menjadi tiga konsentrasi, yaitu 35%, 40% dan 45% dengan menambahkan aquades steril. Komposisi ekstrak dan aquades yang digunakan dalam pengenceran ekstrak dijelaskan dalam tabel 3.3. Tabel 3.3. Komposisi ekstrak dan aquades dalam pengenceran ekstrak Konsentrasi ekstrak yang diinginkan 35% 40% 45%
Volume sampel ekstrak (ml)
Volume aquades (ml)
Volume total (ml)
3,5 4 4,5
6,5 6 5,5
10 10 10
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
30
b. Pembuatan Media Uji Nutrient Agar (NA) Sebanyak 2,8 gram NA oxoid dilarutkan ke dalam 100 ml aquades, kemudian dipanaskan di atas hot plate stirrer. Pengadukan dilakukan dengan memasukkan magnetic stirrer ke dalam larutan. Larutan dipanaskan hingga NA larut dan didapatkan larutan berwarna kuning jernih. Media yang telah homogen kemudian bisa dibagi ke dalam dua atau tiga erlenmeyer lalu ditutup rapat dengan sumbat kapas dan selanjutnya disterilisasi. Setelah media disterilisasi kemudian dituang ke cawan petri atau tabung reaksi, sesuai dengan kebutuhan penelitian. Setelah media memadat kemudian diinkubasi dalam suhu ruang untuk melihat apakah media mengalami kontaminasi atau tidak, jika media tidak mengalami kontaminasi maka media dapat digunakan. c. Sterilisasi Alat dan Media Alat dan media yang digunakan dalam penelitian harus disterilkan terlebih dahulu dengan tujuan memperkecil peluang kontaminasi. Sterilisasi yang dilakukan yaitu sterilisasi panas bertekananyang dilakukan pada alat-alat berbahan kaca menggunakan autoklaf, sterlisasi dengan pemanasan (dibakar dengan api) untuk alat yang tidak tahan panas dan sterilisasi kimia menggunakan alkohol. Sterilisasi alat menggunakan autoklaf dilakukan pada tekanan 1 atm dan suhu 121˚C selama 15 menit. Bahan-bahan seperti media kultur dan aquades juga disterilisasi menggunakan autoklaf, namun waktu sterilisasi hanya 10 menit. Hal ini dilakukan untuk mencegah terjadinya kerusakan pada bahan (media). d. Pembuatan Larutan Nefelometer McFarland
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
31
Pembuatan larutan Nefelometer McFarland dilakukan dengan mencampurkan larutan asam belerang (H2S) 1% dan larutan barium klorida (BaCl) 1%. Reaksi dari kedua larutan dengan konsentrasi yang berbeda-beda akan menghasilkan larutan dengan berbagai tingkat kekeruhan. Larutan-larutan ini dapat digunakan untuk menunjukkan kepadatan sel bakteri yang telah dilarutkan dalam cairan, dengan cara membandingkan tingkat kekeruhan warna. Dengan begitu peneliti dapat memperkirakan berapa jumlah sel bakteri yang akan diteliti. Kelemahan metode ini yaitu jumlah bakteri dalam suspensi cair tidak dapat diperkirakan dengan tepat karena hanya mengandalkan kemampuan mata melihat tingkat kekeruhan cairan. Sepuluh tabung reaksi bersih dengan ukuran yang sama disiapkan, dan diberi nomor pada masing-masing tabung. Lalu kedua larutan ini dicampurkan dalam tabung menggunakan pipet ukur dengan perbandingan volum yang terdapat pada tabel 3.4.
Tabel 3.4. Perbandingan Konsentrasi Larutan dalam Pembutan Standar Mcfarland Nomor tabung 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 BaCl (ml) 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6 0,7 0,8 0,9 1 H2S (ml) 9,9 9,8 9,7 9,6 9,5 9,4 9,3 9,2 9,1 9
Setelah larutan dicampurkan, mulut tabung ditutup menggunakan alumunium foil dan disimpan. Suspensi barium sulfat yang terdapat dalam tabung-tabung ini kira-kira sama dengan sejumah suspensi sel bakteri per ml (Bonang dan Enggar, 1982). e. Penyiapan Mikroorganisme Uji
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Pada mikroorganisme
uji
32
yang telah diperoleh dilakukan
perbanyakan kultur murni. Kultur murni bakteri ujidiambil sedikit menggunakan jarum ose steril, kemudian digoreskan di atas permukaan medium NA miring secara aseptis. Setelah itu dilakukan inkubasi pada suhu 37˚C selama 24 jam. Meskipun sebenarnya bakteri dapat tumbuh pada rentang suhu 25-40 ˚C, namun suhu optimum untuk pertumbuhan bakteri umumnya sekitar 37˚C (Radji, 2010). Untuk mempersiapkanmikroorganisme uji yang akan digunakan dalam uji aktivitas antibakteri dilakukan dengan metode cawan sebar (spread plate). Biakan murni pada tabung reaksi diambil sebanyak satu ose lalu dimasukkan dalam tabung berisi 10 ml aquades steril kemudian dihomogenkan menggunakan vortex mixer. Dari tabung pertama ini diambil 1 ml suspensi bakteri uji dan dimasukkan dalam tabung kedua yang berisi 9 ml aquaqes steril, sehingga volume total tabung kedua adalah 10 ml. Demikian seterusnya hingga tabung yang ke lima (pengenceran 10-5) yang setara dengan 3.108 cfu/ml Nefelometer McFarland. Kemudian suspensi bakteri pengenceran 10-5 diambil sebanyak 0,1 ml dan diteteskan ke dalam cawan petri berisi media NA kemudian diratakan menggunakan spreader atau batang drigalskisecara aseptis. f. Pengamatan Morfologi Koloni dan Morfologi Sel Bakteri Uji. Mikroorganisme uji yang digunakan di dalam penelitian ini adalah Bacillus cereusdan Escherichia coli. Pada pengamatan morfologi koloni dan morfologi sel mikroorganisme uji, dilakukan langkahlangkah sebagai berikut:
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
33
1) Pengamatan Morfologi Koloni Mikroorganisme uji diambil sebanyak satu ose, kemudian diinokulasikan dengan teknik cawan gores (streak plate) pada medium NA dalam cawan petri. Selanjutnya kultur diinkubasi pada suhu 27˚C selama 24 jam, kemudian dilakukan pengamatan morfologi koloni mikroorganisme uji yang meliputi bentuk dan warna koloni. 2) Pengamatan Morfologi Sel Mikroorganisme uji diambil sebanyak satu ose, kemudian diinokulasikan secara goresan pada medium NA miring dan diinkubasi pada suhu 37˚C selama 24 jam. Morfologi sel mikroorganisme uji diamati dengan menggunakan pengecatan negatif, yaitu dengan cara membuat preparat apusan bakteri. Pertama-tama bersihkan permukaan gelas benda dengan alkohol, kemudian teteskan satu tetes tinta China di salah satu ujung gelas benda. Selanjutnya campurkan satu ose biakan bakteri dengan tinta China. Letakkan gelas benda yang lain di sisi campuran tinta dan biakan bakteri dalam posisi miring dengan sudut kemiringan 45º terhadap gelas benda pertama. Kemudian dorong gelas benda kedua ke arah sisi lainnya secara perlahan, sehingga tinta dan bakteri menyebar di permukaan gelas benda pertama. Selanjutnya angin anginkan apusan hingga kering dan dilakukan pengamatan dilakukan di bawah mikroskop dengan perbesaran kuat(Alexander dkk, 2003). 3) Pengecatan Gram
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
34
Pengecatan gram dilakukan untuk mengetahui sifat Gram mikroorganisme uji. Pertama-tama, gelas benda dibersihkan dengan alkohol dan dipanaskan dengan bunsen sampai kering. Setelah itu, satu ose suspensi bakteri diambil secara aseptis dan diratakan seluas ± 1 cm pada gelas benda kemudian difiksasi dengan cara dilewatkan di atas apibunsen. Hal ini dilakukan untuk mematikan bakteri dan membuatnya menempel pada gelas benda tanpa merusak struktur sel bakteri. Objek yang sudah difiksasi kemudian ditetesi cat gram A (kristal violet) pada permukaan lapisan bakteri dan didiamkan selama 60 detik. Hasil pengecatan cat gram A dicuci dengan air mengalir dan dikeringkan. Setelah kering, cat gram B (iodine) diteteskan dan didiamkan selama 60 detik, kemudian dicuci dengan air mengalir dan dikeringkan. Selanjutnya dilakukan proses decolorisasi, yaitu objek diberi cat gram C (alkohol) dan didiamkan selama 15-30 detik, lalu kembali dicuci dengan air mengalir dan dikeringkan. Kemudian, objek ditetesi dengan cat gram D (safranin) dan didiamkan selama 60 detik, kemudian dicuci dengan air mengalir dan dikeringkan. Setelah kering, permukaan bakteri ditutup dengan gelas penutup kemudian ditetesi dengan minyak immersi secukupnya, kemudian ditutup dengan gelas penutup. Hasil diamati di bawah mikroskop dengan perbesaran kuat, setelah didapat gambar ditangkap menggunakan microcam. Jika sel bakteri tampak berwarna ungu maka hal ini menunjukkan bahwa bakteri tersebut
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
35
merupakan bakteri Gram-positif, namun jika berwarna merah, bakteri tesebut merupakan bakteri Gram-negatif (Alexander dkk, 2003).
3. Tahap Perlakuan a. Uji Aktivitas Antibakteri Mikroorganisme uji yang sudah diinokulasi dengan teknik cawan tebar dalam cawan petri disiapkan tanpa melakukan inkubasi. Kemudian dari kedua jenis ekstrak masing-masing dibuat pengenceran konsentrasi ekstrak, yaitu 35%, 40% dan 45%. Sebelumnya peneliti telah melakukan penelitian uji aktivitas antibakteri dengan konsentrasi ekstrak 10%, 20% dan 30%, namun tidak menghasilkan zona hambat. Hal ini berarti ekstrak tidak dapat menghambat pertumbuhan bakteri. Maka konsentrasi ekstrak ninaikkan menjadi 35%, 40% dan 45%. Selain ekstrak tanaman larutan kontrol juga disiapkan. Kontrol positif yang digunakan dalam penelitian ini adalah formaldehida atau formalin dalam bentuk cair. Penggunaan formalin sebagai kontrol positif dikarenakan formalin telah digunakan secara luas untuk mengawetkan spesimen biologis dan menonaktifkan bakteri dan virus (Radji, 2009). Sedangkan sebagai kontrol negatif digunakan aquades yang telah disterilisasi, sehingga diyakini tidak mengandung mikroba ketika digunakan. Kertas saring bulat steril dicelupkan dalam tiap-tiap ekstrak dan larutan kontrol selama 15 menit, kemudian diletakkan pada media yang sudah diinokulasi dengan bakteri uji, kemudian diinkubasi selama 24
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
36
jam pada suhu 37˚C. Dalam satu cawan dibagi menjadi tiga daerah dan diisi dengan tiga kertas saring bulat, sehingga jika zona hambat terbentuk zona yang terbentuk di sekitar kertas saring satu tidak bertumpuk dengan zona kertas saring yang lain. Dalam penelitian ini dilakukan tiga kali pengulangan dalam setiap perlakuannya. Aktifitas antibakteri dilihat dari zona hambat yang terbentuk. Jika media di sekitar kertas saring tidak ditumbuhi bakteri menandakan ekstrak tanaman memiliki kandungan antibakteri. Jari-jari zona hambat diukur menggunakanjangka sorong, pengukuran dilakukan dari koloni bakteri yang berjarak terjauh dan koloni bakteri berjarak terdekat dengan kertas saring. Parameter untuk menilai efektivitas ekstrak terhadap bakteri Bacillus cereus dan Escherichia colidilihat melalui jari-jari zona penghambatan ekstrak dengan menggunakan rumus sebagai berikut: r
pq 2
Dimana: r : jari-jari zona hambat (mm) p : zona hambat terpanjang (mm), dan q : zona hambat terpendek (mm) b. Uji Kadar Hambat Minimal (KHM) Konsentrasi terkecilekstrak yang memiliki kemampuan hambat yang telah didapatkan dari uji aktivitas digunakan sebagai acuan dalam menentukan konsentrasi sampel pada pengujian nilai Kadar Hambat Minimal (KHM). Berdasarkan konsentrasi terendah yang menghambat bakteri ini, dibuat ekstrak dengan rentang yang lebih kecil dari rentang konsentrasi yang digunakan dalam pengujian aktivitas antibakteri.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
37
Misalkan pada uji aktivitas antibakteri, dari 3 konsentrasi ekstrak (5%, 10%, dan 15%) konsentrasi terendah yang mampu menghasilkan zona bening adalah konsentrasi 10%. Maka dalam uji KHM penggunaan konsentrasi ekstrak menjadi 10%, 11%, 12%, dst. Dengan hal ini peneliti dapat mengetahui dengan pasti berapa konsentrasi (%) ekstrak yang mampu menghambat pertumbuhan bakteri. Pengujian dilakukan dengan metode dilusi padat. Metode ini dilakukan dengan menginokulasikan bakteri dengan teknik cawan tuang (pourplate).Media NA dengan suhu 45˚C dituangkan ke dalam cawan petri yang sudah berisi mikroorganisme uji dan sampel ekstrak. Jumlah media kultur yang digunakan sebanyak 10 ml, mikroorganisme uji pada konsentrasi 10-8cfu/ml yang divortex dahulu sebelum digunakan sebanyak 0,5 ml dan sampel ekstrak sebanyak 0,5 ml. Hasil pourplate diinkubasi selama 24 jam pada suhu 37˚C. Penentuan nilai KHM dilihat dari konsentrasi terendah pada media yang tidak ditumbuhi bakteri. c. Uji Kadar Bunuh Minimal (KBM) Hasil yang telah didapat pada pengujian KHM digunakan dalam pengujian KBM dengan metode cawan gores (strek plate). Cotton bud yang sudah disterilkan diusapkan ke permukaan media hasil KHM, kemudian digoreskan ke media steril yang baru lalu diinokulasi selama 24 jam pada suhu 37˚C. Jika media kultur yang digunakan tetap bening (tidak ditumbuhi bakteri) maka konsentrasi ini dapat ditetapkan sebagai nilai KBM.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
38
Bagan alir tahapan pelaksanaan penelitian dapat dilihat pada gambar 3.1.
