PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN KEAKTIFAN SISWA KELAS X SMA NEGERI 11 YOGYAKARTA DENGAN PERMAINAN EDUKATIF ULAR TANGGA PADA MATERI PROTISTA
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Biologi
Oleh: Tri Liniarti NIM. 091434045
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2013
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN KEAKTIFAN SISWA KELAS X SMA NEGERI 11 YOGYAKARTA DENGAN PERMAINAN EDUKATIF ULAR TANGGA PADA MATERI PROTISTA
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Biologi
Oleh: Tri Liniarti NIM. 091434045
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2013 i
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN KEAKTIFAN SISWA KELAS X SMA NEGERI 11 YOGYAKARTA DENGAN PERMAINAN EDUKATIF ULAR TANGGA PADA MATERI PROTISTA
Oleh: Tri Liniarti NIM. 091434045 Telah disetujui oleh:
Pembimbing I
Dr. Ir. P. Wiryono Priyotamtama, S.J. NPP. P. 2237
Tanggal
Pembimbing II
Luisa Diana Handoyo, M. Si. NPP. P. 2291
Tanggal
ii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
HALAMAN PENGESAHAN
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN KEAKTIFAN SISWA KELAS X SMA NEGERI 11 YOGYAKARTA DENGAN PERMAINAN EDUKATIF ULAR TANGGA PADA MATERI PROTISTA
Dipersiapkan dan ditulis oleh: Tri Liniarti NIM. 091434045 Telah dipertahankan di depan Panitia Penguji Skripsi pada tanggal 10 April 2013 dan dinyatakan memenuhi syarat.
Susunan Panitia Penguji
Nama Lengkap Ketua
: Drs. A. Atmadi, M. Si.
Sekretaris
: Drs. A. Tri Priantoro, M. For. Sc.
Anggota
: Drs. Soetardhi Sumartodwiatmodjo, M. Pd.
Anggota
: Dr. Ir. P. Wiryono Priyotamtama, S. J.
Anggota
: Luisa Diana Handoyo, M. Si.
Tanda Tangan
Yogyakarta, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Dekan,
(Rohandi, Ph. D.)
iii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Motto
Semua orang tidak perlu menjadi malu karena pernah berbuat kesalahan, selama ia menjadi lebih bijaksana daripada sebelumnya. (Alexander Pope)
Jika orang tidak mau bekerja, janganlah ia makan. ( 2 Tesalonika 3:10)
Pengalaman adalah guru yang paling berharga. (Anonim)
iv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PERSEMBAHAN
Kupersembahkan karya ini untuk: Tuhan Yesus yang telah memberikan kekuatan dan menunjukkan jalan bagi setiap langkahku. Suami, Anak, Bapak-Ibu, Bapak-Ibu Mertua, keluarga besarku yang dengan cintanya selalu memberikan semangat untuk terus melangkah. Semua sahabat dan teman seperjuangan di Pendidikan Biologi 2009, terima kasih atas semangat dan dukungannya.
v
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta,10 April 2013 Yang menyatakan,
Tri Liniarti
vi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama
: Tri Liniarti
Nomor Mahasiswa
: 091434045
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul: “MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN KEAKTIFAN SISWA KELAS X SMA NEGERI 11 YOGYAKARTA DENGAN PERMAINAN EDUKATIF ULAR TANGGA PADA MATERI PROTISTA” Beserta perangkat yang ada (bila ada). Dengan demikian saya berikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikan di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan yang saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal : 10 April 2013 Yang menyatakan
(Tri Liniarti)
vii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
ABSTRAK
Meningkatkan Hasil Belajar dan Keaktifan Siswa Kelas X SMA Negeri 11 Yogyakarta dengan Permainan Edukatif Ular Tangga Pada Materi Protista Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas X SMA 11 Yogyakarta. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan hasil belajar dan keaktifan siswa dalam penerapan pembelajaran dengan permainan edukatif ular tangga. Berdasarkan observasi awal pembelajaran Biologi di SMA 11 Yogyakarta tahun ajaran 2011/2012 memperlihatkan adanya beberapa kendala dalam pelaksanaan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM). Proses pembelajaran masih menggunakan metode ceramah yang berdampak pada hasil belajar siswa yang belum optimal. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam 2 siklus, yang terdiri dari lima kegiatan yaitu: (1) Planning, dilakukan untuk mengidentifikasi masalah dan merencanakan kegiatan pembelajaran; (2) Acting, yaitu melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan permainan edukatif ular tangga; (3) Observing yaitu pengambilan data tentang proses hasil belajar dan Evaluating yaitu memberikan evaluasi pada siswa; serta (4) Reflecting, adalah kegiatan untuk menganalisa data hasil pengamatan. Subjek penelitian adalah siswa kelas XA SMA Negeri 11 Yogyakarta tahun ajaran 2012/2013 dengan jumlah siswa sebanyak 31 orang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai hasil belajar maupun keaktifan siswa, pada setiap siklusnya tidak mengalami peningkatan yang sesuai target. Pada siklus I nilai rata-rata siswa 75,36 dengan ketuntasan belajar klasikal 53,33%. Siklus II nilai rata-rata mengalami penurunan menjadi 63,14 dengan ketuntasan belajar klasikal 14,81%. Dari data yang diperoleh, tingkat keaktifan klasikal siswa siklus I dari 29 siswa 17,24% siswa aktif dan aktif sekali. Pada siklus II tingkat keaktifan klasikal menurun, dari 30 siswa 6,66% siswa termasuk kategori aktif dan aktif sekali. Tingkat keaktifan klasikal siswa belum sesuai yang diharapkan yaitu sebesar 80% siswa aktif dan aktif sekali. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa permainan edukatif ular tangga kurang dapat meningkatkan hasil belajar dan keaktifan siswa pada materi Protista. Disarankan untuk menggunakan metode lain yang lebih cocok dengan materi Protista dan keadaan siswa. Kata kunci: Permainan Edukatif Ular Tangga, Hasil Belajar, Keaktifan
viii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
ABSTRACT Improving Students’ Learning Outcomes and Activity Level For The 10 th Grade Students Of SMA Negeri 11 Yogyakarta Through Educational Games “Snakes and Ladders” on the Subject Matter of Protista The study was conducted to examine the 10th grade students of SMA Negeri 11 Yogyakarta. The purpose of this study is to determine the learning outcomes and increasing students’ activities in the learning application through the use of educational games “snakes and ladders”. Based on the preliminary observations, the learning of Biology subject in SMA 11 Yogyakarta academic year 2011/2012 showed that there are some obstacles in the implementation of Teaching and Learning Activities. The learning process is still using the method of interactive information. It has made an impact in terms pf the student learning’s outcomes which were not optimal. This classroom activity’s research was conducted in two cycles, each cycle consisting of five activities, namely: (1) Planning, conducted to identify problems and to plan the learning activities including the preparation of the study, making evaluation tools and research instruments, (2) Acting, which is exercising the learning activities using the educational games “snakes and ladders” to improve the students’ learning outcomes, (3) Observing namely data collection process related the student’s learning outcomes and Evaluating, which provides evaluation of the students, and (4) Reflecting, which is analyzing the data gained through observations. The subjects of this study were the students of class XA SMA 11 Yogyakarta in the academic year 2012/2013 with the total number of students is 31. The results showed that the learning outcomes as well as the students’ activities in each cycle were not increased as has been expected based on the research target. In Cycle I, the average point of the students is 75.36 with classical mastery learning level reached only 53.33%. In Cycle II, the average points of the students decreased to 63.14 with the classical mastery learning level down to 14.81%. From the data obtained, the level of student’s classical activity in cycle I showed that from the total of 29 students, 17.24% of them showed that they are very active and active. From the number, one student is categorized as very active and 4 students are active. Meanwhile, 19 students are in the inactive category. In the second cycle, the level of students’ classical activity is decreased, from the total of 30 students, 6.66% of them is categorized as active and very active. The students’ classical activity level could not reach the expected target that is 80% of students categorized as very active and active. Therefore, it can be concluded that the use of educational games “snakes and ladders” could not improve the learning outcomes and student’s activity level specifically on the subject matter of Protista. It is recommended to use other methods which are better suited to comprehend the subject matter of Protista as was as the circumstances of the students. Keywords: Snakes and Ladders Educational Games, Learning Outcomes, Activity level ix
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur atas segala kebaikan, hikmat dan rahmat Tuhan Yesus Kristus selama pengerjaan skripsi ini dari awal sampai akhir. Sehingga penulis dapat menyelesaikan seluruh rangkaian penelitian dan penyusunan skripsi yang berjudul Meningkatkan Hasil Belajar dan Keaktifan Siswa Kelas X SMA Negeri 11 Yogyakarta dengan Permainan Edukatif Ular Tangga Pada Materi Protista. Menjadi suatu kebahagiaan, penulis telah dapat melewati berbagai rintangan dalam menyelesaikan skripsi ini. Adapun maksud penyusunan skripsi ini adalah untuk memenuhi sebagian tugas dan syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan S1 Jurusan Pendidikan Biologi. Penyusunan skripsi ini telah diusahakan sebaik mungkin, akan tetapi dengan segala kerendahan hati penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih jauh dari sempurna. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan, dukungan, dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1.
Rektor Universitas Sanata Dharma.
2.
Dekan FKIP Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan ijin penelitian.
3.
Romo Dr. Ir. P. Wiryotamtama S. J. dan Ibu Luisa Diana Handoyo, M.Si. selaku Dosen Pembimbing yang telah memberikan bimbingan, petunjuk, dan pengarahan dalam rangka penyelesaian skripsi ini.
4.
Ibu Drs. Baniyah selaku Kepala Sekolah SMA Negeri 11 Yogyakarta yang telah memberikan ijin penelitian.
5.
Ibu Pradipta Septi H., S.Pd.Si. selaku guru bidang studi Biologi kelas XA yang banyak memberikan bantuan selama pelaksanaan penelitian.
6.
Ibu C. Retno Setyati, M. Biotech. yang telah meluangkan waktu untuk membagikan ilmunya demi lancarnya skripsi ini.
6.
Bapak/Ibu Dosen Jurusan Pendidikan Biologi yang senantiasa memberikan bimbingan dan ilmu kepada penulis selama menempuh perkuliahan.
7.
Siswa-siswi kelas XA SMA Negeri 11 Yogyakarta tahun ajaran 2012/2013.
x
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
8.
Suamiku G. Andi Yunanto dan anakku Fidelia Arcelline Yelena Yunanto yang dengan cintanya selalu memberikan semangat untuk terus melangkah.
9.
Bapak Sumito dan Ibu Supatmi yang dengan setia memberikan dukungan doa, semangat, cinta dan materi. Semoga doa Bapak-Ibu terwujud dalam hidup kita.
10.
Bapak-Ibu Rusmiyati, Aletta, Buyik Nuri, dan keluarga besarku yang telah mendukung dan membantuku untuk terus melangkah dan menyelesaikan skripsi ini.
11.
Alm. Simbah P. Wiryodiwerno yang semasa hidupnya selalu memberikan nasihat dan semangat, semoga Tuhan memberikan tempat yang layak disisiNya.
12.
Sahabat dan teman-temanku Apri, Eti, Ana, Aga, Jojo, Dara, Eran, Christin, Siska, Putu, Cio, Jose, Lazar, Yani dan Joe yang memberi dukungan dan menemaniku saat ujian serta yang selalu memberikan warna berbeda dalam hidupku.
13.
Teman-teman seperjuangan di Pendidikan Biologi Sanata Dharma angkatan 2009 yang selalu mendukung dan memberikan masukan bagiku.
14.
Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah membantu kelancaran penyusunan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat memberikan sumbangan bagi perkembangan
pendidikan dan Ilmu Pengetahuan.
Yogyakarta, 10 April 2013 Penulis
Tri Liniarti 091434045
xi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL..................................................................................... .
i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .......................................... .
ii
HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... .
iii
HALAMAN MOTTO ……………………………………………………….. iv HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................. .
v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ...................................................... .
vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI........................ .
vii
ABSTRAK .................................................................................................... .
viii
ABSTRACT .................................................................................................... .
ix
KATA PENGANTAR .................................................................................. .
x
DAFTAR ISI ................................................................................................. .
xii
DAFTAR TABEL ......................................................................................... .
xv
DAFTAR GAMBAR .................................................................................... .
xvi
DAFTAR LAMPIRAN ……………………………………………………… xvii BAB I : PENDAHULUAN ......................................................................... .
1
A.
Latar Belakang Masalah ........................................................ .
1
B.
Rumusan Masalah ................................................................. .
4
C.
Batasan Masalah ................................................................... .
4
D.
Variabel ……………………………………………………… 5
E.
Tujuan Penelitian .................................................................. .
5
F.
Manfaat Penelitian ................................................................ .
6
G.
Hipotesa ……………………………………………………… 7
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA .............................................................. . A.
Belajar dan Pembelajaran ...................................................... . xii
8 8
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
B.
Hasil Belajar .......................................................................... .
10
C.
Keaktifan Belajar ………………………………………… . .
12
D.
Permainan Edukatif Ular Tangga ……………………….. ... .
15
E.
Materi Protista …………………………………………… .. .
17
F.
Bahasan Penelitian yang Relevan …………………………… 22
G.
Kerangka Berpikir ………………………………………… .
23
BAB III : METODOLOGI PENELITIAN ................................................... .
23
A.
Jenis Penelitian ……………………………………………....
25
B.
Setting Penelitian ……………………………………………. 25
C.
Desain Penelitian ……………………………………………. 26 1.
Siklus I ……………………………………………… .
26
2.
Siklus II ……………………………………………… .
28
Instrumen Penelitian ………………………………………. .
31
1.
Instrumen Pembelajaran ………………………… ...... .
31
2.
Instrumen Pengumpulan Data ……………………… . .
32
E.
Analisis Data ……………………………………………… .
33
F.
Indikator Keberhasilan Penelitian ………………………. .. .
34
BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ……………… .. .
36
A.
Deskripsi Umum dan Kondisi Belajar Siswa …………… ... .
36
B.
Deskripsi Pelaksanaan ………………………………………. 37
D.
C.
1.
Observasi Awal dan Wawancara/Dialog Awal ……….
2.
Pelaksanaan Tindakan …………………………………. 39
37
a.
Tindakan Kelas Siklus I ………………………. .
37
b.
Tindakan Kelas Siklus II ……………………… .
42
Hasil Penelitian.………………………………………… .... .
49
xiii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
D.
1.
Hasil Belajar …………………………………………… 49
2.
Keaktifan Siswa .…………………………………….. .
52
Pembahasan ………………………………………………….
53
BAB V : PENUTUP ………………………………………………………… 59 A.
Kesimpulan ………………………………………………….. 59
B.
Saran ……………………………………………………… .
59
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………. . .
61
LAMPIRAN ……………………………………………………………… . .
63
xiv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR TABEL Tabel 2.1. Kompetensi Dasar dan Indikator ………………….................... .
17
Tabel 3.1. Pedoman Skoring Keaktifan Siswa ……………………………..
33
Tabel 3.2. Tingkat Keaktifan Siswa ………………………………………… 33 Tabel 3.4. Indikator Keberhasilan Penelitian ……………………………. . .
35
Tabel 4.1. Permasalahan yang Muncul di Kelas XA …………………… .. .
38
Tabel 4.2. Hasil Pretest …………………………………………………… .
50
Tabel 4.3. Hasil Tes Evaluasi Siklus I …………………………………… .
51
Tabel 4.4. Hasil Tes Evaluasi Siklus II …………………………………… .
51
Tabel 4.5. Tingkat Keaktifan Siswa Siklus I ……………………………….. 52 Tabel 4.6. Tingkat Keaktifan Siswa Siklus II ………………………………. 53
xv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1. Proses Hasil Belajar ………………………………………….. 11 Gambar 2. 2. Kerangka Belajar ……………………………………………..
24
Gambar 3.1. Desain Penelitian Tindakan Kelas …………………………… 30 Gambar 4.1
Pelaksanaan Tindakan Siklus I ……………………………….. 41
Gambar 4.2. Observasi dalam Permainan Ular Tangga ……………………. 42 Gambar 4.3. Pelaksanaan Tindakan Siklus II ………………………………. 46 Gambar 4.4. Observasi oleh Observer pada Siklus II ………………………
47
Gambar 4.5. Hasil Belajar Klasikal Siswa ……………............................... .
54
Gambar 4.6 Nilai Rata-rata Siswa …………………………………………. 54 Gambar 4.7. Keaktifan Klasikal Siswa dari Siklus I & II …………………..
xvi
56
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Silabus Siklus I ………………………………………………..
62
Lampiran 2. RPP Siklus I …………………………………………………… 63 Lampiran 3. Silabus Siklus II …………………………………………….....
70
Lampiran 4. RPP Siklus II ………………………………………………….. 71 Lampiran 5. Lembar Kerja Siklus I ………………………………………… 77 Lampiran 6. Lembar Kerja Siswa Siklus II ……………………………….... 83 Lampiran 7. Soal Pretest ……………………………………………………. 88 Lampiran 8. Evaluasi Siklus I …….………………………………………… 96 Lampiran 9. Evaluasi Siklus II ……………………………………………… 108 Lampiran 10.Permainan Edukatif Ular Tangga ……………………………… 118 Lampiran 11. Penilaian Hasil Belajar Siswa ………………………………… 129 Lampiran 12. Hasil Observasi Keaktifan Siswa Siklus I ……………………. 131 Lampiran 13. Hasil Observasi Keaktifan Siswa Siklus II …………………… 133 Lampiran 14. Dafar Hadir Siswa ……………………………………………. 135 Lampiran 15. Surat Pengantar Penelitian dari Universitas ………………….. 141 Lampiran 16. Surat Ijin Penelitian dari Sekolah …………………………….. 142 Lampiran 17. Materi Protista ………………………………………………… 143 Lampiran 18. Dokumentasi Kegiatan ……………………………………….. 158
xvii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Dalam dunia pendidikan, keberhasilan pencapaian kompetensi satu mata pelajaran bergantung pada beberapa aspek di antaranya guru sebagai fasilitator dan motivator, sarana dan prasarana, dan keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran. Menurut Uno dkk. (2011:75) cara seorang guru dalam melaksanakan pembelajaran sangat mempengaruhi keberhasilannya. Kecenderungan pembelajaran saat ini masih berpusat pada guru dengan bercerita dan berceramah. Siswa kurang terlibat aktif dalam proses pembelajaran. Akibatnya tingkat pemahaman siswa terhadap materi pelajaran rendah. Di samping itu, media pembelajaran jarang digunakan sehingga pembelajaran menjadi kering dan kurang bermakna. Proses belajar merupakan kegiatan mental mengolah bahan belajar atau pengalaman lain yang dipengaruhi oleh faktor eksternal dan internal. Menurut Dimiyati dan Mudjiono (2006:228) faktor internal yang mempengaruhi proses belajar adalah sikap terhadap belajar, motivasi belajar, konsentrasi belajar, menyimpan perolehan hasil belajar, unjuk hasil belajar, rasa percaya diri, mengolah bahan belajar, menggali hasil belajar, kebiasaan belajar dan cita-cita siswa. Faktor eksternal berupa lingkungan siswa di sekolah seperti guru sebagai pembina siswa belajar, prasarana dan sarana dalam pembelajaran, kebijakan penilaian, lingkungan keluarga dan kurikulum sekolah.
1
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2
Salah satu faktor eksternal yang dapat mempengaruhi proses belajar adalah peran guru sebagai pembelajar. Peran guru sebagai pembelajar membutuhkan langkah yang tepat dalam menyampaikan materi pelajaran. Kebanyakan guru dalam menyampaikan materi pelajaran Biologi masih menggunakan metode ceramah. Penyampaian materi dengan metode ceramah membuat siswa secara umum menganggap bahwa materi pelajaran Biologi adalah materi yang membosankan, kurang menarik dan sulit untuk dipahami. Siswa kurang interaksi, baik dengan sesama siswa maupun dengan guru, serta potensi yang dimiliki siswa tidak berkembang dengan maksimal. Hal ini menyebabkan siswa kurang aktif dalam proses pembelajaran sehingga aspek pemahaman, sikap, dan ketrampilan siswa tidak dapat dilihat secara optimal. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan guru Biologi kelas X di SMA Negeri 11 Yogyakarta, proses pembelajaran yang digunakan sebagian besar masih menggunakan metode informasi interaktif. Dalam proses pembelajaran, banyak siswa yang asyik dengan kegiatannya sendiri. Pada saat diberi pertanyaan, banyak siswa yang tidak mau menjawab dan hanya diam menunggu ada teman lain yang menjawab. Siswa juga kurang terlibat dalam pembelajaran yang dilakukan, karena kurangnya strategi pembelajaran yang dapat membuat siswa aktif. Proses pembelajaran yang ada juga berpengaruh terhadap nilai ulangan harian yang hasilnya banyak siswa tidak mencapai kriteria kentuntasan minimum sekolah tersebut. Dari hasil ulangan harian tersebut, nilai terendah adalah 47, nilai tertinggi 83, dan dengan nilai rata-rata kelas 67,2. Dari nilai tersebut, 83,33% siswa memperoleh nilai <75 dan 16,66% siswa memperoleh nilai
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
3
≥75. Hal ini menunjukan belum berhasilnya proses pembelajaran dalam mencapai tujuan pembelajaran. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru kelas, indikator keberhasilan mengajar di SMAN 11 Yogyakarta, minimal 80% hasil belajar siswa mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), dengan nilai KKM pada tahun pelajaran 2011/2012 adalah 75 . Pembelajaran yang efektif dan efisien memerlukan guru yang mengenal berbagai jenis strategi pembelajaran sehingga dapat memilih strategi manakah yang paling tepat untuk suatu bidang pengajaran. Menurut Uno (2011:4) pemilihan strategi pembelajaran harus mempertimbangkan kesesuaian dengan situasi, kondisi, dan lingkungan yang akan dihadapi. Pemilihan strategi tersebut umumnya bertolak dari rumusan tujuan pembelajaran, analisis kebutuhan dan karakteristik peserta didik, dan jenis materi yang akan dikomunikasikan. Salah satu upaya untuk meningkatkan hasil belajar dan
keaktifan
siswa dalam belajar yaitu dengan penggunaan strategi permainan edukatif ular tangga. Penggunaan strategi permainan edukatif ular tangga dapat menjadikan siswa lebih aktif dalam proses pembelajaran, terutama dalam berinteraksi dengan teman dan guru. Pembelajaran dengan permainan edukatif ular tangga merupakan salah satu pembelajaran aktif dan menarik bagi siswa. Siswa dibagi dalam beberapa kelompok di mana setiap kelompok dan anggota kelompok akan mendapatkan giliran untuk memainkan ular tangga dan menjawab pertanyaan yang diberikan. Proses tanya jawab dimulai, apabila kelompok yang ditunjuk tidak dapat menjawab pertanyaan maka akan dilempar pada kelompok lain. Permainan edukatif ini diharapkan mampu menciptakan kompetisi antar kelompok dan mampu
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
4
meningkatkan keaktifan belajar siswa terutama dalam menjawab pertanyaan dan bertanya. Berdasarkan latar belakang tersebut akan dilakukan penelitian tentang strategi belajar menggunakan permainan edukatif ular tangga dengan judul: MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN KEAKTIFAN SISWA KELAS
X
PERMAINAN
SMA
NEGERI
EDUKATIF
11
ULAR
YOGYAKARTA TANGGA
PADA
DENGAN MATERI
PROTISTA
B.
Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, hasil belajar dan keaktifan siswa masih dimungkinkan untuk ditingkatkan. Salah satu cara peningkatan yang layak untuk diujicobakan adalah penerapan metode permainan edukatif ular tangga. Pertanyaan yang perlu dijawab melalui penelitian ini adalah: “Apakah penerapan metode permainan edukatif ular tangga benar-benar dapat meningkatkan hasil belajar dan keaktifan siswa pada materi Protista?”
C.
Batasan Masalah Supaya masalah yang diteliti tidak meluas, maka perlu adanya batasan masalah yang menjadi fokus penelitian. Batasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1.
Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XA SMA Negeri 11 Yogyakarta tahun pelajaran 2012/2013.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2.
5
Objek Penelitian Objek penelitian ini adalah hasil belajar yaitu kognitif diukur lewat tes dan keaktifan yaitu psikomotorik siswa yang dititik beratkan pada aspek bertanya dan menjawab.
3.
Metode Penelitian Metode penelitian ini menggunakan media permainan edukatif ular tangga.
4.
Materi
: Protista
Standar Kompetensi : 2. Memahami prinsip-prinsip pengelompokan makhluk hidup. Kompetensi Dasar
: 2.3 Menyajikan ciri-ciri umum filum dalam kingdom protista dan peranannya bagi kehidupan.
D.
