PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
HUBUNGAN ANTARA KONDISI LINGKUNGAN FISIK PEKERJAAN DENGAN STRES KERJA PADA KARYAWAN DI PERUSAHAAN TAMBANG
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Program Studi Psikologi
Disusun Oleh : Pricillya Regina JulyaTampi NIM : 109114126
FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2015
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
ii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
“Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku iii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
“Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan.” (Yeremia 29 : 11)
“Karena masa depan sungguh ada,
“Diberkatilah orang yang
dan harapanmu tidak akan hilang”
mengandalkan Tuhan,yang menaruh
(1 Tawarikh 16 : 34)
harapannya pada Tuhan” (Yeremia 17:5) ( 1 Tawarikh 16 : 34 )
“Cobalah untuk tidak menjadi orang sukses, melainkan menjadi orang yang bernilai.” (Albert Einstein)
iv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Karya ini aku persembahkan untuk : Tuhan Yesus Kristus, untuk kasih setia dan berkat yang terus diberikan dalam hidupku Anugerah terbesarku, Mama, Papa, dan Kak Ivonne Keluarga keduaku, saudara, teman-teman, dan sahabatsahabatku yang terkasih, yang telah memberikan warna dalam hidupku v
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
vi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
HUBUNGAN ANTARA KONDISI LINGKUNGAN FISIK PEKERJAAN DENGAN STRES KERJA PADA KARYAWAN DI PERUSAHAAN TAMBANG
Pricillya Regina Julya Tampi
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kondisi lingkungan fisik pekerjaan dan stres kerja pada karyawan di perusahaan tambang.Subjek dalam penelitian ini adalah karyawan yang berusia 30 – 55 tahun yang telah memiliki masa kerja minimal satu tahun dan bekerja di luar ruang/lapangan.Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah adanya hubungan negatif antara kondisi lingkungan fisik pekerjaan dan stres kerja pada karyawan di perusahaan tambang.Peneliti menggunakan teknik purposive sampling dalam pengambilan sampel penelitian.Data penelitian diperoleh dengan menggunakan dua skala yaitu Skala Stres Kerja dan Skala Kondisi Lingkungan Fisik Pekerjaan.Reliabilitas Skala Stres Kerja adalah 0,923 dari 38 item dan reliabilitas Skala Kondisi Lingkungan Fisik Pekerjaan adalah 0,948 dari 42 item. Reliabilitas kedua skala diperoleh dengan menggunakan teknik Alpha Cronbach dari program SPSS for windows 16.0. Data dalam penelitian ini dianalisis dengan menggunakan teknik korelasi Product Moment Pearson dengan program SPSS for windows 16.0. Nilai koefisien korelasi yang diperoleh adalah -0,606 dengan nilai signifikansi sebesar 0,000 (p < 0,01). Hasil ini menunjukkan bahwa hipotesis diterima yaitu adanya hubungan negatif antara variabel kondisi lingkungan fisik pekerjaan dan stres kerja. Kata Kunci :kondisi lingkungan fisik pekerjaan,stres kerja, karyawan, perusahaan tambang
vii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
RELATION BETWEEN PHYSICAL WORK ENVIRONMENT CONDITIONS WITH JOB STRESS OF EMPLOYEES IN THE MINING COMPANY
Pricillya Regina Julya Tampi
ABSTRACT
This research aimed to examine the relation between physical work environment conditions with job stress of employees in the mining company. The hypothesis in this research there was a negative relation between physical work environtment conditions and job stress of employees in the mining company. Subjects in this research were employees aged 30 – 55 years who had one year minimum term of work and worked outside the room/field. In this research, researcher used purposive sampling technique. Data were obtained by using two scales, that is Job Stress Scale and Physical Environment Work Conditions Scale. Reliability of Job Stress scale reliability was 0,923 of 38 items and reliability of Physical Work Environment Conditions was 0,948 of 42 items. Reliability of both scales is obtained by using Cronbach Alpha of SPSS for Windows 16.00. Data were analyzed using Pearson Product Moment correlation technique with SPSS for Windows 16.00 and were obtained coefficient correlation was -0,606 with significance level 0,000 (p < 0,01). The result showed that the hypothesis was accepted that there was negative relation between physical work environment conditions.job and job stress. Keywords :physical work environment, conditions,job stress, employee, mining company
viii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
ix
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas berkat dan kasih setiaNya yang luar biasa penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Hubungan Antara Kondisi Lingkungan Fisik Pekerjaan dengan Stres Kerja pada Karyawan di Perusahaan Tambang” sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana psikologi di Universitas Sanata Dharma. Skripsi ini juga tidak lepas dari adanya dukungan dan bantuan dari berbagai pihak selama perjalanan studi penulis. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada : 1. Universitas Sanata Dharma khususnya Fakultas Psikologi sebagai almamaterku. Terima kasih atas pembelajaran hidup yang begitu berharga yang telah penulis dapatkan selama menjalakan studi di sini. 2. Bapak Dr. T. Priyo Widiyanto, M.Si., selaku Dekan Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma, juga selaku Dosen Pembimbing Akademik. Terima kasih atas nasihat-nasihat dan motivasi yang telah diberikan selama penulis menjalankan studi di Fakultas Psikologi. 3. Ibu Ratri Sunar Astuti, M.Si., selaku Ketua Program Studi Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma. 4. Ibu Dewi Soerna Anggraeni, M. Psi., selaku Dosen Pembimbing yang telah memberikan banyak bantuan, masukan, dan waktunya kepada penulis selama penulis mengerjakan skripsi sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. x
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
5. Bapak R. Landung Eko P., M.Psi. dan Bapak TM Raditya Hernawa, M.Psi., selaku dosen penguji skripsi. Terima kasih atas berbagai masukan, saran, dan kritik membangun yang telah diberikan agar skripsi yang disusun penulis dapat menjadi lebih baik. 6. Seluruh dosen Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan begitu banyak pembelajaran dan pengetahuan sehingga penulis dapat menambah wawasan mengenai dunia Psikologi. 7. Seluruh staff di Fakulas Psikologi, Mas Gandung, Bu Nanik, Mas Muji, Mas Donny, dan Pak Gie. Terima kasih atas bantuan dan canda tawanya selama ini, yang memberikan warna tersendiri ketika penulis menempuh studi di Fakultas Psikologi. Semoga terus diberkati dalam tugas dan tanggung jawabnya. 8. PT Vale Indonesia Tbk sebagai perusahaan tempat penulis melakukan penelitian. Terima kasih atas bantuan dan izin yang telah diberikan kepada penulis sehingga penulis dapat melakukan penelitian. 9. Karyawan PT Vale Indonesia Tbk bagian Departemen Process Plant dan Utilities. Terima kasih karena di tengah kesibukan dan tugas pekerjaannya masih menyediakan waktu dan tenaganya sebagai subjek penelitian penulis. 10. Kedua orangtuaku. Papa dan Mama, rasanya tidak cukup mengucapkan rasa sayang dan terima kasih di lembaran ini untuk kedua orang terhebatku di dunia ini. Terima kasih Papa dan Mama atas semua yang sudah diberikan kepadaku selama ini, yang menjadi sumber motivasi dan kekuatanku selama menjalankan
xi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
studi di Yogyakarta. Semoga aku selalu bisa membahagiakan dan membanggakan kalian terus. 11. Kakakku Ivonne Anastasya Ariesta Tampi, saudara sekaligus sahabatku. Terima kasih kak sudah jadi tempat curhat dan untuk segala masukan dan bantuannya. Terima kasih untuk selalu menenangkanku dengan caramu ketika aku mulai merasa down. 12. Rio Ferland Junior. Terima kasih sudah selalu menamani hari-hariku. Terima kasih sudah mau direpotkan selama aku menjalankan studi di Yogyakarta, mulai dari waktu dan tenaga yang sudah kamu berikan sangat berharga. Thank you for always there and making me smile even on my worst of day. 13. Raisa Vienlentia dan Andin Marchelyna, kedua sahabat lengketku yang paling gokil dan gesrek :D Terima kasih atas persaudaraan dan kebersamaan kita selama ini yang begitu berharga. Semoga ke depannya kita tetap seperti ini, melakukan kegilaan dan hal-hal bodoh yang selalu bikin perut sakit karena ketawa. Aku sayang kalian! Semoga kesuksesan senantiasa mengikuti kita. 14. Monica Astria Sitorus dan Agustina. Kedua sahabatku yang selalu ada di waktu yang tepat untuk menghiburku (hahaha). Terima kasih kalian, sudah bersamasama saling membantu, menguatkan, dan berjuang menyelesaikan studi di Kota Yoyakarta ini. Aku sayang kalian! 15. Kerabat Dewiku. Kak Jojo, Kak Dicky, Kak Rea, Kak Alvi, Kak Anggi, Raisa, Istri, Nanda, Rani, Mitha, dan Lydia. Keluarga keduaku selama tinggal di Yogyakarta. Terima kasih untuk semua cerita, tawa, dan pengalamannya. Kalian xii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
semua adalah spesialis humor yang handal. Aku akan kangen banget sama kalian. Keep contact dan keep in touch ya. 16. Geng YPS 2010 chapter Jogja. Monica, Agustina, Kiki, Rio, Randhy, Dedy, Agung, Andar, Sammy, dan lainnya yang tidak sempat ngumpul bareng di saatsaat terakhir karena keburu lulus duluan. Terima kasih atas kebersamaannya! Terima kasih untuk malam-malam yang kita lalui hingga pagi bersama UNO sambil curhat tentang kuliah dan skripsi masing-masing. Pada akhirnya semuanya juga berhasil kita lewati. Selamat mengejar mimpi dan cita-cita masing-masing, guys! 17. Sahabat-sahabatku 9999’ers. Ilva, Donna, Tinnang, Rini, Lisa, Anti, Agni, Wati. Sahabat-sahabat tergokilku yang meskipun kita kuliahnya berpencar-pencar tapi tetap bersatu padu meramaikan grup Line, BBM, dan Whatsapp :D. Terima kasih kalian yang tak henti-hentinya memberikan semangat dari jauh dan selalu memberikan cerita-cerita lucu. 18. Rosy Mardiniyanti dan Priscylia Anali Christy Rorie, dua sahabat yang sudah aku anggap keluargaku sendiri. Terima kasih karena sudah selalu mendukungku menyelesaikan skripsi ini. Selalu memberi keceriaan baru ketika aku mulai suntuk dan butuh teman cerita. Sayang banget sama kalian! 19. Teman-teman di Kelas C dan D Fakultas Psikologi yang gokilnya tiada tara. Senang dan sangat bersyukur bisa menjadi bagian dari kelas ini. Kompak dan keep contact terus yaa teman-teman meskipun kita udah pisah-pisah nanti. See you on top, guys! xiii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
20. Paduan Suara Angel’s Voice, terima kasih atas pengalaman bernyanyi bersama selama ini. 21. Alice, Jasper, dan para Cibung yang telah menemani hari-hari penulis. 22. Seluruh pihak yang telah membangtu dan mendukung penyelesaian skripsi ini baik secara langsung maupun tidak langsung yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu. Terima kasih atas segala bantuan dan dukungannya. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna.Oleh karena itu, kritik dan masukan sangat penulis harapkan agar skripsi ini bisa menjadi lebih baik lagi.Penulis berharap agar skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang mememerlukannya.
Penulis
Pricillya Regina Julya Tampi
xiv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ……………………………………………………………
i
HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING
……………………
ii
……………………………………
iii
HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
……………………
vi
ABSTRAK
……………………………………………………………………
vi
ABSTRACT
……………………………………………………………………
vii
HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH KATA PENGANTAR
…………...
ix
……………………………………..…………….
x
DAFTAR ISI ……………………………………………..…………………….
xv
DAFTAR TABEL
…………………………………………………………... xviii
DAFTAR GRAFIK
……………………………………………………………
DAFTAR LAMPIRAN BAB I.
……………………………….………...................
xix xx
PENDAHULUAN ……………………………………………………
1
A.
Latar Belakang Masalah
1
B.
Rumusan Masalah
……………………………………………
11
C.
Tujuan Penelitian
……………………………………………
11
D.
Manfaat Penelitian
……………………………………………
11
1. Manfaat Teoretis ……………………………………………
11
2. Manfaat Praktis
……………………………………………
12
……………………………………………
13
……………………………………………………
13
1. Pengertian Stres ……………………………………………
12
2. Pengertian Stres Kerja
15
BAB II. LANDASAN TEORI A. Stres Kerja
……………………………............
……………………………………
3. Faktor-faktor Penyebab Stres Kerja
……………………
16
4. Aspek-aspek Stres Kerja ……………………………………
23
5. Dampak Stres Kerja
26
……………………………………
xv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
B. Kondisi Lingkungan Fisik Pekerjaan …………………………… 1. Pengertian Kondisi Lingkungan Pekerjaan
32
……………
32
2. Pengertian Kondisi Lingkungan Fisik Pekerjaan ……………
33
3. Aspek-aspek Kondisi Lingkungan Fisik Pekerjaan
……
36
....................
41
……………………………
43
4. Dampak Kondisi Lingkungan Fisik Pekerjaan C. Karyawan di Perusahaan Tambang
D. Hubungan antara Kondisi Lingkungan Fisik Pekerjaan dengan Stres Kerja pada Karyawan di Perusahaan Tambang ……………
47
E.
Kerangka Pemikiran ……………………………………………
55
F.
Hipotesis
……………………………………………………
56
BAB III. METODE PENELITIAN ……………………………………………
57
A. Jenis Penelitian
……………………………………………
B. Identifikasi Variabel Penelitian
57
……………………
57
C. Definisi Operasional ……………………………………………
57
1. Stres Kerja……………………………………………………
58
2. Kondisi Lingkungan Fisik Pekerjaan
……………………
51
……………………………………………
60
D. Subjek Penelitian E.
…………………………………....
61
1. Skala Stres Kerja ……………………………………………
61
2. Skala Kondisi Lingkungan Fisik Pekerjaan
……………
64
Validitas dan reliabilitas Alat Ukur ……………………………
66
1. Validitas…..………………………………………………….
66
2. Seleksi Item
……………………………………………
67
3. Reliabilitas
……………………………………………
70
G. Metode Analisis Data ……………………………………………
70
F.
Metode Pengumpulan Data
1. Uji Asumsi
…………………………………………....
70
a. Uji Normalitas……………………………..……………..
70
b. Uji Linearitas ………………………..…………………..
71
2. Uji Hipotesis
…………………………..……………….. xvi
71
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ……..…………….. A. Pelaksanaan Penelitian
……………………………………
B. Gambaran PT. Vale Indonesia
72 72
………..…………….…….
73
C. Deskripsi Subjek Penelitian …..………………………………..
74
D. Deskripsi Data Penelitian
………..…………………………..
79
E.
…..………………………………..
83
……..….………………………………….
83
a. Uji Normalitas.….………………………………………..
83
b. Uji Linearitas …..………………………………………..
84
Analisis Data Penelitian 1. Uji Asumsi
2. Uji Hipotesis
………………………...………………….
85
3. Analisis Data Tambahan ……………………………………
87
a. Uji U tingkat stres kerja dengan usia subjek ……………
87
b. Uji U tingkat stres kerja dengan pengalaman kerja subjek
…………………………………................
88
c. Uji U persepsi terhadap kondisi lingkungan fisik pekerjaan dengan usia subjek ……………………………
89
d. Uji U persepsi terhadap kondisi lingkungan fisik pekerjaan dengan pengalaman kerja subjek …………… F.
Pembahasan
………………………………...…………………
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN
DAFTAR PUSTAKA
91
...………………...………………..
98
…………………………………...……….
98
…………………………………………...……….
98
A. Kesimpulan B. Saran
90
………………………..…....…...….. …… 100
LAMPIRAN …………...…………………………………..……………........... 105
xvii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR TABEL
Tabel 1
Blue Print Skala Stres Kerja (Sebelum Penelitian)
....................... 64
Tabel 2
Blue Print Skala Kondisi Lingkungan Fisik Pekerjaan (Sebelum Uji Coba) …………………………………...………… 66
Tabel 3
Blue Print Skala Stres Kerja (Setelah Uji Coba)
Tabel 4
Blue Print Skala Kondisi Lingkungan Fisik Pekerjaan (Setelah Uji Coba)
....................... 68
……………………………...……………… 69
Tabel 5
Deskripsi Subjek Berdasarkan Usia ……………………...……… 77
Tabel 6
Deskripsi Subjek Berdasarkan Jenis Kelamin
……..……… 77
Tabel 7
Deskripsi Subjek Berdasarkan Lama Bekerja
……..……… 77
Tabel 8
Deskripsi Subjek Berdasarkan Jabatan (Posisi)
………..…… 78
Tabel 9
Deskripsi Subjek Berdasarkan Shift Kerja
Tabel 10
Deskripsi Data Penelitian
………………………………..…… 79
Tabel 11
Norma Kategorisasi Skala
……………………………..……… 81
Tabel 12
Kategorisasi Skor Skala Stres Kerja ………………..…………… 81
Tabel 13
Kategorisasi Skor Skala Kondisi Lingkungan Fisik Pekerjaan
……………..……… 78
…………………………………………….. 82
Tabel 14
Hasil Uji Normalitas ………………………………..…………… 84
Tabel 15
Hasil Uji Linearitas
………………………………..…………… 85
Tabel 16
Hasil Uji Hipotesis
………………………………………..…… 86
Tabel 17
Uji U tingkat stres kerja dengan usia subjek …………………..… 87
Tabel 18
Uji U tingkat stres kerja dengan pengalaman kerja subjek
Tabel 19
Uji U persepsi terhadap kondisi lingkungan fisik pekerjaan dengan usia subjek
Tabel 20
…….. 88
…………………………………………….. 89
Uji U persepsi terhadap kondisi lingkungan fisik pekerjaan dengan pengalaman kerja subjek
xviii
…………………………….. 90
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR GRAFIK
Grafik 1
Scatter Plot
…………………………………………………..
xix
86
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
Skala Stres Kerja
Lampiran 2
Skala Kondisi Lingkungan Fisik Pekerjaan ……………. 114
Lampiran 3
Hasil Uji Reliabilitas Skala Stres Kerja
Lampiran 4
Hasil Uji Reliabilitas Skala Kondisi Lingkungan Fisik Pekerjaan
Lampiran 5
……………………………….......... 104
……………. 121
……………………………………. 128
Hasil Uji T dan Uji Deskriptif Rata-Rata Empiris Dan Teoritis Stres Kerja dan Kondisi Lingkungan Fisik Pekerjaan
………………………………….… 135
Lampiran 6
Hasil Uji Normalitas …...……………………………….. 137
Lampiran 7
Hasil Uji Linearitas
…………………………………….. 139
Lampiran 8
Hasil Uji Hipotesis
…………………………………….. 141
Lampiran 9
Hasil Analisis Tambahan (Uji U Mann Whitney)
xx
...….. 142
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Sektor pertambangan merupakan salah satu sektor penting yang memberikan kontribusi bagi Indonesia. Pada tahun 2010, industri pertambangan menyumbang Rp 173,3 triliun atau 0,3% dari keseluruhan pertumbuhan ekonomi Indonesia. Hal tersebut menggambarkan betapa besar dan pentingnya industri tambang di Indonesia. Di sisi lain, sektor industri ini cenderung memiliki berbagai permasalahan kesehatan dan keselamatan kerja (Markkanen, 2004). NIOSH (National Institute of Occupational Savety and Health) menyebutkan bahwa fatality rate pada industri pertambangan dari tahun 2003 hingga tahun 2008 termasuk dalam kategori tinggi. Markkanen (2004) berpendapat bahwa salah satu sektor yang memiliki risiko kecelakaan kerja atau penyakit akibat kerja paling tinggi dapat dijumpai di pertambangan. Hal ini juga diperkuat oleh pernyataan dari Biro Statistik Buruh Amerika Serikat yang menyebutkan bahwa pertambangan merupakan salah satu sektor industri yang paling berbahaya. Kemudian, data dari U.S. Bureau of Labor Source tahun 2007 menunjukkan bahwa di antara 10 jenis industri, pertambangan menempati posisi kedua sebagai industri yang memiliki angka kecelakaan karyawan paling tinggi (dalam Schultz & Schultz, 2010).
1
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2
Karyawan yang bekerja di sektor pertambangan pun harus menghadapi risiko bahaya yang cukup besar terkait pekerjaannya. Kecelakaan fatal dapat terjadi ketika karyawan jatuh dari ketinggian, tertimpa, kejatuhan, atau terhantam oleh benda atau mesin yang sedang bergerak. Bahaya yang lain dapat berupa kebisingan, getaran, suhu panas, terpapar debu, gas, asap, dan bahan-bahan kimia berbahaya. Selain itu, karyawan yang bekerja di sektor pertambangan juga tidak lepas dari gangguan-ganggaun fisik akibat penggunaan peralatan kerja baik secara mekanik ataupun manual sepertigangguan bahu, cidera pada pergelangan kaki dan lutut, dan kelelahan dan gangguan tidur dalam kaitannya dengan kerja shift (Markkanen, 2004). Sebagai profesi yang memiliki risiko bahaya yang tinggi di lingkungan kerjanya, pekerja tambang rentan mengalami tekanan atau stres karena mereka setiap saat dihadapkan pada kemungkinan terjadinya kecelakaan (Rini, 2002). Data menunjukkan bahwa di antara 30 jenis profesi, karyawan tambang merupakan profesi yang memiliki tingkat stres paling tinggi (Haslam, 2004). Beehr dan Newman (1978) mendefinisikan stres kerja sebagai suatu keadaan yang timbul dalam interaksi antara manusia dengan pekerjaan. Pada dasarnya, stres yang dialami oleh individu bersifat merusak apabila tidak ada keseimbangan antara daya tahan mental individu dengan beban yang dirasakannya (dalam Waluyo, 2013). Munandar (2012) juga menyatakan bahwa stres merupakan suatu kondisi yang negatif, suatu kondisi yang mengarah pada timbulnya penyakit fisik maupun mental, atau mengarah ke perilaku yang tidak wajar.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
3
Menurut National Institute for Occupational Safety and Health (NIOSH) yang dikutip oleh Suksmono (2013), lebih dari setengah pekerja di Amerika melihat stres kerja sebagai permasalahan besar dalam kehidupan mereka. The American Institute of Stress memperkirakan bahwa stres dan penyakit yang disebabkan oleh stres membuat dunia usaha di Amerika mengalami kerugian sebesar 300 miliar dolar pertahun. Kerugian ini diakibatkan oleh banyaknya jumlah jam kerja yang terbuang akibat absennya karyawan, turnover, dan biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan sebagai jaminan kesehatan para karyawannya. Komunitas Eropa juga secara resmi menyatakan bahwa stres merupakan permasalahan kesehatan yang terkait dengan pekerjaan terbesar kedua yang dihadapi oleh para pekerja di Eropa (Suksmono, 2013). Stres kerja yang dialami oleh karyawan tidak hanya dapat merugikan diri karyawan itu sendiri tetapi juga dapat merugikan perusahaan. Pada diri karyawan, konsekuensi tersebut dapat berupa menurunnya gairah kerja, kecemasan yang tinggi, dan frustasi. Konsekuensi pada karyawan ini tidak hanya berhubungan dengan aktivitas kerja saja, tetapi juga dapat meluas ke aktivitas lain di luar pekerjaan seperti tidak dapat tidur dengan tenang, selera makan berkurang, dan kurang mampu berkonsentrasi (Waluyo, 2013). Selain itu, Arnold (dalam Waluyo, 2013) juga menyatakan empat konsekuensi yang dapat terjadi akibat stres kerja yang dialami oleh individu, yaitu terganggunya kesehatan fisik, kesehatan psikologis, performance, serta mempengaruhi individu dalam pengambilan keputusan. Pada perusahaan, konsekuensi yang timbul adalah
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
4
meningkatnya tingkat absensi, menurunnya tingkat produktivitas, dan secara psikologis dapat menurunkan komitmen organisasi, memicu perasaan teralienasi, hingga turnover (Greenberg & Baron, 1993; Quick & Quick, 1984; Robbins, 1993, dalam Waluyo, 2013) Menurut Munandar (2012) setiap faktor dalam pekerjaan dapat menjadi pembangkit stres (stressor). Faktor-faktor tersebut dapat dikelompokkan ke dalam lima kategori besar yaitu faktor intrinsik dalam pekerjaan, peran dalam organisasi, pengembangan karir, hubungan dalam pekerjaan, struktur dan iklim organisasi, tuntutan dari luar organisasi/pekerjaan, serta ciri-ciri individu (Hurrel dkk, dalam Munandar, 2012). Di samping itu, Luthans (2005) menyebutkan bahwa penyebab stres (stressor) terdiri dari empat hal utama, yaitu: (1) Extra Organizational Stressors, yang terdiri dari perubahan sosial/teknologi, keluarga, relokasi, keadaan ekonomi dan keuangan, ras dan kelas, serta keadaaan komunitas/tempat tinggal; (2) Organizational Stressors, yang terdiri dari kebijakan organisasi, struktur organisasi, kondisi lingkungan kerja fisik dalam organisasi, dan proses yang terjadi dalam organisasi; (3) Group Stressors, yang terdiri dari kurangnya kebersamaan dalam grup, kurangnya dukungan sosial; (4) Individual Stressors, yang terdiri dari disposisi individu seperti pola kepribadian Tipe A, personal control, learned helplessness, dan daya tahan psikologis. Di sisi lain, Riggio (2008) mengemukakan bahwa sumber stres juga dapat berasal dari jenis pekerjaan, organisasi, dan karakteristik individu. Stres kerja yang bersumber dari organisasi terdiri dari tugas kerja (meliputi beban kerja dan underutilization),
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
5
peran kerja (meliputi ketidakjelasan peran, kurangnya kontrol terhadap pekerjaan, kondisi fisik pekerjaan, hubungan interpersonal, pelecehan yang berasal dari rekan kerja ataupun atasan, perubahan organisasional, dan konflik keluargapekerjaan). Kemudian, stres kerja yang bersumber dari karakteristik individu terdiri dari pola kepribadian Tipe A, ketidaktahanan individu terhadap stres, dan kurangnya self efficacy. Faktor kunci dari stres adalah bagaimana seseorang mempersepsikan dan memberikan penilaian terhadap situasi dan kemampuan yang dimilikinya untuk menghadapi dan mengambil manfaat dari situasi yang dihadapi (Diana, 1991, dalam Waluyo, 2012). Maka dari itu, stres yang dialami individu sebenarnya berada di bawah kontrol individu itu sendiri karena masalahnya ada pada individu yang mempersepsikannya (Munandar, 2012). Dalam melakukan pekerjaan, individu tidak lepas dari lingkungan kerja.Lingkungan kerja merupakan aspek penting dalam mempengaruhi pelaksanaan suatu pekerjaan dan juga memiliki pengaruh yang besar dalam penyelesaian tugas (Anogoro dan Widiyanti, 1990).Menurut Nitisemito (1982) lingkungan kerja adalah segala sesuatu yang ada di sekitar para pegawai yang dapat
mempengaruhi
dirinya
dalam
menjalankan
tugas-tugas
yang
dibebankan.Anogoro dan Widiyanti (1990) berpendapat bahwa lingkungan kerja yang baik akan membawa pengaruh yang baik pula kepada para karyawan, pimpinan, dan hasil pekerjaannya. Lingkungan kerja yang kurang nyaman dari berbagai sisi, baik sisi fisik maupun non fisik, mempunyai akibat yang berantai
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
6
antara lain semangat kerja karyawan semakin menurun, gairah kerja karyawan menurun, dan tingkat produktifitas karyawan juga semakin menurun. Mia (2011) juga menjelaskan bahwa lingkungan kerja yang sehat dapat memberikan pengaruh yang positif terhadap kesehatan pekerja, seperti peningkatan moral pekerja, penurunan absensi, dan peningkatan produktivitas. Sebaliknya, tempat kerja yang kurang sehat atau tidak sehat (sering terpapar zat yang berbahaya yang dapat mempengaruhi kesehatan) dapat meningkatkan angka kecelakaan, rendahnya kualitas kesehatan pekerja, meningkatkan biaya kesehatan, dan banyak lagi dampak negatif lainnya. Anogoro dan Widiyanti (1990) menyatakan bahwa lingkungan kerja mencakup kondisi fisik maupun non-fisik (psikologis). Lingkungan fisik merupakan keadaan ruangan beserta perlengkapan yang mendukung, sedangkan lingkungan psikologis merupakan kondisi organisasi dan interaksi sosial di dalamnya.