Penyediaan alat dan bahan
sterilisasi
Ekstraksi sampel meniran
Tumbuk
Pembuatan media kultur
Rebus
Pembuatan nefelometer McFarland
Peremajaan sel bakteri uji
Uji morfologi bakteri Perlakuan: Uji aktivitas antibakteri Kadar hambat minimum Kadar bunuh minimum
Gambar 3.1. Diagram alir pelaksanaan penelitian
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
39
G. Instrumen Penelitian Dalam penelitian ini dilakukan beberapa pengujian, yaitu uji aktivitas antibakteri, uji Kadar Hambat Minimum (KHM) dan uji Kadar Bunuh Minimum (KBM). Uji aktivitas antibakteri dilakukan dengan metode difusi padat cara Kirby Bauer, uji KHM dilakukan dengan metode dilusi padat dan uji KBM dilakukan dengan metode streak plate.
H. Analisis Data Analisis data yang digunakan untuk mengetahui aktivitas ekstrak herba Phylantus niruri dengan pertumbuhan koloni Bacilus cereusdan Escherichia colidilakukan uji statistik Two Way ANOVA dengan tingkat kepercayaan 95%. Pengitungan dilakukan dengan program SPSS versi 16. Untuk mendapatkan data awal maka dilakukan uji normalitas adan uji homogenitas. Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah distribusi data normal atau tidak. Jika data normal dan homogen, maka dapat dilakukan analisis varian dua arah (Two Way ANOVA). Untuk mengetahui kelompok data mana yang memiliki perbedaan yang sigifikan maka dilakukan analisis Post Hoc (Maryani, 2013).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Identifikasi Tanaman Meniran (Phyllanthus niruri) Berdasarkan hasil pengamatan morfologi tanaman meniran, diketahui ciri-ciri meniran yaitu meniran merupakan tumbuhan herba dengan tinggi batang antara 20-100 cm. Batangnya merupakan batang tegak lurus dengan warna yang bervariasi seperti berwarna hijau pucat atau hijau tua. Batang tanaman ini merupakan batang basah berbentuk bulat (teres), yang memiliki sistem percabangan monopodial dengan arah tumbuh cabang mendatar (horizontalis). Daun tanaman meniran merupakan daun tunggal meskipun bentuknya menyerupai daun majemuk. Meniran merupakan tumbuhan dengan pola duduk daun folia opposita. Artinya setiap buku daun diduduki dua helai daun yang tumbuh berpasang-pasangan atau berhadap-hadapan. Daunnya berwarna hijau, berbentuk oval dengan tepi daun rata, dan bagian ujung serta pangkalnya membulat (rotundatus). Daun tanaman meniran memiliki pertulangan daun menyirip (panninervis) dan pada permukaan daunnya tidak terdapat struktur apapun atau sering disebut glaber atau gundul. Meniran merupakan tumbuhan berumah satu dan bunganya berkelamin tunggal. Bunga dan buah tanaman meniran tumbuh di bagian bawah cabang tanaman dan menghadap ke tanah, dimana di sisi-sisi cabang tersebut menumbuhkan daun. Bunga tanaman meniran berukuran kecil dan merupakan bunga tunggal, demikian pula dengan buahnya yang berwarna hijau muda.
40
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
41
Ciri-ciri tanaman meniran yang diidentifikasi oleh penulis telah sesuai dengan ciri-ciri tanaman meniran yang diungkapkan oleh Heyne (1987).
B. Pengamatan Morfologi Sel Bakteri Bakteri uji yang digunakan dalam penelitian ini yaituEscherichia coli dan Bacillus cereus yang didapat dari laboratorium Bioteknologi Universitas Gajah Mada, maka diasumsikan bahwa kedua bakteri uji merupakan koloni murni (koloni tunggal). Selanjutnya dilakukan pengamatan morfologi koloni bakteri uji. Bakteri Bacillus cereus yang diuji memiliki ciri koloni yang berbentuk bulat sampai tak beraturan dan berukuran agak besar, dengan warna koloni putih. Pada pengamatan ini jumlah koloni bakteri tidak dapat dilakukan karena kepadatan koloni tunggal bakteri sehingga koloni bakteri bertumpang tindih membentuk koloni besar tak beraturan. Pada pengamatan morfologi koloni bakteri Escherichia coli dapat dilihat bahwa koloni bakteri ini berbentuk bulat yang mengkilap, dengan ukuran koloni yang agak besar. Pada pengamatan ini juga tidak dapat dilakukan penghitungan koloni bakteri. Untuk pengamatan morfologi sel bakteri dilakukan pengecatan bakteri, yaitu dengan pengecatan negatif dan pengecatan gram. Dalam teknik pengecatan negatif bakteri, bakteri tidak diwarnai, namun yang diwarnai adalah latar belakangnya. Jadi bakteri akan tampak terang dengan latar belakang hitam. Zat warna yang digunakan dalam pengecatan ini adalah zat warna nigrosin atau tinta India. Sediaan bakteri yang akan diamati dibuat dengan cara disebar-ratakan dengan gelas objek lain, atau disebut dengan sediaan hapus (apusan). Pengecatan ini sangat berguna untuk mengamati bentuk keseluruhan sel yang sangat kecil (Radji, 2009).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
42
Pada pengecatan negatif ini digunakan tinta China, karena cat nigrosin tidak tersedia. Dari pewarnaan negatif bakteri ini hasil yang dapat diamati yaitu bentuk sel bakteri Escherichia coli dan Bacillus cereus yang keduanya berbentuk batang (basil). Sel bakteri Escherichia coli yang diamati berbentuk batang tunggal (monobasil), sedangkan sel bakteri Bacillus cereus berbentuk batang dengan susunan yang ujung selnya bergandengan dengan ujung sel bakteri lain sehingga menyerupai bentuk rantai (streptobasil). Pada pengamatan sel bakteri yang kedua dilakukan pewarnaan gram dengan menggunakan 4 reagen, yaitu kristal violet (pemberi warna ungu), iodine, alkohol dan safranin (pemberi warna merah) yang diteteskan pada suspensi bakteri uji secara berurutan. Zat warna kristal violet dan iodine akan membentuk senyawa kompleks berwarna ungu. Setelah pencucian dengan alkohol 96%, beberapa kelompok bakteri dapat melepaskan zat warna ungu dengan mudah, sedangkan kelompok bakteri lain dapat mempertahankan warna ungu tersebut. Bakteri yang tidak dapat mempertahankan warna ungu pada pencucian dengan alkohol 96% merupakan bakteri gram negatif, sedangkan bakteri yang dapat mempertahankan zat warna ungu merupakan bakteri gram positif. Karena melepaskan warna ungu setelah pencucian dengan alkohol 96%, bakteri gram negatif perlu diwarnai dengan zat warna lain agar dapat diamati di bawah mikroskop, yaitu safranin. Dengan demikian maka bakteri gram negatif akan berwarna merah. Sebaliknya zat warna ungu yang tidak luntur pada bakteri gram positif tidak terpengaruh oleh pemberian zat warna safranin, sehingga bakteri tetap berwarna ungu. Dinding sel bakteri gram negatif mengandung kadar lipid yang tinggi, sekitar 20% (Radji, 2009), lipid ini dapat larut dalam alkohol 96% sehingga
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
43
pori-pori dinding sel membesar dan zat warna kristal violet dapat keluar dari sel bakteri. Ketika diberi zat warna safranin sel bakteri dapat menyerapnya, sehingga sel bakteri berwarna merah. Sebaliknya pada bakteri gram positif pencucian dengan alkohol 96% akan menyebabkan protein terdenaturasi, sehingga pori-pori mengecil dan zat warna kristal violet terperangkap di dalam sel bakteri, akibatnya bakteri tetap berwarna ungu. Pengamatan hasil pengecatan gram kedua bakteri uji di bawah mikroskop menunjukkan bahwa bakteri Bacillus cereus berwarna ungu dan bakteri Escherichia coli berwarna merah. Maka dapat disimpulkan bahwa bakteri Bacillus cereus merupakan bakteri gram positif dan bakteri Escherichia coli merupakan bakteri gram negatif. Pada pengamatan dengan mikroskop digunakan minyak imersi dengan tujuan untuk mengurangi pembiasan cahaya, sehingga preparat sediaan bakteri terlihat lebih jelas. Gambar hasil pengamatan morfologi koloni dan morfologi sel bakteri Bacillus cereus dapat dilihat pada lampiran 4 dan bakteri Escherichia coli dapat dilihat pada lampiran 5.