Variabel Variabel dalam penelitian ini ada dua, yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas : permainan edukatif ular tangga. Variabel terikat : hasil belajar dan keaktifan siswa.
E.
Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian yang dilakukan adalah untuk mengetahui peningkatan hasil belajar dan keaktifan siswa pada pokok bahasan Protista dengan metode Permainan Edukatif Ular Tangga pada Siswa Kelas XA SMA Negeri 11 Yogyakarta Tahun Ajaran 2012/2013.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
F.
6
Manfaat Penelitian Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat diperoleh manfaat sebagai berikut. 1. Bagi Siswa a.
Meningkatkan pemahaman dan keaktifan belajar siswa.
b.
Membantu siswa yang mengalami kesulitan dalam memahami konsep Biologi materi Protista yang biasanya menghafal.
2. Bagi Guru a.
Memberikan informasi untuk menyelenggarakan pembelajaran aktif dalam pengembangan dan peningkatan mutu pendidikan.
b.
Membantu guru dalam pemilihan model pembelajaran yang sesuai sehingga dapat meningkatkan kualitas pembelajaran yang lebih menarik minat siswa.
c.
Memberikan informasi bahwa dengan adanya pembelajaran yang baik, maka dapat mewujudkan siswa yang cerdas, aktif, bersikap baik, dan berprestasi.
3. Bagi Sekolah Sebagai informasi untuk memotivasi tenaga kependidikan agar lebih menerapkan metode pembelajaran yang kreatif dan inovatif. 4. Bagi Peneliti Sebagai sarana untuk mempraktikkan teori-teori yang diperoleh selama belajar di Universitas dengan kenyataan sehari-hari dalam dunia kerja di sekolah.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
H.
7
Hipotesa Pembelajaran menggunakan permainan edukatif ular tangga dapat meningkatkan hasil belajar dan keaktifan siswa kelas X SMA Negeri 11 Yogyakarta pada materi Protista.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A.
Belajar dan Pembelajaran Belajar dan pembelajaran merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Belajar adalah suatu proses, sedangkan pembelajaran adalah usaha yang digunakan agar proses belajar dapat berjalan sesuai dengan yang diinginkan. Menurut Winkel (2007:59) belajar adalah “suatu aktivitas mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi yang aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan, dan nilai sikap”. Pengertian yang lain adalah menurut Slameto (2010:2-5) mengatakan bahwa secara psikologis, belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungan. Perubahan tingkah laku dalam belajar dikatakan Slameto lebih jauh adalah (1) perubahan terjadi secara sadar, (2) bersifat kontinu dan fungsional, (3) bersifat positif dan aktif, (4) bukan bersifat sementara,
(5) memiliki tujuan dan terarah, dan (6) mencakup
seluruh aspek tingkah laku. Pengertian pembelajaran menurut Sudjana (2004:28) yang mengatakan bahwa upaya pendidik untuk membantu peserta didik melakukan kegiatan belajar. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pengertian pembelajaran adalah proses, cara menjadikan orang atau makhluk hidup belajar. Menurut Winkel (2007:61-62) pembelajaran adalah seperangkat 8
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
9
tindakan yang dirancang untuk mendukung proses belajar siswa, dengan memperhitungkan kejadian-kejadian ekstrim yang berperan terhadap rangkaian kejadian-kejadian intern yang langsung dialami siswa. Dalam belajar, diperlukan media atau sumber belajar yang mendukung kegiatan belajar. Menurut Sudono (2010:7) sumber belajar adalah bahan termasuk juga alat permainan untuk memberikan informasi maupun berbagai keterampilan kepada murid maupun guru antara lain buku referensi, buku cerita, gambar-gambar, narasumber, benda-benda hasil budaya. Lebih lanjut Sudono mengatakan bahwa fungsi dari sumber belajar tersebut adalah memberikan kesempatan proses bersosialisasi kepada anak untuk mendapatkan dan memperkaya pengetahuan dengan menggunakan berbagai alat, buku, narasumber, atau tempat. Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku yang bersifat positif dan relatif menetap dalam diri seseorang, hal tersebut diperoleh dari latihan atau pengalaman orang tersebut dalam berinteraksi dengan lingkungan. Perubahan tingkah laku tersebut meliputi aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Sedangkan pembelajaran adalah usaha guru yang dilakukan dengan memanfaatkan segala unsur yang terkait di dalamnya dengan tujuan peserta didik melakukan kegiatan belajar. Dalam pembelajaran diperlukan sumber belajar yang akan memperkaya pengetahuan dan mengajak siswa untuk bersosialisasi dengan siswa lain.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
B.
10
Hasil Belajar Menurut Sudjana (2004:49-52), hasil belajar adalah perubahan kognitif siswa, suatu perubahan yang menyangkut tujuan yang berhubungan dengan ingatan, pengetahuan, dan kemampuan intelektual. Perubahan kognitif tersebut terdiri dari enam bagian sebagai berikut. 1.
Pengetahuan Mengacu pada kemampuan mengenal atau mengingat materi yang sudah dipelajari dari yang sederhana sampai pada teori-teori yang sulit.
2.
Pemahaman Mengacu pada kemampuan memahami makna materi.
3.
Penerapan Mengacu pada kemampuan menggunakan atau menerapkan materi yang sudah dipelajari pada situasi yang baru dan menyangkut pada penggunaan aturan dan prinsip.
4.
Analisis Mengacu pada kemampuan menguraikan materi ke dalam faktor penyebab dan mampu memahami hubungan di antara bagian yang satu dengan yang lainnya sehingga struktur dan aturannya dapat lebih dimengerti.
5.
Sintesis Mengacu pada kemampuan memadukan konsep atau komponenkomponen sehingga membentuk suatu pola struktur atau bentuk baru.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
6.
11
Evaluasi Mengacu pada kemampuan memberikan pertimbangan terhadap nilai-nilai materi untuk tujuan.
Hasil belajar
yang diharapkan pada perubahan psikomotorik
berhubungan dengan kemampuan yang harus dikuasai siswa untuk mengerjakan sesuatu sebagai hasil penguasaan pengetahuan yang telah dipelajari. Hal tersebut dapat dilihat dari kinerja siswa terhadap tugas yang diberikan, siswa diminta untuk dapat menunjukkan kinerja yang memperlihatkan keterampilan-keterampilan tertentu atau kreasi mereka untuk membuat produk tertentu yang berhubungan dengan materi. Dari segi perubahan afektif, menurut Sudjana (2004:53-54) hasil belajar yang diharapkan adalah sikap yang berhubungan dengan aspek menerima (receiving), menanggapi (responding), penilaian (valuing), organisasi dan karakteristik nilai yang dapat mempengaruhi pikiran serta tindakan siswa, misalnya sikap teliti dan cermat dalam mengerjakan tugas pengamatan di halaman sekolah. Pengetahuan Belajar
Tes
Hasil Belajar
Perilaku Nilai
Gambar 2.1. Proses Belajar Dari bagan di atas mencerminkan hasil belajar ditunjukkan oleh kegiatan evaluasi belajar atau tes dan evaluasi belajar dilakukan karena adanya kegiatan belajar. Baik dan buruknya hasil belajar sangat tergantung
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
12
pada pengetahuan dan perubahan perilaku individu yang bersangkutan terhadap materi yang dipelajari. Hasil belajar dipengaruhi oleh dua faktor utama, menurut Sudjana (2004:39-40) kedua faktor tersebut adalah: (1) Faktor dari dalam diri siswa seperti motivasi belajar, kemampuan siswa, minat dan perhatian, ketekunan, fisik dan psikis; (2) Faktor dari luar diri siswa atau faktor lingkungan, seperti kualitas pengajaran. Kualitas pengajaran ini sangat mempengaruhi hasil belajar siswa. Apabila kualitas pengajaran baik, akan mempengaruhi faktor dalam diri siswa seperti meningkatnya minat dan perhatian serta motivasi belajar. Jadi, kedua faktor tersebut sangat berkaitan dan saling mendukung keberhasilan belajar mengajar di dalam kelas.
C.
Keaktifan Belajar Keaktifan adalah kegiatan atau aktivitas dan segala sesuatu yang dilakukan atau kegiatan-kegiatan yang terjadi baik secara fisik maupun non fisik (Mulyono, 2000:26). Aktivitas tidak hanya ditentukan oleh aktivitas fisik semata, tetapi juga ditentukan oleh aktivitas non fisik seperti mental, intelektual dan emosional. Keaktifan yang dimaksud di sini penekanannya adalah pada peserta didik, sebab dengan adanya keaktifan peserta didik dalam proses pembelajaran akan tercipta situasi belajar aktif. Menurut Joni (1992:19-20 dalam Taofik 2010:11), keaktifan peserta didik dalam kegiatan pembelajaran dapat dilaksanakan pada saat: (1) pembelajaran yang dilakukan lebih berpusat pada peserta didik; (2) pendidik berperan sebagai pembimbing supaya terjadi pengalaman dalam belajar; (3) tujuan keiatan pembelajaran tercapai kemampuan minimal peserta didik
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
(kompetensi
dasar);
(4)
pengelolaan
kegiatan
pembelajaran
13
lebih
menekankan pada kreativitas peserta didik, meningkatkan kemampuan minimalnya, dan mencapai peserta didik yang kreatif serta mampu menguasai konsep-konsep; dan (5) melakukan pengukuran secara kontinyu dalam berbagai aspek pengetahuan, sikap dan ketrampilan. Jenis - jenis keaktifan dalam belajar menurut Paul D. Dierich (dalam Hamalik, 2001: 172), keaktifan belajar dapat diklasifikasikan dalam delapan kelompok, yaitu: 1.
kegiatan – kegiatan visual: membaca, melihat, mengamati, eksperimen, demonstrasi, pameran, mengamati orang lain yang bekerja atau bermain;
2.
kegiatan – kegiatan lisan: mengemukakan suatu fakta atau prinsip, menghubungkan suatu tujuan, mengajukan suatu pertanyaan, memberi saran, memberikan pendapat, wawancara, diskusi dan interupsi;
3.
kegiatan-kegiatan
mendengarkan:
mendengarkan
penyajian
bahan, mendengarkan percakapan atau diskusi kelompok, mendengarkan suatu permainan, mendengarkan radio; 4.
kegiatan – kegiatan menulis: menulis cerita, menulis laporan, membuat rangkuman, mengerjakan test;
5.
kegiatan –kegiatan metrik: melakukan percobaan, memilih alat – alat, melaksanakan pameran, menari dan berkebun.;
6.
kegiatan – kegiatan mental: merenung, menginggat, memecahkan masalah, menganalisa faktor–faktor, melihat hubungan – hubungan, dan membuat keputusan;
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
7.
14
kegiatan – kegiatan emosional: minat, membedakan, berani, tenang, dan lain-lain.
Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Keaktifan Belajar: Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran dapat merangsang dan mengembangkan bakat yang dimiliki, peserta didik juga dapat berlatih untuk berfikir kritis, dan dapat memecahkan permasalahan-permasalahan dalam kehidupan sehari-hari. Di samping itu, guru juga dapat merekayasa sistem pembelajaran secara sistematis, sehingga merangsang keaktifan peserta didik dalam proses pembelajaran. Faktor-faktor yang dapat menumbuhkan timbulnya keaktifan peserta didik dalam proses pembelajaran, menurut Sudjana (2004:79) yaitu : 1.
memberikan motivasi atau menarik perhatian siswa, sehingga mereka berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran;
2.
menjelaskan tujuan intruksional (kemampuan dasar kepada siswa);
3.
mengingatkan kompetensi belajar kepada siswa;
4.
memberikan stimulus (masalah, topik, dan konsep yang akan dipelajari);
5.
memberi petunjuk kepada peserta didik cara mempelajarinya;
6.
memunculkan aktivitas, partisipasi peserta didik dalam kegiatan pembelajaran;
7.
memberi umpan balik (feed back);
8.
melakukan tagihan-tagihan terhadap siswa berupa tes, sehingga kemampuan peserta didik selalu terpantau dan terukur;
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
9.
15
menyimpulkan setiap materi yang disampaikan di akhir pembelajaran.
D.
Permainan Edukatif Ular Tangga Permainan edukatif adalah suatu permainan yang digunakan sebagai bahan pendekatan belajar bagi anak-anak untuk merangsang daya pikir. Permainan edukatif bukan merupakan aktifitas tambahan untuk bergembira saja, tetapi permainan ini dapat digolongkan dalam pembelajaran dan pengajaran yang bertujuan memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengaplikasikan materi yang telah dipelajari (Purwanto, 2012:23). Menurut
Syariah
(2009)
dalam
http://manfaat-permainan-
edukatif.htm,, dalam suatu pembelajaran permainan dimanfaatkan untuk menghilangkan stress, meningkatkan keaktifan karena keterlibatan siswa, mencapai tujuan tanpa disadari dan meningkatkan kreativitas siswa. Permainan ular tangga adalah salah satu permainan yang dapat diaplikasikan dalam pembelajaran sebagai permainan edukatif. Permainan ular tangga berasal dari India, permainan ini merupakan permainan yang digunakan oleh umat Hindu untuk mengajarkan kepada anak-anak tentang kebaikan dan kejahatan. Kebaikan akan membawa pemain ke tingkat lebih tinggi, sedangkan kejahatan akan membawa pemain turun ke tingkat yang rendah dalam kehidupan. Pada saat ini permainan ular tangga telah banyak dimodifikasi dan digunakan dalam pembelajaran konsep mulai dari jenjang Sekolah Dasar sampai Universitas. Permainan ular tangga merupakan permainan papan untuk anak-anak yang dimainkan oleh dua orang atau lebih. Papan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
16
permainan dibagi dalam kotak-kotak kecil dan di beberapa kotak digambar sejumlah tangga atau ular yang menghubungkannya dengan kotak lain. Tidak ada papan permainan yang standar dalam ular tangga, setiap orang dapat menciptakan papan sendiri dengan jumlah kotak, ular, dan tangga yang berlainan. Namun, kotak permainan ular tangga yang biasa dipakai adalah 100. Setiap pemain memulai dengan pionnya di kotak pertama yang terletak pada sudut kiri bawah dan secara bergiliran melemparkan dadu. Pion dijalankan sesuai dengan jumlah mata dadu yang muncul. Setiap pion berhenti pada kotak bernomor, pemain diberi pertanyaan sesuai nomor berhentinya pion. Jika pemain dapat menjawab pertanyaan, pemain boleh melempar dadu kembali dan menjalankan pionnya sesuai dengan mata dadu yang muncul. Bila pemain tidak dapat menjawab pertanyaan yang diberikan, maka pemain berhenti pada kotak tersebut dan permainan dilanjutkan oleh pemain yang lain dengan melempar dadu terlebih dahulu. Pada pemain mendarat di ujung bawah sebuah tangga, mereka dapat langsung pergi ke ujung tangga yang lain. Bila pion mendarat di kotak ujung atas tangga, mereka harus turun ke ujung bawah tangga. Pemenangnya adalah pemain pertama yang mencapai kotak terakhir dan dapat menjawab pertanyaan dengan benar.
E.
Karakteristik Pembelajaran Konsep Protista Konsep Protista menurut Kurikulum 2004 disajikan di kelas I semester I. Materi Protista termasuk dalam standar kompetensi 2 yaitu memahami
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
17
prinsip-prinsip pengelompokan makhluk hidup. Kompetensi dasar dan indikator dari materi Protista dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 2.1. Kompetensi Dasar dan Indikator Materi Protista No. Komponen 1. Kompetensi Dasar 2.
Indikator
Deskripsi 2.2 Menyajikan ciri-ciri umum filum dalam Kingdom Protista dan perannya bagi kehidupan 1. Mendeskripsikan ciri-ciri Protista berdasarkan pengamatan; 2. Menunjukkan ciri-ciri umum Phillum dalam kingdom Protista; 3. Membandingkan Protista dengan makhluk hidupnlainnya; 4. Mendeskripsikan ciri-ciri Protista tertentu hasil pengamatan dan dari literatur; 5. Mengenali Protista berdasarkan ciri morfologinya; 6. Memberi contoh peranan Protista bagi kehidupan; 7. Menyusun dan mempresentasikan karya ilmiah tentang Protista yang menguntungkan dan yang merugikan.
Tujuan pembelajaran umum yang ingin dicapai dari konsep materi Protista adalah siswa dapat memahami ciri-ciri Protista melalui pengamatan dan diskusi kelompok serta peranannya dalam kehidupan. Protista berasal dari bahasa Yunani, yaitu protos yang berarti pertama atau mula-mula, dan ksitos artinya menyusun. Kingdom ini beranggotakan makhluk bersel satu atau bersel banyak yang tersusun sederhana. Meskipun begitu, dibandingkan dengan monera, protista sudah jauh lebih maju karena sel-selnya
sudah
memiliki
membran
inti
atau
eukariota.
Protista
diperkirakan sudah ada di bumi kita sejak 1-2 miliar tahun yang lalu, sebelum ada organisme tingkat tinggi (Anshori, 2009:107).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
18
Anggota kingdom Protista umumnya organisme bersel satu, ada yang berkoloni dan ada pula yang bersel banyak, tetapi belum memiliki jaringan. Hampir semua protista hidup di air, baik air tawar maupun air laut, dan beberapa yang hidup pada jaringan hewan lain. Kingdom ini ada yang menyerupai hewan, tumbuhan, maupun jamur. Sebagian protista bersifat autotrof, yaitu dapat berfotosintesis karena memiliki pigmen fotosintetik, seperti alga dan protozoa fotosintetik, misalnya Euglena. Sebagian lainnya merupakan Protozoa non fotosintetik yang hidup sebagai heterotrof, baik secara fagotrof dan osmotrof. Protozoa yang merupakan jamur memiliki siklus hidup dengan fase muda bersifat seperti amoeba dan reproduksinya mirip dengan jamur, yang meliputi jamur air dan jamur lendir (Anshori, 2009:107-108). Menurut Aryulina, dkk. (2010:151) dan Anshori (2009:107) kingdom Protista dibagi menjadi tiga kelompok yaitu Protista mirip hewan, Protista mirip jamur, dan Protista mirip tumbuhan. Berikut adalah pengelompokan Protista: 1.
Protista mirip hewan (Protozoa) Protozoa merupakan organisme bersel tunggal yang memiliki
membran inti (eukariota). Protozoa umumnya memiliki alat gerak aktif sebagai pembeda dari kelompok Protista yang lain. Protozoa dibagi menjadi empat kelas berdasarkan alat geraknya.
Mastigophora/Flagellata flagel;
yang
bergerak
menggunakan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
19
Sarcodina/Rhizopoda yang bergerak menggunakan kaki semu/pseudopodia contohnya Amoeba sp.;
Ciliata/Ciliophora
yang
bergerak
menggunakan
bulu
getar/silia contohnya Paramaecium caudatum;
Sporozoa yang tidak memiliki alat gerak tetapi berkembang biak dengan spora.
Protozoa berperan penting dalam kehidupan manusia. Protozoa yang hidup dalam air tawar merupakan sumber makanan bagi hewan air seperti udang dan ikan yang menjadi sumber protein bagi manusia. Protozoa merupakan pemangsa bakteri, sehingga dapat digunakan untuk mengontrol jumlah bakteri (Aryulina, dkk., 2010:153). Selain peran menguntungkan, Protozoa ada yang merugikan manusia terutama dapat menimbulkan penyakit. Toxoplasma gondii dapat menyebabkan penyakit
taksoplasmosis,
Plasmodium sp. dapat
menyebabkan penyakit malaria (Aryulina, dkk., 2010:105). 2.
Protista mirip jamur Jamur yang digolongkan dalam Protista mirip jamur memiliki
ciri dalam daur hidupnya (fase vegetatif) mampu bergerak seperti protozoa. Kelompok jamur tersebut adalah Myxomycota/jamur lendir dan Oomycota/jamur air. Myxomycota memiliki tubuh tidak bersekat, dan struktur tubuh vegetatifnya seperti
lendir
yang disebut
plasmodium. Contoh dari Myxomycota adalah Physarium sp., jamur lendir yang memiliki sekat biasa disebut Acrasiomycota. Jamur air/Oomycota memiliki dinding sel dari selulosa dan hifa yang tidak bersekat. Yang termasuk dalam jamur air adalah Saprolegnia sp. yang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
20
saprofit pada bangkai serangga air, Phytopthora sp. yang parasit pada tumbuhan (Aryulina, dkk., 2010:151-153, dan Anshori 2009:116). 3.
Protista mirip tumbuhan (Alga) Menurut Aryulina, dkk. (2010:167-185), berdasarkan pigmen
yang terkandung di dalamnya, alga digolongkan menjadi 6 divisio.
Euglenophyta Euglenophyta dikatakan mirip hewan karena memiliki sel
yang tidak berdinding, bergerak bebas, dan berbintik mata. Sedangkan dikatakan mirip tumbuhan karena memiliki klorofil a, b,
dan
karotin
untuk
berfotosintesis.
Dapat
melakukan
fotosintesis dan memakan zat-zat organik dan berkembang biak dengan pembelahan biner.
Ganggang Hijau (Chlorophyta) Ganggang hijau merupakan ganggang uniseluler maupun
multiseluler yang memiliki klorofil yang dominan sehingga berwarna hijau. Selain klorofil a dan klorofil b terdapat juga pigmen karotin dan xantofil. Jenis-jenis ganggang hijau dikelompokkan menjadi: Ganggang bersel satu tidak bergerak (Chlorella sp.,
Cholococcum
sp.);
bersel
satu
bergerak
(Chlamydomonas sp.); berbentuk koloni yang bergerak (Volvox globator); berbentuk koloni yang tidak bergerak (Hydrodiction sp.); berbentuk benang (Spirogyra sp.); berbentuk lembaran (Ulva).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
21
Ganggang Cokelat (Phaeophyta) Umumnya ganggang cokelat bersel banyak (multiselluler),
dengan pigmen cokelat (fukosantin) yang dominan disamping memiliki klorofil a dan b. Jenis-jenis alga cokelat, antara lain Laminaria yang mengandung yodium dan asam alginate; Macrocystis yang yang berfungsi sebagai bahan industri.
Ganggang Merah (Rhodophyta) Merupakan ganggang yang tubuhnya bersel banyak
(multiselluler), memilki klorofil a dan b dengan pigmen dominan merah (fikoeritrin) dan karotin. Cara reproduksi ganggang merah secara vegetative dengan membentuk spora dan secara generative dengan anisogami. Jenis-jenis alga merah yang terkenal antara lain Euchema spinosum yang berguna sebagai bahan pembuat agar-agar dan kosmetik; Gelidium sp. dan Gracilaria sp, sebagai bahan pembuatan agar-agar.
Ganggang Keemasan (Chrysophyta) Ganggang ini ada yang bersel satu (uniselluler) dan bersel
banyak (multiselluler). Memiliki klorofil a dan b serta pigmen dominan keemasan (karotin) dan fukosantin. Dapat dijumpai hidup di air tawar ini dengan membelah diri atau dengan zoospora spermatozoid. Jenis-jenis alga keemasan antara lain adalah Ochromonas dan Navicula yang sering disebut dengan diatome atau ganggang kersik yang berfungsi sebagai bahan penggosok, campuran semen atau penyerap nitrogliserin pada bahan peledak.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
22
Ganggang Api (Pyrrophyta) Ganggang api merupakan ganggang uniseluler, memiliki
dinding sel dan dapat bergerak aktif. Habitat di laut serta bersifat fosforesensi atau memancarkan cahaya. Memiliki pigmen klorofil dan coklat kekuningan. Dalam jumlah yang besar, alga api dapat menjadi racun bagi ekosistem laut karena memiliki senyawa yang bersifat toksin. Berdasarkan karakteristik konsep Protista tersebut, peranan media permainan edukatif ular tangga sangat diperlukan untuk membantu siswa memahami konsep. Banyaknya konsep yang harus dipahami siswa sangat banyak. Permainan edukatif ular tangga dapat membantu siswa untuk memperdalam pemahaman tentang konsep Protista. Melalui pertanyaan yang diberikan pada permainan ular tangga, siswa dapat terbantu dalam menghafal dan memahami konsep.
F.