Menurut
Wignjosoebroto
(2008)
lingkungan
fisik
pekerjaan
merupakan hal yang sangat penting dalam mempengaruhi sosial, mental, dan fisik dalam kehidupan pekerja. Lingkungan fisik pekerjaan yang merupakan keadaan di sekitar tempat kerja seperti temperatur, kelembaban udara, sirkulasi udara, pencahayaan, kebisingan, getaran, bau-bauan, dan warna, akan berpengaruh secara signifikan terhadap hasil kerja seseorang dalam lingkungan kerjanya. Pencahayaan sangat mempengaruhi manusia untuk melihat objek-objek secara jelas dan cepat tanpa menimbulkan masalah. Pencahayaan yang kurang dapat mengakibatkan mata pekerja menjadi cepat lelah. Lelahnya mata juga dapat
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
menyebabkan
lelahnya
mental
dan
menimbulkan
kerusakan
7
mata
(Wignjosoebroto, 2008). Penelitian yang dilakukan oleh Setyadi (2012) pada perusahaan garmen menemukan adanya hubungan positif antara pencahayaan di tempat kerja dengan kelelahan. Selain itu, Suma’mur (2013) juga menambahkan bahwa penerangan yang buruk dapat meningkatkan peristiwa kecelakaan. Kebisingan merupakan bunyi-bunyian yang tidak dikehendaki oleh telinga yang dapat mengganggu ketenangan kerja (Wignjosoebroto, 2008). Kebisingan juga diartikan sebagai semua suara atau bunyi yang bersumber dari alat-alat proses produksi atau alat-alat kerja yang pada tingkat tertentu dapat menimbulkan gangguan pendengaran. Kebisingan dapat mengganggu konsentrasi dan menyebabkan teralihnya perhatian sehingga karyawan menjadi tidak fokus terhadap masalah atau pekerjaan yang sedang dihadapi. Selain itu, motivasi untuk berpikir dan bekerja menjadi lemah dan dapat mempengaruhi ketelitian seseorang dalam berbuat dan bertindak. Penelitian yang dilakukan oleh Jennie (2007) pada karyawan di sebuah pabrik semen menunjukkan adanya hubungan antara intensitas kebisingan di lingkungan kerja dengan peningkatan tekanan darah.Hal ini membuktikan bahwa kebisingan yang terdapat pada lingkungan kerja juga dapat berpengaruh terhadap fisiologis pekerja. Getaran mekanis dapat diartikan sebagai getaran-getaran yang ditimbulkan oleh alat-alat mekanis yang berdampak hingga ke tubuh dan dapat menimbulkan akibat-akibat yang tidak diingikan pada tubuh (Wignjosoebroto, 2008). Penelitian yang dilakukan oleh Setyaningsih (2009) pada salah satu industri yang bergerak
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
8
dalam bidang pengolahan kayu menemukan adanya hubungan antara getaran dengan kelelahan pada pekerja. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa 56,8 % pekerja mengalami kelelahan dalam tingkat sedang dan berat. Survei awal yang dilakukan oleh peneliti juga menunjukkan bahwa 68,8 % pekerja merasa teragnggu dengan adanya getaran yang dihasilkan oleh mesin dan 70,2 % pekerja merasa cepat lelah setelah bekerja akibat getaran yang ditimbulkan. Warna yang dimaksud di sini adalah tembok ruangan dan interior yang ada di sekitar tempat kerja (Wignjosoebroto, 2008). Schultz (dalam Munandar, 2012) menyebutkan bahwa penggunaan warna pada ruangan kerja merupakan upaya untuk menghindari timbulnya ketegangan mata. Selanjutnya, Suyatno (1985) menyebutkan bahwa penggunaan warna juga dapat menciptakan efek psikologis seperti ruangan yang dicat dengan warna gelap menyebabkan ruangan terasa lebih sempit dan tertutup. Sebaliknya, ruangan yang dicat dengan warna terang menyebabkan ruangan terasa lebih luas dan terbuka (dalam Munandar, 2012). Iklim kerja merupakan kombinasi dari suhu udara, kelembaban udara, kecepatan gerakan udara, dan panas radiasi di tempat kerja. Iklim kerja dapat mempengaruhi daya kerja, produktivitas, efisiensi, dan efektivitas kerja. Lingkungan kerja yang memiliki suhu netralmerupakan lingkungan kerja yang kondusif bagi para pekerja untuk melaksanakan dan memperoleh hasil pekerjaan yang baik. Suhu yang panas dapat berakibat pada penurunan kemampuan berpikir, kesigapan, dan pengambilan keputusan (Suma’mur, 2013). Selain itu,
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
9
suhu yang panas pada lingkungan kerja juga dapat mempengaruhi fisiologis pekerja. Hal ini dibuktikan oleh penelitian yang dilakukan oleh Adella dkk (2010) pada area peleburan di sebuah tambang nikel yang menunjukkan adanya hubungan antara suhu lingkungan kerja dengan kadar asam urat urin pada para pekerja. Pengoperasian mesin-mesin peleburan menghasilkan suhu yang tinggi sehingga pekerja akan terpapar oleh radiasi panas. Selain itu, suhu tinggi yang dihasilkan selama proses produksi juga menyebar ke seluruh sudut di area peleburan, sehingga mengakibatkan suhu udara di lingkungan kerja juga meningkat. Bau yang tidak disukai atau tidak enak dapat mengganggu perasaan orang yang menciumnya, mengurangi kenyamanan, memberikan kesan tidak sehat, dan mencerminkan keadaan kotor atau kurangnya kebersihan. Selain itu, bau-bauan tertentu dapat menjadi petunjuk bagi adanya pencemaran oleh bahan berbahaya atau beracun (Suma’mur, 2013). Kondisi lingkungan fisik seperti yang telah dijelaskan secara umum di atas sangat penting untuk diperhatikan dalam rangka meningkatkan aspek-aspek yang berkaitan dengan sosial, psikologis, dan motivasi manusia dalam rangka peningkatan produktivitas kerja (Wignjosoebroto, 2008). Penelitian yang dilakukan oleh Soewondo terhadap 200 karyawan di sebuah perusahaan swasta yang bergerak dalam bidang perminyakan menyatakan bahwa salah satu sumber stres yang dialami oleh karyawan berhubungan dengan tempat mereka bekerja, seperti ruangan kerja yang terlalu panas atau terlalu dingin, ruangan sempit,
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
10
berisik, dan penerangan yang kurang. Kondisi ruangan pengap dan ventilasi udara tidak ada, penerangan kurang jelas dan udara ruangan yang
panasmembuat
individu mengalami perasaan tidak puas. Situasi tersebut juga menyebabkan keamanan dan kenyamanan kerja karyawan terganggu sehingga karyawan mengalami perasaan jengkel, tertekan, dan stres (Wijono, 2013). Gibson (1996) menjelaskan bahwa lingkungan fisik pekerjaan merupakan serangkaian hal dari lingkungan yang dipersepsikan oleh orang-orang yang bekerja dalam suatu lingkungan organisasi dan mempunyai peran yang besar dalam mengarahkan tingkat laku karyawan. Maka dari itu, bagaimana karyawan merasakan lingkungan kerjanya itu baik atau buruk, menyenangkan atau tidak menyenangkan, mendukung atau justru menjadi tekanan, tergantung dari bagaimana karyawan memandang, menafsirkan dan memberi arti terhadap sesuatu yang terjadi di lingkungan kerjanya. Andriani (2004) juga menjelaskan bahwa setiap individu mempunyai persepsi yang berbeda terhadap suatu hal walaupun berada dalam situasi yang sama. Apabila karyawan memiliki persepsi yang positif terhadap lingkungan kerjanya, maka ia akan menerima hal tersebut sebagai hal yang menyenangkan. Sebaliknya, jika karyawan memiliki persepsi yang negatif terhadap lingkungan kerjanya, maka ia akan menerima hal tersebut sebagai sesuatu yang tidak menyenangkan. Seseorang bisa saja menganggap lingkungan kerjanya buruk, sedangkan yang lain menganggap lingkungan kerjanya baik. Perbedaan pandangan terhadap lingkungan kerja dapat terjadi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
11
karena masing-masing individu mempunyai kebutuhan, kepentingan, maupun harapan yang berbeda-beda antara satu dengan yang lain. Berdasarkan uraian latar belakang di atas, penulis ingin melakukan penelitian dengan judul “Hubungan antara Kondisi Lingkungan Fisik Pekerjaan dengan Stres Kerja pada Karyawan di Perusahaan Tambang”.
A. Rumusan Masalah - Apakah terdapat hubungan negatif antara kondisi lingkungan fisik pekerjaan dan stres kerja pada karyawan di perusahaan tambang?
B. Tujuan Penelitian - Untuk mengetahui hubungan negatif antara kondisi lingkungan fisik pekerjaan dan stres kerja pada karyawan di perusahaan tambang.
C. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoretis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi ilmu Psikologi, khususnya Psikologi Industri dan Organisasi dalam bidang Psikologi Ergonomi, yang berkaitan dengan akibat dari kondisi lingkungan fisik pekerjaan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
12
2. Manfaat Praktis a. Bagi Subjek Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan dan pemahaman bagi karyawan yang bekerja di industri pertambangan mengenai sejauh mana tingkat stres yang mereka alami terkait kondisi lingkungan fisik pekerjaan tempat mereka bekerja. b. Bagi Perusahaan Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi perusahaan, khususnya perusahaan dalam industri pertambangan, mengenai stres kerja yang dialami oleh karyawan berkaitan dengan kondisi lingkungan fisik pekerjaannya. c. Bagi Peneliti Selanjutnya Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tambahan bagi peneliti selanjutnya berkaitan dengan kondisi lingkungan fisik pekerjaan dan stres kerja, khususnya dalam industri pertambangan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB II LANDASAN TEORI
A. Stres Kerja 1. Pengertian Stres Morgan dan King (dalam Waluyo, 2013) mendefinisikan stres sebagai suatu keadaan yang bersifat internal, yang bisa disebabkan oleh tuntutan fisik (badan), lingkungan, atau situasi sosial, yang berpotensi merusak dan tidak terkontrol. Sedangkan, Cooper (dalam Waluyo, 2013) mendefinisikan stres sebagai tanggapan atau proses internal atau eksternal yang mencapai tingkat ketegangan fisik dan psikologis sampai pada batas atau melebihi batas kemampuan subjek. Ivancevich dan Matteson (dalam Luthans, 2005) mendefinisikan stres sebagai “interaksi individu dengan lingkungan”. Lebih lanjut, Ivancevich, Konopaske, dan Matteson (2008) memberikan definisi yang lebih rinci sebagai berikut: “stres merupakan respon adaptif, dimoderatori oleh perbedaan individu, yang merupakan konsekuensi dari setiap tindakan, situasi, atau kejadian eksternal (lingkungan) yang menempatkan tuntutan khusus pada seseorang. Definisi yang hampir sejalan juga dikemukakan oleh Moorhead dan Griffin (2013) yang menyatakan bahwa stres adalah respon adaptif seseorang terhadap rangsangan yang menempatkan tuntutan psikologis atau fisik secara
13
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
14
berlebihan kepada orang tersebut. Selain itu, Luthans (2005) juga mendefinisikan stres sebagai respon adaptif terhadap situasi eksternal yang menghasilkan penyimpangan fisik, psikologis, dan/atau perilaku bagi organisasi. Cartwright dan Cooper (dalam Rice, 1998) melihat stres sebagai tekanan yang mendorong fungsi psikologis atau fisik di luar jangkauan stabilitas, yang menghasilkan straindalam diri individu. Selye (dalam Wijono, 2010) yang merupakan “penemu” stres menyatakan bahwa stres adalah suatu abstaksi, orang tidak dapat melihat pembangkit stres (stressor), yang dapat dilihat ialah akibat dari pembangkit stres. Pada dasarnya, stres merupakan bentuk tanggapan individu, secara fisik maupun mental, terhadap perubahan di lingkungannya yang dirasa mengganggu dan mengakibatkan individu terancam. Menurut Rice (1998) stres setidaknya memiliki tiga arti yang berbeda. Pertama, stres dapat dapat mengacu pada suatu stimulus kejadian atau lingkungan yang menyebabkan seseorang merasa tegang. Dalam hal ini, stres adalah sesuatu yang bersifat eksternal. Kedua, stres juga dapat mengacu pada respon subjektif. Dalam hal ini, stres adalah keadaan mental internal dari ketegangan. Ini adalah interpretatif, emosional, pertahanan, dan proses coping yang terjadi di dalam orang itu. Proses tersebut dapat mendorong pertumbuhan positif atau kedewasaan. Hasil tertentu tergantung pada faktor-faktor yang akan dijelaskan dalam model kognitif stres. Kemudian yang ketiga, stres dapat
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
15
mengacu pada reaksi fisik tubuh terhadap permintaan atau instruksi yang merusak. Stres sangat bersifat individual dan pada dasarnya bersifat merusak bila tidak ada keseimbangan antara daya tahan mental individu dengan beban yang dirasakannya (Hager, dalam Waluyo, 2013). Selain itu, faktor kunci dari stres adalah persepsi seseorang dan penilaian terhadap situasi dan kemampuannya untuk menghadapi atau mengambil manfaat dari situasi yang dihadapi (Diana, dalam Waluyo, 2013). Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa stres merupakan respon adaptif, dimoderatori oleh perbedaan individu, yang merupakan konsekuensi dari setiap tindakan, situasi, atau peristiwa yang menempatkan tuntutan psikologis atau fisik secara berlebihan pada seseorang.
1. Pengertian Stres Kerja Menurut NIOSH Research (dalam Widhiastuti, 2002) stres kerja dapat didefinisikan sebagai keadaan respon fisik dan emosi yang muncul ketika persyaratan-persyaratan kerja tidak sesuai dengan kapabilitas, sumber daya, atau kebutuhan dari pekerja. Beehr dan Newman (dalam Luthans, 2005) mendefinisikan stres kerja sebagai kondisi yang muncul akibat interaksi antara individu dan pekerjaannya yang ditandai dengan perubahan pada individu tersebut dimana mereka menyimpang dari fungsi normal mereka. Kemudian, Selye (dalam Rice, 1998) menyatakan bahwa stres kerja dapat diartikan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
16
sebagai sumber atau stressor kerja yang menyebabkan reaksi individu berupa reaksi fisiologis, psikologis, dan perilaku. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa stres kerja adalah suatu kondisi yang muncul akibat interaksi antara karyawan dengan pekerjaan, dimoderatori oleh perbedaan individu, yang kemudian menyebabkan reaksi fisiologis, psikologis, dan perilaku pada karyawan.