C. Uji Aktivitas Antibakteri Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui ada atau tidaknya aktivitas antibakteri ekstrak herba meniran terhadap bakteri Bacillus cereus dan Escherichia coli. Kedua bakteri uji yang digunakan diperoleh dari laboratorium Bioteknologi Universitas Gajah Mada, sehingga diasumsikan bahwa bakteri uji merupakan kultur murni. Pengujian daya antibakteri ini dilakukan di microbacterial safety cabinet untuk mengusahakan kondisi lingkungan yang lebih aseptis selama penelitian dilakukan. Pengujian potensi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
44
antibakteri dilakukan dengan metode difusi, teknik paper disk plate (cara Kirby Bauer). Prinsip metode difusi yaitu menempatkan senyawa uji pada media padat yang diinokulasikan bakteri uji dengan metode cawan tebar. Inkubasi dilakukan selama 24 jam, karena kedua bakteri uji merupakan bakteri dengan pertumbuhan yang tergolong cepat (fast growing), dan akan melakukan perbanyakan diri dengan cepat selama 18-24 jam. Hasil pengukuran zona hambat ekstrak meniran terhadap pertumbuhan bakteri Bacillus cereus dan Escherichia coli dapat dilihat pada tabel 4.1. Tabel 4.1. Hasil uji aktivitas antibakteri Jari-jari Diameter Konsentrasi Bakteri zona hambat zona hambat Ekstrak (mm) (mm) 1,362 35% 2,724 2,472 Rebusan 40% 4,944 5,132 45% 10,264 1,897 35% 3,794 Bacillus cereus 5,400 Tumbukan 40% 10,800 6,832 45% 13,664 Kontrol positif 28,760 57,520 0 Kontrol negatif 0 1,180 35% 2,360 2,128 Rebusan 40% 4,256 2,758 45% 5,516 1,468 35% 2,936 Escherichia 2,283 coli Tumbukan 40% 4,566 4,567 45% 9,134 Kontrol positif 15,620 31,240 0 Kontrol negatif 0 Jenis Ekstrak
Kriteria kekuatan antibakteri Lemah Lemah kuat Lemah Kuat Kuat Sangat kuat Tidak ada Lemah Lemah Sedang Lemah Lemah Sedang Sangat kuat Tidak ada
Dari hasil penelitian yang didapat, ekstrak herba meniran baik yang ditumbuk maupun yang direbus memiliki daya antibakteri terhadap kedua bakteri uji. Hal ini ditandai dengan adanya zona hambat (zona bening yang tidak ditumbuhi bakteri) di sekeliling kertas cakram. Zona bening dapat terbentuk karena ekstrak yang terdapat dalam kertas cakram berdifusi ke
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
45
media di sekitar kertas cakram sehingga bakteri tidak tumbuh di daerah yang telah diresapi oleh ekstrak. 16 14 12 10 rebus
8
tumbuk
6 4 2 0 35%
40%
45%
Gambar 4.1. Grafik panjang zona hambat ekstrak meniran terhadap pertumbuhan bakteri Bacillus cereus. Dalam uji statistik didapatkan bahwa data hasil pengukuran zona hambat pada bakteri uji Bacillus cereus memiliki nilai signifikansi lebih dari 0,05 yang berarti data berdistribusi normal. Hasil uji homogenitas menunjukkan bahwa data panjang zona hambat berdasarkan variasi konsentrasi dan variasi ekstrak menunjukkan nilai signifikansi lebih dari 0,05 (0,142 untuk variasi konsentrasi dan 0,782 untuk variasi ekstrak) yang berarti persebaran data homogen. Setelah dibuktikan bahwa distribusi data normal dan homogen, maka uji statistik dapat dilanjutkan ke tahap pengujian anova dua arah (two way anova). Hasil pengujian two way anova menunjukkan bahwa semua variabel independen (besarnya konsentrasi dan jenis ekstrak) berpengaruh terhadap variabel dependen (panjang zona hambat) dengan nilai signifikansi yang lebih
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
46
kecil dari 0,05. Variasi konsentrasi memberikan pengaruh terhadap zona hambat bakteri Bacillus cereus yang signifikan, dengan nilai signifikansi sebesar 0,005 (<0,05). Variasi ekstrak memberikan pengaruh terhadap zona hambat bakteri Bacillus cereus secara signifikan, dengan nilai signifikansi sebesar 0,007 (<0,05). Dari hasil analisis menggunakan SPSS , disimpulkan bahwa terdapat perbedaan rata-rata (mean) yang signifikan baik dari variasi ekstrak maupun variasi konsentrasi. Dari tiga tingkatan konsentrasi (35%, 40%, dan 45%) perlu dilakukan uji lanjutan untuk mengatahui konsentrasi manakah yang berbeda dari ketiganya, yaitu dengan melakukan uji post hoc. Dari tabel post hoc memperlihatkan bahwa tingkat konsentrasi yang menunjukkan adanya perbedaan yang nyata yaitu konsentrasi 35% dengan konsentrasi 45%. Output data uji statistik aktivitas antibakteri terhadap bakteri Bacillus cereus yang dilakukan menggunakan SPSS versi 16 dapat dilihat pada lampiran 2.
10 9 8 7 6 5
rebus
4
tumbuk
3 2 1 0 35%
40%
45%
Gambar 4.2. Grafik panjang zona hambat ekstrak meniran terhadap pertumbuhan bakteri Escherichia coli.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
47
Analisis statistik terhadap data zona hambat bakteri Escherichia coli dimulai dengan uji normalitas, dan didapatkan hasil yang menunjukkan bahwa data hasil pengukuran zona hambat pada bakteri uji Escherichia coli memiliki nilai signifikansi lebih dari 0,05 yang berarti data berdistribusi normal. Hasil uji homogenitas menunjukkan bahwa data panjang zona hambat berdasarkan variasi konsentrasi dan variasi ekstrak menunjukkan nilai signifikansi lebih dari 0,05 (0,075 untuk variasi konsentrasi dan 0,106 untuk variasi ekstrak) yang berarti persebaran data homogen. Setelah dibuktikan bahwa distribusi data normal dan homogen, maka uji statistik dapat dilanjutkan ke tahap pengujian anova dua arah (two way annova). Hasil pengujian two way anova menunjukkan bahwa semua variabel independen (besarnya konsentrasi dan jenis ekstrak) berpengaruh terhadap variabel dependen (panjang zona hambat) dengan nilai signifikansi yang lebih kecil dari 0,05. Variasi konsentrasi memberikan pengaruh terhadap zona hambat bakteri Escherichia coli yang signifikan, dengan nilai signifikansi sebesar 0,01 (<0,05). Variasi ekstrak memberikan pengaruh terhadap zona hambat bakteri Escherichia coli secara signifikan, dengan nilai signifikansi sebesar 0,018 (<0,05). Dari hasil analisis menggunakan SPSS , disimpulkan bahwa terdapat perbedaan rata-rata (mean) yang signifikan baik dari variasi ekstrak maupun variasi konsentrasi. Dari tiga tingkatan konsentrasi (35%, 40%, dan 45%) perlu dilakukan uji lanjutan untuk mengatahui konsentrasi manakah yang berbeda dari ketiganya, yaitu dengan melakukan uji post hoc. Dari tabel post hoc memperlihatkan bahwa tingkat konsentrasi yang menunjukkan adanya perbedaan yang nyata yaitu konsentrasi 35% dengan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
48
konsentrasi 45%. Output data uji statistik aktivitas antibakteri terhadap bakteri Escherichia coli yang dilakukan menggunakan SPSS versi 16 dapat dilihat pada lampiran 3. Pada penelitian ini, panjang diameter zona hambat ekstrak terhadap bakteri uji dipengaruhi oleh beberapa hal, antara lain konsentrasi ekstrak, jenis ekstrak dan respon bakteri terhadap ekstrak. Dari hasil penelitian telah dibuktikan bahwa kenaikan konsentrasi ekstrak baik rebus maupun tumbuk memberikan pengaruh yang signifikan terhadap panjang zona hambat. Kenaikan konsentrasi berbanding lurus dengan panjang diameter zona hambat bakteri, semakin tinggi konsentrasi ekstrak yang digunakan maka semakin panjang diameter zona hambatannya. Hal ini dikarenakan semakin tinggi konsentrasi maka ekstrak semakin jenuh, dan makin banyak senyawa antibakteri yang terkandung didalamnya. Berdasarkan panjangnya zona hambat yang dihasilkan oleh ekstrak meniran, dapat dilihat bahwa ekstrak tanaman meniran baik rebus maupun tumbuk memiliki kekuatan daya antibakteri yang lemah hingga kuat untuk pertumbuhan bakteri Bacillus cereus, dan daya anti bakteri yang lemah hingga sedang untuk pertumbuhan bakteri Escherichia coli. Perbedaan kekuatan daya antibakteri ini disebabkan oleh perbedaan sensitivitas kedua bakteri uji yang digunakan. Ekstrak tanaman meniran baik yang direbus maupun yang ditumbuk menunjukkan hasil panjang diameter zona hambat pada bakteri gram positif (Bacillus cereus ) lebih besar daripada bakteri gram negatif (Escherichia coli). Perbedaan sensitivitas bakteri terhadap antibakteri dipengaruhi oleh struktur dinding sel bakteri. Bakteri gram positif cenderung lebih sensitif
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
49
terhadap antibakteri dibanding bakteri gram negatif. Dinding sel bakteri secara umum terdiri dari peptidoglikan yang berfungsi mempertahankan bentuk sel dan melindungi sel bakteri dari tekanan ekstraseluler yang tinggi (Radji, 2009). Secara khusus dinding sel bakteri gram positif lebih sederhana dibanding dinding sel bakteri gram negatif. Dinding sel bakteri gram positif memiliki ketebalan 15-80 nm, memiliki lapisan tunggal terdiri atas 90% peptidoglikan, lapisan lemak yang rendah (1-4%) dan substansi lain berupa asam teikoat. Asam teikoat merupakan polimer yang larut dalam air berfungsi sebagai transport ion positif untuk keluar atau masuk sel (Pelczar dan Chan, 1986). Sifat kelarutan dalam air inilah yang membuat dinding sel bakteri gram negatif bersifat polar. Sedangkan ekstrak meniran yang dibuat bersifat polar, sehingga lebih mudah masuk ke sel bakteri gram positif. Bakteri gram negatif memiliki dinding sel yang lebih tipis (10-15 nm), terdiri dari satu atau lebih lapisan peptidoglikan, tidak mengandung asam teikoat, namun kandungan lipidnya tinggi, sekitar 11-22% (Pelczar dan Chan, 1986). Membran luar dinding sel bakteri terdiri dari tiga komponen, yaitu lipoprotein, fosfolipid dan lipopilosakarida. Permeabilitas membran terluar dinding sel bakteri gram negatif ditentukan oleh adanya molekul protein yang disebut porin (Radji, 2009). Porin pada membran terluar dinding sel bakteri gram negatif tersebut bersifat hidrofilik. Kemungkinan porin yang terkandung pada membran terluar tersebut menyebabkan molekul-molekul komponen ekstrak lebih sukar masuk ke dalam sel bakteri. Hal ini disebabkan oleh perbedaan sifat dari porin dan komponen ekstrak, dimana porin bersifat nonpolar sedangkan ekstrak bersifat polar. Karena hal ini senyawa antibakteri
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
50
dalam ekstrak meniran lebih sulit masuk ke dalam sel bakteri Escherichia coli (gram negatif), sehingga zona hambat yang dihasilkan lebih kecil dibandingkan zona hambat pada bakteri Bacillus cereus (gram positif). Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa masing-masing ekstrak baik yang ditumbuk maupun yang direbus memiliki daya antibakteri terhadap kedua bakteri uji. Maka kedua metode ekstraksi yang dilakukan terbukti dapat menyari (mengeluarkan) senyawa metabolit skunder yang memiliki sifat antibakteri dari dalam tanaman meniran. Namun hasil pengukuran diameter daerah hambat menunjukkan bahwa terdapat perbedaan daya antibakteri antara ekstrak meniran yang direbus dan ditumbuk. Ekstrak meniran yang ditumbuk menghasilkan zona hambat yang lebih panjang dibanding ekstrak rebus, baik pada bakteri gram positif (Bacillus cereus) maupun bakteri gram negatif (Escherichia coli). Hal ini bisa terjadi karena dalam ekstraksi tumbuk, herba meniran ditumbuk tanpa melakukan penambahan aquades, ekstrak yang didapat merupakan ekstrak murni dari tanaman meniran. Sedangkan dalam ekstraksi perebusan (dekoksi) digunakan aquades sebanyak 600 ml untuk merebus herba (herba tidak ditumbuk). Karena hal ini maka dapat dipastikan jumlah senyawa metabolit skunder yang terekstraksi lebih banyak pada ekstrak tumbuk daripada ekstrak rebus. Kedua ekstrak memiliki daya antibakteri karena tanaman meniran mengandung senyawa metabolit skunder yang mampu menghambat atau membunuh bakteri. Senyawa dari tanaman meniran yang diduga memiliki daya antibakteri yaitu flavonoid dan tanin. Flavonoid merupakan kelompok senyawa fenol yang mempunyai kecenderungan untuk mengikat protein,
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
sehingga
mengganggu
proses
metabolisme.
Harbone
(1987)
51
dalam
Kusdarwati (2010) menyatakan bahwa senyawa flavonoid memiliki kemampuan membentuk kompleks dengan protein sel bakteri melalui ikatan hidrogen.