Bahasan Hasil Penelitian yang Relevan Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Rida Bakti Pratiwi dengan judul penelitian: “Pengaruh Penerapan Metode Eksperimen Disertai Media Pembelajaran Ular Tangga Terhadap Hasil Belajar Biologi Ditinjau dari Aktivitas Siswa Kelas VIII SMP N 1 Kebakkramat Tahun Ajaran 2011/2012” disimpulkan bahwa metode eksperimen disertai media pembelajaran ular tangga berpengaruh terhadap hasil belajar biologi ranah kognitif dan psikomotor tetapi tidak berpengaruh terhadap ranah afektif. Aktivitas siswa berpengaruh terhadap ranah afektif, dan tidak terdapat
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
23
interaksi antara metode pembelajaran dan aktivitas belajar terhadap hasil belajar biologi siswa kelas VIII SMP N 1 Kebakkramat. Penelitian lain oleh Wegig Satyawada dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran Creative Problem Solving (CPS) Berbantuan Media Permainan Ular Tangga untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VII SMP Negeri 22 Semarang pada materi Pokok Segi Empat” menyebutkan bahwa nilai rata-rata pada siklus I 68,8 dan pada siklus II mengalami kenaikan 75,1. Presentase ketuntasan hasil belajar siswa pada siklus I adalah 80% dan siklus II mengalami kenaikan 90,32%, sedangkan presentase keaktifan siswa pada akhir siklus I adalah 80, 56% dan pada akhir siklus II menjadi 90, 28%. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, dapat disimpulkan CPS berbantuan media permainan ular tangga dapat meningkatkan hasil belajar dan aktivitas siswa SMP Negeri 22 Semarang.
G.
Kerangka Berpikir Penelitian dalam bidang pendidikan masih terus dilakukan untuk meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa. Pandangan banyak orang saat ini adalah pendidikan itu merupakan fakta-fakta yang harus dihafal dan dipahami. Pembelajaran merupakan kegiatan yang bertujuan secara sistematis dan terarah pada terjadinya proses belajar. Metode-metode yang digunakan saat ini banyak yang kurang membuat siswa menjadi aktif. Sebagai contoh metode ceramah yang banyak membuat siswa menjadi bosan dan pasif. Oleh karena itu, perlu adanya penggunaan metode-metode pembelajaran yang dapat menjadikan siswa menjadi aktif dan kreatif.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
24
Penggunaan media pembelajaran yang tepat akan mempengaruhi keaktifan dan hasil belajar siswa. Salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan untuk memperbaiki proses pembelajaran terutama untuk meningkatkan keaktifan adalah dengan menggunakan permainan ular tangga sebagai medianya. Permainan ini akan memberikan kesempatan kepada siswa untuk aktif bermain sambil berfikir dalam menjawab pertanyaan yang diberikan. Selain itu, siswa dapat berinteraksi dengan siswa lain dalam diskusi. Dengan aplikasi pembelajaran menggunakan permainan edukatif ular tangga, diharapkan dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa. Berdasarkan kerangka pemikiran tersebut, dapat dituangkan dalam bagan sebagai berikut:
Observasi Awal
Siswa kelas XA
Hasil Observasi: 1. Siswa kurang aktif atau pasif dalam mengikuti proses pembelajaran; 2. Siswa asyik dengan kegiatannya sendiri/berbicara dengan teman/ramai; 3. Siswa sulit memahami materi pelajaran khususnya materi Protista; 4. Siswa kurang berani dalam bertanya dan menjawab pertanyaan guru memberikan kesempatan bertanya dan menjawab; 5. Metode penyampaian materi guru kurang variatif; 6. Guru kurang memberikan kesempatan pada siswa untuk bertanya; 7. Keaktifan guru masih dominan; 8. Hasil belajar siswa rendah/tidak sesuai KKM.
Pembelajaran dengan Permainan Edukatif Ular Tangga Keaktifan Siswa
Hasil Belajar Biologi
Aspek Psikomotorik
Gambar 2.2. Kerangka Berpikir
Aspek Kognitif
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A.
Jenis Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan metode Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research). Penelitian Tindakan Kelas merupakan suatu penelitian tindakan yang permasalahannya berasal dari kelas, menyangkut proses pembelajaran dan dirasakan langsung oleh guru yang bersangkutan. Dalam PTK, peneliti atau guru dapat melihat sendiri praktik pembelajaran atau bersama guru lain, peneliti atau guru dapat melakukan penelitian terhadap siswa dilihat dari berbagai aspek interaksinya dalam proses pembelajaran. Penelitian tindakan kelas merupakan bentuk investigasi yang bersifat reflektif, partisipatif dan kolaboratif yang bertujuan untuk memperbaiki sistem, metode kerja, proses, isi, kompetensi, dan situasi (Kusumah & Dedi 2010:9). Model yang digunakan dalam PTK ini adalah model gabungan Sanford dan Kemmis yang telah dikembangkan oleh Direktorat Ketenagaan Ditjen Dikti Depdiknas (Taniredja, dkk. 2010:28). Guru dilibatkan dalam proses penelitian kelasnya, terutama pada aspek aksi dan refleksi terhadap praktik-praktik pembelajaran di kelas.
B.
Setting Penelitian Setting dari penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut. 1.
Objek Penelitian : Hasil belajar dan keaktifan siswa
2.
Subjek Penelitian : Siswa kelas XA SMA Negeri 11 Yogyakarta
3.
Tempat Penelitian : SMA Negeri 11 Yogyakarta 25
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
4. C.
26
Waktu Penelitian : Bulan November 2012
Desain Penelitian Desain atau rancangan tindakan ini direncanakan dengan beberapa siklus yang setiap siklusnya terdiri dari 2 kali pertemuan dengan beberapa tahapan, yaitu tahap perencanaan; tahap pelaksanaan; tahap observasi dan evaluasi; serta tahap refleksi. 1.
Siklus I a.
Perencanaan (Planning) Kegiatan yang dilakukan oleh peneliti pada tahap ini adalah: 1.
Observasi lapangan dan wawancara dengan guru kelas untuk melihat permasalahan yang terjadi.
2.
Analisis studi pustaka dan lapangan untuk menyusun rencana tindakan.
3.
Melakukan persiapan yang berkaitan dengan instrument penelitian dan pembelajaran.
b.
Pelaksanaan Tindakan (Acting) Hal-hal yang dilakukan pada tahap pelaksanaan tindakan adalah: 1.
Guru memberikan pretest.
2.
Guru memberikan pengarahan tentang tujuan dan prosedur pembelajaran.
3.
Guru memberikan modul sebagai bahan belajar siswa.
4.
Guru memberikan materi Protista pada sub materi ciri-ciri protista, peranan protista, dan Protozoa menggunakan media power point.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
5.
27
Guru memperkenalkan metode permainan edukatif ular tangga dan menjelaskan alur-alur ketetapan belajar.
6.
Guru memberikan aturan permainan ular tangga dalam kelompok kecil berisi 4 orang setiap kelompok. Siswa bermain dalam kelas besar, tetapi soal dikerjakan dengan berdiskusi kelompok.
7.
Melaksanakan pembelajaran dengan permainan edukatif ular tangga untuk pendalaman materi siswa.
c.
Tahap Observasi dan Evaluasi (Observing and Evaluation) Observasi ditujukan pada semua komponen pendukung dalam
proses pembelajaran yaitu siswa, guru, dan metode mengajar. Hal-hal yang dilakukan pada tahap observasi adalah guru dibantu oleh observer mengisi lembar observasi keaktifan siswa. Setelah pembelajaran selesai dilaksanakan, kemudian masuk ke tahap evaluasi. Hal-hal yang dilakukan pada tahap evaluasi adalah: 1.
Guru memberikan soal berupa tes evaluasi sebagai aplikasi sejauh mana siswa memahami konsep-konsep yang telah diajarkan melalui permainan edukatif ular tangga dengan tujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa.
2.
Guru melakukan tabulasi data dari lembar observasi yang diisi oleh observer dengan tujuan untuk mengetahui peningkatan keaktifan siswa selama proses pembelajaran.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
d.
28
Refleksi (Reflecting) Pada tahap refleksi, hasil angket dan evaluasi yang telah dicatat
digunakan sebagai acuan untuk memperbaiki rencana peneliti pada tahap atau siklus selanjutnya. Pada tahap ini merupakan evaluasi diri sendiri sebagai guru, untuk melihat kekurangan dan kelebihan dari pembelajaran pada siklus I. 2.
Siklus II Pada siklus kedua ini dilakukan untuk mendapatkan perbandingan dari siklus I. a.
Perencanaan (Planning) Kegiatan yang dilakukan oleh peneliti pada tahap ini adalah: 1.
Guru membuat rencana pembelajaran berdasarkan refleksi dari siklus I.
2.
Guru mengubah jumlah kelompok dalam ular tangga menjadi 3 orang setiap kelompok.
3.
Melakukan persiapan yang berkaitan dengan instrument penelitian dan pembelajaran.
b.
Pelaksanaan Tindakan (Acting) Hal-hal yang dilakukan pada tahap pelaksanaan tindakan adalah: 1.
Guru memberikan pengarahan tentang tujuan dan prosedur pembelajaran.
2.
Guru memberikan modul sebagai bahan belajar siswa.
3.
Guru memberikan materi Protista pada sub materi Protista mirip jamur dan Protista mirip tumbuhan menggunakan media power point.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
4.
29
Guru mengingatkan kembali cara bermain permainan edukatif ular tangga dan menjelaskan alur-alur ketetapan belajar.
5.
Melaksanakan pembelajaran permainan ular tangga untuk pendalaman materi siswa.
c.
Tahap Observasi dan Evaluasi (Observing and Evaluating) Observasi ditujukan pada semua komponen pendukung dalam
proses pembelajaran yaitu siswa, guru, dan metode mengajar. Hal-hal yang dilakukan pada tahap observasi adalah guru dibantu oleh observer mengisi lembar observasi aktivitas siswa. Setelah pembelajaran selesai dilaksanakan, kemudian masuk ke tahap evaluasi. Hal-hal yang dilakukan pada tahap evaluasi adalah sebagai berikut. 1.
Guru memberikan soal berupa tes evaluasi sebagai aplikasi sejauh mana siswa memahami konsep-konsep yang telah diajarkan melalui permainan edukatif ular tangga dengan tujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa.
2.
Guru melakukan tabulasi data dari lembar observasi yang diisi oleh observer dengan tujuan untuk mengetahui peningkatan keaktifan siswa selama proses pembelajaran.
d.
Refleksi (Reflecting) Pada tahap refleksi, hasil angket dan evaluasi yang telah dicatat
digunakan sebagai acuan untuk mengevaluasi diri sendiri sebagai guru. Pada tahap refleksi digunakan juga untuk melihat kekurangan dan kelebihan dari pembelajaran pada siklus II.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
30
Desain PTK yang akan dilakukan adalah sebagai berikut: Studi Pustaka
Observasi Awal Identifikasi masalah berdasarkan: Hasil Belajar dan Keaktifan Siswa; respon siswa terhadap proses pembelajaran; serta informasi dari guru kelas X.
Rencana Tindakan Siklus I Menyusun Instrumen Pembelajaran Menyusun Instrumen Pengumpulan Data
Observasi dan Evaluasi Tindakan Siklus I Mengobservasi kegiatan siswa dan guru. Mendokumentasikan kegiatan siswa dan guru pada saat proses pembelajaran. Melaksanakan Tes Evaluasi.
Pelaksanaan Tindakan Siklus I Melaksanakan Pembelajaran dengan Permainan Edukatif Ular Tangga.
Refleksi Tindakan Siklus I Menganalisis kelebihan dan kekurangan Siklus I
Kriteria Tercapai
Pelaksanaan Tindakan Siklus II Melaksanakan Pembelajaran dengan Permainan Edukatif Ular Tangga.
Analisis Tindakan Siklus II Menganalisis kelebihan dan kekurangan Siklus II
Kriteria Tercapai
Kriteria Belum Tercapai
Rencana Tindakan Siklus II Menyusun Instrumen Pembelajaran Menyusun Instrumen Pengumpulan Data
Observasi dan Evaluasi Tindakan Siklus II Mengobservasi kegiatan siswa dan guru. Mendokumentasikan kegiatan siswa dan guru pada saat proses pembelajaran. Melaksanakan Tes Evaluasi.
Kriteria Belum Tercapai
Kesimpulan dan Rekomendasi/Saran
Gambar 3.1. Desain Penelitian Tindakan (adaptasi dari model gabungan Sanford dan Kemmis dalam Taniredja, 2010:28)
D.
Instrumen Penelitian Instrumen penelitian adalah alat pada waktu peneliti menggunakan suatu metode (Suharsimi, 2011:175). Adapun instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
1.
31
Instrumen Pembelajaran a.
Rencana Program Pembelajaran (RPP) Rencana Program Pembelajaran (RPP) berisi gambaran secara menyeluruh dari materi yang akan disampaikan. RPP ini digunakan agar penyampaian materi dalam pembelajaran di kelas lebih efektif dan efisien.
b.
Silabus Silabus disusun berdasarkan Standar Isi, kelompok mata pelajaran/tema tertentu yang mencakup standar kompetensi, kompetensi
dasar,
materi
pokok/pembelajaran,
kegiatan
pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian, penilaian, alokasi waktu dan sumber belajar. c.
Lembar Kerja Siswa LKS merupakan salah satu sarana untuk membantu dan mempermudah dalam kegiatan belajar mengajar sehingga akan terbentuk interaksi yang efektif antara siswa dengan guru, sehingga dapat meningkatkan aktifitas siswa dalam peningkatan prestasi belajar.
2.
Instrumen Pengumpulan Data a.
Pretest Pretest digunakan untuk mengetahui kemampuan dasar siswa pada materi protista. Tes ini dilaksanakan sebelum materi pembelajaran disampaikan kepada siswa. Tes ini digunakan sebagai acuan dalam analisis data untuk mengetahui terjadi peningkatan hasil belajar pada siswa atau tidak.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
b.
32
Tes Evaluasi Tes digunakan untuk memperoleh data hasil belajar pada materi protista. Tes ini diberikan disetiap akhir siklus, yang terdiri dari tes Obyektif (A) dan Tes Uraian (B), yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan yang dimiliki individu atau kelompok. Data tes inilah yang dijadikan acuan untuk menarik kesimpulan pada akhir penelitian.
c.
Lembar Pengamatan Keaktifan Siswa Lembar pengamatan keaktifan siswa digunakan untuk membantu melihat keaktifan setiap siswa dalam bertanya dan menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru. Pada akhir penelitian, lembar pengamatan keaktifan digunakan untuk menganalisis tingkat
keaktifan
siswa
dalam
bertanya
dan
menjawab
pertanyaan. Tingkat keaktifan siswa diperoleh menggunakan pedoman peskoran sebagai berikut: Rentang skor keaktifan 1-4. Tabel 3.1. Pedoman skoring keaktifan siswa Skor
Pedoman
1
Tidak bertanya maupun menjawab
2
Bertanya dan atau menjawab 1-2 kali
3
Bertanya dan atau menjawab 3-4 kali
4
Bertanya dan atau menjawab ≥ 5 kali
Sedangkan untuk kategori keaktifan dari skor yang telah diperoleh menggunakan ketentuan sebagai berikut: Kategori keaktifan siswa:
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
33
Tabel 3.2. Tingkat keaktifan siswa Persen Keaktifan
E.
Kategori Keaktifan
76%-100%
Aktif Sekali
51%-75%
Aktif
26%-50%
Tidak Aktif
0%-25%
Sangat Tidak Aktif
Analisis Data Analisis data tingkat aktifitas dan hasil belajar siswa dianalisis menggunakan data kualitatif dan kuantitatif. Analisis data kualitatif menggunakan deskripsi kata-kata dan data kuantitatif menggunakan rumus seperti pada keterangan di bawah ini. 1.
Analisis Tes Evaluasi Ketuntasan dalam proses belajar mengajar ini adalah jika siswa dapat mencapai nilai ≥75. Nilai ketuntasan dipilih sesuai dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) pada SMA Negeri 11 Yogyakarta untuk mata pelajaran Biologi yaitu 75. Untuk menganalisis
ketuntasan
individu,
klasikal,
dan
rata-rata
menggunakan rumus sebagai berikut: 𝐾𝑒𝑡𝑢𝑛𝑡𝑎𝑠𝑎𝑛 𝑖𝑛𝑑𝑖𝑣𝑖𝑑𝑢 =
𝐾𝑒𝑡𝑢𝑛𝑡𝑎𝑠𝑎𝑛 𝑘𝑙𝑎𝑠𝑖𝑘𝑎𝑙 =
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙
𝑥 100%
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑢𝑛𝑡𝑎𝑠 𝑏𝑒𝑙𝑎𝑗𝑎𝑟 𝑥 100% 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑟𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 =
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2.
34
Analisis data hasil observasi keaktifan siswa dirumuskan sebagai berikut: 𝑇𝑖𝑛𝑔𝑘𝑎𝑡 𝑘𝑒𝑎𝑘𝑡𝑖𝑓𝑎𝑛 𝑖𝑛𝑑𝑖𝑣𝑖𝑑𝑢 =
𝑇𝑖𝑛𝑔𝑘𝑎𝑡 𝑘𝑒𝑎𝑘𝑡𝑖𝑓𝑎𝑛 𝑘𝑙𝑎𝑠𝑖𝑘𝑎𝑙 =
G.
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑥 100% 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎 𝑎𝑘𝑡𝑖𝑣𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑥 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑀𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑘𝑒𝑎𝑘𝑡𝐼𝑓𝑎𝑛 𝑠𝑒𝑑𝑎𝑛𝑔 − 𝑘𝑒𝑎𝑘𝑇𝐼𝑖𝑓𝑎𝑛 𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖 𝑥 100% 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎
Indikator Keberhasilan Penelitian Indikator keberhasilan dari penelitian ini adalah apabila ada peningkatan hasil dari setiap tindakan siklus. Indikator keberhasilan yang diterapkan oleh peneliti adalah sebagai berikut: Tabel 3.4. Indikator keberhasilan penelitian Indikator
Awal
Target
Skor rata-rata kelas
67,2
75
16,66%
80%
Belum terukur
80% siswa aktif-aktif sekali
% capaian KKM Keaktifan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A.
Deskripsi Umum Proses Pembelajaran Siswa Kelas XA SMA 11 Yogyakarta Sesuai dengan tujuan Penelitian Tindakan Kelas (PTK), yaitu untuk mengatasi permasalahan yang terjadi dalam proses pembelajaran di kelas, maka peneliti berusaha menemukan solusi untuk mengatasi permasalahan yang terjadi tersebut. Berdasarkan hasil observasi pendahuluan dan wawancara dengan guru Biologi kelas X di SMA Negeri 11 Yogyakarta, proses pembelajaran sebagian besar masih menggunakan metode informasi interaktif. Sehingga siswa kurang aktif dalam mengikuti pembelajaran. Dalam proses pembelajaran, banyak siswa yang asyik dengan kegiatannya sendiri. Pada saat diberi pertanyaan, siswa yang belum mengerti maupun yang sudah mengerti tentang pelajaran yang diberikan, tidak ada yang mau menjawab. Mereka menunggu ada teman lain yang menjawab atau ditunjuk oleh guru untuk menjawab. Ketika ditunjuk, masih banyak yang belum dapat menjawab pertanyaan guru dan hanya siswa tertentu saja yang dapat menjawab dengan benar. Hal ini terbukti dari rendahnya nilai ulangan harian yang tidak mencapai kriteria kentuntasan minimum sekolah. Dari hasil ulangan harian tersebut, nilai terendah adalah 47, nilai tertinggi 83 dengan nilai rata-rata kelas 67,2. Ada 83,33% siswa yang memperoleh nilai <75 dan 16,66% siswa memperoleh nilai ≥75. Hal ini menunjukan belum berhasilnya proses pembelajaran dalam mencapai tujuan pembelajaran. Indikator keberhasilan mengajar di SMAN 11 Yogyakarta, 35
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
36
minimal 80% hasil belajar siswa mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), dengan nilai KKM pada tahun pelajaran 2011/2012 adalah 75. Selain itu, dari pretes yang diberikan nilai rata-rata siswa hanya 31,83 dengan presentasi ketuntasan klasikal 0%. Nilai tertinggi yang dicapai siswa 55 dengan nilai terendah 5. Berdasarkan
dari
kondisi
tersebut,
maka
peneliti
bermaksud
mengadakan penelitian dengan aplikasi belajar dengan permainan edukatif ular tangga. Dengan menggunakan strategi permainan edukatif ular tangga dapat menjadikan siswa lebih aktif dalam proses pembelajaran, terutama dalam berinteraksi dengan teman dan guru. Alasan menggunakan permainan edukatif ini karena dalam proses pembelajarannya semua siswa berperan aktif dan diharapkan siswa yang biasanya bersikap pasif dalam kegiatan belajar menjadi lebih aktif. Keaktifan siswa dengan menggunakan permainan edukatif ini dapat dilihat pada saat siswa membaca, berdiskusi, dan menjawab pertanyaan secara lisan pada saat pelaksanaan permainan ular tangga.
B.
Deskripsi Pelaksanaan 1.
Observasi awal dan wawancara/dialog awal Penelitian mulai dilaksanakan pada bulan September 2012 diawali
dengan dialog awal antara guru Biologi kelas X dengan peneliti. Dialog awal dilaksanakan pada hari Senin, 17 September 2012 di ruang guru. Dialog ini bertujuan untuk mengetahui keadaan awal pembelajaran dan mengutarakan maksud serta tujuan penelitian yang akan dilaksanakan. Keadaan awal yang terjadi pada proses pembelajaran kelas XA adalah
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
37
adanya komunikasi searah. Banyak siswa yang tidak memperhatikan guru. Siswa banyak yang asyik dengan kegiatannya sendiri. Siswa kurang aktif di dalam kelas, pada saat diberi pertanyaan, siswa tidak mau menjawab, menunggu ada teman lain yang menjawab. Permasalahan yang ada kemudian dibicarakan bersama guru kelas pada Rabu, 19 September 2012. Hasil dialog peneliti bersama guru kelas adalah tentang permasalahan yang muncul adalah: Tabel 4.1 Permasalahan yang muncul di dalam kelas XA No. Faktor 1. Siswa
a. b. c. d.
2.
Guru
a.
b.
3.
Proses Pembelajaran
a. b.
Masalah Siswa cenderung pasif dalam proses pembelajaran Siswa banyak yang tidak memperhatikan dan sibuk bermain dengan teman sebangku Siswa kurang berani bertanya dan menjawab pertanyaan guru Siswa tidak mengerti dalam membedakan kelompok-kelompok Protista Dalam menyampaikan materi, guru tidak banyak menggunakan metode-metode yang bervariasi Guru kurang dalam memberikan kesempatan pada siswa untuk bertanya maupun menjawab pertanyaan. Pembelajaran yang dilakukan cenderung searah Keaktifan guru dalam pembelajaran masih dominan
Dari permasalahan di atas setelah dianalisis, penyebab permasalahan yang paling dominan adalah karena kurangnya variasi pada metode yang digunakan oleh guru bidang studi. Hal ini menjadikan siswa kurang aktif dalam pembelajaran. Setelah permasalahan di atas dirumuskan, maka masalah-masalah tersebut perlu untuk dapat dipecahkan melalui sebuah penelitian tindakan kelas. Analisis studi pustaka dilakukan untuk membantu
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
38
menyusun rencana tindakan. Dalam penelitian ini, digunakan tindakan sebagai solusi masalah adalah dengan pembelajaran menggunakan metode permainan edukatif ular tangga. Tindakan pembelajaran ini akan diaplikasikan pada siswa kelas XA yang akan dikembangkan pada setiap siklus tindakan. Dengan pembelajaran menggunakan permainan edukatif ular tangga ini diharapkan dapat menjadikan siswa lebih aktif dan hasil belajarnya meningkat. 2.
Pelaksanaan Tindakan Pelaksanaan tindakan pembelajaran pada siswa kelas XA berpedoman
pada rencana perbaikan pembelajaran dan perencanaan tindakan yang telah disusun sebelumnya. Tindakan dilakukan dengan aplikasi permainan edukatif ular tangga pada pembelajaran Biologi materi Protista. Sebelum melaksanakan tindakan kelas siklus I, terlebih dahulu dilaksanakan pre-test sebagai dasar perbandingan nilai sebelum tindakan dilakukan dan setelah tindakan dilaksanakan. Pretest dilaksanakan pada hari Kamis, 11 Oktober 2012 dimulai pukul 13.15-14.00 WIB. Jumlah siswa yang hadir 30 orang. a.
Tindakan kelas siklus I 1.
Perencanaan tindakan siklus I (Planning) Pelaksanaan tindakan siklus I dilakukan berdasarkan
perbaikan dari RPP yang sudah dibuat dengan memuat metode pembelajaran permainan edukatif ular tangga. Dalam tahap ini, peneliti juga menyusun LKS dan soal-soal evaluasi untuk siklus I. Peneliti juga mempersiapkan lembar observasi aktivitas bertanya dan menjawab siswa. Pembelajaran tindakan siklus I
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
39
akan dilakukan selama 2 jam pelajaran (2x45 menit) dengan materi ajar Protista sub bab Protista mirip hewan. 2.
