PEMANFAATAN INTERNET - REPOSITORY USU

Download Pustaha: Jurnal Studi Perpustakaan dan Informasi, Vol.1, No.1, Juni 2005. Halaman 7. Pemanfaatan Internet. Studi Kasus Tentang Pola, Manfaa...

0 downloads 635 Views 105KB Size
Pustaha: Jurnal Studi Perpustakaan dan Informasi, Vol.1, No.1, Juni 2005

Pemanfaatan Internet Studi Kasus Tentang Pola, Manfaat dan Tujuan Penggunaan Internet Oleh Mahasiswa pada Perpustakaan USU Jonner Hasugian Departemen Studi Perpustakaan dan Informasi Universitas Sumatera Utara Abstract The objective of this research is, to know (a) the pattern of Internet utilization practiced by students at the USU Library, (b) the extent to which the Internet is useful to meet the study need of students, (c) the purpose of Internet utilization by students, and (d) the evaluation of students on the Internet service. Based on a survey conducted against 200 people, descriptively the general description has been gained that majority of respondent (50,50%) just start to use the Internet in the library, while 49,50% have ever used the Internet before being a college student at USU. Majority of respondent 60,50% said, that they most often use The Internet in Internet shop, and then in libraries (37%). The most common used facility is WWW (93,50%). About 77% of respondent said that they most often utilized the facility of e-mail. The main purposes of the respondents assume to use the Internet is to search for scientific information (63%). In addition, they also use the Internet as communication device (e-mail and chatting) and also as a device for gaining the news from a wide range of newspaper, magazines, and so on in online of nature. Majority of respondent (59%) said that the Internet is useful to use in supporting the study requirements. The evaluation of respondent against Internet is good and excellent (96,50%). By 54,50% of respondent said that the cost of Internet use at the library is very cheap. Keywords: Internet, Information Technology, Library 1. Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Pada permulaan dasawarsa 1960-an, beberapa perpustakaan di negara maju seperti Amerika Serikat dan Inggris telah menggunakan komputer sebagai alat bantu untuk melaksanakan sejumlah kegiatan perpustakaan. Penggunaannya semakin meningkat sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, khususnya teknologi informasi. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat juga berdampak terhadap pertumbuhan informasi, termasuk informasi ilmiah. Perkembangan ini terasa semakin cepat karena dipacu oleh adanya kemudahan pada penyebarluasan informasi baik melalui media cetak maupun melalui Internet. Berbagai jenis informasi ilmiah semakin tersedia di berbagai situs di Internet, dan akses terhadap informasi

tersebut semakin mudah. Semua hal itu merupakan suasana yang kondusif bagi berkembangnya kegiatan pengajaran dan penelitian di suatu perguruan tinggi. Teknologi informasi membawa perubahan penting dan mendasar bagi perpustakaan dalam mengelola, memberikan layanan baru, menjalin hubungan antar-perpustakaan atau dengan berbagai pangkalan data di luar perpustakaan. Konsep pelayanan perpustakaan yang secara konvensional menekankan penyediaan akses ke informasi yang dimiliki, kini dengan kehadiran Internet telah berubah ke arah konsep tanpa harus memilikinya. Peran perpustakaan yang secara tradisional hanya memberi layanan peminjaman koleksi kepada pengguna, akan berubah menjadi penyedia hubungan antara pengguna dengan berbagai jenis dan bentuk informasi di tempat manapun (agent of information). Melalui Internet, perpustakaan dapat menghubungkan pengguna ke berbagai situs atau pangkalan data

Halaman 7

Pustaha: Jurnal Studi Perpustakaan dan Informasi, Vol.1, No.1, Juni 2005

di mancanegara. Dewasa ini, Internet dianggap sebagai sumber daya informasi yang sangat besar. Uraian di atas memberi gambaran bahwa Internet berdampak positif terhadap perpustakaan. Internet memunculkan suatu paradigma baru dalam pelayanan perpustakaan. Internet memberikan banyak kemudahan bagi pepustakaan dalam melaksanakan tugas dan misinya. Sekalipun Internet memberi perubahan kepada konsep dasar pengelolaan dan pelayanan perpustakaan, namun Internet tidak akan menghilangkan keberadaan perpustakaan, bahkan tidak akan dapat menghilangkan atau menggantikan media cetak, akan tetapi justru sebaliknya, dengan kehadiran Internet keberadaan perpustakaan sebagai penyedia, pengolah dan penyebar informasi semakin eksis dan kuat. Perpustakaan Universitas Sumatera Utara (USU) mulai menyediakan layanan Internet sejak awal masuknya Internet di kota Medan, yaitu pada akhir tahun 1996. Internet Service Provider (ISP) yang dilanggan Perpustakaan dengan sistem dialup pada saat itu adalah IdolaNet dengan kecepatan (bandwidth) masih 14,4 Kbps (kilobit per detik). Dengan peralatan teknologi yang masih sederhana, Perpustakaan ini telah aktif mensosialisasikan pemanfaatan Internet kepada penggunanya. Berdasarkan data ISP IdolaNet pada saat itu, Perpustakaan USU tercatat sebagai pelanggan Internet yang keempat di kota Medan. Data ini mengindikasikan bahwa tingginya tingkat kepekaan Perpustakaan terhadap perkembangan teknologi informasi. Kemudian, pada tahun 1996 sampai sekarang Perpustakaan beralih menjadi pelanggan Internet dengan sistem leased line bersamaan dengan terbentuknya jaringan USUnet. USUnet merupakan jaringan kampus USU yang menghubungkan fakultas dan unit-unit kerja termasuk perpustakaan dengan menggunakan kabel serat optik (fiber optic) sepanjang sekitar 8.000 meter dengan kecepatan (bandwidth) 10 – 100 Mbps (megabit per detik). Sedangkan akses Internetnya ke ISP Telkom dengan kecepatan 2 Mbps. Dengan cara ini penggunaan Internet di Perpustakaan semakin meningkat, dan fasilitas yang disediakan untuk pengguna juga dirasa semakin memadai.