Struktur dinding sel dan membran sitoplasma bakteri yang
mengandung protein menjadi tidak stabil dan karena struktur protein bakteri rusak. Hal ini menyebabkan sel bakteri kehilangan aktivitas biologisnya, akibatnya fungsi permeabilitas sel bakteri terganggu dan sel bakteri akan mengalami lisis yang berakibat pada kematian sel bakteri. Flavonoid juga menyebabkan perubahan pada membran sel bakteri yang diikuti dengan masuknya air yang tidak terkontrol ke dalam sel bakteri. Hal ini menyebabkan pembengkakan sel bakteri dan akhirnya membran sel bakteri pecah. Tanin adalah salah satu senyawa kimia yang termasuk golongan polifenol yang diduga dapat mengikat salah satu protein yang dimiliki oleh bakteri yaitu adhesin. Apabila hal ini terjadi, maka dapat merusak ketersediaan reseptor pada permukaan sel bakteri. Tanin telah dibuktikan dapat membentuk kompleks senyawa yang irreversibel dengan prolin (suatu protein lengkap) dimana ikatan ini mempunyai efek penghambatan sintesis protein dalam pembentukan dinding sel (Noorhamdani dkk, 2006). Cowan (1994) dalam Ngajow (2013) mengungkapkan bahwa tanin memiliki aktivitas antibakteri yang berhubungan dengan kemampuannya untuk mengaktifkan adhesin sel mikroba juga mengaktifkan enzim, dan mengganggu transport protein pada lapisan dalam sel. Tanin juga mempunyai target pada polipeptida dinding sel sehingga pembentukan dinding sel menjadi kurang sempurna. Hal ini menyebabkan sel bakteri menjadi lisis
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
52
karena tekanan osmotik maupun fisik sehingga sel bakteri akan mati. Tanin dalam konsentrasi rendah mampu menghambat pertumbuhan bakteri, sedangkan pada konsentrasi tinggi mampu bertindak sebagai antibakteri dengan cara mengkoagulasi atau menggumpalkan protoplasma bakteri sehingga terbentuk ikatan yang stabil dengan protein bakteri (Rahmah dkk, 2012). Kontrol negatif dan kontrol positif digunakan sebagai pembanding dalam menentukan aktivitas antibakteri dari ekstrakmeniran. Kontrol negatif yang digunakan dalam penelitian ini adalah aquades steril dan cairan formaldehida sebagai kontrol positif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kontrol negatif tidak menghasilkan zona hambat, artinya aquades tidak berpengaruh pada bakteri uji. Sedangkan kontrol positif menghasilkan zona bening yang cukup panjang pada kedua bakteri uji. Kontrol positif formaldehida memiliki zona hambat lebih besar daripada ekstrak meniran baik yang diekstraksi dengan cara direbus atau ditumbuk. Pada aktivitas pertumbuhan bakteri Escherichia coli, cairan formaldehida memberikan diameter zona hambat sepanjang 31,240 mm. Sedangkan pada aktivitas pertumbuhan bakteri Bacillus cereus kontrol positif menghasilkan diameter zona hambat yang lebih panjang, yaitu 57,520 mm. Gambar hasil pengujian kontrol positif dan kontrol negatif terhadap bakteri Bacillus cereus dapat dilihat pada lampiran 6 dan untuk bakteri Escherichia coli uji dapat dilihat pada lampiran 7. Formaldehida merupakan densifektan golongan aldehida yang telah dikenal sebagai antiseptik yang efektif. Formaldehida bekerja dengan menonaktifkan protein dengan membentuk ikatan kovalen silang dengan beberapa gugus organik fungsional dalam protein. Formaldehida lebih sering
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
53
tersedia dalam bentuk formalin, yaitu larutan 37% gas formaldehida. Formalin pernah digunakan secara luas untuk mengawetkan spesimen biologis dan menonaktifkan bakteri dan virus dalam pembuatan vaksin (Radji, 2009).
D. Kadar Hambat Minimum (KHM) Rentang konsentrasi yang digunakan dalam penentuan KHM diperoleh dari konsentrasi terkecil ekstrak tanaman meniran pada uji aktivitas antibakteri, yaitu 35%. Nilai KHM didapatkan dengan menggunakan metode dilusi padat. Prinsip metode dilusi adalah pengenceran ekstrak sehingga memperoleh beberapa konsentrasi. Rentang konsentrasi yang digunakan yaitu 35%, 36%, 37%, 38%, 39% dan 40%. Senyawa uji dikatakan memiliki daya hambat terhadap bakteri jika media uji tidak menumbuhkan bakteri. Hasil pengukuran nilai KHM dapat dilihat pada 4.2. Tabel 4.2. hasil pengujian kadar hambat Minimun (KHM) Jenis Konsentrasi Bakteri Keterangan Ekstrak Ekstrak (%) Tidak bisa menghambat pertumbuhan bakteri. Hal ini ditandai dengan 35 adanya koloni bakteri yang tumbuh pada permukaan media. Tidak bisa menghambat pertumbuhan Bacillus bakteri. Hal ini ditandai dengan Rebus 36 Cereus adanya koloni bakteri yang tumbuh pada permukaan media. Tidak bisa menghambat pertumbuhan bakteri. Hal ini ditandai dengan 37 adanya koloni bakteri yang tumbuh pada permukaan media.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Bakteri
Jenis Ekstrak
Konsentrasi Ekstrak (%) 38, 39 dan 40
35
Tumbuk
36
37, 38, 39 dan 40
35
36
Rebus
37
Escherichia Coli 38
39 dan 40
Tumbuk
35
54
Keterangan Mampu menghambat pertumbuhan bakteri. Hal ini ditandai dengan media yang bersih dan tidak ditumbuhi bakteri. Tidak bisa menghambat pertumbuhan bakteri. Hal ini ditandai dengan adanya koloni bakteri yang tumbuh pada permukaan media. Tidak bisa menghambat pertumbuhan bakteri. Hal ini ditandai dengan adanya koloni bakteri yang tumbuh pada permukaan media. Mampu menghambat pertumbuhan bakteri. Hal ini ditandai dengan media yang bersih dan tidak ditumbuhi bakteri. Tidak bisa menghambat pertumbuhan bakteri. Hal ini ditandai dengan adanya koloni bakteri yang tumbuh pada permukaan media. Tidak bisa menghambat pertumbuhan bakteri. Hal ini ditandai dengan adanya koloni bakteri yang tumbuh pada permukaan media. Tidak bisa menghambat pertumbuhan bakteri. Hal ini ditandai dengan adanya koloni bakteri yang tumbuh pada permukaan media. Tidak bisa menghambat pertumbuhan bakteri. Hal ini ditandai dengan media yang bersih dan tidak ditumbuhi bakteri. Mampu menghambat pertumbuhan bakteri. Hal ini ditandai dengan media yang bersih dan tidak ditumbuhi bakteri. Tidak bisa menghambat pertumbuhan bakteri. Hal ini ditandai dengan adanya koloni bakteri yang tumbuh pada permukaan media.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Bakteri
Jenis Ekstrak
Konsentrasi Ekstrak (%) 36
37
38, 39 dan 40
55
Keterangan Tidak bisa menghambat pertumbuhan bakteri. Hal ini ditandai dengan adanya koloni bakteri yang tumbuh pada permukaan media. Tidak bisa menghambat pertumbuhan bakteri. Hal ini ditandai dengan adanya koloni bakteri yang tumbuh pada permukaan media. Mampu menghambat pertumbuhan bakteri. Hal ini ditandai dengan media yang bersih dan tidak ditumbuhi bakteri.
Berdasarkan data yang ditampilkan pada tabel dapat diketahui bahwa nilai KHM ekstrak rebus untuk bakteri Bacillus cereus adalah 38% dan untuk bakteri Escherichia coli adalah 39%, sedangkan nilai KHM ekstrak tumbuk untuk bakteri Bacillus cereus adalah 37% dan untuk bakteri Escherichia coli adalah 38%.
E. Kadar Bunuh Minimum (KBM) Pengujian kadar bunuh minimum
dilakukan untuk
mengetahui
konsentrasi terkecil ekstrak yang mampu membunuh bakteri. Pengujian KBM dilakukan dengan metode dilusi padat. Nilai yang sudah ditentukan sebagai nilai KHM akan digunakan sebagai acuan untuk pengujian Kadar Bunuh Minimum. Permukaan media yang tidak menumbuhkan bakteri (hasil KHM) diusap dengan cotton bud steril, kemudian digoreskan ke media yang baru kemudian diinkubasi selama 24 jam. Media dengan konsentrasi terendah yang tidak ditumbuhi bakteri nilai konsentrasinya merupakan nilai KBM. Hasil pengujian Kadar Bunuh Minimum dapat dilihat pada tabel 4.3.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
56
Tabel 4.3. Hasil Pengujian Kadar Bunuh Minimum (KBM) Bakteri
Jenis Ekstrak Rebus
Bacillus cereus
Konsentrasi Ekstrak (%) 38 39 37
Tumbuk
Rebus Escherichia coli
38 39 40 38
Tumbuk
39
Keterangan Media bening, tidak ada koloni bakteri yang tumbuh. Artinya mampu membunuh bakteri. Media bening, tidak ada koloni bakteri yang tumbuh. Artinya mampu membunuh bakteri. Media bening, tidak ada koloni bakteri yang tumbuh. Artinya mampu membunuh bakteri. Media bening, tidak ada koloni bakteri yang tumbuh. Artinya mampu membunuh bakteri.
Dari tabel 4.3. dapat dilihat bahwa nilai KHM juga merupakan nilai KBM. Nilai KBM ekstrak rebus untuk bakteri Bacillus cereus adalah 38% dan untuk bakteri Escherichia coli adalah 39%, sedangkan nilai KBM ekstrak tumbuk untuk bakteri Bacillus cereus adalah 37% dan untuk bakteri Escherichia coli adalah 38%. Pada konsentrasi yang sama ekstrak tanaman meniran mampu menghambat dan membunuh bakteri. Hal ini menunjukkan bahwa ekstrak meniran memiliki efek aktivitas antibakteri yang bersifat bakteriosidal. Hasil pengujian KBM menunjukkan bahwa ekstrak meniran baik yang direbus maupun yang ditumbuk memiliki efek antibakteri lebih kuat terhadap bakteri Bacillus cereus
(gram positif) daripada bakteri
Escherichia coli (gram negatif). Respon yang berbeda dari dua golongan bakteri disebabkan adanya perbedaan kepekaan pada bakteri gram positif bakteri gram negatif. Bakteri gram positif cenderung lebih sensitif terhadap komponen antibakteri karena struktur dinding sel bakteri gram positif lebih sederhana dibanding dinding sel bakteri gram negatif, sehingga memudahkan senyawa antibakteri masuk ke dalam sel dan menemukan sasaran untuk
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
57
bekerja menghambat atau membunuh sel. Iskandar dkk (2005) dalam penelitiannya juga menemukan bahwa ekstrak etanol rumput laut (Eucheuma cottonii) memiliki efek antibakteri lebih baik terhadap Bacillus cereus dibandingkan terhadap Escherichia coli.
F. Hambatan dalam Penelitian Dalam pelaksanaan penelitian antibakteri ini terdapat beberapa hambatan yang cukup berarti, sehingga mengakibatkan perpanjangan waktu penelitian. Hambatan-hambatan ini secara umum dikarenakan keterbatasan tempat pelaksanaan dan peralatan yang digunakan. Dalam proses pelaksanaan penelitian kertas cakram (disc blank) diganti menggunakan kertas saring yang dipotong berbentuk bulat, hal ini dikarenakan bahan yang diperlukan belum tersedia di laboratorium. Penggunan kertas saring ini tidak menjamin jumlah senyawa yang terserap dalam tiap-tiap kertas berjumlah sama. Selain itu, dalam proses inkubasi bakteri tidak dapat dilakukan pada suhu yang seharusnya, melainkan hanya diinkubasi pada suhu ruang. Tindakan ini terpaksa dilakukan karena hanya terdapat sebuah inkubator yang telah digunakan untuk menyimpan alat-alat yang telah disterilisasi. Jadi proses inkubasi hanya dilakukan di microbacterial safety cabinet tanpa pengatur suhu. Selain itu inkubator juga digunakan bersama-sama dengan peneliti lain yang
menggunakan
inkubator
untuk
mengeringkan
cabai,
yang
memungkinkan meningkatkan resiko kontaminasi alat-alat steril yang disimpan di inkubator. Selain hambatan-hambatan di atas terdapat juga beberapa kekurangan dalam penelitian ini. Salah satunya yaitu penggunaan sampel tanaman
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
58
meniran hanya berdasarkan pada banyaknya batang tanaman yang digunakan tanpa melakukan penimbangan sampel. Jadi tidak diketahui berat sampel tanaman yang digunakan. Selain itu
jumlah bakteri uji yang digunakan
diperkirakan menggunakan larutan Nefelometer McFarland dimana metode ini hanya mengandalkan mata untuk melihat kemiripan warna larutan dengan suspensi cair bakteri uji. Untuk mengetahui perkiraan jumlah bakteri lebih baik menggunakan spektrofotometer atau alat lain yang dapat menentukan jumlah bakteri uji dengan lebih tepat.
G. Kaitan Antara Hasil Penelitian dengan Pendidikan Berbagai aspek dalam penelitian aktivitas antibakteri ekstrak herba meniran terhadap pertumbuhan bakteri Escherichia coli dan Bacillus cereus ini dapat digunakan dalam pembelajaran di sekolah. Aplikasi dalam dunia pendidikan khususnya terkait dengan pembelajaran di SMA kelas X, pada standar kompetensi memahami prinsip–prinsip pengelompokkan makhluk hidup. Berbagai aspek dalam penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan belajar siswa kelas X pada materi Archaebacteria dan Eubacteria. Salah satunya yaitu Kompetensi Dasar mempelajari ciri Archaebacteria dan Eubacteria serta peranannya bagi kehidupan. Pada materi morfologi bakteri dapat dilakukan kegiatan laboratorium untuk mengetahui morfologi koloni bakteri, dan bentuk sel bakteri dengan melakukan percobaan pengecatan negatif bakteri. Contoh silabus pembelajaran dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pada materi dengan kompetensi dasar mempelajari ciri Archaebacteria dan Eubacteria serta peranannya bagi kehidupan dapat dilihat pada lampiran 10.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan: 1.
