PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PEMAHAMAN SISWA TENTANG KONSEP GAYA APUNG: SEBUAH STUDI KASUS Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Program Studi Pendidikan Fisika SKRIPSI
Disusun Oleh: Rahmad Hudan Ramadhan NIM: 111424003 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2015
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PEMAHAMAN SISWA TENTANG KONSEP GAYA APUNG: SEBUAH STUDI KASUS Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Program Studi Pendidikan Fisika SKRIPSI
Disusun Oleh: Rahmad Hudan Ramadhan NIM: 111424003 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2015
i
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI SKRIPSI
PEMAHAMAN SISWA TENTAI\IG KONSEP GAYA APUNG: SDBUATI STUDI KASUS
Oleh:
It[M:111
le ffiry!* g;$1 'o
tffiB bTs b,.^ I -dt Dosen Pembimbing
Drs.T. Sarkim, M. Ed., ph.D.
ranggal,
t
Q JUli
2A$
:
I
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
SKRIPSI
PEMAHAMAN SISWA TENTANG KONSEP GAYA APUNG: SEBUAH STUDI KASUS
Dipersiapkan dan ditulis oleh
:
Rahmad HudanRamadhan
NIM:111424403
Telah dipertahanlgg di depan panitia penguji
Ketua Sekretaris
Anggota Anggota Anggota
X
r Juli
2ots
Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan
ill
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
HALAMAN PERSEMBAHAN
Karya ini saya persembahkan kepada Orang tua dan adik yang ku cintai dan ku banggakan
Saebani Marwati Nurul Hitayuwana Aku persembahkan cinta dan sayangku kepada Orang tua ku, adik ku, seluruh keluargaku dan orang-orang hebat yang telah mendahuluiku karena telah menjadi motivasi dan inspirasi dan tiada henti memberikan dukungan do'anya.
“Tanpa keluarga, manusia, sendiri di dunia, gemetar dalam dingin.” Terima Kasih Tuhanku Terima Kasih Semestaku
iv
l PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis
ini
tidak
memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalarn kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karyailmiah.
Yogyakarta, Penulis,
}[ juli
2015
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dhanna:
Nama : Rahrnad Hudan Rahmadhan
NIM
:111424003
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya rnemberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dhanna karya ihniah saya yang berjudul:
Pemahaman Siswa Tentang Konsep Gaya Apung: Sebuah Studi Kasus
Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, rnengalihkan dalam bentuk media lain, rnengelola
daiam bentuk pangkalan dala, rnendistribusikan secara terbebas,
dan
mempublikasikannya di intemet atau media lain untuk kepentingan akadernis tanpa
perlu meminta
ijin dari saya lnaupun
rnemberikan royalti kepada saya selarna tetap
mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini yang di buat dengan sebenamya.
Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal,
]\ juli 2015
Yang men;zatal<,4n,
Ramadhan
vi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
ABSTRAK PEMAHAMAN SISWA TENTANG KONSEP GAYA APUNG: SEBUAH STUDI KASUS Rahmad Hudan Ramadhan. 2015 “Pemahaman Siswa Tentang Konsep Gaya Apung: Sebuah Studi Kasus”. Skripsi. Program Studi Pendidikan Fisika. Jurusan Pendidikan Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam. Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pemahaman siswa tentang konsep gaya apung. Penelitian dilakukan pada bulan mei pada siswa SMA kelas XI IPA sebanyak 1 orang yang dipilih secara acak. Peneliti menggunakan metode wawancara klinis dalam pengambilan data Hasil penelitian menunjukan bahwa pemahaman partisipan dapat dikategorikan menjadi: tidaktahu/lupa, kurang lengkap, miskonsepsi, dan memahami. Pemahaman partisipan berubah sejalan dengan proses wawancara. Memberikan pertanyaan membuat pemahaman partisipan berkembang. Hasil analisis menunjukan adanya peristiwa yang menunjukan contoh konkret teori pengetahuan dan teori belajar kontruktivis Piaget yaitu adaptasi pikiran ke dalam suatu realitas.
Kata kunci :pemahaman, gaya apung, kontruktivis, wawancara
vii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
ABSTRACT STUDENTS’ UNDERSTAND ABOUT BOUYANCY CONCEPT: A CASE STUDY RahmadHudanRamadhan. 2015. “Students Understand About Bouyancy Concept: A Case Study”. Thesis. Physics Education Study Program. Department of Mathematics and Science Education.Faculty of Teachers Training and Education.Sanata Dharma University of Yogyakarta. The purpose of this research was to understand students' understanding ofthe concept ofbuoyancy. The study was conductedin May onhigh school studentgrade XIas peoplewereselected at randomwithout knowing theabilitiesandaccomplishments. Research used a clinical interview method in data retrival. Research shows that the understanding of the participant can be classified into: do not know/forgot, incomplete and understand. Changes in line with the participants’ understanding of the interview process.Asking questions make an understanding of the participants developed. Results of the analysis showed the presence of event that show a concrete example of the theory of knowledge and constructivist learning theory Piaget namely adaptation thoughts into a reality.
Keywords: understanding, buyancy, constructivist, interview
viii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas kasih karuniaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “PemahamanSiswa Tentang Konsep Gaya Apung: Studi Kasus” sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi PendidikanFisika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Penelitian ini adalah penelitian bersama yang melibatkan 5 orang peneliti yaitu Maria Febriyanti, Gandha Setyawan, Maria Kartika Astiningsih, Rosalia Oktavin Setyo Devita Sari beserta penulis dalam sebuah tim dengan topic sama dan materi yang berbeda-beda. Kebersamaan penelitian ini adalah pengembangan metode wawancara untuk mengetahui pemahaman siswa tentang konsep tertentu. Cara kerja tim adalah mempelajari dasar teori bersama namun merumuskan setiap tulisan sendiri-sendiri. Metode penelitian dikembangkan bersama-sama namun wawancara dilakukan masing-masing dengan partisipan yang berbeda-beda. Hasil pembahasan ditulis berdasarkan respon dari partisipan. Dalam penelitian ini tulisan dirumuskan sendiri tanpa ada penjiplakan kata dari tiap peneliti. Apabila terdapat tulisan atau frasa kalimat yang sama, hal itu merupakan hasil diskusi bersama dan bukan sebuah penjiplakan. Selama penyusunan skripsi ini, penulis mendapat banyak bimbingan, saran dan dukungan dari berbagai pihak. Maka pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada : 1. Bapak Drs. T. Sarkim, M. Ed., Ph.D selaku Dosen Pembimbing skripsi atas waktunya untuk membimbing dengan penuh perhatian, serta yang telah banyak meluangkan waktu dan masukan selama penulisan skripsi ini.
ix
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2. Bapak Dr. IgnEdi Santosa, M.S., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Fisika sekaligus selaku dosen pembimbing akademik, dan segenap dosen JPMIPA yang telah memberikan pengalaman, pengetahuan,
dan bimbingan selama penulis
menimba ilmu di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. 3. Segenap Staf sekretariat JPMIPA yang telah membantu segala sesuatu tentang administrasi selama penulis kuliah di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. 4. Siswa-siswi yang telah bersedia menjadi partisipan dalam penelitian ini. 5. Keluarga, ayah, ibu, adik, kakek, dan nenek yang senantiasa mendoakan dan mendukung dalam setiap proses pendidikan. 6. Teman-teman Pendidikan Fisika angkatan 2011, terkusus Tika, Maria, Gandha, dan Vivin yang selalu berbagi pengalaman indah, suka, duka dan pengetahuan selama empat tahun berproses dalam perkuliahan di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. 7. Serta semua pihak dan teman-teman yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu atas dukungan dan semangat yang telah diberikan sehingga sangat membantu penyelesaian penulisan skripsi ini. Semoga skripsi ini memberikan manfaat bagi pembaca khususnya dan dalam bidang ilmu pengetahuan pada umumnya.
Yogyakarta, 31 Juli 2015 Penulis
x
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL......................................................................................................i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ...........................................................ii HALAMAN PENGESAHAN......................................................................................iii HALAMAN PERSEMBAHAN ..................................................................................iv PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ......................................................................... v HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH .................................vi ABSTRAK ..................................................................................................................vii ABSTRACT.................................................................................................................viii KATA PENGANTAR...................................................................................................ix DAFTAR ISI ................................................................................................................xi DAFTAR GAMBAR .................................................................................................xiii DAFTAR TABEL.......................................................................................................xiv DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................... xv BAB I. PENDAHULUAN A. LatarBelakang .......................................................................................................... 1 B. Rumusan Masalah .................................................................................................... 2 C. Tujuan Penelitian ...................................................................................................... 2 D. Manfaat Penelitian.................................................................................................... 3 BAB II. LANDASAN TEORI A. Konsep, Konsepsi, dan Prakonsepsi......................................................................... 4 B.PemahamanKonsepFisika.......................................................................................... 4 C. Mengungkap Pemahaman ........................................................................................ 6 D. Miskonsepsi.............................................................................................................. 8 E. Teori Konstruktivisme ............................................................................................. 8 F. Teori Perubahan Konsep ........................................................................................... 9 G. Hukum Archimedes
xi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
1.Konsep Tekanan dalam Fluida ............................................................................ 10 2.Gaya Apung ........................................................................................................ 12 3. Hukum Archimedes ............................................................................................ 13 4. Teori Hukum Archimedes dan Peristiwa mengapung, melayang, dan tenggelam ................................................................................................................................ 14 BAB III. METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian....................................................................................................... 17 B. Partisipan Penelitian ............................................................................................... 17 C. Desain Penelitian .................................................................................................... 18 D. Waktu dan Tempat Penelitian ................................................................................. 18 E. Pengembangan Kemampuan Bertanya: Ketepatan dan Kemendalaman................ 19 F. Instrumen Penelitian................................................................................................ 20 G. Metode Pengumpulan Data .................................................................................... 20 H. Metode Analisis Data ............................................................................................. 21 BAB IV, DATA DAN ANALISIS DATA A. Deskripsi Penelitian................................................................................................ 24 B. Analisis Data........................................................................................................... 26 C. Pembahasan ............................................................................................................ 39 D. Kemendalaman Wawancara sebagai proses Belajar .............................................. 40 BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ............................................................................................................ 46 B. Keterbatasan Penelitian .......................................................................................... 47 C. Saran ....................................................................................................................... 47 DAFTAR PUSTAKA................................................................................................. 48 LAMPIRAN............................................................................................................... 50
xii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR GAMBAR Gambar1. Gaya apung muncul karena konsekuensi tekanan air................................. 12 Gambar2.Mengapung.................................................................................................. 14 Gambar 3.Melayang.................................................................................................... 15 Gambar4.Tenggelam ................................................................................................... 16
xiii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR TABEL Tabel 1.Pengetahuan partisipan tentang tokoh Archimedes........................................ 26 Tabel 2.Pemahaman partisipan tentang peristwa mengapung, melayang, dan tenggelam .................................................................................................................... 27 Tabel 3.Pemahaman partisipan tentang hukum Archimedes....................................... 28 Tabel 4. Pemahaman partisipan tentang gaya yang bekerja pada peristiwa mengapung, melayang, dan tenggelam ....................................................................... 32 Tabel 5.Pemahaman partisipan tentang konsep gaya apung ....................................... 34 Tabel 6. Perbandingan pengetahuan tentang tokoh Archimedes................................. 40 Tabel 7. Perbandingan pemahaman tentang peristwa mengapung, melayang dan tenggelam .................................................................................................................... 41 Tabel 8.Perbandingn pemahaman tentang hukum Archimedes .................................. 41 Tabel 9. Perbandingan pemahaman tentang gaya yang bekerja pada peristiwa mengapung, melayang, dan tenggelam ....................................................................... 43 Tabel 10.Perbandingan pemahaman partisipan tentang konsep gaya apung .............. 43
xiv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1.Data Wawancara ...................................................................................... 51 Lampiran 2.Latihan Wawancara 1 .............................................................................. 60 Lampiran 3.Latihan Wawancara 2 .............................................................................. 63 Lampiran 4.Latihan Wawancara 3 .............................................................................. 66 Lampiran 5.Lembar Pekerjaan Partisipan ................................................................... 70 Lampiran 6.Latihan wawancara 1: Lembar Pekerjaan Partisipan A ........................... 72 Lampiran 7.Latihan wawancara 2: Lembar Pekerjaan Partisipan B ........................... 73 Lampiran 8.Latihan wawancara 3: Lembar Pekerjaan Partisipan C ........................... 74 Lampiran 9. Kisi-Kisi Pertanyaan............................................................................... 75
xv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penting bagi guru untuk mengetahui pemikiran siswa tentang konsep fisika tertentu. Pemahaman terhadap konsep merupakan salah satu hal penting dalam pembelajaran, yaitu sebagai syarat utama keberhasilan siswa pada materi fisika. Siswa harus mengerti konsep terlebih dahulu karena pemahaman konsep yang tidak benar dapat mengakibatkan kesulitan dan menghambat dalam memahami materi fisika dengan benar. Guru terkadang tidak terlalu mengetahui apakah siswa telah memahami suatu konsep dengan benar dalam sebuah pembelajaran karena guru lebih fokus untuk memenuhi tujuan pembelajaran secara umum seperti yang tertulis dalam RPP. Guru terkadang memenuhi tujuan pembelajaran ini lewat pemberian soal-soal di kelas, sehingga guru tidak sepenuhnya mengerti bagaimana pemahaman konsep yang dimiliki oleh tiap siswa. Pertanyaan-pertanyaan yang relevan dapat digunakan guru untuk mengungkap pemahaman siswa. Pertanyaan memegang peran sangat penting karena dapat digunakan untuk mengetahui apa yang siswa pikirkan tentang konsep tertentu.