Halaman 8

Saat ini, Perpustakaan USU menyediakan dua ruangan untuk layanan akses Internet yaitu khusus untuk berbagai penggunaan (dikenakan biaya pengunaan terminal) tersedia sekitar 50 terminal, dan khusus untuk penelusuran artikel jurnal (tidak dikenakan biaya) tersedia 20 komputer. Pelayanan Internet di kedua ruangan ini dilengkapi dengan sejumlah fasilitas yang dimaksudkan untuk memberi kenyamanan bagi pengguna dalam melakukan penelusuran informasi. Fasilitas layanan Internet yang disediakan semakin baik dan lengkap dibanding dengan masa sebelumnya. Akan tetapi bila seluruh fasilitas layanan Internet yang disediakan tersebut tidak atau belum dimanfaatkan secara maksimal, maka fasilitas itu menjadi sesuatu yang sia-sia (percuma). Oleh karena itu, masalah pemanfaatan Internet di Perpustakaan USU menjadi sesuatu yang penting dan menarik untuk diteliti. Pengguna Internet di Perpustakaan USU selama tahun 2004 mencapai jumlah 68.548 orang (Laporan Akuntabilitas Perpustakaan USU 2004:24). Data ini menunjukkan bahwa tingkat penggunaan Internet oleh mahasiswa di Perpustakaan adalah tinggi. Bila dibandingkan dengan jumlah mahasiswa yang menjadi anggota Perpustakaan pada tahun yang sama adalah 24.089 orang, maka dapat interpretasikan bahwa rata-rata setiap mahasiswa USU sudah pernah memanfaatkan Internet di Perpustakaan selama tahun 2004. 1.2 Permasalahan Sekalipun tingkat penggunaan Internet oleh mahasiswa pada Perpustakaan USU tinggi, namum belum diketahui secara pasti apa tujuan mereka menggunakan Internet. Untuk keperluan apa Internet digunakan oleh mahasiswa? Apakah untuk mendapatkan informasi ilmiah dalam rangka memenuhi kebutuhan studi atau tidak? Bagaimanakah pola mereka menggunakannya? Jawaban terhadap pertanyaan itu masih belum diperoleh. Oleh karena itu, pola pemanfaatan Internet dijadikan sebagai masalah utama yang akan diteliti melalui penelitian ini. Selain itu, aspek lain yang juga perlu diketahui adalah tujuan mahasiswa menggunakan Internet dan manfaat Internet bagi kebutuhan studinya.

Pustaha: Jurnal Studi Perpustakaan dan Informasi, Vol.1, No.1, Juni 2005

1.3 Pertanyaan Penelitian Pertanyaan yang akan dijawab melalui penelitian ini adalah: a. Bagaimanakah pola pemanfaatan Internet yang dilakukan oleh mahasiswa di Perpustakaan USU? b. Sejauh manakah Internet bermanfaat untuk memenuhi kebutuhan studi mahasiswa? c. Apakah tujuan mahasiswa menggunakan Internet? d. Bagaimanakah penilaian mahasiswa terhadap pelayanan Internet di Perpustakaan USU? 2. Tinjauan Teori 2.1 Internet dan Fasilitasnya Internet adalah merupakan jaringan dari ribuan jaringan komputer yang menjangkau jutaan orang di seluruh dunia (LaQuery, 1997). Pendapat ini menunjukkan bahwa Internet merupakan suatu jaringan internasional atau mancanegara yang menghubungkan jutaan komputer di dunia. Pendapat lain menyatakan bahwa Internet adalah sistem komputer yang saling berhubungan, sehingga memungkinkan komputer desktop yang kita miliki dapat bertukar data, pesan, dan file-file dengan berjuta-juta komputer lain yang berhubungan ke Internet (Allen, 1997). Kedua definisi di atas memberikan pemahaman yang sangat mendasar, bahwa berbicara tentang Internet objeknya adalah komputer, jaringan dan perangkat lainnya (hardware dan software). Jaringan komputer tersedia dalam berbagai format, namun ada dua jenis yang utama yaitu Local Area Network (LAN) dan Wide Area Network (WAN). Local Area Network biasanya terbentuk dengan menghubungkan beberapa komputer yang berdekatan, yang berada pada suatu ruangan atau gedung dengan menggunakan kabel sebagai penghubungnya. Sedangkan Wide Area Network adalah format jaringan di mana suatu komputer dihubungkan dengan yang lainnya melalui sambungan telepon. Data dikirim atau diterima oleh atau dari suatu komputer ke komputer lainnya lewat sambungan telepon. Konektor suatu komputer dengan telepon adalah menggunakan modem. Internet menyediakan sejumlah fasilitas yang dapat digunakan oleh pengguna, antara lain:

Electronic Mail (E-mail), World Wide Web (WWW), File Transfer Protocol (FTP), Newsgroup atau Mailing List, Gopher, Chat Group, Telnet, dan sebagainya (Sitompul, 1997). 2.2 Dampak Internet Terhadap Perpustakaan Kehadiran teknologi informasi seperti Internet dan multimedia telah merubah konsep dasar maupun peran perpustakaan (Rahardjo, 1995). Konsep pelayanan perpustakaan yang secara konvensional menekankan penyediaan akses ke informasi yang dimiliki, kini dengan Internet berubah ke arah konsep tanpa harus memilikinya. Konsep perpustakaan yang selama berabad-abad menjadi pengelola informasi berbasis cetak (paper-based), kini dengan Internet dapat menjadi pengelola informasi elektronik. Internet, terutama dengan memanfaatkan fasilitas www-nya, akan memungkinkan banyak perpustakaan menjadi online. Perpustakaan yang online, berarti bahwa database koleksinya tersambung ke Internet, dengan demikian dapat diakses dari luar perpustakaan atau dari berbagai tempat. Internet telah membuka dunia baru bagi perpustakaan. Perpustakaan yang secara konvensional berinteraksi secara pasif kepada pengguna melalui layanan buku, maupun jurnal semata, akan menjadi lebih agresif dengan Internet. Ada beberapa konsekuensi menarik dengan banyaknya perpustakaan yang tersambung ke Internet yaitu: (1) Sumber ilmu pengetahuan yang biasanya terbatas hanya tersedia pada jenis perpustakaan tertentu, kini menjadi tidak terbatas dengan adanya akses Internet. (2) Buku, jurnal ilmiah, laporan penelitian dan dokumen lainnya yang umumnya tersedia hanya di perpustakaan lokal, menjadi tidak terbatas karena dapat dicari di berbagai perpustakaan yang ada di Internet. (3) Perpustakaan tidak lagi terbatas pada koleksi berbasis cetak (paper based), akan tetapi menjadi pusat diseminasi informasi maupun pangkalan data penelitian serta aktivitas lainnya (Purbo, 1996) Melakukan pengambilan file (download) suatu informasi tertentu dari Internet ada kalanya bersifat gratis dan ada juga yang harus membayar. Download file artikel dari jurnal

