BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia ... - ETD UGM

Pulau. Jawa berdasarkan Gambar 1.1. memiliki risiko yang tinggi hampir pada seluruh pesisir pantai selatan, sedangkan Pulau Lombok keseluruhan wilayah...

5 downloads 373 Views 214KB Size
BAB I PENDAHULUAN

1.1.

Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara dengan tingkat risiko tinggi

terhadap kejadian bencana tsunami. Kondisi geologis Indonesia yang terletak pada tumbukan

3

lempeng

tektonik

aktif

(Eurasia,

Indo-Australia,

Pasifik)

menimbulkan aktivitas seismik yang tinggi di beberapa wilayah di Indonesia, sehingga memicu timbulnya kejadian tsunami di zona-zona subduksi, (Latief et al, 2000; Wibowo, 2012). Tingginya potensi risiko bencana tsunami di Indonesia telah dibuktikan dengan adanya kejadian-kejadian tsunami pada kurun waktu 30 tahun terakhir, yakni mulai tahun 1883-2010, dan kejadian Tsunami yang mengguncangkan mata dunia adalah kejadian Tsunami Aceh, Pangandaran dan Mentawai, dikarenakan telah menelan banyak korban, serta berbagai kerugian baik fisik, sosial, dan ekonomi. Berbagai dampak dari kejadian tsunami di Indonesia membuktikan bahwa Indonesia memiliki risiko bencana tsunami yang tinggi. diketahui bahwa potensi risiko tinggi terhadap tsunami berada pada kawasan pesisir pantai selatan. Pulau Jawa berdasarkan Gambar 1.1. memiliki risiko yang tinggi hampir pada seluruh pesisir pantai selatan, sedangkan Pulau Lombok keseluruhan wilayah di Pulau Lombok memiliki risiko yang tinggi terhadap ancaman bahaya tsunami.

1

2

Gambar 1.1. Peta Indeks Risiko Bencana Tsunami di Indonesia (Sumber: BNPB, 2011)

3

Salah satu kejadian gempabumi dan tsunami yang pernah terjadi dan belum banyak disoroti adalah kejadian tsunami di Gili Trawangan Provinsi Nusatenggara Barat Tahun 1986. Gili Trawangan merupakan salah satu pulau kecil di Nusatenggara Barat tepatnya terletak di bagian barat laut Pulau Lombok. Sejarah geologi menjelaskan bahwa Pulau Lombok terjadi dari proses pengangkatan akibat aktivitas Gunungapi, dicirikan dengan tersingkapnya batuan vulkanik tua yang terbentuk di bawah muka laut serta masih aktifnya Gunungapi Rinjani yang terbentuk pada zaman Kuarter. Sejarah geologi lain juga menggambarkan terdapat garis patahan yang membentang gugusan Pulau Bali dan Nusatenggara yang juga turut menimbulkan ancaman kejadian bencana di antaranya adalah bencana gempabumi dan tsunami, (Astawa, 2005:2). Kondisi geologi dan geomorfologi Pulau Lombok menempatkannya pada daerah yang rawan terhadap ancaman bahaya genpabumi dan tsunami baik itu gempa tektonik ataupun vulanik. Gili Trawangan yang berada tepat di Selat Lombok sangat terpenagaruh oleh keadaan geologi dan Geomorfologi Pulau Lombok, meskipun Gili Trawangan merupakan pulau yang terpisah namun pembentukan Gili Trawangan tidak terlepas dari kejadian atau sejarah terbentuknya Pulau Lombok. Keadaan inilah yang membuat Gili Trawangan juga sangat rentan terhadap ancaman bahaya gempabumi dan tsunami. Selain itu Gili Trawangan memiliki ancaman lebih tinggi terhadap bahaya tsunami dibandingkan dengan Pulau Lombok, karena kondisi Gili Trawangan yang tepat berada pada jalur patahan busur belakang bali-flores yang tepat terletak di Selat Lombok.