Ekstrak tanaman meniran baik yang ditumbuk maupun yang direbus memiliki aktivitas antibakteri terhadap pertumbuhan bakteri Bacillus cereus (gram positif) dan Escherichia coli (gram negatif).
2.
Terdapat perbedaan aktivitas antibakteri antara ekstrak tanaman meniran yang direbus dan yang ditumbuk terhadap bakteri Escherichia coli dan Bacillus cereus. Ekstrak tumbuk memiliki daya antibakteri yang lebih kuat dibanding ekstrak rebus.
3.
Nilai KHM dan KBM ekstrak rebus untuk bakteri Bacillus cereus adalah 38% dan untuk bakteri Escherichia coli adalah 39%, sedangkan nilai KHM dan KBM ekstrak tumbuk untuk bakteri Bacillus cereus adalah 37% dan untuk bakteri Escherichia coli adalah 38%.
B. Saran 1.
Pelaksanaan penelitian hendaknya dilakukan pada laboratorium dengan kondisi yang bisa dikontrol keadaannya, dengan peralatan dan bahan yang mendukung, sehingga pertumbuhan bakteri uji lebih optimal dan proses pelaksanaan penelitian lebih efisien.
2.
Perlu dilakukan pengujian pengaruh ekstrak tanaman meniran terhadap Bacillus cereus dan Escherichia coli untuk mengetahui konsentrasi
59
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
60
maksimal penggunaan ekstrak meniran agar tidak menimbulkan efek samping. 3.
Perlu dilakukan ekstraksi menggunakan metode dan pelarut yang tepat sehingga senyawa metabolit sekunder yang diinginkan dapat tersari dengan baik.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
61
DAFTAR PUSTAKA
Ajizah, Aulia. 2004. Sensitivitas Salmonella typhimurium terhadap Ekstrak Daun Psidium guajava L. Jurnal BIOCENTIAE Vol. 1. No. 1 Alexander, S. K., Dennis St. dan Mary J. N. 2003. Laboratory Exercises In Organismal and Molecular Microbiology. The Mcgraw-Hill Companies. Anggraeni, C.D. 2014. Uji Aktivitas Antibakteri Fraksi N-Heksana, Fraksi Kloroform Dan Fraksi Etanol Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana L.) Terhadap Escherichia coli Resisten Amoksilin. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma. Arianigrum, R. 2004. Pemanfaatan Tumbuhan Jambu Biji Sebagai Obat Tradisional. Fakultas MIPA UNY Astuti, S. M. 2012.Skrining Fitokimiadan Uji Aktifitas Antibakteri Antibiotika Ekstrak Etanol Daun, Batang, Bunga dan Umbi Tanaman Binahong (Anredera cordifolia (Ten) Steenis). Pahang: Universiti Malaysia Pahang. Badan Pengawasan Obat dan Makanan. 2000. Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat. Jakarta: Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan. Bonang, G. danEnggar S. K. 1982. Mikrobilogi Kedokteran untuk Laboratorium dan Klinik. Jakarta: Gramedia. Botone, E. J. 2010. Bacillus cereus, A Volatile Human Pathogen. Journal Of Clinical Microbiology Reviews Vol. 23. Breed, R.S., E.G.D Muray dan Nathan R.S. 1957. Bergey’s Manual of Determinative Bacteriology ed.7. Baltimore: the Wiliams and wilkins Company. Chodidjah, E. W. dan Utari. 2007. Pengaruh Pemberian Air Rebusan Meniran (Phyllanthus niruri Linn) Terhadap Gambaran Histopatologi Hepar Tikus Wistar yang Terinduksi CCl4. Jurnal Anatomi Indonesia. Vol. 2. Heyne, K. 1987. Tumbuhan Berguna Indonesia II. Diterjemahkan oleh Badan Litbang Kehutanan. Jakarta: Yayasan Sarana Wana Jaya. Iskandar, Y. Dewi R. dan Rini R.D. 2005. Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Rumput Laut (Eucheuma cottonii) Terhadap Bakteri Escherichia coli dan Bacillus cereus. Fakultas MIPA Universitas Padjajaran. Jawetz, E., Joseph M. dan Edward A. 2004. Mikrobiologi Kedokteran Ed. 23. Diterjemahkan oleh Huriawati H., Chaerunisa R., Alifa D. dan Aryana. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. Kontour, R. 2003. Metode Penelitian. Jakarta: PPM.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
62
Kosasih, Y. 2011. Aktivitas Komponen Antibakteri Mikroalga Porphyridium cruentum Terhadap Berbagai Jenis Bakteri Patogen. Bogor: Institut Pertanian Bogor Kusdarwati, R., ludira S. dan Akhmad T.M. 2010. Daya Antibakteri Ekstrak Buah Adas (Foeniculum vulgare) terhadap Bakteri Micococcus luteus secara In Vitro. Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan. Vol. 2. Latief, A. 2012. Obat Tradisonal. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. Mangunwardoyo, W., Eni C. dan Tepy U. 2009. Ekstraksi dan Identifikasi Senyawa Antimikroba Herba Meniran (Phyllanthus niruri L.). Jurnal Ilmu Kefarmasian Indonesia Vol 7. Maryani, C. 2013. Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Jarak Tintir (Jatropha multifida L.) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Staphylococcus aureus Secara In Vitro. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma. Melki, W.A.E.P. dan Kurniati. 2011. Uji Antibakteri Ekstrak Gracilaria sp. (Rumput Laut) Terhadap Bakteri Escherichia coli dan Staphylococcus aureus. Program Studi Ilmu Kelautan FMIPA Universitas Sriwijaya. Ngajow, M., Jemmy A. Dan Vanda S.K. 2013. Pengaruh Antibakteri Ekstrak Kulit Batang Matoa (Pometia pinnata) Terhadap Bakteri Staphylococcus aureus secara In Vitro. Jurnal MIPA UNSRAT online. Noorhamdani, A.S., Habiba A. dan Airin A. 2006. Uji Efektivitas Antimikroba Ekstrak Daun Meniran (Phyllanthus niruri) Terhadap Bakteri E. coli Secara In Vitro. Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya. Nugrahani, S.S. 2012. Analisia Perbandingan Efektifitas Ekstrak Akar, Batang dan Daun Herba Meniran dalam Menurunkan Kadar Glukosa Darah Mencit. Unnes Journal of Public Health. Nuria, M. C. Arvin F. dan Sumantri. 2009.Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Jarak Pagar (Jatropha curcas L) Terhadap Bakteri Staphylococcus aureus ATCC 25923, Escherichia coli ATCC 25922 dan Salmonella typhi ATCC 1408. Jurnal Ilmu Pertanian. Vol. 5. Oktavidiati, E., M.A. chozin, N. Wijayanto, M. Ghulamadi dan L.K. Darusman. 2011. Pertumbuhan Tanaman dan Kandungan Total Filantin dan Hipofilantin Aksesi Meniran (Phyllanthus sp. L) pada Berbagai Tingkat Naungan. Jurnal Littri 17(1) Paribasa, W.A. 2006. Uji Potensi Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Dandang Gendis (Clinathus nutans (Burm.f.) Lindau) terhadap Escherichia coli. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma. Pelczar, M.J. dan E.C.S. Chan. 1986. Dasar-dasar Mikrobiologi I. Diterjemahkan oleh Ratna S.H., Teja I., S. Sutarmi T., Sri Lestari A. Jakarta: Universitas Indonesia Press.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
63
Pelczar, M.J. dan E.C.S. Chan. 1986. Dasar-dasar Mikrobiologi II. Diterjemahkan oleh Ratna S.H., Teja I., S. Sutarmi T., Sri Lestari A. Jakarta: Universitas Indonesia Press. Prasetyo, A.B. 2013. Meniran. Dalam http://bpptiris.blogspot.com/2013/08/ meniran.html. diunduh pada 28 November 2014. Pratiwi, S. T. 2008. Mikrobiologi Farmasi. Jakarta: Erlangga. Radji, M. 2010. Buku Ajar Mikrobilogi Kedokteran: Pandun Mahasiswa Farmasi dan Kedokteran. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. Rahmah, S.A., Suharti dan Subandi. 2012. Uji Antibakteri dan Daya Inhibisi Ekstrak Kulit Manggis (Garcinia Mangostana L.) Terhadap Aktivitas Xantin Oksidase yang Diisolasi dari Air Susu Sapi Segar. Universitas Negeri Malang Rosanti, D. 2013. Morfologi Tumbuhan. Jakarta: Erlangga. Salaki, C.L. 2012. Isolasi dan Karakterisasi Bakteri Indigenous (Bacillus cereus Frank.) sebagai Agensia Pengendali Hayati terhadap Hama Kubis. Manado: Universitas Samratulangi Sarjono, P.R. dan Nies S. Mulyani. 2007. Aktivitas Antibakteri Rimpang Temu Putih (Curcuma manga Vall). Jurnal Sains dan Matematika. Vol. 15(2). Setiawan, A. 2009. Perancangan Percobaan (Buku Ajar). Bandung: Universitas Padjajaran. Simanjutak, J.M. 2014. Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Binahong (Anredera cordifolia (Ten.) Steenis) Terhadap Bakteri Staphylococcus aureus ATCC 25923 dan Escherichia coli ATCC 25922. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma Wijaya, A. W. 2011. Data 10 Penyakit Terbanyak di Rumah Sakit (RS) di Indinesia. Dalam http://www.infidokterku.com/indeks.php?option=com content&view=article&id=137:data-10-penyakit-terbanyak-di-rumah-sakitrs-di-indonesia&catid=40:data&itemid=54. Diakses pada 27 November 2014. Zein, U., Khalid H.S., Josia G. 2004. Diare Akut Disebabkan Bakteri. Medan: Universitas Sumatera Utara
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
64
Lampiran 1. Hasil Pengukuran Daerah Hambat Antibakteri
Bakteri
Jenis Pengulangan ekstrak
i Rebus ii iii Bacillus cereus i Tumbuk ii iii i Rebus ii iii Escherichia coli i Tumbuk ii iii Kontrol positif Bacillus cereus Kontrol positif Escherichia coli
Jari-jari zona hambat (mm) 35% 40% 45% 1,185 0,630 1,745 1,340 0,960 7,430 1,560 5,825 6,220 2,065 6,020 5,820 2,255 3,170 7,420 1,370 7,010 7,255 0 1,670 2,615 1,600 2,480 2,775 1,940 2,235 2,885 0,520 3,080 2,350 0,975 1,655 6,500 2,910 2,115 4,850 28,760 15,620
Rata-rata jari-jari zona hambat (mm) 35% 40% 45% 1,362
2,472
5,132
1,897
5,400
6,832
1,180
2,128
2,758
1,468
2,283
4,567
57,520 31,240
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
65
Lampiran 2. Output Analisis SPSS Versi 16 pada Aktivitas Antibakteri terhadap Pertumbuhan Bakteri Bacillus cereus
1.
UJI NORMALITAS One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Kosentrasi Ekstrak 35%
Rebusan
Zona_Hambat N Normal Parameters
3 a,,b
Most Extreme Differences
Tumbukan
Std. Deviation
.1884365
Absolute
.212
Positive
.212
Negative
-.187 .368
Asymp. Sig. (2-tailed)
.999
N
3 a,,b
Most Extreme Differences
Rebusan
1.361667
Kolmogorov-Smirnov Z
Normal Parameters
40%
Mean
Mean
1.896667
Std. Deviation
.4658952
Absolute
.308
Positive
.221
Negative
-.308
Kolmogorov-Smirnov Z
.533
Asymp. Sig. (2-tailed)
.939
N Normal Parameters
3 a,,b
Mean Std. Deviation
Most Extreme Differences
Tumbukan
2.471667 2.9087555
Absolute
.365
Positive
.365
Negative
-.263
Kolmogorov-Smirnov Z
.632
Asymp. Sig. (2-tailed)
.819
N Normal Parameters
3 a,,b
Mean
5.400000
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Std. Deviation Most Extreme Differences
45%
Rebusan
Absolute
.289
Positive
.210
Negative
-.289 .500
Asymp. Sig. (2-tailed)
.964
N
3 a,,b
Mean Std. Deviation
Most Extreme Differences
5.131667 2.9946884
Absolute
.309
Positive
.221
Negative
-.309
Kolmogorov-Smirnov Z
.534
Asymp. Sig. (2-tailed)
.938
N Normal Parameters
3 a,,b
Most Extreme Differences
Mean
6.831667
Std. Deviation
.8800047
Absolute
.351
Positive
.252
Negative
-.351
Kolmogorov-Smirnov Z
.609
Asymp. Sig. (2-tailed)
.853
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
1.9936650
Kolmogorov-Smirnov Z
Normal Parameters
Tumbukan
66
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2.