2. Faktor-faktor Penyebab Stres Kerja Luthans (2005) menyebutkan bahwa penyebab stres (stressor) terdiri dari empat hal utama, yaitu: a. Extra Organizational Stressors, yang terdiri dari perubahan sosial/teknologi, keluarga, relokasi, keadaan ekonomi dan keuangan, ras dan kelas, serta keadaaan komunitas/tempat tinggal. b. Organizational Stressors, yang terdiri dari kebijakan organisasi, struktur organisasi, kondisi lingkungan kerja fisik dalam organisasi, dan proses yang terjadi dalam organisasi. c. Group Stressors, yang terdiri dari kurangnya kebersamaan dalam grup, kurangnya dukungan sosial. d. Individual Stressors, yang terdiri dari disposisi individu seperti pola kepribadian Tipe A, personal control, learned helplessness, dan daya tahan psikologis.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
17
Cooper (dalam Munandar, 2012) menyebutkan faktor-faktor dalam pekerjaan yang dapat menimbulkan stres ke dalam lima kategori besar yaitu: (1) faktor-faktor intrinsik dalam pekerjaan, (2) peran individu dalam organisasi, (3) pengembangan karir, (4) hubungan dalam pekerjaan, dan (5) struktur dan iklim organisasi. Salah satu sumber stres yang akan dibahas secara rinci di sini adalah faktor-faktor intrinsik dalam pekerjaan yang meliputi tuntutan fisik (bising, getaran, dan higiene) dan tuntutan tugas (kerja shift/kerja malam dan beban kerja). Faktor tersebut dianggap lebih relevan dengan topik penelitian yang akan dilakukan yaitu mengenai kondisi lingkungan fisik pekerjaan di pertambangan. 1) Faktor-faktor Intrinsik dalam Pekerjaan Faktor-faktor intrinsik dalam pekerjaan terdiri dari tuntutan fisik dan tuntutan tugas. Tuntutan fisik mencakup kebisingan, getaran, dan higiene. Sedangkan faktor-faktor tugas mencakup kerja shift/kerja malam, beban kerja, dan paparan terhadap risiko dan bahaya. a. Tuntutan Fisik - Bising Suara bising selain dapat menimbulkan gangguan pada alat pendengaran, juga dapat menjadi sumber stres yang menyebabkan ketidakseimbangan
psikologis
seseorang
bahkan
menyebabkan
timbulnya kecelakaan. Ivancevich dan Matteson (dalam Munandar, 2012) berpendapat bahwa mendengarkan suara bising yang berlebih
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
18
berulang kali (sekitar 80 desibel) untuk jangka waktu yang lama dapat menimbulkan stres. Dampak psikologis dari bising yang berlebih ialah menurunnya motivasi kerja. Bising oleh para pekerja pabrik dinilai sebagai pembangkit stres yang membahayakan. - Getaran Getaran merupakan sumber stres yang kuat. Getaran yang beralih dari benda-benda fisik ke tubuh seseorang dapat memberi pengaruh yang tidak baik pada pelaksanaan pekerjaan. - Higiene Lingkungan yang kotor dan tidak sehat merupakan pembangkit stres. Para pekerja menggambarkan kondisi berdebu dan kotor, waktu istirahat yang kurang, juga toilet yang kurang memadai sebagai faktor tinggi pembangkit stres. b. Tuntutan Tugas - Kerja Shift/Kerja Malam Penelitian menunjukkan bahwa shift/kerja malam merupakan sumber utama dari stres bagi para pekerja pabrik (Monk & Tepas, dalam Munandar, 2012). Para pekerja shift malam lebih sering mengeluh tentang kelelahan dan gangguan perut daripada para pekerja pagi/siang dan dampak dari kerja shift terhadap kebiasaan makan yang mungkin menyebabkan gangguan-gangguan perut. - Beban Kerja
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
19
Menurut Sutherland & Cooper(dalam Munandar, 2012) beban kerja dapat dibedakan lebih lanjut ke dalam empat kategori yaitu: i. Beban Kerja Berlebih “Kuantitatif” Beban berlebih secara fisikal ataupun mental, yaitu harus melakukan terlalu banyak hal, merupakan kemungkinan sumber stress pekerjaan. Unsur yang menimbulkan beban berlebih kuantitatif ialah desakan waktu, yaitu setiap tugas diharapkan dapat diselesaikan secepat mungkin secara tepat dan cermat. Pada saat-saat tertentu, dalam saat-saat tertentu waktu akhir (deadline) justru dapat meningkatkan motivasi dan menghasilkan prestasi kerja yang tinggi. Namun, bila desakan waktu menyebabkan timbulnya banyak kesalahan atau menyebabkan kondisi kesehatan seseorang berkurang, maka ini merupakan cerminan adanya beban berlebih kuantitatif. ii. Beban Kerja Terlalu Sedikit “Kuantitatif” Beban
kerja
terlalu
sedikit
kuantitatif
juga
dapat
mempengaruhi kesejahteraan psikologis seseorang. Pada pekerjaan yang sederhana, dimana banyak terjadi pengulangan gerak, dapat menimbulkan rasa bosan dan rasa monoton. Kebosanan dalam kerja rutin sehari-hari sebagai hasil dari terlampau sedikitnya tugas yang harus dilakukan dapat menghasilkan berkurangnya perhatian.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
20
Hal ini secara potensial membahayakan jika tenaga kerja gagal untuk bertindak tepat dalam keadaan darurat. iii. Beban Kerja Berlebih “Kualitatif” Beban berlebihan kualitatif merupakan pekerjaan yang dilakukan oleh manusia makin beralih titik beratnya pada pekerjaan otak. Pekerjaan makin menjadi majemuk. Kemajemukan pekerjaan yang harus dilakukan seorang tenaga kerja dapat dengan mudah berkembang menjadi beban berlebihan kualitatif jika kemajemukannya
memerlukan
kemampuan
teknikal
dan
intelektual yang lebih tinggi daripada yang dimiliki. Pada titik tertentu kemajemukan pekerjaan tidak lagi produktif, tetapi menjadi destruktif. Pada titik tersebut kita telah melewati kemampuan kita untuk memecahkan masalah dan menalar dengan cara yang konstruktif. Timbullah kelelahan mental dan reaksireaksi emosional dan fisik. Penelitian menunjukkan bahwa kelelahan mental, sakit kepala, dan gangguan-gangguan pada perut merupakan hasil dari kondisi kronis dari beban berlebih kualitatif. iv. Beban Kerja Terlalu Sedikit “Kualitatif” Beban terlalu sedikit kualitatif merupakan keadaan dimana tenaga kerja tidak diberi peluang untuk menggunakan ketrampilan yang diperolehnya, atau untuk mengembangkan kecakapan potensialnya secara penuh. Beban terlalu sedikit disebabkan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
21
kurang adanya rangsangan akan mengarah ke semangat dan motivasi yang rendah untuk kerja. Tenaga kerja akan merasa bahwa ia "tidak maju-maju", dan merasa tidak berdaya untuk memperlihatkan bakat dan ketrampilannya. - Paparan terhadap Risiko dan Bahaya Risiko dan bahaya yang berkaitan dengan jabatan tertentu merupakan sumber dari stres. Kelompok-kelompok jabatan yang dianggap memiliki risiko tinggi, dalam arti kata secara fisik berbahaya antara
lain
pekerja
tambang,
tentara,
pegawai
di
lembaga
pemasyarakatan, petugas pemadam kebakaran, pekerja pada eksplorasi gas dan minyak, serta pekerja pada instalasi produksi. Berbagai kajian menunjukkan bahwa para pekerja melihat risiko dan bahaya berkaitan dengan pekerjaan sebagai sumber stres. Risiko terhadap paparan bahan-bahan kimia tertentu seringkali dilaporkan oleh pekerja pabrik sebagai salah satu pembangkit stres yang paling merugikan.Hal ini mencakup uap dan debu yang terhirup serta paparan terhadap bahanbahan kimia yang dapat menyebabkan luka pada kulit. Risiko dan bahaya yang berkaitan dengan profesi tertentu tidak dapat diubah, tetapi persepsi karyawan terhadap risiko dapat dikurangi melalui pelatihan dan pendidikan. Para karyawan yang merasa cemas akan memiliki ketakutan, kurang termotivasi dalam bekerja, mempunyai semangat yang rendah, lebih mudah menimbulkan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
22
kecelakaan, dan dalam jangka panjang dapat menderita akibtat-akibat dari penyakit yang berhubungan dengan stres, termasuk sakit jantung dan perut (ulcers). 2) Peran Individu dalam Organisasi Kurang berfungsinya peran, yang merupakan pembangkit stres meliputi: konflik peran (role conflict) dan ketaksaan peran (role ambiguity). 3) Pengembangan Karir Pengembangan karir merupakan pembangkit stres potensial yang mencakup ketidakpastian pekerjaan, promosi berlebih, dan promosi yang kurang. 4) Hubungan dalam Pekerjaan Hubungan kerja yang tidak baik terungkap dalam gejala-gejala adanya kepercayaan yang rendah, dan minat yang rendah dalam pemecahan masalah dalam organisasi (Kahn dkk, dalam Munandar, 2012). 5) Struktur dan Iklim Organisasi Meliputi struktur organisasi yang berlaku di lembaga yang bersangkutan.Apabila bentuk atau struktur organisasi kurang jelas dan dalam jangka waktu yang lama tidak ada perubahan atau pembaharuan, maka hal tersebut dapat menjadi sumber stres.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
23
3. Aspek-aspek Stres Kerja Luthans (2005) menjelaskan aspek stres kerja ke dalam tiga hal berikut, yaitu: 1) Fisiologis Masalah kesehatan yang dikaitkan dengan stres adalah sebagai berikut: (1) masalah sistem kekebalan tubuh, dimana kemampuan untuk melawan penyakit dan infeksi berkurang; (2) masalah sistem kardiovaskular, seperti tekanan darah tinggi
dan penyakit jantung; (3) masalah sistem
muskoloskeletal, seperti sakit kepala dan nyeri punggung; dan (4) masalah sistem pencernaan, seperti diare dan sembelit. 2) Psikologis Salah satu studi menemukan bahwa stres memiliki dampak yang kuat pada tindakan agresif seperti agresi interpersonal, sabotase, permusuhan, dan keluhan. Jenis-jenis masalah psikologis dari stres tersebut pada akhirnya mengarah pada kinerja yang buruk, penurunan harga diri, ketidakmampuan untuk berkonsentrasi dan membuat keputusan, serta ketidakpuasan kerja. 3) Perilaku Perilaku yang dapat menyertai tingkat stres yang tinggi mencakup makan secara berlebihan dan makan yang kurang, sulit tidur, meningkatkan merokok dan minum (alkohol), dan penggunaan obat-obatan. Kemudian, Beehr dan Newman (dalam Waluyo, 2013) juga menjelaskan lebih rinci mengenai aspek stres kerja dari gejala yang ditimbulkan, yaitu:
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
24
a. Gejala Psikologis Berikut ini adalah gejala-gejala psikologis yang sering ditemui pada hasil penelitian mengenai stres kerja: - Kecemasan, ketegangan, kebingungan, dan mudah tersinggung. - Perasaan frustasi, rasa marah, dan dendam (kebencian). - Sensitive dan hyperreactivity. - Memendam perasaan, penarikan diri, dan depresi. - Komunikasi yang tidak efektif. - Perasaan terkucil dan terasing. - Kebosanan dan ketidakpuasan kerja. - Kelelahan mental, penurunan, fungsi intelektual, dan kehilangan konsentrasi. - Kehilangan spontanitas dan kreativitas. - Menurunnya rasa percaya diri. b. Gejala Fisiologis Gejala – gejala fisiologis yang utama dan stres kerja adalah: - Meningkatnya denyut jantung, tekanan darah, dan kecenderungan mengalami penyakit kardiovaskular. - Meningkatnya sekresi dari hormon stres (contoh : adrenalin dan nonadrenalin). - Gangguan gastrointestinal (misalnya gangguan lambung). - Meningkatnya frekuensi dari luka fisik dan kecelakaan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
25
- Kelelahan secara fisik dan kemungkinan mengalami sidrom kelelahan yang kronis (chronic fatigue syndrome) - Gangguan pernapasan, termasuk gangguan dari kondisi yang ada. - Gangguan pada kulit. - Sakit kepala, sakit pada punggung bagian bawah, ketegangan otot. - Gangguan tidur. - Rusaknya fungsi imun tubuh, termasuk risiko tinggi kemungkinan terkena kanker. c. Gejala Perilaku Gejala – gejala perilaku yang utama dari stres kerja adalah: - Menunda, menghindari pekerjaan, dan absen dari pekerjaan. - Menurunnya prestasi (performance) dan produktivitas. - Meningkatnya penggunaan minuman keras dan obat-obatan. - Perilaku sabotase dalam pekerjaan. - Perilaku makan yang tidak normal (kebanyakan) sebagai pelampiasan, mengarah ke obesitas. - Perilaku makan yang tidak normal (kekurangan) sebagai bentuk penarikan
diri
dan
kehilangan
berat
badan
secara
tiba-tiba,
kemungkinan berkombinasi dengan tanda-tanda depresi. - Meningkatnya kecenderungan berperilaku berisiko tinggi, seperti menyetir dengan tidak hati-hati dan berjudi. - Meningkatnya agresivitas, vandalisme, dan kriminalitas.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
26
- Menurunnya kualitas hubungan interpersonal dengan keluarga dan teman. - Kecenderungan untuk melakukan bunuh diri. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa aspek-aspek dari stres kerja meliputi aspek fisiologis, aspek psikologis, dan aspek perilaku.
4. Dampak Stres Kerja Arnold (dalam Waluyo, 2013) juga menambahkan bahwa ada empat konsekuensi yang dapat terjadi akibat stres kerja yang dialami oleh individu yaitu terganggunya kesehatan fisik, kesehatan psikologis, performance, dan mempengaruhi individu dalam pengambilan keputusan. Pada umumnya stres kerja lebih banyak merugikan diri karyawan maupun perusahaan. Pada diri karyawan, konsekuensi tersebut dapat berupa menurunnya gairah kerja, kecemasan yang tinggi, dan frustrasi (Rice, dalam Waluyo, 2013). Selain itu, terdapat beberapa penyakit yang terkait dengan stres yaitu maag, radang usus, tekanan darah tinggi, penyakit jantung, penyakit pernapasan, dan sakit kepala migrain. Selain itu,stres dapat memperburuk masuk angin, flu, dan infeksi, sehingga waktu pemulihan lebih lama (Beehr & Bhagat, 1985; Clark, 2005; Hart & Cooper, 2001, dalam Riggio, 2008). Wolf (1986) mengatakan bahwa stress kerja dapat berdampak buruk pada keadaan psikologis karyawan. Tingginya kadar stres dapat menyebabkan depresi, kecemasan, dan kelelahan kronis, penggunaan alkohol, penyalahgunaan narkoba pada pekerja, dan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
27
mempengaruhi tingkat kecelakaan di tempat kerja (dalam Riggio, 2008). Corders & Doughtery (1993) menambahkan bahwa kelelahan emosional, pemisahan dari rekan kerja, penilaian diri yang negatif, dan penurunan harga diri juga merupakan dampak dari stres (dalam Riggio, 2008). Selain itu, stres juga dapat berdampak pada hasil kerja. Stres dipercaya dapat mengurangi performansi kerja dan meningkatkan absenteisme dan turnover (Riggio, 2008). Menurut Moorhead dan Griffin (2010) stres dapat berdampak pada: 1. Individual - Perilaku Stres dapat merugikan orang yang
mengalami stres itu sendiri
maupun orang lain. Salah satu perilaku yang ditunjukkan adalah merokok. Penelitian telah menunjukkan bahwa orang-orang yang merokok cenderung merokok lebih banyak ketika mereka mengalami stres. Terdapat juga bukti bahwa penyalahgunaan alkohol dan obat-oabatan berhubungan dengan stres. Dampak lainnya adalah kerentanan terhadap kecelakaan, agresi dan kekerasan, serta perubahan selera makan. - Psikologis Dampak psikologis dari stres berhubungan dengan kesehatan mental seseorang. Ketika individu mengalami stres yang begitu banyak di tempat kerja, mereka dapat menjadi lebih tertekan dan tidur terlalu banyak atau terlalu sedikit. Stres juga dapat menimbulkan masalah keluarga dan kesulitan dalam hal seksual.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
28
- Kesehatan Stres dapat berdampak pada kesehatan fisik seseorang. Penyakit jantung dan stroke, merupakan dua penyakit yang kerap dihubungkan dengan stres. Masalah kesehatan lainnnya yang diakibatkan oleh stres meliputi sakit kepala, sakit punggung, berbagai kelainan perut dan lambung, serta kondisi kulit, seperti jerawat dan gatal-gatal. 2. Organisasi - Kinerja Salah satu dampak nyata dari stres yang dialami oleh organisasi adalah penurunan dalam hal kinerja. Bagi karyawan, penurunan seperti ini dapat mengarah pada kualitas kerja yangburuk dan penurunan produktivitas. Bagi manajer, hal ini dapat berdampak pada pengambilan keputusan yang salah atau gangguan dalam hubungan kerja karena individu menjadi mudah marah dan sulit diajak bergaul. - Penarikan diri Perilaku menarik diri juga merupakan dampak dari stres. Bagi organisasi, dua bentuk perilaku penarikan diri yang paling signifikan adalah absensi dan turnover. Orang-orang yang kesulitan mengatasi stres dalam pekerjaan mereka memiliki kemungkinan untuk tidak masuk kerja dengan alasan sakit atau bahkan mempertimbangkan untuk keluar dari organisasi. Stres juga dapat menghasilkan bentuk penarikan diri lain yang lebih halus. Sebagai contoh, manajer mungkin mulai melanggar
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
29
tenggat waktu makan siang lebih lama. Karyawan mungkin menarik diri secara psikologis dengan berhenti memedulikan organisasi dan pekerjaannya. - Sikap Dampak lain dari stres bagi organisasi berhubungan dengan sikap. Kepuasan kerja, moral, dan komitmen terhadap organisasi semuanya dapat dirugikan, bersama dengan motivasi untuk berkinerja pada tingkat tinggi. Akibatnya, orang-orang mungkin lebih mudah mengeluh mengenai hal-hal yang tidak penting dan hanya melakukan pekerjaannya secara setengah-setengah. - Kelelahan Kelelahan (burnout) adalah perasaan umum dari keletihan yang berkembang ketika seseorang pada saat yang sama mengalami terlalu banyak tekanan. Orang-orang yang memiliki aspirasi yang tinggi dan motivasi yang kuat untuk menyelesaikan pekerjaan dapat mengalami kelelahan (burnout) dalam kondisi tertentu. Mereka rentan mengalami kelelahan (burnout) ketika organisasi terlalu menekan dan hanya menuntut untuk menjalankan tujuan dari organisasi itu sendiri. Dalam situasi seperti ini, individu akan menempakan diri mereka terlalu banyak ke dalam pekerjaan. Di samping berusaha memenuhi agendanya sendiri, mereka juga harus mematuhi ekspektasi organisasi.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
30
Lebih lanjut, Aamodt (2010) menjelaskan dampak dari stres kerja bagi perusahaan, yaitu: a. Job Performance Studi menunjukkan bahwa secara umum, tingkat stres yang tinggi mengurangi kinerja pada banyak tugas. Karyawan yang memiliki tingkat stres yang tinggi dapat mengalami ketegangan baik secara fisik maupun psikologis. Hal inilah yang pada akhirnya dapat menyebabkan karyawan tidak dapat bekerja secara optimal. b. Burnout Burnout, merupakan keadaan yang ditimbulkan oleh stres, biasanya dialami oleh para profesional yang sangat termotivasi menghadapi tuntutan kerja yang tinggi. Penelitian awal pada burnout adalah pada orang yang bekerja di bidang pelayanan kesehatan yang ditargetkan sebagai profesi yang paling banyak bepengalaman dalam burnout. Kemudian, definisi diperluas untuk mencakup jenis-jenis profesi karyawan yang menjadi lelah secara emosional dan tidak lagi merasa bahwa mereka memiliki dampak positif pada orang lain atau pekerjaan mereka. Burnout dapat menyebabkan seseorang mengalami kekurangan energi dan dipenuhi dengan frustasi dan ketegangan. Orang-orang yang mengalami burnout juga memperlihatkan jarak terhadap orang-orang yang bekerja dengan mereka. Orang-orang yang mengalami burnout juga dapat mengalami depresi dan menanggapi burnout
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
31
melalui absenteisme, turnover, dan kinerja yang rendah (Parker & Kulik, 2005, dalam Aamodt, 2010). c. Abseenteism and Turnover Absenteisme
dan
turnover,
yang
mengakibatkan
hilangnya
produktivitas dan pendapatan, adalah yang paling tinggi selama masa burnout dan meningkatkan stres yang dialami oleh karyawan. Studi yang dilakukan oleh Heaney dan Clemens (1995), menunjukkan bahwa stres/penyakit dapat mengakibatkan kurang bahkan hilangnya produktivitas yang kemudian hal tersebut dapat berujung pada turnover (Mitra, Jenkins, & Gupta, 1992, dalam Aamodt, 2010 ). d. Drug and Alcohol Abuse Semakin tinggi tingkat stres dan kemarahan, maka akan semakin sering juga penyalahgunaan obat-obatan dan alkohol. Ada peningkatan jumlah laporan berita kekerasan yang terjadi di tempat kerja. Dari peristiwaperistiwa kekerasan tersebut, banyak dilakukan oleh karyawan yang menyalahgunakan obat dan alkohol. e. Health Care Cost Salah satu konsekuensi dari stres yang dialami oleh organisasi adalah terjadinya peningkatan asuransi kesehatan. Tingginya penggunaan fasilitas kesehatan yang disebabkan oleh penyakit akibat stres mengakibatkan organisasi harus membayar biaya asuransi kesehatan karyawan secara penuh.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
32
Dari uraian di atas dapat disimpulan bahwa stres kerja dapat berdampak pada individu dan organisasi tempat karyawan bekerja. Pada individu, stres kerja dapat berdampak pada kesehatan fisik, psikologis, dan perilaku karyawan. Kemudian, pada organisasi, stres kerja dapat berdampak pada meningkatnya tingkat absensi dan turnover, burnout, menurunnya tingkat produktivitas, penyalahgunaan obat-obatan dan alkohol di lingkungan kerja, dan peningkatan asuransi kesehatan.
A. Kondisi Lingkungan Fisik Pekerjaan 1. Pengertian Kondisi Lingkungan Kerja Menurut Anoraga dan Widiyanti (2001) lingkungan kerja adalah segala sesuatu yang ada di sekitar karyawan dan yang dapat mempengaruhi dirinya dalam menjalankan tugas-tugas yang dibebankannya. Menurut Nitisemito (1982) lingkungan kerja adalah segala sesuatu yang ada di sekitar para pegawai yang dapat mempengaruhi dirinya dalam menjalankan tugas-tugas yang dibebankan. Kemudian, menurut Sedarmayanti (2010) lingkungan kerja adalah keseluruhan alat perkakas dan bahan yang dihadapi, lingkungan sekitar dimana seseorang bekerja, metode kerja, serta pengaturan kerja baik sebagai perseorangan maupun sebagai kelompok (dalam Riski, 2014). Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa lingkungan kerja adalah segala sesuatu yang ada di sekitar karyawan yang dapat mempengaruhi dirinya dalam menjalankan tugas-tugas yang dibebankan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
33
2. Pengertian Kondisi Lingkungan Fisik Pekerjaan Menurut Tiffin dan McCormick (1958) lingkungan fisik pekerjaan adalah semua keadaan berbentuk fisik yang terdapat di sekitar tempat kerja yang dapat mempengaruhi kinerja, kondisi fisik, dan psikologis karyawan baik secara langsung maupun tidak langsung. Kemudian, menurut Wignjoesoebroto (2008) lingkungan fisik pekerjaan adalah semua keadaan yang terdapat di sekitar tempat kerja seperti temperatur, kelembaban udara, sirkulasi udara, pencahayaan, kebisingan, getaran mekanis, bau-bauan, dan warna. Hal-hal tersebut dapat berpengaruh secara signifikan terhadap hasil kerja manusia. Kondisi lingkungan fisik pada hakikatnya diharapkan mampu meningkatkan aspek kenyamanan kerja. Hal tersebut akan sangat penting dalam rangka meningkatkan aspek-aspek lain yang berkaitan dengan sosial, psikologis, dan motivasi manusia dalam rangka peningkatan produktivitas. Menurut Nitisemito (1982) lingkungan fisik pekerjaan merupakan hal-hal yang ada di sekitar para pekerja yang dapat dirasakan secara fisik melalui indera dan dapat memepengaruhi diri pekerja dalam menjalankan tugas-tugas yang dibebankan. Kemudian, menurut Sedarmayanti (dalam Riski, 2014) lingkungan fisik pekerjaan adalah semua keadaan berbentuk fisik yang terdapat di sekitar tempat kerja yang dapat mempengaruhi pegawai baik secara langsung maupun secara tidak langsung. Sedarmayanti (dalam Riski, 2014) menjelaskan bahwa lingkungan fisik perkerjaan dapat dibagi ke dalam dua kategori, yaitu: (1) lingkungan langsung yang berhubungan dengan karyawan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
34
(seperti: pusat kerja, kursi, meja, dan sebagainya), dan (2) lingkungan perantara atau lingkungan umum, dapat juga disebut lingkungan kerja yang mempengaruhi kondisi manusia, misalnya: temperatur, kelembaban, sirkulasi udara, pencahayaan, kebisingan, getaran mekanis, bau tidak sedap, warna, dan lain-lain. Gibson (1996) menjelaskan bahwa kondisi lingkungan fisik pekerjaan merupakan serangkaian hal dari lingkungan yang dipersepsikan oleh orangorang yang bekerja dalam suatu lingkungan organisasi dan mempunyai peran yang besar dalam mengarahkan tingkah laku karyawan. Menurut Walgito (2005) persepsi merupakan suatu proses yang didahului oleh proses penginderaan, yaitu proses diterimanya stimulus oleh individu melalui alat indera atau disebut juga proses sensoris. Stimulus yang diinderakan itu kemudian diorganisasikan dan diinterpretasikan oleh individu, sehingga individu menyadari dan mengerti mengenai apa yang diinderakannya itu (Dafidoff, 1981, dalam Walgito, 2005). Kemudian, menurut Atkinson (dalam Sobur, 2003) persepsi adalah proses pengorganisasian dan penafsiran stimulus yang diterima individu dari lingkungan. Dalam mempersepsi suatu stimulus, hasil persepsi mungkin akan berbeda antara individu satu dengan individu lainnya. Hal ini dikarenakan individu memiliki perasaan, kemampuan berpikir, dan pengalaman yang tidak sama antara individu satu dengan individu lainnya. Hal inilah yang membuat persepsi bersifat individual (Davidoff, 1981; Rogers, 1965 dalam Walgito,
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
35
2005). Maka dari itu, kondisi lingkungan fisik pekerjaan yang terdapat dalam suatu perusahaan dapat dipersepsikan secara berbeda oleh setiap karyawan (Walgito,
2003).
Bagaimana
karyawan
merasakan
lingkungan
fisik
pekerjaannya itu baik atau buruk, menyenangkan atau tidak menyenangkan, mendukung atau justru menjadi tekanan, tergantung dari bagaimana karyawan memandang, menafsirkan dan memberi arti terhadap sesuatu yang terjadi di lingkungan fisik pekerjaannya. Andriani (2004) kemudian menjelaskan bahwa apabila karyawan memiliki persepsi yang positif terhadap lingkungan kerjanya, maka ia akan menerima hal tersebut sebagai hal yang menyenangkan. Sebaliknya, apabila karyawan memiliki persepsi yang negatif terhadap lingkungan kerjanya, maka ia akan menerima hal tersebut sebagai sesuatu yang tidak menyenangkan. Seseorang bisa saja menganggap lingkungan kerjanya buruk, sedangkan yang lain menganggap lingkungan kerjanya baik. Perbedaan pandangan terhadap lingkungan kerja dapat terjadi karena masing-masing individu mempunyai kebutuhan, kepentingan, maupun harapan yang berbeda-beda antara satu dengan yang lain. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kondisi lingkungan fisik pekerjaan adalah semua keadaan berbentuk fisik yang terdapat di sekitar tempat kerja yang dapat mempengaruhi kinerja, kondisi fisik, dan psikologis karyawan, baik secara langsung maupun tidak langsung. Kondisi lingkungan fisik pekerjaan juga merupakan serangkaian hal dari lingkungan yang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
36
dipersepsikan oleh orang-orang yang bekerja dalam suatu lingkungan organisasi dan mempunyai peran yang besar dalam mengarahkan tingkah laku karyawan.