1
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2
Teori konstruktivisme merumuskan bahwa siswa membangun pengetahuannya sendiri secara aktif, sedangkan guru sebagai fasilitator yang membantu siswa memahami suatu pengetahuan. Guru dapat menjadi fasilitator bagi siswa dengan memaksimalkan peran pertanyaan untuk membangun pemikiran siswa. Berdasarkan pengalaman peneliti ketika belajar di bangku SMA, banyak konsep fisika yang sering membingungkan. Peneliti menjumpai seringnya kesalahan yang dialami siswa salah satunya adalah pada konsep gaya apung. Tidak hanya siswa di SMA, namun terkadang mahasiswa S1 juga masih ada yang bingung dengan konsep gaya apung ini. Sehingga, konsep gaya apung seseorang menjadi menarik untuk diungkap. Berdasarkan
permasalahan
di
atas
penulis
berkeinginan
melaksanakan sebuah penelitian yang bertujuan untuk mengungkap pemahaman siswa dalam konsep gaya apung.
B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian di atas penulis merumuskan masalah penelitian adalah bagaimana pemahaman siswa mengenai konsep gaya apung?
C. Tujuan Penelitan Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk mengungkap pemahaman siswa tentang gaya apung.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
3
D. Manfaat Penlitian 1. Bagi guru dan calon guru Guru dapat menyadari betapa pentingnya memberikan pertanyaan untuk mengidentifikasi pemahaman siswa tentang konsep-konsep fisika dan apabila terjadi miskonsepsi pada diri siswa, guru dapat memberikan treatment tertentu. 2. Bagi peneliti Peneliti dapat berlatih mengungkap pemahaman siswa tentang konsep tertentu lewat wawancara yang mendalam.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB II LANDASAN TEORI
A. Konsep, Konsepsi, dan Prakonsepsi Hasil pemikiran seseorang yang bersifat abstrak dan menggambarkan peristiwa, benda, atau fakta yang dapat mempermudah komunikasi antar manusia disebut konsep (Pusat Bahasa, 2002 & van den Berg, 1991). Konsep fisika contohnya adalah konsep gaya, kalor, dan usaha. Setiap siswa sudah menjumpai peristiwa fisika sehari-hari sejak kecil, contohnya siswa melihat gerak, merasakan panas, dan mengamati benda jatuh. Ketika siswa memasuki kelas, mereka telah memiliki konsepsi awal sendiri dari pengalamannya yang disebut prakonsepsi (Berg 1991:10). Semua prakonsepsi siswa yang membentuk konsep dapat dihubungkan dengan konsep lain. Konsepsi adalah tafsiran konsep seseorang yang diperoleh melalui interaksi dengan lingkungan dan melalui pendidikan formal (Berg, 1991 & Suparno, 2005:5).
B. Pemahaman Konsep Fisika Hakikat fisika dalam ilmu pengetahuan salah satunya adalah sebagai produk yaitu semua pengetahuan tentang gejala alam yang telah dikumpulkan melalui observasi berupa fakta, konsep, prinsip, hukum, dan teori (Suranto, 2009).
4
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
5
a. Fakta Merupakan
kenyataan
dan
pernyataan
dari
suatu
benda
yang
menggambarkan hasil observasi maupun menggunakan alat bantu (Coballa & Chiappetta, 2010: 112). Contohnya, fakta bahwa batu yang dimasukkan ke dalam air akan tenggelam, benda terasa lebih ringan di dalam air, pegas dapat meregang dan kembali ke kondisi semula. b. Konsep Merupakan hasil pemikiran seseorang yang bersifat abstrak dan menggambarkan peristiwa, benda, atau fakta yang dapat mempermudah komunikasi antar manusia (Pusat Bahasa, 2002 & Berg, 1991). Contohnya, konsep tentang gaya, usaha dan energi. c. Hukum Merupakan fakta-fakta yang menjelaskan dan memprediksi kejadian atau kasus individu (Carey, Carnap, dan Mayr dalam McComas, 2003). Contohnya, hukum Newton, hukum Archimedes, dan hukum Pascal. d. Teori Merupakan pernyataan yang dibangun dari fakta, hukum dan kesimpulan untuk menggambarkan fenomena sehingga masuk akal untuk diakui sebagai hasil dari penelitian manusia yang terkait dengan penciptaan (Carey, Carnap, dan Mayr dalam McComas, 2003). Contohnya, teori bigbang, teori kinetik gas, dan teori relativitas. Syarat keberhasilan siswa terhadap fisika adalah pemahaman konsep dan prinsip fisika (Simanjuntak, 2012). Pemahaman adalah proses mental
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
6
seseorang untuk memahami sesuatu yang telah diketahui, diingat dan merupakan landasan bagi siswa untuk membangun wawasan (Pusat Bahasa, 2002 & Simanjuntak, 2012). Wardani (2010) menyatakan beberapa indikator yang menunjukan pemahaman seseorang akan suatu konsep adalah: 1) dapat menyatakan pengertian konsep dalam bentuk definisi menggunakan kalimat sendiri secara rinci, 2) dapat mengklasifikasikan objek-objek menurut sifat-sifat tertentu (sesuai dengan konsepnya), 3) dapat menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representasi matematis, 4) dapat memberi contoh dan non contoh dari konsep, 5) dapat mengembangkan syarat perlu atau syarat cukup konsep, 6) dapat menggunakan, memanfaatkan, dan memilih prosedur atau operasi tertentu, 7) dapat mengaplikasikan konsep pemecahan masalah.
C. Mengungkap Pemahaman Tujuan mengetahui semua pemahaman yang ada di dalam pikiran seseorang
dapat
dilakukan
dengan
tes
pemahaman
adalah
untuk
mengembangkan potensi yang dimiliki siswa dan membantu siswa dalam menyelesaikan permasalahan yang dihadapi, hal ini dapat dilakukan dengan tes pemahaman (Sutoyo, 2012: 19).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
7
Mengungkap pemahaman seseorang secara bebas dapat dilakukan dengan cara wawancara, yaitu wawancara teknik klinis dan teknik kelas. Wawancara teknik klinis dilakukan oleh peneliti dengan mewawancarai siswa tentang pemikiran mereka terhadap suatu topik di ruang yang tenang, tanpa penonton, dan waktu yang tepat. Sebagai contoh, wawancara dilakukan setelah sekolah, atau jam bebas di tengah pelajaran. Wawancara teknik kelas, dapat dilakukan peneliti di dalam kelas ketika jam pelajaran berlangsung. Wawancara dapat berbentuk bebas dan terstruktur. Wawancara bebas Peneliti bebas bertanya dan siswa bebas menjawab, sedangkan dalam wawancara terstruktur, pertanyaan sudah disiapkan dan urutannya sudah disusun sehingga mempermudah dalam praktek, keuntungan adalah peneliti dapat secara sistematis bertanya dan mengorek pemikiran siswa (Suparno, 2005). Peneliti dapat meminta partisipan membuat peta konsep. Peta konsep dapat digunakan untuk melihat ide awal siswa tentang topik tertentu, untuk menunjukkan bagaimana siswa melihat hubungan antara ide-ide mereka, untuk mengetahui seberapa banyak yang diketahui siswa dan melihat sejauh mana siswa memahami topik tersebut (Taber, 1999). Peneliti dapat meminta siswa menggambar untuk mewakili pemahaman mereka tentang konsep tertentu. Menggambar dapat digunakan dalam situasi klinis, dan dapat juga digunakan di dalam kelas saat proses belajar mengajar berlangsung (Taber, 1999).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
8
D. Miskonsepsi Miskonsepsi adalah konsepsi siswa yang tidak sesuai dengan konsep yang sebenarnya (Van den Berg, 1991). Contohnya, konsep tentang massa dan berat yang campur aduk, karena dalam kehidupan sehari-hari mereka menggunakan hal yang salah tetapi dianggap benar, dan dengan konsep ini mereka merasa lebih mudah dalam berkomunikasi dengan orang lain. Dalam proses mengungkap pemahaman siswa mengenai sebuah konsep tertentu, terkadang ditemukan kesalahan dari konsep yang sebenarnya. Beberapa kesalahan itu seringkali diabaikan oleh siswa dan menjadi berkelanjutan sehingga mengakibatkan adanya miskonsepsi pada konsep lainnya.
E. Teori Konstruktivisme Teori belajar kontruktivis menekankan bahwa pengetahuan kita adalah konstruksi (bentukan) kita sendiri. Pengetahuan selalu merupakan akibat dari suatu konstruksi kognitif kenyataan melalui kegiatan seseorang. Seseorang membentuk skema, kategori, konsep dan strukur pengetahuan yang diperlukan untuk pengetahuan (Bettencourt dalam Suparno, 1997). Proses pembentukan ini berjalan terus-menerus dengan setiap kali mengadakan reorganisasi karena adanya suatu pemahaman baru (Piaget dalam Suparno, 1997). Prinsip-prinsip
konstruktivisme
(Suparno,
1997)
antara
lain:
1)
pengetahuan dibangun oleh siswa sendiri, baik secara personal maupun
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
9
sosial, 2) pengetahuan tidak dapat dipindahkan dari guru ke murid, kecuali hanya dengan keaktifan murid itu sendiri untuk menalar, 3) murid aktif mengkonstruksi terus menerus, sehingga selalu terjadi perubahan konsep menuju ke konsep yang lebih rinci, lengkap, serta sesuai dengan konsep ilmiah, 4) guru sekadar membantu menyediakan sarana dan situasi agar proses konstruksi siswa berjalan mulus.
F. Teori Perubahan Konsep Menurut Piaget dalam Suparno (1997), teori pengetahuan itu adalah teori adaptasi pikiran ke dalam suatu realitas. Proses seseorang untuk mencapai pengertian tersebut, yaitu asimilasi, akomodasi, dan equilibration. Asimilasi adalah proses kognitif yang dengannya seseorang menginterpretasikan persepsi, konsep, ataupun pengalaman baru ke dalam skema atau pola yang ada di dalam pikirannya. Akomodasi adalah keadaan dimana pengalaman yang baru tidak cocok dengan skema yang telah ada sehingga seseorang membentuk skema baru yang dapat cocok dengan rangsangan yang baru. Sistem pemikiran Piaget menuntut seorang anak untuk aktif terhadap lingkungannya agar ia dapat berasimilasi dan berakomodasi, sehingga proses belajar mengakibatkan terjadinya proses perubahan konsep yang terus menerus (Suparno,1997). Dalam perkembangan intelek, diperlukan keseimbangan antara asimilasi dan akomodasi yang disebut dengan equilibrium, yakni peraturan diri secara mekanis untuk mengatur keseimbangan proses asimilasi dan akomodasi.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
10
Disequilibrium adalah keadaan tidak seimbang antara asimilasi dan akomodasi. Equilibration adalah proses dari disequilibrium dan equilibrium. Equilibration membuat seseorang dapat menyatukan pengalaman luar dengan strukur dalam (Suparno, 1997). Piaget kemudian mengklaim bahwa seseorang mencoba untuk memahami pengalaman baru dengan mengasimilasi ke dalam skema atau struktur kognitif yang sudah dimiliki. Jika asimilasi tidak bekerja sepenuhnya, ada ketidakseimbangan antara pengalaman baru dan skema lama yang disebut dengan
keadaan
ketidakseimbangan
kognitif.
Untuk
mengatasi
ketidakseimbangan tersebut, mereka mengakomodasi atau menyesuaikan skema lama sehingga lebih cocok untuk pengalaman baru (Beilin dalam Cook Juan L & Cook Greg, 1994: 263).
G. Hukum Archimedes 1. Konsep Tekanan dalam Fluida Fluida berbeda dengan zat padat, yaitu tidak menopang tegangan geser. Jadi, fluida berubah bentuk untuk mengisi tabung dengan bentuk bagaimana pun. Bila sebuah benda tercelup dalam fluida seperti air, fluida mengadakan sebuah gaya yang tegak lurus permukaan benda di setiap titik pada permukaan. Jika benda cukup kecil sehingga kita dapat mengabaikan tiap perbedaan kedalaman fluida, gaya per satuan luas yang diadakan oleh fluida sama di setiap titik pada permukaan benda. Gaya persatuan luas ini dinamakan tekanan fluida P (Tipler, 1889):
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
11
P = F/A Sifat penting lainnya dari fluida yang berada dalam keadaan diam adalah bahwa gaya yang disebabkan oleh tekanan fluida selalu bekerja tegak lurus terhadap permukaan yang bersentuhan dengannya. Jika ada gaya yang sejajar dengan permukaan, maka menurut hukum Newton ketiga, permukaan akan memberikan gaya kembali pada fluida yang juga akan memiliki komponen sejajar dengan permukaan. Komponen seperti ini akan menyebabkan fluida mengalir, berlawanan dengan asumsi kita bahwa fluida tersebut diam. Dengan demikian gaya yang disebabkan tekanan selalu tegak lurus terhadap permukaan (Giancoli, 2001) Tekanan zat cair dengan massa jenis yang serba sama berubah terhadap kedalaman. Ketika melihat satu titik yang berada di ketinggian h di bawah permukaan air. Tekanan yang disebabkan zat cair pada kedalaman h
ini disebabkan oleh berat kolom zat cair di atasnya.