Halaman 9

Pustaha: Jurnal Studi Perpustakaan dan Informasi, Vol.1, No.1, Juni 2005

ilmiah tertentu, biasanya selalu meminta pembayaran, atau untuk dapat mengakses jurnal itu harus membayar biaya langganan per tahun. Sekalipun demikian, jika dihitung biaya melanggan suatu jurnal ilmiah tercetak jauh lebih mahal, jika dibandingkan dengan biaya melanggan jurnal itu secara online. Hal ini dapat dimengerti, karena penerbit jurnal tersebut tidak lagi memperkirakan biaya pencetakan, distribusi dan sebagainya. Bagi perpustakaan yang sudah tersambung dengan Internet keadaan ini sangat menguntungkan karena menghemat biaya pengadaan, menghemat penyimpanan, dan dapat memperoleh informasi dari jurnal itu dalam waktu yang relatif sangat cepat, dan sebagainya. Uraian di atas memberi gambaran bahwa Internet berdampak positif terhadap perpustakaan. Internet memunculkan suatu paradigma baru dalam pelayanan perpustakaan. Internet memberikan banyak kemudahan bagi pepustakaan dalam melaksanakan tugas dan misinya. 2.3 Internet sebagai Sumber Informasi Ilmiah Sebagai akibat dari perkembangan teknologi informasi yang begitu pesat, beraneka ragam sumber daya informasi telah terdigitalisasi atau terkomputerisasi. Perkiraan di masa mendatang, koleksi perpustakaan dalam format elektronik akan dapat menyamai koleksi dalam format cetak. Mengamati fenomena dari perubahan yang sedang terjadi dewasa ini, mungkin beberapa perpustakaan tertentu akan lebih mengandalkan informasi-informasi dalam format elektronik di masa mendatang. Dengan Internet, mungkin puluhan ribu perpustakaan atau pusat informasi yang memiliki sumber informasi yang tak terhingga banyaknya dapat saling terhubung, dan dapat dimanfaatkan oleh ratusan juta pemakai yang terdiri dari individu atau organisasi (Garret, 1995). Ketersambungan antara berbagai perpustakaan melalui Internet ini, membentuk suatu sistem informasi yang maha besar, yang sering disebut perpustakaan virtual (Simanjuntak, 1995). Konsep perpustakaan virtual pada dasarnya adalah akses jarak jauh ke isi dan layanan perpustakaan dan sumber-sumber informasi lain, baik bahan-bahan cetak maupun elektronik.

Halaman 10

Berbagai jenis perpustakaan tersambung ke Internet, yang memungkinkan akses dapat dilakukan dan mengambil informasi dari perpustakaan lain yang tersebar di seluruh dunia. Dengan demikian, masalah akses menjadi isu penting untuk menyatakan kekuatan layanan perpustakaan. Selama ini persepsi tentang besar kecilnya perpustakaan selalu diukur berdasarkan dimensi fisik gedung dan koleksi. Makin banyak bahan pustaka buku dan majalah yang dimiliki suatu perpustakaan, cenderung menunjukkan kehebatan perpustakaan itu, karena makin besar dan kemungkinan koleksinya lebih lengkap. Perpustakaan besar selalu diasumsikan sebagai suatu perpustakaan yang mempunyai jumlah buku dan majalah yang banyak, kursi baca yang banyak, gedung yang besar dan jumlah pustakawan yang banyak pula. Sebaliknya, perpustakaan yang hanya memiliki 10 atau 15 ribu eksemplar koleksi, sering dianggap sebagai perpustakaan kecil. Persepsi pustakawan tentang besar kecilnya perpustakaan berdasarkan dimensi fisik seperti disebut di atas tidak selamanya benar. Sebagai contoh, satu set General Periodical Ondisk Proquest dari UMI yang terdiri atas kurang lebih 800 CD-ROM, yang jika ditumpukkan akan membentuk silinder 12 cm, maka tingginya mungkin hanya 1 sampai 2 meter saja, yang bila disimpan cukup menggunakan satu atau dua laci file kabinet saja. Padahal, CD-ROM ini memuat citra penuh (fulltext) dari kurang lebih 1.500 judul majalah ilmiah yang terus menerus diupdate setiap bulannya sejak tahun 1994 sampai sekarang. Jika kita menyimpan seluruh versi cetak yang dikandung oleh 800 CD-ROM itu, mungkin akan menghabiskan ruangan antara 150 sampai 200 meter persegi. Jika dibandingkan dari sudut penyimpanan, maka bahan digital seperti CD-ROM itu, jauh lebih menguntungkan. 2.4 Pola Pemanfaatan Internet Pola pemanfaatan yang dimaksud dalam konteks penelitian ini adalah mencakup: proses, cara, dan perbuatan memanfaatkan seluruh fasilitas yang tersedia di Internet. Perbuatan memanfaatkan seluruh fasilitas mencakup penggunaan fasilitas search engine, relevansi, dan juga cara menelusur/mencari informasi di Internet. Proses