Pelaksanaan tindakan siklus I (Acting) Tindakan kelas siklus I dilaksanakan pada hari Rabu, 17
Oktober 2012, dimulai pukul 10.30-12.00 WIB. Jumlah siswa yang hadir adalah 29 orang. Dalam melaksanakan tindakan siklus I ini, peneliti berperan sebagai guru dengan dibantu oleh 2 orang observer dan satu orang dokumentasi. Pada saat melaksanakan siklus I guru kelas tidak mendampingi karena ada tugas lain di luar sekolah. Pada kegiatan awal, guru membuka pembelajaran dengan mengucapkan salam. Guru menjelaskan rencana kegiatan, pengarahan, dan tujuan pembelajaran yang akan dilaksanakan. Guru memberikan handout kepada siswa, setiap 2 orang mendapatkan
satu
handout
pembelajaran.
Guru
mempresentasikan inti dari materi Protista mirip hewan dengan menggunakan
power
point
selama
30
menit
kemudian
memberikan kesempatan bertanya kepada siswa. Guru membagi siswa dalam kelompok permainan ular tangga, setiap kelompok terdiri dari 4 orang siswa. Setiap kelompok memilih satu anggota yang akan menjadi pemain di depan. Pemain memulai dengan pionnya di kotak pertama yang terletak
pada
sudut
kiri
bawah
dan
secara
bergiliran
melemparkan dadu. Pion dijalankan sesuai dengan jumlah mata dadu yang muncul. Setiap pion berhenti pada kotak bernomor,
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
40
pemain diberi pertanyaan dari nomor satu. Jika pemain dapat menjawab pertanyaan, pemain boleh melempar dadu kembali dan menjalankan pionnya sesuai dengan mata dadu yang muncul. Bila pemain tidak dapat menjawab pertanyaan yang diberikan, maka pemain berhenti pada kotak tersebut dan permainan dilanjutkan oleh kelompok lain sesuai urutan nomor kelompok dengan melempar dadu terlebih dahulu. Apabila langkah pemain mata pionnya jatuh pada gambar Euglena bertangga, maka pemain boleh naik ke ujung tangga. Apabila pemain mata pionnya jatuh pada gambar Euglena dengan ekor ular, maka pemain harus menurunkan mata pionnya ke kepala ular. Pemenangnya adalah pemain pertama yang mencapai kotak terakhir dan dapat menjawab pertanyaan dengan benar. Peraturan cara bermain dibacakan kemudian siswa diajak bermain dalam kelas besar yang dipandu oleh guru selama 40 menit. Soal yang diberikan dikerjakan dengan berdiskusi dalam kelompok. Langkah terakhir guru memberikan sedikit evaluasi kegiatan permainan sebagai kesimpulan dan mengakhiri kegiatan pembelajaran.
Gambar 4.1. Pelaksanaan Tindakan Siklus I
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
3.
41
Pengamatan tindakan siklus I (Observing) Pengamatan dilakukan oleh peneliti dan observer. Hal yang
diamati adalah bagaimana keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran. Banyak tidaknya siswa yang sungguh-sungguh dalam bermain, berdiskusi, dan menjawab serta bertanya jika tidak mengetahui jawaban dari pertanyaan yang diberikan. Pertanyaan siswa bisa ditujukan kepada guru maupun sesama siswa dalam permainan edukatif ular tangga untuk mendalami materi Protista sub bab Protista mirip hewan. Observasi dilakukan oleh guru yang dibantu dua orang rekan.
Gambar 4.2. Observasi dalam permainan ular tangga 4.
Evaluasi Kegiatan evaluasi yang dilakukan adalah melaksanakan
Evaluasi I (post-test I) yang dilaksanakan pada hari Kamis, 18 Oktober 2012 pada pukul 13.15-14.00 WIB. Hasil dari post-test ini digunakan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa dengan perbandingan nilai pre-test yang sudah dilakukan. Presensi diedarkan pada saat evaluasi dilaksanakan untuk ditandatangani siswa.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
5.
42
Refleksi terhadap tindakan siklus I (Reflecting) Refleksi tindakan kelas siklus I dilaksanakan setelah
pelaksanaan tindakan siklus I. Kegiatan ini dilakukan untuk mendiskusikan hasil observasi tindakan kelas yang telah dilakukan. Berdasarkan hasil observasi tindakan kelas siklus I, dapat dilihat bahwa proses pembelajaran dengan aplikasi permainan edukatif ular tangga belum sesuai harapan. Perlu diadakan beberapa tindakan perbaikan pada siswa, guru, dan metode pembelajaran agar siswa dapat memahami materi pelajaran secara optimal. Keterbatasan waktu menjadikan pelaksanaan kegiatan belum maksimal dilaksanakan. Selain itu, pelaksanaan permainan juga belum baik karena peraturan yang kurang dipahami siswa dan beberapa pertanyaan tidak terjawab oleh anggota kelompok. Selain dari segi siswa, guru juga memiliki beberapa kekurangan yang menyebabkan pembelajaran kurang maksimal. Persiapan guru untuk mengajar sudah cukup baik, namun waktu melaksanakan pembelajaran di depan kelas, terjadi salah istilah antara Protista dengan Protozoa . Volume suara guru terkadang kurang keras juga menjadi masalah bagi siswa yang duduk dibagian belakang karena kurang menangkap apa yang disampaikan guru.
Pada kegiatan akhir, guru mengevaluasi
kegiatan permainan sebagai kesimpulan, memberikan motivasi pada siswa untuk belajar Protista diluar jam pelajaran sekolah, dan tugas pekerjaan rumah untuk mendalami materi.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
43
Dari refleksi ini, diperoleh beberapa catatan sebagai masukan dan perbaikan untuk tindakan siklus II, yaitu: (a). ada beberapa siswa yang belum memanfaatkan diskusi dalam permainan dengan optimal, sehingga materi belum dikuasai dengan baik. Hal ini mempengaruhi nilai hasil belajar siswa yang rendah/belum mencapai KKM; (b). permainan belum dilaksanakan dengan maksimal dan waktu belum dimanfaatkan dengan baik; (c). guru perlu mencermati dan mendalami materi dengan baik agar tidak terjadi salah istilah kembali; (d). volume suara guru harus distabilkan agar materi dapat ditangkap sempurna oleh siswa. Karena masih banyak kekurangan dalam pelaksanaan siklus I, maka peneliti mengadakan perbaikan tindakan pada siklus II.
b.
Tindakan kelas siklus II 1.
Perencanaan tindakan siklus II (Planning) Pelaksanaan tindakan siklus II dilakukan berdasarkan
perbaikan dari siklus I. Perbaikan ini dilakukan oleh peneliti dan diberi tambahan oleh guru bidang studi. Hal yang diperbaiki dalam tindakan siklus II ini adalah: (a). pada saat melakukan pembelajaran, guru perlu memberikan motivasi untuk lebih meningkatkan keaktifan siswa dalam bertanya maupun menjawab pertanyaan;
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
44
(b). permainan yang akan dilakukan dibuat lebih menarik agar siswa lebih bersemangat dalam mengikuti pembelajaran; (c). permainan dilakukan dengan kelompok yang lebih kecil, yaitu setiap kelompok terdiri dari 3 orang agar permainan lebih efisien; (d). guru
harus
menegur
siswa
yang
tidak
mengikuti
pembelajaran dengan serius dan menyampaikan materi dengan baik agar nilai hasil belajar siswa meningkat; (e). menggunakan waktu yang ada seefektif mungkin. Pembelajaran tindakan kelas siklus II dilaksanakan dari perbaikan yang sudah direncanakan dan dilaksanakan selama 2 jam pelajaran (2x45 menit) dengan materi ajar Protista sub bab Protista mirip jamur dan Protista mirip tumbuhan. Pembelajaran dilaksanakan dengan aplikasi pembelajaran dengan permainan edukatif ular tangga seperti pada tindakan kelas siklus I. 2.
Pelaksanaan tindakan siklus II (Acting) Pelaksanaan tindakan siklus II dilakukan pada hari Rabu,
24 Oktober 2012, dimulai pukul 10.30-12.00 WIB. Jumlah siswa yang hadir adalah 30 orang. Dalam melaksanakan tindakan siklus II ini, peneliti berperan sebagai guru dengan dibantu oleh 1 orang observer dan satu orang dokumentasi. Pada saat melaksanakan siklus I guru kelas yang sudah diminta menjadi observer hanya mendampingi satu jam pelajaran kemudian meninggalkan kelas karena ada kegiatan di luar sekolah yang harus dihadiri, jadi guru hanya dibantu oleh satu observer saja.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
45
Pada kegiatan awal, guru membuka pembelajaran dengan mengucapkan salam. Guru menjelaskan rencana kegiatan, pengarahan, dan tujuan pembelajaran yang akan dilaksanakan. Guru memberikan handout kepada siswa, setiap 2 orang mendapatkan
satu
handout
pembelajaran.
Guru
mempresentasikan inti dari materi Protista mirip jamur dan Protista mirip tumbuhan selama 40 menit dengan menggunakan media power point kemudian memberikan kesempatan bertanya kepada siswa. Peraturan cara bermain sama dengan pada siklus I, bedanya dalam siklus II ini, anggota setiap kelompok lebih sedikit yaitu 3 orang. Setelah peraturan dibacakan, kemudian siswa diajak bermain dalam kelas besar yang dipandu oleh guru selama kurang lebih 40 menit. Soal yang diberikan dikerjakan dengan berdiskusi dalam kelompok. Pada
kegiatan
akhir,
guru
mengevaluasi
kegiatan
permainan sebagai kesimpulan dan memberikan motivasi pada siswa untuk belajar Protista diluar jam pelajaran sekolah untuk mendalami materi. Selain itu, guru juga memberikan tugas pekerjaan rumah.
Gambar 4.3. Pelaksanaan tindakan siklus II
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
3.
46
Pengamatan tindakan siklus II (Observing) Pengamatan dilakukan oleh peneliti dan observer. Hal yang
diamati adalah bagaimana keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran, apakah ada peningkatan dari tindakan siklus I. Banyak tidaknya siswa yang sungguh-sungguh dalam berdiskusi, menjawab serta bertanya. Pertanyaan siswa bisa ditujukan kepada guru maupun sesama siswa dalam permainan edukatif ular tangga untuk mendalami materi Protista sub bab Protista mirip jamur dan Protista mirip tumbuhan. Observasi dilakukan oleh guru yang dibantu satu orang rekan.
Gambar 4.4. Observasi oleh observer pada siklus II 4.
Evaluasi (Evaluating) Evaluasi dilakukan dengan melaksanakan evaluasi II (post-
test II) hasil tindakan siklus II. Evaluasi dilaksanakan pada hari Kamis, 25 Oktober 2012 pada pukul 13.15-14.00 WIB. Hasil evaluasi II digunakan untuk melihat peningkatan hasil belajar dengan perbandingan hasil pre-test dan hasil evaluasi I. Pada saat evaluasi dilaksanakan, presensi diedarkan untuk ditandatangani siswa.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
5.
47
Refleksi terhadap tindakan siklus II (Reflecting) Refleksi tindakan kelas siklus II dilaksanakan setelah
pelaksanaan tindakan siklus II. Kegiatan ini dilakukan untuk mendiskusikan hasil observasi tindakan kelas yang telah dilakukan. Berdasarkan hasil observasi tindakan kelas siklus II, dapat dilihat bahwa proses pembelajaran dengan aplikasi permainan edukatif ular tangga belum sesuai harapan. Masih ada siswa yang mengantuk di dalam kelas, namun tidak terlihat siswa yang bermain dengan siswa lain lagi. Permainan dapat dilaksanakan dengan baik hanya selama 25 menit pertama, waktu yang seharusnya dilaksanakan selama 40 menit terpotong dengan adanya pengumuman dari sekolah yang terlalu lama. Selain itu, banyak siswa yang dipanggil ke ruang OSIS oleh guru Bimbingan Konseling karena keperluan tertentu sehingga kelompok yang sudah terbentuk anggotanya berkurang. Hal ini juga membuat konsentrasi siswa dan guru menjadi terganggu. Guru juga sudah lebih matang dalam persiapan materi pembelajaran, sehingga materi dapat disampaiakan dengan baik dan lancar. Volume suara guru sudah lebih konstan, sehingga semua siswa dapat mendengarkan penjelasan guru. Keterbatasan waktu kembali menjadikan pelaksanaan kegiatan pembelajaran ini belum maksimal dilaksanakan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
48
Dari kegiatan refleksi didapatkan hasil sebagai berikut. (a). Siswa lebih aktif dalam bertanya dan menjawab pertanyaan, dapat
memanfaatkan diskusi dalam permainan dengan
lebih baik. (b). Hasil belajar siswa pada siklus II mengalami penurunan, lebih rendah dari hasil belajar siklus I. (c). Permainan belum dilaksanakan dengan maksimal dan waktu yang seharusnya untuk pelaksanaan permainan terpotong. Dari tindakan yang sudah dilakukan, hasil pengamatan pada kegiatan
awal,
sebagian
besar
pembelajaran dalam permainan,
siswa
serius
mengikuti
berdiskusi dan menjawab
pertanyaan dengan sungguh-sungguh. Hal ini menunjukkan bahwa dengan permainan edukatif ular tangga, para siswa mempunyai keberanian dan inisiatif untuk bertanya dan menjawab yang lebih tinggi.
C.
Hasil Penelitian 1.
Hasil Belajar a.
Hasil Pretes Berdasarkan data diketahui bahwa rata-rata nilai pretest siswa adalah 31,83. Secara klasikal, tidak ada siswa yang memperoleh nilai ≥75. Pada saat dilaksanakan pretest, ada satu siswa yang tidak masuk, jadi hanya ada 30 siswa yang mengikuti
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
49
pretest. Hasil pretest sebelum melakukan tindakan kelas dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.2. Hasil Pretes No.
b.
Hasil Pretest
Pencapaian
1.
Nilai tertinggi
55
2.
Nilai terendah
5
3.
Rata-rata
31,83
4.
Jumlah siswa yang tuntas belajar (nilai ≥75)
0
5.
Jumlah siswa yang tidak tuntas (nilai <75)
30
6.
Presentase ketuntasan belajar secara klasikal
0%
Hasil Tes Evaluasi Siklus I/Postest I Berdasarkan data yang diperoleh, dari 31 siswa yang mengikuti tes evaluasi I diketahui bahwa secara klasikal, siswa yang memperoleh nilai ≥75 ke atas adalah 16 siswa dengan ketuntasan belajar 51,61%. Siswa yang tidak tuntas belajar ada 15 siswa atau 48,38%. Sedangkan nilai rata-rata hasil belajar siswa kelas XA adalah 74,32. Ketuntasan belajar klasikal masih sangat rendah dan belum memenuhi syarat ketuntasan belajar klasikal yang seharusnya mencapai sekurang-kurangnya 80% dari siswa yang memperoleh nilai 75 atau lebih. Hasil tes evaluasi siklus I dapat dilihat pada tabel berikut:
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
50
Tabel 4.3. Hasil Tes Evaluasi Siklus I No.
Hasil Evaluasi Siklus I
Pencapaian
1.
Nilai tertinggi
97
2.
Nilai terendah
49
3.
Rata-rata
75,36
4.
Jumlah siswa yang tuntas belajar (nilai ≥75)
16
5.
Jumlah siswa yang tidak tuntas (nilai <75)
14
6.
Presentase ketuntasan belajar secara klasikal
53,33%
c.
Hasil Tes Evaluasi Siklus II/Postest II Tabel 4.4. Hasil Tes Evaluasi Siklus II
No.
Hasil Evaluasi Siklus II
Pencapaian
1.
Nilai tertinggi
86
2.
Nilai terendah
23
3.
Rata-rata
63,70
4.
Jumlah siswa yang tuntas belajar (nilai ≥76)
4
5.
Jumlah siswa yang tidak tuntas (nilai <76)
27
6.
Presentase ketuntasan belajar secara klasikal
12,9%
Berdasarkan data yang diperoleh, diketahui bahwa rata-rata hasil belajar siswa kelas XA adalah 63,70 sedangkan ketuntasan hasil belajar siswa secara klasikal yang dicapai 12,9%. Jumlah siswa yang tuntas belajar hanya 4 orang. Sedangkan siswa yang tidak tuntas semakin banyak menjadi 27 orang. Ketuntasan belajar klasikal semakin rendah dibandingkan dengan ketuntasan hasil belajar dari tindakan siklus I.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2.
51
Keaktifan Siswa a.
Keaktifan Siswa Siklus I Keaktifan belajar siswa yang dimaksud adalah kegiatan siswa yang dilakukan selama proses belajar mengajar, yaitu keaktifan siswa yang difokuskan dalam hal bertanya dan menjawab. Pemfokusan tersebut berdasarkan dari hasil observasi peneliti terdahulu dimana siswa kurang memiliki keberanian untuk menjawab pertanyaan guru maupun bertanya kepada guru. Tabel 4.5. Tingkat Keaktifan Siswa Siklus I Tingkat Keaktifan
Jumlah Siswa
Persentase
1. Aktif Sekali
1
3,45%
2. Aktif
4
13,79%
3. Tidak Aktif
19
65,52%
4. Sangat Tidak Akif
5
17,24%
Berdasarkan tabel di atas, dapat diperoleh tingkat keaktifan klasikal siswa yaitu 17,24% siswa aktif dan aktif sekali. Ada 24 siswa (82,76%) yang berani bertanya dan menjawab pertanyaan. Dari jumlah itu, 1 siswa termasuk kategori aktif sekali dan 4 siswa termasuk kategori aktif. Selebihnya, 19 lainnya tidak aktif. Ada 5 siswa yang sangat tidak aktif karena tidak bertanya maupun menjawab (17,24%). Hal ini menunjukkan keaktifan siswa dalam bertanya dan menjawab belum tinggi, dan target capaian 80% siswa aktif dan aktif sekali belum tercapai.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
b.
52
Keaktifan Siswa Siklus II Pada siklus I telah dijelaskan bahwa keaktifan siswa belum mencapai target capaian. Berdasarkan hasil observasi pada siklus II, tingkat keaktifan klasikal sebesar 6,66% siswa aktif dan aktif sekali. Ada 26 siswa (86,66%) yang berani bertanya dan menjawab, baik pada saat penjelasan materi maupun pada saat permainan edukatif ular tangga. Dari 26 siswa tersebut, 2 siswa termasuk kategori aktif dan 24 lainnya masuk kategori tidak aktif. Siswa yang belum memiliki inisiatif untuk bertanya dan belum berani menjawab pertanyaan masih ada 4 siswa (13,33%). Berikut ini adalah tabel tingkat keaktifan siswa pada siklus II: Tabel 4.6. Tingkat Keaktifan Siswa Siklus II Tingkat Keaktifan
Jumlah Siswa
Persentase
1. Aktif Sekali
0
0%
2. Aktif
2
6,66%
3. Tidak Aktif
24
80%
4. Sangat Tidak Akif
4
13,33%
Dalam pengamatan pada siklus II lebih banyak siswa yang berani mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan dari permainan edukatif ular tangga.
D.
Pembahasan Setelah tindakan siklus I dan siklus II selesai dilaksanakan, dapat dilihat adanya perubahan hasil belajar. Berikut ini adalah grafik ketuntasan hasil belajar siswa siklus I dan siklus II:
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
60%
53
53.33%
50% 40% 30% 20% 10%
12.90% 0%
0% Pretest
Evaluasi I
Evaluasi II
Gambar 4.5. Hasil Belajar Klasikal
80 70 60 50 40 30 20 10 0
75.36 63.70
31.83
Pretest
Evaluasi I
Evaluasi II
Gambar 4.6. Peningkatan Nilai Rata-rata Siswa
Pada saat pretest rata-rata nilai siswa sangat rendah yaitu 31,83. Tidak ada siswa yang mendapatkan nilai ≥75, sehingga ketuntasan hasil belajarnya adalah 0%. Hal ini wajar karena siswa sama sekali belum mendapatkan materi pembelajaran tentang Protista. Pada siklus I nilai rata-rata siswa meningkat menjadi 75,36 dengan ketuntasan hasil belajar 53,33%. Siklus II nilai rata-rata mengalami penurunan menjadi 63,70 dengan ketuntasan hasil
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
54
belajar 12,90%. Nilai hasil belajar pada siklus II mengalami penurunan yang cukup banyak. Penurunan nilai hasil belajar ini disebabkan oleh beberapa hal. Antara lain adalah perbedaan jumlah materi yang diberikan dan waktu yang pembelajaran yang berbeda. Materi pada pertemuan siklus II lebih banyak dari pada siklus I. Siklus I materi yang dibahas dan diperdalam dengan permainan edukatif ular tangga adalah Protista sub bab Protista mirip hewan. Sub bab ini hanya terdiri dari empat kelas yang dapat dijelaskan dengan mudah. Pada siklus I, permainan edukatif ular tangga dilaksanakan cukup lama sekitar 40 menit. Pada siklus II, materi yang diberikan kepada siswa adalah Protista mirip jamur dan Protista mirip tumbuhan. Sub bab ini memiliki materi yang lebih banyak dan kelas yang dimiliki lebih beragam. Materi yang lebih banyak ini kemungkinan membuat siswa tidak dapat memahami seluruhnya, sehingga hasil belajarnya menurun. Pada saat memperdalam materi dengan permainan edukatif ular tangga, waktu yang seharusnya digunakan 15 menit terpotong oleh adanya pengumuman dari sekolah dan pemanggilan sebagian siswa ke ruang OSIS oleh guru Bimbingan Konseling. Pada saat materi siklus II disampaikan merupakan waktu menjelang hari raya Idul Adha, sehingga banyak siswa yang menjadi panitia dan harus berkoordinasi untuk melaksanakan tugas. Dari hasil angket observasi keaktifan siswa pada tindakan siklus I dan siklus II yang diperoleh observer menunjukkan bahwa tidak ada peningkatan yang berarti. Tingkat keaktifan klasikal siswa siklus I adalah dari 29 siswa, 17,24% siswa aktif dan aktif sekali. Dari jumlah itu, 1 siswa termasuk kategori aktif sekali dan 4 siswa termasuk kategori aktif. Selebihnya, 19
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
lainnya termasuk kategori tidak aktif.
55
Pada siklus II tingkat keaktifan
klasikal menurun, dari 30 siswa 6,66% (2 siswa) termasuk kategori aktif. Siklus I ada 5 siswa yang sama sekali tidak bertanya dan menjawab, pada siklus II jumlah tersebut berkurang menjadi 4 siswa. Meskipun ada penurunan jumlah siswa yang pasif bertanya dan menjawab dari 5 siswa menjadi 4 siswa, namun jumlahnya tidak banyak dan tidak mempengaruhi tingkat keaktifan klasikal.
18% 16% 14% 12% 10% 8% 6% 4% 2% 0%
17.24%
6.66%
Siklus I
Siklus II
Gambar 4.7. Keaktifan Klasikal Siswa Siklus I dan Siklus II Peningkatan keaktifan dari siklus I ke siklus II tidak begitu banyak karena waktu yang digunakan dalam pembelajaran tersita. Peningkatan keaktifan siswa tidak sesuai dengan target yang diharapkan yaitu ≥80% siswa aktif dan aktif sekali sesuai skala skor yang telah ditentukan. Dari hasil pembelajaran keseluruhan tindakan siklus I dan siklus II yang telah dilaksanakan, hasil belajar dan keaktifan yang dicapai tidak sesuai dengan target capaian. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi ketidaktercapaian tersebut. Sudjana (2004:39) dalam bukunya menuliskan bahwa hasil belajar dipengaruhi oleh dua faktor utama yaitu faktor dari
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
56
dalam diri siswa dan faktor dari luar diri siswa/lingkungan. Menurut Caroll yang dikutip oleh Sudjana (2004:40) disebutkan bahwa pencapaian hasil belajar dipengaruhi oleh faktor internal: a) bakat pelajar; b) waktu yang tersedia untuk belajar; c) waktu yang diperlukan siswa untuk menjelaskan pelajaran; d) kemampuan individu; serta faktor eksternal e) kualitas pengajaran. Dari teori yang berkaitan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar di atas, dapat digunakan untuk menganalisis hasil siklus I dan II. Pada siklus I, siswa masih membutuhkan waktu untuk menyesuaikan pada media baru permainan edukatif ular tangga yang diberikan. Selain penyesuaian dengan media, siswa juga menyesuaikan dengan guru pengajar (peneliti). Pada siklus II, materi yang dibahas lebih banyak dan membutuhkan lebih banyak waktu untuk dapat memahami materi. Dengan adanya gangguan dari luar pada saat permainan edukatif ular tangga menyebabkan waktu untuk belajar menjadi lebih singkat. Soal-soal yang dibahas dan dijawab juga menjadi lebih sedikit. Gangguan yang terjadi juga menurunkan konsentrasi siswa yang berpengaruh pada hasil belajar baik kognitif maupun psikomotorik. Menurut Bandura dalam Ali (2007:135) dengan teori sosial-kognitifnya, mengatakan bahwa ada keterkaitan yang erat antara pelajar dengan lingkungannya. Pembelajaran terjadi dalam keterkaitan antara tiga pihak yaitu lingkungan, perilaku, dan faktor-faktor pribadi. Berdasarkan teori tersebut, ada keterkaitan antara gangguan yang terjadi (lingkungan) terhadap perilaku yaitu konsentrasi yang hilang dan menimbulkan kekacauan belajar.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
57
Tindakan berakhir pada siklus II karena meskipun hasil belajar belum tercapai dan terjadi penurunan, materi sudah disampaikan semua. Tindakan siklus III tidak dapat dilaksanakan mengingat materi sudah selesai dan alokasi waktu untuk materi Protista telah habis.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB V PENUTUP
A.