3. Aspek-aspek Kondisi Lingkungan Fisik Pekerjaan Menurut Wignjosoebroto (2008) hal-hal yang terdapat dalam kondisi lingkungan fisik pekerjaan meliputi: a. Temperatur Tubuh manusia selalu berusaha mempertahankan keadaan normal dengan suatu sistem tubuh yang sempurna sehingga dapat menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan yang terjadi di luar tubuh tersebut, tetapi kemampuan untuk menyesuaikan dirinya dengan temperatur luar adalah jika perubahan temperatur luar tubuh tersebut tidak melebihi 20% untuk kondisi panas dan 35% untuk kondisi dingin. Produktivitas kerja manusia akan mencapai tingkat yang paling tinggi pada temperatur sekitar 24° celsius sampai 27° celsius.
b. Kelembaban Kelembaban adalah banyaknya air yang terkandung dalam udara. Kelembaban ini sangat berhubungan atau dipengaruhi oleh temperatur udaranya. Suatu kedaan dimana udara sangat panas dan kelembaban tinggi akan menimbulkan pengurangan panas dari tubuh secara besar-besaran
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
37
(karena sistem penguapan). Pengaruh lainnya adalah semakin cepatnya denyut jantung karena makin aktifnya peredaran darah untuk memenuhi kebutuhan akan oksigen. c. Siklus Udara Pemberian ventilasi yang cukup (misalnya lewat jendela) dapat menggantikan udara yang kotor dengan yang bersih. Udara di sekitar kita dikatakan kotor apabila kadar oksigen dalam udara tersebut telah berkurang dan terus bercampur dengan gas-gas atau bau-bauan yang berbahaya bagi kesehatan tubuh dan dapat mengakibatkan sesaknya pernapasan serta kelelahan. d. Pencahayaan Pencahayaan sangat mempengaruhi manusia untuk melihat objekobjek secara jelas dan cepat tanpa menimbulkan masalah. Pencahayaan yang kurang mengakibatkan mata pekerja menjadi cepat lelah. Lelahnya mata juga dapat menyebabkan lelahnya mental dan menimbulkan kerusakan mata. e. Kebisingan Kebisingan merupakan bunyi-bunyian yang tidak dikehendaki oleh telinga yang dapat mengganggu ketenangan kerja. f. Bau-bauan Bau-bauan yang dalam hal ini juga dipertimbangkan sebagai “polusi” akan dapat mengganggu konsentrasi seseorang dalam bekerja.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
38
g. Getaran mekanis Getaran mekanis dapat diartikan sebagai getaran-getaran yang ditimbulkan oleh alat-alat mekanis yang berdampak hingga ketubuh dan dapat menimbulkan akibat-akibat yang tidak diinginkan tubuh. h. Warna Warna yang dimaksud di sini adalah tembok ruangan interior yang ada di sekitar tempat kerja. Warna selain berpengaruh terhadap kemampuan mata untuk melihat objek, juga memberikan pengaruh yang lain pula terhadap manusia seperti memberikan kesan luas, terang, sejuk, dan menyegarkan. Pengaturan warna di tempat kerja perlu diperhatikan dalam arti harus disesuaikan dengan kegiatan kerjanya. Suma’mur (2014) juga menjelaskan aspek-aspek yang mendukung kondisi lingkungan fisik pekerjaan, meliputi: a. Kebisingan Kebisingan diartikan sebagai semua suara atau bunyi yang tidak dikehendaki yang bersumber dari alat-alat atau proses produksi atau alat-alat kerja yang pada tingkat tertentu dapat menimbulkan gangguan pendengaran. b. Radiasi Radiasi
yang
mungkin
berada
di
tempat
kerja
dan
dapat
mempengaruhi keadaan kesehatan tenaga kerja serta mengganggu pelaksanaan pekerjannya terdiri dari: (1) radiasi elektromagnetis, yaitu gelombang mikro, radiasi laser, sinar inframerah, sinar ultraviolet, sinar X
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
39
(Ro) dan sinar gama; (2) radiasi radioaktif, yaitu: radiasi atau sinar dari zat radioaktif. c. Getaran mekanis Mesin dari peralatan kerja mekanis dapat menimbulkan getaran. Sebagian dari kekuatan mekanis mesin atau peralatan kerja disalurkan kepada tubuh tenaga kerja atau benda yang terdapat di tepat kerja dalam bentuk getaran mekanis. Pada umumnya, getaran mekanis yang berasal dari suatu mesin atau benda bergerak merupakan sesuatu hal yang tidak disukai dan dikehendaki. d. Iklim kerja Iklim kerja merupakan kombinasi dari suhu udara, kelembaban udara, kecepatan gerakan udara, dan panas radiasi di tempat kerja. Iklim kerja dapat mempengaruhi daya kerja, produktivitas, efisiensi, dan efektivitas kerja. Lingkungan kerja yang memiliki suhu netral merupakan lingkungan kerja yang kondusif bagi para pekerja untuk memperoleh hasil pekerjaan yang baik. Suhu yang panas dapat berakibat pada penurunan kemampuan berpikir, kesigapan, dan pengambilan keputusan (Suma’mur, 2013). e. Tekanan Udara Tinggi dan Rendah Tekanan udara rendah biasanya dihadapi oleh mereka yang bekerja di atas permukaan laut dan di lereng atau puncak gunung. Gejala-gejala sakit atau gangguan kesehatan oleh rendahnya atau turunnya tekanan udara terutama didasarkan atas kurangnya oksigen dalam udara pernapasan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
40
Tekanan udara tinggi biasanya dihadapi oleh pekerja pada tambang-tambang yang sangat dalam. Gejala-gejalanya didasarkan atas besarnya tekanan udara dalam jaringan atau rongga-rongga tubuh. f. Penerangan di Tempat Kerja Penerangan yang baik memungkinkan tenaga kerja dala melihat objek yang dikerjakan secara jelas, cepat, dan mudah. Sedangkan penerangan yang buruk dapat mengakibatkan kelelahan mata, kelelahan mental/psikis, keluhan-keluhan pegal di daerah mata dan sakit kepala, kerusakan mata, dan meningkatnya peristiwa kecelakaan. g. Bau-bauan di Tempat Kerja Bau yang tidak disukai atau tidak enak dapat mengganggu perasaan orang yang menciumnya, mengurangi kenyamanan, memberikan kesan tidak sehat, dan mencerminkan keadaan kotor atau kurangnya kebersihan. Selain itu, bau-bauan tertentu dapat menjadi petunjuk bagi adanya pencemaran oleh bahan berbahaya atau beracun. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa aspek-aspek dari kondisi lingkungan fisik pekerjaan meliputi temperatur, kelembaban, siklus udara, pencahayaan, kebisingan, bau-bauan, getaran mekanis, warna, radiasi, iklim kerja, serta tekanan udara tinggi dan rendah. Dari aspek-aspek yang telah dijelaskan,
peneliti
hanya
menggunakan
temperatur,
siklus
udara,
pencahayaan, kebisingan, bau-bauan, getaran mekanis, dan radiasi sebagai aspek yang akan diteliti dalam lingkungan fisik pekerjaan. Hal tersebut
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
41
dikarenakan aspke-aspek yang telah disebutkan lebih sesuai dengan kondisi lingkungan fisik di pertambangan.
4. Dampak dari Kondisi Lingkungan Fisik Pekerjaan Lingkungan kerja yang aman dan sehat akan membawa dampak yang positif bagi orang-orang yang berada di dalamnya. Lingkungan kerja yang aman dan sehat akan meningkatkan produktivitas karena menurunnya jumlah hari kerja yang hilang, meningkatkan efisiensi dan kualitas pekerja yang lebih berkomitmen, menurunkan biaya-biaya kesehatan dan asuransi, tingkat kompensasi pekerja dan pembayaran yang lebih rendah karena menurunnya pengajuan klaim, fleksibilitas, dan adaptabilitas yang lebih besar sebagai akibat dari meningkatnya partisipasi dan rasa kepemilikian, serta rasio seleksi tenaga kerja yang lebih baik karena naiknya citra perusahaan (Schuler dan Jackson, 1999). Selain itu, Nitisemito (1982) juga menyatakan bahwa lingkungan kerja yang baik akan berpengaruh terhadap efektifitas dan efisiensi dalam pelaksanaan tugas, serta dapat menjadi pendorong semangat dan kegairahan dalam bekerja. Di sisi lain, lingkungan kerja yang tidak aman dan tidak sehat dapat menyebabkan jumlah hari kerja yang hilang karena cidera dan produktivitas karyawan juga dapat menurun. Lingkungan kerja yang tidak aman dan tidak sehat juga dapat menimbulkan kerugian-kerugian lain seperti kematian dan kecelakaan. Schuller dan Jackson (1999)
mengatakan lebih dari 100.000
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
42
pekerja yang setiap tahun menderita penyakit-penyakit yang berkaitan dengan pekerjaan. Jumlah biaya yang besar, yang berkaitan dengan kondisi-kondisi psikologis, sebagai contoh, kecanduan alkohol, yang seringkali merupakan upaya untuk melepaskan diri dari tekanan-tekanan pekerjaan, menimbulkan kerugian besar bagi perusahaan dan masyarakat. Selain itu, perusahaan mengeluarkan biaya yang lebih besar untuk asuransi, rumah sakit, dan keperluan-keperluan medis lainnya. Pada akhirnya, lingkungan fisik pekerjaan yang merupakan sumber bahaya di tempat kerja, dapat mempengaruhi kesehatan dan keselamatan kerja karyawan dimana karyawan dapat mengalami kecelakaan kerja dan penyakit-penyakit yang diakibatkan oleh pekerjaan. Hal tersebut juga akan membawa hasil seperti tingginya tingkat absensi dan keluar-masuknya pekerja, ketidakpuasan kerja, klaim medis, rendahnya produktivitas, rendahnya efisiensi, tingginya biaya kompensasi pekerja, rendahnya keterlibatan, dan rendahnya kualitas. Kemudian, Nitisemito (1982) mengatakan bahwa lingkungan kerja yang kurang baik juga akan berpengaruh pada penurunan produktivitas kerja karena pekerja merasa lelah. Schultz dan Schultz (2010) mengatakan bahwa kondisi lingkungan fisik pekerjaan merupakan sumber umum dari stres kerja. Keadaan lingkungan kerja dimana terdapat suhu yang ekstrim, pencahayaan yang buruk, kerja shift, dan polusi dalam ruangan, dapat berkontribusi terhadap stres.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
43
B. Karyawan di Perusahaan Tambang Karyawan yang bekerja di perusahaan tambang rentan mengalami tekanan atau stres karena mereka setiap saat dihadapkan pada kemungkinan terjadinya kecelakaan. Hal ini diperkuat oleh data yang menunjukkan bahwa diantara 30 jenis profesi, karyawan tambang termasuk sebagai profesi yang memiliki tingkat stres paling tinggi (Haslam, 2004). Pertambangan ditandai oleh operasi dan cara kerjanya seperti pekerjaan di dalam lubang bawah tanah, kegiatan operasi pada daerah ketinggian sangat jauh dari permukaan laut, pekerjaan lepas pantai ditengah laut, dan lain-lain. Melihat ruang lingkup ragam kegiatannya, pertambangan dimulai sejak eksplorasi, terus kepada eksploitasi, pengolahan hasil tambang dan mungkin sampai kepada penggunaan lebih lanjut produk pertambangan. Maka dari itu, karyawan yang bekerja pada tambang dalam merupakan pekerjaan berat. Karyawan harus memiliki mental dan kesehatan fisik yang prima agar mampu bekerja di dalam tambang (Suma’mur,2012). Pertambangan memiliki risiko yang cukup besar bagi para pekerja serta orang-orang yang tinggal atau bekerja di daerah sekitarnya. Bekerja di industri pertambangan juga melibatkan berbagai risiko karena tugas-tugas yang dilakukan dan lingkungan dimana mereka bekerja begitu bervariasi. Risiko kematian dan cidera serius yang paling sering terjadi didaerah pertambangan sebagian diakibatkan oleh benda yang jatuh seperti bebatuan, kecelakaan kendaraan, peralatan bergerak dan benda-benda stasioner, ledakan gas, dan jatuh dari
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
44
ketinggian.Risiko lainnya meliputi kebakaran, menghirup gas beracun, dan keracunan terhadap mineral tertentu (www.vwa.vic.gov.au). Salah satu data yang menunjukkan bahwa industri pertambangan memiliki frekuensi dan tingkat keparahan kecelakaan yang tinggi bersumber dari US Bureau of Labor Statistic tahun 2007 (dalam Schultz & Schultz, 2010). Data tersebut menunjukkan bahwa pertambangan menempati urutan kedua dalam industri yang berisiko tinggi terhadap kecelakaan. Karyawan yang bekerja diperusahaan tambang merupakan profesi yang memiliki risiko bahaya yang tinggi. Menurut Donoghue (2004) dalam Occupational Medicine Journal, bahaya yang berhubungan dengan kesehatan kerja yang dihadapi oleh para karyawan yang bekerja dipertambangan, yaitu: 1. Bahaya Fisik Luka trauma tetap menjadi masalah yang signifikan dari yang sepele hingga yang mematikan. Penyebab umum dari cidera yang fatal terjadi dimana-mana. Hal ini dihasilkan oleh pengeboran, peledakan, pemotongan, penanganan material, ventilasi, serta penghancuran dan pengolahan bijih. Mengontrol kebisingan telah terbukti cukup sulit dibidang pertambangan dan kehilangan pendengaran umumnya disebabkan oleh kebisingan. Panas dan kelembaban yang ditemui didaerah tropis serta tambang bawah tanah, dimana suhu bebatuan dan suhu udara meningkat sesuai dengan kedalaman, terutama gradien panas bumi dan auto-kompresi kolom udara.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
45
Getaran pada seluruh tubuh sering dialami ketika mengoperasikan peralatan mesin, seperti load-haul-dump unit, truk, scrapers, dan diggers.Hal ini dapat menyebabkan atau memperburuk gangguan tulang belakang yang sudah ada sebelumnya. Kondisi jalan dan kendaraan yang buruk juga berkontribusi untuk masalah ini. Sindrom getaran pada tangan dan lengan juga ditemui pada penggunaan alat-alat yang bergetar seperti air leg rock drills. 2. Bahaya Kimia Crystaline silica menjadi bahaya yang serius dalam pertambnagan dengan risiko silicosis. Debu batu bara juga telah menjadi bahaya yang serius di
bidang
pertambangan.
Debu
batu
bara
dapat
menyebabkan
‘pneumoconiosis’ atau ‘paru-paru hitam’ dan penyakit paru obstruktif kronik. Arsenik yang dihasilkan dari peleburan tembaga dapat menyebabkan kanker paru-paru. Paparan dari senyawa nikel juga dapat meningkatkan risiko kanker paru-paru dan kanker sinus. Pemaparan bahan-bahan kimia pada kulit yang umum di pertambangan sering mengakibatkan dermatitis. 3. Bahaya Biologis Risiko penyakit tropis seperti malaria dan demam berdarah sering terjadi di daerah lokasi pertambangan terpencil. Leptospirosis dan ankylostomiasi juga umum terjadi di tambang. 4. Bahaya Ergonomi Meskipun pertambangan telah menggunakan alat-alat mekanik, masih ada sejumlah besar penanganan yang dilakukan secara manual. Hal ini dapat
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
46
menyebabkan atau memperburuk gangguan bahu. Selain itu, juga dapat menyebabkan cidera pergelangan kaki dan lutut. Kelelahan dalam kaitannya dengan kerja shift telah dikenakan investigasi yang cukup besar dalam industri. Tidur yang kurang telah terbukti dapat menyebabkan gangguan kognitif dan kinerja motorik. 5. Bahaya Psikososial Penyalahgunaan obat dan alkohol telah menjadi masalah yang sulit untuk ditangani dalam industri pertambangan. Namun, berbagai kebijakan dan prosedur telah diterapkan dalam berbagai operasi pertambangan besar untuk menangani masalah ini. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa karyawan yang bekerja di pertambangan merupakan profesi yang berisiko tinggi. Selain itu, karyawan yang bekerja di pertambangan juga rentan mengalami tekanan dan stres karena mereka setiap saat dihadapkan pada risiko kecelakaan dan berbagai bahaya yang ditemui di lingkungan kerjanya.
C. Hubungan antara Kondisi Lingkungan Fisik Pekerjaan dengan Stres Kerja pada Karyawan di Perusahaan Tambang Melihat ruang lingkup pekerjaannya, bekerja di perusahaan tambang merupakan profesi dengan risiko yang cukup besar. Karyawan yang bekerja di perusahaan tambang juga rentan mengalami tekanan atau stres karena mereka setiap saat dihadapkan pada berbagai bahaya dan kemungkinan terjadinya
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
47
kecelakaan di tempat kerja (Haslam, 2004). Bahaya dan risiko yang dapat menimpa karyawan sewaktu-waktu dapat berupa kematian, kecelakaan, terjatuh dari ketinggian, cidera akibat penggunaan mesin atau peralatan kerja, paparan terhadap
polusi
udara
serta
bahan-bahan
kimia,
dan
sebagainya
(www.vwa.vic.gov.au). Dalam melakukan pekerjaannya, karyawan di perusahaan tambang juga tidak lepas dengan kondisi lingkungan pekerjaan mereka. Salah satu kondisi yang harus dihadapi oleh karyawan dalam menjalankan tugasnya adalah kondisi lingkungan fisik pekerjaan. Kondisi lingkungan fisik pekerjaan adalah semua keadaan berbentuk fisik yang terdapat di sekitar tempat kerja yang dapat mempengaruhi kinerja, kondisi fisik, dan psikologis karyawan, baik secara langsung maupun tidak langsung (Tiffin dan McCormick, 1958). Lingkungan fisik pekerjaan merupakan hal yang sangat penting dalam mempengaruhi sosial, mental, dan fisik dalam kehidupan pekerja. Terdapat beberapa aspek yang terdapat dalam lingkungan fisik pekerjaan yaitu temperatur, sirkulasi udara, pencahayaan, kebisingan, getaran mekanis, bau-bauan (Wignjosoebroto, 2010) dan radiasi (Suma’mur (2010). Aspek-aspek tersebut dapat berpengaruh secara signifikan terhadap hasil kerja karyawan. Menurut Suma’mur (2014) temperatur yang panas dapat dirasakan oleh karyawan, terutama pada karyawan yang bekerja di lapangan. Temperatur yang panas juga dapat berasal dari penggunaan mesin dan proses produksi. Kemudian, udara di sekitar lingkungan kerja pertambangan yang terus bercampur dengan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
48
gas-gas atau bau-bauan dapat berbahaya bagi kesehatan tubuh dan dapat mengakibatkan sesaknya pernapasan serta kelelahan. Kemudian, pencahayaan juga sangat mempengaruhi manusia untuk melihat objek-objek secara jelas. Pencahayaan yang kurang dapat mengakibatkan mata karyawan menjadi cepat lelah. Lelahnya mata juga dapat menyebabkan kelelahan mental dan menimbulkan kerusakan mata. Selain itu, adanya proses produksi danpenggunaan alat-alat kerja pada tingkat tertentu juga dapat menimbulkan kebisingan yang dapat mengakibatkan gangguan pendengaran. Kemudian, getaran mekanis yang pada umumnya berasal dari suatu mesin atau benda bergerak merupakan hal yang tidak disukai dan dikehendaki sebab getaran pada mesin dapat tersalurkan dan dirasakan oleh tubuh. Selanjutnya, bau-bauan yang terdapat dalam lingkungan kerja yang bersumber dari mineral tambang, dapat mengganggu konsentrasi seseorang dalam bekerja. Radiasi yang berada di tempat kerja juga dapat mempengaruhi keadaan kesehatan tenaga kerja serta mengganggu pelaksanaan pekerjaannya. Kondisi lingkungan fisik pekerjaan merupakan faktor penting yang dapat mempengaruhi karyawan dalam melaksanakan pekerjaannya. Kondisi lingkungan fisik pekerjaan yang kurang baik dapat mempengaruhi kesehatan dan keselamatan kerja karyawan serta penurunan produktivitas. Sebaliknya, kondisi lingkungan fisik pekerjaan yang baik dapat meningkatkan produktivitas serta dapat menjadi pendorong semangat dan kegairahan dalam bekerja perusahaan (Schuller& Jackson, 1999; Nitisemito, 1982). Lebih lanjut, Sarafino (dalam Smet, 1994)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
49
menjelaskan bahwa lingkungan fisik pekerjaan yang terlalu menekan seperti kebisingan, temperatur, atau panas yang terlalu tinggi, udara yang lembab, dan penerangan yang kurang dapat meningkatkan stres pada karyawan. Sejalan dengan penjelasan Sarafino, Luthans (2005) juga menjelaskan bahwa kondisi kerja seperti lingkungan kerja yang ramai, adanya polusi udara, bahaya di lingkungan kerja, racun dari bahan-bahan kimia, dan radisi dapat mengarahkan individu pada stres kerja. Stres kerja merupakan suatu kondisi yang muncul akibat interaksi antara individu dengan pekerjaan yang menyebabkan reaksi individu berupa reaksi fisiologis, psikologis, dan perilaku. Di samping itu, karyawan dapat mengalami stres kerja atau tidak bergantung pada bagaimana karyawan mempersepsikan kondisi lingkungan fisik pekerjaannya. Wagner & Hollenback (dalam Wijono, 2010) menjelaskan bahwa individu akan mempersepsikan apa yang ia rasakan dalam lingkungan eksternalnya. Pada saat individu berinteraksi dengan kondisi lingkungan fisik pekerjaannya, maka pada saat yang sama karyawan mulai mempertimbangkan apa yang dirasakannya. Menurut Walgito (2003) kondisi lingkungan fisik pekerjaan yang terdapat dalam suatu perusahaan dapat dipersepsikan secara berbeda oleh setiap karyawan. Hal ini dikarenakan individu memiliki perasaan, kemampuan berpikir, dan pengalaman yang tidak sama antara individu satu dengan individu lainnya (Davidoff, 1981; Rogers, 1965 dalam Walgito, 2005). Dalam hal ini, karyawan bisa saja mempersepsikan kondisi lingkungan fisik pekerjaannya secara positif maupun negatif. Karyawan dapat mempertimbangkan apakah lingkungan fisik
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
50
pekerjaannya tersebut baik atau buruk, menguntungkan atau membahayakan, serta merupakan peluang atau ancaman bagi dirinya. Persepsi positif yang diberikan karyawan terhadap kondisi lingkungan fisik pekerjaannya akan menghasilkan kenyamanan dalam bekerja. Seperti yang dikemukakan oleh Rahmawanti dkk (2014) dalam jurnal penelitiannya mengenai Pengaruh Kondisi Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan, bahwa karyawan yang memberikan persepsi yang positif terhadap lingkungan fisik pekerjaannya akan merasa lebih nyaman dan senang dalam bekerja sehingga hal tersebut akan berpengaruh terhadap kinerjanya. Berkaitan dengan aspek-aspek dalam kondisi lingkungan fisik pekerjaan di pertambangan, karyawan akan merasa hal tersebut bukanlah hal yang dapat menghambat pekerjannya. Seperti temperatur di lingkungan kerja yang panasakan dirasa karyawan sebagai hal yang tidak akan mengganggu karyawan dalam menjalankan pekerjaannya. Kemudian, pencahayaan
di
lingkungan
kerjaakan
dirasa
karyawan
cukup
untuk
membantunya dalam melihat objek-objek dengan jelas sehingga ia bisa lebih teliti dalam bekerja. Kebisingan dan getaran mekanis yang bersumber dari proses produksi atau peralatan kerjaakan dirasa normal atau tidak melebihi ambang batas dan tidak mengganggu kenyamanan karyawan dalam bekerja. Begitu juga dengan siklus udara di lingkungan kerja akan dirasa baik oleh karyawan. Bau-bauan dari mineral tambangakan dirasa tidak mengganggu konsentrasi dan kenyamanan karyawan dalam bekerja.Kemudian, radiasi yang berasal dari mesin atau aktivitas
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
51
produksi/penambanganakan dirasa sebagai hal yang tidak menghambat atau mengancam karyawan dalam bekerja. Pada akhirnya, dengan persepsi positif yang dibangun oleh karyawan mengenai kondisi lingkungan fisik pekerjaan, karyawan akan menganggap kondisi lingkungan fisik pekerjaannya bukanlah sebagai hal yang menekan ataupun mengancam, melainkan sebagai suatu hal yang menyenangkan (Wagner & Hollenback, dalam Wijono, 2010). Hal ini pun akan menghasilkan respon atau dampak positif pada perilaku maupun hal-hal yang dihadapi karyawan di tempat kerja.Seperti yang dikemukakan oleh Howell dan Robert (dalam Wijono, 2010) yang mengatakan bahwa apabila karyawan memiliki persepsi yang positif terhadap lingkungan fisik pekerjaannya, maka ia akan memperoleh kepuasan dalam bekerja. Lebih lanjut, kepuasan kerja yang dialami oleh karyawan punakan turut mempengaruhi dan memberikan dampak positif lainnya. Steers dan Rhodes (dalam Munandar, 2012) mengatakan bahwa kepuasan yang dirasakan oleh karyawan akan turut mempengaruhi motivasinya dalam bekerja. Wijono (2010) menjelaskan bahwa kepuasan kerja yang dialami oleh karyawan erat kaitannya dengan motivasi dan juga semangat kerja karyawan. Karyawan yang merasa puas terhadap pekerjaannya akan memiliki motivasi kerja yang tinggi sehingga karyawan akan bekerja lebih produktif dan memiliki keinginan untuk berprestasi dalam bekerja. Hal ini kemudian menjelaskan bahwa situasi di lingkungan kerja yang dipersepsikan secara positif akan memberikan dampak yang positif terhadap
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
52
perilaku maupun hal-hal yang dihadapi karyawan di tempat kerja. Hal tersebut juga dapat mempengaruhi kenyamanan dan keamanan kerja sehingga dalam bekerja karyawan tidak merasa tertekan dan dapat mengurangi kadar stresnya. Maka dari itu, dapat diiindikasikan bahwa semakin positif persepsi karyawan terhadap kondisi lingkungan fisiknya, maka tingkat stres kerja akan semakin rendah (Wijono, 2010). Sebaliknya, persepsi negatif yang diberikan karyawan terhadap kondisi lingkungan fisik pekerjaannya akan menghasilkan ketidaknyamanan dalam bekerja. Rahmawanti dkk (2014) menjelaskan bahwa karyawan yang memberikan persepsi negatif terhadap lingkungan fisik pekerjaannya akan merasa tidak nyaman dalam bekerja sehingga kinerja dari karyawan juga akan berkurang. Berkaitan dengan aspek-aspek dalam kondisi lingkungan fisik pekerjaan di pertambangan, karyawan akan merasa bahwa hal tersebut dapat menghambat pekerjaannya. Seperti temperatur di lingkungan kerja yang panas akan dirasakan sebagai hal yang mengganggu kenyamanan karyawan dalam menjalankan pekerjaannya. Kemudian, pencahayaan di lingkungan kerja akan dirasa kurang memadai untuk membantu karyawan dalam melihat objek-objek dengan jelas sehingga menghambatnya untuk bekerja secara teliti. Kebisingan dan getaran mekanis yang bersumber dari proses produksi atau peralatan kerja akan dirasa melebihi ambang batas sehingga mengganggu kenyamanan bekerja. Begitu juga dengan siklus udara di lingkungan kerja akan dirasa kurang baik oleh karyawan. Bau-bauan dari mineral tambang akan dirasa mengganggu konsentrasi dan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
53
kenyamanan karyawan dalam bekerja. Kemudian, radiasi yang berasal mesin atau aktivitas produksi/penambangan akan dirasa sebagai hal yang menghambat atau mengancam karyawan dalam bekerja. Karyawan yang memberikan persepsi negatif terhadap kondisi lingkungan fisik pekerjaannya
akan menganggap
bahwa kondisi
lingkungan
fisik
pekerjaannya sebagai suatu hal yang tidak menyenangkan, menekan, ataupun mengancam (Wagner & Hollenback, dalam Wijono, 2010). Hal ini kemudian akan menghasilkan respon atau dampak yangnegatif pula terhadap perilaku maupun hal-hal yang dihadapi karyawan di tempat kerja. Wijono (2010) mengatakan bahwa karyawan akan memperoleh ketidakpuasan dalam bekerja sebagai dampak dari persepsi yang negatif terhadap lingkungan fisik pekerjaannya. Lebih lanjut, Robbins (dalam Munandar, 2012) mengungkapkan bahwa ketidakpuasan yang dialami oleh karyawan dapat menyebabkan karyawan meninggalkan pekerjaannya, munculnya keluhan-keluhan seputar pekerjaan, serta menghindari sebagian dari tanggung jawab pekerjaan mereka. Kemudian, Wijono (2010) menambahkan bahwa ketidakpuasan kerja yang dirasakan oleh karyawan juga dapat menyebabkan berbagai masalah seperti kecenderungan karyawan untuk berhenti bekerja, sering kali absen (bolos) kerja, adanya masalah pelanggaran disiplin, dan menurunnya produktivitas kerja. Menurut White (dalam Wijono, 2010) situasi di lingkungan kerja yang dipersepsikan secara negatif (tidak kondusif) akan memberikan dampak yang negatif pula terhadap perilaku maupun hal-hal yang dihadapi karyawan di tempat
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
54
kerja. Hal tersebut kemudian akan mempengaruhi kenyamaan dan keamanan karyawan dalam bekerja sehingga karyawan akan merasa tertekan dan mengalami stres. Maka dari itu, dapat diiindikasikan bahwa semakin negatif persepsi karyawan terhadap kondisi lingkungan fisiknya, maka tingkat stres kerja akan semakin tinggi.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
55
D. Kerangka Pemikiran
Karyawan di Perusahaan Tambang Kondisi Fisik Lingkungan Pekerjaan
Temperatur panas di lingkungan kerja Pencahayaan di lingkungan kerja Kebisingan yang bersumber dari proses produksi atau peralatan kerja Getaran mekanis yang bersumber dari mesin atau peralatan kerja Siklus udara yang kurang baik Bau-bauan dari mineral tambang Radiasi yang berasal mesin atau aktivitas produksi/penambangan
Persepsi Positif : Kenyamanan dalam bekerja
Adanya kepuasan kerja Motivasi kerja meningkat Semangat dalam bekerja Produktivitas kerja meningkat Keinginan untuk berprestasi tinggi Keluhan-keluhan seputar pekerjaan rendah Selalu melakukan tugas/tanggung jawab pekerjaan Jarang absen (bolos) kerja Tidak adanya keinginan untuk berhenti/meninggalkan pekerjaan Stres kerja rendah
Persepsi Negatif : Ketidaknyamanan dalam bekerja
Adanya ketidakpuasan kerja Motivasi kerja menurun Kurang semangat dalam bekerja Produktivitas kerja menurun Keinginan untuk berprestasi rendah Keluhan-keluhan seputar pekerjaan meningkat Menghindar dari tugas/tanggung jawab pekerjaan Sering absen (bolos) kerja Adanya keinginan untuk berhenti/meninggalkan Stres kerja tinggi pekerjaan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
56
E. Hipotesis Dalam penelitian ini diajukan sebuah hipotesis sebagai dugaan sementara terhadap permasalahan yang telah dikemukakan.Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah terdapat hubungan negatif antara kondisi lingkungan fisik pekerjaan dengan stres kerja pada karyawan di perusahaan tambang. Semakin positif persepsi karyawan terhadap lingkungan fisik pekerjaannya, maka stres kerja akan rendah. Sebaliknya, semakin negatif persepsi karyawan terhadap lingkungan fisik pekerjaannya, maka stres kerja akan meningkat.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan teknik korelasional. Penelitian korelasional adalah penelitian yang mencari hubungan antara satu variabel dengan variabel yang lain (Martono, 2010). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menyelidiki hubungan antara kondisi lingkungan fisik pekerjaan dengan stres kerja pada karyawan di pertambangan.