4

Gambar 1.2. Peta Indeks Risiko Bencan Tsunami Provinsi Nusatenggara Barat ( Sumber: BNPB, 2011)

5

Potensi risiko terjadinya tsunami di Gili Trawangan sangatlah tinggi, pada Gambar 1.2. terlihat jelas bahwa Pulau Lombok dan Gili Trawangan memiliki indeks yang tinggi akan ancaman bencana tsunami. Kejadian tsunami di Gili Trawangan Tahun 1986 meskipun merupakan kejadian tsunami yang tidak terdeteksi jumlah korban, kerusakan, serta magnitude gelombang tsunami yang menghantam, namun dapat menjadi satu bukti bahwa tsunami yang pernah terjadi sebelumnya memungkinkan dapat terjadi pada waktu yang akan datang. Kajian tentang kebencanaan juga belum pernah dilakukan di Gili Trawangan, sehingga diperlukan salah satu bentuk manajemen bencana khusunya penilaian risiko terhadap tsunami sebagai bagian dari mitigasi akan kejadian bencana tsunami di masa mendatang sebagai salah satu bentuk manajemen bencana terhadap pulau yang terkenal dengan keindahan wisata pantai tersebut,. Undang-undang RI No. 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana Bab VII pasal 44 menjelaskan bahwa mitigasi bencana merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan penanggulangan bencana dalam situasi atau kondisi wilayah yang berpotensi terjadi bencana, seperti halnya upaya penilaian risiko bencana tsunami di Gili Trawangan. Hasil penilaian risiko bencana tsunami nantinya diharapkan dapat berguna bagi pemerintah dan masyarakat setempat guna meningkatkan kesiapsiagaan terhadap kejadian bencana tsunami yang sempat dilupakan sebelumnya.

6

1.2.

Permasalahan Penelitian Gili Trawangan adalah sebuah pulau kecil yang terletak di Selat Lombok

yang merupakan zone benturan lempeng Indo-Australia dengan Eurasia di selatan dan patahan naik busur belakang Bali-Flores (Bali-Flores back arc thrusting) di utara (Daryono, 2011). Kondisi Geologi tersebut mengakibatkan daerah Gili Trawangan rawan terhadap bencana tsunami. Selain merupakan daerah yang memiliki kerawanan yang tinggi terhadap bencana, Gili Trawangan merupakan kawasan pariwisata andalan Kabupaten Lombok Utara dan Provinsi Nusatenggara Barat, dapat dilihat dari sumbangan Gili Trawangan terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) sebesar 40% tiap tahunnya (DPPKAD Lombok Utara). Keindahan alam berupa pasir putih, air pantai yang jernih, dan fasilitas wisata yang sudah bagus menjadi nilai jual daerah ini kepada wisatawan mancanegara maupun wisatawan lokal. Kunjungan Wisatawan yang terus meningkat dari tahun ke tahun membuat objek wisata Gili Trawangan terus mendapatkan perhatian dari pemerintah. Terbukti dengan adanya proses pembangunan fasilitas dalam dua tahun terakhir yang dilakukan oleh pemerintah maupun oleh investor guna mengembangkan objek wisata ini. Tercatat 3 pembangunan hotel bintang lima dan 7 resort skala menengah pada tahun 2011, selain itu pembangunan sarana pariwisata berupa jalan lingkar di Gili Trawangan sudah mulai dilakukan dari awal tahun 2012. Tingginya kerawanan terhadap bencana Tsunami yang ada di Gili Trawangan, maka dapat dirumuskan beberapa permasalahan pada Gili Trawangan sebagai Berikut:

7

1.

Bagaimanakah penilaian kerentanan fisik, sosial, dan ekonomi di Gili Trawangan terhadap ancaman bahaya tsunami?

2.

Bagaimanakah kapasitas masyarakat tentang ancaman bencana tsunami di Gili Trawangan?

3.

1.3.

Bagaimanakah penilaian risiko bencana tsunami di Gili Trawangan?