Pustaha: Jurnal Studi Perpustakaan dan Informasi, Vol.1, No.1, Juni 2005

mencakup: pengalaman, tempat, dan frekuensi penggunaan Internet. 3. Metode Penelitian ini merupakan jenis penelitian survei. Sumber data utama yang digunakan adalah responden. Responden penelitian ini adalah mahasiswa USU tahun akademik 2004/2005 yang pernah menggunakan Internet di Perpustakaan. Selain itu, digunakan juga sejumlah dokumen tertentu untuk memperoleh data yang menyangkut jumlah mahasiswa baru, kondisi perpustakaan dan sebagainya. Dengan teknik accidental sampling ditetapkan sampel penelitian sejumlah 200 responden. Alat pengumpul data yang digunakan dalam penelitian ini kuesioner atau angket. Angket dirancang dalam bentuk sejumlah pertanyaan yang mengandung aspek-aspek yang akan diteliti. Analisis data dilakukan dengan menggunakan statistik deskriptif. Berdasarkan besaran persentase, ditarik kesimpulan berkenan dengan aspek-aspek yang diteliti. 4. Hasil dan Pembahasan 4.1 Pola Pemanfaatan Internet Sebagaimana telah dikemukakan sebelumnya bahwa pola pemanfaatan Internet yang dimaksud dalam konteks penelitian ini adalah mencakup: proses, cara, dan perbuatan memanfaatkan seluruh fasilitas yang tersedia di Internet. Namun sebelum membahas pola tersebut, perlu diketahui gambaran umum tentang pengenalan mahasiswa akan Internet. 4.1.1 Pengenalan Internet Masa awal pengenalan Internet bagi mahasiswa, dapat berbeda bagi seseorang dengan yang lainnya. Ada mahasiswa yang sudah mengenal Internet sejak dini di sekolah asalnya dan ada pula baru mengenalnya setelah menjadi mahasiswa. Sebahagian besar responden (50,50%) mulai mengenal dan menggunakan Internet adalah sesudah menjadi mahasiswa. Data ini mengindikasikan bahwa kebanyakan responden belum pernah menggunakan Internet ketika mereka masih duduk di sekolah lanjutan, dengan demikian bagi sebahagian besar

responden pengalaman menggunakan Internet erat kaitannya dengan statusnya sebagai mahasiswa. Mengingat Perpustakaan USU merupakan unit kerja yang pertama sekali menyediakan layanan Internet kepada sivitas akademika, maka secara langsung atau tidak langsung penyediaan layanan Internet di Perpustakaan sangat berperan dalam memperkenalkan dan memotivasi mahasiswa untuk menggunakan Internet. Sekitar 49,50% responden telah mengenal Internet sebelum menjadi mahasiswa. Mereka telah memiliki pengalaman menggunakan Internet sebelum diterima menjadi mahasiswa. Dengan demkian, Internet bukanlah sesuatu yang baru ketika mereka diterima sebagai mahasiswa. Pengalaman itu tentunya akan memudahkankan mereka untuk menggunakan Internet di Perpustakaan, dan diharapkan mereka dapat mendorong mahasiswa lain untuk belajar menggunakan Internet. 4.1.2 Cara Mengenal Internet Seseorang mengenal Internet dapat melalui berbagai cara, di antaranya melalui pendidikan atau kursus, melalui bantuan teman, belajar sendiri dan sebagainya. Mayoritas responden (72%) menggunakan Internet melalui bantuan temannya. Data ini mengindikasikan bahwa pada umumnya responden belajar Internet adalah atas inisiatif sendiri melalui pergaulannya dengan teman-temannya. 4.1.3 Tempat Menggunakan Internet Fasilitas yang tersedia untuk menggunakan Internet di perpustakaan/kampus tentu jumlahnya tidak akan sebanding dengan jumlah mahasiswa. Kemampuan universitas untuk menyediakan fasilitas Internet diduga sangat terbatas. Oleh karena itu, tempat menggunakan Internet bagi responden tidak terbatas hanya di perpustakaan atau di kampus. Mayoritas responden (60,50%) menyatakan bahwa mereka paling sering menggunakan Internet di Warnet, kemudian di Perpustakaan USU (37%). Data ini menggambarkan kondisi yang realistis, mengingat jumlah mahasiswa USU yang sangat besar, sementara ketersediaan jumlah komputer yang dapat digunakan untuk

Halaman 11

Pustaha: Jurnal Studi Perpustakaan dan Informasi, Vol.1, No.1, Juni 2005

melakukan akses Internet di Perpustakaan masih sangat terbatas. Sekalipun persentasenya kecil (2,50%), namun ada di antara responden yang telah dapat menggunakan Internet dari rumahnya. 4.1.4 Frekuensi Penggunaan Internet Frekuensi penggunaan Internet yang diukur melalui penelitian ini adalah rata-rata penggunaan Internet per bulan. Frekuensi penggunaan Internet bagi pemakai dipengaruhi banyak faktor misalnya, waktu, kebutuhan informasi, biaya dan sebagainya. Data menunjukkan bahwa sekitar 46,50% responden menggunakan Internet selama 1 s.d. 5 hari per bulan, 37,50% menyatakan menggunakan Internet selama 6 s.d. 10 hari per bulan, 8% menggunakan selama 11 s.d. 15 hari per bulan dan 4% masing-masing menggunakan Internet selama 16 s.d. 20 hari dan lebih dari 20 hari per bulan. Berdasarkan data ini dapat diinterpretasikan bahwa mayoritas responden (53,50%) telah menggunakan Internet selama 6 hari atau lebih (6 s.d. > 20 hari) per bulan. Data ini menggambarkan bahwa responden telah meluangkan sebagian waktu belajarnya dan sebahagian dari uang belanjanya untuk melakukan akses informasi dengan menggunakan Internet. 4.1.5 Lama Akses Lama akses yang dilakukan oleh setiap pengakses informasi pada saat menggunakan Internet dapat dipengaruhi oleh banyak hal misalnya waktu, ketersediaan dana, kecepatan jaringan, jenis informasi yang ingin dicari, perolehan informasi yang relevan dan sebagainya. Data menunjukkan bahwa mayoritas responden (82%) melakukan akses selama 1 s.d. 2 jam pada setiap kali menggunakan Internet, dan sekitar 16% melakukan akses selama 3 s.d. 5 jam. Hanya sekitar 1% yang melakukan akses selama 6 s.d. 8 jam dan di atas 8 jam pada setiap kali menggunakan Internet. Waktu yang dibutuhkan untuk melakukan akses pada setiap kali menggunakan Internet sifatnya relatif, artinya sangat bergantung kepada berbagai faktor atau keadaan seperti kecepatan jaringan, kejelasan alamat atau situs yang diakses, jenis informasi yang dicari, dan juga ketersediaan dana untuk membayar jasa layanan.