B. Identifikasi Variabel Penelitian Variabel yang akan diidentifikasi dalam penelitian ini adalah: 1. Variabel Tergantung : Stres Kerja 2. Variabel Bebas
: Kondisi Lingkungan Fisik Pekerjaan
C. Definisi Operasional 1. Stres Kerja Stres kerja merupakan kondisi yang muncul akibat interaksi antara karyawan dengan pekerjaan, yang dimoderatori oleh perbedaan individu, yang kemudian menyebabkan reaksi individu berupa reaksi fisiologis, psikologis, dan perilaku pada karyawan.
57
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
58
Stres kerja diukur menggunakan skala stres kerja yang disusun sendiri oleh peneliti. Skala ini terdiri dari beberapa aspek berdasarkan teori Luthans (2005) serta Beehr dan Newman (dalam Waluyo, 2013). Aspek tersebut meliputi: (1) Fisiologis, yaitu perubahan-perubahan pada individu secara fisik akibat menghadapi kondisi lingkungan fisik pekerjaan yang memunculkan berbagai macam masalah atau penyakit pada tubuh, (2) Psikologis, yaitu reaksi emosi pada individu yang muncul dalam kondisi yang dihadapi subjek di lingkungan fisik pekerjaan, dan (3) Perilaku, yaitu perubahan pola perilaku pada individu dari keadaan sebelumnya pada saat menghadapi kondisi lingkungan fisik pekerjaan. Skor total pada skala stres kerja menunjukkan tingkat stres kerja pada karyawan. Semakin tinggi skor total yang diperoleh, maka semakin tinggi tingkat stres kerja pada karyawan. Sebaliknya, semakin rendah skor total yang diperoleh, maka semakin rendah tingkat stres kerja pada karyawan.
1. Kondisi Lingkungan Fisik Pekerjaan Kondisi lingkungan fisik pekerjaan adalah semua keadaan berbentuk fisik yang terdapat di sekitar tempat kerja yang dapat mempengaruhi kinerja, kondisi fisik, dan psikologis karyawan, baik secara langsung maupun tidak langsung. Kondisi lingkungan fisik pekerjaan diukur menggunakan skala kondisi lingkungan fisik pekerjaan yang disusun oleh peneliti. Skala ini terdiri dari
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
59
beberapa aspek berdasarkan teori Wignjosoebroto (2008) dan Suma’mur (2014). Aspek tersebut meliputi: (1) Temperatur, yaitu kondisi suhu di tempat kerja, (2) Siklus Udara, yaitu kondisi pertukaran udara di tempat kerja, (3) Pencahayaan, yaitu kondisi cahaya yang mempengaruhi individu dalam melihat objek, (4) Kebisingan, yaitu suara atau bunyi yang tidak dikehendaki yang bersumber dari proses produksi atau alat-alat kerja, (5) Getaran mekanis, yaitu getaran-getaran yang ditimbulkan oleh mesin atau peralatan kerja,(6) Bau-bauan, yaitu bau yang berasal dari mineral tambang, dan (7) Radiasi, yaitu pancaran energi/gelombang yang berasal dari mesin atau peralatan kerja. Skor total pada skala kondisi lingkungan fisik pekerjaan menunjukkan persepsi karyawan terhadap kondisi lingkungan fisik pekerjaan. Semakin tinggi skor total kondisi lingkungan fisik pekerjaan, maka semakin positif persepsi karyawan terhadap kondisi lingkungan fisik pekerjaan. Sebaliknya, semakin rendah skor total kondisi lingkungan fisik pekerjaan, maka semakin negatif persepsi karyawan terhadap kondisi lingkungan fisik pekerjaan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
60
A. Subjek Penelitian 1. Populasi Populasi merupakan keseluruhan objek atau subjek yang berada pada suatu wilayah dan memenuhi syarat-syarat tertentu yang berkaitan dengan masalah penelitian, atau keseluruhan unit atau individu dalam ruang lingkup yang diteliti (Martono, 2010). Dalam penelitian ini, populasi yang akan digunakan adalah karyawan PT. Vale Indonesia yang berlokasi di Sorowako, Sulawesi Selatan. 2. Sampel Sampel merupakan bagian dari populasi yang memiliki ciri-ciri atau keadaan tertentu yang akan diteliti, atau dapat didefinisikan sebagai anggota populasi yang dipilih dengan menggunakan prosedur tertentu sehingga diharapkan dapat mewakili populasi (Martono, 2010). Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik purposive sampling, yaitu teknik penentuan subjek penelitian dengan pertimbangan atau kriteria tertentu, dimana peneliti memilih subjek yang benar-benar mengetahui atau memiliki kompetensi dengan topik penelitian (Martono, 2010). Kriteria subjek yang akan digunakan sebagai subjek penelitian adalah sebagai berikut: a. Karyawan yang bekerja di luar ruangan atau lapangan, dengan asumsi bahwa karyawan dengan karakteristik tersebut dapat berhubungan langsung dengan aspek-aspek kondisi lingkungan fisik pekerjaan yang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
61
akan diteliti dan memiliki beban pekerjaan yang lebih berat dibandingkan karyawan lain. b. Karyawan yang memiliki masa kerja minimal 1 tahun, dengan asumsi bahwa karyawan tersebut telah mengetahui kondisi pekerjaan yang dilakukannya. Selain itu, karyawan juga telah mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan kerjanya dan memahami bidang pekerjaannya.
B. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan skala Likert. Metode ini menggunakan distribusi respon sebagai dasar penentuan nilai skalanya (Azwar, 2012). Skala stres kerja yang disusun bertujuan untuk mengukur tinggi rendahnya tingkat stres kerja pada karyawan di perusahaan tambang. Skala kondisi lingkungan fisik pekerjaan yang disusun bertujuan untuk mengukur persepsi terhadap kondisi lingkungan fisik pekerjaan. Berikut adalah penjelasan mengenai kedua skala: 1. Skala Stres Kerja Skala stres kerja disusun oleh peneliti berdasarkan teori Luthans (2005) dan Beehr dan Newman (dalam Waluyo, 2013) dengan aspek: (1) Fisiologis, meliputi: (a) masalah sistem kekebalan tubuh, dimana kemampuan untuk melawan penyakit dan infeksi berkurang; (b) masalah sistem kardiovaskular, seperti tekanan darah tinggi dan penyakit jantung; (c) masalah sistem muskoloskeletal, seperti sakit kepala dan nyeri punggung; dan (d) masalah
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
62
sistem pencernaan, seperti diare dan sembelit, gangguan gastrointestinal (misalnya gangguan lambung), gangguan pernapasan, gangguan pada kulit, ketegangan otot, gangguan tidur, (2) Psikologis, meliputi: permusuhan, keluhan, kinerja yang buruk, ketidakmampuan untuk berkonsentrasi dan membuat keputusan, ketidakpuasan kerja, kecemasan, mudah tersinggung, kebosanan, dan menurunnya rasa percaya diri. (3) Perilaku, meliputi: makan secara berlebihan dan makan yang kurang, meningkatkan merokok dan minum (alkohol), penggunaan obat-obatan, menunda pekerjaan, menghindari pekerjaan, absen dari pekerjaan, menurunnya prestasi (performance) dan produktivitas, meningkatnya kecenderungan berperilaku berisiko tinggi meningkatnya agresivitas, serta menurunnya kualitas hubungan interpersonal dengan keluarga dan teman. Skala stres kerja ini terdiri dari dua pernyataan yaitu pernyataan favorable dan unfavorable. Pernyataan favorable adalah pernyataan yang mendukung objek sikap. Sedangkan, pernyataan unfavorable adalah pernyataan yang tidak mendukung objek sikap. Dalam menjawab pernyataan tersebut, terdapat 4 kategori pilihan jawaban yaitu Sangat Tidak Sesuai (STS), Tidak Sesuai (TS), Sesuai (S), dan Sangat Sesuai (SS). Pilihan jawaban Netral (N) tidak digunakan untuk menghindari kecenderungan subjek bertindak “aman” dengan memberikan respon netral dibanding memberikan respon yang ekstrim. Hal tersebut dapat menyebabkan skala mengalami error karena dengan kecenderungan subjek dalam memberikan respon netral dan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
63
menghindar untuk memberikan respon ekstrim, atribut yang hendak diukur menjadi tidak tampak (Prakosa, 1997). Skala stres kerja ini berjumlah 64 item yang terbagi menjadi 32 item favorable dan 32 item unfavorable. Pada pernyataan favorable, jawaban Sangat Sesuai (SS) akan mendapat skor 4, jawaban Sesuai (S) akan mendapat skor 3, jawaban Tidak Sesuai (TS) akan mendapat skor 2, dan jawaban Sangat Tidak Sesuai (STS) akan mendapat skor 1. Kemudian, pada pernyataan unfavorable, jawaban Sangat Tidak Sesuai (STS) akan mendapat skor 4, jawaban Tidak Sesuai (TS) akan mendapat skor 3, jawaban Sesuai (S) akan mendapat skor 2, dan jawaban Sangat Sesuai (SS) akan mendapat skor 1.
Tabel 1 Blue Print Skala Stres Kerja (sebelum uji coba)
Aspek Fisiologis
Psikologis
Perilaku
Total
Nomor Item Favorable Unfavorable 14, 12, 27, 29, 8, 13, 21, 22, 30, 35, 39, 42, 49, 33, 34, 44, 51, 50, 56, 62 55, 59 1, 3, 15, 31, 32, 5, 10, 17, 26, 28, 38, 46, 48, 61, 41, 43, 47, 53, 64 54 2, 4, 11, 9, 16, 6, 7, 18, 19, 23, 20, 24, 25, 45, 36, 37, 40, 52, 57, 58 60, 63 32 32
Jumlah
Bobot
22
34,37%
20
31,25%
22
34,37%
64
100%
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
64
2. Skala Kondisi Lingkungan Fisik Pekerjaan Skala kondisi lingkungan fisik pekerjaan disusun oleh peneliti berdasarkan teori Wignjosoebroto (2008) dan Suma’mur (2014) dengan aspek: temperatur, siklus udara, pencahayaan, kebisingan, bau-bauan, getaran mekanis, dan radiasi. Skala kondisi lingkungan fisik pekerjaan ini terdiri dari dua pernyataan yaitu pernyataan favorable dan unfavorable. Pernyataan favorable adalah pernyataan yang mendukung objek sikap.Sedangkan, pernyataan unfavorable adalah pernyataan yang tidak mendukung objek sikap. Dalam menjawab pernyataan tersebut, terdapat 4 kategori pilihan jawaban yaitu Sangat Tidak Sesuai (STS), Tidak Sesuai (TS), Sesuai (S), dan Sangat Sesuai (SS). Pilihan jawaban Netral (N) tidak digunakan untuk menghindari kecenderungan subjek bertindak “aman” dengan memberikan respon netral dibanding memberikan respon yang ekstrim. Hal tersebut dapat menyebabkan skala mengalami error karena dengan kecenderungan subjek dalam memberikan respon netral dan menghindar untuk memberikan respon ekstrim, atribut yang hendak diukur menjadi tidak tampak (Prakosa, 1997). Skala kondisi lingkungan fisik perkerjaan ini berjumlah 56 item yang terbagi menjadi 28 item favorable dan 28 item unfavorable. Pada pernyataan favorable, jawaban Sangat Sesuai (SS) akan mendapat skor 4, jawaban Sesuai (S) akan mendapat skor 3, jawaban Tidak Sesuai (TS) akan mendapat skor 2, dan jawaban Sangat Tidak Sesuai (STS) akan mendapat skor 1. Pada pernyataan unfavorable, jawaban Sangat Tidak Sesuai (STS) akan mendapat
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
65
skor 4, jawaban Tidak Sesuai (TS) akan mendapat skor 3, jawaban Sesuai (S) akan mendapat skor 2, dan jawaban Sangat Sesuai (SS) akan mendapat skor 1.
Tabel 2 Blue Print Skala Kondisi Lingkungan Fisik Pekerjaan (sebelum uji coba)
Aspek Temperatur Siklus udara Pencahayaan Kebisingan Bau-bauan Getaran mekanis Radiasi Total
Nomor Item Favorable Unfavorable 11, 20, 38, 54 2, 16, 27, 32 7, 12, 22, 33 8, 27, 42, 45 24, 34,35, 49 1, 9, 19, 21 14, 26, 43, 48 18, 23, 25, 36 28, 37, 51, 55 31, 39, 46,50 29, 41, 52, 53 10, 30, 44, 47 3, 13, 15, 40 4, 5, 6, 17 28 28
Jumlah
Bobot
8 8 8 8 8 8 8 56
14,3% 14,3% 14,3% 14,3% 14,3% 14,3% 14,3% 100%
C. Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur 1. Validitas Untuk mengetahui apakah skala mampu menghasilkan data yang akurat dengan tujuan ukurnya, diperlukan suatu proses pengujian validitas (Azwar, 2012). Validitas merupakan sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya (Azwar, 2012). Dalam penelitian ini, pengukuran validitas skala dilakukan dengan menggunakan metode validitas isi.Menurut Azwar (2012) validitas isi merupakan validitas yang diestimasi lewat pengujian terhadap kelayakan atau
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
66
relevansi isi tes melalui analisis rasional oleh panel yang berkompeten atau melalui expert judgement. Pertanyaan yang dicari jawabannya dalam validitas ini adalah apakah masing-masing item dalam tes layak untuk mengungkap atribut yang diukur sesuai dengan indikator keperilakuannya dan apakah itemitem dalam tes telah mencakup keseluruhan domain isi yang hendak diukur. Dalam penelitian ini,validitas isi dilakukan dengan cara mengkonsultasikan item-item pada skala yang telah disusun pada dosen pembimbing skripsi sebagai expert judgement.
2. Seleksi Item Seleksi item dilakukan untuk memilih item-item yang berkualitas. Seleksi item dalam penelitian ini dilakukan dengan melihat koefisien korelasi item total (rix) yaitu konsistensi fungsi item dan fungsi skala secara keseluruhan (Azwar, 2012). Sebagai kriteria pemilihan item berdasarkan korelasi item total, digunakan batasan
rix=
0,30. Semua item yang mencapai
koefisien korelasi item total minimal 0,30 dianggap memiliki daya beda yang memuaskan. Apabila item yang memiliki koefisien korelasi item total sama dengan atau lebih besar daripada 0,30 jumlahnya melebihi jumlah item yang direncanakan untuk dijadikan skala, maka dapat dipilih item-item yang memiliki indeks diskriminasi tertinggi. Namun, apabila jumlah item yang lolos ternyata tidak mencukupi jumlah yang diinginkan, maka dapat
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
67
dipertimbangkan untuk menurunkan batas kriteria 0,30 menjadi 0,25 agar jumlah item yang diinginkan mencukupi (Azwar, 2012). Dari hasil pengujian skala stres kerja diperoleh skor item total yang bergerak dari -0,041 sampai 0,669. Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan maka item yang memiliki korelasi <0,30 digugurkan. Dari 64 butir pernyataan, 26 item digugurkan karena korelasinya tidak mencapai 0,03. Distribusi item-item yang sahih dan gugur disajikan pada tabel berikut
Tabel 3 Blue Print Skala Stres Kerja (setelah uji coba)
Aspek Fisiologis Psikologis Perilaku Total
Nomor Item Favorable 14, 12, 27, 29*, 35, 39, 42, 49, 50, 56*, 62* 1*, 3*, 15*, 31, 32, 38, 46*, 48*, 61*, 64* 2, 4, 11*, 9, 16, 20, 24, 25, 45*, 57*, 58 19
Unfavorable 8*, 13*, 21, 22*, 30*, 33*, 34, 44*, 51*, 55, 59* 5, 10, 17, 26, 28, 41, 43*, 47, 53, 54 6, 7*, 18, 19, 23, 36, 37, 40*, 52*, 60, 63* 19
Jumlah 11 12 15 38
: nomor item yang gugur
Dari hasil pengujian skala kondisi lingkungan fisik pekerjaan diperoleh skor item total yang bergerak dari -0,155 sampai 0,708. Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan maka item yang memiliki korelasi < 0,30 digugurkan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
68
Dari 56 butir pernyataan, 14 item digugurkan karena korelasinya tidak mencapai 0,03. Hasil pengujian juga menunjukkan bahwa setelah dilakukan seleksi item hanya tersisa 1 item yang sahih pada aspek pencahayaan. Hal ini pun menjadi kelemahan dari skala ini karena proporsi item pada aspek kondisi lingkungan pekerjaan kurang proporsional. Distribusi item-item yang sahih dan gugur disajikan pada tabel berikut:
Tabel 4 Blue Print Skala Kondisi Lingkungan Fisik Pekerjaan (setelah uji coba)
Aspek
Nomor Item
Jumlah
Favorable
Unfavorable
Temperatur
11, 20, 38, 54
2, 16, 27, 32
8
Siklus udara
7, 12, 22, 33
8, 56, 42, 45
8
Pencahayaan
24*, 34*, 35*, 49
1*, 9*, 19*, 21*
1
Kebisingan
14, 26, 43, 48*
18, 23, 25, 36*
6
Bau-bauan
28, 37, 51*, 55
31, 39, 46, 50
7
Getaran mekanis
29, 41, 52, 53*
10, 30, 44, 47
7
Radiasi
3*, 13*, 15, 40
4, 5, 6, 17*
5
21
21
42
Total
: nomor item yang gugur
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
69
3. Reliabilitas Reliabilitas merupakan sejauh mana hasil pengukuran tersebut relatif konsisten. Hasil suatu pengukuran hanya dapat dipercaya apabila dalam beberapa kali pelaksanaan pengukuran terhadap kelompok subjek yang sama diperoleh hasil yang relatif sama, selama aspek yang diukur dalam diri subjek memang belum berubah (Azwar, 2012). Dalam penelitian ini, pengukuran reliabilitas dilakukan dengan menggunakan pendekatan konsistensi internal melalui teknik
Alpha
Cronbach. Pada pendekatan konsistensi internal, prosedur yang dilakukan hanya satu kali dan pengenaan tes hanya dilakukan pada sekelompok individu sehingga pendekatan ini mempunyai nilai praktis dan efisien yang tinggi (Azwar, 2012). Kemudian, kriteria suatu instrumen penelitian dapat dikatakan reliabel apabila koefisien reliabilitasnya (r11) > 0,6 (Siregar, 2013). Dari hasil pengujian reliabilitas skala stres kerja, diperoleh nilai koefisien reliabilitas (r11) sebesar 0,923. Kemudian, untuk hasil pengujian relibilitas skala kondisi lingkungan fisik pekerjaan diperoleh nilai koefisien reliabilitas (r11)
sebesar 0,948. Hal ini menunjukkan bahwa kedua skala
memiliki reliabilitas yang baik.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
70
D. Metode Analisis Data Metode analisis data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah uji asumsi dan uji hipotesis. Karena penelitian ini bersifat korelasional, maka dalam uji asumsi digunakan uji normalitas dan uji linearitas. 1. Uji Asumsi a. Uji Normalitas Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data yang akan dianalisis dalam penelitian ini berdistribusi normal atau tidak. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan metode Kolmogorov-Smirnov dalam program SPSS for windows versi 16.0 dengan melihat signifikansinya. Apabila nilai sig > 0,05 maka data dalam penelitian ini berdistribusi normal (Azwar, 2012). b. Uji Linearitas Uji linearitas dilakukan untuk mengetahui apakah hubungan antara variabel bebas dengan variabel tergantung membentuk garis lurus atau tidak. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan test for linearity dalam program SPSS for windows versi 16.0. Apabila nilai p untuk tes for linearity < 0,05 maka terdapat hubungan yang linear antara variabel bebas dengan variabel tergantung (Azwar, 2012).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
71
2. Uji Hipotesis Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini diuji dengan menggunakan teknik korelasi Product Moment Pearson dalam program SPSS for windows versi 16.0. Teknik korelasi Product Moment Pearson dapat dilakukan apabila hubungan antara variabel bebas dan variabel tergantung berdistribusi normal dan data dari variabel bebas dan variabel tergantung adalah linear. Namun, apabila hubungan antar variabel tidak berdistribusi normal dan data antar variabel tidak linear, maka uji hipotesis yang digunakan adalah teknik korelasi Spearman’s Rho.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Pelaksanaan Penelitian Sebelum melakukan penelitian, peneliti terlebih dahulu memberikan surat izin dan proposal penelitian kepada pihak External Relation PT Vale Indonesia Tbk sebagai perizinan untuk mengambil data pada bulan Januari 2015. Lokasi penelitian yang dipilih ialah pada Departemen Process Plant & Utilities. Dikarenakan akses untuk masuk ke perusahaan harus melalui beberapa prosedur yang cukup ketat, maka peneliti hanya bisa menitipkan skala penelitian kepada Admin Officer tiap departemen untuk kemudian diberikan kepada karyawan. Penelitian kemudian dilakukan pada tanggal 16 – 25 Januari 2015. Skala penelitian yang diberikan berisi skala A yaitu skala stres kerja dan Skala B yaitu skala kondisi lingkungan fisik pekerjaan yang berjumlah 50 eksemplar. Dari 50 skala penelitian yang diberikan, terdapat 2 skala yang tidak lengkap dalam pengisiannya dimana tidak semua item terisi, dan terdapat 8 skala yang tidak dikembalikan oleh karyawan. Di samping itu, terdapat 12 skala yang kriteria subjeknya bekerja di dalam ruangan sehingga, sehingga tidak dapat dianalisis karena tidak sesuai dengan kriteria subjek yang diinginkan yaitu subjek yang bekerja di luar ruangan atau lapangan. Karena jumlah subjek penelitian yang masih kurang yaitu 28 subjek, maka peneliti mengumpulkan data penelitian
72
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
73
kembali untuk menambahkan subjek yang sesuai dengan kriteria yang dibutuhkan. Pengumpulan data kedua dilaksanakan pada tanggal 27 Maret – 2 April 2015 di lokasi penelitian yang sama. Jumlah skala yang terkumpul berjumlah 22 skala dengan kriteria subjek yang diinginkan yaitu subjek yang bekerja di luar ruangan atau lapangan. Setelah dilakukan pengumpulan data penelitian yang kedua, maka jumlah subjek yang dapat dianalisis menjadi 50.