67
UJI HOMOGENITAS
Kosentrasi Test of Homogeneity of Variance Levene Statistic Zona_Hambat
df1
df2
Sig.
Based on Mean
5.720
2
15
.142
Based on Median
4.047
2
15
.039
Based on Median and with
4.047
2
8.873
.056
5.363
2
15
.017
adjusted df Based on trimmed mean
Ekstrak Test of Homogeneity of Variance Levene Statistic Zona_Hambat
df1
df2
Sig.
Based on Mean
.079
1
16
.782
Based on Median
.042
1
16
.840
Based on Median and with
.042
1
14.140
.840
.034
1
16
.855
adjusted df Based on trimmed mean
3.
TWO WAY ANOVA Between-Subjects Factors Value Label
Kosentrasi
Ekstrak
N
1.00
35%
6
2.00
40%
6
3.00
45%
6
1.00
Rebusan
9
2.00
Tumbukan
9
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
68
Tests of Between-Subjects Effects Dependent Variable:Zona_Hambat Type III Sum of Source
Squares
df
Mean Square
F
Sig.
a
4
84.220
23.985
.000
Kosentrasi
56.901
2
28.450
8.102
.005
Ekstrak
13.330
1
13.330
3.796
.007
Error
49.158
14
3.511
Total
386.040
18
Model
336.882
a. R Squared = ,873 (Adjusted R Squared = ,836)
4.
POST HOC TEST Multiple Comparisons
Zona_Hambat Tukey HSD (I)
(J)
95% Confidence Interval
Kosentra Kosentra Mean Difference (Isi
si
J)
35%
40%
-2.306667
1.0818681
.119
-5.138219
.524886
45%
-4.352500
*
1.0818681
.003
-7.184052
-1.520948
35%
2.306667
1.0818681
.119
-.524886
5.138219
45%
-2.045833
1.0818681
.178
-4.877386
.785719
35%
4.352500
*
1.0818681
.003
1.520948
7.184052
40%
2.045833
1.0818681
.178
-.785719
4.877386
40%
45%
Std. Error
Based on observed means. The error term is Mean Square(Error) = 3,511. *. The mean difference is significant at the 0,05 level.
Sig.
Lower Bound
Upper Bound
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Homogeneous Subsets Zona_Hambat Tukey HSD
a,,b
Subset
Kosentra si
N
1
2
35%
6
1.629167
40%
6
3.935833
45%
6
Sig.
3.935833 5.981667
.119
Means for groups in homogeneous subsets are displayed. Based on observed means. The error term is Mean Square(Error) = 3,511. a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 6,000. b. Alpha = 0,05.
.178
69
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
70
Lampiran 3. Output Analisis SPSS Versi 16 pada Aktivitas Antibakteri terhadap Pertumbuhan Bakteri Escherichia coli
1.
UJI NORMALITAS One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Kosentra si
Ekstrak
35%
Rebusan
Zona_Hambat N Normal Parameters
3 a,,b
Mean Std. Deviation
Most Extreme Differences
Tumbukan
Absolute
.324
Positive
.232
Negative
-.324 .561
Asymp. Sig. (2-tailed)
.911
N
3 a,,b
Mean Std. Deviation
Most Extreme Differences
Rebusan
1.468333 1.2690777
Absolute
.318
Positive
.318
Negative
-.227
Kolmogorov-Smirnov Z
.551
Asymp. Sig. (2-tailed)
.922
N Normal Parameters
3 a,,b
Most Extreme Differences
Tumbukan
1.0359537
Kolmogorov-Smirnov Z
Normal Parameters
40%
1.180000
Mean
2.128333
Std. Deviation
.4154014
Absolute
.268
Positive
.199
Negative
-.268
Kolmogorov-Smirnov Z
.464
Asymp. Sig. (2-tailed)
.982
N
3
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Normal Parameters
a,,b
Most Extreme Differences
45%
Rebusan
Mean
2.283333
Std. Deviation
.7272608
Absolute
.258
Positive
.258
Negative
-.197
Kolmogorov-Smirnov Z
.447
Asymp. Sig. (2-tailed)
.988
N Normal Parameters
3 a,,b
Most Extreme Differences
Tumbukan
Mean
2.758333
Std. Deviation
.1357694
Absolute
.216
Positive
.188
Negative
-.216
Kolmogorov-Smirnov Z
.373
Asymp. Sig. (2-tailed)
.999
N Normal Parameters
3 a,,b
Mean Std. Deviation
Most Extreme Differences
4.566667 2.0894577
Absolute
.221
Positive
.189
Negative
-.221
Kolmogorov-Smirnov Z
.382
Asymp. Sig. (2-tailed)
.999
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
71
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2.
72
UJI HOMOGENITAS
Kosentrasi Test of Homogeneity of Variance Levene Statistic Zona_Hambat
Based on Mean
df1
df2
Sig.
4.244
2
15
.075
Based on Median
.860
2
15
.443
Based on Median and with
.860
2
6.813
.465
3.615
2
15
.052
adjusted df Based on trimmed mean
Ekstrak Test of Homogeneity of Variance Levene Statistic Zona_Hambat
df1
df2
Sig.
Based on Mean
2.933
1
16
.106
Based on Median
2.203
1
16
.157
Based on Median and with
2.203
1
11.603
.164
2.835
1
16
.112
adjusted df Based on trimmed mean
3.
TWO WAY ANOVA Between-Subjects Factors Value Label
Kosentrasi
Ekstrak
N
1.00
35%
6
2.00
40%
6
3.00
45%
6
1.00
Rebusan
9
2.00
Tumbukan
9
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
73
Tests of Between-Subjects Effects Dependent Variable:Zona_Hambat Type III Sum of Source
Squares
df
Mean Square
F
Sig.
a
4
30.683
23.773
.000
16.734
2
8.367
6.483
.010
2.535
1
2.535
1.964
.018
Error
18.070
14
1.291
Total
140.803
18
Model
122.733
Kosentrasi Ekstrak
a. R Squared = ,872 (Adjusted R Squared = ,835)
4.
POST HOC TESTS Multiple Comparisons
Zona_Hambat Tukey HSD (I)
(J)
95% Confidence Interval
Kosentra Kosentra Mean Difference (Isi
si
35%
40%
-.881667
.6559222
.395
-2.598399
.835066
45%
-2.338333
*
.6559222
.008
-4.055066
-.621601
35%
.881667
.6559222
.395
-.835066
2.598399
45%
-1.456667
.6559222
.102
-3.173399
.260066
35%
2.338333
*
.6559222
.008
.621601
4.055066
40%
1.456667
.6559222
.102
-.260066
3.173399
40%
45%
J)
Std. Error
Based on observed means. The error term is Mean Square(Error) = 1,291. *. The mean difference is significant at the 0,05 level.
Sig.
Lower Bound
Upper Bound
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Homogeneous Subsets Zona_Hambat Tukey HSD
a,,b
Subset Kosentrasi
N
1
2
35%
6
1.324167
40%
6
2.205833
45%
6
Sig.
2.205833 3.662500
.395
Means for groups in homogeneous subsets are displayed. Based on observed means. The error term is Mean Square(Error) = 1,291. a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 6,000. b. Alpha = 0,05.
.102
74
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 4. Gambar Pembuatan Ekstrak Tanaman Meniran
Gambar 1. Sampel herba meniran yang digunakan dalam penelitian
Gambar 2. Perendaman tanaman dalam larutan natrium hipoklorit
Gambar 3. Penumbukan sampel herba tanaman dilakukan di dekat api bunsen untuk mengurangi resiko kontaminasi
75
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
76
Ekstrak rebus Ekstrak tumbuk
Gambar 4. Ekstrak rebus dan ekstrak tumbuk tanaman meniran
Gambar 5. Ekstrak rebus yang telah diencerkan
Gambar 6. Ekstrak tumbuk yang telah diencerkan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
77
Lampiran 5. Gambar Hasil Pengamatan Morfologi Koloni dan Morfologi Sel Bakteri Bacillus cereus
Gambar 1. Hasil streak plate bakteri Bacillus cereus
Gambar 2. Hasil pengecatan negatif bakteri Bacillus cereus yang berusia 24 jam (perbesaran 10 x 100)
Gambar 3. Hasil pengecatan gram bakteri Bacillus cereus yang berusia 24 jam (perbesaran 10 x 100)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
78
Lampiran 6. Gambar Hasil Pengamatan Morfologi Koloni dan Morfologi Sel Bakteri Escherichia coli
Gambar1. Hasil streak plate bakteri Escherichia coli
Gambar 2. Hasil pengecatan negatif bakteri Escherichia coli yang berusia 24 jam (perbesaran 10 x 100)
Gambar 3. Hasil pengecatan gram bakteri Escherichia coli yang berusia 24 jam (perbesaran 10 x 100)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
79
Lampiran 7. Gambar Pengukuran Zona Hambat
Gambar 1. Media yang telah diinokuasi dengan bakteri dan diberi disk yang mengandung ekstrak (sebelum inkubasi 24 jam)
Panjang zona hambat yang diukur, dari tepi kertas cakram sampai tepi koloni bakteri.
Gambar 2. Pengukuran zona hambat menggunakan jangka sorong
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
80
Lampiran 8. Gambar Hasil Uji Evektivitas Antibakteri terhadap Pertumbuhan Bakteri Bacillus cereus
Gambar 1. Hasil pengujian ekstrak meniran terhadap bakteri Bacillus cereus
Zona hambatan yang dihasilkan kontrol positif terhadap bakteri
Bacillus cereus
Kontrol negatif tidak menghasilkan zona hambatan terhadap bakteri Bacillus cereus
Gambar 2. Kontrol positif dan kontrol negatif bakteri Bacillus cereus
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
81
Lampiran 9. Gambar Hasil Uji Evektivitas Antibakteri terhadap Pertumbuhan Bakteri Escherichia coli
Gambar 1. Hasil pengujian ekstrak meniran terhadap bakteri Escherichia coli
Kontrol negatif tidak menghasilkan zona hambatan terhadap bakteri Escherichia
coli
Zona hambatan yang dihasilkan kontrol positif terhadap bakteri Escherichia
coli
Gambar 2. Kontrol positif dan kontrol negatif bakteri Escherichia coli
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
82
Lampiran 10. Gambar Hasil Pengujian Kadar Hambat Minimum (KHM) terhadap Bacillus cereus dan Escherichia coli
Gambar 1. Hasil pengujian KHM ekstrak rebus terhadap bakteri Bacillus cereus
Gambar 2. Hasil pengujian KHM ekstrak tumbuk terhadap bakteri Bacillus cereus
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
83
Gambar 3. Hasil pengujian KHM ekstrak rebus terhadap bakteri Escherichia coli
Gambar 4. Hasil pengujian KHM ekstrak tumbuk terhadap bakteri Escherichia coli
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
84
Lampiran 11. Gambar Hasil Uji Kadar Bunuh Minimum pada Bakteri Bacillus cereus dan Escherichia coli
Gambar 1. Hasil pengujian KBM ekstrak rebus dan tumbuk meniran terhadap bakteri Bacillus cereus
Gambar 2. Hasil pengujian KBM ekstrak rebus dan tumbuk meniran terhadap bakteri Escherichia coli
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 12. Silabus dan Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran
SILABUS Satuan Pendidikan Mata Pelajaran Kelas / Semester Standar Kompetensi
: SMA Negeri 24 Yogyakarta : Biologi :X/I : 2. Memahami prinsip – prinsip pengelompokkan makhluk hidup
KOMPETENSI MATERI KEGIATAN DASAR PEMBELAJARAN PEMBELAJARAN 2.2. Mempelajari Ciri-ciri informasi, tanyajawab ciri Archaebacteria tentang ciri-ciri Archaebacteria Archaebacteria melalui dan Eubacteria kajian pustaka serta Ciri-ciri informasi, tanyajawab peranannya Eubacteria tentang ciri-ciri bagi kehidupan Eubacteria melalui kajian pustaka Struktur sel Diskusi struktur sel bakteri bakteri Macam-macam bakteri berdasarkan bentuk koloni dan alat geraknya.