Kesimpulan Dari hasil dan pembahasan, dapat ditarik kesimpulan bahwa permainan edukatif ular tangga dengan adanya gangguan kurang dapat meningkatkan hasil belajar dan keaktifan siswa kelas XA SMA Negeri 11 Yogyakarta pada materi Protista. Hal ini ditunjukkan dengan hasil belajar klasikal pada siklus I yang hanya sebesar 53,33% pada siklus II mengalami penurunan menjadi 12,90%. Sedangkan untuk nilai rata-rata kelas pada siklus I hanya sebesar 75,36 dan mengalami penurunan pada siklus II menjadi sebesar 63,70. Dari hasil tersebut, nilai ketuntasan klasikal maupun rata-rata masih jauh dari target yaitu untuk nilai rata-rata kelas ≥75 dan nilai hasil belajar klasikal sebesar ≥80%. Keaktifan siswa secara klasikal pada siklus I adalah 17,24% siswa aktif dan aktif sekali. Pada siklus II mengalami penurunan menjadi 6,66% siswa aktif dan aktif sekali. Dengan demikian, target capaian yang seharusnya 80% siswa aktif dan aktif sekali tidak tercapai. Gangguan proses pembelajaran terjadi pada siklus II berupa keterbatasan waktu yang diperpendek, sejumlah siswa yang dipanggil keluar, dan materi yang terlalu banyak.
B.
Saran Untuk turut serta dalam menyumbangkan pemikiran guna meningkatkan hasil belajar dan keaktifan siswa serta untuk penelitian selanjutnya, maka disampaikan saran-saran sebagai berikut. 58
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
1.
59
Guru dapat mengaplikasikan permainan edukatif ular tangga dalam pembelajaran Biologi sebagai alternatif pembelajaran agar siswa tidak jenuh. Namun, permainan edukatif ular tangga harus digunakan pada materi yang jumlahnya optimal, waktu yang disediakan cukup, dan dihindarkan dari gangguan-gangguan.
2.
Guru hendaknya dapat memilih model dan media pembelajaran yang tepat agar tujuan pembelajaran tercapai.
3.
Dalam pemilihan media maupun metode pembelajaran hendaknya disesuaikan dengan kesiapan belajar siswa dan jenis materi yang diberikan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR PUSTAKA Ali, Mohammad., 2007, Ilmu dan Aplikasi Pendidikan Bagian I: Ilmu Pendidikan Teoretis, Jakarta: Imperial Bhakti Utama. Anshori, Moch; D. Martono., 2009, Biologi 1: Untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)-Madrasah Aliyah (MA) Kelas X, Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional. Arikunto, Suharsimi., 2011, Penelitian Tindakan 2010 untuk Guru, Kepala Sekolah dan Pengawas, Yogyakarta: Aditya Media. Aryulina, Diah; C. Muslim; S. Manaf., 2010, Biology 1A for Senior High School Grade X Semester 1, Jakarta: Esis. Dahar, Ratna Wilis., 2011, Teori-teori Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: Erlangga. Dimiyati, Mudjiono, 2006, Belajar dan Pembelajaran, Bandung: Rineka Cipta. Hamalik, Oemar., 2001, Proses Belajar Mengajar, Jakarta:Bumi Aksara.. Kusumah, Wijaya & Dwitagama, Dedi., 2010, Mengenal Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta:PT. Indeks. Mulyono, Anton., 2000, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka. Pratiwi, D.A. & Maryati, Sri., 2012, Biologi untuk SMA/MA Kelas X, Jakarta: Erlangga. Pratiwi, Rida Bakti., 2012, Pengaruh Penerapan Metode Eksperimen Disertai Media Pembelajaran Ular Tangga Terhadap Hasil Belajar Biologi Ditinjau dari Aktivitas Siswa Kelas VIII SMP N 1 Kebakkramat Tahun Ajaran 2011/2012, Universitas Sebelas Maret, Surakarta, http://biologi.fkip.uns.ac.id/wpcontent/uploads/2012 /02/RIDA-BAKTI-P-K4308113-P.BIO-2008.pdf, diakses pada 8 Oktober 2012. Purwanto, Susilo., 2012, Buku Game Edukatif untuk Pelajaran PAI SD Kelas 1-3, Yogyakarta: DIVA Press. Satyawada, Wegig., 2010, Penerapan Model Pembelajaran Creative Problem Solving (CPS) Berbantuan Media Permainan Ular Tangga untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VII SMP Negeri 22 Semarang pada Materi Pokok Segi Empat, Universitas Negeri Semarang, http://garuda.dikti.go.id/jurnal/detil/id/0:28633 60
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
/q/pengarang:Wegig%20Budi/offset/0/limit/15, Oktober 2012.
diakses
tanggal
61
5
Shaleh, M. Munawar., 2009, Rancangan Bangun Game Edukasi Ular Tangga pada Aplikasi Mobile, http://www.unmas.ac.id/ PDF/Edisi_1.pdf, diakses tanggal 8 Oktober 2012. Slameto, 2012, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, Jakarta:Rineka Cipta. Sudjana, Nana., 2004, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, Bandung : Sinar Baru.. Sudono, Anggani., 2010, Sumber Belajar dan Alat Permainan (untuk Pendidikan Anak Usia Dini), Jakarta: Grasindo. Suwarno, 2009, Panduan Pembelajaran Biologi: Untuk SMA/MA Kelas X, Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional. Suyadi, 2012, Buku Panduan Guru Profesional Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dan Penelitian tindakan Sekolah (PTS), Yogyakarta: Andi. Suyono; Hariyanto., 2011, Belajar dan Pembelajaran: Teori dan Konsep Dasar, Bandung: Remaja Rosdakarya. Syariah, 2009, Manfaat Permainan Edukatif, http://manfaat-permainanedukatif.htm, diakses 8 Oktober 2012. Taniredja, Tukiran; Pujiati, Irma; Nyata., 2010, Penelitian Tindakan Kelas untuk Pengembangan Profesi Guru: Praktik, Praktis, dan Mudah, Bandung:Alfabeta. Taofik, 2010, Penerapan Metode Pembelajaran Demonstration dan Exsperiment pada Pembelajaran Pekerjaan Dasar Konstruksi Bangunan dalam Upaya Peningkatan Prestasi Belajar dan Keaktifan pada Peserta Didik Kelas X TGB Program Keahlian Bangunan di SMK Negeri 2 Surakarta, 11, Universitas Sebelas Maret, Surakarta, http://digilib.uns.ac.id/pengguna.php?mn=showview&id=17014, diakses pada 16 Oktober 2012. Uno, Hamzah B.,Nurdin, Mohamad., 2011, Belajar Dengan Pendekatan Pailkem: Pembelajaran Aktif, Inovatif, Lingkungan, Kreatif, Efektif, Menarik, Jakarta: Bumi Aksara. Winkel, W.S., 2007, Psikologi Pengajaran, Yogyakarta: Media Abadi.
Lampiran 1
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
SILABUS KEGIATAN PEMBELAJARAN SIKLUS I SEKOLAH MATA PELAJARAN KELAS/SEMESTER STANDAR KOMPETENSI ALOKASI WAKTU Kompetensi Materi Dasar Pembelajaran 2. 3 Pengelompokan protozoa Menyajikan Ciri-ciri protozoa ciri-ciri umum filum Peranan dari protozoa dalam kingdom protista dan peranannya bagi kehidupan
: : : : :
SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 11 YOGYAKARTA BIOLOGI X (SEPULUH)/I 2. Memahami prinsip-prinsip pengelompokan makhluk hidup 4 45 menit
Kegiatan Indikator Penilaian Pembelajaran Pengantar Menjelaskan Jenis tagihan: materi pengelompokan 1. Uji protista kompetensi Tanya jawab tertulis Menjelaskan ciri Diskusi 2. Penilaian dari masinguntuk keaktifan masing kelompok mendalami siswa protista materi menyerupai Instrumen protista hewan penilaian: dengan 1. Lembar bermain ular Menjelaskan observasi tangga. Peranan dari keaktifan masing-masing Penugasan siswa kelompok protista melalui LKS 2. Soal tes menyerupai hewan
62
Alokasi waktu 7 45 menit
Alat/Bahan/Sumber Belajar Sumber : Buku Biologi kelas X yang relevan, buku lain yang berkaitan dengan materi protista, handout, LKS, internet Alat Laptop, viewer, alat tulis Bahan Papan permainan ular tangga, bidak, dadu, kartu soal, kartu jawab.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Lampiran Lampiran3 2 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SIKLUS I Satuan Pendidikan : SMA Negeri 11 Yogyakarta Mata Pelajaran
: Biologi
Kelas / Semester
:X/I
Alokasi Waktu
: 3 x pertemuan
A.
Standar Kompetensi 2.
B.
Memahami prinsip-prinsip pengelompokan makhul hidup.
Kompetensi Dasar 2.2. Menyajikan ciri-ciri umum filum dalam Kingdom Protista dan bagi kehidupan.
C.
Indikator
Kognitif Produk 1. Menjelaskan pengelompokan protozoa 2. Menjelaskan ciri dari masing-masing kelompok protozoa 3. Menjelaskan peranan dari masing-masing kelompok protozoa
Kognitif Proses 1. Mengidentifikasi pengelompokan protozoa 2. Menganalisis ciri dari masing-masing kelompok protozoa 3. Mengidentifikasi peranan dari masing-masing kelompok protozoa
Psikomotor Memainkan permainan ular tangga dan menjawab pertanyaan dengan benar.
Afektif Karakter 1. Berani menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru. 2. Berani bertanya tentang materi yang tidak diketahui dengan jelas. 3. Jujur pada saat mengerjakan soal pretes dan soal evaluasi siklus I.
Afektif Sosial Berdiskusi kelompok dengan semangat kerja dan saling menghargai pendapat teman.
63
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
D.
64
Tujuan Pembelajaran
Kognitif Produk 1. Setelah berdiskusi, bertanya dan menjawab, serta bermain ular tangga, siswa dapat menjelaskan pengelompokan protozoa. 2. Setelah berdiskusi, bertanya dan menjawab, serta bermain ular tangga, siswa dapat menjelaskan ciri dari masing-masing kelompok protozoa. 3. Setelah berdiskusi, bertanya dan menjawab, serta bermain ular tangga, siswa dapat menjelaskan peranan dari masing-masing kelompok protozoa.
Kognitif Proses 1. Setelah mengerjakan LKS dan bermain ular tangga, siswa dapat mengidentifikasi pengelompokan protozoa. 2. Setelah mengerjakan LKS dan bermain ular tangga, siswa dapat mengidentifikasi peranan dari masing-masing kelompok protozoa. 3. Setelah mengerjakan LKS dan bermain ular tangga, siswa dapat menganalisis ciri dari masing-masing kelompok protozoa
Psikomotor Siswa dapat memainkan permainan ular tangga dengan media yang sudah dibuat dan disiapkan.
Afektif Karakter 1. Melalui kegiatan yang dirancang guru, siswa dapat mengerjakan LKS dengan serius. 2. Dengan mengerjakan soal pretest dan postest, siswa belajar jujur jujur. 3. Dengan menggunakan permainan ular tangga, siswa berani dan percaya diri dalam bertanya dan menjawab pertanyaan.
Afektif Sosial Melalui kegiatan yang dirancang guru, siswa mampu berdiskusi kelompok dalam permainan ular tangga dengan semangat kerja dan saling menghargai pendapat teman.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
E.
F.
65
Materi Pembelajaran
Pengelompokan protozoa
Ciri-ciri protozoa
Peranan protozoa dalam kehidupan manusia
Model dan Metode Pembelajaran Model Pembelajaran : Pembelajaran Kooperatif Metode Pembelajaran :Informasi
interaktif,
Diskusi,
Penugasan,
Permainan Edukatif Ular Tangga G.
Kegiatan Pembelajaran Pertemuan 1 (1 x 45 menit) Kegiatan (Waktu)
Fase
Melakukan apersepsi, menyampaikan Pendahuluan tujuan. 5 menit
Inti 35 menit
Akhir 5 menit
Kegiatan Guru dan Siswa Guru memberi pengantar kepada siswa untuk memulai materi Bab 5 dengan memberikan Pretes.
Nilai Karakter
Guru memberikan Kerja soal pretes kepada keras siswa dan meminta Tanggung Memnyampaikan siswa untuk jawab masalah. mengerjakan soal Jujur tersebut dalam waktu 30 menit.
Penghargaan
Guru memberikan ucapan terima kasih kepada siswa dan memberikan tugas untuk membaca materi Protista.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
66
Pertemuan 2 (2 x 45 menit) Kegiatan (Waktu)
Pendahuluan 5 menit
Inti (80 menit)
Fase
Melakukan apersepsi, menyampaikan tujuan, dan memotivasi siswa.
Menyampaikan masalah, mengorganisasik an siswa, membimbing siswa, evaluasi.
Kegiatan Guru dan Siswa Guru memberi pengantar ruang lingkup materi tentang Protista. Guru menanyakan kepada siswa “siapakah di antara kalian yang sudah pernah terkena penyakit malaria?; apa yang menyebabkan penyakit tersebut?” Eksplorasi: Guru memberikan pengertian tentang Protista dan mengajak siswa untuk menyebutkan kelompok Protista. Guru memberikan materi tentang pengelompokan protozoa, ciriciri protozoa, dan peranan protozoa. Elaborasi: Guru mengajak siswa bermain ular tangga untuk memperdalam materi. Guru mengajak siswa untuk duduk berkelompok. Setiap kelompok terdiri dari 4 orang.
Nilai Karakter
Kerja keras Rasa ingin tahu Komunikatif Tanggung jawab Toleransi
Kerja keras Rasa ingin tahu Komunikatif Tanggung jawab Jujur Toleransi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
67
Guru memberikan pengarahan/me mbacakan aturan tentang cara bermain ular tangga. Guru memandu siswa bermain ular tangga. Konfirmasi: Guru bersama siswa menyimpulkan hal-hal yang belum diketahui dari hasil bermain ular tangga. Guru menjelaskan tentang hal-hal yang belum diketahui.
Penutup 5 menit
Penghargaan
Kerja keras Rasa ingin tahu Komunikatif Tanggung jawab Jujur
Guru mengajak siswa untuk menyimpulkan hasil bermain ular tangga dilihat dari materi tentang pengelompokan protozoa, ciri-ciri protozoa, dan peranan protozoa.
Kerja keras Rasa ingin tahu Komunikatif Tanggung jawab Jujur Toleransi
Kegiatan Guru dan Siswa Guru memberi pengantar kepada siswa untuk melihat pemahaman siswa dan hasil belajar dari pertemuan 2 dengan memberikan tes
Nilai Karakter
Pertemuan 3 (1 x 45 menit) Kegiatan (Waktu)
Fase
Melakukan Pendahuluan apersepsi, 5 menit menyampaikan tujuan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
68
evaluasi.
Inti 35 menit
Akhir 5 menit
H.
Menyampaikan masalah.
Penghargaan
Guru memberikan Kerja keras soal evaluasi Tanggung kepada siswa dan jawab meminta siswa Jujur untuk mengerjakan soal tersebut dalam waktu 35 menit. Guru memberikan ucapan terima kasih kepada siswa dan memberikan tugas untuk membaca materi Protista mirip jamur dan alga.
Sumber Belajar 1.
Aryulina, Diah; C. Muslim; S. Manaf. 2010. Biology 1A for Senior High School Grade X Semester 1. Jakarta: Esis.
2.
Suwarno. 2009. Panduan Pembelajaran Biologi: Untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional. Hal: 51-59.
3.
Anshori, Moch; D. Martono. 2009. Biologi 1: Untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)-Madrasah Aliyah (MA) Kelas X. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional. Hal: 107-123.
4.
Pratiwi, D.A. & Maryati, Sri., 2012, Biologi untuk SMA/MA Kelas X, Jakarta: Erlangga.
5. I.
Pertanyaan untuk bermain ular tangga.
Alat dan Bahan Media power point, LCD, Laptop, Papan bermain ular tangga, dadu, pion/bidak.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
J.
69
Penilaian Jenis Penilaian: Pretes, Tes Evaluasi I, Tes Evaluasi II, dan Skor dari Permainan Ular Tangga. Instrumen
: Soal, Kunci Jawaban
Yogyakarta, 08 Oktober 2012 Mengetahui, Guru Bidang Studi Biologi
Pradhipta Septi H., S.Pd., Si.
Praktikan
Tri Liniarti 09143404
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Lampiran 3 SILABUS KEGIATAN PEMBELAJARAN SIKLUS II SEKOLAH MATA PELAJARAN KELAS/SEMESTER STANDAR KOMPETENSI ALOKASI WAKTU Kompetensi Materi Dasar Pembelajaran 2. 3 Pengelompokan protista Menyajikan menyerupai jamur ciri-ciri dan protista umum filum menyerupai dalam tumbuhan/alga kingdom Ciri-ciri protista protista dan menyerupai jamur peranannya dan protista menyerupai bagi tumbuhan/alga kehidupan Peranan protista menyerupai jamur dan protista menyerupai tumbuhan/alga
: SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 11 YOGYAKARTA : BIOLOGI : X (SEPULUH)/I : 2. Memahami prinsip-prinsip pengelompokan makhluk hidup : 5 45 menit Kegiatan Alokasi Indikator Penilaian Pembelajaran waktu 7 45 Pengantar Menjelaskan Jenis tagihan: menit materi pengelompokan 1. Uji protista kompetensi Tanya jawab tertulis Menjelaskan ciri Diskusi 2. Penilaian dari masinguntuk keaktifan masing kelompok mendalami siswa protista materi menyerupai jamur Instrumen protista dan protista penilaian: dengan menyerupai 1. Lembar bermain ular tumbuhan observasi tangga. keaktifan Menjelaskan Penugasan siswa Peranan dari melalui LKS 2. Soal tes masing-masing kelompok protista menyerupai hewan
70
Alat/Bahan/Sumber Belajar Sumber : Buku Biologi kelas X yang relevan, buku lain yang berkaitan dengan materi protista, handout, LKS, internet Alat Laptop, viewer, alat tulis Bahan Papan permainan ular tangga, bidak, dadu, kartu soal, kartu jawab.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Lampiran 4 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SIKLUS II Satuan Pendidikan : SMA Negeri 11 Yogyakarta Mata Pelajaran
: Biologi
Kelas / Semester
:X/I
Alokasi Waktu
: 2 x pertemuan
A.
Standar Kompetensi 2.
B.
Memahami prinsip-prinsip pengelompokan makhuk hidup.
Kompetensi Dasar 2.2. Menyajikan ciri-ciri umum filum dalam Kingdom Protista dan peranannya bagi kehidupan.
C.
Indikator
Kognitif Produk 1. Menjelaskan pengelompokan Protista mirip jamur dan alga 2. Menjelaskan ciri dari masing-masing kelompok Protista mirip jamur dan alga 3. Menjelaskan peranan dari masing-masing kelompok protozoa Protista mirip jamur dan alga
Kognitif Proses 1. Mengidentifikasi pengelompokan Protista mirip jamur dan alga 2. Menganalisis ciri dari masing-masing kelompok Protista mirip jamur dan alga 3. Mengidentifikasi peranan dari masing-masing kelompok Protista mirip jamur dan alga
Psikomotor Memainkan permainan ular tangga dan menjawab pertanyaan dengan benar.
Afektif Karakter 1. Berani menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru. 2. Berani bertanya tentang materi yang tidak diketahui dengan jelas. 3. Jujur pada saat mengerjakan soal pretes dan soal evaluasi siklus I.
71
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
72
Afektif Sosial Berdiskusi kelompok dengan semangat kerja dan saling menghargai pendapat teman.
D.
Tujuan Pembelajaran
Kognitif Produk 1. Setelah berdiskusi, bertanya dan menjawab, serta bermain ular tangga, siswa dapat menjelaskan pengelompokan Protista mirip jamur dan alga 2. Setelah berdiskusi, bertanya dan menjawab, serta bermain ular tangga, siswa dapat menjelaskan ciri dari masing-masing kelompok Protista mirip jamur dan alga 3. Setelah berdiskusi, bertanya dan menjawab, serta bermain ular tangga, siswa dapat menjelaskan peranan dari masing-masing kelompok Protista mirip jamur dan alga
Kognitif Proses 1. Setelah mengerjakan LKS dan bermain ular tangga, siswa dapat mengidentifikasi pengelompokan Protista mirip jamur dan alga. 2. Setelah mengerjakan LKS dan bermain ular tangga, siswa dapat mengidentifikasi peranan dari masing-masing kelompok Protista mirip jamur dan alga. 3. Setelah mengerjakan LKS dan bermain ular tangga, siswa dapat menganalisis ciri dari masing-masing kelompok Protista mirip jamur dan alga.
Psikomotor Siswa dapat memainkan permainan ular tangga dengan media yang sudah dibuat dan disiapkan.
Afektif Karakter 1. Melalui kegiatan yang dirancang guru, siswa dapat mengerjakan LKS dengan serius. 2. Dengan mengerjakan soal pretest dan postest, siswa belajar jujur jujur. 3. Dengan menggunakan permainan ular tangga, siswa berani dan percaya diri dalam bertanya dan menjawab pertanyaan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
73
Afektif Sosial Melalui kegiatan yang dirancang guru, siswa mampu berdiskusi kelompok dalam permainan ular tangga dengan semangat kerja dan saling menghargai pendapat teman.
E.
Materi Pembelajaran
Pengelompokan Protista menyerupai jamur dan alga
Ciri-ciri Protista menyerupai jamur dan alga
Peranan Protista menyerupai jamur dan alga dalam kehidupan manusia
F.
Model dan Metode Pembelajaran Model Pembelajaran : Pembelajaran Kooperatif Metode Pembelajaran :Informasi
interaktif,
Diskusi,
Penugasan,
Permainan Edukatif Ular Tangga F.
Model dan Metode Pembelajaran Model Pembelajaran : Pembelajaran Kooperatif Metode Pembelajaran :Informasi interaktif, Diskusi, Permainan Edukatif Ular Tangga
G.
Kegiatan Pembelajaran Pertemuan 1 (2 x 45 menit) Kegiatan (Waktu)
Fase
Melakukan apersepsi, Pendahuluan menyampaikan 5 menit tujuan, dan memotivasi siswa.
Kegiatan Guru dan Siswa
Nilai Karakter
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. Guru mengingatkan kembali materi yang telah dipelajari pada pertemuan sebelumnya. Guru menanyakan kepada siswa “Siapa yang belum pernah makan agar-agar?; terbuat dari apakah agar-agar tersebut?” Eksplorasi: Guru mengajak Kerja siswa untuk keras Rasa menyebutkan ingin contoh-contoh Protista mirip jamur tahu
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Inti (80 menit)
Penutup 5 menit
Menyampaikan masalah, mengorganisasika n siswa, membimbing siswa, evaluasi.
Penghargaan
dan protista mirip tumbuhan yang dikenal siswa. Guru memberikan materi tentang Protista mirip jamur dan Protista mirip tumbuhan. Elaborasi: Guru mengajak siswa bermain ular tangga untuk memperdalam materi. Guru mengajak siswa untuk duduk berkelompok. Setiap kelompok terdiri dari 3 orang. Guru memberikan pengarahan/memba cakan aturan tentang cara bermain ular tangga. Guru memandu siswa bermain ular tangga. Konfirmasi: Guru bersama siswa menyimpulkan halhal yang belum diketahui dari hasil bermain ular tangga. Guru menjelaskan tentang hal-hal yang belum diketahui.
Guru mengajak siswa untuk menyimpulkan hasil bermain ular tangga dilihat dari materi tentang Protista mirip jamur dan Protista mirip tumbuhan.
74
Komunik atif Tanggun g jawab Toleransi
Kerja keras Rasa ingin tahu Komunik atif Tanggun g jawab Jujur Toleransi
Kerja keras Rasa ingin tahu Komunik atif Tanggun g jawab Jujur Kerja keras Rasa ingin tahu Komunik atif Tanggun g jawab Jujur Toleransi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
75
Pertemuan 2 (1 x 45 menit)
Kegiatan (Waktu)
Pendahuluan 5 menit
Inti 35 menit
Akhir 5 menit
H.