Halaman 12

Biasanya bila tingkat kecepatan jaringan baik, maka lama askes sekitar 2 (dua) jam telah memadai untuk mengakses informasi melalui Internet. Bagi pada umumnya mahasiswa, lama akses ini juga sangat dipengaruhi oleh kemampuan dananya (untuk penggunaan berbagai keperluan). Patut diduga bahwa banyak di antara responden yang ingin melakukan akses Internet (bukan untuk mengakses artikel jurnal elektronik) dengan waktu berjam-jam, akan tetapi karena keterbatasan dana yang dimilikinya, maka mahasiswa tersebut cenderung akan membatasi diri. 4.1.6 Penggunaan Fasilitas Internet Di Internet tersedia sejumlah fasilitas yang dapat digunakan pada setiap kali menggunakan Internet. Penggunaan fasilitas tersebut sangat tergantung kepada keperluan pengguna Internet. Data yang diperoleh memperlihatkan bahwa fasilitas yang paling sering digunakan responden pada setiap kali menggunakan Internet ialah WWW (93,50%). Data ini sangat realitis mengingat fasilitas ini merupakan fasilitas yang paling ampuh digunakan untuk melakukan penelusuran atau pencarian informasi. Fasilitas e-mail juga merupakan fasilitas yang sangat dominan digunakan oleh responden. Sekitar 77% responden menyatakan bahwa mereka paling sering memanfaatkan fasilitas email dibanding dengan fasilitas chatting, telnet, dan sebagainya. Berdasarkan data ini dapat diinterpretasikan bahwa mayoritas responden telah terbiasa berkomunikasi menggunakan surat elektronik (e-mail). Berkomunikasi dengan surat elektronik selain prosesnya sangat cepat, biayanya juga sangat murah. Selain menggunakan fasilitas tersebut di atas, pengguna Internet juga harus menggunakan search engine untuk melakukan pencarian informasi. Terdapat sejumlah search engine yang dapat digunakan untuk melakukan pencarian informasi di Internet. Kemampuan masingmasing search engine dalam menemukan situs informasi yang relevan dengan query pengguna ada kalanya berbeda. Desain dan interface dari masing-masing search engine juga selalu berbeda. Keberadaan desain dan interface dari masing-masing search engine sangat berpengaruh untuk menarik minat dan perhatian

Pustaha: Jurnal Studi Perpustakaan dan Informasi, Vol.1, No.1, Juni 2005

pengguna dalam melakukan penelusuran di Internet. Data memperlihatkan bahwa search engine yang paling sering digunakan responden ketika melakukan penelusuran di Internet ialah Google (84,50%) dan Yahoo (72%), sedangkan penggunaan search engine yang lain tidak begitu menonjol jika dibanding dengan kedua search engine tersebut. Gambaran data ini berhubungan erat dengan kemampuan kedua search engine tersebut yang dinilai memiliki berbagai keunggulan dibanding dengan yang lainnya. Dalam penilaian umum pengguna Internet, kedua search engine tersebut dikategorikan sebagai search engine yang paling baik dan akrab bagi pengguna pada saat ini. 4.1.7 Titik Akses Umumnya responden dapat melakukan penelusuran informasi dari sejumlah titik akses. Data menunjukkan bahwa mayoritas responden selalu melakukan penelusuran melalui titik akses judul, subjek, kata kunci dan teks bebas. Penelusuran melalui titik akses judul, subjek dan kata kunci biasanya akan menghasilkan tingkat ketepatan (precision) yang tinggi dalam memanggil dokumen yang relevan dengan permintaan. Dilatar-belakangi tingkat ketepatan yang tinggi tersebut, sehingga pada umumnya pengguna selalu melakukan penelusuran melalui titik akses tersebut. 4.1.8 Penggunaan Operator dalam Melakukan Penelusuran Untuk merumuskan query ke dalam format yang spesifik dan terbaca oleh mesin penelusuran, diperlukan sejumlah operator yang sudah standar dan lazim digunakan dalam penelusuran di Internet. Data menunjukkan bahwa hanya sebahagian kecil (22%) responden yang sering menggunakan operator Boolean dalam melakukan pencarian informasi di Internet. Padahal, operator Boolean merupakan operator yang paling umum tersedia pada hampir seluruh sistem temu-balik (information retrieval) dari berbagai pangkalan data. Patut diduga, data ini mengindikasikan bahwa sebahagian besar responden kurang atau belum mengenal dan memahami fungsi dari operator Boolean dalam pencarian informasi di Internet.

Sebagian besar (61%) responden menyatakan sering menggunakan operator proximity dalam melakukan pencarian informasi di Internet. Pengenalan dan pemahaman terhadap fungsi operator ini akan membantu pengguna Internet untuk bisa mendapatkan informasi dengan tingkat ketepatan (precision) yang tinggi. Sebab dengan operator ini responden dapat memperoleh dokumen yang sangat relevan dengan query-nya, karena dengan operator ini akan terpanggil dokumen yang berisi kata/isitilah yang tingkat kedekatannya sangat dekat dengan kata/istilah penelusuran. Akan tetapi perlu diketahui bahwa masih banyak sistem temu-balik informasi yang masih belum menerapkan fungsi dari operator ini. Persentase responden yang sering menggunakan operator truncation jumlahnya sangat kecil (13%), dan mayoritas responden (68%) menyatakan tidak pernah menggunakannya. Data ini mengindikasikan bahwa responden kurang atau belum mengenal fungsi dari operator tersebut. Hal ini mungkin terjadi karena operator ini masih belum umum digunakan pada sistem temu- balik dari berbagai pangkalan data pada sejumlah situs di Internet. 4.1.9 Relevansi Perolehan dengan Kebutuhan Informasi Keinginan pencari informasi adalah untuk mendapatkan informasi yang relevan dengan kebutuhan. Akan tetapi, pencarian informasi di Internet tidak selalu berhasil untuk mendapatkan informasi yang relevan dengan kebutuhan. Hal itu sangat dipengaruhi oleh kemampuan dari si penelusur untuk menentukan strategi penelusuran, dan juga dipengaruhi oleh faktor ketersediaan informasi pada sejumlah situs yang dituju. Mayoritas responden (67,50%) menyatakan informasi yang didapatkannya dari hasil penelusuran menggunakan Internet kadangkadang relevan, sedangkan sekitar 26% menyatakan selalu relevan dan hanya sekitar 6,50% yang menyatakan jarang. Data ini menggambarkan hal yang nyata, karena seperti apa yang dikemukakan di atas, bahwa pada setiap pencarian informasi di Internet tidak selalu pasti berhasil mendapatkan informasi yang relevan dengan kebutuhan, sebab banyak faktor yang sangat mempengaruhi tingkat keberhasilan tersebut.