Keaslian Penelitian Penelitian mengenai penilaian risiko bencana dalam berbagai aspek telah

banyak dilakukan. Seperti penelitian mengenai manajemen risiko bencana pada aspek keruangan yang dilakukan oleh Probosiwi (2012) dengan mengangkat tema mengenai Manajemen Risiko Tsunami untuk Penataan Ruang di Pesisir Perkotaan Pacitan, Jawa Timur. Tujuan penelitian manajemen risiko tsunami yang dilakukan oleh Probosiwi tersebut adalah untuk menganalisis upaya pemerintah dalam pengelolaan informasi risiko tsunami, termasuk di dalamnya yaitu melakukan penilaian terhadap kerentanan. Kapasitas, risiko, dan manajemen risiko untuk penataan ruang, dengan hasil evaluasi, sekaligus merumuskan upaya manajemen risiko tsunami untuk penataan ruang di Pacitan. Penelitian lain yang juga bertemakan penilaian risiko adalah penelitian yang dilakukan oleh Wibowo (2012), mengenai Penilaian risiko Tsunami Terhadap Bangunan dan Pengurangan Risiko Bencana Berbasis Transfer Risiko: Studi Kasus di Kelurahan Ploso, Pacitan, serta Evaluasi Multi Kriteria Keruangan untuk Penilaian Risiko Total Tsunami di Pacitan oleh Zulkarnain (2012). Hasil

8

penelitian dari kedua peneliti tersebut hampir sama yakni berupa peta kerentanan individu, serta peta risiko kerugian yang dapat dikurangi. Penelitian lebih spesifik dan mendetail yang bertemakan penilaian risiko tsunami, dilakukan oleh Mardiatno (2008) di pesisir pantai Pulau Jawa. Penelitian tersebut bukan hanya mengangkat tentang penilaian risiko tsunami berdasarkan zona bahaya masing-masing daerah, namun juga menganalisis model risiko tsunami yang terjadi, serta memformulasikan upaya mitigasi yang sesuai dengan karakteristik risiko tsunami di pesisir pantai selatan Pulau Jawa. Penelitian ini yang juga mengangkat tema mengenai penilaian risiko memiliki karakteristik tersendiri yang membedakan dan menjadi ciri dari pada penelitian lainnya. Penelitian ini bukan hanya menjelaskan bagaimana penilaian risiko bencana tsunami di Gili Trawangan sebagai kepualan kecil di Kabupaten Lombok Utara, namun juga menghitung bagaimana tingkat kerentanan, dan kapasitas masyarakat yang ada di dalamnya, sehingga dapat diketahui bagaimana upaya yang tepat guna meminimalkan risiko bencana berdasarkan kapasitas masyarakat, dan karakteristik pulaunya. Metode yang digunakan untuk mendapatkan data sesuai dengan tujuan yang diharapkan dalam penelitian ini menggunakan metode kombinasi, yakni gabungan antara metode kualitatif dan kuantitatif, yang nantinya dapat menjabarkan data bukan hanya secara perhitungan saja, namun juga terdapat uraian penjelasan sebagai penguat data kuantitatif.

9

Tabel 1.2. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian-penelitian sebelumnya No Nama peneliti Judul Penelitian

Tujuan

Metode

1

Ratih Probosiwi

Manajemen Risiko Tsunami untuk Penataan ruang di Pesisir Perkotaan Pacitan, Jawa Timur (2012)

Menganalisis upaya pemerintah dalam pengelolaan informasi risiko tsunami, termasuk di dalamnya yaitu melakukan penilaian terhadap kerentanan. Kapasitas, risiko, dan manajemen risiko untuk penataan ruang

-

Analisis evaluatif Survei FGD Pendekatan Sektoralinstitusional

2

Totok Wahyu Wibowo

Penilaian Risiko Tsunami Terhadap Bangunan dan Pengurangan Risiko Bencana Berbasis Transfer Risiko: Studi Kasus di Kelurahan Ploso, Pacitan (2012)

Menghitung kerentanan dan risiko bangunan terhadap bencana tsunami

-

Evaluasi Multi Kriteria Keruangan untuk Penilaian Risiko Total Tsunami di Pacitan (2012)