A. Gambaran Kancah Penelitian PT Vale Indonesia Tbk merupakan anak perusahaan dari Vale, sebuah perusahaan pertambangan global yang berkantor pusat di Brasil. PT Vale Indonesia Tbk sebelumnya bernama PT International Nickel Indonesia Tbk (PT Inco). PT Vale Indonesia Tbk mengoperasikan tambang nikel open pit dan pabrik pengolahan di Sorowako, Sulawesi Selatan, sejak tahun 1968. Saat ini, PT Vale Indonesia Tbk menjadi produsen nikel terbesar di Indonesia dan menyumbang 5% pasokan nikel dunia. PT Vale Indonesia Tbk mempunyai misi yaitu mengubah sumber daya alam menjadi kemakmuran dan pembangunan yang berkelanjutan, serta visi yaitu menjadi perusahaan sumber daya alam nomor satu di Indonesia yang menggunakan standar global dalam menciptakan nilai jangka panjang, melalui keunggulan kinerja dan kepedulian terhadap manusia dan alam.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
74
PT Vale Indonesia Tbk terdiri dari 11 departemen yang memiliki tugas dan tanggung jawab yang berbeda di perusahaan. Kesebelas departemen tersebut meliputi: (1) Mining and Exploration, (2) Process Plant, (3) Utilities, (4) Support and Engineering Services (SES), (5) Environment Health and Safety (EHS), (6) Improvement, (7) Corporate Services/Supply Chain Mangement (SCM), (8) Human Resources, (9) Information and Technology, (10) Operation Support, dan (11) Finance.
B. Deskripsi Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini berjumlah 50 orang, yaitu karyawan yang bekerja sebagai karyawan PT Vale Indonesia Tbk. Awalnya, peneliti memilih subjek penelitian pada Departemen Mining and Exploration. Departemen Mining and Exploration merupakan departemen yang bertugas untuk melakukan operasi penambangan. Namun, karena keterbatasan akses untuk masuk ke area tambang, maka peneliti tidak dapat melakukan penelitian pada departemen tersebut. Akhirnya, peneliti memilih subjek pada departemen lain yaitu Departemen Process Plant dan Utilities. Alasan pemilihan kedua departemen tersebut karena kedua departemen tersebut juga memiliki karakter tugas yang cukup berat yaitu untuk mengolah hasil tambang. Selain itu, peneliti juga menilai bahwa kedua departemen tersebut memiliki aspek-aspek dalam kondisi lingkungan fisik pekerjaan yang akan diteliti. Kegiatan dari departemen Process Plant adalah
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
75
melakukan pengolahan biji nikel laterit menjadi nikel matte berkadar 78%-80%. Departemen ini terbagi atas 6 bagian yaitu:
Ore Preparation Bertanggung jawab untuk mengangkut biji nikel yang dihasilkan oleh mining dari stockpile kedryer (tanur pengering) untuk dikurangi kadar airnya. Biji nikel yang telah berkurang kadar airnya ini (biji kering) akan disimpan di DOS (dried ore storage).
Smelter
Reduction Kiln and CTS Smelter dan Reduction Kiln and CTS merupakan inti dari proses pengolahan dan bertanggung jawab untuk mereduksi bijih nikel di tanur putar (kiln) menjadi kalsin yang tereduksi. Kalsin ini dilebur pada temperatur tinggi di tanur listrik (furnace) dan dipisahkan antara nikel matte dan slag. Nikel matte kemudian dimurnikan di conventer sehingga kadar nickelnya meningkat dari 25% menjadi 75%, nikel matte ini kemudian digranulasi dan menjadi produk akhir.
Process Technology Bertanggung jawab akan pengawasan teknologi pabrik pengolahan yang meliputi pengendalian nikel matte yang akan dikirim ke konsumen. Pengawasan ini menggunakan proses pirometalurgi serta mengontrol hasil
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
76
limbah cair, padat, dan gas serendah mungkin. Proses teknologi juga membuat perencanaan produksi untuk penjadwalan pengolahan dan penambangan.
Process Plant Maintenance (PPM)
Process Plant Engineering (PPE) PPM dan PPE bertanggung jawab untuk pemeliharan mesin dan peralatan pabrik sehingga tercapai kesinambungan operasi pengolahan. Meliputi segi mekanis, listrik, instrument elektronis dari semua peralatan pabrik pengolahan. Kemudian departemen Utilities merupakan departemen yang bertanggung
jawab untuk membantu operasi di Process Plant dengan menyediakan energi listrik, uap, udara bertekanan dan juga air. Departemen ini terbagi atas dua bagian yaitu :
Utilities Production Support
Hydro and Auxiliary Plant
Kriteria subjek dalam penelitian ini adalah karyawan yang bekerja di luar ruangan atau lapangan, dengan asumsi bahwa karyawan dengan karakteristik tersebut dapat berhubungan langsung dengan aspek-aspek kondisi lingkungan fisik pekerjaan yang akan diteliti dan memiliki beban pekerjaan yang lebih berat dibandingkan karyawan lain. Selain itu, subjek juga merupakan karyawan yang memiliki masa kerja minimal 1 tahun, dengan asumsi bahwa karyawan tersebut
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
77
telah mengetahui kondisi pekerjaan yang dilakukannya.Dari hasil penelitian diperoleh deskripsi subjek sebagai berikut:
Tabel 5 Deskripsi Subjek Berdasarkan Usia Usia 20 – 40 tahun (Dewasa Awal) 41 – 60 tahun (Dewasa Madya) TOTAL
Jumlah 31 19 50
Tabel 6 Deskripsi Subjek Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan TOTAL
Jumlah 49 1 50
Tabel 7 Deskripsi Subjek Berdasarkan Pengalaman Kerja Lama Bekerja 1 - 10 tahun ≥ 11 tahun TOTAL
Jumlah 18 32 50
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Tabel 8 Deskripsi Subjek Berdasarkan Jabatan (Posisi) Jabatan Operator Electric Mechanic Machinist Welder Technician TOTAL
Jumlah 12 10 12 4 3 9 50
Tabel 9 Deskripsi Subjek Berdasarkan Shift Kerja ShiftKerja Bekerja shift Tidak bekerja shift TOTAL
Jumlah 6 44 50
78
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
79
C. Deskripsi Data Penelitian Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan SPSS for windows versi 16.0 diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 10 Deskripsi Data Penelitian
Variabel
N
Sig (p)
Stres Kerja Kondisi Lingkungan Fisik Pekerjaan
50
0,000
95
50
0,000
105
Mean
Data Teoritik Skor Min Max 38 152 42
168
SD
Mean
19
65.18
21
114.46
Data Empirik Skor SD Min Max 49 82 10.199 84
128
Berdasarkan pada tabel di atas, diketahui bahwa dari skala stres kerja pada 50 subjek diperoleh nilai mean teoritik sebesar 95 dan mean empiris sebesar 65.18 dengan nilai signifikansi (p) sebesar 0,000 yang menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara mean teoritis dan mean empiris pada variabel stres kerja. Berdasarkan hasil tersebut, nilai mean empiris lebih kecil daripada mean teoritis sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa stres kerja yang dirasakan subjek penelitian tergolong rendah. Diketahui pula dari skala kondisi lingkungan fisik pekerjaan pada 50 subjek diperoleh nilai mean teoritik sebesar 105 dan mean empiris sebesar 114.46 dengan nilai signifikansi (p) sebesar 0,000 yang menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara mean teoritis dan mean empiris pada variabel kondisi
11.817
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
80
lingkungan fisik pekerjaan. Berdasarkan hasil tersebut, nilai mean empiris lebih besar daripada mean teoritis sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa persepsi subjek terhadap kondisi lingkungan fisik pekerjaan tergolong baik. Selanjutnya, peneliti melakukan pengkategorisasian terhadap kedua skala. Kategorisasi stres kerja dan kondisi lingkungan fisik pekerjaan dilakukan dengan mengacu pada rata-rata dan standar deviasi data teoritik yang dihasilkan. Penggolongan tersebut terbagi menjadi tiga kategori yaitu rendah, sedang, dan tinggi. Berikut adalah norma kategorisasi skala:
Tabel 11 Norma Kategorisasi Skor Skala Skor X < (µ-1,0σ) (µ-1,0σ) ≤ X < (µ+1,0σ) (µ+1,0σ) ≤ X
Keterangan: X = Skor subjek µ = Rata-rata (mean) teoritis σ = Deviasi standar (SD) teoritis
Kategori Rendah Sedang Tinggi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
81
Tabel 12 Kategorisasi Skor Skala Stres Kerja Skor X < 76 76 ≤ X < 114 114 ≤ X
Jumlah Subjek 40 10 -
Persentase
Kategori
80% 20% 0%
Rendah Sedang Tinggi
Berdasarkan hasil kategori yang telah dilakukan, diketahui bahwa terdapat 40 subjek (80%) yang memiliki tingkat stres kerja yang tergolong rendah dan 10 subjek (20%) yang memiliki tingkat stres kerja yang tergolong sedang. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa sebagian besar subjek memiliki stres kerja yang rendah.
Tabel 13 Kategorisasi Skor Skala Kondisi Lingkungan Fisik Pekerjaan Skor X < 84 84 ≤ X < 126 126 ≤ X
Jumlah Subjek 44 6
Persentase
Kategori
0% 88% 12%
Buruk (negatif) Sedang Baik (positif)
Berdasarkan hasil kategori yang telah dilakukan, diketahui bahwa terdapat 44 subjek (88%) yang memiliki persepsi terhadap kondisi lingkungan fisik pekerjaan yang tergolong sedang dan 6 subjek (12%) yang memiliki persepsi terhadap kondisi lingkungan fisik pekerjaan yang tergolong baik atau positif. Berdasarkan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
82
hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa sebagian besar subjek memiliki persepsi terhadap kondisi lingkungan fisik pekerjaan yang tergolong sedang.
D. Analisis Data Penelitian 1. Uji Asumsi Sebelum melakukan uji hipotesis, terlebih dahulu dilakukan uji asumsi terhadap hasil penelitian untuk melihat apakah data yang diperoleh memiliki sebaran yang normal dan hubungan yang linear antara kedua variabel.Uji asumsi dalam penelitian ini meliputi uji normalitas dan uji linearitas. a. Uji Normalitas Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data yang akan dianalisis dalam penelitian ini berdistribusi normal atau tidak. Pengujian ini dilakukan dengan teknik Kolmogorov-Smirnovmenggunakan SPSS for windows versi 16.0. Apabila nilai signifikansinya lebih besar dari 0,05 (p > 0,05) maka data dalam penelitian berdistribusi normal. Hasil uji normalitas dapat dilihat sebagai berikut:
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
83
Tabel 14 Hasil Uji Normalitas
Tests of Normality a
Kolmogorov-Smirnov Statistic
df
Shapiro-Wilk
Sig.
Statistic
df
Sig.
SK
.149
50
.007
.927
50
.004
KLFP
.218
50
.000
.857
50
.000
a. Lilliefors Significance Correction
Berdasarkan hasil uji normalitas di atas, diperoleh nilai signifikansi (p) pada variabel stres kerja sebesar 0,007 dan pada variabel kondisi lingkungan fisik pekerjaan sebesar 0,000. Hal ini menunjukkan bahwa sebaran data pada kedua variabel tidak berdistribusi normal karena mempunyai nilai signifikansi kurang dari 0,05 (p < 0,05).
b. Uji Linearitas Uji linearitas dilakukan untuk mengetahui apakah hubungan antara variabel bebas dengan variabel tergantung membentuk garis lurus atau tidak. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan test for linearity dalam program SPSS for windows versi 16.0. Apabila linearity memiliki signifikansi kurang dari 0,05 (p < 0,05) maka kedua variabel bersifat linear. Kemudian, apabila deviation from linearity tidak signifikan yaitu
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
84
memiliki nilai signifikansi lebih dari 0,05 (p > 0,05) maka hubungan kedua variabel mengikuti pola hubungan linear (Santoso, 2010). Hasil uji linearitas dapat dilihat sebagai berikut: Tabel 15 Hasil Uji Linearitas ANOVA Table Sum of Squares SK * KLFP
Between Groups
Df
Mean Square
F
Sig.
(Combined)
3127.563
24
130.315
1.654
.109
Linearity
1052.933
1
1052.933
13.363
.001
2074.631
23
90.201
1.145
.369
Within Groups
1969.817
25
78.793
Total
5097.380
49
Deviation from Linearity
Berdasarkan hasil uji lineritas di atas, diperoleh nilai signifikansi (p) linearity pada variabel stres kerja dan kondisi lingkungan fisik pekerjaan sebesar 0,001 (p < 0,05). Kemudian, pada deviation from linearity diperoleh nilai signifikansi (p) sebesar 0,369 (p > 0,05). Dengan demikian, nilai signifikansi yang kurang dari 0,05 (p < 0,05) pada linearity dan nilai deviation from linearity yang tidak signifikan (p > 0,05) menunjukkan bahwa hubungan antara kedua variabel bersifat linear.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
85
Grafik 1. Scatter Plot
2. Uji Hipotesis Uji hipotesis penelitian dilakukan dengan menggunakan uji korelasi Spearman’s Rho dengan bantuan program SPSS for Windows versi 16.0. Uji korelasi dengan menggunakan Spearman’s Rho ini dilakukan karena data pada variabel kondisi lingkungan fisik pekerjaan tidak berdistribusi normal Hasil uji hipotesis dapat dilihat sebagai berikut:
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
86
Tabel 16 Hasil Uji Hipotesis
Correlations SK Spearman's rho
SK
Correlation Coefficient
KLFP
1.000
Sig. (1-tailed) N KLFP
Correlation Coefficient Sig. (1-tailed) N
-.606
**
.
.000
50
50
**
1.000
.000
.
50
50
-.606
**. Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed).
Berdasarkan hasil uji hipotesis, diperoleh nilai koefisien korelasi (r) variabel stres kerja dan variabel kondisi lingkungan fisik pekerjaan sebesar 0,606 dengan nilai signifikansi sebesar 0,000 yang menunjukkan bahwa terdapat hubungan negatif yang signifikan antara kondisi lingkungan fisik pekerjaan dan stres kerja. Arah korelasi yang bersifat negatif menandakan bahwa semakin positif persepsi terhadap kondisi lingkungan fisik pekerjaan, maka stres kerja akan semakin rendah. Begitu pula sebaliknya, semakin negatif persepsi terhadap kondisi lingkungan fisik pekerjaan, maka stres kerja akan semakin meningkat. Seberapa besar sumbangan variabel kondisi lingkungan fisik pekerjaan terhadap stres kerja dapat dilihat dari koefisien korelasi determinansinya (r2),
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
87
yaitu sebesar 0,367. Hasil tersebut menunjukkan bahwa variabel bebas yaitu kondisi lingkungan fisik pekerjaan memberikan sumbangan efektif sebesar 36,7% terhadap variabel tergantung yaitu stres kerja.
3. Analisis Data Tambahan Analisis data tambahan dilakukan untuk melihat representasi keadaan subjek yang sebenarnya. Analisis data tambahan diuji dengan menggunakan Uji U Mann Whitney dengan bantuan program SPSS for Windows versi 16.0. Hal ini dilakukan karena sebaran data pada variabel stres kerja dan variabel kondisi lingkungan fisik pekerjaan tidak berdistribusi normal. Hipotesis pada Uji U ini terbagi atas dua bagian yaitu Ho = tidak ada perbedaan dan Ha = ada perbedaan. Dasar pengambilan keputusan dalam Uji U Mann Whitney adalah apabila nilai signifikan (2-tailed) < 0,05, maka ada perbedaan (Ho ditolak). Kemudian, apabila nilai signifikan (2-tailed) > 0,05, maka tidak ada perbedaan (Ho diterima). a. Uji U tingkat stres kerja dengan usia subjek Test Statistics
a
SkorStresKerja Mann-Whitney U
235.500
Wilcoxon W
865.500
Z Asymp. Sig. (2-tailed) a. Grouping Variable: KategoriUsia
-.574 .566
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
88
Uji U tingkat stres kerja dengan usia subjek dalam rentang dewasa awal dan dewasa madya menghasilkan nilai sig. 2 tailed sebesar 0,566. Hal ini menunjukkan bahwa nilai sig. 2 tailed > 0,05 yang berarti Ho diterima, yaitu tidak ada perbedaan tingkat stres kerja pada subjek yang berusia dewasa awal dan dewasa madya.
b. Uji U tingkat stres kerja dengan pengalaman kerja subjek Test Statistics
a
SkorStresKerja Mann-Whitney U
211.500
Wilcoxon W
739.500
Z Asymp. Sig. (2-tailed)
-1.552 .121
a. Grouping Variable: KategoriMasaKerja
Uji U tingkat stres kerja dengan pengalaman kerja subjek dalam rentang pengalaman kerja 1-10 tahun dan pengalaman kerja ≥ 11 tahun menghasilkan nilai sig. 2 tailed sebesar 0,121. Hal ini menunjukkan bahwa nilai sig. 2 tailed > 0,05 yang berarti Ho diterima, yaitu tidak ada perbedaan tingkat stres kerja pada karyawan yang memiliki pengalaman kerja 1-10 tahun dengan kayawan yang memiliki pengalaman kerja ≥ 11 tahun.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
89
c. Uji U persepsi terhadap kondisi lingkungan fisik pekerjaan dengan usia subjek Test Statistics
a
PersepsiKLFP Mann-Whitney U
195.500
Wilcoxon W
315.500
Z
-1.421
Asymp. Sig. (2-tailed)
.155
a. Grouping Variable: KategoriUsia
Uji U persepsi terhadap kondisi lingkungan fisik pekerjaan dengan usia subjek dalam rentang dewasa awal dan dewasa madya menghasilkan nilai sig. 2 tailed sebesar 0,155. Hal ini menunjukkan bahwa nilai sig. 2 tailed > 0,05 yang berarti Ho diterima, yaitu tidak ada perbedaan persepsi terhadap kondisi lingkungan fisik pekerjaan pada subjek yang berusia dewasa awal dan dewasa madya.