Halaman 13

Pustaha: Jurnal Studi Perpustakaan dan Informasi, Vol.1, No.1, Juni 2005

4.1.10 Jenis Informasi yang Paling Sering Dicari di Internet Jenis informasi yang dicari oleh pengguna di Internet dapat berupa informasi ilmiah dan/atau informasi umum atau non-ilmiah. Jenis informasi yang diinginkan sangat tergantung dengan kebutuhan dan kondisi pengguna Internet. Data menunjukkan bahwa mayoritas responden (77,50%) menyatakan bahwa jenis informasi yang paling sering dicari di Internet adalah informasi ilmiah. Data ini menggambarkan keadaan yang sangat realistis, sebab idealnya bahwa seorang mahasiswa harus lebih memprioritaskan pencarian informasi ilmiah daripada jenis informasi yang lainnya. Data ini juga sangat sinkron dengan data lain yang menyatakan bahwa tujuan utama dari mayoritas responden menggunakan Internet adalah untuk mendapatkan informasi ilmiah. Selain itu, data ini juga dapat merupakan jawaban untuk menepis anggapan atau wacana yang menyatakan bahwa umumnya mahasiswa menggunakan Internet hanya untuk mencari informasi umum atau informasi non-ilmiah termasuk informasi yang bersifat pornografi. Melalui data tersebut di atas dapat diinterpretasikan bahwa mayoritas responden telah memanfaatkan Internet sebagai sarana penting guna mendapatkan informasi ilmiah. 4.1.11 Perlakuan Terhadap Informasi Informasi yang diperoleh dari hasil penelusuran menggunakan Internet dapat di-download, dicetak dan/atau hanya dibaca di monitor. Pada dasarnya pengguna dapat secara bebas memperlakuan informasi yang didapatnya melalui penelusuran dari Internet. Data menunjukkan bahwa perlakuan yang paling sering dilakukan responden terhadap informasi yang didapatkan dari Internet adalah mendownload (56,50%) dan mencetak (44%), sedangkan yang hanya membaca di Internet jarang dilakukan. Biasanya bila seseorang mendownload atau mencetak informasi yang diperoleh dari Internet, cenderung informasi tersebut adalah informasi yang penting atau yang berguna baginya atau sesuai dengan kebutuhannya. Sedangkan bila informasi hanya dibaca di monitor, biasanya informasi tersebut

Halaman 14

adalah informasi yang kurang atau tidak penting untuk dimilikinya. Oleh karena itu, data di atas mengindikasikan bahwa rasio perolehan (recall) informasi dengan tingkat ketepatan (precision) yang sering dialami oleh responden cenderung tinggi. Diduga, kecenderungan ini yang menyebabkan responden selalu men-download dan/atau mencetak hasil penelusuran yang diperolehnya dari Internet. 4.2 Manfaat Internet Sebagai salah satu sumber daya informasi yang sangat besar, Internet dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan, baik untuk keperluan pribadi maupun organisasi. Untuk keperluan pribadi misalnya, Internet dapat bermanfaat untuk berbagai hal di antaranya untuk keperluan studi, pekerjaan, komunikasi dan sebagainya. Mayoritas responden (59%) menyatakan bahwa Internet bermanfaat digunakan untuk membantu keperluan studi. Hal itu berarti bahwa Internet telah dijadikan sebagai salah satu sumber daya informasi guna memenuhi kebutuhan studinya. Sebahagian besar responden telah memanfaatkan Internet untuk melakukan pencarian informasi guna mendukung keperluan studinya. Data ini sinkron dengan data lain yang menggambarkan tujuan utama responden menggunakan Internet adalah untuk mencari informasi ilmiah guna memenuhi kebutuhan studinya. Selain untuk memenuhi kebutuhan studi, responden juga menggunakan Internet sebagai media komunikasi (31%), hiburan (8,50%) dan untuk berbelanja (1,50%). Sebahagian responden telah memanfaatkan fasilitas yang tersedia di Internet sebagai media untuk berkomunikasi misalnya untuk mengirim dan menerima surat yang sifatnya elektronik (e-mail) dan chatting. Sekalipun persentasenya kecil, responden telah menggunakan Internet sebagai sarana hiburan. Berdasarkan data ini dapat ditafsirkan bahwa sumberdaya informasi yang tersedia di Internet telah dapat dimanfaatkan oleh sebahagian responden sebagai sarana rekreasi. Hal ini sesuai dengan salah satu fungsi perpustakaan yaitu sebagai sarana untuk mendapatkan rekreasi melalui bacaan. Artinya, melalui bahan bacaan yang tersedia di Internet, seseorang yang membacanya dapat terhibur.

Pustaha: Jurnal Studi Perpustakaan dan Informasi, Vol.1, No.1, Juni 2005

Bagi sebahagian pencari informasi, ada yang telah menjadikan Internet menjadi sumber daya informasi yang utama, pelengkap dan sebagainya. Keadaan ini sangat tergantung kepada status dan profesi dari pencari informasi. Status dan profesi sangat berpengaruh terhadap kebutuhan informasi. Kebutuhan informasi akan menentukan untuk dijadikan sebagai dasar utama dalam rangka memilih sumber daya informasi yang akan digunakan. Bagi sebahagian besar responden (58%), Internet dijadikan sebagai sumber informasi pelengkap dalam rangka memenuhi kebutuhan studinya, sedangkan bagi sekitar 23,50% responden telah menjadikan Internet sebagai sumber informasi utama guna memenuhi kebutuhan studinya. Data ini menggambarkan bahwa berbagai situs yang tersedia di Internet telah dapat diandalkan sebagai sumber daya informasi utama guna memenuhi kebutuhan studi mahasiswa untuk jenis dan jenjang program studi tertentu. 4.3 Tujuan Menggunakan Internet Tujuan seseorang menggunakan Internet dapat berbeda. Perbedaan tujuan itu sangat dipengaruhi banyak faktor, di antaranya kebutuhan informasi dan komunikasi. Mayoritas responden menyatakan bahwa tujuan utama menggunakan Internet adalah untuk mencari informasi ilmiah (63%). Data ini mengindikasikan bahwa umumnya responden telah memanfaatkan Internet sebagai salah satu sumber daya informasi ilmiah guna memenuhi kebutuhan studinya. Keadaan ini sangat positif mengingat tugas pokok mahasiswa adalah untuk belajar. Salah satu proses yang harus dilakukan dalam belajar ialah bagaimana cara untuk mendapatkan berbagai sumber informasi ilmiah yang secara mutlak diperlukan untuk mendukung keberhasilan studi. Selain itu, responden juga telah menggunakan Internet sebagai sarana komunikasi yaitu e-mail dan chatting (28,50%) dan juga sebagai sarana untuk mendapatkan berita dari berbagai surat kabar, majalah dan sebagainya yang sifatnya online (7%), bahkan sekitar 1,50% menggunakannya untuk berbelanja. Data ini menggabarkan bahwa sebahagian responden telah memanfaatkan berbagai fasilitas dan kemudahan-kemudahan untuk mendapatkan