Pengamatan koloni dan pengecatan negatif bakteri
INDIKATOR Menjelaskan ciri-ciri Arhaebacteria Menjelaskan ciri-ciri Eubacteria
Membedakan struktur bakteri dengan organisme lain Menjelaskan macam bakteri
ALOKASI SUMBER WAKTU BELAJAR Jenis 6 x 45 Buku Biologi tagihan: menit 1 SMA dan - Tes MA untuk tertulis Kelas X, - Penugasan penerbit Esis - Non tes (kinerja Biologi untuk dan SMA/MA portofolio) Kelas X, Penerbit Erlangga Bentuk instrumen: - Instrumen tes tertulis - Instrumen penilaian kinerja
PENILAIAN
85
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
KOMPETENSI DASAR
MATERI PEMBELAJARAN
KEGIATAN PEMBELAJARAN
INDIKATOR
PENILAIAN
berdasarkan bentuk koloni dan alat gerak
praktikum - Instrumen prnilaian laporan praktikum
Pertumbuhan dan replikasi bakteri reproduksi bakteri : o secara transformasi o transduksi dan konjugasi
Diskusi tentang pertumbuhan bakteri
Menjelaskan fase-fase pertumbuhan bakteri secara transformasi, transduksi dan konjugasi.
Peranan bakteri dalam kehidupan
Tanya jawab tentang peranan bakteri yang menguntungkan dan yang merugikan
Menjelaskan bakteri yang bermanfaat dan yang merugikan.
ALOKASI WAKTU
SUMBER BELAJAR
86
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
87
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Satuan Pendidikan
: SMA Negeri 24 Yogyakarta
Mata Pelajaran
: Biologi
Kelas / Semester
:X/I
Alokasi Waktu
: 3x45 menit
A. Standar Kompetensi 2. Memahami prinsip-prinsip pengelompokan makhluk hidup
B. Kompetensi Dasar 2.1. Mempelajari ciri Archaebacteria dan Eubacteria serta peranannya bagi kehidupan. C. Indikator Kognitif produk : -
Menyebutkan macam-macam bentuk bakteri.
Kognitif proses : -
Mengidentifikasi ciri-ciri Archaebacteria dan Eubacteria.
-
Mengidentifikasi struktur sel bakteri beserta fungsinya.
Psikomotor : -
Melakukan pengamatan terhadap koloni bakteri.
-
Melaksanakan pengamatan terhadap bentuk bakteri melalui percobaan pengecatan negatif .
Afektif karakter : -
Percaya diri saat menyampaikan hasil diskusi di depan kelas dan mempertahankan argumentasi.
-
Kritis dalam menanggapi hasil diskusi kelompok lain.
Afektif sosial : -
Bekerja sama dan saling menghargai pendapat teman selama berdiskusi.
D. Tujuan Pembelajaran Kognitif produk : -
Setelah membaca buku, siswa dapat menyebutkan macam-macam bentuk bakteri.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
88
Kognitif proses : -
Dengan melakukan penelusuran pustaka, siswa mampu mengidentifikasi ciri-ciri Archaebacteria.
-
Dengan melakukan pengamatan, siswa mampu mengidentifikasi ciri-ciri Eubacteria.
-
Dengan melakukan diskusi, siswa mengidentifikasi struktur sel bakteri beserta fungsinya.
Psikomotor : -
Secara teliti siswa melakukan pengamatan terhadap koloni bakteri.
-
Dengan bertanggung jawab siswa melaksanakan pengamatan bentuk bakteri melalui percobaan pengecatan negatif bakteri.
Afektif karakter : -
Secara berkelompok siswa percaya diri saat menyampaikan hasil diskusi di depan kelas dan mempertahankan argumentasi.
-
Melalui kegiatan yang dirancang oleh guru, siswa kritis dalam menanggapi hasil diskusi kelompok lain.
Afektif sosial : -
Melalui kegitan yang dirancang guru, siswa bekerja sama dan saling menghargai pendapat teman selama berdiskusi.
E. Materi Pembelajaran Prokariota adalah kumpulan organisme yang bahan inti selnya tidak dilapisi membran, sehingga materi genetik menyebar di sitoplasma. Organisme prokariota digolongkan dalam domain Archaebacteria dan Eubacteria. Keduanya berbeda dalam hal penyusun dinding sel, membrane sel, susunan RNA ribosom, dan habitatnya. Archaebacteria hidup di lingkungan
yang
ekstrim.
Berdasarkan
fisiologinya,
Archebacteria
diklasifikasikan menjadi metanogen, ekstrem halofil, dan termoasidofil. Ciri umum bakteri adalah uniseluler, prokariota, kosmopolit, umumnya tidak dapat berfotosintesis, dan dinding sel berupa peptidoglikan. Bagian sel yang terdapat pada semua sel bakteri adalah inti, sitoplasma, membran sel, dinding sel, ribosom, mesosom. Namun biasanya bakteri memiliki organ tambahan, seperti flagela, fili, dan lain-lain. Bentuk bakteri secara umum dibagi menjadi tiga yaitu batang (basil), bulat (coccus) dan spiral.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
89
F. Pendekatan dan Metode Pembelajaran Pendekatan Pembelajaran: Scientific Metode pembelajaran
: Discovery, diskusi, pengamatan langsung dan ceramah.
G. Kegiatan Pembelajaran Pertemuan I (1 x 45 menit) Kegiatan (waktu)
Fase
Melakukan Pendahu- apersepsi, luan menyampaikan (5 menit) tujuan dan memotivasi siswa.
Eksplorasi
Elaborasi Inti (30 menit)
Konfirmasi
Penutup Penghargaan (10 menit)
Kegiatan guru dan siswa - Guru melakukan presensi dan mengecek kesiapan siswa. - Guru menayangkan gambar orang yang sedang mencuci tangan dan mengajukan pertanyaan mengapa orang harus mencuci tangan. Guru meminta beberapa siswa untuk mengemukakan pendapatnya. - Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. - Guru menjelaskan pokok-pokok materi pembelajaran. - Guru membagi siswa dalam lima kelompok yang terdiri dari 4-5 orang. - Masing-masing kelompok diberi LKS terkait dengan bagian-bagian sel bakteri tersebut beserta fungsinya - Guru meminta siswa berdiskusi dan mengerjakan LKS dalam kelompok kecil. - Guru meminta perwakilan tiap-tiap kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusinya. - Guru dan siswa yang lain menanggapi presentasi. Guru meluruskan pendapat siswa yang kurang tepat dan menambahkan jika perlu. - Guru meminta siswa mengungkapkan informasi baru yang berhasil didapat melalui kegiatan pembelajaran. - Memberikan penghargaan pada siswa yang dapat menjawab dengan benar dan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Kegiatan (waktu)
Fase
Kegiatan guru dan siswa
Penarikan kesimpulan
-
Refleksi
-
Penugasan
-
Pertemuan II ( 2 x 45 menit) Kegiatan Fase (waktu) Melakukan apersepsi, Pendahu- menyampaikan luan tujuan dan (5 menit) memotivasi siswa.
Eksplorasi
Inti (70 menit) Elaborasi
90
siswa yang telah melakukan presentasi. Guru membimbing siswa untuk menyimpulkan pokok-pokok materi yang telah dipelajari. Guru mengajak siswa menemukan nilainilai yang didapat dalam kegiatan belajar mengajar yang telah dilakukan. Guru memberi tugas pada siswa untuk mempersiapkan materi selanjutnya dengan membaca materi mengenai bentuk-bentuk bakteri.
Kegiatan guru dan siswa - Guru melakukan presensi dan mengecek kesiapan siswa. - Guru menyampaikan pertanyaan kepada siswa tentang pernahkan mereka melihat bentuk bakteri yang pada makanan basi. - Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. - Guru melakukan tanya jawab dengan siswa mengenai perkiraan ukuran bakteri dan bagaimana cara melihat bentuk bakteri. - Guru menyampaikan secara singkat tata cara kegiatan pengamatan mofologi koloni dan sel bakteri. - Siswa dibagi dalam kelompok (masingmasing kelompok 4-5 orang), setiap kelompok diminta mengambil LKS, bahan dan alat yang akan digunakan dalam kelompok. - Guru meminta tiap kelompok mengamati koloni bakteri (yang telah disiapkan oleh guru sebelumnya) dan mendeskripsikan bentuknya. - Guru menjelaskan cara kerja pengecatan negatif bakteri uji (Bacillus cereus dan Staphylococcus aureus) dan pengamatan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Kegiatan (waktu)
Fase
Kegiatan guru dan siswa -
-
-
Konfirmasi
91
-
-
-
menggunakan mikroskop. Siswa melakukan pengecatan negatif bakteri dan guru mengamati kinerja siswa. Siswa menggambarkan hasil pengamatan dari mikroskop dan mengidentifikasi bentuk bakteri uji. Siswa melengkapi LKS dan guru membimbing siswa. Guru meminta siswa membersihkan dan merapikan atau menyimpan peralatan yang digunakan dalam pengamatan. Tiap kelompok membacakan hasil pengamatannya, dan mempersilahkan kelompok lain menanggapi. Guru meluruskan pendapat siswa yang kurang tepat, dan menambahkan jika perlu. Guru meminta tiap kelompok mengumpulkan LKS yang telah diisi. Memberikan penghargaan pada siswa yang dapat menjawab dengan benar.
Penghargaan
-
Penarikan kesimpulan
-
Guru membimbing siswa menyimpulkan pokok-pokok yang telah dipelajari.
Refleksi
-
Guru mengajak siswa menemukan nilainilai yang didapat dalam kegiatan belajar mengajar yang telah dilakukan.
Penugasan
-
Guru meminta tiap kelompok membuat laporan tertulis pengamatan. Guru menugaskan siswa untuk menyiapkan materi selanjutnya mengenai bakteri yang menguntungkan atau merugikan bagi manusia, serta jenis kerugian atau keuntungan yang diberikan.
Penutup (15 menit)
-
untuk materi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
92
H. Media, Alat dan Sumber Belajar 1. Media a. LKS b. Power point 2. Alat/bahan a. LCD proyektor b. Papan tulis 3. Sumber belajar Buku Biologi 1 SMA dan MA untuk Kelas X, penerbit Esis
I.
Biologi untuk SMA/MA Kelas X, Penerbit Erlangga
Penilaian 1. Jenis/ Teknik penilaian
2.
a.
Tes tertulis
b.
Penugasan
c.
Non tes (kinerja)
Instrumen penilaian a.
Instrumen tes tertulis
b.
Instrumen penilaian kegiatan diskusi
c.
Instrumen penilaian kinerja praktikum
Yogyakarta,.................... Mengetahui: Kepala SMA N 24 Yogyakarta
Guru Mata Pelajaran
……………………………….
………………………………
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
93
LEMBAR KERJA SISWA A. Judul : Struktur Bakteri B. Tujuan : 1. Mengidentifikasi struktur sel bakteri beserta fungsinya. C. Alat dan Bahan : 1. Alat tulis 2. LKS D. CARA KERJA : 1. Bentuklah kelompok yang berjumlah 4-5 orang. 2. Dengan menggunakan buku penduan yang ada tuliskanlah nama dan fungsi bagian-bagian sel bakteri yang telah diberi nomor. 3. Tuliskan hasil diskusi kelompok di lembar kerja. 4. Tiap-tiap kelompok mempresentasikan hasil diskusi kelompok di depan kelas. E. HASIL DISKUSI : 1. Identifikasi bagian-bagian sel bakteri berikut ! 1 2 3 4 5 6 7
8 9 10
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Tabel Struktur dan Fungsi Sel Bakteri No. 1.
2.
3.
4.
5. 6.
7.
8.
9.
10.
Nama bagian
Fungsi
94
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
95
LEMBAR KERJA SISWA A. Judul: pengamatan morfologi koloni bakteri dan Pengecatan negatif bakteri
B. Tujuan: Mengetahui macam-macam bentuk koloni dan melalui pengecatan negatif bakteri siswa dapat memaparkan bentuk bakteri uji.