b. Uji U persepsi terhadap kondisi lingkungan fisik pekerjaan dengan pengalaman kerja subjek Test Statistics
a
PersepsiKLFP Mann-Whitney U
229.000
Wilcoxon W
400.000
Z Asymp. Sig. (2-tailed)
-1.195 .232
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Test Statistics
90
a
PersepsiKLFP Mann-Whitney U
229.000
Wilcoxon W
400.000
Z
-1.195
Asymp. Sig. (2-tailed)
.232
a. Grouping Variable: KategoriMasaKerja
Uji U tingkat stres kerja dengan pengalaman kerja subjek dalam rentang pengalaman kerja 1-10 tahun dan pengalaman kerja ≥ 11 tahun menghasilkan nilai sig. 2 tailed sebesar 0,231. Hal ini menunjukkan bahwa nilai sig. 2 tailed > 0,05 yang berarti Ho diterima, yaitu tidak ada perbedaan persepsi terhadap kondisi lingkungan fisik pekerjaan pada karyawan yang memiliki pengalaman kerja 1-10 tahun dengan kayawan yang memiliki pengalaman kerja ≥ 11 tahun.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
91
E. Pembahasan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kondisi lingkungan fisik pekerjaan dengan stres kerja pada karyawan di perusahaan tambang. Berdasarkan hasil uji hipotesis dengan menggunakan Product Moment Pearson diketahui bahwa terdapat hubungan negatif yang signifikan antara kondisi lingkungan fisik pekerjaan dengan stres kerja. Hal tersebut dapat diketahui dari koefisien korelasi (r) sebesar -0,606 dengan nilai signifikansi (p) sebesar 0,000. Hasil analisis tersebut menunjukkan bahwa hipotesis dalam penelitian ini diterima, yaitu ada hubungan negatif antara kondisi lingkungan fisisk pekerjaan dan stres kerja pada karyawan di perusahaan tambang. Maka dari itu, dapat disimpulkan bahwa semakin baik atau positif persepsi terhadap kondisi lingkungan fisik pekerjaan, maka stres kerja yang dialami oleh karyawan akan rendah. Begitu pula sebaliknya, semakin buruk atau negatif persepsi terhadap kondisi lingkungan fisik pekerjaan, maka stres kerja yang dialami oleh karyawan akan meningkat. Hasil pengujian korelasi tersebut menunjukkan bahwa jika karyawan memiliki persepsi yang positif terhadap lingkungan fisik pekerjaannya maka stres kerjanya akan rendah. Hal ini sesuai dengan pernyataan Andriani (2004) yang mengatakan bahwa apabila karyawan memiliki persepsi yang positif terhadap lingkungan kerjanya, maka ia akan menerima hal tersebut sebagai hal yang menyenangkan. Selain itu, Rahmawanti dkk (2014) juga mengatakan bahwa persepsi positif yang diberikan karyawan terhadap kondisi lingkungan fisik pekerjaannya akan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
92
membuat karyawan merasa lebih nyaman dan senang dalam bekerja sehingga hal tersebut akan berpengaruh terhadap kinerjanya. Berkaitan dengan aspek-aspek dalam kondisi lingkungan fisik pekerjaan di pertambangan, karyawan akan merasa hal tersebut bukanlah hal yang dapat menghambat pekerjannya. Pada akhirnya, dengan persepsi positif yang dibangun oleh karyawan mengenai kondisi lingkungan fisik pekerjaan, karyawan akan menganggap kondisi lingkungan fisik pekerjaannya bukanlah sebagai hal yang menekan ataupun mengancam, melainkan sebagai suatu hal yang menyenangkan (Wagner & Hollenback, dalam Wijono, 2010). Hal ini pun akan menghasilkan respon atau dampak positif pada perilaku maupun hal-hal yang dihadapi karyawan di tempat kerja. Seperti yang dikemukakan oleh Howell dan Robert (dalam Wijono, 2010) yang mengatakan bahwa apabila karyawan memiliki persepsi yang positif terhadap lingkungan fisik pekerjaannya, maka ia akan memperoleh kepuasan dalam bekerja. Lebih lanjut, kepuasan kerja yang dialami oleh karyawan pun akan turut mempengaruhi dan memberikan dampak positif lainnya. Steers dan Rhodes (dalam Munandar, 2012) mengatakan bahwa kepuasan yang dirasakan oleh karyawan akan turut mempengaruhi motivasinya dalam bekerja. Wijono (2010) menjelaskan bahwa kepuasan kerja yang dialami oleh karyawan erat kaitannya dengan motivasi dan juga semangat kerja karyawan. Karyawan yang merasa puas terhadap pekerjaannya akan memiliki motivasi kerja yang tinggi sehingga karyawan akan bekerja lebih produktif dan memiliki
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
93
keinginan untuk berprestasi dalam bekerja. Hal ini kemudian menjelaskan bahwa situasi di lingkungan kerja yang dipersepsikan secara positif akan memberikan dampak yang positif terhadap perilaku maupun hal-hal yang dihadapi karyawan di tempat kerja. Hal tersebut yang kemudian akan mempengaruhi kenyamanan dan keamanan kerja sehingga dalam bekerja karyawan tidak merasa tertekan dan dapat berkurang kadar stresnya. Sebaliknya, karyawan yang memberikan persepsi negatif terhadap kondisi lingkungan fisik pekerjaannya akan menganggap bahwa kondisi lingkungan fisik pekerjaannya sebagai suatu hal yang tidak menyenangkan, menekan, ataupun mengancam (Wagner & Hollenback, dalam Wijono, 2010). Hal ini kemudian akan menghasilkan respon atau dampak yang negatif pula terhadap perilaku maupun hal-hal yang dihadapi karyawan di tempat kerja. Wijono (2010) mengatakan bahwa karyawan yang memiliki persepsi negatif terhadap lingkungan fisik pekerjaannya akan memperoleh ketidakpuasan dalam bekerja. Lebih lanjut, Robbins (dalam Munandar, 2012) mengungkapkan bahwa ketidakpuasan yang dialami oleh karyawan dapat menyebabkan karyawan meninggalkan pekerjaannya, munculnya keluhan-keluhan seputar pekerjaan, serta menghindari sebagian dari tanggung jawab pekerjaan mereka. Kemudian, Wijono (2010) menambahkan bahwa ketidakpuasan kerja yang dirasakan oleh karyawan juga dapat menyebabkan berbagai masalah seperti kecenderungan karyawan untuk berhenti bekerja, sering kali absen (bolos) kerja, adanya masalah pelanggaran disiplin, dan menurunnya produktivitas kerja. Menurut White (dalam
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
94
Wijono, 2010) situasi di lingkungan kerja yang dipersepsikan secara negatif akan memberikan dampak yang negatif pula terhadap perilaku maupun hal-hal yang dihadapi karyawan di tempat kerja. Hal tersebut kemudian akan mempengaruhi kenyamaan dan keamanan karyawan dalam bekerja sehingga karyawan akan merasa tertekan dan mengalami stres sehingga dapat diiindikasikan bahwa semakin negatif persepsi karyawan terhadap kondisi lingkungan fisiknya, maka tingkat stres kerja akan semakin tinggi. Berdasarkan hasil analisis deskriptif dalam penelitian ini, diketahui bahwa sebagian besar subjek memiliki tingkat stres kerja yang rendah dan persepsi terhadap kondisi lingkungan fisik yang sedang. Hal ini terlihat dari data pada skala stres kerja yang menunjukkan nilai mean empiris lebih kecil daripada mean teoritis, yaitu nilai empiris sebesar 65.18 dan mean teoritis sebesar 95. Kemudian, data pada skala kondisi lingkungan fisik pekerjaan menunjukkan nilai mean empiris lebih besar daripada mean teoritis, yaitu nilai mean empiris sebesar 114.46 dan mean teoritik sebesar 105. Berdasarkan data dalam penelitian ini, hal-hal yang memungkinkan subjek memiliki persepsi yang positif terhadap kondisi lingkungan fisik pekerjaannya dan tingkat stres kerja yang rendah ialah pengalaman kerja. Pengalaman kerja akan mempengaruhi aktivitas kerja sebab semakin lama seseorang bekerja di tempat kerjanya maka ia akan mengetahui banyak mengenai situasi dan kondisi tempat bekerjanya tersebut (Mochtar dkk, 2013). Subjek dalam penelitian ini memiliki pengalaman kerja yang cukup lama di perusahaan yaitu antara 8 – 30 tahun.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
95
Sehingga dapat diasumsikan bahwa karyawan telah mengenal serta telah melalui proses adaptasi yang cukup baik di lingkungan kerjanya sehingga karyawan merasa bahwa aspek-aspek kondisi lingkungan fisik pekerjaan yang sehari-hari ditemui di pertambangan seperti temperatur panas, pencahayaan, kebisingan yang bersumber dari proses produksi atau peralatan kerja, getaran mekanis yang bersumber dari mesin atau peralatan kerja, siklus udara yang kurang baik, baubauan dari mineral tambang, dan radiasi yang berasal mesin atau aktivitas produksi/penambangan, bukanlah hal yang dapat menghambat pekerjannya. Nadialis dan Nugrohoseno (2014) mengatakan bahwa stres kerja lebih mudah dialami oleh karyawan yang memiliki pengalaman kerja yang lebih pendek. Hal ini disebabkan karena pada tahun-tahun pertama bekerja, karyawan masih harus beradaptasi dan berhubungan dengan beberapa pekerjaan sekaligus. Hal ini dapat mengakibatkan beban tugas dan tekanan yang dimiliki karyawan pada tahun-tahun pertama bekerja sangat besar sehingga dapat memicu munculnya stres kerja. Namun, dengan adanya pendidikan dan pelatihan yang diberikan oleh perusahaan, karyawan dapat mengembangkan pengetahuan dan keterampilan mereka sehingga mereka dapat dengan mudah menguasai pekerjaan di bidangnya. Hal tersebut pun dapat mengurangi gejala-gejala stres yang dapat dialami oleh karyawan. Karyawan dengan masa kerja lebih lama cenderung mempunyai
kemampuan dan
pemahaman yang lebih baik mengenai pekerjaannya dikarenakan karyawan dianggap telah mempunyai pengalaman yang lebih banyak mengenai pekerjaan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
96
yang telah dilakukannya dan telah beradaptasi dengan baik dengan lingkungan kerjanya meliputi semua bentuk pekerjaan yang harus diselesaikan setiap hari. Selain itu, usia juga merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap tingkat stres kerja yang dialami oleh seseorang. Menurut Siswanto (dalam Mochtar, 2013), usia berhubungan dengan toleransi seseorang terhadap stres. Subjek dalam penelitian ini sebagian besar berusia dewasa awal (31 subjek) dan dewasa madya (19 subjek). Pada usia dewasa seseorang biasanya lebih mampu mengontrol stres dibanding dengan usia kanak-kanak dan usia lanjut. Pekerja dengan usia dewasa akan semakin mampu menunjukkan kematangan jiwa, dalam arti semakin bijaksana, semakin mampu berpikir rasional, semakin mampu mengendalikan emosi, semakin toleran terhadap pandangan dan perilaku yang berbeda dari dirinya, dan semakin dapat menunjukkan kematangan intelektual dan psikologisnya (Russeng dkk, 2007). Anderson (dalam Mappiare, 1983)
mengatakan individu yang memiliki
kematangan psikologis adalah individu yang dapat berorientasi pada tugas-tugas yang dikerjakannya, dapat mengendalikan perasaan-perasaan sendiri dan tidak dikuasai oleh perasaan-perasaan dalam mengerjakan sesuatu atau dengan orang lain, lebih terbuka terhadap kritik dan saran orang lain demi peningkatan dirinya, serta lebih fleksibel dan dapat menempatkan diri dengan kenyataan-kenyataan yang dihadapinya dengan situasi-situasi baru. Maka dari itu, usia dewasa dan kematangan secara psikologis dapat diasumsikan sebagai salah satu faktor rendahnya tingkat stres kerja yang dialami oleh subjek penelitian.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
97
Dalam penelitian ini tingkat atau kekuatan korelasi antara variabel termasuk dalam kategori yang kuat (r = -0,606). Hal ini juga menunjukkan bahwa kondisi lingkungan fisik pekerjaan hanya memberikan sumbangan sebesar 36,7%. Hal ini menunjukkan terdapat variabel-variabel lainnya yang memiliki hubungan dan pengaruh terhadap variabel stres kerja. Menurut Cooper (dalam Munandar, 2012) variabel-variabel lain yang merupakan faktor-faktor dalam pekerjaan yang dapat menimbulkan stres kerja adalah tuntutan tugas, beban kerja, peran individu dalam organisasi, pengembangan karir, hubungan dalam pekerjaan, serta struktur dalam organisasi. Selain itu, Luthans (2005) juga menambahkan bahwa perubahan sosial/teknologi, keluarga, relokasi, keadaan ekonomi dan keuangan, ras dan kelas, serta keadaan komunitas/tempat tinggal, serta pola kepribadian tipe A merupakan faktor-faktor yang dapat menimbulkan stres. Berdasarkan pembahasan di atas, maka dapat menjelaskan kondisi lingkungan fisik pekerjaan memiliki hubungan negatif dengan stres kerja yang dialami oleh karyawan yang bekerja di perusahaan tambang.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa kondisi lingkungan fisik pekerjaan dan stres kerja pada karyawan yang bekerja di perusahaan tambang memiliki hubungan negatif. Hal tersebut dapat diketahui dari koefisien korelasi (r) sebesar -0,606 dengan nilai signifikansi (p) sebesar 0,000. Hal ini kemudian menunjukkan bahwa semakin positif persepsi karyawan terhadap kondisi lingkungan fisik pekerjaannya, maka semakin rendah stres kerjanya. Begitu pula sebaliknya, semakin negatif persepsi karyawan terhadap lingkungan fisik pekerjaannya, maka stres kerja akan meningkat.
B. SARAN 1. Bagi Perusahaan Berdasarkan hasil penelitian, karyawan yang bekerja di PT Vale Indonesia Tbk memiliki tingkat stres kerja yang rendah dan memiliki persepsi yang cukup postitif terhadap kondisi lingkungan fisik tempat mereka bekerja. Namun, perusahaan masih perlu untuk tetap memperhatikan karyawan agar dapat lebih mengantisipasi stres kerja yang dialami oleh karyawan agar tidak menjadi lebih tinggi atau meningkat.
98
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
99
1. Bagi Subjek Penelitian Bagi subjek penelitian yaitu karyawan PT. Vale Indonesia Tbk diharapkan dapat mengatasi stres kerja yang dialami agar tidak menjadi lebih tinggi dengan mengikuti kegiatan-kegiatan rekreatif yang diadakan perusahaan, maupun dengan cara lain seperti relaksasi ataupun olahraga, agar ke depannya dapat bekerja lebih produktif.
2. Bagi Peneliti Selanjutnya Bagi peneliti selanjutnya yang ingin meneliti variabel stres kerja atau kondisi lingkungan fisik pekerjaan disarankan untuk meneliti variabelvariabel kendali lain yang mungkin dapat mempengaruhi stres kerja. Hasil dari penelitian ini memiliki keterbatasan untuk digeneralisasikan ke dalam populasi yang lebih besar dan bisa jadi hasil dari penelitian ini hanya bisa diterapkan pada 50 subjek yang telah diteliti. Maka dari itu, peneliti selanjutnya kiranya dapat memperhatikan dan menggunakan jumlah sampel yang lebih banyak. Selain itu, diharapkan peneliti selanjutnya juga dapat memperhatikan proporsi item pada tiap aspek dari variabel yang ingin diteliti agar seimbang atau proporsional sehingga dapat memrepresentasikan keadaan subjek yang sebenarnya pada variabel yang akan diteliti.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR PUSTAKA
Aamodt, Michael G. (2010). Industrial/Organizational Psychology: An Applied Approach 6thEdition. United States: Wadsworth Cengange Learning Anogoro, Panji & Widiyanti.(1990). Psikologi dalam Perusahaan. Jakarta: Rineka Cipta Adella, R., Russeng S.S & Muis, Masyitha.(2010). Hubungan Suhu Lingkungan Kerja Dengan Kadar Asam Urat Urin Pekerja Peleburan (Furnace) PT. INCO. Jurnal MKMI, Vol.6 No.2, Hal. 91-95 Azwar, S. (2012).Penyusunan Skala Psikologi (Edisi 2). Yogyakarta: Pustaka Pelajar Azwar, S. (2012).Reliabilitas dan Validitas (Edisi 4). Yogyakarta: Pustaka Pelajar Cooper, C.L., Winnubst, J. A. M., & Schabracq, M.J. (1996).Handbook of Work and Health Psychology. New York: Wiley Donoghue, M. (2004).Occupational Health Hazards in Mining: An Overview Occupational Medicine. Occupational Medicine Journal, 54, 283-289. Haslam, S. Alexander. (2004). Psychology in Organization. London: SAGE Publication Ltd. Hurlock, E. B. (1993).Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan (edisi kelima). Jakarta: Erlangga Ivancevich,
Konopaske,
&
Matteson.(2008).
Management. Singapore: McGraw-Hill.
100
Organizational
Behavior
and
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Jennie, B. (2007). Hubungan antara Intensitas Kebisingan di Lingkungan Kerja dengan Peningkatan Tekanan Darah. Skripsi (Diterbitkan). Semarang: Program Pasca Sarjana Magister Kesehatan Lingkungan Universitas Diponegoro Semarang Landy, Frank J. & Conte, Jeffrey M. (2004).Work in The 21st Century: An Introduction to Industrial and Organizational Psychology. New York: McGraw-Hill Luthans, Fred. (2005). Organizational Behavior 10th Edition. New York: Irwin/McGraw-Hill Mappiare, Andi. 1983. Psikologi Orang Dewasa. 1983. Surabaya: Usaha Nasional Markkanen, Pia. (2004). Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Indonesia.Phillipines :International Labour Organization (ILO) Subregional Office for South-East Asia and Pacific Manilla. Martono, N. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif: Analisis Isi dan Analisis Data Sekunder. Jakarta: Rajawali Pers Mia.
(2011).
Tempat
Kerja
&
Potensi
Bahaya.Artikel.
Diakses
dari
www.mia.staff.uns.ac.id Munandar, A.S. (2012). Psikologi Industri dan Organisasi. Jakarta: Universitas Indonesia Mochtar, S. D., Muis, Masyitha, & Rahim, Muh. Rum.(2013). Faktor yang Berhubungan dengan Stres Kerja pada Pedagang Tradisional Pasar Daya Kota Makassar Tahun 2013.Journal. 101
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Moorhead, Gregory & Griffin, Ricky W. (2013).Perilaku Organisasi: Manajemen Sumber Daya Manusia dan Organisasi Edisi 9 (terjemahan). Jakarta: Salemba Empat Nadialis & Nugrohoseno.(2014). Hubungan Usia, Masa Kerja, dan Beban Kerja dengan Stres Kerja Karyawan. Jurnal Ilmu Manajemen Volume 2 Nomor 2 April 2014. Nitisemito, Alex S. (1982). Manajemen Personalia. Jakarta: Ghalia Indonesia. Prakosa, Heru. (1997). Penyusunan Skala Psikologi: Anchor dan Jenjang Skala Model Summated Rating.Jurnal Psikologi Indonesia ANIMA, Fakultas Psikologi Universitas Gajah Mada, Vol. XIII, No. 49, ISSN. 0215-0158 Riggio, R.E. (2008). Introduction to Industrial/Organizational Psychology. New Jersey: Pearson Prenteice Hall Rini, Jacinta F. (2002). Stres Kerja. Artikel. Jakarta: Team e-psikologi.com Diakses dari www.e-psikologi.com/artikel/organisasi-industri/stress-kerja Riski.(2014). Korelasi Lingkungan Kerja Fisik dengan Kinerja Pegawai di Kantor Kementrian Agama Kabupaten Kutai Kartanegara.eJournal Administrasi Negara, Vol. 2, No.1, Hal. 353-336 Rice, Phillip L. (1998). Stress and Health 3rd Edition. USA: Brooks/Cole Publishing Company Santrock. 2002. Life-Span Development (Perkembangan Masa Hidup) Jilid 2. Jakarta: Erlangga
102
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Schuller, Randall S. & Jackson, Susan E. (1999).Manajemen Sumber Daya Manusia: Menghadapi Abad ke-21 (terjemahan). Jakarta: Erlangga Schultz, D. P & Schultz, S. E. (2010). Psychology and Work Today. USA: Pearson Education, Inc. Setyadi, C. N. (2011). Pengaruh Intensitas Pencahayaan terhadap Kelelahan pada Operator
Sewing
CV.
Garmindo
Metatama
Kota
Pekalongan.
Abstrak.Semarang: Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Negeri Semarang Suksmono, (2013).Hubungan Intensitas Kebisingan dan Iklim Kerja dengan Stres Kerja pada Pekerja Produksi PT. NBI. Journal of Public Health. Setyaningsih, R. (2009). Hubungan antara Getaran Mesin dengan Kelelahan pada Pekerja Bagian Moulding Industri Pengelolahan Kayu Brumbung Perum Perhutani Unit I Jawa Tengah. Skripsi (Diterbitkan). Semarang: Universitas Negeri Semarang Suma’mur, P.K. (2013). Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja (HIPERKES) Edisi 2. Jakarta: Sagung Seto Smet, Bart. (1994). Psikologi Kesehatan. Jakarta: Grasindo Tiffin, J. & McCormick, E. J. (1958).Industrial Psychology Fourth Edition. New York: Prentice-Hall, Inc Waluyo, Minta. (2013). Psikologi Industri. Jakarta: Akademia Permata Walgito, Bimo. (2005). Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta: Andi
103
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Widhiastuti, H. (2002). Studi Meta-Analisis tentang Hubungan antara Stres Kerja dengan Prestasi Kerja. Jurnal Psikologi, No. 1, Hal. 28-42, ISSN: 02158884 Wijono, Sutarto. (2010). Psikologi Industri dan Organisasi: Dalam Suatu Bidang Gerak Psikologi Sumber Daya Manusia. Jakarta: Kencana Wignjosoebroto, Soetomo. (2008). Ergonomi: Studi Gerak dan Waktu. Surabaya: Institut Teknologi Sepuluh November Mines. Diakses dari http://www.vwa.gov.au/safety-and-prevention/yourindustry/mines/about-the-industry/what-are-the-risks Mines. Diakses dari http://www.vwa.gov.au/safety-and-prevention/yourindustry/mines/about-the-industry/about-the-industry
104
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
LAMPIRAN
105
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
LAMPIRAN 1 SKALA STRES KERJA
106
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
SKALA PENELITIAN
Disusun oleh : Pricillya Regina Julya Tampi (NIM.109114126)
FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2015
107
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
KATA PENGANTAR
Yogyakarta, Januari 2015 Yth. Karyawan PT. VALE Indonesia, Tbk Sorowako
Dengan hormat, Saya selaku mahasiswa psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, memohon kesediaan Anda agar meluangkan sedikit waktu untuk mengisi pernyataan yang sesuai dengan keadaan, perasaan, dan pikiran Anda saat ini. Pada dasarnya semua jawaban yang Anda berikan tidak ada penilaian salah atau benar karena sesuai dengan keadaan yang sedang Anda alami. Bantuan Anda dalam pengisian pernyataan tersebut sangat saya butuhkan dalam penyusunan tugas akhir saya.Oleh sebab itu, saya mengharapkan kesediaan Anda untuk membaca dengan cermat dan mengisi pernyataan secara lengkap tanpa ada satu pun pernyataan yang terlewati. Jawaban yang Anda berikan tidak ada hubungannya dengan nama baik, karir, dan status pekerjaan anda di perusahaan. Semua identitas dan jawaban Anda saya jamin kerahasiaannya. Atas bantuan dan kerjasamanya, saya mengucapkan banyak terima kasih.
Hormat saya,
Pricillya Regina Julya Tampi (NIM.109114126)
108
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
IDENTITAS DIRI
Nama/Inisial
: …………………………………………
Usia
: …………………………………………
Jenis Kelamin
: Laki-laki / Perempuan *)
Lama bekerja
: …………. Tahun
Jabatan
: …………………………………………
Lokasi bekerja
: Di dalam ruangan / Di luar ruangan *)
Bekerja shift
: Ya / Tidak *)
Riwayat penyakit**) : (boleh memilih lebih dari satu) a.
Penyakit jantung
b.
Tekanan darah tinggi
c.
Tekanan darah rendah
d.
Asma/sesak nafas
e.
Lain-lain : …………………………………
*) coret yang tidak perlu **) boleh tidak diisi apabila anda tidak memiliki riwayat penyakit yang khusus
SURVEY TAMBAHAN Jelaskan secara singkat mengenai kondisi lingkungan fisik tempat anda bekerja sekarang. ………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………….
109
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PETUNJUK PENGISIAN
1. Skala ini terdiri dari dua bagian yaitu Skala A dan Skala B. Skala A terdiri dari 64 pernyataan dan Skala B terdiri dari 56 pernyataan. 2. Pilihlah salah satu jawaban yang paling sesuai dengan keadaan diri Anda saat ini. Saya mohon setiap setiap pernyataan diisi dengan sejujur-jujurnya. Keterangan jawaban yang disediakan adalah : STS = Jika pernyataan SANGAT TIDAK SESUAI dengan diri Anda TS
= Jika pernyataan TIDAK SESUAI dengan diri Anda
S
= Jika pernyataan SESUAI dengan diri Anda
SS= Jika pernyataan SANGAT SESUAI dengan diri Anda 3. Isilah setiap pernyataan dengan memberikan tanda silang (X) pada kolom sebelah kanan yang telah disediakan. Contoh : NO.
PERNYATAAN
1. Penerangan di tempat kerja saya baik
STS
TS
S
SS
S
SS
X
4. Jika Anda ingin mengubah jawaban yang telah Anda berikan, berilah tanda coretan dua kali (=) pada jawaban yang tidak Anda kehendaki. Kemudian pilihlah jawaban yang Anda kehendaki. Contoh : NO.
PERNYATAAN
1. Penerangan di tempat kerja saya baik
STS
TS
X
5. Setelah Anda selesai mengisi semua pernyataan, silakan periksa kembali jawaban Anda jangan sampai ada pernyataan yang terlewatkan.
*** Terima Kasih & Selamat Mengerjakan ***
110
X
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
SKALA A
NO. 1.
PERNYATAAN Kejenuhan yang saya alami dengan situasi di tempat kerja membuat saya seringkali membolos kerja
2.
Emosi saya mudah meledak ketika pekerjaan saya sedang menumpuk
3.
Saya merasa puas dengan hasil pekerjaan yang telah saya lakukan selama ini
4.
Saya tetap dapat menunjukkan prestasi yang baik meskipun sedang bekerja di bawah tekanan
5.
Mengingat tuntutan pekerjaan yang ke depannya akan semakin berat membuat saya menjadi tidak nafsu makan
6.
Saya dapat menerima dengan senang hati apabila ada yang mengkritik hasil pekerjaan saya
7.
Mengingat banyaknya tugas yang harus saya kerjakan membuat saya susah tidur
8.
Jantung saya sering berdegup kencang ketika banyak tugas yang belum saya selesaika
111
STS
TS
S
SS
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
NO. 9.
PERNYATAAN Ketika saya merasa cemas terkait pekerjaan saya, saya akan mengkonsumsi obat penenang untuk menenangkan diri
10.
Meskipun pekerjaan saya berat saya menyenangi apa yang saya kerjakan
11. Meskipun pekerjaan sedang menumpuk, saya tetap makan dengan porsi yang normal 12. Meskipun terkadang saya merasa kurang bersemangat saya tetap masuk kerja 13. Saya akan sebisa mungkin menghindari tugas-tugas yang berat agar saya merasa tidak terbebani 14. Saya dapat tidur dengan nyenyak meskipun telah bekerja berat seharian 15. Saya dapat mengontrol emosi saya ketika berhadapan dengan situasi atau rekan kerja yang kurang menyenangkan 16. Banyaknya tugas yang dibebankan kepada saya akan menurunkan kinerja saya
112
STS
TS
S
SS
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
NO.
PERNYATAAN
17. Saya merasa kejenuhan saya dalam bekerja dapat terlupakan apabila saya minum minuman beralkohol 18. Saya dapat berkonsentrasi dengan baik meskipun sedang berhadapan dengan beberapa tugas sekaligus Banyaknya tugas yang harus saya 19. kerjakan membuat saya mudah jatuh sakit 20. Saya merasa percaya diri bahwa saya mampu menyelesaikan setiap tugas yang diberikan meskipun tugas itu berat 21. Saya mudah kehilangan konsentrasi ketika menerima banyak arahan mengenai apa yang harus saya kerjakan 22. Denyut jantung saya tetap normal meskipun harus mengerjakan tugas-tugas yang berat 23. Mengerjakan tugas-tugas berat dalam waktu yang cukup lama seringkali mengakibatkan gangguan pada kulit saya seperti jerawat
113
STS
TS
S
SS
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
NO.