informasi yang tersedia di Internet untuk menambah pengetahuan dan kemampuannya. 4.4 Penilaian Terhadap Pelayanan Internet pada Perpustakaan USU 4.4.1 Fasilitas Pelayanan Fasilitas layanan yang akan dievaluasi responden melalui penelitian ini mencakup keadaan ruangan, komputer, printer dan jam layanan. Penilaian responden terhadap fasilitas layanan Internet di Perpustakaan USU tergambar melalui data yang diperoleh. Data menunjukkan bahwa hanya sekitar 3,50% yang menyatakan tidak baik, dengan demikian sekitar 96,50% responden menyatakan bahwa fasilitas layanan Internet sudah memadai, baik dan/atau sangat baik. Data ini mengindikasikan bahwa fasilitas layanan Internet yang disediakan oleh Perpustakaan USU telah memadai bagi kebutuhan pengguna. Dapat diinterpretasikan bahwa dari segi ketersediaan fasilitas, mahasiswa USU yang menjadi pengguna Internet di Perpustakaan tidak mendapat hambatan yang berarti dalam melakukan penelusuran informasi, dengan demikian pernyataan responden terhadap fasilitas layanan Internet di Perpustakaan USU dapat dinyatakan baik. 4.4.2 Biaya Penggunaan Internet di Perpustakaan USU Seperti telah dikemukakan di atas bahwa salah satu faktor yang berpengaruh terhadap frekuensi pemakaian Internet adalah biaya. Biasanya para pengguna Internet selalu mencari tempat menggunakan Internet yang tarif atau biaya penggunaannya murah. Sebaliknya, bila tempat penyedia akses Internet menetapkan tarif atau biaya penggunaan yang mahal, maka cenderung pengunanya akan sedikit. Biasanya tarif biaya penggunaan Internet ditetapkan berdasarkan jam penggunaan, misalnya Rp 3.000 per jam. Dewasa ini tarif biaya penggunaan Internet pada sejumlah rental (warnet) selalu bersaing. Data menunjukkan bahwa biaya penggunaan Internet (untuk penggunaan berbagai keperluan) di Perpustakaan USU adalah murah. Hal itu dinyatakan melalui jawaban responden di mana sekitar 54,50% responden menyatakan bahwa biaya penggunaan Internet di Perpustakaan adalah murah dan sangat murah. Data ini

Halaman 15

Pustaha: Jurnal Studi Perpustakaan dan Informasi, Vol.1, No.1, Juni 2005

mengindikasikan bahwa dilihat dari sisi biaya, maka layanan Internet yang disediakan oleh Perpustakaan telah sanggup berkompetisi dengan sejumlah rental atau Warnet yang ada di sekitar kampus. Dapat diinterpretasikan bahwa dari segi tarif atau biaya, mahasiswa USU yang menjadi pengguna layanan Internet tidak atau kurang mengalami kendala yang berarti pada setiap kali menggunakan Internet di Perpustakaan. 4.4.3 Bantuan Pengguna Tidak semua pengguna dapat belajar secara mandiri untuk menggunakan Internet. Seperti telah dikemukakan di atas bahwa seseorang bisa menggunakan Internet dapat melalui berbagai cara, seperti melalui kursus, bantuan teman, melalui buku, mencoba sendiri dan sebagainya. Salah satu nilai tambah bagi pengguna Internet di Perpustakaan ialah tersedianya bantuan pengguna. Bantuan pengguna disediakan kepada umumnya pengguna khususnya para pengguna pemula. Bantuan tesebut berupa penyediaan pustakawan yang telah terampil dalam melakukan pencarian informasi di Internet. Bantuan ini sifatnya cuma-cuma. Mayoritas responden (55,50%) menyatakan bahwa mereka jarang menerima bantuan tentang cara menggunakan Internet dari pustakawan. Data ini menggambarkan keadaan yang sebenarnya, sebab bila dihubungkan dengan data sebelumnya di mana mayoritas responden telah menggunakan Internet sekitar 3 s.d. 4 tahun lamanya. Dengan demikian, pada umumnya responden bukan lagi pemakai pemula dalam menggunakan Internet. Dipastikan mereka telah dapat menggunakan Internet secara mandiri, tanpa harus mendapat bantuan dari pustakawan. Bagi sebagian kecil responden (25,50%) bantuan tentang cara menggunakan Internet masih diperlukan. Dapat dipastikan kelompok responden ini adalah pengguna Internet pemula yang mungkin baru mulai menggunakan Internet. Data ini mengindikasikan bahwa penyediaan bantuan penggunaan Internet di perpustakaan senantiasa diperlukan, sebab belum seluruh mahasiswa USU bisa menggunakan Internet secara mandiri.