- Metode Wawancara Langsung - Metode Skoring dan Pembobotan - Metode Tumpangsusun - Metode Spatial multicriteria evaluation

-

Menilai kerentanan dan risiko bangunan secara kuantitatif Menilai besaran risiko kerugian yang dapat dikurangi jika terdapat mekanisme asuransi bencana Melakukan penilaian terhadap indikator fisik, sosial, dan ekonomi, sebagai komponen kerentanan tsunami Pemodelan indikator kerentanan fisik, sosial, ekonomi, dan lingkungan menggunakan GIS Melakukan analisis multi-criteria

3

Muhammad Wahyu Dicky Zulkarnain

-

-

-

Hasil Penelitian Menjelaskan, mengevaluasi, sekaligus merumuskan upaya manajemen risiko tsunami untuk penataan ruang di Pacitan

- Peta kerentanan individu bangunan - Peta risiko spesifik individu bangunan - Risiko kerugian yang dapat dikurangi

- Peta Kerentanan (indikator fisik, sosial, ekonomi, dan lingkungan) - Informasi kerentanan tsunami Pacitan melalui peta risiko tsunami Pacitan

10 Lanjutan -

4

Djati Mardiatno

Tsunami Risk Assessment Using Scenario-Based Approach, Geomorphological Analysis and Geographic Information System, A Case Study in South Coastal Areas of Java Island- Indonesia (2008)

- Menganalisi beberapa model tsunami - Menilai risiko tsunami dengan penentuan daerah bahaya dan penilaian kerentanan - Memformulasikan model mitigasi tsunami berdasarkan skenario terburuk

-

-

evaluation Mengetahui tingkat risiko bencana tsunami pacitan Pemodelan tsunami pada berbagai macam skenario Perhitungan penilaian risiko Membuat skenario mitigasi berdasarkan skenario tsunami terburuk

- Peta Bentuklahan, bahaya tsunami, risiko tsunami, lokasi shelter dan safety tower - Model inundasi tsunami secara hipotetik - Rancangan mitigasi berdasarkan skenario terburuk

11

1.4.

Tujuan Penelitian Berdasarkan pemaparan dari permasalahan mengenai tsunami di Gili

Trawangan, maka tujuan dari penelitian ini adalah: 1.

Melakukan penilaian terhadap kerentanan fisik, sosial, dan ekonomi sebagai salah satu komponen dalam penghitungan manajemen risiko di objek wisata Gili Trawangan

2.

Melakukan penilaian terhadap pengetahuan kebencanaan dan kesiapan masyarakat sebagai acuan dalam menghitung kapasitas masyarakat

3.

Melakukan penilaian risiko bencana tsunami di Gili Trawangan

1.5.

Manfaat Penelitian Penelitian mengenai analisis manajemen risiko tsunami di Gili Trawangan

Kecamatan Pemenang Kabupaten Lombok Utara, harapannya dapat menjadi suatu kebermanfaatan baik bagi masyarakat sekitar maupun pemerintah setempat, diantaranya: 1.5.1 Ilmu Pengetahuan tentang Manajemen Risiko Tsunami a. Sebagai penambah pengetahuan dan informasi manajemen risiko tsunami di Gili Trawangan 1.5.2 Bagi Pembangunan negara dan bangsa a. Bagi Masyarakat 1

Dapat dijadikan sebagai suatu pengetahuan baru mengenai risiko bencana tsunami yang ada di daerahnya.

2

Dapat dijadikan sebagai rujukan dalam melakukan kesiapsiagaan menghadapi bencana tsunami di Gili Trawangan

12

b. Bagi Pemerintah 1

Dapat menjadi suatu rekomendasi dalam pengembangan objek wisata Gili Trawangan yang berbasi pengurangan risiko bencana

2

Dapat dijadikan suatu rekomendasi dalam pembuatan kebijakankebijakan yang berkaitan dengan Gili Trawangan.