PERNYATAAN
24. Banyaknya prosedur keselamatan saat bekerja yang harus diperhatikan tidak mengganggu kenyamanan saya dalam bekerja 25. Kesibukan saya di tempat kerja tidak mengurangi komunikasi saya dengan keluarga maupun teman 26. Saya merasa cemas tidak mampu melakukan dan menyelesaikan tugastugas berat yang dibebankan pada saya 27. Saya sering mengalami urat-urat tegang pada leher dan bahu meskipun sedang mengerjakan tugas yang tergolong ringan 28. Saya menerima dengan senang hati setiap pekerjaan yang diberikan kepada saya 29. Saya sering mengalami nyeri punggung meskipun mengerjakan tugas-tugas yang tergolong ringan 30. Hubungan saya dengan rekan-rekan kerja saya baik-baik saja 31. Saya merasa bosan dengan rutinitas pekerjaan yang saya lakukan
114
STS
TS
S
SS
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
NO.
PERNYATAAN
STS
32. Nafas saya menjadi tidak teratur ketika berhadapan dengan atasan 33. Punggung saya tetap rileksmeskipun telah bekerja berat seharian 34. Meskipun sedang bekerja di bawah tekanan saya tetap dapat mengambil keputusan dengan baik 35. Tekanan darah saya tetap normal meskipun saya sedang mengalami masalah di tempat kerja 36. Bekerja shift membuat saya sering mengalami sakit perut seperti diare atau sembelit pada saat bekerja 37. Mengerjakan tugas-tugas yang berat di tempat kerja tidak membuat saya mengalami asma/sesak nafas 38. Saya sering mengeluh apabila diperintahkan untuk melakukan tugastugas yang saya rasa berat
** Silahkan melanjutkan ke halaman berikutnya ** 115
TS
S
SS
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
LAMPIRAN 2 SKALA KONDISI LINGKUNGAN FISIK PEKERJAAN
116
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
SKALA B
NO. 1.
PERNYATAAN Saya tidak dapat bekerja dengan lancar karena lingkungan kerja saya panas
2.
Saya merasa terancam dengan adanya berbagai macam radiasi di lingkungan kerja saya
3.
Meskipun telah menggunakan alat keselamatan kerja, kekhawatiran saya terhadap radiasi di lingkungan kerja tidak berkurang
4.
Adanya berbagai macam radiasi di lingkungan kerja menjadi persoalan bagi saya
5.
Sirkulasi udara di lingkungan kerja saya sudah diatur dengan baik
6.
Saya sering keluar dari ruang kerja saya karena merasa gerah dengan udara yang ada
7.
Kelelahan yang saya alami diakibatkan oleh getaran dari mesin atau peralatan kerja yang saya gunakan
117
STS
TS
S
SS
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
NO. 8.
PERNYATAAN Suhu di lingkungan kerja saya membuat saya bersemangat dalam bekerja
9.
Ventilasi di lingkungan kerja saya sudah memadai sehingga saya dapat merasakan udara segar
10. Menurut saya, suara bising di lingkungan kerja cukup minim sehingga saya dapat bekerja dengan optimal 11. Saya dapat bekerja dengan tenang meskipun terdapat banyak risiko bahaya terkait radiasi di lingkungan kerja 12. Lingkungan kerja saya sangat panas
13. Meskipun telah menggunakan penutup telinga, suara mesin di tempat kerja saya tetap bising 14. Suhu di lingkungan kerja membuat saya nyaman sehingga saya dapat bekerja dengan optimal 15. Sirkulasi udara yang cukup di tempat kerja membuat saya tidak merasa pengap
118
STS
TS
S
SS
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
NO.
PERNYATAAN
16. Suara bising di lingkungan kerja membuat saya jenuh dalam bekerja 17. Suara bising di lingkungan kerja mengganggu konsentrasi saya ketika bekerja
18. Tingkat kebisingan di lingkungan kerja saya berada dalam batas yang normal 19. Kelelahan yang saya alami ketika bekerja diakibatkan oleh suhu yang panas di lingkungan kerja saya 20. Bau dari bahan tambang di lingkungan kerja tidak mengganggu kenyamanan saya dalam bekerja 21. Getaran yang berasal dari mesin atau peralatan kerja yang saya rasakan tidak menjadi masalah bagi saya 22. Getaran yang dihasilkan dari mesin atau peralatan kerja yang saya gunakan membuat saya kurang nyaman dalam bekerja
119
STS
TS
S
SS
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
NO.
PERNYATAAN
23. Bau-bauan dari bahan tambang di lingkungan kerja membuat saya tidak nyaman bekerja 24. Suhu di lingkungan kerja saya sangat panas sehingga saya menjadi mudah emosi 25. Sirkulasi udara di tempat kerja membuat saya bersemangat dalam menyelesaikan pekerjaan 26. Bau-bauan di lingkungan kerja tidak menganggu pernapasan saya 27. Suhu di lingkungan kerja saya menunjang kelancaran saya dalam bekerja 28. Bau-bauan di lingkungan kerja membuat saya malas bekerja 29. Di lingkungan kerja saya terdapat berbagai macam radiasi dan menurut saya itu adalah hal yang normal 30. Getaran yang dihasilkan oleh mesin atau peralatan kerja yang saya gunakan tidak mengganggu kelancaran saya dalam bekerja
120
STS
TS
S
SS
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
NO.
PERNYATAAN
31. Pertukaran udara di lingkungan kerja saya tidak lancar 32. Suara di lingkungan kerja saya cukup tenang sehingga saya mampu berkonsentrasi secara penuh terhadap pekerjaan 33. Getaran yang dihasilkan oleh mesin di tempat kerja saya terlalu besar 34. Pekerjaan saya menjadi terhambat akibat kurangnya udara segar di tempat kerja 35. Bau dari bahan tambang yang terdapat di lingkungan kerja saya sangat menyengat 36. Saya terganggu dengan getaran yang dihasilkan oleh mesin di tempat kerja saya 37. Pencahayaan di lingkungan kerja membuat saya bersemangat dalam bekerja 38. Meskipun telah menggunakan masker, bau yang berasal dari bahan tambang tetap menyengat
121
STS
TS
S
SS
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
NO.
PERNYATAAN
STS
TS
S
39. Getaran dari mesin di tempat kerja cukup kecil sehingga saya merasa nyaman dalam bekerja 40. Suhu di lingkungan kerja saya membuat saya betah bekerja 41. Bau dari bahan tambang di lingkungan kerja tidak mengurangi semangat saya dalam bekerja 42. Saya sering kepanasan saat bekerja karena kurangnya ventilasi di lingkungan kerja Periksa kembali jawaban Anda, jangan sampai ada yang terlewati *** Terima Kasih Atas Partisipasi Anda***
122
SS
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
LAMPIRAN 3 HASIL UJI RELIABILITIAS SKALA STRES KERJA
123
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
1.
SKALA STRES KERJA (ANALISIS PERTAMA) Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items .869
64
Item-Total Statistics Cronbach's Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Corrected ItemItem Deleted
Total Correlation
Alpha if Item Deleted
item1
128.54
239.844
.131
.870
item2
129.63
231.182
.570
.864
item3
129.31
243.104
.008
.871
item4
129.09
236.434
.241
.868
item5
129.40
234.835
.363
.866
item6
129.14
232.655
.350
.867
item7
128.26
243.844
-.041
.875
item8
128.69
239.222
.143
.870
item9
129.06
233.820
.320
.867
item10
129.40
235.718
.371
.867
item11
129.34
239.291
.154
.870
item12
129.09
237.022
.342
.867
item13
128.86
247.303
-.158
.875
item14
128.91
235.434
.331
.867
item15
128.80
235.988
.244
.868
item16
129.77
235.358
.324
.867
item17
129.57
234.017
.475
.865
item18
129.37
236.829
.506
.866
item19
129.40
231.718
.534
.864
item20
129.43
232.782
.474
.865
124
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
item21
129.40
230.482
.593
.863
item22
129.00
237.941
.218
.869
item23
129.31
234.869
.451
.866
item24
129.37
234.358
.450
.866
item25
129.57
230.958
.375
.866
item26
129.26
234.138
.450
.866
item27
129.31
233.339
.586
.864
item28
129.49
232.257
.550
.864
item29
129.00
233.765
.376
.866
item30
128.91
240.434
.100
.871
item31
129.74
235.550
.455
.866
item32
128.91
233.963
.374
.866
item33
129.11
239.987
.170
.869
item34
128.94
234.761
.388
.866
item35
129.09
231.845
.455
.865
item36
129.34
238.467
.249
.868
item37
129.54
230.373
.628
.863
item38
128.83
238.205
.234
.868
item39
129.03
233.852
.425
.866
item40
129.66
239.114
.249
.868
item41
129.49
236.787
.383
.867
item42
129.03
230.852
.532
.864
item43
129.69
242.163
.082
.870
item44
128.49
250.787
-.311
.876
item45
129.17
240.499
.097
.871
item46
128.94
242.291
.037
.871
item47
129.40
232.482
.576
.864
item48
128.97
238.205
.272
.868
item49
129.09
232.198
.562
.864
item50
129.34
234.761
.482
.865
item51
128.66
239.938
.109
.871
125
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
item52
129.31
241.163
.208
.869
item53
129.46
230.197
.669
.863
item54
129.14
236.067
.424
.866
item55
128.94
231.761
.498
.865
item56
129.51
238.316
.261
.868
item57
129.03
234.029
.297
.868
item58
129.71
234.563
.468
.866
item59
129.03
236.676
.247
.868
item60
129.34
232.644
.345
.867
item61
129.20
241.459
.097
.870
item62
129.29
238.269
.236
.868
item63
128.63
248.593
-.182
.877
item64
128.66
245.467
-.107
.872
2.
SKALA STRES KERJA (ANALISIS KEDUA) Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items .923
39 Item-Total Statistics Cronbach's
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Corrected ItemItem Deleted
Total Correlation
Alpha if Item Deleted
item2
73.97
184.499
.675
.919
item4
73.43
186.723
.426
.922
item5
73.74
188.608
.417
.921
item6
73.49
186.904
.381
.922
item9
73.40
186.776
.400
.922
item10
73.74
189.961
.400
.922
item12
73.43
191.017
.382
.922
126
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
item14
73.26
190.138
.335
.922
item16
74.11
186.692
.489
.921
item17
73.91
185.257
.693
.919
item18
73.71
192.210
.447
.921
item19
73.74
185.079
.632
.919
item20
73.77
185.711
.586
.920
item21
73.74
184.138
.682
.919
item23
73.66
191.232
.361
.922
item24
73.71
188.622
.488
.921
item25
73.91
183.669
.467
.921
item26
73.60
191.071
.339
.922
item27
73.66
190.055
.474
.921
item28
73.83
186.734
.588
.920
item29
73.34
190.938
.275
.923
item31
74.09
188.845
.554
.920
item32
73.26
188.079
.413
.922
item34
73.29
191.269
.303
.923
item35
73.43
186.546
.476
.921
item36
73.69
190.810
.374
.922
item37
73.89
184.869
.674
.919
item38
73.17
189.793
.389
.922
item39
73.37
187.887
.472
.921
item41
73.83
192.146
.339
.922
item42
73.37
187.064
.485
.921
item47
73.74
185.726
.690
.919
item49
73.43
190.605
.374
.922
item50
73.69
188.575
.550
.920
item53
73.80
185.929
.646
.919
item54
73.49
189.198
.531
.920
item55
73.29
189.387
.376
.922
item58
74.06
187.585
.582
.920
127
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items
item60
73.69
185.339
.437
.922
3. SKALA STRES KERJA (SETELAH SELEKSI ITEM) Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items .923
38 Item-Total Statistics Cronbach's
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Corrected ItemItem Deleted
Total Correlation
Alpha if Item Deleted
item2
71.74
177.844
.681
.919
item4
71.20
179.694
.444
.922
item5
71.51
181.963
.418
.922
item6
71.26
180.314
.381
.923
item9
71.17
179.970
.408
.922
item10
71.51
183.375
.396
.922
item12
71.20
184.165
.393
.922
item14
71.03
183.793
.320
.923
item16
71.89
179.987
.494
.921
item17
71.69
178.692
.693
.919
item18
71.49
185.610
.439
.922
item19
71.51
178.492
.633
.920
item20
71.54
179.197
.583
.920
item21
71.51
177.728
.675
.919
item23
71.43
184.782
.347
.923
item24
71.49
181.904
.493
.921
128
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
item25
71.69
176.987
.472
.922
item26
71.37
184.534
.331
.923
item27
71.43
183.429
.472
.921
item28
71.60
180.306
.578
.920
item31
71.86
182.361
.544
.921
item32
71.03
181.264
.422
.922
item34
71.06
184.408
.312
.923
item35
71.20
180.047
.471
.921
item36
71.46
184.197
.370
.922
item37
71.66
178.526
.662
.919
item38
70.94
182.938
.400
.922
item39
71.14
181.420
.464
.921
item41
71.60
185.482
.337
.923
item42
71.14
180.597
.479
.921
item47
71.51
179.198
.687
.919
item49
71.20
183.812
.382
.922
item50
71.46
181.903
.553
.921
item53
71.57
179.370
.645
.920
item54
71.26
182.373
.543
.921
item55
71.06
182.761
.375
.922
item58
71.83
181.146
.571
.920
item60
71.46
178.491
.448
.922
129
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
LAMPIRAN 4 HASIL UJI RELIABILITIAS SKALA KONDISI LINGKUNGAN FISIK PEKERJAAN
130
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
1. SKALA KONDISI LINGKUNGAN FISIK PEKERJAAN (ANALISIS PERTAMA) Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items .927
56
Item-Total Statistics Cronbach's Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Corrected ItemItem Deleted
Total Correlation
Alpha if Item Deleted
item1
137.49
339.610
-.155
.930
item2
137.54
324.373
.425
.926
item3
137.14
331.538
.155
.928
item4
137.66
325.526
.345
.927
item5
138.03
328.205
.318
.927
item6
137.57
319.311
.619
.925
item7
137.49
319.375
.587
.925
item8
137.60
324.482
.520
.926
item9
137.23
328.829
.316
.927
item10
137.51
327.081
.323
.927
item11
137.63
321.358
.514
.925
item12
137.57
322.017
.633
.925
item13
137.46
327.550
.262
.927
item14
137.97
320.323
.523
.925
item15
137.54
325.079
.424
.926
item16
138.14
316.655
.652
.924
item17
137.37
333.711
.095
.928
item18
137.94
317.820
.701
.924
131
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
item19
137.09
333.375
.198
.927
item20
137.60
317.953
.607
.925
item21
137.37
334.299
.062
.929
item22
137.40
325.835
.379
.926
item23
137.54
324.138
.534
.925
item24
137.14
331.597
.277
.927
item25
137.57
323.193
.470
.926
item26
137.49
319.375
.558
.925
item27
138.09
323.434
.520
.925
item28
137.86
317.420
.642
.924
item29
137.63
319.534
.581
.925
item30
137.57
326.252
.404
.926
item31
137.91
317.022
.591
.925
item32
137.71
317.563
.603
.925
item33
137.60
322.776
.554
.925
item34
137.09
333.434
.110
.928
item35
137.51
342.963
-.276
.931
item36
137.46
347.903
-.405
.933
item37
137.80
316.047
.618
.924
item38
137.43
317.017
.681
.924
item39
137.20
321.400
.623
.925
item40
137.40
324.247
.416
.926
item41
137.54
319.197
.708
.924
item42
137.46
323.314
.470
.926
item43
137.83
320.852
.569
.925
item44
137.43
320.076
.599
.925
item45
137.60
329.365
.325
.927
item46
137.89
316.810
.614
.924
item47
137.74
319.020
.585
.925
item48
137.46
340.255
-.160
.931
item49
137.40
324.306
.439
.926
132
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
item50
137.46
324.079
.377
.926
item51
137.49
329.551
.205
.928
item52
137.69
322.163
.551
.925
item53
137.37
329.593
.254
.927
item54
137.66
318.761
.612
.925
item55
137.17
321.911
.538
.925
item56
137.63
320.829
.507
.925
2. SKALA KONDISI LINGKUNGAN FISIK PEKERJAAN (ANALISIS KEDUA) Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items .947
43
Item-Total Statistics Cronbach's Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Corrected ItemItem Deleted
Total Correlation
Alpha if Item Deleted
item2
102.23
307.829
.426
.947
item4
102.34
309.938
.311
.948
item5
102.71
311.210
.335
.947
item6
102.26
303.726
.588
.946
item7
102.17
302.087
.621
.946
item8
102.29
307.504
.542
.946
item9
101.91
312.728
.292
.948
item10
102.20
308.459
.403
.947
item11
102.31
304.751
.520
.946
133
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
item12
102.26
304.903
.665
.946
item14
102.66
302.644
.569
.946
item15
102.23
309.299
.393
.947
item16
102.83
299.676
.676
.945
item18
102.63
302.240
.670
.945
item20
102.29
300.563
.645
.945
item22
102.09
308.434
.413
.947
item23
102.23
307.417
.545
.946
item25
102.26
306.785
.467
.947
item26
102.17
303.029
.557
.946
item27
102.77
307.064
.515
.946
item28
102.54
301.903
.612
.946
item29
102.31
303.575
.565
.946
item30
102.26
310.138
.385
.947
item31
102.60
301.541
.562
.946
item32
102.40
300.776
.620
.946
item33
102.29
306.563
.543
.946
item37
102.49
300.845
.581
.946
item38
102.11
300.457
.691
.945
item39
101.89
305.634
.593
.946
item40
102.09
308.434
.390
.947
item41
102.23
302.770
.711
.945
item42
102.14
306.008
.503
.946
item43
102.51
303.610
.602
.946
item44
102.11
303.398
.611
.946
item45
102.29
312.092
.358
.947
item46
102.57
300.429
.617
.946
item47
102.43
302.193
.602
.946
item49
102.09
307.434
.453
.947
item50
102.14
308.303
.352
.948
item52
102.37
304.358
.609
.946
134
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
item54
102.34
301.703
.639
.945
item55
101.86
306.773
.485
.946
item56
102.31
303.751
.531
.946
3. SKALA KONDISI LINGKUNGAN FISIK PEKERJAAN (SETELEAH SELEKSI ITEM) Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items .948
42
Item-Total Statistics Cronbach's Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Corrected ItemItem Deleted
Total Correlation
Alpha if Item Deleted
item2
99.40
301.071
.431
.947
item4
99.51
303.198
.314
.948
item5
99.89
304.398
.341
.947
item6
99.43
297.252
.583
.946
item7
99.34
295.703
.614
.946
item8
99.46
300.903
.540
.946
item10
99.37
301.946
.397
.947
item11
99.49
298.316
.514
.946
item12
99.43
298.252
.667
.946
item14
99.83
295.852
.576
.946
item15
99.40
302.718
.390
.947
item16
100.00
293.176
.674
.945
item18
99.80
295.871
.661
.945
item20
99.46
293.961
.646
.945
item22
99.26
301.726
.416
.947
135
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
item23
99.40
300.718
.548
.946
item25
99.43
300.252
.463
.947
item26
99.34
296.291
.562
.946
item27
99.94
300.467
.514
.946
item28
99.71
295.328
.612
.946
item29
99.49
296.963
.565
.946
item30
99.43
303.487
.384
.947
item31
99.77
295.240
.553
.946
item32
99.57
294.076
.624
.946
item33
99.46
299.903
.544
.946
item37
99.66
294.350
.579
.946
item38
99.29
293.681
.699
.945
item39
99.06
299.055
.591
.946
item40
99.26
301.903
.385
.947
item41
99.40
296.188
.711
.945
item42
99.31
299.281
.507
.946
item43
99.69
296.928
.606
.946
item44
99.29
296.798
.611
.946
item45
99.46
305.432
.356
.947
item46
99.74
293.844
.618
.946
item47
99.60
295.659
.600
.946
item49
99.26
300.903
.449
.947
item50
99.31
301.869
.345
.948
item52
99.54
297.608
.615
.946
item54
99.51
294.963
.645
.946
item55
99.03
300.087
.487
.947
item56
99.49
296.963
.538
.946
136
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
LAMPIRAN 5 HASIL UJI DESKRIPTIF & UJI T
137
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Descriptive Statistics N
Minimum
Maximum
Mean
Std. Deviation
SK
50
49
82
65.18
10.199
KLFP
50
84
128
114.46
11.817
Valid N (listwise)
50
One-Sample Test Test Value = 95 95% Confidence Interval of the Difference t
df
Sig. (2-tailed)
Mean Difference
Lower
Upper
SK
10.524
49
.000
15.180
12.28
18.08
KLFP
38.572
49
.000
64.460
61.10
67.82
One-Sample Test Test Value = 105 95% Confidence Interval of the Difference t
df
Sig. (2-tailed)
Mean Difference
Lower
Upper
SK
10.524
49
.000
15.180
12.28
18.08
KLFP
38.572
49
.000
64.460
61.10
67.82
138
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
LAMPIRAN 6 HASIL UJI NORMALITAS
139
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test SK
KLFP
N Normal Parameters
a
50
50
65.18
114.46
10.199
11.817
Absolute
.149
.218
Positive
.149
.126
Negative
-.096
-.218
1.052
1.543
.219
.017
Mean Std. Deviation
Most Extreme Differences
Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) a. Test distribution is Normal.
Tests of Normality a
Kolmogorov-Smirnov Statistic
df
Shapiro-Wilk
Sig.
SK
.149
50
KLFP
.218
50
.007 .000
a. Lilliefors Significance Correction
140
Statistic
df
Sig.
.927
50
.004
.857
50
.000
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
LAMPIRAN 7 HASIL UJI LINEARITAS
141
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
ANOVA Table Sum of Squares SK * KLFP
Between Groups
df
Mean Square
F
Sig.
(Combined)
3127.563
24
130.315
1.654
.109
Linearity
1052.933
1
1052.933
13.363
.001
2074.631
23
90.201
1.145
.369
Within Groups
1969.817
25
78.793
Total
5097.380
49
Deviation from Linearity
142
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
LAMPIRAN 8 HASIL UJI HIPOTESIS
143
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Correlations SK Spearman's rho
SK
Correlation Coefficient
KLFP
1.000
Sig. (1-tailed) N KLFP
Correlation Coefficient Sig. (1-tailed) N
**. Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed).
144
-.606
**
.
.000
50
50
**
1.000
.000
.
50
50
-.606
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
LAMPIRAN 9 HASIL ANALISIS TAMBAHAN (UJI U MANN WHITNEY)
145
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
HASIL UJI U PADA TINGKAT STRES KERJA DAN USIA SUBJEK
Ranks KategoriUsia SkorStresKerja
N
Mean Rank
Sum of Ranks
Dewasa Awal
35
24.73
865.50
Dewasa Madya
15
27.30
409.50
Total
50
Test Statistics
a
SkorStresKerja Mann-Whitney U
235.500
Wilcoxon W
865.500
Z
-.574
Asymp. Sig. (2-tailed)
.566
a. Grouping Variable: KategoriUsia
HASIL UJI U PADA TINGKAT STRES KERJA DAN PENGALAMAN KERJA SUBJEK
Ranks KategoriMasaKerja SkorStresKerja
N
1-10 tahun lebih dari sama dengan 11 tahun Total
Mean Rank 18
29.75
535.50
32
23.11
739.50
50
146
Sum of Ranks
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Test Statistics
a
SkorStresKerja Mann-Whitney U
211.500
Wilcoxon W
739.500
Z
-1.552
Asymp. Sig. (2-tailed)
.121
a. Grouping Variable: KategoriMasaKerja
HASIL UJI U PADA TINGKAT PERSEPSI TERHADAP KONDISI LINGKUNGAN FISIK PEKERJAAN DAN USIA SUBJEK
Ranks KategoriUsia PersepsiKLFP
N
Mean Rank
Sum of Ranks
Dewasa Awal
35
27.41
959.50
Dewasa Madya
15
21.03
315.50
Total
50
Test Statistics
a
PersepsiKLFP Mann-Whitney U
195.500
Wilcoxon W
315.500
Z
-1.421
Asymp. Sig. (2-tailed) a. Grouping Variable: KategoriUsia
147
.155
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
HASIL UJI U PADA TINGKAT PERSEPSI TERHADAP KONDISI LINGKUNGAN FISIK PEKERJAAN DAN PENGALAMAN KERJA SUBJEK
Ranks KategoriMasaKerja PersepsiKLFP
N
1 - 10 tahun lebih dari sama dengan 11 tahun Total
Mean Rank 18
22.22
400.00
32
27.34
875.00
50
Test Statistics
a
PersepsiKLFP Mann-Whitney U
229.000
Wilcoxon W
400.000
Z
-1.195
Asymp. Sig. (2-tailed)
.232
a. Grouping Variable: KategoriMasaKerja
148
Sum of Ranks