Sehingga gaya yang bekerja pada luas daerah tersebut adalah F = mg = ρgAh, dimana Ah adalah volume kolom, ρ adalah massa jenis zat cair, dan g adalah percepatan gravitasi (Giancoli, 2001). Tekanan, P, dengan demikian adalah:
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
12
2. Gaya Apung Sebuah benda yang diletakkan di dalam air terasa lebih ringan dibandingkan dengan beratnya ketika di udara. Karena tekanan semakin bertambah dengan bertambahnya kedalaman, gaya yang bekerja pada benda dibagian bawah yang berada di dalam air lebih besar daripada gaya yang bekerja pada benda dibagian atas. Akibatnya, ada selisih gaya yang bekerja pada benda, yang selanjutnya disebut dengan gaya apung (Fooster, 2005:104)
Gambar. 1 Gaya apung muncul karena konsekuensi tekanan air
Gambar 1 menunjukan sebuah silinder yang dibenamkan ke dalam fluida yang memiliki massa jenis ρ. Bagian atas silinder berada pada kedalaman h1, sedangkan bagian bawahnya pada kedalaman h2. Karena luas penampang bagian atas dan bawah silinder sama besar, yaitu A, gaya F1 ke bawah karena menekan permukaan atas benda, dan gaya F2 ke atas karena fluida menekan dasar permukaan benda. maka F1=P1A,
dimana
P1=Patm+ρgh1;
sedangkan
F2=P2A,
dimana
P2=Patm+ρgh2. Dengan demikian selisih gaya yang bekerja pada
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
13
silinder adalah yang bertindak sebagai gaya apungnya, yang besarnya adalah: Fapung = F2 - F1 = P2A – P1A = (Patm + ρgh2)A – (Patm + ρgh1)A = ρgh2 (h2 – h1) Dari gambar dapat diketahui bahwa A(h2 – h1) sama dengan volume silinder, sehingga Fapung = ρgV Ketika membenamkan sebuah benda yang memiliki volume V ke dalam fluida, maka ada fluida yang dipindahkan tempatnya, sebanyak volume benda yang dibenamkan. Dengan demikian volume fluida yang dipindahkan adalah V. sehingga massa fluida yang dipindahkan adalah m= ρV (Fooster, 2005:105). Dapat dituliskan: Fapung = mg
3. Hukum Archimedes Prinsip Archimedes menyatakan: ketika sebuah benda seluruhnya atau sebagian dimasukan ke dalam zat cair, cairan akan memberikan gaya apung (Fa) pada benda yang besarnya sama dengan berat cairan yang dipindahkan benda (w) (Young & Freeman, 2002:429): Fa = w. dimana Fa= ρf.g.Vbf;
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
14
ρf adalah massa jenis fluida; Vbf adalah volume fluida yang dipindahkan dan g adalah percepatan gravitasi bumi sebesar 9,8 m/s2.
4. Teori hukum Archimedes dan peristiwa mengapung, melayang, dan tenggelam Ketika kita menimbang batu di dalam air, berat batu yang terukur pada timbangan pegas menjadi lebih kecil dibandingkan dengan ketika kita menimbang batu di udara. Berat batu yang terukur pada timbangan lebih kecil karena ada gaya apung yang menekan batu ke atas. 1. Mengapung
Gambar. 2 mengapung
Berat benda (w) bernilai sama dengan gaya apung (fa). dalam keadaan mengapung, sebagian kecil benda akan tenggelam di dalam air dan sebagian besar lainnya masih berada di udara. Dalam keadaan ini, volume benda Vb lebih besar di bandingkan volume fluida yang di pindahkan Vbf. Terjadi apabila benda memiliki densitas lebih kecil dari pada densitas air. Fapung = w mf g = mb g
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
15
ρf Vbf = ρb Vb
Karena Vb > Vbf, maka:
ρf > ρb
2. Melayang
Gambar. 3 Melayang
Peristiwa
melayang
adalah
dimana
posisi
benda
tercelup
seluruhnya namun tidak mencapai dasar fluida. Dalam keadaan ini Fa=w, dimana volume benda Vb sama dengan volume fluida yang di pindahkan Vbf. sehingga benda akan melayang apabila massa jenis benda bernilai sama dengan massa jenis air. Fapung = w mf g = mb g ρf Vbf = ρb Vb
Karena Vb = Vbf, maka:
ρf = ρb
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
16
3. Tenggelam
N
Gambar. 4 Tenggelam
Peristiwa tenggelam adalah dimana posisi suatu benda tercelup sepenuhnya sampai di dasar fluida, dimana volume benda Vb sama dengan volume fluida yang di pindahkan Vbf Dalam keadaan ini selain gaya apung, terdapat gaya lain yang searah dengan gaya apung yaitu gaya normal. Gaya tegak lurus bidang yang ada ketika suatu benda menyentuh zat padat. Maka berlaku: Fapung + N = w mf g + N = mb g ρf Vbf + N = ρb Vb -N
ρf = ρb - N Karena Vb = Vbf, maka:
ρf < ρb
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB III METODOLOGI
A. Jenis Penelitian Penelitian yang dilakukan adalah penelitian kualitatif dimana metode yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif dan kualitatif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang bertujuan untuk menggambarkan suatu keadaan tertentu. Menurut Moleong (dalam Kuntjojo, 2009: 14) penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dll dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dengan memanfaatkan metode ilmiah. Metode ini dipilih untuk memenuhi tujuan penelitian yaitu untuk mengungkap pemahaman siswa, mengelompokkan konsepsi-konsepsi siswa, dan mengidentifikasi pemahaman siswa, dilakukan wawancara pada beberapa partisipan. Sehingga hasil penelitian ini bersifat individual dan tidak bisa digeneralisasikan pada kelompok lain, sehingga sampel penelitian tidak terlalu banyak. B. Partisipan Penelitian Partisipan dari penelitian ini adalah 1 siswa SMA kelas XI yang sudah mendapatkan materi tentang Gaya Apung. 17
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
18
C. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain studi kasus. Studi kasus adalah salah satu desain yang mendetail dari suatu subyek pada keadaan khusus. Bahan yang diteliti hanya satu atau kecil ruang lingkupnya, sehingga tidak perlu menggeneralisasi apapun. Creswell (dalam Kusmarni Yani; 12) menyatakan bahwa studi kasus menekankan pada kedalaman dan kerincian wawancara mendalam, penggambaran secara rinci dan pengungkapkan kasus dengan sungguhsungguh. Sehingga data penelitian bersifat individual dan sampel penelitian yang digunakan tidak terlalu banyak. Partisipan penelitian dalam penelitian ini berjumlah satu orang. Proses pengambilan data dalam penelitian ini dilakukan dengan latihan wawancara terlebih dahulu sebanyak 3 kali. Latihan ini digunakan untuk mengasah kemampuan bertanya peneliti dan sarana belajar melakukan wawancara mendalam. Kemampuan peneliti dalam melakukan wawancara mendalam dilalui setelah melewati proses latihan wawancara sebanyak 3 kali. Dalam arti, data sesungguhnya dapat diperoleh peneliti setelah melewati proses latihan wawancara ini.
D. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei 2015 di Yogyakarta.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
19
E. Pengembangan Kemampuan Bertanya: Ketepatan dan Kemendalaman Wawancara ini adalah wawancara yang berkembang, bagi peneliti, penelitian
ini
adalah
bagian
dari
belajar
melakukan
wawancara.
Kemendalaman wawancara ini dapat dilihat dari pengalaman partisipan ketika melakukan wawancara latihan terlebih dahulu. Karena peneliti semakin menguasai materi dan teknik wawancara dari tahapan wawancara yang telah dilalui, kemendalaman wawancara yang diinginkan peneliti dapat terpenuhi. Peneliti melakukan wawancara mendalam pada satu siswa. Dalam proses mendapatkan wawancara mendalam, peneliti melakukan wawancara bertahap pada partisipan dari yang paling sederhana sampai pada wawancara yang paling mendalam berturut-turut adalah siswa A, B, C, dan D. Dimana partisipan A,B, dan C adalah wawancara sebagai proses pengembangan kemampuan peneliti dalam wawancara, dan siswa D adalah sebagai data dalam penelitian ini. Wawancara sederhana dalam penelitian ini adalah wawancara dimana kemampuan peneliti dalam melakukan wawancara masih kurang. Sedangkan, wawancara mendalam adalah wawancara dimana kemampuan peneliti dalam melakukan
wawancara
sudah
berkembang,
sehingga
peneliti
dapat
memperoleh data seperti yang diinginkan. Peneliti menemukan kemendalaman wawancara dari partisipan D dan kemendalaman wawancara ini tidak mungkin langsung didapatkan ke partisipan D. Dalam arti bahwa, kemampuan bertanya dalam wawancara ke
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
20
partisipan D ini memang harus melewati tahapan latihan dengan wawancara pada partisipan A, B dan C terlebih dahulu.
F. Instrumen Penelitian Instrumen dalam penelitian ini yaitu peneliti itu sendiri dengan metode wawancara pada siswa kelas XI SMA yang dipilih secara acak tanpa mengetahui prestasi dan kemampuan.
G. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang digunakan peneliti adalah wawancara klinis. Wawancara digunakan untuk mengungkap pemahaman partisipan tentang konsep gaya apung. Peneliti mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang bisa digunakan untuk mengidentifikasi pemahaman partisipan. Peneliti
membuat
kisi-kisi
pertanyaan
secara
umum
dengan
mengelompokan bagian-bagian materi tertentu yang digunakan untuk wawancara dan mengungkap pemahaman partisipan. Secara garis besar partisipan mengembangkan pertanyaan-pertanyaan berdasarkan kisi-kisi yang telah dibuat. Wawancara
dilakukan
dengan
memberikan
pertanyaan
yang
berpedoman dari pemikiran siswa itu sendiri. Dalam arti, peneliti mengajukan pertanyaan sesuai jawaban siswa nantinya. Untuk mengungkap pemahaman siswa dilakukan tanpa memberikan treatment terlebih dahulu.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
21
Rumusan Wardani (2010) tentang indikator bagaimana seseorang dikatakan memahami menjadi suatu pendamping peneliti dalam melakukan wawancara. Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan peneliti pada partisipan akan selalu dilandasi oleh indikator tersebut. Untuk mengungkap pemahaman siswa tentang konsep gaya apung, peneliti tidak secara langsung mengajukan pertanyaan tentang gaya apung. namun dilakukan dengan mengajukan pertanyaan yang paling umum terlebih dahulu menuju pertanyaan yang semakin khusus. Peneliti melakukan latihan wawancarasebanyak 3 kali dengan tujuan untuk meningkatkan kemampuan bertanya, sehingga dapat diperoleh data wawancara yang mendalam. Dengan melakukan latihan sebanyak 3 kali ini, peneliti melakukan wawancara pada 1 partisipam sebagai data penelitian. Karena setelah melewati tahapan proses belajar wawancara sebanyak tiga kali, peneliti sudah mendapatkan data penelitian yang diinginkan, yaitu dlam ruang lingkup gaya apung.
H. Metode Analisis Data Data hasil wawancara direkam menggunakan recorder, selanjutnya dianalisis data dilakukan untuk mengidentifikasi pemikiran partisipan tentang materi hukum Archimedes dengan tahapan sebagai berikut:. 1. Transkrip hasil wawancara Hasil recording wawancara ditulis menjadi bentuk dialog tertulis untuk mempermudah identifikasi pemahaman partisipan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
22
2. Pengkodingan Pengelompokan materi pemahaman dilakukan untuk membantu melihat bagaimana pemahaman partisipan secara menyeluruh. Peneliti melakukan analisis data dengan membatasi setiap ruang lingkup materi tiap pemahaman, sehingga setiap batasan materi mempunyai ketercapaian indikator memahami yang berbeda-beda. Pengelompokan tersebut adalah: a. Pengetahuan partisipan tentang tokoh Archimedes b. Pengetahuan partisipan tentang peristiwa mengapung, melayang dan tenggelam. c. Pemahaman partisipan tentang hukum Archimedes d. Pemahaman partisipan tentang gaya-gaya yang bekerja peristiwa mengapung, melayang, dan tenggelam. e. Pemahaman partisipan tentang konsep gaya apung. 3. Pengelompokan data kemudian disajikan menggunakan tabel untuk melihat bagaimana pemikiran setiap partisipan secara umum tentang permasalahan terkait. Selain itu, tabel digunakan untuk melihat perkembangan pemahaman partisipan setelah diberikan beberapa pertanyaan yang relevan. 4. Peneliti mengkategorikan pemahaman partisipan menjadi: memahami, kurang lengkap, miskonsepsi, lupa/tidak tahu. Pengkategorian pemahaman ini diukur melalui ketercapaian indikator bagaimana seseorang dikatakan memahami dari rumusan Wardani (2010) 5. Tahap akhir adalah menjabarkan secara rinci identifikasi pemahaman partisipan berdasarkan tabel dalam bentuk narasi.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
23
6. Membandingkan data penelitian dengan data latihan untuk menunjukan wawancara mendalam sebagai proses belajar. 7. Menguraikan hasil analisis data.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB IV DATA DAN ANALISIS
A. Deskripsi Penelitian Peneliti menemukan sejumlah informasi pemikiran partisipan yang dapat dikategorikan sebagai berikut: memahami, kurang lengkap, miskonsepsi, dan lupa/tidak tahu. Kategori pemahaman diterapkan pada pemahaman awal partisipan dan pemahaman akhir siswa. Pengkategorian pemahaman partisipan untuk miskonsepsi, lupa dan tidak tahu dapat dinilai secara langsung dengan melihat jawaban partisipan. Partisipan dikatakan miskonsepsi apabila konsepsi siswa tidak sesuai dengan konsep yang sebenarnya (Van den Berg, 1991) dan meyakini konsep yang salah; dan lupa/tidak tahu apabila jawaban partisipan terlihat menduga-duga atau tebak-menebak. Pengelompokan ketegori pemahaman (memahami dan kurang lengkap) dilakukan dengan melihat jawaban siswa berdasarkan rumusan Wardani (2010) tentang indikator yang menunjukan seseorang paham akan sesuatu, yaitu: 1. Dapat
menyatakan
pengertian
menggunakan kalimat sendiri 2. Dapat 24
konsep
dalam
bentuk
definisi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
25
3. mengklarifikasikan objek-objek menurut sifat-sifat tertentu (sesuai dengan konsepnya) 4. Dapat menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representasi matematis 5. Dapat memberi contoh dan non contoh dari konsep 6. Dapat mengembangkan syarat perlu atau syarat cukup konsep 7. Dapat menggunakan, memanfaatkan, dan memilih prosedur atau operasi tertentu 8. Dapat mengaplikasikan konsep pemecahan masalah setiap materi mempunyai ketercapaian indikator pemahaman yang berbedabeda sesuai dengan batasan ruang lingkup materi. Sehingga partisipan dapat dikatakan memahami walaupun tidak menunjukan semua indikator diatas. Setiap materi mempunyai porsi ketercapaian indikator masing-masing. Pemahaman partisipan adalah pemahaman akhir. Ketika peneliti mendapatkan informasi awal tentang pemahaman partisipan, peneliti tidak dapat secara langsung menyimpulkan bahwa itu adalah pemahaman yang dimiliki partisipan tentang sesuatu, sehingga peneliti perlu mengajukan pertanyaan yang bersifat konfirmasi untuk mengungkan pemahaman partisipan yang sebenarnya. Dalam proses pengambilan data, pertanyaan-pertanyaan yang di ajukan dapat mengubah data. Dalam arti, data pemahaman partisipan dapat berubah sejalan dengan proses wawancara. Pemahaman partisipan berkembang dan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
26
berubah, sehingga data pemahaman yang diperoleh adalah data pemahaman akhir.