C. Alat dan Bahan 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13.
Hasil streak plate bakteri Bacillus cereus dan Staphylococcus aureus Lup Mikroskop Bunsen Jarum ose Gelas benda Gelas penutup Penjepit Pipet tetes Cat warna nigrosin Minyak immersi Alkohol 96% Sprayer
D. Cara Kerja 1. Amatilah koloni tunggal bakteri pada yang telah diinokulasi pada cawan petri, jika koloni terlalu kecil gunakan lup. 2. Tentukan bentuk koloni, warna koloni, dan amati permukaan koloni,tuliskan hasilnya dalam LKS. 3. bersihkan permukaan gelas benda dengan alkohol 4. teteskan satu tetes cat nigrosin di salah satu ujung gelas benda. 5. Selanjutnya campurkan satu ose biakan bakteri dengan tinta China. 6.
Letakkan gelas benda yang lain di sisi luar campuran tinta dan bakteri dalam posisi miring dengan sudut kemiringan 45º terhadap gelas benda pertama. Kemudian dorong gelas benda kedua ke arah sisi lainnya secara perlahan, sehingga tinta dan bakteri menyebar di permukaan gelas benda pertama.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
96
7. Lalukan gelas benda di atas api bunsen hingga apusan mengering, tutup sebagian dengan gelas penutup lalu teteskan minyak immersi diatasnya. 8. Lakukan pengamatan dilakukan di bawah mikroskop dengan perbesaran kuat. 9. Gambarlah dan fotolah apa yang anda lihat.
E. Hasil Pengamatan Tabel 1. Hasil Pengamatan morfologi koloni Gambar koloni bakteri B. cereus
Deskripsi bentuk koloni
Gambar koloni bakteri S. aureus
Deskripsi bentuk koloni
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
97
Tabel 2. Hasil pengamatan pengecatan negatif bakteri Gambar hasil pengecatan negatif bakteri B. cereus
Deskripsi bentuk bakteri
Gambar hasil pengecatan negatif bakteri S. aureus
Deskripsi bentukbakteri
Poin-Poin Pembahasan (paragraf) 1.
Apakah terdapat perbedaan bentuk, warna dan permukaan koloni bakteri Bacillus cereus dan Staphylococcus aureus
2.
Apakah fungsi pengecatan negatif bakteri?
3.
Berdasarkan hasil pengamatan kelompok anda bentuk bakteri apakah yang anda temukan?
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
98
INSTRUMEN PENILAIAN KINERJA PRAKTIKUM No
Aspek yang Dinilai
1. 2.
Membuat preparat apusan Keterampilan menggunakan mikroskop Pengamatan Data yang Diperoleh Kebersihan Kesimpulan
1
3. 4. 5. 6
Rubrik Penilaian: No Aspek yang Dinilai 1. Membuat preparat apusan 2.
Keterampilan menggunakan mikroskop
3
Pengamatan
4
Data yang Diperoleh
5
Kebersihan
6.
Kesimpulan
1 Preparat tidak bisa diamati
Penilaian 2
Penilaian 2 Preparat kurang jelas dalam pewarnaan Terlalu lama dalam mencari fokus mikroskop
3
3 Preparat jelas dan sesuai dengan prosedur kerja Hanya dapat Terampil dalam menghidupkan menyalakan mikroskop mikroskop dan cepat mencari fokus mikroskop Pengamatan Pengamatan Pengamatan tidak cermat cermat namun cermat dan salah dalam interpretasi menginterpreta- gambar benar sikan gambar Data tidak Data kurang Data lengkap, lengkap/ hanya lengkap atau gambar dan gambar tanpa hanya beberapa keterangan ada keterangan saja dicantumkan keterangan Tidak Membersihkan/ Membersihkan/ membersihkan/ membereskan membereskan membereskan peralatan peralatan peralatan praktikum praktikum setelah dengan tidak dengan tuntas dan praktikum tuntas/tidak rapi maksimal Tidak benar Kesimpulan Semua benar atau atau tidak tidak lengkap sesuai tujuan sesuai tujuan atau hanya sebagian yang sesuai tujuan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
99
INSTRUMEN PENILAIAN DISKUSI Hasil penilaian diskusi Topik : ................................ Tanggal : ................................ Jumlah siswa : .......................orang Nama No. siswa
Menyampaikan pendapat 1 2 3 1
Menanggapi 2
3
4
Mempertahankan argumentasi 1 2 3 4
Jumlah Skor
Nilai
1. 2. dst.
Rubrik Penilaian: No 1.
Aspek yang Dinilai Menyampaikan pendapat
Penilaian 1 Tidak sesuai masalah
2 Sesuai dengan masalah, tapi belum benar
3 Sesuai dengan masalah dan benar
2.
Menanggapi pendapat
Langsung setuju atau menyanggah tanpa alasan
Setuju atau menyanggah dengan alasan yang benar tidak sempurna
Setuju atau menyanggah dengan alasan yang benar
3
Mempertahankan pendapat
Tidak dapat mempertahan kan pendapat
Mampu mempertahankan pendapat, alasan kurang tepat
Mampu mempertahankan pendapat, alasan benar tidak didukung referensi.
4 Sesuai dengan masalah dan benar dengan didukung referensi Setuju atau menyanggah dengan alasan yang benar dengan didukung referensi Mampu mempertahankan pendapat, alasan benar didukung referensi.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
RUBRIK PENILAIAN LAPORAN PRAKTIKUM No Aspek penilaian Kriteria penilaian - Tulisan tangan rapi atau diketik - Penulisan sistematik - Tata bahasa komunikatif (mudah dipahami) 1 Bentuk laporan - Menyajikan dasar teori sesuai tujuan praktikum Bila 1 dari 4 kriteria tidak terpenuhi Bila 2 dari 4 kriteria tidak terpenuhi Bila 3 dari 4 kriteria tidak terpenuhi - Data dalam bentuk tabel atau bentuk lain yang memudahkan pembacaan data - Data lengkap, sesuai hasil pengamatan Data hasil - Gambar hasil pengamatan digambar dengan jelas 2 pengamatan dan rapi Bila 1 dari 3 kriteria tidak terpenuhi Bila 2 dari 3 kriteria tidak terpenuhi - Pembahasan sesuai dengan tujuan praktikum - Pembasan menggunakan kata-kata sendiri dan komunikatif - Melakukan analisis terhadap hasil pengamatan 3 Pembahasan Bila 1 dari 3 kriteria tidak terpenuhi Bila 2 dari 3 kriteria tidak terpenuhi Jika pembahasan hanya membaca data, tidak ada analisis - Kesimpulan menjawab tujuan praktikum - Kesimpulan sesuai dengan pembahasan - Kesimpulan dapat merangkum hasil praktikum 4 Kesimpulan Bila 1 dari 3 kriteria tidak terpenuhi Bila 2 dari 3 kriteria tidak terpenuhi
100
Skor 30 25 20 15
20
15 10 35 30 25 20 15 10 5
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
101
KISI-KISI SOAL Indikator
Nomor soal Mengingat Memahami Menerapkan Menganalisis Mengevaluasi Menciptakan
1. Menyebutkan macam-macam bentuk bakteri. 2. Mengidentifikasi ciri-ciri Archaebacteria dan Eubacteria. 3. Mengidentifikasi struktur sel bakteri beserta fungsinya.
1.
5
1
3, 4
2
SOAL Sebutkan dan jelaskan penggolongan Archaebacteria berdasarkan lingkungan hidupnya!
2.
Perhatikan gambar di bawah ini! 1 2 4 6
3
5
7
8 9
Sebutkan dan jelaskan fungsi bagian-bagian sel sel bakteri di atas.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
3.
Gambarkan tipe-tipe flagela bakteri berdasarkan letak dan jumlahnya, serta berilah keterangan singkat!
4.
5.
102
Gambarkan bentuk sel bakteri di bawah ini, dan beri keterangan singkat! a.
Sarkina
b.
Stapilokokus
c.
Streptobasil
d.
Spiroseta
Berdasarkan namanya, tentukan bentuk-bentuk bakteri berikut ini! a) Bacillus subtilis b) Thiosarcina rosea c) Streptococcus mutans d) Vibrio cholerae e) Thiospirillopsis floridiana f) Lactobacillus bulgaricus g) Diplococcus pneumoniae h) Enterococcus faecalis
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
103
PEDOMAN PENILAIAN (KUNCI JAWAB) 1. Berdasarkan lingkungan hidupnya, Archaebacteria digolongkan menjadi: a) Bakteri metanogen, merupakan bakteri yang menghasilkan metana dari hidrogen dan CO2 atau asam asetat. Bakteri metanogen hidup di rawa sebagai pengurai. b) Bakteri halofil, merupakan bakteri yang hidup di lingkungan yang kadar garamnya tinggi. c) Bakteri termoasidofil, merupakan bakteri yang hidup di lingkungan bersuhu tinggi dan tingkat keasaman tinggi. Habitat baktei ini merupakan daerah yang mengandung asam sulvat, misalnya kawah vulkanik.
2. fungsi bagian-bagian sel bakteri: Nomer Nama 1 Kapsul
2
Dinding sel
3
Membran sel
4
Sitoplasma
5 6
Ribosom Plasmid
7
Pili
8
Flagela
9
Nukleoid
Fungsi Mempertahankan diri dari senyawa yang dapat menggaggu fungsi sel, melindungi diri dari kekeringan. Mempertahankan bentuk sel dan perlindungan sel. Mengatur keluar dan masuknya zat kedalam atau keluar sel, karena bersifat semipermeabel. Cairan didalam sel yang merupakan tempat terjadinya reaksi-reakasi metabolisme. Merupakan tempat disintesisnya protein. Merupakan DNA nonkromosom yang berfungsi membawa informasi genetik tertentu. Disebut juga bulu getar, berfungsi dalam motolitas (pergerakan) bakteri. Disebut juga bulu cambuk, berfungsi dalam motolitas (pergerakan) bakteri. Merupakan DNA kromosom, yang berfungsi mengatur seluruh aktivitas sel bakteri dan pembawa materi genetik.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
104
3. Tipe-tipe flagela bakteri: A. Monotrik, yaitu satu flagela di salah satu ujung sel bakteri. B. Lofotrik, yaitu banyak flagela di salah satu ujung sel bakteri. C. Amfitrik, yaitu flagela yang terletak masingmasing satu di kedua ujung sel bakteri. D. Peritrik , yaitu banyak flagela yang terletak diseluruh sisi sel bakteri.
4. Beberapa bentuk sel bakteri: Bakteri bentuk bulat yang berkumpul empat sel dan membentuk struktur menyerupai kubus. Sarkina Bakteri bentuk bulat yang berkoloni membentuk koni yang tidak beraturan sehingga bentuknya menyerupai buah anggur. Stapilokokus Bentuk batang yang bergandengan memanjang, Streptobasil
membentuk rantai.
Merupakan Spiroseta
bakteri
berbentuk
a.
Basil (batang)
b.
Sarkina
c.
Streptokokus
d.
Vibrio
e.
Spiral
yang
bersifat lentur, pada saat bergerak selnya dapat memanjang dan memendek.
5. Bentuk sel bakteri:
spiral
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
f.
Basil (batang)
g.
Diplokokus
h.
Kokus
105
PEDOMAN PENSKORAN Nomor soal
1
2
3
4
5
Kriteria penilaian Menyebutkan dan menjelaskan tiga golongan archaebacteria dengan tepat. Menyebutkan dan menjelaskan dua golongan archaebacteria dengan tepat. Menyebutkan dan menjelaskan satu golongan archaebacteria dengan tepat. Menyebutkan 9 nama dan fungsi bagian sel bakteri beserta fungsinya. Menyebutkan 7-8 nama dan fungsi bagian sel bakteri beserta fungsinya. Menyebutkan 5-6 nama dan fungsi bagian sel bakteri beserta fungsinya. Menyebutkan 2-3 nama dan fungsi bagian sel bakteri beserta fungsinya. Menyebutkan 1 nama dan fungsi bagian sel bakteri beserta fungsinya. Menggambarkan dan menjelaskan 4 tipe flagela dengan tepat. Menggambarkan dan menjelaskan 3 tipe flagela dengan tepat. Menggambarkan dan menjelaskan 2 tipe flagela dengan tepat. Menggambarkan dan menjelaskan 1 tipe flagela dengan tepat. Menggambar 4 bentuk sel dan memberi deskripsi singkat dengan tepat Menggambar 3 bentuk sel dan memberi deskripsi singkat dengan tepat Menggambar 2 bentuk sel dan memberi deskripsi singkat dengan tepat Menggambar 1 bentuk sel dan memberi deskripsi singkat dengan tepat Menyebutkan 8 bentuk sel bakteri dengan tepat Menyebutkan 4-7 bentuk sel bakteri dengan tepat Menyebutkan 1-3 bentuk sel bakteri dengan tepat
skor 15 10 5 25 20 15 10 5 20 15 10 5 25 19 13 7 15 10 5