Halaman 16

5. Kesimpulan dan Saran 5.1 Kesimpulan Dari uraian di atas dapat ditarik sejumlah kesimpulan antara lain: (1) Sebahagian besar responden (50,50%) mulai menggunakan Internet adalah sesudah diterima menjadi mahasiswa USU. (2) Mayoritas responden (72%) menggunakan Internet melalui bantuan temannya. Data ini mengindikasikan bahwa pada umumnya responden belajar Internet adalah atas inisiatif sendiri melalui pergaulan dengan teman-temannya. (3) Tujuan utama responden menggunakan Internet adalah untuk mencari informasi ilmiah (63%). Selain itu, responden juga telah menggunakan Internet sebagai sarana komunikasi (e-mail) dan juga sebagai sarana untuk mendapatkan berita dari berbagai surat kabar, majalah dan sebagainya yang sifatnya online. (4) Mayoritas responden (59%) menyatakan bahwa Internet bermanfaat digunakan untuk membantu keperluan studi. Selain untuk memenuhi kebutuhan studi, responden juga menggunakan Internet sebagai media komunikasi, hiburan dan untuk berbelanja. (5) Mayoritas responden (60,50%) menyatakan paling sering menggunakan Internet di Warnet, kemudian di perpustakaan (37%). (6) Mayoritas responden (53,50%) telah menggunakan Internet selama 6 hari atau lebih (6 s.d. > 20 hari) per bulan, dan mayoritas (82%) dari mereka melakukan akses selama 1 s.d. 2 jam pada setiap kali menggunakan Internet. (7) Fasilitas yang paling sering digunakan responden pada setiap kali menggunakan Internet ialah WWW (93,50%) dan e-mail (77%). (8) Mayoritas responden (78%) selalu melakukan penelusuran melalui titik akses judul, subjek, kata kunci dan teks bebas, dan hanya sebahagian kecil (22%) responden yang sering menggunakan operator Boolean untuk memformulasikan query-nya dalam melakukan pencarian informasi di Internet. (9) Mayoritas responden (67,50%) menyatakan informasi yang didapatkannya dari hasil penelusuran menggunakan Internet kadangkadang relevan, sedangkan sekitar 26%

Pustaha: Jurnal Studi Perpustakaan dan Informasi, Vol.1, No.1, Juni 2005

menyatakan selalu relevan dan hanya sekitar 6,50 % yang menyatakan jarang. (10) Mayoritas responden (77,50%) menyatakan bahwa jenis informasi yang paling sering dicari di Internet adalah informasi ilmiah. (11) Perlakuan yang paling sering dilakukan responden terhadap informasi yang didapatkan dari Internet adalah mendownload (56%) dan mencetak (44%), sedangkan yang hanya membaca di monitor jarang dilakukan. Data ini mengindikasikan bahwa rasio perolehan (recall) informasi dengan tingkat ketepatan (precision) yang sering dialami oleh responden cenderung tinggi. (12) Pernyataan responden terhadap fasilitas layanan Internet di Perpustakaan USU adalah baik. Sekitar 96,50% responden menyatakan bahwa fasilitas layanan Internet sudah memadai dan/atau sangat baik. Kemudian, 54,50% responden menyatakan biaya penggunaan Internet di Perpustakaan USU adalah sangat murah. 5.2 Saran Data menunjukkan bahwa hanya sebahagian kecil responden yang menggunakan Internet di perpustakaan/kampus sedangkan mayoritas responden menggunakan Internet adalah di warnet di luar kampus. Disarankan agar pimpinan universitas memanfaatkan kondisi ini sebagai peluang untuk berinvestasi atau mengundang pihak swasta melakukan investasi dalam bidang layanan jasa Internet, mengingat seluruh mahasiswa USU adalah pengguna potensial (potential users) dalam layanan jasa Internet.

Masih banyak responden yang belum dapat memanfaatkan fasilitas yang tersedia di Internet secara maksimal, untuk mengatasi hal ini pendidikan atau bimbingan pemakai untuk penggunaan Internet dirasa sangat perlu diberikan oleh unit-unit yang menyediakan layanan jasa Internet seperti perpustakaan, pusat komputer dan sebagainya.

Rujukan Allen, Douglas W., Johnson, Steve; Suharsono [alih bahasa] (1997). Pedoman belajar Internet = The Learning guide to the Internet. Jakarta: Elex Media Komputindo. Creth, Sheila (1996). The Electronic Library: slouching toward the future or creating a new information environment. Follet Lecture Series. . Duval, Beverly K., Main, Linda (1992). Automated Library Systems: a librarian’s guide and teaching manual. Meckler, London. Garret, John R (1995). “What is a digital library”. Digital Libraries Conference: Moving forward into the information era. Kaniki, Andrew M. (1992). “Information seeking and information providers among Jambian Farmers”. Libri: International Library Rivew, 41 (3), 147-168. Keen, Peter G. W. (1995). Every managers guide to information technology. Boston: Harvard Business School. LaQuey, Tracy, Wospakrik, Hans J. [Penerjemah] (1997). Sahabat Internet: pedoman bagi pemula untuk memasuki jaringan-jaringan global = Internet companion: a beginner’s guide to global networking. Bandung: Penerbit ITB. Perpustakaan Universitas Sumatera Utara (2002). Laporan Akuntabilitas Tahun 2002. Medan: Perpustakaan USU. Purbo, Onno W. (1996). Perpustakaan dan teknologi informasi/Internet. Bandung: Institut Teknologi Bandung. Rahardjo, Arlinah Imam (1996). “Teknologi informasi: ancaman ataukah peluang bagi profesi pustakawan di Indonesia”. Prosiding Kongres VII Ikatan Pustakawan Indonesia dan Seminar Ilmiah. Jakarta: Ikatan Pustakawan Indonesia. Rimbarawa, Kosam (ed) (1995). Kerjasama jaringan perpustakaan dan akses informasi: kumpulan karya tulis. Luwarsih Pringgoadisurjo. Jakarta: PDII-LIPI. Simanjuntak, Melling (1995) “Kepustakawanan Alternatif”. Prosiding Kongres VII Ikatan Pustakawan Indonesia dan Seminar Ilmiah. Jakarta: Ikatan Pustakawan Indonesia.

Halaman 17

Pustaha: Jurnal Studi Perpustakaan dan Informasi, Vol.1, No.1, Juni 2005

Sitompul, Darwin (1997). Perkembangan Internet. Medan: Puskom USU. Sugiyono (1998). Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta. Tedd, Lucy A. (1993). An Introduction to Computer-Based Library Systems, Third Edition. John Wiley & Sons: Chichester. Wahyudi, J.B. (1992). Teknologi informasi dan produksi citra bergerak. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Halaman 18