B. Analisis Data a. Pengetahuan partisipan tentang tokoh Archimedes Penilaian kategori pemahaman partisipan dalam materi ini adalah:
Memahami apabila partisipan dapat menyatakan peran tokoh Archimedes dalam bidang fisika dengan benar. Indikator pemahaman no. 1
Kurang lengkap apabila partisipan dapat menyatakan peran tokoh Archimedes dalam bidang fisika menunjukan kesesuaian namun kurang tepat.
Tabel 1. Pengetahuan partisipan tentang tokoh Archimedes
Pemahaman awal Mengenal kisah Archimedes menyelidiki mahkota raja
Pertanyaan konfirmasi
Pemahaman akhir
-
-
Indikator pemahaman: 1 (memahami) Partisipan mengenal tokoh Archimedes berdasarkan suatu kisah yang dibaca pada buku sewaktu SD. Berikut adalah pernyataan partisipan: “itu mas. Menceritakan tentang si Archimedes itu yang disuruh oleh raja untuk memecahkan suatu
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
27
masalah tentang mahkota raja yang dicampuri oleh perak atau tidak. Saya sudah kenal ceritanya dari SD dulu mas”.
b. Pemahaman partisipan tentang peristiwa mengapung, melayang dan tenggelam Penilaian kategori pemahaman partisipan dalam materi ini adalah:
Memahami apabila partisipan dapat menyebutkan peristiwa mengapung, melayang, dan tenggelam; dapat merumuskan besaran yang mempengaruhi peristiwa ini; dan dapat menyebutkan syaratsyarat benda mengapung, melayang, dan tenggelam. Indikator pemahaman no. 1, 2, 3, dan 4
Kurang lengkap apabila partisipan dapat menyebutkan atau menyinggung salah satu indikator memahami diatas.
Tabel 2. Pemahaman partisipan tentang periswa mengapung, melayang dan tenggelam
Pemahaman awal Peristiwa mengapung, melayang dan tenggelam di pengaruhi oleh massa jenis dimana ρb < ρf ; ρb = ρf ; ρb = ρf Indikator pemahaman no. 1, 2, 3, dan 4 (memahami)
Pertanyaan konfirmasi
Pemahaman akhir
-
-
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
28
Partisipan memahami secara utuh pengaruh massa jenis pada peristiwa Archimedes. Dia merumuskan bahwa besaran yang mempengaruhi dalam peristiwa mengapung, melayang dan tenggelam adalah massa jenis benda dan massa jenis zat cair yang dinyatakan dalam: “yang saya ketahui massa jenis benda dan massa jenis zat cair yang mempengaruhi”. Tentu saja pernyataan ini sesuai dengan konsep para ahli.
c. Pemahaman partisipan tentang hukum Archimedes Penilaian kategori pemahaman partisipan dalam materi ini adalah:
Memahami apabila partisipan dapat menyebutkan dan menjelaskan Hukum Archimedes. Indikator pemahaman no. 1, 2, 3, 4, dan 5
Kurang
lengkap
apabila
partisipan
dapat
menyebutkan
atau
menyinggung salah satu indikator memahami diatas.
Tabel 3. Pemahaman partisipan tentang hukum Archimedes
Pemahaman awal Benda yang dimasukkan ke dalam air, air akan didesak oleh benda Sehingga air akan tumpah sebesar volume dan massa benda yang tercelup. Indikator pemahaman no. 1, 3, dan 4 (kurang lengkap)
Pertanyaan konfirmasi Memberikan ilustrasi dua buah bola yang punya volume sama namun massa berbeda yang dicelupkan di dalam wadah berisi air yang volumenya sama
Pemahaman akhir Volume air yang tumpah hanya dipengaruhi oleh volume benda yang tercelup
Indikator pemahaman no. 1, 2, 3, 4, dan 5 (memahami)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
29
Partisipan D Partisipan dapat menyebutkan bagaimana Hukum Archimedes, berikut adalah rumusan partisipan tentang hukum archimedes: “jadi ketika sebuah benda dicelupkan di dalam air, air akan didesak oleh volume benda yang tercelup. Sehingga volume air yang tumpah akan sama dengan volume benda yang tercelup.”. pemahaman partisipan tentang volume air yang tumpah dan volume benda
tercelup
mengalami
ketidakkonsistensi.
Partisipan
mengubah
pandangannya tentang adanya pengaruh massa terhadap volume air yang tumpah menjadi pemahaman yang utuh, yaitu tidak ada pengaruh massa dan hanya volume benda saja yang mempengaruhi volume air yang tumpah. Partisipan mengalami perubahan konsep yang semula beranggapan bahwa, massa benda akan mempengaruhi banyaknya volume air yang tumpah berubah konsep menjadi massa benda tidak berpengaruh pada volume air yang tumpah. Melalui percakapan berikut, partisipan mengalami perubahan konsep setelah diberikan pertanyaan tentang ilustrasi peristiwa benda yang dicelupkan didalam air: (A: penelliti, B: Partisipan) A : nah misalkan gini. Aku punya 2 benda yang berbentuk bola. Kedua bola memiliki volume yang sama. Tetapi bola-1 punya massa yang lebih besar. Apabila kedua bola ini saya celupkan kedalam sebuah tabung yang berisi penuh air ternyata kedua bola ini tenggelam. Pertanyaanku, apakah volume air yang tumpah berbeda? B : ehmmm sepertinya berbeda. Eh sebentar mas. sama ding mas. Sama. Iya sama. A : sebelumnya, tadi kamu bilang bahwa massa juga mempengaruhi volume air yang tumpah, tapi dalam kasus ini kamu mengatakan sama. Nah yang bener yang mana ini? Haha
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
30
B :oh iya mas, brarti yang berpengaruh hanya volume bendanya saja. Massa tidak berpengaruh. Memberikan ilustrasi pertanyaan mengenai peristiwa bola yang dicelupkan di dala air, konsep partisipan tentang volume air yang tumpah mengalami perubahan. Dengan ini, perubahn konsep terjadi setelah partisipan menganalisis dan berfikir ulang tentang konsep volume air yang tumpah melalui ilustrasi yang diberikan peneliti. Partisipan merumuskan bahwa: “iya mas. Saya baru sadar, kan yang dirumuskan Archimedes adalah bahwa volume air yang tumpah sama dengan volume benda yang mendesak. Disana tidak dijelaskan tentang pengaruh massa, jadi hanya volume bendanya saja”. Hal ini menujukan kesesaian dengan konsep para ahli, yang menyatakan bahwa, sebuah benda yang dicelupkan dalam air, volume air yang diindahkan (tumpah) adalah sebanyak volume benda yang tercelup. Partisipan mengalami prubahan konsep yang benar, bahkan dapat menjelaskannya dengan memberikan contoh dengan jelas. Partisipan dapat merubah konsepnya setelah peneliti meminta menganalisis ilustrasi tentang volume air yang tumpah dan volume benda yang tercelup. Adapun ilustrasi yang diberikan peneliti yaitu: “Misalnya pada peristiwa seperti ini, aku punya balok kayu yang di salah satu bidangnya saya ikatkan kawat kaku tipis. Dan ada wadah yang berisi penuh air. Nah ketika kawat saya dorong masuk ke dalah wadah, balok kayu tercelup di air hanya setengahnya saja. Berarti volume air yang tumpah seberapa?”. Peneliti
memberikan ilustrasi
ini
menggambar di kertas, sehingga partisipan dapat mengamatinya.
disertai dengan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
31
Partisipan memahami secara utuh konsep volume air yang tumpah dan volume air yang tercelup. Partisipan mendapatkan keyakinan setelah mengingat salah satu kejadian sehari-hari yang berkaitan dengan konsep volume air yang tumpah ini. Selain itu, partisipan dapat menjelaskan konsep ini dan menghubungkan
kejadian
sehari-hari
dengan
konsep
Archimedes
yang
sesungguhnya. Partisipan menyatakan bahwa: “Saya masih inget ketika minum teh yang saya kasih es batu. Permukaan air di gelas akan naik ketika saya kasih es batu. Nah ketika es batu itu saya celupkan lagi dengan sendok ke dalam gelas, ketinggian permukaan air tetap akan sama ketika es batunya berada di tengahtengah gelas ataupun di dasar gelas. Dari teori Archimedes juga cocok, bahwa banyaknya zat cair yang tumpah sama dengan volume air yang didesak”. Secara jelas terlihat bahwa partisipan telah melengkapi dan mengatasi miskonsepsinya. Sehingga dapat dikatakan bahwa penguatan konsep seseorang dapat terjadi ketika seseorang diberikan pertanyaan yang membawa dia berpikir ulang tentang konsep tertentu, dan dalam kasus ini penguatan konsep partisipan terjadi setelah peneliti memberikan pertanyaan yang membawa dia pada memori kejadian sehari-hari yang berkaitan.
d. Pemahaman partisipan tentang gaya yang bekerja pada peristiwa mengapung, melayang, dan tenggelam Penilaian kategori pemahaman partisipan dalam materi ini adalah:
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
32
Memahami apabila partisipan dapat menyebutkan, menggambar dan menjelaskan gaya-gaya yang bekerja pada peristiwa mengapung, melayang, dan tenggelam. Indikator pemahaman no. 1, 2, dan 3
Kurang
lengkap
apabila
partisipan
dapat
menyebutkan
atau
menyinggung salah satu indikator memahami diatas.
Tabel 4. Pemahaman partisipan tentang gaya yang bekerja pada peristiwa Archimedes
Pemahaman awal Gaya berat arahnya ke bawah dan gaya apung ke atas FA w
Indikator pemahaman no. 1 (kurang lengkap)
Pertanyaan konfirmasi Meminta partisipan untuk menjelaskan
Pemahaman akhir W=mg, Lupa persamaan gaya apung
Meminta partisipan menganalisis tekanan hidrostatis Apakah tekanan dan gaya itu sama?
Menganggap tekanan ke atas adalah gaya apung Gaya apung adalah gaya akibat tekanan air
Indikator pemahaman no. 1 dan 3 (kurang lengkap)
Partisipan merumuskan terdapat dua gaya yang bekerja pada peristiwa Archimedes (mengapung, melayang dan tenggelam) yaitu gaya berat dan gaya apung. Partisipan dapat menggambar komponen gaya (gaya apung dan gaya berat) yang bekerja pada peristiwa Archimedes dengan benar. Dalam merumuskan gaya apung, partisipan lupa bagaimana persamaan gaya apung dan belum seutuhnya menyadari hubungan keduannya dalam prinsip Archimedes.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
33
Dalam merumuskan gaya-gaya yang bekerja pada peristiwa ini, pemahaman partisipan masih kurang karena, partisipan masih belum menyadari bahwa terdapat gaya normal yang bekerja pada peristiwa tenggelam.
e. Pemahaman partisipan tentang konsep gaya apung Penilaian kategori pemahaman partisipan dalam materi ini adalah:
Memahami apabila partisipan dapat menyebutkan definisi dan menjelaskan gaya apung pada kejadian tertentu; dapat menunjukan munculnya gaya apung yang disebabkan karena konsekuensi tekanan hidrostatis; dapat menerapkan konsep gaya apung dalam persoalan. Indikator pemahaman no. 1, 2, 3, 4, 5, 6 dan 7
Kurang
lengkap
apabila
partisipan
dapat
menyebutkan
atau
menyinggung salah satu indikator memahami diatas. Tabel 5. Pemahaman partisipan tentang konsep gaya Apung
Pemahaman awal
Pertanyaan konfirmasi
Pemahaman akhir
Gaya apung muncul karena adanya tekanan air
Meminta menganalisis benda di dalam air menggunakan konsep tekanan hidrostatis
partisipan menganggap tekanan ke atas sebagai gaya apung (FA), FA= ρf gVf,
Bagaimana dengan besarnya gaya apung?
Besarnya FA sama dengan berat benda
Meminta penjelasan partisipan
Bela benda yang tercelup di air dia akan mendesak zat cair yang besarnya sama dengan gaya apung. FA=W, Gaya apung besarnya sama dengan berat benda tercelup
Indikator pemahaman no. 1 dan 2 (kurang lengkap)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
34
Apakah persamaan ini berlaku untuk peristiwa mengapung, melayang dan tenggelam?
Persamaan ini berlaku untuk semua peristiwa
Meminta partisipan membuktikan syaratsyarat mengapung, melayang, dan tenggelam
Partisipan dapat membuktikan syarat benda mengapung (ρb<ρf) dan melayang (ρb = ρf). Namun, tidak dapat membuktikan syarat benda tengelam Partisipan menyadari adanya gaya normal dalam peristiwa tenggelam. Partisipan dapat membuktikan syarat benda tenggelam (ρb>ρf).
Coba kamu tekan lantai dengan tanganmu ke arah vertikal ke bawah! Kemudian coba tekan lagi dengan gaya lebih besar dan lebih besar lagi! Apa yang kamu rasakan? Coba katakan dalam bahasa fisika! Apa kesimpulanmu tentang gaya apung?