Fase
Melakukan apersepsi, menyampaikan tujuan.
Memnyampaikan masalah.
Penghargaan
Kegiatan Guru dan Siswa
Nilai Karakter
Guru memberi pengantar kepada siswa untuk melihat pemahaman siswa dan hasil belajar dari pertemuan 2 dengan memberikan tes evaluasi. Guru memberikan Kerja soal evaluasi kepada keras siswa dan meminta Tanggung siswa untuk jawab mengerjakan soal Jujur tersebut dalam waktu 35 menit. Guru memberikan ucapan terima kasih kepada siswa dan mengakhiri Bab 5 materi Protista.
Sumber Belajar 1.
Aryulina, Diah; C. Muslim; S. Manaf. 2010. Biology 1A for Senior High School Grade X Semester 1. Jakarta: Esis.
2.
Suwarno. 2009. Panduan Pembelajaran Biologi: Untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional. Hal: 51-59.
3.
Anshori, Moch; D. Martono. 2009. Biologi 1: Untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)-Madrasah Aliyah (MA) Kelas X. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional. Hal: 107-123.
4.
Pratiwi, D.A. & Maryati, Sri., 2012, Biologi untuk SMA/MA Kelas X, Jakarta: Erlangga.
5.
Pertanyaan untuk bermain ular tangga.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
I.
76
Alat dan Bahan Media power point, LCD, Laptop, Papan bermain ular tangga, dadu, pion/bidak.
J.
Penilaian Jenis Penilaian: Pretes, Tes Evaluasi I, Tes Evaluasi II, dan Skor dari Permainan Ular Tangga. Instrumen
: Soal, Kunci Jawaban
Yogyakarta, 08 Oktober 2012 Mengetahui, Guru Bidang Studi Biologi
Pradhipta Septi H., S.Pd., Si.
Praktikan
Tri Liniarti 091434045
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Lampiran 5 LEMBAR KERJA SISWA SIKLUS I (PEKERJAAN RUMAH)
1.
Nama
:_____________________
No/Kelas
: ____________________
Dari bagan di bawah ini, jelaskan siklus hidup Plasmodium sp. di dalam tubuh nyamuk Anopheles dan di dalam tubuh manusia!
77
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
78
2.
Lengkapilah bagian-bagian dari struktur tubuh paramecium di bawah ini!
3.
Sebutkan dan jelaskan 10 peranan (merugikan dan menguntungkan) Protozoa dalam kehidupan manusia!
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
HASIL PEKERJAAN LKS
79
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
80
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
81
JAWABAN LEMBAR KERJA SISWA 1 1.
Siklus hidup Plasmodium : Fase dalam tubuh manusia (fase aseksual) Apabila nyamuk Anopheles betina menggigit manusia (1), melalui air liur, sporozoid Plasmodium yang berbentuk pipih dan bergerak masuk ke dalam tubuh. Sporozoid mengikuti aliran darah dan mencapai sel-sel hati atau sistem limfa (2). Dalam sel-sel hati, sporozoid membelah membentuk sel-sel baru yang disebut merozoid (3). Merozoid dapat menginfeksi sel-sel hati yang lain dan menyerang eritrosit. Eritrosit yang diserang merozoid akan pecah. Merozoid akan membelah dengan sangat cepat, sehingga banyak sekali eritrosit yang pecah (4). Pada saat inilah penderita akan mengalami anemia. Fase dalam tubuh nyamuk (fase seksual) Pada saat penderita digigit nyamuk kembali, merozoid akan terhisap nyamuk (6). Di dalam tubuh nyamuk, merozoid tumbuh menjadi sel penghasil gamet atau gametosit (7). Ada dua macam gametosit, yaitu makrogametosit atau penghasil gamet betina dan penghasil mikrogametosit atau penghasil gamet jantan (8). Peleburan kedua gamet ini akan menghasilkan zigot yang terjadi pada usus nyamuk. Zigot yang terbentuk akan menembus dinding usus nyamuk. Dalam dinding usus nyamuk, zigot tumbuh menjadi oosit (kista berdinding tebal). Oosit akan berkembang menjadi sporozoid yang banyak sekali dan bergerak menuju kelenjar liur nyamuk (9). Jika nyamuk ini menggigit orang yang sehat maka dimulailah siklus hidup Plasmodium.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2.
Paramecium dan bagian-bagiannya:
3.
Peranan merugikan dan menguntungkan Protozoa a. Peranan Menguntungkan
82
Protozoa yang hidup di air tawar dan air laut merupakan zooplankton. Zooplankton merupakan sumber makanan bagi udang, ikan, kepiting yang menjadi bahan makanan bagi manusia;
Foraminifera yang telah mati, kerangkanya
sebagai petunjuk
adanya minyak bumi;
Ada Protozoa yang memangsa bakteri, sehingga berperan untuk mengontrol bakteri;
Radiolaria, kerangkanya jika mengendap di dasar laut menjadi tanah radiolaria yang dapat digunakan sebagai bahan penggosok.
b.
Peranan Merugikan
Toxoplasma gondii, penyebab toksoplasmosis;
Plasmodium sp, penyebab penyakit malaria;
Trypanosoma
gambiense
dan
Trypanosoma
rhodosiense,
penyebab penyakit tidur;
Leishmania sp, penyebab penyakit kalaazar;
Trichomonas vaginalis, penyebab penyakit pada alat kelamin wanita;
Entamoeba histolytica, penyebab penyakit disentri.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Lampiran 6
LEMBAR KERJA SISWA II (PEKERJAAN RUMAH) a.
Lengkapilah Tabel di bawah ini! Ciri-Ciri
Euglenophyta
Alga Hijau (Chlorophyta
Alga Keemasan (Chrysophyta)
Alga Merah (Rhodophyta)
Pigmen Habitat Bentuk Talus Reproduksi: a. Aseksual b. Seksual Dinding Sel Peranan b.
Lengkapilah gambar di bawah ini dengan keterangan yang sesuai!
83
Alga Coklat (Phaeophyta)
Alga Api (Pyrrophyta)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
84
JAWABAN LEMBAR KERJA SISWA 2 a.
Tabel ciri-ciri Alga: Ciri-Ciri
Pigmen
Habitat Bentuk Talus Reproduksi: a. Aseksual
Euglenophyta Klorofil a, b, dan karotin untuk fotosintesis. Air tawar, tanah, tempat lembab
Alga Hijau (Chlorophyta Klorofil a, b, ßkarotin, xantofil.
Klorofil a, c, ßkarotin, xantofil.
90% air tawar, 10% di air laut
Air tawar dan laut,
Air laut, air tawar
Bulat, filament, lembaran
Pembelahan binner
zoospora
konjugasi
konjugasi
b. Seksual
Dinding Sel
Peranan
Alga Merah (Rhodophyta) Klorofil a, b,Fikoeritrin, Karotenoid, fikosianin
Bulat, lembaran
Tidak memiliki dinding sel Indikator pencemaran organik, produsen primer perairan
Alga Keemasan (Chrysophyta)
Berupa batang, seperti telapak tangan. Zoospore berflagella banyak Fertilisasi spermatium dan sel telur
Benang atau seperti tumbuhan tingkat tinggi Membentuk spora haploid Fertilisasi spermatium dan sel telur
selulosa
Kersik, silika
Manan dan xilan
Fitoplankton dalam perairan, Sumber makanan, suplemen (Clorella)
Asam alginate untuk pembuatan plastic, kosmetik, bahan penggosok, makanan ikan laut
Bahan agar-agar, memadatkan media bakteri, bahan kosmetik, bahan makanan
Alga Coklat (Phaeophyta)
Alga Api (Pyrrophyta)
Klorofil a, c, fukosantin, karotin, santofil
Xantofil, fikobilin, klorofil a&c
Pantai, Air laut, Air tawar
Air laut
Benang atau seperti tumbuhan tingkat tinggi Zoospora berflagel 2, fragmentasi Oogami dan isogami Terbentuk dari selulosa, asam alginat Penghasil asam alginat sebagai bahan campuran pembuatan es krim, sumber iodium
Bulat, filament Pembelahan binner Pembentukan gamet Terbentuk dari selulosa Berperan dalam rantai makanan (penyeimbang ekosistem)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
b.
Gambar Euglena dan keterangannya:
85
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
86
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
87
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Lampiran 7 PRETEST A.
KISI-KISI SOAL PRETES
B.
Mendeskripsikan ciri-ciri Protista yang menyerupai hewan, jamur, dan tumbuhan
1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 9, 12, 10, 15, 18, 19
13
Mengidentifikasi Protista yang menguntungkan dan merugikan manusia
11, 14, 17,
8, 20
C
C
4
5
Sintesis/Cipta
(aplikasi) C3
Evaluasi
C2
Analisis
C1
Penerapan
Pemahaman
(Pengetahuan)
Indikator
Ingatan
Aspek
C6
16
SOAL PRETEST 1.
2.
3.
Anggota kingdom Protista yang bersifat uniseluler berbeda dengan Eubacteria dan Archaebacteria tertutama karena Protista bersifat… a. prokariot b. eukariot c. autotrof d. heterotrof e. aerob Ciri-ciri dari Protista adalah… a. Prokariot, eukariot, uniseluler b. Eukariot, uniseluler, multiseluler c. Uniseluler, multiseluler, memiliki beberapa jaringan d. Prokariot, eukariot, uniseluler, multiseluler e. Prokariot, eukariot, uniseluler, multiseluler, memiliki beberapa jaringan Myxomycota merupakan Protist mirip jamur dan memiliki sifat seperti Amoeba karena… a. dapat bergerak dengan kaki semu b. dapat bergerak dengan silia c. bersifat saprofit d. menghasilkan lendir e. tidak memiliki klorofil 88
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
89
Ciri yang membedakan protista dengan monera adalah .... a. Bersifat prokariota-Bersifat eukariota b. Bersel banyak-Bersel satu c. Bersifat eukariota-Bersifat prokariota d. Memiliki jaringan-Berupa sel atau koloni e. Dapat berfotosintesis-Semua bersifat heterotrof Jamur lendir memperoleh makanan dengan cara… a. parasit b. saprofit c. predator fagosit d. fotoautotrof e. kemoautotrof Yang bukan merupakan contoh Protozoa (Protista mirip hewan) adalah… a. Amoeba, Stentor, Plasmodium b. Amoeba, Plasmodium, Trypanosoma c. Stentor, Plasmodium, Trypanosoma d. Stentor, Trypanosoma, Foraminifera e. Plasmodium, Trypanosoma, Saprolegnia sp Alga memiliki pigmen warna yang digunakan untuk….. a. Fotosintesis b. Sitesis protein c. Respirasi sel d. Reproduksi e. Cadangan makanan Jenis Protista yang banyak dimanfaatkan dalam pembuatan agar-agar adalah…. a. Alga cokelat b. Alga merah c. Alga hijau d. Alga keemasan e. Diatom Reproduksi seksual pada alga merah akan membentuk gamet jantan dan gamet betina yang disebut…. a. Spermatium dan oogonium b. Spermatogonium dan karpogonium c. Spermatosit dan oosit d. Spermatium dan karpogonium e. Spermatogonium dan oogonium Alga cokelat memiliki pigmen cokelat yang disebut….. a. Fikoeritrin b. Karoten c. Santofil d. Fukosantin e. Klorofil Penyakit malaria disebabkan oleh …. a. Trypanosoma b. Entamoeba
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
90
c. Didinium d. Plasmodium e. Toxoplasma Euglena sp. dapat dikatakan mirip tumbuhan dan mirip hewan. Hal berikut yang menyatakan bahwa Euglena mirip tumbuhan adalah.. a. memiliki flagel b. memiliki vakuola makanan c. memiliki kloroplas d. tidak memiliki dinding sel e. memiliki membran inti Perkembangbiakan secara aseksual pada Paramaecium melalui cara …. a. pembentukan tunas b. konjugasi c. membelah diri/ pembelahan biner d. transduksi e. isogami Balantidium coli merupakan Protozoa dan masuk dalam kelas Ciliata. Dapat menyebabkan diare karena hidup parasit pada tubuh manusia, yaitu pada organ …. a. hati b. usus besar c. lambung d. saluran pencernaan e. usus halus Pigmen yang sangat dominan pada phylum Phaeophyta adalah …. a. fukosantin b. fikosianin c. karoten d. klorofil e. fikoeritrin Protista mirip tumbuhan yang salah satu anggotanya apabila populasinya meledak menyebabkan gelombang merah (red tide) berasal dari phylum …. a. Euglenophyta b. Apicomplexa c. Actinopoda d. Dinoflagellata e. Rhodophyta Protista yang merupakan penyebab penyakit tidur adalah …. a. Trypanosoma brucei b. Leishmania tropica c. Entamoeba histolitica d. Trichomonas vaginalis e. Entamoeba dysentriae Phylum Rhizopoda bergerak menggunakan …. a. silia b. pseudopodia/kaki semu
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
19.
20.
C.
JAWABAN SOAL PRETEST 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.
D.
c. flagela d. flagela ampitrik e. bulu getar Contoh Protista yang memiliki ciri-ciri seperti anggota hewan, kecuali …. a. Paramaecium b. Spirullina c. Trypanosoma d. Plasmodium e. Amoeba Berikut adalah contoh spesies dari kingdom Protista yang memiliki manfaat sebagai alat gosok dan bahan pembuat cat, yaitu …. a. Gracilaria b. Eucheuma c. Gellidium d. Diatom e. Chlorella
B B A C C E A B D D
11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20.
D C C B A E A B B D
PEDOMAN PENILAIAN Total skor adalah 100 : Soal Obyektif Pilihan Ganda Total skor
= jumlah jawaban benar x 4 = 20 x 4 = 100
91
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
E.
HASIL PRETES
92
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
93
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
94
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
95
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Lampiran 8 EVALUASI SIKLUS I A.
KISI-KISI SOAL EVALUASI SIKLUS I
B(2)
Menjelaskan ciriciri kelompok protista menyerupai hewan
A(1), A(9), A(3),
Menjelaskan
A(5), A(8), A(4),
Peranan
A(11) , B(1)
C3
C4
C5
C6
B(4)
A(6)
(aplikasi)
Sintesis/Cipta
Menjelaskan pengelompokan protista menyerupai hewan
Evaluasi
C2
Analisis
C1
Penerapan
Indikator
Pemahaman
Ingatan
(Pengetahuan)
Aspek
A(2)
A(7), C(2)
dari A(10),
B(5)
A(12),
masing-masing
B(3),
kelompok protista
C(1)
menyerupai hewan
B.
SOAL EVALUASI SIKLUS I A. Berilah tanda silang pada huruf di depan jawaban yang benar! (Skor 12) 1. Contoh Protista yang memiliki ciri-ciri seperti anggota hewan, kecuali …. a. Paramaecium b. Spirullina c. Trypanosoma d. Plasmodium e. Amoeba
96
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
97
2. Reproduksi aseksual pada Plasmodium berlangsung di dalam tubuh manusia, yaitu di dalam… a. plasma darah b. leukosit c. eritrosit d. trombosit e. mukosa usus 3. Ciri-ciri dari Protista adalah… a. Eukariot, uniseluler, multiseluler b. Uniseluler, multiseluler, memiliki beberapa jaringan c. Prokariot, eukariot, uniseluler, multiseluler d. Prokariot, eukariot, uniseluler, multiseluler, memiliki beberapa jaringan e. Prokariot, eukariot, uniseluler 4. Berikut ini adalah Protozoa yang merugikan bagi manusia, kecuali… a. Entamoeba histolytica b. Lieshmania sp. c. Taxoplasma gondii d. Foraminifera e. Plasmodium sp. 5. Balantidium coli dapat menyebabkan penyakit diare pada manusia. Protozoa tersebut hidup di dalam … a. usus halus b. usus besar c. lambung d. saluran pencernaan e. hati 6. Seorang siswa mengamati air kolam dengan menggunakan mikroskop. Dalam pengamatannya, ia menemukan organisme yang berbentuk seperti sandal, memiliki kaki-kaki kecil di seluruh permukaan tubuhnya, berwarna bening dan bergerak dengan lincah. Berdasarkan ciri-ciri tersebut, organisme yang ditemukan adalah Protista menyerupai… a. hewan b. tumbuhan c. jamur d. hewan atau tumbuhan e. hewan atau jamur 7. Ciri yang membedakan Protista dengan Monera adalah .... a. Protista bersifat prokariota-Monera bersifat eukariota b. Protista bersel banyak- Monera bersel satu c. Protista bersifat eukariota- Monera bersifat prokariota d. Protista memiliki jaringan- Monera berupa sel atau koloni e. Protista dapat berfotosintesis- Monera semua bersifat heterotrof
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
98
8. Penyakit malaria disebabkan oleh …. a. Trypanosoma b. Entamoeba c. Didinium d. Plasmodium sp. e. Toxoplasma 9. Perkembangbiakan secara aseksual pada Paramaecium melalui cara …. a. pembentukan tunas b. konjugasi c. membelah diri/ pembelahan biner d. transduksi e. isogami 10.Protista yang merupakan penyebab penyakit tidur adalah …. a. Trypanosoma brucei b. Leishmania tropica c. Entamoeba histolitica d. Trichomonas vaginalis e. Entamoeba dysentriae 11. Phylum Rhizopoda bergerak menggunakan …. a. silia b. pseudopodia/kaki semu c. flagella d. flagela ampitrik e. bulu getar 12. Protozoa berperan penting dalam menyeimbangkan lingkungan, yaitu untuk… a. mengontrol jumlah bakteri b. mengontrol jumlah nyamuk c. mengontrol jumlah zooplankton d. mengontrol jumlah bentos e. mengontrol perairan
B. Lengkapilah pernyataan di bawah ini! (Skor 15) 1. Dalam klasifikasi, Protista merupakan kingdom tersendiri. Anggota Protista memiliki ciri: inti selnya memiliki_______________________, dilihat dari banyaknya sel bersifat multiseluler dan ________________________ serta dilihat dari tingkat organisasinya bersifat _____________________. 2. Protozoa dibagi menjadi empat kelas berdasarkan alat geraknya yaitu kelas ______________________________, __________________________, __________________________, dan kelas __________________ tidak memiliki alat gerak. 3. Protozoa yang hidup di air merupakan __________________________ dan _______________________. Protozoa ini digunakan sebagai sumber makanan bagi hewan air seperti kepiting, udang, dan ikan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
99
4. Protozoa merupakan Protista yang digolongkan menurut alat geraknya. Salah satu kelas Protozoa tidak memiliki alat gerak yaitu ____________________. Ciri utamanya adalah pada salah satu tahapan siklus hidupnya memiliki bentuk ___________________. 5. Nyamuk _____________________ betina dapat menularkan penyakit _________________ melalui gigitannya. Air liur nyamuk ini mengandung _________________ yang akan masuk ke dalam tubuh manusia yang digigit dan di dalam sel hati berkembang menjadi merozoit yang akan menyerang sel ________________________.
C. Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan jelas! (Skor 8) 1. Nyamuk Anopheles betina menularkan penyakit malaria melalui gigitannya pada tubuh manusia. Jelaskan secara singkat bagaimana siklus hidup Plasmodium sp. di dalam tubuh nyamuk maupun di dalam tubuh manusia sehingga dapat menimbulkan penyakit! 2. Gambarkan struktur tubuh dari Paramecium sp. dan berilah keterangan bagian-bagiannya!
C.
JAWABAN SOAL EVALUASI I I.
PILIHAN GANDA 1. 2. 3. 4.
II.
5. 6. 7. 8.
B A C D
9. 10. 11. 12.
C A B A
ISIAN SINGKAT\ 1. 2. 3. 4. 5.
III.
B C A D
membran inti; uniseluler; eukariot flagellate; rhizopoda; ciliate; sporozoa zooplankton; bentos sporozoa; spora Anopheles; malaria; sporozoit; darah merah
URAIAN 1. Nyamuk Anopheles betina menyuntikkan sporozit/sporozoit ke dalam tubuh manusia melalui gigitannya. Di dalam tubuh manusia, sporozoit akan masuk ke dalam darah dan menuju ke sel-sel hati. Di dalam sel-sel hati, sporozoit akan membelah membentuk merozoit. Merozoit ini akan menyerang dan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2.
D.
menginfeksi eritrosit dan membentuk gametosit. gametosit tidak dapat menghasilkan gamet jika berada di dalam tubuh manusia. Ketika nyamuk Anopheles menggigit manusia yang terinfeksi, maka gametosit akan masuk ke dalam tubuh nyamuk kembali dan menghasilkan gamet. Di dalam tubuh nyamuk, gamet akan menghasilkan mikrogamet dan makrogamet yang melebur menjadi zigot dan menembus dinding usus nyamuk. Di dalam dinding nyamuk, zigot akan menjadi oosit; oosit membentuk sporozoit yang akan menuju air liur nyamuk. Pada saat menggigit, sporozoit akan menginfeksi tubuh manusia. Paramecium sp.
PEDOMAN PENILAIAN Total skor adalah 100 : 1.
Soal Obyektif I ( Pilihan Ganda ) Total skor = 12
2.
100
Soal Obyektif II ( Isian Singkat) Nomor Soal
Skor
1
3
2
4
3
2
4
2
5
4 Total Skor = 15
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
3.
Soal Esai Nomor 1 skor 4 Nomor 2 skor 4 Total Skor : 12 + 15 + 8 = 35 Nilai
= 35 : 3,5 = 10 (x 10) = 100
101
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
E.
HASIL EVALUASI SIKLUS I
102
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
103
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
104
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
105
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
106
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
107
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Lampiran 9 EVALUASI SIKLUS II A.
KISI-KISI SOAL EVALUASI II
Menjelaskan pengelompokan protista
B2, B3
Menjelaskan ciri dari masing-masing kelompok protista menyerupai jamur dan protista menyerupai tumbuhan
A5,
Sintesis/Cipta
(aplikasi)
C4
C5
C6
B1
A7, A4, A6, A8,
A9, B5
A11,
A12,
C1
Menjelaskan Peranan dari A2, A3 masing-masing
C3
Evaluasi
C2
Analisis
C1
Penerapan
Indikator
Pemahaman
Ingatan
(Pengetahuan)
Aspek
A1, C2
A10 , B4
kelompok
protista menyerupai hewan.
B.
SOAL EVALUASI SIKLUS II
A. Berilah tanda silang pada huruf di depan jawaban yang benar! (Skor 12) 1. Salah satu manfaat Protista yang menyerupai jamur adalah… a. sebagai bahan makanan b. menghasilkan antibiotik c. pembusuk bahan organik di perairan d. dapat diolah menjadi makanan suplemen e. membasmi hama 2. Agar-agar dapat dibuat dari ekstrak ganggang genus… a. Eucheuma b. Oedogonium c. Chlorella d. Fucus e. Ulva 3. Tanah diatom merupakan endapan dari… a. ganggang biru b. ganggang hijau 108
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
109
c. ganggang merah d. ganggang cokelat e. ganggang keemasan 4. Alga memiliki pigmen warna yang digunakan untuk….. a. Fotosintesis b. Sitesis protein c. Respirasi sel d. Reproduksi e. Cadangan makanan 5. Tempat penyimpanan cadangan makanan pada alga adalah… a. Selulosa b. Gumi c. Pirenoid d. Xilan e. Manan 6. Reproduksi seksual pada alga merah akan membentuk gamet jantan dan gamet betina yang disebut…. a. Spermatium dan oogonium b. Spermatogonium dan karpogonium c. Spermatosit dan oosit d. Spermatium dan karpogonium e. Spermatogonium dan oogonium 7. Alga cokelat memiliki pigmen cokelat yang disebut….. a. Fikoeritrin b. Karoten c. Santofil d. Fukosantin e. Klorofil 8. Euglena sp dapat dikatakan mirip tumbuhan dan mirip hewan. Hal berikut yang menyatakan bahwa Euglena mirip tumbuhan adalah.. a. memiliki flagel b. memiliki vakuola makanan c. memiliki kloroplas d. tidak memiliki dinding sel e. memiliki membran inti 9. Pigmen yang sangat dominan pada phylum Phaeophyta adalah …. a. fukosantin b. fikosianin c. karoten d. klorofil e. fikoeritrin 10. Protista mirip tumbuhan yang salah satu anggotanya apabila populasinya meledak menyebabkan gelombang merah (red tide) berasal dari phylum …. a. Euglenophyta b. Apicomplexa c. Actinopoda d. Dinoflagellata e. Phyrrophyta
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
110
11. Myxomycota merupakan Protista mirip jamur dan memiliki sifat seperti Amoeba karena… a. dapat bergerak dengan kaki semu b. dapat bergerak dengan silia c. bersifat saprofit d. menghasilkan lendir e. tidak memiliki klorofil 12. Jamur lendir memperoleh makanan dengan cara… a. parasit b. saprofit c. predator fagosit d. fotoautotrof e. kemoautotrof B. Lengkapilah pernyataan di bawah ini! (Skor 15) 1. Protista menyerupai jamur terdiri dari dua filum yaitu _______________________ dan _______________________, dikatakan menyerupai jamur karena _____________________. 2. Protista yang menyerupai tumbuhan dikelompokkan berdasarkan ciricirinya, antara lain adalah adanya dinding sel, bentuk cadangan makanan, dan pigmen domain. Protista tersebut dikelompokkan menjadi ________ kelompok yaitu _________________________, __________________________, __________________________, __________________________, __________________________, dan _______________________. 3. Protista menyerupai jamur yang parasit dikelompokkan dalam _______________________. 4. Protista mirip tumbuhan banyak yang memberikan peran menguntungkan bagi manusia. Sebagai contoh adalah ____________________________ yang dapat digunakan sebagai penghasil yodium untuk obat penyakit gondok dan ________________ sebagai sumber makanan suplemen bergizi tinggi. 5. Pada ganggang, reproduksinya terjadi dengan cara seksual dan aseksual. Reproduksi aseksual dengan cara pembelahan _______________, fragmentasi, dan pembentukan ____________. C. Jawablah pertanyaann di bawah ini dengan jelas! (Skor 8) 1. Gambarkan struktur tubuh dari Euglena dan berilah keterangan bagianbagiannya! 2. Sebutkan dan jelaskan tiga peranan alga yang merugikan dan menguntungkan bagi manusia!