Gaya apung adalah gaya yang disebabkan oleh tekanan air. Besarnya adalah sama dengan berat fluida yang dipindahkan atau berat benda tercelup Indikator pemahaman no. 1, 2, 3, 4, 5, 6, dan 7 (memahami)
Partisipan lupa akan konsep gaya apung. Partisipan menduga bahwa resultan tekanan hidrostatis yang arahnya keatas itu yang disebut dengan gaya apung. Hal ini tidak sesuai dengan konsep para ahli bahwa sesungguhnya tekanan itu berbeda dengan gaya. Dari pernyataan ini: “jadi pada akhirnya akan tersisa tekanan air yang arahnya keatas. Mungkin itu yang disebut oleh Archimedes sebagai gaya apungnya”.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
35
Partisipan menyadari perbedaan tekanan dan gaya, dan dapat merumuskan hubungan keduanya setelah diberikan persoalan yang berkaitan. Peneliti meminta partisipan menganalisis tekanan air. Partisipan menyadari adanya gaya apung ketika peneliti memberikan pertanyaan, berikut adalah percakapannya: (A: peneliti, B: partisipan) A : nah disana apakah ada gaya? B : yang ada tekanan mas. Tapi kalau ada tekanan berarti kita dapat menghitung gayanya juga. A : oh jadi tekanan itu sama dengan gaya? B : emm bukan ding mas. Itu tekanan kan F dibagi A. A : nah disana apakah ada gaya? B : yang ada tekanan mas. Tapi kalau ada tekanan berarti kita dapat menghitung gayanya juga. Partisipan merumuskan bahwa tekanan keatas yang menyebabkan munculnya gaya apung dan dapat menganalisis hubungan antara tekanan air dengan gaya. (A: peneliti, B: partisipan) A : coba bagaimana? B : (menjelaskan sambil menulis) seperti ini mas. Jadi nanti akan diperoleh gaya yang besarnya ρghA yang arahnya keatas. A : oke. Trus itu ρ siapa? h yang mana? Dan A itu milik siapa? B : karena ini adalah gaya yang dikerjakan air, maka ρ itu miilik fluida. Oh tapi h dan A ini besarnya sama pada benda jadi dapat saya rumuskan sebagai V (volume). Partisipan mulai dapat melihat hubungan antara gaya apung dan berat fluida yang dipindahkan. Berikut adalah jawaban partisipan ketika diminta merumuskan besarnya gaya apung, yaitu: “besarnya sama dengan gaya berat bendanya mas”.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
36
Partisipan dapat melihat hubungan antara volume benda tercelup, volume air yang tumpah dan gaya apung. Partisipan menyatakan bahwa: “kan volume air yang tumpah sama dengan volume benda yang tercelup itu ngaruh ke gaya apung mas. Volume benda yang tercelup kan sama dengan volume air yang dipindahkan, jadi itu akan ngaruh ke gaya beratnya. Ato dengan kata lain, gaya apungnya sama dengan gaya berat benda yang tercelup. Jadi dia awal tadi aku salah, kalau massa yang berpengaruh tapi berat benda yang tercelup”. Adapun pernyataan lain yang memperjelas pemahamannya: “kan apa bila benda yang tercelup di dalam air dia akan mendesak zat cair. Nah, besarnya desakan ini akan sama dengan gaya apung. Atau dapat dituliskan dengan FA=Wb. Makanya benda yang tercelup di dalam air akan seperti kehilangan beratnya dan terasa lebih ringan”. Partisipan dapat menganalisis dan membuktikan syarat-syarat mengapung, melayang dan tenggelam. Pada waktu yang sama, partisipan menyadari adanya gaya normal yang bekerja pada peristiwa tenggelam, ditunjukan pada percakapan berikut: (A : peneliti, B : partisipan) A : Ingatkah kamu pelajaran tentang gaya? Coba perhatikan kejadian ini, ketika ada benda diletakkan diatas meja, benda terlihat diam. Nah, gaya apa saja yang bekerja disana? B : lha itu mas lupa haha A : oke, coba kamu tekan lantai ini dengan tanganmu ke arah vertikal kebawah! Kemudian coba tekan lagi dengan gaya lebih besar dan lebih besar lagi! B : oke, seperti ini? (sambil menekan lantai)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
37
A : iya, coba kamu perhatikan. Apa yang kamu rasakan? Dari apa yang kamu rasakan, coba rumuskan dengan bahasa fisika. B : yang aku rasakan ya aku merasakan lantai. Kalau bedanya ya ketika saya memberikan gaya tekan yang lebih besar, tanganku juga semakin merasakan lantai dan kalau lebih besar lagi gaya yang saya berikan maka tangan saya mulai agak sakit. A : jadi kesimpulannya? B : kesimpulannuya ya... emm. (sambil berfikir) *2 menit kemudian oh itu mas. Aksi-reaksi. Ada gaya normal. Dengan memberikan pertanyaan dan ilustrasi yang berkaitan, partisipan dapat mengingat konsep tertentu. Dalam kasus ini, partisipan mengingat konsep gaya nornal. Ingatan ini menyebabkan partisipan menyadari keganjalan pada pekerjaannya, sehingga
dengan sendirinya
partisipan mulai
mengoreksi
pekerjaannya. Berikut pernyataannya: “Ada gaya normal. Berarti disini ada yang normal (sambil membetulkan perhitungannya) berarti nanti pada peristiwa tenggelam, gaya apungnya akan lebih kecil dari pada gaya berat benda”. Sehingga secara lengkap, ketiga peristiwa Archimedes tentang mengapung, melayang dan tenggelam dapat dijelaskan oleh partisipan dengan jelas. Partisipan memahami gaya apung secara utuh. Partisipan dapat menyimpulkan lewat pembicaraan dari awal sampai akhir menjadi sebuah konsep gaya apung yang benar. Konsep gaya apung ini dirumuskan oleh partisipan dari pengalaman dan informasi yang diperoleh pada saat wawancara berlangsung. Konsep gaya apung oleh partisipan dirumuskan sebagai berikut: “gaya archimedes ini adalah gaya apung, gaya yang arahnya ke atas. Gaya yang disebabkan oleh tekanan air. Besarnya adalah sama dengan berat fluida yang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
38
dipindahkan atau berat benda yang tercelup”. Konsep ini sesuai dengan konsep para ahli tentang hukum Archimedes yang menyatakan bahwa, sebuah benda yang dicelupkan pada zat cair akan dikerjakan gaya apung yang besarnya sama dengan berat zat cair yang dipindahkan. Partisipan sekarang telah mengetahui bagaimana konsep gaya apung ini dapat menjelaskan persoalan archimedes dalam meyelidiki mahkota raja yang telah dicampuri emas. Berikut adalah kutipan percakapan yang menunjukan pemahaman partisipan tentang bagaimana archimedes menyelesaikan persoalan mahkota: (A : peneliti, B : partisipan) A : oke. Kembali lagi ke pertanyaan awal ya? Bagaimana archimedes menyelidiki bahwa mahkota raja telah dicampuri dengan perak menggunakan konsep gaya apung ini? B : jadi untuk menyelidikinya, archimedes membandingkan antara mahkota palsu dengan suatu bahan yang terbuat dengan emas murni yang punya massa yang sama dengan massa mahkota palsu itu. Nak untuk menyelidikinya dia menyelupkannya kedalam wadah yang berisi air penuh. Nah apabila jumlah air yang tumpah itu tidak sama maka mahkota itu telah dicampuri dengan sesuatu. Nah konsep ini adalah konsep gaya apung, A : oke, apung penjelasannya bagaimana? B : jadi, kita dapat melihat jumlah air yang tumpah yang disebabkan oleh mahkota dan benda. Kalau massanya sama tetapi jumlah air yang tumpah tidak sama, otomatis kita mendapatkan informasi bahwa volume mahkota dan benda berbeda. Nah kalau massanya sama dan volumenya berbeda kan massa jenisnya juga berbeda, sehingga kita dapat simpulkan bahwa mahkota itu tidak sepenuhmya terbuat dari emas. Partisipan mengalami perkembangan konsep gaya apung yang lebih mendalam lewat wawancara ini. Di awal wawancara partisipan tidak dapat
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
39
menjelaskan dengan baik konsep gaya apung, namun di saat wawancara berlangsung dan mendekati akhir wawancara, partisipan dapan memahami konsep gaya apung dengan baik. Partisipan dapat merumuskan gaya apung untuk menganalisis peristiwa archimedes dalam menyelidiki mahkota raja yang telah dicampuri dengan perak. Partisipan sudah dapat melihat konsep untuk menyelesaikan peristiwa yang ada.
C. Pembahasan Peneliti menjumpai adanya perubahan konsep dan perkembangan pengetahuan dari partisipan yang di wawancarai. Hal ini termasuk contoh konkret teori pengetahuan menurut piaget yaitu teori adaptasi pikiran ke dalam suatu realitas, dimana proses seseorang untuk mencapai pengertian tersebut, yaitu asimilasi, akomodasi, dan equilibration (Suparno, 1997). Pertanyaan-pertanyaan konfirmasi yang diberikan menyebabkan partisipan mengalami disequilibrium yaitu keadaan tidak seimbang antara asimilasi dan akomodasi, sehingga pasrtipan membuat pemahaman baru. Sehingga pemahaman yang diperoleh berubah sejalan dengan proses wawancara. Teori belajar kontruktivis dapat dilihat pada partisipan dalam memahami konsep gaya apung. Partisipan di awal wawancara lupa akan konsep dan persamaan gaya apung. Peneliti memberikan pertanyaan dengan memberikan contoh peristiwa yang relevan, sehingga prakonsepsi partisipan tentang gaya apung ini berkembang. Partisipan mengasimilasi pengetahuan dengan fakta-
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
40
fakta baru yang dia jumpai sehingga membentuk pengetahuan yang baru tentang gaya apung menjadi pemahaman yang lengkap.
D. Kemendalaman Wawancara sebagai proses Belajar Peneliti melakukan wawancara mendalam setelah melewati proses latihan pada 3 siswa. Wawancara latihan ini disajikan untuk melihat bagaimana proses peneliti berlatih meningkatkan kemampuan bertanya. Selain itu, proses peneliti dalam berlatih wawancara mendalam juga berpengaruh terhadap pemahaman akhir siswa. Berikut adalah tabel perbandingan pemahaman pada saat peneliti melakukan latihan wawancara pada partisipan A, B, dan C: Tabel 6. Perbandingan pengetahuan tentang tokoh Archimedes
Partisipan A
B
C
Pemahaman awal Membahas tentang air-air (kurang lengkap) Membahas tentang fluida atau air-air (kurang lengkap) Di bidang fluida statis, dan membahas tentang peristiwa mengapung, tenggelam dan melayang Indikator pemahaman: 1 (memahami)
Pertanyaan konfirmasi
Pemahaman akhir
-
-
-
-
-
-
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
41
Tabel 7. Perbandingan pemahaman tentang peristiwa mengapung, melayang dan tenggelam
Partisipan
Pemahaman awal
A
Peristiwa mengapung dan tenggelam di pengaruhi oleh massa jenis dan berat
B
C
Indikator pemahaman no. 1, 2, (kurang lengkap) Peristiwa mengapung melayang dan tenggelam di pengaruhi oleh massa
(miskonsepsi) Peristiwa mengapung, melayang dan tenggelam di pengaruhi oleh massa jenis dimana ρb < ρf ; ρb = ρf ; ρb = ρf
Pertanyaan konfirmasi Kerikil tenggelam di air sedangkan kapal laut bisa mengapung, padahal kapal jauh lebih berat dibanding kerikil
Pemahaman akhir Peristiwa mengapung, melayang dan tenggelam di pengaruhi oleh massa jenis dimana ρb < ρf ; ρb = ρf ; ρb = ρf
Indikator pemahaman no. 1, 2, 3, dan 4 (memahami) Diberikan ilustrasi Peristiwa sebuah telur yang mengapung dan masukkan ke dalam tenggelam di wadah berisi cairan pengaruhi oleh yang berbeda massa jenis Indikator pemahaman no. 1, (kurang lengkap)
-
-
Indikator pemahaman no. 1, 2, 3, dan 4 (memahami)
Tabel 8. Perbandingan pemahaman tentang hukum Archimedes
Partisipan
Pemahaman awal
A
-
Pertanyaan konfirmasi -
Pemahaman akhir -
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
B
C
(lupa) Ketika benda masuk ke air, volume benda sama dengan volume air yang tumpah Indikator pemahaman no. 1 (kurang lengkap) (lupa)
-
-
-
-
42
Tabel 9. Perbandingan pemahaman tentang gaya yang bekerja pada peristiwa mengapung, melayang, dan tenggelam
Partisipan A
Pemahaman awal ada gaya gravitasi yang arahnya ke bawah
Pertanyaan Pemahaman akhir konfirmasi Kalau benda Ada gaya yang dikerjakan gaya ke arahnya ke atas bawah, kenapa benda itu bisa mengapung/melayang
w
B
Indikator pemahaman no. 1 (kurang lengkap) Ada gaya gravitasi ke bawah dan tekanan air
w
Tekanan air menyebabkan adanya gaya apa? Dan bagaimana arahnya?
Indikator pemahaman no. 1 (kurang lengkap) Gaya yang arahnya ke atas, untuk mengimbangi gaya berat benda di dalam air
w w
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
C
Indikator pemahaman no. 1 (kurang lengkap) Gaya gravitasi ke bawah
Apa yang dikerjakan air pada benda? Meminta partisipan untuk menganalisis tekanan hidrostatis
Indikator pemahaman no. 1 (kurang lengkap) Ada tekanan air (kurang lengkap) Adanya tekanan air yang arahnya ke atas P keatas
w
Indikator pemahaman no. 1 (kurang lengkap)
w
Apakah tekanan dan gaya itu sama?
Indikator pemahaman no. 1 (kurang lengkap) Gaya apung adalah gaya akibat tekanan air Indikator pemahaman no. 1 dan 3 (kurang lengkap)
Tabel 10. Perbandingan pemahaman tentang konsep gaya apung
Partisipan
Pemahaman awal
A
(tidak tahu) Gaya apung diartikan sebagai tekanan ke atas yang dapat melawan gaya gravitasi sehingga benda bisa mengapung dan melayang
B
Indikator
43
Pertanyaan konfirmasi -
Pemahaman akhir
-
-
-
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
pemahaman no. 1 dan 2 (kurang lengkap) Menganggap Meminta partisipan tekanan ke atas menjelaskan gaya adalah gaya yang apung yang arahnya ke atas
C
44
Ketika tenggelam tekanan keatas < gaya gravisi, ketika mengapung tekanan ke atas > gaya gravitasi, dan ketika melayang tekana ke atas = gaya gravitasi Indikator pemahaman no. 1, 2, dan 3 (miskonsepsi &kurang lengkap)
Indikator pemahaman no. 1 dan 2 (kurang lengkap)
Tabel diatas menunjukan pemahaman partisipan ketika peneliti masih dalam proses belajar. Data pemahaman ketiga partisipan berbeda-beda, dimana partisipan C mempunyai kedalaman wawancara yang paling dalam. Hal ini dapat dilihat melalui jawaban akhir partisipan yang menunjukan bahwa pemahaman partisipan berkembang lewat proses wawancara. Di dalam proses latihan wawancara ini, peneliti juga menjumpai contoh konkret
teori
pengetahuan
Piaget,
dimana
pemahaman
partisipann
berkembang dan berubah lewat proses asimilasi dan akomodasi. Sejalan dengan meningkatnya kemampuan bertanya peneliti, data pemahaman yang diperoleh juga semakin dalam. Ketiga data wawancara latihan lain juga menunjukan bahwa pengetahuan dikontruksi oleh mereka sendiri. Partisipan A dan B dalam merumuskan syarat
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
45
benda yang mengapung, melayang, dan tenggelam adalah pemahaman kurang lengkap dan miskonsepsi. Namun ketika partisipan diberikan pertanyaan konfirmasi, mereka mulai mengakomodasi pengetahuan awal mereka, dimana ketika konsepsi awal yang dimiliki siswa sudah tidak cocok lagi dengan faktafakta baru yang dijumpai, partisipan mulai mengkontruksi pemahaman mereka menjadi suatu pemahaman baru yang menurut mereka cocok.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan Berdasarkan analisis data dan pembahasan, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Pemahaman partisipan tentang konsep gaya apung dapat dikategorikan sebagai pemahaman yang lupa/tidak tahu, kurang lengkap dan memahami. 2. Pemahaman partisipan berubah sejalan dengan proses wawancara berlangsung. Dengan diberikannya pertanyaan-pertanyaan konfirmasi, pemahaman partisipan berubah dan berkembang lewat proses akomodasi dan asimilasi. 3. Sesuai dengan teori belajar kontruktivisme, pemahaman seseorang tentang suatu konsep merupakan bentukan pikiran diri sendiri. Pemahaman partisipan berkembang sejalan pada saat wawancara berlangsung. 4. Pemahaman akhir partisipan tentang gaya apung adalah pemahaman yang utuh/lengkap.
46
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
47
B. Keterbatasan Penelitian Keterbatasan dalam penelitian ini adalah jumlah partisipan yang masih kurang, yaitu berjumlah 1 siswa.
C. Saran Selain berupa kesimpulan yang diperoleh dan dijabarkan diatas, peneliti juga ingin menyampaikan beberapa saran yang diharapkan dapat bersifat membangun. Saran-saran tersebut antara lain adalah sebagai berikut: 1. Bagi guru dan calon guru Guru perlu mengembangkan kemampuan bertanya. Peran pertanyaan dapat menjadikan sebagai salah satu fasilitator belajar siswa. Dari penelitian ini, pembelajaran sebenarnya dapat dilakukan dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan yang relevan pada siswa untuk mengembangkan pemahaman siswa tentang konsep dan materi tertentu. 2. Bagi penelitian selanjutnya Penelitian selanjutnya dilakukan dengan jumlah sampel yang lebih banyak, dan dapat dilakukan penelitian serupa di tingkat siswa SMP atau SD apakah perkembangan pengetahuan lewat bertanya juga dapat terjadi disana.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR PUSTAKA
Chiappetta. Eugene L.& R Coballa. 2010. Science Instruction In The Middle And Secondary Schools. 7nd Edition. New York: Macmillan Pub. Co Cook Juan L & Cook Greg. 2005. Child Development Cognitive Development Piagetian
and
Sociocultural
Views
(Chapter
5).
Dalam:
http://www.pcarsonhighered.com/samplechapter/0205314112.pdf diunduh tanggal 9 juni 2015 Fooster, Bob. 2005. Fisika Terpadu 2B. Jakarta: Erlangga Giancoli, D.C. 2001. Fisika Edisi Kelima. Jakarta: Erlangga Kuntjojo. 2009. Metodologi Penelitian. Dalam: http://web.iaincirebon.ac.id/tmtk/wpcontent/uploads/2015/06/metodologi -penelitian.pdf. diunduh tanggal 20 juni 2015 Kusmarni, Yani, STUDI KASUS. Dalam: http://file.upi.edu/Direktori/FPIPS/JUR._PEND._SEJARAH/196601131 990012-YANI_KUSMARNI/Laporan_Studi_Kasus.pdf.
diunduh
juni
2010 McComas, William. F. 2003. A Textbook Case of the Nature of Science: Laws and Theories in the Science of Biology. Rossier School of Education, University
of
Southern
California.
Los
Angeles.
Dalam:
http://coehp.uark.edu/pase/Law_Theory.pdf. diunduh tanggal 17 maret 2015
48
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
49
Pusat Bahasa Depdiknas. 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia (Edisi Ketiga). Jakarta: Balai Pustaka Simanjuntak, MP. 2012. Peningkatan Pemahaman Konsep Fisika Mahasiswa Pendekatan Pembelajaran Pemecahan Masalah Berbasis Video, Jurnal Pendidikan Fisika, vol. 1, 2012, pp. 55-60. Sri Wardhani. 2010. Teknik Pengembangan Instrumen Penilaian Hasil Belajar Matematika
di
SMP/Mts,
(Widyaiswara
PPPPTK
Matematika
Yogyakarta, 2010), hlm. 23. Dalam: https://mgmpmatsatapmalang.files.wordpress.com/2011/11/instrumenpenilaian-mat-smp.pdf. diunduh pada 19 Maret 2015 Suparno, P. 1997. Filsafat Konstruktivisme Dalam Pendidikan. Yogyakarta: Kanisius Suparno, P. 2005. Miskonsepsi dan Perubahan Konsep Pendidikan Fisika. Jakarta: Grasindo Suranto. 2009. Pengaruh Pembelajaran Fisika dengan Pendekatan Ketrampilan Proses Pada Konsep Usaha bagi Siswa SMP Negeri 1 Trucuk Klaten. (Skripsi). Surakarta: Universitas Sebelas Maret Sutoyo, A. 2012. Pemahaman Individu. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Taber, K. S. 1999. Probing Understanding. November 1999. Cambridge: Homerton College Tipler, P.A. 1998. Fisika untuk Sains dan Teknik. Jakarta: Erlangga Van den Berg, E. 1991. Miskonsepsi Fisika dan Remediasi. Salatiga: Universitas Kristen Satya Wacana Young, Roger A. Freedman, T.R. 2002. Fisika Universitas Edisi kesepuluh Jilid I. Jakarta: Erlangga
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
LAMPIRAN
50
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Lampiran 1: Data Wawancara Transkrip wawancara partisipan
(A = Peneliti; B = Partisipan) A : pastinya kenal tokoh fisika Archimedes kan? B : iya kenal. Saya sudah kenal ceritanya dari SD dulu mas. A : wah, dari mana tahu? Dulu waktu SD sudah diajari tentang materi Archimedes ya? B : belum mas. Tapi saya tahu dari baca komik matematika tentang Archimedes di buku perpustakaan. A : oh iya. Trus cerita Archimedes apa yang kamu dapat dari baca komik itu? B : itu mas. Menceritakan tentang si Archimedes itu yang disuruh oleh raja untuk memecahkan suatu masalah tentang mahkota raja yang dicampuri oleh perak atau tidak. A : oh memangnya mahkota raja yang asli bahannya dari apa? B : itu mas dari emas. Nah karna raja ragu mahkotanya itu asli atau tidak, dia menyuruh Archimedes untuk menyelidikinya. A : oh terus bagaimana Archimedes menyelidikinya? B : nah pertama dia kan bingung. Setelah berfikir keras namun tak kunjung menemukan jawaban, si Archimedes ini berendam di air sambil cari inspirasi, kan airnya ada yang keluar tumpah dari bak mandi, dari sana dia sadar bahwa air yang tumpah akan sama dengan massa dan volume badan dia yang masuk ke air. A : nah dari situ, bagaimana cara Archimedes mengetahui mahkota raja apakah dicampuri oleh emas atau tidak? B : itu mas kan dia dari peristiwa tadi dia menemukan tentang gaya Archimedesnya. nah gaya Archimedes ini lah yang dia gunakan untuk menyelidiki mahkota sang raja. A : oh dengan gaya konsep archimedes ya? kemudian bagaimana dia menyelidikinya?
51
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
52
B : jadi dia menggunakan menggunakan mahkota emas dengan jumlah yang sama dengan mahkota yang akan diselidiki. A : tunggu. Jumlah yang sama? Maksudnya? Apa yang jumlahnya sama? B : volume dari mahkota yang akan dibandingkan yang sama mas. A : oke. Lanjutkan! B : jadi ketika mahkota asli dicelupkan di dalam air maka akan ada air yang tumpah. Nah si Archimedes ini membandingkan volume air yang tumpah antara mahkota emas asli dengan mahkota yang akan diselidiki. Kalau misalnya mahkota itu asli terbuat dari emas, maka volume air yang tumpah besarnya akan sama dengan volume air yang tumpah pada mahkota emas yang asli. A : oh jadi seperti itu. Tadi kan kamu bilang bahwa Archimedes itu menyelidiki dengan gaya archimedes. Namun, disini kamu menjelaskan bahwa dia menyelidiki dengan membandingkan kedua mahkota dengan melihat volume air yang tumpah. Jadi gaya archimedes itu sama dengan volume air yang tumpah? Apakah kedua hal ini berbeda? B : enggak mas beda. Gaya archimedes itu adalah gaya apung yang dapat menyebabkan benda mengalami gaya ke atas. Kalau volume air yang tumpah itu karena ada suatu benda yang dicelupkan di dalam air. A : tadi di awal kamu bilang bahwa dia menyelidikinya dengan menggunakan prinsip gaya apung. Nah bagaimana dia menjelaskannya? B : hmm. Aduh kurang tahu saya mas. Lupa. Yang saya tahu dia menyelidikinya dengan membandingkan volume air yang tumpah. A : oh oke. trus bagaimana pengetahuanmu tentang volume air yang tumpah sama dengan volume benda yang tercelup? B : jadi ketika sebuah benda dicelupkan di dalam air, air akan didesak oleh volume benda yang tercelup. Sehingga volume air yang tumpah akan sama dengan volume benda yang tercelup. Atau kalau secara jelas dapat di tunjukan dengan menyelupkan sebuah bola ke dalam air. Ketika dicelupkan ada sejumlah air yang tumpah, air tumpah itu di ukur volume nya sehingga nanti akan diperoleh sejumlah volume yang besarnya sama dengan volume benda tersebut. A : oke brarti volume air yang tumpah tergantung dengan volume bendanya? B : iya mas, tapi massanya juga ngaruh sepertinya.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
53
A : oh jadi massa dan volume benda berpengaruh? B : iya mas. A : oke, berarti kalau ada 2 bola yang punya volume sama dan kemudian dicelupkan kedalam air, maka volume air yang tumpah apakah sama? B : iya mas sama. A : terus kalau ada 2 bola yang punya massa sama dan kemudian dicelupkan kedalam air, maka volume air yang tumpah apakah sama? B : iya mas sama juga. A : kalau massa bendanya berbeda? Apakah volume air yang tumpah akan berbeda juga? B : iya mas berbeda. Benda yang punya massa lebih besar akan menyebabkan volume air yang tumpah juga lebih banyak. A : jadi semakin besar massa benda yang dicelupkan di dalam air, maka volume air yang tumpah juga semakin banyak? B : iya mas. Setahu saya begitu. A : nah misalkan gini. Aku punya 2 benda yang berbentuk bola. Kedua bola memiliki volume yang sama. Tetapi bola-1 punya massa yang lebih besar. Apabila kedua bola ini saya celupkan kedalam sebuah tabung yang berisi penuh air ternyata kedua bola ini tenggelam. Pertanyaanku, apakah volume air yang tumpah berbeda? B : ehmmm sepertinya berbeda. eh sebentar mas. sama ding mas. Sama. Iya sama. A : sebelumnya, tadi kamu bilang bahwa massa juga mempengaruhi volume air yang tumpah, tapi dalam kasus ini kamu mengatakan sama. Nah yang bener yang mana ini? Haha B : oh iya mas, brarti yang berpengaruh hanya volume bendanya saja. Massa tidak berpengaruh. A : yakin? B : iya mas, yakin. A : lah kok bisa hanya volumenya saja?