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
C.
111
JAWABAN EVALUASI SIKLUS II I.
II.
PILIHAN GANDA 1.
C
5.
C
9.
A
2.
A
6.
D
10.
E
3.
E
7.
D
11.
A
4.
A
8.
C
12.
C
ISIAN SINGKAT 1.
Myxomycota ; Oomycota
2.
Euglenophyta;
Pyrrophyta;
Rhodophyta; dan Chrysophyta 3.
Myxomycota
4.
Laminaria digitalis; Chlorella
5.
biner; spora
III. URAIAN 1. Gambar struktur tubuh Euglena
Chlorophyta;
Phaeophyta;
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2.
112
Alga yang merugikan :
Alga Api/Phyophyta memiliki senyawa yang bersifat toksin dan dapat menyebabkan keracunan. dalam jumlah yang banyak
(blooming),
dapat
menyebabkan
kematian
organisme laut.
Alga cokelat: Sargassum muticum: pertumbuhan yang banyak menjadi gulma bagi perairan laut.
Alga yang menguntungkan:
Alga
hijau/Chlorophyta
:
sebagai
produsen
dalam
ekosistem. Chlorella digunakan sebagai sumber suplemen makanan; Ulva sebagai sayuran/makanan.
Alga keemasan : tanah diatom dari Diatome dapat digunakan sebagai bahan peledak, campuran semen, dan bahan penggosok.
Alga Merah: Eucheuma dan Gellidium menghasilkan gelatin sebagai bahan agar-agar.
Alga cokelat: Laminaria digitalis sebagai penghasil yodium; Macrocystis pyrifera sebagai penghasil asam alginate dan pengental es krim.
D.
PEDOMAN PENILAIAN Total skor adalah 100 : 1.
Soal Obyektif I ( Pilihan Ganda ) Total skor = 12
2.
Soal Obyektif II ( Isian Singkat) Nomor Soal
Skor
1
3
2
7
3
1
4
2
5
2 Total Skor = 15
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
3.
Soal Esai Nomor 1 skor 4 Nomor 2 skor 4 Total Skor : 12 + 15 + 8 = 35 Nilai
= 35 : 3,5 = 10 (x 10) = 100
113
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
E.
HASIL EVALUASI
114
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
115
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
116
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
117
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Lampiran 10 PERMAINAN EDUKATIF ULAR TANGGA A.
B.
PERALATAN 1.
Beberan (Modifikasi dari Ular tangga)
2.
Tanda Pemain/Pion/Bidak
3.
Penentu Langkah/Dadu
4.
Kartu Soal
5.
Kartu Jawab
6.
Lembar Skoring
CARA BERMAIN 1.
Beberan digantung di depan kelas, kartu soal dan kartu jawab diletakkan di meja dalam keadaan tertutup.
2.
Siswa dibentuk dalam kelompok, jumlah anggota kelompok siklus I dan II berbeda. Siklus I setiap kelompok terdiri dari 4 siswa, siklus II setiap kelompok terdiri dari 3 siswa.
3.
Pemain diambil dari masing-masing kelompok yang ada secara bergiliran, setiap kelompok diwakili oleh 1 pemain dan maju ke depan disamping ular tangga.
4.
Masing-masing pemain mengambil undian untuk menentukan siapa yang menjalankan permainan pertama kali.
5.
Setiap
pemain
wakil
dari
kelompok
mengambil
tanda
pemain/pion/bidak sesuai gilirannya. 6.
Pemain mengocok dadu dan menjatuhkannya di atas meja, permukaan atas dadu menunjukkan berapa langkah pemain maju meletakkan pionnya. Kemudian mengambil soal sesuai nomor urut dan menjawab pertanyaan.
7.
Apabila tidak dapat menjawab pertanyaan, wakil dari kelompok tersebut dapat bertanya kepada anggota kelompoknya. Apabila kelompokya tidak dapat menjawab, maka dilempar ke kelompok yang lain.
8.
Untuk mengecek apakah jawabannya benar maka dapat dibuka kartu jawab yang sesuai dengan nomor soalnya.
118
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
9.
119
Apabila langkah pemain mata pionnya jatuh pada gambar Euglena bertangga, maka pemain boleh naik ke ujung tangga. Apabila pemain mata pionnya jatuh pada gambar Euglena dengan ekor ular, maka pemain harus menurunkan mata pionnya ke kepala ular.
10.
Waktu menjawab pertanyaan setiap pemain dibatasi 8 kali hitungan (8 detik).
11.
Skor diberikan pada pemain atau siswa lain yang menjawab benar dan dicatat pada lembar skoring.
12.
Permainan diulang sesuai nomor urut hasil undian.
13.
Nomor pemain yang sudah pernah memainkan diambil agar pengundian tidak berulang.
Akhir Permainan Didasarkan pada:
Waktu yang ditentukan sudah berakir.
Sudah ada pemain wakil kelompok yang mencapai finis.
Penilaian Nilai merupakan penjumlahan dari:
Jumlah skor yang diperoleh setiap pertanyaan yang terjawab yaitu 5.
Langkah yang berhasil ditempuh.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
C.
120
BEBERAN/PAPAN ULAR TANGGA
FINISH 48
47
46
45
44
43
36
37
38
39
40
41
42
35
34
33
32
31
30
29
22
23
24
25
26
27
28
21
20
19
18
17
16
15
8
9
10
11
12
13
14
7
6
5
4
3
2
START
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
D.
121
PAPAN SKORING ULAR TANGGA
Kesempatan Menjawab 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27
SKOR Kel.1
Kel.2
Kel.3
Kel.4
Kel.5
Kel.6
Kel.7
Kel.8
Kel.9
Kel.10
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 Skor Total Langkah TOTAL
122
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
E.
SAOL DAN JAWABAN ULAR TANGGA SIKLUS 1
No. 1.
2.
3.
4. 5. 6.
7. 8.
9.
10. 11. 12. 13. 14.
123
SOAL
JAWABAN
Anggota kingdom Protista yang bersifat uniseluler berbeda dengan Eubacteria dan Archaebacteria tertutama karena Protista bersifat… Reproduksi aseksual pada Plasmodium berlangsung di dalam tubuh manusia, yaitu di dalam… Contoh Protozoa yang merugikan bagi manusia karena dapat menyebabkan penyakit disentri adalah… Balantidium coli dapat menyebabkan penyakit … Balantidium coli merupakan Protozoa yang merugikan dan hidup di dalam … Protozoa berperan penting dalam menyeimbangkan lingkungan, yaitu sebagai… Protista memiliki ciri utama yaitu…
eukariot
Perkembangbiakan secara aseksual pada Paramaecium melalui cara …. Protista yang merupakan penyebab penyakit tidur adalah … Phylum Rhizopoda bergerak menggunakan …. Dalam klasifikasi, Protista merupakan kingdom tersendiri. Anggota protista memiliki ciri antara lain inti selnya memiliki…… atau disebut……
membelah diri/pembelahan biner Trypanosoma brucei
eritrosit/ sel darah merah
Entamoeba histolytica
diare usus besar Mengontrol bakteri.
jumlah
Eukariot, uniseluler, dan multiseluler Ciri utama yang membedakan antara Monera Monera bersifat dan Protista adalah… prokariot, Protista bersifat eukariot Seorang siswa mengamati air kolam dengan hewan menggunakan mikroskop. Dalam pengamatannya, ia menemukan organisme yang berbentuk seperti sandal, memiliki kaki-kaki kecil di seluruh permukaan tubuhnya, berwarna bening dan bergerak dengan lincah. Berdasarkan ciri-ciri tersebut, hewan yang ditemukan adalah Protista menyerupai… Penyakit malaria disebabkan oleh …. Plasmodium sp.
Pseudopodia/kaki semu Membran inti/eukariot
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
15.
16.
17. 18. 19. 20. 21.
22. 23. 24.
25. 26. 27. 28.
29. 30. 31.
32.
124
Dilihat dari banyaknya sel, Protista bersifat Uniseluler/bersel satu … dan … dan multiseluler/bersel banyak Protozoa yang hidup di air dan digunakan Zooplankton dan bentos sebagai sumber makanan oleh hewan air seperti kepiting, udang, dan ikan berupa… dan … Habitat sebagian besar Protozoa adalah di … Perairan (air laut dan air tawar) Selain hidup di air, Protozoa ada juga yang tanah. hidup di… Protozoa yang tidak memiliki alat gerak Sporozoa adalah… Reproduksi seksual Protozoa adalah dengan Penyatuan inti cara… vegetative/konjugasi. Berdasarkan namanya, Protozoa berarti… Proto=pertama; zoa=hewan Hewan pertama Protozoa memiliki ukuran tubuh mikroskopis 10-200 µm (mikro yaitu berukuran antara… meter/mikron) Yang dimaksud dengan sitosma pada Mulut sel. Paramecium adalah.. Protozoa memiliki ciri khusus yaitu… Uniseluler dan heterotrofik (mengambil makanan dari MH lain) Makanan Protozoa umumnya adalah… bakteri Protozoa dimasukkan ke dalam empat kelas, Rhizopoda, Ciliata, yaitu… Flagellata, dan Sporozoa Penggolongan Protozoa berdasarkan… Alat gerak Protozoa yang bentuknya menyerupai sandal termasuk ke dalam kelas… dan bergerak menggunakan… Fungsi pseudopodia/kaki semu pada kelas Rhizopoda adalah.. Contoh hewan pada kelas Rhizopoda adalah..
Ciliata/Ciliophora; cilia/rambut getar
Alat gerak dan memangsa makanan Amoeba proteus, Globigerina Pada tubuh Paramecium, memiliki dua Alat reproduksi yaitu nucleus, yaitu mikronukleus dan pada saat konjugasi. makronukleus. Mikronukleus berfungsi sebagai… Vakuola kontraktil dalam tubuh Paramecium Mengeluarkan sisa berfungsi untuk… makanan dalam bentuk cair ke luar sel melalui membran sel.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
33. 34. 35. 36. 37. 38. 39.
40. 41.
42. 43.
44.
45.
46. 47. 48. 49.
50.
125
Inti sel Paramecium dan hewan lain Mengatur aktivitas sel. berfungsi untuk… Trikokis pada Ciliata berfungsi untuk… Mempertahankan diri dari musuh. Ciliata yang hidup parasit pada usus hewan Balantidium coli adalah… Flagellata yang hidup bersimbiosis dengan Trichonympha pada usus kecoa dan rayap adalah… campanula Sitoplasma pada Rhizopoda terdiri dari … Ektoplasma dan Endoplasma Ektoplasma dan endoplasma pada Rhizopoda Penjuluran dan penarikan berfungsi dalam… pseudopodia/kaki semu Pada saat memangsa makanan, pseudopodia Membulat, mengelilingi akan mengubah bentuk yaitu… makanan, menjadi vakuola makanan. Makanan pada Rhizopoda akan dicerna di Vakuola makanan. dalam… Pada tubuh Paramecium, memiliki dua Pertumbuhan dan nucleus, yaitu mikronukleus dan perkembangbiakan. makronukleus. Makronukleus berfungsi sebagai… Kelas Flagellata/Mastigophora bergerak Flagellum/bulu cambuk menggunakan… Ciri utama kelas Sporozoa adalah… Pada salah satu siklus hidupnya, membentuk spora Dalam tahap siklus hidup Plasmodium sp. Sporozoit penularan dari nyamuk Anopheles ke dalam tubuh manusia dalam bentuk… Di dalam sel hari, Sporozoit yang dibawa Merozoit oleh nyamuk Anopheles akan berubah menjadi… Penyebab penyakit Kala-Azar adalah… Leishmania sp. (Leishmania donovi) Penyebab penyakit toksoplasmosis adalah… Toxoplasma gondii Toxoplasma sp. sangat berbahaya bagi ibu hamil karena dapat… Jika kita memiliki hewan peliharaan Kucing di rumah, kita harus berhati-hati karena dapat membawa penyakit … melalui kotorannya. Cara memotong siklus hidup Plasmodium agar tidak menyebar adalah…
Membunuh embrio atau bayi lahir cacat. toksoplasmosis.
Mencegah adanya nyamuk dengan: mencegah adanya genangan, menutup tempat air, dsb.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
F.
126
SAOL DAN JAWABAN ULAR TANGGA SIKLUS 2 No. 1. 2. 3. 4. 5.
6.
7. 8.
9.
10. 11. 12. 13.
14.
15. 16. 17.
SOAL Myxomycota merupakan Protist mirip jamur dan memiliki sifat seperti Amoeba karena… Jamur lendir memperoleh makanan dengan cara… Salah satu manfaat Protista yang menyerupai jamur adalah… Jamur dibagi menjadi dua filum yaitu…
JAWABAN dapat bergerak dengan kaki semu predator fagosit pembusuk bahan organik di perairan Myxomycota dan Oomycota Myxomycota
Protista mirip jamur yang parasit dikelompokkan dalam filum… Protista mirip tumbuhan dikelompokkan Pigmen domain, menjadi 6 kelompok berdasarkan… komponen penyusun dinding sel, jumlah dan posisi flagellum, bentuk cadangan makanan. Reproduksi seksual pada ganggang/alga Penyatuan dua gamet dengan cara… yang berbeda jenis Reproduksi aseksual pada ganggang/alga Pembelahan biner, dengan cara… fragmentasi, dan pembentukan spora Euglena sp dapat dikatakan mirip tumbuhan Memiliki kloroplas dan mirip hewan. Hal berikut yang menyatakan bahwa Euglena mirip tumbuhan adalah.. Alga memiliki pigmen warna yang fotosintesis digunakan untuk….. Jenis Protista yang banyak dimanfaatkan Alga merah dalam pembuatan agar-agar adalah…. Reproduksi seksual pada alga merah akan Spermatium dan membentuk gamet jantan dan gamet betina karpogonium yang disebut…. Alga cokelat memiliki pigmen cokelat yang fukosantin disebut….. Protista mirip tumbuhan yang salah satu Pyrrophyta anggotanya apabila populasinya meledak menyebabkan gelombang merah (red tide) berasal dari phylum …. Tanah diatom merupakan endapan dari… diatom Tempat penyimpanan cadangan makanan pirenoid pada alga adalah… Pigmen yang sangat dominan pada phylum fukosantin Phaeophyta adalah ….
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25.
26.
27.
28.
29. 30. 31. 32.
33.
34. 35.
Jamur air disebut juga…
Oomycota
Jamur lendir disebut juga…
Myxomycota
Jamur yang parasit pada anggur dan menyebabkan buah anggur menjadi putih dan rusak adalah… Jamur air melakukan reproduksi secara seksual dengan… Jamur air melakukan reproduksi secara aseksual dengan… Jamur lendir memiliki sel-sel yang hidup bebas yang disebut dengan… Contoh jamur lendir adalah…
Plasmopora viticola
Habitat ganggang/alga adalah…
pada
127
Penyatuan gamet jantan dan betina Sporangium (berisi zoospora) Amoeba Dictyostelium discoideum
umumnya Di lingkungan perairan
Talus atau filament yang Cara reproduksi aseksual ganggang/alga putus dapat tumbuh dengan fragmentasi yaitu… kembali menjadi ganggang/alga sempurna Dinding sel induk akan membelah/pecah dan Cara reproduksi aseksual ganggang/alga spora keluar kemudian dengan spora adalah… tumbuh menjadi ganggang baru yang haploid. Ganggang dibagi menjadi enam kelompok, Euglenoid kelompok yang memiliki pigmen merah yang menutupi fotoreseptor dan dapat mendeteksi cahaya adalah… Ganggang yang memiliki flagel dan hidup Euglenoid di air tawar adalah… Ganggang keemasan disebut juga… Chrysophyta Ganggang keemasan memiliki pigmen dominan… Reproduksi Chrysophyta dengan cara aseksual yaitu melalui pembelahan biner dan… Red tide yang disebabkan oleh ganggang api dapat membunuh, karena menghasilkan… Ganggang api yang menghasilkan toksin/racun bagi syaraf brevetoksin adalah… Ganggang yang dapat berpendar termasuk dalam kelompok…
Santofil/keemasan Pembentukan spora.
Racun/toksin
Gymnodinium breve
Ganggang api/Pyrrophyta
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
36. 37. 38. 39. 40. 41. 42.
43.
44. 45.
46.
47.
48.
49.
50.
Ciri utama ganggang hijau yang tidak dimiliki oleh ganggang lain adalah… Ulva termasuk dalam kelompok ganggang/alga… Ganggang coklat memiliki pigmen dominan yaitu… Cadangan makanan pada ganggang coklat disimpan di dalam… Ganggang merupakan organisme fotoautotrof. Yang berarti…
128
Memiliki pigmen dominan klorofil Hijau fukosantin laminarin
Menggunakan cahaya matahari untuk membuat makanan/fotosintesis. pada fikoeritrin
Pigmen dominan yang terdapat ganggang merah adalah… Cadangan makanan ganggang merah berupa… Reproduksi seksual alga cokelat mirip dengan tumbuhan tinggi yaitu, pada ujung daun fertil terbentuk …………….. yaitu badan yang mengandung alat pembiak. Alat pembiak yang menghasilkan ovum dan spermatozoid pada alga cokelat…. Ganggang cokelat yang menghasilkan yodium dan digunakan sebagai obat penyakit gondok adalah… Ganggang yang mengandung kalium tinggi dan digunakan sebagai pupuk pertanian dan pakan ternak adalah… Sisa-sisa ganggang … yang berupa cangkang dan membentuk tanahan dapat digunakan sebagai bahan peledak. Manfaat ganggang bagi manusia beraneka ragam, contohnya adalah… yang digunakan sebagai suplemen bergizi tinggi. Ulva, Caulerpa, dan Enteromorpha bermanfaat bagi manusia dan digunakan sebagai… Ganggang yang menghasilkan gelatin dan digunakan untuk bahan pembuat agar-agar dan campuran kue kering adalah…
Tepung florid reseptakel
konseptakel Laminaria digitalis
Ganggang cokelat (Laminaria lavaniea) Keemasan/Chrysophyta
Chlorella
Sumber makanan berupa sayuran Eucheuma Gelidium sp.
sp.
dan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Lampiran 11
PENILAIAN ASPEK KOGNITIF SISWA KELAS XA SMA 11 YOGYAKARTA TAHUN PELAJARAN 2012/2013 Nilai Pretes 45
Nilai Siklus I 77
Nilai Siklus II 60
4350
30
43
60
4
4351
50
83
80
5
4352
30
80
43
6
4353
55
83
54
7
4354
25
49
71
8
4355
25
83
71
9
4356
5
66
23
10
4357
50
89
66
11
4358
91
77
12
4359
50
51
48
13
4360
30
71
46
14
4361
35
74
66
15
4362
25
57
69
16
4363
35
97
86
17
4364
30
90
74
18
4365
30
79
60
19
4366
45
66
54
20
4367
15
79
74
21
4368
25
70
51
22
4369
15
79
40
No
NIS
1
4348
2
4349
3
129
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
23
4370
30
66
61
24
4371
35
74
67
25
4372
20
64
54
26
4373
35
69
69
27
4374
30
81
77
28
4375
30
90
69
29
4376
20
80
69
30
4377
25
66
54
31
4378
35
94
54
32
4379
45
63
66
JUMLAH
955
2304
1893
RATA-RATA
31,83
75,36
63,70
Yogyakarta, 06 November 2012 Guru Kelas
Peneliti
Pradipta Septi H., S.Pd., Si.
Tri Liniarti
130
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Lampiran 12 HASIL OBSERVASI KEAKTIFAN SISWA KELAS XA SIKLUS I A.
Tabel Hasil Observasi Keaktifan
131
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
B.
132
Tingkat Keaktifan Klasikal Siswa 𝑇𝑖𝑛𝑔𝑘𝑎𝑡 𝑘𝑒𝑎𝑘𝑡𝑖𝑓𝑎𝑛 𝑘𝑙𝑎𝑠𝑖𝑘𝑎𝑙 = 𝑇𝑖𝑛𝑔𝑘𝑎𝑡 𝑘𝑒𝑎𝑘𝑡𝑖𝑓𝑎𝑛 𝑘𝑙𝑎𝑠𝑖𝑘𝑎𝑙 = 𝑇𝑖𝑛𝑔𝑘𝑎𝑡 𝑘𝑒𝑎𝑘𝑡𝑖𝑓𝑎𝑛 𝑘𝑙𝑎𝑠𝑖𝑘𝑎𝑙 =
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 aktif −aktif sekali 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 5 29
𝑥 100%
17,24%
𝑥 100%
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Lampiran 13 HASIL OBSERVASI KEAKTIFAN SISWA KELAS XA SIKLUS II A.
Tabel Hasil Observasi Keaktifan
133
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
134
Pradhipta Septi H., S.Pd., Si.
B.
Tingkat Keaktifan Klasikal Siswa 𝑇𝑖𝑛𝑔𝑘𝑎𝑡 𝑘𝑒𝑎𝑘𝑡𝑖𝑓𝑎𝑛 𝑘𝑙𝑎𝑠𝑖𝑘𝑎𝑙 =
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑘𝑒𝑎𝑘𝑡𝑖𝑓𝑎𝑛 𝑠𝑒𝑑𝑎𝑛𝑔 −𝑘𝑒𝑎𝑘𝑡𝑖𝑓𝑎𝑛 𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖
𝑇𝑖𝑛𝑔𝑘𝑎𝑡 𝑘𝑒𝑎𝑘𝑡𝑖𝑓𝑎𝑛 𝑘𝑙𝑎𝑠𝑖𝑘𝑎𝑙 = 𝑇𝑖𝑛𝑔𝑘𝑎𝑡 𝑘𝑒𝑎𝑘𝑡𝑖𝑓𝑎𝑛 𝑘𝑙𝑎𝑠𝑖𝑘𝑎𝑙 =
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎
2 30
𝑥 100%
6,66%
𝑥 100%
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Lampiran 14 DAFTAR HADIR SISWA A. No
Daftar Hadir Siswa NIM
Pre
S.I
Post
S.II
Post
11 Okt. 2013
17 Okt. 2013
18 Okt. 2013
24 Okt. 2013
25 Okt. 2013
.
.
.
.
.
1
4348
2
4349
3
4350
.
S
S
.
.
4351
.
.
.
.
.
5
4352
.
.
.
.
S
6
4353
.
.
.
.
.
4354
.
.
.
.
.
8
4355
.
.
.
.
.
9
4356
.
.
.
I
.
10
4357
.
.
.
.
.
11
4358
A
.
.
.
.
12
4359
.
.
.
.
S
13
4360
.
.
.
.
.
4361
.
.
.
.
.
15
4362
.
.
.
.
.
16
4363
.
.
.
.
.
4364
.
.
.
.
.
18
4365
.
.
.
.
.
19
4366
.
.
.
.
.
4367
.
.
.
.
.
21
4368
.
.
.
.
.
22
4369
.
S
.
.
.
23
4370
.
.
.
.
.
4371
.
.
.
.
.
4372
.
.
.
.
.
4
7
14
17
20
24 25
135
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
26
4373
.
.
.
.
.
27
4374
.
.
.
.
.
4375
.
.
.
.
.
29
4376
.
.
.
.
.
30
4377
.
.
.
.
S
4378
.
.
.
.
.
4379
.
.
.
.
.
28
31 32
136
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
B.
Daftar Hadir Evaluasi I
137
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
138
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
B.