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
54
B : iya mas. Saya baru sadar, kan yang dirumuskan Archimedes adalah bahwa volume air yang tumpah sama dengan volume benda yang mendesak. Disana tidak dijelaskan tentang pengaruh massa, jadi hanya volume bendanya saja. A : oke. Misalnya pada peristiwa seperti ini, aku punya balok kayu yang di salah satu bidangnya saya ikatkan kawat kaku tipis. Dan ada wadah yang berisi penuh air. Nah ketika kawat saya dorong masuk ke dalah wadah, balok kayu tercelup di air hanya setengahnya saja. Brarti volume air yang tumpah seberapa? B : oh kalo Cuma setengahnya brarti volume air yang tumpah juga hanya sebanyak volume setengah balok kayu itu. A : oke, kalau balok kayu itu saya celupkan seluruhnya, namun posisinya berada ditengah-tengah wadah? B : brarti volume air yang tumpah juga volume seluruhnya balok kayu itu. A : trus kalau baloknya saya dorong lagi sampai di dasar wadah, bagaimana dengan banyaknya volume air yang tumpah? B : sama mas. Banyaknya volume air yang tumpah juga sama dengan volume balok kayu itu? A : oh bagaimana kamu tahu kalau sama? B : tahu mas. Saya masih inget ketika minum teh yang saya kasih es batu. Permukaan air di gelas akan naik ketika saya kasih es batu. Nah ketika es batu itu saya celupkan lagi dengan sendok ke dalam gelas, ketinggian permukaan air tetap akan sama ketika es batunya berada di tengah-tengah gelas ataupun di dasar gelas. Dari teori Archimedes juga cocok, bahwa banyaknya zat cair yang tumpah sama dengan volume air yang didesak. A : oke. Kalau begitu balik ke pertanyaan awal. Bagaimana Archimedes menyelidiki mahkota menggunakan konsep gaya apung? B : aduh masih belum tau jawabannya mas haha A : haha oke. Pertanyaan lain, emm gaya apung itu berpengaruh pada apa? B : ee mungkin gaya apung ini yang menyebabkan benda tidak tenggelam dan dapat mengapung, melayang. A : jadi yang menyebabkan benda mengapung, melayang dan tenggelam adalah gaya apung?
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
55
B : ee sepertinya iya. Tapi yang saya ketahui massa jenis lah benda dan zat cair yang mempengaruhi. A : oh jadi gaya apung dan massa jenis mempengaruhi? B : kalau massa jenis saya yakin mempengaruhi, tapi kalau gaya apung saya masih sedikit ragu haha A : haha oke. nah brarti kalau sudah yakin ya massa jenis berpengaruh, pengaruhnya bagaimana? B : pengaruh massa jenis ya? Brarti apabila massa jenis benda lebih kecil dari pada massa jenis air, benda akan mengapung. Kalau massa jenis benda sama dengan massa jenis air, benda akan melayang. Dan apabila massa jenis benda lebih besar dari pada massa jenis air, benda akan tenggelam. A : oh jadi begitu? dalam kehidupan sehari-hari kita lihat kapal besar yang terbuat dari logam yang punya massa jenis lebih besar dari pada massa jenis air laut, dia tetap akan mengapung. Kenapa kapalnya tidak tenggelam? B : sebenarnya bukan massa jenis bendanya saja mas, namun massa jenis rata-rata. Jadi, dalam kasus kapal, di dalam kapal itu terdapat ruang kosong yang ditempati oleh udara, berarti massa jenis rata-rata kapal itu adalah bukan hanya massa jenis logam saja, namun disana terdapat massa jenis udara. Nah, ketika dilihat secara keseluruhan, massa jenis rata-ratanya akan lebih kecil dari pada massa jenis air laut. A : oke. Pertanyaan selanjutnya, bagaimana penjelasan tentang syarat tenggelam, melayang dan mengapung? Kenapa dalam peristiwa tenggelam, massa jenis benda harus lebih besar dari pada massa jenis zat cair? Kenapa tidak yang lain? B : bagaimana ya, kurang tau mas haha A : haha oke. coba kamu gambarkan ketiga peristiwa tadi secara sederhana! B : (menggambar peristiwa mengapung, melayang dan tenggelam). Sudah mas. A : menurutmu ada gaya apa saja yang bekerja disana? B : iya mas, hanya gaya berat dan gaya apung yang bekerja pada ketia peristiwa itu. A : oke. Coba kamu gambarkan gaya-gaya apa saja yang ada dalam peristiwa itu! B : (menggambar gaya-gaya yang bekerja).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
56
A : oke. Jadi dari ketiga peristiwa ini, gaya yang bekerja adalah gaya berat dan gaya apung? B : iya mas. A : oke. Kemudian bagaimana dengan gaya besarnya kedua gaya ini? B : maksudnya? A : coba kamu amati, bagaimana dengan besar gaya berat dan gaya apungnya? B : kalau gaya berat besarnya massa benda dikali percepatan gravitasinya. Kalau gaya apung saya lupa bagaimana persamaannya haha A : oke. Menurutmu gaya apung itu gaya yang muncul dari mana? B : emm itu gaya yang disebabkan oleh air mungkin. A : oh jadi air dapat memberikan gaya pada benda? Sebenarnya ketika benda dicelupkan didalam air apa yang akan terjadi? Yang sudah pasti terjadi apa? Apa yang dilakukan air pada benda? B : emmm tekanan air. Jadi, ketika ada benda berada di air dia akan tertekan oleh tekanan air. A : bagaimana dengan tekanannya? B : jadi tekannan air akan menekan benda. Lalu ketika semakin dalam di air tekanannya akan semakin besar. Tekanan ini dirumuskan dengan ρgh. Semakin besar jarak dari permukaan air, tekanannya akan semakin besar. A : jadi misalkan gini (sambil menggambar), ketika benda dicelukan kedalam air dimana saja tekanan air yang dikerjakan pada benda? Coba ditunjukan. B : bagiannya ya? Semua bagian benda akan terkena tekanan. Karena tekanannya di segala arah. Berarti tekanannya ada di seluruh permukaan benda itu (sambil menunjukan pada gambar) A : apakah tekanannya sama untuk disetiap permukaannya? Coba kamu analisis dulu sebentar. B : (...berfikir). jadi setelah saya pikirkan, dibagian kanan dan kiri karena jarak dari permukaan air sama, maka tekanannya juga sama. Sehingga akan saling menghilangkan. berarti dari situ, hanya akan diperhatikan pada bagian atas dan bawah saja. Nah, karena dibagian bawah benda tekanan airnya lebih besar, jadi pada akhirnya akan tersisa tekanan air yang arahnya keatas. Mungkin itu yang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
57
disebut oleh Archimedes sebagai gaya apungnya. (menjelaskan sambil menunjukan pada gambar) A : oh jadi tekanan itu sama dengan gaya? B : emm bukan ding mas. Itu tekanan kan F dibagi A. A : nah disana apakah ada gaya? B : yang ada tekanan mas. Tapi kalau ada tekanan berarti kita dapat menghitung gayanya juga. A : coba bagaimana? B : (menjelaskan sambil menulis) seperti ini mas. Jadi nanti akan diperoleh gaya yang besarnya ρghA yang arahnya keatas. A : oke. Trus itu ρ siapa? h yang mana? Dan A itu milik siapa? B : karena ini adalah gaya yang dikerjakan air, maka ρ itu miilik fluida. Oh tapi h dan A ini kan milik si benda jadi dapat saya rumuskan sebagai V (volume). A : volume? Volume benda berarti? B : emm volume air mas. Tapi volume air yang terdesak. Kalau dalam peristiwa ini karena bendanya tercelup seluruhnya jadi ya volume air yang terdesak sama dengan volume bendanya. Seperti yang dijelaskan di awal tadi mas, volume air terdesak akan sama dengan volume benda yang tercelup. A : oke, berarti ini adalah gaya yang disebabkan oleh zar cair kan? B : iya mas. Inilah yang namanya gaya apung, saya inget sekarang. A : oh jadi ini yang namanya gaya apung? Yang besarnya ρgV? B : iya mas. A : nah coba kamu perhatikan gambar yang tadi! Bagaimana dengan besar gaya apungnya? B : besarnya sama dengan gaya berat bendanya mas. Di awal tadi volume air yang tumpah akan sama dengan volume benda yang tercelup itu pengaruhnya di sini. Jadi, ketika volume benda yang tercelup hanya separonya dia juga akan berpengarung pada besarnya gaya apung itu yang pengaruhnya juga setengahnya. A : maksudnya? B : kan volume air yang tumpah sama dengan volume benda yang tercelup itu ngaruh ke gaya apung mas. Volume benda yang tercelup kan sama dengan volume air yang dipindahkan, jadi itu akan ngaruh ke gaya beratnya. Ato dengan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
58
kata lain, gaya apungnya sama dengan gaya berat benda yang tercelup. Jadi dia awal tadi aku salah, kalau massa yang berpengaruh tapi berat benda yang tercelup. A : oke. Penjelasannya bagaimana? B : kan apa bila benda yang tercelup di dalam air dia akan mendesak zat cair. Nah, besarnya desakan ini akan sama dengan gaya apung. Atau dapat dituliskan dengan FA=Wb. makanya benda yang tercelup di dalam air akan seperti kehilangan beratnya dan terasa lebih ringan. A : oh gitu? Jadi, apakah persamaan ini berlaku untuk ketiga peristiwa tadi? Untuk peristiwa tenggelam, melayang dan mengapung? B : iya mas. Kan ketiganya mengalami kedua gaya ini. Dan peristiwanya kan berada pada posisi stimbang, jadi resultan gayanya adalah nol. Jadi gaya apung akan sama dengan gaya beratnya di semua peristiwa. A : oh oke. Sekarang coba buktikan dengan membuktikan syarat-syarat mengapung, melayang dan tenggelam tadi! B : oke mas, bentar. (membuktikan syarat-syarat mengapung, melayang dan tenggelam) Sudah mas. Tapi yang tenggelam tidak ketemu. A : oke. Yang tenggelam tidak terbukti ya? coba kamu perhatikan lagi, ada sesuatu yang kurang tidak? B : yang kurang? Sepertinya tidak ada je mas. A : ingatkah kamu ketika ada sebuah benda diam yang diletakkan pada sebuah bidang? Dia akan mengalami gaya apa saja? B : gaya gravitasi kan? A : ada tidak gaya lain? B : oh itu mas. Aksi-reaksi. Ada gaya normal. Brarti disini ada yang normal (sambil membetulkan perhitungannya) berarti nanti pada peristiwa tenggelam, gaya apungnya akan lebih kecil dari pada gaya berat benda. Sehingga (melanjutkan pekerjaannya). Jadi terbukti mas. Yeah! Haha A : hahaha oke. Selamat. Haha B : haha
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
A : jadi apa kesimpulanmu tentang gaya Archimedes ini? B : gaya archimedes ini adalah gaya apung, gaya yang arahnya ke atas. Gaya yang disebabkan oleh tekanan air. Besarnya adalah sama dengan berat fluida yang dipindahkan atau berat benda yang tercelup. A : oke. terima kasih atas waktunya. B : iya mas, sama-sama.