Daftar Hadir Evaluasi II
139
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
140
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Lampiran 15 SURAT PENGANTAR DARI UNIVERSITAS
141
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Lampiran 16 SURAT KETERANGAN PENELITIAN DARI SEKOLAH
142
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Lampiran 17 PROTISTA Tabel 1.2 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar No. Komponen Deskripsi 1. Standar Kompetensi 2. Memahami prinsip-prinsip pengelompokan makhluk hidup 2. Kompetensi Dasar 2.3 Menyajikan ciri-ciri umum filum dalam Kingdom Protista dan perannya bagi kehidupan Protista berasal dari bahasa yunani, yaitu protos yang berarti pertama atau mula-mula, dan ksitos artinya menyusun. Kingdom ini beranggotakan makhluk bersel satu atau bersel banyak yang tersusun sederhana. Meskipun begitu, dibandingkan dengan monera, protista sudah jauh lebih maju karena sel-selnya sudah memiliki membran inti atau eukariota. Protista diperkirakan sudah ada di bumi kita sejak 1-2 miliar tahun yang lalu, sebelum ada organisme tingkat tinggi. (Anshori:2009) Anggota kingdom Protista umumnya organisme bersel satu, ada yang berkoloni dan ada pula yang bersel banyak, tetapi belum memiliki jaringan. Hampir semua protista hidup di air, baik air tawar maupun air laut, dan beberapa yang hidup pada jaringan hewan lain. Kingdom ini ada yang menyerupai hewan, tumbuhan, maupun jamur. Sebagian protista bersifat autotrop, yaitu dapat berfotosintesis karena memiliki pigmen fotosintetik, seperti alga dan protozoa fotosintetik, misalnya Euglena. Sebagian lainnya merupakan Protozoa non fotosintetik yang hidup sebagai heterotrop, baik secara Fagotrop dan Osmotrop. Protozoa yang merupakan jamur memiliki siklus hidup dengan fase muda bersifat seperti amoeba dan reproduksinya mirip dengan jamur, yang meliputi jamur air dan jamur lendir. (Anshori: 2009) a. Protista yang Menyerupai Hewan 1. Ciri-ciri Protozoa Protozoa merupakan organisme bersel tunggal yang sudah memiliki membran inti (eukariota). Protozoa berukuran mikroskopis, yaitu sekitar 100 sampai 300 mikron. Bentuk sel Protozoa sangat bervariasi ada yang tetap dan ada yang berubah-ubah. Protozoa umumnya dapat bergerak aktif karena memiliki alat gerak berupa kaki semu (pseudopodia), bulu cambuk (flagellum), bulu getar (cilia), namun ada juga yang tidak memiliki alat gerak. Sebagian besar Protozoa hidup bebas di air tawar dan laut sebagai komponen biotik. Beberapa jenis Protozoa hidup sebagai parasit pada hewan dan manusia. Protozoa hidup secara heterotrop dengan memangsa bakteri, protista lain, dan sampah organisme. (Anshori: 2009) Sel protozoa umumnya terdiri dari membrane sel, sitoplasma, vakuola makanan, vakuola kontraktil, dan inti sel. Membran sel berfungsi sebagai pelindung serta pengatur pertukaran makanan dan gas. Vakuola makanan terbentuk dari proses makan sel dengan cara menelan oleh setiap bagian membrane sel melalui sitosma/mulut sel. Zat-zat makanan hasil cernaan dalam vakuola makanan masuk ke dalam sitoplasma secara difusi dan sisanya dikeluarkan melalui 143
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
144
membrane plasma. Vakuola kontraktil berfungsi untuk mengeluarkan zat sisa makanan berbentuk cair ke luar sel melalui membrane sel. Inti sel berfungsi mengatur aktivitas sel. (Anshori: 2009)
Gambar Proses pencernaan makanan pada Paramecium 2.
Reproduksi Protozoa Protozoa sebagian besar melakukan reproduksi secara aseksual dengan pembelahan biner. Sebagian lagi Protozoa melakukan reproduksi seksual dengan penyatuan sel generatif (sel gamet) atau dengan penyatuan inti sel vegetatif. Reproduksi seksual dengan penyatuan inti vegetatif disebut konjugasi. 3.
Penggolongan Protozoa
Gambar Klasifikasi Protozoa
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
145
Berdasarkan alat geraknya, digolongkan atas: a. Mastigophora atau Flagellata, bergerak menggunakan bulu cambuk (Flagela). Flagellata berasal dari kata flagel artinya cambuk atau Mastigophora dari mastig artinya cambuk, phora artinya gerakan. Semua anggota filum flagellata bergerak menggunakan flagel. Bentuk tubuh flagellata tetap karena dilindungi oleh pelikel. Di antara Flagellata ada yang hidup bebas, ada pula yang hidup bersimbiosis dalam tubuh hewan, tetapi kebanyakan bersifat parasit. Flagellata berkembang biak secara aseksual dengan pembelahan biner secara longitudinal, sedangkan reproduksi seksual belum banyak diketahui. (Aryulina, 2010) b.
Sarcodina atau Rhizopoda, bergerak menggunakan kaki semu (pseudopodia). Contoh Rhizopoda yang sangat dikenal adalah Amoeba sp. Amoeba memiliki alat gerak berupa kaki semu (pseudopodia). Bentuk sel amoeba tidak tetap, sitoplasmanya terdiri dari ektoplasma dan endoplasma. Habitat organisme ini di air tawar, air laut, tempat-tempat basah, dan sebagian kecil hidup di dalam tubuh hewan atau manusia. Ektoplasma Amoeba sp. bersifat lebih kental dari endoplasma, sehingga aliran endoplasma dan ektoplasma tersebut berperan dalam penjuluran dan penarikan pseudopodia. Dengan cara ini Amoeba bergerak untuk menangkap makanan. Amoeba berkembang biak secara aseksual dengan pembelahan biner. Apabila kondisi lingkungan tidak menguntungkan, amoeba dapat memper-tahankan hidupnya dengan membentuk kista. Kista adalah bentuk penebalan plasma guna melindungi diri dari lingkungan yang tidak menguntungkan. (Aryulina, 2010) c.
Ciliata atau Ciliophora, bergerak menggunakan bulu getar (silia) Ciliata bergerak dengan menggunakan rambut getar (silia). Silia ini ada yang tumbuh merata pada seluruh permukaan tubuh, tetapi ada pula yang hanya tumbuh pada bagian tertentu dari tubuh hewan tersebut. Ciliata umumnya hidup bebas di lingkungan berair yang banyak mengandung bahan organik, dan ada pula yang hidup parasit. Ciliata yang hidup bebas contohnya Paramaecium caudatum, Didinium, Stentor, dan Vorticella. Hanya sedikit jenis ciliata yang hidup sebagai parasit, contohnya Balantidium yang hidup pada usus besar ternak atau manusia.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
146
Gambar Struktur tubuh Paramecium Ciliata berkembang biak secara aseksual dengan pembelahan biner membujur. Reproduksi seksual dilakukan dengan konjugasi. Pembelahan biner dan proses konjugasi Ciliata pada Paramaecium dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
Gambar Konjugasi dan pembelahan biner pada Paramecium d.
Sporozoa, tidak memiliki alat gerak khusus dan berkembang biak dengan spora. Hewan-hewan bersel satu yang tidak memiliki alat gerak dikelompokkan dalam sporozoa. Anggota filum Sporozoa hidup sebagai parasit pada hewan atau manusia. Pada salah satu tahapan siklus hidupnya memiliki bentuk seperti spora. Tubuh Sporozoa berbentuk bulat atau oval, mempunyai nukleus, tetapi tidak mempunyai vakuola kontraktil. Makanan diserap langsung dari hospesnya melalui permukaan tubuh, demikian pula respirasi dan ekskresinya melalui permukaan tubuh.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
147
Beberapa contoh hewan yang termasuk dalam filum Sporozoa adalah Toxoplasma gondii yang menyebabkan penyakit Toksoplasmosis. Toxoplasma gondii masuk ke dalam tubuh manusia melalui makanan, misalnya daging yang tercemar kista toxoplasma dari kotoran kucing. Infeksi Toxoplasma gondii membahayakan bagi ibu hamil karena dapat mengakibatkan bayi yang lahir cacat, bahkan dapat membunuh embrio. Contoh lainnya adalah Plasmodium yang menyebabkan penyakit malaria pada manusia. (Aryulina, 2010) Sel darah merah
Plasmodium
Gambar Plasmodium dalam sel darah merah manusia Plasmodium masuk ke dalam tubuh manusia melalui gigitan nyamuk Anopheles betina. Di dalam tubuh manusia, Plasmodium menyerang sel darah merah dan sel hati. Dikenal ada 4 jenis Plasmodium yang menyebabkan penyakit malaria, yaitu Plasmodium vivax, Plasmodium ovale yang menyebabkan penyakit malaria tertiana, Plasmodium falciparum menyebabkan penyakit malaria tropikana, dan Plasmodium malariae menyebabkan penyakit malaria kuartana. Siklus hidup Plasmodium terbagi menjadi dua, yaitu di dalam tubuh manusia dan di dalam tubuh nyamuk Anopheles betina. (Anshori: 2009)
Gambar Siklus hidup Plasmodium dalam tubuh manusia
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
148
1)
Fase dalam tubuh manusia (fase aseksual) Ketika nyamuk Anopheles betina menggigit manusia, melalui air liur, sporozoid Plasmodium (berbentuk pipih, bergerak) masuk ke dalam tubuh, mengikuti aliran darah hingga akhirnya mencapai sel-sel hati atau sistem limfa. Dalam sel-sel hati, sporozoid membelah membentuk sel-sel baru yang disebut merozoid. Merozoid dapat menginfeksi sel-sel hati yang lain dan menyerang eritrosit. Eritrosit yang diserang merozoid akan pecah. Merozoid akan membelah dengan sangat cepat, sehingga banyak sekali eritrosit yang pecah. Oleh karena itu, penderita akan menunjukkan gejala anemia. Pada saat eritrosit pecah, suhu tubuh penderita akan naik. Siklus pembentukan merozoid akan berulang setiap 48 atau 72 jam, atau dalam waktu tidak tentu bergantung pada jenis Plasmodium. (Anshori, 2009) 2) Fase dalam tubuh nyamuk (fase seksual) Fase seksual Plasmodium mulai terjadi ketika merozoid tumbuh menjadi sel penghasil gamet (gametosit). Terdapat dua macam gametosit, yaitu makrogametosit (penghasil gamet betina) dan penghasil mikrogametosit (penghasil gamet jantan). Gametosit ini hanya dapat dihasilkan dalam tubuh nyamuk Anopheles betina. Jadi, sekarang kalian mengetahui mengapa penyakit malaria ditularkan melalui vektor nyamuk Anopheles betina. Selanjutnya gametosit akan membentuk gamet, makrogametosit membentuk makrogamet dan mikrogametosit membentuk mikrogamet. Peleburan kedua gamet ini akan menghasilkan zigot. Proses ini terjadi pada usus nyamuk. Zigot yang terbentuk akan menembus dinding usus nyamuk. Dalam dinding usus nyamuk, zigot tumbuh menjadi oosit (kista berdinding tebal). Oosit akan berkembang menjadi sporozoid yang banyak sekali dan bergerak menuju kelenjar liur nyamuk. Jika nyamuk ini menggigit orang yang sehat maka dimulailah siklus hidup Plasmodium. (Anshori, 2009). 4.
Peranan Protozoa dalam kehidupan manusia a. Peran yang menguntungkan Protozoa yang hidup di air tawar dan air laut merupakan zooplankton yang menjadi salah satu sumber makanan bagi hewan air termasuk udang, ikan, kepiting yang secara ekonomis bermanfaat bagi manusia. Peran protozoa lainnya adalah dalam mengontrol jumlah bakteri di alam karena protozoa merupakan pemangsa bakteri. Foraminifera, kerangkanya yang telah kosong mengendap di dasar laut membentuk tanah globigerina, yang berguna sebagai petunjuk adanya minyak bumi. Radiolaria, kerangkanya jika mengendap di dasar laut menjadi tanah radiolaria yang dapat digunakan sebagai bahan penggosok. (Anshori, 2009). b. Peran yang merugikan Protozoa dapat ditemukan di mana-mana karena termasuk organisme kosmopolit. Oleh karena itu, beberapa jenis protozoa dapat
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
149
mengancam kesehatan manusia karena dapat menyebabkan penyakit. Protozoa yang merugikan manusia sebagai penyebab penyakit antara lain: Toxoplasma gondii, penyebab toksoplasmosis; Plasmodium sp, penyebab penyakit malaria; Trypanosoma gambiense dan Trypanosoma rhodosiense, penyebab penyakit tidur; Leishmania sp, penyebab penyakit kalaazar; Trichomonas vaginalis, penyebab penyakit pada alat kelamin wanita; Entamoeba histolytica, penyebab penyakit disentri.
Gambar Kerangka Radiolaria dan Leishmania sp. b.
Protista Menyerupai Jamur Beberapa kelompok jamur tidak dikelompokkan ke dalam dunia Fungi atau jamur, tetapi dikelompokkan ke dalam dunia Protista, sebab pada satu tahap dalam daur hidupnya, yaitu pada fase vegetatif, jamur tersebut mampu bergerak seperti protozoa. Kelompok jamur tersebut adalah sebagai berikut. 1. Myxomycota (Jamur Lendir) Jamur ini memiliki tubuh tidak bersekat, ada yang bersel satu dan ada yang bersel banyak. Struktur tubuh vegetatifnya berbentuk seperti lendir yang disebut plasmodium dan mengandung banyak sekali inti. Plasmodium mampu bergerak secara amoeboid untuk memperoleh makanan berupa bahan organik. Merupakan predator fagsit karena dapat menelan bakteri, hama, spora, dan komponen organik. Jika plasmodium sudah dewasa akan membentuk sporangium yang sangat kecil, bertangkai dan berisi banyak spora. Spora yang sudah masak akan tumbuh membentuk sel gamet yang berflagel. Reproduksi generatifnya dengan cara singami, yaitu melalui peleburan dua gamet yang bentuk dan ukurannya sama. Hasilnya berupa zigot yang nantinya tumbuh menjadi tumbuhan dewasa. Contoh : Physarium sp. Jenis jamur lendir yang memiliki sekat disebut Acrasiomycota. (Anshori, 2009).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
150
Gambar Myxomycota Oomycota (Jamur Air) Kelompok jamur yang memiliki dinding sel dari selulosa dan hifa yang tidak bersekat. Reproduksi vegetatif dengan zoospora, yaitu spora berflagel dua yang mampu bergerak bebas. Sementara itu reproduksi secara generatif dengan pertemuan gamet jantan dan betina, lalu membentuk zigot berdinding tebal kemudian mengalami periode istirahat membentuk oospora. Fase hidup hasil reproduksi generatif ini lebih panjang bila dibanding dengan fase vegetatif. Contoh: Saprolegnia sp, hidup saprofit pada bangkai serangga yang mati di air; Phytopthora infestan, parasit pada tanaman kentang; Phytopthora nicotinae, parasit pada tanaman tembakau; Phytopthora faberi, parasit pada tanaman karet; Pytium sp, hidup parasit pada tanaman yang sedang berkecambah. 2.
Gambar Saprolegnia pada tubuh hewan c.
dan Saprolegnia di air
Protista Menyerupai Tumbuhan Alga (ganggang), bukan lagi merupakan nama formal sebuah kelompok taksonomik, nama tersebut hanya merupakan nama umum bagi sejumlah organisme yang berfotosintesis secara sederhana. Kebanyakan ahli botani mengelompokkan ke dalam dunia tumbuhan, tetapi karena semua ganggang tidak memiliki sebagian ciri-ciri pokok dunia tumbuhan maka ia dikelompokkan ke dalam dunia tersendiri, yaitu Protista. Sebagai organisme bersel satu (uniseluler) dan bersel banyak (multiseluler) alga memiliki
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
151
klorofil yang dapat berfungsi untuk fotosintesis. Selain klorofil, alga juga memiliki pigmen lain, seperti fikosianin (warna biru), fikoeritrin (warna merah), fikosantin (warna coklat), xantofil (warna kuning) dan karotena (warna keemasan). (Anshori, 2009). Beberapa alga ada yang berthalus, yaitu struktur tubuhnya yang berupa akar, batang, dan daun tidak sejati. Reproduksi vegetative alga secara membelah diri, fragmentasi atau membentuk spora. Sedangkan, secara generatif dengan menyatukan dua sel gamet jantan dan betina. Hasil peleburan dua gamet yang berukuran sama disebut dengan isogami, dan peleburan dua gamet dengan ukuran yang berbeda disebut anisogami. (Aryulita: 2010). Sebagai vegetasi perintis, alga menempel pada makhluk hidup lain atau di tempat-tempat basah dan lembab. Sedangkan, beberapa jenis alga banyak ditemukan di perairan, baik air tawar maupun air laut sebagai plankton. Berdasarkan pigmen atau zat warna yang dikandungnya, alga/ganggang dikelompokkan menjadi 6 divisio, sebagai berikut. 1. Euglenophyta Euglenophyta biasanya hidup di air tawar, di tanah, maupun di tempat yang lembab. Alga ini memiliki ciri mirip hewan dan mirip tumbuhan. Euglenophyta dikatakan mirip hewan karena memiliki sel yang tidak berdinding, bergerak bebas, dan berbintik mata. Sedangkan dikatakan mirip tumbuhan karena memiliki klorofil a, b, dan karotin untuk berfotosintesis. Dapat melakukan fotosintesis dan memakan zatzat organik dan berkembangbiak dengan pembelahan biner.
Gambar Struktur tubuh Euglena 2.
Ganggang Hijau (Chlorophyta) Ganggang hijau merupakan ganggang uniseluler maupun multiseluler yang memiliki klorofil yang dominan sehingga berwarna hijau. Selain klorofil a dan klorofil b terdapat juga pigmen karotin dan xantofil. Jenis ganggang ini hampir 90 % hidup di air tawar dan 10 % hidup di laut sebagai plankton, menempel pada batuan atau tumbuhan lain. Jenis-jenis ganggang hijau dikelompokkan menjadi:
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
a.
152
Ganggang bersel satu tidak bergerak 1) Chlorella sp. berbentuk bulat, hidup di air tawar atau air laut, reproduksi secara vegetatif dengan membelah diri, banyak digunakan untuk mempelajari fotosintesis dan sebagai sumber suplemen. 2) Cholococcum sp. berbentuk bulat, hidup di air tawar, reproduksi secara vegetative dengan membentuk zoospora secara generatif dengan isogami.
Gambar Ganggang Hijau (Chlorella) b.
Bersel satu bergerak Chlamydomonas sp, berbentuk bulat telur, memiliki dua flagel, kloroplasnya berbentuk mangkok atau pita mengandung pyrenoid dan sigma. Reproduksinya dengan membelah diri dan konjugasi.
Gambar Reproduksi aseksual dan seksual pada Chlamydomonas. c.
Berbentuk koloni yang bergerak Volvox globator, bentuk koloninya menyerupai bola yang tersusun atas ribuan volvox yang satu dengan yang lain dihubungkan oleh benang-benang sitoplasma.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
153
Gambar Volvox globator d.
Berbentuk koloni yang tidak bergerak Hydrodiction sp, koloninya berbentuk jala, banyak ditemukan di air tawar, reproduksinya secara vegetatif dengan fragmentasi dan secara generatif dengan konjugasi.
Gambar Hydrodiction sp. e.
Berbentuk benang Spirogyra sp., kloroplasnya berbentuk spiral, hidup di air tawar.
Gambar Spirogyra sp.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
154
f.
Berbentuk lembaran Ulva, hidup di laut menempel pada batu dan dapat dimakan. Reproduksinya secara vegetative dengan membentuk zoospore dan secara generatif dengan isogami.
Gambar Siklus hidup Ulva
3.
Ganggang Cokelat (Phaeophyta) Umumnya ganggang cokelat bersel banyak (multiselluler), dengan pigmen cokelat (fukosantin) yang dominan disamping memiliki klorofil a dan b. Bentuk tubuhnya yang menyerupai tumbuhan tingkat tinggi karena memiliki bagian menyerupai akar, batang, dan daun membuat ganggang ini mudah dikenali. Banyak ditemukan di pantai atau perairan laut dangkal. Cara reproduksi ganggang cokelat secara vegetatif dengan fragmentasi dan generatif melalui isogami atau oogami. Bentuknya seperti tumbuhan tinggi, memiliki batang-batang dan cabang yang beruas-ruas, hidup di air tawar. Reproduksinya secara vegetative dengan fragmentasi dan secara generatif dengan pertemuan sel telur yang dihasilkan oleh oogonium dan sel sperma yang dihasilkan oleh anteridium. Jenis-jenis alga cokelat, antara lain: a. Laminaria, memiliki batang, daunnya berbentuk lembaran, mengandung yodium dan asam alginat. b. Macrocystis, menghasilkan yodium dan asam alginat yang berfungsi sebagai bahan industri. c. Sargasum, daunnya berbentuk lembaran, di antara batang dan tangkainya terdapat gelembung udara. d. Fucus, bentuk daun berupa lembaran dan ada bagian tepi daun terdapat gelembung. Ada cara reproduksi vegetatif alga coklat mirip dengan tumbuhan tinggi yaitu, pada ujung daun fertil terbentuk reseptakel, yaitu badan yang mengandung alat pembiak. Alat pembiaknyadisebut konseptakel yang menghasilkan ovum dan spermatozoid.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
155
(a) (b) Gambar Contoh ganggang cokelat (a) Laminaria setchellii dan (b) Fucus 4.
Ganggang Merah (Rhodophyta) Merupakan ganggang yang tubuhnya bersel banyak (multiselluler), memilki klorofil a dan b dengan pigmen dominan merah (fikoeritrin) dan karotin. Bentuk tubuh yang menyerupai tumbuhan tinggi dan hidup di laut banyak dimanfaatkan manusia untuk bahan makanan agar-agar. Cara reproduksi ganggang merah secara vegetative dengan membentuk spora dan secara generative dengan anisogami. Jenis-jenis alga merah yang terkenal antara lain: a. Euchema spinosum, sebagai bahan pembuat agar-agar dan kosmetik, banyak terdapat di perairan Indonesia. b. Gelidium sp. dan Gracilaria sp, sebagai bahan pembuatan agar-agar banyak terdapat di perairan negara yang agak dingin. c.
Batracnospermum.
(a) (b) Gambar Ganggang merah (a) Euchema spinosum dan (b) Gelidium sp. 5.
Ganggang Keemasan (Chrysophyta) Ganggang ini ada yang bersel satu (uniselluler) dan bersel banyak (multiselluler). Memiliki klorofil a dan b serta pigmen dominan keemasan (karotin) dan fukosantin. Dapat dijumpai hidup di air tawar ini dengan membelah diri atau dengan zoospora spermatozoid.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
156
Jenis-jenis alga keemasan antara lain sebagai berikut. a. Bersel tunggal 1) Ochromonas, bentuknya seperti bola, memiliki flagel yang panjangnya tidak sama, reproduksinya dengan membelah diri. 2) Navicula, sering disebut dengan diatome atau ganggang kersik, bentuk tubuhnya kotak atau elips, jika mati fosilnya akan membentuk tanah diatome yang berfungsi sebagai bahan penggosok, campuran semen atau penyerap nitrogliserin pada bahan peledak. Reproduksinya membelah diri dengan memisahkan bagian tubuhnya yang terdiri dari hipoteka (kotak) dan epiteka (tutup). 3) Diatome sp. b.
Bersel banyak Vaucheria, tubuhnya berbentuk benang, hidupnya di air tawar, reproduksinya secara vegetatif dengan membentuk zoospora dan secara generatif dengan pertemuan sel telur yang dihasilkan oleh oogonium dan sel sperma yang dihasilkan oleh antheridium.
(a) (b) (c) Gambar 1.20 Ganggang Cokelat (a) Ochromonas (b) Pinnularia (c) Vaucheria
6.
Ganggang Api (Pyrrophyta) Ganggang api merupakan ganggang uniseluler, memiliki dinding sel dan dapat bergerak aktif. Habitat di laut serta bersifat fosforesensi atau memancarkan cahaya. Di bagian tubuh bagian luarnya memiliki celah yang terdapat flagel. Memiliki pigmen klorofil dan coklat kekuningan. Dalam jumlah yang besar, alga api dapat menjadi racun bagi ekosistem laut karena memiliki senyawa yang bersifat toksin.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Gambar Contoh ganggang api (Pyrrophyta)
157
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran1818 Lampiran
DOKUMENTASI
Menjelaskan Materi Siklus I
Observasi Oleh Observer Siklus I
Permainan Ular Tangga Siklus I
158
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Penjelasan Materi Siklus II
Observasi dan Pelaksanaan Permainan Ular Tangga Siklus II
Papan Permainan Ular Tangga
159