59
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 2: Latihan Wawancara 1 Transkrip latihan wawancara partisipan A (A = Peneliti; B = Partisipan) A : pernah dengar yang namanya Archimedes? B : Archimedes? Iya. A : itu tokoh yang bicara mengenai apa? B : tentang air air itu kan ya? lupa haha A :yaah. Misalkan ada benda yg dmasukkan dlm zat cair. Dia akan mengalami keadaan apa? B :hmmm itu lho mas bendanya akan tengelam, mengapung, dan berubah bentuk. A :oh selain tenggelam, mengapung berarti batu yang dicelupkan di dalam air mulainya bentuknya bola bisa berubah jadi balok gitu ya? B : enggak. Berarti tidak bisa berubah bentuk haha A :oh. Kalo tenggelam dan mengapung kenapa bisa terjadi? Benda akan mengalami mengapung dan tenggelam karena dipengaruhi oleh apa? B :dipengaruhi oleh massa. Kan misalnya batu kan punya massa yang lebih berat dibandingkan plastic. Sehingga batu akan tenggelam sedangkan plastik bisa mengapung. A : jadi yang mempengaruhi adalah massanya? B : iyaa. Bener kan mas? haha A : coba kita lihat di kehidupan sehari-hari saja ya. tahu kapal? B : tahu lah mas. A :kapal punya massa yang lebih besar dari pada batu kerikil, tapi kenapa ya batu kerikil tenggelam sedangkan kapal mengapung? Padahal massa kapal jauh lebih besar. B :hmmm kenapa ya? aduh gak tahu mas udah lupa. A :sekarang gini. Misalkan ada dua tabung yang punya volume sama. Di isi 2 zat cair yang berbeda jenisnya. Kemudian ada satu telur. Ketika telur dicelupkan pada tabung 1 telur akan tenggelam, sedangkan ketika dimasukkan
60
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
61
ke dalam tabung 2 telur akan mengapung. Coba kamu amati apa yang membedakan dari kedua peristiwa ini! B :yang membedakan itu zat cairnya mas. Trus telurnya sama ya? berarti massanya juga sama. Eh iya ding, bukan bergantung pada massa tapi massa jenisnya. Iya iya inget sekarang. Haha trus kemungkinan keadaan bendanya masih ada satu lagi yaitu melayang, yang di tengah-tengah air itu. A :lho tadi bilangnya bergantung massa, sekarang bergantung massa jenis? Lha yang bener yang mana ini? B :yang massa jenis mas haha A :kalau memang tergantung pada massa jenis bagaimana kamu menjelaskannya? B :seingetku sih mas, kalau tenggelam itu bendanya punya massa jenis lebih besar dari air. Kalau mengapung itu bendanya punya massa jenis yang lebih kecil. Trus kalau melayang bendanya punya massa jenis yang sama dengan massa jenis air. Iya kan ya? udah agak lupa sih mas haha A :oh gitu ya? trus balik ke pertanyaan awal. Apa yang di bahas Archimedes? Konsep apa? B :aduh mas gak tau udah lupa haha. Pokoknya tntang air-air gitu. A :kamu pernah main air? Renang? Atau mencelupkan benda didalam air? Bagaimana rasanya mengangkat benda yang berada di dalam air? B :iya pernah. Itu mas, kalau mau gerak di air itu susah. Terus kalau itu bendanya jadi lebih ringan mas. A :tambah ringan kan bendanya? Nah kira-kira apa apa disana kok bendanya bisa tambah ringan? Ada gaya apa saja disitu? B : gaya apa ya? gaya gravitasi ya? A :selain gaya gravitasi? B : gaya apa ya? gak tau mas. A :dari peristiwa tadi ya, benda bisa mengalami tenggelam karena dikerjakan gaya apa? arahnya? B :gaya gravitasi kan ya? arahnya jalas kebawah makanya benda bisa tenggelam. A :laah. Trus sekarang peristiwa yang lain. Mengapung. Benda yang mengapung mengalami gaya gravitasi tidak? B :iya jelas mengalami gaya gravitasi lah.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
62
A :arahnya? B :jelas kebawah dong mas. A :kalau benda dikerjakan gaya kebawah kenapa benda itu bisa tetap berada di permukaan/ mengapung? B :oh iya ya. kenapa ya? aduh mas bingung. A :nah kira-kira ada gaya lain enggak yang dikerjakan pada benda itu? B :oh. hmm. berarti ada dong mas. gaya yang arahnya keatas biar bendanya tidak tenggelam. A :ya. terrus gaya apa itu? kenapa kira-kira ada gaya keatas? B :gaya apa ya? gak tau mas. Kenapa ada gaya keatas mungkin karena gaya yang disebabkan oleh zat cairnya. A :trus apakah gaya yang keatas ini juga ada pada semua peristiwa? tenggelam, melayang dan mengapung? B : iya mas sepertinya. A :balik lagi ke pertanyaan awal ya, konsep apa yang dikatakan oleh Archimedes? atau bagaimana hukum yang dikatakan oleh Archimedes? B : aduh mas masih gak tau, lupa. udah gak inget sama sekali. pokoknya seingatku dia bahas tentang air-air giru lah mas.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 3: Latihan Wawancara 2 Transkrip latihan wawancara partisipan B
(A = Peneliti; B = Partisipan) A :bicara tentang fisika, pasti sudah belajar sejak SD dulu kan ya? B :ya begitulah mas. A :oke. Kenal dengan Archimedes? B :oh Archimedes? Kenal. Dia tokoh fisika. A :hmm. Dalam fisika, memangnya dia tokoh yang membahas tentang apa? B :itu lah mas fluida apa air air gitu. A :oh ya. Terus dia juga mencetuskan sebuah konsep tentang fluida atau apa gitu? B :sepertinya iya. Ada Hukum Archimedes gutu mas. A :nah bagaimana hukumnya itu? B :aduh sebenarnya saya juga lupa-lupa ingat. Yang saya ingat sepertinya dijelaskan bahwa ketika benda masuk ke air itu volume benda sama dengan volume air yang tumpah. Iya gak sih? A :oh gitu ya? trus misalnya sebuah benda yang di masukkan ke dalam air akan mengalami peristiwa apa? B :yang saya tahu ada 3 peristiwanya mas. Ada tenggelam, terapung dan melayang. A :trus kira-kira apa yang menyebabkannya? B :itu tergantung mas. Kalo massanya berat maka akan tenggelam, kalo ringan ya terapung. Trus yang melayang itu karna massanya gak berat dan gak terlalu ringan juga. A :jadi massa sebuah benda yang mempengaruhi? B :iya mas. A :berarti besi akan tenggelam karena punya massa yang besar dan kapas akan mengapung karena massanya ringan? B :iya. 63
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
64
A :tapi saya masih bingung. Di kehidupan kita sehari-hari kapal laut besar itu kan dari besi dan massanya pasti sangat besar. Tapi kenapa kok tidak tenggelam ya? B :hmm ee. Kalau itu sih 2 keadaan yang berbeda mas. Kalu kapal mungkin ada diberikan suatu alat biar dia bisa mengapung. Kalau batu kan sudah jelas bisa kita amati dalam kehidupan sehari hari. A :Misalkan ada dua tabung yang punya volume sama. Di isi 2 zat cair yang berbeda jenisnya. Kemudian ada satu telur. Ketika telur dicelupkan pada tabung 1 telur akan tenggelam, sedangkan ketika dimasukkan ke dalam tabung 2 telur akan mengapung. Coba kamu amati apa yang membedakan dari kedua peristiwa ini! B :bedanya ya zat cai yang digunakan mas. A :keadaan mendanya berbeda gak? B :iya. Berbeda. Tenggelam dan yang satunya mengapung. A :berarti apa yang bisa kamu amati dari peristiwa ini? B :jenis zat cairnya beda, sedangan massa telurnya sama. Tetapi ada 2 peristiwa yang berbeda. Berarti tidak bergantung pada massa mas. Karena zatnya beda, berarti massa jenisnya beda juga. Berarti keadaan benda bukan bergantung pada massa tetapi massa jenis mas. A :jadi sebenarnya bergantung pada massa atau massa jenis? B :massa jenis mas. A :bagaimana pengaruhnya? Atau apa syaratnya benda bisa tenggelam, melayang dan mengapung? B :pokoknya ada niali tentunya gitu mas. Tengelam itu kalau massa jenis bendanya lebih besar atau lebih kecil ya, untuk mengapung dan melayang juga gitu. Lupa mas haha pokoknya massa jenisnya lebih kecil atau lebih besar gitu. A :nah sekarang ketika benda di celupkan kedalam air, ada gaya apa saya yang dikerjakan pada benda? B :gaya gravitasi. A :apa Cuma ada gaya gravitasi saja?
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
65
B :emmm. Sama tekanan air juga sih mas, makanya benda bisa terapung dan melayang. A :lalu tekanan itu sebenarnya menyebabkan adanya gaya apa? B :gaya apa ya? pokoknya tekanan air itu menyebabkan gaya yang dikerjakan pada benda. Berarti ada gaya lain selain gaya gravitasi mas yaitu gaya yang di kerjakan benda karena tekanan air. A :kalau memang ada gaya itu, bagaimana arahnya? B :keatas mas. Kan biar bisa mengimbangi gaya gravitasi jadinya benda bisa ada yang mengapung dan melayang. A :nah sebenarnya gaya apa itu? Dan bagaimana gaya itu bekerja? B :aduh gak tau mas, udah lupa ahahaha A :yaudah. Sekarang konsep apa yang dikatakan oleh Archimedes? B :apa ya? udah lupa mas. Yang saya tahu tentang Archimedes ya dia bicara tentang, ketika sebuah benda yang dimasukkna di dalam air, maka volume benda akan sama dengan volume air yang tumpah. A :iya. Ada konsep apa kah dalam pernyataanmu ini? B :apa ya, kurang tahu juga sih mas. Yang saya tahu ya itu tadi, volume benda sama dengan volume air yang tumpah.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 4: Latihan Wawancara 3 Transkrip latihan wawancara partisipan C (A = Peneliti; B = Partisipan) A : pastinya sudah belajar ilmu fisika sejak SMP kan ya? B : iya, bener banget. A : kenal tokoh fisika Archimedes? B : ya pernah dengar. A : dalam fisika, dia tokoh di bidang apa? B : di bidang fluida statis mas. A : oh yang dibagian apa? Semuanya konsep fluida statis kah? B :enggak mas, yang saya kenal dia bicara tentang benda yang mengapung, tenggelam dan melayang. A :trus kalau menurutmu dari ketiga peristiwa yang kamu sebutkan tadi hal apa yang mempengaruhinya? B : yang mempengaruhinya itu massa jenisnya mas, A : massa jenis? Atau massa? B : massa jenis mas. A : Yakin? B : iya mas. A : oh kenapa kok bisa? Coba jelaskan! Digambar juga gak papa. B : itu mas dalam peristiwa itu keadaan bendanya dipengaruhi oleh massa jenisnya. Kalau massa jenis benda lebih besar dari massa jenis air dia akan tenggelam. Trus kalau massa jenis benda sama dengan massa jenis air dia akan melayang, dan kalau massa jenis benda lebih kecil dari massa jenis air dia akan tenngelam. (menjelaskan sambil menggambar dan menulis) A : trus kapal yang besar itu terbuat dari logam yang punya massa jenis yang lebih besar dari pada massa jenis air, kenapa dia bisa terapung? B : di dalam kapal kan ada ruang kosong berupa udara. Sehingga massa jenis rataratanya adalah massa jenis kapal ditambah massa jenis udara dalam ruang
66
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
67
kosong tersebut. Nah sehingga massa jenisnya menjadi lebih kecil dari pada massa jenis air, makanya kapal bisa mengapung mas. A : oke. Trus bagaimana penjelasan tentang syarat-syarat tenggelam, mengapung maupun melayang itu? Kanapa dalam peristiwa mengapung massa jenis benda harus lebih kecil dari pada massa jenis air? Kenapa tidak massa jenisnya sama? B : hmmm, gimana ya. A : Archimedes bicara tentang konsep apa? B : aduh apa ya? Setau saya ya itu mas dia menjelaskan ketiga peristiwa tadi. A : kalau hukumnya saja, bagaimana hukum Archimedes? B : sebentar mas, tak inget-inget dulu. Aduh lupa mas haha A : oke. Suatu benda yang dicelupkan dalam fluida dia akan mengalami gaya apa saja? B : gaya gravitasi mas. A : arahnya? B : kebawah. A : trus ada gaya lain selain gaya gravitasi gak? B : hmm ada gak ya. Ada. Tekanan air mungkin. A : bagaimana tekanan airnya? B : jadi dia mendesak benda yang dicelupkan dalam fluida. A : apakah besar tekanannya sama di setiap sisi benda? B : lebih besar di bagian bawah mas (sambil menunjukan digambar) A : kenapa memangnya? B :itu mas, tekanan hidrostatis (sambil menuliskan persamaan P=pgh). Karena semakin besar jarak benda dari permukaan air maka tekannannya semakin besar. Sehingga tekanan yang diberikan benda akan lebih besar dibagian bawahnya. (sambil menunjukannya pada gambar) A :apakah tekanan yang diberikan air hanya ada pada bagian atas dan bawah benda saja? B :tidak. Sebenarnya seluruh benda akan mengalami tekanan pada seluruh arah. Tapi karena pada arah horizontal tekanan air akan saling menghilangkan atau total
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
68
gayanya nol. Tapi pada bagian atas dan bawah dia tidak nol karena pengaruh ketinggian dari permukaan air. A : berarti kesimpulanmu apa tentang tekanan yang diberikan oleh air ini? B : jadi resultan gaya atau tekanan yang dikerjakan air pada benda akan menyisakan tekanan yang arahnya keatas. A : oh gitu. Trus tekanan ini berpengaruh apa dalam pembicaraan kita diawal tadi? B : jadi tekanan keatas ini lah yang dapat mengimbangi gaya gravitasi sehingga tidak semua benda tenggelam. Atau benda dapat mengapung dan melayang karena ada tekanan ini. A : oke. Coba gambarkan arah gaya-gaya apa saja yang ada pada benda dalam air, seperti yang telah kamu jalaskan tadi! B: (menggambar arah gaya) A : trus apakah tekanan keatas ini besarnya selalu sama pada peristiwa mengapung, tenggelam dan melayang? B : berbeda. A : bagaimana bedanya? B : kalau dalam peristiwa tenggelam tekanan keatasnya akan lebih kecil dari pada gaya gravitasi benda, makanya bendanya bisa tenggelam. Kalau dalam peristiwa mengapung, tekanan keatasnya akan lebih besar dari pada gaya gravitasi benda, sehingga tekanan ini dapam melawan gaya gravitasi. Makanya bendanya bisa mengapung. Dan, kalau dalam peristiwa melayang, tekanan keatasnya akan sama dengan gaya gravitasi benda, sehingga mereka saling mengimbangi. Makasnya benda bisa melayang di tengah-tengah. A : nah dari perbincangan kita dari awal tadi. Pertama, kamu mengartikan sebuah benda akan tenggelam, mengapung dan melayang karena dipengaruhi oleh massa jenisnya. Pernyataanmu yang kedua, kamu menyatakan sebuah benda akan tenggelam, melayang dan mengapung karena ada tekanan keatas yang dapat mengimbangi gaya gravitasi. Nah, yang bener yang mana ini? B : wah iya, aduh malah bingung sendiri eh mas hahaha A : hahaha. Trus yang bener yang mana ini menurutmu?
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
69
B : kalau menurut jalan pikirku sih mas. Keduanya bisa di terapkan. Dari keduanya, konsep massa jenis bisa dan konsep tekanan juga bisa. A : nah, trus bagaimana kamu men jelaskannya? B : haha kalau yang konsep tekanan ya seperti yang tadi mas, trus yang konsep massa jenis aku gak tau hahaha. A : oh oke. Kalu gitu terimakasih sudah mau diwawancari dan maaf kalau menyita waktunya. Terima kasih ya! B : iya mas sama-sama. Maaf juga kalau hasil wawancaranya kurang memuaskan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 5: Lembar Pekerjaan Partisipan
70
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
71
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 6: Latihan wawancara 1: Lembar Pekerjaan Partisipan A
72
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 7: Latihan wawancara 2: Lembar Pekerjaan Partisipan B
73
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 8: Latihan wawancara 3: Lembar Pekerjaan Partisipan C
74
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 9. Kisi-Kisi Pertanyaan
1. Partisipan dapat menyebutkan peran Archimedes dalam bidang fisika 2. Partisipan dapat menyebutkan bunyi hukum Archimedes 3. Partisipan dapat menjelaskan hukum Archimedes 4. Partisipan dapat menjelaskan arti berat fluida yang dipindahkan 5. Partisipan dapat menyebutkan syarat-syarat benda mengapung, melayang, dan tenggelam 6. Partisipan dapat menggambar diagram gaya yang bekerja pada benda yang dibenamkan di dalam air 7. Partisipan dapat menjelaskan pengertian gaya apung 8. Partisipan dapat menuliskan persamaan/rumus gaya apung 9. Partisipan dapat menunjukan gaya apung yang timbul karena konsekuensi tekana air 10. Partisipan dapat membuktikan syarat-syarat benda mengapung, melayang, dan tenggelam
75